Materi-6-Kemasaman-Tanah-dan-Pengapuran.ppt

34
KEMASAMAN TANAH DAN KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN PENGAPURAN

Transcript of Materi-6-Kemasaman-Tanah-dan-Pengapuran.ppt

KEMASAMAN TANAH DAN KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURANPENGAPURAN

- - Kemasaman tanah merupakan masalah utama yang Kemasaman tanah merupakan masalah utama yang dihadapi diwilayah iklim dihadapi diwilayah iklim tropika basahtropika basah

- - Tanah yang menempati wilayah tropika basah bereaksi Tanah yang menempati wilayah tropika basah bereaksi masammasam

Luas tanah masam di dunia 37,774 juta km2, sedangkan yang Luas tanah masam di dunia 37,774 juta km2, sedangkan yang mempunyai subsoil masam 29,181 juta km2 (Eswaran, mempunyai subsoil masam 29,181 juta km2 (Eswaran, et alet al., 1997) ., 1997)

Tanah masam tersebut tersebar luas di daerah bercurah hujan tinggi, Tanah masam tersebut tersebar luas di daerah bercurah hujan tinggi, termasuk 40% dari tanah di daerah tropik (Sanchez dan Salinas, 1981) termasuk 40% dari tanah di daerah tropik (Sanchez dan Salinas, 1981)

Luas tanah masam lahan kering di Indonesia 55,58 juta ha (29,1 % dari Luas tanah masam lahan kering di Indonesia 55,58 juta ha (29,1 % dari luas tanah di Indonesia) yang tersebar terutama di Sumatera, luas tanah di Indonesia) yang tersebar terutama di Sumatera,

Kalimantan Kalimantan dan Irian Jaya (Setijono, 1982)dan Irian Jaya (Setijono, 1982)

Kemasaman tanah membatasi produktivitas tanaman dibanyak tempat Kemasaman tanah membatasi produktivitas tanaman dibanyak tempat di duania di duania

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

- - Tanah masam Tanah masam nilai pH rendah nilai pH rendah- Jenis tanah podsolik adalah tanah bereaksi - Jenis tanah podsolik adalah tanah bereaksi masam masam

paling luas di Indonesia sekitar 38,437 juta hapaling luas di Indonesia sekitar 38,437 juta ha- Latosol dan aluvial usaha pertanian- Latosol dan aluvial usaha pertanian- Podsol dan organosol tidak sesuai untuk Podsol dan organosol tidak sesuai untuk budidaya intensifbudidaya intensif

pengembangan tanah untuk budidaya intensif pengembangan tanah untuk budidaya intensif (pertanian, perkebunan, hutan tanaman (HTI). Perlu (pertanian, perkebunan, hutan tanaman (HTI). Perlu diupayakan pengendalian kemasaman tanahnyadiupayakan pengendalian kemasaman tanahnya

Potensi Tanah MasamPotensi Tanah Masam

Tabel 1. Potensi Tanah Masam di Dunia (Juta ha)

Negara/Benua Latosol Podsolik

1. Afrika 417.15 8.10

2. Asia 101.25 36.45

3. Australia 12.15 4.05

4. Amerika Utara 16.20 76.95

5. Amerika Selatan

514.35 4.05

Tabel 2. Tanah bereaksi masam di indonesia (juta ha)

Pulau Aluvial Latosol Organosol Podsol Podsolik

1. Jawa dan madura 2.550 2.775 0.025 - 0.3252. Sumatra 5.682 6.018 8.175 1.031 14.6953. Kalimantan 5.744 4.468 6.523 4.581 10.9474. Sulawesi 1.562 2.649 0.240 - 1.3085. Nusa Tenggara 0.312 0.563 - - -6. Maluku 0.488 0.311 0.525 - 2.4067. Papua 2.575 0.356 10.875 - 8.706Jumlah 18.913 17.160 27.063 5.612 38.437

Sumber : Pusat Penelitian Tanah, (1981)

Padanan Nama Tanah menurut Berbagai Sistem Padanan Nama Tanah menurut Berbagai Sistem Klasifikasi Tanah Klasifikasi Tanah (disederhanakan)(disederhanakan)

Sistem Dudal-Soepraptohardjo

(1957-1961)

