Mata Rajawali - rni.co.id · kepada sang raja untuk mengambil langkah-langkah konkrit untuk...

16
1 GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA 1 AJANG INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN EDUKASI GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA 1 www.rni.co.id Rajawali Nusindo Gelar Grand Launching Laboratorium Klinik Terpadu Mata Rajawali hal. 5 GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA Visi & Misi hal.11 hal. 3 EDISI 151, TAHUN XV FEBRUARI 2015 RNI Milik Kita, Milik Bangsa Menjadi Kelompok Usaha yang ter- kemuka di Indonesia dalam bidang agribisnis, perdagangan dan distri- busi, farmasi dan alat kesehatan, serta properti dan energi. 1. Memberikan kontribusi dalam perekonomian nasional melalui pengembangan usaha di bidang agri- bisnis, perdagangan dan distribusi, farmasi dan alat kesehatan, serta properti dan energi. 2. Memenuhi harapan para pe- mangku kepentingan (stakeholder) melalui pengelolaan perusahaan secara profesional dengan orientasi pada kualitas produk dan pelayanan pelanggan yang prima. 3. Berkomitmen tinggi terhadap kelestarian lingkungan. Launching dan Bedah Buku “Transformasi RNI TERBANG TINGGI” PERAN RNI DALAM KETAHANAN PANGAN K etahanan pangan adalah sebuah kondisi yang terkait dengan ketersediaan bahan pangan secara berkelanjutan., juga bermakna ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebagai Negara agraris, sungguh ironi, ketahanan pangan Indonesia ternyata sangat rapuh. Sebagian besar bahan pangan untuk memenuhi sembako (sembilan bahan pokok) rakyat kita diimpor dari luar negeri. Di musim kemarau, beritanya di- dominasi tentang kegagalan panen hasil bumi, keringnya waduk dan kelaparan. Sedang di musim hujan , akibat terhambatnya transportasi dan distribusi, harga-harga bahan pangan melambung tinggi. Sebagian besar rakyat menjerit karena tidak dapat membeli kebutuhan mer- eka. Kebijakan pertanian dan tata niaga pangan yang ditetapkan pemerintah juga cenderung kurang berpihak kepada petani. Rakyat dib- iasakan untuk menikmati hasil panen tanpa dilatih untuk menanam, mengem- bangkan, dan meningkatkan produk perta- nian melalui implementasi riset unggulan dan budidaya pertanian, holtikultura, dan peternakan yang canggih. Sejarah ketahanan pangan sebenarnya telah dimulai lebih dari 3.700 tahun yang lalu, yaitu jamannya Nabi Yusuf di Negara Mesir. Dimulai dari mimpi Sang Raja Mesir pada saat itu . Suatu malam, sang raja bermimpi aneh. Raja melihat tujuh ekor lembu betina yang dimakan habis oleh tujuh ekor lembu yang kurus. Kemudian terdapat pula tujuh biji gandum yang subur hijau dan juga tujuh biji gandum yang kering kerontang. Yusuf, yang dikenal sebagai penafsir mimpi dan juga nabi diminta menafsirkan mimpi sang Raja. Atas petunjuk Allah, Nabi Yusuf menjelaskan bahwa makna dari mimpi Raja bahwa akan datang masa subur selama tujuh tahun dan setelah itu akan datang pula masa paceklik selama tujuh ta- hun. Penguasa Mesir itu merasa senang dan juga bingung. Bagaimana nanti nasib rakyatnya kelak? Ia meminta masukan kepada Yusuf. Nabi Yusuf, atas petunjuk Allah memberikan masukan kepada sang Raja. Beliau menyarakan kepada sang raja untuk mengambil langkah- langkah konkrit untuk mengantisipasi kemungki- nan-kemungkinan buruk yang akan ditimbulkan akibat kemarau panjang itu. Setelah melihat kecerdasan dan kemampuan Nabi Yusuf dalam menganalisa kondisi wilayah kerajaan, akhirnya Raja menyerahkan urusan ini kepada Nabi Yusuf dengan mengangkatnya sebagai Menteri Urusan Pangan. Dengan posisinya ini Nabi Yususf dapat menerapkan konsep dan me- letakkan dasar-dasar prinsip ketahanan pangan. Hikmah dari perjalanan hidup Nabi Yusuf tersebut menurut Muhbib Abdul Wahab, dosen pasca sarjana UIN Jakarta adalah sebagai berikut : Pertama, pentingnya mensyu- kuri dan mengoptimalisasikan pemanfaatan sumber daya alam. Tidak semestinya potensi kekayaan alam ditelantarkan, melainkan harus dihidupkan dan dikelola sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan nilai tambah ketahanan pangan, kemakmuran, dan keberkahan bagi semua. Kedua, etos bercocok tanam, memproduksi pangan, dan menabung hasil panen (berperilaku hemat dan tidak konsumtif) harus dikembangkan. Manajemen ketahanan pangan menghendaki perencanaan pem- benihan, pengolahan lahan, penanaman, perawatan, dan pemanenan produk pangan yang melimpah, sehingga hasil penenannya itu surplus dan sebagi- annya dapat disimpan untuk mencukupi kebutuhan masa-masa mendatang, terutama di masa paceklik. Ketiga, prinsip swasembada pangan dalam jangka panjang, minimal tujuh tahun ke depan, perlu menjadi komitmen bagi semua, terutama pemimpin bangsa, agar ketahanan nasional tidak mudah goyah dan gonjang-ganjing, hanya karena nilai tukar rupiah mengalami fluktuasi..Keempat, manajemen ketahanan pangan harus berorien- tasi futuristik; dibarengi dengan etos menyimpan atau menabung dan mengelola stok pangan yang memadai untuk jangka panjang (TF) KETAHANAN PANGAN DAN NABI YUSUF

Transcript of Mata Rajawali - rni.co.id · kepada sang raja untuk mengambil langkah-langkah konkrit untuk...

11GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA 1

AJANG INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN EDUKASI GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

1

www.rn i .co . id

Rajawali Nusindo Gelar Grand Launching Laboratorium Klinik Terpadu

Mata Rajawali

hal. 5

GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Visi & Misi

hal.11

hal. 3

EDISI 151, TAHUN XV FEBRUARI 2015

RNI Milik Kita, Milik Bangsa

Menjadi Kelompok Usaha yang ter-kemuka di Indonesia dalam bidang agribisnis, perdagangan dan distri-busi, farmasi dan alat kesehatan, serta properti dan energi.

1. Memberikan kontribusi dalam perekonomian nasional melalui pengembangan usaha di bidang agri-bisnis, perdagangan dan distribusi, farmasi dan alat kesehatan, serta properti dan energi.

2. Memenuhi harapan para pe-mangku kepentingan (stakeholder) melalui pengelolaan perusahaan secara profesional dengan orientasi pada kualitas produk dan pelayanan pelanggan yang prima.

3. Berkomitmen tinggi terhadap kelestarian lingkungan.

Launching dan Bedah Buku “Transformasi RNI TERBANG TINGGI”

PERAN RNI dALAm KETAhANAN PANGAN

Ketahanan pangan adalah sebuah kondisi yang terkait dengan ketersediaan bahan pangan secara berkelanjutan., juga bermakna ketersediaan pangan dan

kemampuan seseorang untuk mengaksesnya.

Sebagai Negara agraris, sungguh ironi, ketahanan pangan Indonesia ternyata sangat rapuh. Sebagian besar bahan pangan untuk memenuhi sembako (sembilan bahan pokok) rakyat kita diimpor dari luar negeri. Di musim kemarau, beritanya di-dominasi tentang kegagalan panen hasil bumi, keringnya waduk dan kelaparan. Sedang di musim hujan , akibat terhambatnya transportasi dan distribusi, harga-harga bahan pangan melambung tinggi.

Sebagian besar rakyat menjerit karena tidak dapat membeli kebutuhan mer-eka. Kebijakan pertanian dan tata niaga pangan yang ditetapkan pemerintah juga cenderung kurang berpihak kepada petani. Rakyat dib-iasakan untuk menikmati hasil panen tanpa dilatih untuk menanam, mengem-bangkan, dan meningkatkan produk perta-nian melalui implementasi riset unggulan dan budidaya pertanian, holtikultura, dan peternakan yang canggih.

Sejarah ketahanan pangan sebenarnya telah dimulai lebih dari 3.700 tahun yang lalu, yaitu jamannya Nabi Yusuf di Negara Mesir. Dimulai dari mimpi Sang Raja Mesir pada saat itu .Suatu malam, sang raja bermimpi aneh. Raja melihat tujuh ekor lembu betina yang dimakan habis oleh tujuh ekor lembu yang kurus. Kemudian terdapat pula tujuh biji gandum yang subur hijau dan juga tujuh biji gandum yang kering kerontang. Yusuf, yang dikenal sebagai penafsir mimpi dan juga nabi diminta menafsirkan mimpi sang Raja.

Atas petunjuk Allah, Nabi Yusuf menjelaskan bahwa makna dari mimpi Raja bahwa akan datang masa subur selama tujuh tahun dan setelah itu akan datang pula masa paceklik selama tujuh ta-hun. Penguasa Mesir itu merasa senang dan juga bingung. Bagaimana nanti nasib rakyatnya kelak?

Ia meminta masukan kepada Yusuf.

