mardiaman untar
-
Upload
mohamad-ihsan -
Category
Documents
-
view
120 -
download
3
Transcript of mardiaman untar
5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 1/10
1
ANALISIS DAMPAK GETARAN PEKERJAAN REKLAMASI
PERLUASAN AREA KEGIATAN DERMAGA UNTUK
KEPENTINGAN SENDIRI.Mardiaman, ST. MT Uniiversitas Mpu Tantular
Abstrak
Perluasan areal kegiatan dermaga untuk kepentingan sendiri PT. Guna Nusa Fabrikator
dengan luas ± 6 ha (176 m x 341 m) dengan cara mereklamasi pantai akan menimbulkan dampak
penting negatif. Menurut Peraturan Menteri Negara ingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang
jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL, maka kegiatan ini termasuk
kategori kegiatn yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
Tujuan dari paper ini adalah untuk menganalisis dampak penting negatif getaran selama tahap
konstruksi. Pendekatan metode yang digunakan adalah penelitian literatur dan survey data lapangan
untuk memperkirakan kecepatan getaran yang akan terjadi pada tahap konstruksi. Pengukuran laju
kecepatan getaran pada tahap konstruksi dibandingan dengan baku mutu laju kecepatan getaranmenurut Kepmen LH No. 49 Tahun 1996 Tentang: Baku Tingkat Getaran. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa getaran selama tahap konstruksi tidak berdampak penting negative selama tahap
konstruksi.
Kata kunci: reklamasi, dermaga, dampak negatif, analisis, baku mutu, getaran
ABSTRACT
The extending of the quay wall activity area for the self need of PT Guna Nusa Fabricators
with area ± 6 ha (176 m x 341 m) by reclamation coastal will result a negative important impact. In
line with environment ministry rule number 11 by year 2006, so this activity is obliged to do
environment impact analyses. The objective of this paper is to analyses the negative important impact
of the vibration velocity rate during construction phase. Method approach used is field data survey
and literature research to predict a vibration velocity during the construction phase. Measurement
vibration velocity rate at the construction phase will be compared with ambient quality of vibrationvelocity rate in line with environment ministry decision number 49 by year 1996. The result shows
that vibration occurred have not a negative impact to environment during construction phase.
Keywords: reclamation, quay wall, negative impact, analyses, ambient quality, vibration
PENDAHULUAN
Perluasan area untuk lokasi produksi peralatan rekayasa berat (heavy
engineering) dan fabrikasi baja (steel fabrication) dan juga dermaga untuk
kepentingan sendiri oleh PT. Guna Nusa Fabricators dilakukan karena adanya
peningkatan permintaan dari konsumen dalam dan luar negeri. Karena lokasi tempat
operasional kegiatan/usaha yang ada sekarang tidak mampu memenuhi kebutuhan
produksi saat ini, maka lokasi perlu diperluas dalam rangka peningkatan kapasitasproduksi. Perluasan area dan pergeseran dermaga dilakukan dengan menguruk
perairan dengan material batuan andesit yang sebagian besar berukuran 30 cm x 30
cm x 15 cm. Arah pengurukan dilakukan sejajar dengan lokasi area yang lama. Arah
pengurugan dilakukan melalui darat. Luas area yang diurug 6 ha (176 m x 341 m ).
Pengurugan perairan pantai untuk perluasan tapak dan pemancangan tiang
pancang untuk pembangunan dermaga kepentingan sendiri diperkirakan akan
menghasilkan dampak negatif bagi lingkungan hidup dan fasilitas yang berada di
sekitar proyek. Salah satu dampak lingkungan yang diperkirakan terjadi selama tahap
konstruksi adalah dampak getaran karena penggunaan berbagai peralatan konstruksi
dan peralatan tanah selama tahap konstruksi. Getaran (vibration) adalah gerakan
bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan .
5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 2/10
2
Dampak lingkungan yang timbul selama tahap konstruksi terutama sangat
berpengaruh pada fasilitas yang sensitif terhadap getaran selama aktivitas proyek
berlangsung. Aktivitas proyek menggunakan peralatan konstruksi pemancangan dan
alat berat pekerjaan tanah. Setiap peralatan konstruksi berat akan menghasilkan
getaran yang besarnya berbeda-beda, bergantung pada jenis peralatan, penggerak peralatan, umur peralatan dan lain-lain.