Modifikasi 1978/1982(PPT)

FAO/UENESCO(1974)

USDA Soil Taxonomy

(1975 – 1990)

1. Tanah Aluvial

1. Latosol

2. Organosol

3. Podsol

4. Podsolik Merah Kuning

Tanah aluvial

Grumusol- Kambisol- Latosol- Lateritik

Organosol

Podsol

Podsolik

Fluvisol

Vertisol- Cambisol- Nitosol- Ferralsol

Histosol

Podsol

Acrisol

- Entisol- Inceptisol

Vertisol- Inceptisol- Ultisol- Oxisol

Histosol

Spodosol

Ultisol

LATOSOLLATOSOL

Terbentuk dalam iklim hukum – tropika tanpa bulan kering sampai Terbentuk dalam iklim hukum – tropika tanpa bulan kering sampai sub humik yang bermusim kemarau agak lamasub humik yang bermusim kemarau agak lama

Berfegetasi hutan basah sampai safanaBerfegetasi hutan basah sampai safana Topografi datarna bergelompang = berbukitTopografi datarna bergelompang = berbukit Bahan induk hampir semua batuan fulkanik baik tuff maupun batuan Bahan induk hampir semua batuan fulkanik baik tuff maupun batuan

beku.beku. Terdapat dari tepi pantai sampai 900 di atas permukaan lautTerdapat dari tepi pantai sampai 900 di atas permukaan laut Iklim basah tropika curah hujan 2500 – 7000Iklim basah tropika curah hujan 2500 – 7000

Tanah-tanah yang telah alami pelapukan intensif dan Tanah-tanah yang telah alami pelapukan intensif dan perkembangan tanah lanjut, sehingga terjadi pencucian perkembangan tanah lanjut, sehingga terjadi pencucian basa, b.o dan Si, dengan tinggalkan sesquioksida warna basa, b.o dan Si, dengan tinggalkan sesquioksida warna merah merah

sifat-sifat Latosolsifat-sifat Latosol Nilai (SiO2/seskuioksida fraksi lempung) Nilai (SiO2/seskuioksida fraksi lempung)

rendahrendah KPK rendahKPK rendah Lempung kurang aktif (Kaolinit 1:1)Lempung kurang aktif (Kaolinit 1:1) [Mineral primer] rendah[Mineral primer] rendah [Bahan terlarut] rendah[Bahan terlarut] rendah Stabilitas agregat tinggi (kompak)Stabilitas agregat tinggi (kompak) Warna merah (besi)Warna merah (besi)

Podzolik Merah Kuning (PMK)Podzolik Merah Kuning (PMK)

Lapisan permukaan sangat tercuci warna kelabu cerah Lapisan permukaan sangat tercuci warna kelabu cerah sampai kekuningan sampai kekuningan

Agregat kurang stabilAgregat kurang stabil Permeabilitas rendahPermeabilitas rendah BO rendahBO rendah pH 4,2 – 4,8pH 4,2 – 4,8 Terbentuk seperti iklim pada latosol (hanya berbeda Terbentuk seperti iklim pada latosol (hanya berbeda

bahan induknya)bahan induknya) Podzolik berasal dari batuan beku Podzolik berasal dari batuan beku Berlempung koolinit yang sedikit tercampur gibsit dan Berlempung koolinit yang sedikit tercampur gibsit dan

montmoirlonitmontmoirlonit Tersebar di Sumatera, Kalimanta, Jateng dan JatimTersebar di Sumatera, Kalimanta, Jateng dan Jatim Tanahnya miskinTanahnya miskin Rehabilitasi hutan sangat lambatRehabilitasi hutan sangat lambat

ALUVIALALUVIAL

Meliputi lahan yang sering atau baru saja alami banjir sehingga Meliputi lahan yang sering atau baru saja alami banjir sehingga masih muda dan belum terdiferensiasi. masih muda dan belum terdiferensiasi. tak termasuk yang sudah tua dan sudah terpengaruh oleh iklim tak termasuk yang sudah tua dan sudah terpengaruh oleh iklim dan vegetasi. dan vegetasi.