Nabi Yusuf, atas petunjuk Allah memberikan masukan kepada sang Raja. Beliau menyarakan kepada sang raja untuk mengambil langkah-langkah konkrit untuk mengantisipasi kemungki-nan-kemungkinan buruk yang akan ditimbulkan akibat kemarau panjang itu. Setelah melihat kecerdasan dan kemampuan Nabi Yusuf dalam menganalisa kondisi wilayah kerajaan, akhirnya Raja menyerahkan urusan ini kepada Nabi Yusuf dengan mengangkatnya sebagai Menteri Urusan Pangan. Dengan posisinya ini Nabi Yususf dapat

menerapkan konsep dan me-letakkan dasar-dasar prinsip ketahanan pangan.Hikmah dari perjalanan hidup Nabi Yusuf tersebut menurut Muhbib Abdul Wahab, dosen pasca sarjana UIN Jakarta adalah sebagai berikut :

Pertama, pentingnya mensyu-kuri dan mengoptimalisasikan pemanfaatan sumber daya alam. Tidak semestinya potensi kekayaan alam ditelantarkan, melainkan harus dihidupkan

dan dikelola sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan nilai tambah ketahanan pangan, kemakmuran, dan keberkahan bagi semua. Kedua, etos bercocok tanam, memproduksi pangan, dan menabung hasil panen (berperilaku hemat dan tidak konsumtif) harus dikembangkan. Manajemen ketahanan pangan menghendaki perencanaan pem-benihan, pengolahan lahan, penanaman, perawatan, dan pemanenan produk pangan yang melimpah, sehingga hasil penenannya itu surplus dan sebagi-annya dapat disimpan untuk mencukupi kebutuhan masa-masa mendatang, terutama di masa paceklik.

Ketiga, prinsip swasembada pangan dalam jangka panjang, minimal tujuh tahun ke depan, perlu menjadi komitmen bagi semua, terutama pemimpin bangsa, agar ketahanan nasional tidak mudah goyah dan gonjang-ganjing, hanya karena nilai tukar rupiah mengalami fluktuasi..Keempat, manajemen ketahanan pangan harus berorien-tasi futuristik; dibarengi dengan etos menyimpan atau menabung dan mengelola stok pangan yang memadai untuk jangka panjang (TF)

KETAHANAN PANGAN DAN NABI YUSUF

2

Salam Redaksi

GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIARNI Milik Kita, Milik Bangsa

Penanggung Jawab : direksi PT RNI

Pengarah : Sekretaris Korporasi

Pimpinan Redaksi : Riatin hajriyanto

Redaktur : Edwin Adithia hermawan

dewan Redaksi : Giri hardiyatmoAris KadarismanGunadi YusufRezka Eko Tri YunantoKarpo Budiman NursiWartiniAndi Pradipto Arimuko

Sekretaris Redaksi : m Ahyani

Koresponden :Seluruh Anak PerusahaanSesuai SK : PTRNI NO.19/SK/RNI/01/II/2014

Hallo Rajawali

Dalam fisiologi, senyum adalah ekspresi wajah yang terjadi akibat

bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula di sekitar mata. Kebanyakan orang senyum untuk me-nampilkan kebahagian dan rasa senang.

Senyum itu datang dari rasa kebahagian atau kesengajaan karena adanya sesuatu yang membuat dia senyum, Ses-eorang sendiri kalau senyum umumnya.

Sumber gambar : www.pulsk.com (Pansy adalah bunga yang mempunyai ‘wajah’ dan selalu tersenyum kepada siapapun jika kita melihatnya )bertambah baik raut wajahnya atau menjadi lebih cantik/

tampan ketimbang ketika dia biasa saja atau ketika dia marah.

Tersenyum itu lebih gam-pang ketimbang cemberut karena otot yang dibutuhkan untuk gerakan senyum lebih sedikit ketimbang cemberut. Tapi meski mudah dilakukan ternyata orang sulit sekali untuk tersenyum dan lebih sering menunjukkan ekspresi mengerutkan dahi atau cemberut. Beberapa ahli menyatakan dibutuhkan 43 otot untuk cemberut dan hanya 17 otot untuk tersenyum. Terse-nyum bisa dilakukannya secara sadar ataupun tidak sadar yang dipandang sebagai suatu bentuk kebahagian dan kera-mahan. Sedangkan cemberut umumnya menunjukkan kes-edihan atau ketidaksetujuan.

Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wa Sallam tidak hanya menganjurkan umatnya untuk menebarkan senyuman dan menampilkan muka berseri-seri kepada saudaranya. Ra-sulullah SAW adalah teladan dalam perbuatannya tersebut. Beliau adalah sebaik-baik contoh dalam hal menebarkan senyuman dan menampilkan wajah yang berseri-seri.Wajah tersenyum merupakan cermin dari hati dan perasaan yang tenang, senyum adalah ibadah yang paling mudah di lakukan dan mampu menyem-purnakan kemuliaan akhlak. Senyum adalah kecantikan yang lahir dari hati dan jiwa, dan suatu anugrah yang dapat menenangkan perasaan, menyejuk-kan dan menentramkan hati yang sedang gelisah. Senyuman merupakan kosmetik wajah yang alami, tulus dan berharga,

yang tidak perlu dibeli dan bisa di bawa kemana-mana. Tidak menimbulkan iritasi dan dapat menghambat penuaan dini secara alami. Dalam had-its di sebutkan bahwa senyum adalah shadaqah, shadaqah termurah namun penuh berkah, karena kita dapat menyenangkan hati orang lain, menumbuhkan semangat dan memancarkan ketulusan hati. Namun perlu di garis bawahi, senyumannya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain. Yuk ! tersenyum-lah…………….(T699)

TERSENYUMLAH…………..

Pada edisi ini, Media RNI banyak memuat kegiatan Direktur Utama PT RNI

memjadi nara sumber atau pe-mibicara beberapa seminar atau FGD (Focus Group Disscusian ). Berbagai topik dibahas, mulai dari ketahanan pangan, property, bahkan sampai bonus demo-grafi. Dari banyaknya undangan atau permintaan penyelenggara seminar atau FCD mencer-minkan bahwa citra perusahaan (corporate image) yang diakui baik secara nasional.

Setiap perusahaan mempunyai citra yang disadari atau tidak telah melekat pada perusahaan tersebut. Tidak sedikit barang

atau jasa yang dihasilkan peru-sahaan begitu kuat citranya di benak masyarakat. Citra dapat dikatakan sebagai persepsi masyarakat dari adanya pengalaman, keper-cayaan, perasaan, dan penge-tahuan masyarakat itu sendiri terhadap perusahaan, sehingga aspek fasilitas yang dimiliki perusahaan, dan layanan yang disampaikan karyawan kepada konsumen dapat mempenga-ruhi persepsi konsumen/ma-syarakat terhadap citra.

Dengan demikian citra meru-pakan salah satu aset ter-penting dari perusahaan atau organisasi yang selayaknya terus menerus dibangun dan dipelihara. Citra yang baik merupakan perangkat kuat, bukan hanya untuk menarik konsumen dalam memilih produk atau perusahaan, me-lainkan juga dapat memperbai-

ki sikap dan kepuasan pelang-gan terhadap perusahaan.

Citra perusahaan tidak bisa direkayasa, artinya citra tidak datang dengan sendirinya me-lainkan dibentuk oleh masyara-kat, dari upaya komunikasi dan keterbukaan perusahaan dalam usaha membangun citra positif yang diharapkan. Upaya membangun citra tidak bisa dilakukan secara serampan-gan pada saat tertentu saja, tetapi merupakan suatu proses yang panjang. Karena citra merupakan semua persepsi atas objek yang dibentuk oleh konsumen dengan cara mem-proses informasi dari berbagai sumber sepanjang waktu.

Jadi, upaya yang selama ini telah dilakukan untuk membangun citra RNI boleh dikatakan berhasil, tinggal seluruh insan RNI membangun perusahaan ini mencapai kin-erja sebaik citra yang terban-gun. Itu.. !!! (T699)

CORPORATE IMAGE

Kepak Sayap Rajawali

3GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA RNI Milik Kita, Milik Bangsa

Untuk memaknai momen prestisius tersebut, RNI menggelar acara

Peluncuran dan Bedan Buku “Transformasi RNI TERBANG TINGGI” yang bertempat di Gedung RNI, Kuningan, Jakarta, pada 23 Desember 2014. Acara peluncuran dan bedah buku tersebut berlangsung meriah karena dihadiri banyak tokoh, diantaranya Menteri Perdagangan Rachmat Gobel dan Men-teri Perindustrian Saleh Husin, Pejabat Kement-erian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kemen-terian Pertanian, Kemen-terian Perindustrian, para Pejabat BUMN, tak lupa hadir pula tokoh pengusa-ha seperti Aksa Mahmud, Setiawan Djody, Sandiaga Uno, dan Ketua Himpu-nan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Suryani Motik. Tokoh-tokoh yang hadir tersebut memperoleh kehormatan menerima buku “Transformasi RNI TERBANG TINGGI” cetakan pertama.

Pada sambutannya, Direk-tur RNI Ismed Hasan Putro mengatakan, buku “Trans-formasi RNI TERBANG TINGGI” merupakan intisari dari upaya RNI menapaki pencapaian lebih tinggi melalui berbagai terobo-san, pengembangan, dan inovasi yang gencar dilaku-kan akhir-akhir ini. Isinya menceritakan apa dan bagaimana pengembangan dan inovasi tersebut telah dilakukan pada tiap core bisnis RNI yang terdiri dari agroindustri, farmasi dan alat kesehatan, distri-busi dan perdagangan, dan

properti.

Lebih lanjut, beliau men-gatakan, di lapangan tentu tidak mudah merealisa-sikan berbagai terobosan tersebut. Namun, justru itulah titik tekan dalam buku ini, bagaimana RNI “berproses”. RNI ingin bercerita seraya berbagi kisah mengenai gambaran proses usaha di tiap unit bisnisnya, lalu sentuhan inovasi apa yang coba diterapkan, dan perubahan apa yang kini terjadi hasil dari inovasi tersebut. Se-hingga masayarakt diluar sana yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, tidak terpikirkan menjadi terpikirkan, dan yang tidak kenal RNI pun menjadi ke-nal. Semua itu terangkum

dalam buku “Transformasi RNI TERBANG TINGGI”. Beliau berharap apa yang tertulis di dalam buku ini menjadi evaluasi, pembe-lajaran, dan motivasi baik bagi internal RNI maupun perusahaan lainnya. Pada intinya, melalui buku ini RNI ingin berbagi pengala-man dan spirit perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.

