Marpol

29
1. Sebutkan jenis 2 pencemaran laut seperti yg diatur dlm MARPOL 73 /78. 1. ANNEX I. Pencemaran oleh minyak (2 Oktober 1983). 2. ANNEX II. Pencemaran oleh bahan cair beracun dlm bentuk curah (6 April 1987). 3. ANNEX III. Pencemaran oleh barang berbahaya dlm bentuk terbungkus (1 Juli 1991). 4. ANNEX IV. Pencemaran dari kotoran manusia atau hewan (Sewage). 5. ANNEX V. Pencemaran oleh sampah (Garbage). 6. ANNEX VI. Pencemaran oleh Asap Cerobong kapal (Udara) 2. a). Oil Record Book dibagi 2 : 1. Bagian 1 mengenai operasi di kamar Mesin. 2. Bagian 2 mengenai operasi Bongkar muat Cargo & Ballast. b). Kegiatan yg perlu dicatat Di Oil Record Book . 1. Engine Record Book - membersikan tangki-tangki bahan bakar - pengisian bahan bakar dan pengosongkan bahan bakar - pembuangan air got - pembuangan tanki-tanki endap dari slop tank - pembuangan residu. 2. Cargo & Ballast Record Book: Waktu UTC,hari,tanggal,bulan, tahun Pelabuhan tolak dan pelabuhan tujuan Jenis muatan Volume muatan/ volume ballast M 3 Identitas tangki-tangki Jenis kegiatan yang dilakukan Posisi kapal pada saat dilakukan kegiatan c). Kapal Yg wajib memiliki Oil Record Book : - Tanker ukuran 150 GT keatas. - Selain Tanker ukuran 400 GT keatas 3. a. Ship Board Emergency Contingency Plan adalah Rencana / Program kerja untuk menanggulangi segala macam kemungkinan akan timbulnya keadaan darurat diatas kapal yg didasarkan pada suatu pola terpadu , yg mampu mengintegrasikan activitas/ upaya penanggulangan secara cepat,tepat,aman & terkendali atas dukungan dr instansi terkait & sumber daya manusia & Fasilitas yg tersedia b). Load on top prosedure adalah : Sisa minyak didalam Sludge tank untuk kapal dibongkar ke sludge tank di darat / dimasukan kedalam tangki kembali dicampur dengan muatan c). Oil pollution emergency plants diperuntukan bagi : Tanker minyak ukuran 150 grt atau lebih dan kapal lain selain tanker ukuran 400 grt atau lebih. Semua Instalansi terpasang atau terapung lepas pantai/ struktur yang digunakan dlm kegiatan operasi mi- gas, eksplorasi, produk -si, dan bongkar muat. Semua pelabuhan dan fasi- litas bongkar muat yang beresiko menimbulkan pencemaran. 4. a). Proses COW yaitu : Muatan minyak mentah yang disirkulasikan kembali sebagai media pencuci tangki yang sedang dibongkar muatannya seungga endapan minyak dlm tangki berkurang b). Alat alat untuk penaggulangan pencemaran oleh minyak : - OWS : utk memisahkan minyak dgn air. - OFE : Oil filtering eqpt / utk mengatur pembuangan minyak dilaut sebanyak 15 ppm - ODM : Untuk memonitor pembuangan minyak.

Transcript of Marpol

Page 1: Marpol

1. Sebutkan jenis2 pencemaran laut seperti yg diatur dlm MARPOL 73 /78.

1. ANNEX I. Pencemaran oleh minyak (2 Oktober 1983).

2. ANNEX II. Pencemaran oleh bahan cair beracun dlm bentuk curah (6 April 1987).

3. ANNEX III. Pencemaran oleh barang berbahaya dlm bentuk terbungkus (1 Juli 1991).

4. ANNEX IV. Pencemaran dari kotoran manusia atau hewan (Sewage).

5. ANNEX V. Pencemaran oleh sampah (Garbage).

6. ANNEX VI. Pencemaran oleh Asap Cerobong kapal (Udara)

2. a). Oil Record Book dibagi 2 :

1. Bagian 1 mengenai operasi di kamar Mesin.

2. Bagian 2 mengenai operasi Bongkar muat Cargo & Ballast.

b). Kegiatan yg perlu dicatat Di Oil

Record Book .

1. Engine Record Book

- membersikan tangki-tangki bahan bakar

- pengisian bahan bakar dan pengosongkan bahan bakar

- pembuangan air got

- pembuangan tanki-tanki endap dari slop tank

- pembuangan residu.

2. Cargo & Ballast Record Book:

Waktu UTC,hari,tanggal,bulan, tahun

Pelabuhan tolak dan pelabuhan tujuan

Jenis muatan

Volume muatan/ volume ballast M3

Identitas tangki-tangki

Jenis kegiatan yang dilakukan

Posisi kapal pada saat dilakukan kegiatan

c). Kapal Yg wajib memiliki Oil Record Book :

- Tanker ukuran 150 GT keatas.

- Selain Tanker ukuran 400 GT keatas

3. a. Ship Board Emergency Contingency Plan adalah Rencana / Program kerja untuk menanggulangi segala

macam kemungkinan akan timbulnya keadaan darurat diatas kapal yg didasarkan pada suatu pola terpadu , yg

mampu mengintegrasikan activitas/ upaya penanggulangan secara cepat,tepat,aman & terkendali atas dukungan

dr instansi terkait & sumber daya manusia & Fasilitas yg tersedia

b). Load on top prosedure adalah : Sisa minyak didalam Sludge tank untuk kapal dibongkar ke sludge tank di

darat / dimasukan kedalam tangki kembali dicampur dengan muatan

c). Oil pollution emergency plants

diperuntukan bagi :

Tanker minyak ukuran 150 grt atau lebih dan kapal lain selain tanker ukuran 400 grt atau lebih.

Semua Instalansi terpasang atau terapung lepas pantai/ struktur yang digunakan dlm kegiatan operasi mi- gas,

eksplorasi, produk -si, dan bongkar muat.

Semua pelabuhan dan fasi- litas bongkar muat yang beresiko menimbulkan pencemaran.

4. a). Proses COW yaitu :

Muatan minyak mentah yang disirkulasikan kembali sebagai media pencuci tangki yang sedang dibongkar

muatannya seungga endapan minyak dlm tangki berkurang

b). Alat alat untuk penaggulangan pencemaran oleh minyak :

- OWS : utk memisahkan minyak dgn air.

- OFE : Oil filtering eqpt / utk mengatur pembuangan minyak dilaut sebanyak 15 ppm

- ODM : Untuk memonitor pembuangan minyak.

