MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

25
MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA (Makalah Kedua/Perkelompok) Muhammad Syukri (108022000018) Tri Aprilianto Amir (108022000003) PROGRAM STUDI JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

Transcript of MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

Page 1: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA(Makalah Kedua/Perkelompok)

Muhammad Syukri (108022000018)

Tri Aprilianto Amir (108022000003)

PROGRAM STUDI JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011

Page 2: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini, Asia Tenggara merupakan bagian wilayah yang besar penduduknya atau

mayoritasnya memeluk keyakinan beragama Islam terbesar di dunia. Walaupun banyak

anggapan-anggapan bahwa banyak sekali dugaan dan fakta terhadap muncul atau kedatangan

Islam di Asia Tenggara ini. Ada yang menyakini bahwa Islam telah muncul kira-kira pada abad

ke-13 serta ada pula yang mengungkapakan sudah muncul setelah Islam pertama kali muncul.1

Itulah spekulatif yang muncul dalam pembahasan Islam di tiap berbagai belahan negara Asia

Tenggara.

Sebelumnya pemakalah dari kelompok dua ini akan menjelaskan, memaparkan, sebuah

tema yang menarik tentunya yang berjudul Masyarakat Dan Renaissance Muslim Di Birma.

Tentunya di dalam makalah atau paper ini akan membahas tentang awal mulanya masuk Islam

di birma, kehidupan masyarakat Islam di birma, dan sebab-sebab kebangkitan Muslim disana.

Pembuatan makalah ini menggunakan metode kepustakaan yang artinya melakukan

penulusuran ke berbagai perpustakaan guna memperkuat argumen dari teori-teori yang sudah

bermunculan atau yang sudah ada, bahkan kita pernah mendengarnya.

Jikalau dalam pembahasan terdapat kurang dan merasa tidak pusa dari pembaca makalah

ini, Pemakalah dengan halnya pembuatan makalalah tentunya siap bersedia untuk menerima

kritik, pertanyaan, saran bahkan tambahan lainnya guna membangun dan menambah variasi isi

makalah ini.

Jakarta, 9 Maret 2011

Kelompok II

1 Al-Chaidar, Wacana Ideologi Negara Islam Studi Harakah Darul Islam Dan Moro Front , (Jakarta: Darul Falah,1999), hlm. 22.

Page 3: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

Agar mudah di mengerti dan menghindari melebarnya pembahasan, sesuai dengan judul

yang di dapat penulis yaitu ’’Masyarakat dan Renaissance Islam Dari Burma’’ penulis akan

membatasi sekaligus merumuskan masalah mengenai awal kedatangan islam di burma dan

perkembangannya.

1. Kapan masuknya Islam di Negara Burma ?

2. Bagaimana Islam bisa di terima dan berkembang di Burma ?

3. Sebab-sebab kebangkitan islam di Burma ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Agar lebih mengetahui sejarah masuknya islam di Burma

2. Agar lebih mengerti mengenai proses perkembangan islam di Burma

3. Untuk mengetahui sebab-sebab renaissance islam di Burma

D. METODE PENELITIAN

Penulisan makalah ini penulis menggunakan metode library research atau dengan studi

kepustakaan. dengan menggunkan buku-buku yang ada di perpustakaan universitas atau

fakultas dan di perpustakaan lainya, atau dengan sumber sumber yang berkaitan dengan

makalah.

Page 4: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini di bagi atas tiga bab yaitu

BAB I

A. Latar belakang masalah

B. Pembatasan atau perumusan masalah

C. Tujuan penulisan

D. Metode penelitian

E. Sistematika penulisan

BAB II

A. Pembahasan

BAB III

A. Kesimpulan

B. Daftar pustaka

Page 5: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

BAB II

PEMBAHASAN

A. Masuknya Islam Di Birma Dan Jalur Islamisasinya

Birma merupakan nama asli lain dari negara Myanmar yang berpusat di kota Rangoon

(Yangoon). Terletak dengan di Asia Tenggara dan di sebelah barat bertetangga dengan negara

Bangladesh dan India, sedangkan pada sebelah timurnya berbatasan dengan Cina, Laos, dan

Thailand.2 Dibuku ini juga diungkapkan bahwa Islam merupakan suatu keyakinan kepercayaan

masyarakat utama di negeri jauh nan disana. Kemudian disusul oleh Buddha, Kristen. Akan

tetapi pada tahun 1999, dari penghitungan jumlah Myanmar ini memiliki total jumlah

penduduk 47.305.319 jiwa, dari hasil informasi tersebut bahwa agama yang diyakini atau dianut

oleh sebagian besar 85 % -nya adalah Budha, Islam dan Kristen merupakan sisanya yang artinya

adalah kelompok religious yang bersifat minoritas. Hasil sumber ini kami dapatkan dari buku

