Marisa Yesika 04031181320014

16
Makalah Individu Oral Biology 4 Pengaruh Obesitas terhadap Penyakit Periondontal Disusun Oleh: Marisa Yesika NIM: 04031181320014 Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran

Transcript of Marisa Yesika 04031181320014

Page 1: Marisa Yesika 04031181320014

Makalah Individu Oral Biology 4

Pengaruh Obesitas terhadap Penyakit Periondontal

Disusun Oleh:

Marisa Yesika

NIM: 04031181320014

Dosen Pembimbing :

drg. Shanty Chairani, M.Si

Program Studi Kedokteran Gigi

Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya

2015

Page 2: Marisa Yesika 04031181320014

Pengaruh Obesitas terhadap Penyakit Periodontal

Marisa Yesika 04031181320014

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi/Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya

Abstrak :

Periodontal disease is inflammatory condition affecting the supporting structures of the teeth. The disease has a specific microbial etiology. The microbial challenge posed by the subgingival plaque biofilm elicits an immune response in the host which results in the progressive destruction of the periodontal ligament in alveolar bone resulting in pocket formation and tooth mobility. Chronic periodontitis is multifactorial and numerous risk factors have been identified to contribute in the disease progression. The most well established risk factors for chronic periodontitis include systemic disease like diabetes mellitus (DM) environmental factors like tobacco smoking, genetic factor and obesity. Obesity affects millions of people worldwide and several scientific studies have shown that obesity is a systemic predisposing factors that contribute effectively to the severity of periodontal disease. Microbiological studies linking obesity with periodontal disease also have produced some interesting findings. The relationship of obesity with periodontal disease are also thought to be based on the effect of an increase in proinflammatory cytokines released by adipose tissue , suggesting that the secretion of these substances can cause hyper inflammatory response in periodontitis. increase in proinflammatory cytokines such as TNF- α enhancement produced by periodontitis triggers proliferation, differentiation and activation of osteoclast that trigger to bone destruction that causes periodontal disease.

Keyword : Periodontal disease, Obesity, Inflammatory.

Pendahuluan

Penyebab utama penyakit periodontal adalah plak sehingga penyakit periodontal sering

juga disebut penyakit plak. Penyakit periodontal membutuhkan pendekatan yang berbeda ketika

dikaitkan dengan faktor resiko sekunder yakni gangguan sistemik. Meningkatnya keparahan

kondisi penyakit tanpa penyebab yang jelas, kemungkinan merupakan akibat dari perubahan

Page 3: Marisa Yesika 04031181320014

kondisi sistemik. Meskipun demikian agen penyebab utama yang menyebabkan kerusakan

jaringan progresif adalah bakteri. Penyakit periodontal tidak dapat diinduksi tanpa kehadiran

plak bakteri dan kalkulus. Namun jaringan periodontal terdiri atas tulang, struktur gigi, jaringan

ikat dan epitel. Salah satu kondisi sistemik yang dapat mempengaruhi penyakit periodontal

adalah obesitas. Obesitas diduga dapat berpengaruh pada jaringan peridontal dengan

mempercepat kerusakan yang disebabkan oleh agen bakteri dan menurunkan atau mengubah

pertahanan serta respon host.1

Obesitas

Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan

subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan

organnya.1 Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan antara tinggi

dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan yang

melampaui ukuran ideal.2 Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan,

terlalu sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya.1 Dengan demikian tiap orang

perlu memperhatikan banyaknya masukan makanan (disesuaikan dengan kebutuhan tenaga

sehari-hari) dan aktivitas fisik yang dilakukan. Perhatian lebih besar mengenai kedua hal ini

terutama diperlukan bagi mereka yang kebetulan berasal dari keluarga obesitas, berjenis kelamin

wanita, pekerjaan banyak duduk, tidak senang melakukan olahraga, serta emosionalnya labil.

Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria.

Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada

wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak

tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20%

lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.3

Keadaan obesitas ditentukan dengan mengklasifikasikan status gizi berdasarkan Indeks

Massa Tubuh (IMT). Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan rumus matematis yang berkaitan

dengan lemak tubuh orang dewasa, dan dinyatakan sebagai berat badan dalam kilogram dibagi

dengan kwadrat tinggi badan dalam ukuran meter. IMT merupakan suatu pengukuran yang

menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan. Walaupun dinamakan

"indeks", IMT sebenarnya adalah rasio yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram)

dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika

memiliki nilai IMT sebesar 30 atau lebih. 4

Page 4: Marisa Yesika 04031181320014

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:4

Berat Badan (Kg)

IMT = -------------------------------------------------------

Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Tabel 1. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh

Penyakit Periodontal

Penyakit periodontal adalah penyakit yang mengenai jaringan pendukung gigi, yaitu

gingiva/gusi serta jaringan periodontal, yaitu jaringan yang menghubungkan antara gigi dan

tulang penyangga gigi yaitu tulang alveolar. Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit

yang sangat meluas dalam kehidupan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat menerima

keadaan ini sebagai sesuatu yang tidak terhindari. Penyakit yang paling sering mengenai jaringan

periodontal adalah gingivitis dan periodontitis.

Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang disebabkan bakteri dengan tanda-tanda

klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan berdarah pada tekanan

ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit pada gusi. Gingivitis bersifat reversible yaitu

jaringan gusi dapat kembali normal apabila dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi secara

teratur. Periodontitis menunjukkan peradangan yang sudah mengenai jaringan pendukung gigi

yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat progresif, biasanya dijumpai antara usia 30-40 tahun dan

bersifat irreversible/tidak dapat kembali normal seperti semula, yaitu apabila tidak dirawat dapat

IMT Klasifikasi

< 18,5 Berat badan dibawah

18,5 – 24,9 Normal

25,0 – 29,9 Normal tinggi

30,0 - 34,9 Obesitas tingkat 1

35,0 – 39,9 Obesitas tingkat 2

>- 40,0 Obesitas tingkat 3

Page 5: Marisa Yesika 04031181320014

menyebabkan kehilangan gigi dan bila gigi tersebut sampai hilang/tanggal berarti terjadi

kegagalan dalam mempertahankan keberadaan gigi di dalam rongga mulut seumur hidup.5

            Porphyromonas Gingivalis merupakan bakteri coccobacillus gram negatif anaerob

obligat di rongga mulut yang dikaitkan dengan kerusakan jaringan periodontal pada

manusia. Porphyromonas Gingivalis hampir selalu ditemukan di daerah subgigiva dan persisten

dalam reservoir pada permukaan mukosa seperti pada lidah dan tonsila, namunPorphyromonas

Gingivalis jarang ditemukan dalam plak manusia yang sehat. Seperti telah disebutkan diatas,

kerusakan jaringan secara langsung dapat diakibatkan oleh infeksi bakteri P.gingivalis melalui

produk-produk bakterimaupun secara tidak langsung.5

Penyakit inflamasi periodontal merupakan keseimbangan antara faktor etiologi primer, plak gigi,

dan host pada dentogingival junction. Penyebab primer dari penyakit periodontal adalah iritasi

bakteri. Ada beberapa faktor lain (faktor sekunder) baik faktor lokal maupun sistemis yang

merupakan predisposisi dari akumulasi plak atau perubahan respin gigiva terhadap plak.4

Faktor Penyebab Penyakit Periodontal :

1. Faktor lokal

Kalkulus, restorasi yang keliru, kavitas karies, food impaction, GTSL dengan desain yang

buruk, pesawat ortho, crowded, kebiasaan bernafas melalui mulut, trauma oklusi dan merokok.

2. Faktor sistemik

Faktor yang mempengaruhi tubuh secara keseluruhan, yaitu faktor genetik, nutrisional,

hormonal, obat-obatan, stress, dan hematologi. Dahulu ada anggapan bahwa defisiensi system-

sistem ini merupakan penyebab utama dari penyakit periodontal. Banyak bukti yang

menunjukkan bahwa faktor-faktor sistemik dapat memodifikasi respon jarigan terhadap iritasi

bakteri dan mempengaruhi perkembangan serta keparahan penyakit periodontal.4 Salah satu

faktor sistemik yang dapat mempengaruhi penyakit periodontal adalah obesitas.

Pengaruh Obesitas terhadap Peyakit Periodontal

Penelitian cross-sectional mengkonfirmasi hubungan antara periodontitis dengan

obesitas. Beberapa mekanisme telah menjelaskan hubungan antara periodontitis dengan obesitas.

Page 6: Marisa Yesika 04031181320014

Obesitas telah terbukti mempengaruhi respon kekebalan tubuh individu untuk beberapa pathogen

(misalnya porphyromonas gingivalis).6

Studi mikrobiologi menunjukkan pertumbuhan berlebih dari Porphyromonas gingivalis,

Prevotella intermedia, Aggregatibacter actinomycetemcomitans, Treponema denticola dan

Fusobacterium nucleatum yang diamati dalam saliva individu dengan kelebihan berat badan

atau obesitas.

