MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

125
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA DOSEN ILA NAFILAH, S.S., M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN dan PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2013

description

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA. DOSEN ILA NAFILAH, S.S., M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN dan PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 201 3. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Page 1: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAHBAHASA INDONESIA

DOSENILA NAFILAH, S.S., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMIFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN dan PENGETAHUAN

SOSIALUNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2013

Page 2: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Mata kuliah bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) menekankan keterampilan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam ranah membaca, berbicara, menyimak, dan menulis.

Deskripsi Singkat Perkuliahan

Tujuan

1. Menumbuhkan kesetiaan terhadap bahasa Indonesia, yang nantinya diharapkan dapat mendorong mahasiswa memelihara bahasa Indonesia.

2. Menumbuhkan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, yang nantinya diharapkan mampu mendorong mahasiswa mengutamakan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas bangsa.

3. Menumbuhkan dan memelihara kesadaran akan adanya norma bahasa Indonesia, yang nantinya diharapkan agar mahasiswa terdorong untuk menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku.

Page 3: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

SATUAN ACARA PERKULIAHANBAHASA INDONESIA

PERTEMUANI, II

Kuliah Pendahuluan, Informasi Umum, Tugas-tugasSejarah Bahasa IndonesiaBatasan Bahasa IndonesiaHakikat kedudukan bahasa Indonesia (sikap penutur bahasa)

PERTEMUANIII, IV

Hakikat BahasaFungsi BahasaIdentifikasi Fungsi Bahasa

PERTEMUANV, VI

Batasan Ragam BahasaRagam Bahasa IlmiahRagam Bahasa BisnisRagam Bahasa SastraRagam Bahasa FilosofRagam Bahasa Jurnalistik

Page 4: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

SATUAN ACARA PERKULIAHANBAHASA INDONESIA

PERTEMUANVII, VIII

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah

PERTEMUANIX UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

PERTEMUANX

Batasan KalimatStruktur KalimatPengertian Kalimat Efektif

PERTEMUANXI

Pengertian ParagrafPola Pikir ParagrafPengembangan Paragraf

Page 5: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

SATUAN ACARA PERKULIAHANBAHASA INDONESIA

Ragam Bahasa II Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)Pedoman Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM)Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa Penulisan Ilmiah (PKMI)Pedoman Laporan PenelitianPedoman Artikel PublikasiPedoman Proposal Penelitian

PERTEMUANXIV, XV

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

PERTEMUANXII, XIII

Penulisan Karya Tulis Ilmiaha. Bagian Pemilihan Topik dan Rumusan Masalahb. Bagian Pendahuluan Karya Ilmiahc. Bagian Pembahasan atau Isi Karangand. Bagian Akhir Karya Tulis, Penulisan Daftar Pustaka,

Penulisan Kutipan, dan Lampiran

PERTEMUANXVI

Page 6: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MEKANISME PENILAIAN

NO. JENIS KEGIATAN NILAI AWAL

% JENIS KEGIATAN

NILAI TIAP KEGIATAN

1. Tugas Terstruktur (kuis, makalah, dll) 0-100 20 % 0-20

2. Ujian Tengah Semester (UTS) 0-100 30 % 0-30

3. Ujian Akhir Semester (UAS) 0-100 50 % 0-50

Jumlah Nilai dalam Angka 0-100

Hukuman bagi yang tidak mengerjakan tugas :Diberi nilai D

Kehadiran Mahasiswa dalam perkuliahan minimal 80 % dari jumlah perkuliahan yang telah dijadwalkan

Page 7: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1. Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia

Peninggalan-peninggalan yang menjadi bukti sejarah keberadaan bahasa Melayu di Kepulauan Nusantara adalah sebagai berikut:• Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang, pada 683 M.•Prasasti Talang Tuo, di Palembang, pada 684 M.• Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada 686 M.•Prasasti Karang Brahi, antara Jambi dan Sungai Musi, pada 688 M.•Prasasti Gandasuli, di Jawa Tengah, pada 832 M.•Prasasti Bogor, di Bogor, pada 942 M.

Page 8: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Fungsi Bahasa Melayu pada Zaman Sriwijaya:1. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan,

yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra.

2. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) antar suku di Indonesia.

3. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perdagangan, terutama di sepanjang pantai, baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun bagi pedagang-pedagang yang datang dari luar Indonesia.

4. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan.

Page 9: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

2. Peresmian Nama Bahasa Indonesia

Sumpah Pemuda28 Oktober 1928

Bahasa persatuan

Bahasa negara

Bahasa resmi

Bahasa penghubung antar individu

Bahasa pengantar di semua sekolah di

Indonesia

Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,

tanah Indonesia;Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia;Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Page 10: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

3. Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia

1) Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa perhubungan, dan bahasa perdagangan.

2) Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak dikenal tingkatan bahasa, seperti dalam bahasa Jawa (ngoko, kromo) atau perbedaan bahasa kasar dan halus, seperti dalam bahasa Sunda (kasar, lemes).

3) Suku Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan sukarela menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

4) Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.

Page 11: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

4. Peristiwa-peristiwa Penting yang Berkaitan dengan Perkembangan Bahasa Melayu/Indonesia

1) 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan dimuat dalam kitab logat Melayu;

2) 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan “ Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), 1917 diubah menjadi Balai Pustaka;

3) 28 Oktober 1928 para pemuda pilihan memancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia (hari lahirnya ‘Sumpah Pemuda’);

4) 1933 berdirinya Pujangga Baru dipimpin oleh Sultan Takdir Alisyahbana dan kawan-kawan;

5) 25-28 Juni 1938 Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Hasilnya berupa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan kita saat itu;

Page 12: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

6) 18 Agustus 1945 ditandatangani Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara;

7) 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya;

8) 28 Oktober – 2 November 1954 Kongres Bahasa Indonesia II di Medan yang merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa nasional dan ditetapkan sebagai bahasa negara;

9) 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan;

10) 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah;

Page 13: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

11) 28 Oktober – 2 November 1978 Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang kelima puluh;

12) 21- 26 November 1983 Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke 55;

13) 28 Oktober – 3 November 1988 Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta, ditandai dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di Nusantara, yakni berupa (1) Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan (2) Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia;

14) 28 Oktober – 2 November 1993 Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia;

15) 26 – 30 Oktober 1998 Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia. Mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.

Page 14: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Batasan Bahasa Indonesia• Apakah Sebenarnya Bahasa Indonesia?Prof. Dr. A. Teeuw (sarjana Belanda):

Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan yang berabad-abad tumbuh dengan perlahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan setelah bangkitnya pergerakkan rakyat Indonesia pada abad XX dengan insyaf diangkat dan dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa persatuan.

Page 15: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Batasan Bahasa Indonesia

• Apakah Sebenarnya Bahasa Indonesia?Amin Singgih:

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan diakui serta digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia sehingga sama sekali bebas dari unsur-unsur bahasa daerah yang belum umum dalam bahasa kesatuan.

