mardiaman untar

10
  1 ANALISIS DAMPAK GETARAN PEKERJAAN REKLAMASI PERLUASAN AREA KEGIATAN DERMAGA UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI. Mardiaman, ST. MT Uniiversitas Mpu Tantular  Abstrak Perluasan areal kegiatan dermaga untuk kepentingan sendiri PT. Guna Nusa Fabrikator dengan luas ± 6 ha (176 m x 341 m) dengan cara mereklamasi pantai akan menimbulkan dampak  penting negatif. Menurut Peraturan Menteri Negara ingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang  jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL, maka kegiatan ini termasuk kategori kegiatn yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) . Tujuan dari paper ini adalah untuk menganalisis dampak penting negatif getaran selama tahap konstruksi. Pendekatan metode yang digunakan adalah penelitian literatur dan survey data lapangan untuk memperkirakan kecepatan getaran yang akan terjadi pada tahap konstruksi. Pengukuran laju kecepatan getaran pada tahap konstruksi dibandingan dengan baku mutu laju kecepatan getaran menurut Kepmen LH No. 49 Tahun 1996 Tentang: Baku Tingkat Getaran. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa getaran selama tahap kons truksi tidak berdampak penting negative selama tah ap konstruksi. Kata kunci: reklamasi, dermaga, dampak negatif, analisis, baku mutu, getaran  ABSTRACT The extending of the quay wall activity area for the self nee d of PT Guna Nusa Fabricators with area ± 6 ha (176 m x 341 m) by reclamation coastal will result a negative important impact. In line with environment ministry rule number 11 by year 2006, so this activity is obliged to do environment impact analyses. The objective of this paper is to analyses the negative important impact of the vibration velocity rate during c onstruction phase. Method approach used is field data survey and literature research to predict a vibration velocity during the construction phase. Measurement vibration velocity rate at the construction phase will be compared with ambie nt quality of vibration velocity rate in line with environment ministry decision number 49 by year 1996. The result shows that vibration occurred have not a negative impact to environment during c onstruction phase. Keywords: reclamation, quay wall, negative impact, analyses, ambient quality, vibration PENDAHULUAN Perluasan area untuk lokasi produksi peralatan rekayasa berat ( heavy engineering ) dan fabrikasi baja ( steel fabrication) dan juga dermaga untuk kepentingan sendiri oleh PT. Guna Nusa Fabricators dilakukan karena adanya peningkatan permintaan dari konsumen dalam dan luar negeri. Karena lokasi tempat operasional kegiatan/usaha yang ada sekarang tidak mampu memenuhi kebutuhan produksi saat ini, maka lokasi perlu diperluas dalam rangka peningkatan kapasitas produksi. Perluasan area dan pergeseran dermaga dilakukan dengan menguruk perairan dengan material batuan andesit yang sebagian besar berukuran 30 cm x 30 cm x 15 cm. Arah pengurukan dilakukan sejajar dengan lokasi area yang lama. Arah penguruga n dilakukan melalui darat. Luas area yang diurug 6 ha (176 m x 341 m ). Pengurugan perairan pantai untuk perluasan tapak dan pemancangan tiang pancang untuk pembangunan dermaga kepentingan sendiri diperkirakan akan menghasilkan dampak negatif bagi lingkungan hidup dan fasilitas yang berada di sekitar proyek. Salah satu dampak lingkungan yang diperkirakan terjadi selama tahap konstruksi adalah dampak getaran karena penggunaan berbagai peralatan konstruksi dan peralatan tanah selama tahap konstruksi. Getaran ( vibration) adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan . 

