MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM...

85
MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: JUBAEDAH NIM: 1110043100055 KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB DAN FIKIH PROGRAM STUDI PERBANDINGAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Transcript of MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM...

Page 1: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL

DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

JUBAEDAH

NIM: 1110043100055

KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB DAN FIKIH

PROGRAM STUDI PERBANDINGAN HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan
Page 3: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan
Page 4: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan
Page 5: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

iv

ABSTRAK

Jubaedah, NIM:1110043100055, Masjid Sebagai Tempat Perayaan Natal

Dalam Tinjauan Hukum Islam, Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum,

Konsentrasi Perbandingan Mazhab Fiqih, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1436 H/ 2015M.

Skripsi ini merupakan upaya untuk memaparkan hukum mengenai permasalahan

Masjid yang dijadikan tempat perayaan natal umat non Muslim dimana pendiri

Masjid terbuka tersebut bertujuan untuk mempersatukan umat Islam yang berpecah

belah akan tetapi pemikiran dia menjadi sebuah permasalahan. Maka di sini sangatlah

penting pendapat ulama agar permaslahan cepat terselesaikan.

Tujuan dari penelitian ini adalah agar umat Islam tidak keliru antara toleransi

masalah ibadah dan dengan toleransi bersifat hak kemanusiaan. Pada dasarnya

melakukan kebaikan itu memang harus, artinya kepada siapapun itu kita harus

berbuat baik tanpa harus memandang kedudukan sosialnya, asal jangan

mempercampur adukkan dengan aqidah.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif

yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan menggunakan jenis penelitian

analisis komperatif yakni metode analisis dengan perbandingan antara Al-Qur’an,

Hadis, pendapat para ulama’ dan cendekiawan muslim yang mengkaji tentang

permasalahan yang terdapat dalam skripsi ini, serta penelitian kepustakaan (library

research) yaitu dengan mengambil referensi pustaka dan dokumen yang relevan

dengan masalah ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat dalam skripsi ini ialah bahwa

Masjid Yang Dijadikan Tempat Perayaan Natal di Cape Town itu bukanlah yang

tepat jika Masjid dijadikan tempat ibadah umat lain. Masjid itu sendiri adalah tempat

ibadah umat Islam bagi siapa yang memasuki Masjid itu harus suci. Setiap agama

mempunyai tempat ibadahnya masing-masing. Islam memang mengajarkan bahwa

kita sebagai umat muslim bertoleransi itu harus tetapi yang tidak menyangkut dalam

masalah ibadah. Dalam segi hak kemanusiaan kita boleh bertoleransi dengan umat

selain Islam.

Pembimbing : 1. Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag

2 Ummi Kultsum,M.Pd

Daftar pustaka : 1971-2014 Tahun

Page 6: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tiada hentinya dipanjatkan kepada yang sang Penguasa

Allah Swt, yang telah memberikan nikmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya, para sahabatnya dan para

pengikutnya hingga akhir zaman.

Berkat dan rahmat hidayah dari Allah Swt, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan karya ilmiah dan judul MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN

NATAL DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mengalami kesulitan dan

hambatan untuk mencapai data dari referensi. Namun berkat kesungguhan hati dan

bantuan dari berbagai pihak, sehingga segala kesulitan itu dapat teratasi. Untuk ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Fahmi Ahmadi,M.Si, Ketua Program Studi Perbandingan Mazhab Hukum dan

Ibu Siti Hanna, S.Ag, Lc, MA Sekretaris Program Studi Perbandingan Mazhab

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr.H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag dan Ummi Kultsum, M.Pd selaku pembimbing

skripsi yang telah banyak memberi arahan, saran serta petunjuk dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. Khamami zada, MA dan Dr. Muhammad Taufiki, M.Ag, yang telah

menjadikan bagian dari Program Studi Perbandingan Mazhab Hukum dalam masa

jabatan sebelum Program Studi Perbandingan Mazhab Hukum periode baru.

5. Para Dosen Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah,

semoga amal kebaikannya mendapatkan balasan dari Allah Swt.

6. Seluruh staf dan karyawan Perpustakaan Utama dan staf karyawan fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas pelayanan yang baik

dikala penulis mengumpulkan data dan materi skripsi.

7. Kepada keluaraga tercinta terutama ibu dan ayah penulis, serta kakakku yang

selalu memberikan dukungan kepada penulis ini sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada sahabat, serta teman-teman yang seperjuangan mahasiswa PMH

(Perbandingan Mazhab Hukum) angkatan 2010, khususnya Widya Permata Sari,

Dian Kamal,Mahfud, Anshor, Dian Hasanah,Fauziah Aulia, Rizky Fazriah serta

teman-teman yang lain yang selalu memberikan semangat, dukungan, saran dan

masukan kepada penulis. Terima kasih teman-teman, dengan kebersamaan kita

Page 7: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

vi

selama ini dalam suka dan duka. Bagi penulis itu adalah pengalaman berharga

yang takkan pernah terlupakan.

9. Seluruh pihak yang terkait dengan penyusunan skripsi ini yang penulis tidak bisa

sebutkan satu persatu. Semoga Allah senantiasa meridhoi setiap langkah kita.

Semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat khususnya

bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

Jakarta : 22 September 2015M

08 Dzulkodah 1436 H

Penulis

Page 8: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

vii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .............................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... ........ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ............................................. 6

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ....................................................... 6

D. Review Study Terdahulu ................................................................. 7

E. Metode Penelitian ............................................................................ 8

F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 10

G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 11

BAB II : LANDASAN TEORI ......................................................................... 12

A. HAKIKAT MASJID ........................................................................ 12

1. Pengertian Masjid Secara Etimologi ........................................... 12

2. Pengertian Masjid Secara Terminologi ....................................... 13

3. Visi dan misi ............................................................................... 14

a. Visi Masjid ............................................................................. 14

b. Misi Masjid ............................................................................. 15

B. FUNGSI MASJID ............................................................................ 18

1. Fungsi masjid dalam bidang ibadah ............................................ 19

2. Fungsi masjid dalam bidang sosial ............................................. 22

3. Fungsi masjid dalam bidang pembinaan masyarakat .................. 23

4. Fungsi masjid dalam bidang ilmu ............................................... 26

Page 9: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

viii

5. Fungsi masjid dalam bidang dakwah .......................................... 30

6. Fungsi masjid dalam bidang politik dan militer .......................... 32

7. Fungsi masjid dalam bidang ekonomi......................................... 34

8. Fungsi masjid dalam bidang peradilan ........................................ 36

9. Fungsi masjid dalam bidang pengobatan orang sakit ................. 38

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG “ MASJID TERBUKA”

DI CAPE TOWN, AFRIKA SELATAN .......................................... 39

A. Letak Geografis di Cape Town ........................................................ 39

B. Sejarah Islam di Cape Town ............................................................ 41

C. Profil Pendiri “Masjid Terbuka” di Cape Town, Afsel ................... 43

D. Tujuan didirikannya “ masjid terbuka” di Cape Town, Afsel ......... 44

BAB IV : PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TENTANG PENGGUNAAN

“MASJID TERBUKA”, DI CAPE TOWN AFSEL SEBAGAI

TEMPAT PERAYAAN NATAL ...................................................... 47

A. Kelompok Yang Setuju “ Masjid Terbuka “ Di Cape Town

Afsel Sebagai Tempat Perayaan Natal ............................................. 47

B. Kelompok Yang Tidak Setuju “ Masjid Terbuka “ Di Cape

Town Afsel Sebagai Tempat Peryaan Natal .................................... 51

C. Apresiasi Terhadap Kelompok Yang Setuju Dan Tidak Setuju

Di Cape Town Afsel Sebagai Tempat Perayaan Natal .................... 56

BAB V : PENUTUP ......................................................................................... 61

A. Kesimpulan ...................................................................................... 61

B. Saran-saran ....................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63

LAMPIRAN – LAMPIRAN.............................................................................. 66

Page 10: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ibadah merupakan konsekuensi hidup manusia sebagai makhluk ciptaan

Allah. Manusia ditakdirkan makhluk ciptaan Allah yang mempunyai kelebihan akal

dari makhluk lainnya. Kenyataannya, manusia tidak selalu menggunakan akal

sehatnya, bahkan ia lebih sering dikuasai nafsunya, sehingga ia sering terjerumus ke

dalam apa yang disebut dehumanisasi, yaitu proses yang menyebabkan kerusakan,

hilang, atau merosotnya nilai-nilai kemanusiaan. Di sinilah perlunya agama bagi

manusia.1

Ibadah mempunyai dua unsur, yakni ketundukan dan kecintaan yang paling

dalam kepada Allah Swt. Ketundukan adalah unsur yang paling tinggi, sedangkan

kecintaan merupakan implementasi dari ketundukan. Ibadah juga mengandung unsur

kehinaan, yaitu kehinaan yang paling rendah di hadapan Allah Swt. Hasby Ash

Shiddiqi menyatakan hakikat ibadah adalah ketundukan yang timbul dari hati yang

merasakan kebesarannya, berkeyakinan bahwa bagi alam ini ada penguasanya yang

tidak dapat diketahui oleh akal hakikatnya. Hakikat ibadah juga berarti

memperhambakan dan menundukan jiwa kepada kekuasaan yang ghaib, yang tidak

dapat diselami dengan ilmu dan tidak pula dapat diketahui hakikatnya.

1Hasan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, (Jakarta:PT.Grafindo

Persada2008), hal. 5

Page 11: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

2

Dari pengertian hakikat ibadah di atas dapat dipahami bahwa seorang

mukallaf (Muslim yang sudah diwajibkan beribadah) belum dipandang telah

beribadah (sempurna ibadahnya) kalau dia hanya mengerjakan ibadah dalam

pengertian fuqaha atau ahli ushul fiqh saja.

Seorang mukallaf dianggap sudah beribadah secara sempurna apabila dia

beribadah sesuai dengan pengertian ahli fuqaha dan ahli ushul fiqh, ditambah dengan

pengertian ibadah menurut ahli tauhid, ahli tafsir, ahli hadits, dan ahli akhlak, yaitu

memperbaiki akhlaknya. Maka apabila seorang mukallaf telah melakukan ibadah

sesuai pengertian dari semua para ahli tersebut dia telah melakukan hakekat ibadah.

Dia juga dipandang telah mengerjakan ruh ibadah.

Para ahli ibadah menyatakan bahwa pokok ibadah adalah engkau tidak

menolak sesuatu hukum Allah, engkau tidak meminta sesuatu hajat kepada selain

Allah, dan engkau tidak mau menahan sesuatu di jalan Allah.2 Masjid merupakan

suatu institusi utama dan paling besar dalam Islam, serta merupakan salah satu

institusi yang pertama kali berdiri. Masjid adalah tempat ibadah umat muslim. Masjid

artinya tempat sujud, tempat beribadah kepada Allah Swt. Akar kata dari Masjid

adalah sajadah di mana berarti sujud atau tunduk.

Di Afrika Selatan, Masjid dijadikan tempat perayaan natal, hal ini penuh

dengan kontraversial karena Masjid mengizinkan perempuan memimpin shalat Jumat

serta menerima gay dan non muslim untuk hadir dalam Masjid. Saat ini Masjid penuh

2Zurnial Z dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri

Syari Hidayatullah : Jakarta, 2008) , hal.31-32

Page 12: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

3

kontraversi ini membuat heboh Ibu Kota Afrika Selatan, Cape Town. Kali ini Masjid

yang memberi kesempatan perempuan menjadi Imam shalat Jumat itu mengundang

non muslim untuk merayakan natal. Warga kristen Cape Town diharapkan bisa

datang untuk makan siang bersama dengan hidangan makanan halal dan minuman

non alkohol. Di tengah-tengah Boko Haram dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS),

ini adalah inisiatif di dalam dunia yang retak. Di mana fundamentalis Islam dan

fanatisme agama sengaja mengabaikan ajaran toleransi Islam yang murni,” kata Taj

Gargey, pendiri Masjid kepada Cape Times. Undangan acara bertajuk “Undangan

Natal Bersejarah “ itu di tujukan kepada pengikut kristiani, untuk makan bersama

dengan makanan halal dan minuman non alkohol. Hargay menegaskan, undangan ini

mengikuti contoh Nabi Muhammad saat menyambut orang-orang kristen untuk

tinggal dan berdoa Di Masjid Di Madinah. Juru bicara Masjid, Jamila Najar tersebut

yang mencerminkan semangat Islam yang sebenarnya untuk menghasilkan kehidupan

penuh damai dan harmoni antara pengikut Yesus dan Muhammad Di Afrika Selatan.

Adanya keberagaman alam dan keberagaman ciptaan-ciptaan Allah yang

cukup banyak, menjadi saksi adanya Sang Pencipta, yaitu Allah Swt, karena tidak ada

dzat yang berani mengaku telah menciptakan dan mengadakan dunia ini selain Allah

Swt. Sebagaimana akal manusia yang memustahilkan adanya sesuatu tanpa ada yang

menciptakannya. Bahkan ia juga memustahilkan adanya sesuatu yang paling remeh

tanpa ada yang mengadakan.3

3Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri, Minhajul Muslim Pedoman Hidup Ideal Seorang Muslim,

Penerjemah: Andi Subarkah (Solo:Insan Kamil, 2008), hal.6

Page 13: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

4

Para pemimpin Islam sendiri, khususnya para ulama dan mubaligh,

seringkali mengemukakan bahwa Islam agama yang toleran, yang menghargai

agama-agama lain. Banyak dukungan ajaran untuk pandangan serupa itu. Yang amat

diperlukan sekarang ialah sosialisasi pandangan itu sehingga diketahui, dimengerti

dan dihayati serta diamalkan oleh semua lapisan umat Islam. Sekalipun ajaran lebih

berat sebagai keharusan (yang dalam banyak hal pelaksanaannya akan sangat

tergantung kepada kenyataan), namun kesadaran mengenai hal itu tentu akan

mengahasilakn tindakan yang berbeda daripada jika orang tidak menyadarinya.4

Terhadap pemeluk agama lain kaum muslim diperintahkan agar bersikap

toleran. Sikap toleran terhadap non muslim hanya terbatas pada urusan yang bersifat

duniawi, tidak menyangkut masalah Aqidah, Syariah dan Ibadah.

Ajaran kebersamaan, persatuan dan kesatuan untuk terwujudnya kerukunan

hidup beragama memiliki peranan penting dalam mencapai cita-cita yang luhur, yaitu

kehidupan umat beragama yang maju, damai, sejahtera lahir bathin, menurut sensus

bir pusat statistik tercatat sebagai besar penduduk bumi beragama dan di indonesia

sendiri mayoritas penduduknya beragama.

Dengan keberagaman agama yang ada dan jumlah penganutnya yang

cukup besar, kebutuhan terhadap pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa

merupakan kebutuhan yang mutlak dan sekaligus merupakan tantangan yang tidak

ringan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, bagi umat

4M. Quraish Shihab, Kerukunan Beragama Dari Perspektif Negara, HAM, Dan Agama-

agama, (Jakarta:PT.MUI,1996,) hal.47

Page 14: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

5

beragama dan pemerintah tidak ada pilihan lain yang lebih utama dalam

mempertahankan stabilitas dan ketahanan nasional, kecuali memantapkan kerukunan

hidup beragama.

Penggunaan istilah “kerukunan hidup beragama sebagai jalan hidup”

diilhami oleh pemikiran Louis Wirth tentang urbanisme sebagai jalan hidup

(urbanism as way of life).5 Tesis Wirth menjelaskan, peradaban modern ditandai oleh

pertumbuhan kota-kota yang kecenderungan kehidupan perkotaan yang semakin

merata dikalangan masyarakat modern pendukung peradaban tersebut. Sebenarnya,

selain urbanisme jalan hidup modern mencakup juga kerukunan hidup antar umat

beragama sebagai perwujudan dan penghormatan masyarakat modern atas hak-hak

individu dan kelompok dalam menganut iman dan kepercayaan yang beraneka

ragam.6

Mengingat belum ada yang membahas tema tersebut, maka penulis

memandang perlu melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul

“MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM TINJAUAN

HUKUM ISLAM”

5Abdul Azis, Kerukunan Beragama Sebagai Jalan Hidup Modern Tinjauan Sosiologis,

(Jakarta: Diva Pustaka, 2004), hal.183

6Mahmud Ahamd Rasyid, Ensiklopedi Fatwa Syaikh Al-Bani,( Jakarta: Pustaka As-

Sunnah, 2006), hal.130

Page 15: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

6

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah penelitian yang akan dilakukan dan mempertajam

permasalahan yang akan dibahas, maka penulis membatasi permasalahan tersebut

pada Masjid sebagai tempat perayaan natal dalam Tinjauan Hukum Islam Di Afrika

Selatan, Cape Town.

