Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
-
Upload
deze-wibisono -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
1/18
Bringing the Public Back In
MASALAH PUBLIK
DAN ADMINISTRASI PUBLIK
Ada dua utas benang merah yang menjadi pengikat setiap bab
dalam buku ini. Pertama, pemahaman tentang masalah publik dan
administrasi publik. Kedua, indikasi hipotetik tentang hilangnya
konsep publik dari pemikiran dan praktek administrasi publik di
Indonesia. Oleh karena itu, sebagai bab pendahuluan, bagian ini akan
membahas lebih lanjut mengenai dua utas benang merah tersebutdengan meliputi empat persoalan strategis sebagai titik berangkat.
Pertama, apa yang dimaksud dengan masalah publik? Kedua, apa
relevansi kajian tentang masalah publik bagi studi administrasi
publik? Ketiga,mengapa konsep publik hilang dari pemikiran dan
praktek administrasi publik di Indonesia? Keempat,bab ini ditutup
dengan bahasan tentang lingkup, pendekatan dan review singkat
tentang topik-topik pilihan sebagai ilustrasi empirik tentang
kompleksitas masalah publik. Sedangkan dari mana revitalisasi
konsep publik harus dimulai, dibahas dibahas lebih rinci dalam babpenutup buku ini, yaituBab Tujuh.
Tentang Masalah Publik
alam pengertian sehari-hari kata masalah mempunyai
konotasi negati! yang mengacu pada tiga keadaan.Pertama, keadaan
di mana terdapat ketidak-sesuaian "discrepancy# antara harapan
"expectation# dengan kenyataan "reality#. Kedua, keadaan di manaterdapat hambatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ketiga, keadaan di mana terdapat penyimpangan terhadap apa yang
dianggap normal. alam tulisan ini, kata masalahdigunakan dengan
konotasi akademik yang agak berbeda dengan pengertian di atas.
Pertama, sebagai padanan dari kata kata issue, yaitu suatu bahan
pembicaraan atau kajian. Kedua, sebagai topik, yaitu suatu gagasan
utama "main idea# dari suatu kajian atau penelitian ilmiah. Ketiga,
$
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
2/18
Bringing the Public Back In
sebagai suatupersoalan, yaitu kenyataan yang dianggap tidak sesuai
dengan harapan, atau hambatan yang menghalangi pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan, atau sebagai penyimpangan dari apa yang
dianggap normal. engan demikian pengertian masalah dalam
tulisan ini mencakup, baik dimensi teoritik maupun dimensi praktikyang digunakan sehari-hari. engan demikian dapat dirumuskan,
bahwa masalah adalah suatu issue yang dapat menjadi gagasan
utama dalam suatu penelitian atau suatu kajian ilmiah dan
merupakanpersoalanyang memerlukan penyelesaian.
%ntuk memahami pengertian masalah publik lebih lanjut, di
sini akan dibahas pengertian katapublik sebagai pembeda utama dari
masalah-masalah lain. &ika ditelusuri secara etimologis, kata publikmerupakan terjemahan langsung dari kata public dalam bahasa
Inggeris yang berakar pada dua sumber. Pertama, dari bahasa
'unani pubes, yang berarti kedeasaan, baik kedewasaan yang
bersi!at !isikal, emosional maupun intelektual. alam psikologi
perkembangan anak, dikenal ada masa puber yang dimengerti
sebagai suatu tahap kehidupan sosial seorang manusia, yaitu masa
transisi dari seorang anak menjadi seorang manusia dewasa. Secara
biologis, dalam masa ini seorang anak mengalami perubahan !isik
substanti! sebagai akibat akti!nya hormon reproduksi dalam tubuh.Secara sosial, dalam !ase ini seorang anak mengalami perubahan
orientasi diri dari yang cenderung menempatkan dirinya sebagai
pusat "se!l"centered indi#idual# menjadi seorang dewasa yang
mampu memandang dan memahami diri di tengah orang-orang lain
di luar dirinya.
(etika seorang anak berbicara tentang dan memahami kata
ibu, biasanya itu berarti berbicara tentang ibu"ku. emikian pulaketika berbicara tentang rumah, yang nyata untuknya adalah rumah"
ku, atau berbicara tentang mobil yang ada dalam benaknya adalah
mobil"ku, atau paling jauh mobil ayah"ku. )al itu disebabkan karena
seorang anak pengalamannya masih masih terbatas dan belum
mampu ber!ikir abstrak. alam masa puber, seorang anak mulai
memahami diri dan kepentingannya di tengah diri dan kepentingan
orang lain, serta mulai memahami akibat tindakannya terhadap orang
*
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
3/18
Bringing the Public Back In
lain dan sebaliknya. ari pemahaman ini, kata public mengandung
konotasi sebagai kemampuan ber!ikir dan bertindak secara dewasa.