Transcript of mardiaman untar

Page 1: mardiaman untar

5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 1/10

  1

ANALISIS DAMPAK GETARAN PEKERJAAN REKLAMASI

PERLUASAN AREA KEGIATAN DERMAGA UNTUK

KEPENTINGAN SENDIRI.Mardiaman, ST. MT Uniiversitas Mpu Tantular

 Abstrak

Perluasan areal kegiatan dermaga untuk kepentingan sendiri PT. Guna Nusa Fabrikator 

dengan luas ± 6 ha (176 m x 341 m) dengan cara mereklamasi pantai akan menimbulkan dampak 

 penting negatif. Menurut Peraturan Menteri Negara ingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang

 jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL, maka kegiatan ini termasuk 

kategori kegiatn yang wajib dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

Tujuan dari paper ini adalah untuk menganalisis dampak penting negatif getaran selama tahap

konstruksi. Pendekatan metode yang digunakan adalah penelitian literatur dan survey data lapangan

untuk memperkirakan kecepatan getaran yang akan terjadi pada tahap konstruksi. Pengukuran laju

kecepatan getaran pada tahap konstruksi dibandingan dengan baku mutu laju kecepatan getaranmenurut Kepmen LH  No. 49 Tahun 1996 Tentang: Baku Tingkat Getaran. Hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa getaran selama tahap konstruksi tidak berdampak penting negative selama tahap

konstruksi.

Kata kunci: reklamasi, dermaga, dampak negatif, analisis, baku mutu, getaran

 ABSTRACT 

The extending of the quay wall activity area for the self need of PT Guna Nusa Fabricators

with area ± 6 ha (176 m x 341 m) by reclamation coastal will result a negative important impact. In

line with environment ministry rule number 11 by year 2006, so this activity is obliged to do

environment impact analyses. The objective of this paper is to analyses the negative important impact 

of the vibration velocity rate during construction phase. Method approach used is field data survey

and literature research to predict a vibration velocity during the construction phase. Measurement 

vibration velocity rate at the construction phase will be compared with ambient quality of vibrationvelocity rate in line with environment ministry decision number 49 by year 1996. The result shows

that vibration occurred have not a negative impact to environment during construction phase.

Keywords: reclamation, quay wall, negative impact, analyses, ambient quality, vibration

PENDAHULUAN

Perluasan area untuk lokasi produksi peralatan rekayasa berat (heavy

engineering) dan fabrikasi baja (steel fabrication) dan juga dermaga untuk 

kepentingan sendiri oleh PT. Guna Nusa Fabricators dilakukan karena adanya

peningkatan permintaan dari konsumen dalam dan luar negeri. Karena lokasi tempat

operasional kegiatan/usaha yang ada sekarang tidak mampu memenuhi kebutuhan

produksi saat ini, maka lokasi perlu diperluas dalam rangka peningkatan kapasitasproduksi. Perluasan area dan pergeseran dermaga dilakukan dengan menguruk 

perairan dengan material batuan andesit yang sebagian besar berukuran 30 cm x 30

cm x 15 cm. Arah pengurukan dilakukan sejajar dengan lokasi area yang lama. Arah

pengurugan dilakukan melalui darat. Luas area yang diurug 6 ha (176 m x 341 m ).

Pengurugan perairan pantai untuk perluasan tapak dan pemancangan tiang

pancang untuk pembangunan dermaga kepentingan sendiri diperkirakan akan

menghasilkan dampak negatif bagi lingkungan hidup dan fasilitas yang berada di

sekitar proyek. Salah satu dampak lingkungan yang diperkirakan terjadi selama tahap

konstruksi adalah dampak getaran karena penggunaan berbagai peralatan konstruksi

dan peralatan tanah selama tahap konstruksi. Getaran (vibration) adalah gerakan

bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan . 

Page 2: mardiaman untar

5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 2/10

  2

Dampak lingkungan yang timbul selama tahap konstruksi terutama sangat

berpengaruh pada fasilitas yang sensitif terhadap getaran selama aktivitas proyek 

berlangsung. Aktivitas proyek menggunakan peralatan konstruksi pemancangan dan

alat berat pekerjaan tanah. Setiap peralatan konstruksi berat akan menghasilkan

getaran yang besarnya berbeda-beda, bergantung pada jenis peralatan, penggerak peralatan, umur peralatan dan lain-lain.

Pada daerah sekitar lokasi kegiatan terdapat fasilitas jaringan pipa gas yang

sensitif terhadap getaran yang ditimbulkan oleh penggunaan alat pemancangan.

