Mata (Tugas)_Lap-Sus Konjungtivitis

36
PRESENTASI KASUS KONJUNGTIVITIS BAKTERI

description

Tugas

Transcript of Mata (Tugas)_Lap-Sus Konjungtivitis

PRESENTASI KASUS

KONJUNGTIVITIS BAKTERI

A. IDENTITAS PASIEN• Nama : Nn. I• Jenis Kelamin : Perempuan• Umur : 19 tahun• Alamat : Benda, Brebes• Tanggal Priksa : 05 – Maret – 2014• Pekerjaan : Pegawai Swata• Diagonsa ODS : Konjungtivitis bakteri• Penampilan : Tenang

B. ANAMNESISKeluhan Utama :Kedua mata merah

Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien perempuan berusia 19 tahun datang ke poli Mata

RSMS dengan keluhan kedua mata merah. Mata kiri merah sejak 5 hari yang lalu, sedangkan mata kanan merah sejak 4 hari yang lalu dan kedua mata terus memerah hingga hari ini. Mata merah disertai dengan rasa mengganjal dan gatal sehingga pasien sering mengucek matanya. Pasien juga mengeluhkan mata berair (nrocos), banyak mengeluarkan kotoran berwarna putih kekuningan terutama pagi hari setelah bangun tidur terasa lengket seperti lendir, kedua mata terasa pegal,

Lanjutan Riwayat Penyakit Sekarang :

Mengaku kedua mata terjadi pembengkakan pada kelopak mata pasien dan pasien juga menggaku kedua mata melihat agak buram / kurang jelas sejak keluhan muncul. Pasien sudah berobat ke klinik dekat rumahnya, namun keluhan belum berkurang.

Riwayat Penyakit Dahulu :- Riwayat kemasukan binatang kecil diakui oleh

pasien sejak 5 hari yang lalu pada mata kirinya- Pasien menyangkal pernah kontak dengan

orang yang memiliki keluhan yang sama.

Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai

keluhan yang sama

C. RINGKASAN ANAMNESIS :RPS : Pasien perempuan berusia 19 tahun datang ke

poli Mata RSMS dengan keluhan kedua mata merah. Mata kiri merah sejak 5 hari yang lalu, sedangkan mata kanan merah sejak 4 hari yang lalu dan terus memerah hingga sekarang. Pasien juga mengeluhkan rasa mengganjal pada kedua mata, mata berair/nrocos, keluar kotoran berwarna putih kekuningan mata terutama pagi hari setelah bangun tidur lengket seperti lendir, pegal, bengkak pada kelopak mata, pandangan kabur. Pasien sudah berobat ke klinik dekat rumahnya namun keluhan belum berkurang

RPD : pasien mengaku pernah kemasukan binatang kecil pada mata kirinya sejak 5 hari yang lalu.

C. KESAN1. Kesadaran : Compos Mentis2. Keadaan Umum : Baik3. OD : mata merah4. OS : mata merah

D. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

NO PEMERIKSAAN OD OS PENILAIAN

1. Visus Jauh 6/6 6/6 ODS visus masih dalam batas normal

2. Refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

3. Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

4. Visus Dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan

5. Proyeksi sinar Tidak dilakukan Tidak dilakukan

6. Persepsi Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan

7. Uji Pin Hole Tidak dilakukan Tidak dilakukan

E. PEMERIKSAAN OBYEKTIFNO PEMERIKSAAN OD OS PENILAIAN

1. Sekitar mata hiperemis hiperemis ODS sekitar mata hiperemissupersilia simetris simetris

2. Kelopak mata ODS tepi kelopak mata hiperemis dan edem (+)Pasangan simetris Simetris

Gerakan :Hambatan gerak (-) (-)

Lebar rima normal normal

Kulit-Entropion-Ekstropion-sikatrik

(-)(-)(-)

(-)(-)(-)

Tepi kelopak Hiperemis, edem (+)

Hiperemis, edem(+)

Margo intermarginalis-Entropion-Ekstropion

(-)(-)

(-)(-)

NO PEMERIKSAAN OD OS PENILAIAN

3. APPARATUS LAKRIMALIS hiperlakrimasi hiperlakrimasi ODS apparatus lakrimalis hiperlakrimasiSekitar gld. Lakrimalis Edema (-) Edema (-)

