Mashlahah Dalam Konsumsi 2

3
A. MASHLAHAH DALAM KONSUMSI Dalam menjelaskan konsumsi, kita mengamsumsikan bahwa konsumen cenderung untuk memilih barang dan jasa yang memberikan mashlahah maksimum. Hal ini sesuai dengan rasonialitas islami bahwa setiap pelaku ekonomi selalu ingin meningkatkan mashlahah yang diperolehnya. Demikian pula dalam hal perilaku konsumsi, seorang konsumen akan mempertimbangkan manfaat dan berkah dari hasil kegiatan konsumsinya. Konsumen juga merasakan adanya manfaat suatu kegiatan konsumsi ketika ia mendapatkan pemenuhan kebutuhan fisik atau psikis atau material. Disisi lain, berkah akan diperolehnya ketika ia mengonsumsi barang/jasa yang telah dikonsumsi. Mengonsumsi barang/jasa yang haram akan menimbulkan dosa yang pada akhirnya akan timbul yang berujung kepada siksa Allah. Misalnya ketika seseorang sedang menonton telivisi di pagi hari, maka ia bisa memilih channel mengenai berita politik dan hukum, berita kriminal, film kartun, hiburan musik atau siaran lainnya. Semua siaran tersebut dirancang untuk memberikn manfaat bagi penontonnya, baik berupa layanan informasi maupun kepuasan psikis. Tmabahan informasi dan kepuasan psikis tambahan informasi dan kepuasan psikis inilah yang merupakan mashlahah duniawi atau manfaat 1.Kebutuhan dan Keinginan bila masyarakat menghendaki lebih banyak akan suatu barang atau jasa,maka hal ini akan tercermin pada kenaikan permintaan akan barang/jasa tersebut.kehendak seseorang untuk membeli atau memiliki suatu barang atau jasa bisa muncul karena faktor kebutuhan atau keinginan. di sisi lain,keinginan adalah terkait dengan hasrat atau harapan seseorang yang jika dipenuhi belum tentu akan meningkatkan kesempurnaan manusia ataupun suatu barang. misalnya,ketika seseorng membangun rumah ia menginginkan

description

mashlahah daam konsums

Transcript of Mashlahah Dalam Konsumsi 2

Page 1: Mashlahah Dalam Konsumsi 2

A. MASHLAHAH DALAM KONSUMSIDalam menjelaskan konsumsi, kita mengamsumsikan bahwa konsumen cenderung untuk memilih barang dan jasa yang memberikan mashlahah maksimum. Hal ini sesuai dengan rasonialitas islami bahwa setiap pelaku ekonomi selalu ingin meningkatkan mashlahah yang diperolehnya.Demikian pula dalam hal perilaku konsumsi, seorang konsumen akan mempertimbangkan manfaat dan berkah dari hasil kegiatan konsumsinya. Konsumen juga merasakan adanya manfaat suatu kegiatan konsumsi ketika ia mendapatkan pemenuhan kebutuhan fisik atau psikis atau material. Disisi lain, berkah akan diperolehnya ketika ia mengonsumsi barang/jasa yang telah dikonsumsi. Mengonsumsi barang/jasa yang haram akan menimbulkan dosa yang pada akhirnya akan timbul yang berujung kepada siksa Allah.Misalnya ketika seseorang sedang menonton telivisi di pagi hari, maka ia bisa memilih channel mengenai berita politik dan hukum, berita kriminal, film kartun, hiburan musik atau siaran lainnya. Semua siaran tersebut dirancang untuk memberikn manfaat bagi penontonnya, baik berupa layanan informasi maupun kepuasan psikis. Tmabahan informasi dan kepuasan psikistambahan informasi dan kepuasan psikis inilah yang merupakan mashlahah duniawi atau manfaat

