MATERI AKUNTANSI KEUANGAN SECARA UMUM

download MATERI AKUNTANSI KEUANGAN SECARA UMUM

of 14

description

PENJELASAN TENTANG AKUNTANSI KEUANGAN SECARA UMUM YANG SESUAI DENGAN PERATURAN YANG TELAH DITETAPKAN

Transcript of MATERI AKUNTANSI KEUANGAN SECARA UMUM

  • AKUNTANSI KEUANGAN

    Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) memuat Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) yang diadopsi dariConceptual Framework IASC. KDPPLK secara

    spesifik membahas :

    tujuan laporan keuangan

    karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan

    definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan

    konsep modal dan pemeliharaan modal

    TUJUAN LAPORAN KEUANGAN KDPPLK menyatakan tujuan laporan keuangan adalah "menyediakan informasi mengenai

    posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan" (paragraf 12)

    Oleh karena itu, menurut KDPPLK, tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan. KARAKTERISTIK KUALITATIF

    Agar laporan keuangan dapat menyediakan informasi yang berguna bagi pembuat keputusan. KDPPLK mengharuskan informasi yang didalamnya memiliki 4 karakteristik kualitatif, yaitu:

    Dapat dipahami, relevan, keandalan, diperbandngkan

    a. Dapat dipahami KDPPLK mengharuskan semua informasi yang diberikan dalam laporan keuangan dapat

    dipahami oleh banyak pengguna. Namun demikian,bukan berarti informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dimasukkan dalam laporan keuangan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dipahami oleh pengguna tertentu. b. Relevan dan Dapat Diandalkan

    Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan dan harus dapat diandalkan. keandalan laporan keuangan meliputi ciri-ciri, yaitu:

    1. Penyajian yang jujur

    2. Netralitas

    3. Substansi mengungguli bentuk

    4. pertimbangan sehat

    5. kelengkapan

    c. Dapat dibandingkan Laporan keuangan harus dapat diperbandingkan dengan waktu dan tempat tertentu agar

    bermanfaat bagi pengguna. Misalnya, jika laporan keuangan sebuah perusahaan tidak dapat dibandingkan dengan waktu sebelumnya (karena dibuat dengan menggunakan standar pengukuran, sedangkan dampaknya tidak diungkapakan), maka bahkan jika laporan laba rugi komprehensif tahun pertama menunjukkan untung sebesar 15 juta, sedangkan tahun kedua 25 juta, para pengguna tidak bisa mengetahui apakah kinerja perusahaan mengalami peningkatan atau tidak.

    KDPPLK mengakui bahwa terdapat beberapa situasi konflik diantara karakteristk-

    karakteristk kualitatif. Misalnya, sebuah perusahaan membeli sebidang tanah pada tahun 20X1 seharga 80 juta dan nilai pasar tersebut pada tahun 20X7 sebesar 100 juta, maka timbul pertanyaan apakah tanah tersebut harus disajikan di laporan keuangan tahun 20X7 sebesar 80 juta atau 100 juta. Historical cost (biaya historis/perolehan) sebesar 80 juta dapat diandalkan, namun tidak relevan bagi para pengguna ( misal ,investor, atau kreditor ingin mengetahui nila pasar tanah tsb saat ini bukan biaya historisnya). Nilai pasar saat ini 100 juta dapat relevan bagi pembuatan keputusan, namun

  • tidak dapat diandalakan (teknik estimasi yang berbeda akan menghasilkan nilai pasar yang berbeda). Dalam situasi ini, KDPPLK mengharuskan suatu perusahaan agar berupaya mencapai keseimbangan yang sesuai di antara karakteristik kualitatif guna mencapai tujuan laporan keuangan. UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN

    Aset

    Liabilitas

    Ekuitas

    Pendapatan

    Beban

    Aset Aset didefinisikan sebagai sumber daya yang dikuasai sebuah entitas sebagai hasl dari

    peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapakan mengalir ke entitas. Oleh karena, sumber daya yang dikuasai, meskipun tidak dimliki, harus dianggap sebagai aset. Contoh, sebuah entitas harus menyertakan kendaraan bermotor yang diperoleh lewat perjanjian sewa beli atau mesin yang disewakan lewat perjanjan sewa dapat diperlakukan dengan ketetapan PSAK 30 sebagai aset

    Liabilitas

    merupakan kewajiban saat ini sebagai hasil dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar suberdaya yang mengandung manfaat ekonomi. Suatu kewajban dapat berupa kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif

    Ekuitas

    merupakan hak residual aset dikurangi semua liabilitas.