karangan Edi Sigar dengan bukunya yang berjudul Buku Cerdas.3

Walaupun disebut dengan Muslim yang minoritas, maka kita juga jangan harus melupakan

sejarah Islam di negara Myanmar ini. Walaupun agama Buddha merupakan agama yang banyak

dianut, tetapi dari beberapa sumber mengatakan bahwa kedatangan Islam telah hadir pada

abad ke- 7 M. ajaran agama Islam dibawa oleh orang-orang Arab Muslim di garis pantai dan

berlanjut pula setelah pada abad ke-7 M. Nama pantai yang didarati adalah pantai Arakan, dan

kemudian ke selatan. Seperti teori dagang yang memaparkan bahwa Islam telah ada karena

adanya hubungan kontak dagang antara penduduk asli setempat (Burma) dengan para

pedagang dari Arab, India, dan Malaysia yang lebih efektif ‘giat’ mensyiarkan agama Islam

tersebut.4

Lalu versi lainnya mengungkapkan bahwa Islam di Burma atau Myanmar ini telah datang

pada abad ke-9. Hal ini dapat dibuktikan dengan telah datangnya para pedagang Muslim di

Burma tepatnya di delta sungai Ayeyarwady, di pantai Taninthary dan di Rakhine, dimana saat

itu belum terbentuknya kerajaan Burma di 1055 Masehi oleh Raja Anawrahta dari Bagan.

2 H.M Iwan Gayo, Buku Pintar Seri Senior Edisi Syiar Islam, Cetakan ke- 38, (Jakarta: Pustaka Warga Negara, 2006), hlm. 531.

3 Edi Sigar, Buku Cerdas, cetakan 4, 5,6,7,8,9,10,09,08,07,06,05. (,PT Pustaka Delaprasta,2005), hlm. 285.4 M. Ali ketani , Minoritas Muslim Di Dunia Dewasa Ini, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.

204.

Page 6: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

Kedatangan para Muslim tersebut juga telah didokumentasikan para pedagang dari Arab,

Persia, Eropa dan pelancong Cina dari abad ke-9. Burma Muslim keturunan masyarakat Muslim

yang menetap dan menikah dengan Burma kelompok etnis lokal.

Muslim tiba di Burma sebagai pedagang atau pemukim, personil militer, dan tawanan

perang, pengungsi, dan sebagai korban perbudakan. Namun, umat Muslim awal banyak juga

memegang jabatan penasihat kerajaan status, administrator kerajaan, otoritas pelabuhan,

walikota, dan laki-laki obat tradisional.5

Dalam hal ini kami dapat berkesimpulan bahwa Islam di Burma ini dibawakan oleh para

pedagang, berbeda dengan hal lainya dengan negara filiphina yang terkenal mayoritas

Muslimnya di kepulauan Manguindanao dan Sulu dimana sebagian besar proses Islamisasinya

adalah berdakwah yang dilakukan oleh Para syarif, atau da’i.

Dan menurut hemat kami meyatakan bahwa memang sudah mengakarnya budaya tulis

menulis oleh para pedagang maupun para pedagang pada masa tersebut, bahkan kita juga

pernah mendengar catatan Marcopolo, Itshing, Ibnu Batuta yang mencatat setalah ia mejejakan

kaki dari berbagai daerah-daerah Asia Tenggara ini meyatakan dengan catatanaya telah ada

pemeluk agama Islam pada saat mereka (pelaut-pelaut) atau pelancong armada laut yang telah

sampai di pulau yang ia jejaki. Berbagai kegiatan atau aktivitasnya para Muslim di Burma ini

tidak hanya berdagang saja, sebab pada sumber ini mengatakan telah ataus sudahnya memiliki

peranan hubungan antara para Muslim dan para birokrat pejabat-pejabat (memiliki jabatan ) di

kerajaan yang sudah ada di Burma, antara lainya juga telah disebutkan tadi.

Persia Muslim tiba di Burma utara di perbatasan dengan wilayah Cina Yunnan seperti yang

tercatat dalam Chronicles of China di 860 Masehi. Bermese Muslim kadang-kadang disebut

Pathi, nama diyakini berasal dari Persia. Banyak pemukiman di wilayah selatan Thailand dekat

hari ini yang terkenal karena populasi Muslim, dengan Muslim sering kalah jumlah Burma lokal.

Dalam satu catatan, Pathein dikatakan diisi dengan Pathis, dan diperintah oleh tiga Muslim

India Kings pada abad ke-13. pedagang Arab juga tiba di Martaban, Margue, dan ada

pemukiman Arab di kepulauan ini's Meik pertengahan barat tempat tinggal.