Page 2: Marpol

- Oil Born : alat utk melokalisir tumpahan minyak

- Skimmer : Alat utk menyekap tumpahan minyak

- Oil Bag : Kantong minyak

- Sorbent : Alat utk menyerap tumpahan minyak

- Wilden pump : utk menyerap tumpahan minyk dan di pompa ke slop tank

- Spraying unit : Mentemprot tumpahan minyak di laut,

5. a). Alat yg hrs di lengkapi untuk pencegahan pencemaran di laut :

- OWS ( Oil Water Separator ) alat yg berfuingsi untuk memisahkan minyak dan air.

- ODM ( Oil Discarging Monitor ) Suatui alat yg berfungsi untuk mengontrol buangan sisa kelaut yg di lengkapi dg

alat control.

- SBT ( segregated Ballast Tank ) Suatiu alat yg berfungsi untuk menampung zat beracun dan air bekas cucian tanki

- COW (Crude OIL Washing ) Suatu alat yg berfungsi untuk mengurangi endapan minyak dan tanki.

- CBT ( Cleaning Ballast Tank ) Berfungsi untuk membersihkn tanki bekas pemuatan .

6. a). SHIPBOARD OIL POLUTION EMERGENCY PLAN ( SOPEP)

adalah Rencana / Program kerja untuk menanggulangi timbulnya keadaan darurat/polusi diatas kapal yg disebabkn

oleh tumpahan minyak.

c). Faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan tumpahan minyak ada 4 faktor yaitu :

- Pembuangan minyak akibat dr pengoperasian kapal selama pencucian tanki.

- Pembuangan air bilge (got) yg mengandung minyak.

- Tumpahan yang berasal dari kecelakaan pelayaran (kandas, tenggelam, tabrakan).

- Tumpahan minyak selama loading, tubrukan dll.

7. a.Untuk siapakah Annex 1 marpol 73/78 di berlakukan ?

Peraturan-peraturan untuk pencegahan pencemaran minyak di peruntukan kepada kapal berukuran >150 GT.

b.Kapal-kapal apakah yang diwajibkan memiliki sertifikat IOPP?

Yaitu : - semua kapal tangki minyak berukuran > 150 GT.

- kapal lainnya dengan ukuran > 400 GT terhitung tgl 2 oktober 1983.

c.Sebutkan survey-survey untuk sertifikat IOPP ?

Yaitu sebelum sertifikat surver pertama (initial survey) harus dilakukan : surveyor akan melakukan survey pada

kapal dan memastikan bahwa struktur system peralatan keselamatan dan materialnya adalah memuaskan dan

memenuhi persyaratan-persyaratan dari peraturan-peraturan serta dalam kondisi baik.sertifikat IOPP berlaku

untuk 5 tahun terhitung dari tanggal pertama kali setelah periode ini suatu survey perubahan harus dilakukan dan

sertifikat diterbitkan kembali.

8 . a).Terangkan bedanya SBT dengan dedicatet ballast tank?

- Segregatet ballast tank (SBT) yaitu tolak bara yang diisi kedalam suatu tangki yang sama sekali terpisah dari

tangki muat dan system bahan bakar (tangki permanent khusus ballast/muatan lain dari minyak/zat cair beracun).

- Dedicated Ballast yaitu ballast bersih yang diangkut dalam tangki muat yang digunakan untuk ballast kapal.

b). Kapal2 yang harus dilengkapi

dgn tangki ballast terpisah (SBT) :

- kapal tangki baru < 20.000 DWT

- kapal tangki baru > 20.000 DWT

- kapal tangki lama < 40.000 DWT

- kapal tangki lama > 40.000 DWT

9. A. Sludge Tank ialah tangki untuk menampung minyak kotor hasil pemisahan oleh OWS

terhadap air got.(Kapasitas minimum 2% dr volume tanki muatan)

B. Oil Water Separator (OWS) ialah suatu alat yang gunanya untuk memisahkan minyak dari air

yang berasal dari bilga (got) kamar mesin.

Page 3: Marpol

C. Water Interface Detector ialah suatu alat untuk mengukur ketebalan / kandungan minyak yang berada

diatas permukaan air didalam tangki muatan dan tangki ballast

10. a) Apa kegunaan Oil Discharging Monitor (ODM) dan Control System (CS).

Sistim pengawasan & pemantauan buangan air berminyak dari cucian tangki muat, endapan2 residu dalam

tanki muat, pembongkaran ballast kotor.

CS : alat ini mampu merekam minyak yg keluar dalam liter / mill laut sampai 15 ppm. Bila melebihi alarm berbunyi.

b). Bagaimana fungsi kerja keseluruhan dari sistim ODM dan CS

Alat ini memberikan rekaman kualitas air yg dibongkar secara terus menerus dan mampu merekam

minyak yang keluar dlm liter / mill laut, serta jumlah total yg terbongkar, atau kandungan minyak dg kecepatan

pembongkarannya. Rekaman diperlukan untuk menunjukkan waktu dan tgl.

11. a) . Guna dari IGS.( Inert Gas System ) adalah untuk :

Untuk mengurangi kadar oxygen di dlm tangki smp batas tdk memungkinkan lagi terjadinya kebakaran atau

ledakan di dlm tanki

b). Cara mengatasi tumpahan minyak Dengan oil containment boom yang/ digunakan untuk mengumpulkan

tumpahan minyak, kemudian diambil dengan skimmer yang gunanya untuk mencegah genangan minyak

terdampar ke pantai

12. a. IOPP (International oil pollution prevention): sertifikat international mengenai pencegahan polusi bagi kapal tanker

yang berlayar di perairan international dan berlaku untuk 5 th sekali.

b. Survey yang di lakukan untuk mendapatkan IOPP ialah

- Pemeriksaan permulaan untuk mengetahui bahwa kapal yang di pasarkan telah sesui dengan ANNEX I MARPOL

73/78

- Di periksa setiap 5 tahun sekali

- Selama masa berlakunya IOPP

c. Survey tambahan :

- Survey yang dilakukan sewaktu apabila ditemui kondisi kapal di bawah standart

13. a. Yang di maksud dgn pencemaran ialah : Suatu kejadian yg

menyebabkan terganngunya keseimbangan lingkungan yg menyebabkan kerugian pada manusia itu sendiri.

b. Cara mencegah terjadinya polusi ialah :

- Harus berhati-hati dlm bekerja terutama dlm pengoperasian kpl.

- Gunakan peralatan sebaik mungkin.

c. Cara menaggulangi terjadinya polusi yaitu :

- Kalau terjadi polusi segera ambil tindakan dg cepat seingga tdk meluas kemana-mana.