Pada daerah sekitar lokasi kegiatan terdapat fasilitas jaringan pipa gas yang
sensitif terhadap getaran yang ditimbulkan oleh penggunaan alat pemancangan.
Karena adaya fasilitas jaringan pipa yang dianggap strategis dan penting berdasarkan
kajian pustaka, konsultasi publik dan studi lapang maka kegiatan/usaha perluasan
lokasi area dengan cara mengurug perairan di pesisir pantai dan adanya pekerjaan
pemancangan, maka kegiatan ini wajib melakukan analisis dampak lingkungan
(Permen LH no 11 tahun 2006). Analisis dampak lingkungan tidak dimaksudkan
untuk melarang kegiatan/usaha dilaksanakan tetapi hanya sebagai uji kelayakan
lingkungan untuk mencegah dan mereduksi dampak negatif yang diperkirakan
terjadi.Sehubungan dengan hal di atas, berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan peraturan
menteri negara lingkungan hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang jenis usaha atau
kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL, maka kegiatan perluasan tapak
untuk pembangunan dermaga kepentingan sendiri dalam rangka pengembangan
kegiatan PT. Gunanusa Utama Fabricators tersebut termasuk kategori wajib
dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang
dituangkan ke dalam empat dokumen AMDAL. Dokumen analisis dampak
lingkungan terdiri atas kerangka acuan (KA), dokumen analisis dampak lingkungan
(ANDAL), rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan
lingkungan (RPL).
Pada tahap konstruksi pembangunan dermaga akan menggunakan jenis
peralatan berat: dumptruck , excavator , bulldozer , vibrator , motor crane, pile driving
yang menghasilkan getaran. Getaran yang terjadi harus dikelola supaya tidak
menimbulkan dampak yang negatif bagi lingkungan di sekitarnya. Tujuan dari
makalah ini untuk menentukan pada kegiatan apa saja getaran terjadi selama proses
pelaksanaan konstruksi khususnya pada kegiatan penyiapan lahan dan pemacangan
dan perbandingannya dengan baku mutu getaran.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka (literature research)untuk mendapatkan data laju kecepatan getaran peralatan yang digunakan pada tahap
konstruksi. Sumber data dari literatur berupa data sekunder laju kecepatan getaran
yang digunakan selama tahap konstruksi. Data laju kecepatan getaran pada jarak 25
ft dijadikan sebagai kecepatan getaran acuan (reference velocity). Data ini
merupakan data sekunder yang diperoleh dari studi literatur. Dengan menggunakan
formula perhitungan kecepatan getaran yang sampai pada penerima, maka kecepatan
getaran pada titik tertentu dapat ditemukan, sehingga dapat diputuskan apakah
kecepatan getaran yang diterima masih berada di atas atau di bawah batas ambang
menurut Kepmen LH No 49 tahun 1996 mengenai baku mutu getaran. Dengan
demikian, prakiraan dampak hendaknya mencakup prakiraan besaran setiap dampak
terhadap komponen lingkungan yang mungkin timbul akibat suatu kegiatan. Selain
5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 3/10
3
itu, mekanisme aliran dampak dari sumber penyebabnya (rencana kegiatan) sampai
dengan komponen lingkungan terakhir yang menerima dampak juga perlu disajikan.