Page 16: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Batasan Bahasa Indonesia

• Apakah Sebenarnya Bahasa Indonesia?Prof. Dr. R.M. Ng. Purbatjaraka:

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang sejak kejayaan Sriwijaya telah menjadi bahasa pergaulan atau lingua franca di seluruh Asia Tenggara.

Page 17: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Batasan Bahasa IndonesiaPemilihan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia atas pertimbangan secara politik, ekonomi, dan kebahasaan, antara lain:

1) Bahasa Melayu telah tersebar luas di seluruh Indonesia;2) Bahasa Melayu diterima oleh semua suku di Indonesia, karena

telah dikenal dan digunakan sebagai bahasa pergaulan, tidak lagi dirasakan sebagai bahasa asing;

3) Bahasa Melayu bersifat demokratis; maksudnya tidak membeda-bedakan tingakatan dalam pemakaian, sehingga meniadakan sifat feodal dan memudahkan orang memelajarinya;

4) Bahasa Melayu bersifat reseptif; artinya mudah menerima masukan dari bahasa daerah lain dan bahasa asing sehingga mempercepat perkembangan bahasa Indonesia di masa mendatang.

Page 18: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia dalam Pemelajaran

• Kompetensi Dasar• Mahasiswa dapat memahami, menjelaskan

pengetahuan yang melandasi pemelajaran bahasa Indonesia yang bersifat akademis, sejarah, dan problem yang dihadapi bahasa Indonesia.

Page 19: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia dalam Pemelajaran

Latar Belakang Mata Kuliah Bahasa IndonesiaUndang-undang Nomor 2 1989 tentang sistem

Pendidikan nasional:Mata kuliah bahasa Indonesia merupakan mata kuliah wajib diberikan di semua jenjang dan jalur pendidikan.

Ditegaskan kembali pada Undang-Undang Nomor 20 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Page 20: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional nomor 323/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa:Bahasa Indonesia termasuk dalam mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) bersama-sama dengan Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Page 21: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MPK adalah mata kuliah yang menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya

Page 22: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Visi, Misi, dan Kompetensi MPK

• Visi MPKMerupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

• Misi MPKMembantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan, kebudayaan, serta kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang dimiliki dengan rasa tanggung jawab.

Page 23: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

o Kompetensi MPK Standar kompetensi yang wajib dimiliki mahasiswa meliputi pengetahuan tentang nilai-nilai agama, budaya, dan kewarganegaraan, serta mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari; memiliki kepribadian yang mantap; berpikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis; berpandangan luas dan bersikap demokratis yang berkeadaban.

Page 24: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Visi dan Misi Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Visi Menjadikan bahasa Indonesia sebagai salah satu instrumen pengembangan kepribadian mahasiswa menuju terbentuknya insan terpelajar yang mahir berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

MisiTercapainya kemahiran mahasiswa dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk menguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan rasa tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang berkepribadian.

Page 25: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Kompetensi Mahasiswa dalam Pemelajaran Bahasa Indonesia

a. Kompetensi Bahasa Indonesiab. Standar Kompetensic. Substansi Kajian

Page 26: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

a. Kompetensi Bahasa Indonesia

Menjadikan mahasiswa ilmuwan dan profesional yang memiliki pengetahuan dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional serta mampu menggunakannya secara baik dan benar untuk mengungkapkan pemahaman, rasa kebangsaan, cinta tanah air, dan untuk berbagai keperluan dalam bidang ilmu, teknologi, dan seni serta profesinya masing-masing.

Page 27: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

b. Standar Kompetensi

Mahasiswa mampu : Menggunakan bahasa Indonesia untuk

mengungkapkan pikiran, gagasan, dan sikap ilmiah ke dalam berbagai bentuk karya ilmiah berkualitas, baik tulis maupun lisan, dan

Menggunakan kemahiran dalam berbahasa Indonesia untuk mengembangkan diri sepanjang hayat.

Page 28: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

c. Substansi Kajian

Substansi kajian dipadukan ke dalam kegiatan penggunaan bahasa Indonesia melalui keterampilan berbahasa, menyimak, berbicara, dan menulis dengan keterampilan menulis akademik sebagai fokusnya.

Page 29: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesiasikap Penutur Bahasa

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan Republik Indonesia.Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber pada :

1) ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: “Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia,” dan

2) Undang-Undang Dasar 1945 yang didalamnya tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa “bahasa negara ialah bahasa Indonesia.” (BAB XV, Pasal 36)

Page 30: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesiasikap Penutur Bahasa

Alasan lain Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan Republik Indonesia didasari patokan-patokan:

1) Jumlah penutur;2) Luas penyebaran; dan3) Peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra,

dan pengungkap budaya.

Page 31: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesiasikap Penutur Bahasa

1) Jumlah penuturBahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, jumlah penuturnya tidak sebanyak bahasa Jawa atau Sunda. Akan tetapi, jika pada jumlah itu ditambahkan penutur dwibahasawan yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama atau bahasa kedua, kedudukannya dalam deretan jumlah penutur berbagai bahasa di Indonesia ada di peringkat pertama.

Page 32: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesiasikap Penutur Bahasa

1) Jumlah penuturJumlah penutur asli bahasa Indonesia lambat-laun akan bertambah. Pertambahan itu disebabkan oleh berbagai hal:

a. arus pindah ke kota besar, seperti Jakarta, yang merupakan rumpunan pendatang yang berbeda-beda bahasa ibunya, menciptakan keperluan akan alat perhubungan bersama. Jika orang itu menetap, anak-anaknya tidak jarang akan dibesarkan dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertamanya;

b. Perkawinan antarsuku sering mendorong orang tua untuk berbahasa Indnesia dengan anaknya. Hal itu terjadi jika kedua bahasa daerah yang dipakainya banyak perbedaannya;

Page 33: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesiasikap Penutur Bahasa

c. Bertalian dengan patokan dua di atas, generasi muda golongan warga negara yang berketurunan asing ada yang tidak lagi merasa perlu menguasai bahasa leluhurnya. Anaknya akan dididik dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah yang dipakai di lingkungannya;

d. Orang tua masa kini, yang sama atau berbeda latar budayanya, ada yang mengambil keputusan untuk menjadikan anaknya penutur asli bahasa Indonesia.

Page 34: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesiasikap Penutur Bahasa

2) Luas PenyebaranSebagai bahasa setempat, bahasa itu dipakai orang di daerah pantai timur Sumatra, di Kepulauan Riau dan Bangka, serta di daerah pantai Kalimantan.Jenis kreol bahasa Melayu-Indonesia, yakni Melayu-Indonesia bercampur dengan bahasa setempat, didapati di Jakarta dan sekitarnya: Manado, Ternate, Ambon, Banda, Larantuka, dan Kupang.