Secara terbalik dapat juga dirumuskan, bahwa hanya orang yang
dewasa secara !isikal, emosional, intelektual dan sosial yang
mempunyai kemampuan bertindak secara publik. alam halbertindak secara publik, dapat berlaku kata-kata bijak yang sudah
dekat dengan telinga, menjadi tua adalah proses alamiah, namun
menjadi deasa adalah pilihan yang memerlukan perjuangan. )al
ini dapat juga berarti bahwa, tidak semua pejabat publik dengan
sendirinya mempunyai kemampuan untuk bertindak secara publik
termasuk mereka yang merasa terpanggil untuk menjalankan tugas
pelayanan publik.
(embali pada pemahaman etimologis, kata lain yang juga
memberi makna pada kata publik, adalah kata koinon yang juga
berasal dari bahasa 'unani dan diadopsi ke dalam bahasa Inggeris
menjadi common. (ata ini di dalam bahasa Indonesia dipadankan
dengan kata umum, seperti dalam istilah kendaraan umum, jalan
umum, tele!on umum, dan toilet umum. +erdasar pada dua sumber
etimologis di atas, dalam kamus bahasa Inggris dapat ditemukan
dalam dua bentuk katapublic. Sebagai kata benda, istilah the public
menunjuk pada the community in general atau part o! thecommunity ha#ing a particular interest in common. Sebagai kata
si!at, istilahpublicberarti o!, !or, connected ith, oned by, done
!or or done by, knon to, people in general.")ornby, owie and
/imson0 $123#. engan demikian, masalah publikdalam buku ini
dide!inisikan sebagai suatu issue yang menarik perhatian dan
menyangkut hajat hidup orang banyak, yang dapat dijadikan sebagai
gagasan utama dalam suatu kajian atau penelitian ilmiah dan
merupakan persoalan yang memerlukan penyelesaian atauinter#ensi, baik yang dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk
kebijakan "policies#,maupun oleh anggota masyarakat dalam bentuk
tindakan bersama "collective actions#.
Tentang Administrasi Publik
4
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
4/18
Bringing the Public Back In
Sebagai disiplin ilmu, administrasi publik merupakan sebuah
disiplin eklekti! yang banyak meminjam perangkat analisis dari
bidang ilmu lain, baik paradigma yang digunakannya, konsep dan
penjelasan teoritiknya, ruang lingkup dan metodologinya, maupun
obyek studi yang menjadi pusat perhatiannya. Oleh karena itu tidakheran jika para penstudi administrasi publik sendiri, tidak betul-betul
bersepakat pandang mengenai de!inisi bidang ilmu yang mereka
geluti. Sejak 5oodrow 5ilson "$662#mengajukan pemisahan ilmu
administrasi dari ilmu politik yang dikenal dengan dikotomi politik-
administrasi, disiplin administrasi publik mengalami pergeseran
paradigmatik secara dinamis dan menerus. 7aradigma dikotomi
politik-administrasi, yang juga didukung oleh 8rank &./oodnow
"$199# melalui bukunya Politics $dministration, pada dasarnyamembagi dua !ungsi pemerintah yang berbeda, yaitu politik yang
merupakan kebijakan atau ekspresi keinginan pemerintah dan
administrasi yang berupa pelaksanaan kebijakan tersebut. asar
pembedaan tersebut adalah pemisahan kekuasaan legislati!, eksekuti!
dan yudikati!. :egitimasi terhadap bidang administrasi publik mulai
terlihat dalam tulisan 5hite "$1*;# Introduction to the %tudy o!
Public $dministration yang membahas administrasi publik secara
khusus. 7aradigma ini mendominasi pemikiran tentang administrasi
publik antara tahun $199 s
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
5/18
Bringing the Public Back In
Sejak itu, pendulum paradigma administrasi publik kembali
bergerak ke pangkuan induknya, menjadi bagian ilmu politik. )al
tersebut berlangsung sampai dengan awal tahun 29-an. 7ada periode
ini terjadi pembaharuan dan penegasan tentang de!inisi lokusadministrasi publik, birokrasi pemerintah, namun semakin
menghilangnya !okus. Administrasi publik kembali kehilangan
identitasnya sebagai disiplin yang mandiri, bahkan tahun $1;9-an
administrasi publik diperlakukan sebagai illegal aliensdi beberapa
!akultas ilmu politik di Amerika Serikat. Administrasi publik pernah
bergerak kearah dan diwarnai oleh ilmu manajemen "$1=;-$129#,
bahkan pada pertengahan tahun ;9-an teori organisasi sempat
menjadi !okus administrasi publik. 7endirian %chool o! Business andPublic $dministrationdi ornell %niversity, Ithaca, >', merupakan
salah satu tonggak akademik berjayanya paradigma ini.
7erjuangan para pendukung administrasi publik untuk
mencari identitas yang jelas sebagai sebuah disiplin ilmu masih terus
berlangsung sampai saat ini. i Amerika Serikat kepercayaan diri
para pendukung administrasi publik muncul dengan berdirinya
&ational $ssociation o! %chools o! Public $!!airs and $dministration
'&$%P$$(. eski pemahaman dan rumusan-rumusan de!inisiadministrasi publik setelah tahun 29-an masih diwarnai dengan
warna ilmu politik, namun usaha pencarian identitas mandiri juga
sangat tampak. >icholas )enry "$12=# misalnya, merumuskan
identitas tersebut sebagai berikut@
Public administration di!!ers !rom political science in its
emphasis on bureaucratic structure and beha#ior and in its
methodologies. Public administration di!!ers !romadministrati#e science in the e#aluati#e techni)ues used by
nonpro!it organi*ations, and because pro!it"seeking
organi*ations are considerably less constrained in
considering the public interest in their decision"making
structures and the beha#ior o! their administrators.