Sekitar sakus lakrimalis Edema (-) Edema (-)

Uji fluoresensi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Uji regurgitasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

4. BOLA MATA ODS bola mata tidak ada kelainan

Pasangan simetris simetris

Gerakan- Bergerak ke segala arah (+) (+)

ukuran normal normal

5. Tensi Bola Mata - Tonodigital Tidak dilakukan Tidak dilakukan

NO PEMERIKSAAN OD OS PENILAIAN

6. KONJUNGTIVA ODS Konjungtiva hiperemis dan terdapat sekret purulen, konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva, hiperemis dan sekret purulen

Palpebra Superior-Hiperemis-Sekret

(+)(+) purulen

(+)(+) purulen

Forniks-Hiperemis-sekret

(-)(-)

(-)(-)

Palpebra Inferior-Hiperemis-sekret

(+)(+) purulen

(+)(+) purulen

Bulbi- hiperemis-Sekret-Injeksi konjungtiva

(+)(+) purulen

(+)

(+)(+) purulen

(+)

7. Sklera hiperemis hiperemis ODS Sklera hiperemis

NO PEMERIKSAAN OD OS PENILAIAN

8. KORNEA ODS Kornea tidak ada kelainan

Ukuran ± 12 mm ± 12 mm

Kecembungan normal normal

Limbus Jernih Jernih

Permukaan Rata, licin Rata, licin

Medium Jernih Jernih

Dinding Belakang Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Uji Fluoresensi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan

9. KAMERA OKULI ANTERIOR ODS Kamera Okuli anterior tidak ada kelainan

Ukuran Dalam Dalam

Isi Jernih Jernih

NO PEMERIKSAAN OD OS PENILAIAN

10. IRIS ODS iris tidak ada kelainanWarna coklat Coklat

Pasangan Simetris simetris

Gambaran jelas Jelas

Pergerakan- Refleks cahaya (+) (+)

bentuk reguler reguler

11. PUPIL ODS pupil tidak ada kelainanUkuran ± 3 mm ± 3 mm

Bentuk bulat bulat

Tempat sentral sentral

Tepi reguler reguler

Refleks direk (+) normal (+) normal

Refleks indirek (+) normal (+) normal

NO PEMERIKSAAN OD OS PENILAIAN

12 LENSA ODS Lensa tidak ada kelainanAda / tidak ada ada Ada

Kejernihan Jernih jernih

Letak sentral Sentral

Kekeruhan Tidak keruh Tidak keruh

Shadow test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

13 Korpus vitreum Tidak dilakukan Tidak dilakukan

14 Refleks Fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

15 retinoskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

F. KESIMPULAN PEMERIKSAN• ODS visus jauh 6/6• ODS tepi kelopak mata hiperemis dan edem• ODS apparatus lakrimalis hiperlakrimasi• ODS Sklera hiperemis• ODS konjungtiva hiperemis dan terdapat

sekret purulen, pada konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva, hiperemis dan sekret purulen.

G. DIAGNOSISOD : konjungtivitis bakteriOS : konjungtivitis bakteri

H. TERAPIFarmakologi : tobroson mono dose 6xODS

I. PROGNOSISVisus : ODS bonamKesembuhan : ODS bonamJiwa : ODS bonamkosmetik : ODS bonam

TINJAUAN PUSTAKA

KONJUNGTIVITIS BAKTERI

Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI),

Konjungtivitis adalah “suatu inflamasi atau peradangan pada

konjungtiva yang dapat disebabkan oleh infeksi, iritasi, atau reaksi

alergi (hipersensitivitas)”

Konjungtivitis bakteri adalah suatu proses inflamasi pada

konjungtiva yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Konjungtivitis bakteri terjadi akibat pertumbuhan dan infiltrasi

bakteri pada permukaan epitelial konjungtiva

Definisi

Biasanya penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting disease)•Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor :1. Konjungtiva selalu dilapisi oleh tears film yang mengandung zat-zat anti

microbial.2. Stroma konjungtiva pada lapisan adenoid mengandung banyak kelenjar

limfoid3. Epitel konjungtiva terus menerus diganti.4. Temperatur yang relatif rendah karena penguapan air mata, sehingga

perkembangbiakan mikroorganisme terhambat.5. Penggelontoran mikroorganisme oleh aliran air mata.6. Mikroorganisme tertangkap oleh mukus konjungtiva hasil sekresi sel-sel goblet kemudian akan digelontor oleh aliran airmata.

