March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di ...
Transcript of March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di ...
March 2021
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas
di Indonesia
Department forBusiness, Energy& Industrial Strategy
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 3Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia2
Penulis
Roxana Slavcheva
Andrew Cockburn
Mariyam Joyce
Kim Khoo
Dr Amy Hochadel
Bob Burgoyne
Gokhan Tourkkanli
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada individu dan organisasi berikut atas kontribusinya yang
sangat berharga untuk laporan ini (kesalahan atau kelalaian tetap menjadi tanggung jawab penulis):
Yanti Choesin Zen
Kedutaan Besar Inggris di Jakarta
Dr. Huw Davies, Coventry University
The Business of Cities
Abigail Matthews, Georgina Box, Alisdair Ritchie dari Connected Places Catapult
Penafian
© Connected Places Catapult. Dilarang mereproduksi, mendistribusikan, atau menyerbarkan laporan ini kepada pihak
ketiga mana pun tanpa persetujuan tertulis. Connected Places Catapult tidak bertanggung jawab atas ketergantungan yang
ada pada laporan ini.
IsiRingkasan eksekutif 4
Kata pengantar 7
Opini 8
Definisi dan singkatan 11
Metodologi 12
Daftar organisasi yang diwawancarai 13
1 Pengantar 14
2 Menjabarkan Tantangan 16
2.1 Pembangkitan Energi 17
2.2 Urbanisasi, Emisi Karbon, dan Polusi Udara 19
3 Kesempatan E-mobilitas 22
3.1 Tantangan Dampak E-mobilitas di Indonesia 24
3.2 Jenis EV 24
3.3 Sejarah Program E-mobilitas Indonesia dan Pelaku Utamanya 26
3.4 Struktur dan Kebijakan Pemerintah 32
4 IV. Ekosistem E-mobilitas Indonesia dan Peluang untuk Bermitra
dengan Inggris 38
4.1 Pemangku Kepentingan Utama di Sektor E-mobilitas Indonesia 41
4.2 Keberhasilan Inggris di Indonesia sampai saat ini 44
4.3 Keunggulan Kompetitif Inggris 45
5 Mendukung Hubungan Inggris-Indonesia 48
5.1 Kisah Tiga Kota: Bandung, Denpasar, dan Surabaya 49
5.2 Karakteristik Fisik dan Struktur Tata Kelola Tiga Kota Sasaran 55
5.3 Perbandingan ASEAN 57
5.4 Ekosistem Inovasi Perkotaan 58
5.5 Kapasitas dan Kapabilitas Kemitraan 60
5.6 Studi Kasus E-mobilitas Inggris 61
6 Ringkasan 68
7 Rekomendasi 72
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 54
Bagian-bagian tersebut menghidupkan keterkaitan
agenda net zero dengan pembangunan sosial
ekonomi dan menunjukkan hal yang sering
dipandang sebagai tantangan, yang sebenarnya
dapat menjadi peluang untuk mempercepat inovasi
dan pertumbuhan di tingkat daerah dan nasional.
Industri baru dan yang sedang berkembang
memberikan peluang bagi pasar yang tumbuh
dan berkembang dengan pesat untuk mengambil
langkah besar dalam mendorong agenda sains
dan ekosistem inovasi mereka. Pertumbuhan
sektor e-mobilitas menghadirkan peluang tersebut
bagi Indonesia.
Berdasarkan kolaborasi berkelanjutan yang telah
dilakukan di tiga kota - Bandung, Denpasar, dan
Surabaya - kami berupaya untuk memperkuat
hubungan dan pertukaran informasi, teknologi,
dan pengetahuan antara Inggris dan Indonesia.
Kami memberikan gambaran umum tentang
status ekosistem e-mobilitas yang baru muncul di
kota-kota di Indonesia. Selain itu, kami juga mencari
perusahaan Inggris dengan kapasitas yang sesuai
dengan celah pasar saat ini. Kami membuat profil
perusahaan Inggris yang memiliki potensi besar
untuk berhasil memasuki pasar yang tidak jenuh
dan menarik ini, meskipun memiliki hambatan
untuk masuk. Kami merangkum lanskap peluang
dan intervensi kebijakan untuk memberikan
analisis kepada perusahaan tentang area yang
memungkinkan perluasan kemitraan Inggris-
Indonesia dalam e-mobilitas dan untuk membangun
kepercayaan dan pemahaman bersama di kawasan
tersebut. Laporan ini diakhiri dengan panduan
untuk menyusun kerangka kerja dan struktur yang
diperlukan untuk mendukung perusahaan Inggris
untuk bekerja sama dengan mitra lokal Indonesia
melalui kemitraan yang adil, membangun hubungan
kolaboratif, dan membantu mendorong sektor
e-mobilitas yang sedang berkembang di Indonesia.
Temuan utama dari laporan ini menunjukkan bahwa
kota-kota di Indonesia memiliki potensi yang tinggi
untuk menerapkan dan menguji solusi inovatif
di bidang ini, untuk diterapkan di skala nasional,
regional, dan global, serta dalam kemitraan dengan
Inggris. Pada bagian rekomendasi akhir, kami
menunjukkan bahwa tantangan net zero global ini
dapat ditangani di tingkat lokal melalui program
terstruktur, yang akan memberikan manfaat nyata
untuk mendukung dekarbonisasi ruang kota dan
mengurangi polusi udara.Selain itu, hal tersebut juga
memelihara pertumbuhan ekosistem inovasi start-up
dan UKM, membangun keterampilan, pekerjaan, dan
perusahaan masa depan, serta menciptakan peluang
investasi yang menarik bagi perusahaan Inggris.
Ringkasan eksekutif Laporan ini ditugaskan oleh Departemen Strategi Bisnis, Energi, dan Industri Inggris untuk mendukung
komitmen Inggris kepada Indonesia terkait penguatan hubungan kedua negara di bidang sains, inovasi,
dan teknologi, untuk kepentingan pemahaman tentang cara terbaik dalam menerapkan bidang-bidang
tersebut untuk berkontribusi terhadap agenda nol bersih (net zero) global.
Laporan ini ditujukan untuk pemerintah Inggris, pemerintah Indonesia - baik nasional maupun daerah - serta
lembaga akademik dan sektor industri yang terkait dengan transportasi dan mobilitas. Hal ini bertujuan untuk
memahami lebih jauh hubungan antara komitmen net zero dan peluang yang dihadirkan dalam memajukan
agenda sains dan inovasi di Indonesia melalui kolaborasi lapangan antara perusahaan-perusahaan Indonesia
dan Inggris serta lembaga akademik.
Laporan ini dibagi menjadi lima bagian
Konteks tantangan net zero di tingkat nasional dan
daerah di Indonesia
Potensi solusi e-mobilitas di tingkat kota setempat
Bagaimana e-mobilitas dapat menjadi bagian
dari solusi
Ringkasan dan rekomendasi
Bagaimana Inggris dapat mendukung sektor
e-mobilitas di Indonesia
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 76
Kata pengantar
Perubahan iklim adalah salah satu tantangan terpenting untuk generasi kita. Ini terjadi pada saat ekonomi di
seluruh dunia ingin melakukan diversifikasi, untuk menciptakan lapangan kerja, bisnis, dan peluang bisnis di
masa depan. Sering kali ini bisa terlihat seperti pilihan antara satu tantangan atau tantangan yang lain. Tetapi
laporan ini menunjukkan bahwa tidaklah demikian adanya. Agenda net zero terkait erat dengan inovasi serta
pengembangan dan pertumbuhan sosial ekonomi. Dan daripada memandang hal ini sebagai tantangan,
lebih baik hal ini dilihat sebagai peluang besar untuk memberikan fokus dan kejelasan agar dapat membantu
memandu kebijakan dan keputusan bisnis karena pemerintah dan industri berfokus pada penyelesaian
tantangan perubahan iklim melalui pengembangan dan penyebaran solusi inovatif di berbagai sektor ekonomi.
Laporan ini melihat bagaimana e-mobilitas tidak hanya dapat berkontribusi pada nol bersih dan agenda
udara bersih di ruang kota, tetapi bagaimana hal ini dapat memberi Indonesia kesempatan untuk beralih dari
importir netto bahan bakar fosil dan bagian rantai pasokan e-mobilitas dan solusi, ke pusat pengembangan dan
penyebaran terdepan, dan kemudian menjadi pusat kekuatan ekspor regional dan global. Untuk melakukan ini
dibutuhkan kolaborasi dan dedikasi pemerintah, baik pusat maupun daerah, industri dan akademisi. Melalui
kemitraan dengan negara seperti Inggris, saya mengetahui bahwa kami dapat melihat komitmen dan dedikasi
yang diwujudkan ke dalam penerapan di kota-kota Indonesia yang benar-benar akan menciptakan perbedaan.
Kesempatan yang disampaikan kepada Indonesia dalam lingkup e-mobilitas ini adalah sesuatu yang baik saya
maupun rekan-rekan di Connected Places Catapult dapat memberikan keahlian kami untuk mendukungnya.
Selama lima tahun terakhir, Connected Places Catapult telah melakukan lebih dari 30 proyek internasional di
enam benua.
Connected Places Catapult adalah akselerator inovasi Inggris untuk kota, transportasi, dan wilayah. Kami
menyediakan ‘inovasi sebagai layanan’ yang tidak memihak bagi lembaga pemerintah, bisnis, dan penyedia
infrastruktur untuk mengkatalisasikan langkah perubahan dalam peningkatan cara masyarakat berkehidupan,
bekerja, dan bepergian. Kami menghubungkan bisnis dan pemimpin sektor publik dengan penelitian mutakhir
untuk memicu inovasi dan menumbuhkan pasar baru. Kami menjalankan demo-demo teknologi dan
akselerator UKM untuk menskalakan solusi baru yang mendorong pertumbuhan, menyebarkan kesejahteraan,
dan menghilangkan karbon.
Di Connected Places Catapult, kami memiliki pengalaman dalam membina pemimpin terpilih yang berfikiran
kedepan untuk menjadi sumber dan merangsang ekonomi inovasi di Inggris dan di seluruh dunia. Dari elemen
pengarahan Kesepakatan Wilayah Kota Belfast hingga mendukung Smart Dubai, kami telah bermitra dengan
tempat-tempat di seluruh dunia untuk membuka pemanfaatan ekonomi dan lingkungan melalui pengadopsian
teknologi baru, program peningkatan keahlian pemimpin kota, membuat koneksi ke ekosistem inovasi terdepan
di dunia dan merencanakan serta memberikan pendekatan inovatif untuk semua aspek kota yang benar-benar
cerdas untuk semua.
Mengatasi perubahan iklim dan jalan menuju nol bersih tentu dapat dilihat sebagai tantangan. Tetapi tantangan
dapat menghasilkan yang terbaik dari kita. Dengan visi dan tujuan, ditambah dengan rencana tindakan yang
jelas dan tekad yang teguh, tidak ada tantangan yang tidak dapat diatasi.
Nicola Yates OBE
Chief Executive Officer, Connected Places Catapult
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 98
Opini
Kerja sama antara Inggris dan mitra Asia-Pasifik sangat menarik. Wilayah ini memiliki pertumbuhan ekonomi
tercepat di dunia. Indonesia, negara dengan perekonomian terbesar kesepuluh secara global, menawarkan
potensi yang besar untuk perdagangan, investasi, kemitraan, dan pembelajaran yang saling menguntungkan.
Bahkan saat pemerintah berupaya mengatasi Covid-19, kami bertekad bahwa perlambatan ekonomi global tidak
akan menghentikan kemajuan dalam kolaborasi bilateral.
Kota-kota di seluruh dunia menghadapi tantangan ganda terkait polusi udara dan kemacetan di perkotaan. Oleh
karena itu, semakin banyak pemerintah yang berkomitmen pada target mobilitas berkelanjutan. Di Indonesia,
sistem angkutan cepat bus terbesar di dunia, TransJakarta, telah berkomitmen untuk mengubah 14.000 armada
busnya menjadi tenaga listrik di tahun 2030. Ini akan menjadi armada bus berlistrik terbesar hingga saat ini - dan
menjadi contoh yang sangat luar biasa untuk diikuti oleh kota-kota dan daerah-daerah lain di Indonesia, serta
secara global.
Pengurangan emisi memberikan kemajuan nyata saat ini. Pada tahun 2010, Pemerintah DKI Jakarta membuat
komitmen yang tidak mengikat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 30% di tahun 2030, di bawah
angka baseline tahun 2005. Tahun ini, Jakarta berencana menerbitkan Rencana Aksi Perubahan Iklim yang
diperbarui dengan dukungan dari C40 Cities Climate Leadership Group.
Pemerintah Inggris memberikan dukungan terhadap gerakan ini. Fasilitas Keuangan C40, yang sebagian
didanai oleh pemerintah Inggris, mendukung TransJakarta dalam kelayakan teknis dan pembiayaan pada
100 bus listrik pertama yang beroperasi di Jakarta sepanjang tahun ini. Program lain yang didanai pemerintah
Inggris, UK Partnering for Accelerated Climate Transitions (UK PACT), akan mendukung ibu kota Indonesia dalam
meningkatkan percobaan ini melalui rencana implementasi peluncuran bus listrik TransJakarta hingga tahun
2030. Program ini juga akan mendukung studi kelayakan untuk mengubah sepeda motor di Jakarta menjadi
bertenaga listrik, bekerja sama dengan perusahaan ride-hailing lokal.
Momentum sedang berkembang di seluruh Indonesia. Mengikuti ambisi DKI Jakarta, kota Bandung,
Surabaya, dan Denpasar serta masing-masing provinsinya mewujudkan komitmen rendah karbon. E-mobilitas
dan pembangunan perkotaan tanpa emisi akan tersebar di kota-kota metropolitan di Indonesia. Program
kemakmuran Inggris semacam Program Kota Masa Depan Global bekerja sama dengan kota-kota metropolitan
tersebut untuk memastikan perencanaan kota masa depan telah mencakup perencanaan e-mobilitas dan
lingkungan hemat energi.
Akan tetapi, masih banyak yang harus dilakukan. Emisi global transportasi jalan raya meningkat lebih cepat
dibandingkan dengan sektor lainnya. Akan tetapi, Inggris pun sudah bergerak lebih jauh dan cepat dari
sebelumnya dalam melakukan dekarbonisasi transportasi atau memanfaatkan teknologi bersih dan hijau
untuk menghentikan kontribusinya terhadap perubahan iklim di tahun 2050.
Sehingga, saya sangat senang mengetahui Connected Places Catapult bersama pemerintah dan Kedutaan
Besar Inggris telah menjalankan pekerjaan penting ini untuk mengidentifikasi faktor pendukung, hambatan,
dan peluang dalam memajukan komitmen ambisius pemerintah Indonesia terkait e-mobilitas - dan untuk
membantu membina kerjasama kedua negara di sektor ini. Terdapat banyak manfaat yang tidak dapat
dipungkiri dari pelaksanaan mobilitas berkelanjutan di Indonesia - udara yang lebih bersih, gaya hidup lebih
sehat, kemakmuran ekonomi, pertumbuhan lapangan kerja, katalisasi inovasi dan kewirausahaan lokal - semua
ini dapat diwujudkan bersama mitra yang hebat untuk belajar dari dan bersama - seperti Inggris. Jika kita bekerja
sama, kita dapat meraih semua manfaat tersebut lebih cepat. Dengan mengirimkan sinyal kebijakan yang kuat ke
industri global, kita dapat meningkatkan investasi lebih cepat, meningkatkan skala ekonomi, dan menyukseskan
pengurangan biaya.
KTT COP26 di Glasgow pada bulan November ini akan menjadi kesempatan tepat dalam mempertemukan
para pihak untuk mempercepat tindakan menuju tujuan Perjanjian Paris dan Konvensi Kerangka Kerja PBB
mengenai Perubahan Iklim. Kepresidenan COP26 Inggris turun dalam uji signifikasi pertama Perjanjian Paris -
di mana negara-negara didorong untuk meninjau kembali komitmen nasional mereka dalam mencapai
target suhu keseluruhan 1.5°C. Tahun 2020 telah menunjukkan kemajuan yang cukup besar pada iklim yang
berpuncak pada 75 pemimpin membuat komitmen ambisius pada KTT Climate Ambition pada 12 Desember.
Inggris memiliki empat tujuan utama dalam menyukseskan COP26.
Pertama, kami meminta semua negara untuk menetapkan target emisi nol bersih - yang telah dilakukan oleh
pemerintah yang bertanggung jawab atas dua pertiga emisi global - dan menetapkan target pengurangan
emisi pada tahun 2030. Tujuan kedua kami adalah agar setiap negara memiliki rencana yang kredibel untuk
mengelola pola cuaca yang tidak dapat diprediksi dan seringkali merusak sebagai akibat dari perubahan iklim.
Kami menyatukan negara-negara untuk berbagi solusi melalui konsep Adaptation (Adaptasi) Action (Aksi)
Coalition (Koalisi) yang baru dan saat ini telah diikuti oleh negara-negara di seluruh dunia.
Tujuan ketiga adalah perihal keuangan: dana yang cukup sangat penting untuk mengatasi krisis iklim. Di Inggris,
kami telah memberikan komitmen sebesar £11,6 miliar selama lima tahun ke depan untuk pendanaan iklim.
Kami pun terus mendorong orang lain untuk mengikuti langkah kami. Tujuan yang terakhir, kami ingin
menyukseskan negosiasi COP26 di Glasgow.
Tetapi kita perlu melihat langkah-langkah perubahan lebih lanjut dalam ambisi dan tindakan semua negara, jika
kita ingin menghindari dampak bencana pada generasi mendatang. Ketika banyak negara menghadapi pandemi
seperti saat ini, muncul peluang yang belum pernah ada sebelumnya. Yaitu, menghidupkan kembali ekonomi
global melalui cara yang membangun agar menjadi masyarakat yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan tangguh.
Melalui Kepresidenan COP26 Inggris, kami ingin menyatukan negara-negara, negara bagian, industri, dan bisnis
guna mencapai tujuan tersebut.
Salah satu contoh kuncinya adalah karena pemerintah mendukung pemulihan sektor otomotif setelah Covid-19.
Kami harus memastikan bahwa kami sepenuhnya mendukung dan tidak menolak adanya transisi ke kendaraan
tanpa emisi. COP26 adalah peluang unik untuk memajukan inisiatif ini, tetapi hal ini merupakan bagian dari
upaya jangka panjang dan lebih luas untuk memastikan peluncuran elektrifikasi dapat terus berlanjut sampai
penjualan mobil dan van global 100% nol emisi.
Saya berharap dapat bekerja sama dengan teman-teman di Indonesia sebagai mitra nol bersih untuk mengatasi
perubahan iklim menjelang COP26 dan yang lainnya
Ken O’Flaherty
Duta Besar Regional COP26 untuk Asia-Pasifik dan Asia Selatan
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 1110
“Hubungan internasional Liverpool yang memenangkan penghargaan dengan posisi yang berkembang pesat dan khusus telah membantu mengidentifikasi potensi pertumbuhan - terutama terkait ekonomi net zero dan menjadi pelopor nasional dalam pertumbuhan bersih, e-mobilitas, dan infrastruktur hijau. Bersama dengan mitra strategis kami dan Sister City Surabaya di Indonesia, kami membantu mengembangkan lingkungan bisnis yang dinamis melalui kerja sama. Kerja tim ini mewujudkan ide menjadi inovasi yang berdampak dan membantu menghubungkan banyak komunitas kita yang beragam. Saya sangat percaya bahwa dengan bantuan Connected Places Catapult, penelitian berbasis bukti tepercaya, dan keterlibatan lokal, kami pasti dapat mendukung penciptaan peluang yang lebih inklusif dan menarik, serta tempat yang lebih sehat dan berpikiran maju di dalam dan di luar negeri.”
Gary Millar, Wakil Walikota, Anggota Dewan Kota Liverpool
Definisi dan singkatan
ADB: Bank Pembangunan Asia
AKDP: Angkutan Kota dalam Provinsi
AQI: Indeks Kualitas Udara
ASEAN: Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara
BAU: Bisnis seperti biasa
BLU: Badan Layanan Umum
BPDLH: Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup
BPEV: Kendaraan listrik bertenaga baterai
BRT: Angkutan bus cepat
BPPT: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
CapEx: Belanja Modal
CMMAI: Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
CO2: Karbon dioksida
EV: Kendaraan listrik
FDI: Investasi Asing Langsung
GRK: Gas Rumah Kaca
PDB: Produk Domestik Bruto
GFCP: Program Kota Masa Depan Global
ITDP: Institute for Transportation and Development Policy
ITS: Sistem Transportasi Cerdas
MOTI: Kementerian Perdagangan dan Industri
MoU: Nota Kesepahaman
NDC: Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional
NOx: Nitrogen Oksida
OECD: Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
OPEC: Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi
OpEx: Biaya Operasional
PLN: PT Perusahaan Listrik Negara
PM: Materi Partikulat
PTIS: Sistem Informasi Transportasi Umum
RISTEK-BRIN: Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia
UKM: Usaha Kecil dan Menengah
SOx: Belerang Oksida
SPBKLU: Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum
SPKLU: Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum
TKDN: Tingkat Komponen Dalam Negeri
WEF: Forum Ekonomi Dunia
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 1312
Metodologi
Connected Places Catapult melakukan penelitian primer (wawancara industri) dan penelitian sekunder
(studi berbasis pustaka) dari 13 Januari hingga 12 Maret 2021 untuk memahami dan mengevaluasi peluang
pasar bagi penyuplai e-mobilitas Inggris untuk memasuki pasar Indonesia dalam mendukung komitmen
Indonesia terhadap dekarbonisasi. Melakukan analisis kebutuhan, identifikasi celah, dan pemetaan peluang
kerjasama Inggris-Indonesia merupakan hasil penelitian dan wawancara.
Intelijen pemasaran didapatkan melalui penelitian dan analisis, evaluasi ahli internal, serta wawancara
dengan pemangku kepentingan regional utama sebagaimana berikut:
• Studi kepustakaan yang mencakup artikel jurnal akademis, instruksi dan laporan pemerintah nasional,
laporan tahunan perusahaan dan lembaga penelitian, Organisasi non-pemerintah (LSM) dan analisis yang
disponsori oleh bank pembangunan, serta berita lokal.
• Wawancara dengan para ahli dari LSM dan wadah pemikir, bisnis lokal, departemen pemerintah,
perusahaan konsultan dengan pengetahuan khusus mengenai e-mobilitas Indonesia, serta bank
pembangunan global maupun regional.
Daftar organisasi yang berpartisipasi dalam proses penelitian disertakan di bawah ini. Kami berterima kasih
karena telah bersedia berdiskusi bersama kami.
Sebagai tambahannya, daftar sumber penelitian telah kami sertakan dalam laporan. Setiap kesalahan
adalah tanggung jawab penulis. Namun, kami tidak dapat bertanggung jawab atas pembaruan apa pun yang
telah dilakukan terhadap informasi publik yang termasuk dalam versi penelitian ini terhitung sejak kami
melakukan penelitian.