Selama masa pemerintahan Raja Bagan, Narathihapate (1255-1286), dalam perang Sino-

Burman pertama, Kubilai Khan Muslim Tatar menyerang dan menduduki Kerajaan Pagan daerah 5 www.freewikipedia.com/ artikel dari Oo Aung San's Blog

Page 7: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

sampai Nga Saung Chan. Pada 1283, Kolonel Nasruddin Turki menduduki wilayah sampai

dengan Bamaw (Kaungsin). Orang Turki (Tarek) disebut Mongol, Manchuria, Mahamaden atau

Panthays. 6 Nah, kami juga mengambil benang merah pada argumen serta penjelasan yang

telah diungkapkan dalam artikel yang bersifat fakta oleh Oo Aung San's, bahwa Islamisasi di

daearah Burma ini sama dengan halnya kepulauan nusantara atau bahkan sama dengan

negara-negara Asia Tenggara lainnya, yakni Islam dibawakan oleh jalur perdagangan,

perkawinan dengan penduduk lokal (asli setempat), yang bisa saja akibat interaksi perdagangan

yang lama di tempat ini yang kemudian menunggu lama sekian lamanya perubahan angin guna

pulang ke kampung halamanya entah dari Arab, Persia, dsb.

Setelah itu benang merah lainya adalah politik, yakni suda ada juga para pendatang

Muslim yang sudah memiliki jabatan penting dari karesidenan kerjaan Burma pada saat itu.

Namun yang disayangkan adalah dari berbagai sumber yang kami dapatkan bahwa kami belum

menemukan peran da’I yang menyebarkan Islam di Burma tersebut. Lalu kami memiliki inisiatif

berkesimpulan memang di wilayah Asia Tenggara ini merupakan daerah yang terkenal dengan

baiknya penerimaan kedatangan pengaruh asing terutama dalam halnya dibidang agama,

budaya, dsb. Serta yang terakhir adalah menandakan pada zaman masuknya Islam di Burma ini

kami berkeyakinan pada saat itu orang-orang Arab dan para pedagang Muslim lainnya itulah

pada masa kejayaanya.

Sejarah lainnya tentang Islam di Burma adalah pembangunan atau pendirian kerajaan

Muslim di Arakan yang dibentuk oleh salah satu seorang raja Bengal Muslim dimana pada saat

itu nama raja yang berkuasa adalah Naseer-Ud-Deen Mahmud Shah (1442-59 M) kemudian

beliau membantu raja yang bernama Sulayman Naramitha membangun negara Mrauku yang

Muslim.

Pemerintahannya berlangsung beberapa abad di Arakan dan meluas sampai ke selatan

maoulmein pada saat itu yang menjabat pada era kegemilanganya adalah sultan Salim Shah

Razagri (1593-1612 M).7 Pada saat itu juga bahasa resmi yang digunakan di Arakan adalah

bahasa Persia. Dan ibu kotanya myohaung. Pada abad 1784 Burma yang sebagaian besarnya

adalah penganut Buddha berhasil mengalahkan atau menaklukkan negara Muslim tersebut,

6 Ibid.,7 M. Ali Ketani, Minoritas Muslim Di Dunia Dewasa ini, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005) hlm. 204.

Page 8: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

kemudian sekitar pada tahun 1824 M dan 1826 oleh Inggris. Ketika pada tahun 1948 takala

Burma mencapai negara yang merdeka maka Arakan masuk dalam wilayah kekuasaan negara

Burma.

Namun pada sumber ini kami tidak menemukan alasan-alasan atau sebab-sebab kalahnya

kerajaan Muslim tersebut selain diserang oleh pengikut Buddha. Menurut analisis kami barang

kali akibat sudak kroposnya kekuatan pada dinasti Islam pada saat itu, bisa juga akibat

kedatangan pihak asing seperti Inggris yang sedang melalang buana ke pelosok penjuru negara

Asia Tenggara untuk menacari bahan komoditas terutama dalam segi hal sumber daya alamnya.

B. Tempat-Tempat Masyarakat Muslim Di Burma

Pada awalnya Muslim atau warga Muslim di Burma terpusat pada tempat-tempat tertentu

di kota-kota Burma dan sekitarnya, namun yang perlu diketahui adalah kebanyakan warga

Muslim tinggal di Rangoon dan Timur Lautnya, kemudian yang di luar Arakan, yang terpenting

adalah Moulmein (bagian Tanasserim), Moulmeingyun, (bagian Irawadi), Pyinmana dan Kyaukse

(bagian Mandalay), Shwebo (bagian Sagaing), namun kami tidak menemukan pula adanya

jumlah statistik tentang berapa jumlah Muslim di beberapa bagian tersebut. 8

Masyarakat Muslim di Burma terdiri dari dua kelompok etnik yakni, etnik yang berasal dari

Indo-Pakistan, terutama hidup dan tinggal terutama di kota-kota utama konteksnya adalah kota

besar, yang masih memiliki hubungan dengan anak benua India, dan berbahasakan urdu dan

tamil yang digunakan dalam percakapan secara fasih. Kemudian Muslim yang lainnya berasal-

usul atau bahasa sekarangnya adalah berdomisili dari Burma. Jumlah mesjid di Burma

berjumlah lima ribu mesjid, diantaranya merupakan mesjid-mesjid yang sudah ada dari dulu

atau sudah berabad-abad.