Page 35: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesiasikap Penutur Bahasa

Sebagai bahasa asing, bahasa Indonesia dipelajari di luar negeri seperti di Amerika Serikat, Australia, Belanda, Ceko, Cina, Filipina, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Korea, Prancis, Rusia, dan Selandia Baru. Belum lagi bahasa Malaysia dan bahasa Melayu di Singapura dan Brunei Darussalam yang jika ditinjau dari sudut pandangan ilmu bahasa, merupakan bahasa yang sama juga dengan bahasa Indonesia.

Page 36: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesiasikap Penutur Bahasa

3) Peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan pengungkap budaya.

Menunjukkan bahwa bahasa Indonesia telah benar-benar menjadi satu-satunya wahana bahasa Indonesia telah benar-benar menjadi satu-satunya wahana dalam penyampaian ilmu pengetahuan serta media untuk pengungkapan seni sastra dan budaya bagi semua warga Indonesia dengan latar belakang budaya serta bahasa daerah yang berbeda-beda.

Page 37: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesiasikap Penutur Bahasa

Dari ketiga patokan di atas, bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang lebih penting daripada bahasa daerah. Kedudukannya yang penting itu sekali-kali bukan karena mutunya sebagai bahasa, bukan karena besar-kecilnya jumlah kosa katanya atau keluwesan dalam tata kalimatnya, dan bukan pula karena kemampuan daya ungkapnya.

Di dalam sejarah, pemilihan suatu bahasa sebagai lingua franca, yakni bahasa perantara orang yang latar budayanya berbeda, bahasa kebangsaan, atau bahasa internasional tidak pernah dibimbing oleh pertimbangan linguistik, logika, atau estetika, tetapi selalu oleh patokan politik, ekonomi, dan demografi.

Page 38: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa IndonesiaFungsi Bahasa Indonesia

I.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa NegaraBahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya

sebagai bahasa negara pada 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa “bahasa negara ialah bahasa Indonesia.” (BAB XV, Pasal 36).

Page 39: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa IndonesiaFungsi Bahasa Indonesia

I.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa NegaraDengan berlakunya Undang-Undang Dasar

1945, bertambah pula kedudukan bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa resmi.

Page 40: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa IndonesiaFungsi Bahasa Indonesia

I.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa NegaraSebagai bahasa negara, bahasa Indonesia

dipakai dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun tulis.

Dokumen-dokumen, undang-undang, peraturan-peraturan, dan surat-menyurat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan instansi kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia.

Page 41: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa IndonesiaFungsi Bahasa Indonesia

I. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa NegaraPidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan

dalam bahasa Indonesia. Hanya dalam kondisi tertentu saja, demi komunikasi internasional (antarbangsa dan antarnegara), kadang-kadang pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris.

Warga masyarakat pun dalam kegiatan yang berhubungan dengan upacara dan peristiwa kenegaraan harus menggunakan bahasa Indonesia.

Page 42: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa IndonesiaFungsi Bahasa Indonesia

I. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa NegaraPidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan

dalam bahasa Indonesia. Hanya dalam kondisi tertentu saja, demi komunikasi internasional (antarbangsa dan antarnegara), kadang-kadang pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris.

Warga masyarakat pun dalam kegiatan yang berhubungan dengan upacara dan peristiwa kenegaraan harus menggunakan bahasa Indonesia.

Page 43: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa IndonesiaFungsi Bahasa Indonesia

I. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa NegaraUntuk melaksanakan fungsi sebagai bahasa negara,

bahasa perlu senantiasa dibina dan dikembangkan. Penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor yang menentukan dalam pengembangan ketenagaan, baik dalam penerimaan karyawan atau pegawai baru, kenaikan pangkat, maupun pemberian tugas atau jabatan tertentu kepada seseorang. Fungsi ini harus diperjelas dalam pelaksanaannya sehingga dapat menambah kewibawaan bahasa Indonesia.

Page 44: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa IndonesiaFungsi Bahasa Indonesia

II. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa ResmiSebagai dan bahasa resmi, bahasa Indonesia bukan

saja dipakai sebagai alat komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja dipakai sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarsuku, tetapi juga dipakai sebagai alat perhubungan formal pemerintahan dan kegiatan atau peristiwa formal lainnya. Misalnya, surat-menyurat antar-instansi pemerintahan, penataran para pegawai pemerintahan, lokakarya masalah pembangunan nasional, dan surat dari karyawan atau pegawai ke instansi pemerintah.

Page 45: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa IndonesiaFungsi Bahasa Indonesia

II.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa ResmiDengan kata lain, apabila pokok persoalan

yang dibicarakan menyangkut masalah nasional dan dalam situasi formal, berkecenderungan menggunakan bahasa Indonesia. Apalagi, di antara pelaku komunikasi tersebut terdapat jarak sosial yang cukup jauh, misalnya, antara bawahan-atasan, mahasiswa-dosen, kepala dinas-bupati atau walikota, dan kepala desa-camat.

Page 46: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa IndonesiaFungsi Bahasa Indonesia

II. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa ResmiFungsi bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia

ialah sebagai pemersatu suku-suku bangsa di Republik Indonesia yang beraneka ragam. Setiap suku bangsa yang begitu menjunjung nilai adat dan bahasa daerahnya masing-masing disatukan dan disamakan derajatnya dalam sebuah bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, dan memandang akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, maka setiap suku bangsa yang ada di Indonesia bersedia menerima bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Page 47: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa IndonesiaFungsi Bahasa Indonesia

II.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa ResmiSelain itu, fungsi dari bahasa Indonesia ialah

sebagai bahasa ibu yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi bagi yang tidak bisa berbahasa daerah. Seiring perkembangan zaman, sebagian besar warga negara Indonesia melakukan transmigrasi atau pindah dari daerah dia berasal ke daerah lain di Indonesia, sehingga di sinilah peran dan fungsi bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi antarsuku bangsa yang berbeda, agar mereka tetap saling berinteraksi.

Page 48: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa IndonesiaFungsi Bahasa Indonesia

II.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa ResmiKedudukan bahasa Indonesia di negara

Republik Indonesia selain sebagai bahasa persatuan juga sebagai bahasa negara atau bahasa nasional dan sebagai budaya.

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, maksudnya karena fungsi bahasa Indonesia itu sendiri ialah sebagai pemersatu suku bangsa yang beraneka ragam yang ada di Indonesia.

Page 49: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa IndonesiaFungsi Bahasa Indonesia

II.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa ResmiBahasa Indonesia sebagai bahasa negara atau

bahasa nasional, maksudnya bahasa Indonesia itu ialah bahasa yang sudah diresmikan menjadi bahasa bagi seluruh bangsa Indonesia.