14 . Civil leability convention 1959

mengatur tentang :

- Korban dari pencemaran minyak yg asalnya dari kpl, dpt mengklaim konvensi ,ganti rugi thd pemilik kpl yg

bertanggung jawab thd pencemaran yg terjadi.

a. Dari segi tanggung jawab :

- Tanggung jawab dari yg memiliki kpl tersebut atas terjadinya pencemaran.

b. Claim ganti rugi tsb kadaluarsa sejak : terjadi musibah, tetapi dlm waktu tertentu tdk di laporkan dan di anggap

hilang.

c. CLC berlaku bagi kpl : yg negaranya telah meratifikasi konvensi sesuai dg kepres no = 18 /1978 bulan

juni 1978

15. a).Air ballast bersih ialah : Air ballast bersih dan tidak ada cerminan minyak di atasnya.

Page 4: Marpol

b).Daerah khusus ialah : Wilayah laut karena alasan tehnis yg berhubungan dgn oceanografi dan ekologi yg

mengikat dlm hal pencegahan pencemaran laut oleh minyak yg di persyaratkan .( mediteranian sea, Black sea,

Baltic Sea, Gulf area, Gulf of aden &

Red sea)

16. Zat cair beracun di bagi atas 4 katagori,jelaskan:

a.Sangat berbahaya yaitu bahan cair beracun yang apabila di buang kelaut dari pembersihan tangki dapat

menimbulkan bahaya besar terhadap sumber daya laut maupun kesehatan manusia.

b.Berbahaya yaitu bahan cair beracun yang apabila dibuang kelaut dari pembersihan tangki dapat menimbulkan

bahaya terhadap sumber daya laut maupun kesehatan manusia.

c.Bahaya kecil yaitu bahancair beracun yang apabila di buang kelaut dapat menimbulkan bahaya kecil terhadap

sumber daya laut maupun kesehatan manusia.

d.Bahaya yang dapat dikenal yaitu bahan cair beracun yang apabiladi buang kelaut dapat menimbulkan bahaya yang

dapat dikenal terhadap sumber daya laut maupun kesehatan manusia.

17. A. Pembuangan minyak atau campuran berminyak dari Ruang Mesin dilarang (untuk

semua kapal), kecuali memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Kapal sedang berlayar

Kapal tidak berada pada daerah khusus

Kapal berada pada jarak minimum 12 mil laut dari daratan

Kandungan minyak < 100 PM

Kapal mengoperasikan suatu Sistem Pemonitoran + Pengendalian pembuangan minyak +

Perlengkapan pemisah air berminyak + Sistem Penyaringan Minyak.

B. Pembuangan minyak atau campuran berminyak dari Ruang Muat dilarang (untuk kapal

tangki minyak), kecuali memenuhi persyaratan – persyaratan sebagai berikut :

Kapal sedang berlayar

Kapal tidak berada pada daerah khusus

Kapal berada > 50 mil laut dari daratan

Volume pembuangan seketika dari kandungan minyak max 60 ltr/mil.

o Total kapasitas minyak yang dibuang ke laut

o Kapal tangki minyak baru =1/30.000 x jumlah muatan

o Kapal tangki minyak lama = 1/15.000 x jumlah muatan

Kapal mengoperasikan suatu Sistem Pemonitoran dan Pengendalian Muatan + Tangki Endap (SLOP

TANK).

18. Peraturan 5 Annex II Marpol 73 / 78 mengenai Bahan Cair Baracun, mengatur mengenai :

A. Bahan Cair Beracun kategori A atau bahan yang bercampur dengan air pembersih tangki / air ballast tidak boleh

dibuang ke laut disemua lokasi.

B. Bahan Cair Beracun kategori B atau air ballast, cucian tangki atau sisa – sisa lain / campuran2 yang mengandung

bahan2 demikian dilarang, kecuali :

- Kapal sedang meneruskan pelayarannya dg kecepatan min 7 knots.

- Procedur – procedur dan penataan – penataan untuk pembuangan disetujui oleh Badan Pemerintah.

- Jumlah max muatan yang terbuang dari masing – masing tangki dan sistem saluran pipa – pipa yang berhubungan

dengannya tidak melampaui 1 M3 atau 1/3.000 Kapasitas tangki dalam M3.

- Pembuangan dilakukan dibawah garis air.

- Pembuangan dilakukan 12 mil laut dari daratan terdekat dengan kedalaman air minimum 25 meter.

19. Lembaga – lembaga yang dibentuk secara Internasional untuk menjamin ganti rugi pencemaran yang

diakibatkan karena minyak !

TOVALOP (Tanker Owner Voluntary Agreement Concerning Liability for Oil Pollution) yg berdiri pd tahun 1969,

dibentuk oleh pemilik kapal.

Page 5: Marpol

CRISTAL (Contract Regarding and Interim Supplement to Tanker Liability of Oil Pollution) yang berdiri pada tahun

1971, dibentuk oleh pemilik minyak yang diangkat oleh kapal tangki anggota TOVALOP.

P & I Club (Protection and Indemnity Club) yaitu lembaga perlindungan pengganti kerugian yang merupakan

gabungan dari beberapa Perusahaan Asuransi.

20. Dokumen – dokumen yang harus dibawa oleh kapal tangki minyak selama berlayar ialah :

- Oil Record Book (Buku Catatan Minyak) bagian I dan bagian II.

- Loading and Damage Stability Information Book

- ODM Operation Manual

- Crude Oil Washing Operation and Equipment Manual

- Clean Ballast Tank Operation Manual

- Instruction and Operation Manual of OWS and Filtering Equipment

- Shipboard Oil Pollution Emergency Plan (SOPEP)

21. Isi dari P & I MANUAL ialah :

- Gambaran utama dari Annex II Marpol 73 / 78

- Uraian dari perlengkapan dan tata susunan kapal

- Procedure2 pembongkaran muatan dan pemasangan tangki muatan

- Procedure2 yang berhubungan dengan pembersihan tangki2 muatan, pembuangan residu, pengisian tolak bara

dan pembuangan tolak bara.

22. a. Nama apa yang tidak boleh digunakan untuk penanda (marking)bahan merusak dalam kemasan.

Jawab : Nama yang tidak boleh digunakan adalah nama-nama niaga tidak boleh digunakan sebagai nama teknis

yang tepat dan selanjutnya ditandai dengan label khusus atau cetakan label yang menyatakan bahwa isinya

berbahaya.

b. - Kotoran dari kapal adalah :

Kotoran-kotoran dari toilet, WC, Urinal, ruang perawatan, kotoran hewan, serta campuran dari buangan tersebut..

- Sampah kapal adalah :

Semua jenis sisa-sisa makanan, bahan-bahan buangan rumah tangga dan bahan-bahan lainnya, tidak termasuk

ikan segar dan bagian-bagian lain yang terjadi selama pengoperasian kapal.

23. Sebutkan contoh bahan cair yang merusak kategori A, B,C, D

- Kategori A :Acetan, Cyonohitrin , carbon disulphed, Campherl oil.