=
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
6/18
Bringing the Public Back In
"Administrasi publik berbeda dengan ilmu politik dalam
penekanannya terhadap sikap dan struktur birokratik dan
dalam metodologinya. Administrasi publik berbeda dari ilmu
administrasi dalam teknik evaluati! yang digunakan oleh
organisasi nirlaba, dan karena organisasi pencari-laba tidakbegitu memperhatikan
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
7/18
Bringing the Public Back In
tindih dan batasan yang kabur harus dilihat sebagai kekuatan,
walaupun mungkin mengganggu bagi beberapa pemikiran
baku#.
+uku ini mengambil posisi bersepakat dengan mereka yangberpandangan positi! dan konstrukti! tentang administrasi publik
sebagai sebuah disiplin yang perlu memiliki identitas dan !okus yang
jelas. )al ini sangat diperlukan, terutama dalam usaha membangun
pengetahuan yang #alid,yang dapat diterapkan dalam dunia praksis.
Salah satu pembeda utama yang khas dan sangat kuat dari disiplin
administrasi publik dibanding dengan disiplin ilmu lain adalah
karakter ke-publik-annya "publicness#. Oleh karena itu ruang lingkup
disiplin administrasi publik meliputi, pembuatan kebijakan untukmengatur kepentingan publik, implementasi kebijakan publik dengan
segala strategi pelaksanaannya, dan pelayanan publik sebagai satu-
satunya alasan sah "reason detre# bagi eksistensi administrasi
publik, baik sebagai ilmu apalagi sebagai seni untuk melayani.
(onsekuensi logis dari menjadikan publicness sebagai karakter
utama disiplin administrasi publik adalah perlunya pemahaman
mendalam dan meluas tentang berbagai masalah publik seperti yang
telah dirumuskan de!inisinya di bagian awal bab ini. i sini pulalah
kajian tentang masalah publik, menemukan relevansinya dalam studiadministrasi publik.
Seiring dengan semangat jaman, dunia modern diliputi
banyak paradoks. emikian pula halnya dalam bidang administrasi
publik. i satu sisi, dunia modern membutuhkan negara yang kuat
dan otonom yang memiliki kemampuan untuk melayani dan menjaga
hak-hak warganya. i sisi yang lain, dunia modern juga merupakan
ibu kandung bagi lahir dan berkembangnya kembali konsepmasyarakat warga "ci#il society#. asyarakat yang sadar, tidak hanya
akan kewajiban-kewajibannya, tetapi juga sadar akan hak-hak
kewarga-negaraannya. i dalam paradoks itulah disiplin administrasi
publik modern menemukan jati diri dan panggilannya, di satu sisi
menjadi ujung tombak negara dalam mewujudkan pengelolaan yang
baik "good go#ernance#, dan di sisi yang lain menjadi tumpuan
warga dalam menyelenggarakan pelayanan publik "wianto, *99;#.
2
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
8/18
Bringing the Public Back In
alam konteks inilah kajian terhadap masalah-masalah publik, sekali
lagi menemukan relevansinya dalam studi administrasi publik
modern, khususnya di Indonesia.
Administrasi publik modern yang berkembang saat ini, baikdi tingkat teori maupun praksis, dibangun dengan berlandaskan pada
jaringan-jaringan vertikal dan horiBontal dari berbagai tipe organisasi
publik, yang terdiri dari lembaga pemerintah "go#ernment#, lembaga
non-pemerintah "&/0s#, dan semi-pemerintah ")uasi"go#ernmental
organi*ations#, baik yang bersi!at pro!it"oriented, non"pro!it
oriented, maupun organisasi yang bersi!at sukarela "#oluntary
organi*ations#. Setiap warga negara berpartisipasi dalam kehidupan
publik dengan melalui berbagai cara dan bidang kehidupan. Olehkarena itu, nilai atau jiwa utama dari administrasi publik modern
secara umum berusaha untuk mencakup pemahaman tentang
komitmen publik, dan secara khusus berusaha memberi tanggapan
"responses# terhadap kepentingan masing-masing individu warga
negara dan kelompok-kelompok warga negara. engan kata lain
dapat dikatakan, bahwa administrasi publik modern mengakomodasi
konsep publik dalam arti yang amat luas. Publik tidak hanya
diasosiasikan dengan pemerintahan, karena pemerintahan hanyalah
salah satu aspek dari publik itu sendiri. 7aradigma terakhir inilahyang ingin diusulkan oleh penulis buku ini sebagai paradigma
masyarakat argaatau #irtuous citi*en paradigm.