Sementara itu, Men-teri Perindustrian Saleh Husin yang didaulat untuk memberikan sambutan mengucapkan selamat atas pencapaian 50 tahun RNI. Ia mengatakan, dalam bi-dang industri perkebunan, kontribusi RNI merupakan salah satu yang terdepan. Oleh karenanya, pada

momentum 50 tahun ini ia berharap RNI semakin produktif. “Saya berharap RNI mampu memproduksi raw sugar bagi bahan baku industri gula rafi-nasi yang permintaannya sangat tinggi, agar kita bisa mengurangi impor gula mentah. Tentu, sebagai representasi pemerintah, RNI perlu terus mendapat dukungan Pemerintah,” ujarnya.

Selain Menteri Perindus-trian, Menteri Perdagan-gan Rachmat gobel juga turut tampil memberikan sambutan. Seperti halnya Saleh Husin, ia mengu-capkan selamat atas hari jadi ke 50 bagi seluruh keluarga besar RNI yang telah banyak memberikan

Launching dan Bedah Buku “Transformasi RNI TERBANG TINGGI”

Tahun 2014 ini genap PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berusia 50 tahun. Dengan rentang usia setengah abad, RNI telah banyak melalui turbulensi yang dapat menjadi bekal pembelajaran dalam menghadapi tantangan yang lebih besar di masa yang akan datang. Pasang-surut, jatuh-bangun, untung-rugi telah lengkap menjadi warna dalam perjalanan 50 tahun RNI. Kini, perjalanan panjang tersebut dirangkai menjadi sebuah buku berjudul “Transformasi RNI TERBANG TINGGI”. Buku yang menceritakan transformasi RNI melalu berbagai terobosan, dan pengembangan ino-vasi itu melengkapi kado dari RNI bagi negeri.

kontribusi bagi pemban-gunan dan pertumbuhan ekonomi bangsa. Beliau mengatakan, sebagai BUMN, RNI perlu terus didukung dan didorong, namun bukan berarti sela-manya dilindungi. Karena melindungi tidak membuat sesuatu menjadi mandiri. RNI harus mandiri.

Bedah Buku Transformasi RNI TERBANG TINGGISebagai bentuk pemak-naan terhadap semangat transformasi buku ini, pada kesempatan yang sama digelar pula acara bedah buku. Hadir sebagai pem-bedah Guru Besar UI Prof. Firmanzah, Ph.D, Peneliti LIPI Fachri Ali, dan De-wan Pengurus Center For Corporate Leadership Nani Bermawi.

Pembedah pertama, Fachri Ali mengatakan, melalui buku ini RNI ingin menun-jukan bahwa pembangunan suatu korporasi perlu juga disertai penerapan nilai-nilai ideologis didalamnya.

Menurutnya, RNI hari ini merupakan hasil dari konsistensi idelogis. Garis konsistensi ini terlihat pada ramifikasi dan intensi-fikasi usaha RNI dalam “wilayah rakyat” seperti, pertanian, pangan, trad-ing, penyediaan air bersih, dan kesehatan (farmasi). Sebagaimana terlihat dalam buku ini, di bawah

Ismed ―yang tentu melan-jutkan para pendahulun-ya― pengembangan dunia usaha “wilayah rakyat” ini mengalami intensifikasi, ekstensifikasi dan sofisti-kasi.

Ia menambahkan, dua frasa pertama dapat kita lihat dari usaha RNI melu-askan dunia persawahan, mengembangkan dan memadukan antara sistem perkebunan dan ternak (sapi), mengembangkan sistem trading (perniagaan) dalam bentuk pesebaran “Waroeng Rajawali” dan obat-obatan (farmasi).

Sementara, Firmanzah

mengatakan, buku ini menarik karena RNI sendiri merupakan perusahaan yang menarik. RNI meru-pakan holding yang unik apabila dilihat dari sejarah proses pembentukannya yang sangat berbeda dari perusahaan-perusahaan lain. Hal Itulah yang kemu-dian membuat RNI menjadi challenging. Ia berpan-dangan, biasanya suatu perusahaan terlebih dahulu membuat anak perusahaan barulah berbentuk holding. Namun, dalam perjalanan RNI, anak perusahaan dulu yang pertama ada baru kemudian berkumpul dan membentuk holding. “Dari sini dapat dikatakan, RNI mengawali visi holding di Indonesia. Seperti holding BUMN Perkebunan yang terbentuk baru-baru ini,” ujar Firmanzah.

Lebih lanjut Firmanzah menambahkan, buku ini menekankan pada dua sisi yaitu inovasi dan opti-malisasi asset yang luar biasa. Semangat yang ingin disampaikan adalah semangat inovasi. Mengapa inovasi? Karena perekono-mian Indonesia kini tengah tumbuh. Maka, semangat inovasi bahkan ekspansi-

lah yang sangat relevan dan justru perlu terus di tingkatkan. RNI telah on the track, hanya saja semua itu butuh proses dan tidak mudah.Berbeda dengan dua pembicara sebelumnya, Nani Bermawi mencoba lebih menyoroti esensi kepemimpinan. Ia ber-pendapat, pembahasan lain yang kuat dari buku ini adalah bagaimana men-gelola perubahan. Teru-tama perubahan perilaku dimana perilaku tidak akan berubah jika cara pan-dang tidak berubah. Nani melihat, salah satu kunci kesuksesan RNI mengelola perubahan melalui peruba-han cara pandang tidak lain adalah faktor kepemimpi-nan.

Pada beberapa bab, Nani melihat, kepemimpinan melalui contoh telah ber-hasil merubah cara pan-dang para manager RNI. “Pada bab-bab tersebut mereka banyak berbicara memimpin dengan hati, memimpin dengan contoh, memimpin dengan detail. Itu tidak akan terwujud jika pemimpinnya tidak mem-berikan contoh,” ujar Nani.

4 RNI Milik Kita, Milik Bangsa GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Kepak Sayap Rajawali

5GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA RNI Milik Kita, Milik Bangsa

Kepak Sayap Rajawali

Hal itu disam-paikan Direk-tur Utama PT Rajawali Nus-

antara Indonesia Ismed Hasan Putro saat menjadi pembicara dalam seminar bertema “Politik Eko-nomi Ketahanan Pangan dalam Jokowinomics”, pada tanggal 4 Februari 2014 di Universitas Para-madina Jakarta. Seminar yang membedah kebijakan pangan di era Pemerin-tahan Joko Widodo itu juga menghadirkan pembi-caaraa Rektor Universitas Paramadina Prof. Firman-zah, Ph.D, Ekonom Univer-sitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Revrisond Basswir, dan Politisi PDI-Perjuangan Arif Budimanta.

Beliau memaparkan, se-mangat ketahanan pangan tersebut harus masuk ke-dalam konteks “gerakan”. Menurutnya konteks “ger-akan” dalam kinerja usaha RNI menjadi sangat penting ditekankan. Sebab, kehadi-rannya secara ideologis dan politik bersua dengan konsepsi jokowinomics saat ini. Sebagaimana diketahui, penekanan Jokowinomics dalam sektor ini adalah pencapaian ketahanan pangan.

Lebih lanjut beliau me-maparkan, jika dikaitkan

dalam konteks internal perusahaan, di dalam beberapa hal RNI berupaya memfokuskan kinerjanya menuju ketahanan pangan dengan berbagai inovasi teknologi, teknikal, dan managerial dalam perke-bunan, industry gula, air mineral, dan daging sapi. Kondisi eksisting saat ini RNI memiliki area lahan perkebunan seluas 98.624 ha. Lahan tersebut diper-untukan bagi tebu, sawit, teh, dan karet. Sebanyak 60.043 ha diperuntukan untuk tanaman tebu guna menyokong kebutuhan gula dalam negeri. “Dalam 5 ta-hun terakhir kontribusi RNI terhadap kebutuhan gula di Pulau Jawa tidak pernah kurang dari 20%,” katanya.RNI menerjemahkan ”ger-akan” ketahanan pangan ke dalam intensifikasi, eks-tensifikasi, dan sofistikasi, yang diejawantahkan pada

perluasan areal persawa-han, mengembangkan dan memadukan sistem perkebunan dengan ternak sapi dan pengemasan modern serta pengemban-gan model perdagangan produk-produk pertanian dan pangan. Dilihat dari sisi ini, RNI berusaha mereal-isasikan semangat ideolo-gis ketahanan pangan ke

dalam kinerja praktikal dan teknikal melalui asu-pan kapital, teknologi dan manajerial.Beliau mengatakan, sudah seharusnya usaha mencip-takan ketahanan pangan ini di internalisasi oleh berb-agai pihak terkait seperti BUMN pangan dan perke-bunan, juga unsur birokrat, dan petani, sehingga terjadi sinergi yang mampu bertransformasi kedalam ideology dan politik, serta tidak semata dimaknai secara teknikal.

Secara implementatif, ia mengatakan, Indonesia masih menghadapi berb-agai permasalahan funda-mental untuk mewujudkan ketahanan pangan. Seperti konversi lahan pertanian menjadi areal pemukiman dan industri yang marak terjadi di desa-desa. Se-lain berkurangnya lahan, kondisi ini pun berimplikasi pada semakin terbatasnya penyediaan air bagi kebun dan sawah. Belum lagi diperparah oleh kerusakan prasarana pengairan hampir sekitar 30%. “Hal ini mengakibatkan Indo-nesia kehilangan potensi

Peran RNI dalam Ketahanan PanganPerubahan kondisi global menuntut setiap negara mampu mandiri di sektor pangan. Pasalnya, peningkatan populasi, keterbatasan lahan, dan perubahan iklim dewasa ini membuat harga pangan internasional mengalami lonjakan drastis dan semakin tidak menentu ketersediaannya. Sehingga, apabila masih tergantung pada impor, Indonesia berpotensi terjerumus kedalam gizi buruk. Maka dari itu, PT Rajawali Nusantara Indo-nesia (RNI) Persero sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam sektor pangan mendukung program pemerinta mewujudkan swasembada pangan melalui penerapan politik-ekonomi katahanan pangan dalam konteks Jokowinomics.

