Materi 3.doc

8
0 RINGKASAN MATERI KULIAH Teori Pengambilan Keputusan, Teori Investasi, dan Pendekatan kebergunaan keputusan. Oleh : Wafdaa Hanief Arina Dwi Sari. PPAK 24

Transcript of Materi 3.doc

0

RINGKASAN MATERI KULIAHTeori Pengambilan Keputusan, Teori Investasi, dan Pendekatan kebergunaan keputusan.

Oleh :

Wafdaa HaniefArina Dwi Sari.PPAK 24

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG2014/2015I. Ringkasan Materi Teori pengambilan Keputusan

Dalam decision theory, diasumsikan bahwa (Scott,2009):

Investor, dalam mengambil keputusan, akan memilih investasi yang memiliki expected utility terbesar. Dalam hal ini adalah expected return terbesar pada resiko tertentu.

Investor yang rasional adalah bersifat risk-averse. Risk-averse investor adalah seorang investor yang tidak akan menerima level resiko tertentu kecuali ada harapan kompensasi yang layak karena mengambil resiko tersebut (Jones, 1998).Pengetahuan tentang sifat investor yang risk-averse ini penting bagi akunta;n, karenahal tersebut menunjukkan kebutuhan informasi investor yang terkait dengan resiko juga dengan nilai kembalian yang diharapkan di masa depan (expected value of future returns). Teori Investasi

Perhitungan Investasi harus konsisten dengan perhitungan pendapatan nasional. Yang dimasukkan dalam perhitungan investasi adalah barang modal, bangunan / kontruksi, maupun persediaan barang jadi yang masih baru. Investasi merupakan konsep aliran (flow concept), karena dihitung selama satu internal periode tertentu. Tetapi investasi akan memengaruhi jumlah barang modal yang tersedia (capital stock) pada satu periode tertentu. Tambahan stok barang modal adalah sebesar pengeluaran investasi satu periode sebelumnya.a. Investasi dalam bentuk barang modal dan bangunan

Yang tercangkup dalam invesatasi barang modal (capital goods) dan bangunan (construction) adalah pengeluaran pengeluaran untuk pembelian pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan-peralatan produksi dan bangunan-bangunan atau gedung-gedung yang baru. Karena daya tahan barang modal dan bangunan pada umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam bentuk harta tetap (fixed investment).b. Investasi persediaan

Berdasarkan pertimbangan, perusahaan seringkali harus memproduksi lebih banyak daripada target penjualan. Misalnya, sebuah pabrik mobil menargetkan penjualan tahun 2.000 adalah 50.000 unik. Tidaklah berarti produksinya harus 50.000 unit juga. Umumnya produksinya melebihi tingkat penjualan. Sebut saja 60.000 unit. Selisih 10.000 unit merupakan persediaan, untuk mengatisipasinya berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan / keuntungan.

Kriteria Investasi

Minimal ada 4 kriteria investasi yang digunakan dalam praktik, yaitu :

a. Payback Period

Payback period (periode pulag pokok) adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun kita harus mempertimbangkan criteria payback ini. Sebab, ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (>5 tahun).b. Benefit / cost ratio (B/C Ratio)

B/C Ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan disbanding hasil output yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan sebagai C (Cost). Output yang dihasilkan sebagai B (benefit). Jika nilai B/C sama dengan 1 maka B = C yang dihasilkan sama dengan biaya yang dikeluarkan.c. Net Present Value (NPV)

Keuntungan lain dengan menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari permintaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.d. Internal Rate of return ( IRR )

Internal rate of return ( IRR ) adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihirung pada saat NPV sama dengan nol. Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian investasi adalah 12%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang di inginkan (r). jika r yang diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya 12%, proposal invastasi ditolak. Begitu juga sebaliknya. Pendekatan Kebergunaan Pengambilan keputusan (Desission Usefullnes)

Sebagian besar organisasi profesi akuntansi telah mengadopsi pendekatan decision-usefulness. Hal ini bisa dilihat pada Conceptual Framework FASB yaitu pada SFAC no 1. Disana disebutkan tujuan pelaporan adalah untuk investasi rasional. Hal ini sama dengan yang dinyatakan teori keputusan, bahwa individu yang berusaha memaksimalkan utilitas yang diharapkan disebut individu yang rasional.