1.Kebutuhan dan Keinginanbila masyarakat menghendaki lebih banyak akan suatu barang atau jasa,maka hal ini akan tercermin pada kenaikan permintaan akan barang/jasa tersebut.kehendak seseorang untuk membeli atau memiliki suatu barang atau jasa bisa muncul karena faktor kebutuhan atau keinginan.di sisi lain,keinginan adalah terkait dengan hasrat atau harapan seseorang yang jika dipenuhi belum tentu akan meningkatkan kesempurnaan manusia ataupun suatu barang. misalnya,ketika seseorng membangun rumah ia menginginkan adanya warna yang nyaman,interior,yang rapi dan indah ,ruangan yang longgar,dan sebagainya.secara umum,pemenuhan terhadap kebutuhan akan memberikan tambahan manfaat bfisik,spiritual,intelektual ataupun material,sedangkan pemenuhan keinginan kan menambah kepuasan atau manfaat psikis disamping manfaat lainya.jika,suatu kebutuhan di inginkan oleh seseorang ,maka pemenuhan kebutuhan tersebut akan melahirkan maslahah sekaligus kepuasan,namun jika pemenuhan kebutuhan tidak dilandasi keinginan maka akan memberikan maanfaat semata.dalam kasus,jika yang diingin bukan merupakan suatu kebutuhan ,maka pemenuhan keinginan tersebut hanya akan memberikan kepiuasan saja.dalam ajaran islam ,pemenuhan kebutuhan atau keinginan tetap dibolehkan selama hal itu mampu menambah mashlahah atau tidak mendatangkan mudharat.sebagai misal,islam menjelaskan mengenai motivasi atau keinginan seseorang dalam menikahi seseorang pada empat sebab utma,yaitu karena kecantikanya,karena,kekayaanya,karena kedudukanya,dan karena agama-kekhlakanya.

Page 2: Mashlahah Dalam Konsumsi 2

2.Mashlahah dan Kepuasan jika dilihat kandungan mashlahah dari suatu barang/jasa yang teriri dari manfaat dan berkah,maka disini seolah tampak bahwa manfaat dan kepuasan adalah identik.dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah merupakan suatu akibat dari terpenuhinya suatu keinginan,sedangkan mashlaha merupakan suatu akibat atas terpenuhinya suatu kebutuhan atau fitrah.berbeda dengan kepuasan yang bersifat individualis,maslahah tidak hanya bisa dirasakan oleh individu.maslahah bisa jadi dirasakan selain konsumen,yaitu dirasakan oleh sekelompok masyarakat.sebagai misal ketika seseorang membelikan makan untuk tetangga miskin,maka maslahah fisik atau psikis akan dinikmati oleh tetangga yang dibelikan,makanan,sementara itu,si pembeli atau konsumen akan menadapat berkah. hal ini menunjukan bahwa dalam kegiatan muamalah dimungkinkan diperolah manfaatb sekaligus berkah.

3.Mashlahah dan nilai-nilai ekonomi islampenerapan prinsip ekonomi yang tanpa diikuti oleh pelaksanaan nilai-nilai islam hanya akan memberikan manfaat (mashlahah duniawi),sedangkan pelaksaan sekaligus prinsip dan nilai akan melahirkan manfaat dan berkah atau mashlahah dunia akhirat.sebagai misal,seorang konsumen yang memperhatikan prinsip kecukupan (sufficiency) dalam memberi baranh,artinya ia akan berusaha untuk membeli sejumlah barang atau jasa sehingga kebutuhan minimalnya tercukupi.ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencukupi kebutuhan tersebut,tanpa perlu memandang ketersediaan barang bagi orang lain.dapat disimpulkan bahwa manfaat dan berkah hanya akan diperoleh ketika prinsip dan nilai-nilai islam bersama-sama diterapkan dalam perilaku ekonomi.sebaliknya,jika hanya prinsip saja yang dilaksanakan misalnya pemenuhan kebutuhan,maka akan menghasilkan manfaat duniawi semata.keberkahan akan muncul ketika dalam kegiatan ekonomi- -konsumsi misalnya- disertai dengan niat dan perbuatan yang baik seperti menolong orang lain, bertindak adil,dan semacamnya.