Adapun bahasa Indonesia sebagai bahasa budaya, maksudnya bahasa Indonesia itu merupakan bagian dari budaya Indonesia dan merupakan ciri khas atau pembeda dari bangsa-bangsa lain di dunia.

Page 50: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia

III. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa PersatuanDengan menggunakan bahasa Indonesia, rasa

kesatuan dan persatuan bangsa yang berbagai etnis terpupuk. Kehadiran bahasa Indonesia di tengah-tengah ratusan bahasa daerah tidak menimbulkan sentimen negatif bagi etnis yang menggunakannya. Sebaliknya, justru kehadiran bahasa Indonesia dianggap sebagai pelindung sentimen kedaerahan dan sebagai penengah ego kesukuan.

Page 51: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia

III. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa PersatuanDalam hubungannya sebagai alat untuk menyatukan

berbagai suku yang mempunyai latar belakang budaya dan bahasa masing-masing, bahasa Indonesia justru dapat menyerasikan hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial-budaya serta latar belakang bahasa etnik yang bersangkutan. Bahkan, lebih dari itu, dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, kepentingan nasional diletakkan jauh di atas kepentingan daerah dan golongan.

Page 52: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia

III.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa PersatuanLatar belakang budaya dan bahasa yang

berbeda-beda berpotensi untuk menghambat perhubungan antardaerah antarabudaya. Tetapi, berkat bahasa Indonesia, etnis yang satu bisa berhubungan dengan etnis yang lain sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Page 53: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia

III. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa PersatuanSetiap orang Indonesia apa pun latar belakang etnisnya dapat

bepergian ke pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Kenyataan ini membuat adanya peningkatan dalam penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai alat perhubungan antardaerah antarbudaya.

Semuanya terjadi karena, bertambah baiknya saran perhubungan, luasnya pemakaian alat perhubungan umum, banyaknya jumlah perkawinan antarsuku, dan banyaknya perpindahan pegawai negeri atau karyawan swasta dari daerah satu ke daerah yang lain karena mutasi tugas atau inisiatif sendiri.

Page 54: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia

III. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu,bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk kepentingan pembangunan nasional.

Penyebarluasan IPTEK dan pemanfaatannya kepada perencanaan dan pelaksanaan pembangunan negara dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajian pelajaran atau perkuliahan di lembaga-lembaga pendidikan untuk masyarakat umum dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Page 55: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia

III.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung sepenuhnya kepada bahasa-bahasa asing (bahasa sumber) dalam usaha mengikuti perkembangan dan penerapan IPTEK.

Dengan demikian, bahasa Indonesia mempunyai peran sebagai bahasa pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 56: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia

III. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

Bahasa Indonesia dipakai pula sebagai alat untuk mengantar dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada berbagai kalangan dan tingkat pendidikan. Semua jenjang pendidikan dalam penyampaiannya tentu menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantarnya. Karena itu, bahasa Indonesia jelas mempunyai peran penting sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penyebarannya dalam dunia pendidikan.

Page 57: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia

IV. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan

Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai alat perhubungan pada tingkat nasional dalam berbagai kepentingan nasional. Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebagai kepentingan nasional tentu akan menggunakan bahasa Indonesia. Karena itulah, bahasa Indonesia akan digunakan dalam hal kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

Bahasa Indonesia memiliki peran penting di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perannya tampak dalam kehidupan bermasyarakat di berbagai wilayah tumpah darah Indonesia.

Page 58: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia

IV.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan

Komunikasi perhubungan pada berbagai kegiatan masyarakat telah memanfaatkan bahasa Indonesia di samping bahasa daerah sebagai wahana dan peranti untuk membangun kesepahaman, kesepakatan, dan persepsi yang memungkinkan terjadinya kelancaran pembangunan masyarakat di berbagai bidang.

Page 59: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia

IV. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan

Bahasa Indonesia sebagai milik bangsa, dalam perkembangan dari waktu ke waktu telah teruji keberadaannya, baik sebagai bahasa persatuan maupun sebagai bahasa resmi negara.

Adanya gejolak dan kerawanan yang mengancam kerukunan dan kesatuan bangsa Indonesia bukanlah bersumber dari bahasa persatuannya, bahasa Indonesia yang dimilikinya, melainkan bersumber dari krisis multidimensional terutama krisis ekonomi, hukum, politik, dan pengaruh globalisasi.

Page 60: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia

IV. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan

Justru, bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu yang belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat pemakainya yang berasal dari ragam suku dan daerah.

Hal ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat menempatkan dirinya sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan bersama-sama dengan bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan melancarkan berbagai aspek kehidupan dan kebudayaan, termasuk pengembangan bahasa-bahasa daerah.

Page 61: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Kedudukan Bahasa Indonesia Fungsi Bahasa Indonesia

IV.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan

Dengan demikian, bahasa Indonesia dan juga bahasa daerah memiliki peran penting dalam memajukan pembangunan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

Page 62: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Problematik Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia memperkaya dirinya dengan

mengambil unsur bahasa daerah dan bahasa asing.

Unsur-unsur tersebut disesuaikan dengan sifat bahasa Indonesia, seperti:

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Pedoman Umum Pembentukkan Istilah.

Page 63: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Penilaian terhadap Bahasa Indonesia

Anggapan negatif yang kurang mendukung keberadaan Bahasa Indonesia, antara lain:

1)Menganggap bahasa Indonesia ada secara alamiah;

2)Menganggap bahasa Indonesia itu mudah;3)Menganggap bahasa Indonesia lebih rendah

dari bahasa asing.

Page 64: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Penilaian terhadap Bahasa Indonesia

Anggapan positif untuk Bahasa Indonesia, antara lain:

1)Bangga berbahasa Nasional, bahasa Indonesia;

2)Mempunyai rasa setia bahasa;3)Merasa bertanggung jawab atas

perkembangan bahasa Indonesia.

Page 65: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat BahasaBahasa sebagai alat komunikasi

Bahasa sebagai alat komunikasiVerbal

Oral / lisan

Tertulis

NonverbalIsyarat / gerakan

Ekspresi wajah

Kontak mata

Sentuhan

Page 66: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat BahasaBagan Proses komunikasi

Idea

Encodinga. Katab. Gambarc. Tindakan

Pengirimana.Berbicarab.Menulisc.Menggambar

Penerimaana. Mendengarb. Membacac. Mengamatid. Bertindak

Tindakan Decoding

Page 67: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa

Kridalaksana, menyatakan bahwa bahasa itu :1) Sebuah sistem;2) Berwujud lambang;3) Berupa bunyi;4) Bersifat arbitrer;5) Bermakna;6) Bersifat konvensional;

Page 68: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa

7) Bersifat unik;8) Bersifat universal;9) Bersifat produktif;10) Bervariasi;11) Bersifat dinamis;12) Berfungsi sebagai alat interaksi sosial;13) Identitas penuturnya

Page 69: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa

1) Sebuah sistem; Sistem dalam kehidupan sehari-hari = ‘cara’ atau

‘aturan’ Sistem dalam kaitan dengan keilmuan =

“susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi”

Page 70: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa

Bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu, dan membentuk suatu kesatuan.