Tabel. 4 Persentase median dari jumlah bakteri di saliva pada individu dengan kelebihan

berat badan danberat badan normal.7

Bacteria Healthy

Median %

Overweight

Median %

Difference P > 0,001

Porphyromonas

gingivalis

0,39 1,57 1,18 *

Prevotella intermedia 1,44 3,11 1,67 *

Aggregatibacter

actinomycetemcomitan

s

0,38 1,52 1.14 *

Treponema denticola 0,18 1,05 0,87 *

Fusobacterium

nucleatum

1,41 3,83 2,42 *

Hubungan obesitas dengan penyakit periodontal juga diduga didasarkan pada efek

peningkatan sitokin proinflamasi yang dilepaskan oleh jaringan adiposa, menunjukkan bahwa

sekresi zat ini dapat menimbulkan respon hiperinflamasi dalam periodontitis. Beberapa adiposa

diakui sebagai sitokin jaringan yang diturunkan atau adipokines termasuk tumor necrosis factor-

α (TNF-α), interleukin-6 (IL-6), C-reaktif peptida (CRP), plasminogen activator inhibitor-1

(PAI-1), resistin, adeponectin dan Leptin.8

Page 7: Marisa Yesika 04031181320014

Selain itu, peningkatan sitokin pro-inflamasi yang dihasilkan oleh periodontitis

menyebabkan peningkatan kadar lipid serum kronis yang parah, mengubah fungsi sel kekebalan

tubuh dan mengakibatkan peningkatan produksi sitokin pro-inflamasi dengan PMN dan

penurunan produksi faktor pertumbuhan dari jaringan makrofag, mengurangi kapasitas perbaikan

jaringan dan menyebabkan kerusakan jaringan lebih lanjut, selain itu monocytic hyperresponsive

mengakibatkan peningkatan lebih lanjut dari serum sitokin pro-inflamasi dan lipid.6

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tingkat TNF-α dalam cairan sulkus gingiva (GCF)

berkorelasi positif dengan BMI yang lebih tinggi. Menariknya, leptin meningkat pada pasien

obesitas dan memainkan peran utama dalam metabolisme tulang melalui beberapa jalur

kompleks, salah satunya adalah sistem RANK/RANKL/OPG, juga diketahui terlibat dalam

resorpsi tulang alveolar pada periodontitis.8

Peningkatan TNF-α dapat menyebabkan reaksi hiperinflamatori yang akan meningkatkan

resiko bagi penyakit periodontal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TNF-α berhubungan

dengan BMI, yang artinya obesitas memiliki pengaruh terhadap penyakit periodontal.9

Tabel 2 Hubungan level TNF-a, sTNF-aRI, and sTNF-aRII dan CAL

Correlation Coeficient (P Value)

TNF-α sTNF-αRI sTNF-αRII

Over all

Low BMI <24,6 kg/m2

High BMI >= 30,8 kg/m2

0,096 (0,22)

0,073 (0,51)

0,12 (0,27)

0,061 (0,45)

0,225* (0,05)

-0,025 (0,83)

0,103 (0,19)

0,250* (0,02)

0,009 (0,93)

Page 8: Marisa Yesika 04031181320014

memicu

OBESITAS

Penimbunan asam lemak bebas

Jaringan adiposa

Sitokin proinflamatori

TNF-α, IL-6, CRP, PAI-1

TNF-αPoliferasi, diferensiasi, aktivitas osteoklas

Pensinyalan insulin terhambat

Insulin resistance

DM + hiperinflamasi jaringan periodontal

Destruksi jaringan ikat

Penyakit periodontal

Page 9: Marisa Yesika 04031181320014

Penelitian selanjutnya menjelaskan hubungan obesitas dengan penyakit periodontal

dikalangan remaja. Obesitas meningkatkan kerentanan host oleh modulasi sistem kekebalan

tubuh dan peradangan tuan rumah, meninggalkan pasien dengan risiko yang lebih besar untuk

periodontitis, merusak respon kekebalan yang dimediasi sel dan mengurangi limfosit fungsi

kekebalan tubuh dan pembunuh alami aktivitas T-sel. Prevalensi obesitas pada anak-anak dan

remaja memiliki lebih dari dua kali lipat dalam 25 tahun terakhir. Remaja obesitas lebih mungkin

untuk menjadi orang dewasa gemuk dan orang dewasa obesitas memiliki peningkatan risiko

morbiditas dan mortalitas. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan BMI yang tinggi.