6 GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Kepak Sayap Rajawali

RNI Milik Kita, Milik Bangsa

hasil produksi pertaniannya akibat sistem pengolahan dan penanganan hasil yang tidak baik,” ujarnya.

Setali tiga uang, Firmanzah mengatakan, tantangan

yang dihadapi produksi pangan nasional adalah mengenai alih fungsi lahan. Persoalan lainnya adalah berkurangnya jumlah rumah tangga petani.Sementara Revrisord

berpendapat, kedaulatan pangan tidak bisa meng-abaikan peran koperasi. Iklim demokrasi ekonomi seharusnya memunculkan banyak koperasi komoditas. Adapun koperasi komoditas

seharusnya tampil men-jadi dasar pembangunan ekonomi nasional. Apalagi koperasi merupakan am-anat Undang-undang Dasar (UUD).

Direktur Rajawali Nusantara In-donesia Ismed Hasan Putro

menjadi pembicara dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digagas Yayasan Mahkota Insan cita dengan tema “Bonus Demografi Antara Anugerah dan Musibah” bertempat di Lembaga Ilmu Pengeta-huan Indonesia Jakarta, 13 Desember 2014. Pada ke-sempatan itu ia menjelas-kan, menghadapi Ma-syarakat Ekonomi ASEAN atau MEA 2015 Indonesia diuntungkan oleh beberapa kondisi, diantaranya bonus demografi yang akan dialami pada tahun 2020. Bonus demografi ini harus mampu menstimulus per-tumbuhan ekonomi Indo-nesia dengan melahirkan banyak entrepreneur muda, bukan sebaliknya melahir-kan buruh-buruh baru.

Bonus demografi meru-pakan kondisi dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda se-makin kecil dan usia lanjut belum banyak. Disebut “bo-nus” karena tidak terjadi terus menerus melainkan hanya terjadi sekali dalam beratus-ratus tahun.

Menurut beliau, bonus

demografi merupakan anugerah. Dengan menin-gkatnya golongan produktif jumlah pengangguran akan berkurang. Orang yang bekerja lebih banyak daripada yang menjadi tanggungan, hal itu mampu meningkatkan daya saing bangsa. Selain itu, yang terpenting, dengan domi-nasi kaum muda, karya kreatif dan inovatif berpo-tensi lebih berkembang dalam menstimulus per-tumbuhan ekonomi. Oleh karenanya, ini merupakan peluang untuk lahirnya pengusaha-pengusaha baru.

Peluang itu telah ada, tinggal bagaimana gen-erasi produktif tersebut menyambutnya. Untuk itu, menurutnya, orientasi atau indikator sukses bagi gen-erasi muda perlu diubah. Bukan lagi hanya tentang kedudukan politik atau pun gelar akademik yang men-tereng. Tetapi, bagaimana mereka mampu masuk dan menjadi penggerak ekonomi. Bukan berarti menjadi politisi atau profe-sor tidak penting, namun lebih kepada kebutuhan yang mendesak. Saat ini, Indonesia telah banyak kehilangan figur-figur pengusaha pribumi yang memiliki nasionalisme dan

komitmen membangun negeri. Sementara, figur baru tak kunjung muncul. Forbes mengatakan, elit Indonesia dalam bidang ekonomi semakin hilang terutama pada periode 2012-2013, jumlahnya tidak lebih dari 10%.

Beliau melanjutkan, untuk merubah itu perlu dukun-gan berbagai instrument, dari mulai keluarga hingga pendidikan di sekolah. Lembaga pendidikan ha-rus diarahkan agar fokus mebentuk dan melahirkan pengusaha-pengusaha baru. Berikut organisasi-organisasi kepemudaan, kader-kadernya perlu dididik menjual karya agar tidak manja dalam

memenuhi pendanaan keg-iatan organisasi. Sehingga organisasi tidak lagi di-pandang sebagai pencetak politisi tapi juga pengkader pengusaha sukses. Berikut juga korporasi, kegiatan CSR dan PKBL perlu lebih fokus diarahkan untuk melahirkan wirausahawan baru di berbagai pelosok. Potensi daerah perlu di-manfaatkan oleh warganya, bukan sebaliknya, dibiar-kan dikeruk oleh aktivitas bisnis asing kemudian di bawa lari keluar negeri.

Perlu sinergitas semua pihak dengan pemerin-tah sebagai komandonya. Pasalnya, menurut data, bonus demografi ini tidak akan berlangsung lama.

RNI Menyikapi Bonus Demografi Indonesia

7GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Kepak Sayap Rajawali

RNI Milik Kita, Milik Bangsa

Hal ini terkait angka ketergantungan penduduk, atau dimaknai tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk non produktif (usia tua dan anak-anak). Angka ini bersifat dinamis seir-ing pertambahan usia. Pada tahun 2020 angka ketergantungan penduduk Indonesia akan sangat rendah, diperkirakan men-capai 44 per 100 penduduk produktif, artinya 100 orang bekerja menanggung 44 orang.

Berdasarkan laporan PBB, dibandingkan dengan negara Asia lainnya, angka ketergantungan Indonesia akan terus turun sampai tahun 2020. Tren penu-runan ini sebetulnya telah dimulai sejak tahun 1971, ketika itu perbandingannya 100 produktif menanggung 86 non produktif. Lalu tum-

buh lagi pada tahun 2000 menjadi 100 orang bekerja menanggung 54 orang. Puncaknya pada tahun 2020 sampai 2030 yang meng-hasilkan perbandingan yang cukup jauh, 100 orang produktif menanggung 44 orang non produktif. Akan tetapi, pasca 2030 diprediksi kondisi berbalik. Tanggun-gan meningkat karena pesatnya pertambahan lansia. Ketergantungan pada 2030 mencapai 46,9. Kemungkinan meningkat lagi pada 2035 menjadi 47,3.

Dampak Bagi RNISelain peluang lahirnya pengusaha baru, bonus demografi akan para-lel dengan peningkatan ketersediaan tenaga akhli yang berkualitas. Kondisi itu yang perlu cepat dir-espon kalangan korporasi. Sumber daya manusia yang unggul penting bagi pen-

ingkatan kinerja organisasi, maka persaingan dalam memperolehnya pun akan semakin ketat. Menurut-nya, RNI akan siap bersa-ing mendapatkan SDM yang berkualitas melalui penerapan carieer planning yang jelas mengedepankan kinerja bukan feodalisme. Disamping itu, beliau men-gatakan, RNI akan mener-apkan system remunerasi yang bersaing.

Konsekuensi logisnya tentu saja tuntutan gaji dan fasilitas yang meningkat. Hal itu dapat di-cover oleh kinerja perusahaan yang akan terus meningkat. Peningkatan kinerja itu aki-bat bonus demografi yang berdampak pada pening-katan kelompok menengah dengan tingkat konsumsi tinggi. Permintaan produk agro industry, energy alternatif, farmasi dan alat

kesehatan yang merupakan domain bisnis RNI pastinya akan terus meningkat.

Demikian pula pada core bisnis RNI yang lain, yaitu sektor perdagangan. Area potensial berkembang sehingga nilai transaksi berkembang pesat. Hal ini dikarenakan, bukan hanya permintaan pasar lokal yang meningkat, namun kebutuhan pasar ekport juga meningkat. Beliau mengatakan, peluang per-tumbuhan itu besar, maka untuk merespon itu RNI perlu melakukan percepa-tan pengembangan produk, penerapan teknologi tepat guna dan implementasi manajemen yang terinte-grasi. Ia menambahkan, adapun dari sisi marketing akan didorong penerapan IT dan system modern logistic & distribution practices.

Jakarta. Potensi pasar ritel di tanah air saat ini masih sangat besar. Terli-

hat dari semakin gencarnya para pemain minimarket berekspansi sampai ke desa-desa, mereka “me-meriahkan” setiap sudut jalan dan perempatan untuk meraup laba dari minat konsumen yang tinggi. Tentunya, PT Ra-jawali Nusantara Indonesia (RNI), sebagai salah satu perusahaan yang memi-liki unit bisnis minimarket melalui Waroeng Rajawali dan Rajawali Mart mem-baca potensi tersebut. Oleh karenanya, ditengah ketat-nya persaingan, RNI beru-paya memberikan sebuah diferensiasi dalam men-

Mandiri Melalui Kemitraan Waroeng Rajawali & Rajawali Mart

8 GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIARNI Milik Kita, Milik Bangsa

Kepak Sayap Rajawali

jalankan bisnis mart-nya. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), tanggung jawab yang diemban RNI bukan hanya memperoleh laba setinggi-tingginya, lebih dari itu aspek pem-berdayaan masyarakat harus dikedepankan juga.

Hal itu terungkap dalam Temu Bisnis Seluruh Dapen BUMN dan Seluruh Kop-erasi BUMN, yang dilak-sanakan di Gedung RNI, Jakarta, pada 9 Desember 2014. Forum tersebut men-gulas mengenai konsep bisnis dan pendanaan ke-mitraan Waroeng Rajawali dan Rajawali Mart, sebagai peluang investasi atau us-aha baru bagi perusahaan atau perorangan. Hadir pada acara itu perwakilan Dana Pensiun (Dapen) dan Koperasi seluruh BUMN.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama (Dirut) RNI Ismed Hasan Putro men-gatakan, bisnis ritel dalam negeri saat ini didominasi oleh para pemain asing. Hal ini dikarenakan ka-langan BUMN terlambat bergerak membaca potensi itu. Ia menuturkan, per-tumbuhan usaha mini-market telah dimulai 18 tahun yang lalu, namun masih terbatas di wilayah perkotaan. “Saat ini, mereka sudah menyerbu sampai ke kecamatan dan desa. Tidak berhenti disitu, perkembangan usaha ritel ini ditangkap baik oleh ritel-ritel asing yang hingga kini semakin menjamur di Indonesia,” kata beliau.