Contoh: (a) PT Raihan Jewellery menawarkan

investasi emas a b c

d

Page 71: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa

Pada konstruksi (a) jika dibandingkan dengan konstruksi (b), maka polanya menjadi:

Contoh: (a) PT Raihan Jewellery menawarkan

investasi emas a b c d

(b) Investasi PT Raihan Jewellery emas menawarkan

c a c d

Page 72: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa(a) PT Raihan Jewellery menawarkan investasi

emas a b c d

sebuah kalimat bahasa Indonesia, karena tersusun dengan benar menurut pola aturan kaidah bahasa Indonesia.

(b) Investasi PT Raihan Jewellery emas menawarkan

c a c d bukan kalimat bahasa Indonesia, karena tidak

tersusun dengan benar menurut pola aturan kaidah bahasa Indonesia.

Page 73: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa

Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis dan sistemis.

Sistematis = bahasa itu tersusun menurut suatu pola; tidak tersusun secara acak,

secara sembarangan.Sistemis = bahasa itu bukan merupakan sistem

tunggal, tetapi terdiri dari sub- subsistem; atau sistem bawahan, antara lain, subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem semantik.

Page 74: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat BahasaSub-subsistem itu tersusun secara hierarkial, artinya

subsistem yang satu terletak di bawah subsistem yang lain; lalu subsistem yang lain ini terletak pula di bawah subsistem lainnya lagi.

Ketiga subsistem (fonologi, morfologi, dan sintaksis) terkait dengan subsistem semantik.

Subsistem leksikon juga diliputi subsistem semantik, berada di luar ketiga subsistem struktural itu.

Jenjang subsistem dalam linguistik dikenal dengan nama ‘tataran linguistik atau tataran bahasa’

Page 75: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa

Jika diurutkan dari tataran terendah sampai tataran tertinggi, yang menyangkut ketiga subsistem struktural adalah: tataran fonem, morfem, frase, klausa, kalimat, dan wacana.

Tataran fonem masuk dalam bidang kajian fonologi; tataran morfem dan kata masuk dalam bidang kajian morfologi; tataran frase, klausa, kalimat, dan wacana masuk dalam bidang kajian sintaksis.

Page 76: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa

Kata, selain dikaji dalam bidang morfologi juga dikaji dalam bidang sintaksis.

Dalam morfologi kata menjadi satuan terbesar, karena dikaji struktur dan proses pembentukannya.

Dalam sintaksis kata menjadi satuan terkecil, karena dikaji sebagai unsur pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar.

Page 77: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa

Kajian linguistik dibagi dalam tataran: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikon.

Tataran morfologi sering digabung dengan tataran sintaksis disebut dengan tataran gramatika, atau tata bahasa.

Di atas semua tataran ada tataran pragmatik, yaitu kajian yang memelajari penggunaan bahasa dengan pelbagai aspeknya, sebagai sarana komunikasi verbal bagi manusia.

Page 78: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa

Kajian linguistik dibagi dalam tataran: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan leksikon.

Tataran morfologi sering digabung dengan tataran sintaksis disebut dengan tataran gramatika, atau tata bahasa.

Di atas semua tataran ada tataran pragmatik, yaitu kajian yang memelajari penggunaan bahasa dengan pelbagai aspeknya, sebagai sarana komunikasi verbal bagi manusia.

Page 79: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat BahasaBagan hierarkial subsistem bahasa :

wacana

kalimat

klausa

frase

kata

morfem

fonem

fonfonologi

morfologi

sintaksis

Page 80: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa

2) Berwujud lambang

Lambang = simbol dengan pengertian yang sama.Lambang dikaji dalam bidang ilmiah masuk

dalam kajian ilmu semiotika atau semiologi, artinya ilmu yang memelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan manusia, termasuk bahasa.

Page 81: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa2) Berwujud lambang

Di Amerika Charles Sanders PeirceDi Eropa Ferdinand de Saussure membedakan adanya beberapa jenis tanda: tanda

(sign), lambang (simbol), sinyal (signal), gejala (symptom), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon.

Page 82: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa2) Berwujud lambangTanda (sign) = suatu atau sesuatu yang dapat

menandai atau mewakili ide, pikiran, perasaan, benda, dan tindakan secara langsung dan alamiah.

Contoh : kalau di kejauhan tampak ada asap, maka di sana ada api,

sebab asap merupakan tanda akan adanya api itu.Kalau di tengah jalan raya ada pecahan kaca mobil

berhamburan, maka di tempat itu sudah terjadi tabrakan mobil.Tanda juga bisa menandai bekas kejadian:Kalau kita melihat wajah seseorang luka-luka babak belur,

menjadi tanda orang itu baru saja berkelahi atau dipukuli orang.

Page 83: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa2) Berwujud lambang

lambang (simbol) = tidak bersifat langsung atau alamiah.Lambang menandai sesuatu yang lain secara

konvensional, tidak secara alamiah dan langsung, bersifat arbitrer. Artinya tidak ada hubungan langsung yang bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya.

Contoh:Bendera kuning selain melambangkan ada kematian juga

di pakai menjadi lambang kepresidenan.Gambar padi dan kapas melambangkan asas keadilan

sosial.

Page 84: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa2) Berwujud lambang

Earns Cassirer mengatakan bahwa manusia adalah makhluk bersimbol (animal symbolicum). Hampir tidak ada kegiatan yang tidak terlepas dari simbol. Termasuk alat komunikasi verbal yang disebut bahasa.

Contoh:Lambang bahasa berwujud bunyi <kuda> dengan

rujukannya yaitu seekor binatang berkaki empat yang biasa dikendarai.<kuda> dalam bahasa Indonesia;<jaran> dalam bahasa Jawa;<horse> dalam bahasa Inggris;<paard> dalam bahasa Belanda.

Page 85: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa2) Berwujud lambang

Ferdinand de Saussure tidak menggunakan istilah lambang atau simbol, melainkan istilah tanda (signe) atau tanda linguistik (signe linguistique).

Penanda = ‘yang menandai’ (signifie)Petanda = ‘yang ditandai’ (signifiant)

Page 86: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa2) Berwujud lambang

Sinyal (signal) atau isyarat = tanda yang disengaja yang dibuat oleh pemberi sinyal agar si penerima sinyal melakukan sesuatu. Sinyal bersifat imperatif.Contoh: lampu lalu lintas dengan warna merah, hijau, dan

kuning adalah sinyal yang harus dipatuhi oleh pengemudi. Bila lampu berwarna merah yang semula berwarna kuning menjadi isyarat atau sinyal bagi si pengemudi untuk menghentikan kendaraannya; dan bila lampu berwarna hijau yang tadinya berwarna merah menjadi isyarat bagi si pengemudi untuk segera menjalankan kendaraannya.