Bagian terbesar bahan kasar akan diendapkan tidak jauh dari Bagian terbesar bahan kasar akan diendapkan tidak jauh dari sebenarnya, makin jauh makin halus sebenarnya, makin jauh makin halus Sifat-sifatnya tergantung kekuatan bajir, asal dan membuat bahan Sifat-sifatnya tergantung kekuatan bajir, asal dan membuat bahan

terangkut terangkut menampakkan ciri morfologi berlapis-lapis. menampakkan ciri morfologi berlapis-lapis. > Tanah endapan Bengawan Solo dan Sungai pegunungan Karst > Tanah endapan Bengawan Solo dan Sungai pegunungan Karst

(Gunung Sewu (Gunung Sewu kekurangan P & K kekurangan P & K > Tanah endapan K. Opak, Progo, Glagah dari Gunung Merapi > Tanah endapan K. Opak, Progo, Glagah dari Gunung Merapi

yang masing muda dan kaya unsur hara dan subur, produktif.yang masing muda dan kaya unsur hara dan subur, produktif.Sifat fisik sama-sama mudah digarap, menyerap air dan Sifat fisik sama-sama mudah digarap, menyerap air dan permeabel.permeabel.

Tanah aluvial dari aliran besar merupakan campuran dan Tanah aluvial dari aliran besar merupakan campuran dan mengandung cukup hara, sehingga subur. mengandung cukup hara, sehingga subur. (Sriwijaya, Jakarta, (Sriwijaya, Jakarta, Mojopahit). Mojopahit).

ORGANOSOLORGANOSOL

Organosol adalah :Organosol adalah : Tanah organik yang lebih dari separuh lapisan atas Tanah organik yang lebih dari separuh lapisan atas dalam 80 cm adalah tanah organik. dalam 80 cm adalah tanah organik. Tanah organik yang lebih tipis tetapi langsung terletak di Tanah organik yang lebih tipis tetapi langsung terletak di

atas batuan atau bahan batuan yang retakan-retakannya atas batuan atau bahan batuan yang retakan-retakannya terisi BO.terisi BO.

B.O. Tanah dibedakan :B.O. Tanah dibedakan : Fibric : dekomposisi paling sedikit, berserabut, BJ sangat Fibric : dekomposisi paling sedikit, berserabut, BJ sangat

rendah (<0,1), kadar air tinggi, warna coklat.rendah (<0,1), kadar air tinggi, warna coklat. Hemic : peralihan dengan demoposisi separuhnya, masih Hemic : peralihan dengan demoposisi separuhnya, masih

berserabut BK : 0,07 – 0,18, kadar air tinggi, warna leibh berserabut BK : 0,07 – 0,18, kadar air tinggi, warna leibh kelam kelam

Sapric : Dekomposisi paling lanjut, sedikit berserabut, BJ Sapric : Dekomposisi paling lanjut, sedikit berserabut, BJ 0.2, kadar air tak terlalu tinggi, warna hikam & coklat 0.2, kadar air tak terlalu tinggi, warna hikam & coklat kalam.kalam.

KLASIFIKASI TANAH ORGANIKKLASIFIKASI TANAH ORGANIK

Menurut Dachnowskii (1935) membedakan :Menurut Dachnowskii (1935) membedakan :

Tanah gambut : ber b.o. Tanah gambut : ber b.o. 65%65% Tanah bergambut (peaty soil) : kadar b.o : Tanah bergambut (peaty soil) : kadar b.o :

35% - 65%35% - 65% Tanah humus : kadar b.o. = 12% - 35%Tanah humus : kadar b.o. = 12% - 35%

GAMBUTGAMBUT

Sifat umum gambut :Sifat umum gambut : b.o. terlalu banyakb.o. terlalu banyak belum alami horisonisasibelum alami horisonisasi warna coklat kelam hitam sampai hitamwarna coklat kelam hitam sampai hitam kadar air tinggikadar air tinggi bereaksi asam (pH 3-5)bereaksi asam (pH 3-5) Sebagai bahan koloid kuat yang mampu ikat airSebagai bahan koloid kuat yang mampu ikat air Mengandung mineral sesuai dengan kategori Mengandung mineral sesuai dengan kategori

termudatermuda Kadar C Kadar C 58%, [H] 58%, [H] 5,5%, [O] 5,5%, [O] 34,5% dan 34,5% dan