Untuk informasi lebih lanjut atau pertanyaan mengenai laporan ini, silakan hubungi kami di email berikut:
Daftar organisasi yang diwawancarai
Asian Development Bank
BAPPEDA - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BAPPENAS - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia
Dinas Perhubungan Bandung
Pemerintah Bali, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
Kamar Dagang Inggris di Indonesia
Coventry University, Inggris dan Indonesia
Pemerintah Kota Denpasar
Dinas Perhubungan Denpasar
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Gesits (PT WIKA)
Grütter Consulting
Institute for Essential Services Reform (IESR)
Institut Teknologi Bandung (ITB)
Institute for Transportation and Development Policy (ITDP)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya (ITS)
KADIN - Kamar Dagang dan Industri Indonesia
Kantor Walikota Liverpool
Microcab (UKM Inggris)
Mott MacDonald
PricewaterhouseCoopers (PwC)
Kerja Sama Sekretariat Daerah Kota Denpasar
The Business of Cities
The Society of Motor Manufacturers and Traders Ltd (SMMT)
Dinas Perhubungan Bandung
Universitas Udayana (CORE)
Konsorsium Inggris-Indonesia untuk Ilmu Interdisipliner (UKICIS)
Departemen Perdagangan Internasional Inggris (DIT)
Universitas Indonesia
Universitas Padjajaran
Dinas Energi dan Sumber Daya Alam Jawa Barat
Dinas Perhubungan Daerah Jawa Barat
Academia (18%)
Industry Associations/NGOs (21%)
Businesses (21%)
Government Stakeholders (ID & UK) (21%)
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 1514
1 Pengantar Saat ini lebih dari separuh populasi dunia tinggal
di kota dan gaya hidup perkotaan telah membawa
banyak keuntungan dalam sosial ekonomi, tetapi
terdapat sejumlah tantangan, terutama yang terkait
dengan lingkungan. Salah satu sumber masalah kese-
hatan dan lingkungan yang paling umum di daerah
perkotaan adalah transportasi jalan raya, yang mana
hal tersebut masih menjadi kontributor utama dalam
pencemaran udara di lingkungan perkotaan. Selain
itu, kendaraan jalan raya menghasilkan emisi yang
berdampak pada gas rumah kaca (GRK) juga berkon-
tribusi terhadap krisis iklim global, yang secara signi-
fikan meningkatkan risiko terjadinya cuaca ekstrem
dan bencana alam seperti banjir, angin topan, dan
gempa bumi. Di negara seperti Indonesia, yang
terdiri dari pulau-pulau besar dan kepulauan yang
rawan akan bencana alam yang dahsyat, pemanasan
dunia yang cepat akan meningkatkan permukaan
laut, meningkatkan suhu, dan melonjaknya badai
tropis. Meningkatkan aspek negatif transportasi di
atas, kelompok kelas menengah yang berkembang
menyebabkan tingkat konsumsi barang yang lebih
tinggi, di antaranya tingkat pemakaian kendaraan
pribadi yang lebih tinggi, dengan peningkatan
polutan yang berdampak negatif terhadap kualitas
udara dan kesehatan. Karena urbanisasi yang cepat
terus membentuk ekonomi, pemerintah pusat dan
daerah harus menemukan cara untuk menyeimbang-
kan dan menyediakan infrastruktur, layanan publik,
dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
I https://www.itdp.org/event/2021-sustainable-transport-award-ceremony/
Melalui program Innovating for Clean Air (IfCA),
Connected Places Catapult dan tim Kedutaan Besar
Inggris di Indonesia mendukung ekonomi ke-10,
dan terbesar di Asia Tenggara, dalam aspirasinya
untuk mengatasi tantangan ini melalui penerapan
solusi e-mobilitas dan intervensi kebijakan yang
mendukung. Saat ini, sebagian besar kendaraan
menggunakan bensin dan solar, dan seiring dengan
meningkatnya jumlah kendaraan di jalan raya,
konsumsi bahan bakar tersebut juga meningkat,
sehingga menekan rantai suplai global, yang
menyebabkan fluktuasi harga dan akses yang tidak
pasti untuk persediaan. Indonesia adalah anggota
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC),
namun karena tingkat permintaan yang tinggi,
Indonesia juga merupakan importir minyak. Salah
satu faktor dalam aspirasi negara untuk beralih ke
sumber energi terbarukan adalah kebutuhan untuk
mengurangi modal yang dibelanjakan untuk impor
guna memenuhi permintaan domestik yang terus
meningkat. Pada saat yang bersamaan, Indonesia
berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK terkait
dengan keanggotaannya dalam Persetujuan Paris
2015 Target pengurangannya menjadikan e-mobilitas
sebagai kebutuhan strategis jika negara tersebut
ingin memenuhi skala waktu pengurangan emisi.
Untuk menangani persyaratan Persetujuan Paris
secara komprehensif, Indonesia berupaya mengubah
sektor transportasi melalui Rencana Aksi Nasional
Pengurangan GRK (RAN-GRK). Transformasi tersebut
hanya akan mungkin dilakukan melalui upaya kolab-
oratif dari pembuat kebijakan yang terkoordinasi di
semua tingkatan dan sektor swasta, yang disatukan
dalam pendekatan strategis secara keseluruhan.
Faktanya, upaya baru-baru ini mendapat tepuk
tangan dari komunitas internasional karena Jakarta
menerima Penghargaan Transportasi Berkelanjutan
yang bergengsi pada awal 2021I atas integrasi moda
transportasi yang menghubungkan ibu kota dan
kota satelit, pengoperasian armada bus listrik serta
promosi perjalanan aktif oleh pemerintah daerah.
Namun, agenda dekarbonisasi mobilitas perkotaan
tidak dapat dilihat secara terpisah sebagai komitmen
nasional terhadap tantangan global untuk mengurangi
pemanasan global. Hal tersebut merupakan peluang
sosial ekonomi bagi bangsa. Terdapat peluang untuk
memfokuskan penelitian dan industri menuju industri
global yang tumbuh cepat, dan untuk mendukung
penciptaan lapangan kerja baru, pertumbuhan
bisnis baru, dan perkembangan ekonomi. Laporan
ini juga melihat peluang ini melalui pandangan
kerja sama dengan perusahaan Inggris. Dengan
bermitra dengan institusi akademis lokal Indonesia,
industri dan pemerintah dalam memasuki pasar tak
jenuh ini, terdapat peluang untuk merangsang dan
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan
ekosistem inovasi Indonesia yang dinamis.
Laporan ini mengacu pada pasar Indonesia untuk
mobilitas bertenaga listrik serta kondisi saat ini
yang mendukung ekosistem kendaraan listrik (EV)
Indonesia. Laporan tersebut menyoroti hambatan
dan peluang dalam ruang ini, terutama dengan
mengacu pada pendekatan kolaborasi antara
pemerintah pusat dan daerah Indonesia serta
bisnis dan mitra Inggris mereka.
Upaya pemerintah Indonesia baru-baru ini dalam
keputusan kebijakan, menetapkan target kendaraan
listrik dan program percontohan angkutan umum,
dikombinasikan dengan bisnis lokal di sektor ini,
telah menumbuhkan peluang pasar dan menarik
minat investor asing yang ingin terlibat dengan
pasar yang baru lahir namun berkembang ini.
Pada bagian laporan berikut ini, Connected Places
Catapult menguraikan pendekatan untuk keterlibatan
yang paling mungkin mengarah pada hasil yang
sukses dalam pengurangan polusi udara perkotaan,
penyerapan e-mobilitas, inovasi, dan pertumbuhan
penciptaan lapangan kerja untuk ekonomi lokal.
Connected Places Catapult
Connected Places Catapult menghubungkan bisnis
dan pemimpin sektor publik untuk penelitian mutakhir.
Kami membantu mengembangkan, menerapkan,
dan mengkomersialkan teknologi dan inovasi terbaru
untuk pasar yang ada, serta menciptakan permintaan
dan menumbuhkan pasar baru secara global. Dengan
sektor transportasi dan lingkungan buatan yang
menyumbang sebagian besar emisi di seluruh dunia,
kami memprioritaskan inovasi yang mengatasi karbon
dengan cara kami bepergian dan mengelola bangunan.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang
apa yang kami lakukan atau peluang yang diwakili
oleh Indonesia, silakan hubungi kami di
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 1716
2 Menjabarkan Tantangan
Kombinasi geografi, perubahan demografis, dan turbulensi ekonomi membentuk status Indonesia
saat ini sebagai salah satu ekonomi Asia Tenggara terkuat dan juga menjadi salah satu kontributor
GRK dan polusi udara terbesar di kawasan ini. Dengan latar belakang tantangan sosial, ekonomi,
dan tata kelola yang kompleks, Indonesia tetap berkomitmen untuk mengurangi emisi hingga 41%
pada tahun 2030. Di bawah Agenda Pembangunan Global, Indonesia telah berupaya mewujudkan
pertumbuhan yang berkelanjutan, meningkatkan proyek pembiayaan ramah lingkungan, dan
mengurangi kerusakan ekologi keanekaragaman hayati. Melalui Ekonomi Hijau dan Kerangka
Pembangunan Rendah Karbon 2018, para pemimpin negara menyusun rencana ambisius untuk
mengatasi masalah iklim dan kualitas udara pada tiga bidang fokus yang luas: energi, mitigasi
berbasis lahan dan hutan, dan zona ekonomi khusus, dan menjadikan pertumbuhan bersih rendah
karbon sebagai bagian penting dari perjalanan urbanisasi Indonesia.
2.1 Pembangkitan Energi
I E-mobility options for ADB Developing member countries (2019). Informasi dapat dilihat di https://www.adb.org/sites/default/files/publication/494566/sdwp-060-e-mobility-options-adb-dmcs.pdf
II Supporting coal powered electricity companies is part of the Indonesian government’s post-Covid economy recovery plan: https://climateactiontracker.org/countries/indonesia/
Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional Indonesia (NDC Indonesia) menguraikan transisi negara menjadi
negara yang rendah karbon dan tahan iklim di masa depan. NDC menjelaskan mengenai tindakan yang
ditingkatkan dan lingkungan pendukung yang diperlukan selama periode 2015-2019 yang akan mendasarkan
tujuan yang lebih ambisius setelah tahun 2020, yang mana berkontribusi pada upaya bersama untuk
membatasi kenaikan suhu hingga 1.5°C di atas tingkat pra-industri hingga 2030. Untuk tahun 2020 dan
seterusnya, Indonesia membayangkan mencapai ketahanan iklim kepulauan sebagai hasil dari program
adaptasi dan mitigasi yang komprehensif serta strategi pengurangan risiko bencana. Indonesia telah
menetapkan tujuan ambisius untuk keberlanjutan terkait dengan produksi dan konsumsi pangan, air, dan
energi. Tujuan tersebut ditetapkan untuk dicapai dengan mendukung pemberdayaan dan peningkatan
kapasitas, ketentuan yang telah ditingkatkan mengenai kesehatan dan pendidikan, inovasi teknologi, dan
pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, sesuai dengan prinsip pemerintahan yang baik.
Tanpa komitmen yang kuat terhadap dekarbonisasi jaringan listrik energi dan pembatasan subsidi
bahan bakar fosil dalam sektor transportasi, namun, dampak upaya Indonesia pada pengurangan
emisi GRK kemungkinan besar akan terbatas. Selain itu, intensitas karbon yang lebih tinggi dari sistem
listrik Indonesia berarti bahwa terdapat biaya pengurangan marginal (misalnya, biaya pengurangan dampak
negatif lingkungan seperti polusi). Menurut Institut Teknologi Bandung (ITB), tanpa adanya intervensi
pemerintah lebih lanjut, sekitar 60% dari listrik Indonesia di tahun 2025 masih akan didukung oleh bahan bakar
fosil, terutama dengan batu bara dan diesel. Asian Development Bank (ADB) juga mengaati bahwa “di negara-
negara seperti Indonesia [...], kegiatan penghijauan jaringan listrik harus menjadi prioritas utama”.I
Dalam beberapa bulan terakhir, setelah wabah Covid-19, dukungan untuk bahan bakar fosil Indonesia
semakin meningkat. Pada Januari, 2020, kemajuan perjalanan negara menuju energi terbarukan terhalang
karena negara telah membatasi harga batubara domestik pada US$20 per ton di bawah nilai pasar untuk
meningkatkan konsumsi. Negara berencana untuk mensubsidi bahan bakar bagi industri dan bisnis dengan
menggunakan sekitar 15% dari anggaran yang telah disediakan untuk peluncuran Rencana Pemulihan
Ekonomi Nasional. Selain itu, Rencana tersebut membuat ketentuan untuk mendukung perusahaan listrik
tenaga batu bara dengan dana yang dialokasikan.II
Pemerintah telah mengesahkan biodiesel ‘B30’, 30% bahan bakal berbasis kelapa sawit, dengan harapan
menurunkan impor bahan bakar dan meningkatkan konsumsi minyak kelapa sawit domestik. Meskipun
terdapat faktor ekonomi yang mendorong langkah tersebut, kelompok industri telah mengungkapkan
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 1918
kekhawatiran bahwa bahan bakal campuran ini akan menyebabkan masalah mesin yang berpotensi
meningkatkan biaya pemeliharaan. Ada pula biaya lingkungan terkait dari produksi minyak kelapa sawit
dalam jumlah besar. Elektrifikasi tidak hanya dapat mengurangi dampak negatif tersebut, tetapi juga dapat
membawa berbagai manfaat positif lainnya dalam hal sosial ekonomi dan lingkungan terkait.
Elektrifikasi sektor transportasi memberikan potensi pengurangan GRK yang sangat besar, seiring
dengan perkembangan teknologi tinggi nasional dan industri berketerampilan tinggi. Opsi mobilitas
yang berkelanjutan, misalnya, menawarkan peluang untuk mendekarbonisasi transportasi di Indonesia. Dalam
hal emisi, kendaraan listrik memiliki performa yang jauh lebih baik daripada kendaraan tradisional. Saat ini, di
Uni Eropa, mobil berbahan bakar bensin dan diesel mengeluarkan gas CO2 tiga kali lebih banyak daripada mobil
listrik pada umumnya.I Dampak positif dari mobilitas listrik terhadap lingkungan kemungkinan besar dapat
diabaikan di kota-kota di Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena tingginya intensitas karbon dari sistem energi
yang ada. Nyatanya, para ahli merekomendasikan bahwa jaringan listrik perlu didekarbonisasi sebelum beralih
menggunakan EV.II Dengan demikian, hubungan antara pembangkitan energi dan kendaraan listrik memerlukan
eksplorasi lebih lanjut di luar lingkup pekerjaan ini. Namun, terdapat kebutuhan pasti yang diperlukan untuk
beralih ke energi terbarukan dan menjauhi ketergantungan bahan bakar fosil dengan arahan pemerintah.
“[Pertama], pola pikir perlu diubah - Indonesia telah menggunakan batu bara dan bensin sejak lama. Kedua, memberi insentif dan membuat orang-orang agar berani untuk menggunakan kendaraan bertenaga baterai. Ketiga, local content - untuk menciptakan transfer teknologi dan lapangan kerja lokal. Terakhir, kapasitas tinggi dibutuhkan untuk meluncurkan banyak kendaraan listrik. Kami membutuhkan peta jalan [yang lebih baik] untuk rencana infrastruktur nasional.”
Direktur Regional, BAPPENAS (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
Republik Indonesia)
Karena hal ini merupakan sektor industri yang masih terbilang baru secara global, pemerintah Indonesia memiliki peluang untuk membangun industri nasional berteknologi dan berketerampilan tinggi seputar pendekatannya terhadap agenda elektrifikasi.
I Transport and Environment Briefing, April 2020. How Clean are electric cars? T&E’s Analysis of Electric Car Life Cycle CO2 Emissions.
II E-mobility options for ADB Developing member countries (2019). Informasi dapat dilihat di https://www.adb.org/sites/default/files/publication/494566/sdwp-060-e-mobility-options-adb-dmcs.pdf
2.2 Urbanisasi, Emisi Karbon, dan Polusi Udara
III World Bank (2019) Time to ACT! Realizing Indonesia’s urban potential. *Between 1996 and 2016, each 1% increase in Indonesia’s urban population share = 1.4% increase in GDP per capita (vs 2.7% in East Asia and the Pacific)
IV Economist Intelligence Unit, 2016, ASEAN Cities: Stirring the Melting Pot
V Budi Haryanto, January 2015 “Climate Change and Urban Air Pollution Health Impacts in Indonesia” in book, Climate Change and Air Pollution, Springer 2015
VI Jakarta Post, January 2020 article on release of Health Metrics Report in December 2019. Pollution kills more than 230,000 Indonesians per year: Report - National - The Jakarta Post
VII Air Pollution in Indonesia - The National Bureau of Asian Research (NBR)
Indonesia telah mengalami siklus urbanisasi yang bergerak dari 12% menjadi hampir 56% selama 70 tahun
terakhir. Permintaan dari perkotaan kelas menengah yang sedang meningkat untuk barang-barang konsumsi,
aksesibilitas, dan kualitas penyampaian layanan publik dan swasta, khususnya penyediaan transportasi.III Ibu kota
Indonesia, Jakarta, diproyeksikan akan menyalip Tokyo dan mengeklaim gelar kota terpadat di dunia pada tahun
2030. Dengan bertambahnya 7 juta konsumen perkotaan antara 2015-2030, tekanan permintaan atas layanan
publik akan meningkat. Laju pertumbuhan rata-rata penduduk kelas menengah pada periode yang sama, secara
riil, diproyeksikan lebih dari 7% per tahun untuk kota-kota sekunder di Indonesia, seperti Bandung dan Surabaya,
yang sedang mengalami ekspansi pesat, walaupun dari basis yang lebih rendah (Gambar 1).IV
Pusat-pusat kota di seluruh dunia mengonsumsi sekitar 75% sumber daya alam dan menghasilkan 80% emisi
GRK. Tantangan di perkotaan terkait perubahan iklim dan kualitas udara harus diselesaikan. Pertumbuhan
perkotaan, dengan penggunaan kendaraan dan sistem transportasi yang lebih besar, meningkatkan polusi
udara. Menurut Climateworks Foundation, sektor transportasi menyumbang 26% emisi terkait energi di
Indonesia. Sementara, studi tahun 2018 lainnya mencatat bahwa transportasi menyumbang 80% polusi
udara perkotaan di negara ini, dan akan meningkat seiring dengan pertumbuhan perkotaan dan peningkatan
konsumsi energi.V Dampak ekonomi dan sosial dari polusi di kepulauan Indonesia sangat besar, dengan
perkiraan seperempat juta orang meninggal setiap tahun karena paparan terkait polusi.VI Di luar angka
kematian, masyarakat Indonesia juga menderita penyakit asma bronkial dan pernafasan tingkat tinggi. VII
Gambar 1 Kota terbesar di Indonesia: ukuran dan tingkat pertumbuhan selama 14 tahun ke depan, hingga 2035
0 250 500
<30%
30-40%
>40%
Populasi
Medan
Batam
Pekan Baru
Jakarta
Bandung
Cirebon
Surakarta
Yogyakarta
Semarang
Malang
Surabaya
Denpasar
Makassar
PertumbuhanPopulasi (%)
1m
10m
35m
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 21Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia20
Kota-kota di Indonesia berpenduduk padat, di mana 56% penduduk saat ini tinggal di daerah perkotaan,
dan diperkirakan akan meningkat menjadi 68% pada tahun 2035. Namun, urbanisasi di Indonesia belum
membawa tingkat kekayaan yang sama seperti di negara tetangga.I Penelitian World Bank menunjukkan
bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita suatu negara harus meningkat secara signifikan sejalan
dengan pertumbuhan pada urbanisasi. Meskipun Indonesia memiliki tingkat urbanisasi yang tinggi, namun
Indonesia memiliki kekurangan infrastruktur endemik yang membatasi kemampuan untuk memperoleh
manfaatnya.II
Beberapa kota di Indonesia menghadapi tantangan besar, khususnya di bidang transportasi. Transportasi
merupakan penyebab utama polusi dan emisi udara di kota-kota Indonesia. Sektor ini menyumbang 70%
polusi di seluruh pusat perkotaan,III sementara transportasi bermotor menyumbang hampir seperempat
emisi GRK.IV
Kendaraan roda dua (sepeda motor atau skuter) merupakan moda transportasi yang dominan di Indonesia.
Hampir tiga perempat dari semua kendaraan (sekitar 76% pada 2019) merupakan kendaraan roda dua.
Jaringan jalan sangat padat dengan kecepatan rata-rata turun di bawah 10 kph saat jam sibuk dan emisi
terkait berkontribusi pada kualitas udara yang buruk. Terlepas dari inisiatif kebijakan utama terkait moda
transportasi alternatif, seperti Bus Rapid Transit dan Mass Rapid Transit di Jakarta, jumlah sepeda motor terus
bertambah karena kemudahan pembelian dan kurangnya pemeriksaan izin.V
Kota-kota di Indonesia sangat tercemar berdasarkan standar global. Dua puluh dari dua puluh delapan wilayah
metropolitan memiliki polusi udara luar ruangan yang tidak aman pada tahun 2015, yang mengurangi harapan
hidup penduduk Jakarta hingga 2,3 tahun.VI Faktanya, 70% penduduk kota di Indonesia mengenal “polusi yang
rendah” sebagai masalah lingkungan perkotaan yang paling penting.VII . Kota-kota di Indonesia juga sangat
tercemar dibandingkan dengan kota-kota Asia-Pasifik (A-PAC) lainnya. Tingkat polusi rata-rata tahunan (PM2.5)
menempatkan dua kota di Indonesia, Surabaya dan Bandung, ke dalam 150 kota paling tercemar secara global
dan tingkat polusi cenderung tinggi sepanjang tahun, dengan sedikitnya variabilitas tahunan dan hari di mana
kualitas udara sesuai dengan pedoman udara segar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).VIII
Karena daerah perkotaan merupakan pusat pertumbuhan dan inovasi yang penting, laporan
ini berfokus pada tiga kota terbesar di Indonesia: Bandung, Denpasar, dan Surabaya. Dalam siklus
urbanisasi berikutnya, ketika inovasi dan pembangunan berkembang melampaui ibu kota negara dan kota
terbesar, Jakarta, terdapat peluang bagi proses urbanisasi dan inovasi ini untuk menghasilkan produktivitas
dan efisiensi yang jauh lebih kuat. Jika dikelola dengan baik, hal tersebut juga dapat membantu memastikan
bahwa pertumbuhan dan ekspansi dapat berkelanjutan dari segi lingkungan, serta mendukung pertumbuhan
ekonomi dan sosial daerah seiring dengan berkembangnya industri lokal dan nasional baru untuk
mendukung agenda elektrifikasi mobilitas.
I Indonesia Is Not Reaping the Full Benefits of Urbanization | Indonesia Investments (indonesia-investments.com) 20 December 2017
II Infrastructure Development & Economy in Indonesia - Analysis | Indonesia Investments (indonesia-investments.com), December, 2017
III Leung, K. 2016. “Indonesia’s Summary Transport Assessment.” Asian Development Bank papers on Indonesia, No. 15, Asian Development Bank, Mandaluyong, Philippines
IV Transport | UNEP - UN Environment Programme mencatat bahwa seperempat emisi GRK berasal dari sektor transportasi secara global
V Leeds Institute of Transport Studies, 2020
VI World Bank (2019) Time to ACT! Realizing Indonesia’s urban potential
VII World Bank (2019) Time to ACT! Realizing Indonesia’s urban potential
VIII https://air.plumelabs.com/en/ *Di antara 474 kota yang diukur sebagai bagian dari Indeks Tipologi Kota The Business of Cities
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 2322
3 Kesempatan E-mobilitas
E-mobilitas umumnya didefinisikan sebagai penggunaan kendaraan, produk, layanan, dan sistem
pendukung yang bertenaga listrik, termasuk desain kendaraan yang tidak bergantung pada bahan
bakar fosil. E-mobilitas, dalam konteks laporan ini, juga mencakup serangkaian program, percobaan,
dan inisiatif pemerintah yang dirancang untuk mempromosikan penggunaan EV di Indonesia.