Lebih lanjut, beliau men-gatakan, pada 2012 se-benarnya BUMN telah masuk kedalam bisnis ritel

melalui Bulog mart dan PT Pos. Namun, sayangnya manajemen usaha terse-but tidak dikeola sendiri lantaran masih belum memiliki pengalaman menjalani usaha ritel. Ia menilai, BUMN sebagai “tangan kanan pemerintah” perlu masuk ke bisnis ini, karena sulit mengharap-kan pemodal asing untuk peduli terhadap pengem-bangan ekonomi desa dan usaha kecil. “Jika kendali pemerintah terhadap pen-etrasi ritel asing masih lemah, para pengusaha global berpotensi lebih jauh memonopoli bisnis terse-but. Dengan demikian, kita bisa dipermainkan pasar global. Apalagi 2015 kita berhadapan dengan pasar bebas melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN,” tuturnya.

Realitas tersebut yang kemudian membuat RNI semakin gencar mengem-bangkan Waroeng Rajawali dan Rajawali Mart melalui mekanisme yang pro pada

pembangunan ekonomi masyarakat. Ismed me-nambahkan, sistem kemitraan ini bertujuan membuka kesempatan bagi masyarakat baik instansi, BUMN, kelom-pok maupun perorangan untuk bergabung memiliki usaha minimarket sendiri. Output-nya tentu pening-katan pendapatan dan kesejahteraan. Pasalnya, semakin menjamurnya mini market yang belum dilengkapi dengan per-encanaan program kemi-traan seringkali berakibat mematikan toko kelontong yang tumbuh di sekitarnya. Hal ini dapat mengganggu sumber pendapatan ma-syarakat bahkan berpotensi mematikan usaha tersebut.

Menurut beliau, RNI ingin berkontribusi mengem-bangkan usaha kecil yang selama ini selalu diposisikan berlawanan dengan bisnis minimarket. Caranya, selain membuka kesempatan agar ma-

syarakat dapat memiliki mini market sendiri, RNI akan turut meng-edukasi masyarakat. Ia melihat, masih banyaknya pen-gusaha kecil pemilik toko kelontong yang belum memahani pengelolaan dasar toko. Seperti cara display barang, mengelola persediaan barang dan keuangan, serta bagaimana mendapatkan produk berkualitas dengan harga terjangkau. Ia menegas-kan, ditengah persaingan yang semakin ketat mereka perlu melakukan peruba-han pola berbisnis agar tidak tergilas oleh para pe-main besar. Lebih dari itu, ia berharap kemitraan ini dapat membidani lahirnya wirausahawan-wirausa-hawan baru dalam bidang minimarket.

Selain itu, sistem kemi-traan merupakan bagian dari strategi RNI untuk menstimulus pertum-buhan dan penyebaran gerai Waroeng Rajawali

9GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA RNI Milik Kita, Milik Bangsa

Keluarga Rajawali

dan Rajawali Mart. Ismed mengatakan, RNI mempu-nyai misi untuk turut serta dalam menjaga ketersedi-aan pasokan pangan yang terjangkau dan berkualitas. Untuk itu diperlukan seba-ran gerai yang merata dan masif agar mampu diakses semua kalangan. Gerai Waroeng Rajawali dan Rajawali Mart itu akan diisi dengan produk pangan RNI dari brand Raja, produk BUMN, juga produk UKM binaan BUMN.

Spirit RNI dalam pengem-bangan Waroeng Rajawali dan Rajawali Mart ini yaitu menjadikannya perusahaan ritel berbasis Program Ke-mitraan dan Bina Lingkun-gan terbesar dan tersebar di seluruh Indonesia. Di samping pengembangan usaha, melalui bisnis ini RNI dapat menjembatani program CSR BUMN yang berbsis pemberdayaan masyarakat untuk mem-perkuat ekonomi nasional dan mendidik masyarakat

menjadi pengusaha.

Kemitraan Minimarket Bagi SemuaPada sesi berikutnya, temu bisnis yang sedianya memang digagas untuk mensosialisasikan pro-gram kemitraan Waroeng Rajawali dan Rajawali Mart kepada calon mitra tersebut, diisi pemaparan mengenai bagaimana dan apa saja keuntungan men-jadi mitra oleh Senior Vice President Pengembangan Waroeng Rajawali dan Ra-jawali Mart Ananto Widodo. Dalam pemaparannya beliau mengatakan, selama ini terdapat dua aspek yang menjadi momok dalam berbisnis ritel yaitu perizinan dan modal. Ia mengatakan, melalui kemitraan ini mitra tidak perlu khawatir mengenai perizinan karena penguru-sannya dilakukan oleh RNI. Sementara untuk modal, RNI sudah membangun kerjasama tripartit an-tara RNI, perbankan, dan

investor. Perbankan akan memberikan fasilitas kredit sesuai tipe toko. Fasilitas kredit tersebut mencakup investasi peralatan dan perlengkapan toko berikut barang dagangan.

Lebih lanjut ia memapar-kan, bagi calon mitra yang ingin bergabung memiliki mini market yang dikelola oleh PT RNI, cukup me-nyediakan calon bangunan yang sudah standar untuk dilakukan survey terkait kelayakannya. Kemudian tipe gerainya serta berapa tambahan investasi yang diperlukan sampai gerai Mitra bisa beroperasi akan menyesuaikan.

Ananto menegaskan, strong point kenapa perlu bermitra dengan Rajawali Mart dan Waroeng Rajawali antara lain, branding Rajawali Mart & Waroeng Rajawali yang sudah kuat dan dikenal, variasi produk yang dimiliki cukup lengkap (produk in-novasi RNI dengan brand-

ing “Raja”, produk-produk BUMN lainnya, produk swasta nasional dan Produk UKM), kemudian Opportu-nity Sinergy antar BUMN melalui pemanfaatan aset bersama (jaringan komunikasi dan sistem, jaringan distribusi, lokasi, dan SDM), serta didukung jaringan Distribution Center (DC) dengan 43 cabang di seluruh Indonesia. Di tam-bah lagi, RNI aktif dalam Program Sales & Marketing yang bersifat komprehensif, seperti promo spesial untuk members, bazar regular dengan BUMN dan lokal di sekitar gerai, dan promosi produk tertentu.

Sementara, pembicara dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai pihak perbankan yang mendukung pro-gram kemitraaan Waroeng Rajawali dan Rajawali Mart mengatakan, BRI telah menyiapkan fasilitas kredit sebesar Rp 40 miliar yang siap dikucurkan bagi pen-danaan kemitraan tersebut.

Dunia usaha yang semakin dinamis pada tahun 2015 membuat pub-

lik merasa perlu untuk mengetahui sektor bisnis apa saja yang potensial digarap dapa tahun ini. Untuk itulah digelar sebuah acara bertajuk Outlook Businnes Properti, Hotel, dan Restoran dengan tema “Tantangan Bisnis Properti, Hotel, dan Restoran dalam Menghadapi MEA 2015” dimana Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indo-nesia (RNI) Persero Ismed Hasan Putro menjadi salah satu pembicara. Acara tersebut di selenggarakan oleh Himpunan Pengusaha

Iklim Perbankan dan Pariwisata 2015 Baik Bagi Bisnis Properti

Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HIPKA - KAHMI) bertempat di Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada 15 Januari 2015.

Acara yang bertujuan memberikan informasi ten-tang investasi dan peluang bisnis properti, perhotelan, dan restoran di Indonesia itu dibuka oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya dan menghadirkan beberapa pembicara seperti mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar, Direktur Desti-nasi dan Perencanaan Pari-wisata Frans Teguh, dan Direktur Utama PT Bina Mandiri Bangsa Achmad Sari Alam.

Pada paparannya, Dirut RNI Ismed Hasan Pu-tro mengatakan, sektor properti masih menjadi daya tarik bagi para pelaku bisnis. Pasalnya, mengha-dapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 Indone-sia memiliki potensi yang sangat besar untuk men-jadi tempat baru bagi in-vestasi properti dunia. Iklim perbankan dan perkem-bangan sektor pariwisata yang baik pada tahun 2015 dapat menjadi titik tolak kebangkitan properti tanah air dan akan mencapai booming-nya pada 2018. Hal itu pula yang kemudian mendorong PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero untuk terjun menggarap bisnis properti.

Beliau menambahkan, momentum kebangkitan bisnis properti pada tahun ini didorong oleh tiga hal yang saling berkaitan, yaitu penurunan nilai inflasi yang berdampak pada penu-

runan BI rate atau suku bunga hasil penetapan Bank Indonesia, sehingga menyebabkan penurunan bunga KPR. ”Ini momen-tum dan RNI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ingin mengambil momentum itu. Saat ini, sebagai langkah awal, RNI tengah menggarap proyek pembangunan gedung perkantoran dan hotel di wilayah Jakrta Timur dan Cirebon. Proyek ini telah lanuncing tahun lalu, pem-bangunannya akan dimulai tahun ini,” ujarnya.

Selain itu, beliau ber-pendapat, kedepan properti Indonesia berpo-tensi menjaring pembeli maupun investor asing, ini disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, jumlah populasi Indonesia adalah yang merupakan terbanyak keempat di dunia, dengan begitu investor asing akan berlomba-lomba merebut pasar domestik. Kedua, In-donesia merupakan rumah bagi lebih dari 200 suku etnis yang berarti dari segi konsumen lokal pun pasar Indonesia sangat gemuk dan bervariasi. Ketiga, In-donesia merupakan surga bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman multikultural,

Ketiga faktor tersebut akan semakin menjadi kekuatan dengan ditambah aspek pariwisata dalam negeri yang memiliki potensi sangat besar, sehingga dapat menarik minat warga negara lain untuk mem-beli rumah sebagai tempat tinggal atau menyewa hotel atau vila sebagai tempat transit selama berwisata. “Melihat potensi pari-

wisata yang belum didu-kung infrastruktur, maka investasi dalam sektor properti merupakan pilihan yang paling tepat. Selain dalam rangka pengemban-gan, bisnis properti yang di jalankan RNI juga sebagai upaya optimalisasi aset perusahaan yang idle,” ujar beliau.