Tujuan pelaporan kedua SFAC no 1 adalah penyediaan informasi untuk membantu menetapkan jumlah, waktu, dan derajat ketidakpastian dari kas yang diterima lewat deviden atau bunga. Tujuan ini mengakui adanya kebutuhan informasi prediktif tentang kembalian investasi masa depan. Hal ini sama dengan prediksi dalam teori investasi.

Menurut SFAC no 1, meskipun keputusan investasi dan kredit menggambarkan ekspektasi kinerja masa depan perusahaan, tapi ekspektasi tersebut biasanya berdasarkan,setidaknya sebagian, berdasarkan evaluasi kinerja perusahaan dimasa lalu.

Pernyataan SFAC tersebut sejalan dengan information system dalam model pengambilan keputusan. Laporan keuangan sekarang menjadi dasar penetapan probabilitasGood News atau Bad News dan dasar sifat kinerja masa depan (earning power tinggi ataurendah).

Dalam SFAC no 2, FASB menyatakan sifat informasi akuntansi yang diperlukanuntuk mencapai tujuan pelaporan keuangan. Informasi dianggap berguna jika ia (Suwardjono,2006):1. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa lalu,sekarang, dan masa datang.

2. Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya suatuharapan dalam kondisi ketidakpastian.

3. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai.

Esensi relevan ini sama dengan definisi informasi dalam decision theory. Dalam teori keputusan, informasi adalah sesuatu yang berpotensi mengubah keputusan seseorang. Suatu bukti, jika tidak berpotensi membuat perubahan, ia bukan informasi.

Hal lain yang menjadi karakteristik informasi menurut SFAC no 2 adalah reabilitas.Informasi yang reliable adalah informasi yang penyjiannya wajar dan bisa diverifikasisertanetral. Karakteristik ini sama dengan karakteristik informasi dalam decision theory, yaitu bersifat tepat (precise) dan bebas bias (free from bias)II. Ringkasan Jurnal 1

jurnal ini meneliti perubahan sistematis dalam nilai-relevansi laba dan nilai buku dari waktu ke waktu. Dalam jurnal melaporkan tiga temuan utama. Pertama, bertentangan dengan klaim dalam literatur profesional, gabungan nilai-relevansi laba dan nilai buku tidak menurun selama empat puluh tahun terakhir dan, pada kenyataannya, tampaknya telah meningkat. kedua, sedangkan tambahan nilai-relevansi 'bottom line' pendapatan menurun, telah digantikan dengan meningkatkan nilai-relevansi nilai buku. Akhirnya, banyak pergeseran Nilai-relevansi dari laba nilai dapat dijelaskan dengan meningkatkan frekuensi dan besarnya satu kali item, peningkatan frekuensi laba negatif, dan perubahan rata-rata ukuran perusahaan dan intensitas berwujud sepanjang waktu.

Tulisan ini meneliti perubahan nilai-relevansi laba dan buku nilai lebih dari empat puluh tahun terakhir. Permintaan kami dimotivasi oleh penelitian terbaru di nilai-relevansi laba dan nilai buku dan klaim terkait dari komunitas profesional. Tampaknya ada kesan luas bahwa Laporan keuangan biaya historis telah kehilangan mereka nilai-relevansi karena Perubahan grosir dalam perekonomian. Secara khusus, banyak mengklaim bahwa pergeseran dari sebuah industri ekonomi untuk teknologi tinggi, ekonomi berorientasi layanan memiliki Laporan keuangan tradisional-tanya kurang relevan untuk menilai pemegang saham nilai. Klaim ini diwujudkan dalam laporan terbaru dari AICPA Khusus Komite Pelaporan Keuangan, 1994 (komite Jenkins 1994 ') dan dalam banyak artikel di literatureJ profesional Namun, validitas ini Klaim harus mengalami pemeriksaan empiris