Untuk memprakirakan besaran dampak dalam makalah ini dilakukan dengan
pendekatan analogi, dan btandar baku mutu lingkungan
PEMBAHASAN
Analisis dampak lingkungan diperlukan untuk menentukan besar dampak
penting baik positip maupun negatif dari suatu kegiatan/usaha, sehingga dapat
diputuskan kelayakan lingkungannya dan menjadi acuan pada saat pelaksanaan
kegiatan/usaha. Dampak lingkungan dapat dikelola dengan berbagai pendekatan
yaitu pendekatan kelembagaan, sosial dan teknologi. Pada tahap konstruksi pekerjaan
pembangunan dermaga untuk kepentingan sendiri dengan cara menguruk dan
memancang akan menimbulkan getaran karena adanya penggunaan berbagai jenis
peralatan konstruksi. Adapun kegiatan pekerjaan yang menibulkan dampak negatif
getaran selama tahap konstruksi adalah:
1. Reklamasi/Pengurugan TapakTapak proyek untuk perluasan area produksi ini merupakan perairan laut
pesisir, sehingga perlu diurug atau direklamasi agar dapat digunakan sebagai area
produksi. Luas area yang akan di urug adalah 176 m x 341 m (± 6 ha) dengan
volume sebesar ± 390.000 m3. Material urug menggunakan batu andesit dan tidak
mengandung tanah, direncanakan diperoleh dari desa Margasari/kecamatan
Puloampel berjarak 600 – 800 m.
Pengangkutan bahan urugan ke kegiatan/usaha direncanakan menggunakan
dumptruck yang melintasi jalan propinsi dan jalan lingkungan. Kapasitas angkut
dumptrcuk 15 s/d 18 m 3 . Ukuran bahan urug sebagian besar berukuran sekitar 30 cm
x 30 cm x 15 cm. Untuk menghasilkan stabilitas urugan yang tinggi, maka bagianpori yang terjadi. antara batuan diisi dengan batuan bergradasi yang lebih kecil,
sehingga gaya kunci (interlocking) yang terjadi antara batuan semakin kuat. Pada
lokasi lahan yang diperuntukkan bagi penghijauan, maka bahan urugan yang
digunakan adalah tanah subur dan dibiarkan gembur, supaya akar tanaman dapat
masuk ke dalam tanah. Sedangkan bagi lahan penghijauan, maka pada lapisan lahan
atas penghijauan dibuat tanah yang subur kira-kira sedalam 50 cm.
Bulldozer dan excavator disiapkan di lokasi yang akan diurug untuk membantu
mempercepat mendorong urugan dan meratakannya sesuai dengan bentuk
permukaan dan tinggi rencana permukaan urugan. Bahan urugan diangkut dan
dibuang dari dumptruck pada posisi yang ditentukan pengawas dan selanjutnya
didorong dengan bulldozer untuk merapikan sesuai dengan elevasi rencana yangditetapkan. Pengurugan akhir dilakukan sampai ketinggian urugan kira-kira berada 5
cm dari elevasi rencana, karena sifat bahan urugan mempunyai nilai susut
(shringkage) setelah dipadatkan.
Pada saat proses pemadatan selesai dilakukan diharapkan ketinggian urugan
sama dengan tinggi rencana muka tanah rencana. Urugan yang sudah mencapai
ketinggian permukaan tanah rencana, terutama pada posisi dimana terdapat fasilitas
bangunan, permukaan tanah dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator sheet foot )
dan dilanjutkan dengan stone walls, sehingga dicapai hasil pemadatan optimal.
2. Mobilisasi Alat dan Material
5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 4/10
4
Mobilisasi peralatan dan material konstruksi ke lokasi kegiatan/usaha
menimbulkan dampak getaran di sepanjang jalan yang dilalui alat angkut. Alat yang
digunakan sebagai alat angkut adalah treiler dan dumptruck . Jenis peralatan dan
material yang dimobilisasi ke dalam proyek pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1. Jenis dan Fungsi Peralatan Utama Pekerjaan Pengurugan dan DermagaNo Jenis Peralatan Fungsi
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Bulldozer
Excavator
Vibrator
Dumptruck
Loader
Hammer
Motor Crane
Tongkang
Concreate mixer
Form work
Mesin las
Crane
Pick up
Compressor
tandem roller
vibro roller
motor grader
Memotong,medorong,
menghampar
Menggali, memuat
Memadatkan
Mengangkut
Mengangkut
Memancang
Membawa Hammer di darat
Membawa hammer di air
Membuat adukan beton
Membentuk Kepala tiang pancang
Menyambung
Menggangkut ke atas
Menggangkut
Memadatkan
Memadatkan aspal
Memadatkan tanah
Meratakan tanah
Tabel 2. Jenis Material Utama Pengurugan dan Dermaga
o
Jenis Material Fungsi
Urugan
.