Tentang Hilangnya Knse! Publik
alam kosa kata Indonesia, konsep publik juga muncul
dengan dua konotasi. 7ertama, katapublik diartikan sebagai negara
atau pemerintah seperti dalam terjemahan langsung kata publicadministration menjadi administrasi negara. (edua, kata publik
sebagai padanan dari kata umum atau masyarakat seperti dapat
ditemui dalam kata tele!on umum "public telephones#, angkutan
umum "public transportation#, dan kesehatan masyarakat "public
health#. alam pembicaraan sehari-hari, orang awam lebih mengenal
kata publik dalam arti yang kedua. +ahkan kamus umum bahasa
Inggeris-Indonesia terbitan ornell yang ditulis oleh )assan Sadily,
6
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
9/18
Bringing the Public Back In
hanya memuat kata publik dalam pengertian yang ke dua, yakni
segala sesuatu yang berkaitan dengan orang banyak. Ironisnya,
dalam kosa kata para akademisi dan praktisi administrasi publik di
Indonesia, istilah public administration sudah sangat lama sekali
diterjemahkan dengan administrasi negara, istilah administrasipublikbaru muncul kembali setelah re!ormasi. Secara teoritik, hal itu
menjelaskan bahwa paham pemikiran administrasi publik yang
berkembang di Indonesia lebih diwarnai oleh dominasi pemikiran
ilmu politik yang memandang negara sebagai wujud kedaulatan
umum atau rakyat yang sah. Secara empirik dapat dijelaskan, bahwa
di negara-negara bekas jajahan seperti Indonesia, praktek
administrasi publik diselenggarakan tidak untuk melayani
kepentingan publik "baca@ warga negara#, namun lebih diabdikankepada kepentingan pemerintah dan negara penjajah.
alam kasus Indonesia, sejarah perjalanan bangsa
menunjukkan hal itu secara nyata. (etika +elanda berkuasa,
administrasi publik diabdikan terutama untuk menjaga dan melayani
kepentingan pemerintah dan warga +elanda. (epentingan warga
inlander, hanya disentuh melalui implementasi politik etis yang
sangat terbatas. 7ada jaman &epang, administrasi publik diabdikan
untuk kepentingan perang, bahkan kepentingan publik dalam artirakyat hampir tidak dikenal. i masa Indonesia merdeka di bawah
pemerintahan Soekarno, administrasi publik lebih diabdikan untuk
melakukan konsolidasi politik dan pembangunan negara bangsa yang
berpusat di &akarta. &aman pemerintahan Orde +aru di bawah
Soeharto, administrasi publik dibangun dan diselenggarakan secara
sentralistik untuk menopang pembangunan ekonomi bangsa. 7ada
masa itu, negara hadir di mana-mana mengurusi urusan setiap warga.
>egara tidak hanya ikut campur mengurusi urusan dapur "baca@ekonomi#, namun juga sampai ke urusan kasur "baca@ keluarga
berencana# dengan mengatur alat kontrasepsi apa yang harus dipakai
untuk mencegah kehamilan seorang wanita. %ntuk kepentingan
negara dan pemerintah, tidak ada hak warga negara, bahkan termasuk
hak untuk bicara, yang boleh dijalankan tanpa ijin yang diberikan
oleh para pejabat negara.
1
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
10/18
Bringing the Public Back In
undurnya Soeharto pada tanggal *$ ei $116, sekali lagi
menandai hancurnya kredibilitas reBim Orde +aru, baik di mata
warga negara Indonesia, khususnya mahasiswa, maupun di mata
dunia, khususnya Amerika. i jaman re!ormasi, empat presiden
sudah berganti dan dipilih melalui mekanisme yang relati!demokratis. Setiap warga tidak lagi takut untuk bicara, bahkan untuk
urusan yang di masa lalu dianggap sensiti! dan membuat seseorang
kehilangan nyawa. >amun demikian krisis multi-dimensi, belum
juga teratasi. (orupsi makin merajalela, menyebar dari pusat negara
ke seluruh wilayah nusantara, sampai mendapat julukan negara
terkorup di Asia. +erita tentang kerusuhan di berbagai pelosok tanah
air, baik di kota maupun di desa, tidak bisa dicegah apalagi diatasi,
karena ada indikasi bahwa polisi tidak punya nyali dan tentara tidakberwibawa. Akhirnya re!leksi pun sampai pada pemikiran hipotetik,
bahwa hancurnya tatanan sosial, ekonomi, politik, hukum dan moral
bangsa Indonesia yang mencuat selama masa re!ormasi, serta
sulitnya bangsa ini keluar dari berbagai masalah, antara lain dapat
dijelaskan sebagai akibat dari hilangnya konsep publik, baik dalam
pemikiran maupun dalam praktek bermasyarakat dan bernegara
selama berpuluh-puluh tahun, lebih khusus lagi sebagai akibat
hilangnya konsep publik dari pemikiran dan praktek administrasi
publik.