Page 87: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa2) Berwujud lambang

Jadi, persamaan dan perbedaan antara tanda, lambang, dan sinyal :Persamaan = termasuk “tanda”Perbedaan = - tanda bersifat alami (ada asap tandanya ada api)

- lambang bersifat konvensi (gambar padi dan kapas lambang keadilan sosial)

- sinyal bersifat imperatif (warna merah pada lampu lalu lintas melambangkan “bahaya”, tetapi pada saat menyala setelah warna kuning merupakan isyarat bagi pengemudi untuk berhenti.

Page 88: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa2) Berwujud lambang

Gerak isyarat atau gesture = tanda yang dilakukan dengan gerakan anggota badan, dan tidak bersifat imperatif seperti pada sinyal. Contoh:Kalau seekor kucing merendahkan tubuhnya dengan

pandangan lurus ke depan, lalu bergerak mundur sedikit, itu adalah tanda bahwa dia akan menerkam sesuatu. Kalau seorang manusia menganggukkan kepala untuk

menyatakan persetujuan atau penolakan (ada budaya yang menyatakan persetujuan dengan mengangguk, tetapi ada juga yang menyatakan penolakan dengan mengangguk), itu adalah simbol karena sifatnya arbitrer.

Page 89: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa2) Berwujud lambang

Gerak isyarat atau gesture = tanda yang dilakukan dengan gerakan anggota badan, dan tidak bersifat imperatif seperti pada sinyal. Contoh:Kalau seekor kucing merendahkan tubuhnya dengan

pandangan lurus ke depan, lalu bergerak mundur sedikit, itu adalah tanda bahwa dia akan menerkam sesuatu. Kalau seorang manusia menganggukkan kepala untuk

menyatakan persetujuan atau penolakan (ada budaya yang menyatakan persetujuan dengan mengangguk, tetapi ada juga yang menyatakan penolakan dengan mengangguk), itu adalah simbol karena sifatnya arbitrer.

Page 90: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa2) Berwujud lambang

Ikon = tanda dengan kemiripannya dengan sesuatu yang diwakili. Ikon sering juga disebut gambar dari wujud yang diwakilinya.

Contoh:Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer,

halaman 41

Page 91: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Hakekat Bahasa2) Berwujud lambang

Indeks = tanda yang menunjukkan adanya sesuatu yang lain.

Contoh:Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer, halaman 41.Kode = memiliki ciri, adanya sistem, baik yang berupa simbol,

sinyal, maupun gerak isyarat yang dapat mewakili pikiran, perasaan, ide, benda, dan tindakan yang disepakati untuk maksud tertentu.

Contoh:Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer, halaman 42.

Page 92: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

HAKIKAT BAHASA

1. Sebuah Sistem

2. Berwujud Lambang

3. Berupa Bunyi

4. Bersifat Arbitrer

5. Bahasa itu Bermakna

6. Bersifat Konvensional

7. Berisfat Unik

8. Bersifat Universal

9. Bersifat Produktif

10. Bervariasi

11. Bersifat Dinamis

12. Berfungsi sebagai Alat Interaksi Sosial

13. Identitas Penuturnya.

Page 93: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Page 94: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Batasan Ragam Bahasa

PengertianJenis

Page 95: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Pengertian

•Dalam pendahuluan KBBI, ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. •Ragam bahasa berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai.•Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri.•Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.

Page 96: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Dialek

Jenis

PengertianBiasanya pemerian dialek

adalah berdasarkan geografi, namun bisa berdasarkan faktor

lain, misalkan faktor sosial.

(bahasa Yunani : διάλεκτος, dialektos), adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakai.

dibedakan berdasarkan kosa kata, tata bahasa, dan pengucapan

(fonologi, termasuk prosodi).Dialek regional

Dialek sosial

Dialek temporal

Idiolek

Dialek regional: varian bahasa yang dipakai di daerah tertentu. Misalnya, Bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta atau dialek Medan.Dialek sosial: dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu atau yang menandai strata sosial tertentu. Misalnya, dialek remaja.

Dialek temporal, yaitu dialek yang dipakai pada kurun waktu tertentu. Misalnya, dialek Melayu zaman Sriwijaya dan dialek Melayu zaman Abdullah.

Idiolek, keseluruhan ciri bahasa seseorang yang khas pribadi dalam lafal, tata bahasa, atau pilihan dan kekayaan kata.

Prosodi = tentang persajakan, yaitu

mengkaji tekanan, matra, rima, irama, dan

bait dalam sajak

Page 97: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Aksen

Jenis

Pengertian

pelafalan khas yg menjadi ciri seseorang; logat

Per bedaan aksen dengan dialek = Jika pembedaannya hanya

berdasarkan pengucapan, maka istilah yang tepat ialah aksen dan

bukan dialek.

Stres (linguistik),

Logat

Aksen (musik)

Stres (linguistik), suku kata sebuah kalimat yang diucapkan dengan penekanan terbanyak.Logat, alunan nada yang dimiliki oleh masing masing orang sesuai asal daerah mereka sendiri sendiri.Aksen (musik), penekanan pada nada dalam musik

Logat adalah cara mengucapkan kata (aksen) atau lekuk lidah yang khas, yang dimiliki oleh masing-masing orang sesuai dengan asal daerah ataupun suku bangsa. Logat dapat mengidentifikasi lokasi dimana pembicara berada, status sosial-ekonomi, dan lain lainnya.

Page 98: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Laras

Jenis

Pengertian

(bahasa Inggris: register) adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu.

beku (frozen)

resmi (formal)

konsultatif (consultative)

Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan pidato. Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.

Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.Ragam santai digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab. Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.

Joos, seorang ahli linguistik membagi lima laras bahasa

menurut derajat keformalannya, yaitu :

santai (casual) akrab (intimate)

Page 99: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Gaya

Jenis

PengertianCabang linguistik yang mempelajari ragam bahasa seperti dialek, aksen, laras, dll.Ilmu ini juga mencoba menerangkan alasan pemilihan ragam bahasa yang digunakan oleh individu atau kelompok sosial tertentu, produksi dan penerimaan makna, analisis wacana, serta kritik sastra .

c. Berdasarkan Medium

d. Berdasarkan Subyek

e. Berdasarkan Tempat

a. berdasarkan pilihan kata

Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style. Kata style diturunkan dari kata Latin stiliis, yaitu semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi.hubungan yang sangat akrab dan intim.Ilmu untuk mempelajari gaya disebut Stilistika

I. Segi Nonbahasa

g. Berdasarkan Tujuan

c. berdasarkan struktur kalimat

II. Segi Bahasa

a. Berdasarkan pengarang

b. Berdasarkan Masa

f. Berdasarkan Hadirin

b. berdasarkan nada yang terkandung dalam wacana

berdasarkan langsung tidaknya makna

Page 100: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Slang

Jenis

Pengertian

Variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Artinya, variasi ini digunakan oleh kalangan tertentu yang sangat terbatas, dan tidak boleh diketahui oleh kalangan di luar kelompok itu.