    Pendapatan Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau

    disebuut ,seperti penjualan, pendapatan jasa, bunga, dividen, royalti,sewa. Sedangkan penghasilan mencerminkan pos lainnya, misalnya penjualan aset tetap.

    Beban

    Beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa

    Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui,jika:

    Besar kemungkinan manfaat ekonomi mengalir masuk ke dalam perusahaan

    Nilai atau biaya dapat diukur secara andal

    KONSEP MODAL DAN PEMELIHARAAN MODAL

    Konsep pemeliharaan modal amat pentng bagi pengukuran laba. Menurut Hick,seorang ekonom, laba adalah jumlah maksimum yang dapat dikonsumsi oleh sebuah entitas dalam suatu perode, namun kekayaan di akhir perode sama dengan awal periode.

    Sedangkan pengertian siklus akuntansi menurut Sofyan Syafri Harahap (2003:16) dalam bukunya

    Teori Akuntansi bahwa Proses akuntansi adalah proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi,

    kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian

  • berdasarkan data atau bukti ini, maka diinput keproses pengolahan data sehingga menghasilkan

    output berupa informasi laporan keuangan.

    Tahap-Tahap Siklus Akuntansi

    Dalam siklus akuntansi terdapat tahap-tahap proses pengolahan data, yang saling berurutan hingga

    menghasilkan suatu informasi keuangan. Tahap-tahap dalam siklus akuntansi

    menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2005:16) dalam modulnya Pengantar Akuntansi

    I adalah sebagai berikut :

    A. Tahap Pencatatan

    1. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi

    2. Pencatatan dalam jurnal (buku harian)

    3. Pemindahbukuan ke buku besar

    B. Tahap Pengihtisaran

    1. Pembuatan neraca saldo (trial balance)

    2. Jurnal penyesuaian

    3. Neraca saldo disesuaikan

    4. Perhitungan rugi laba dan neraca

    5. Penyusunan laporan keuangan

    6. Jurnal penutup

    7. Pembuatan neraca saldo penutup

    8. Jurnal pembalik.

    Pengertian Siklus Akuntansi

    Sedangkan menurut Michell Suharli (2006:49) dalam bukunya Akuntansi untuk bisnis jasa dan

    dagang, yang mengemukakan tentang tahap siklus akuntansi adalah :

    A. Tahap pencatatan

    1. Jurnal

    2. Buku besar

    3. Neraca saldo

    B. Tahap pengikhtisaran

    1. Jurnal penyesuaian

    2. Jurnal pembalik

    3. Neraca lajur

    C. Tahap pelaporan

    1. Laporan keuangan

    2. Jurnal penutup

    3. Neraca saldo setelah penutupan.

  • Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode

    akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan

    keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya

    meliputi :

    Neraca

    Laporan laba rugi komprehensif

    Laporan perubahan ekuitas

    Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan

    arus dana

    Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan

    keuangan

    Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan

    adalah aset, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja

    dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya

    mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.

    Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan[sunting | sunting sumber]

    Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan keuangan (bahasa Inggris: financial reporting) dan

    laporan keuangan (bahasa Inggris: financial reports). Pelaporan Keuanganmeliputi segala aspek yang

    berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara

    lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah

    atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU

    (Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau Generally Accepted Accounting Principles/GAAP).

    Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya

    harus dibedakan pula antara statemen (bahasa Inggris: statement) dan laporan (bahasa Inggris: report)

    Pemakai Laporan Keuangan[sunting | sunting sumber]

    Investor

    Karyawan

    Pemberi Pinjaman

    Pemasok dan Kreditor usaha lainnya

    Pelanggan

    Pemerintah

    Masyarakat

    Tujuan Laporan Keuangan[sunting | sunting sumber]

  • Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan

    laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

    perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

    pengambilan keputusan.

    Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar

    pemakai. Namun, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan

    pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh

    keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

    Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (bahasa

    Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan

    kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban

    manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini

    mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan

    atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

    Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan[sunting | sunting sumber]

    Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan

    berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :

    Dapat Dipahami

    Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta dan bentuk serta

    istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna;

    Relevan

    Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi

    keputusan pengguna;

    Keandalan

    Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material;

    Dapat diperbandingkan

    Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan

    pada periode sebelumnya.

