mataram.docx

31
MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 1. ABDULLAH TAMIM S. 2. ARTADRINIA Z. L. 3. ATIKA KHETRYN 4. DIAN EFITA YANTI 5. ERNAWATI 6. HENI AGUSTINI M. P. 7. KHAERUL UMAM 8. LAELA BADARIA 9. NYOMAN SULASTRI 10. RAHMAN ISNAENI 11. YUMNI RUMIWANG YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT 1

Transcript of mataram.docx

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

17

1. ABDULLAH TAMIM S. 2. ARTADRINIA Z. L.3. ATIKA KHETRYN4. DIAN EFITA YANTI5. ERNAWATI6. HENI AGUSTINI M. P.7. KHAERUL UMAM8. LAELA BADARIA9. NYOMAN SULASTRI10. RAHMAN ISNAENI11. YUMNI RUMIWANG

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARATSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAMPROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1MATARAM2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT pantaslah kami ucapkan, karena berkat bantuan dan petunjuk-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kepada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.Kami membuat makalah ini dengan seringkas-ringkasnya dan bahasa yang jelas agar mudah dipahami. Karena kami menyadari keterbatasan yang kami miliki, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar pembuatan makalah kami yang berikutnya dapat menjadi lebih baik.Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Mataram, Oktober 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISIiiiBAB 1 PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang11.2 Rumusan Masalah11.3 Tujuan2BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA32.1 Definisi Proses Sosial dan Interaksi Sosial32.2 Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial52.3 Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial72.4 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial8BAB 3 PENUTUP173.1 Simpulan 173.2 Saran17DAFTAR PUSTAKA

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangProses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan antara manusia dengan yang lainnya. Proses hubungan tersebut berupa antar aksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus. Antar aksi (interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Proses sosial pada dasarnya merupakan siklus perkembangan dari struktur sosial yang merupakan aspek dinamis dalam kehidupan masyarakat.Perkembangan inilah yang merupakan dinamika yang tumbuh dari pola-pola perilaku manusia yang berbeda menurut situasi dan kepentingannya masing-masing, yang diwujudkan dalam proses hubungan sosial. Hubungan-hubungan sosial itu pada awalnya merupakan proses penyesuaian nilai-nilai sosial dalam kehidupan masyarakat. Kemudian meningkat menjadi semacam pergaulan yang tidak hanya sekedar pertemuan secara fisik, melainkan merupakan pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam hubungan tersebut. Misalnya saling berbicara (komunikasi), bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah, atau mungkin pertemuan dalam suatu pertikaian dan lain sebagainya. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa proses sosial itu adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dalam kehidupan masyarakat.1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan sosial?2. Apa saja syarat-syarat terjadinya interaksi sosial?3. Apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial?