Karena adaya fasilitas jaringan pipa yang dianggap strategis dan penting berdasarkan

kajian pustaka, konsultasi publik dan studi lapang maka kegiatan/usaha perluasan

lokasi area dengan cara mengurug perairan di pesisir pantai dan adanya pekerjaan

pemancangan, maka kegiatan ini wajib melakukan analisis dampak lingkungan

(Permen LH no 11 tahun 2006). Analisis dampak lingkungan tidak dimaksudkan

untuk melarang kegiatan/usaha dilaksanakan tetapi hanya sebagai uji kelayakan

lingkungan untuk mencegah dan mereduksi dampak negatif yang diperkirakan

terjadi.Sehubungan dengan hal di atas, berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun

1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun

1999 tentang analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan peraturan

menteri negara lingkungan hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang jenis usaha atau

kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL, maka kegiatan perluasan tapak 

untuk pembangunan dermaga kepentingan sendiri dalam rangka pengembangan

kegiatan PT. Gunanusa Utama Fabricators tersebut termasuk kategori wajib

dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang

dituangkan ke dalam empat dokumen AMDAL. Dokumen analisis dampak 

lingkungan terdiri atas kerangka acuan (KA), dokumen analisis dampak lingkungan

(ANDAL), rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan

lingkungan (RPL).

Pada tahap konstruksi pembangunan dermaga akan menggunakan jenis

peralatan berat: dumptruck , excavator , bulldozer , vibrator , motor crane, pile driving

yang menghasilkan getaran. Getaran yang terjadi harus dikelola supaya tidak 

menimbulkan dampak yang negatif bagi lingkungan di sekitarnya. Tujuan dari

makalah ini untuk menentukan pada kegiatan apa saja getaran terjadi selama proses

pelaksanaan konstruksi khususnya pada kegiatan penyiapan lahan dan pemacangan

dan perbandingannya dengan baku mutu getaran.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka (literature research)untuk mendapatkan data laju kecepatan getaran peralatan yang digunakan pada tahap

konstruksi. Sumber data dari literatur berupa data sekunder laju kecepatan getaran

yang digunakan selama tahap konstruksi. Data laju kecepatan getaran pada jarak 25

ft dijadikan sebagai kecepatan getaran acuan (reference velocity). Data ini

merupakan data sekunder yang diperoleh dari studi literatur. Dengan menggunakan

formula perhitungan kecepatan getaran yang sampai pada penerima, maka kecepatan

getaran pada titik tertentu dapat ditemukan, sehingga dapat diputuskan apakah

kecepatan getaran yang diterima masih berada di atas atau di bawah batas ambang

menurut Kepmen LH No 49 tahun 1996 mengenai baku mutu getaran. Dengan

demikian, prakiraan dampak hendaknya mencakup prakiraan besaran setiap dampak 

terhadap komponen lingkungan yang mungkin timbul akibat suatu kegiatan. Selain

Page 3: mardiaman untar

5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 3/10

  3

itu, mekanisme aliran dampak dari sumber penyebabnya (rencana kegiatan) sampai

dengan komponen lingkungan terakhir yang menerima dampak juga perlu disajikan.

Untuk memprakirakan besaran dampak dalam makalah ini dilakukan dengan

pendekatan analogi, dan btandar baku mutu lingkungan

PEMBAHASAN

Analisis dampak lingkungan diperlukan untuk menentukan besar dampak 

penting baik positip maupun negatif dari suatu kegiatan/usaha, sehingga dapat

diputuskan kelayakan lingkungannya dan menjadi acuan pada saat pelaksanaan

kegiatan/usaha. Dampak lingkungan dapat dikelola dengan berbagai pendekatan

yaitu pendekatan kelembagaan, sosial dan teknologi. Pada tahap konstruksi pekerjaan

pembangunan dermaga untuk kepentingan sendiri dengan cara menguruk dan

memancang akan menimbulkan getaran karena adanya penggunaan berbagai jenis

peralatan konstruksi. Adapun kegiatan pekerjaan yang menibulkan dampak negatif 

getaran selama tahap konstruksi adalah:

1. Reklamasi/Pengurugan TapakTapak proyek untuk perluasan area produksi ini merupakan perairan laut

pesisir, sehingga perlu diurug atau direklamasi agar dapat digunakan sebagai area

produksi. Luas area yang akan di urug adalah 176 m x 341 m (± 6 ha) dengan

volume sebesar ± 390.000 m3. Material urug menggunakan batu andesit dan tidak 

mengandung tanah, direncanakan diperoleh dari desa Margasari/kecamatan

Puloampel berjarak  600 – 800 m.