- Kategori B : Acrilonitrite, Akyl Alchohol, Benzel Clorida, Cloropom.

- Kategori C : Bensenes, Hydroxida, Cyclohexane.

- Kategori D : Butylene, Cyclohexanol.

24. Sebutkan persyaratan ukuran kapal tanker yg hrs dilengkapi dengan Double Bottom dan Double

Hull !

- Double Bottom untuk ukuran 600 DWT – 5.000 DWT.

- Double Bottom dan Double Hull utk ukuran kapal : 5.000 DWT ke atas.

25 ..a.Sebutkan daerah-daerah khusus sesuai annex I marpol 73/78?

Yaitu daerah laut baltik,laut hitam,daerah teluk,daerah laut tengah(mediterian sea area),daerah laut merah(red sea

area).

b. Apa yang dimaksud dengan daerah khusus?

Yaitu wilayah laut karena alas an teknis sehubungan dengan oseonografi dan ekologi serta sifat-sifat

khusus lalu lintasnya dalam hal pencegahan pencemaran laut oleh minyak

26. a.Jelaskan secara singkat sejarah perkembangan peraturan internasional tentang

pencagahanpencemaran di laut?

Page 6: Marpol

Yaitu pada tahun 1967 terjadi pencemaran terbesar ketika tangker TORREY CANYON kandas di pantai selatan

inggris dan menumpahkan 35 juta gallon crued oil. Peristiwa ini tela menambah pandangn masyarakat

internasional dan sejak saat itu mulai dipikirkan bersam tentang pencegahan pencemaran secara lebih

serius.sebagai hasilnya adalah sidang mengenai internasional convention for oil pollution ship tahun 1973 protokol

1978 dan konvensi ini di kenal dengan marpor 1973/1978 yang masih berlaku sampai sekarang.

b. Apa yg dimaksud pencemaran laut :

-Pencemaran disebabkan karena adanya kegiatan pelayaran sehingga dpt mengakibatkan kpl tubrukan,kpl

kebakaran, kpl kandas, kpl tenggelam.

Maka tdk langsung pencemaran tumphan minyak yg berasal dari kpl tersebut dpt mengakibatkan adanya

pencemaran lingkungan hidup hingga dpt menimbulkan bahaya terhadapsumber daya laut maupun kesehatan

manusia atau menyebabkan bahaya terhadap manfaat dan penggunaan lingkungan atau jiwa manusia serta

merusak sumber hayati dan kehidupan dilaut (ekosistim).

27 .a. Apa tujuan dari konvensi CLC 1969 ? yaitu:

- kewajiban ganti rugi oleh pemilik kapal oleh kerusakan lingkungan laut yang disebabkan oleh pencemaran

minyak.

- Kewajiban pemilik kapal untuk membentuk suatu system ansuransi tersendiri.

- Pemilik kapal dibatasi kewajibannya dalam jumlah tertentu tergantung dari besarnya tonnase kapal.

b. Apa yang anda ketahui dengan sertifikat CLC 1969? Yaitu kompensasi ganti rugi kerusakan akibat

pencemaran yang disebabkan oleh tumpahan muatan minyak dari kapal tangker

28 . a. 4 sistem utama dari ODM &

fungsinya masing2 :

- Oil content meter

- Flow meter

- Computing unit

Suatu system pengendalian, alirang yg menggunakan katup penghenti aliran keluar kapal (Overboard Valve

- Control System)

Persyaratan pembuangan minyak campuran air yang mengandung minyak dari kapal.

b. Garbage management

diperuntukan bagi : kapal ukuran ≥

400 GT & membawa ≥ 15 orang

29. Bagaimana cara pembuangan bahan cair yang merusak kategori C di dalam daerah khusus

- Pembuangan harus di setujui oleh badan pemerintahan.

- Kapal sedang berlayar dg kec.7 knot untk kapal bertenaga, 4 knot kapal tak bertenaga.

- Jml max. muatan yg terbuang tidak melampaui 1 : 30000 capacity tank.

- Pembuangan di bawah grs air.

- Jarak pembuangan > 12 mil dari daratan yang mempunyai kedalaman air tdk kurang 25 meter.

30. a. Berapakah ukuran sludge tank

untuk kapal tanker ?

Ukuran sludge tank : Capacitas sludge tank minimum 3 % dari kapasitas angkut muatan kapal. Bila dilengkapi

SBT Capasitas dpt berkurang menjadi 2 %.

b. - Existing ship (kapal lama) yaitu

sebuah kapal bukan baru

- New ship:

- sebuah kapal yang kontrak

pembangunannya dipesan 1 juni

1979

- lunas kapal diletakkan 1980

Page 7: Marpol

- kapal diserahkan 1982

31. Jelaskan bagaimana procedure bersih untuk kapal sebelum tiba di Pelabuhan Muat dan pada waktu

Kapal tiba di Pelabuhan Muat :

- Sebelum Kapal tiba di Pelabuhan

Muat :

Kapal tangki minyak setelah selesai membongkar muatannya di Pelabuhan bongkar, memerlukan air ballast untuk

menstabilkan kapal agar dapat berlayar kembali dengan aman menuju Pelabuhan Maut.

Air ballast diisikan kedalam beberapa tangki bekas muatan sebelum meninggalkan Pelabuhan Bongkar Air ballast

kotor tersebut biasanya dibuang di tengah Laut dan diisi kembali dengan air yang lebih bersih

- Kapal tiba di Pelabuhan Muat :

Air ballast bersih tersebut di buang di Pelabuhan Muat agar tangki – tangki muatan yang berisi air ballast dapat

diisi lagi dengan muatan minyak.

32. Konstruksi persyaratan konstruksi dan peralatan bagi Kapal Tangki Minyak 1.K ≥ 150 GRT ialah :

Jenis : - Crude Oil < 2.000 DWT

- Product Oil < 30.000 DWT

a. OWS

b. Strorage Tank

c. Standard Discharge Connection

d. Segregation of Fuel Oil / Ballast Tank

e. Slop Tank (Tangki Endap)

f. Oil Water Interface Detector (Alat pengamat batas antara minyak dan air)

g. Oil Discharge Monitoring & Control System (Pemonitoran dan Pengawasan buangan berminyak)

h. Discharge Manifold for shore reception facilities (Manifold Pembuangan dari Ruang Muat ke Saran Penampungan

di darat)

i. Discharge of Effluent to Sea above Ballast Water Line (Pembuangan Limbah Ruang Muat ke laut diatas garis air)

j. Means for Stopping Discharge (Peralatan untuk menghentikan pembuangan limbah berminyak dari Ruang Muat,

kecuali Kapal Lama)

k. Tank Size Limitations (Pembatasan ukuran tangki), kecuali kapal lama

l. Subdivision & Stability, kecuali Kapal Lama

m. Oil Record Book (Buku Catatan Minyak)

33. a. Minyak dikategorikan sebagai penyebab polusi yang terberat dan berbahaya, sebab

- Minyak merupakan bahan organik yang tidak dapat diuraikan.