1.3 Tujuan1. Mengetahui interaksi sosial sebagai faktor utama dalam kehidupan manusia.2. Mengetahui syarat-syarat terjadinya interaksi sosial.3. Mengetahui bentuk-bentuk interaksi sosial.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Proses Sosial dan Interaksi SosialBerikut ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian proses sosial dan interaksi sosial :1. Adham Nasution : Proses sosial adalah proses kelompok-kelompok dan individu-individu saling berhubungan, yang merupakan bentuk antara aksi sosial, ialah bentuk-bentuk yang nampak jika kelompok-kelompok manusia atau orang perorangan mengadakan hubungan satu sama lain. Kemudian ditegaskan lagi, bahwa proses sosial adalah rangkaian sikap/tindakan manusia (human actions) yang merupakan aksi dan reaksi atau challenge dan respons di dalam hubungannya satu sama lain.2. Abu Ahmadi : Proses sosial adalah cara-cara interaksi (aksi dan reaksi) yang dapat diamati apabila perubahan-perubahan mengganggu cara hidup yang telah ada. Dengan konsep interaksi sosial, ia memberikan batasan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara individu dan golongan di dalam usaha mereka untuk memecahkan persoalan yang dihadapi dan di dalam usaha mereka untuk mencapai tujuannya.3. Soerdjono Dirdjosisworo : Proses sosial sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Ia kemudian memperinci pengertian rumusan ini sebagai berikut :a. Pengaruh timbal balik sebagai akibat hubungan timbal balik antara individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok mengenai berbagai aspek kehidupan manusia seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan.b. Berbagai segi kehidupan tersebut adalah penerapan aspek-aspek utama dalam kehidupan sosial yang mewarnai bahkan menentukan perkembangan dalam kehidupan bersama. Interaksi sosial sendiri diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial timbal balik yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang secara perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok-kelompok manusia.4. Roucek dan Warren : Interaksi adalah suatu proses melalui tindak balas tiap-tiap kelompok berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi tindak balas dari kelompok yang lain. Ia adalah suatu proses timbal balik, yang mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain.5. Gillin dan Gillin : Proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.6. Robert M.Z. : Perubahan sosial yaitu proses dimana dalam suatu sistem sosial terdapat perbedaan yang dapat diukur yang terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu.Jadi, proses social merupakan suatu interaksi antara seseorang dengan orang lain, seseorang dengan kelompok, dan ataupun kelompok dengan kelompok yang memiliki timbal balik dan tujuan tertentu. Interaksi social merupakan hubungan yang terjalin saat terjadinya proses social. Menurut Charles P. Loomis, sebuah hubungan itu bisa dikatakan interaksi sosial jika memiliki ciri-ciri hubungan sebagai berikut :1. Jumlah pelakunya adalah dua orang atau lebih.2. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang-lambang.3. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.4. Adanya tujuan yang hendak dicapai.Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari interaksi sosial itu adalah sebagai berikut :1. Terciptanya hubungan yang harmonis.2. Tercapainya tujuan hubungan dan kepentingan.3. Sebagai sarana dalam mewujudkan keteraturan hidup (kehidupan sosial masyarakat).2.2 Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan SosialBentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial) karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai satu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksut.Faktor-faktor yang mendasari proses terbentuknya interaksi social, yaitu :1. Faktor InternalAdapun yang menjadi dorongan dari dalam diri seseorang untuk berinteraksi sosial meliputi hal-hal berikut :a. Dorongan untuk meneruskan keturunan.b. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan.c. Dorongan untuk mempertahankan kehidupan.d. Dorongan untuk berkomunikasi.2. Faktor Eksternala. ImitasiYaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di lingkungan tetangga dan lingkungan masyarakat.Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.b. SugestiAdalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.c. IdentifikasiIdentifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama (identic) dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkaian proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiawaan yang sangat mendalam.d. Proses simpatiSebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.e. Faktor MotivasiYaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa. Contohnya : motivasi dari seorang ayah kepada anaknya dan dari seorang guru kepada siswa.f. Faktor EmpatiFaktor empati mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat dalam (intens).2.3 Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi SosialInteraksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Dua Syarat terjadinya interaksi sosial, yaitu :1. Social ContactAdanya kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk. Yaitu antar individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh). Arti secara hanafiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadinya hubungan badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena dewasa ini dengan adanya perkembangan teknologi, orang dapat menyentuh berbagai pihak tanpa menyentuhnya. Dapat dikatakan bahwa hubungan badaniah bukanlah syarat untuk terjadinya suatu kontak. Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk :a. Adanya orang perorangan.Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana dia menjadi anggota.b. Ada orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya. Kontak sosial ini misalnya adalah seseorang merasakan bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya.c. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan parpol yang ketiga di pemilihan umum.Terjadinya suatu kontak tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tanggapan terhadap tindakan tersebut. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.Suatu kontak dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka. Kontak sekunder memerlukan suatu perantara. Sekunder dapat dilakukan secara langsung. Hubungan-hubungan yang sekunder tersebut dapat dilakukan melalui alat-alat telepon, telegraf, radio.2. Communication Adanya komunikasi (Communication), yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.Arti terpenting komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang dilakukannya.2.4 Bentuk-bentuk Interaksi SosialBentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial. Keempat bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi.Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :1. Proses-proses yang Asosiatifa. Kerja Sama (Cooperation)Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat terlaksana dengan baik.Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.Fungsi kerja sama digambarkan oleh Charles H. Cooley kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerja sama yang berguna.Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerja sama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerja sama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan :1) Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerja sama yang sertamerta.2) Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerja sama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa.3) Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerja sama atas dasar tertentu.4) Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerja sama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.Ada 5 bentuk kerja sama :1) Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong.2) Bargaining, yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih.3) Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.4) Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.5) Joint venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan.