2. Perumusan Masalah

Mengingat bahwa zaman sekarang sudah banyak perubahan, di dunia ini

mempunyai berbagai agama yang berbeda-beda. Terutama agama Islam, Islam sendiri

agama yang suci yang di akui oleh Allah Swt, di mana setiap umat muslim harus hati-

hati dalam sebuah keyakinan dan aqidah. Oleh karena itu penulis membatasi ruang

lingkup penelitian ini hanya kepada masalah Masjid sebagai tempat natal dalam

tinjauan hukum Islam. Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan penelitian

ini dibentuk sebagai berikut:

1. Bagaimana menurut hukum Islam tentang penggunaan Masjid untuk Perayaan

Natal?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hukum Islam tentang penggunaan Masjid untuk perayaan Natal

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis

Page 16: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

7

Skripsi ini merupakan sebuah media untuk menambah pengetahuan dan

pemahaman mengenai Masjid sebagai tempat perayaan natal dalam tinjaun hukum

Islam.

b. Bagi akademisi

Skripsi ini dapat menambah literatur riset penelitian referensi

kepustakaan dalam rangka mengembangkan khazanah hukum Islam

c. Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat menjadi literatur bacaan yang bermanfaat dalam hal

memberikan informasi, kontribusi pemikiran dan menambah pengetahuan serta

pemahaman pembaca dalam bidang ilmu hukum Islam.

D. Review Studi Terdahulu

Dalam penelitian yang telah lalu ada penulisan yang terkesan mirip

dengan penulisan skripsi yang dipilih oleh penulis yakni skripsi yang ditulis oleh Ibnu

Solihin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin, program studi

Perbandingan Agama tahun 2008, yang berjdudul “ kerukunan hidup beragama di

sekolah (studi kasus SMK Yadika pondok Aren).

Ibnu Solihin mengatakan bahwa, Kemajemukan agama yang di anut oleh

SMK Yadika 5 Pondok Aren merupakan konsekuensi logis kemajemukan agama

yang dianut, oleh warga Indonesia, namun kemajemukan tersebut tidak menjadikan

terjadinya konflik tetapi sebaliknya dapat memperlihatkan kehidupan yang rukun

antar siswa berbagai agama dilingkungan SMK Yadika 5 Pondok Aren. Perwujudan

kerukunan umat beragama dikalangan siswa SMK Yadika 5 Pondok Aren di nilai

Page 17: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

8

sangat baik oleh siswa-siswi SMK Yadika 5 Pondok Aren. Dengan indikasi utama

tidak pernah terjadi konflik yang berlatar belakang keagamaan, saling menghargai

dan menghormati serta pemahaman siswa yang cukup luas dan luwes terhadap

batasan-batasan toleransi dalam situasi belajar mengajar baik pendidikan kulikuler

maupun ekstra kulikuler, peribadatan dan peringatan hari besar keagaman modal

dasar pengembangan kerukunan hidup antar umat beragama di SMK Yadika5 Pondok

Aren.

Berbeda dengan skripsi tersebut, dalam penulisan skripsi “ MASJID

SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM TINJAUAN HUKUM

ISLAM” Penulis lebih mendiskripsikan tentang toleransi beragama di wilayah Cape

Town, Afsel. Dimana terdapat sebuah Masjid yang didirikan oleh Taj Hargey dengan

tujuan mencegah adanya radikalisme yang ditujukan dengan mengatasnamakan

Islam, oleh sebab itu penulis berusaha untuk menelaah lebih dalam mengenai kasus

atau permasalahan tersebut.

E. Metode Penelitian

Untuk mencapai penulisan karya ilmiah yang sistematis, maka dalam

penulisan ini sudah selayaknya menggunakan suatu metode. Pada penulisan skripsi

ini, penulis menggunakan metode penelitian dengan cara-cara yang disebutkan di

bawah ini:

1. Pendekatan penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,

dimana pendekatan kualitatif dipahami sebagai prosedur penelitian yang

Page 18: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

9

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

yang pelaku yang dapat dipahami.7

Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini mengambil

desain studi kasus. Studi kasus ini dilakukan sebagai nilai tambah pada

pengetahuan kita secara unik tentang fenomena individual dan dapat

digeneralisasikan ke dalam proposisi teoritis.

Studi kasus merupakan bentuk yang mendalam tentang aspek-aspek

lingkungan sosial, lingkungan pendidikan, keagamaan termasuk manusia di

dalamnya. Bentuk studi kasus dapat diperoleh dari laporan hasil pengamatan,

catatan pribadi, biografi yang diteliti dan keterangan dari orang yang mengetahui

tentang hal itu. Dalam skripsi ini, penulis memilih studi kasus terhadap Masjid

sebagai tempat perayaan natal dalam tinjauan hukum islam di Cape Town, Afrika

Selatan.

2. Sumber Data

a. Data Primer, yakni Al-qur’an, Hadits, dan pendapat ulama di Indonesia.

b. Data Sekunder, yakni buku-buku yang terkait hubungannya dengan penulisan

skripsi ini.

c. Data Tersier, yakni berupa artikel, koran, jurnal, kamus, dan ensiklopedia yang

berhubungan dengan permasalahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Instrumen penelitian

7 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1997), hal.3.

Page 19: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

10

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.8 Baik berupa buku-buku, artikel, jurnal, hasil laporan

maupun berupa foto. Tujuan penulis menggunakan dokumen ini adalah untuk

mempermudah dalam memperoleh data secara tertulis yang terkait dengan

permasalahan, baik yang berkaitan dengan peraturan dalam keonteks keislaman

maupun pandangan para pakar hukum Islam.

b. Wawancara

Metode wawancara atau interview adalah cara peneliti dalam memperoleh data-

data dari lapangan yaitu dengan bertanya jawab secara lisan.9 Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan wawancara secara mendalam (in-depht) 10

dengan

memiliki tujuan untuk mendapatkan keterangan dan informasi secara lisan dan

informan.11

F. Teknik Analisis Data

Dalam mengolah dan menganalisis data, penulis menggunakan metode

analisis deskriptif, yaitu dengan memaparkan data-data yang diperoleh dari berbagai

sumber dan kemudian dianalisis. Proses analisis dimulai dari membaca, menelaah dan

mempelajari data-data tersebut dengan saksama, selanjutnya dari proses analisis itu

8 Husaini Usman, dan Purnomo Sutiady Akbar, Metode Penelitian Sosial,( Jakarta: Bumi

Aksara, 1996), Cet.1, hal.57.

9 Husaini Usman, dan Purnomo Sutiadi Akbar, Metode Penelitian Sosial, hal.73

10 Peter Connolly, Aneka Pendekatan Study Agama, (Yogyakarta: Lkis, 2002), hal. 293

11 Koentjoningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1989),

hal.129

Page 20: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

11

kemudian penulis mengambil suatu kesimpulan dari masalah yang bersifat umum

kepada masalah yang bersifat khusus ( deduktif ).

G. Sistemaika Penulisan

Untuk memperoleh penjelasan yang akurat, sistematika penelitian disusun

sebagai berikut:

Bab I pendahuluan yang berisi latar belakang, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian,review studi terdahulu, dan

sistematika penulisan.

Bab II membahas tentang hakikat Masjid, yang meliputi pengertian Masjid,

visi, misi,fungsi Masjid.

Bab III membahas tentang tinjauan umum tentang Masjid terbuka di Cape

Town di Afrika Selatan, letak geografis, sejarah Islam, profil pendiri Masjid terbuka,

dan tujuan mendirikan Masjid terbuka.

Bab IV Perspektif Hukum Islam Tentang Penggunaan Masjid Terbuka Di

Cape Town Afsel sebagai tempat perayaan natal, meliputi kelompok yang setuju

Masjid terbuka di Cape Town Afsel sebagai tempat perayaan natal, kelompok yang

tidak setuju Masjid terbuka di Cape Town, dan apresiasi kelompok setuju dan tidak

setuju Masjid terbuka di Cape Town.

Bab V membahas tentang penutup yang meliputi kesimpulan, saran,

lampiran.

Page 21: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. HAKIKAT MASJID

1. Pengertian Masjid Secara Etimologi

Kata Masjid merupakan isim yang diambil dari kata sujud, bentuk dasarnya

adalah sajada-yasjudu, sujudan Masjidun atau Masjid1

مسجدا-سجودا-يسجد-سجد .2 Al-

Masjid berarti tempat bersujud. Selanjutnya, makna di sini dipakai untuk pengertian

sebuah bangunan yang didirikan untuk tempat berkumpul kaum muslim guna

mengerjakan shalat. Az- Zarkasi rahimahullah berkata:” karena sujud merupakan

rangkaian shalat yang paling mulia, mengingat betapa dekatnya seorang hamba

dengan Tuhannya ketika sujud, maka tempat tersebut dinamakan Masjid dan tidak

dinamakan marka’(tempat rukuk).3 Kata Masjid terulang dua puluh delapan kali di

dalam Al- Qur’an. Kaitannya dengan ibadah shalat terdapat dalam surat Al-Baqarah

ayat 144, 149-150, surat 9 ayat 28, surat 2 ayat 191, surat 7 ayat 31, surat 9 aayat 19,

surat Al-maidah ayat 2, surat 9 ayat 107-110.Dari segi bahasa, kata tersebut terambil

dari akar kata dari sajada-sujud yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh

hormat dan tazim.4 Seluruh permukaan bumi kecuali kuburan dan tempat najis atau

kotor adalah tempat bersujud atau tempat ibadahnya umat muslim. Dengan demikian,

1 Nurul Huda Sa, Cahaya Pembebasan, Agama, Pendidikan Dan Perubahan Sosial,

(Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2002), hal. 280.

2 Idris Mubawiy, Kamus Idris Marbawiy Arab Melayu, Dar Haya Al-Kutub Al Arabiyah

Indonesia

3 Sa’id Bin Ali Bin Wahf Al-Qahthani, Adab Dan Keutamaan Menuju Masjid Dan Di

Masjid, Penerjemah Mukhlisin Ibnu Abdurrohim, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2003), Cet. 1, hal.

17.

4 Quraish shihab, Wawasan Al-qur’an, ( Bandung: Mizan, 2007), hal. 459.

Page 22: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

13

kewajiban seorang muslim untuk beribadah kepada Allah Swt. Tidak terkait oleh

ruang karena permukaan bumi merupakan tempat menghambakan diri kepada Allah

Swt. Sujud dalam pengertian lahir adalah gerakan fisik atau jasmani, sedangkan

dalam pengertian bathin adalah pengabdian kepada Allah Swt.5 Al-Masjid berarti

kening orang yang berbekas sujud. Al-Misjad berarti Al-Khumrah (sajadah), yaitu

tikar kecil yang dipakai sebagai alas shalat.

Rasulullah bersabda:

ا األسض سجذ مي6()سا سي

Artinya: “Setiap bagian dari bumi adalah tempat sujud ( Masjid ).” (HR.Muslim).

Pada hadits yang lain Rasulullah

7 (مسلم هارو) مسجداوطهىرا ض راأل لنا جعلت

Artinya: “Telah dijadikan bagi kita bumi ini sebagai tempat sujud dan keadaannya

bersih.” (HR.Muslim)

2. Masjid Menurut Terminologi

Menurut Az-Zujaj, semua tempat ibadah disebut Masjid. Bukanlah

Rasulullah Saw bersabda, “Dan kujadikan untukku bumi sebagai Masjid dan tempat

yang suci”. Menurut Az-Zarkasyi mendefinisikannya sebagai tempat ibadah, seperti

definisi yang dilontarkan Az-Zujaj. Selain itu, ia menduga, pemilihan kata Masjid

untuk menyebut tempat shalat adalah karena sujud merupakan perbuatan paling mulia

5 Wahyudin Sumpeno, Perpustakaan Masjid Pembinaan Dan Pengembangan, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1994), Cet.1, hal.1.

6 Abu abdullah muhammad bin yazid al-kuzwaini, sunan ibnu majah, ( bairut: maktabah

abi al-muati), juz.1, hal.497

7 Abdul Hussain Muslim Bin Al-Hajjaj Bin Muslim Al-Husairi Annay Saburi, , Al Jami

Ash-Shahih Al-Musamma Shahih Muslim, (Darul: Ihya Atturosi Al-Arabi),juz.1, hal.494

Page 23: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

14

dalam shalat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.8 Nah, Ism Al-Makan dari kata

sujud adalah Masjid. . Selanjutnya, tradisi menspesifikasikan kata Masjid sebagai

tempat yang disiapkan untuk shalat lima waktu dan shalat jum’at. Dengan begitu,

tidak termasuk lapangan tempat shalat yang menjadi tempat shalat hari raya dan

sebagainya.

Senada dengan Az-Zarkasyi, Dr. Abdul Mamlik As-Sa’di mendefinisikan

Masjid sebagai tempat yang khusus disiapkan untuk pelaksanaan shalat lima waktu

dan berkumpul, serta berlaku selamanya.

Jika dikaitkan dengan bumi ini, Masjid bukan hanya sebagai tempat sujud

dan sarana pensucian. Di sini kata Masjid juga tidak lagi hanya berarti bangunan

tempat shalat, atau bahkan tayamum sebagai bersuci pengganti wudhu, tetapi kata

Masjid di sini berarti juga tempat melaksanakan segala aktivitas manusia yang

mencerminkan kepatuhan kepada Allah Swt.

Masjid juga adalah tempat bertemu umat Islam, tempat untuk

mengumpulkan semua orang, tempat untuk menimba ilmu pengetahuan sekaligus

tempat untuk bermusyawarah.9

3. Visi dan misi

a. Visi Masjid

Visi adalah angan-angan ataupun impian terhadap sesuatu yang sangat

indah menawan, dan mempesona, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat

untuk dapat mewujudkannya.10

8 Huri Yasin Husain, Fiqih Masjid (Jakarta; Pustaka Al-Kautsar, 2011), Cet.1, hal.12.

9 Khairuddin Wanili, Ensiklopedi Masjid Hukum, Adab Dan Bid’ahnya,

(Jakarta:Team Darus Sunnah, 2014), hal. 5.

Page 24: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

15

Visi yang mantap dapat menarik umat Muslim ataupun anggota

jamaah Masjid bersedia berkurban membantu moral dan material untuk

kepentingan Masjid yang ada dilingkungannya. Dengan visi yang jelas dan terang,

anggota jamaah Masjid menjadi lebih yakin membela Masjid dan

mempertahankannya. Dalam berbagai seminar dan diskusi disepakati bahwa visi

mengelola ataupun mengurus Masjid bermakna, “menjadikan anggota jamaah

Masjid lebih bahagia dan sejahtera, dunia dan akhirat.”

b. Misi Masjid

Misi Masjid dalam Islam mempunyai 3 misi:

Pertama misi Masjid adalah mengumpulkan orang-orang beriman

dalam satu tempat mulia agar bisa saling mengenal dan mencintai, saling

menolong untuk berbuat kebaikan dan bertaqwa, serta membahas berbagai

problem kehidupan mereka guna dicarikan solusinya.