Indeks plaknya lebih tinggi, pada remaja yang mengalami obesitas menunjukkan inflamasi

gingival yang lebih tinggi serta kedalaman poket yang lebih tinggi namun tidak mengalami

attachment loss. Meskipun tidak mengalami attachment loss pada masa remaja kemungkinan

kehilangan atau kerentanan mengalami attachment loss pada saat anak yang mengalami obestias

pada saat dewasa sangat mungkin terjadi attachment loss.10

Berikut merupakan Tabel yang menjelaskan mengenai indeks plak pada anak dengan obesitas

dan pada anak dengan berat badan normal sebagai kelompok kontrol :

Tabel 3 Indeks Plak pada Anak dengan Obesitas dan Berat badan normal

Plaque Indeks Obese

Children

(N=44)

Controls (N=59) P-Value

No Plaque Accumulation 7 (45,67) 27 (15,91)

Presence of visible plaque in

6-12 teeth

5 (18,33) 11 (11,36) 0,001

Presence of visible plaque at

least 13 teeth

32 (35,00) 21 (72,73)

Page 10: Marisa Yesika 04031181320014

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas selain faktor utama yakni plak dan bakteri kondisi sistemik

termasuk sebagai faktor predisposisi terjadinya penyakit periodontal salah satunya adalah

obesitas. Obesitas dengan penyakit periodontal diduga didasarkan pada efek peningkatan sitokin

proinflamasi yang dilepaskan oleh jaringan adiposa, yang menunjukkan bahwa sekresi zat ini

dapat menimbulkan respon hiperinflamasi dalam periodontitis. Beberapa adiposa diakui sebagai

sitokin jaringan yang diturunkan atau adipokines termasuk tumor necrosis factor-α (TNF-α),

interleukin-6 (IL-6), C-reaktif peptida (CRP), plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1), resistin,

adeponectin dan Leptin. TNF- α memicu aktivasi osteoklas yang menyebabkan terjadi destruksi

jaringan ikat dan terjadi penyakit periodontal. Selain itu pada penderita obesitas indeks plak nya

meningkat sehingga penyakit periodontal pada penderita obesitas sangat rentan terjadi. Pengaruh

obesitas terhadap penyakit periodontal tidak hanya terjadi pada orang dewasa namun anak-anak

dan remaja juga rentan terjadi meskipun tidak terjadi attachment loss namun saat dewasa anak-

anak dengan penderita obesitas tidak menutup kemungkinan akan mengalami attachment loss

pada saat dewasa.

Daftar Pustaka

1. Misnadierly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Berbagai penyakit. Jakarta : Pustaka

Obor Populer.

2. Sumanto, Agus. 2000. Tetap Langsing dan Sehat dengan Terapi Diet. Jakarta : PT Agro

Media Pustaka.

3. Pekka, Ylo Stalo, Liisa Suominen Taipale, Antti Reunanen dan Matti Knuuttila. 2008.

Association between body weight and periodontal infection. J Clin Periodontol. Volume

3 : 297–304. 2008.

4. Daliemunthe, Saidina Hamzah. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Penyakit Periodontal.

Dentika Dental Jurnal, Volume 11 no.2 : 184-7. 2006.

5. Manson, J. D. dan B. M. Eley. 2013. Buku Ajar Periodonti. Jakarta: Hipokrate

6. Ajay Reddy palle, CM Sanjeveva Kumar Reddy, B Shiva Shankar, Vemsi Gell, Jaradoddi

Shudakar, K. Krishna Mohana Reddy. Association between Obesity and Chronic

Periodontitis : A cross-sectional Study. Volume 168-173. 2013

Page 11: Marisa Yesika 04031181320014

7. J.M. Goodson, F.C. Groppo, S. Halem, and E. Carpino. Is obesity an oral bacterial disease? J Dent Res. Volume 88(6) : 519–523. 2009.

8. Hani Fadel. Periodontal Disease and Systemic Condition. Journal of Periodontololgy. 82:

1 - 42, 2011.

9. Robert J. Genco, Sara G. Grossi, Alex Ho, Fusanori Nishimura, dan Yoji Murayama. A Proposed Model Linking Inflammation to Obesity, Diabetes, and Periodontal Infections. J Periodontol Volume 76 No. 11 : 2075-84. 2005.

10. L. Scorzett, D. Marcattili, M. Pasini, A. Mattei, E. Marchetti, G. Marzo. Association between obesity and periodontal disease in children. Journal Research.Volume 181-18. 2013