Ciri-ciri:1) Kosakata yang digunakan

dalam slang selalu berubah-ubah;

2) Bersifat temporal; 3) Lebih umum digunakan oleh

para kaula muda, meski kaula tua pun ada pula yang menggunakannya;

Bahasa prokem

Bahasa yang pernah populer digunakan dalam

pergaulan anak muda Jakarta pada era tahun 80-

an hingga awal 90-an.

Kehadiran bahasa prokem itu dapat dianggap wajar karena

sesuai dengan tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja. Masa hidupnya terbatas

sesuai dengan perkembangan usia remaja. Selain itu,

pemakainnya pun terbatas pula di kalangan remaja kelompok

usia tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar

lingkungan kelompoknya, bahasa yang digunakannya beralih ke

bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan masyarakat

tempat mereka berada.

Jadi, kehadirannya di dalam pertumbuhan bahasa

Indonesia ataupun bahasa daerah tidak perlu

dirisaukan karena bahasa itu masing-masing akan

tumbuh dan berkembang sendiri sesuai dengan fungsi dan keperluannya masing-

masing.

Contoh : Doku (Duit), Mokat (Mati), Mokal (Malu), Rokum

(Rumah), Rokar (Rokok), Sedokur (Saudara), Nyokap (Ibu), Bokap (Bapak), Pokis

(Pisau)

Page 101: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Argot

Pengertian

Variasi sosial yang digunakan secara terbatas pada profesi-profesi tertentu dan bersifat rahasia. Letak kekhususan Argot pada kosakatanya. Argot sering digunakan dalam dunia kejahatan (pencuri, tukang copet)

Contoh : Barang (Mangsa), Kacamata (Polisi), Daun (Uang), Gemuk (Mangsa

besar), Tape (Mangsa yang empuk),.

Page 102: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

KRITERIA RAGAM BAHASA

1) Ragam Pandangan Penutur •a. Daerah / Logat•b. Pendidikan•c. Sikap Penutur

2) Ragam Jenis Pemakaian •a. Ragam bahasa menurut sudut pandang atau pokok pembicaraan•b. Ragam bahasa menurut sarananya•c. Ragam yang mengalami gangguan pencampuran

3) Ragam Bahasa Ilmiah •Pengertian•Ciri-ciri

Page 103: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1) Ragam Pandangan Penutur• a. Daerah / LogatRagam daerah dikenal dengan nama logat/dialek.

Logat Indonesia-Batak yang dilafalkan oleh putra Tapanuli dapat dikenali, misalnya karena tekanan kata yang amat jelas; logat Indonesia-Bali karena pelafalan bunyi /t/ dan /d/ -nya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan, turun-naiknya nada, dan panjang-pendeknya bunyi bahasa membangun aksen yang berbeda-beda.

Page 104: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1) Ragam Pandangan Penutur• b. Pendidikan FormalPerbedaan antara kaum yang berpendidikan formal dengan yang tidak berpendidikan

formal.@ fonologiBunyi /f/ dan gugus konsonan akhir /-ks/Contoh: kaum terpelajar fakultas, film, fitnah, dan kompleks.kaum tidak terpelajar pakultas, pilm, pitnah, dan komplek.@ tata bahasa (gramatikal)Contoh: kaum terpelajar menggunakan bahasa yang apik“Saya mau menulis surat itu kepada paman saya”kaum tidak terpelajar tidak menggunakan bahasa yang apik“Saya mau tulis itu surat ke pamanku”.

Bahasa orang berpendidikan digolongkan dan diterima sebagai ragam baku

Page 105: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1) Ragam Pandangan Penutur• c. Sikap PenuturRagam ini disebut langgam atau gaya, pemilihannya bergantung pada sikap

penutur terhadap orang yang diajak berbicara atau terhadap pembacanya. Sikapnya dipengaruhi : umur dan kedudukan orang yang disapa, tingkat

keakraban antarpenutur, pokok persoalan yang hendak disampaikannya, dan tujuan penyampaian informasinya.

Ragam bahasa menurut sikap penutur berhadapan dengan sikap : kaku resmi, adab, dingin, hambar, hangat, akrab, dan santai.

Misalnya: gaya bahasa jika memberikan laporan kepada atasan, atau jika memarahi orang, membujuk anak, menulis surat kepada kekasih, atau mengobrol dengan sahabat karib.

Kemahiran dalam menggunakan gaya bahasa harus diraih lewat pelatihan dan pengalaman. Untuk mencapai maksud itu diperlukan kematangan, kepekaan, dan kearifan yang memungkinkan si penutur mengamati dan mencontoh gaya orang yang dianggapnya cocok pada suasana tertentu.

Page 106: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1) Ragam Pandangan Penutur

Idiolek

Dialek

Kronolek / dialek

temporal

Sosiolek / dialek sosial

Page 107: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1) Ragam Pandangan Penutur

Idiolek

Berkenaan dengan “warna” suara, pilihan

kata, gaya bahasa, susunan kalimat.

Variasi bahasa yang bersifat perseorangan

Page 108: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1) Ragam Pandangan Penutur

Dialek

Para penutur dalam suatu dialek, meskipun mereka mempunyai

idioleknya masing-masing, memiliki kesamaan ciri yang menandai

bahwa mereka berada pada satu dialek, yang berbeda dengan

kelompok penutur lain, yang berada dalam dialeknya sendiri dengan ciri lain yang menandai dialeknya juga.

Misalnya: bahasa Jawa dialek Banyumas memiliki ciri tersendiri yang berbeda dengan ciri yang dimiliki

bahasa Jawa dialek Pekalongan, dialek Semarang

atau juga dialek Surabaya.

Variasi bahasa dari sekelompok penutur

yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau

area tertentu.

Page 109: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1) Ragam Pandangan PenuturKronolek /

dialek temporal

Misalnya, variasi bahasa Indonesia pada masa tahun

tiga puluhan, tahun lima

puluhan, dan variasi yang

digunakan pada masa kini.

Variasi bahasa pada ketiga zaman itu tentunya berbeda, baik dari

segi lafal, ejaan, morfologi, maupun sintaksis. Yang paling

tampak biasanya dari segi leksikon /kosakata, karena bidang ini

mudah sekali berubah akibat perubahan sosial budaya, ilmu

pengetahuan, dan teknologi

Variasi bahasa yang digunakan oleh

kelompok sosial pada masa tertentu.