I https://www.robiotic.com/en/blog/posts/e-mobility-iot-makes-driving-a-digital-experience/
II Zeke Hausfather, 2020. Factcheck: How electric vehicles help to tackle climate change (carbonbrief.org)
III https://files.danfoss.com/download/CorporateCommunication/UrbanEfficiency/Navigant-1,5-in-Urban-Areas.pdf
IV https://www.weforum.org/agenda/2020/06/e-mobility-heart-of-green-recovery/
V IPCC report: https://www.ipcc.ch/site/assets/uploads/2018/02/ipcc_wg3_ar5_chapter8.pdf
VI https://www.who.int/health-topics/air-pollution#tab=tab_1
VII Ekstrapolasi perkiraan regional untuk perekonomian Eropa, India, dan perekonomian besar lainnya.
“E-mobilitas akan menjadi komponen utama gaya hidup perkotaan yang cerdas dan hemat sumber daya.”Patrick Lüke, RobioticI
Potensi e-mobilitas telah dinyatakan secara globalII:
Elektrifikasi transportasi dapat menjadi pendorong
terbesar untuk beralih dari skenario iklim Bisnis
Seperti Biasa (BAU) ke jalur 1,5°C yang sesuai dengan
Perjanjian Paris 2015. Jika seluruh kota mengubah
transportasi pribadi dan umumnya ke transportasi
listrik, maka mereka sudah lebih dari seperempat
jalan untuk menuju pencapaian Perjanjian Paris
2015.III Tingkat polusi udara dan kemacetan yang
tinggi serta keterjangkauan dan jangkauan transpor-
tasi umum yang rendah mengindikasikan adanya
keharusan yang mendesak untuk mengalihkan solusi
angkutan massal ke moda operasi listrik. Potensi
untuk mengurangi emisi NOx, SOx,, dan materi
partikulat global akan meningkatkan kelayakan
hidup perkotaan secara substansial dan mengurangi
sejumlah penyakit dan dampak negatif terkait
kesehatan yang terdokumentasi dengan baik.
Menurut Forum Ekonomi Dunia (WEF), e-mobilitas
tetap menjadi "salah satu solusi terbaik untuk
memerangi tantangan ganda krisis ekonomi dan
iklim.”IV E-mobilitas memiliki potensi tidak hanya
untuk mengurangi emisi GRK global, tetapi juga
untuk mengurangi polusi udara dan menciptakan
lapangan kerja baru. Penciptaan kapabilitas manufak-
tur lokal untuk EV, baterai, dan penyimpanan baterai
akan menghasilkan pendapatan sebagai sektor indus-
tri yang sedang berkembang. Banyaknya negara yang
menciptakan pasar domestik untuk EV dan produk
terkait baterai, maka mereka berpotensi untuk
mengekspor ke negara tetangga. Secara geografis,
Indonesia berada pada posisi khusus berdasarkan
rantai pasokan dan nilai EV. Jika negara ini bergerak
naik dalam rantai nilai, mulai dari hanya mengekspor
bahan mentah baterai dan komponen EV terkait
lainnya, hingga memproduksinya, maka dampaknya
terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
akan sangat besar karena dapat menjadi pemimpin
global dalam mengekspor komponen bernilai tinggi
di pasar EV global yang terus berkembang.
Untuk semua alasan ini, pergeseran ke e-mobilitas
dapat meningkatkan kualitas hidup yang
signifikan. Program Lingkungan Perserikatan
Bangsa-Bangsa terkait E-Mobilitas mencatat bahwa
seperempat emisi karbon di seluruh dunia berasal
dari transportasi dan diperkirakan meningkat
menjadi sepertiga, lebih cepat daripada sektor
lain mana pun. Ringkasnya, e-mobilitas dapat
mengurangi kenaikan emisi lebih lanjut dan
memberikan sejumlah manfaat yang berharga.
• Potensi pengurangan emisi: Transportasi
menyumbang 23% emisi GRK terkait energi global
- dan 34% dari potensi pengurangan emisi GRK
perkotaan tahun 2050.V
• Potensi pengurangan polusi udara:
Transportasi juga merupakan kontributor utama
polusi udara, terhitung sekitar setengah dari emisi
NOx, SOx, dan emisi materi partikulat global.
Sekitar 90% orang yang tinggal di perkotaan
saat ini terpapar tingkat polusi udara yang
melebihi batas WHO.VI Pergeseran ke mobilitas
berkelanjutan berpotensi menurunkan tingkat
ini secara signifikan, tergantung pada skala
peluncuran angkutan listrik massal, penurunan
jumlah keseluruhan kendaraan di jalan raya, dan
elektrifikasi armada.
• Potensi penciptaan lapangan kerja:
IIndonesia berada pada posisi yang tepat untuk
menjadi bagian dari industri e-mobilitas, yang
secara luas diharapkan dapat menciptakan
puluhan juta pekerjaan pada tahun 2030.VII
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 2524
3.1 Tantangan Dampak E-mobilitas di Indonesia
Saat ini, dampak e-mobilitas terhadap
pengurangan GRK relatif lebih rendah di kota-
kota di Indonesia karena tingginya intensitas
karbon dari sistem kelistrikan yang ada.
Faktor jaringan listrik Indonesia saat ini hampir
dua kali lipat dari negara-negara terdekat, seperti
Thailand dan Laos. Hal ini menunjukkan bahwa
dampak EV terhadap emisi akan jauh lebih rendah
saat ini. ADB mengamati bahwa "Memulai EV atau
menghijaukan jaringan listrik secara bersamaan
dengan promosi EV diangcelah sebagai strategi yang
tidak efektif karena penghijauan jaringan listrik,
secara umum, membutuhkan banyak waktu karena
masa pakai unit produksi energi yang panjang.”I
Faktanya, tanpa jaringan listrik hijau, pergeseran ke
kendaraan listrik dapat berdampak negatif jika hal
tersebut mendorong lebih banyak konsumsi listrik
dari sumber bahan bakar fosil.
Mengingat faktor jaringan listrik Indonesia
yang tinggi, peluang utama jangka pendek
untuk e-mobilitas saat ini adalah pada
peningkatan kualitas udara yang berfokus
pada elektrifikasi armada yang dikelola
pemerintah di perkotaan. Kendaraan yang lebih
sering digunakan memiliki penghematan terbaik
dan menghasilkan dampak jangka pendek terbesar
dan dapat dibuktikan karena rendahnya OpEx pada
EV. Armada transportasi massal dan kendaraan
komersial memiliki potensi penghematan OpEx yang
jauh lebih besar dibandingkan kendaraan pribadi
karena jarak tempuh yang jauh lebih tinggi. Selain
lebih menguntungkan daripada kendaraan listrik
untuk penumpang, pasar kendaraan komersial
utamanya beroperasi antar kota-kota besar dan di
dalamnya, di mana tingkat polusi udara paling tinggi.
Artinya, fokus pada armada angkutan massal dan
kendaraan komersial berpotensi mengurangi polusi
udara secara signifikan - terutama di kota-kota besar.
I https://www.adb.org/sites/default/files/publication/494566/sdwp-060-e-mobility-options-adb-dmcs.pdf
3.2 Jenis EVs
Terdapat banyak jenis e-mobilitas, beberapa di
antaranya sedang dalam perencanaan penyebaran
skala besar dalam konteks Indonesia. Untuk tujuan
studi ini, kami hanya mempertimbangkan
bentuk-bentuk e-mobilitas yang sudah siap
atau hampir siap untuk penyebaran skala
besar, atau memiliki kapabilitas atau potensi
di masa depan dalam jangka pendek hingga
menengah. Kami berfokus pada bentuk e-mobilitas
yang memiliki potensi tertinggi untuk penghematan
OpEx dan pengurangan polusi, terutama distribusi
panjang perjalanan dan pengaruh terhadap kategori
yang dipilih. Penentuan prioritas berdasarkan
kesiapan penyebaran dan kematangan masing-mas-
ing moda transportasi dirangkum dalam Tabel 1 yang
meliputi:
• Sepeda motor listrik kargo jarak jauh
• Bus dan minibus listrik serta kendaraan besar
• Sepeda motor listrik pribadi dan kendaraan
roda dua lainnya (untuk keperluan dokumen ini,
sepeda motor mengacu pada semua kendaraan
roda dua bertenaga, termasuk skuter, yang
merupakan mayoritas pasar)
Terkait kelayakan pasar di Indonesia saat ini, studi
ini tidak mempertimbangkan secara rinci jenis
kendaraan berikut:
• Mobil listrik pribadi
• Taksi listrik
• Sepeda listrik
Kurangnya opsi pengisian cepat di kota-kota di
Indonesia saat ini menjadikan lingkungan taksi
listrik kurang layak. Kebutuhan akan opsi pengisian
cepat akan sangat berkaitan dengan kemungkinan
taksi listrik untuk menempuh jarak yang lebih jauh
pada hari Jumat dan Sabtu malam, di mana sebagian
besar bisnis mingguan mereka terkonsentrasi. Namun
demikian, perusahaan taksi listrik dapat bertindak
sebagai pengadopsi awal dan pelobi yang kuat untuk
melakukan elektrifikasi pada armada mereka.
Sepeda listrik tidak dipertimbangkan sebagai pilihan pertama yang layak untuk elektrifikasi. Sepeda motor
merupakan moda transportasi utama bagi banyak orang, termasuk perjalanan jauh, sehingga menggantinya
dengan sepeda listrik akan membatasi mobilitas. Kekhawatiran yang ada terkait sepeda motor listrik, seperti
kurangnya kapasitas baterai dan daya motor yang rendah, juga terjadi pada sepeda listrik. Hanya sedikit upaya
yang dilakukan untuk pemberlakuan strategi nasional atau daerah dalam mempromosikannya, termasuk
peraturan penggunaannya di jalan baru diterapkan pada akhir tahun 2020.II
Table 1: Jenis EV dan statusnya saat ini di pasar Indonesia
Siap atau hampir siap untuk penerapan skala besar
Kapabilitas atau potensi di masa depan
Bukan prioritas saat ini
Sepeda motor listrik kargo
jarak jauh
Sepeda motor listrik pribadi
dan kendaraan roda dua
lainnya
Mobil listrik pribadi
Bus listrik Minibus/angkot listrik dan
angkutan umum lainnya
dengan ukuran lebih kecil
Taksi listrik (meskipun uji coba
sedang berlangsung)
“Infrastruktur perdagangan berkembang dengan baik di Denpasar. Jadi, e-mobilitas harus terjangkau oleh UKM kita. Mayoritas UKM kami menggunakan kendaraan roda dua. Kita juga perlu menganalisis berapa proporsi masyarakat yang menggunakan angkutan umum dibandingkan dengan mereka yang menggunakan kendaraan pribadi. Berbeda dengan negara lain yang masyarakatnya mengandalkan angkutan umum. Di sini, di Bali, satu keluarga dapat memiliki empat sepeda motor.”Kepala Bagian Kerjasama Setda Kota Denpasar
II https://en.minanews.net/indonesia-to-include-electric-bicycle-in-the-third-vehicle-type/
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 2726
3.3 Sejarah Program E-mobilitas Indonesia dan Pelaku Utamanya
I https://bisnis.tempo.co/read/1074289/menperin-industri-otomotif-sumbang-1016-persen-ke-pdb
II https://theicct.org/sites/default/files/publications/Indonesia-sootfree-CBA-02182020.pdf
Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah memberinya kemampuan untuk memperoleh berbagai pilihan trans-
portasi umum dan pribadi. Kelas menengah Indonesia telah berkembang, demikian pula akuisisi kendaraan
baru, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata sekitar 7% per tahun selama dua dekade terakhir. Selain itu,
Indonesia merupakan produsen kendaraan penumpang terbesar kedua di kawasan. Indonesia merupakan
pasar impor penting untuk kendaraan dari Cina, Jepang, Thailand, dan Korea Selatan. Secara keseluruhan,
industri otomotif Indonesia memberikan kontribusi sebesar 10,2% terhadap PDB nasional pada tahun 2018.I
Karena basis manufaktur domestiknya, Indonesia berada di posisi yang tepat untuk mengambil
bagian di industri e-mobilitas yang diharapkan dapat menciptakan jutaan pekerjaan secara global
pada tahun 2030, terlepas dari kebutuhan negara untuk memusatkan keterampilan dan rantai
pasokan dari mesin pembakaran internal (ICE) ke mesin yang bertenaga listrik. Suksesnya hal
tersebut akan memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang besar bagi negara,
baik di tingkat nasional maupun daerah.
Dalam menghadapi meningkatnya kekhawatiran tentang polusi udara, penggunaan kendaraan pribadi yang
terus meningkat (penjualan mobil penumpang diperkirakan akan mencapai 1,8 juta per tahun pada tahun
2050, dan sepeda motor hampir 13 juta pada tahun 2030)II dan kontribusi besar transportasi bermotor
terhadap emisi CO2 saat ini (terutama di perkotaan), Indonesia mengalihkan perhatiannya ke opsi e-mobilitas.
Struktur organisasi di bawah ini (Gambar 2) merangkum lanskap e-mobilitas saat ini di Indonesia dalam hal
tanggung jawab pelaku sektor publik dan swasta.
Gambar 2: Ekosistem e-mobilitas di kota-kota di Indonesia, Sumber: Asian Development Bank
Negara
Kementerian Perindustrian
(mengawasi industri otomotif)
Angkutan Umum(badan usaha milik kota)
BPPT(Perkembangan Teknologi Baru)
LG chem(menginvestasikan $9,8
miliar pada produksi baterai)
Trans Sarbagita(armada yang sangat kecil,
melayani seluruh Bali)
Trans Subaraya(hanya memiliki armada
bus kecil)
Trans Bandung(armada yang sangat kecil)
TransJakarta(mengawasi jaringan transportasi Jakarta,
termasuk uji coba jaringan)
Grab(meluncurkan 5.000 EV di
seluruh Indonesia)
GoJek(Sepeda motor listrik yang dapat disewa pengemudi
sejak 2019)
Tesla(mengeksplorasi konstruksi
gigafactory)
Bluebird(melakukan uji coba dengan
BYD dan Tesla)
PLN(Distributor Listrik)
Pertamina(Minyak dan Gas)
LEN(Produk Listrik)
Jasamarga(jalan tol)
Badan Pengkajian
Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri
Kementerian Riset dan Teknologi
Pemerintah Kota
BandungDenasar
Surabayar
Kementerian BUMN
Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi
Menkoordinasikan Investasi antar kementerian
Menangani infrastruktur pengisi
daya, harga, & model bisnis
Bertanggung jawab atas elektrifikasi
transportasi umum
Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral
KementarianPerhubungan
Sektor Swasta
Perusahaan leasingPerusahaan taksiProduksi bateriaProduksi Kendaraan Listrik
Penyedia Bus Swasta
DAMRI ToyotaHyundai
BYDHonda
Fokus Nasional
Fokus Kota
Pasar e-mobilitas Indonesia terkonsentrasi pada tahap pertumbuhan awal karena pilihan yang terbatas,
hambatan harga yang tinggi, dan ketergantungan pada mesin pembakaran internal (ICE). Kontributor pasar
utama, termasuk Gesits (start-up sepeda motor listrik roda dua lokal), Mitsubishi (pelopor mobil penumpang
hibrida dan baterai), dan BYD (pelopor bus listrik di Tiongkok). Sektor infrastruktur pengisian daya untuk
EV dipimpin oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang merupakan perusahaan listrik milik negara
Indonesia.III Pemerintah Indonesia sering menyatakan ambisi untuk menjadi salah satu negara produsen
baterai terbesar untuk EV karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang tinggi, seperti nikel, salah satu
komponen baterai utama. Pencapaian ini akan mengubah Indonesia dari importir EV dan komponennya yang
bervolume tinggi yang potensial , menjadi eksportir bervolume tinggi.
Rencana energi nasional Indonesia telah menetapkan target yang ambisius untuk jumlah EV
yang beroperasi, yang secara umum sesuai dengan tujuan Perjanjian Paris 2015. Pada tahun 2017,
Rencana Umum Energi Nasional Indonesia memproyeksikan 2.200 EV, 711.000 hibrida, dan 2.100.000
kendaraan roda dua listrik di jalanan pada tahun 2025 (atau masing-masing 4m, 8m, dan 13m pada
tahun 2050). Angka tersebut tidak jauh dari tolok ukur yang sesuai dengan tujuan Perjanjian Paris (yang
membutuhkan elektrifikasi sekitar sepertiga dari total armada kendaraan pada tahun 2030)IV (Tabel 2 dan 3).
III https://www.researchandmarkets.com/reports/5144792/growth-opportunity-analysis-of-the-indonesian?utm_source=CI&utm_medium=PressRelease&utm_code=2zq6ll&utm_campaign=1440712+-+Growth+Opportunities+in+the+Indonesian+Electric+Vehicle+(EV)+Market%3a+Competitor+Profiles+Including+BYD%2c+GESITS%2c+Mitsubishi+and+PLN&utm_exec=cari18prd
IV https://iesr.or.id/download/final_the-role-of-ev-in-decarbonizing-road-transport-sector-in-indonesia-pdf
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 2928
Tabel 2: Perkiraan kumulatif untuk kendaraan dan infrastruktur listrik berbasis baterai berdasarkan jenis (2021-2025); Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2020
Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU)
Pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Roda 2 Roda 4 Bus
Lainnya (sepeda, truk, ambulans, mesin api bertenaga listrik)
Kementerian / Lembaga Negara
510 48 801 907 76 209
Pemerintah Daerah
35 63 67,569 9,224 1,154 8
Badan Usaha Milik Negara
1,341 56,521 21,349 1,087 5,213 0
Kepemilikan swasta
10,000 31,413 625,975 16,190 1,821 5,760
Total 11,886 88,045 715,694 27,408 8,264 5,977
Tabel 3: Perkiraan pasar untuk kendaraan dan infrastruktur listrik berbasis baterai berdasarkan jenis dan tahun (2021-2025); Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2020
2021 2022 2023 2024 2025 Total
Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU)
1,103 1,179 3,350 3,527 2,727 11,886
Pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU)
14,610 14,211 16,799 18,261 24,164 88,045
Sepeda motor listrik 41,474 139,250 171,786 227,409 135,775 715,694
Mobil listrik 2,523 3,941 7,545 7,199 6,200 27,408
Bus listrik 220 717 2,866 2,111 2,350 8,264
Lainnya (sepeda, truk, ambulans, mesin api bertenaga listrik)
1,032 1,084 1,143 2,253 465 5,977
“Kita memiliki target untuk menambah stasiun pengisian untuk kendaraan listrik: 2.400 stasiun hingga 2025, dari 20 unit yang beroperasi saat ini. Beberapa undang-undang masih diperlukan bagi investor untuk bekerja sama dengan PLN untuk mempersiapkan peluncurannya. Pemerintah daerah dapat memberikan insentifnya sendiri.” Direktur Regional, BAPPENAS
Pemerintah pusat telah mengeluarkan peraturan untuk mendukung pencapaian target ini,
tetapi insentif dan peta jalan tindakan tertentu belum ditetapkan. Pada 2019, pemerintah mengel-
uarkan peraturan untuk meningkatkan industri EV dalam negeri dan mendukung pencapaian target, serta
mengumumkan bahwa 20% dari semua kendaraan yang diproduksi di dalam negeri akan menjadi rendah
karbon pada tahun 2025.I Insentif finansial, seperti impor dan potongan pajak nilai serta diskon harga listrik
untuk pengisian daya telah dikeluarkan. Namun, detail insentif tersbut belum didefinisikan dengan baik, dan
peraturan tersebut belum memberikan peta jalan atau detail pendukung yang jelas. Kementerian Perhubun-
gan diharapkan mengeluarkan peta jalan nasional hingga 2030 pada akhir Maret 2021.
“Ini juga tentang kepercayaan masyarakat, karena kebanyakan dari kita di sini adalah kelas menengah ke bawah dan masih menggunakan kendaraan roda dua. Terlepas dari roadshow, banyak yang mempertanyakan ketahanan kendaraan listrik dan ketersediaan infrastruktur stasiun pengisian daya. Menurut saya, Pemerintah harus fokus ke stasiun pengisian dulu, sehingga masyarakat merasa yakin dalam membeli kendaraan listrik.”Profesor, Universitas Udayana
I https://indonesien.ahk.de/en/infocenter/news/news-details/indonesia-takes-another-step-forward-in-adopting-electric-cars
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 3130
Gambar 3 menunjukkan timeline peristiwa-peristiwa penting yang terkait dengan ekosistem e-mobilitas
Indonesia. Rencana pasokan listrik nasional terbaru mencakup rencana strategis untuk mengembangkan
infrastruktur pengisian daya EV dengan target 2.400 stasiun pengisian daya di seluruh negeri pada tahun
2025.I Perusahaan utilitas milik negara, PLN, telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan 20
perusahaan untuk mendorong adopsi EV di Indonesia. Tiga belas perusahaan akan memberikan dukungan
dengan pemasangan stasiun pengisian, enam perusahaan akan membantu memproduksi kendaraan, dan
satu perusahaan membantu mengembangkan pengisi dayanya. Perusahaan-perusahaan yang telah dipilih
untuk menyediakan infrastruktur pengisian dengan memasang stasiun pengisian termasuk perusahaan
ride-hailing yang sedang bersaing (Gojek dan Grab), operator jalan tol ( Jasa Marga), perusahaan energi
(Pertamina), operator Bus Rapid Transit atau BRT (Transjakarta), dan pemberi pinjaman swasta terbesar di
Indonesia (BCA). Produsen elektronik milik negara, PT Len Industri, akan didukung oleh Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mengembangkan stasiun pengisian daya buatan sendiri.II
• Kelompok yang diberi tugas untuk membangun EV, terdiri dari enam pembuat mobil internasional.
Kelompo yang telah dilaporkan termasuk DFSK China, Mitsubishi Jepang, BMW Jerman, dan Gesits
Indonesia.
• Selain itu, masih banyak percobaan yang sedang berlangsung di seluruh negeri, termasuk
TransJakarta (bus listrik), BlueBird (taksi listrik), Grab (taksi dan skuter listrik), dan Gojek (skuter listrik).
• Kerangka hukum diberlakukan untuk kendaraan listrik guna mendorong produksi dalam
negeri. Berdasarkan Keputusan Presiden, mobil listrik yang diproduksi di Indonesia harus mengandung
minimal 35% komponen lokal (diproduksi di Indonesia) pada tahun 2021, 40% pada tahun 2023, 60% pada
tahun 2029, dan 80% pada tahun 2030.III Peningkatan persyaratan kandungan lokal mengikuti trajektori
industri yang lebih matang - dari konstruksi hingga otomotif mesin pembakaran internal (ICE) tradisional -
yang telah memiliki lebih dari 80% kandungan lokal.
I https://opengovasia.com/more-charging-stations-to-drive-electric-vehicle-uptake-in-indonesia/
II https://www.len.co.id/resmi-beroperasi-fast-charging-station-bppt-di-bandung-siap-tingkatkan-local-content/
III https://indonesien.ahk.de/infothek/indonesia-issues-legal-framework-for-electric-vehicles
Rencana Umum Energi Nasional Indonesia menargetkan
2.200 EV, 711.000 hibrida, dan 2.100.000 kendaraan roda
dua listrik yang beroperasi di jalanan di tahun 2025.