Pertemuan yang diharapkan bukan hanya sekedar berkumpul secara

fisik, tetapi yang jauh lebih penting adalah menyatunya setiap individu dalam

masyarakat atas dasar kecintaan dan mengharap ridha Allah. Setiap muslim

hendaknya mengangkat cita-cita misi ini dan mengikis habis rasa ananiyah (egois)

dalam dirinya. Dalam sebuah hadits dijelaskan sebagai berikut:

غو ىا خصاه ثياز قية عي و إخياص: أتذا سي ، اىع اصحح ىي ش ىاج ، اىأ ىز

اعح ؛ اىـج فإ ذ ط دع ذـح سائ )سا ات حجش(

10

Ahmad Sutarmadi, Manajemen Masjid Kontemporer, (Jakarta: Media Bangsa, 2012),

hal. 27. 11

Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani, Qathful Azhar Mutanatsirah Fil Akhbaril Mutatirah,

hal.404

Page 25: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

16

Artinya: “Ada tiga perkara di mana hati seorang mukimin tidak akan

dengki,yaitu: memurnikan amal sholeh hanya untuk Allah, memberi

nasehat kepada para pemimpin kaum Muslim dan selalu menghadiri

shalat jama’ah karena sesungguhnya doa mereka meliputi dari

belakang”.(HR.Ibnu Hajar)

Maksudnya bahwa berkah Allah atas jama’ah meliputi semua anggota,

meskipun di antara mereka terdapat orang yang status sosialnya di bawah rata-rata,

sebagaimana dijelaskan dalam hadits lain.

اعح ع اهلل ذ ، اىج اىاس إى شز شز )سا اىرش ز (

Artinya: “Berkah Allah adalah bersama jama’ah dan barang siapa menyendiri

berarti ia menyendiri dalam api neraka.”(HR. At-Tirmidzi)

Misi kedua adalah menciptakan sistem barisan yang rapi dan

membiasakan kaum Muslim untuk melaksanakannya. Namun, sangat ironis bahwa

umat kita ini sangat jauh dari rasa menghormati dan taat pada sistem barisan yang

rapi, padahal banyak hadits yang menekankan perlunya kerapian barisan dalam

Masjid.

ا حارا اىصفف أق امة ت ذ ىا اىخيو سذا اى تأ ان فشجاخ ذزسا ال. إخ

طا ىيش صفا صو صي اىي صفا قطع قطع اىي )سا ات داد(

Artinya: “Luruskanlah shaf-shaf sejajarkanlah pundak dengan pundak, isilah

bagian yang masih renggang,bersikap lembutlah terhadap lengan

teman-teman kalian (ketika mengatur shaf), dan jangan biarkan ada

celah untuk dimasuki oleh setan. Barang siapa yang menyambung shaf

maka Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya), dan barang

sapa yang memutuskan shaf maka Allah akan memutuskannya (HR.Abu

Dawud)

12

Muhammad Bin Isa Abu Isa Tirmidzi, Al-Jami Al-Shahih Sunan At-Tirmidzi, (Bairut:

Dar Ihya Al-Turats Al-Arabi), juz.4, hal.466

13 Abu Dawud Sulaiman Bin Asy Ath Al-Sajistam, Sunan Nabi Dawud, (Bairut: Darul Al-

Kutub Al-Arabi), juz.1, hal. 251

Page 26: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

17

Betapa sering seorang Muslim hatinya terasa iba. Ia menyaksikan

umatnya sibuk dalam perjuangan hidup dengan tidak saling acuh. Setiap orang

hanya memperhatikan kepentingan dirinya. Sikap seperti ini telah menyebabkan

terbunuhnya puluhan orang saat melaksanakan manasik haji karena sistem barisan

yang rapi dan perasaan cinta kepada sesama telah hilang darinya. Ini berarti ia

belum mempraktikan misi Masjid.

Misi ketiga ialah meningkatkan taraf peradaban umat dengan melalui

dua cara, merenungkan ayat-ayat al-Qur’an yang dibaca dengan keras saat shalat

dan khutbah jum’at. Al-Qur’an banyak sekali membicarakan aqidah, ibadah, etika,

aturan kehidupan masalah-masalah kehidupan lokal dan internasional,

menjelaskan tentang alam semesta, dan tidak ketinggalan tentang sejarah, sama

halnya ia menjelaskan tentang Allah beserta sifat-sifat dan hak-hak-Nya.

Cara pertama ini telah menjadi narasi ilmu pengetahuan yang sangat

penting bagi ulama salaf. Kepiawaian mereka dalam bahasa membuat mereka

mudah memahami ayat-ayat Allah secara langsung.

Sesungguhnya, orang-orang yang mendengarkan Rasulullah Saw. Saat

membaca al-Qur’an telah sampai pada taraf pemikiran dan pendidikan yang sangat

maju sehingga tidak mengherankan bila mereka berhasil menyebarluaskan ajaran

Islam ke seluruh pelosok bumi dan menyelamatkannya dari kegelapan menuju

cahaya yang terang benderang.

Adapun cara kedua untuk meningkatkan taraf peradaban umat ialah

dengan penyampaian berbagai disiplin keilmuan di dalam Masjid, bahkan syair

Page 27: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

18

pun pernah dibacakan. Dan sebagian sahabat pernah mendengarkan syair-syair

bertemakan jihad yang dibacakan oleh Hasan bin Tsabir.

Telah diketahui bersama bahwa madrasah-madrasah fiqih terbesar

tumbuh dari dalam Masjid. Para imam besar itu meyampaikan pelajaran fiqihnya

kepada para murid di dalam Masjid. Dan fiqih itu mencakup apa saja yang

diperlukan manusia dari semenjak ayunan hingga liang kubur.

Masjid-Masjid hendaknya didirikan di kota dan desa dengan

perhitungan satu Masjid besar setiap tiga ribu penduduk. Sesungguhnya, Masjid

merupakan benteng ruhani yang mencetak para pejuang untuk membela

kebenaran. Sejarah mencatat bagaimana seorang perempuan dari jamaah shalat

jum’at ketika mendengar khatib berbicara tentang jihad pada masa perang salib

maka ia memotong rambutnya dan maju ke depan mengusulkan untuk dimasukkan

ke dalam barisan pasukan sehingga menjadikan Masjid penuh dengan semangat

jihad.14

B. FUNGSI MASJID

Fungsi utama Masjid adalah tempat bersujud kepada Allah Swt, tempat

shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari semalm umat islam

dianjurkan mengunjungi Masjid guna melaksanakan shalat berjamah. Masjid juga

merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah melalui adzan,

iqamat, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di

14

Syaikh Muhammad Al-Ghazali, al-ghazali menjawab 100 soal keislaman, Penerjemah

Mi’atu Sual An Al-Islam ( Jakarta: lentera hati, 2011), hal. 116.

Page 28: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

19

Masjid sebagai bagian dari lafadz yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah.15

Masjid dapat memberikan semangat ketabahan, ketahanan, kelemahlembutan, kasih

sayang, dan kegotong royongan ke dalam kesadaran dan hati nurani jamaahnya. Di

Masjid kaum muslimin dapat menemukan identitas dan kekuatannya. Fungsi Masjid

sebenarnya harus menyampingkan perbedaan kecil yang bersifat khilafiyah dan

furuiyah. Dari Masjid inilah Rasulullah Saw mulai membina kader pimpinan umat,

memelihara dan mewariskan, nilia-nilai budaya dan peradaban Islam.16

Selain itu

fungsi Masjid adalah:

1. Fungsi Masjid dalam bidang ibadah

Masjid, sebagaimana telah kita ketahui berasal dari kata sajada-yasjudu

“merendahkan diri”, menyembah atau sujud. Dengan demikian, menjadi tempat

shalat dan berdzikir kepada Allah merupakan fungsi utama dari Masjid. Oleh

karena itu, seluruh aktivitas yang dilaksanakan di Masjid berorientasi pada

dzikrullah, apapun bentuk aktivitas tersebut dan menghalang-halangi manusia

yang hendak menyebut Allah di dalam Masjid dengan berbagai bentuk

aktivitasnya merupakan sesuatu yang amat aniaya,17

Allah berfirman.

.(:البقرة)

Artinya: “Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang

menghalanghalangi menyebut nama Allah dalam Masjid-Masjid-Nya,

dan berusaha untuk merobohkannya.” (QS. Al-Baqarah:114)

15

Muhammad.E.Ayub, Manajemen Masjid: Petunujk Praktis Bagi Pengurus, Penerjemah

Dody Mardanus (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), cet.1, hal. 7.

16 Sofyan Syafri Harap, Manajemen Masjid :Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Umat,

(Jakarta: Pustaka Quantum Prima, 2000), Cet.1, hal. 6.

17 Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid: Kajian Praktis Bagi Aktivitas Masjid,

hal. 13.

Page 29: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

20

Karena itu, pemanfaatan Masjid untuk menyembah selain lain Allah

Swt juga merupakan sesuatu yang amat terlarang, Allah berfirman Surat Al-Jin

ayat 18:

) :١الجن )

Artinya: “Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka

janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping

(menyembah) Allah.” (QS.Al-Jinn:18)

Masjid merupakan tempat peribadatan kaum muslimin. Di Masjid

mereka melaksanakan shalat yang Allah wajibkan. Di Masjid itu pula hati mereka

khusu’ berdzikir kepada Allah dan membaca Al-Qur’an. Dalam tradisi islam,

Masjid adalah rumah orang- orang yang bertaqwa dan bertapaan orang- orang

shaleh. Mereka berdiri mengerjakan shalat di tempat yang sama. Hati-hati mereka

khusu’ dan pandangan mereka menunduk di hadapan Allah, Tuhan semesta alam.

Masjid adalah tempat mereka i’tikaf dan shalat tahajud, khususnya di bulan

Ramadhan. Di bulan ini, malam mereka isi dengan shalat menghadap Tuhan

Pencipta mereka.

Ketika seorang muslim pergi ke Masjid, ia merasa menjadi tamu

Tuhannya, sejak ia keluar dari rumahnya hingga masuk ke rumah Allah. Pada saat

itu, para malaikat mengelilinya dan menyelimutinya dengan rahmat. Setiap

langkah yang ia ayunkan dicatat sebagai pahala. Ketika memasuki Masjid dan

berdiri di ambang pintunya, ia merasa akan mengahadap Sang Raja diraja, Allah

Swt Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Merasa berada di hadapan-Nya, ia pun

bersikap sopan, khusu, melembutkan gerakannya, dan memperindah ibadahnya.

Page 30: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

21

Di Masjid tampak berbagai rahmat Allah, sehingga orang yang masuk

ke dalamnya menyibukkan diri berdzikir, ibadah, dan bacaan Al’qur’an,

sebagaimana seruan Allah dalam firmn-Nya;

.

( ٣:)النىر

Artinya: Bertasbih kepada Allah di Masjid-Masjid yang telah diperintahkan untuk

dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu

petang,(37) laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula)

oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan

(dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu)

hati dan penglihatan menjadi goncang.( QS. An-Nur:36-37)

Hendaklah setiap orang hanya menyembah Allah Swt di Masjid, tidak

menyibukkan diri dengan selain-Nya, sebagaimana firman Allah;

: ( ١)اىج

Artinya:“Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka

janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping

(menyembah) Allah.” ) QS. Al-jinn: 18).

Ketika hendak ke Masjid, setiap orang dianjurkan berhias,

membersihkan diri, memakai wewangian, dan berpakailah indah. Allah Swt

berfirman;

:االعشاف()

Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki)

Masjid.” (QS. Al-A’raf: 31).

Masjid harus diperlakukan dengan etika dan harus dipenuhi haknya.

Masjid memiliki kehormatan yang tidak boleh dilanggar. Masjid mempunyai

peran yang sangat besar dalam agama Islam. Karena shalat merupakan tiang

Page 31: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

22

agama, dan Masjid jika dilihat dari asal katanya adalah tempat sujud. Sujud adalah

rukun shalat yang menggambarkan dengan jelas dan hikmah sebuah ibadah shalat.

Karena sujud adalah meletakkan kening dan hidung yang keduanya merupakan

anggota tubuh yang mulia di atas tanah, sebagai lambang ketundukkan kepada

Allah, dan perwujudan hilangnya rasa sombong di dalam hati. Seorang hamba

sangat dekat dengan Rabbnya ketikaiasedang bersujud, sebagaimana yang

disebutkan dalam hadits kalau sujud merupakan lambang penyerahan diri kepada

Allah, maka Masjid adalah syiar kaum muslimin yang senantiasa mengesakan

Allah dan selalu bersujud kepada-Nya.

2. Fungsi Masjid dalam bidang sosial

Manusia disebut makhluk sosial juga dengan makhluk sosial, Islam

amat menekankan asas persamaan dalam masyarakat, karenanya hubungan sosial

diantara masyarakat muslim, berlangsung secara harmonis sehingga tidak terjadi

adanya kesenjangan sosial, apalagi melalui shalat berjamaah, prinsip kehidupan

sosial itu dibina. Menurut Sidi Ghazalba: dalam Masjid, pada waktu shalat, ajaran

persamaan dan persaudaraan umat manusia dipraktikkan. Di sinilah tiap muslim

disadarkan, bahwa sesungguhnya mereka semua sama. Di dalam Masjid, hilanglah

perbedaan warna kulit, suku, nasion, kedudukan, kekayaan, mazhab, ideologi.

Semuanya berbaris di depan Tuhannya tanpa perbedaan, bagai sekumpulan

saudara seiya sekata, serempak mematuhi iman yang di depannya.18

18

Sidi Ghazalba, Masjid Pusat Ibadah Dan Kebudayaan Islam, (Jakarta:Pustaka Al-

Husna,1989),hal. 158.

Page 32: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

23

Allah berfirman:

:( ٢)االنبياء

Artinya: “Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama

yang satu, dan aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah aku.”( QS.Al-

Anbiya: 92).

Pada masa Rasul, masalah sosial tentu tidak sedikit. Karena itu banyak

sekali sahabat Rasul yang memerlukan bantuan sebagai resiko dari keimanan yang

mereka hadapi dan sebagai konsekuensi dari perjuangan. Disamping itu, masalah-

masalah sosial lainnya seperti kemiskinan memang selalu ada sepanjang zaman.

Untuk mengatasi masalah sosial itu, Rasulullah Saw dan sahabatnya menjadikan

Masjid sebagai tempat kegiatan sosial, misalnya dengan mengumpulkan zakat,

infaq dan shadaqah melaui Masjid, lalu menyalurkannya kepada para sahabat yang

sangat membutuhkan.

Karena itu, keberadaan Masjid sangat besar, fungsinya pada masa Rasul

dan hal itu dirasakan betul oleh masyarakat secara luas sehingga masyarakat

menjadi cinta pada Masjid. Bila berada di Masjid, mereka bagaikan ikan di dalam

air yang begitu senang dalam beaktivitas di Masjid, begitulah memang seharusnya

seorang muslim yang sejati. Bagi orang munafik, dia seperti burung yang berada di

dalam sangkar, tidak betah dan ingin keluar dari sangkar itu.19

3. Fungsi Masjid dalam bidang pembinaan masyarakat

Masjid adalah instansi atau lembaga pembinaan masyarakat Islam yang

didirikan di atas landasan taqwa dan berfungsi untuk mensucikan masyarakat

19

Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid: Kajian Praktis Bagi Aktivitas

Masjid, hal. 18.

Page 33: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

24

Islam yang berada di dalamnya dan bermukim di sekitarnya. 20

Asas dan fungsi

Masjid ini secara syar’i telah diatur oleh Allah Swt, sebagaimana tertuang di

dalam firman-Nya pada surat At-Taubah:108

:(١)اىرتح

Artinya: “Sesungguh- nya Mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (Masjid Quba),

sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di

dalamnya Mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri.

dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (At-

Taubah:108)

Pengertian taqwa yang dijadikan atas lembaga ini adalah satu sikap jiwa

(mental attitude) bagi setiap muslim yang takut akan murka Allah dan karena-Nya,

serta menjauhkan segala laranganNya, dan mereka berusaha untuk menghindari

diri dari siksa-Nya dengan jalan mentaati-Nya.

Sesuai dengan asas taqwa, lembaga ini berfungsi untuk mensucikan

setiap muslim agar tubuhnya, pikirannya, dan hatinya senantiasa suci. Seluruh

amal perbuatannya diawali dengan niat (motivasi) yang murni (ikhlas) dan tidak

bercampur sedikit pun juga enggan niat untuk mendapatkan keuntungan yang

bersifat duniawi.

Asas dan fungsi Masjid yang demikian inilah yang menyebabkan Masjid

menjadi sumber rahmat dan karunia Allah Swt, sehingga setiap muslim yang

memasukinya, senantiasa berdoa untuk mendapatkan rahmat dan karunia-Nya.