[N] [N] 2% 2% BJ dan BV rendahBJ dan BV rendah

Dasar-Dasar Kemasaman TanahDasar-Dasar Kemasaman Tanah

Reaksi tanah menunjukan kemasaman dan Reaksi tanah menunjukan kemasaman dan alkalinitas tanah yang di nyatakan dengan alkalinitas tanah yang di nyatakan dengan nilai pHnilai pHpH = Log 1/ [H+] = - log [HpH = Log 1/ [H+] = - log [H++], pH = 0 -14], pH = 0 -14pH netral pH netral pH = Log 1/10 pH = Log 1/10-7-7 = - Log 10 = - Log 10-7-7 = 7 = 7Kandungan ion HKandungan ion H++ = 10 = 10-7-7 mol/liter mol/literContoh : Contoh : [H+] = 10[H+] = 10-3 -3 pH = 3 pH = 3

[H+] = 10[H+] = 10-7 -7 pH = 7 pH = 7

Tanah masam : tanah dengan pH rendah karena Tanah masam : tanah dengan pH rendah karena [H[H++] tinggi. Timbulnya kemasaman tanah di alam, ] tinggi. Timbulnya kemasaman tanah di alam, proses ini berlangsung bersamaan dengan proses proses ini berlangsung bersamaan dengan proses pembentukan dan penuaanpembentukan dan penuaan

Tanah masam Tanah masam Kelarutan Al, Mn, Fe tinggi –bersifat racunKelarutan Al, Mn, Fe tinggi –bersifat racunFosfor kurang tersediaFosfor kurang tersediaMg rendah – pembentukan bintil akar Mg rendah – pembentukan bintil akar

Reaksi tanah masam Reaksi tanah masam curah hujan tinggi sehingga curah hujan tinggi sehingga basa-basa tercucibasa-basa tercuci

Pencucian (leaching) dan penyerapan ion-ion basa (K, Ca, Pencucian (leaching) dan penyerapan ion-ion basa (K, Ca, Mg, Na) oleh tanamanMg, Na) oleh tanaman

Cara penggunaan tanah Cara penggunaan tanah Varietas-varietas/jenis-jenis tanaman yang menyerap Varietas-varietas/jenis-jenis tanaman yang menyerap basa dalam jumlah besar.basa dalam jumlah besar.

Produksi CO2 dalam tanahProduksi CO2 dalam tanah Dekomposisi bahan organicDekomposisi bahan organic Respirasi akar, CORespirasi akar, CO22 + H + H22O O H H22COCO33 H H++ + HCO + HCO33

-- Proses pembebasan dan penimbuanan ion-ion masamProses pembebasan dan penimbuanan ion-ion masam

Contoh : Si, Al, FeContoh : Si, Al, Fe Hidrólisis ALHidrólisis AL3+3+ ; Al ; Al3+3+ + 3 H + 3 H22O O Al(OH) Al(OH)33 + 3H + 3H++

Penyebab dan Masalah Kemasaman TanahPenyebab dan Masalah Kemasaman Tanah

Penambahan BOPenambahan BO PengapuranPengapuran penanaman jenis pohon yang toleran penanaman jenis pohon yang toleran

terhadap Al dan Mnterhadap Al dan Mn PemupukanPemupukan

CARA MENGATASI TANAH MASAMCARA MENGATASI TANAH MASAM

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos secara langsung pada subsoil pemberian kompos secara langsung pada subsoil masam mampu menekan aktivitas Al (Afdhalina, 1991; masam mampu menekan aktivitas Al (Afdhalina, 1991; Darmawan, 1991; dan Samuel, 1991) Darmawan, 1991; dan Samuel, 1991)

Penelitian Samuel (1991) : pemberian 50 ton/ha kompos Penelitian Samuel (1991) : pemberian 50 ton/ha kompos sampah kota pada subsoil Ultisol Sitiung II mampu sampah kota pada subsoil Ultisol Sitiung II mampu menurunkan Al-dd lebih dari 78,5%. menurunkan Al-dd lebih dari 78,5%.