Kami menganalisis bahwa semakin eratnya dahulu hubungan orang-orang pribumi asli

Burma dengan orang-orang India, sebab mengapa? Kami beralasan bahwa dengan kedatangan

para pedagang Muslim ke wilayah ini yang dibawakan oleh pedagang Muslim India sehingga

terjadinya komunikasi dan juga akibat imigrasi sehingga terjadinya sebuah etnik yang mana

orang terdapatnya etnik indo-pakistan di Burma tersebut.

Lalu menurut hemat kami dengan ditandai bukti terdapatnya lima ribu mesjid menandakan

bahwa pada saat Muslim masuk kantong-kantong distrik seperti Arakan dsb, dengan itu 8 Ibid., hlm 205.

Page 9: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

menandakan pada saat Islam masuk kedaearah tersebut kami menyakini adanya hubungan

yang baik dari penduduk lokal dengan pendatanga atau emigran Muslim di tempat Muslim

tinggal, sebab sudah terdapatnya lima ribu mesjid di Burma.

Selain itu kami juga membayangkan bahwa kemudahan masuknya Islam dan dapat

diterimanya akibat radiasi kebudayaan setempat dengan Islam mengajarkan peradaban yang

baik pada saat itu, Serta tidak memiliki pertentangan.

Salah satu lagi yang menerangkan tentang masyarakat Muslim di Burma adalah

kebanyakan Muslim di Burma adalah penganut ahlul sunnah waljama’ah. Kemudian penduduk

Muslim di Burma terdiri dari banyak unsur etnis. Etnis tersebut diantaranya adalah Burma,

India, dan kelompok kecil dari melayu yang berada di sana.

Lalu kehidupan disana juga tidak berasatu dan hidup dalam beberapa kelompok yang

berbeda dengan masyarakat mayoritas Buddha dan juga kerajaan yang memerintah. Kelompok

masyarakat Muslim disini hidup berasingan dalam kelompok mereka masing-masing bangsa

atau keturunannya.9 Dengan hal ini berarti kita dapat mengetahui gambaran bahwa masyarkat

Islam di Burma merupakan Islam Ahlul Sunnah Waljama’ah serta hidupnya juga tidak jauh dari

kelompok masing-masing mungkin disebabkan terjaminya keamanan di kelompok tersebut.

Akan tetapi hidup yang seperti juga dianggap kurang baik sebab kesukuannya lebih tinggi

(primodialisme), lalu sulitnya untuk berkembang melihat situasi dan kondisi yang sekarang

sehingga buta akan informasi dan ilmu pengetahuan hal itulah yang akan mengancam jika

hidup tetap seperti itu menurut pandangan kami.

Masih pada buku karangan wan kamal mujani yang berjudul minoriti Islam telah

terbentuknya masyarakat Muslim yang bedasarkan kelompok dan juga kapan mereka (Muslim

di Burma datang) seperti halnya adalah:10

1. Masyarakat Islam keturunan Burma

Masyarakat keturunan Burma asli yang paling lama menempati Burma dengan waktu yang

lebih lama atau terdahulu ketimbangan dengan kelompok Muslim lainnya. Masyarakat Muslim

ini tinggal di daerah kawasan Sweboyang berhampiran dengan ibu kota raja-raja Burma pada

9 Wan Kamal Mujani, Minoriti Islam, cetakan pertama, (Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia, 2002), hlm. 57-58.

10 Ibid,. 58-59.

Page 10: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

zaman kolonial. Dibuku kami mendapatkan informasi bahwa masyarakat keturunan Muslim

Burma ini menyebutkan bahwa asal-usul nenek moyang mereka adalah memiliki perkerjaan

buruh, pedagang dan peniaga yang datang dari sebelah barat yaitu utara India yang datang atau

tepat bahasanya adalah singgah di daerah ini pada abad ke-13 dan ke-14 M.

Masyarakat Muslim disini merupakan hasil perkawinan antar unsur etnis yang berbeda.

Masyarakat disini juga biasanya disebut dengan panggilan akrabnya adalah Zairbadi atau Pathi.

Meraka adalah penduduk tempatan Myanmar dari segi tempat tinggal (lahir), bahasa dan juga

bangsa. Di buku ini juga dikatakan bahwa penampilan, kelakuan adat, meraka tidak dapat

dibedakan dengan penduduk Myanmar keturunan Burma yang beragama Buddha. Pada tahun

1983, jumlah masyarakat ini kurang daripada satu pertiga penduduk Islam Myanmar.