20

Abdul Qadir Djaelani, Mewujudkan Masyarakat Sejahtera Dan Damai, (Surabaya:

Bina Ilmu, 1997), Cet.1, hal. 611

Page 34: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

25

Oleh karena itu Rasulullah Saw menganjurkan pada setiap muslim untuk

mengucapkan doa apabila memasuki memasuki Masjid.

Sabda Rasulullah Saw

احذ ارادخو سجذ م قو اى :في اب ى افرح اىي رل ات قو اراخشج سح :في ىل أسأ ا اى

فعيل21(سا سي)

Artinya: “Apabila salah seorang dari kamu masuk ke Masjid hendaklah ia

mengucapkan doa:” Ya Allah,bukanlah bagiku pintu rahmat-Mu; dan

apabila ia keluar, hendaklah ia mengucapkan doa: “ Ya Allah, aku

mohon kepada-Mu karunia-Mu.” (H.R.Muslim)

Posisi lembaga Masjid demikian pentingnya, sehingga Nabi Muhammad

Saw telah menjadikan program pertama yang harus dikerjakan tatkala ia tiba di

Kuba dalam hijrahnya dari Mekah ke Madinah, yaitu mendirikan Masjid Kuba.

Dan bahkan setelah ia tiba di Madinah bukanlah membangun rumah untuk dirinya

dan keluarga, juga bukan asrama untuk kaum Muhajirin, melainkan ia membangun

Masjid yaitu Masjid Nabawi.

Masjid sebagai pusat pembinaan masyarakat Islam, membawa setiap

anggota masyarakat kepada kehidupan yang suci dan bersih, sesuai dengan fitrah

kejadiannya. Hal ini adalah sesuai dengan tujuan diturunkannya Islam kepada

umat manusia, di mana dinyatakan dengan tegas bahwa risalah Islam bermaksud

untuk mensucikan dan membersihkan manusia, supaya mereka senantiasa berada

di jalan Allah dan bertasbih kepada-Nya.

Tujuan risalah Islam itu digariskan oleh Allah Swt seperti tentang di

dalam firmannya pada surat Al-Jumu’ah:2)

21

Abdul Hussain Muslim Bin Al-Hajjaj Bin Muslimal-Husairi Annay Saburi, Al-Jami

As-Shahih Al-Musammashahih Muslim, hal.494

Page 35: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

26

. :اىجعح()

Artinya: “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di

antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,

mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As

Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam

kesesatan yang nyata.”(al- jummuah:2)

Dengan begitu, Masjid yang berfungsi untuk bisa menjadikan

masyarakat di sekitarnya menjadi bersih dan suci, harus dijadikan pusat

pembinaan dan pemecahan segala masalah kemasyarakatan yang bersifat

muamalah. Masjid selain tempat shalat berjamaah, juga menjadi tempat

bermusyawarah untuk memecahkan segala persoalan kemasyarakatan, pusat

pendidikan dan latihan,media penerangan masyarakat, bahkan tempat

pengumpulan harta kekayaan masyarakat baitul mal.

Oleh karena itu, perhatian dan usaha untuk membangun Masjid di dalam

lingkungan kehidupan masyarakat Islam harus senantiasa menjadi prioritas

pertama dan utama, sebelum bangunan dan sarana lainnya didirikan. Sesuai

dengan fungsinya, Masjid harus terletak di tempat yang dekat dan mudah dicapai

oleh setiap anggota masyarakat. Sedapat mungkin Masjid terletak di tengah-tengah

perumahan dan tempat tinggal masyarakat, sehingga setiap anggota masyarakat

dengan mudah untuk mencapainya.

4. Fungsi Masjid sebagai tempat ilmu

Rasulullah Saw juga menjadikan Masjid sebagai tempat untuk mengajar

ilmu yang telah diperolehnya dari Allah Swt. Berupa wahyu, ini berarti Masjid itu

berfungsi sebagai madrasah yang didalamnya kaum muslimin memperoleh ilmu

Page 36: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

27

pengetahuan. Melalui ilmu, para sahabat juga dibina karakternya menjadi orang-

orang yang kuat ikatannya kepada Allah Swt sehingga dengan cepat para sahabat

memperoleh ilmu dan menyebarkannya kepada umat manusia. Disamping itu

Masjid juga digunakan sebagai sarana penerangan sehingga segala sesuatu

dijelaskan pula oleh Rasulullah Saw dengan sebaik-baiknya melalui khutbah,

tabligh, mengajar dan mendidik para sahabatnya sehingga mereka menjadi mantap

dan tenang jiwanya, optimis dalam menghadapi kehidupan dan perjuangan,

memiliki kegairahan dalam hidup yang penuh dengan kondisi taqwa kepada Allah

Swt dan tidak pernah berputus asa dalam menghadapi kesulitan.22

Dari sini lahirlah masyarakat yang selalu mendapat petunjuk dari Allah

Swt, sebagaimana firman-Nya:

:(١)اىرتح

Artinya: “Hanya yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang

yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan

shalat, Menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain

kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan

Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS.At-

Taubah:18)

Manakala Masjid telah difungsikan seperti madrasah yang di dalamnya

disampaikan ilmu pengetahuan kepada umat Islam, maka Rasulullah Saw hal itu

22

Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid: Kajian Praktis Bagi Aktivitas

Masjid, hal. 20

Page 37: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

28

dinilai sebagai sesuatu yang mulia, sehingga orangnya dinilai seperti orang yang

berjihad di jalan Allah, Rasulullah Saw bersabda:

زا ى سجذ جا ء إى جا أ ذ ز ىح اى ت ف عي ا ش رعي و اهللا ىخ ات ا)س ذ ف سث

ج(23

Artinya: “Barang siapa mendatangi Masjidku ini, dia tidak mendatanginya kecuali

untuk kebaikan yang dipelajarinya atau diajarkannya, maka ia seperti

mujtahid di jalan Allah. (HR. Ibnu Majah)

Semasa Rasulullah Muhammad Saw, ilmu Islam adalah Al-qur’an dan

al Hadits. Keduanya merupakan dasar ilmu yang ada dan berkembang sekarang

ini. Al-qur’an dan al Hadits tidak hanya memuat hal-hal yang berhubungan dengan

ketuhanan atau keimanan dan peribadatan serta akhlak saja, tetapi juga memuat

hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan pendidikan, kesehatan, keluarga,

kemasyarkatan, lingkungan alam, ekonomi kebudayaan, politik, keamanan,

filsafat, dan administrasi. Pengkajian Al-Qur’an dan al Hadits dilakukan di Masjid

sehingga secara menyeluruh semua studi ilmu agama Islam dan ilmu pengetahuan

lainnya dilakukan di Masjid. 24

Dulu manusia berlomba-lomba untuk mencari ilmu dan menanggung

beban dalam rangka memperoleh ilmu tersebut. Mereka menempuh perjalanan

23

Abu Abdullah Muhammad Bin Yazid Al-Kuzwaini , Sunan Ibnu Majah,( Bairut: Dar

Al-Fikr), juz.1, hal. 82 24

Wahyudin Sumpeno, Perpustakaan Masjid Pembinaan Dan Pengembangan,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), cet.1, hal. 2.

Page 38: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

29

jauh untuk mendengar hadits atau belajar hukum fiqih. Lalu ilmu menerangi jalan

mereka sehingga mereka berbahagia di dunia adan akhirat.25

Ilmu akan meninggikan hamba beberapa derajat, sebagai mana firman-

Nya,

:المجادلت()

Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.(QS.Al-

Mujadilah:11)

Ilmu menambah kekhusu’an hamba kepada Allah, sebagaimana firman-

Nya,

:( ١)فاطر

Artinya: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,

hanyalah ulama.(QS.Al- Fathir:28).

Yakni, ulama adalah manusia yang paling besar rasa takutnya kepada

Allah. Majelis ilmu di kelilingi para malaikat dan diliputi rahmat. Muslim

meriwayatkan dalam shahihnya dari Abu Hurairah, ia mengatakan, Rasulullah

Saw bersabda

س طشقا سيل ير و عيا ف هلل س ى قا ت طش ع ا ا اىجح إى جر د ف ق ت ت

هلل خ سس رذا ب مرا ري ىد ز إال ت اىسنح عي ح غشر اىشح ال حفر اى

مش ر ءمح اهلل ف ذ ع٣ سا سي()

Artinya: “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencarin ilmu, maka Allah

memudahkan untuknya jalan menuju surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di

25

Wahid Abdussalam Bali, 474 Kesalahan Umum Dalam Aqidah Dan Ibadah Beserta

Koreksinya, (Jakarta: Darul Haq, 2005), hal. 288.

26 Abdul Hussain Muslim Bin Bin Al-Husairi Annay Saburi, Al-Jami Ash-Shahih Al-

Musamma Muslim, Juz.4, hal.2074

Page 39: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

30

salah satu rumah Allah untuk membaca kitabullah dan mempelajarinya di

antara mereka, melainkan ketentraman turun kepada mereka, rahmat meliputi

mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di

tengah para malaikat yang berada di sisi-Nya.”(HR.Muslim)

5. Fungsi Masjid dalam bidang dakwah

Di Masjid, para sahabat juga saling ta’aruf (berkenalan). Melalui ta’aruf

itu kadangkala ditemukan kekuarangan-kekurangan atau hal-hal yang kurang baik,

maka merekapun saling bertausiyah (menasehati) agar menjadi orang yang lebih

baik. Dengan ta’aruf, tausiyahnya dan kesediaan memperbaiki kesalahan itu, maka

tidak ada kesalahan para sahabat yang sulit diperbaiki, bahkan dengan ini justru

ukhwah mereka semakin mantap.

Ini berarti, Masjid amat besar fungsinya dalam dakwah, baik dakwah

yang dilakukan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya, maupun antara sesama

sahabat. Oleh karena itu dakwah merupakan sesuatu yang sangat mulia di dalam

Islam dan Masjid menjadi sarana umatnya.

Dengan demikian, menjadi semakin jelas bagi kita bahwa Masjid di

masa Rasul tidak hanya digunakan untuk sekedar tempat shalat dan ibadah-ibadah

yang sejenisnya, tapi Masjid juga difungsikan sebagai lembaga untuk mempererat

hubungan dan ikatan jamaah Islam yang baru tumbuh. Nabi Saw mempergunakan

Masjid sebagai tempat menjelaskan wahyu yang diterimanya, memberikan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan para sahabat tentang berbagai masalah,

memberi fatwa, mengajarkan agama Islam, membudayakan musyawarah,

menyelesaikan perkara-perkara dan perselisihan-perselisihan, tempat mengatur

Page 40: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

31

dan membuat strategi militer, dan tempat menerima perutusan-perutusan dari

semenanjung Arabia.27

Jika kita sedikit kembali ke belakang, kita jumpai Masjid menadi lahan

subur bagi dakwah Islam dan tauhid, juga bimbingan keagamaan Nabi Saw diutus,

bahkan sejak beliau mendirikan Masjid Nabawi di Madinah. Di Masjid itulah,

beliau meyampaikan khutbah, bimbingan, nasehat, dan wejangan kepada kaum

muslimin. Tradisi beliau kemudian dilanjutkan para khulafaur Rasiyidin dan para

pemimpinsesudah mereka berlandasakan semangat dan saling menasehati dan

berpesan tentang kebaikan, cinta, kasih sayang antar kaum muslimin, juga

ketaatan, tauhid, dan rasa takut kepada Allah, baik dalam sepi maupun ramai.

Inilah Masjid yang perannya dalam dakwah, pengarahan,bimbingan

pengokohan aqidah, dan pendalaman nilai-nilai rohani kaum muslim. Masjid juga

memiliki peranan istimewa dan efektif dalam mempersatukan umat Islam,

menyatukan barisan mereka, mengobarkan semangat gotong royong dan

sepenanggungan dalam hidup mereka, dan meneguhkan akhlak mulia dalam jiwa

mereka.28

Masjid dan dakwah Islamiyah merupakan dua faktor yang erat sekali

hubungannya satu sama lain. Saling isi mengisi di antara keduanya. Kalau

diumpakan laksana gudang dengan barangnya. Dengan demikian Masjid yang

didirikan di dalam suatu lokasi tertentu harus dapat berperan sebagai tempat atau

27

Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid: Kajian Praktis Bagi Aktivitas Masjid

, hal. 22

28 Huri Yasin Husain, Fiqih Masjid, hal 158.

Page 41: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

32

media dakwah Islamiyah. Dakwah ini pada dasarnya meliputi berbagai aspek

kegiatan. Termasuk di dalamnya masalah sosial, budaya, pendidikan, dan

sebagainya. Oleh karenanya dakwah ini dipandang penting sebagai suatu kegiatan

untuk meningkatkan syiar Islam dan kehidupan beragama dalam masyarakat.

Kegiatan-kegiatan dakwah melalui Masjid sebenarnya mencakup pula dalam

kegiatan-kegiatan di dalam rangka pembinaan umat. Sebagaimana dicontohkan

oleh Rasulullah Saw dan sahabat-sahabatnya yang menggunakan Masjid sebagai

tempat pengajaran dan pendidikan Islam, tempat peradilan, tempat sidang-sidang

dua badan penasehat Khalifah, tempat musyawarah, tempat pemilihan Khalifah,

dan sebagainya. 29

6. Fungsi Masjid dalam bidang politik dan militer

Barbagai peristiwa keagaman yang dialami Jazirah Arab dan negeri-

negeri Islam sangat berpengaruh menonjolkan peranan Masjid di bidang politik

dan militer. Sejak terjadinya perang terbesar di Jazirah Arab, yaitu munculnya

agama Islam di tangan Nabi Muhammad Saw, Masjid memiliki andil yang nyata

dan istimewa dalam setiap peristiwa.

Beliau menjadikan Madinah sebagai tempat hijrah sekaligus ibukota

Daulah Islam, lalu membangun Masjid Nabawi di sana. Masjid itu bak batu

pertama pembangunan kehidupan umat Islam, baik di bidang agama, sosial,

politik, maupun militer.

29

Nana Rukmana, Masjid Dan Dakwah: Merencanakan, Membangun,Dan Mengelola

Masjid Mengemas Substansi Dakwah, Upaya Pemecahan Krisis Moral Dan Spiritual,( Jakarta: Al-

Mawardi Prima, 2002), cet.2, hal. 51.

Page 42: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

33

Di Masjid ini beliau menerima kedatangan delegasi dari negara-negara

tetangga serta suku-suku Arab. Di Masjid ini pula beliau mengadakan musyawarah

dengan para sahabatterkait urusan-urusan mereka. Juga di Masjid ini beliau

mengatur strategi perang berikut waktu keberangkatan pasukan.pun, di Masjid ini

terdapat suatu tempat untuk memasang bendera dan menyerahkan panji perang

kepada panglima. Ketika kaum muslimin menahan tawanan perang, para tawanan

dibawa ke Masjid dan diikat pada tiang-tiangnya atas perintah Rasulullah Saw.

Setelah Mekah ditaklukkannya (fathu mekkah) dan kaum muslimin

menundukkan orang-orang Quraisy berikut sekutunya,kita melihat Rasulullah

Saw berdiri di pintu Ka’bah untuk berpidato. Orang-orang pun segera berkumpul

di sana. Beliau bersabda,” Tiada Tuhan selain Allah semata,” tiada sekutu bagi-

Nya. Dia pasti menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan para

musuh sendirian, dan seterusnya.” Kemudian beliau bertanya,” wahai orang-orang

Quraisy, menurut kalian, apa yang akan kuperbuat terhadap kalian?” mereka

menjawab,” perlakukan yang sebaik-baiknya, wahai saudara kami yang

dermawan, putra saudara kami yang dermawan,” beliaupun bersabda, “ pergilah

karena kalian bebas.”

Setelah Rasulullah wafat, kitab saksikan para khalifah mengikuti jejak

langkah beliau. Setelah sang khalifah dipilih, ia pergi ke Mesjid untuk berpidato di

depan kaum muslimin. Dalam pidatonya, sang khalifah menyampaikan strategi

politiknya berikut sistem pemerintahannya.

Bahkan, baiat (penerimaan janji setia) juga dilakukan di Masjid, yaitu

baiat umum, setelah baiat khusus dilakukan terhadap orang-orang tertentu.

