MATERI

download MATERI

of 7

description

MATERI

Transcript of MATERI

BAB 11PEMBAHASANA.PENGERTIAN TAZKIYAT AN-NAFS (Penyucian Jiwa)Tazkiyat An-nafs adalah proses pencucian jiwa manusia.Proses pencucian jiwa dalam kerangka tassawu ini dapat dilakukan melalui tahapan takhalli dan tahalli.tazkiyat an-nafs merupakan inti kegiatan berat tasawuf.sahl bin Abdullah Ash shufi berpendapat bahwa siapa saja yang fikirannya jernih,ia berada dalam keadaan kontemplatif.Karangan Sufi adalah orang-orang senantiasa menyucikan hati dan jiwa.Perwujudannya adalah rasa membutuhkan terhadap tuhannya.Sedangkan menurut ahli tasawuf nafs diartikan dengan sesuatu yang melahirkan sifat tercela. Al-Ghazali misalnya menyebutkan nafs sebagai pusat potensi marah dan syahwat pada manusia dan sebagai pangkal dari segala sifat tercela. Pengertian ini dipahami dari hadits yang berbunyi: Musuhmu yang paling berat adalah nafsumu yang ada di dua sisimu.Maka dari itu manusia harus mampu mengendalikan nafsunya karena nafsu merupakan musuh yang melekat dalam diri seseorang, bahkan menurut Abu Bakar al-Wara nafsu lebih sulit dihadapi daripada setan.Manusia yang mengetahui nafsu maka ia mengetahui Tuhannya. Maksudnya orang yang mengetahui nafsunya dengan pandangan hina, dhaif, rusak(mampu mengendalikannya) maka ia akan mengetahui Tuhannya dengan pandangan mulia, luhur dan kekal (mencapai derajat marifat).Tazkiyat an-nafs esensinya cenderung pada pembicaraan soal jiwa(an-nafs).Istilah an-nafs yang disini merupakan totalitas jiwa manusia atau lawan dari jasmani.Berkenan dengan ini ada empat istilah berkait erat dengan istilah an-nafs,yakni al-qalb,ar-roh,an-nafs,dan al-aql.

1.Qalb Secara jasmani, Qalb bermana hati jasmani(al-qalb al-jasmani),yaitudagingyang berbentuk jantung pisang yang terletak dirongga dada sebelah kiri dan berisidarah hitam kental.adapun qalb dalam artian psikis, menyangkutjiwa yang menyangkut lathif(halus), rabbani (mempunyai sifat ketuhannan)dan ruhaniat.qalb dalam artian psikis inilah yag merupakan hakikatdari manusia yang dapat menerima pengetahuan, dapat beramal, sekaligus menjadi objek perintah dan larangan dari allah.2.Jiwa Kata(jiwa) dalam alquran diwakili dengan kata nafs ini,secara umum bisa di artikan sebagai diri.Penggunaan nafs yang m,enggambarkan jiwa difirmankan Allah di dalam al-quran tidak kurang dari 31 kali. Sedangkan kata nafs (anfus) yang bermakna diri difirmankan tidak kurang dari 279 kali.pembahsaan tentang jiwa trnyata sangat banyak dibicarakan dalam al-quran bahkan kita dipancing oleh allah untuk berusaha memahai jiwa dengan menggunakan akal kita.hal tersebut bisa kita dapatkan informasinya dalam QS.Az-zumar (39) : 42

42. Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan[1313]. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.

3.RuhKata ruh digunakan untuk mengambarkan hal yang berbeda . diantaranya adalah untuk menggambarkan sesuatu yang menyebabkan munculnya kehidupan pada benda-benda yang tadinya mati, sekaligus menularkan sifat-sifat ketuhanan kepadanya.kata ruh juga digunakan untuk menggambaran malaikat, dalam membentuk kata ruh al-qudus dan ruh al-amin.berkut ayat yang menggambarkan fungsi kehidupan. QS.As-sajdah (32) :9

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.4.AqlYaitu mengetahi hakikat segala sesuatu.dalam pengertian ini aql diberatkan sebagai sifat ilmu yang bertempat pada jiwa. Pengertian aql pada tingkat pertama ini ditekankan pada ilmu dan sifatnya.aql dalam pengrtian kedua adlah akal yang memperoleh ilmu pengetahuan itu sendiri. Akal itu tidak lain adalah jiwa yan bersifat lembut (lathif) dan mempunyai sifat ketuhanan (rabbani).B.TUJUAN TAZKIYAT AN-NAFSTujuan Tazkiyatun Nafs adalah ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Taala. Sesungguhnya, takwa hanya dapat terwujud melalui pembersihan serta penyucian jiwa. Sementara, kebersihan jiwa juga tidak dapat terjadi tanpa takwa. Jadi keduanya saling terkait dan saling membutuhkan. Tujuan tazkiyat an-nafs tidak lepas dari tujuan hidup manusia itu sendriri yakni untuk mendapatkan kebahagian jasmani maupun rohani, material, maupun spiritual dan dunia maupun akhirat.Allah berfirman:

. . . Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (perilaku) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams/91 : 7-10)Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa seseorang dapat membersihkan jiwanya melalui ketakwaan kepada Allah .Begitu pula firman Allah Subhanahu wa Taala: Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci.Allah lebih mengetahui tentang siapa yang bertakwa. (QS. An-Najm/53: 32)Serta firman Allah Subhanahu wa Taala: . Dan orang yang paling bertakwa akan dijauhkan dari api neraka, yaitu orang yang menginfakkan hartanya serta menyucikan dirinya. (QS. Al-Lail 92: 17-18).Kedua ayat ini menjelaskan bahwa pembersihan jiwa pada hakikatnya adalah ketakwaan kepada Allah.Dan memang tujuannya adalah ketakwaan kepada Allah.Di sini perlu juga difahami dengan baik sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berikut: . Ya Allah! Anugerahkanlah ketakwaan pada jiwaku, bersihkanlah ia, Engkau adalah sebaik-baik yang membersihkan jiwa. Engkaulah Penguasa dan Pemiliknya.HR.Muslim. Dengan qalbu serta jiwa yang bersih dan bertakwa, akan tercapailah maksud diciptakannya manusia. Yaitu hanya beribadah dan menyembah kepada Allah saja.Allah berfirman: Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu saja. (QS. Adz-Dzaariyaat/51 : 56) Tujuan tazkiyatun nafs tidak lepas dari tujuan hidup manusia itu sendiri, yakni untuk mendapatkan kebahagiaan jasmani maupun rohani, material maupun spiritual, dan duniawi maupun ukhrawi. Kesempurnaan itu akan diperoleh manusia jika berbagai sarana yang menuju ke arah itu dapat dipenuhi. berbagai hambatan yang menghalangi tujuan kesempurnaan jiwa itu harus disingkirkan. Adapun yang menghalangi kesempurnaan jiwa itu adalah kotoran atau noda yang ditorehkan oleh sifat-sifat jelek yang melekat pada jiwa manusia.Tujuan khusus tazkiyatun nafs dijabarkan oleh Al-Ghazali dalam Ihya Ulum Ad-Din.a.pembentukan manusia yang bersih akidahnya, suci jiwanya, luas ilmunya, dan seluruh aktivitas hidupnya bernilai ibadah.b.membentuk manusia yang berjiwa suci dan beakhlak mulia dalam pergaulan dengan sesamanya, yang sadar akan hak dan kewajiban, tugas seta tanggung jawabnya.c.membentuk manusia yang berjiwa sehat dengan terbebasnya jiwa dari perilaku tercela yang membahayakan jiwa itu sendiri.d.memebentuk manusia yang berjiwa suci dan berakhlak mulia, baik terhadap Allah, diri sendiri maupun manusia sekitarnya.

C.UNSUR-UNSUR TAZKIYAT AN-NAFSSebagaimana dijelaskan diatas tujuan tazkiyat an-nafs adalah terwujudnya kesucian jia, keserasian , dan keharmonisan hubungan manusia dengan allah, dirinya sendri , dan sesama manusia.untuk mencapai tujuan itu,diperlukan unsur-unsur yang dapat membentuk kesucian jiwa tersebut. Unsure-unsur tersebut adalah sebagai berikut :1.unsur aqidahDalam unsur aqidah ,al-ghazali menjelaskan bahwa kesucian jiwa akan diperoleh apabila manusia betul-betul mempunyai landasan aqidah dan keimanan yang jelas.penyucian jiwa harus didahului dengan mengenal allah dan menyucikannya (tanzik) tazkiyat an-nafs dalam unsur aqidah ini dimaksudkan untuk memperole keteguhan iman yang didasari marifat (pengenalan dan tanzih terhadapa allah).2. unsur ibadahAl-ghazali menggomsepsikan tazkiyat an-nafs sebagai upaya seseoran untuk senantiasa melakukan ibadah yang sesuai dengan tuntutan syariat yang diturunkan allah.misalnya ibadah shalat harus dilalui dengan bersuci sesuai dengan aturan-aturan hukum syariat, dengan maksud menyucikan angota badan dari hadas agar ibadah mempunyai orientasi pada kesucian jiwa dapat diraih.3.unsur adatDalam hal ini tazkiyat an-nafs sebagai upaya membersihkan jiwa dalam realitas pergaulan social sehari-hari, baik dalam lingkup keluarga maupun lingkup masyarakat. 4.unsur akhlakAl-Ghazali mengonsepsikan tazkiyat an-nafs sebagai unsure penciptaan jiwa dari sifat tercela dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji.dalam pelaksanaanya keempat unsure diatas trsebut tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya.karena keempat unsure tersebut salin membutuhkan.