Jadi menurut kami kemungkinan besar penduduk muslim asli Burma ini telah memeluk

islam akibat interaksi dari dunia perdagangan sebab dari asal-usul nenek moyangnya

merupakan pedagang yang handal tentunya, hal ini juga nampaknya masuk islamnya keturunan

muslim Burma asli ini juga dari peran pedagang berdomisili dari india yang pernah singgah di

kawasan Sweboyang ini. Lalu terjadilah kontak terhadap wanita penduduk asli dengan pria

pedagang sehingga terjadilah perkawinanm menurut syariat islam sehingga wanita penduduk

asli tersebut menjadi mu’alaf dan melahirkan keturunanya yang beridentitaskan muslim dan

berkembang lagi dari tahun-ketahun jumlahnya di daerah ini.

2. Masyarakat Islam Keturunan India

Muslim keturunan India di Burma ini datang pada sekitar abad ke-19. Kedatangan mereka

tepat disaat Myanmar sedang terjajah dengan kolonial Inggris. Kemudian Inggris juga telah

menggunakan kekuasaannya waktu itu di Burma.

Kemudian maka didatangkanlah para atau pekerja-pekerja, pedagang yang berasal dari

India tersebut di tempatkan ke daearah yang bernama kota Yangoon pada tahun 1930-an.

Kelompok Muslim India membentuk lebih daripada satu pertiga penduduk Islam Myanmar. Dan

para Muslim India tersebut tinggal di daerah Bandar-bandar besar yang melibatkan diri dalam

aktivasi perdagangan. Di kota Yangoon tersebut Muslim di India juga melakukan amalan

keagamaan dan kebudayaan asli dari India.

Page 11: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

Menurut kelompok kami islam berkembang di daerah yangoon ini pasti lebih besarnya

keberadaan muslim akibat pengaruh geografisnya yang pertama. Sebab banyak Bandar

merupakan pintu masuk yang paling utama masuknya agama dan unsur-unsur kebudayaan

baru yang dibawa oleh para pendatang pada umumnya. Jadi Bandar merupakan tempat yang

paling efektif dalam perkembangan Islam dikala waktu itu di Yangoon. Yangoon itu juga

merupakan tempat lalu-lalangnya perdagangan yang ramai.

3. Masyarakat Islam di Arakan

Masyarakat Muslim ini tinggal atau menetap di daerah Arakan atau Rakhie yang

berbatasan dengan Bangladesh. Kelompok Muslim ini sangat dikenal dengan nama julukannya

Rohingya yang merupakan keturunannya adalah perkawinan percampuran silang antara Arab

dan Parsi dengan wanita-wanita setempat semenjak abad ke-7 atau 9 M.

kelompok Muslim ini disebutkan juga bahwa memiliki peran yang penting melawan

penjajahan Jepang waktu dimana kelompok ini bergabung atau berkoalisi dengan Inggris guna

menundukan Jepang dari daerah ini.

Setelah itu terjadi juga perlawanan kelompok ini dengan kelompok mayoritas Buddha

akibat pergeseran antara kelompok Rohingya dengan Buddha. Akibat atau dampak yang terjadi

adalah pengusiran besar-besaran terhadap kelompok Muslim ini ke Bangladesh.

Selain itu kelompok Muslim di Arakan juga ada kelompok yang bernama Benggali yang

berhijrah ke Bangladesh semasa kependudukan Inggris. Kumpulan Islam lainnya berkumpul

atau tinggal bersama dengan masyarakat umat Buddha lainnya di kota Arakan dan hidup

terasing dari pada kedua-dua golongan Islam diatas. Mereka merupakan golongan Islam yang

paling miskin dan paling telak menerima penindasan dari pihak pemerintah Myanmar.

Lagi-lagi menurut kami kunci masuknya Islam di arakan ini juga pasti tidak luputnya dari

perdagangan dan perkawinan, baik penduduk lokal yang sudah Islam maupun penduduk non-

muslim yang telah menikah dengan para saudagar dari Arab dan Persia.

Kelompok muslim rohingya ini merupakan kelompok muslim yang bertahan akan ketidak-

adilan dari pihak pemerintah Myanmar tersebut. Pernah pula terjadinya pertikaian antar-

kelompok agama yang berbeda seperti Islam Ronghigya dengan kelompok mayoritas Buddha

yang diback up atau didukung oleh pihak pemerinta Myanmar itu sendiri. Kesinisan dan

Page 12: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

pendiskriminasian Muslim di Myanmar sangat terang-terangan menjadi nyata dan apalagi

ketidak harmonisan ini juga dibantu oleh pihak militer pemerintah.

Banyak juga jumlah muslim yang terbunuh akibat konflik agama tersebut, dan menurut

kami pula dengan adanya perperangan antar-agama tersebut juga merugikan kedua belah

pihak, lalu juga hilangnya anggota keluarga serta kemiskinan juga tertimpa kepada pihak yang

minoritas muslim yang menjadi miskin serta dalam status sosialnya menjadi bagian kelompok

yang menjadi kelompok yang terasingkan dalam kehidupanya.