Page 43: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

34

Misalnya baiat khusus yang dilakukan Abu Bakar terhadap beberapa orang muslim

di Tsaqifah Bani Sa’idah, lalu ia pergi ke Masjid untuk melakukan baiat umum

terhadap seluruh kaum muslimin. Jadi, baiat khusus dilakukan terhadap tokoh-

tokoh ahlul hall wal Aqd (dewan syura) saja, sedangkan baiat umum dilakukan

terhadap seluruh rakyat, mirip referendum.

Kita juga menjumpai saling pendapat dan kritik-kritik tajam-tajam

memainkan peranannya di Masjid. Pernah suatu ketika sahabat agung Ubadah bin

Ash-Shamit berdiri di Masjid Syammenyampaikan pandangan politiknya seraya

mengkritik kebijakan politik Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Setelah berdebat dengan

Muawiyahb tentang beberapa hal dan tidak puas dengan jawabannya, Ubadah pun

kembali ke Madinah dalam keadaan marah. Mendengar berita tersebut, Amirul

Mukminin Umar bin Khatab membujuk Ubadah agar ia mau kembali ke Syam dan

melanjutkan kritiknya agar Muawiyah kembali ke jalan yang benar.

Hari demi hari, peranan dan fungsi Masjid sebagai alat politik semakin

jelas. Seiring berjalannya tahun, peranan ini kian membesar sedikit demi sedikit.

Begitulah kondisi politik setelah era khulafaur Rasyidin, yang ditandai

merebaknya, tajamnya perselisihan, dan gencarnya pemberontakan terhadap

penguasa.30

7. Masjid dalam bidang ekonomi

Adalah ganjil kedengarannya untuk menghubungkan Masjid dengan

ekonomi. Umumnya tak mungkin oleh orang untuk menganggap ada hubungan

30

Huri yasin husain, Fiqih Masjid, hal. 137.

Page 44: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

35

antara soal-soal ekonomi dan saoal-soal Masjid. Tetapi apabila dalail, Masjid pusat

ibadah dan kebudayaan islam. Memang benar, tentu harus dapat ditunjukkan

bagaimana kehidupan ekonomi itu berpusat pula pada Masjid.

Keganjilan menyenafaskan Masjid dengan ekonomi segera terasa

apabila kita memahami bahwa salah satu sifat Masjid yang sangat menonjol dalam

tanggapan Muslim ini adalah kesucian, sedang ekonomi untuk duniawi, sehingga

kita tidak heran kalau mendengar bahwa dalam perdagangan orang berbohong,

dalam persaingan orang melakukan kedzaliman, dalam perburuhan melakukan

penindasan, dalam dunia perusahaan orang melakukan intrige, kicuh, tipu dan

sebagainya. Dalam kapitalisme manusia memperalat manusia dan bangsa menjadi

bangsa. Dalam situasi ekonomi yang beginilah nabi Nabi berkata:

شج أت ع ش سسه أ صي اىي اىي عي إى اىثياد أحة قاه سي ا اىي أتغط ساجذ

إى اىثياد ا اىي اق أس31)سا سي(

Artinya: Dari abu Hurairah nabi muhammad SAW bersabda,“Bagian yang paling

dicintai Allah dari sesuatu kota ialah Masjid-Masjid dan paling

dibenciNya ialah pasar-pasarnya. (HR.Muslim)

Fungsi Masjid dalam ekonomi memang bukan bukan dalam wujud

tindakan rill ekonomi, misalnya kegiatan dalam bidang produksi, distribusi,

konsumsi. Tetapi fungsinya terletak dalam bidang idill atau konsep ekonomi,

misalnya dalam hubungan modal dan kerja, majikan dan buruh, hutang, piutang

dan kontrak, dan lain-lain.

31

Abdul Hussain Muslim Bin Al-Hajjaj Bin Muslimal-Husairi Annay Saburi, Al-Jami As-Shahih Al-Musammashahih Muslim, hal.65

Page 45: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

36

Berhubungan pernyataan dan wujud ekonomi itu berubah serba terus,

bekerjalah ijtihad untuk menyesuaikan dengan dasar dan prinsi-prinsip yang telah

digariskan Qur’an dan Hadits. Ijtihad adalah sistem logika dalam pemikiran Islam.

Supaya ijtihad itu berpijak atas premis-premis yang benar dan melahirkan

kesimpulan-kesimpulan yang tepat tapi juga benar, maka dalam pemikian itu ia

harus selalu diingati, dituntunkan, di awali. Di sinilah sesungguhnya terletak

fungsi Masjid dalam kehidupan ekonomi, yaitu mengingati, menuntun, dan

mengawasi pemikiran dalam cita, kegiatan dan tindakan ekonomi.32

8. Fungsi Masjid dalam bidang peradilan

Masjid juga memiliki peranan di bidang peradilan, meskipun macamnya

terbatas jika dibandingkan dengan bidang keilmuan, politik, dan sosial. Hal ini

dilatari dua hal:

1. Memutuskan suatu perkara tidak mesti di tempat tertentu seperti Masjid. Kerap

kali perkara antar dua orang diputuskan di suatu tempat atau forum, atau

bahkan di jalanan. Banyak persoalan hukum dan perkara di zaman Rasulullah

Saw tidak diputuskan di Masjid.

2. Munculnya gedung-gedung pengadilan di masa-masa awal Islam. Hakim

berkantor di sana untuk meneliti kasus dan memutuskan perkara. Bahkan,

kadang kala seorang khalifah bertindak sebagai hakim; ia berkantor di sana

sehari dalam sepekan untuk meneliti kasus, ini dilakukan beberapa khalifah

Dinasti Umawi dan Abbasi.

32

Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah Dan Kebudayaan Islam, hal. 185.

Page 46: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

37

Akan tetapi hal ini tidak lantas meniadakan forum-forum pengadilan di

Masjid ataupun mencegah para hakim untuk berkantor di Masjid, juga tidak

menghalangi kemunculan macam-macam pemutusan perkara di Masjid.

Imam Bukhari dalam kitab shahihnya meriwayatkan:

ذقا معة ت ا ىل أ أت حذ سد األ ع ذ ظ عثذاهلل ات ع ف عي ى ا ما د سي

ا,فاسذفعد , فرني سجذ فيز اى , ف سي ه اهلل صي اهلل عي ه سس ا سس ع ا حر س اذ أص

ا حر مشاهلل صي اهلل عي , فخشج إى ر ت ف سي , فاد معة ت ف سجف حجشذ

ه اهلل , ظع ل اسس اىل :ا معة! قاه: ىث ,ل د ذ ت أ إى أ اىشطش, قاه: ىقذ زا, أ

ذشك صفا ا عي , فأخز صف ه اهلل, قاه: فاقع فعيد اسس

()سا اىثخا س

Artinya: “Dari Ka’ab bin Malik bahwasanya ia perkara utang dengan Abdullah

Ibnu Abi Hadrad (alislami) pada zaman Rasulullah di Masjid.

Kemudian ia mendesaknya, lalu keduanya bersitgang, suara keduanya

keras hingga terdengar oleh Rasulullah Saw yang sedang berada di

dalam rumah beliau. Beliau keluar menemui keduanya, sehingga

terbukalah tirai kamar beliau. Beliau memanggil (Ka’ab bin Malik) :

Hai Ka’ab” ia menjawab: Ya,Rasulullah” lalu beliau berkata:

“Lunasilah sebagian dari utangmu ini.” Beliau memberi isyarat

kepadanya (dengan tangan beliau), yakni separonya.ia

menjawab:”Telah aku lakukan, wahai Rasulullah”. Beliau berkata

lagi:” berdirilah, dan tunaikanlah”. (kemudian ia melunasi separuh

hutangnya dan membiarkan yang separonya lagi).(HR.Bukhari)

Dalil lain bahwa Masjid juga dijadikan tempat memutus perkara adalah

riwayat bahwa seorang laki-laki menemui Rasulullah Saw di Masjid dan meminta

agar dijatuhi hukuman had zina. Juga, ada seorang laki-laki yang membunuh

seorang pemilik kebun, lantas dua anak si korban membawa si pembunuh ke

Masjid dan mengajukan perkaranya kepada Umar bin Khatab. Akan tetapi, ketahui

bahwa si pembunuh bersifat jujur dan setia, mereka berdua memaafkannya.

33

Muhammad Nashruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Al-Bukhari, Penerjemah:

Muhammad Iqbal, (Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2007), cet.1, hal.347

Page 47: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

38

Ada cendekiawan yang membahas peranan Masjid dan menyamakannya

dengan pengadilan, ia berkata: “Masjid juga merupakan pengadilan karena di antar

lantai Masjid, di depan tiang-tiangnya, digelar pengadilan, lembaran-lembaran

keputusan hakim pun dituliskan, lama sekali para hakim meminta keterangan

Amirul Mukminin, pengusaha, orang miskin, gubernur, dan pembesar, demi

mengungkap kebenaran tnpa mmandang usia.34

9. Fungsi Masjid dalam bidang pengobatan orang sakit.

Ketika terjadi perang, biasanya ada saja pasukan perang yang

mengalami luka-luka dan tentu saja memerlukan perawatan dan pengobatan. Pada

masa rasul, bila hal itu terjadi, maka perawatan dan pengobatan terhadap pasukan

perang dilakukan di lingkungan Masjid sehingga pada waktu itu didirikan sebuah

tenda oleh seorang shahabiyah ( sahabat wanita) yang bernama Rafidah sehingga

tenda itu kemudian diberi nama Rafidah. Diantara sahabat yang dirawat di kemah

tersebut adalah Sa’ad bin Mu’adh yang akhirnya meninggal dunia.

Dalam konteks sekarang, bisa juga didirikan poliklinik di Masjid untuk

kepentingan memberikan penyuluhan kesehatan dan melayani pemeriksaan,

perawatan dan pengobatan bagi jamaah Masjid yang memerlukannya. Mana kala

hal itu dilakukan, sangat membantu kaum muslimin yang merupakan jamaah

Masjid dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan jasmani.35

34

Huri Yasin Husain, Fiqih Masjid,, hal. 154.

35 Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid: Kajian Praktis Bagi Aktivitas

Masjid, hal. 19.

Page 48: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

39

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG “ MASJID TERBUKA”

DI CAPE TOWN, AFRIKA SELATAN

A. Letak Geografis Di Cape Town, Afsel

Letak kota Cape Town secara geografis terletak di Ujung Utara

Semenanjung Cape yang di kelilingi oleh pegunungan Hottentots Holland dan 2 (dua)

Samudera, yaitu Samudera Atlantik dan Samudera Hindia. Kondisi geografis ini telah

menjadikan Cape Town sebagai kota yang mempunyai keindahan tersendiri

dibandingkan kota-kota lainnya di Afrika Selatan. Keindahan tersebut dapat dilihat di

kota-kota yang terletak di pesisir pantai seperti llandudno, Hout Bay, Kommetjie,

Scarborough, Cape Point, False Bay dan daerah-daerah tujuan wisata lainnya.

Keindahan teluk dan pantai yang dimiliki oleh Cape Town pun telah diakui di

mancanegara. Selain memiliki keeksotisan teluk dan pantai, Cape Town pun dihiasi

dengan kecantikan pemandangan pegunungannya serta hamparan perkebunan anggur

dan anggrek.

Secara administratif, Cape Town merupakan salah satu kota yang berada di

dalam wilayah propinsi Western Cape. Luas Western Cape mencapai kurang lebih

129.386 km2. Propinsi Western Cape diresmikan sebagai propinsi pada tahun 1994

dimana pada pemerintahan apartheid propinsi ini merupakan salah satu dari 4 (empat)

Page 49: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

40

propinsi terbesar di Afrika Selatan saat itu dan sekarang ini Afrika selatan terbagi

dalam 9 (sembilan) propinsi.1

Berdasarkan estimasi penduduk tahun 2007, jumlah penduduk Propinsi

Western Cape mencapai kurang lebih 4.839.800 jiwa dan 51 ,5% nya adalah wanita.

Komposisi populasi sbb : penduduk kulit warna sekitar 57%, 24% kulit putih, 18%

kulit hitam dan 1% orang Asia termasuk India. Jumlah penduduk Propinsi Western

Cape adalah 10,1% dari total populasi Afrika Selatan yang mencapai kurang lebih

47,9 juta jiwa.

Penduduk kulit berwarna merupakan keturunan yang berasal dari berbagai

negara. Penduduk kulit putih kebanyakan dari berasal dari bangsa Eropa seperti

Belanda, Inggris, Portugal, dan sebagian kecil Jerman. Sedangkan penduduk asli

Afrika Selatan sendiri adalah Suku Khoi dan San. Suku Bantu datang ke negeri ini

kira-kira 2000 tahun yang lalu, dengan membawa teknologi pertanian yang lebih

maju. Selain itu, ada juga penduduk campuran yang dikenal dengan sebutan orang

Bushman atau Hotthentot. Mereka adalah campuran antara beberapa suku, terutama

antara Suku Khoi atau San dengan Suku Bantu. Sekitar 72% dari penduduk Western

Cape tinggal di daerah perkotaan dengan Bahasa Afrikaans dan Inggris sebagai

bahasa formal sehari-hari. Bahasa Xhosa adalah bahasa utama mayoritas orang kulit

hitam. Dan mereka kebanyakan menetap di daerah pinggiran kota Cape Town.

1 Social,culture, dan taurism. Di akses pada tanggal 7 april 2015 dari

http://www.indonesia-capetown.org.za/latarbelakang.html

Page 50: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

41

Cape Town merupakan ibu kota legislatif Afrika Selatan dan ibu kota

Provinsi Tanjung Harapan. Ibu kota lainnya adalah Pretoria (eksekutif) dan

Bloemfontein (kehakiman). Kota ini adalah pelabuhan besar di pinggir Samudra

Atlantik. Dia mempunyai hubungan kereta api yang baik dengan daerah pedalaman.

Letaknya di kaki Gunung Meja. Di kota ini terdapat Gedung Parlemen (1886) dan

Universitas Cape Town (1916). Cape Town didirikan orang Belanda dengan nama

Kaapstad pada tahun 1652 dan direbut Britania Raya pada tahun 1806. Cape Town

digunakan oleh penjajah inggris menjadi suatu pelabuhan untuk penjajah Inggris yang

telah pulang dari India.2

B. Sejarah Islam Di Cape Town

Sejarah Islam di Cape Town sangat menarik untuk disimak.

Peninggalannya dapat dilihat dari beberapa makam atau karamat dan Masjid yang ada

di sana. Cape Town berada di sisi selatan Provinsi Western Cape, Afrika Selatan.

Islam pertama kali masuk di kota ini pada pertengahan 1600-1700-an melalui para

politikus maupun ulama yang dibuang oleh Belanda dari Indonesia dan Malaysia. Tak

heran jika tempat ini juga dikenal sebagai Cape Malay.3

Walau umat Islam di Afrika Selatan hanya 1,5 persen dari seluruh populasi,

tapi Islam telah memberikan warna tersendiri bagi negeri ini. Di Cape Town,

komunitas Islam banyak tinggal di daerah Bokaap dan Kampung Makassar. Di

2 http://id.wikipedia.org/wiki/Cape_Town

3 Sejarah di cape town, di akses pada tanggal 22 april 2015,

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/12/07/06/m6qnzb-sejarah-islam-di-

cape-town-1

Page 51: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

42

tempat ini terdapat beberapa makam penting para ulama penyebar agama Islam yang

disebut karamat. Dan, ada sekitar 23 karamat di sekeliling Cape Town. Satu di

antaranya yang sangat terkenal adalah makam Syekh Yusuf, seorang ulama besar,

keponakan Raja Gowa yang di buang Belanda dan mendirikan Kampung Makassar.

Ajaran yang disampaikan Syekh Yusuf bahkan diakui oleh Nelson Mandela,

sekaligus menginspirasinya untuk membebaskan Afrika Selatan dari apartheid.

Sebuah karya tulis bertajuk “Islamic History and Civilisation in South

Africa: The Impact of Colonialism, Apartheid, and Democracy” yang dilansir di

laman www.awqafsa.org.za juga menyebutkan soal peran Syekh Yusuf dari Makassar

atau Abidin Tadia Tjoessop yang datang pada 1694 sebagai tahanan politik.