Pengangkutan bahan urugan ke kegiatan/usaha direncanakan menggunakan

dumptruck  yang melintasi jalan propinsi dan jalan lingkungan. Kapasitas angkut

dumptrcuk 15 s/d 18 m 3 . Ukuran bahan urug sebagian besar berukuran sekitar 30 cm

x 30 cm x 15 cm. Untuk menghasilkan stabilitas urugan yang tinggi, maka bagianpori yang terjadi. antara batuan diisi dengan batuan bergradasi yang lebih kecil,

sehingga gaya kunci (interlocking) yang terjadi antara batuan semakin kuat. Pada

lokasi lahan yang diperuntukkan bagi penghijauan, maka bahan urugan yang

digunakan adalah tanah subur dan dibiarkan gembur, supaya akar tanaman dapat

masuk ke dalam tanah. Sedangkan bagi lahan penghijauan, maka pada lapisan lahan

atas penghijauan dibuat tanah yang subur kira-kira sedalam 50 cm.

 Bulldozer dan excavator disiapkan di lokasi yang akan diurug untuk membantu

mempercepat mendorong urugan dan meratakannya sesuai dengan bentuk 

permukaan dan tinggi rencana permukaan urugan. Bahan urugan diangkut dan

dibuang dari dumptruck  pada posisi yang ditentukan pengawas dan selanjutnya

didorong dengan bulldozer  untuk merapikan sesuai dengan elevasi rencana  yangditetapkan. Pengurugan akhir dilakukan sampai ketinggian urugan kira-kira berada 5

cm dari elevasi rencana, karena sifat bahan urugan mempunyai nilai susut

(shringkage) setelah dipadatkan.

Pada saat proses pemadatan selesai dilakukan diharapkan ketinggian urugan

sama dengan tinggi rencana muka tanah rencana. Urugan yang sudah mencapai

ketinggian permukaan tanah rencana, terutama pada posisi dimana terdapat fasilitas

bangunan, permukaan tanah dipadatkan dengan alat pemadat (vibrator sheet foot )

dan dilanjutkan dengan stone walls, sehingga dicapai hasil pemadatan optimal.

2. Mobilisasi Alat dan Material

Page 4: mardiaman untar

5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 4/10

  4

Mobilisasi peralatan dan material konstruksi ke lokasi kegiatan/usaha

menimbulkan dampak getaran di sepanjang jalan yang dilalui alat angkut. Alat yang

digunakan sebagai alat angkut adalah treiler  dan dumptruck . Jenis peralatan dan

material yang dimobilisasi ke dalam proyek pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Jenis dan Fungsi Peralatan Utama Pekerjaan Pengurugan dan DermagaNo Jenis Peralatan Fungsi

1.

2

3

4

5

8

9

10

11

12

13

14

15

16 

17 

Bulldozer

Excavator

Vibrator

Dumptruck 

Loader

Hammer

Motor Crane

Tongkang

Concreate mixer

Form work 

Mesin las

Crane

Pick up

Compressor

tandem roller 

vibro roller  

motor grader  

Memotong,medorong,

menghampar

Menggali, memuat

Memadatkan

Mengangkut

Mengangkut

Memancang

Membawa Hammer di darat

Membawa hammer di air

Membuat adukan beton

Membentuk Kepala tiang pancang

Menyambung

Menggangkut ke atas

Menggangkut

Memadatkan

Memadatkan aspal

Memadatkan tanah

Meratakan tanah

Tabel 2. Jenis Material Utama Pengurugan dan Dermaga

o

Jenis Material Fungsi

Urugan

.

Batu andesit

Pasir

Semen

Batu split

Tiang

pancang

Besi

Baja.Kayu

Bahan lapisan base course

Campuran beton

Campuran beton

Campuran beton

Tiang

Penulangan

Formwork 

Formwork 

Page 5: mardiaman untar

5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 5/10

5

Material dan peralatan didatangkan dari daerah sekitar dan dipasok oleh kontraktor

lokal. Pengangkutan peralatan dengan treiler sedangkan pengangkutan material urugan

menggunakan dumptruck dengan kapasitas angkut 15 s/d 18 m3

yang mampu mengangkat

beban 25 ton. Berdasarkan volume urugan tapak sebesar 390.000 m3

padat, maka material

yang diangkut dari sumber adalah sebesar 1.02 x 390.000 = 397.800 m3

tidak padat.