Alangkah baiknya jika perperangan antar-agama tersebut tidak terulang lagi untuk ke masa

depanya serta menjalakan kehidupan dengan pluralisme dan toleran terhadap Antar-Agama

yang berbeda lainnnya.

4. Masyarakat Islam Berketurunan Cina

Masyarakat Islam ini adalah para pendatang dari cina yang menyebarangi sempadan

Myanmar-cina di sebelah barat laut. Nama komunitas masyakat Muslim ini disebut olah orang-

orang Burma adalah pathay, kelompok ini merupakan golongan peniaga di Sempadan

Myanmar-Cina. Kelompok ini tinggal di daerah wilayah yang bernama Shan dan di negeri Ma

dalam kawasan Kangtung.

Kehidupan kelompok Muslim ini adalah pertama mahir akan perdagangan dan pertanian.

Serta keberadaan kelompok ini ada di daerah Rangoon dan Maoulmin. Tapi dibidang pertanian

ini hanya sebagai pekerjaan tambahan guna mencukupi kehidupan sehari-sehari saja.

Menurut kerangka berfikir kami nampaknya agak sama dengan teori Prof. Sumarsono yang

mengatakan setidaknya seperti ini, yakni islam juga disebarkan oleh orang-orang atau

komunitas muslim Cina. Hal ini juga nampaknya juga terjadi oleh keturunan china Muslim di

Rangoon dan Maolmin. Dan tidak salah lagi kami meyakini bahwa datangnya Muslim Cina

tersebut juga disebabkan awal mulanya berdagang. Secara tidak langsung juga kita telah

mengetahui bahwa orang-orang chinaise kebanyakan pekerjaan atau mata pencaharian

kehidupanya adalah berdagang.

C. Rennaissance Muslim Di Birma

Page 13: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

Sebenarnya kami berpendapat dari sumber-sumber yang kami pahami kebanyakan

Kebangkitan di Asia Tenggara menjelaskan kebangkitan secara umum secara keseluruhan,

sedikit sekali menemukan kebangkitan Muslim terutama itu di negara Burma (myanmar).

Jadi rennaissance di Asia Tenggara pada umunya terjadi oleh beberapa faktor, yaitu:11

pertama dan yang terpenting adalah bahwa Islam itu dijadikan power, maksud disini

menjelaskan bahwa Islam merupakan suatu wadah kekutan politik tatkala waktu itu telah

terbentuknya suatu dinasti atau kerajaan.

Hal ini kami contohkan di Burma adalah kerajaan Islam Burma. Dengan sarana saluran

politik inilah yang menjadikan Islam dapat berkembanga pesat dan menjadi suatu kebangkitan

dengan bukti adanya sebuah kerajaan atau timbulnya suatu dinasti. Dari kejayaan tersebut

akibat dari semua lapisan masyarakat telah memberikan konstribusi terhadap pemerintahan,

misalnya para ulama memberikan pemikiran dan masukan terhadap kerajaan sehingga mampu

membuat karya terbesar sehingga otomatis kerajaan menjadi maju dibidang ekonominya.

Kedua, kemajuan atau kebangkitan Islam se-antera Asia Tenggara akibat dampak jaringan

serta peran pedagang dan ulama yang berkembang pesat. Sehingga terjadinya pertukaran

kebudayaan antara kaum intelektual Muslim maupun ulama dengan ulama dalam

menyebarkan agama Islam tersebut. Lalu contoh yang riilnya adalah di Burma adalah rajinya

atau tekunnya mengIslamisasikan di Burma yang telah dilakukan oleh orang melayu terutama

Malaysia, dan dibantu juga dengan orang-orang Gujarat. Baik yang dilakukan oleh ulama (da’i)

dan para pedagang yang sempat singgah di Arakan dll.

Ketiga, faktor-faktor kebangkitan Islam lainnya adalah pertama, dibayarkannya beberapa

tunggakan perang dunia II kepada Muslim yang memungkinkan mereka naik haji dan

membangkitkan kesadaran Islam mereka, kedua bertambahnya perkumpulan atau organisasi

Islam yang didukung oleh masyarkat lokal bahkan internasional, ketiga, didirikannya sekolah-

sekolah tinggi dan universitas-universitas swasta maupun negeri di negara ini yang memberikan

kuliah-kuliah dan gelar-gelar dalam studi Islam, keempat adalah dengan adanya

11 Moeflich Hasbullah, Asia Tenggara Konsentrasi Baru: Kebangkitan Muslim, (Bandung: Fokus Media, 2003), hlm 113.

Page 14: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

pemberontakan Moro mengakibatkan kesadaran akan pentingnya kebangkitan pencitraan di

kalangan dunia Muslim dan negara-negaranya.12

Kemajuan lainnya menurut kami adalah terbentuknya instasi-instasi kependidikan Islam

yang membawa pengaruh besar guna mencerdaskan Muslim yang akan menimbulkan dampak

positif yakni menciptakan intelektual-intelektual Muslim kedepanya. Dari pernyataan tersebut

kami mengutip dari buku Tradisi Dan Kebangkitan Islam Di Asia Tenggara dari karangan Taufik

Abdullah dkk.