Ia bersama keluarganya tinggal di sebuah lahan pertanian di Zandvliet,

sekitar 50 kilometer dari Cape Town. Di sinilah, Syekh Yusuf pertama kali

membangun sebuah komunitas Muslim. Dalam perkembangannya, ada 12 imam

dalam komunitas ini. Kemudian pada 1697, datang Raja Tambora dari Jawa yang tiba

di kota ini dalam kondisi dibelenggu rantai. Raja Tambora adalah orang pertama yang

menulis Alquran di Cape Town. Alquran ini kemudian diberikan sebagai hadiah

kepada Gubernur Cape, Simon van der Stel. Sedangkan tahanan negara dari

Malaysia, Tuan Guru Imam Abdullah Kadi Abdus Salaam, yang datang pada 6 April

1780 menjadi Muslim pertama yang mendorong pembangunan Masjid pertama di

Cape Town. Hal ini karena sejak pertama kali kedatangan Muslim di kota ini belum

ada satu Masjid pun yang didirikan.

Page 52: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

43

Penduduk yang menetap di Propinsi Western Cape berasal dari bermacam-

macam suku, keturunan dan agama. Salah satu keturunan tersebut adalah keturunan

Melayu yang berjumlah sekitar 600 ribu jiwa dimana sebagian besar dari mereka

mengaku bernenek moyang dari Indonesia. Dan sebagian besar dari mereka menganut

Agama Islam. Menurut catatan Jurnal Boorhaanol Islam, di Semenanjung Cape

terdapat sekitar 320.741 penduduk muslim. Sedangkan untuk keseluruhan Afrika

Selatan jumlah penduduk muslim diperkirakan berjumlah 687.377 jiwa. Jumlah

Masjid yang ada di semenanjung ini mencapai sekitar 125 Masjid, jumlah yang cukup

signifikan bila melihat bahwa Afrika Selatan adalah bukan negara mayoritas Islam.4

C. Profil Pendiri “Masjid Terbuka” di Cape Town, Afsel.

Taj Hargey lahir pada tahun 1955 dan dibesarkan di era apartheid 5 Afrika

Selatan. Hargey mempelajari Sejarah dan Studi Oriental dengan pelajaran tambahan

bahasa Arab dan Perbandingan Agama di Universitas di Durban, dan melanjutkan

studinya dengan mendaftar di Universitas Amerika untuk belajar Sejarah dan Teologi

Islam dan kemudian ia mendapatkan beasiswa untuk menyelesaikan gelar Doktor di

Universitas Oxford.

Setelah menghabiskan waktu bekerja di Afrika Selatan dan Amerika, pada

tahun 2001, Hargey kembali ke Oxford untuk menjadi Direktur 'Oxford Centre for

4http://wartasejarah.blogspot.com/2015/01/sejarah-kampung-maccasar-di-afrika.html. di

akses pada tanggal 16 Juni 2015. 5sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afrika Selatan dari

sekitar awal abad ke-20 hingga tahun 1990.

Page 53: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

44

British Islam'. Taj Hargey adalah ketua pendiri dan tetap berafiliasi dengan 'Muslim

Education Centre of Oxford'. Taj Hargey menikah dengan seorang Kristen.6

D. Tujuan didirikannya “ Masjid Terbuka” di Cape Town, Afsel.

Menurut Taj Hargey, gagasan membuka Masjid itu untuk membuat

semakin banyak orang berpikiran terbuka, bukan orang yang pikirannya sempit.

(Ditandai Shalat Jumat Pertama, Masjid Khusus Homo Resmi Dibuka).

Hargey juga memiliki tujuan lain, yaitu ingin melakukan revolusi. Dia

ingin meneruskan perjuangan Nelson Mandela di Afrika Selatan pada 20 tahun lalu,

dari apartheid menjadi demokrasi. Kami memerlukan kemajuan serupa di bidang

agama," katanya, dilansir BBC.

Keputusan hargey itu jelas kontroversial lantaran membolehkan perempuan

menjadi imam shalat dengan maksud kesetaraan gender. Dia juga membolehkan

perempuan shalat bersama laki-laki di ruang yang sama, tidak terpisah. Karena itu, ia

menyatakan Masjidnya terbuka bagi semua gender, agama, dan orientasi seksual.7

Dalam khutbahnya, seperti dikutip I24news.tv, Hargey mengutuk

kebencian yang meningkat di dunia antara umat Muslim dan Kristen. Dia

menyalahkan, hal itu pada 'teologi menyesatkan' dari negara-negara, seperti Arab

Saudi dan Pakistan yang katanya memunculkan kelompok 'fanatik'.

6 http://mushypeas.org/history-self-professed-muslim-leader-taj-hargey-people-smell-rat/

7 REPUBLIKA.CO.ID, Di Masjid Terbuka Ini Perempuan Boleh Jadi Imam Laki-Laki

http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/14/09/20/nc73s8-di-Masjid-terbuka-ini-

perempuan-boleh-jadi-imam-lakilaki

Page 54: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

45

Arab Saudi, kata guru besar Universitas Oxford itu, telah menciptakan

organisasi ekstrem, seperti Negara Islam, Taliban di Afghanistan dan Boko Haram di

Nigeria. Dia mengatakan 'terkontaminasi uang Saudi' digunakan untuk

mempromosikan "manifestasi beracun dan tidak toleran dari Islam.8

"Undangan acara bertajuk 'Undangan Natal Bersejarah' itu ditujukan

kepada pengikut Kristiani, untuk makan bersama dengan makanan halal dan

minumun non-alkohol. Hargey menegaskan, undangan ini mengikuti contoh Nabi

Muhammad saat menyambut orang-orang Kristen untuk tinggal dan berdoa di Masjid

di Madinah. Saat itu, menurut Hargey, Nabi menjamu 60 Uskup yang melakukan

perjalanan di Timur Tengah. Juru bicara Masjid, Jamila Najar memuji acara tersebut

yang mencerminkan semangat Islam yang sebenarnya. "Kampanye berani dari Open

Mosque ini adalah langkah kecil tapi signifikan dalam menghasilkan kehidupan

penuh damai dan harmoni antara pengikut Yesus dan Muhammad di Afrika Selatan,"

kata Najar. "Terdapat musik, diskusi, pembacaan puisi yang memuji kesamaan yang

melekat dari dua agama wahyu besar ini," kata Hargey.

Masjid terbuka yang dibuka pada September 2014 lalu itu akan

menyambut baik Muslim Sunni dan Syiah untuk melakukan ibadah di dalamnya.

Selain itu, pengurus Open Mosque juga mengizinkan perempuan memimpin shalat

Jumat serta menerima gay dan non-muslim untuk hadir dalam Masjid. Masjid baru itu

8 REPUBLIKA.CO.ID, Didemo, Pendiri Masjid Khusus Gay Malah Salahkan Arab Saudi,

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/09/20/nc6mfx-didemo-pendiri-Masjid-

khusus-gay-malah-salahkan-arab-saudi

Page 55: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

46

digambarkan oleh pendirinya sebagai Masjid non-sektarian pertama yang mengakui

kesetaraan gender dan ras di Afrika Selatan.9

9 Dream, Masjid ini penuh kontroversial karena mengizinkan perempuan memimpin salat

Jumat serta menerima gay dan non-muslim untuk hadir dalam Masjid. Di akses pada tanggal 3 April

2015 dari http://www.dream.co.id/news/Masjid-di-afsel-jadi-tempat-perayaan-natal-1412166.html.

Page 56: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

47

BAB IV

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TENTANG PENGGUNAAN “MASJID

TERBUKA”, DI CAPE TOWN AFSEL SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL

A. Kelompok Yang Setuju “Masjid Terbuka” Di Cape Town Afsel Sebagai Tempat

Perayaan Natal.

Perbedaan agama merupakan salah satu masalah yang paling mendasar

dalam kehidupan masyarakat. Bahkan, dalam sejarah manusia, agama dapat

merupakan salah satu penyebab utama ketegangan dan konflik diantara bermacam-

macam agama.1

Islam adalah agama yang kitab sucinya sangat mengakui keberadaan hak-

hak agama lain untuk hidup dan untuk mengimplementasikan ajaran-ajarannya.

Mengingat pluralitas agama merupakan “hukum alam” (sunnatullah) yang tidak akan

berubah dan tidak akan bisa ditolak, seorang muslim tidak boleh meremehkan agama-

agama lain, dan membenci orang lain yang berbeda agama dengannya. Hal ini

didasarkan pada pesan al-Qur‟an bahwa umat Islam harus menghargai keberadaan

agama-agama lain, dan menjauhkan pemaksaan dalam urusan agama. 2

1 Mujar Ibnu Syarif, Hak-Hak Politik Minoritas Non Muslim Dalam Komunitas Islam,

(Bandung: Angkasa, 2003), hal.18

2 Ibid hal.20

Page 57: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

48

Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 256:

:(٦٥٢)البقرة

Artinya:” Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas

jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar

kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah

berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah

Maha mendengar lagi Maha mengetahui.(Al-Baqarah:256)

Menjadi landasan penting bagi umat Islam dalam menyikapi pluralitas

agama. prinsip ini menyatkan bahwa Islam mengakui eksistensi agama lain tanpa

mengakui kebenaran ajarannya. Semua agama adalah benar menurut pemeluknya

masing-masing. Makna prinsip ini adalah orang non muslim memiliki hak dan

kebebasan untuk menjalankan ajaran agamanya di tempat-tempat mereka, sementara

orang Islam tidak boleh mengganggu mereka. sebaliknya orang Islam memiliki hak

dan kebebasan untuk menjalankan ajaran agamanya di tempat mereka, sementara

orang non muslim tidak dibenarkan mengganggu mereka.

Prinsip inilah yang diimplementasikan oleh Nabi Saw. Setelah beliau hijrah

ke madinah. Masyarakat jazirah Arab pasca hijrah terdiri dari multi etnis dan agama,

ada etnis Arab, Persia, Romawi dan lain-lain, sementara ada lima agama pada masa

itu, yaitu Islam, Nasrani, Yahudi, Majusi, dan paganisme. Pluralitas masyarakat dan

agama pasca hijrah seperti ini menuntut adanya toleransi antar mereka, sebab tanpa

Page 58: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

49

adanya toleransi dalam masyarakat plural akan cenderung terjadi konflik-konflik

horizontal.3

Beberapa landasan hukum dibolehkannya non Muslim memasuki Masjid adalah

sebagai berikut:

Allah Swt berfirman dalam Q.S. At-Taubah ayat 28-29 :

.

) :٦٢ ٦٢انتبت)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musrik itu najis,

sebab itu janganlah mereka mendekati Masjidil haram sesudah tahun ini. Dan jika

kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan

kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. At-Taubah ayat 28-29).

Dalam ayat ini Imam syafi‟i berpendapat dengan zhahir ayat فال

سجدانحساو اان Beliau berkata: “ayat .(maka janganlah mendekati Masjidil haram) قسب

tersebut khusus untuk Masjidil haram dan berlaku umum bagi semua orang yang

kafir.” Maka semua orang bukan Islam diperbolehkan memasuki semua Masjid, dan

semua orang kafir dilarang memasuki Masjidil haram.

Adapun hadist yang membolehkan umat non muslim memasuki Masjid

سعد ب سعد ع ث ب بت حدثا انه بت قال قت قت صس اد ان ح حدثا عس ب أب سعد أ

سة قل بعث زسل انه س ع أبا ب -صه اهلل عه سهى- س ال قبم جد فجاءث بسجم ي خ

سجد از ان س ايت فسبط بسازت ي م ان أثال سد أ ايت ب ث حفت قال ن4

)زا اب شكس(

3 Ali Mustafa Yaqub, Setan Berkalung Surban, (Jakarta: PT. Pustaka Firdaus, 2014), cet.1,

hal.11

Page 59: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

50

Artinya: “Isa Bin Hammad Al-Musri dan Kutaibah menyampaikan kepada kepada

kami itu, berkata kepada kami Al-Laits bin Sh‟d bin Said bahwasanya ia

mendengar abu hurairah berkata Rasulullah Saw mengutus pasukan

berkuda ke arah Nejd, mereka datang kembali dengan seorang laki-laki

bani Hanifah bernama Tsumanah bin Utsal, kemudian mereka

mengikatnya pada salah satu tiang Masjid.” (HR.Abu Zakariyya)

Imam al-Nawawi rahimahullah didalam Syarah al-minhaj sharah Shahih

Muslim (12/87) mengatakan :

بإذ جاش انشافع يرب انكافس انسجد إدخال جاش حبس األسس زبط جاش را ف

أب قال جش ال يانك قتادة انعصص عبد ب عس قال غس أ كتابا انكافس كا ساء يسهى

تعان قن أيا انحدث را انجع عه دنها غس د نكتاب جش ع اهلل زض حفت

إدخان جش ال قل ح بانحسو خاص ف انحساو انسجد قسبا فال جس انشسك إا

))زا يسهىأعهى اهلل انحسو

Artinya: “Dalam hal ini boleh hukumnya mengikat tawanan dan menaharannya, serta boleh

hukumnya orang kafir (non-muslim) masuki Masjid. Madzhab al-Syafi‟i

memperbolehkannya dengan syarat ada izin dari orang islam, sama saja terhadap

kafir kitabiyah (ahli kitab) atau orang kafir lainnya. Namun, Umar bin Abdul

„Aziz, Qatadah dan Imam Malik tidak memperbolehkannya. Sedangkan Imam Abu

Hanifah mengatakan boleh bagi kafir kitabiyah, tidak yang lainnya. Adapun

firman Allah “Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis , maka

janganlah mereka mendekati Masjidil Haram”, itu maksudnya khusus dengan al-

Haram, dan kami telah mengatakan tidak boleh orang kafir memasuki Masjidil

Haram, wallahu a‟lam”.)HR.Shahih Muslim)

Dari beberapa dalil yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan

bahwasanya sebagian ulama membolehkan orang musyrik atau non Muslim

memasuki Masjid. Disamping itu Taj Hargey sebagai pendiri Masjid Terbuka di Cape

Town, mempersilahkan non Muslim memasuki Masjid dengan tujuan agar agama

Islam tidak di anggap sebagai pemahaman yang radikal di mata umat lain. Sehingga

muncul inisiatif untuk membuat Masjid Terbuka, di Cape Town Afrika Selatan. Salah

satu kegiatan yang telah dilakukannya adalah dengan memberikan izin umat Nasrani

4 Abu zakariyya yahya bin sharaf bin muri al-nawawi, al-minhaj sharah shahih muslim bin

hajjaj, ( bairut: dar ihya at-turats al-arabi, 1990), juz.12, hal.

Page 60: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

51

merayakan hari raya Natal di Masjid tersebut. Dan karena tindakannya itu

menjadikan sebuah polemik dan kontroversial di kalangan umat Islam sendiri.

B. Kelompok Yang Tidak Setuju “ Masjid Terbuka “ Di Cape Town Afsel Sebagai

Tempat Peryaan Natal.

Al-Qur‟an mengajarkan kita bahwa toleransi itu harus, artinya kita hidup

dengan orang lain dengan non muslim itu harus dijaga kesopanannya, hak

manusianya, dan segala macam. Tetapi tentunya toleransi yang tidak menyangkut

masalah-masalah ibadah. Namun secara hubungan personal dan hubungan

kemanusiaan tidak ada masalah namun sebaliknya kita harus menjaga baik hubungan

tersebut. Selain itu mestilah kita mempersilahkan mengenai tempat dan kesempatan

untuk non muslim beribadah dengan cara mereka Tapi bukan berarti mengikuti

ibadah meraka itulah yang disebut toleransi. Kita bisa menerima perbedaan orang lain

dengan hati terbuka jadi tidak ada masalah. Semisal ada tetangga non muslim

beribadah dengan cara dia dengan segala macam, dan kita menerima itu karena

memang pilihan mereka itulah yang disebut toleransi. Tetapi bukan toleransi jika kita

mengikuti cara mereka dalam beribadah, maka itu sudah termasuk kebablasan jika

kita mengikuti ibadah-ibadah mereka. Toleransi ialah siap menerima perbedaan orang

lain, ibadah-ibadah orang lain akan tetapi kita juga harus menjaga aturan-aturan yang

telah ditetapkan oleh Allah Swt.5

5 Wawancara dengan Hj. Siti hanna, S.Ag, Lc, Ma, pada 28 April 2015

Page 61: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

52

Allah Swt berfirman dalam Qs. Al-Kafirun.