Berdasarkan volume ini dibutuhkan ± 22.100 rit dari sumber galian (quarry). Jadwalpengurugan direncanakan selama 5 bulan sehingga akan ada sebanyak kira-kira 147 rit/hari.

Diperkirakan waktu angkut material urugan 15 menit pulang pergi, sehingga selama satu jam

dumptruck dapat melakukan 4 rit/jam.

Untuk mengurangi getaran, maka jumlah dumptruck  yang digunakan 5 DT, sehingga

waktu kerja DT hanya 7 s/d 8 jam/hari dan diadakan pengaturan rit, pagi, siang, malam dan

pagi hari.  Dumptruck  yang dipakai untuk mengurug tapak dengan sistem hidrolik untuk 

mempercepat pembongkaran urugan sedangkan untuk pembersihan bak  dumptruck  

menggunakan tenaga manusia. Dumptruck yang harus digunakan dalam kondisi baik dengan

gas buang yang bersih (lulus uji emisi). Kendaraan pengangkut tersebut akan beroperasi

selama 24 jam sehari. Pengangkutan bahan urugan diusahakan pada jam-jam yang tidak sibuk 

kendaraan, sehingga pengangkutan bahan urugan dapat lancar.Lokasi sumber material urug direncanakan berasal dari sekitar lokasi (Gambar 2).

Kontraktor penyedia material urug akan dipilih yang memiliki ijin penambangan. Terkait

dengan adanya aktivitas lalu-lintas kendaraan pengangkut material dari sumber ke lokasi

kegiatan akan dilakukan koordinasi dengan instansi terkait.

Pada saat pelaksanaan pengurugan dimulai akan diperhatikan kondisi jalan kerja yang

digunakan dumptruck mengangkut meterial urugan ke dalam lokasi. Kondisi jalan kerja harus

dapat memikul dumptruck  yang lewat dan muat untuk kendaran yang berpapasan, karena

kemungkinan dua buah dumptruck  berpapasan tidak dapat dihindari mengingat jumlah

dumptruck yang lewat perjam cukup tinggi. Jalan kerja yang baik akan dapat melewatkan

kendaraan dengan cepat dan lancar sehingga mengurangi kecepatan getaran, tingkat

kebisingan dan pencemaran udara.

3. Pembangunan Berth/Wharf   Berth merupakan struktur tepi laut (seaside structure) yang berbatasan langsung

dengan tapak urugan untuk melindungi dermaga dari arus dan pasang dan sekaligus sebagai

tempat merapatnya kapal ke dermaga. Pekerjaan berth dilakukan setelah urugan sampai ke

batas tepi tapak yang akan diurug. Pekerjaan berth dimulai dengan pemancangan tiang beton

bertulang berbentuk persegi dengan mutu K400. Pemancangan dilakukan dengan rapat supaya

air laut tidak dapat masuk ke dalam dermaga dan mengurangi resiko hilangnya material

urugan akibat hempasan atau abrasi air laut. Pemasaangan deretan pile ini sekaligus berfungsi

sebagai dinding penahan (retaining wall).Setelah pemancangan selesai dilakukan maka ujung tiang pancang dipotong untuk 

selanjutnya dicor dengan campuran beton yang menyambung semua tiang membentuk kepala

tiang menerus berbentuk plat dengan lebar 60 cm. Pada saat pencoran dilakukan maka

diperlukan  formwork  yang dilapisi pelumas, sehingga beton dapat dilepas apabila sudah

mencapai kekuatan penuh. Setelah itu pekerjaan dilengkapi dengan tambatan kapal ( fender).