erpinggirkannya kepentingan publik terlihat semakin
konkrit, ketika para pejabat publik bersama seluruh warga bangsa ini
harus berhadapan dengan bencana. +oleh jadi korban terburuk yang
dialami dalam setiap bencana, bukan terutama dihasilkan dari
gelombang tsunami atau gempa yang terjadi "meskipun itu mencapai
ratusan ribu orang#, namun lebih banyak lagi sebagai akibat dari
tidak adanya kesadaran dan pemahaman publik akan keadaanbahaya. ¨ah korban juga menjadi berlipat karena lemahnya aturan
perundang-undangan dan penegakkannya. Cencana tata kota dan
wilayah, jika ada, untuk kebanyakan daerah baru menjadi arsip
+appeda. 7engawasan standar mutu bangunan publik belum menjadi
tradisi dan bangunan untuk tempat tinggal dibiarkan liar tanpa aturan.
elalui berbagai bencana, tampak betapa rapuhnya dan tidak
berdayanya sistem perlindungan bagi warga oleh negara. (onsep
$9
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
11/18
Bringing the Public Back In
publik, sekali lagi terpinggirkan dalam pemikiran dan tidak
ditemukan dalam tindakan, baik yang dilakukan oleh para pejabat
yang memangku amanat, maupun orang banyak yang disebut rakyat.
Selama itu, setiap orang dan kelompok seolah mendapattempat terhormat dalam !ormat harmoni kolekti!. >amun yang
diyakini terjadi adalah, bahwa selama ini setiap orang "termasuk para
pejabat negara yang bertugas melayani kepentingan publik# lebih
banyak berpikir, berbicara dan bertindak seperti kanak-kanak "baca@
hanya !asih berbicara tentang kepentingan diri dan kelompoknya
sendiri#, lepas dari kepentingan kon!igurasi diri dan kepentingan
orang lain. 7residen Abdurahman 5ahid "/us ur# sempat membuat
pernyataan publik yang menggegerkan, karena mengalamatkanjulukan taman kanak"kanak kepada anggota ewan 7erwakilan
Cakyat yang terhormat. %saha penegakan hukum dan proses
pengadilan, sebagai contoh, yang seharusnya menjadi tempat setiap
warga negara untuk mencari keadilan, telah berubah menjadi alat
bagi sekelompok orang "khususnya penguasa dan orang kaya# untuk
memelihara dan menyelamatkan kepentingannya. Sumber-sumber
alam, seperti air, tanah dan segala kekayaan yang terkandung di
dalamnya, yang seharusnya diman!aatkan untuk hajat hidup orang
banyak, ternyata sudah lama dikuasai oleh mereka yang memilikiakses terhadap kekuasaan dan uang, tentu dengan restu dan iBin
resmi dari penguasa negara. 7enguasaan hutan dan pantai pun sudah
banyak yang jatuh ke tangan perorangan atau perusahaan secara
eksklusi!. Semua itu mencerminkan semakin, tidak berdayanya
negara sebagai representasi kedaulatan warganya, serta sebagai
cermin dari pudar dan termarginalisasinya konsep publik dari
kehidupan bersama sebagai bangsa, serta semakin banyak pejabat
publik yang kehilangan amanah dan tidak mempunyai kapasitasuntuk bertindak secara publik.
7ersoalannya kini adalah, apabila secara teoritik konsep
publikmerupakan konsep sentral bagi administrasi publik, mengapa
konsep tersebut makin terpinggirkan? ewey "$1=3#, :ippman
"$1==# dan athews "$163# dapat memberi sedikit pencerahan.
alam !ilsa!at, konsep publik digunakan untuk melakukan
$$
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
12/18
Bringing the Public Back In
pembedaan antara kepentingan pribadi "pri#ate# dengan kepentingan
umum "public#. &ohn ewey, misalnya, membedakan tindakan publik
dengan yang bukan publik dengan mengatakan, bahwa apabila
tindakan seseorang atau beberapa orang mempengaruhi kesejahteraan
orang lain, maka tindakan tersebut 1memperoleh kapasitas publik1.+agi ewey,publiktidak pernah bersi!at tetap "!ixed#, namun selalu
dibentuk dan dibentuk ulang, tergantung pada tindakan dan interaksi
antar individu. Oleh karena itu pengertian publikdapat saja hilang
apabila orang tidak dapat lagi atau tidak ingin lagi
mengorganisasikan diri ke dalam suatu komunitas politik untuk
perlindungan kepentingan bersama. engan kata lain, menurut
ewey, kapasitas publik itu hilang karena individu-individu tidak
dapat lagi bertindak sebagai publik.