Sementara itu, pada kes-empatan yang sama, Men-teri Pariwisata Arief Yahya yang hadir sebagai key-note Speech mengatakan, peluang bisnis dalam dunia pariwisata akan sangat ekonomis jika dikolaborasi-kan dengan bisnis properti. Arief mengatakan, saat ini kendala infrastruktur dalam pariwisata Indone-sia masih sangat besar, baru tergarap sekitar 30%. Hal ini membuka peluang besar bagi sektor properti untuk masuk.

Mengingat, menurutnya, potensi wisatawan dunia sangat besar. “Sebagai contoh, perkembangan ekonomi Cina mebuat neg-ara ini memiliki Outbond Tourist sebanyak 100jt. Maka tak heran, Maldives

mengembangkan bisnis pariwisata untuk potensi pantai dan jasa pelayanan (service) dengan peluang ekonomis 2 juta US dolar,” ujarnya.

Mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menambahkan, wisata saat ini telah menjadi gaya hidup atau kebutuhan se-hingga mampu membuka peluang yang sangat besar di bidang jasa dan properti. Kondisi eksisting di lapan-gan, masih banyak aspek penunjang pariwisata yang belum tergarap. Sep-erti dalam bidang properti, minimnya infrastruktur mengakibatkan terbangnya potensi pariwisata dunia yang besar itu ke negara lain. “Jenis wisata pun masih banyak yang bisa dikembangkan, contoh jenis wisata berupa wisata regilius. Prospek wisata syariah sebelumnya sudah pernah digulirkan 4 tahun lalu, tapi tidak ada perkem-bangan. Sedangkan, Malay-sia saat ini sedang gencar mengembangkan Wisata Islam Tourism,” kata Sapta.

10 GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIARNI Milik Kita, Milik Bangsa

Keluarga Rajawali

GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA 11

Keluarga Rajawali

RNI Milik Kita, Milik Bangsa

Manado. Salah satu anak usaha PT Rajawali Nusantara

Indonesia (RNI) PT Rajawali Nusindo (Nusindo) meng-gelar acara Grand Launch-ing Laboratorium Klinik Terpadu, di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof.Dr.R.D Kandou, Manado, pada 14 Februari 2015. Laboratorium tersebut ha-sil kerjasama Nusindo den-gan RSUP Kandou melalui skema bisnis kerjasama operasi (KSO).

Bersama RSUP Kan-dou, Nusindo melakukan investasi sebesar Rp. 20 Milyar guna mendatang-kan alat-alat laboratorium tercanggih dan termodern. Selain itu, Nusindo juga melakukan perbaikan infrastruktur gedung labo-ratorium. KSO ini memiliki skema bisnis profit shar-ing antara Nusindo dan RS Kandou. Adapun pihak RS berperan menyediakan tempat dan tenaga medis guna mendukung opera-sional usaha.

Pada sambutannya, Direk-tur Utama Nusindo, Tony Visiyanto meceritakan, kerjasama ini bermula dari keikutsertaan Nusindo dalam tender yang dilaku-kan pada tahun 2014. Ten-der yang diikuti oleh banyak perusahaan itu berhasil dimenangkan Nusindo. Tony menambahkan, bahwa sebagai distributor nasion-al farmasi, alat kesehatan, produk consumer dan industrial, Nusindo memi-liki berbagai range product laboratorium yang bermutu tinggi dan termodern di bidangnya. Adanya KSO dengan RS Kandou ini

menjadi momentum untuk memperkokoh posisi Nus-indo di bidang alat kese-hatan, khususnya alat-alat laboratorium.

Lebih lanjut Tony men-gatakan, KSO ini meru-pakan pilot project Nusindo untuk melakukan KSO den-gan RS dibawah Kemen-trian Kesehatan lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia. “Tahun 2015 ini Nusindo menargetkan sekitar empat sampai lima RS lainnya bisa KSO den-gan Nusindo,” ujarnya.

Sementara, Direktur Op-erasional Nusindo Chairani Harahap menambahkan, sebagai distributor nasi-onal, omset Nusindo tahun 2014 sekitar Rp. 2.6 Triliun dengan gross margin sebe-sar Rp. 250 Miliar. Chairani menambahkan, bahwa tahun 2015 ini Nusindo mencanangkan target op-erasional (TOP) sekitar Rp. 3.1 Triliun dengan gross margin Rp. 300 milyar lebih atau meningkat lebih 15%

dari pencapaian tahun sebelumnya.

Selain dihadiri oleh jajaran Direksi Nusindo, acara tersebut di hadiri pula oleh Staf Ahli Menteri Kesehat-an Bidang Teknologi Kes-ehatan dan Globalisasi, Dr. Chaerul Rajab Nasution, Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang, dan Direktur Utama RS Prof.Dr.RD Kandou Mana-do, dr. Maxi Rondonuwo.

Pada kesempatan terse-but, Chaerul Rajab men-gatakan, dengan mod-ernisasi laboratorium klinik terpadu hasil kerjasama

dengan Nusindo ini akan membuka peluang RSUP Kandou untuk meningkat-kan kelas dari RS tipe B menjadi RS tipe A.

Adapun Sinyo Harry Sarundajang dalam sam-butannya berharap, pen-ingkatan fasilitas ini dapat bermanfaat dalam meng-hasilkan tenaga ahli medis yang berkualitas, sehingga masyarakat Sulawesi Utara dapat memperoleh pelay-anan medis yang lebih baik lagi. Saat ini, RSUP Kandou menjadi RS rujukan atas berbagai tindakan medis untuk wilayah Indonesia Timur.

Rajawali Nusindo Gelar Grand Launching Laboratorium Klinik Terpadu

12 GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Keluarga Rajawali

RNI Milik Kita, Milik Bangsa

Sebagai upaya meningkatkan kualitas, baik dari sisi operasional

maupun service excellent kepada pelanggan, PT. Phapros Tbk mengadakan acara Area Manager Meet-ing bertema Marketing Challenges in “BPJS Era” dengan sub tema Back to Basic, Creating Demand, Let’s Change & Don’t be afraid, yang bertempat di Hotel Grasia, Semarang, pada 26 – 28 Januari 2015.

Area Manager Meeting tersebut dihadiri oleh tak kurang dari 70 peserta. Yang terdiri dari para Area Manager. Pada kesempa-

tan itu digelar workshop penyusunan TOP 2015, Kebijakan operasional, Implementasi dan Evaluasi Program kerja. Hasil work-shop tersebut diharapkan melahirkan formula efektif serta efisien untuk men-gantarkan PT Phapros meraih Penjualan dan Laba yang jauh lebih baik.

Pada sesi awal pelaksa-naan meeting, masing-masing direksi tampil memberikan sambutan yang sarat akan wawasan. Kemudia ada sesi di mana masing-masing departe-man memaparkan presen-tasi terkait ide dan gagasan dalam mengembangkan PT

Phapros kedepan.

Seperti terpapar dari hasil presentasi yang dilaku-kan Departemen Akun-tansi & Keuangan dalam memberikan pemahaman tentang pengendalian Biaya. Disampaikan, untuk menghasilkan laba yang baik, maka mulai tahun 2015 Phapros akan lebih berkomitmen terhadap upaya pengendalian Biaya.

Adapun Departemen IT membawakan presentasi mengenai Pengelolaan dan Control Basis IT melalui web, antara lain Task Manage-ment, Kerjasama Instansi, Kerjasama Rumah Sakit, dan

Forecasting. Tidak lupa, De-partemen SAI (Satuan Audit Internal) juga memberikan gambaran komprehensif tentang pentingnya imple-mentasi CAPA (Corrective and Preventive Action).

Diharapkan, penyusunan Strategi yang dilakukan dalam Area Manager meet-ing mampu menghadapi berbagai tantangan di era BPJS, dengan cara-cara Back to basic, Creating demand, Don’t be afraid dan Let’s Change. Seperti yang disampaiakan Komisaris Phapros yang juga marketer & praktisi bidang kesehatan Masrizal Ahmad Syarief, “Penyebab kegagalan adalah adanya keraguan Marketing dalam membangun jejaring, dan rasa takut atau khawatir menjadi satu langkah mun-dur sebelum bertanding”.

Area Manager Meeting PT. Phapros TbkMembedah Tantangan di Era BPJS

Bencana kebakaran saat ini masih menjadi salah satu bencana yang ditakuti oleh masyarakat. Menu-rut data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penang-gulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta, selama 2014

terdapat 1089 peristiwa kebakaran di Provinsi DKI Jakarta, dengan total korban meninggal 34 jiwa, luka-luka 79 orang, 9,694 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal dan keru-gian material sebesar Rp

398,675,800,000,-. Adapun penyebabnya di dominasi oleh arus pendek listrik atau korsleting dan sele-bihnya adalah perilaku manusia yang tidak mengindahkan kesela-matan, seperti merokok

dan membuang punting ro-kok di sembarang tempat, dan tabung gas yang bocor karena pemasangannya yang tidak tepat.

Tingginya jumlah korban dan kerugian yang diaki-batkan kebakaran menye-babkan Dinas Pemadam Kebakaran Provinsi DKI Jakarta lebih serius dalam melakukan upaya penang-

Mengantisipasi Bahaya Kebakaran Sedini Mungkin

13GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Keluarga Rajawali

RNI Milik Kita, Milik Bangsa

gulangan. Salah satunya dengan melakukan so-sialisasi melalui media elektronik, membuat alat pemadam kebakaran mini bagi masyarakat, melaku-kan pemeriksaan alat proteksi kebakaran juga kualitas instalasi listrik di pabrik-pabrik, perkantoran, pasar-pasar dan kawasan yang padat penduduk.