Page 110: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1) Ragam Pandangan Penutur

Sosiolek / dialek sosial

Variasi ini menyangkut

masalah pribadi para penuturnya,

seperti usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan sosial

ekonomi.

Sehubungan dengan variasi bahasa berkenaan dengan

tingkat, golongan, status, dan kelas sosial para penuturnya,

dibagi menjadi: akrolek, basilek, vulgar, slang,

kolokial, jargon, argot, dan ken

Variasi bahasa yang berkenaan dengan

status, golongan, dan kelas sosial para

penuturnya.

Page 111: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1) Ragam Pandangan PenuturVariasi sosial yang dianggap

lebih tinggi atau lebih bergengsi daripada variasi

sosial lainnya

Contoh: bahasa bagongan, yaitu

variasi bahasa Jawa yang khusus

digunakan oleh para bangsawan kraton

Jawa. Dialek Jakarta cenderung semakin bergengsi sebagai salah satu ciri kota

metropolitan, sebab para remaja di

daerah, dan yang pernah ke Jakarta,

merasa bangga bisa berbicara dalam dialek Jakarta.

Akrolek

Page 112: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1) Ragam Pandangan PenuturVariasi sosial yang dianggap

kurang bergengsi, atau

bahkan dianggap

dipandang rendah

Contoh: bahasa bahasa Jawa “krama

ndesa”.Basilek

Page 113: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1) Ragam Pandangan PenuturVariasi sosial yang ciri-

cirinya tampak pemakaian bahasa oleh

mereka yang kurang terpelajar, atau dari

kalangan mereka yang tidak berpendidikan. Bagi kalangan yang

kurang terpelajar agaknya dalam

berbahasa cenderung langsung

mengungkapkan maksudnya tanpa

mempertimbangkan bentuk bahasanya.

Oleh karena itu bahasa yang

dipergunakan adalah bahasa dengan kata-

kata kasar.

Contoh: masyarakat Jawa golongan wong

cilik, apalagi yang kurang terpelajar,

dan tinggal di desa cenderung kurang

menguasai tata krama, sehingga

segala tindakannya kasar, termasuk di dalam berbahasa.

Vulgar

Page 114: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1) Ragam Pandangan PenuturVariasi sosial yang digunakan dalam

percakapan sehari-hari.Berasal dari kata

colloquium = percakapan, konversasi

Contoh: dok (dokter), prof (profesor), let (letnan), ndak ada (tidak ada), trusah

(tidak usah).

Kolokial

Page 115: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1) Ragam Pandangan PenuturVariasi sosial yang digunakan

secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu.

Ungkapan ini seringkali tidak dimengerti oleh masyarakat umum

atau masyarakat di luar kelompoknya. Tidak bersifat

rahasia

Contoh dalam kelompok montir atau perbengkelan:

roda gila, didongkrak, dices, dibalans, dipoles.

Sontoh dalam tukang batu dan bangunan: disipat, diekspos,

disiku, dan ditimbang

Jargon

Page 116: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1) Ragam Pandangan PenuturVariasi sosial tertentu

yang bernada “memelas”, dibuat merengek-rengek,

penuh dengan kepura-puraan.

Biasanya digunakan oleh para pengemis.

Ken

Page 117: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

2) Ragam Jenis Pemakaian

• Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsiolek, ragam, atau register

• a. Ragam bahasa menurut sudut pandang atau pokok pembicaraan.

Digunakan untuk keperluan atau bidang tertentu. Misalnya, bidang sastra, jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan.

Cirinya adalah dalam bidang kosakata khusus atau tertentu yang tidak digunakan dalam bidang lain, dalam bidang tataran morfologi dan sintaksis.

Page 118: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

2) Ragam Jenis Pemakaian

• Misalnya, akidah, akad nikah, dan masjid untuk bidang agama; atom, fonem, dan fosil untuk bidang ilmu; pialang, konsumen, dan inflasi untuk bidang perdagangan; serta gelandang, sundulan, dan gaya kupu-kupu untuk bidang olahraga.

• Variasi dalam tatabahasa: kalimat yang tersusun dalam uraian resep dapur, wacana ilmiah, surat keputusan, undang-undang, wawancara, doa, iklan, dan telegram.

Page 119: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

2) Ragam Jenis Pemakaian• b. Ragam bahasa menurut sarananyaDibagi atas:# Ragam lisan / ujaran# Ragam tulisan• c. Ragam yang mengalami gangguan pencampuranDisebut juga interferensi = perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan

unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual. Interferensi = pengacauan, kekacauan, kekeliruan yang terjadi sebagai akibat

terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua.

Misalnya penggunaan serpihan kata, frase, dan klausa di dalam kalimat:- Mereka akan married bulan depan- Nah karena saya sudah kadhung apik sama dia, ya saya tanda tangani saja (Nah

karena saya sudah benar-benar baik dengan dia, ya saya tanda tangani saja)- Yah apa boleh buat, better laat dan noit (Yah apa boleh buat, lebih baik

terlambat daripada tidak sama sekali)

Page 120: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Ragam Bahasa Ilmiah

Pengertian

Ragam bahasa berdasarkan pengelompokkan menurut jenis

pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya.

Ragam bahasa ilmiah bisa juga diartikan sebagai sarana verbal yang efektif, efesien, baik, dan

benar.

Ragam ini lazim digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan dan hasil penalaran ilmiah, misalnya dalam

penulisan proposal kegiatan ilmiah, proposal penelitian.

Page 121: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Ragam Bahasa Ilmiah

Ciri-ciri

1. Bahasa Indonesia ragam baku; 2. Penggunaan kata dan istilah yang

bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah yang

bermakna kias;

3. Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi

tulisan;4. Adanya keselarasan dan keruntutan

antarproposisi dan antaralinea.

5. Penggunaan kalimat efektif;6. Menghindari bentuk bahasa

yang bermakna ganda;

Page 122: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Jenis Ragam Bahasa

Ilmiah

Bisnis

SastraFilosof

Jurnalistik

Page 123: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Tugas

• Termasuk kriteria manakah jenis ragam bahasa di atas?a. apakah ragam pandangan dari segi penutur?b. apakah ragam jenis pemakaian?c. apakah ragam bahasa ilmiah?

Jelaskan alasannya!• Jelaskan masing-masing jenis ragam bahasa di

atas dan berikan masing-masing contoh!

Page 124: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Page 125: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Ragam Bahasa Bisnis

Pengertian

1. Bahasa Indonesia ragam baku; 2. Penggunaan kata dan istilah yang

bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah yang

bermakna kias;

3. Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi

tulisan;4. Adanya keselarasan dan keruntutan

antarproposisi dan antaralinea.

5. Penggunaan kalimat efektif;6. Menghindari bentuk bahasa

yang bermakna ganda;