Sementara itu 5alter :ippmann menyatakan, bahwa publik
itu hilang sebagai akibat hilangnya !ilsa!at publik. enurutnya,
penekanan yang berlebihan terhadap hak individu mengakibatkan
memudarnya tanggungjawab terhadap publik, yang akhirnya
menghilangkan konseppublikdalam kehidupan masyarakat kapitalis
modern. )al tersebut mengandung konsekuensi lanjut, bahwa semua
keputusan yang diambil semuanya bersi!at individual, oleh
karenanya hampir seluruh tindakan manusia menjadi lebih bersi!atpribadi. Sebagai akibatnya, hal tersebut cenderung meniadakan
tanggung jawab terhadap tindakan publik. Sejalan dengan itu, teori
politik pada umumnya memberi penjelasan tentang hilangnya konsep
publik sebagai akibat adanya penekanan pada kepentingan pribadi
"sel!"interest# yang berlebihan. 7enekanan tersebut menjadikan
publik hanyalah sebagai alat untuk memerintah dan mengontrol
berbagai kepentingan pribadi. alam kenyataan juga dapat
dibuktikan, bahwa kapasitas individual untuk mencapai hak pribadicenderung lebih besar dibandingkan dengan kapasitas kolekti! untuk
mencapai tujuan bersama. engan demikian tidaklah heran apabila
konseppublik menjadi makin terpinggirkan ketika suatu masyarakat
semakin individualistik. Apabila dilakukan pembedaan antarapublik
sebagai praktek dan publik sebagai ide, maka menurut avid
athews, ketiadaan pemikiran tentang publik merupakan akibat
tiadanya praktek tentang hal tersebut.
$*
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
13/18
Bringing the Public Back In
Tentang Pendekatan dan T!ik"t!ik Pilihan
%ntuk keperluan analisis, istilah masalah publik yang
digunakan dalam buku ini merupakan terjemahan langsung dariistilahpublic a!!airsyang menjadi pusat perhatian "!ocus o! interest#
bidang administrasi publik dalam dekade terakhir ini, baik di negara
maju, maupun di negara sedang berkembang. alam pengertian
demikian, maka kajian terhadap masalah publik mempunyai
relevansi tinggi bagi studi administrasi publik terutama dalam
merevitalisasi konsep publik yang sudah mulai terpinggirkan dari
pemikiran dan terbuang dari kebersamaan. eski rentang masalah
publik hampir tanpa batas, namun dapat diidenti!ikasi melalui duawilayah yang membatasi ruang lingkup masalah publik sebagai suatu
kajian. Pertama, setiap issue yang menarik perhatian dan
menyangkut kepentingan orang banyak "public interests#. Kedua,
setiap usaha yang bertujuan untuk menyelesaikan setiap persoalan
yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak tersebut, baik yang
dilakukan oleh pemerintah melalui sebuah kebijakan ataupun yang
dilakukan oleh anggota masyarakat melalui aksi kolekti!.
Secara metodologis, kajian tentang masalah publik dapatdidekati melalui tiga strategi. Pertama, pendekatan !enomenal
empirik0 yakni suatu usaha untuk mengidenti!ikasi berbagai
!enomena atau peristiwa yang dapat dikategorikan sebagai sesuatu
yang berhubungan dengan kepentingan atau perhatian orang banyak.
Kedua, pendekatan konseptual teoritik2yakni menyangkut persoalan
bagaimana suatu !enomena empirik yang berhubungan dengan
kepentingan dan perhatian orang banyak tersebut dipahami,
dikonseptualisasi dan dijelaskan secara teoritik. Ketiga, pendekatan
strategis inter#ensional0 yaitu menyangkut bagaimana persoalan
yang menyangkut orang banyak tersebut diintervensi, baik oleh
pemerintah melalui kebijakan publik, maupun oleh anggota
masyarakat memalui aksi kolekti!. Oleh karena itu, ada tiga langkah
strategis yang dapat dilakukan dalam meneliti dan mengkaji masalah
publik sebagai !okus administrasi publik. Pertama, membuat
identi!ikasi dan klasi!ikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan
$4
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
14/18
Bringing the Public Back In
kepentingan publik melalui berbagai penelitian eksplorati!. Kedua,
melakukan konseptualisasi berbagai !enomena yang telah ditangkap
dan berusaha dijelaskan secara teoretik mengapa sesuatu !enomena
terjadi, bagaimana proses terjadinya !enomena tersebut., atau
bagaimana !enomena yang satu berhubungan dengan yang lain.Ketiga, mencari berbagai alternati! pemecahan masalah dan
menetapkan solusi terbaik dengan cara memilih satu atau beberapa
alternati! yang paling mungkin dari berbagai alternati! yang tersedia.
Apabila dilihat secara kategorial horisontal, ruang lingkup
masalah publik, terbentang luas hampir meliputi seluruh sendi
kehidupan bersama, mulai dari masalah rumah tangga "domestic
problems# sampai persoalan pemanasan suhu bumi dan penghematanenerji "global problems#, dari urusan mencari sesuap nasi "economics
problems# sampai pada urusan hidup surgawi "religious and
transcendental problems#. Oleh karena itu, setiap kajian terhadap
masalah publik membutuhkan wawasan dan kerja sama antar
disiplin. anpa pendekatan itu, pemahaman terhadap masalah publik
akan sangat parsial, yang tidak jarang berakhir dengan kesesatan.
Sehubungan dengan itu, teori dan pendekatan berbagai disiplin,
seperti sosiologi, antropologi, psikologi sosial0 ilmu hukum, ilmu
politik, bahkan ilmu-ilmu eksakta seperti aritmatika, statistika danbahkan geo-teknik, !isika dan hidrolika, dapat sangat membantu
dalam memahami berbagai masalah publik. i titik ini, eklekti!itas
disiplin administrasi publik menjadi sebuah kekuatan.