PLN meluncurkan stasiun pengisian daya listrik
pertama di Indonesia
TransJakarta meluncurkan percobaan
bus listrik
Grab meluncurkan armada kendaraan listrik
di Jakarta dan Bali
Publikasi peraturan baru terkait produksi
dan pengujian EV
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan LG chemicals – investasi $9,8 miliar pada produksi baterai
2017 2019
Jan 2020 Dec 2020
June 2020
Jan 2019
Gambar 3: Timeline peristiwa-peristiwa penting terkait ekosistem e-mobilitas Indonesia
Pengalaman internasional menunjukkan perlunya intervensi spektrum penuh yang mempertimbangkan
e-mobilitas beserta perubahan sistem energi, perencanaan strategis, dan inovasi kebijakan yang lebih luas. Hal
ini lebih mudah bagi negara-negara dengan PDB yang lebih kecil, terbatas secara geografis, dan tingkat tinggi.
Terdapat elemen risiko bagi perusahaan yang memasuki ruang e-mobilitas di Indonesia jika ekosistemnya
tidak berjalan dengan lancar. Dalam konteks perkotaan, pengalaman kota-kota terkemuka menunjuk-
kan bahwa e-mobilitas lebih mungkin berkembang ketika terdapat:
• Insentif publik, pembebasan, dan jalur preferensial
• Infrastruktur pengisian yang memadai yang dipasang di seluruh ruang metropolitan
• Diadopsi oleh lembaga besar atau armada publik
• Pembatasan dan disinsentif bagi non-EV yang memasuki kota atau pusat kota
• Subsidi terkait penggunaan kendaraan dan jarak tempuh, ditambah akses ke modal. Fokus pada jarak
tempuh yang tinggi sangat efektif dari perspektif pengembalian Belanja Modal (CapEx): bus, truk, taksi,
penyedia mobilitas sebagai layanan (MaaS), berbagi mobil, dan becak.IV
Untuk negara-negara dengan wilayah geografis yang besar dan kompleks atau spektrum pendap-
atan dan perkembangan geografis yang lebih luas, pendekatan ‘building block’ skala kecil, dipan-
dang lebih praktis dan logis. Oleh karena itu, Indonesia tidak mungkin mengadopsi kebijakan nasional di
bidang produksi, distribusi, dan pengelolaan energi, serta transisi mobilitas umum dan pribadi ke EV dalam
waktu singkat. Namun, penerapan skala kecil di seluruh layanan publik dengan penggunaan tinggi, seperti
pengumpulan sampah, dapat mendorong adopsi dan memacu pengembangan penerapan dengan skala yang
lebih luas.
IV CapEx EV secara signifikan lebih tinggi daripada kendaraan konvensional. Biaya pembelian tetap menjadi penghalang yang paling banyak
disebutkan untuk masuk ke pelanggan EV yang berpotensi, namun, insentif untuk pelanggan perorangan tidak termasuk dalam cakupan
penelitian ini.
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 3332
3.4 Struktur dan Kebijakan Pemerintah
I https://www.researchgate.net/publication/331322400_Transport_Planning_and_Policies_in_Indonesia_Case_Studies_from_Indonesia
Ekosistem e-mobilitas di Indonesia ditandai dengan lanskap peraturan yang kompleks dan kurangnya
peta jalan yang jelas untuk peluncuran solusi e-mobilitas. Lanskap peraturan diperumit dengan kebijakan
transportasi yang terbagi antara pemerintah daerah dan pusat, serta menambah kesulitan bagi UKM asing yang
mencoba untuk fokus pada solusi sektor yang mungkin tidak diprioritaskan(misalnya, rencana pemulihan Covid-19
terbaru tidak memiliki pedoman keberlanjutan yang jelas). Belum ada rencana komprehensif yang disepakati
terkait bagaimana EV dapat diterapkan secara nasional, dan bagaimana EV bekerja satu sama lain. Selain itu, koor-
dinasi dan penegakan hukum menjadi tantangan di beberapa kementerian (lihat Tabel 4 di bawah): Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Kementerian
Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, PLN, Pertamina, serta produsen dan operator bus
baru, misalnya, tidak semuanya bekerja sama pada waktu yang sama atau pada level yang sama di semua kota.
Tabel 4: Peran dan tanggung jawab untuk E-mobilitas di Indonesia. Sumber: dikembangkan dari Wijaya & Imran, 2019I
Kementerian Peran dan Tanggung Jawab
Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
Menyusun perencanaan pembangunan nasional, termasuk
sektor transportasi
Kementerian Perhubungan Menyusun kebijakan transportasi nasional dan mengelola
operasi infrastruktur angkutan umum
Kementerian BUMN Mengelola infrastruktur transportasi nasional dan operasi
layanan transportasi umum; mengelola badan usaha milik
negara, seperti jalan tol dan rel kereta api
Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan
Menyusun kebijakan pembangunan jaringan jalan dan
jembatan nasional
Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan
Menyiapkan kebijakan nasional untuk pengendalian pence-ma-
ran dan pengelolaan dampak lingkungan sektor transportasi
Kementerian Dalam Negeri Mengatur program pembangunan di tingkat daerah (provinsi,
kota, dan kabupaten), termasuk untuk transportasi lokal
Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian
Mengembangkan kebijakan ekonomi dan fiskal nasional,
termasuk untuk sektor transportasi; memberikan kebijakan
ekonomi untuk transportasi perkotaan yang diusulkan oleh
kementerian lain
Kementerian Keuangan Menyiapkan anggaran negara, termasuk infrastruktur jalan
dan angkutan umum
Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral
Mengembangkan perencanaan dan penyediaan energi,
termasuk untuk sektor transportasi
Kementerian Peran dan Tanggung Jawab
Kementerian Komunikasi dan
Informatika
Urusan komunikasi dan informasi
Kementerian Perdagangan Bertanggung jawab untuk memastikan komponen dalam
negeri lokal, TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri)
Kementerian Perindustrian Mengoordinasikan dan menyinkronkan perumusan, pene-
tapan, dan pelaksanaan kebijakan kementerian di bidang
perindustrian. Serta, melaksanakan bimbingan teknis dan
mengawasi implementasi kebijakan di industri
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Perusahaan listrik milik negara Indonesia
DAMRI (perusahaan angkutan motor
Republik Indonesia)
Badan Usaha Milik Negara yang melakukan pengangkutan
penumpang dan kargo di jalan raya dengan menggunakan
kendaraan bermotor
Pertamina Pertamina merupakan perusahaan energi nasional yang
sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dengan
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai
Pemegang Saham
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA)
Menyelenggarakan fungsi pemerintahan dan pembangunan
ketenagakerjaan dan ekonomi, perencanaan pembangunan
infrastruktur dan lain-lain
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia mengembangkan Grand Strategy Energi dengan
kendaraan listrik bertenaga baterai (BPEV) sebagai salah satu programnya. Selain itu, peta jalan BPEV juga
didukung dengan rencana pembangunan stasiun pengisian daya EV publik dan stasiun pertukaran baterai,
dengan rencana pembangunan 2.400 stasiun pengisian dan 10.000 stasiun pertukaran baterai pada tahun
2025, serta peningkatan daya listrik pada rumah tangga pemilik BPEV. Kementerian menetapkan Indonesia
Battery Holding (IBH) sebagai konsorsium beberapa BUMN: MIND ID, PT Pertamina, PT PLN, dan PT Aneka
Tambang. Perusahaan induk ini akan bertanggung jawab atas produksi baterai dari tambang nikel hingga
pembuatan baterai. Kementerian Perindustrian telah menyusun rencana ambisius untuk sektor EV dan
baterai di Indonesia yang menggabungkan konsep ekonomi melingkar. Indonesia merupakan salah satu
produsen nikel terbesar di dunia dan beraspirasi untuk mendapatkan nilai lebih dari cadangannya melalui
produksi baterai. Negara ini tidak memiliki litium tetapi, melalui pemrosesan daur ulang baterai, berharap
dapat menghasilkan pasokan yang cukup untuk menjadi pusat kegiatan ini.II
Tabel 5 merangkum hambatan umum dan tantangan kebijakan untuk memajukan inisiatif e-mobilitas di
negara ini. Selain tantangan operasi bisnis umum, literatur menunjukkan serangkaian hambatan tambahan
yang berlaku khusus untuk lanskap e-mobilitas Indonesia saat ini. Hal ini meliputi manufaktur, penyediaan
layanan dan hambatan kebijakan, infrastruktur, tantangan budaya dan tata kelola, serta tantangan yang
berkaitan dengan sikap dan prioritas. Hambatan-hambatan ini menunjukkan perbedaan kemajuan yang
dapat dicapai kota-kota di Indonesia, yang bergantung pada lembaga, kebijakan, kepemimpinan,
pengaruh keuangan, serta pendorong lain- seringkali secara bersamaan - untuk mencapai
pembangunan kota yang berkelanjutan.
II Indonesia to develop circular economy for EVs, boost battery industry - Business - The Jakarta Post
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 3534
Tabel 5: Hambatan untuk memajukan e-mobilitas di Indonesia saat ini
Hambatan umum Hambatan khusus sektor e-mobilitas
Tantangan
kebijakan
Kesulitan membangun bisnis baru.
Masih terdapat birokrasi yang kompleks,
yang membuat pengaturan bisnis
menjadi sulit, di mana melibatkan 9-11
prosedur dan 20-60 hari (dibandingkan
dengan OECD atau Organisasi untuk
Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi yang rata-rata terdiri dari
5 prosedur). Indonesia berada di
peringkat 166 secara global dalam
kemudahan berbisnis.I Diperlukan
waktu hingga 500 hari untuk
melaksanakan kontrak dengan
perubahan peraturan yang sering
dan tidak terduga, kurangnya kepastian
hukum dan kejelasan.
Selain itu, katalog elektronik merupakan
sesuatu yang dibutuhkan perusahaan
untuk mengakses sistem pengadaan
dan tentunya untuk memahami sistem
pengadaan sejak awal.
Tantangan yang berkaitan dengan
spesifikasi strategi Indonesia
yang ditimbulkan oleh persyaratan
komponen yang akan bersumber
di dalam negeri dan dimulainya
industri. Pembatasan kepemilikan
asing mempersempit bisnis ritel
yang mendukung mobil, sepeda motor,
kendaraan komersial, serta suku
cadang, yang saat ini mensyaratkan
100% kepemilikan dalam negeri.
Kepemilikan asing yang diizinkan
untuk perusahaan perawatan mobil
maksimum hingga 49%.
Pembatasan bisnis asing memasuki
pasar Indonesia. Indonesia memiliki
sistem kompleks dengan empat jenis
perizinan untuk perusahaan asing yang
mengimpor barang atau jasa. Selain
mematuhi perizinan, perusahaan harus
mengetahui Daftar Negatif Investasi,
yang mencantumkan bidang ekonomi
yang ditutup atau sebagian ditutup
untuk investasi atau kepemilikan asing.
Sebuah perusahaan memenuhi syarat
sebagai perusahaan asing meskipun
hanya 1% nya dimiliki oleh orang asing
dan tetap harus mematuhi sistem
perizinan.
Daya saing harga yang rendah.
Subsidi solar secara publik di Indonesia
mempersulit EV mencapai daya saing
harga dan mengurangi insentif di antara
operator kendaraan komersial.
I World Bank ‘Doing Business’ publication series.
Hambatan umum Hambatan khusus sektor e-mobilitas
Adanya perbedaan bahasa dan budaya
artinya kita disarankan untuk melibat-
kan mitra lokal sebagai perwakilan di
lapangan (hal ini terkadang menjadi
persyaratan hukum). Seringkali, prefe-
rensi untuk menjalankan bisnis secara
tatap muka membuat kerja jarak jauh
menjadi sebuah tantangan. Agen atau
distributor lokal direkomendasikan
kepada sebagian besar pengadaan
barang dan jasa pemerintah, karena
tawaran yang berhasil sering kali
didasarkan pada hubungan yang telah
terjalin lama dan anggota yang tidak
dikenal di pasar akan terabaikan.
Persaingan dengan perusahaan besar
di Jepang, Cina dan Korea. Hingga saat
ini, perusahaan Asia Pasifik seperti BYD
dan LG Chem terkesan memiliki merek
yang lebih jelas dan melekat di pasar
Indonesia. Hal tersebut menambah
keunggulan terhadap daya saing
mereka menjadi lebih besar.
Akses modal dan kredit yang lebih
rendah sehingga menyulitkan bisnis
dan pemerintah daerah dalam
pengumpulan dana guna mendukung
ekspansi atau investasi. Pandangan
skeptis terhadap iklim investasi dan
lingkungan politik sebagai bisnis yang
mencari lebih dari sekedar proklamasi
“pro-bisnis” oleh pemerintah.
Minat dan mata pencaharian yang
mapan. Denpasar secara khusus
menolak gagasan inisiatif e-mobilitas
berbasis angkutan umum (misalnya bus
elektronik) karena banyak penduduk
kota tersebut yang bekerja sebagai
pengemudi taksi saat ini.
Intensitas karbon tinggi dari jaringan
listrik. Saat ini, dampak e-mobilitas
terhadap pengurangan GRK cenderung
relatif lebih rendah di kota-kota di
Indonesia karena tingginya intensitas
karbon dari sistem kelistrikan yang ada.
Faktor jaringan listrik Indonesia saat ini
hampir dua kali lipat dari negara-negara
sekitarnya, seperti Thailand dan Laos.
Dalam hal transportasi umum,
investasi peluncuran e-bus masih
terbilang mahal bagi pemerintah
sehingga ada keraguan dari kota-kota
untuk berinvestasi di dalamnya.
Pengurangan anggaran selama pandemi
baru-baru ini juga menunda rencana
investasi.
Kurangnya edukasi masyarakat
tentang manfaat e-mobilitas. Telah
banyak diberitakan bahwa masyarakat
umum Indonesia tidak mengetahui
tentang opsi e-mobilitas dan kurangnya
kepercayaan mereka untuk berinvestasi
pada teknologi baru, terutama karena
infrastruktur yang diperlukan seperti
stasiun pengisian belum ditemukan di
banyak wilayah negara. Selain itu, banjir
juga sering terjadi di banyak wilayah
negara - sehingga edukasi sangat
diperlukan karena kepercayaan umum
orang Indonesia mengenai bahaya
tersengat listrik jika menggunakan EV di
daerah banjir.
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 37Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia36
Hambatan umum Hambatan khusus sektor e-mobilitas
Tantangan
manufaktur dan
jasa
Kurangnya Keterampilan. Indonesia
menderita karena rendahnya tingkat
penerimaan, pengembangan, dan
retensi tenaga kerja terampil, terutama
insinyur. Selain itu, masalah proses
mendapatkan izin kerja wajib bagi
tenaga kerja asing telah membaik tetapi
masih menjadi kendala yang signifikan.
Biaya dan keahlian perawatan dan
perbaikan e-mobilitas. Di Inggris,
mekanis dilatih ulang dan disertifikasi
agar mampu memperbaiki kendaraan
listrik karena tegangan tinggi dan risiko
sengatan listrik (mereka juga memer-
lukan perbaikan yang sama sekali
berbeda untuk baterai dan penyalur
daya). Opsi MaaS memberikan tanggung
jawab perbaikan kepada penyedia
jasa yang akan memungkinkan kontrol
pemerintah pada proses tersebut
menjadi lebih banyak.
Persyaratan kandungan lokal.
Misalnya pada tahun 2021 mobil listrik
yang diproduksi di Indonesia harus
mengandung minimal 35% komponen
lokal (diproduksi di Indonesia), 40%
pada tahun 2023, 60% pada tahun 2029,
dan 80% pada tahun 2030.I
Harga kendaraan.
Saat ini, harga EV masih terhitung
tinggi. Harga baterai EV adalah 30% dari
harga EV. Total biaya kepemilikan EV
setara atau lebih rendah dari kendaraan
ICE, khususnya pada jenis kendaraan
komersial dengan tingkat penggunaan
yang tinggi.
Biaya logistik yang tinggi dan infra-
struktur yang rendah berdampak
pada desain dan tingkat kebutuhan
terhadap kendaraan yang disebabkan
oleh kualitas jalan yang buruk serta
kondisi negara kepulauan. Jalan daerah,
yang berperan sangat penting sebagai
konektivitas lokal, berada dalam kondisi
yang sangat buruk - 40% diantaranya
diklasifikasikan rusak atau buruk.
Daya tahan baterai.
Tanpa memanfaatkan fasilitas
pertukaran baterai, dalam kondisi
antre panjang, pengisian baterai EV
memerlukan 3-4 jam yang mana hal ini
harus diubah menjadi lebih efisien dan
dioptimalkan.
Infrastruktur kelistrikan yang belum
berkembang. Infrastruktur listrik dan
kapasitas penyimpanan listrik yang
rendah di atau dekat kota. Terbatasnya
infrastruktur ruang untuk pengisisan
daya di perkotaan khususnya Jakarta.
Integrasi jaringan listrik untuk EV juga
perlu direncanakan di Indonesia.
Waktu pengisian yang lama atau
ketidakpastian seputar lokasi dan
ketersediaan pengisian daya. Jaringan
pengisian daya harus mudah ditemukan
dengan ketersediaan tinggi. Memahami
grafik penawaran dan permintaan paso-
kan listrik di Indonesia dan bagaimana
menangcelahi segala bentuk pemada-
man saat ini akan sangat bermanfaat
untuk mengevaluasi seberapa 'pintar'
jaringan pengisian daya yang dibutu-
hkan (contohnya mengisi daya hanya
ketika tersedia kelebihan pasokan
energi).
I https://indonesien.ahk.de/infothek/indonesia-issues-legal-framework-for-electric-vehicles
Peraturan dan kebijakan
nasional
Perusahaan Mapan
OVO
GoogleMaps
GojekGrab
DAMRI
Bluebird TransJakarta Trans Surabaya
Jasamarga
PLNBPPT
MedCo
Percontohanstasiun pengisian umum
TeslaToyota
Hyundai LG Chem
BYDINKA
PertaminaBP
KementerianPerindustrianPemerintah Kota
Zona EV Bali Peraturan EV
yang ada
Inovasi penting yang ada
Kemungkinan perbaikan
Dekarbonisasisuplai listrik
Manufaktur/`Pabrik
Infrastrukturpengisian
daya
Tuntutan mobilitas kota
(bus, sepeda, motor, mobil, kendaraan
komersial)
Platform dan teknologi
penyedia jasa(pembayaran,
navigasi, dll.)
Perubahan Komunikasi dan
Perilaku
20% dariproduksi kendaraan domestik menjadi rendah karbon pada tahun 2025
Investasi pabrik bateral Investasi pabrik EV
PenyimpananEnergi Terbarukan
Investasipembangkit listriktenaga air
Ekuitas dalamSubsidi Solar
Hubungan Lokal-Pusat dan pengembangan kapasitas
Sepeda listrik pengiriman jarak akhir
Stasiun pertukaran
baterai
Taksi elektrik
Rute bus percontohan
Infrastruktur e-bus (depot, akhir jalur, atau pengisian daya dalam perjalanan
Inovasi kekuatan dan perceptatan
Pengisian Daya cepatJaringan pengisian
daya di kotaInfrastruktur listrik
jalan raya
Navigasi ditempat
Pengecualian/Insentifdesain zona khusus EV
Program pertukaranmobil/sepeda, kredittukar tambahkendaraan
Kesadaran lingkungan
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 3938
4 Ekosistem E-mobilitas Indonesia dan Peluang untuk Bermitra dengan Inggris
Ekosistem e-mobilitas Indonesia - mencakup alur waktu dan proses yang divisualisasikan dalam
Gambar 3, perusahaan EV mapan, inovasi utama yang ada, serta kemungkinan peningkatan di
enam tahap utama rantai pasokan e-mobilitas - dipetakan dalam diagram berikut (Gambar 4). Hal
ini menunjukkan ekosistem perusahaan EV digital dan perusahaan non-tradisional yang ada dan
dinamis dapat beradaptasi dengan peluang pasar baru. Ekosistem ini berpotensi menggerakkan
sektor baru dan sangat berpeluang ini serta memberikan peluang pertumbuhan ekonomi yang cukup
besar bagi negara. Apalagi, sektor ini relevan dengan geografi Indonesia yang luas dan beragam.
Namun, ekosistem saat ini memiliki kesenjangan yang signifikan, di mana hal ini dapat diisi dengan
penjualan perusahaan asing ke Indonesia atau dengan mengubah kesenjangan tersebut menjadi
peluang investasi asing langsung (FDI) yang menarik bagi ekosistem EV yang kuat dan dinamis dari
negara-negara seperti Inggris untuk bermitra dengan perusahaan Indonesia dengan membatu transfer
pengetahuan, pertumbuhan lokal dan lapangan kerja, pengenalan solusi teknologi tinggi, dan lain-lain.
Opsi kedua tersebut juga berperan sebagai katalis dalam pertumbuhan sektor industri yang sedang
berkembang ini pada tingkat yang lebih cepat daripada yang terlihat saat ini.
Gambar 4
Potensi keterlibatan dan intervensi Inggris yang lebih tinggi
Potensi keterlibatan dan intervensi Inggris yang lebih rendah
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 4140
Gambar tersebut menunjukkan berbagai elemen
rantai pasokan memiliki tingkat kejenuhan
yang berbeda dalam hal jumlah perusahaan EV
mapan. Oleh karena itu, tingkat yang berbeda
tersebut disesuaikan terhadap keterlibatan
dan kemitraan yang juga berbeda. Peluang
masuk pasar e-mobilitas yang teridentifikasi bagi
perusahaan Inggris berkisar pada opsi elektrifikasi
hingga infrastruktur pengisian daya. Termasuk:
• Penghijauan angkutan umum dan armada
kendaraan milik umum (bus, taksi, skuter)
• Elektrifikasi minibus dan operator minibus
swasta berlisensi maupun tidak berlisensi
(“angkot”) karena kendaraan bermotor tersebut
mendominasi mobilitas di luar Jakarta
• Bekerja sama dengan Pos Indonesia dalam
mengelektrifikasi armada kendaraan
• Mengelektrifikasi pengumpulan sampah di
Indonesia (misalnya, fungsi start dan stop yang
terlibat dalam layanan ini menimbulkan polusi
udara tambahan)
• Kendaraan elektronik turut serta mendukung
industri pertambangan yang menjadi sektor
utama penyumbang perekonomian Indonesia
• Membangun stasiun pengisian dan infrastruktur
pertukaran baterai.
I https://ukabc.org.uk/event/mentari-program-uk-governments-support-for-indonesian-renewable-energy-projects/
II https://www.ukpact.co.uk/green-recovery-challenge-fund
Analisis celah sederhana menunjukkan tiga
area yang jelas bagi UKM Inggris agar terlibat
dengan ekosistem:
• Perubahan komunikasi dan perilaku
di mana Inggris dapat memanfaatkan keahlian
dan pengalamannya dalam membujuk,
mempengaruhi, dan berkomunikasi untuk
meningkatkan penggunaan opsi e-mobilitas
angkutan umum.
• Penyediaan platform dan layanan teknologi
di mana Inggris telah mampu merancang
layanan e-mobilitas pay-as-you-go beserta biaya
langganannya, sistem pembayaran terintegrasi,
dan model fares-as-a-service yang dapat
membantu mengurangi disinsentif finansial
terhadap penggunaan e-mobilitas.