Batu andesit
Pasir
Semen
Batu split
Tiang
pancang
Besi
Baja.Kayu
Bahan lapisan base course
Campuran beton
Campuran beton
Campuran beton
Tiang
Penulangan
Formwork
Formwork
5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 5/10
5
Material dan peralatan didatangkan dari daerah sekitar dan dipasok oleh kontraktor
lokal. Pengangkutan peralatan dengan treiler sedangkan pengangkutan material urugan
menggunakan dumptruck dengan kapasitas angkut 15 s/d 18 m3
yang mampu mengangkat
beban 25 ton. Berdasarkan volume urugan tapak sebesar 390.000 m3
padat, maka material
yang diangkut dari sumber adalah sebesar 1.02 x 390.000 = 397.800 m3
tidak padat.
Berdasarkan volume ini dibutuhkan ± 22.100 rit dari sumber galian (quarry). Jadwalpengurugan direncanakan selama 5 bulan sehingga akan ada sebanyak kira-kira 147 rit/hari.
Diperkirakan waktu angkut material urugan 15 menit pulang pergi, sehingga selama satu jam
dumptruck dapat melakukan 4 rit/jam.
Untuk mengurangi getaran, maka jumlah dumptruck yang digunakan 5 DT, sehingga
waktu kerja DT hanya 7 s/d 8 jam/hari dan diadakan pengaturan rit, pagi, siang, malam dan
pagi hari. Dumptruck yang dipakai untuk mengurug tapak dengan sistem hidrolik untuk
mempercepat pembongkaran urugan sedangkan untuk pembersihan bak dumptruck
menggunakan tenaga manusia. Dumptruck yang harus digunakan dalam kondisi baik dengan
gas buang yang bersih (lulus uji emisi). Kendaraan pengangkut tersebut akan beroperasi
selama 24 jam sehari. Pengangkutan bahan urugan diusahakan pada jam-jam yang tidak sibuk
kendaraan, sehingga pengangkutan bahan urugan dapat lancar.Lokasi sumber material urug direncanakan berasal dari sekitar lokasi (Gambar 2).
Kontraktor penyedia material urug akan dipilih yang memiliki ijin penambangan. Terkait
dengan adanya aktivitas lalu-lintas kendaraan pengangkut material dari sumber ke lokasi
kegiatan akan dilakukan koordinasi dengan instansi terkait.
Pada saat pelaksanaan pengurugan dimulai akan diperhatikan kondisi jalan kerja yang
digunakan dumptruck mengangkut meterial urugan ke dalam lokasi. Kondisi jalan kerja harus
dapat memikul dumptruck yang lewat dan muat untuk kendaran yang berpapasan, karena
kemungkinan dua buah dumptruck berpapasan tidak dapat dihindari mengingat jumlah
dumptruck yang lewat perjam cukup tinggi. Jalan kerja yang baik akan dapat melewatkan
kendaraan dengan cepat dan lancar sehingga mengurangi kecepatan getaran, tingkat
kebisingan dan pencemaran udara.
3. Pembangunan Berth/Wharf Berth merupakan struktur tepi laut (seaside structure) yang berbatasan langsung
dengan tapak urugan untuk melindungi dermaga dari arus dan pasang dan sekaligus sebagai
tempat merapatnya kapal ke dermaga. Pekerjaan berth dilakukan setelah urugan sampai ke
batas tepi tapak yang akan diurug. Pekerjaan berth dimulai dengan pemancangan tiang beton
bertulang berbentuk persegi dengan mutu K400. Pemancangan dilakukan dengan rapat supaya
air laut tidak dapat masuk ke dalam dermaga dan mengurangi resiko hilangnya material
urugan akibat hempasan atau abrasi air laut. Pemasaangan deretan pile ini sekaligus berfungsi
sebagai dinding penahan (retaining wall).Setelah pemancangan selesai dilakukan maka ujung tiang pancang dipotong untuk
selanjutnya dicor dengan campuran beton yang menyambung semua tiang membentuk kepala
tiang menerus berbentuk plat dengan lebar 60 cm. Pada saat pencoran dilakukan maka
diperlukan formwork yang dilapisi pelumas, sehingga beton dapat dilepas apabila sudah
mencapai kekuatan penuh. Setelah itu pekerjaan dilengkapi dengan tambatan kapal ( fender).