. . .

. . :(٢-١)انكفس

Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu

sembah, dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah,dan aku tidak

pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,dan kamu tidak pernah (pula)

menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah, untukmu agamamu, dan

untukkulah, agamaku."( QS. Al-Kafirun:1-6)

Tema utamanya adalah penolakan usul kaum musyrikin untuk penyatuan

ajaran agama dalam rangka mencapai kompromi, sambil mengajak agar masing-

masing melaksanakan ajaran agama dan kepercayaannya tanpa saling mengganggu.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Quraisy berusaha

mempengaruhi Nabi Saw, dengan menawarkan harta kekayaan agar beliau menjadi

seorang yang paling kaya di kota Mekkah, dan akan dikawinkan kepada beliau yang

dikehendaki. Usaha ini disampaikan dengan berkata:” inilah yang kami sediakan

bagimu hai Muhammad, dengan syarat agar engkau jangan memaki-maki dan Tuhan

kami dan menjelekkannya.6

Asbabun nuzul dalam surat ini adalah bahwa beberapa tokoh kaum

musyrikin di Mekkah, seperti al-Walid bin al-Mughirah, Aswad Ibn „Abdul

Muthtalib,Umayah Ibn Khalaf, datang kepada Rasul Saw. Menawarkan kompromi

menyangkut pelaksanaan tuntutan agama (keperyaan). Usul mereka adalah agar Nabi

bersama umatnya mengikuti keperyaan mereka dan mereka pun akan mengikuti

6 Qamaruddin Shaleh DKK, Asbabun Nuzul, (Bandung: CV.Ponegoro, 1995), cet.XVII,

hal.619

Page 62: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

53

ajaran Islam.” Kami menyembah Tuhanmu, hai Muhammad-setahun dan kamu juga

menyembah tuhan kami setahun. Kalau agamamu benar, kami mendapatkan

keuntungan karena kami juga menyembah Tuhanmu dan jika agama kami benar,

kamu juga tentumemperoleh keuntungan.” Demikian lebih kurang usul kompromi

mereka. Mendengar usul tersebut, Nabi Saw, menjawab tegas:” Aku berlindung

kepada Allah, dari tergolong ornag-orang yang mempersekutukan Allah.”7

Usul kaum musyrikin itu ditolak oleh Rasulullah Saw, karena tidak

mungkin dan tidak logis pula terjadi penyatuan agama-agama. Setiap agama berbeda

dengan agama yang lain, demikian pula dalam ajaran pokok dan perinciannya.

Digabungkan dalam jiwa seorang yang tulus terhadap agama dan keyakinannya.

Masing-masing penganut agama harus yakin sepenuhnya dengan ajaran agama dan

keperyaannya. Dan selama mereka telah yakin, mustahil mereka akan membenarkan

ajaran yang tidak sejalan dengan ajaran agama dan keperyaannya.

Dalam kategori Masjid dijadikan perayaan natal itu tidak tepat karena

memang di dalam al-Qur‟an tidak membolehkan. Orang Islam sendiri memiliki etika

ketika memasuki Masjid. Dalam sejarah Umar bin Khattab pada tahun 17 hijriah

ketika tiba waktu shalat dan dia diizinkan untuk shalat di gereja tersebut dan

beliaupun tidak bersedia, karena memang bukan tempatnya ia shalat di gereja karena

khawatir akan timbul penafsiran yang berbeda di kemudian hari 8 dengan anggapan

bahwa tindakan Umar tersebut mestilah di ikuti, sehingga Umar menjauhkan diri dari

7 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, ( Jakarta: Lentera Hati, 2002 ), hal.675

8 Wawancara dengan pak Ahmad Bisyri Abdul Somad, M.Ag, pada tanggal 29 April 2015

Page 63: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

54

presepsi buruk yang akan terjadi apabila hal tersebut ia lakukan jangan sampai umat

muslim melaksanakan shalat di dalam gereja. Begitupun sebaliknya jangan sampai

non muslim melaksanakan ibadahnya di Masjid karena Umar sendiri menghindari

melaksanakan ibadah shalat di tempat ibadah umat lain, dalam hal ini gereja.9

Dalam surat Al-jinn ayat 18 Allah berfirman:

): (١٢انج

Artinya: “Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah

kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.”

Ayat di atas menjelaskan bahwa dan diwahyukan pula kepadaku bahwa

sesngguhnya Masjid-Masjid itu, yakni bangunan khusus yang dijadikan tempat sujud

dan beribadah, bahkan seluruh persada bumi di alam raya ini adalah milik Allah

sehingga semua aktivitas di dalamnya harus diarahkan kepada Allah. Karena itu,

maka janganlah kamu semua, wahai makhluk Allah menyembah di dalamnya

bersama yakni di samping Allah sesuatu apa pun. Dalam konteks ini, Nabi Saw

memperingatkan agar tidak menjadikan Masjid sebagai tempat jual beli atau tempat

mencari barang yang hilang. Makna-makna di atas semuanya benar karena memang

Masjid adalah tempat terhormat, ia adalah rumah Tuhan sehingga jangan sampai

digunakan bukan pada tempatnya, apalagi mempersekutukan Allah di sana, baik

persekutuan yang nyata maupun yang tersembunyi.10

9 Wawancara dengan Hj. Siti Hanna, S.Ag, Lc,Ma pada 28 April 2015

10 Quraish shihab, tafsir al-mishbah,hal.389

Page 64: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

55

Adapun alasan lain mengenai dilarangnya non Muslim memasuki Masjid

terdapat pada dalil sebagai berikut:

Allah Swt berfirman dalam Q.S. At-Taubah ayat 28-29 :

.

:(٦٢-٦٢)التوبت

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musrik itu najis,

sebab itu janganlah mereka mendekati Masjidil haram sesudah tahun ini. Dan

jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan

kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. At-Taubah ayat 28-29).

Ayat ini menjelaskan secara gamblang betapa keadaan kaum musyrikin

sehingga mereka harus ditindak dengan tegas atau paling tidak dihindari dan diboikot

lagi dijauhkan dari daerah suci, di sini dijelaskan bahwa mereka sebenarnya adalah

najis sehingga tidak wajar berada di tempat-tempat suci. Ayat ini menyimpulkan

uraian yang lalu dengan menegaskan bahwa: hai orang-orang beriman,

sesungguhnya orang-orang musyrik yang jelas lagi mantap kemusyrikannya karena

bersinambung kemusyrikan itu dalam benak dan hati mereka adalah najis. Kalian

adalah orang-orang yang telah disucikan Allah jiwanya dengan keimanan dan tauhid

sehingga kalian harus menghindar dari sifat-sifat buruk mereka lagi menjauh dari

Page 65: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

56

mereka. Tempat bersuci pun hendaknya tidak mereka datangi. Maka karena itu,

janganlah mereka mendekati Masjidil haram sesudah tahun ini, yakni akhir tahun

kesembilan hijriah saat ayat ini turun.

Ulama berbeda pendapat tentang siapa yang dimaksud dengan musyrikin

pada ayat ini. Ada yang membatasinya pada para penyembah berhala, ada juga yang

memperluasnya sehingga mencakup Ahl al-Kitab,Yahudi dan Nasrani.

Firman Allah Swt سجد انحساو ا ان maka janganlah mereka mendekati) فال قسب

Masjidil haram) menunjukkan akan dilarangnya orang-orang musyrik memasuki

Masjidil haram. Namun para ulama berikhtilaf menjadi beberapa pendapat mengenai

maksud سجدانحساو ان

a. Yang dimaksud ialah Masjidil haram itu sendiri, dengan mengambil dari zhahir

ayat. Pendapat ini adalah madzhab syafi‟i.

b. Yang dimaksud ialah tanah suci itu semua, yakni mekkah dan sekitarnya yang

merupakan daerah haram. Ini adalah pendapat „Atha‟ dan madzhab Hambali.

c. Yang dimaksud semua Masjid, yaitu Masjidil haram, menurut nash,dan Masjid-

Masjid lainnya , menurut analogi (kias). Pendapat ini dianut oleh madzhab Maliki.

d. Yang dimaksud ialah larangan memberi peluang kepada kaum musyrikin untuk

mengerjakan haji dan umrah. Ini adalah madzhab Hanafi.11

C. Apresiasi Terhadap Kelompok Yang Setuju Dan Tidak Setuju Di Cape Town Afsel

Sebagai Tempat Perayaan Natal.

11

M.Ali Ash-Shabuni, Tafsir Ayat-Ayat Hukum Dalam Al-Qur‟an, (Bandung: PT. Al-

Marif, 1971), jilid 1. hal.1009.

Page 66: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

57

Tuhan telah menciptakan seluruh makhluknya dengan berbeda-beda sesuai

dengan kehendaknya. Berbeda-beda itu, termasuk dalam berfikir dan berpendapat,

warna kulit, kebiasaan, suku dan lainnya sehingga menjadikan hidup manusia lebih

dinamis dan penuh warna. Perbedaan-perbedaan jika disikapi dengan positif maka

akan mendatangkan kebaikan dan jika disikapi sebaliknya maka pertengkaran dan

permusuhan akan terjadi. Oleh karena itu sikap interaksi secara positif harus

ditekankan dalam menjalin hubungan dengan orang yang memiliki perbedaan. Salah

satu sikap positif adalah toleransi terhadap perbedaan-perbedaan yang ada. Sikap

toleransi ini yang menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada agar hidup menjadi

mudah dan bermakna, bukan pemicu perselisihan.12

Islam membenarkan kaum muslimin bersifat toleransi, berbuat baik dan

berlaku adil terhadap orang yang di luar Islam selama tidak memerangi kaum

muslimin. Keadilan sosial berarti kita tidak boleh melanggar hak-hak orang lain,

tetapi memandang setiap orang sama kedudukannya di dalam hukum tuhan. Kita

tidak boleh melampaui batas dalam melaksanakan aturan-aturan agama dan tidak

boleh menyimpang dari jalan yang benar karena pengaruh perasaan dan emosi.13

Firman Allah dalam surat Al-Mumtahanah ayat 8, sebagai berikut:

12

Sahibin Naim, Toleransi Dalam Pergaulan Antara Umat Beragama, (Jakarta: Gunung

Agung,1983), hal.60

13 Allamah Sayyid Muhammad Husain Thabathaba‟i, Inilah Islam: Upaya Memahami

Seluruh Konsep Islam Secara Mudah, (Jakarta: Pustaka Hidayah,1992), cet.1, hal.181

Page 67: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

58

:(٢)انتحت

Artinya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-

orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu

dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.(

QS. Al-Mumthanah:8)

Mengenai kasus Masjid Terbuka di Cape Town yang dijadikan sebagai

tempat perayaan Natal Umat Nasrani, dari beberapa analisa yang telah dijelaskan

sebelumnya, pro kontra terjadi disebabkan atas landasan pemikiran yang diambil oleh

masing-masing kelompok. Di satu sisi rumusan di ambil dari penafsiran Qs.At-

Taubah ayat 28-29 mengenai pelarangan kaum musyrikin memasuki Masjidil haram.

Dan di sisi lain, mengenai nilai toleransi yang diagungkan oleh kelompok yang pro

atas permasalahan tersebut.

Adapun kelompok yang tidak menyetujui atas tindakan tersebut beralasan

bahwa tidak boleh menghubungkan antara nilai-nilai akidah antara umat yang satu

dengan umat yang lain. Karena segala sesuatu itu harus berada pada tempatnya.

Setiap agama mempunyai tempat untuk beribadah maka sebaiknya beribadah pada

tempatnya masing-masing. Kecuali, dalam keadaan darurat misalnya terjadi banjir

bandang yang besar, kebakaran yang besar orang Islam mengungsi di gereja, ataupun

orang kristen mengungsi di Masjid, itu masalah lain. Tapi kalau dalam keadaan

normal atau kondisi biasa, atau tidak ada masalah apapun. Sebab orang Islam

mempunyai Masjid, orang kristen mempunyai gereja sebaiknya melaksanakan

ibadahnya di tempat masing-masing. Kenapa, agar tidak terjadi kerancuan. Tidak ada

Page 68: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

59

perbedaan antara agama satu dengan agama yang lain. Pengertian toleransi sendiri

adalah kita bisa menerima perbedaan Bukan meleburkan perbedaannya menjadi

satu.14

Dengan alasan di atas mengisyaratkan bahwasanya secara tegas Islam

melarang mencampuradukan kegiatan antara umat yang satu dengan umat yang lain,

dalam hal ini kasus mengenai tempat peribadatan umat Islam yakni Masjid Terbuka

yang didirikan oleh Taj Hargey di Cape Town Afrika Selatan, bukanlah tindakan

yang dibenarkan oleh syariat apabila Masjid tersebut dijadikan sebagai tempat

perayaan Natal oleh umat Nasrani dengan alasan apapun.

14

Wawancara dengan Hj.Siti Hanna, S.Ag, Lc, Ma, pada 28 April 2015

Page 69: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah penulis paparkan mengenai Masjid Sebagai Tempat

Perayaan Natal Dalam Tinjauan Hukum Islam, maka banyak hal sebenarnya yang

dapat disimpulkan. Namun, penulis mencatat beberapa point penting yang menjadi

inti dari bahan skripsi penulis.

1. Masjid merupakan tempat ibadah umat Islam, dimana mereka melakukan shalat

untuk tunduk kepada Tuhan-Nya. Orang-orang yang memasuki Masjid itu harus

suci, baik suci dalam berpakaian maupun dalam hal badan. Jadi ketika Masjid

dijadikan tempat perayaan natal yang bertujuan untuk menyatukan umat, itu

hukumnya tidak boleh. Karena setiap agama mempunyai tempat peribadatan

masing-masing. Islam hanya mengajarkan untuk bertoleran dalam hak-hak

kemanusiaan saja, akan tetapi dalam hal ibadah tidak membolehkannya. Karena

takut adanya kerancuan dikalangan para umat.

2. Imam syafi’i berpendapat dengan zhahir ayat امفال يقربواالمسجدالحر (maka janganlah

mendekati Masjidil haram). Beliau berkata: “ayat tersebut khusus untuk Masjidil

haram dan berlaku umum bagi semua orang yang kafir.” Maka semua orang bukan

Islam diperbolehkan memasuki semua Masjid, dan semua orang kafir dilarang

memasuki Masjidil haram.

3. Dari beberapa revisi dan hasil wawancara yang didapati penulis, penulis

menyimpulkan bahwa pendapat yang lebih kuat adalah pendapat Imam Syafi’i

Page 70: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

61

alasannya Masjid merupakan tempat ibadah agama Islam, jika di gunakan oleh

agama non Islam maka kedudukan Masjid akan sama dengan tempat ibadah

lainnya. Alasan lainnya adalah bahwasannya tiap agama mempunyai tempat

ibadah masing-masing, oleh karenanya jika ingin beribadah harus ke tempat

ibadah agamanya masing-masing.

2. Saran-saran

a. Mengenai permasalahan yang acap kali timbul dan menjadi perhatian umat Islam

di seluruh dunia, kita sebagai umat Islam harus berhati-hati dalam setiap tindakan

baik dari segi perbuatan maupun dalam segi perkataan. Apalagi dalam masalah

ibadah itu harus sangat berhati-hati. Karena ibadah merupakan ketundukan kita

kepada Tuhan dan kepercayaan kita kepada Tuhan. Jika kita hanya mengikuti

orang-orang yang di sekeliling kita dan kita tidak tahu hukumnya maka kita akan

semakin jauh dengan Allah. Islam memang mengajarkan bahwa kita harus

bertoleran kepada setiap agama akan tetapi toleran yang termasuk hak

kemanusiaan yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah akidah.

Page 71: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

62

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri, Minhajul Muslim: Pedoman Hidup Ideal

Seorang Muslim, penerjemah: Andi Subarkah, Solo: Insan Kamil,2008.

Azis, Abdul, Kerukunan Beragama Sebagai Jalan Hidup Modern Tinjauan

Hukum Sosiologis, Jakarta: Pustaka As-Sunnah,2006.