- Minyak dapat mengakibatkan punahnya tumbuh – tumbuhan maupun binatang laut.

- Untuk menanggulangi pencemaran oleh minyak diperlukan waktu yang lama dan biaya yang besar

Page 8: Marpol

A. DEFINISI, FUNGSI DAN JENIS-JENIS PMA

Permanent Means of Access disingkat dengan PMA adalah jalan atau akses yang digunakan

Surveyor atau Anak Buah Kapal (ABK) untuk memeriksa dan memperbaiki konstruksi dan structural sebuah kapal. PMA antara kapal satu dengan kapal lain berbeda, baik dari segi

ukuran, tipe, dan klasifikasinya. Misalnya, PMA pada jenis Oil Tanker tentu saja berbeda dengan pada Bulk Carrier, PMA pada kapal berbobot mati 150.000 DWT (Suezmax) tentu saja berbeda dengan kapal berbobot mati 320.000 DWT (Very Large Crude Carrier). Karena hal

tersebut berbeda dari segi dimensi (ukuran), struktur, dan konstruksinya. Seperti halnya pada kapal, PMA juga mempunyai spesifikasi dan klasifikasinya. Dan hal itu, diatur dalam regulas i

yang mengikat yang bertujuan untuk keselamatan jiwa dan lingkungan baik di dalam kapal dan dampak keluarnya (lingkungan laut). Regulator tentang PMA diantaranya Safety of Life at Sea (SOLAS) dari International Maritime Organization (IMO), Biro Klasifikasi se-dunia semisal

Lloyd Register (LR), American Bureau Shipping (ABS), Germanischer Lloyd (GR), Det Norske Veritas (DNV), Bureau Veritas (BV), dan Korean Register of Shipping (KRS),

International Association of Classification Societies (IACS), dan Maritime Safety Committee (MSC).

Fungsi PMA adalah memepermudah Engineer, Surveyor, dan Anak Buah Kapal dalam

memeriksa dan memperbaiki konstruksi dan struktur kapal. PMA juga memperkuat struktur dari komponen lambung kapal yang diletakkan PMA tersebut. Hal ini disebabkan penegar dari komponen lambung kapal tersebut diperbesar ukurannya guna mengakomodasi struktur PMA

itu sendiri.

Adapun jenis-jenis PMA, diantaranya Indirect Ladder, Vertical Ladder, Longitudinal PMA, dan Transverse PMA. Inclined Ladder secara umum seharusnya dapat digunakan untuk akses

masuk ke dalam tangki.

Gambar 2.A.1 Standard Inclined Ladder untuk PMA

Vertical Ladder dapat digunakan sebagai pengganti Inclined Ladder pada tangki balas yang sempit (b > 2,5 m), akses lanjutan/kedua di ruang muat kapal curah, dan akses lanjutan/kedua

ke dalam tangki yang jarak vertikalnya terhadap seenta terbawah atau terdahap alasnya (h < 6 m).

Page 9: Marpol

Gambar 2.A.2 Access within (SOLAS II-1/3-6 Para. 5 & UI)

Gambar 2.A.3 Access within (SOLAS II-1/3-6 Para. 5 & UI)

B. REGULASI BERKAITAN DENGAN PMA

Ketetapan Maritime Safety Committee-MSC.133(76) dan MSC.134(76) berisi persyaratan

akses minimum untuk kapal tanker dan bulk carrier yang dibangun setelah 1 januari 2005, berdasarkan kesimpulan dari konferensiInternational Maritime Organization-IMO yang

menyetujui bahwa Desaign and Equipment Sub-Commite (DE S/C) harus mempertimbangkan kembali peraturan teknis dari PMA. Persetujuan ini berdasarkan atas ketidak-praktisan dan ketidak-amanan dari perpanjangan PMA yang harus diterapkan pada ruang muat dan tangki

ballast berdasarkan peraturan teknis., seperti yang telah disampaikan pemerintah Yunani dan beberapa perusahaan yang tergabung dalam sebuah asosiasi. Desaign and Equipment Sub-

Commite (DE S/C) menyetujui langkah untuk memperingkas susunan PMA yang panjang sesuai isi MSC. 134(76).

Page 10: Marpol

Dengan beberapa penjelasan kecil dari proposal Design and Equipment (DE), MSC (78) mengadopsi peraturan baru MSC. 158(78) yang merevisi peraturan teknis sebelumnya yang

terdapat dalam MSC.133(76) untuk PMA yang diterapkan di kapal tanker dengan bobot 500 GT dan kapal muatan curah dengan bobot 20.000 GT keatas. Peraturan Teknis menjelaskan

bahwa tanki kargo pada kapal dengan kombinasi pengangkut minyak/bahan-bahan kimia disertifikasi oleh International Bulk Chemical Code dan tidak berdasarkan pada peraturan yang terdapat dalam PMA. Namun, tanki ballast pada beberapa kapal

sejenis diharuskan mengikuti peraturan The Technical Provisions.

Menurut jadwal, MSC.158(78) akan diumumkan pada tanggal 1 Januari 2006, satu tahun setelah Technical Provisions dikeluarkan. Untuk mengisi kekosongan akibat belum

dikeluarkannya MSC.158(78) ini, MSC/Circ.1107 dikeluarkan dengan memperbolehkan Administrasi menyetujui revisi Thechnical Provision sebagai pengganti MSC. 133(76).

Berikut ini adalah ringkasan isi peraturan MSC.158(78)

Oil Tanker ≥ 500 GT

Tangki ballast, tangki sisi ganda, dan tangki muatan minyak setinggi 6 meter atau lebih.

- PMA Melintang (Athwartship PMA) berada pada posisi 1,6 m sampai 3 m dari deckhead pada

sekat melintang.

- PMA Memanjang(Longitudinal PMA) berada pada tiap sisi tangki. Sebuah LPMA harus diletakkan 1,6 m sampai 6 meter dibawahdeckhead dan pada sisi lainnya harus diletakkan 1,6

meter sampai 3 meter dibawah deckhead.

- APMA sepanjang balok silang(cross-ties) dengan sebuah akses dari LPMA harus tersedia.

- Untuk struktur melintang:

1. LPMA terintegrasi dengan bagian struktural dari penegar sisi pada sekat memanjang , dan

jika memungkinkan, dihubungkan dengan penumpu horizontal dari sekat melintang.