Konjungtivitis bakteri infeksi yg sering terjadi, wabah musimanFaktor predisposisi berhubungan dengan iklim lembab, higienitas dan sanitasi

kurang bersih permudah penyebaran infeksi.Klasifikasi berdasarkan onset

Etiologi dan Klasifikasi

• Konjungtivitis bakteri bisa dicurigai pada setiap pasien dengan inflamasi konjungtiva bilateral dan sekret purulen.

• Biasanya keluhan konjungtivitis yang disebabkan bakteri iritasi dan kemerahan kedua mata, kelopak mata menempel sehingga mengakibatkan sulit dibuka di pagi hari, keluar kotoran pus kekuningan, kadang-kadang kelopak mata bengkak.

• Tanda klinis inflamasi konjungtiva bilateral, injeksi konjungtiva, sekret purulen, dan edema palpebra.

• Onset dan keparahan inflamasi konjungtiva serta sekret yang keluar memprediksi kemungkinan bakteri penyebab konjungtivitis.

Manifestasi Klinis

Pada konjungtivitis bakteri hiperakut • onset injeksi konjungtiva yang cepat, edema palpebra, sekret purulen

banyak, kemosis, dan rasa tidak nyaman atau nyeri.• Agen penyebab biasanya N gonorrhoeae atau N meningitidis. • Konjungtivitis gonokokus dapat juga terjadi pada neonatus dengan tanda

khas munculnya sekret konjungtiva purulen pada kedua mata 3 – 5 hari setelah persalinan per vaginam.

Sekret Purulen pada Konjungtivitis Gonorrhoeae

• Konjungtivitis bakteri akut sering terdapat dalam bentuk epidemik dan disebut “mata merah” oleh orang awam.

• Penyakit ini ditandai dengan dengan hiperemia konjungtiva secara akut dan biasanya sembuh sendiri.

• Penyebab tersering adalah S pneumoniae, S aureus, dan H influenzae. S pneumoniae merupakan penyebab

Injeksi Konjungtiva pada Konjungtivitis Bakteri Sekret Mukopurulen pada Konjungtivitis Bakteri

• manifestasi klinis sekret purulen, edema palpebra, kemosis, perdarahan konjungtiva

• Konjungtivitis bakteri kronis terjadi pada pasien dengan riwayat obstruksi duktus nasolakrimalis, dakriosistitis menahun yang biasanya unilateral.

• Infeksi ini juga dapat menyertai bleparitis bakterial menahun, atau disfungsi kelenjar meibom

• Pasien dengan sindrom palpebra lemas atau ektropion dapat berkembang menjadi konjungtivitis bakteri sekunder

• Penegakkan konjungtivitis bakteri anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang tepat.

• Keluhan mata merah, keluar kotoran pus kekuningan yang terjadi dalam 1 atau 2 hari, kelopak mata bengkak, dan menempel susah dibuka saat pagi hari, gatal dan terasa seperti ada sensasi benda asing pada mata.

• Pemeriksaan fisik edema palpebra, palpebra saling melekat saat baru bangun, hiperemi konjungtiva sering pada ke dua mata dan sekret purulen adanya papil pada kelopak mata.

• Pemeriksaan penunjang dilakukan swab pada konjungtiva kemudian dilakukan pengecatan gram

• Ditemukan adanya diplokocus extra maupun intrasesular Neisseria gonorrhoe

• Giemsa ditemukan inclusion bodies clamidya.