    Apa itu matching principle? Match, tepat. Hehe. Inti dari matching principle adalah prinsip yang

    menandingkan pendapatan dan biaya sebuah perusahaan. Biaya yang terjadi dengan pendapatan

    yang muncul sebagai akibat dari adanya biaya tersebut. Adanya prinsip matchin principle yaitu:

    a. Adanya laporan laba rugi

    Laporan laba rugi merupakan langkah kongkret dari penerapan matching principle. Ditandai dengan

    adanya akun pendapatan dipertemukan dengan beban selama satu bulan dalam laporan laba rugi.

  • Laporan laba rugi merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan, dari

    laba yang dihasilkan (selisih antara pendapatan dan biaya).

    b. Adanya jurnal adjustment (jurnal penyesuaian)

    Jurnal penyesuaian, menyesuaikan antara pendapatan dan biaya dalam satu periode yang sama.

    Matching principle dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

    a. Direct matching

    Direct, secara langsung, berarti menandingkan antara pendapatan dan biaya secara langsung.

    Langsung ini berarti langsung melekat, halah, contohnya saja dalam industri mebel, penjualan, akan

    ditandingkan dengan biaya packing produk. Semakin tinggi penjualan semakin tinggi pula packing

    produk tersebut.

    b. Indirect matching

    Indirect, secara tidak langsung, berarti menandingkan antara pendapatan dan biaya secara tidak

    langsung. Contoh untuk memudahkan konsep ini yaitu biaya gaji. Biaya gaji naik, belum tentu

    penjualan naik.

    Pendapatan komprehensif lainnya (Other Comprehensive Income OCI) adalah akun yang mencatat perubahan modal saham dari suatu perusahaan akibat keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari aktivitas sampingan perusahaan. Tujuan dari OCI adalah mempermudah pengguna laporan keuangan untuk menganalisa kinerja perusahaan dari aktivitas utama dan fluktuasi kinerja perusahaan dari aktivitas utama.

    Contoh keuntungan dan kerugian dari aktivitas sampingan adalah:

    1. Keuntungan atau kerugian yang terjadi akibat perubahan nilai wajar dari investasi surat hutang yang dikategorikan available for sale dan held to maturity.

    2. Keuntungan atau kerugian valuta asing dari konsolidasi laporan keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak yang berbeda mata uang pelaporannya.

    3. Keuntungan atau kerugian pembelian derivatif yang ditujukan untuk hedging perubahan mata uang dan perubahan tingkat suku bunga.

    4. Keuntungan atau kerugian nilai asset dari Defined Benefit Plan.

    Dibawah ini kami menyajikan laporan OCI pada laporan laba rugi dari PT Bumi Resources, Tk. Tahun 2012.

    ACCRUAL BASIS

    Dalam dunia akuntansi, basis akuntansi menjadi pijakan penting dalam melakukan pencatatan. Basis akuntansi menentukan asumsi-asumsi yang dipakai dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Dalam praktik akuntansi pemerintahan, terdapat empat macam basis akuntansi yang biasa digunakan, yaitu basis kas, basis akrual, basis kas modifikasi, dan basis akrual modifikasi. Dalam akuntansi berbasis akrual, pendapatan diakui ketika penjualan terjadi dan pengeluaran (belanja) diakui ketika barang atau jasa diterima. Dengan kata lain, basis akrual mengakui transaksi pada saat transaksi. Sedangkan dalam basis kas, pendapatan diakui ketika uang/kas telah diterima dan pengeluaran diakui ketika telah dilakukan pembayaran kas. Selain itu, dalam basis akrual juga mengakui adanya transaksi-transaksi non-kas, seperti pengakuan beban penyusutan, penyisihan piutang tak tertagih, dan sebagainya. Accrual Basis mendasarkan konsepnya pada dua pilar, yaitu:

    1. Pengakuan Pendapatan. Saat pengakuan pendapatan pada accrual basis adalah pada saat perusahaan

    mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan. Dalam konsep accrual

  • basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan kas benar-benar diterima. Makanya dalam

    accrual basis kemudian muncul adanya estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah

    diakui padahal kas belum diterima.

    2. Pengakuan Biaya. Saat pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi.

    Sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat

    dianggap sebagai starting point munculnya biaya meskipun biaya tersebut belum dibayar. Dalam era

    bisnis dewasa ini, perusahaan selalu dituntut untuk senantasa menggunakan konsep accrual basis ini.

    jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo

    perkiraan (akun) agar menunjukkan keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan.

    adapun tujuan pembuatan jurnal penyesuaian adalah:

    1. agar pada akhir periode akun riil yaitu harta, kewajiban dan modal menunjukkan keadaan yang

    sebenarnya

    2. agar akun-akun nominal, yaitu akun pendapatan dan beban dapat diakui dalam suatu periode dan

    menunjukkan keadaan yang sebenarnya.