Hasil dari pekerjaan ini seperti pada Gambar 3
5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 6/10
6
Gambar 1. Hasil Pekerjaan Konstruksi Pemancangan Tepi Dermaga
Berth yang dimaksud dalam rencana ini adalah bersinggungan langsung dengan tapak
urugan. Berth yang akan dibangun menggantikan berth yang lama, tetapi lokasinya maju 176m ke perairan. Pada perencanaan panjang berth minimal adalah 1,1 kali panjang kapal yang
maksimum berlabuh. Berth ini harus kuat dan stabil. Pembangunan berth dilakukan secara
bertahap mengikuti selesainya pengurugan tapak. Bahan yang digunakan untuk berth adalah
concrete pile dengan kedalaman mengikuti hasil test sondir tanah di lahan pemancangan.
Pemancangan dilakukan dengan alat hammer . Jenis hammer yang dipakai hydraulik hammer .
Pemancangan concreate pile dengan hammer menghasilkan pencemaran udara, bunyi dan
getaran. Sambungan dan pemotongan bahan pancang tidak dapat dihindari apabila panjang
concreate pile tidak pas dengan kedalaman hasil sondir. Concreate pile yang dipancang diikat
dengan balok cor beton membentuk kepala tiang ( pile cap) supaya didapat konstruksi
sambungan antar concreate pile yang rigid. Potongan bahan akan meninggalkan sisa bahan
pancang sehingga harus diotong.
Penyambungan bahan pancang dibuat rapi sehingga kekuatan pancang optimal dan air
laut tidak merembes masuk ke dalam tapak. Rembesan air ke dalam tapak mengurangi
kepadatan tapak dan kestabilan tapak. Tiang pancang beton (Concreate pile) yang sudah
terpasang diikat dengan cara mengecor di tempat untuk memastikan hasil pancangan kuat dan
stabil. Selama proses pengecoran dilaksanakan, kemungkinan sisa bahan beton jatuh ke
permukaan. Bahan pembentuk beton adalah semen yang mengandung Trikalsium Silikat,
Dikalsium Silikat, Trikalsium Aluminat, Tetrakalsium Aluminofe, Gipsum, kerikil, pasir dan
air. Beton ini mengeras apabila terkena air sehingga membentuk bongkahan yang dapat
diangkat segera. Berth yang akan dibangun berukuran 15 m x 326 m dengan konstruksi beton.
Berth ini merupakan tempat tambat kapal yang akan mengangkut produk ke konsumen yangdi angkut melalui laut. Berth tersebut terhubung dengan skidway sebagai sarana peluncuran
crane yang membawa produk dari darat ke kapal/tongkang.
4. Pengerukan Endapan Pada Kolam Labuh (Basin)
Pengerukan basin dilakukan untuk menjaga supaya kedalaman dasar air laut
memenuhi persyaratan bersandarnya kapal, sehingga kapal dapat mengapung dengan baik.
Pengerukan dilakukan untuk mengeruk sisa-sisa urugan yang tergerus disisi bagian luar tapak
urugan maupun endapan yang masuk ke dalam basin. Pengerukan basin dilakukan setelah
pekerjaan urugan selesai. Alat yang digunakan untuk mengeruk adalah excavator lengan
panjang, clam shell atau menggunakan kapal keruk yang pipanya berada di darat. Ketika
pasir laut diisap dan dibuang ke darat, sambil airnya dikembalikan ke perairan denganmenggunakan saluran yang telah dibentuk. Pada prinsipnya pengisapan kerukan akan
Berth/wharf
5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 7/10
7
membawa air dan bahan isapan. Kedalaman basin 1.05 – 1.15 kali full load draft kapal di
bawah chart datum elevation.
Analisis Dampak Getaran
Pada tahap konstruksi, terutama pada kegiatan pemancangan diperkirakan terjadi
getaran. Getaran merambat ke sekitar proyek melalui media tanah (ground borne). Getaran
pada sumber oleh aktivitas peralatan konstruksi sangat berpengaruh pada struktur fasilitas
yang sensitif terhadap getaran seperti jaringan pipa.. Di sekitar kegiatan proyek terdapat
jaringan pipa yang tertanam di bawah permukaan tanah dengan jarak lebih besar dari 200 m.