Kemudian di paragraf ini kami akan menjelaskan tentang contoh-contoh yang kami anggap

adalah suatu bentuk kebangkitan di Burma terutama pada bidang agama, yakni mengartikan

atau zaman sekarang kita kenal dengan translate bahasa Arab yang terkandung di Al-Qur’an

kebahasa Burma oleh suatu wadah yang dikenal dengan para ulama disana dengan bahasa

Burma walaupun tidak cukup literature Islam dalam bahasa itu.13

Kami memikirkan bukan bahasa Arabnya yang diubah dengan bahasa Burma melainkan

hanya makna isi kandungannya. Hal ini bagi kami merupakan wujud yang nyata untuk warga

Muslim di Burma tidak hanya membacanya saja melainkan guna mengetahui maknanya serta

mengamalkannya. Dengan cara mengartikan bahasa Al-Qur’an ke bahasa Burma maka warga

Muslim (civil Muslim) lebih mudah dimengerti.

Hal ini juga pernah dilakukan pula oleh Muhammad Iqbal salah satu orang yang terkenal di

elit kancah perpolitikan India dimana beliau juga melakukan hal yang sama dengan halnya yang

dilakukan oleh para ulama Burma, Agar juga menghindari suatu paham jabariah dan terlalu

taklit pastinya di setiap insan Muslim, sebab jika hal itu terjadi maka tidak akan terjadinya

kebankitan Islam di India. Itulah sebagian kecil dari contoh lainnya yang masih memiliki tujuan

sama dari hasil analisa kami yang juga membawa pengaruh positif juga kepada umat Muslim di

Burma.

Hal lainnya dapat melakukan ibadah haji yang merupakan bagian dari rukun Islam yang

wajib bagi mampu, dengan adanya naik haji tersebut bisa bahkan dapat dikatakan sudah terjadi

12 Taufik Abdullah, Tradisi Dan Kebangkitan Islam Di Asia Tenggara, (Jakarta: LP3S, 1988), Hlm.348.13 M. Ali Ketani, Ibid., hlm. 205.

Page 15: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

kemajuan orang-orang Muslim di Burma melaksanakan ibadah tersebut bahkan setiap

tahunnya sebelum memasuki tahun 1962.14

Secara tidak langsung artinya adalah Muslim disana adalah orang yang maju dalam

perkembangan ekonominya. Selain hal itu juga pasti mendapatkan ilmu pengetahuan tentang

agama yang disana sehingga terjadilah yang namanya pengabdian terhadap Muslim lainnya di

Burma yang mengajarkan tentang agama Islam setelah kembali ke tanah airnya.

Selain haji kemudian contoh lainnya yang real (nyata) bahwa penduduk Muslimnya juga

sudah ada didirikannya beberapa instasi pendidikan seperti sekolah Muslim ynag kebanyakan

muridnya adalah mayoritasa 60% adalah anak Muslim. Dengan pendidikan inilah juga

membangkitkan para kaum Muslim di Burma guna mencipatakan generasi ke generasi Muslim

lainnya menjadi akhlakul karimah serta berkehidupan dan berkribadian yang baik sesuai syariat

agama tentunya.

Bahkan di buku yang berjudul minoritas Muslim di dunia dewasa ini juga menjelaskan

kepada kita semua, sebagaimananya pihak Muslim telah menyelenggarakan tiga sekolah

menengah yang kemudian dinasionalisasikan pada tahun 1964 M. sebelum dinasionalisasikan

juga sudah ada enam lembaga pendidikan al-qur’an, namun di sekolah negeri milik pemerintah

tidak diberlakukan kurikulum agama Islam atau mengajarkan agama Islam hal ini merupakan

suatu hal diskriminasi pil pahit bagi Muslim yang disana.

Masih pada judul buku yang sama pula dikatakanya pula banyak Muslim yang lulus

diperguruan tinggi atau yang kita sebut dengan universitas tetapi prioritasnya persenstasinya

sekitar separuh dari yang non- Muslim. Bahkan banyak Muslim di Burma yang memiliki propesi

sebagai ahli hokum, insiyur, dokter, dan professor di unversitas tetapi mereka makin lama

makin berkurang akibat emigrasi. Jumlah Muslim di pemerintah dan angkatan bersenjata

sekarang tidak berarti.15

Analisis kami memperkirakan bahwa tersisihnya para Muslim yang memiliki perkerjaan

yang baik mungkin pula disebabkan oleh desakan atau tekanan dari pemerintah Myanmar

dengan kesinisanya terhadap Muslim yang sudah dianggap sukses, sehingga para Muslim

lainnya yang sudah sukses berkelana atau hijrah ke negara atau kota-kota lainnya untuk

14 Ibid., hlm. 205.15 Ibid,. hlm. 206.

Page 16: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

menyambung kehidupan yang lebih baik lagi. Dengan tersisihnya atau hilangnya para

cendikiawan Muslim di Burma juga dapat meyebabkan krisis ilmu pengetahuan kepada umat

Muslim lainnya.