    B. AKUN-AKUN YANG MEMERLUKAN PENYESUAIAN

    adapun transaksi yang memerlukan ayat jurnal penyesuaian adalah:

    1. penyesuaian penyusutan aktiva tetap

    2. penyesuaian dibayar dimuka

    3. penyesuaian pemakaian perlengkapan

    4. penyesuaian pendapatan dibayar dimuka

    5. penyesuaian biaya yang masih harus dibayar

    6. penyesuaian pendapatan yang akan diterima

    Pengertian Rekonsiliasi Bank Rekonsiliasi Bank adalah suatu prosedur pengendalian terhadap kas di Bank dengan membandingkan catatan kas perusahaan secara priodik Bank mengirimkan laporan berupa kas statment yang berisi semua transaksi penyetoran selama priode tertentu. Rekonsiliasi bank dilakukan untuk menunjukkan dan menjelaskan adanya perbedaan antara catatan kas menurut bank dan menurut perusahaan. Jika perbedaan dihasilkan dari transaksi yang belum dicatat bank, maka catatan perusahaan dianggap benar. Sebaliknya, jika perbedaan dihasilkan dari kesalahan dalam catatan perusahaan dan catatan bank, maka diperlukan penyesuaian.

    2. Tujuan Rekonsiliasi Bank

    Rekonsiliasi bank dilakukan dengan tujuan : Menentukan saldo kas (bank) yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan (neraca). Mengamankan kekayaan perusahaan dan mendeteksi kemungkinan adanya penyalahgunaan kas di bank.

    Faktor-faktor yang Menyebabkan Pada umumnya, perbedaan antara saldo kas menurut catatan perusahaan dan catatan bank disebabkan oleh 2 (dua) faktor, yaitu : a. Perbedaan Waktu Pengakuan Adanya setoran dalam perjalanan (deposit intransit), yaitu setoran yang dilakukan oleh

    perusahaan, tetapi pihak bank belum menerima, atau belum mengkredit rekening perusahaan. Akibatnya, saldo kas menurut bank terlalu rendah dibanding saldo kas yang benar. Cek yang belum diuangkan (outstanding check), yaitu cek yang dikeluarkan oleh perusahaan

    sebagai tanda pembayaran kepada pihak lain, tetapi pihak penerima belum menguangkan cek

  • tersebut ke bank. Akibatnya bank belum mengetahui adanya pengeluaran oleh perusahaan, sedang perusahaan sudah mencatat adanya pengeluaran. Akibatnya saldo kas menurut bank terlalu besar dibandingkan dengan saldo kas yang benar. Tagihan piutang perusahaan yang dilakukan oleh bank (bank collections) tetapi pihak perusahaan belum menerima memo kredit dari bank. Akibatnya saldo kas menurut perusahaan terlalu rendah dibanding saldo kas yang benar. Biaya bank (bank charge)yang telah didebitkan ke rekening perusahaan di bank, tetapi perusahaan belum menerima surat pemberitahuan dari bank. Akibatnya, saldo kas menurut perusahaan terlalu besar dibanding saldo kas yang benar. Adanya cek kosong atau dana kurang, yaitu cek yang diterima oleh perusahaan dari langganannya

    sebagai penerimaan kas, tetapi setelah disetorkan ke bank ternyata cek tersebut tidak ada dananya atau kurang. Karena perusahaan telah mencatat cek tersebut sebagai penerimaan, saldo kas menurut perusahaan terlalu besar dibanding saldo kas yang benar. b. Kesalahan Pencatatan oleh Bank atau oleh Perusahaan Kesalahan pencatatan yang terjadi pada bank atau pada perusahaan. Akibat yang terjadi karenakesalahan ini berbeda-beda tergantung pada jenis kesalahan yang ada.