2. Sarana akses alternatif untuk menginspeksi bagian tengah dari penegar melintang dapat memakai penegar permanen yang terdapat pada penegar melintang tersebut di bagian atas

geladak, atau

3. Jika tangki kapal tanker < 17 m, tangga vertikal pada penegar melintang bisa digunakan.

Lebar Tangki Ballast Samping Kurang dari 5 meter

- LPMA pada 1.6 m sampai 3.0 dari atas geladak dengan akses vertikal pada tiap ujung sampai PMA terendah.

- LPMA terintegrasi dengan komponen struktural dan, jika mungkin, dihubungkan dengan

penumpu memanjang pada sekat melintang.

Tangki Bilga Miring dengan Knuckle Point 6 m atau lebih diatas Dasar Tangki

- LPMA pada 1.6 m sampai 3 m dari Knuckle Point atau minimum 1.2 m dibawah web ring.

Tangki Dengan Tinggi Kurang Dari 6 meter

- Sarana alternative yang cocok ( misalnya, rakit, robot/lengan hidrolik, platform kabel lift)

PMA Pada Tangki Ceruk Haluan

Page 11: Marpol

- Untuk tangki dengan tinggi 6 meter atau lebih, PMA harus terdiri dari senta memanjang

sekurang-kurangnya 600 meter melalui kulit sisi gading dengan teralis pengaman(railing) atau pembungkus dengan permukaan kasar.

- Sarana alternative bisa digunakan pada tangki dengan tinggi kurang dari 1 meter.

Kapal Muatan Curah ≥ 20.000GT

Akses Pada Struktur Dibawah Geladak Ruang Muat

- LPMA pada tiap sisi dan sekitar area geladak melintang dan 1.6 meter sampai 6.0 meter dari

atas geladak (akses menuju LPMA melalui ruang sandaran langsung dari geladak utama); atau

- APMA pada 1.6 meter sampai 3.0 meter dari atas geladak pada sekat melintang (akses menuju

LPMA melalui ruang sandaran l;angsung dari geladak utama);

- Akses menuju struktur geladak melintang menggunakan sebuah area sandaran atas secara penuh; atau

- Jika tinggi area geladak melintang ≤ 17 meter diatas tank top, sarana akses yang dapat

digerakkan bisa diterapkan.

Akses Pada Struktur Vertikal Ruang Muat

- Tangga vertikal untuk 25% gading ruang muat, sisi kiri dan kanan kapal menggunakan tangga

yang bisa dibawa (portable) diatas permukaan pelat miring tangki dan sarana untuk sekat melintang serta mencakup gading sampai atas braket; atau

- Sarana bergerak/portable, tersedia sebagai sarana yang dibawa di kapal dan selalu siap

digunakan.

- Didalam konfigurasi ruang muat kulit sisi ganda, PMA tidak dibutuhkan.

Akses Pada Sisi Atas Tangki Dengan Tinggi 6 Meter Atau Lebih

- LPMA berada pada 1.6 meter sampai 3 meter dibawah geladak dengan akses vertikal sekaligus sekitar tempat akses tangki (dua akses tangki jika panjang ≥ 35 meter, dan sebaliknya

pada satu akses tangki) dan tiga akses sepanjang pelat sloop dari LPMA sampai pertemuan empat lubang penumpu samping.

- Jika LPMA tidak bisa disediakan sepanjang cincin gading besar, pegangan(railing) harus

disediakan disepanjang gading besar.

Akses Pada Tangki Area Miring Bilga Dengan Tinggi 6 Meter Atau Lebih

- LPMA minimum 1.2 meter dibawah web ring(atau diatas web ring tetapi tidak boleh < 1.6 meter dibawah geladak.

- Jika LPMA tidak bisa disediakan sepanjang web ring, pegangan(railing) harus disediakan disepanjang web ring.

Page 12: Marpol

- LPMA disediakan dengan akses vertikal dengan area sekitar akses tangki (dua akses tangki

jika panjang ≥ 35 meter, dan sebaliknya pada satu akses tangki) dan sebuah akses vertikal dari LPMA sampai dasar tangki pada tiap ujung akhir tangki.

Akses Pada Tangki Bagian Atas dan Sisi Bawah Dengan Tinggi Kurang Dari 6 Meter

- Sarana akses alternative harus disediakan.

PMA Pada Tangki Ceruk Haluan

- Untuk tangki dengan tinggi 6 meter atau lebih, PMA harus terdiri dari senta horizontal

sekurang-kurangnya 600 meter melalui sisi kulit gading dengan pelindung teralis(railing) atau lapisan kasar.

- Sarana alternative bisa digunakan untuk tangki dengan tinggi kurang dari 6 meter.

Page 13: Marpol

Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.1.1

Apabila senta sisi teratas diletakkan pada

jarak lebih dari 6m di bawah geladak, PMA tambahan memanjang harus diletakkan dengan jarak minimum 1,6m dan maksimum

3m di bawah geladak

Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.1.2

Jarak maksimal anta PMA adalah 6 m

PMA harus terintegrasi dengan stuktur pada

lambung

PMA pada senta sebisa mungkin diteruskan pada senta yang terletak di sekat melintang

Gambaran Teknis Beberapa Regulasi Berkaitan dengan PMA

* PMA pada tangki balas yang sempit

Page 15: Marpol

Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.2

Apabila jarak vertical antara dasar tangki dengan upper hopper knuckle lebih besar dari 6m,

PMA harus ditambahkan.

Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.2.1

PMA memanjang tanpa terputus diatur pada jarak 1,6 m – 3m di bawah top hopper section dengan struktur PMA yang terletak pada frame dapat memberikan akses ke upper hopper

knuckle.

PMA memanjang diletakkan minimal 1,2 m di bawah top hopper web opening untuk memungkinkan penggunaan means of access agar dapat menjangkau area-area kritis.

Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.4

Page 16: Marpol

Akses memanjang yang terintegrasi pada permukaan sekat memanjang berpenegar menyatu dengan senta pada sekat melintang.

Dapat juga digantikan oleh sarana akses alternatif yang tersedia pada penegar permanent (untuk platform kabel atau sejenisnya ) diatur pada platform bagian atas. ( Hal ini dipertimbangkan sebagai opsi di masa depan saat sarana akses yang efissien sudah tersedia.

Sarana alternatif tersebut harus dapat diletakkan di bagian dalam dan siap di akses untuk pensurveyan tanpa harus memasukkan di tangki ruang muat)

* PMA pada tangki yang luas

Regulasi Teknis 3.5

Jalur masuk ke PMA dari geladak terbuka atau antar PMA disediakan tangga dengan jarak

pisah antar platform lebih dari 6 m .

Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.1

Jalur akses permanent pada hubungan geladak dengan sekat diatur antara 1,6 m dan 3 m di bawah geladak pada sisi geladak yang berpenegar.

Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.3

Pengaturan untuk jalur akses antara PMA memanjang dan melintang pada sekat harus

disediakan.