• Jaringan dan tata kelola keuangan untuk
mitigasi lingkungan. Dengan hadirnya program
yang didanai pemerintah Inggris seperti MentarI
dan UKPACTII, melalui pemberian bantuan
dalam perencanaan e-mobilitas di tingkat
daerah, bersama dengan pemerintah Inggris,
sektor swasta Inggris mendapatkan keuntungan
dari rekam jejak yang sukses sebagai penyedia
jasa konsultasi perencanaan yang kuat dengan
fokus pada transportasi ramah lingkungan dan
e-mobilitas.
Saat ini, peluang untuk bermitra dengan ekosistem EV Inggris kurang sesuai dalam aspek tertentu pada
rantai pasokan e-mobilitas. Faktor yang paling utama adalah manufaktur, di mana tingkat kejenuhan yang
tinggi dan persyaratan yang lebih ketat pada kepemilikan perusahaan asing menunjukkan perolehan laba
perusahaan Inggris dan khususnya UKM atas investasi menjadi lebih rendah (lihat hambatan pada Tabel 5
di atas). Lanskap manufaktur didominasi oleh penyedia jasa yang ada dan berkembang pesat di pasar
Indonesia sebagai akibat dari keputusan eksploitasi cadangan nikel negara yang sangat besar. Oleh karena itu,
menentukan proposisi FDI yang menarik untuk sektor ekosistem Inggris ini akan jauh lebih menantang.
Peluang untuk kontribusi Inggris di masing-masing bidang ini ditinjau secara lebih rinci di bagian selanjutnya
dari laporan ini.
4.1 Pemangku Kepentingan Utama di Sektor E-mobilitas Indonesia
III https://electrek.co/2020/11/13/tesla-tsla-inches-closer-battery-factory-deal-indonesia/
IV https://www.adb.org/what-we-do/sectors/energy/strategy
Kisah sukses sektor terkait dapat dilihat pada produsen bahan kimia besar seperti Hyundai dan LG yang telah
menandatangani perjanjian dengan pemerintah Indonesia mengenai pemrosesan cadangan nikel yang sangat
besar dan pembangunan pabrik di dalam negeri, termasuk pabrik besar mereka yang berada di Jakarta dan
Bandung. Belum lama ini Tesla mengajukan proposal pembangunan pabrik Gigafactory untuk penyimpanan
baterai dan energi di Indonesia meski belum diketahui detailnya.III Indonesia tertarik untuk berinvestasi
dalam peluang seperti ini agar dapat menjadi pusat manufaktur baterai di ASEAN. Pihak-pihak penting lainnya
yang terlibat dalam sektor e-mobilitas Indonesia meliputi:
Bank pembangunan supranasional
• ADB: sejak tahun 2020 memiliki strategi untuk
"berkontribusi pada kota pintar dengan pasokan
listrik yang andal dan terjangkau melalui jaringan
cerdas dan sistem terdistribusi serta infrastruktur
pengisian daya untuk kendaraan listrik.”IV
Badan dan perusahaan energi dan listrik
• PLN: TDistributor listrik milik negara mengawasi
proyek peluncuran EV, menandatangani MoU
dengan perusahaan mobil dan energi untuk
membangun mobil listrik dan mendukung
infrastruktur pengisian daya.
• Pertamina: Distributor minyak dan gas milik
negara berencana membangun SPKLU di SPBU.
• MedcoEnergi: Perusahaan energi swasta telah
menandatangani perjanjian dengan PLN dan
Grab untuk mengembangkan SPKLU di seluruh
negeri, dengan fokus di Jakarta dan Bali. Bali telah
meluncurkan platform infrastruktur pengisian
daya melalui kemitraan dengan pemerintah
daerah, OEM, dan pengembang infrastruktur
untuk menciptakan ekosistem percontohan baru
dengan tujuan akhir untuk pengembangan ke
kota-kota lain.
Perusahaan besar di luar negeri
• BYD: Produsen kendaraan asal Cina ini sudah
memasuki pasar Indonesia dengan dua bus yang
digunakan dalam uji coba e-bus Transjakarta dan
uji coba lainnya yaitu uji coba e-bus di kawasan
wisata yang baru saja selesai dilaksanakan di Bali.
Bluebird juga telah memesan van listrik ke BYD
untuk digunakan sebagai taksi di Jakarta dan
Bali. Keberhasilan dalam hal tersebut tampaknya
berasal dari kemitraan dengan perusahaan
besar yang sudah mapan seperti Bluebird dan
Transjakarta.
• LG Chem: Raksasa Korea Selatan ini sering kali
terlibat dalam industri e-mobilitas, berinvestasi
di pabrik baterai senilai $9,8 miliar, dan berupaya
agar dapat berpartisipasi dalam pembuatan skema
pertukaran baterai sepeda motor listrik.
• Major car companies: Hyundai, Honda,
dan Toyota berinvestasi di sektor e-mobilitas
Indonesia. Hyundai Ioniq tersedia untuk
penjualan komersial dan Honda PCX tersedia
untuk penyewaan armada bagi lembaga-lembaga.
Toyota telah berinvestasi senilai $2 miliar untuk
mengembangkan EV di Indonesia.
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 4342
Perusahaan asing di ekosistem e-mobilitas Indonesia
Kemitraan antara Indonesia dengan pabrikan Cina dan Jepang telah terjalin lama diband-
ingkan dengan pabrikan Eropa hanya karena faktor pasokan, permintaan, dan kedekatan
kawasan. Mobil Jepang dipandang dapat diandalkan, sementara mobil Cina dipandang
karena memiliki keunggulan dalam hal biaya. Indonesia adalah pasar yang sangat sensitif
terhadap harga. BYD, anak perusahaan otomotif dari perusahaan multinasional Cina, BYD
Co Ltd, telah memproduksi bus listrik bagi pasar Indonesia. BYD telah diberitakan menjadi
pemimpin global dalam hal baterai, manajemen energi, dan e-mobilitas. Peningkatan pene-
trasi pasar kendaraan yang diproduksi di Indonesia oleh perusahaan seperti Gesits, salah
satu perusahaan e-sepeda motor dan e-skuter lokal, menjadi salah satu masalah biaya.
Saat ini tengah ada prapercobaan di mana BYD dan perusahaan dalam negeri, Mobil Anak
Bangsa, meminjamkan bus listrik ke Jakarta dalam waktu singkat sebagai tahap uji coba.
Prapercobaan pertama akan melibatkan 90 bus dan diharapkan dapat bertambah menjadi
200 bus pada tahap selanjutnya. Uji coba tersebut tidak terbuka untuk umum. Bus harus
mengangkut ember air, bukan penumpang karena tidak memperoleh izin untuk melibatkan
manusia sebagai peserta dalam uji coba. Berkat peraturan yang baru-baru ini diadopsiI
oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang telah menetapkan langkah-langkah jenis
persetujuan dan mengizinkan bus listrik beroperasi di jalan raya di Indonesia, sehingga satu
bus BYD sepanjang enam meter dan sembilan meter lainnya beroperasi pada rute tersibuk di
Jakarta dan melayani penumpang dari Juli hingga Oktober 2020.II
Dalam sektor otomotif saat ini, pabrik otomotif Jepang telah menguasai sebagian besar pasar,
yaitu lebih dari 90% pangsa pasar penjualan otomotif pada tahun 2020. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, sebuah universitas teknologi negeri di Indonesia yang berlokasi di Sura-
baya, Jawa Timur dikabarkan bekerja sama dengan Toyota untuk mengubah mesin pemba-
karan internal pada mobil menjadi penyalur daya listrik untuk mengurangi keinginan pemilik
kendaraan Toyota saat ini untuk membeli EV baru sama sekali. Hal ini diharapkan dapat
mengurangi biaya kepemilikan dan memacu penggunaan EV melalui perubahan tersebut.
Di segmen sepeda motor, Big Four Jepang (Honda, Yamaha, Kawasaki dan Suzuki), juga
mendominasi sektor ini dengan menguasai lebih dari 70% dari total pangsa pasar di Indone-
sia. Namun, Gesits telah membuat jebolan yang signifikan di segmen ini dengan menghadir-
kan sepeda motor listrik yang berakibat pada jatuhnya pangsa pasar Big Four Jepang sampai
dua digit. Selanjutnya, Gesits menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor ke seluruh pasar
ASEAN.III
Kemitraan penting lainnya di Indonesia termasuk Grab Indonesia dengan Gesits. Grab adalah
perusahaan ride-hailing (jasa transportasi yang menggunakan platform daring) multinasional
yang juga menawarkan layanan makanan dan kurir, beroperasi di sembilan negara di Asia,
dengan kantor pusat di Sincelahura dan berencana membangun ekosistem kendaraan listrik.
I http://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2020/PM_44_TAHUN_2020.pdf
II https://jakartaglobe.id/business/TransJakarta-bakrie-autoparts-trial-electric-buses-on-busiest-route
III https://www.motorcyclesdata.com/2021/02/25/indonesia-motorcycles/
Produsen lokal dan pengembang pengisian daya
• Inka: Produsen sarana perkeretaapian yang telah menandatangani nota kesepahaman dengan Bali
- diwakili oleh Perusda Bali - untuk mengembangkan sistem transportasi umum listrik, termasuk bus
dan trem listrik. Salah satu bus listriknya sedang menjalani pengujian dengan Transjakarta pada jalur
operasional.
• BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi): adalah lembaga non kementerian yang sering
terlibat dalam pemasangan stasiun pengisian daya. Tiga badan diantaranya berskala nasional, termasuk
satu yang berlokasi di Bandung.
Hambatan mobilitas lokal
• Grab: Perusahaan ride hailing telah menyebarkan lebih dari 5.000 EV di seluruh Indonesia di mana para
pengemudinya melaporkan bahwa biaya keseluruhan lebih rendah. Mereka berinvestasi dalam membangun
stasiun pengisian daya, stasiun pertukaran baterai, dan sepeda listrik.
• Gojek: Pesaing Grab di Indonesia ini juga berinvestasi pada kendaraan listrik, menyewakan sepeda bagi
kurir, dan menyediakan pembiayaan bagi pengguna kendaraan listrik.
• Gesits: Pabrik e-skuter dan sepeda motor Indonesia ini telah membuat jebolan yang signifikan di segmen
ini melalui pembuatan sepeda motor listrik.
Perusahaan konsultan luar negeri dan perusahaan khusus
• Grutter Consulting: Sebuah perusahaan konsultan Swiss yang terlibat dalam perancangan infrastruktur
pengisian daya di Bali dan zona perkotaan Jakarta yang lebih besar dan juga mengkaji implikasi jaringan
listrik untuk pengisian daya di rumah, termasuk bagaimana mengintegrasikannya dengan penyampaian
layanan energi.
Proyek percobaan di kota-kota tersebut, yang bertujuan untuk mendemonstrasikan hal-hal
terkait yang tepat, merupakan sebuah kunci. Wawasan mengenai kegiatan yang bersumber dari Barat
sejauh ini berfokus pada studi dan lokakarya, bukan pada implementasi. Tabel 6 merangkum percobaan dan
investasi yang ada yang berfokus pada e-mobilitas di Indonesia.
Tabel 6: Percobaan dan investasi e-mobilitas internasional yang ada di kota-kota di Indonesia
Mitra Fokus Percobaan Faktor keberhasilan
ADB/
DAMRI
Penelitian tentang
kelayakan penggantian
armada bus listrik
Pembiayaan pinjaman lunak. ADB bersedia menawarkan
pinjaman kepada DAMRI (Perusahaan Angkutan Motor
Republik Indonesia) jika keuangannya cukup stabil, karena
mahalnya biaya bus listrik di muka akan menghambat
kemampuan dalam mentransisikan armada mereka.
BYD/
Transja-
karta
Uji coba bus listrik di
Jakarta
Model pembiayaan buy-to-service baru. Transjakarta
menargetkan memiliki 10.000 armada e-bus pada tahun
2030 yang hanya mungkin dilakukan melalui skema
buy-to-service. Operator akan membiayai bus dan
kota yang kekurangan sumber daya serupa yang dapat
diinvestasikan dan akan membayar biaya tetap per
kilometer.IV
IV https://news.busworld.org/en/article/13771/TransJakarta-wants-10-000-electric-buses-in-service-by-2030?referer=left-div
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 4544
Mitra Fokus Percobaan Faktor keberhasilan
ADB/GCF Pendanaan senilai $150
juta tersedia dalam
bentuk hibah lunak yang
berfokus pada e-mobilitas
(dirancang untuk bus,
pengiriman jarak jauh,
dan roda dua)
Ketersediaan pinjaman lunak. Ketersediaan pinjaman
lunak adalah kunci yang dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan yang kekurangan modal untuk berinvestasi
dalam proyek-proyek dengan pengeluaran tinggi dan
berisiko. Pembiayaan hibah yang terkait dengan biaya
sosial atas karbon lebih rendah karena faktor jaringan
listrik negara yang tinggi, yang berarti ketersediaan
pinjaman lunak menjadi lebih penting.
Grab/
Hyundai
Grab meluncurkan Grab
Elektrik dengan tujuan
mengerahkan 2 juta EV
pada tahun 2025, dengan
Hyundai Ioniq sebagai
model utamanya.
Investasi besar oleh perusahaan multinasional.
Softbank berinvestasi hampir senilai $2 miliar di Grab
yang berfokus pada peningkatan infrastruktur digital dan
listrik Indonesia.
4.2 Keberhasilan Inggris di Indonesia sampai saat ini
Keberhasilan Inggris dalam sektor mobilitas Indonesia hingga saat ini terjadi di antara perusa-
haan besar yang bermitra dengan pemerintah atau perusahaan besar lainnya.Konglomerat Inggris,
Jardine Matherson, adalah salah satu pelaku utama di sektor e-mobilitas Indonesia melalui saham mayori-
tasnya di Astra, penyedia produk mobil terkemuka di tanah air. Astra telah bermitra dengan Grab dan Honda
dalam uji coba di Denpasar, Bali dengan menyediakan 30 armada Sepeda Motor Listrik. BP, Shell, dan Rolls-
Royce juga aktif di sektor mobilitas Indonesia, terutama melalui perjanjian bernilai tinggi dengan pemerintah,
badan usaha milik negara, dan perusahaan swasta terbesar (misalnya Lion Air).
Bisnis dan lembaga penelitian Inggris telah memiliki keahlian yang signifikan dan dapat diwujudkan dalam
mobilitas perkotaan rendah karbon di berbagai konteks kota baik di Inggris maupun secara global. Namun
seperti yang telah ditunjukkan di atas, ada peluang besar bagi Indonesia untuk mengisi celah rantai pasokan,
mendorong negara-negara seperti Inggris untuk bekerja di luar konteks konsultasi sektor ini, serta mendor-
ong UKM inovatif Inggris agar menjadikan Indonesia sebagai lokasi pilihan untuk berinvestasi dan tumbuh
bersama ekosistem lokal. Pendekatan untuk merangsang ekosistem lokal ini memberikan manfaat yang
sangat besar.
.
4.3 Keunggulan Kompetitif Inggris
“Hal ini akan menjadi tantangan bagi perusahaan manufaktur e-bus
Inggris agar bisa sukses di Indonesia. Namun dalam hal sistem pengisian
daya, teknologi, integrasi, ada peluang bagi Inggris untuk masuk.”
Project Director, Mott MacDonald Indonesia
Ada beberapa keunggulan komparatif global dari perusahaan Inggris yang harus dipertimbangkan dalam
konteks e-mobilitas Indonesia. Secara khusus, keahlian mereka terletak pada:
Perangkat keras dan perangkat lunak EV. Inggris adalah pemimpin model EV hemat energi baru yang
memenuhi target emisi rendah - untuk bus, mobil, taksi, dan sepeda pribadi listrik. Hal tersebut dibuktikan
dalam layanan berlangganan dan skema pay-as-you-go. Keahlian tersebut mendukung penggunaan EV
yang lebih luas untuk masyarakat berpenghasilan menengah. Inggris juga memiliki tradisi panjang dalam
pembuatan otomotif terutama yang berbasis di West Midlands. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terlihat
kesuksesan penting dalam desain rantai penggerak listrik, di mana universitas di area tersebut juga telah
membantu mendorong pertumbuhan yang cepat dalam Penelitian dan Pengembangan (R&D) serta
keterampilan di sektor EV Inggris yang lebih luas.
“ITS Surabaya mengembangkan e-motor yang mana proses adopsinya
akan kami tinjau secara bertahap. Kami melihat Inggris membawa transfer
teknologi dan solusi komersial untuk mempercepat adopsi ini.”
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Membangun infrastruktur pendukung yang diperlukan. UKM Inggris telah menjadi penyedia
infrastruktur listrik yang gesit di kota-kota, dengan kesuksesan khusus di titik dan pusat pengisian daya di
jalan. Badan transportasi umum besar dan universitas memiliki keahlian dalam mangaitkan transportasi
listrik ke infrastruktur jaringan dan transportasi yang ada. Kota-kota juga telah menemukan rute untuk
menerapkan infrastruktur bersepeda yang memungkinkan, seperti jalur sepeda dan stasiun penguncian,
untuk meningkatkan permintaan.
“Masyarakat kita tidak terbiasa menggunakan transportasi e-mobilitas,
mereka terbiasa berkeliling menggunakan biofuel. Ketersediaan infrastruktur
seperti fasilitas pengisian daya penting untuk mendukung e-mobilitas.”
DKepala Dinas Pemerintah Jawa Barat
Penyimpanan baterai tingkat lanjut. Banyak perusahaan baru dan UKM di Inggris yang menjalankan solusi
penyimpanan energi baterai generasi berikutnya bagi kota-kota. Mulai dari penggunaan material baru pada
baterai, struktur 3D pintar untuk meningkatkan kinerja baterai, hingga membuat baterai menggunakan material
yang dapat didaur ulang. Kelebihan lain dari dunia teknologi e-mobilitas Inggris adalah paket baterai yang
dipesan disesuaikan dengan kondisi lokal (cuaca dan pola penggunaan) terlebih dahulu. Ambisi dana penelitian
dan inovasi pemerintah Faraday Battery Challenge senilai £246 juta, yang diluncurkan pada Juli 2017, berfokus
untuk menjadikan Inggris sebagai pusat industri baterai terdepan di dunia.
“Anda bisa mendapatkan sel dari negara mana pun. Ada banyak teknologi pembuatan
baterai dan Inggris sangat piawai dalam merancang paket yang dipesan lebih dahulu
untuk digunakan. Ada berbagai jenis bahan kimia baterai - yang terpenting bukan
dari mana Anda mendapatkan selnya - tapi bagaimana Anda merancangnya.”
Ahli Industri Teknologi Otomotif Inggris
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 4746
Masa pakai dan jangkauan baterai serta infrastruktur pertukaran baterai. Bukti saat ini
menunjukkan bahwa kecemasan di kalangan calon konsumen cukup tinggi di kota-kota di Indonesia,
namun masih dapat diatasi dengan beralih ke MaaS. Sementara itu, infrastruktur pertukaran baterai yang
menjadi area utama peluang juga berkembang.
“Bentuk dukungan penting untuk Bali adalah tersedianya tempat
pengisian daya, baterai tukar tersedia. Sampai saat ini kami belum
melihat arah yang serius perihal pertukaran baterai. Model bisnis harus
segera dibangun untuk mempercepat proses pengisian daya.”
Kepala Dinas Perhubungan Daerah Bali
Analisis pemasaran dan pasar untuk membentuk wawasan dan penggunaan konsumen. Inggris
dapat dianggap sebagai salah satu ibu kota pemasaran dunia. Ada sejumlah perusahaan besar dan kecil yang
dapat membantu memberikan strategi insentif yang tepat, keterlibatan analisis pemasaran dan pasar untuk
meningkatkan permintaan produk, serta penggunaan teknologi baru maupun yang sedang berkembang.
Misalnya, penggunaan teknologi dapat dibatasi oleh masalah keamanan dan masalah lainnya. Sebuah inisiatif
kecil saat ini, Inggris menyediakan penyewaan e-motor dengan harga bersubsidi ($60/bulan) yang telah
dipasarkan secara daring dan belum memasarkannya secara luring (cetak) karena kekhawatiran seputar
keamanan dan percepatan.
“Berdasarkan apa yang telah saya amati, jika seseorang berpengalaman
menggunakan kendaraan bermotor listrik, mereka tidak akan berpikir untuk kembali
ke mesin pembakaran konvensionalnya. Jadi, target utama kami adalah mengajak
masyarakat mencoba dan menguji coba sepeda motor listrik ini semaksimal
mungkin dengan dukungan pemerintah melalui pemasaran dan sosialisasi awal.”
Produsen dan Pemasok E-mobilitas Indonesia
Insinyur terampil dan personel terlatih. Inggris mendapat manfaat dari tenaga kerja yang sangat
terlatih di sektor e-mobilitas berbasis keterampilan, terutama pelatihan perawatan serta penelitian dan
pengembangan. Pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal Indonesia akan menjadi penting,
terutama dengan adanya tantangan ekonomi dan pengangguran yang tinggi akibat pandemi Covid-19
baru-baru ini.
“Edukasi tenaga kerja lokal itu penting. Kita tahu Bali seharusnya tidak hanya
bergantung pada sektor pariwisata karena kita tahu kondisi kita sekarang sangat
buruk [selama pandemi Covid-19]. Jadi, jika kita melihat sumber daya manusia dan
peningkatan keterampilannya, kita sebenarnya siap untuk menuju ke era e-mobilitas.”
Profesor, Universitas Udayana
Selain itu, Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) mengidentifikasi peran khusus
perusahaan Inggris untuk membantu mengatasi tantangan peluncuran e-mobilitas di Indonesia. Mereka
berbagi kesempatan kepada konsultan spesialis Inggris dalam penyediaan layanan utama,
seperti panduan, bagi pemerintah tingkat lokal dan nasional untuk merencanakan investasi dan
insentif penyediaan e-mobilitas massal yang didukung oleh data dan bukti manfaat yang lebih banyak
dibandingkan biaya yang dikeluarkan.
“Kita sudah memiliki beberapa kendaraan listrik tetapi itu tidak cukup. Jika
kita ingin masyarakat kita beralih ke opsi e-mobilitas, maka Anda harus
memilikinya di banyak tempat, ditambah tempat parkir dan infrastruktur
pengisian daya. Masyarakat perlu melihat lebih banyak mengenai hal tersebut
di jalanan untuk mengembangkan kepercayaan mereka kepada EV.”
Profesor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Aplikasi telepon pintar dan pemesanan tiket melalui ponsel untuk transportasi umum. Secara
global, perusahaan Inggris memimpin inovasi digital untuk mendukung transportasi nol bersih. Hal tersebut
mencakup aplikasi telepon pintar untuk skema penyewaan sepeda (bikeshare) di seluruh kota dan integrasi
efektif dari kumpulan data transportasi terbuka yang besar untuk mengoptimalkan efisiensi perjalanan.
Perusahaan Inggris menjadi yang terdepan dalam “pembayaran tarif sebagai layanan”, pemesanan tiket
melalui ponsel, dan sistem pembayaran nirsentuh untuk transportasi umum, yang membantu mendorong
perpindahan moda. Penggunaan telepon pintar juga penting dalam opsi MaaS untuk mencari, memesan, dan
membayar dengan menggunakan mode elektronik.