Hasil dari pekerjaan ini seperti pada Gambar 3

Page 6: mardiaman untar

5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 6/10

6

Gambar 1. Hasil Pekerjaan Konstruksi Pemancangan Tepi Dermaga

 Berth yang dimaksud dalam rencana ini adalah bersinggungan langsung dengan tapak 

urugan. Berth yang akan dibangun menggantikan berth yang lama, tetapi lokasinya maju 176m ke perairan. Pada perencanaan panjang berth minimal adalah 1,1 kali panjang kapal yang

maksimum berlabuh.  Berth ini harus kuat dan stabil. Pembangunan berth dilakukan secara

bertahap mengikuti selesainya pengurugan tapak. Bahan yang digunakan untuk berth adalah

concrete pile dengan kedalaman mengikuti hasil test sondir tanah di lahan pemancangan.

Pemancangan dilakukan dengan alat hammer . Jenis hammer yang dipakai hydraulik hammer .

Pemancangan concreate pile dengan hammer  menghasilkan pencemaran udara, bunyi dan

getaran. Sambungan dan pemotongan bahan pancang tidak dapat dihindari apabila panjang

concreate pile tidak pas dengan kedalaman hasil sondir. Concreate pile yang dipancang diikat

dengan balok cor beton membentuk kepala tiang ( pile cap) supaya didapat konstruksi

sambungan antar concreate pile yang rigid. Potongan bahan akan meninggalkan sisa bahan

pancang sehingga harus diotong.

Penyambungan bahan pancang dibuat rapi sehingga kekuatan pancang optimal dan air

laut tidak merembes masuk ke dalam tapak. Rembesan air ke dalam tapak mengurangi

kepadatan tapak dan kestabilan tapak. Tiang pancang beton (Concreate pile) yang sudah

terpasang diikat dengan cara mengecor di tempat untuk memastikan hasil pancangan kuat dan

stabil. Selama proses pengecoran dilaksanakan, kemungkinan sisa bahan beton jatuh ke

permukaan. Bahan pembentuk beton adalah semen yang mengandung Trikalsium Silikat,

Dikalsium Silikat, Trikalsium Aluminat, Tetrakalsium Aluminofe, Gipsum, kerikil, pasir dan

air. Beton ini mengeras apabila terkena air sehingga membentuk bongkahan yang dapat  

diangkat segera. Berth yang akan dibangun berukuran 15 m x 326 m dengan konstruksi beton.

 Berth ini merupakan tempat tambat kapal yang akan mengangkut produk ke konsumen yangdi angkut melalui laut.  Berth tersebut terhubung dengan skidway sebagai sarana peluncuran

crane yang membawa produk dari darat ke kapal/tongkang.

4. Pengerukan Endapan Pada Kolam Labuh (Basin)

Pengerukan basin dilakukan untuk menjaga supaya kedalaman dasar air laut

memenuhi persyaratan bersandarnya kapal, sehingga kapal dapat mengapung dengan baik.

Pengerukan dilakukan untuk mengeruk sisa-sisa urugan yang tergerus disisi bagian luar tapak 

urugan maupun endapan yang masuk ke dalam basin. Pengerukan basin dilakukan setelah

pekerjaan urugan selesai. Alat yang digunakan untuk mengeruk adalah excavator  lengan

panjang, clam shell atau menggunakan kapal keruk yang pipanya berada di darat. Ketika

pasir laut diisap dan dibuang ke darat, sambil airnya dikembalikan ke perairan denganmenggunakan saluran yang telah dibentuk. Pada prinsipnya pengisapan kerukan akan

Berth/wharf 

Page 7: mardiaman untar

5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 7/10

7

membawa air dan bahan isapan. Kedalaman basin 1.05  – 1.15 kali  full load draft kapal di

bawah chart datum elevation.

Analisis Dampak Getaran

Pada tahap konstruksi, terutama pada kegiatan pemancangan diperkirakan terjadi

getaran. Getaran merambat ke sekitar proyek melalui media tanah (ground borne). Getaran

pada sumber oleh aktivitas peralatan konstruksi sangat berpengaruh pada struktur fasilitas

yang sensitif terhadap getaran seperti jaringan pipa.. Di sekitar kegiatan proyek terdapat

 jaringan pipa yang tertanam di bawah permukaan tanah dengan jarak lebih besar dari 200 m.