Selama aktivitas pemancangan pile untuk pembangunan berth/wharf , alat pemancang hammer
mengeluarkan kecepatan getaran kira-kira 0.644. in/det (Martin, 1980).
Getaran yang dihasilkan dapat menyebabkan efek kurang baik terhadap bangunan-
bangunan yang berdekatan dengan lahan konstruksi yang dikerjakan. Efek yang ditimbulkan
sangat bervariasi, bergantung pada tipe tanah, lapisan tanah, dan karakteristik dari bangunan-
bangunan yang menerima getaran tersebut. Secara umum semakin keras/kaku material tanah
nilai ini akan semakin kecil dan sebaliknya
Dampak getaran pada sumber ke sekitar proyek dapat diukur dengan melakukanperhitungan terhadap besar simpangan, amplitudo, kecepatan dan percepatan getaran yang
sampai pada penerima. Pada kasus ini dampak getaran ditentukan berdasarkan kecepatan
getaran yang sampai pada penerima yaitu jaringan pipa. Kecepatan getaran ijin yang dapat
diterima bangunan yang sensitif terhadap getaran (pipa gas) adalah 0.12 in/ det ( Amick dan
Gendreau. 2000).
Besar kecepatan getaran yang sampai pada penerima dihitung dengan formula berikut:
)(ar rb
b
a
abe
r
r vv
dimana :
ra
= Lokasi penerima pada jarak ra
dari sumber
rb
= Lokasi penerima pada jarak rbdari sumber
e = Bil natural = 0.278
= Koefisien material damping = 0.02 (Richard. 1962)
= Koefisien pelemahan (attenuation coefficients)
= 1 untuk struktur yang ada di bawah permukaan
= 1,4 – 1.7 untuk bahan batuan yang teguh (Nicholls, Jonson & Dubai)
va
= Kecepatan penerima getaran pada jarak a dari sumber
Tingkat getaran yang dihasilkan dari beberapa alat konstruksi (wiss. 1974) disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 4. Tingkat Kecepatan Getaran yang Dihasilkan Peralatan Konstruksi
No Jenis AlatPPV at 25 ft
(in/det)
1 Pile driver (impact)
Upper range
Typical
1.518
0.644
2 Pile drivers (vibratory)
Upper range
Typical
0.734
0.1703 Clam shovel drop (slurry wall) 0.202
5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 8/10
8
4 Hydromull (slurry wall)
In soil
In rock
0,008
0,017
5 Large buldozer 0.089
6 Caisson drilling 0.089
7 Loaded truck 0.0768 Jackhammer 0,035
9 Small buldozer 0,003
Peralatan konstruksi selama tahap konstruksi yang paling besar mengeluarkan getaran
adalah pemancang tiang ( pile driver ) dengan kecepatan getaran 0.644 in/det pada titik acuan
25 ft. Berdasarkan hasil perhitungan kecepatan getaran untuk mencari kecepatan getaran pada
penerima pada jarak tertentu disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Kecepatan Getaran Pada Jarak Tertentu Pada Penerima
Va(in/s) ra (ft) rb(ft) α λ e vb(in/s) vb(mm/s)
0.644 25 25 0.02 1.5 0.278 0.6440 16.3576
30 0.4310 10.94844
35 0.3010 7.644278
50 0.1201 3.049278
53 0.1019 2.587503
55 0.0916 2.325479
60 0.0707 1.795701
62 0.0639 1.624184 Sumber Hasil olahan data
Berdasarkan hasil perhitungan di atas karena letak jaringan pipa berada pada jarak lebih
besar 200 m, maka getaran yang ditimbulkan pada saat pemancangan sheet pile masih berada
di bawah ambang batas (ijin) yaitu 0.12 in/det dan jaraknya dari jaringan pipa gas juga masih
cukup jauh, sehingga kegiatan konstruksi tidak akan menghasilkan dampak penting negatif
pada jaringan pipa gas (Amick dan Gendreau. 2000). Sedangkan menurut Kepmen LH No 49
tahun 1996 mengenai baku mutu getaran maka efek getaran tidak berdampak penting negatif
pada jarak lebih besar dari 60 ft pada kategori a dan kategori b yang batas ambangnya sebesar
t < 2, dan 2 – 27 mm/det
Berdasarkan uraian tersebut, maka kegiatan-kegiatan yang menimbulkan jenis dampak
gangguan fasilitas jaringan pipa pada kegiatan konstruksi, diperkirakan memiliki dampak
negatif tidak penting (-TP) (Tabel 6).