Sementara hingga saat ini sebagian besar keterlibatan
Inggris dalam sektor terkait telah menjadi kerja sama
berbasis konsultasi, ada banyak keahlian yang lebih
luas yang disesuaikan dengan celah yang teridentifikasi
dalam ekosistem EV di Indonesia. Hal ini memberikan
kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah pusat
dan daerah untuk bekerja sama dengan akademisi
dan industri di Indonesia untuk membangun narasi
FDI yang menarik. Selanjutnya, narasi tersebut akan
membawa perusahaan yang tepat untuk melengkapi
dan merangsang ekosistem EV lokal yang sedang
berkembang, serta membantunya tumbuh dan
berkembang menjadi lebih kompetitif di tingkat regional
dan global dengan memberi manfaat bagi sosial
ekonomi dan lingkungan.
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 4948
5 Mendukung Hubungan Inggris- Indonesia
Untuk mendorong dan mendukung perusahaan Inggris masuk, berhasil menavigasi, dan
berkembang di pasar e-mobilitas Indonesia, terdapat kebutuhan akan dukungan terstruktur dari
pemerintah pusat dan daerah, serta industri dan pelaku akademis di pasar yang jelas.
I https://theicct.org/sites/default/files/publications/ev-capitals-update-sept2020.pdf
“Jika walikota dan gubernur bekerja sama, penerapan perubahan dapat dilakukan jauh lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan penerapan di tingkat nasional.” Pemimpin Transportasi Global, PwC
Dalam laporan ini kami telah mengidentifikasi dan bekerja sama dengan tiga kota di Indonesia
dengan skala kecil. Proyek percobaan e-mobilitas pemerintah yang telah dilaksanakan memiliki
minat dan potensi pasar yang tinggi dalam menyambut perusahaan Inggris untuk menjadi bagian
dari ekosistem e-mobilitas mereka. Kami telah mengukur minat akademisi, pejabat pemerintah (di tingkat
kota, provinsi, dan nasional), dan perusahaan swasta untuk mengidentifikasi peluang bisnis terbaik. Kami memu-
lai dengan melakukan diskusi terkait peluang yang ada di tiga kota dan provinsi yang lebih luas di Indonesia serta
karakteristik yang menjadikannya unik, terbuka, dan cocok untuk terlibat dengan perusahaan Inggris.
5.1 Kisah Tiga Kota: Bandung, Denpasar, dan Surabaya
Pasar e-mobilitas global sedang memperluas programnya ke kota-kota dengan ekonomi berkem-
bang. 25 pasar kendaraan listrik tingkat wilayah metropolitan terbesar memuat 40% dari stok kendaraan
listrik penumpang dunia pada akhir 2019 - lebih rendah dari tahun 2016 yang memuat 45% stok kendaraan
listrik.I Kota-kota terkemuka dengan tingkat penggunaan yang lebih tinggi tidak lagi tumbuh lebih cepat dari-
pada kota-kota lain di dunia, karena pusat-pusat perkotaan dengan populasi yang lebih kecil mulai mengalami
pertumbuhan e-mobilitas yang lebih cepat.
Kami berfokus pada tiga kota di Indonesia sebagai titik awal untuk memahami cara mengelola ekosistem
e-mobilitas Indonesia dan mengidentifikasi kesenjangan suplai yang dapat diisi oleh perusahaan Inggris
dengan baik. Kami memilih Bandung, Denpasar, dan Surabaya karena keragaman ekonomi dan karakteristik
inovasinya yang membuat ketiga kota tersebut terbuka untuk uji coba teknologi dan layanan baru. Dua dari
kota tersebut juga terlibat dalam beberapa proyek dengan program Kota Masa Depan Global (GFCP) yang
didanai pemerintah Inggris.
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 5150
Program Dana Kemakmuran Kantor Luar Negeri, Persemakmuran & Pembangunan (FCDO) di Indonesia
Program GFCP Kantor Luar Negeri, Persemakmuran & Pembangunan (FCDO) Inggris bertujuan
untuk bekerja sama dengan sejumlah kota terpilih di negara berpendapatan menengah,
salah satunya adalah Indonesia. Program ini berjalan selama tiga tahun untuk memperbaiki
cara kota direncanakan dan dikelola, yang menghasilkan peningkatan kemakmuran dan
kualitas hidup lokal, termasuk pengurangan tingkat kemiskinan dan ketidaksetaraan gender,
bersama dengan menciptakan peluang perdagangan yang saling menguntungkan. Program
ini juga akan membantu menciptakan peluang dan mengembangkan hubungan ekonomi yang
berkelanjutan dengan kota-kota di sektor di mana Inggris memiliki keunggulan komparatif,
yang mengarah pada peningkatan yang saling menguntungkan dalam perdagangan lintas
negara di masa depan.
Terdapat banyak tantangan dalam hal penyediaan angkutan umum di Indonesia, seperti
kurangnya pelayanan, fasilitas, dan yang terpenting, konektivitas first- and last-mile
(perjalanan awal hingga akhir) yang baik, yang masih menjadi masalah utama di Bandung,
Surabaya, dan Denpasar.
FCDO saat ini memberikan bantuan melalui program GFCP kepada Pemerintah Kota
Bandung dalam meningkatkan kualitas layanan angkutan umum serta bantuan teknis dan
peningkatan kapasitas kepada Dinas Perhubungan Kota Bandung untuk mengembangkan
Rencana Transportasi Terpadu seluruh kota. Selain itu, terdapat program donor lain di Wilayah
Metropolitan Cekungan Bandung yang membantu pembangunan infrastruktur KA massal
perkotaan dan BRT.
Program ini memberikan bantuan teknis kepada Dinas Perencanaan Kota Surabaya untuk
mengembangkan pedoman perencanaan dan desain kota di lingkungan Putat Jaya untuk
mengubah daerah tersebut menjadi lingkungan hidup yang layak huni dan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi. Meski intervensi tersebut tidak berfokus pada sistem transportasi
secara langsung, terdapat rencana untuk mengintegrasikan rute e-bike dan e-bus di dalam
kawasan wisata heritage kota Surabaya.
Proyek FCDO belum diterapkan di Denpasar, namun, kota Denpasar sudah terdaftar sebagai
salah satu dari lima kota yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk diterapkannya program
percontohan terkait angkutan umum. Hal tersebut bertujuan untuk membangun Sistem
Informasi Transportasi Umum (PTIS) dan Sistem Transportasi Cerdas (ITS). Instrumen
teknologi yang dibutuhkan untuk sistem tersebut mencakup radar, kamera, dan sistem
perangkat keras serta perangkat lunak itu sendiri. Selain itu, Denpasar telah menggunakan
14 bus sekolah listrik selama lebih dari dua tahun.
Kota Bandung, Denpasar, dan Surabaya menunjukkan beberapa tantangan yang dihadapi kota-kota di
Indonesia terkait dengan polusi dan transportasi perkotaan (Tabel 7). Pada saat yang sama, kota-kota ini
memasuki masa pertumbuhan dan inovasi yang akan mendapatkan keuntungan dari pengenalan e-mobilitas
dan program-program yang menyelaraskan pertumbuhan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi
emisi karbon. Tingkat polusi udara dan kemacetan yang tinggi, serta keterjangkauan dan jangkauan transpor-
tasi umum yang rendah, berarti terdapat keharusan mendesak untuk memindahkan lebih banyak kendaraan
pribadi serta armada angkutan massal ke mode pengoperasian listrik. Hal ini dapat membantu meningkatkan
kualitas udara secara dramatis.
Tabel 7: Profil indeks kualitas udara tiga kota sasaran. Data dari Indeks Tipologi Bisnis Kota
Surabaya Bandung DenpasarRata-rata di Asia-Pasifik
Peringkat di Asia-Pasifik
Kualitas
udara
Indeks Kualitas Udara
(AQI) rata-rata tahunan
(lebih rendah = lebih baik)
70 51 22 42 15
Kualitas
udara
Jumlah hari dalam
pedoman udara segar18 0 - 42 266
Akibat perkembangan penggunaan kendaraan bermotor yang tinggi, kota-kota di Indonesia termasuk dalam
kota-kota dengan kepadatan tertinggi di dunia. Tingkat kemacetan mengacu pada waktu tempuh lebih tinggi
yang ditimbulkan oleh pengemudi atau kendaraan dibandingkan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh jarak yang sama dalam kondisi lancar. Pada tahun 2017, Denpasar, Bandung, dan Surabaya termasuk
dalam 250 kota paling padat di dunia, dengan tingkat kemacetan tahunan di atas 13% (lihat Tabel 8 di bawah)I. Biaya
kemacetan tahunan untuk ketiga kota tersebut mencapai lebih dari $40 miliar dalam beberapa tahun terakhir.II
Tabel 8: Kemacetan di Jakarta dan tiga kota sasaran studi iniIII
Kota Tingkat Kemacetan rata-rata tahunan (%) Peringkat global (1 = paling lancar)
Jakarta 17,3% Ke 1.043
Bandung 20,1% Ke 1.000
Surabaya 14,5% Ke 924
Denpasar 13,5% Ke 843
I INRIX Global Traffic Scorecard 2017
II World Bank (2019) Time to ACT! Realizing Indonesia’s urban potential
III https://www.benarnews.org/english/news/indonesian/rail-way-01192021153111.html
Surabaya Bandung Denpasar
Kualitas
udara
Profil Indeks
Kualitas Udara
(AQI) rata-rata
tahunan
Sangat tercemar, variasi
tahunan cenderung
sedang dalam tingkat
polusi
Sangat tercemar,
variasi tahunan
sedikit dalam
tingkat polusi
Cukup tercemar
Sumber: INRIX Global Traffic Scorecard 2017. *Peringkat global juga memperhitungkan jam sibuk yang dihabiskan dalam kemacetan.
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 5352
SurabayaSurabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia, dengan pusat pelabuhan yang menam-
pung sekitar tiga juta orang dan semakin memainkan peran internasional dalam perdagangan,
logistik, keuangan, makanan dan minuman, serta manufaktur. Saat ini, kota tersebut tidak memiliki
angkutan umum berkapasitas tinggi, dan pasar mobilitas didominasi oleh operator swasta
dan minibus. Proyek-proyek katalis yang direncanakan mencakup jaringan rel kecepatan tinggi
ke Jakarta senilai $4,3 miliar, jalur kereta komuter metropolitan baru, dan perluasan bandara
internasional Juanda.I Pimpinan daerah Surabaya telah mendukung e-mobilitas, dan baru-baru
ini, berkomitmen pada armada kendaraan listrik pemerintah serta merencanakan uji coba e-bus
pada tahun 2021. Jaringan transportasi kota diawasi oleh departemen transportasi Surabaya. Pada
2018, Liverpool dan Surabaya menjadi kota kembar (sister city), dengan berfokus pada pengelolaan
pelabuhan, industri kreatif, kota pintar, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia.
BandungBandung merupakan kota besar berbukit, yang berjarak 150 km dari Jakarta, dengan ekonomi
manufaktur yang semakin beragam menjadi digital, pariwisata, dan layanan keuangan. Universitas
kuat milik kota tersebut telah membantu mendorong inovasi dan perusahaan. Layanan angkutan
umum berkapasitas tinggi disediakan oleh perusahaan BRT TransBandung, DAMRI, dan AKDP
(Angkutan Antar Kota dalam Provinsi), tetapi popularitas taksi pribadi atau angkot terus berkem-
bang. Hubungan rel kecepatan tinggi dengan Jakarta dan skema LRT senilai $570 juta serta kereta
komuter merupakan proyek penting yang akan datang.II Bandung dikenal dengan kepemimpinan
mobilitasnya, sebagai provinsi pertama yang berkomitmen pada semua kendaraan pemerintah
menjadi listrik. Kemajuan terkini dalam peluncuran infrastruktur pengisian daya mobilitas elek-
tronik sejauh ini relatif lambat, dengan hanya satu pengisi daya publik yang dipasang di kota.III
DenpasarSebagai ibu kota Provinsi Bali, Denpasar merupakan ibu kota wisata pantai yang sektor
perhotelan dan perdagangannya membentuk pola permintaan mobilitas. Sebagian besar
penduduk lokal bekerja di industri taksi atau penyewaan mobil dan menolak perkembangan
sistem transportasi umum. Namun, kerangka peraturan untuk kendaraan listrik sudah ada,
dan uji coba bersama Grab serta pihak lainnya sedang dalam proses. Dinas Perhubungan
Provinsi Bali mengawasi dan mengatur transportasi serta bertanggung jawab atas perizinan
operator swasta, seperti Grab. Meski infrastruktur pengisian daya yang tersedia untuk
mobil listrik masih terbatas, beberapa stasiun mulai beroperasi untuk sepeda motor listrik,
termasuk enam stasiun pertukaran baterai.IV
I https://www.benarnews.org/english/news/indonesian/rail-way-01192021153111.html
II https://www.pwc.com/id/en/media-centre/infrastructure-news/february-2019/greater-bandung-LRT-to-utilise-PPP-scheme.html
III https://www.len.co.id/resmi-beroperasi-fast-charging-station-bppt-di-bandung-siap-tingkatkan-local-content/
IV https://www.len.co.id/resmi-beroperasi-fast-charging-station-bppt-di-bandung-siap-tingkatkan-local-content/
“Jawa Barat tidak 100% dikategorikan sebagai perkotaan. Kota ini terdiri dari wilayah metropolitan dan pedesaan. Tantangan yang masih kami alami adalah dalam memisahkan kebijakan publik tentang mobilitas elektronik sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik daerah yang berbeda.”Kepala Dinas, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Memasuki tahun 2020-an dan terlepas dari guncangan mendalam akibat Covid-19, jalur pembangu-
nan kota-kota di Indonesia, khususnya Surabaya, Bandung, dan Denpasar, kini diuntungkan oleh
prinsip makro yang lebih kuat, sektor swasta yang lebih dinamis, dan budaya wirausaha yang lebih
kuat, pasokan listrik yang lebih andal, kecepatan internet seluler yang lebih cepat, akses yang lebih
tinggi kepada lulusan terampil dan pegawai negeri, serta peningkatan kesiapan untuk mengadopsi
teknologi baru.
Sejalan dengan potensi pertumbuhan tersebut, Surabaya, Bandung, dan Denpasar menghadapi
sejumlah tantangan. Tantangan tersebut termasuk terbatasnya konektivitas internal dan eksternal
karena tingginya biaya transportasi domestik dan persaingan yang terbatas antara penyedia trans-
portasi. Pengaturan kelembagaan yang terfragmentasi untuk tata kelola metropolitan, kesenjangan
data dalam pemetaan medan, dan disparitas spasial dalam cakupan infrastruktur menambah
tantangan lebih lanjut untuk kota-kota tersebut (Tabel 9).
Terlepas dari tantangan yang dihadapi, ketiga kota ini secara kolektif memberikan pengaruh
besar pada proses urbanisasi Indonesia yang lebih luas. Dengan intervensi dan mitra yang tepat,
kota-kota tersebut memiliki potensi signifikan untuk mempercepat mobilitas yang lebih berkelanju-
tan dan efisien selama 10 tahun ke depan dan seterusnya. Kota-kota ini sekarang memasuki siklus
pertumbuhan yang bergantung pada:
• Perluasan dan penganekaragaman sistem infrastruktur kota tersebut untuk mengimbangi
pertumbuhan populasi, termasuk melalui kereta komuter metropolitan yang diperluas,
sambungan rel kecepatan tinggi ke kota lain, dan pilihan mobilitas yang lebih gesit.
• Pengurangan ketidaksetaraan melalui program perbaikan dan peningkatan akses ke pekerjaan
serta pengurangan polusi.
• Pemeliharaan aktivitas inovasi dan pengembangan spesialisasi kelompok yang lebih tajam untuk
membuat ekonomi mereka lebih tahan terhadap masa depan
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 5554
Tabel 9: Hambatan dan Peluang E-mobilitas Kota Bandung, Denpasar, dan Surabaya
Karakter Ekonomi dan Fisik Konteks E-mobilitas Hambatan
Surabaya Kota pelabuhan pesisir
dataran rendah.
Perekonomian yang didomi-
nasi oleh perdagangan,
baik melalui pelabuhan dan
lembaga keuangan serta
industri manufaktur.
Angkutan umum
berkapasitas tinggi yang
terbatas.
Sektor mobilitas yang
didominasi oleh kendaraan
pribadi.
Dukungan pemerintah
tingkat tinggi untuk EV.
Rekam jejak yang terbatas
dalam meningkatkan
keberhasilan proyek
angkutan umum.
Bandung Kota berbukit dengan
lanskap perkotaan yang
membatasi.
Ekonomi inovasi tinggi
dengan universitas yang
kuat dan banyaknya
start-up.
Armada bus umum kecil.
Permintaan utama yang
masih tertuju pada
kendaraan pribadi.
Provinsi perintis dengan
dukungan pemerintah
tingkat tinggi untuk EV.
Beberapa rekam jejak
dalam meningkatkan
keberhasilan proyek
angkutan umum.
Peluang untuk fokus pada
elektrifikasi transportasi
berbasis jalan bersamaan
dengan perbaikan sistem
perkeretaapian perkotaan.
Denpasar Gerbang pantai menuju
pariwisata di pulau Bali
dan pulau lainnya.
Perekonomian dinamis
yang didominasi oleh jasa
dan pariwisata.
Budaya kuat dalam
menggunakan dan
menyesuaikan sepeda
motor dan sepeda.
e-mobilitas yang
dipandang sebagai daya
tarik potensial untuk
pariwisata.
Rencana pemerintah
nasional bagi zona EV untuk
meningkatkan daya tarik.
Kepentingan mapan
yang kuat menentang
pergeseran moda yang
signifikan.
Skema persewaan e-motor
yang sudah ada yang
dipasarkan dengan baik dan
biaya yang kompetitif yang
belum berjalan dengan baik.
5.2 Karakteristik Fisik dan Struktur Tata Kelola Tiga Kota Sasaran
I World Bank (2019) Time to ACT! Realizing Indonesia's urban potential
E-Mobilitas berpotensi memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengatasi kesenjangan
struktural yang teridentifikasi di ketiga kota tersebut. Pergeseran ke e-mobilitas dapat meningkatkan
kualitas hidup jutaan penduduk kota secara signifikan.
Menyampaikan e-mobilitas memerlukan pendekatan ke seluruh kota jika memungkinkan. Tiga kota sasaran
mendapat manfaat dari setidaknya beberapa tingkat koordinasi metropolitan atau regional, di mana dampak
seluruh kota yang dihasilkan dari mobilitas elektronik menjadi lebih layak untuk dirancang dan disampaikan
dalam konteks lokal ini. Baik Bandung maupun Denpasar memiliki lembaga pemerintah formal setingkat metro-
politan, sedangkan Surabaya dan Denpasar memiliki mekanisme koordinasi yang memprioritaskan kerja sama
di bidang tata ruang, transportasi, dan infrastruktur (Tabel 10). Namun, kapasitas dan prioritas kepemimpinan
dari berbagai provinsi dan otoritas transportasi sangat bervariasi di seluruh kota yang membuat keberhasilan
inisiatif e-mobilitas hingga saat ini dan di masa depan sangat bergantung pada kepemimpinan lokal. Dalam
jangka pendek, Covid-19 dan masalah kesehatan masyarakat terkait mungkin menjadi perhatian yang lebih
mendesak bagi para pemimpin lokal daripada e-mobilitas.
Di satu sisi, Bali memiliki tingkat minat yang lebih rendah di antara kepemimpinan pemerintah daerah, dan
ekonomi pengunjung yang lebih menantang untuk mendorong reformasi, dibandingkan dengan Surabaya dan
Bandung. Yang terakhir, walikota aktif dan suportif telah mendukung ambisi yang lebih berani untuk menggerak-
kan armada kendaraan milik pemerintah. Di sisi lain, Bali, pada prinsipnya, menunjukkan banyaknya antusiasme
dan permintaan akan e-mobilitas. Namun, upaya terkini tetap berfokus terutama pada cara mendukung pemuli-
han dari pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap industri pariwisata lokal.
Tabel 10: Pengaturan tata kelola tingkat metropolitan di tiga kota sasaran. Sumber: Diadaptasi dari World Bank (2019).I
Institusi formal pemerintah
tingkat metro
Sekretariat metropolitan
bersama
Forum koordinasi
informal tingkat metro
Bidang kerja sama
Bandung ●
Pemerintahan, ekonomi,
pembangunan fisik,
pembangunan sosial dan
budaya
Surabaya ●
Perencanaan tata ruang,
transportasi, infrastruktur,
lingkungan
Denpasar ●Pengelolaan sampah,
transportasi, infrastruktur
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 5756
Tabel 11 menggarisbawahi bagaimana - menurut standar ASEAN dan Asia-Pasifik - ketiga kota di Indonesia menonjol:
1. Sebagai kota dengan kepadatan menengah hingga tinggi
2. Karena mewarisi bentuk spasial yang tidak dapat dilalui pejalan kaki dan membuat akses ke layanan utama
menjadi lebih sulit dengan berjalan kaki
3. Sebagai kota yang semakin padat dan lebih efisien dalam penggunaan lahan dalam siklus terkini.
Tabel 11: Rekam jejak pembangunan yang solid:
Surabaya Bandung DenpasarRata-rata
di Asia-Pasifik
Peringkat di Asia-Pasifik
Rekam
jejak
pemban-
gunan solid
Presentase ekspansi
wilayah terbangun,
2000-2015 (%)xlviii
+10,4% +4,9% - +6,3% +1%
Presentase ekspansi
wilayah terbangun per
kapita, 2000-2015 (%) xlix
-0,2% -16,1% -34,0% -17,0% -41,0%
Kepadatan populasi
tertimbang (/km²) l12,000 20,900 10,500 19,150 84,000
% populasi yang tinggal
sejauh jarak perjalanan
kaki dari layananli
35% 21% 42% 41% 72%
*Kepadatan populasi tertimbang = kepadatan populasi di banyak wilayah kecil di kota, rata-ratanya ditimbang berdasarkan populasi. *% populasi yang tinggal sejauh jarak perjalanan kaki dari layanan = % penduduk yang tinggal sejauh jarak 1 km dari fasilitas pendidikan dan perawatan kesehatan. Data dari Indeks Tipologi Bisnis Kota
Secara khusus, Denpasar merupakan kota yang penggunaan lahannya lebih efisien dibandingkan dengan
pertumbuhan penduduknya, sementara Bandung merupakan kota dengan kepadatan tinggi yang efisien
menurut standar Asia-Pasifik (Tabel 12).
Tabel 12: Karakteristik pembangunan perkotaan ketiga kota
Surabaya Bandung Denpasar
Rekam jejak
pembangunan
solid
Rekam jejak
pembangunan
perkotaan yang solid
Ekspansi jejak
metropolitan
yang sangat
cepat
Ekspansi jejak
metropolitan yang
substansial
Jejak metropolitan
yang stabil
Rekam jejak
densifikasi
Tidak ada pola
densifikasi
yang jelas
Urbanisasi kembali
dengan beberapa
densifikasi
Menjadi lebih
efisien dalam
penggunaan lahan
Kepadatan populasi
tertimbang
Kepadatan
sedang
Kepadatan tinggi
yang efisienKepadatan sedang
% populasi yang
tinggal sejauh
jarak perjalanan
kaki dari layanan
Walkability
sedang
Walkability
rendahWalkability sedang
5.3 Perbandingan ASEAN
Jika dibandingkan dengan negara lain di ASEAN dan Asia-Pasifik, kota-kota di Indonesia mengalami defisit
mobilitas yang signifikan. Tantangan yang paling mendesak adalah seputar cakupan, efisiensi, dan
penggunaan angkutan umum berkapasitas tinggi, di mana Surabaya, Bandung, dan Denpasar berada di
bawah rata-rata di antara kota-kota di Asia-Pasifik. Transportasi umum secara keseluruhan juga relatif mahal
di Indonesia. Dibandingkan di kota-kota Asia Pasifik lainnya, penduduk di Indonesia menghabiskan sebagian
besar pendapatan bulanannya untuk transportasi umum.