Penegakan Diagnosis

Diagnosis Banding

virus

bakteriJamur dan

parasitalergiPurulen nonpurulen

Sekret Sedikit Mengucur sedikit sedikit sedikit

Air mata mengucur Sedang sedang sedikit sedang

Gatal Sedikit Sedikit - - mencolok

Mata merah Umum Umum lokal lokal umum

Nodul preaurikuler Lazim Jarang lazim lazim -

Pewarnaan usapan Monosit,

limfosit

Bakteri,

PMN

Bakteri,

PMN

negatif eosinofil

Sakit tenggorok dan

panas yang menyertai

Sewaktu-

waktu

Jarang - - -

• Terapi spesifik terhadap konjungtivitis bakteri tergantung pada agen mikrobiologinya.

• Sambil menunggu hasil laboratorium, dokter dapat memberikan terapi awal dengan antimikrobial topikal.

Terapi konjungtivitis bakteri hiperakut• Jika didapatkan hasil diplokokus gram negatif dicurigai agen penyebab

adalah Neisseria• CDC merekomendasikan terapi konjungtivitis bakteri hiperakut dengan

antiobiotik sistemik ceftriaxone 1 gram dosis tunggal injeksi IM dikombinasikan dengan eye lavage menggunakan saline 4 kali sehari sampai sekretnya habis terbuang.

Penatalaksanaan

Terapi konjungtivitis bakteri akut atau subakut, dan kronis• Konjugtivitis bakteri akut atau subakut biasanya sembuh spontan, sembuh

sendiri dalam 8 hari.

• Pengobatan dengan antibiotik mempercepat penyembuhan, mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi dan mengurangi penyebaran.

• Terapi yang dianjurkan adalah Tetes mata antibiotik spektrum luas: neomisin, polimiksin, ciprofloxasin,

ofloxasin, atau levofloxasin selama kurang lebih 4-5 hari. Vitamin C 500 mg 1 x sehari. Antiinflamasi 2x1 sehari bila disertai dengan edema palpebra. Tidak perlu antibiotika sistemik dan analgesik.

• Konjungtivitis bakteri kronis dapat diterapi seperti diatas, namun harus juga dihilangkan fokal infeksi yang menjadi sumber infeksi.

• Reds Flags seperti adanya nyeri hebat pada mata atau sakit kepala, fotofobia, penurunan visus, atau penggunaan lensa kontak menunjukkan pasien dalam kondisi yang mengancam penglihatan sehingga merupakan indikasi rujukan segera ke dokter spesialis mata.

• Pasien dengan konjungtivitis bakteri hiperakut harus juga dirujuk untuk menilai apakah terjadi kerusakan pada kornea.

• Pada pasien konjungtivitis bakteri yang tidak membaik dalam 24 jam setelah pemberian antibiotik dipertimbangkan juga untuk di rujuk ke dokter spesialis mata

Indikasi Rujuk

• Keratitis punctata superfisialis dan Dakriosistitis akut.• Blefaritis marginal menahun sering menyertai konjungtivitis stafilokokus

kecuali pada pasien sangat muda yang bukan sasaran blefaritis. • Parut konjungtiva dapat terjadi pada konjungtivitis pseudomembranosa

dan membranosa dan pada kasus tertentu yang dikuti ulserasi kornea dan perforasi sampai endoftalmos.

• Ulserasi kornea marginal dapat terjadi pada infeksi N gonorrhoeae, N kochii, N meningitidis, H aegyptius, S aureus, dan M catarrhalis.

• Jika produk toksik dari N gonorrhoeae berdifusi melalui kornea masuk camera anterior, dapat timbul iritis toksik

Komplikasi

Ulkus kornea dan Perforasi pada Konjungtivitis Hiperakut oleh karena N. Gonorhoeae

• Prognosis konjungtivitis bakterial akut umumnya baik dan hampir selalu sembuh sendiri.

• Tanpa diobati, infeksi dapat berlangsung selama 10 - 14 hari

• Jika diobati dengan memadai sembuh dalam 1-3 hari, kecuali konjungtivitis bakteri karena stafilokokus (yang dapat berlanjut menjadi blefarokonjungtivitis dan memasuki tahap menahun) dan konjungtivitis bakteri hiperakut (yang bila tidak dapat diobati dapat berakibat perforasi kornea dan endoftalmitis).

• Karena konjungtiva gerbang masuk bagi meningokokus ke dalam darah dan meninges, hasil akhir konjungtivitis meningokokus septikemia dan meningitis

Prognosis