b. Akomodasi (Accomodation)Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujuk pada suatu keadaan dan untuk menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :1) Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham.2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.3) Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.4) Mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.Bentuk-bentuk Akomodasi:1) Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.2) Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.3) Arbitration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.4) Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.5) Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.6) Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.7) Adjudication, penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.c. Asimilasi (Assimilation)Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :1) ToleransiKesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan perkawinan campuran (amaigamation) adanya musuh bersama dari luar.Faktor umum penghalang terjadinya asimilasi :1) Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga.3) Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi.4) Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.5) Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi.6) In-Group-Feeling yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.7) Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa.8) Faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi.Asimilasi menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan sosial dan dalam pola adat istiadat serta interaksi sosial. Proses yang disebut terakhir biasa dinamakan akulturasi. Perubahan-perubahan dalam pola adat istiadat dan interaksi sosial kadangkala tidak terlalu penting dan menonjol.2. Proses DisosiatifProses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerja sama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahan, oposisi proses-proses yang disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :a. Persaingan (Competition)Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum :1) Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.2) Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.Bentuk-bentuk persaingan :1) Persaingan ekonomi : Timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen.2) Persaingan kebudayaan : Dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan.3) Persaingan kedudukan dan peranan : Di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.4) Persaingan ras : Merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan karena ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.b. Kontraversi (Contravetion)Kontraversi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan Howard Becker, yaitu:1) Yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana.2) Yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain. 3) Yang intensif meliputi penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain.4) Yang rahasia, mengumumkan rahasia orang, berkhianat.5) Yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain. Contoh lain adalah memaksa pihak lain menyesuaikan diri dengan kekerasan, provokasi, intimidasi.Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :1) Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat.2) Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.3) Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dan seterusnya.c. Pertentangan (Pertikaian atau Conflict)Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian. Sebab pertentangan adalah :1) Perbedaan antara individu2) Perbedaan kebudayaan3) Perbedaan kepentingan4) Perubahan sosial.Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai. Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus :1) Pertentangan pribadi.2) Pertentangan rasial : Dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan.3) Pertentangan antara kelas-kelas sosial : Disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan.4) Pertentangan politik : Menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat.5) Pertentangan yang bersifat internasional : Disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara.Akibat-akibat bentuk pertentangan :1) Tambahnya solidaritas in-group.2) Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.3) Perubahan kepribadian para individu.4) Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.5) Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak baik persaingan maupun pertentangan merupakan bentuk-bentuk proses sosial disosiatif yang terdapat pada setiap masyarakat.

BAB 3PENUTUP

3.1 SimpulanProses sosial adalah cara-cara interaksi (aksi dan reaksi) yang dapat diamati. Tujuan yang hendak dicapai dari interaksi sosial itu adalah terciptanya hubungan yang harmonis, tercapainya tujuan hubungan dan kepentingan, sebagai sarana dalam mewujudkan keteraturan hidup (kehidupan sosial masyarakat). Factor yang mempengaruhi terjadinya proses social yaitu adanya factor internal dan eksternal yang kemudian factor-faktor tersebut akan memicu terjadinya interaksi social baik asosiatif maupun disasosiatif.Apabila sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat, interaksi sosial akan berlangsung secara baik (asosiatif). Sebaliknya, apabila interaksi sosial tidak dilakukan sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat maka interaksi sosial akan berlangsung kurang baik bahkan bisa saja sangat buruk (disasosiatif).3.2 Saran 1. Bagi PembacaDengan adanya makalah proses social dan interaksi sosial ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca, namun tidak hanya berpatokan pada makalah ini, yakni dapat termotivasi untuk mencari materi ini dari berbagai sumber.2. Bagi PenulisDiharapkan sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan penulis tentang cara melakukan proses social yang benar sehingga interaksi yang terjadi lebih mengarah ke interaksi yang bersifat asosiatif.

DAFTAR PUSTAKA