Bukti saat ini menunjukkan bahwa intervensi EV mungkin lebih penting untuk mendorong
emisi dan pengurangan polusi di area yang kapasitas transportasi umumnya jauh lebih rendah.
Terutama dalam konteks pascaCovid-19 di mana bukti menunjukkan bahwa banyak orang di Indonesia yang
lebih enggan untuk bepergian dengan bus, EV dapat membantu mengisi kesenjangan dan mempertahankan
tingkat mobilitas yang tinggi sekaligus mengurangi emisi dan polusi udara (Tabel 13).
Tabel 13: Dasar-dasar transportasi umum di tiga kota
Surabaya Bandung DenpasarRata-rata di Asia-Pasifik
Peringkat di Asia-Pasifik
Dasar-dasar
transportasi
umum
% dari pendapatan
bulanan yang
dihabiskan untuk
transportasi umum
7,5% 4,8% - 4,0% 1,3%
Cakupan angkutan
umum berkapasi-
tas tinggi
(1 = maks)
0 0.01 0,03 0,05 0,44
*Cakupan transportasi umum berkapasitas tinggi mengacu pada panjang sistem metro, Lintas Rel Terpadu (LRT), dan Bus
Rapid Transit (BRT), no. stasiun, serta penumpang per kapita. Data dari Indeks Tipologi Bisnis Kota
Tantangan utamanya adalah hanya sedikit orang yang dapat mengakses pendidikan wajib dan layanan kesehatan
dengan berjalan kaki - terutama di Bandung. Ini sangat berkaitan dengan kondisi pandemi Covid-19 yang telah
mengurangi penggunaan transportasi umum. Ditambah dengan keterjangkauan yang lebih rendah dan cakupan
transportasi umum yang lebih terbatas, banyak penduduk bergantung pada kendaraan pribadi - terutama
kendaraan roda dua - untuk mengakses layanan tersebut. Inisiatif pemerintah saat ini difokuskan pada peningka-
Surabaya Bandung Denpasar
Dasar-
dasar
trans-
portasi
umum
Pendapatan
bulanan dihabiskan
untuk transportasi
umum
Tidak terjangkau bagi
penduduk biasa
Mahal untuk
penduduk biasa-
Cakupan angkutan
umum berkapasi-
tas tinggi
Kesenjangan dan defisit
mobilitas inti utama
Kesenjangan dan
defisit mobilitas
inti utama
Kesenjangan dan
defisit mobilitas inti
utama
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 5958
tan penggunaan EV pada transportasi umum dan kendaraan pemerintah. Program uji coba yang menunjukkan
keberhasilan efektivitas dan kemudahan penggunaan akan memungkinkan peluncuran perdana opsi e-mobilitas
yang lebih luas di seluruh spektrum penggunaan kendaraan.
Terlepas dari biaya tinggi yang tidak dapat diberikan oleh pemerintah kota, kondisi cakupan kendaraan
angkutan umum yang sedikit menghadirkan peluang upaya bersama antara sektor publik dan swasta
untuk membangun jaringan EV angkutan massal dari awal, alih-alih mencoba untuk memodifikasi dan
mengganti stok transportasi konvensional yang lama. Karena setiap kota memiliki dukungan transportasi
umum, solusi yang dikembangkan dan diberikan di satu kota dapat diskalakan ke kota lain di seluruh Indonesia.
I Di antara 488 kota yang termasuk sebagai bagian dari Indeks Tipologi Kota
5.4 Ekosistem Inovasi Perkotaan
Dibandingkan dengan banyak pusat perkotaan Asia-Pasifik lainnya, ekosistem inovasi kota di
Indonesia kurang berkembang. Menurut jumlah perusahaan start-up, perusahaan scale-up, dan perusahaan
besar (korporasi) dengan inovasi tinggi per orang, intensitas inovasi kota di Indonesia lebih rendah daripada rata-rata
di seluruh Asia-Pasifik. Rekam jejak peningkatan skala perusahaan di Surabaya dan Denpasar untuk mempercepat
perluasan ekosistem serta mencapai jangkauan dan daya tarik global tidak semaju Jakarta atau Bandung. Dan ini
merupakan peluang yang jelas bagi ketiga kota tersebut.
Bandung menonjol sebagai kota dengan ekosistem inovasi yang lebih menjanjikan yang dapat
dibangun. Komitmen Pemerintah Kota Bandung untuk mendorong ekonomi kreatif dengan mendukung pusat
inovasi baru, membangun pusat industri, dan memberikan dukungan Litbang membuat kota ini lebih berhasil
dalam meningkatkan bisnis start-up menjadi prospek skala menengah, dibandingkan dengan yang lain. Sistem
kredit Program Percepatan Pembangunan Daerah yang memberikan dukungan kepada industri kreatif start-up
dan inkubator bisnis Bandung Techno Park telah membantu kota ini untuk mendirikan kantor pusat perusahaan
pendukung teknologi (tech-enabled) lokal, di mana Bandung sekarang berada di peringkat 225 teratas global (dari
488 kota). I Bandung juga memiliki tingkat spesialisasi inovasi yang relatif lebih tinggi dalam mobilitas dan sektor
terkait dibandingkan dengan kota-kota lain.
Pasar bagi perusahaan inovatif dalam mobilitas dan sektor terkait belum jenuh di kota-kota di
Indonesia. Ketiga kota tersebut memiliki tingkat spesialisasi perusahaan inovatif yang relatif rendah di sektor-se-
ktor ini. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ruang bagi solusi e-mobilitas baru untuk memasuki pasar
(Tabel 14).
Tabel 14: Profil ekosistem inovasi Surabaya, Bandung, dan Denpasar
Surabaya Bandung DenpasarRata-rata di Asia-Pasifik
Peringkat di Asia-Pasifik
Ekosistem
inovasi
Jumlah kantor
pusat perusahaan
pendukung
teknologi lokal*
139 199 47 730 7,339
Kepadatan per
kapita kantor
pusat perusahaan
pendukung
teknologi lokal
0.5 0.8 0.5 2.5 16.1
Jumlah start-up
katalitik yang
sukses**
3 15 1 85 1,197
% dari kantor
pusat perusahaan
pendukung
teknologi dalam
mobilitas dan
sektor terkait
0,79% 0,86% 0,73% 1,35% 4,39%
*Jumlah kantor pusat perusahaan pendukung teknologi lokal = jumlah perusahaan start-up, perusahaan scale-up, dan perusahaan bereputasi pendukung teknologi yang terdaftar menurut basis data Crunchbase dari lebih dari 1 juta perusahaan yang memiliki kecerdasan teknologi tinggi, diakui di media global yang memiliki inovasi produk atau proses dalam 12 bulan terakhir, atau pernah mengalami investasi VC yang signifikan. **Jumlah start-up katalitik yang sukses = menempati peringkat 100.000 perusahaan top global secara agregat berdasarkan aktivitas perusahaan, visibilitas media dan online, serta momentum investasi. Data dari Indeks Tipologi Bisnis Kota
Surabaya Bandung Denpasar
Ekosistem
inovasi
Jumlah kantor
pusat perusahaan
pendukung
teknologi lokal
Ukuran dan skala
ekonomi inovasi
terbatas
Ukuran dan skala
ekonomi inovasi
sedang
Ukuran dan skala
ekonomi inovasi
terbatas
Kepadatan per
kapita kantor
pusat perusahaan
pendukung
teknologi lokal
Intensitas aktivitas
inovasi sangat
rendah
Beberapa intensitas
aktivitas inovasi
yang rendah
Intensitas aktivitas
inovasi sangat
rendah
Jumlah start-up
katalitik yang sukses
Rekam jejak kecil
dari perusahaan
inovasi yang
berhasil menaikkan
skalanya
Beberapa rekam
jejak perusahaan
inovasi yang
berhasil menaikkan
skalanya
Rekam jejak kecil
dari perusahaan
inovasi yang
berhasil menaikkan
skalanya
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 6160
5.5 Kapasitas dan Kapabilitas Kemitraan
I Kehadiran sampel 50 perusahaan pelayanan perkotaan terdepan di dunia (Google Analytics)
II Pelayanan Perkotaan Terdepan (Advanced Urban Service) adalah istilah yang diciptakan oleh Connected Places Catapult untuk merujuk pada cara urbanisasi cepat dan teknologi baru memberikan peluang peningkatan kehidupan di kota dengan mendesain ulang layanan publik, menciptakan produk dan layanan baru, serta merombak struktur pemerintahan yang ada.
Dibandingkan dengan kota-kota Asia-Pasifik lainnya, terdapat lebih sedikit pelaku inovasi
perkotaan utama untuk perusahaan e-mobilitas yang bermitra atau bersaing di kota-kota di
Indonesia, Surabaya menampung sekitar 13 dari sampel 50 perusahaan teknologi perkotaan terkemuka
di dunia, sedangkan Bandung hanya menampung lima. Dalam kedua kasus tersebut, angka ini lebih rendah
dibandingkan rata-rata di kota-kota di kawasan itu (19)I . Denpasar tidak memiliki perusahaan teknologi
perkotaan terkemuka (Tabel 15).
Tabel 15: Kemampuan sektor pemerintah dan swasta untuk bermitra dan mendapatkan layanan di tiga kota
Surabaya Bandung DenpasarRata-rata
di Asia-Pasifik
Peringkat di Asia-Pasifik
Kemampuan
sektor pemer-
intah dan
swasta untuk
bermitra dan
mendapatkan
layanan
Kehadiran 50 peru-
sahaan teknologi
Pelayanan Perkotaan
TerdepanII (AUS)
13 5 - 19 42
Kepadatan per kapita
dari 50 perusahaan
teknologi perkotaan
terkemuka (AUS)
0,10 0,06 - 0,79 5,03
Kapabilitas belanja
tingkat kota secara
keseluruhan (1 =
maks) *
0,04 0,00 0,01 0,09 0,52
*Rata-rata tertimbang anggaran modal pemerintah kota absolut (33%) dan anggaran modal pemerintah kota per orang (66%), dibandingkan dengan pemimpin global. Data dari Indeks Tipologi Bisnis Kota
Kemampuan pemerintah kota di Indonesia untuk mendapatkan layanan dari mitra luar negeri juga
lebih rendah. Anggaran modal tingkat kota rendah di tiga pusat perkotaan, kecuali kota Surabaya yang memi-
liki kapabilitas belanja sedang. Artinya, setiap uji coba e-mobilitas harus menunjukkan penghematan
efisiensi yang jelas ke kota terkait biaya bila dibandingkan dengan layanan yang ada.
Implikasi dari permintaan e-mobilitas adalah bahwa, meskipun mungkin lebih sulit bagi perusahaan untuk
menemukan pelaku inovasi yang berpengaruh secara global untuk bermitra, tingkat kejenuhan juga lebih
rendah dan dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan.
5.6 Studi Kasus E-mobilitas Inggris
Inggris memiliki salah satu ekosistem e-mobilitas yang paling berkembang secara global. Investasi untuk
mengubah transportasi domestik umum Inggris, khususnya sektor e-mobilitas, telah mendorong bisnis
Inggris menjadi tempat yang tepat untuk berbagi praktik terbaik secara global dengan kota dan bisnis.
UKM Inggris memiliki keahlian yang berbeda dalam:
• Infrastruktur pengisian daya cerdas (stasiun dan hub pengisian daya) (misalnya Engenie, Elmtronics).
• Teknologi on-board untuk meningkatkan efektivitas biaya e-freight (misalnya Kendaraan Tevva).
• Cloud-, perangkat lunak berbasis AI (Artifical Intelligence) & IoT (Internet of Things) untuk meningkatkan
efisiensi transportasi umum dan pengisian jaringan EV serta menyediakan operator infrastruktur data
dengan pergerakan waktu nyata (misalnya Vivacity, Alchera Technologies).
• Layanan langganan e-mobilitas dan mendukung aplikasi ponsel cerdas (misalnya elmo).
• Mengembangkan infrastruktur penyewaan sepeda (bike sharing) dan sepeda listrik (misalnya Swytch,
Human Forest).
Faktanya, bersama lembaga penelitian Inggris dan pemerintah lokal, perusahaan-perusahaan tersebut
merupakan pemimpin global dalam e-mobilitas, terutama dalam:
• Menjelajahi kesiapan infrastruktur jaringan untuk kendaraan listrik.
• Memecahkan tantangan dalam mengintegrasikan sistem transportasi listrik ke jaringan yang ada,
termasuk masalah rantai pasokan, kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian daya, serta jaringan rel
listrik.
• EV kecil berupa kendaraan roda tiga dan empat yang ringan.
• Mengoptimalkan kualitas udara serta manfaat kesehatan yang terkait dengan transportasi rendah emisi
dan revolusi e-mobilitas di Inggris.
Pilihan perusahaan Inggris berikut menonjolkan UKM di sektor e-mobilitas yang dapat
menyesuaikan secara tepat dengan ekosistem e-mobilitas Indonesia di tiga kota - Bandung,
Denpasar, dan Surabaya.
Surabaya Bandung Denpasar
Kemampuan
sektor
pemerintah
dan swasta
untuk
bermitra
dan
mendapat-
kan layanan
Adanya 50
perusahaan
teknologi perkotaan
terkemuka (AUS)
Kehadiran per kapita
dari 50 perusahaan
teknologi perkotaan
terkemuka (AUS)
Ketersediaan sedang
pelaku inovasi
perkotaan besar
untuk bermitra dan/
atau bersaing
Tingkat kejenuhan
pasar inovasi perko-
taan yang sedang
Beberapa keterse-
diaan rendah pemain
inovasi perkotaan
utama untuk bermitra
dan/atau bersaing
Tingkat kejenuhan
pasar inovasi perko-
taan yang rendah
-
Kapabilitas belanja
tingkat kota secara
keseluruhan
Beberapa kapabilitas
belanja sangat rendah
Wewenang kota
atas belanja yang
diabaikan
Wewenang
kota atas
belanja yang
diabaikan
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 6362
Ekosistem Mobilitas Listrik Inggris
Baterai NyoboltPerusahaan baterai niobium generasi baru yang super cepat (di bawah satu menit). www.nyobolt.com
AddionicsMenciptakan baterai generasi berikutnya melalui rekayasa dan arsitektur baterai 3D yang cerdas.www.addionics.com
Penyimpanan Baterai
Connected EnergyMemberikan terobosan sistem penyimpanan energi menggunakan baterai kendaraan listrik 'second life'.
www.c-e-int.com
OXTO EnergyMenyediakan penyimpanan energi dan teknologi global. www.oxtoenergy.com
Zenobe Energy Menghadirkan solusi daya dan transportasi yang bersih melalui penggunaan penyimpanan baterai yang inovatif.www.zenobe.com
Infrastruktur Pengisian Daya
Urban Electric Network Memberikan solusi infrastruktur pengisian daya berupa pop-up EV perkotaan generasi baru di jalan.www.urbanelectric.london
POD Point LtdMembangun dan menyediakan infrastruktur pengisian daya yang diperlukan untuk memungkinkan adopsi EV secara massal. www.pod-point.com
AndersenPerusahaan dari Inggris yang menghasilkan stasiun pengisian daya cerdas dan khusus untuk kendaraan listrik.www.andersen-ev.com
cityEVMenyediakan stasiun pengisian daya untuk EV. cityev.net
Jaringan Pengisian daya
CrowdChargePlatform digital yang mengelola berbagai pengisi daya EV untuk menyediakan listrik yang lebih murah dan lebih ramah lingkungan.www.crowd-charge.com
ev.energyPlatform cerdas yang mengelola pengisian daya EV agar lebih ramah lingkungan dan lebih murah.ev.energy
EV (mobil, bus, van, & truk)
ArrivalDesain bus listrik dan van listrik yang berfokus pada manusia dan cerdas - untuk merevitalisasi transportasi umum.www.arrival.com
Tevva - Menghadirkan kendaraan tanpa emisi melalui teknologi perluasan jangkauan revolusioner.www.tevva.com
Manchester Electric Vehicle LtdProdusen mobil listrik paling terjangkau di Inggris dengan harga target di bawah £10.000. www.beeanywhere.com
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 65Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia64
Alcraft Motor Company Ltd Berfokus pada pengembangan kendaraan dan teknologi rendah karbon yang unik.www.alcraftmotor.com
EV Technology Perusahaan konsultan dan teknologi yang berfokus pada pasar kendaraan listrik.www.ev-tech.uk
Shared Mobility (cars & two wheelers)
Manchester Electric Vehicle LtdMenyediakan solusi persewaan mobil, e-mobilitas perkotaan sesuai permintaan.www.beeanywhere.com
GingerMenyediakan solusi mobilitas mikro bersama; sepeda bersama, skuter listrik bersama, sepeda elektronik bersama, mobil mikro bersama, atau kendaraan inovatif lainnya yang ada.www.ginger.town
Zwings Operator persewaan armada skuter listrik dan sepeda listrik serta salah satu perusahaan start up mobilitas mikro yang tumbuh paling cepat di Inggris. www.zwings.co.uk
GoZero Mobility Operator dan produsen sepeda listrik bersama. www.gozero.in
Electric Assisted Vehicles LtdPerusahaan e-cargo, teknik, dan produksi desain EV generasi baru yang mengembangkan solusi di pasar kendaraan tanpa emisi yang berkembang pesat.www.eavcargo.com
Platform Mobilitas & Perubahan Perilaku dan Integrasi
Liftango Perancang dan operator Demand Responsive Transport serta platform teknologi digital MaaS.www.liftango.com
Better PointsPerusahaan perubahan perilaku dengan perubahan kebiasaan mutakhir untuk transportasi & mobilitas, kesehatan & kesejahteraan, dan perubahan iklim; Platform digital Perangkat Lunak sebagai Layanan.www.betterpoints.ltd
EV Components
Hypermotive Memproduksi kabel bodi EV, rekayasa/integrasi sistem EV, dan pengembangan sel bahan bakar. www.hyper-motive.com
Integral Powertrain Memproduksi rangkaian tenaga (powertrain) dalam kendaraan dan sistem E-Drive.www.integralp.com
Manajemen dan Analisis Baterai
GreenEnco Limited Konsultasi manajemen strategi dan risiko energi terbarukan (paket baterai, sistem manajemen baterai).www.greenenco.co.uk
Eatron Technologies Memberikan solusi perangkat lunak bertenaga AI yang aman untuk sistem manajemen baterai.www.eatron.com
Manajemen Lalu Lintas
Fotech Solution Memberikan solusi pemantauan canggih menggunakan penginderaan serat optik dan AI. .www.fotech.com
Now WirelessInfrastruktur jaringan kota dan pengembangan kota pintar, termasuk pengoptimalan lalu lintas dengan AI dan IoT. . www.nowwireless.com
Teknologi Baterai End-of-Life
Aurelius Environmental Perusahaan daur ulang baterai yang mengembangkan cara radikal dan ramah lingkungan untuk mendaur ulang baterai dan bekerja sama dengan Universitas Cambridge. ael.global
Ecobat LogisticsOtoritas terkemuka dari Inggris yang mengumpulkan dan mendaur ulang baterai limbah EV. www.ecobat-logistics.com
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 6766
Liftango
Liftango menuntun organisasi global dan kota
tentang cara merencanakan, meluncurkan, dan
mengukur proyek mobilitas multimoda bersama.
Mereka memecahkan masalah terkait parkir,
kemacetan, dan zonasi dengan meningkatkan
efisiensi layanan transportasi menggunakan
teknologi transportasi sesuai permintaan dan
mengurangi emisi GRK. Dari transportasi peru-
sahaan, bus umum, carpooling, dan layanan par-
atransit –Liftango telah menemukan teknologi
responsif pada permintaan paling canggih untuk
memungkinkan masyarakat memanfaatkan
kekuatan transportasi bersama yang berkelan-
jutan, hemat biaya, andal, dan inklusif.
Mengapa mitra harus bekerja dengan Liftango
Liftango baru-baru ini menyelesaikan uji coba
yang sukses di North Lincolnshire Council
dan Staffordshire County Council. Saat ini,
mereka beroperasi di Inggris, Australia, AS, dan
Selandia Baru. Pertumbuhannya yang cepat dan
kesuksesan di tingkat internasional menunjuk-
kan bahwa teknologi transportasi MaaS juga
dapat memberikan perilaku transportasi yang
berkelanjutan di pasar Asia.
www.liftango.com
Nyobolt
Nyobolt adalah perusahaan baterai mutakhir
yang mendefinisikan kategori baru teknologi
daya ultra tinggi, spin-out dari Universitas Cam-
bridge. Baterai Nyobolt mewakili perubahan par-
adigma - menghadirkan pengosongan daya yang
super tinggi dan pengisian daya yang sangat
cepat. Teknologi ini tepat untuk pengisian daya
yang cepat dan kepadatan energi yang tinggi.
Teknologi mereka juga memberikan keamanan
yang lebih baik dan siklus hidup yang lebih lama
daripada teknologi baterai yang ada serta bek-
erja sangat baik pada suhu rendah dan tinggi.
Mengapa mitra harus bekerja dengan Nyobolt
Setelah mendapatkan $10 juta dalam
pendanaan Seri A dari Cambridge Enterprise
dan investor Slicon Valley, Nyobolt mulai
melakukan komersialisasi teknologi baterai
berdaya tinggi yang akan memenuhi permintaan
banyak aplikasi kendaraan listrik. Perusahaan
memerlukan dana segar untuk memperluas
operasinya secara global, membangun fasilitas
produksi dan pengujian baru, serta memperluas
tim mereka di Inggris, AS, dan Asia.
www.nyobolt.com
Arrival
Arrival, start-up mobilitas berkelanjutan yang
berbasis di Inggris sedang mengembangkan
kendaraan listrik komersial menggunakan
teknologi yang dikembangkan sendiri, platform
yang terukur, dan pabrik mikro fleksibel
perintisnya. Pendekatan ini memungkinkan
produksi berbagai jenis kendaraan yang berbeda
dan hemat biaya termasuk van ringan dan bus
besar. Metode desain dan produksi baru Arrival
membuat biaya kendaraan listriknya sebanding
dengan bahan bakar fosil yang setara, yang
diantisipasi akan mempercepat penggunaan
massal mobilitas listrik.
Mengapa mitra harus bekerja dengan Arrival
Arrival dianggap sebagai start-up paling
berharga di Inggris. Pada bulan Oktober, perusa-
haan telah mengumpulkan investasi sebanyak
$118 juta dari Hyundai dan Kia serta meng-
hasilkan $660 juta yang mendorong ekspansi
globalnya. Perusahaan mendapat pesanan
10.000 van komersial bertenaga baterai dari
delivery giant UPS. Arrival sudah membangun
dua "pabrik mikro" pertamanya senilai $50 juta,
satu di Inggris dan satu lagi di AS.
www.arrival.com
Tevva
Tevva Motors Ltd adalah pengembang
terkemuka sistem elektrifikasi modular yang
berbasis di Inggris untuk kendaraan komersial
tugas menengah. Dengan pendekatan rekayasa
sistem, Tevva telah mengembangkan teknologi
kendaraan listrik kelas dunia yang mengikuti
standar paling ketat untuk memastikan
keamanan, keandalan, dan daya tahan. Setiap
e-truck Tevva mengurangi emisi CO2 sekitar
20 ton per tahun, mempercepat pengurangan
polusi hingga net zero.