PT Rajawali Nusnatara Indonesia (RNI) Persero, sebagai bagian dari unit bisnis dan perusahaan di DKI Jakarta menedukung penuh upaya tersebut. Pas-alnya, berdasarkan hasil pemeriksaan gedung RNI yang terletak di kawasan Segitiga Emas Mega Kunin-gan merupakan salah satu gedung yang mempunyai potensi kebakaran katagori sedang. Gedung RNI yang mulai beroperasi sejak tahun 1990 memiliki struk-tur vertical yang tersusun dari 8 lantai dan memiliki ruang yang bersekat-sekat dengan material yang terbuat dari bahan yang mudah terbakar. Instalasi listrik serta utilitas yang telah berumur lebih dari 20 tahun memiliki potensi bahaya terjadinya arus pendek. Namun, kontraktor yang membangun gedung RNI ini telah memper-siapkan peralatan proteksi kebakaran seperti instalasi alarm otomatis, detector asap dan panas, instalasi hydrant serta APAR (Alat Pemadam Api Ringan).

APAR merupakan alat proteksi kebakaran untuk menangani kebakaran awal ketika api masih kecil dan belum merembet ke ruang lain. Kemasan APAR yang berbentuk tabung

ini memiliki berat yang berbeda serta jenis bahan yang berbeda pula. Berat APAR bervariasi, dari mulai 1,5 kg, 3 kg, 3,5 kg, 4 kg, 4,5 k, 6 kg, 9 kg, 30 kg dan 50 kg. Bobot ukuran APAR ini berpengaruh pada luas api yang akan dipadamkan. Misalnya APAR 9 kg digu-nakan untuk 5 m² luas api, jadi per kilogramnya dapat digunakan untuk 0,55 m². Isi bahan terdiri dari busa (foam), serbuk kimia (pow-der), CO2 (Carbon dioksida) dan hallon (bahan ini sudah dilarang karena dapat merusak ozon). APAR yang umum digunakan berisi serbuk kimia atau powder karena efektif untuk mem-adamkan kebakaran mate-rial kayu, kertas, karet, gas, minyak dan electrical yang tergolong pada klasifikasi kebakaran A,B dan C.

Oleh karenanya, dalam rangka mengantisipasi bahaya kebakaran di ling-kungan Gedung RNI, pada tanggal 9 Januari 2015, bertempat di halaman be-lakang gedung RNI, Bagian Umum RNI mengadakan acara pelatihan pemadam

kebakaran. Pelatihan ini melibatkan satuan penga-man, teknisi, petugas ke-bersihan (cleaning service), petugas taman, koordinator kendaraan, personil Bagian Umum PT Rajawali Nus-indo dan PT Phapros Tbk. Tujuan pelatihan pemadam kebakaran ini adalah untuk mengenalkan dan mel-atih para karyawan agar dapat menggunakan APAR dengan benar dan tepat sasaran apabila terjadi ke-bakaran pada tingkat mula.

Pelatihan tersebut di-hadiri pula oleh Kepala Divisi SDM & Umum RNI Arief Setiyanto serta Kepala Bagian Umum RNI Fifin Suharnafi. Proses pelati-han pemadaman dilakukan secara bergantian dibawah arahan tenaga ahli dari CV. Bintang Timur sebagai ven-

dor pemenang pengadaan isi ulang dan penyediaan tabung baru APAR yang dipesan oleh RNI. Pelati-han ini sebagai pelayanan tambahan dari CV. Bintang Timur yang merupakan bentuk tanggung jawab-nya sebagai perusahaan penyedia peralatan proteksi kebakaran.

Melalui pelatihan ini di-harapkan para karyawan terkait sudah dapat meng-gunakan APAR dengan benar dan tepat sasaran agar dapat mengantisipasi potensi kebakaran yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Namun demikian, potensi bahaya kebakaran perlu ditekan seminimal mungkin dengan cara dilakukan pencegahan secara teknis maupun non teknis.

14 GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Keluarga Rajawali

RNI Milik Kita, Milik Bangsa

Pemerintah mendo-rong para pelaku usaha kelapa sawit untuk ikut berkon-

tribusi terhadap program swasembada daging nasi-onal dengan mengaplika-sikan pola integrasi peter-nakan dengan perkebunan kelapa sawit. Integrasi ini sebenarnya telah diuji coba dan memberikan efek positif bagi para pelaku usaha perkebunan, baik dalam hal penggemukan sapi maupun peningkatan produktivitas lahan tanam kelapa sawit.

Hal ini dimungkinkan, karena kotoran sapi bisa digunakan sebagai pupuk kompos atau pengganti pupuk organik lainnya. Sementara, limbah perke-bunan seperti daun dan ranting beserta gulma yang berada di sekitar pepo-hanan dapat menjadi pakan ternak.

Program integrasi pe-ternakan sapi dengan perkebunan kelapa sawit ini diharapkan bisa berkon-tribusi meningkatkan populasi sapi dalam negeri agar mampu menopang tingginya kebutuhan daging sapi yang pemenuhannya sebagian besar masih mengandalkan impor. Na-mun, sayangnya program tersebut sepertinya jalan ditempat. Pada prakteknya, tidak banyak pemilik kebun yang mau mengembangkan ternak sapi di kebun sawit, meskipun usaha sampin-gan ini dapat mendatang-kan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan dan peternak Bagai oase di gurun pasir, ternyata di.Adalah PT. Perkebunan (PTP) Mitra Ogan dimana

perusahaan tersebut me-miliki dua orang karyawan yang tangguh dan gigih membalikkan keadaan ini. Mereka adalah bapak Dadi “Kades” dan bapak Ismed Hadiwijaya Mandale yang menurut pengamatan penulis berhasil mengem-bangkan sapi sawit atau yang biasa dikenal “SASA” ini.

“Sapi saya sudah berjum-lah 250 ekor, pak!,” ujur bapak Dadi dengan bangga kepada penulis. selan-jutnya ia bercerita bahwa setiap hari sapi-sapinya digembalakan di afdeling MM kebun Rambang Lubay Mitra Ogan oleh lima orang tenaga kerja.

“Saya sudah bisa mem-perkejakan 5 orang loh pak,” ujarnya lagi.Sistem yang di jalankan oleh bapak Dadi sangat menarik, dimana dalam pemeliharaan sapi-sap-inya ini bapak Dadi tidak mengeluarkan biaya 1 rupiah pun untuk kebu-tuhan pakan dan tenaga kerja. Tapi, antara ia dan

pengembalanya diterapkan sistem bagi hasil 60:40. Asumsi apabila dalam 1 tahun ada 10 ekor sapi yang beranak maka 6 ekor menjadi milik Mr.Dadi dan 4 ekor menjadi milik pengembala. Salut untuknya, penulis membayangkan apabila sapi-sapi pak Dadi ber-anak 200 ekor saja, maka ia akan dapat bagian 120 ekor sapi. Jika diasumsikan harga per ekor sapi Rp.10 juta maka pak Dadi akan memperoleh keuntungan Rp.1,2 Miliar/tahun! Wah…penulis tertarik juga men-dengar cerita pak Dadi.Hari berikutnya, penulis sengaja menyambangi pe-ternak lainnya, pak Ismed Hadiwijaya Mandale. “Sapi saya sekarang berjum-lah 40 ekor, pak,” ujarnya dengan bangga kepada penulis.

Sapi-sapi miliknya sehari-hari di gembalakan di Af-deling V kebun Inti PIN PTP. Mitra Ogan. Agak berbeda dengan pak Dadi, sistem yang terapkan oleh pak Ismed adalah bagi hasil

dengan komposisi 50:50. Dengan asumsi apabila dalam 1 tahun ada 10 ekor sapi yang beranak maka 5 ekor menjadi miliknya dan 5 ekor menjadi milik pengembala. Sama halnya dengan pak Dadi, dalam pemeliharaan sapi-sapinya pak Ismed tidak mengelu-arkan biaya 1 rupiah pun, baik untuk pakan maupun tenaga kerja. Hal ini mem-buat penulis makin tertarik saja.

Setelah puas melihat sapi-sapi pak Dadi dan pak Ismed, penulis kembali ke mess PTP. Mitra Ogan di Karang Dapo. Penulis membayangkan semoga dikemudian hari langkah yang sudah dilakukan dua orang karyawan PTP. Mitra Ogan bisa diadopsi dan dikerjasamakan dengan para pemanen PTP. Mitra Ogan, pasti para pemanen ini akan lebih sejahtera dan betah bekerja sebagai pemanen di PTP. Mitra Ogan. (FAA)

PETERNAK “SASA” YANG BERHASIL DI MITRA OGAN

15GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Cakrawala Rajawali

RNI Milik Kita, Milik Bangsa

Seorang planter mengatakan, pupuk yang terbaik adalah telapak sepatu yang

masuk ke dalam blok kebun. Hal tersebut mengingatkan kita bahwa dengan kondisi kebun yang luas, maka yang sangat diperlukan adalah membangun budaya kontrol. Dalam memperbaiki produksi, kontrol terhadap kualitas pengambilan produksi, dalam hal ini panen, sangat di perlukan. Dari kontrol tersebut dapat diketahui apa yang menjadi permasalahan di dalam blok menyangkut produksi serta aktifitas kebun lainnya.