Selama aktivitas pemancangan pile untuk pembangunan berth/wharf , alat pemancang hammer  

mengeluarkan kecepatan getaran kira-kira 0.644. in/det (Martin, 1980).

Getaran yang dihasilkan dapat menyebabkan efek kurang baik terhadap bangunan-

bangunan yang berdekatan dengan lahan konstruksi yang dikerjakan. Efek yang ditimbulkan

sangat bervariasi, bergantung pada tipe tanah, lapisan tanah, dan karakteristik dari bangunan-

bangunan yang menerima getaran tersebut. Secara umum semakin keras/kaku material tanah

nilai ini akan semakin kecil dan sebaliknya

Dampak getaran pada sumber ke sekitar proyek dapat diukur dengan melakukanperhitungan terhadap besar simpangan, amplitudo, kecepatan dan percepatan getaran yang

sampai pada penerima. Pada kasus ini dampak getaran ditentukan berdasarkan kecepatan

getaran yang sampai pada penerima yaitu jaringan pipa. Kecepatan getaran ijin yang dapat

diterima bangunan yang sensitif terhadap getaran (pipa gas) adalah 0.12 in/ det ( Amick dan

Gendreau. 2000).

Besar kecepatan getaran yang sampai pada penerima dihitung dengan formula berikut:

)(ar rb

b

a

abe

r vv

 

 

 

 

 

  

 

dimana :

ra

= Lokasi penerima pada jarak ra

dari sumber

rb

= Lokasi penerima pada jarak rbdari sumber

e = Bil natural = 0.278

  = Koefisien material damping = 0.02 (Richard. 1962)

   = Koefisien pelemahan (attenuation coefficients)

= 1 untuk struktur yang ada di bawah permukaan

= 1,4 – 1.7 untuk bahan batuan yang teguh (Nicholls, Jonson & Dubai)

va

= Kecepatan penerima getaran pada jarak a dari sumber

Tingkat getaran yang dihasilkan dari beberapa alat konstruksi (wiss. 1974) disajikan pada

Tabel 4.

Tabel 4. Tingkat Kecepatan Getaran yang Dihasilkan Peralatan Konstruksi

No Jenis AlatPPV at 25 ft

(in/det)

1 Pile driver (impact)

 Upper range

 Typical

1.518

0.644

2 Pile drivers (vibratory)

 Upper range

 Typical

0.734

0.1703 Clam shovel drop (slurry wall) 0.202

Page 8: mardiaman untar

5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 8/10

8

4 Hydromull (slurry wall)

 In soil

 In rock 

0,008

0,017

5 Large buldozer 0.089

6 Caisson drilling 0.089

7 Loaded truck 0.0768 Jackhammer 0,035

9 Small buldozer 0,003

Peralatan konstruksi selama tahap konstruksi yang paling besar mengeluarkan getaran

adalah pemancang tiang ( pile driver ) dengan kecepatan getaran 0.644 in/det pada titik acuan

25 ft. Berdasarkan hasil perhitungan kecepatan getaran untuk mencari kecepatan getaran pada

penerima pada jarak tertentu disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Kecepatan Getaran Pada Jarak Tertentu Pada Penerima

Va(in/s) ra (ft) rb(ft) α λ e vb(in/s) vb(mm/s)

0.644 25 25 0.02 1.5 0.278 0.6440 16.3576

30 0.4310 10.94844

35 0.3010 7.644278

50 0.1201 3.049278

53 0.1019 2.587503

55 0.0916 2.325479

60 0.0707 1.795701

62 0.0639 1.624184  Sumber Hasil olahan data

Berdasarkan hasil perhitungan di atas karena letak jaringan pipa berada pada jarak lebih

besar 200 m, maka getaran yang ditimbulkan pada saat pemancangan sheet pile masih berada

di bawah ambang batas (ijin) yaitu 0.12 in/det dan jaraknya dari jaringan pipa gas juga masih

cukup jauh, sehingga kegiatan konstruksi tidak akan menghasilkan dampak penting negatif 

pada jaringan pipa gas (Amick dan Gendreau. 2000). Sedangkan menurut Kepmen LH No 49

tahun 1996 mengenai baku mutu getaran maka efek getaran tidak berdampak penting negatif 

pada jarak lebih besar dari 60 ft pada kategori a dan kategori b yang batas ambangnya sebesar

t < 2, dan 2  – 27 mm/det

Berdasarkan uraian tersebut, maka kegiatan-kegiatan yang menimbulkan jenis dampak 

gangguan fasilitas jaringan pipa pada kegiatan konstruksi, diperkirakan memiliki dampak 

negatif tidak penting (-TP) (Tabel 6).