Page 17: Marpol

Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.5

Akses melintang memberikan jalur masukke tie flaring

brackets pada tiap-tiap sisi tangki harus tersusun

Untuk cross tie pada tangki tengah, akses memanjang dengan sambungan melintang ke tie flaring bracketharus sempurna.

C. APLIKASI PMA PADA KAPAL-KAPAL TANGKI:

1. Kapal tangki pengangkut minyak dan bahan kimia 50.000 DWT

Kapal tangki minyak 50.000 DWT biasanya disebut Middle Range (MR) tanker. Kapal tangki jenis ini belakangan dipakai sebagai kombinasi dari kapal tangki pangangkut minyak dan bahan

kimia untuk mengakomodasi peningkatan konsumsi bahan-bahan kimia di dunia. Penyusunan tangki pada umumnya 2 baris memanjang dengan 6 kompartemen sebagai ruang muat,

penyusunan tangki ruang muat dan tangki air balas ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Page 18: Marpol

Gambar 2.C.1 Pengaturan tangki pada kapal 50.000 DWT.

Mempertimbangkan karakteristik struktural lambung kapal tangki, pada umumnya kapal tangki

ini mempunyai sekat bergelombang yang melintang dan memanjang dilengkapi dengan lower dan upper stools, pelintang geladak serta pembujur geladak sebagai penegar pada geladak, gading besar serta pembujur sisi pada tangki balas seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.2.

Semua penegar pada tangki ruang muat dipasang di bagian luar tangki untuk memudahkan proses cleaningsehingga tidak ada struktur penegar di bagian dalam tangki ruang muat. Oleh

karena itu, tidak perlu di pasang PMA untuk keperluan inspeksi pada bagian atas tangki ruang muat sesuai dengan IACS UI SC 191 (gambar 2.C.3).

Gambar 2.C.2 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 50.000 DWT.

Gambar 2.C.3 Tangki ruang muat pada kapal tangki 50.000 DWT.

Tangki air balas sisi selayaknya menjadi subjek bagian dari persyaratan penempatan PMA

karena di dalamnya memiliki penegar yang harus diinspeksi. Akan tetapi, jarak vertikal antara geladak dengan senta dan jarak antar senta pada tangki balas sisi adalah kurang dari 6 meter

(Gambar 2.C.2). Jadi, Portable Means of Access (sarana-sarana akses inspeksi portable) yang dipasang secara memanjang sudah cukup untuk mendukung keperluan inspeksi pada tangki air balas sisi. Pada hopper sections No. 6, tangki air balas yang terletak di bagian buritan, jarak

vertikal antara dasar tangki dan knuckle point adalah 6 meter atau lebih Oleh karena itu perlu dipasang Partial Stringer pada area ini (Gambar 2.C.4).

Page 19: Marpol

Gambar 2.C.4 Tangki air balas pada kapal tangki 50.000 DWT.

2. Kapal Tangki Pengangkut Minyak 70.000 DWT.

Kapal tangki minyak 70.000 DWT disebut Large Range 1 (LR1) tanker. Pengaturan tangki di dalamnya mirip dengan kapal tangki 50.000 DWT yaitu dengan 2 baris dan 6 kompartemen

untuk tangki ruang muat. Pada tiap-tiap baris terdapat tangki-tangki air balas seperti yang ditunjukkan gambar 2.C.5

Gambar 2.C.5 Pengaturan tanki pada kapal 70.000 DWT

Tidak seperti kapal tangki 50.000 DWT, sekat melintang dan sekat memanjang pada ruang muat kapal tangki 70.000 DWT memakai kekuatan penegar dan tidak memakai sekat

bergelombang. Konsekuensinya, penempatan PMA diatur di bagian sekat melintang yang ada penegarnya, pada jarak minimal 1,6 – maksimal 3 m di bawah pelat geladak dipasang dua PMA

memanjang. Perlu dipasang juga PMA melintang pada bagian atas struktur seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.6.

Page 20: Marpol

Gambar 2.C.6 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 70.000 DWT.

Dapat dilihat dari gambar 2.C.7 bahwa dua PMA memanjang dipasang pada bagian bawah geladak, dan dua PMA memanjang lainnya pada setiap vertical web section dipasang menyatu

dengan penumpu yang memanjang di bagian sekat melintang tangki ruang muat. Pada tangki air balas sisi, jarak vertikal antara geladak dan senta dan antar senta adalah kurang dari 6 m. Karena itu hanya dipasang dua tangga akses pada kedua ujung tangki (gambar 2.C.8).

Gambar 2.C.7 Tangki ruang muat pada kapal tangki 70.000 DWT

Page 21: Marpol

Gambar 2.C.8 Tangki air balas pada kapal tangki 70.000 DWT

3. Kapal Tangki Pengangkut Minyak 100.000 DWT AFRAMAX

Kapal Tangki 100.000 DWT AFRAMAX atau biasa disebut Large Range 2 (LR2) Tanker juga

disusun atas 2 baris dengan 6 kompartemen untuk tangki ruang muat, penyusunan masing-masing tangki dan tangki air balas ditunjukkan pada gambar 2.C.9.

(Gambar 2.C.9) Pengaturan tangki pada Aframax Tanker

Gambar 2.C.10 memperlihatkan bentuk struktur dari Aframax Tankerpada bagian midship.

Fitur yang berbeda pada contoh kapal ini adalah jarak vertikal antara pelat geladak dan senta sisi nomor 1 lebih dari 6 m pada bagian tangki air balas. Jadi, memperbesar jarak pembujur untuk memasang PMA memanjang pada jarak 2,5 – 3 m dibawah geladak dapat

dipertimbangkan.

Untuk bagian-bagian lain termasuk bagian tangki bilga miring, jarak vertical antar senta kurang dari 6 m, karenanya tambahan PMA memanjang tidak diperlukan. Selain itu terdapat sebuah

PMA pada bagian atas dari sekat melintang seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.10.

Page 22: Marpol

Gambar 2.C.10 Bentuk penegar dan sekat pada Aframax Tanker

Gambar 2.C.11 Bentuk tangki ruang muat pada Aframax Tanker

Gambar 2.C.11 menunjukkan dua PMA memanjang untuk kepentingan inspeksi dari struktur-struktur di bawah geladak dipasang di bawah geladak dan dua PMA memanjang lainnya

dipasang melewati setiap bagian pelintang dengan susunan yang menyatu pada senta sekat melintang di ruang muat.

Pada bagian tangki air balas sayap, jarak vertical antara senta adalah kurang dari 6 m seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.C.12. Untuk hopper section tangki air balas nomor 6 yang

berlokasi di buritan, jarak vertical antara dasar tangki dan knuckle point adalah 6 m atau lebih. Oleh karena itu, Partial Stringer ditambahkan pada bagian tersebut.

