Sejarah Arsitektur Renaissance

8
Arsitektur Renaissance Arsitektur Renaissance adalah arsitektur pada periode antara awal abad ke-15 sampai awal abad ke-17 di wilayah Eropa, ketika terjadi ketertarikan terhadap budaya klasik terutama budaya Yunani kuno dan budaya Romawi kuno yang disebut Renaissance. Gaya ini pertama kali berkembang di kota Florence, Italia. Pada masa Renaissance, terdapat tiga penemuan penting. Yang pertama adalah bubuk mesiu, penemuan ini menyebabkan perkembangan dalam hal militer. Kedua, penemuan kompas. Dengan ditemukannya kompas, memungkinkan untuk melakukan pelayaran ke daratan baru seperti Amerika, dan kepulauan Hindia Barat. Akibatnya adalah berkembangnya koloni- koloni bangsa Eropa pada tempat tersebut. Penemuan ketiga adalah percetakan. Dengan adanya percetakan, minat terhadap literatur berkembang pesat. Buku-buku tentang Latin dan Romawi ditulis, dan akhirnya mempengaruhi cara pandang orang pada masa itu. Karakteristik Arsitektur Renaissance 1. Denah Denah bangunan berbentuk simetris dan juga proporsional. Ukurannya mengikuti ketetapan yang sudah ditentukan. Untuk bangunan gereja, denahnya tidak berbeda jauh dengan denah yang sudah ada di Italia sebelum terjadinya revolusi minat terhadap gaya arsitektur klasik. 2. Dinding dan Kolom Pada abad pertengahan, dinding eksterior menggunakan material- material kecil yang disusun. Sementara itu, untuk masa Renaissance, dinding Peta Florence, Italia Contoh Denah – S. Maria Della Consolazione Jenis-jenis kolom

description

SEJARAH ARSITEKTUR RENAISSANCE

Transcript of Sejarah Arsitektur Renaissance

Page 1: Sejarah Arsitektur Renaissance

Arsitektur Renaissance

Arsitektur Renaissance adalah arsitektur pada periode antara awal abad ke-15 sampai awal abad ke-17 di wilayah Eropa, ketika terjadi ketertarikan terhadap budaya klasik terutama budaya Yunani kuno dan budaya Romawi kuno yang disebut Renaissance. Gaya ini pertama kali berkembang di kota Florence, Italia.

Pada masa Renaissance, terdapat tiga penemuan penting. Yang pertama adalah bubuk mesiu, penemuan ini menyebabkan perkembangan dalam hal militer. Kedua, penemuan kompas. Dengan ditemukannya kompas, memungkinkan untuk melakukan pelayaran ke daratan baru seperti Amerika, dan kepulauan Hindia Barat. Akibatnya

adalah berkembangnya koloni-koloni bangsa Eropa pada tempat tersebut. Penemuan ketiga adalah percetakan. Dengan adanya percetakan, minat terhadap literatur berkembang pesat. Buku-buku tentang Latin dan Romawi ditulis, dan akhirnya mempengaruhi cara pandang orang pada masa itu.

Karakteristik Arsitektur Renaissance

1. DenahDenah bangunan berbentuk simetris dan juga proporsional. Ukurannya mengikuti ketetapan yang sudah ditentukan. Untuk bangunan gereja, denahnya tidak berbeda jauh dengan denah yang sudah ada di Italia sebelum terjadinya revolusi minat terhadap gaya arsitektur klasik.

2. Dinding dan KolomPada abad pertengahan, dinding eksterior menggunakan material-material kecil yang disusun. Sementara itu, untuk masa Renaissance, dinding eksterior menggunakan batu atau plesteran sehingga terlihat halus.Pada masa ini, kolom-kolom Yunani dan Romawi digunakan kembali, namun hanya digunakan sebagai hiasan dan bukan sebagai penopang struktur.Selain digunakan sebagai kolom, digunakan juga pilaster dan pedimen.