    3. Format rekonsiliasi bank Format rekonsiliasi bank dipengaruhi oleh tujuan rekonsiliasi dilaksanakan. Berdasarkan tujuan rekonsiliasi, ada dua bentuk rekonsiliasi bank : a. Rekonsiliasi saldo bank dan saldo perusahaan untuk mendapatkan saldo yang harus dilaporkan. Bentuk ini terdiri atas dua seksi, yaitu: seksi saldo per laporan bank seksi saldo per buku. b. Rekonsiliasi ini dapat dimulai dengan melakukan rekonsiliasi saldo menurut bank beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, kemudian diikuti dengan saldo menurut perusahaan atau sebaliknya.

    c. Rekonsiliasi saldo bank ke saldo perusahaan atau sebaliknya. Rekonsiliasi ini disiapkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut.

    Penyisihan dan Penghapusan Piutang - Dalam bisnis, menjual barang dan jasa secara kredit adalah

    hal yang biasa, dengan penjualan kredit tersebut berarti sebagai penjual akan mencatatkan Piutang.

    Tetapi ada kalanya piutang-piutang tersebut tidak dapat tertagih, bisa karena banyak alasan. Untuk

    itu manajemen biasanya akan membuat langkah antisipasi, salah satunya dengan

    membentuk Cadangan Kerugian Piutang atau Penyisihan Piutang Tak Tertagih atau Cadangan

    Piutang Tak Tertagih (banyak istilah untuk menyebutnya).

    Ada dua metode dalam melakukan pengakuan Piutang tak tertagih, yaitu Metode Penghapusan

    (write-off) dan Metode Penyisihan (Pencadangan) - Bad debt allowance.

    Metode Penghapusan Piutang (Write-off)

    Metode ini langsung menghapus piutang yang dinilai tidak dapat tertagih lagi, yaitu dengan

    langsung membebankan piutang yang dihapus dan mengkreditkan Piutang tersebut.

    Contoh:

    Manajemen Perusahaan menghapus Piutang Usahanya sebesar 1.000.000 karena sudah benar-benar

    tidak dapat tertagih lagi. Maka jurnalnya adalah:

  • Beban penghapusan piutang [D] 1.000.000

    Piutang [K] 1.000.000

    Untuk melakukan ini Perusahaan harus memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-undang

    Pajak Penghasilan (UU No.36 tahun 2008)

    Metode penghapusan langsung piutang tak tertagih dalam Pajak Penghasilan diatur dalam Pasal 6

    Ayat (1) huruf h Undang-undang Pajak Penghasilan. Dalam ketentuan tersebut dinyatakan bahwa

    besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan

    berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

    penghasilan, termasuk di antaranya adalah piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan

    syarat:

    Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;

    Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat

    Jenderal Pajak; dan

    Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah

    yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan

    piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah

    dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur

    bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;

    Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak

    tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k UU PPh.

    Sebagai ketentuan pelaksanaan dari Pasal 6 Ayat (1) huruf h ini adalah Peraturan Menteri Keuangan

    Nomor 105/PMK.03/2009 Tentang Piutang Yang Nyata-Nyata Tidak Dapat Ditagih Yang Dapat

    Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan

    Nomor 57/PMK.03/2010.

    Metode Cadangan Piutang (Bad debt allowance)

    Metode ini dilakukan dengan cara membentuk cadangan atas piutang yang diperkirakan tidak akan

    tertagih. Berbeda dengan metode penghapusan piutang langsung, metode ini tidak langsung

    "membuang" piutang yang diperkirakan tidak tertagih tersebut. Dengan metode ini maka di laporan

    keuangan akan muncul saldoCadangan Kerugian Piutang, biasanya disajikan dengan angka minus di

    bawah Piutang Usaha, atau bisa juga disajikan secara net-off dengan Piutang Usaha.

    Contoh:

    Manajemen mencadangkan Piutang Usaha sebesar 1.000.000 atas Piutang Usaha yang kemungkinan

    besar tidak dapat tertagih lagi.

    Beban cadangan piutang tak tertagih [D] 1.000.000

  • Cadangan piutang tak tertagih [K] 1.000.000

    Dalam menentukan besaran pencadangan piutang, manajemen memiliki beberapa cara antara lain:

    Persentase penjualan, dari pengalaman yang dimiliki perusahaan biasanya mereka memiliki

    persentase atas piutang usaha yang tidak tertagih.

    Analisa Umur, cara ini dilakukan dengan menganalisa umur dari masing-masing Piutang.

    Manajemen biasanya membuat batasan untuk umur piutang. Misal: Perusahaan akan

    mencadangkan Piutang yang berumur lebih dari 2 tahun.