Page 23: Marpol

Gambar 2.C.12 Bentuk tangki air balas pada Aframax Tanker

4. Kapal Tangki Pengangkut Minyak 150.000 DWT SUEZMAX

Kapal tangki 150.000 DWT Suezmax juga mempunyai pengaturan tangki yang disusun 2 baris dengan 6 kompartemen untuk ruang muat, masing-masing sisi dilengkapi tangki air balas

seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.C.13.

Gambar 2.C.13 Pengaturan tangki pada Suezmax Tanker

Menurut gambar 2.C.14, tangki-tangki pada Suezmax memiliki tiga system senta horizonta l pada tangki ruang muatnya juga pada tangki air balas sayap. Jarak vertical di antara pelat geladak dan senta adalah kurang dari 6 m kecuali untuk daerah tangki bilga miring sehingga

tidak perlu tambahan PMA pada tangki tersebut. Untuk daerah tangki bilga miring, jarak vertical antara knuckle point dan dasar tangki lebih dari 6 m. Oleh karena itu, dipertimbangkan

untuk memperbesar pembujur yang berfungsi sebagai PMA pada jarak 1,6 – 3 m di bawah titik terendah pelat senta.

Page 24: Marpol

Gambar 2.C.14 Tipikal penegar dan sekat pada Suezmax Tanker

Terlihat dari gambar 2.C.15 bahwa dua buah PMA memanjang untuk keperluan inspeksi dipasang di bawah geladak dan tiga PMA memanjang yang lainnya dipasang menembus

pelintang sisi dan menyatu dengan senta pada sekat memanjang di runag muat.. Pada tangki air ballast sayap, jarak vertikal antara geladak dengan senta dan antar senta adalah kurang dari 6 meter. Tetapi untuk bagian tangki bilga miring, jarak vertikal antara knuckle point dan dasar

tangki adalah lebih dari 6 meter, karenanya dipertimbangkan untuk pembesar pembujur yang berfungsi sebagai PMA memanjang pada jarak vertical 1,6 sampai 3 m di bawah senta

terbawah, seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.16

Gambar 2.C.15 Tangki ruang muat Suezmax Tanker

Page 25: Marpol

Gambar 2.C.16 Tangki air balas pada Suezmax Tanker

5. Kapal Tangki Pengangkut Minyak dan Chemical 320.000 DWT Very

Large Crude Carrier (VLCC)

Tidak seperti kapal angkkut ukuran sebelumnya, pengaturan tangki ruang muat untuk kapal tangki 320.000 DWT VLCC adalah tiga baris dengan lima kompartemen. Sedangkan untuk

tangki air ballast adalah dua baris dan lima kompartement seperti ditunjukkan pada gambar 2.C.17. VLCC adalah jenis kapal yang sangat besar dan pengaturan structural PMA yang

efisien lebih penting daripada efisiensi pengeluaran biaya. Oleh karenanya, PMA pada VLCC memiliki sedikit perbedaan pengaturan dibandingkan kapal tangki ukuran sebelumnya.

Gambar 2.C.17. Pengaturan tangki pada VLCC

Gambar 2.C.18 menunjukkan bentuk pengaturan struktural VLCC yang dibuat saat ini. Tiga senta sisi dengan jarak vertical antar senta sebesar 6,6 m, kecuali untuk senta paling atas, pada

umumnya dipakai oleh kebanyakkan perancang kapal. Pada gambar, ditentukan oleh IACS bahwa deviasi sebesar 10% dari jarak 6,6 m masih dianggap angka yang wajar, sehingga PMA

dapat diletakkan di sana sebagai bagian integral dari struktur senta itu sendiri. Pada bagian tengah tangki air balas sayap di mana jaraknya 6 m atau lebih, pembesaran ukuran pembujur atau sebuah senta tambahan dapat digunakan sebagai akses ke bagian dalam tangki balas sayap

Page 26: Marpol

tersebut. Sebagai contoh, pada awal pengaplikasian PMA, salah satu galangan kapal telah mengadopsi empat system senta untuk memudahkan pengaturan jarak verikal antar senta pada

ruang muat dan tangki balas sisi.

Gambar 2.C.18. Bentuk penegar dan sekat melintang pada VLCC

Untuk akses ke bawah struktur geladak di ruang muat, terdapat dua PMA memanjang pada sekat memanjang dan satu PMA melintang pada bagian sekat melintang yang ada penegarnya. Pada tangki muatan yang di tengah, dilengkapi dengan PMA melintang pada setiapcrosstie dan

PMA memanjang yang menjadi satu dengan senta horizontal seperti ditunjukkan oleh gambar 2.C.19.

Gambar 2.C.19 Tangki ruang muat pada VLCC

Gambar 2.C.20 menunjukkan bahwa tangki air balas diperkuat dengan empat horizontal senta dan jarak vertikal antar senta kurang dari 6,6 m, perhitungan deviasi yang sesuai sebesar 10%.

Untuk bagian tangki bilga miring, terdapat PMA memanjang karena tinggi dari pelat alas ke bagian atas knuckle point sebesar 6 m atau lebih.

Page 27: Marpol

Gambar 2.C.20 Tangki air balas pada VLCC

6. PMA pada Bulk Carriers

Bagian 1.1

Akses harus diberikan di bagian atas struktur pada kedua ujung balok geladak dan di sekitar centre line. PMA harus dapat diakses dari akses ruang muat atau langsung dari geladak utama.

Page 28: Marpol

Sarana alternative dapat dipakai apabila struktur di bawah geladak setinggi 17 meter di atas alas dalam.

Bagian 1.6

PMA harus dipasang pada jarak minimal 25% dari gading di ruang muat. Paling tidak PMA harus diatur di bagian depan, tengah dan belakang ruang muat di kedua sisi. Sarana akses alternatif dapat dipakai pada pemasangan gading selanjutnya

Bagian 2.1

Untuk tangki balas bagian atas dengan tinggi lebih besar 6 meter pembujur disambung dengan

PMA sepanjang kulit sisi penegar pada jarak antara 1,6-3 meter di bawah geladak.

Akses ke PMA memanjang disediakan di sekitar akses ke dalam tangki

Bagian 2.3

PMA dipasang pada bagian penegar alas tangki dan pada bagian yang tidak ditopang penegar dari dasar tangki ke ujung atas tangki. PMA boleh dipasang sepanjang sestruktur memanjang

yang diatur di dalam tangki.

Bagian 2.5

Untuk bagian tangki bilga mirirng dengan tinggi yang lebih besar dari 6 m, PMA harus dipasang sepanjang flange penegar dengan jarak minimal 1,2 m dibawah dari sisi teratas lubang

pada web ring. Akses ke tangki bagian alas harus disediakan pada tiap ujung tangki

Page 29: Marpol