Peta Florence, Italia

Contoh Denah – S. Maria Della Consolazione

Jenis-jenis kolom

Page 2: Sejarah Arsitektur Renaissance

3. Bukaan

Bukaan pada masa ini datar, atau menggunakan arch semi-sirkuler, terkadang dapat juga berbentuk elips, tapi hampir tidak pernah ada yang menggunakan arch berbentuk lancip. Arsitektur bangunan pada masa ini dapat dibagi menjadi dua bagian, antara lain bangunan yang mengandalkan efek dari jendela dan juga bangunan yang mengandalkan efek dari ornamen seperti cornice, pilaster, dan kolom-kolom.

4. Desain dan KonstruksiPada masa ini, barrel vault kembali digunakan. Tidak seperti arsitektur gothic yang memiliki denah persegi panjang, pada masa renaissance denah yang digunakan berbentuk persegi atau semi sirkuler.Pada masa ini juga, kubah sering digunakan sebagai fitur struktural pada bagian eksterior, dan juga sebagai atap bagi ruangan lebih kecil yang hanya dapat dilihat di dalam bangunan. Pada abad pertengahan kubah jarang digunakan, namun setelah digunakan dalam desain milik

Brunelleschi dalam desain Basilica di Santa Maria del Fiore dan juga pada desain Brahmante untuk St. Peter’s Basilica, kubah menjadi bagian yang penting dalam arsitektur gereja dan bahkan

kemudian menjadi penting bagi bangunan sekuler, seperti Villa Rotonda milik Palladio.

Periodisasi Arsitektur RenaissanceMenurut pembagian waktunya, arsitektur Reinaissance dibagi menjadi :

A. Quattrocento (1400-1500)Pada masa ini, konsep dan aturan arsitektur diciptakan. Akibat pembelajaran tentang arsitektur klasik (arsitektur Yunani dan Romawi) menyebabkan diadopsinya lagi

penggunaan detail dan ornamen arsitektur klasik. Ruang, sebagai elemen arsitektur, digunakan secara berbeda dibandingkan pada masa abad pertengahan. Ruang diatur dengan proporsi yang logis, rupa dan ritmenya mengikuti geometri, tidak menggunakan intuisi seperti pada masa abad pertengahan. Contoh bangunan pada masa ini adalah Basilica di San Lorenzo di Florence, yang diciptakan oleh Fillipo

Brunellschi.

Kubah St. Peter’s Basilica

Arch semi sirkuler

Page 3: Sejarah Arsitektur Renaissance

B. High Renaissance (1500-1525)Pada masa ini, konsep yang diambil dari arsitektur klasik dikembangkan dan digunakan dengan ke pastian yang lebih besar. Arsitek yang paling terkenal pada masa ini adalah Bramante (1444-1514) yang memperluas kemungkinan penerapan arsitektur klasik pada bangunan kontemporer. Bangunan ciptaannya, San Pietro in Montorio, dibangun dengan bentuk sirkuler mengikuti gaya kuil romawi.

C. Mannerism (1520-1600)Pada masa ini, para arsitek melakukan eksperimen menggunakan bentuk-bentuk arsitektural untuk memberikan penekanan hubungan antara ruang dan masif. Contoh bangunan pada masa ini adalah Villa Farnese atau disebut juga Villa Caprarola.

Akulturasi BudayaWalaupun berasal dari Italia, namun arsitektur renaissance menyebar ke seluruh Eropa. Tentunya terdapat penyesuaian yang dilakukan di tiap-tiap negara untuk mengadaptasi bentuk arsitektur tersebut.