    Penghapusan Piutang yang di cadangkan, Misal dari yang dicadangkan sebesar 1.000.000, ada

    piutang sebesar 400.000 yang benar-benar tidak tertagih dan harus dihapus, jurnal yang dibuat:

    Cadangan piutang tak tertagih [D] 400.000

    Piutang [K] 400.000

    Piutang Yang Dihapus Dibayar (Tertagih)

    Bagaimana jika Piutang yang sudah terhapus ternyata dibayarkan oleh customer? Maka Piutang

    harus dimunculkan lagi terlebih dahulu baru kemudian dibuat jurnal pembayaran Piutangnya.

    Contoh:

    Dari 400.000 Piutang yang telah dihapuskan oleh Perusahaan ternyata dilunasi 200.000, jurnal yang

    muncul adalah sebagai berikut:

    Piutang [D] 200.000

    Cadangan piutang tak tertagih [K] 200.000

    Kas / Bank [D] 200.000

    Piutang [K] 200.000

    Penyusutan Aset Tetap Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

    Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk jenis aset tetap yang tingkat kehausannya tergantung dari volume produk yang dihasilkan, yaitu jenis aset mesin produksi.

    Rumus Depresiasi Saldo Menurun :

    Penyusutan = [(100%/umur ekonomis) x 2] x Nilai Perolehan/Nilai Buku

  • Contoh kasus penyusutan metode saldo menurun: Supaya lebih mudah, kita gunakan contoh kasus sebelumnya yang kita kerjakan menggunakan metode garis lurus Sebuah mesin diperoleh pada tanggal 6 Juni 2014, harga perolehan mesin tersebut sebesar Rp 13,000,000 dan mesin tersebut ditaksir memiliki umur ekonomis 10 tahun, dan apabila nanti sudah tidak digunakan lagi atau aset ditarik penggunaannya, diperkirakan mesin tersebut masih bisa ditimbang kiloan, besi tuanya dapat dijual seharga Rp 1.000,000. dalam pencatatan akuntansi aset tetap, perusahaan menggunakan metode penyusutan saldo menurun. Penyusutan tahun 2014 [(100%/10) x 2 ] x 7/12 x 13.000.000 : Rp 1.516.710 Notes: Karena selama tahun 2014 aset hanya digunakan 7 bulan, maka dikali 7/12 Penyusutan tahun 2015 [(100%/10) x 2 ] x (13.000.000 - 1.516.710) : 2.296.658 Notes: Nilai buku aset tahun 2015 dikurangi penyusutan aset tahun sebelumnya, sebesar Rp 1.516.710 untuk tahun tahun setelahnya, cara pengerjaanya sama, hingga 10 tahun masa pengoperasian mesin tersebut. Lalu saat pencatatan, jurnal nya adalah sama dengan metode garis lurus, cuma beda di angka saja 31 Desember 2014

    Debit | Depreciation

    Rp1.516.710

    Kredit |

    Accumulated Depreciation

    Rp1.516.710

    Untuk tahun berikutnya juga sama jurnalnya

    31 Desember 2014

    Debit | Depreciation

    Rp2.296.658

    Kredit |

    Accumulated Depreciation

    Rp2.296.658

    Hutang jangka pendek adalah hutang yang jadwal pembayarannya tidak lebih dari satu tahun.

    Adapun jenis-jenis dari hutang jangka pendek/utang lancar tersebut adalah:

    1) Utang dagang

    Utang dagang adalah utang jangka pendek yang timbul karena adanya suatu transaksi

    2) Utang wesel

    Utang wesel adalah surat perjanjian pembayaran hutang jangka pendek. Ada yang berbunga, ada

    juga yang tidak.

    3) Deviden

    Deviden adalah keuntungan yang diberikan kepada pemegan saham, yang didapatkan atas hasil

    keuntungan perusahaan yang diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Ketika kita

    menjadi pemilik saham perusahaan, perusahaan dapat membayar kembali dalam bentuk dividen.

  • 4) Pendapatan diterima dimuka

    Pendapatan yang telah kita terima diawal transaksi namun barang/jasa yang kita transaksikan belum

    kita serahkan kepada pembeli barang/jasa tersebut.

    5) Utang Jangka Panjang yang Telah Jatuh Tempo

    6) Pajak Penjualan

    7) Kewajiban kepada Karyawan (utang gaji)

    8) Iuran-iuran lainnya

    9) Kewajiban Kontigensi

    Kewajiban kontigensi adalah kondisi yang tidak pasti yang mungkin terjadi dimasa yang akan

    dating, kemungkinan ini bisa menguntungkan biasa disebut Gain Contigencies ataupun merugikan

    (Loss Contigencies).