+erdasarkan pada pemahaman yang telah dikupas di muka,
buku ini menyajikan topik-topik pilihan masalah publik. )ampir
semua tulisan tersebut pernah dipublikasi dengan satu dan lain cara
dari makalah seminar sampai bagian dari tesis yang pernah dibuat.>amun versi yang dimuat dalam buku ini merupakan versi baru yang
sengaja ditulis kembali sebagai usaha untuk memberi ilustrasi
tentang,pertama, bagaimana sebuah !enomena, betapapun sederhana
dan pri#at-nya masalah, dapat dilihat secara publik. Kedua,
bagaimana sebuah !enomena dapat dijelaskan dan menjelaskan
secara teoritik tentang hilangnya konsep publik dari pemikiran dan
tindakan para pejabat publik. Ketiga, berdasarkan pemahaman
$3
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
15/18
Bringing the Public Back In
tersebut, bagaimana melakukan intervensi kebijakan. Keempat, di
atas semua itu penulis mencoba mengidenti!ikasi bagaimana konsep
publik dapat direvitalisasi.
opik pertama yang dibahas dalamBab 3uaadalah masalahre!ormasi, khususnya re!ormasi politik dan administrasi publik. Sejak
digulirkan oleh para mahasiswa, gerakan re!ormasi tidak saja mampu
menurunkan sebuah reBim yang telah berkuasa selama 4* tahun,
tetapi juga telah melahirkan harapan akan lahirnya langit baru dan
bumi baru dalam kehidupan politik negeri ini. >amun demikian,
pengalaman bangsa-bangsa lain menunjukkan, bahwa re!ormasi
bukan barang jadi yang tuntas dalam sehari. Ce!ormasi adalah sebuah
proses panjang yang mempunyai kemungkinan gagal di setiapperhentian. alam kasus Indonesia, tantangan awal muncul dari
persoalan bagaimana menyelesaikan pertentangan antara kekuatan-
kekuatan re!ormis dan kekuatan-kekuatan yang pro status )uo.
antangan berikutnya yang menghadang adalah bagaimana
mengendalikan eu!oria yang timbul akibat lumpuhnya mekanisme
pengendalian sosial dalam masa transisi yang anomik yang
menganiaya eksistensi publik. antangan ketiga, adalah bagaimana
mengkristalkan gerakan re!ormasi ke dalam sebuah sistem politik
yang demokratik dan santun dalam rangka menciptakankesejahteraan dan perlindungan optimal bagi seluruh warga negara.
asalah kedua yang diangkat dalam Bab Tiga buku ini
adalah masalah ekonomi. (risis ekonomi yang bertrans!ormasi
menjadi krisis multi-dimensi dan berkepanjangan, mempunyai
dampak yang luas dan intens bagi ketahanan hidup, baik bagi warga
negara secara individual maupun bagi negara secara institusional.
(ompleksitas persoalan yang bermula dari krisis ekonomi, tidakdapat hanya dikonseptualisasi secara ekonomis semata. Bab tiga
buku ini membahas masalah tersebut dengan mem!okuskan diri pada
bagaimana perilaku individu dan institusi-institusi ekonomi bertali-
temali dengan, dan bahkan ditentukan oleh institusi-institusi sosial
lainnya. +elajar dari pengalaman dan keari!an masa lalu, ternyata
jelas, bahwa transaksi-transaksi ekonomi berlangsung di atas relasi-
relasi sosial yang ada. )al ini berlaku, baik di masyarakat tradisional
$=
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
16/18
Bringing the Public Back In
maupun di masyarakat modern. Absennya pemahaman demikian
mengenai masalah ekonomi, menyebabkan tiadanya inspirasi
khususnya bagi para pejabaat negara untuk membangun ekonomi
publik dengan modal "baca@ tanpa menghancurkan# tatanan sosial dan
kultural yang dimiliki bangsa ini.
Bab 4mpat dari buku ini membahas tentang masalah
religiusitas, agama, dan kebijakan publik. Secara sosiologis agama
dipahami tidak saja sebagai sebuah sistem kepercayaan yang
berkaitan dengan proses transendensi pengalaman manusia, namun
juga sebuah institusi yang mewadahi interaksi sosial, baik antar
pemeluk agama yang sama maupun antar individu yang memeluk
agama berbeda. engan demikian, persoalan-persoalankeberagamaan, meskipun bermula dari sumber yang pribadi, namun
dalam ekspresinya tidak saja mempunyai dampak bagi orang secara
individual, tetapi juga mempunyai dampak secara publik. ulisan
dalam bab ini mengambil kasus di sebuah desa, igugur, tentang
bagaimana pemerintah di tiga Baman melakukan intervensi kebijakan
terhadap para pemeluk sebuah aliran kepercayaan yang menyebut
diri mereka sebagai penganut $gama 3jaa %unda.ari kasus ini
dapat dipelajari, bahwa ketika seseorang termasuk pemerintah
beritikad menyelesaikan sebuah masalah yang dianggap publik, yangsering terjadi adalah bahwa intervensi yang dilakukan tidak saja
berakhir dengan kegagalan, tetapi bahkan berakhir dengan
menimbulkan persoalan baru, yang kadang-kadang lebih besar dari
persoalan yang ingin diselesaikan tanpa bertanya kepada mereka
yang mengalaminya.