Contoh lainnya lagi bahwa ada Kebangkitan Islam di Burma sebelum angkatan bersenjata

Burma mengambilalih pada tahun 1962 serta menetapkan cap sosialismenya, Muslim di Burma

menyatu dengan penduduk. Kemudian jua ada orang Muslim yang menempati diketentaraan

dan di pemerintahanya seperti Haji M.A. Bachid, sekali menjadi Menteri Pusat Burma. Lalu juga

ada dua Hakim Muslim di Pengadilan Tinggi dan ada empat Muslim menjadi menteri di satu

atau lain waktu. Massa mayoritas Muslim adalah para petani dan sebagian lainnya adalah para

pedagang yang kaya.

Kebangkitan Muslim di Burma lagi adalah para Muslim di Burma pada tahun 1930-an telah

mendirikan sebuah instansi kesehatan atau yang sekarang kita kenal dengan rumah sakit dan

sebuah dana pusat Muslim serta organisasi Muslim lainnya. Salah satu nama organisasi yang

terkemuka adalah Jamiat Ulema-E-Islam, organisasi Muslim seluruh Burma dan dewan urusan

agama Islam.16

Tanpa kita sadari dari perbincangan dari paragraf sebelumnya di sub-bab kebangkitan

Muslim di Burma adalah setelah tahun 1960-an telah terjadinya tekanan-tekanan yang

dilakukan oleh pemerintah Myanmar (Burma) tersebut dimana saat dunia Islam di Burma

sedang bangkitnya malah lambat-laun seolah-olah menjadi macan ompong akibat kebijakan-

kebijakan sewenang-wenangan yang membuat runtuhnya kebangkitan Islam di Burma.

16 Ibid,. hlm. 206.

Page 17: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

BAB III

KESIMPULAN

Kita bisa mengambil kesimpulan bahwasannya islam di negara burma pada awalanya di

sebarkan oleh bangsa para pedagang, hal ini terjadi karena sekitar abad ke-7 terjadi

perdagangan internasional yang melintas dari negara timur tengah, india menuju cina.

Dalam perkembangannya islam di negara burma bisa di terima dengan baik karena islam

datang dengan cara yang damai, selain itu islam membawa ajaran yang tidak mengenal

stratifikasi di dalam masyarakat, berbeda dengan agama lain yang menggunakan kepercayaan

kasta dalam kehidupan masyarakatnya. Sebab karena itu islam bisa di terima oleh masyarakat

burma. Namun faktor-faktor tersebut tidak serta merta menjadikan islam sebagi agama

mayoritas di burma, karena disana, agama Budha telah mengakar kuat sebelum islam. Hal itu

juga yang sedikit banyak mempengaruhi keadaan hidup warga muslim disana yang terkadang

mendapat perlakuan diskriminatif dari kelompok mayoritas.

Namun berposisi sebagai minoritas bukan berarti selalu termarjinalkan dan menjadi objek

pesakitan dari golongan mayoritas, begitu juga yang terjadi di burma. Islam juga mengalami

fase rennaisance atau kebangkitan di negara burma. Fase kebangkitan itu sebelum era 1960-an

karena sesudah itu, tekanan dan kesewenang-wenangan dari pihak penguasa membuat muslim

di Burma kembali dalam posisi yang menyusahkan.

Page 18: MASYARAKAT DAN RENAISSANCE MUSLIM DI BIRMA

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 1988. Tradisi Dan Kebangkitan Islam Di Asia Tenggara. Jakarta: LP3S.

Ali Ketani, M. 2005. Minoritas Muslim Di Dunia Dewasa ini. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Chaidar, Al. 1999. Wacana Ideologi Negara Islam Studi Harakah Darul Islam Dan Moro

Front. Jakarta: Darul Falah.

Hasbullah, Moeflich. 2003. Asia Tenggara Konsentrasi Baru: Kebangkitan Muslim. Bandung:

Fokus Media.

Iwan Gayo, H.M. 2006. Buku Pintar Seri Senior Edisi Syiar Islam, Cetakan ke- 38. Jakarta:

Pustaka Warga Negara.

Kamal Mujani, Wan. 2002. Minoriti Islam, cetakan pertama. Bangi: Universiti Kebangsaan

Malaysia.

Sigar, Edi. 2005. buku Cerdas, cetakan 4, 5,6,7,8,9,10,09,08,07,06,05. PT Pustaka

Delaprasta.

www.freewikipedia.com/ artikel dari Oo Aung San's Blog