Hasil penelitian Jamalus (1989), Yasin (1991), dan Hasil penelitian Jamalus (1989), Yasin (1991), dan Ahmad (1990) menunjukkan bahwa pemberian asam Ahmad (1990) menunjukkan bahwa pemberian asam humat pada tanah kaya Al dapat menurunkan Al-dd. Desi humat pada tanah kaya Al dapat menurunkan Al-dd. Desi Aneri (1996) menyatakan bahwa asam sitrat dan asam Aneri (1996) menyatakan bahwa asam sitrat dan asam oksalat juga dapat menurunkan Al-dd dan meningkatkan oksalat juga dapat menurunkan Al-dd dan meningkatkan hasil kedelai pada tanah kaya Al.hasil kedelai pada tanah kaya Al.

PENAMBAHAN BAHAN ORGANIKPENAMBAHAN BAHAN ORGANIK

Pengaruh bahan organik dalam menurunkan Al-dd tersebut Pengaruh bahan organik dalam menurunkan Al-dd tersebut berkaitan dengan asam-asam organik yang dihasilkan selama berkaitan dengan asam-asam organik yang dihasilkan selama proses dekomposisi bahan organik. proses dekomposisi bahan organik. Substansi humat seperti Substansi humat seperti asam humat dan asam fulvat menurut Tan (1993) merupakan asam humat dan asam fulvat menurut Tan (1993) merupakan hasil akhir dari proses dekomposisi bahan organikhasil akhir dari proses dekomposisi bahan organik

Berkurangnya Al-dd tersebut disebabkan terbentuknya khelat Berkurangnya Al-dd tersebut disebabkan terbentuknya khelat atau komplek Al-organik (Tan, 1993). Mekanisme atau komplek Al-organik (Tan, 1993). Mekanisme pembentukan senyawa khelat tersebut dapat berlangsung pembentukan senyawa khelat tersebut dapat berlangsung melalui khelat mono, bi, atau multidentat. Mekanisme melalui khelat mono, bi, atau multidentat. Mekanisme tersebut bergantung pada jumlah dan distribusi gugus tersebut bergantung pada jumlah dan distribusi gugus fungsional yang terdapat pada senyawa organik tersebut.fungsional yang terdapat pada senyawa organik tersebut.

penggunaan asam organik yang diberikan pada permukaan penggunaan asam organik yang diberikan pada permukaan tanah atau pada lapisan olah, mampu bermigrasi ke subsoil tanah atau pada lapisan olah, mampu bermigrasi ke subsoil dan dapat memperbaiki sifat subsoil masam merupakan dan dapat memperbaiki sifat subsoil masam merupakan alternatif yang baik.alternatif yang baik.

PENAMBAHAN BAHAN ORGANIKPENAMBAHAN BAHAN ORGANIK

Kapur adalah setiap bahan yang mengandung Kapur adalah setiap bahan yang mengandung Ca maupun Mg yang dapat diberikan kepada Ca maupun Mg yang dapat diberikan kepada tanah untuk menaikan pHtanah untuk menaikan pH

Pengapuran adalah pemberian bahan-bahan Pengapuran adalah pemberian bahan-bahan kapur untuk meningkatkan pH tanah yang kapur untuk meningkatkan pH tanah yang bereaksi masam menjadi mendekati netral bereaksi masam menjadi mendekati netral yaitu sekitar 6,5 – 7yaitu sekitar 6,5 – 7

PENGAPURANPENGAPURAN

Tujuan pengapuran untuk memperbaiki sifat Tujuan pengapuran untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanahkimia, fisika dan biologi tanah

Wilayah subtropika : tujuan pengapuran Wilayah subtropika : tujuan pengapuran untuk menaikkan untuk menaikkan Unsur hara Unsur hara meningkatmeningkat

Wilayah tropika : tujuan meniadakan Wilayah tropika : tujuan meniadakan pengaruh meracun dari Alpengaruh meracun dari Al

TUJUAN PENGAPURANTUJUAN PENGAPURAN

meningkatkan pH tanah sehingga meningkatkan pH tanah sehingga mendekati netralmendekati netral

menambah unsur Ca dan Mgmenambah unsur Ca dan Mg menambah ketersediaan unsur hara, menambah ketersediaan unsur hara,

contoh N,Pcontoh N,P mengurangi keracunan Al, Fe dan Mnmengurangi keracunan Al, Fe dan Mn memperbaiki kehidupan mikroorganisme.memperbaiki kehidupan mikroorganisme.