    Cat : apabila kemungkinan-kemungkinan ini bisa dinilai dengan uang, maka harus dicatat.

    HUTANG JANGKA PANJANG Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka

    waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan neraca per 31

    Desember. Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam

    operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi

    pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang berubah

    menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian

    hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek

    Timbulnya Hutang Jangka Panjang Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam

    membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi

    dalam aktiva tetap yang akan memberikan manfaat dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh dari

    hutang jangka panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini perusahaan memiliki dua

    pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang atau menambah modal sendiri dengan mengeluarkan

    saham.

    Salah satu hutang jangka panjang adalah obligasi. Obligasi merupakan salah satu kewajiban

    yang harus dibayar setelah satu tahun yang biasanya meliputi bond, wesel jangka panjang, dan

    obligasi sewa.

    a. Bond/Obligasi

    Bond biasanya berasal dari bunga hutang wesel ditahan yang pada umumnya dikeluarkan oleh

    sebuah perusahaan, lembaga tinggi, maupun agen pemerintahan sehingga banyak menarik investor

    seperti halnya saham biasa yang dijual dengan jumlah kecil (biasanya dalam ribuan dollar). Bond

    dalam perusahaan menadatangkan keuntungan datau tidak. Di antara keuntungan bond adalah tidak

    adanya pengaruh dari kontrol pemegang saham, penyimpanan pajak, dan pendapatan/keuntungan

    yang diperoleh akan lebih besar sedangkan kerugiannya adalah bunga harus dibayar sesuai periode

    yang dipakai dan prinsip nilai akan dibayar ulang waktu jatuh tempo.

    Tipe obligasi ada 6 yaitu obligasi terjamin, obligasi tidak terjamin, obligasi berjangka, obilgasi berseri,

    obligasi terdaftar, dan kupon obligasi. Jika dilihat dari sudut pandang lain, obligasi ada dua yaitu

    obligasi yang dapat ditukar, yakni dia bisa ditukar dengan saham biasa tergantung pilihan pemilik

    saham dan obligasi tebus. Nilai pasar obligasi bisa dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah

    jumlah dollar yang diterima, jangka waktu sampai jumlah kesemuanya diterima, dan suku bunga

    pasar.

  • Penghilangan obligasi disebabkan oleh

    1. Terbatasnya nilai obligasi ketika jatuh tempo

    2. Mempengaruhi pembayaran tunai

    3. Untuk mengetahui gain atau loss dalam panyusutannya

    Jika sebuah obligasi ditukar langsung dengan saham umum maka dia tidak akan mengeluarkan gain

    atau loss karena hal itu tidak termasuk kas, melainkan non cash.

    Contoh-contoh dari penjelasan di atas adalah sebagai berikut:

    Diketahui bahwa perusahaan sumber rezeki mengeluarkan saham sebesar 1000 lembar dengan

    jangka waktu 10 tahun dan bunga 9%, sedangkan harga saham tersebut adalah Rp1000 mulai dari

    tanggal 1 januari 2005. Nilai saham tersebut adalah 100% sehingga dapat dijurnalkan sebagai berikut:

    Kas Rp 1.000.000

    Utang Obligasi Rp 1.000.000

    (untuk mencatat penjualan obligasi sesuai dengan face value/nilai saham)

    Jika dia dicatat berdasarkan semianual/setengah tahunan maka dia akan dicatat setiap tanggal 1

    Januari dan 1 Juli sehingga perusahaan mempunyai beban bunga yaitu Rp 1.000.000 x 9% x 6/12 = Rp

    45.000. Jika dijurnalkan maka

    1 Juli Biaya Bunga Obligasi Rp 45.000

    Kas Rp 45.000

    (untuk mencatat pembayaran bunga obligasi)

    Sedangkan untuk akhir periode/satu tahun yaitu 31 Desember maka akun ini disesuaikan

    sebagai berikut:

    31 Desember Biaya Bunga Obligasi Rp 45.000

    Utang Bunga Obligasi Rp 45.000

    (untuk mencatat bunga obligasi)

    Begitu juga contoh selanjutnya yang memakai metode penjualan sahampremium(agio

    obligasi) , face value, maupun discount.

    b. Utang Wesel Jangka Panjang

    Utang ini sama artinya dengan utang wesel biasanya yang membedakan hanyalah waktu, di

    mana utang ini hanya dalam waktu kurang dari satu tahun.

    c. Utang Wesel Hipotek

    Adalah penyerahan tertulis mengenai hak atas harta benda tak bergerak untuk mejamin

    pembayaran hutang dengan ketentuan bahwa penyerahan itu akan dibatalkan setelah waktu

    pembayaran. Bahwasannya hutang jangka panjang boleh membuat hipotek, dia juga bisa diansur,

    dan lain-lain. Yang menjadi contoh dari kewajiban jangka panjang ini adalah sewa/rental.

    Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai amortisasi yakni pelunasan hutang dengan ansuran

    berkala atau penyusutan atas aktiva berwujud dan tidak berwujud seperti halnya goodwill, patent,

    dan lain-lain. Dalam amortisasi ada dua metode yaitu bunga efektif dan garis lurus. Metode penetuan

    bunga dalam amortisasi yang efektif di antaranya adalah biaya bunga obligasi dan diskon obligasi

    atau amortisasi premium yang dirumuskan dengan premium obligasi dibagi dengan jumlah bunga

    dalam, satu periode sedangkan metode garus lurus di antaranya adalah matching principlei dan

    amortisasi garis lurus.

    EMPAT PILAR STANDAR AKUNTANSI

    Standar Akuntansi di Indonesia kini berkembang menjadi 4 (empat) seturut dengan perkembangan

    dunia usaha. Empat pilar standar itu adalah :

  • 1. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK)

    SAK digunakan untuk entitas yang memiliki akuntanbilitas publik, yaitu entitas terdaftar atau

    dalam proses pendaftaran di pasar modal atau entitas fidusia (entitas yang menggunakan dana

    masyarakat, seperti asuransi, perbankan dan dana pensiun)

    2. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK

    ETAP)

    SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dalam

    menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum. Beberapa penyederhanaan yang terdapat dalam

    SAK ETAP adalah:

    Tidak ada Laporan Laba / Rugi Komprehensif. Pengaruh laba komprehensif disajikan dalam

    laporan perubahan ekuitas atau komponen ekuitas dalam neraca

    Penilaian untuk aset tetap, aset tak berwujud dan propersi investasi setelah tanggal perolehan

    hanya menggunakan harga perolehan, tidak ada pilihan menggunakan nilai revaluasi atau nilai

    wajar

    Tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan. Beban pajak diakui sebesar jumlah pajak

    menurut ketentuan pajak.

    Entitas yang menggunakan SAK ETAP dalam laporan auditnya menyebutkan laporan keuangan

    entitas telah sesuai dengan SAK ETAP. Standar ini efektif dapat digunakan untuk laporan keuangan

    mulai tahun 2009. Entitas yang telah memenuhi kriteria untuk menggunakan SAK ETAP pada tahun

    2011 harus memilih menggunakan SAK ETAP atau PSAK. Jika pada tahun 2011 tetap memakai PSAK

    maka di atahun berikutnya harus konsisten menggunakan PSAK dan tidak boleh berubah memakai

    SAK ETAP.

    3. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH (SAK SYARIAH)

    Standar ini digunakan untuk entitas yang memiliki transaksi syariah atau berbasis syariah.

    Standar ini terdiri atas keraengka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar

    penyajian laporan keuangan dan standar khusus transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah,

    salam, ijarah dan istishna.

    Bank syariah menggunakan dua standar dalam menyusun laporan keuangan. Sebagai entitas yang

    memiliki akuntabilitas publik signifikan, bank syariah menggunakan PSAK, sedangkan untuk

    transaksi syariahnya menggunakan PSAK Syariah.

    4. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP)

    Standar ini digunakan untuk menyusun laporan keuangan instansi pemerintahan, baik pusat

    ataupun daerah. SAP berbasis akrual ditetapkan dalam PP No. 71 Tahun 2010. Instansi masih

    diperkenankan menggunakan PP No. 24 Tahun 2005, SAP berbasis kas menuju akrual sampai tahun

    2014.

    SAP berbasis kas menuju akrual menggunakan basis kas untuk penyusunan laporan realisasi

    anggaran dan menggunakan basis akrual untuk penyusunan neraca.

    Pada SAP berbasis akrual, laporan realisasi anggaran tetap menggunakan basis kas karena akan

    dibandingkan dengan anggaran yang disusun dengan menggunakan basis kas, sedangkan laporan

    operasional yang melaporkan kinerja entitas disusun dengan menggunakan basis akrual.