+erikutnya,Bab 5ima,membahas konsep perkosaan di dalam
rumah tangga. +agi telinga rata-rata orang yang dibesarkan dalamkultur timur seperti Indonesia, membicarakan masalah ini merupakan
hal yang nyaris absurd. Pertama, konsep itu mengandung
pertentangan dalam dirinya sendiri "contradictio in terminis#.
(ebanyakan bangsa timur memiliki persepsi kultural, bahwa
perkawinan adalah institusi sakral. i dalam institusi perkawinan
terkandung sebuah kerelaan yang hampir bersi!at magis dari suami
dan isteri yang terlibat. &adi bagaimana bisa terjadi sebuah perkosaan
$;
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
17/18
Bringing the Public Back In
"yang mengandung unsur paksaan apalaagi kekerasan# dalam
sakralitas rumah tangga? 7ersoalan keduayang membuat konsep ini
absurd adalah karena secara tradisional perkawinan bagi kebanyakan
bangsa timur bukan sebuah keputusan individual, melainkan sebuah
keputusan sosial. &ika seorang laki-laki atau perempuan belummendapat jodoh sampai usia tertentu, secara sosial mereka
menanggung beban. i kalangan para mahasiswa, yang nota bene
sering dianggap kelompok elit perkotaan yang progresi!, dikenal
juga istilah S& "%emester Tujuh 6asih 7omblo# untuk mahasiswa
dan mahasiswi yang belum punya pacar sebelum lulus. Bab 5ima
dalam buku ini bertolak dari preskripsi, bahwa hubungan suami dan
isteri adalah interaksi yang amat pribadi. >amun jika berkaitan
dengan dampak sebuah tindakan bagi orang lain, betapapunpribadinya tindakan itu, dapat dikategorikan sebagai tindakan publik.
+ab ini menyajikan perdebatan sensiti! yang tidak saja melibatkan
isu gender, tetapi juga menyerempet isue doktrin keagamaan.
7ertanyaannya, perlukah negara melakukan intervensi terhadap
hubungan suami istri melalui sebuah undang-undang?
&alan raya adalah cermin kepatuhan sosial sebuah bangsa,
demikian kata-kata bijak yang sering terungkap dari mereka yang
menyukai perjalanan. engan menganalisis perilaku pengendara dijalan raya seseorang dapat mempelajari berbagai aspek kehidupan
bermasyarakat penggunanya, bukan saja yang menyangkut aspek
ketaatan dan tingkat disiplin, tingkat kesantunan dan penghargaan
terhadap orang lain, tetapi juga tingkat kemampuan penegak hukum
untuk menindak para pelaku pelanggaran. 7erilaku berkendaraan di
jalan raya, jelas merupakan tindakan publik yang menuntut tingkat
kedewasaan tertentu. indakan indisipliner seorang pengemudi, tidak
saja dapat berakibat !atal bagi dirinya, tetapi juga dapatmembahayakan hidup orang lain. (enyataan bahwa tata tertib
berlalulintas di kota-kota besar Indonesia sangat memprihatinkan
serta tingginya tingkat kecelakaan lalulitas setiap tahun, merupakan
indikasi dan sekaligus undangan untuk memahami dan mengkaji
masalah tersebut secara seksama. 7ertanyaannya, bagaimana
kepatuhan sosial semacam itu dapat dipahami secara teoritik? Bab
4nam buku ini menjelaskan dua perspekti!, kolektivisme dan
$2
-
7/22/2019 Masalah Publik Dan Administrasi Pulik
18/18
Bringing the Public Back In
individualisme, serta menyajikan bagaimana membangun kepatuhan
sosial melalui pemberdayaan.
+ab terakhir, Bab Tujuh, merupakan kesimpulan penutup
buku ini. Secara garis besar bab ini berusaha menarik simpul-simpulteoritik yang terkristal dari lima ilustrasi empirik masalah publik dan
bagaimana langkah revitalisasi konsep publik dapat dilakukan.
:angkah ini bukan langkah sederhana, karena konsep publik
bukanlah konsep yang mempunyai makna tunggal. alam wacana
ilmu politik dan administrasi publik saja, paling tidak dikenal ada
lima perspekti! tentang publik. >amun demikian hal itu tidak berarti
bahwa revitalisasi konsep publik tidak bisa dilakukan. Ada empat
prinsip yang dapat diakomodasi dan dijadikan sebagai titikberangkat, yaitu konstitusi, #irtuous citi*enship, kepentingan publik
dan cinta kasih. i atas ke empat landasan itulah, seharusnya
revitalisasi konsep publik mendapat titik pijak demi terselenggaranya
pelayanan publik yang dirindukan.
$6