Abu Abdullah Bin Yazid Al-Kuzaini, Sunan Ibnu Majah, (Bairut:

Maktabah Abi Al-Muati, Juz 1.

Abdul Hussain Muslim Bin Al-Hajjaj Bin Muslim Al-Husairi Annay

Saburi, , Al Jami Ash-Shahih Al-Musamma Shahih Muslim, (Darul: Ihya Atturosi Al-

Arab)i,juz.1

Abu Isy Muhammad Bin Isy At-Tirmidzi, Sunan Tirmidzi, (Bairut: Darul

Gharab Al-Islami), juz.4

Albani Al,Muhammad Nashruddin , Ringkasan Shahih Al-Bukhari,

Penerjemah: Muhammad Iqbal, Jakarta: Pustaka As-Sunnah, 2007.

Ash-shabuni, M.Ali, Tafsir Ayat-Ayat Hukum Dalam Al-Qur’an, Bandung:

PT. Al-Marif, 1971.

Ayub, Muhammad.E., Manajemen Masjid: Petunujk Praktis Bagi

Pengurus, Jakarta: Gema Insani Press, 1996.

Aminuddin, Zurnial Z , Fiqih Ibadah, Lembaga Penelitian Universitas

Islam Negeri Syari Hidayatullah : Jakarta, 2008.

Bali, Wahid Abdussalam, 474 Kesalahan Umum Dalam Aqidah Dan

Ibadah Beserta Koreksinya, (Jakarta: Darul Haq, 2005

Connolly ,Peter , Aneka Pendekatan Study Agama, Yogyakarta: Lkis, 2002.

Djaelani ,Abdul Qadir , Mewujudkan Masyarakat Sejahtera Dan

Damai,Surabaya: Bina Ilmu, 1997.

Gazalba, Sidi, Masjid Pusat Ibadah Dan Kebudayaan Islam, Jakarta:

Pustaka Al-Husna, 1989.

Ghazali Al,Syaikh Muhammad, Al-Ghazali Menjawab 100 Soal

Keislaman, Jakarta: Lentera Hati, 2011.

Husain, Huri Yasin, Fiqih Masjid ,Jakarta; Pustaka Al-Kautsar, 2011.

Page 72: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

63

Harap, Sofyan Syafri, Manajemen Masjid :Untuk Meningkatkan

Kesejahteraan Umat, Jakarta: Pustaka Quantum Prima, 2000.

http://www.indonesia-

capetown.org.za/latarbelakang.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cape_Town

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-

mancanegara/12/07/06/m6qnzb-sejarah-islam-di-cape-town-1

http://mushypeas.org/history-self-professed-muslim-leader-taj-hargey-

people-smell-rat

http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/14/09/20/nc7

3s8-di-masjid-terbuka-ini-perempuan-boleh-jadi-imam-lakilaki

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/09/20/nc6mfx-

didemo-pendiri-masjid-khusus-gay-malah-salahkan-arab-saudi

http://www.dream.co.id/news/masjid-di-afsel-jadi-tempat-perayaan-natal-

1412166.html

http://wartasejarah.blogspot.com/2015/01/sejarah-kampung-maccasar-di-

afrika.html,di

Mubawiy, Idris, Kamus Idris Marbawiy Arab Melayu, Dar Haya Al-Kutub

Al Arabiyah Indonesia

Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif,Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1997.

Naim, Sahibin, Toleransi Dalam Pergaulan Antara Umat Beragama,

Jakarta: Gunung Agung,1983.

Qahthani AL,Sa’id Bin Ali Bin Wahf, Adab Dan Keutamaan Menuju

Masjid Dan Di Masjid Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2003.

Rasyid, Mahmud Ahamd, Ensiklopedi Fatwa Syaikh Al-Bani,( Jakarta:

Pustaka As-Sunnah, 2006

Rukmana, Nana, Masjid Dan Dakwah: Merencanakan, Membangun,Dan

Mengelola Masjid Mengemas Substansi Dakwah, Upaya Pemecahan Krisis Moral

Dan Spiritual,Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002.

Saleh, Hasan, Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer,

Jakarta:PT.Grafindo Persada2008.

Page 73: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

64

Shihab, M. Quraish, Kerukunan Beragama Dari Perspektif Negara, HAM,

Dan Agama-agama, Jakarta:PT.MUI,1996.

Supeno, Wahyudin, Perpustakaan Masjid Pembinaan Dan Pengembangan,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.

Sutarmadi, Ahmad,Manajemen Masjid Kontemporer,Jakarta: Media

Bangsa, 2012.

Syarif, Mujar Ibnu, Hak-Hak Politik Minoritas Non Muslim Dalam

Komunitas Islam,Bandung: Angkasa, 2003.

Shihab, Quraish, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Shaleh, Qamaruddin dan DKK, Asbabun Nuzul, (Bandung: CV.Ponegoro,

1995)

Thabathaba’i, Allamah Sayyid Muhammad Husain, Inilah Islam: Upaya

Memahami Seluruh Konsep Islam Secara Mudah,Jakarta: Pustaka Hidayah,1992.

Usman, Husaini, dan Purnomo Sutiady Akbar, Metode Penelitian

Sosial,Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Wanili, Khairuddin, Ensiklopedi Masjid Hukum, Adab Dan Bid’ahnya,

Jakarta:Team Darus Sunnah, 2014.

Yaqub, Ali Mustafa, Setan Berkalung Surban,Jakarta: PT. Pustaka Firdaus,

2014.

Page 74: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

65

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 75: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

65

Page 76: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

66

Narasumber : Hj. Siti Hana, S.Ag., Lc, Ma

Jabatan : Sekretaris Jurusan

Tempat Wawancara : Ruang Prodi PMH

Waktu Wawancara : 28 April 2015, 12.36 WIB

1. Bagaimana Menurut Ibu Atau Bapak Toleransi terhadap non muslim?

Al-Qur’an mengajarkan kita bahwa toleransi itu harus, artinya kita hidup

dengan orang lain dengan non muslim itu harus dijaga kesopanannya, hak

manusianya, dan segala macam. Tetapi tentunya toleransi yang tidak

menyangkut masalah-masalah ibadah. Secara hubungan personal dan

hubungan kemanusiaan tidak ada masalah namun sebaliknya kita harus

menjaga baik hubungan tersebut. Selain itu mestilah kita mempersilahkan

mengenai tempat dan kesempatan untuk non muslim beribadah dengan cara

mereka tapi bukan berarti mengikuti ibadah meraka itulah yang disebut

toleransi. Kita bisa menerima perbedaan orang lain dengan hati terbuka jadi

tidak ada masalah. Semisal ada tetangga non muslim beribadah dengan cara

dia dengan segala macam kita menerima itu karena memang pilihan mereka

itulah yang disebut toleransi. Tetapi bukan toleransi jika kita mengikuti

ibadah-ibadah dengan cara mereka, justru itu sudah termasuk kebablasan jika

kita mengikuti ibadah-ibadah mereka. Toleransi ialah siap menerima

perbedaan orang lain, akan tetapi kita juga harus menjaga aturan-aturan yang

telah ditetapkan oleh Allah.

2. Bagaimana ketika masjid dijadikan tempat perayaan natal?

Sesuatu itu harus berada pada tempatnya. Setiap agama mempunyai tempat

untuk beribadah maka sebaiknya beribadah pada tempatnya masing-masing.

Kecuali, dalam keadaan darurat misalnya terjadi banjir bandang yang besar,

kebakaran yang besar orang Islam mengungsi di gereja, ataupun orang kristen

mengungsi di masjid, itu masalah lain. Tapi kalau dalam keadaan normal atau

kondisi biasa, atau tidak ada masalah apapun. Sebab orang Islam mempunyai

masjid, orang kristen mempunyai gereja sebaiknya melaksanakan ibadahnya

Page 77: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

67

di tempat masing-masing. Kenapa, agar tidak terjadi kerancuan. Tidak ada

perbedaan antara agama satu dengan agama yang lain. Pengertian toleransi

sendiri adalah kita bisa menerima perbedaan Bukan meleburkan

perbedaannya menjadi satu.

Kisah ketika umar bin khattab ke Palestina, Umar melihat ada sebuah Gereja

yang dikenal dengan sebutan Greja Kiyamah dan ia memasukinya. Tepat pada

tiba nya waktu shalat, kemudian seorang Nasrani menawarkannya untuk

shalat di Greja tersebut, namun Umar menolaknya dan keluar dan

mengerjakan shalat di luar area gereja tersebut. Dengan alasan apabila ia

melakukan shalat di gereja tersebut maka umat muslim dikhawatirkan akan

beranggapan bahwa tindakan Umar tersebut mestilah di ikuti, sehingga Umar

menjauhkan diri dari presepsi buruk yang akan terjadi apabila hal tersebut ia

lakukan maka umat muslim pun akan bertindak serupa yakni melaksanakan

shalat di dalam gereja. Begitupun sebaliknya jangan sampai non muslim

melaksanakan ibadahnya di Masjid karena Umar sendiri menghindari

melaksanakan ibadah shalat di tempat ibadah umat lain, dalam hal ini gereja.

3. Bagaimana pendapat ibu mengenai masjid tersebut dibuka untuk umum guna

mempersatuakan hubungan antar umat beragama.

Yang pertama adalah masjid tidak hanya untuk dijadikan tempat shalat,

tetapi juga untuk berkumpul. Jadi setiap perkumpulan itu pasti adanya di

masjid, akan tetapi untuk zaman sekarang itu berbeda karena zaman

sekarang bisa saja kita berkumpul di aula, berkumpul di gedung bukan

tempat pemersatunya perkumpulan.

Kemudian tujuan Nabi muhammad datang dalam rangka berdakwah, bukan

hanya tiba-tiba menyuruh mereka datang beribadah tetapi untuk mengajak

mereka karena mereka belum mengerti tentang agama.

Dan Ketika masjid terbuka tersebut ditujukan sebagai pemersatu umat Islam

dengan umat lain justru akan memicu pertikaian umat Islam itu sendiri

karena sebuah perbuatan yang dilakukan pendiri masjid tersebut adalah

perbuatan kontroversial ada yang pro dan ada yang kontra. Jadi walaupun

Page 78: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

68

niatnya untuk mempersatukan umat justru malah akan menajaga jarak

antara umat Islam itu sendiri.

Jakarta 28 April 2015

Sekretaris jurusan

Hj. Siti hanna, S.Ag, Lc, Ma

Page 79: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

68

Page 80: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

69

Narasumber : Dr. Ahmad Sudirman Abbas

Jabatan : Dosen fakultas syariah dan hukum

Tempat wawancara : Di Rumah

Waktu wawancara : 22 April 2015, 17.30

1. Bagaimana menurut bapak tentang toleransi terhadap non muslim?

Menelusuri ayat Al-Qur’an yang membahas mengenai toleransi yang terdapat pada

surat Al-Kafirun, dan makna ayat tersebut dapat kita pahami dari asbabun nuzul

yang menerangkan tentang kesepakatan kaum Quraish untuk bertanya mengenai

kehendak Rasulullah di utus apakah demi mencari harta, tahta, atau wanita. Dan

Rasulullah menjawab dengan tegas di utusnya beliau di muka bumi ini buka karena

misi tersebut. Dan kemudian turunlah wahyu Allah, yang menyatakan bahwa

bagimu agamamu dan bagi ku agama ku yang berarti masalah agama tidak bisa di

campur adukan dengan masalah muamalah.

2. Bagaimana menurut bapak ketika masjid dijadikan tempat perayaan natal?

Masjid itu tempat ibadah umat muslim, jangankan untuk Non muslim

memasuki masjid, seorang Muslim pun yang tubuhnya dalam keadaan najis

itu dilarang untuk berdiam diri di masjid. Jadi untuk umat lain tidak bisa

menggunakan masjid sebagai perayaan umatnya, karena umat beragama

memiliki tempat ibadahnya masing-masing dan tempat ibadah tidak bisa di

satukan karena akan menyebabkan tercampurnya pemikiran antara umat

yang satu dengan umat beragama yang lain. Dan menelaah kembali sejarahnya

ketika Umar bin Khattab melarang ahli kitab mendatangi masjid.

3. Bagaimana batasan toleransi terhadap non muslim?

Islam itu tidak pernah memaksakan agama lain untuk berkeyakinan masuk

ke dalam agama Islam. Tentang ibadah masing-masing, lakum dinukum

waliyadin.

Page 81: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

70

Jakarta, 22 April 2015

Dosen UIN Jakarta

Dr. Ahmad Sudirman Abbas

Page 82: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

70

Page 83: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

71

Narasumber : Ahmad Bisyri Abdul Somad, M.Ag

Jabatan : Dosen Fakultas Syariah Dan Hukum

Tempat wawancara : Kampus Syariah Uin Syariah Dan Hukum

Waktu wawancara : 29 april 2015, 14:09 WIB

1. Bagaimana menurut bapak toleransi terhadap non muslim?

Toleransi ini terbagi dalam beberapa kategori , kalau dalam kategori masjid

dijadikan perayaan natal itu tidak tepat karena memang di dalam al-

qur’annya tidak membolehkan.

Dalam surat al-jinn ayat 18 Allah berfirman:

:(٨١)الجن

Artinya:” Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka

janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping

(menyembah) Allah. ( QS. Al-jinn:18)

Orang Islam saja ketika memasuki masjid itu harus ada etikanya. Jadi

toleransi terhadap tempat peribadatan itu tidak tepat. Dalam sejarah Umar

bin khattab pada tahun 17 hijriah ketika tiba waktu shalat dan dia diizinkan

untuk shalat di gereja tersebut dan beliau tiadak bersedia, karena memang

bukan tempatnya ia shalat di gereja tersebut khawattir umat Islam akan

timbul penafsiran yang berbeda di kemudian hari. Jadi kalau kasus di Afrika

punya kasus tersendiri tapi secara parameter al-Qur’an tidak boleh. Dalam

masa sejarah toleransi terhadap ibadah itu tidak ada tapi toleransi

terhadap yang lain itu banyak.

Page 84: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

72

2. Bagaimana ketika masjid dijadikan tempat perayaan natal?

Setiap agama mempunyai tempat masing-masing, selama ini minoritas di

tengah mayoritas muslim dalam sejarahnya, kalaupun pemerintah Islam

misalnya di Mesir, Marwan bin Abdul Malik membangun gereja di daerah

komunitas kristen namanya di daerah khalwan pada masa Muawiyah. Ketika

Ia menjadi seorang khalifah itu pun Ia membangun gereja di tengah

komunitas orang kristen. Namun intinya pelakasanaan perayaan natal di

masjid Cape Town sudah bertentangan. Berpatokan kembali pada Al-Qur’an

surat al-jinn ayat 18.

3. Bagaimana batasan toleransi terhadap non muslim?

Perbedaan dalam kita memberikan toleransi selama kita tidak .

mengorbankan prinsip-prinsip Islam yang sudah baku dalam Islam. Kalau

itu dilanggar maka kita akan menjadi murtad. Seperti halnya masalah

trinitas, kita tidak bisa mentolerir hal tersebut karena hal itu merupakan

akidah. Jadi masalah toleransi mengenai akidah atau prinsip itu tidak boleh,

yang diperbolehkan yakni mengenai masalah muamalah. Dalam hal lain

ibadah yang mereka lakukan, kita pun mempersilahkannya asal kegiatan

ibadah tersebut dilaksanakan di tempat mereka dan janganlah kita larang

karena Islam tidaklah memaksa dalam hal keyakinan.

Adapun Ayat yang membolehkan umat muslim berbuat baik pada non

muslim Allah berfirman dalam surat al-mumtahanah ayat 8

Page 85: MASJID SEBAGAI TEMPAT PERAYAAN NATAL DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30810/1/... · Undangan acara bertajuk “Undangan Natal Bersejarah “ itu di tujukan

73

:( ١)الممتحنه

Artinya: Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-

orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu

dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.

(QS.Al-Mumtahana:8)

Jadi dalam ayat di atas menjelaskan bahwa selama mereka berbuat baik kepada

kita, kita pun harus berbuat baik kepada mereka.

Jakarta, 29 April 2015 Dosen UIN Jakarta

Ahmad Bisyri Abdul Somad, M.Ag