MANFAAT PENGAPURANMANFAAT PENGAPURAN (Buckman& Brady, 1982)(Buckman& Brady, 1982)

kapur kalsit (CaCO3)kapur kalsit (CaCO3) kapur dolomit (CaMg(COkapur dolomit (CaMg(CO33))22)) kapur bakar, quick lime (CaO)kapur bakar, quick lime (CaO)

CaCO3 + panas --CaCO3 + panas -- CaO + CO CaO + CO22

kapur hidrat, slaked lime (Ca(OH)kapur hidrat, slaked lime (Ca(OH)22))

CaO + H2O -CaO + H2O - Ca (OH)2 + panas Ca (OH)2 + panas

BENTUK-BENTUK KAPURBENTUK-BENTUK KAPUR

MUTU KAPURMUTU KAPUR Garansi fisik Garansi fisik kehalusan kehalusan

10 mesh 10 mesh 10 lubang penyaringan dalam / inci2 10 lubang penyaringan dalam / inci2100 mesh 100 mesh 100 lubang penyaringan dalam / 100 lubang penyaringan dalam /

inci2inci2 Garansi kimiaGaransi kimia

Kalsium karbonat ekivalen ≈ daya menetralkan % Kalsium karbonat ekivalen ≈ daya menetralkan % CaCOCaCO33, eqivalen dari CaO murni , eqivalen dari CaO murni

==

kemampuan CaO untuk menetralkan tanah adalah kemampuan CaO untuk menetralkan tanah adalah 1,786 kali lebih besar dari CaCO1,786 kali lebih besar dari CaCO33

BM CaCO3BM CaCO3BM CO3BM CO3

X 100 %X 100 % 1001005656

X 100 %X 100 %== == 178,6%178,6%

PENENTUAN KEBUTUHAN KAPURPENENTUAN KEBUTUHAN KAPUR

Mengukur jumlah H+ dalam Al2+ yang dapat dipertukarkan Mengukur jumlah H+ dalam Al2+ yang dapat dipertukarkan yang larut dengan menggunakan larutan SMP buffer.yang larut dengan menggunakan larutan SMP buffer.

Ukur pH Ukur pH bila masam, dilanjutkan bila masam, dilanjutkan Tambahkan larutan SMP buffer pada larutan Tambahkan larutan SMP buffer pada larutan

pengukuran pH, kemudian ukur pHnyapengukuran pH, kemudian ukur pHnya pH larutan buffer pH larutan buffer tabel kebutuhan kapur tabel kebutuhan kapur

1. Metode SMP (Schoemaker Mc Lean dan Pratt)1. Metode SMP (Schoemaker Mc Lean dan Pratt)

Tabel Kebutuhan Kapur berdasarkan pengukuran Tabel Kebutuhan Kapur berdasarkan pengukuran pH dengan larutan SMP bufferpH dengan larutan SMP buffer

( donahue, Miller, Sickluna, 1977*)( donahue, Miller, Sickluna, 1977*)

*)*) an introduction to soils and plant growthan introduction to soils and plant growth**)**) kapur giling 90% CaCO3 ekivalen, 40% < 100 mesh, 50% <60 mesh, 70% < 20 kapur giling 90% CaCO3 ekivalen, 40% < 100 mesh, 50% <60 mesh, 70% < 20 mesh, mesh,

95% < 8 mesh95% < 8 mesh

pH dengan larutan SMP

Kebutuhan kapur giling (ton/ha)**)

Tanah Mineral Tanah organik

Agar pH tanah menjadi :

7,.0 6,5 6,0 5,2

6,8 3,1 2,7 2,2 1,6

6,7 5,4 4,7 3,8 2,9

6,6 7,6 6,5 5,4 4,0

6,5 10,1 8,5 6,9 5,4

6,4 12,3 10,5 8,5 6,5

PENENTUAN KEBUTUHAN KAPURPENENTUAN KEBUTUHAN KAPUR

Kadar Aldd dapat diukur dari contoh tanah Kadar Aldd dapat diukur dari contoh tanah di lab. Dengan ekstraksi KCl 1 Ndi lab. Dengan ekstraksi KCl 1 N

AlAldddd dinyatakan dalam me/100 g dinyatakan dalam me/100 g Kebutuhan kapur (ton/ha) Kebutuhan kapur (ton/ha) ditentukan ditentukan

dengan mengalikan kadar Aldd dengan dengan mengalikan kadar Aldd dengan faktor 1, 1,2, 2. faktor 1, 1,2, 2.