Tabel 6. Penentuan Dampak Penting Getaran Pada Fasilitas Jaringan Pipa PLTGUKriteria Deskripsi

Sifat dan Penting

Tidaknya Dampak 

Jumlah manusia yang

terkena dampak 

Jumlah manusia yang dapat

terkena dampak relatif besar.-TP

Intensitas dampak Intensitas dampak relatif kecil -TP

Lamanya dampak 

berlangsung

Dampak akan berlangsung

sejak tahap kontruksi hingga

operasi

-TP

Luas persebaran dampak Luas persebaran dampak 

relatif kecil-TP

Berbalik tidaknyadampak 

Sifat dampak tidak berbalik -TP

Page 9: mardiaman untar

5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 9/10

9

Sifat kumulaif dampak Sifat dampak kumulatif -TP

Komponen lain yang

terkena dampak 

Ada komponen lain yang

terkena dampak -TP

Kesimpulan -TP

Sumber: Kriteria Dampak Berdasarkan KepKa BAPEDAL No. KEP-056/1994

KESIMPULAN

Setiap kegiatan/usaha pembangunan akan menghasilkan dampak positp dan negatif.

Salah satu dampak negatif adalah dampak getaran terutama pada pekerjaan pemancangan .

Pada kegiatan perluasan tapak dan pembangunan dermaga untuk kepentingan sendiri ini

menghasilkan dampak negatif tidak penting untuk komponen fisik kimia getaran. Kecepatan

getaran yang sampai pada penerima seperti jaringan pipa milik PLTGU tidak membahayakan,

sehingga secara kelayakan lingkungan untuk getaran kegiatan/usaha ini dinyatakan layak.

SARAN

Getaran yang mengenai penerima harus dikelola apabila melebihi batas ambang yang

ditetapkan. Ada berbagai cara mitigasi yang dilakukan untuk mengurangi dampak getaran

seperti:

a.  Membuat parit di antara sumber getaran dengan fasilitas yang sensitif karena parit akan

memutus getaran karena getaran merambat melalui media tanah.

b.  Menggunakan peralatan konstruksi dengan tingkat getar yang kecil.

c.  Menggunakan metode kerja penggunaan peralatan yang tepat.

d.  Melengkapi peralatan dengan penyerap getaran.

DAFTAR PUSTAKA

Amick, H and Gendreau, M (2000). Construction vibration and Their Impact on Vibration-Sensitive Facilities. ASCE Construction Congress. Florida.22 Feb.

Harris, M.M (1994). High Speed Ground Transportation Noise and Vibration Impact

Assesment Final Report No. 293630-4. Department Transportation Faderal Railroad

Adminsitration. USA.

[Kepmen LH]. 2006. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 tahun 2006

tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL.

[Kepmen LH]. 1996. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996

Tentang: Baku Tingkat Getaran.

[KepBapedal]. 1994. Keputusan Kepala Badan Pengelola Dampak Lingkungan No 056tahun /1994 mengenai kriteria dampak penting.

Martin, D.J.(1980). Ground Vibration from Impact Pile Driving During Road Construction,

TRRL Supplementary Report 554. Transport and Road Research Laboratory.

Nichols, H.R., Jhonson, C.F, and Duvall, W.L. (1971). Blasting Effect and Their Effects on

Structure . Bureu of Mines Bulletin 656.

Richard, F.E. (1962). Foundation Vibration. ASCE Transaction v. 127: 1. pp. 863-898.

[UURI). 1007. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Page 10: mardiaman untar

5/17/2018 mardiaman untar - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/mardiaman-untar 10/10

10

WISS, J.F (1981). Construction vibrations: State-of-the-Art. American Society of Civil

Engineers, ASCE Journal of Geotechnical Engineering, Vol. 107, No. GT2, pp. 167-

181.