Sering kali terjadi, ketika produksi bulanan turun atau tidak sesuai target, maka jawaban yang paling sederhana adalah “buah ti-dak ada”, atau “AKP (Angka Kerapatan Panen) rendah”. Padahal, di dalam blok banyak permasalahan yang menyebabkan mutu panen yang tidak sesuai yang me-nyebabkan losses (kehilan-gan) dan produksi tidak tergali dengan maksimal. Berikut bentuk losses yang sering terjadi di lapangan dan bentuk negatifnya:

1. Buah MentahBuah mentah adalah sumber losses yang utama karena jenis losses ini mengakibatkan kerugian ganda. Buah yang dipo-tong tidak menghasilkan minyak, sementara perso-nil yang memotongnya kita bayar. Buah mentah sekali lagi tidak menghasilkan minyak, bahkan pada saat pengolahan di Pabrik Ke-lapa Sawit (PKS), bersing-gungan dengan buah yang telah masak, kemungkinan justru akan dapat menyer-

ap minyak yang dihasilkan oleh buah yang lain se-hingga pencapaian rende-men akan rendah. Selain itu, buah mentah dapat menyebabkan kerusakan alat PKS (threser) dan me-nyebabkan berkurangnya efisiensi pengolahan yang dikarenakan harus direbus 2 (dua) kali. Pemotongan buah mentah menyebab-kan menurunnya disiplin karyawan dan juga secara tidak langsung tanaman yang dipotong buahnya akan stres.

Untuk menghindari turun-nya buah mentah, maka harus dapat mengendalikan pusingan tetap normal 7 hari. Pusingan yang ter-lalu cepat memungkinkan turunnya buah mentah, dikarenakan karyawan ingin memenuhi basis dan lebih borongnya. Pusingan yang terlalu tinggi juga menye-babkan turunnya buah mentah, hal ini dikarenakan malasnya mengutib bron-dolan (waktu yang lama), sehingga karyawan justru memotong buah mentah.

2. Brondolan Tidak DikutipBrondolan merupakan ba-gian buah kelapa sawit yang menghasilkan minyak, yaitu

pada bagian yang disebut mesocarp. Jika ekstraksi pada tandan buah segar (TBS) berkisar antara 20 – 25 persen maka ekstraksi brondolan bisa sampai 40 – 45 persen. Dengan demiki-an, tidak mengutip bron-dolan merupakan “dosa kedua” yang menyebabkan losses. (seperti tertera dalam Mengutip “Emas” di Kebun Sawit, dimuat Media RNI Edisi 149).

3. Buah Masak Tinggal di Pokok Losses yang diakibatkan oleh buah masak tinggal di pokok jelas merugikan karena kita tidak mendapat-kan minyak dari buah tersebut. Buah masak yang ditinggal, pada pusingan yang akan datang akan menjadi buah yang overripe, apalagi telah menjadi buah busuk, maka akan berakibat terjadi peningkatan ALB (asam lemak bebas) jika TBS nanti diolah di PKS. Asam lemak bebas nantinya akan menyebabkan menu-runnya harga crude palm oil (CPO) yang kita hasilkan. Bahkan buah busuk ini akan berakibat langsung terha-dap pemanen itu sendiri, yaitu menurunnya output yang dikarenakan brondolan yang dikutip terlalu banyak. Terjadinya buah masak yang ditinggal di pokok, biasanya disebabkan oleh faktor kedisiplinan kary-awan seperti kurang jelinya pemanen, atau bisa juga karena usia, karyawan yang telah berumur tua atau karyawan yang mengalami gangguan kesehatan mata. Oleh karena itu, selain me-lihat brondolan yang jatuh

di piringan, pemanen harus melihat kematangan buah di pokok.

4. Brondolan/Buah DicuriSalah satu tujuan pembua-tan seksi panen adalah agar panen terkonsentrasi di satu tempat. Dengan kondi-si ini, maka diharapkan lebih mudah untuk melak-sanakan pengawasan panen termasuk pengawasan terhadap keamanan buah/brondolan yang diantrikan di TPH (tempat pengumpu-lan hasil). Sistem penghan-cakan juga mempengaruhi kecepatan dan terkon-sentrasinya buah. Sistem hancak giring baik murni maupun tetap mandoran, biasanya akan lebih cepat buah keluar dibandingkan dengan sistem hancak tetap. Pencurian buah juga terjadi langsung di lapangan dengan menurunkan buah dari pokok atau juga meng-utip brondolan langsung di piringan. Buah/brondolan yang dicuri jelas-jelas menyebabkan tonase yang didapat akan berkurang, se-dangkan biaya panen tetap. Selain mengambil buah dan brondolan, dapat juga merusak hancak dengan membuat pelepah sengkleh atau sekalipun menunas tetapi tidak dirumpuk di gawangan mati.

Kehilangan hasil meru-pakan masalah utama dalam kegiatan manajemen produksi. Oleh karenanya, hal seperti tersebut di atas harus diminimalisir supaya perusahaan tidak rugi. Perlu rasa memiliki dari segenap karyawan, pengawasan yang ketat dan kerja keras. (FAA)

LOSSES DI KEBUN SAWIT

16

Radokter Dokter Rajawali Untuk Kesehatan AndaOleh Dr. H. Herman Yuliantama

GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Bulu-Bulu Rajawali

RNI Milik Kita, Milik Bangsa

Kadek Putra : Belanja harus Bisa Kapan Saja dan dimana Saja

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, begitu-lah motto Kadek

Putra Dana, salah seorang karyawan Rajawali Mart area Bali. Pemuda yang bergabung sejak 13 Januari 2013 ini memulai karirnya dari personal gerai di Gerai Ngurah Rai Simpang Siur. Atas keahliannya dalam bidang informasi dan teknologi, ia kemudian

ditugaskan menjadi IT Support & SDM di personal Distribution Center (DC) Rajawali Mart area Bali.

Pria kelahiran 31 Mei 1994 ini berpendapat, bisnis retail harus di bangun di atas sistem yang kuat dan ter-integrasi antar divisi. Tanpa pondasi sistem yang kuat dan aplikatif, niscaya tidak akan dapat memberikan service level yang tinggi, baik internal antar departemen, maupun eksternal dalam memberikan kepuasan konsumen gerai dan para supplier. “Bisnis retail harus detail,” katanya.

Selama bergabung dengan

Rajawali Mart Ia mengaku banyak belajar. Awalnya pria kelahiran Buleleng, Singara-ja ini tidak mengerti seperti apa bisnis retail itu, ternyata dalam pelaksanaannya memang cukup rumit. Kerja tim, dukungan manajemen dan modal kerja yang cukup kuat sangat diperlukan untuk kelangsungan bisnis ini. Sebagai bagian dari tim IT, ia melihat keterhubungan tiga pilar utama yaitu, DC, Merchandiser dan Store Operation melalui suatu sistem teknologi informasi yang baik adalah suatu ke-harusan.

“Dengan sistem yang bagus, maka risiko-risiko

seperti selisih barang, ke-hilangan barang, keterlam-batan pengiriman barang, kekosongan barang, dan kelebihan barang slow moving dapat dikurangi dan dihindari. Dengan begitu, kita lebih percaya diri un-tuk membuka kemitraan karena semua tersistem dengan baik. Sistem Ra-jawali Mart harus bisa lebih maju lagi sehingga proses berbelanja di Rajawali Mart lebih mudah dan bisa dilakukan dimana saja, oleh siapa saja dan kapan saja melalui pembelian on-line, misalnya,” ujar pria yang bercita-cita menjadi Manager Rajawali ini. [ ]

Sakit telinga ternyata banyak dialami anak-anak, dan menjadi penyebab orang tua

tergesa menemui dokter. Umumnya sakit diakibatkan adanya infeksi di bagian tengah telinga yang dikenal sebagai otitis media. Apa Penyebab Sakit Telinga.Otitis media adalah keadaan akibat infeksi di saluran Eustachian. Saluran tipis ini meghubungkan hidung dengan telinga. Ketika anak menderita pilek atau infeksi, saluran Eustachian tersumbat. Ini menyebabkan cairan terkumpul dan terinfeksi yang kemudian mengakibatkan sakit telinga.

Infeksi telinga paling banyak diderita oleh anak usia 6-18 bulan, dengan 75% dari selu-ruh kasus otitis media dialami anak usia di bawah 10 tahun.

Anak-anak lebih rentan ter-kena otitis media dibanding orang dewasa karena sistem kekebalan tubuh mereka masih sulit untuk melawan infeksi. Itu sebabnya, anak-anak lebih banyak mengalami infeksi saluran pernafasan, seperti batuk pilek. Saluran Eustachian anak yang lebih kecil lebih gampang tersum-bat. Gejala yang perlu diperhatikanGejala utama otitis media- Sakit telinga- Demam tinggi 38°C atau lebih- Badan sakit- Kekurangan energi- Pendengaran berkurang

Pada anak yang lebih kecil dan belum dapat berbicara, otitis media sulit terdeteksi. Terlebih lagi, gejalanya mirip dengan kecapean dan ketidaknyamanan biasa. Berikut tanda-tanda yang bisa diketahui- Kerap menarik telinga- Rewel/ tidak nyaman- Tidak dapat tidur pada malam hari- Malas makan- Berkurang keseimbangan- Demam- Sering menangis- Kelelahan dan sulit tidur- Berkurang pendengaran Cara penangananPada banyak kasus, otitis media dapat pulih tanpa perawatan dalam tiga atau empat hari.Tetapi jika Anda menganggap infeksi pada anak perlu diberikan pengobatan, konsultasikan pada dokter atau apoteker. Meskipun

antibiotik adalah obat yang tepat, jangan cemas jika dokter tidak meresepkannya. Dewasa ini, para ahli menyarankan untuk menunggu beberapa hari demi melihat apakah infeksi dapat pulih dengan sendirinya.

Akan tetapi Anda tetap dapat membantu anak lekas sembuh dari sakit dan demam. Ahli menyarankan pemberian anal-gestik seperti parasetamol atau ibuprofen yang diformulakan untuk anak sebagai obat otitis media dan pereda demam.

Hindari mengkonsumsi aspirin pada anak usia di bawah 16 ta-hun karena dapat meningkatkan resiko Sindrom Reye, sebuah kondisi penyakit otak dan liver parah.

SAKIT dAN INFEKSI TELINGA PAdA ANAK