Tabel 6. Penentuan Dampak Penting Getaran Pada Fasilitas Jaringan Pipa PLTGUKriteria Deskripsi
Sifat dan Penting
Tidaknya Dampak
Jumlah manusia yang
terkena dampak
Jumlah manusia yang dapat
terkena dampak relatif besar.-TP
Intensitas dampak Intensitas dampak relatif kecil -TP
Lamanya dampak
berlangsung
Dampak akan berlangsung
sejak tahap kontruksi hingga
operasi
-TP
Luas persebaran dampak Luas persebaran dampak
relatif kecil-TP
Berbalik tidaknyadampak
Sifat dampak tidak berbalik -TP
5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 9/10
9
Sifat kumulaif dampak Sifat dampak kumulatif -TP
Komponen lain yang
terkena dampak
Ada komponen lain yang
terkena dampak -TP
Kesimpulan -TP
Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan KepKa BAPEDAL No. KEP-056/1994
KESIMPULAN
Setiap kegiatan/usaha pembangunan akan menghasilkan dampak positp dan negatif.
Salah satu dampak negatif adalah dampak getaran terutama pada pekerjaan pemancangan .
Pada kegiatan perluasan tapak dan pembangunan dermaga untuk kepentingan sendiri ini
menghasilkan dampak negatif tidak penting untuk komponen fisik kimia getaran. Kecepatan
getaran yang sampai pada penerima seperti jaringan pipa milik PLTGU tidak membahayakan,
sehingga secara kelayakan lingkungan untuk getaran kegiatan/usaha ini dinyatakan layak.
SARAN
Getaran yang mengenai penerima harus dikelola apabila melebihi batas ambang yang
ditetapkan. Ada berbagai cara mitigasi yang dilakukan untuk mengurangi dampak getaran
seperti:
a. Membuat parit di antara sumber getaran dengan fasilitas yang sensitif karena parit akan
memutus getaran karena getaran merambat melalui media tanah.
b. Menggunakan peralatan konstruksi dengan tingkat getar yang kecil.
c. Menggunakan metode kerja penggunaan peralatan yang tepat.
d. Melengkapi peralatan dengan penyerap getaran.
DAFTAR PUSTAKA
Amick, H and Gendreau, M (2000). Construction vibration and Their Impact on Vibration-Sensitive Facilities. ASCE Construction Congress. Florida.22 Feb.
Harris, M.M (1994). High Speed Ground Transportation Noise and Vibration Impact
Assesment Final Report No. 293630-4. Department Transportation Faderal Railroad
Adminsitration. USA.
[Kepmen LH]. 2006. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2006
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL.
[Kepmen LH]. 1996. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996
Tentang: Baku Tingkat Getaran.
[KepBapedal]. 1994. Keputusan Kepala Badan Pengelola Dampak Lingkungan No 056tahun /1994 mengenai kriteria dampak penting.
Martin, D.J.(1980). Ground Vibration from Impact Pile Driving During Road Construction,
TRRL Supplementary Report 554. Transport and Road Research Laboratory.
Nichols, H.R., Jhonson, C.F, and Duvall, W.L. (1971). Blasting Effect and Their Effects on
Structure . Bureu of Mines Bulletin 656.
Richard, F.E. (1962). Foundation Vibration. ASCE Transaction v. 127: 1. pp. 863-898.
[UURI). 1007. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 10/10
10
WISS, J.F (1981). Construction vibrations: State-of-the-Art. American Society of Civil
Engineers, ASCE Journal of Geotechnical Engineering, Vol. 107, No. GT2, pp. 167-
181.