2. 2. Berdasarkan atas kadar Aldd pada tanah permukaan.Berdasarkan atas kadar Aldd pada tanah permukaan.

Penggunaan spesies atau kultivar tanaman yang Penggunaan spesies atau kultivar tanaman yang toleran terhadap kema-saman tanah yang tinggi toleran terhadap kema-saman tanah yang tinggi merupakan usaha yang paling baik dalam merupakan usaha yang paling baik dalam mengatasi masalah subsoil masam mengatasi masalah subsoil masam

mengurangi penggunaan input amelioran, yang mengurangi penggunaan input amelioran, yang berarti menekan biaya produksi, tetapi juga tidak berarti menekan biaya produksi, tetapi juga tidak mengganggu keseimbangan unsur hara yang mengganggu keseimbangan unsur hara yang ada di dalam tanah ada di dalam tanah

Varietas tanaman yang toleran tanah masam Varietas tanaman yang toleran tanah masam terutama berkaitan dengan ketahanannya terutama berkaitan dengan ketahanannya terhadap Al yang tinggiterhadap Al yang tinggi

PENGGUNAAN TANAMAN TOLERANPENGGUNAAN TANAMAN TOLERAN

(1) perubahan pH rhizosfir akar, (1) perubahan pH rhizosfir akar, (2) ekskresi asam organik oleh akar, dan(2) ekskresi asam organik oleh akar, dan(3) perkembangan akar dan infeksi mikoriza (3) perkembangan akar dan infeksi mikoriza

(Keltjens, 1997) (Keltjens, 1997)

saat ini diketahui terdapat dua jenis utama saat ini diketahui terdapat dua jenis utama mekanisme toleran cekaman Al, yaitu mekanisme : mekanisme toleran cekaman Al, yaitu mekanisme : penghindaran dan mekanisme detoksifikasi internalpenghindaran dan mekanisme detoksifikasi internal

Strategi utama tanaman menghindari Al di-lakukan melalui :

Akar mengekskresikan proton dan ion hidroksil sehingga Akar mengekskresikan proton dan ion hidroksil sehingga merubah pH rhizosfir merubah pH rhizosfir

Perbedaan pola ekskresi yakni pelepasan HPerbedaan pola ekskresi yakni pelepasan H++ atau OH atau OH--, , berkaitan secara kuantitatif dengan keseimbangan berkaitan secara kuantitatif dengan keseimbangan pengambilan ion total, yang bervariasi diantara spesies pengambilan ion total, yang bervariasi diantara spesies dan khususnya dengan bentuk dimana tanaman dan khususnya dengan bentuk dimana tanaman menyerap Nitrogen (NOmenyerap Nitrogen (NO33

--, NH, NH44++ atau N atau N22) )

Kondisi lingkungan seperti P tanaman dan nutrisi besi Kondisi lingkungan seperti P tanaman dan nutrisi besi dan kehadiran Al dalam medium perakaran dan kehadiran Al dalam medium perakaran mempengaruhi keseimbangan proton akar (Keltjen dan mempengaruhi keseimbangan proton akar (Keltjen dan van Ulden, 1987).van Ulden, 1987).

Perubahan pH rhizosfir tanah mempunyai konsekuensi Perubahan pH rhizosfir tanah mempunyai konsekuensi langsung terhadap kelarutan Al dalam tanah (Gahoonia, langsung terhadap kelarutan Al dalam tanah (Gahoonia, 1993). Nutrisi N-NO1993). Nutrisi N-NO33 murni akan mengurangi keracunan murni akan mengurangi keracunan Al pada tanaman yang ditanam pada tanah karena Al pada tanaman yang ditanam pada tanah karena ekskresi OHekskresi OH--, ,

Perubahan pH rhizosfir akarPerubahan pH rhizosfir akar

Ekskresi asam organik yang mengkhelat Al dalam Ekskresi asam organik yang mengkhelat Al dalam rhizosfir akar merupakan mekanisme toleransi spesies rhizosfir akar merupakan mekanisme toleransi spesies atau kultivar tanaman tertentu terhadap kemasaman atau kultivar tanaman tertentu terhadap kemasaman atanah (Delhaize, atanah (Delhaize, et alet al., 1993 a,b). ., 1993 a,b).