1. ItaliaDapat dikatakan bahwa arsitektur Renaissance berkembang di Italia tanpa transisi dari gaya sebelumnya sama sekali. Hal ini bisa terjadi karena gaya arsitektur Gothic di Italia belum memiliki pengaruh yang besar. Gaya arsitektur Renaissance dipelopori oleh Brunellschi. Awalnya gaya arsitektur ini berkembang di kota Florence, kemudian ke kota-kota sekitarnya, hingga akhirnya

menyebar ke seluruh daratan Italia. Contoh bangunan Renaissance terkenal di Italia :St. Peter’s Basilica, Basilica of Santa Maria Novella, Villa Capra la Rotonda

2. PerancisRenaissance di Perancis tidak diterima secara langsung seperti Renaissance di Italia. Penyebab hal ini adalah karena arsitektur Gothic sangat berpengaruh pada Negara Perancis. Diperlukan sebuah periode transisi hingga akhirnya arsitektur Renaissance diterima di Perancis. Pada masa transisi ini, bangunan-bangunan memiliki gaya

Basilica di San Lorenzo

San Pietro in Montorio

Villa Farnese

Villa Capra la Rotonda

Chateau de Chambord

Page 4: Sejarah Arsitektur Renaissance

campuran antara gaya Gothic dan Renaissance. Contoh bangunan dengan gaya seperti ini adalah Chateau de Chambord. Bangunan ini memiliki jendela dengan gaya gothic, tapi memiliki ornamen seperti pilaster dan ornamen renaissance lainnya.

3. BelandaSama seperti dalam bidang lukisan, arsitektur Renaissance memerlukan waktu yang

lumayan lama untuk dapat diterima di Belanda, selain itu gaya arsitektur ini juga belum bisa menghapuskan gaya arsitektur Gothic secara keseluruhan. Contoh bangunan pada masa ini adalah Antwerp City Hall. Akulturasi budaya Belanda pada arsitektur Renaissance antara lain; penggunaan rumah tinggal berbentuk sempit dan tinggi, penggunaan “trapgevel” atau gable Belanda, penggunaan dekorasi

berupa pediment diatas pintu dan jendela dengan bentuk lebih tajam dari yang digunakan pada arsitektur renaissance.

4. InggrisArsitektur Renaissance di Inggris mulai dikenal dalam masa pemerintahan Ratu Elizabeth I. Arsitektur gaya ini dikenali melalui Negara Belanda, sehingga arsitektur Renaissance di inggris mengadopsi juga gaya arsitektur renaissance Belanda. Arsitektur Renaissance di Inggris dikenal dengan gaya arsitektur Elizabethan. Gaya bangunan pada masa ini adalah bangunan tinggi berbentuk persegi, contohnya adalah Longleat House.

5. SkandinaviaArsitektur Renaissance di Negara-negara Skandinavia dipengaruhi oleh arsitektur Flemish, contohnya adalah gable yang tinggi seperti pada arsitektur Istana Frederiksborg. Di Denmark, arsitektur Renaissance berkembang pada masa pemerintahan Fredrick II dan Christian IV. Gaya arsitekturnya diinspirasikan oleh kastil di Perancis pada masa itu. Di Swedia, akibat reformasi protestan dan penghentian kekuasaan Gustav

Wasa, pembangunan gereja dan bangunan para bangsawan sempat terhenti. Walaupun begitu terdapat beberapa contoh bangunan seperti Gripsholm Castle, Kalmar Castle dan Vadstena Castle yang terkenal karena pencampuran gaya abad pertengahan dan arsitektur Renaissance.

Antwerp City Hall

Longleat House

Frederiksborg Castle, Norwegia

Page 5: Sejarah Arsitektur Renaissance

Fletcher, Banister.1905. A History of Architecture on the Comparative Methode.New York : Charles Scribner’s Son

Smith, T. Roger. 1884. Architecture Gothic and Renaissance. London:

http://en.wikipedia.org/wiki/Renaissance_architecture

http://en.wikipedia.org/wiki/French_Renaissance_architecture

http://en.wikipedia.org/wiki/Renaissance_in_the_Netherlands

Page 6: Sejarah Arsitektur Renaissance

SEJARAH ARSITEKTUR RENAISSANCE

OlehMICHELLE FAITH

315100152

DOSEN : ANDI SURYA, S.T.ASDOS : OLGA NAULI, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTURFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Page 7: Sejarah Arsitektur Renaissance

JAKARTA2011