Asam organik seperti asam sitrat dan asam malat juga Asam organik seperti asam sitrat dan asam malat juga polipeptida tertentu dieksudasikan oleh akar tanaman polipeptida tertentu dieksudasikan oleh akar tanaman (Basu, (Basu, et alet al., 1994) tampaknya mendetoksifikasi Al ., 1994) tampaknya mendetoksifikasi Al

Dengan demikian, mekanisme toleran suatu spesies atau Dengan demikian, mekanisme toleran suatu spesies atau kultivar terhadap Al dapat berlangsung bila terjadi kultivar terhadap Al dapat berlangsung bila terjadi ekskresi asam organik oleh akar tanaman, dan pH ekskresi asam organik oleh akar tanaman, dan pH rhizosfir sesuai yakni optimal pada pH 4 – 4,5 untuk rhizosfir sesuai yakni optimal pada pH 4 – 4,5 untuk pembentukan kompleks Al-organik (Motekaitis dan pembentukan kompleks Al-organik (Motekaitis dan Martell, 1984. Martell, 1984. In In Keltjens, 1997). Keltjens, 1997).

Ekskresi asam organik oleh akarEkskresi asam organik oleh akar

Tanaman dapat menggunakan alat yang dimilikinya Tanaman dapat menggunakan alat yang dimilikinya untuk mengatasi kondisi cekaman kemasaman untuk mengatasi kondisi cekaman kemasaman tanah. Salah satu mekanisme yang dimiliki tanaman tanah. Salah satu mekanisme yang dimiliki tanaman (akar) dengan menghindari atau keluar dari tanah (akar) dengan menghindari atau keluar dari tanah masam (Hairiah,2000) masam (Hairiah,2000)

Untuk spesies tanaman dengan sistem perakaran Untuk spesies tanaman dengan sistem perakaran yang panjang dan dalam akan lebih mudah yang panjang dan dalam akan lebih mudah memanfaatkan heterogenitas tanah. Oleh karena itu memanfaatkan heterogenitas tanah. Oleh karena itu potensial genetik dari suatu spesies atau kultivar potensial genetik dari suatu spesies atau kultivar untuk menghasilkan akar-akar panjang dapat untuk menghasilkan akar-akar panjang dapat menjadi indikator berguna yang men-cerminkan menjadi indikator berguna yang men-cerminkan kemampuan tanaman untuk menggunakan kemampuan tanaman untuk menggunakan mekanisme ini (Keltjens, 1997). mekanisme ini (Keltjens, 1997).

Perkembangan akar dan infeksi mikoriza Perkembangan akar dan infeksi mikoriza (Keltjens, 1997)(Keltjens, 1997)

Pada tanah masam, P sering menjadi pembatas Pada tanah masam, P sering menjadi pembatas pertumbuhan tanaman karena difiksasi oleh Al pertumbuhan tanaman karena difiksasi oleh Al atau Fe. Tanaman dapat meningkatkan atau Fe. Tanaman dapat meningkatkan pengambilan P jika akarnya bersimbiosis dengan pengambilan P jika akarnya bersimbiosis dengan mikoriza. Oleh karena itu, spesies atau kultivar mikoriza. Oleh karena itu, spesies atau kultivar tanaman yang dengan mudah terinfeksi oleh tanaman yang dengan mudah terinfeksi oleh mikoriza, jika tumbuh di tanah masam dapat di mikoriza, jika tumbuh di tanah masam dapat di duga kurang peka terhadap kemasaman tanah duga kurang peka terhadap kemasaman tanah daripada tanaman yang tidak bersimbiosis daripada tanaman yang tidak bersimbiosis dengan mikoriza (Keltjens, 1997) dengan mikoriza (Keltjens, 1997)

Infeksi mikoriza (Keltjens, 1997)Infeksi mikoriza (Keltjens, 1997)

“LEUWEUNG SANES WARISAN TI NINI-AKI TAPI INJEUMAN TI ANAK

INCU”