Mengapa mitra harus bekerja dengan Tevva
E-truck Tevva dikemas dengan teknologi canggih
yang eksklusif. Teknologi tersebut dirancang
untuk menawarkan kepada operator EV terkait
kendaraan yang lebih ramah lingkungan, lebih
hemat biaya, dan lebih praktis secara opera-
sional, memudahkan perpindahan dari bahan
bakar fosil dan menuju masa depan yang lebih
hijau, lebih bersih, dan percaya diri.
www.tevva.com
EV Technology
EV Technology adalah perusahaan konsultan dan
teknologi yang berfokus pada pasar kendaraan
listrik. Berawal dari armada taksi listrik pertama
di London, mereka ingin membuat transisi
armada ke kendaraan listrik semudah mungkin.
Mereka menggunakan keahlian domain mereka
untuk memberi tahu pelanggan tentang cara
beralih ke kendaraan listrik dengan cara yang
dapat meningkatkan nilai, dari persyaratan
infrastruktur dan pemasangan hingga mengelola
dan memantau kendaraan mereka dan melatih
pengemudi dengan cara mengemudi yang ramah
lingkungan. Mereka menganalisis armada untuk
kecenderungan menggunakan EV dan memasti-
kan persyaratan pengisian armada yang diusulkan
dan kemudian menyampaikan rencana untuk
memastikan kendaraan diisi saat diperlukan.
Mengapa mitra harus bekerja dengan EV Technology
Ambisi utama EV Technology adalah menjadi
agregator utama data untuk semua pasar EV.
Dalam posisi ini, mereka dapat memberikan
informasi kepada berbagai pelanggan termasuk
produsen mobil, perusahaan asuransi, penyedia
energi, dan perusahaan layanan kota pintar
lainnya.
www.ev-tech.uk
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 6968
6 RingkasanSelama beberapa tahun terakhir, Sektor e-mobilitas di Indonesia telah mengalami pertumbuhan
lokal yang pesat. Namun, sebagian besar potensinya masih belum dimanfaatkan dengan
maksimal. Sektor ini memiliki potensi untuk tidak hanya mengatasi perubahan iklim dan polusi
perkotaan, tetapi juga mendorong pertumbuhan lokal dan nasional melalui industri global yang
tumbuh cepat dan terbilang baru. Indonesia secara khusus memiliki sumber daya dan pasar
dalam negeri, serta ekosistem akademis dan industri yang kuat. Jika ekosistem ini dapat menjadi
katalisator, maka Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk tidak hanya menjadi pemain
regional, tetapi juga menjadi kekuatan global di sektor e-mobilitas.
Laporan ini telah menunjukkan keadaan sektor mobilitas elektronik saat ini di Indonesia serta bagaimana
potensi transformatif dari sektor ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan manfaat lingkungan dan sosial
ekonomi yang lebih luas dalam mendukung pengurangan polusi perkotaan. Indonesia berada pada posisi yang
tepat untuk memanfaatkan momen unik ini dan terlibat dengan agenda sains dan inovasinya dalam mendekati
area net zero.
Dalam jangka pendek, bahan bakar fosil akan terus mendorong produksi energi di dalam negeri, memitigasi
pengurangan jejak karbon nasional yang dapat membawa peningkatan penggunaan layanan e-mobilitas.
Dengan demikian, keberhasilan e-mobilitas untuk mengurangi emisi di kota-kota menengah
di Indonesia akan bergantung pada dekarbonisasi jaringan listrik. Namun hal ini seharusnya tidak
menghalangi atau menunda peningkatan penggunaan layanan e-mobilitas. Mereka membawa banyak
manfaat, dan dalam industri yang berkembang pesat dan masih terbilang baru, Indonesia perlu mengem-
bangkan kemampuannya sendiri dengan cepat atau berisiko terjebak dalam solusi impor di sektor ini untuk
jangka panjang.
Laju perkembangan sektor ini dapat dipercepat melalui dukungan dari otoritas kota, akademisi,
industri, dan bermitra dengan perusahaan dan institusi akademis yang sesuai dari Inggris. Melalui
penerapan layanan e-mobilitas di seluruh kota, Indonesia akan melihat dampak positif awal dari sektor ini,
baik secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penerapannya yang berhasil berpotensi meningkatkan kemac-
etan dan kualitas udara secara signifikan di kota-kota menengah di Indonesia, dengan dampak positif pada
penciptaan lapangan kerja, produktivitas, kesehatan, dan kualitas hidup.
Dalam wawancara ahli dan pengembangan tujuan serta kebijakan armada angkutan umum bertenaga listrik
di masing-masing dari tiga kota menunjukkan bahwa permintaan terhadap solusi e-mobilitas
cukup tinggi. Namun, Denpasar memiliki kasus khusus terkait kuatnya sektor transportasi pribadi (taksi)
dan perhatian pemerintah daerah dengan pemulihan ekonomi pengunjung setelah Covid-19. Oleh karena itu,
solusi e-mobilitas berbasis armada memiliki pasar yang jelas.
Dalam konteks rendahnya ketersediaan transportasi umum berkapasitas tinggi dan bentuk spasial yang
menghambat berjalan kaki, kendaraan listrik - terutama kendaraan bermotor roda dua - akan menjadi
kunci untuk memperkuat mobilitas di kota-kota di Indonesia pascapandemi Covid-19. Fokus e-mobilitas
langsung harus secara logis terhadap bus listrik, kendaraan komersial, layanan kota rute yang
ditetapkan, pengumpulan sampah, dan motor pengiriman mil terakhir (last-mile). Ini juga sesuai
dengan kekuatan utama Inggris dalam kapabilitas sains, inovasi, teknologi, dan layanan. Pasar
e-mobilitas pribadi atau individu saat ini tidak berkembang, sementara kendaraan komersial menawarkan
peluang kuat untuk penghematan biaya di kota-kota di mana anggaran rendah dan di mana investasi kecil
dapat menghasilkan penghematan finansial serta manfaat lingkungan dan sosial ekonomi.
Proses kota-kota di Indonesia dalam meningkatkan solusi e-mobilitas bergantung pada kemampuan mereka
untuk mengembangkan inovasi utama yang ada dengan perbaikan seputar insentif kebijakan, infrastruktur
pengisian daya, pengurangan risiko finansial untuk terlibat dengan solusi inovatif, model bisnis baru, serta
perubahan perilaku.
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 7170
Untuk sepenuhnya terlibat dengan sektor e-mobilitas, kota-kota memerlukan proyek perconto-
han dan uji coba untuk menunjukkan apa yang layak serta untuk memungkinkan perusahaan
kecil dengan inovatif tinggi untuk menguji dan mencoba solusi mereka. Sampai saat ini, banyak
kegiatan yang berasal dari Barat di daerah ini difokuskan pada studi dan lokakarya dengan rekomendasi
tindakan, bukan implementasi langsung di lapangan. Peluang e-mobilitas di Indonesia dapat dipecah menjadi
beberapa blok proyek yang lebih kecil yang, saat dihadirkan, dapat mempercepat ekosistem start-up dan
inovasi lokal.
Uji coba teknologi atau intervensi di lingkungan binaan dengan percobaan di kota-kota memiliki
keuntungan untuk menyelesaikan semuanya dengan lebih cepat dan efisien dibandingkan
apabila dihadirkan melalui lembaga tingkat nasional. Kota-kota di provinsi terbesar khususnya - seperti
Bandung, Denpasar dan Surabaya - dapat memiliki peran kunci dalam menguji solusi e-mobilitas di layanan
publik yang dirancang agar aman, dapat diprediksi, serta dapat ditingkatkan di kota mana pun yang memiliki
tantangan sama. Misalnya, memilih tantangan kota seperti pengumpulan sampah kota dan elektrifikasi solusi
melalui kendaraan listrik sampah sebagai uji coba akan menjadi percobaan yang harus segera dilakukan
untuk menunjukkan kemungkinan dan bagaimana cara kerjanya secara praktik sebelum meningkatkan
skalanya di seluruh kota dan negara. Ini mengurangi kebutuhan infrastruktur pengisian daya di seluruh
kota. Kendaraan tersebut banyak digunakan, tetapi rute dan jaraknya dapat diprediksi. Kendaraan tersebut
memakan banyak waktu karena kecepatan lambatnya dan merupakan layanan publik yang penting di setiap
kota. Uji coba yang berhasil untuk mengelektrifikasi kendaraan tersebut dapat menunjukkan manfaat solusi
e-mobilitas dan memungkinkan kemitraan nyata antara perusahaan Inggris dan Indonesia untuk berlanjut.
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 7372
7 RekomendasiUntuk mendukung perkembangan lebih lanjut dari ekosistem e-mobilitas Indonesia melalui
kemitraan dengan Inggris, laporan ini menawarkan tiga rekomendasi. Rekomendasi tersebut
mendukung percepatan penyebaran dan adopsi solusi e-mobilitas di ruang perkotaan Indonesia.
Connected Places Catapult berpengalaman dalam membuat program ini, baik di Inggris maupun
di luar negeri, sebagaimana dibahas dalam studi kasus proyek kami di akhir bagian ini. Catapult
telah bekerja di seluruh dunia selama bertahun-tahun untuk membuat proyek yang mendorong
ekosistem lokal dalam berbagai tema dan teknologi. Ini dilakukan dengan memahami apa yang
dibutuhkan dan apa yang mungkin bisa dicapai, serta mendukung kolaborasi bisnis lokal, akademisi,
dan pemerintah dengan UKM Inggris untuk menciptakan proyek yang saling menguntungkan yang
memberikan manfaat sosio-ekonomi nyata bagi semua yang terlibat.
1. Mendirikan “Uji Coba Udara Bersih untuk E-mobilitas” di satu kota atau lebih
Seperti uji coba udara bersih yang diadakan Catapult
di India, testbed udara bersih untuk e-mobilitas dapat
diterapkan di satu atau lebih kota di Indonesia. Fokus
uji coba ini adalah untuk mengembangkan pemaha-
man mendalam terkait area penerapan spesifik dari
solusi e-mobilitas di kota yang layak secara komersial
dan yang mendorong hasil yang tepat seputar
dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial yang positif.
Maka, program percepatan dapat dijalankan untuk
mengolaborasikan perusahaan Inggris dan Indonesia
dalam mendukung pengembangan penerapan
mereka dalam uji coba kota.
Ini merupakan model berbiaya murah, dapat diting-
katkan, dan dapat diulang yang dapat mendorong laju
inovasi dan pengembangan solusi e-mobilitas yang
layak secara komersial untuk tantangan yang teridenti-
fikasi. Tujuannya adalah untuk mendorong penerapan
sains dan inovasi dalam konteks komersial.
Program percepatan terstruktur akan memungkin-
kan adanya kolaborasi antara perusahaan Inggris dan
Indonesia, pengembangan lebih lanjut dari solusi
mereka, penerapannya, serta pemodelan dampak
dan manfaatnya. Fokusnya adalah membawa uji coba
yang berhasil ke tahap pengadaan dengan pemerin-
tah kota atau sponsor perusahaan swasta.
Ada dua cara yang dapat diuji coba dan modelnya
bergantung pada sumber pendanaan. Cara tersebut
dapat didanai secara khusus sebagai solusi oleh
solusi, seperti dalam pendekatan sponsor tantangan,
atau oleh sektor publik, yang memungkinkan solusi
lebih luas untuk diuji dan tidak terikat pada tujuan
komersial tertentu dari sektor swasta.
• Tantangan sponsor. Klien akhir (departemen
kota perusahaan swasta) mengidentifikasi
kebutuhan mereka sebelumnya dan program
terstruktur uji coba memfasilitasi start-up serta
UKM di Indonesia dan Inggris untuk berkolaborasi
dalam menerapkan solusi mereka melalui uji coba
untuk menunjukkan dampaknya. Pendekatan
ini mengurangi risiko keterlibatan klien dengan
inovasi dan teknologi baru, mendorong partisipasi
dalam cara kerja baru, dan menampilkan
inovasi mutakhir dalam e-mobilitas. Ini juga
memungkinkan perusahaan kecil lokal dan Inggris
kesempatan untuk menunjukkan solusi mereka
dalam memecahkan tantangan publik dan swasta
yang nyata. Artinya, pendekatan ini merupakan
solusi yang akan diterapkan sehingga secara
langsung berhubungan dengan peluang komersial.
• Program uji coba yang didanai. Pendanaan
inti disediakan oleh pemerintah pusat atau daerah
untuk mendukung kolaborasi dan uji coba dari
start-up dan UKM di Inggris dan Indonesia. Dengan
fokus pada tantangan kota, tujuannya adalah
untuk memungkinkan uji coba solusi potensial
untuk sektor publik. Pengadaan kota tidak secara
tradisional diatur untuk memungkinkan kota
melakukan percobaan dengan teknologi dan
layanan baru yang hadir. Uji coba di Inggris dan
Indonesia untuk mengakses data publik dan
dukungan dari pemerintah lokal dan nasional
serta menunjukkan bagaimana solusi mereka
dapat memberikan layanan yang lebih baik atau
mendorong efisiensi. Setelah mengevaluasi apakah
solusi layak secara komersial dan dapat diterapkan,
bagian pengadaan kota dapat memilih dan
mendukung pengadaan solusi yang sangat inovatif
sambil mendukung pertumbuhan bisnis lokal dan
investasi langsung asing oleh perusahaan Inggris,
yang semuanya berkontribusi pada pertumbuhan
lapangan kerja lokal.
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 7574
Biasanya, testbed ini memerlukan lokasi kota, akses ke data yang relevan, dan berjalan dalam siklus enam
bulan dengan antara 10 hingga 20 perusahaan yang berpartisipasi per siklus.
Hasil langsungnya adalah kecepatan membawa sains dan inovasi ke pasar, kemampuan untuk mendukung
start-up dan UKM lokal dan Inggris dalam menampilkan solusi mereka sesuai dengan permintaan pasar
nyata dan memungkinkan pengguna akhir untuk melihat efisiensi dan model bisnis di sekitar mereka.
Karena secara global, solusi berbasis kota sering kali merupakan produk matang dari perusahaan besar
dengan sumber daya untuk terlibat dengan mekanisme pengadaan kota, model uji coba yang diusulkan
ini memungkinkan pemerintah lokal dan nasional untuk berperan dalam membawa pemain kecil ke pasar
secara efektif dan efisien serta mendukung ekosistem inovasi lokal dengan menawarkan jalur langsung
ke pasar dan pertumbuhan.
2. Bersama dengan pemerintah Indonesia, mengidentifikasi prioritas infrastruktur jangka menengah hingga panjang di mana e-mobilitas dapat dan harus memainkan peran penting serta menjalankan program peningkatan kapasitas, sandboxing (strategi manajemen) dan/atau akselerator
Membangun pengalaman Catapult yang luas dalam
mendukung kebijakan nasional dan pengembangan
standar serta bekerja untuk mempercepat inovasi ke
dalam perusahaan dan proyek infrastruktur - melalui
program Akselerasi Mobilitas Cerdas, program
Laboratorium Inovasi HS2 (berkecepatan tinggi),
program Simulasi Demonstran Udara Bersih, program
Laboratorium Inovasi Departemen Transportasi,
dan lainnya - Catapult akan bekerja sama dengan
pemerintah pusat dan daerah Indonesia untuk
mengidentifikasi prioritas infrastruktur jangka
menengah hingga panjang yang selaras dengan
potensi peluncuran e-mobilitas. Bersama dengan
pemerintah Indonesia, Catapult kemudian akan
menjalankan pembangunan kapasitas untuk sektor
publik, standar, dan regulatory sandbox (mekanisme
pengujian) untuk mendukung pengembangan
kerangka kerja dan standar peraturan yang tepat,
dan/atau program akselerator dalam mendorong
kemitraan antara perusahaan Indonesia dan Inggris
untuk mewujudkan solusi berdampak tinggi.
Pembangunan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan jangka menengah dan
memungkinkan perusahaan Inggris dan Indonesia
untuk berkolaborasi dalam jangka waktu yang lebih
lama, yang mengarah pada beberapa potensi hasil
positif seperti:
• Mendukung pemerintah untuk lebih
memahami kebijakan, peraturan, dan standar
yang ada atau dibutuhkan. Sektor publik akan
mendanai tantangan atau persaingan tertentu
di mana perusahaan Inggris dan Indonesia akan
bekerjasama untuk menginformasikan pemahaman
pemerintah yang lebih baik tentang dampak
dan pengembangan kebijakan, standar, dan/atau
peraturan di sekitar wilayah tertentu. Catapult
akan mendukung peningkatan kapasitas di dalam
pemerintah pusat dan daerah di wilayah-wilayah ini.
• Mendorong pengembangan keterampilan
dan penerapan sains serta inovasi di sekitar
industri tertentu. Pemerintah Indonesia
dapat menjalankan akselerator terkait dengan
program infrastruktur nasionalnya yang besar
untuk memungkinkan pengujian, percobaan,
dan pengembangan solusi start-up dan UKM di
Indonesia dan Inggris. Setelah menyelesaikan
program akselerator, solusi ini harus dikembangkan
dan diuji ke tingkat di mana solusi tersebut dapat
dibawa ke dalam rantai suplai infrastruktur,
sehingga menciptakan solusi inovatif yang siap
pasar dan teruji pasar (market-ready dan market-
tested) dari perusahaan kecil yang layak secara
komersial. Hal ini, secara bergiliran, akan mengarah
pada pertumbuhan berkelanjutan dari start-up dan
UKM yang dapat ditingkatkan pada proyek serupa
secara nasional, regional, dan global.
Umumnya, program ini akan difokuskan pada
tantangan khusus untuk pemerintah dan
infrastruktur, mulai dari teknologi yang muncul atau
aplikasi yang sangat inovatif dan lebih maju daripada
kebijakan, standar, atau peraturan terkini (misalnya
kendaraan yang terhubung dan otonom) hingga
teknologi baru di pasar dan dianggap berisiko terlalu
tinggi untuk pengadaan dalam skala besar ke dalam
proyek infrastruktur besar. Teknologi tersebut tidak
terbatas pada e-mobilitas. Misalnya, teknologi konstruksi digital yang sangat inovatif, di mana Inggris
merupakan pemimpin dunia yang berperan penting dalam proyek infrastruktur.
Program terstruktur seperti ini biasanya berlangsung selama enam bulan dan membutuhkan sponsor untuk
pendanaan awal partisipasi start-up dan UKM Indonesia dan Inggris.
Hasil langsungnya mencakup pemerintah yang terlibat dengan teknologi yang sangat inovatif dan penyedia
solusi yang sejalan dengan investasi infrastruktur utama mereka. Pemerintah dapat menggunakan program
ini untuk menginformasikan perkembangan kebijakan, peraturan, dan standar dengan lebih baik untuk
memastikan mereka mendukung penerapan ilmu pengetahuan dan inovasi di negara ini. Selain itu, program
tersebut dapat mendorong kemakmuran sosial ekonomi karena memberikan akses komersial ke kumpulan
dana pemerintah yang besar untuk start-up dan UKM, sehingga menciptakan aliran pendapatan yang stabil
dan memungkinkan mereka untuk berinvestasi pada lebih banyak staf dan dalam mengembangkan solusi
mereka lebih lanjut. Oleh karena itu, seiring dengan kemajuan program infrastruktur pemerintah, program
ini memberikan jalan bagi perusahaan start-up dan UKM di Indonesia serta Inggris untuk melibatkan dan
menerapkan solusi yang sangat inovatif. Model ini memungkinkan pemerintah lokal dan nasional untuk
berperan dalam membawa inovasi ke pasar dan mendukung ekosistem lokal tumbuh dan berkembang
dengan menawarkan jalur menuju pasar dan pertumbuhan.
3. Sektor swasta memimpin uji coba di satu kota atau lebih
Connected Places Catapult memiliki kemitraan jangka panjang dengan perusahaan besar, seperti Hyundai,
di mana perusahaan tersebut mendukung Catapult untuk memahami peluang pasar, penyedia solusi terbaru
yang muncul dari Inggris, dan cara bermitra dengan mereka. Catapult akan berupaya untuk bermitra dengan
perusahaan besar Indonesia di bidang e-mobilitas dan mendukung mereka untuk mengembangkan layanan
lebih lanjut melalui kolaborasi dan penyebaran penyedia solusi Inggris. Hal ini akan memungkinkan
perusahaan seperti Gojek untuk mengakses penawaran "percobaan sebagai layanan" Catapult dengan
memberikan dukungan dalam menjalankan uji coba dengan perusahaan Inggris yang sangat inovatif terkait
program terstruktur untuk memahami apakah dan bagaimana mereka dapat bekerja sama. Uji coba ini pada
awalnya akan dilakukan pada salah satu dari tiga kota yang diidentifikasi sebagai pasar yang diinginkan dalam
laporan ini, dengan maksud untuk mengukur uji coba yang berhasil di ketiga kota tersebut.
Pendekatan ini sangat difokuskan untuk mendukung perusahaan besar Indonesia dalam mengakses inovasi
Inggris yang mutakhir dan memasukkannya ke dalam rantai suplai mereka. Oleh karena itu, perusahaan
besar yang menyediakan layanan mobilitas di ruang kota dimungkinkan untuk bermitra dengan Connected
Places Catapult dalam mengakses UKM inovatif terkemuka dunia beserta solusinya, dan mengujinya sebelum
membawa inovasi dan solusi tersebut ke dalam rantai suplai mereka.
Catapult memiliki metodologi teruji yang digunakan dengan mitra seperti Hyundai, Network Rail, dan HS2
di mana kami menghabiskan waktu untuk memahami tidak hanya kebutuhan klien tetapi juga mendukung
klien untuk memahami apa yang mungkin tidak mereka sadari. Melalui serangkaian program yang terstruktur,
pengguna akhir kemudian dapat menguji dan mencoba solusi yang sangat inovatif terkait e-mobilitas.
Pendekatan ini sangat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna akhir dengan dampak dan manfaat melalui
pemesanan sebelumnya.
Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 7776
Keahlian dan Studi Kasus Connected Places Catapult
Program Innovating for Clean
Air (IfCA) di India
Program inovasi perkotaan IfCA merupakan
prakarsa bersama Inggris-India selama dua tahun
yang mendukung inovator Inggris dan India di
Bengaluru untuk mempromosikan inovasi praktik
terbaik dan pertukaran teknologi, meningkatkan
ekosistem bisnis lokal, dan menciptakan platform
berkelanjutan untuk kerja sama industri dan
pemerintah Inggris-India yang berkelanjutan.
Terdapat dua aliran kerja utama:
Aliran Inovasi Kualitas Udara: Mendukung
inovasi yang menjanjikan dengan potensi untuk
meningkatkan kualitas udara dan mengatasi polusi
pada sumbernya, program ini mengeksplorasi:
• Cara inovatif untuk mengukur dan
memvisualisasikan polusi udara
• Solusi yang mempromosikan mobilitas aktif
(berjalan kaki dan bersepeda)
• Mikro-mobilitas listrik
• Cara untuk mempromosikan dan
memberdayakan perubahan perilaku
Aliran Inovasi EV: Mendukung penggunaan
dan integrasi EV di Bengaluru dan India secara
keseluruhan, hal ini telah mendukung demonstrasi
teknologi, model bisnis, dan pendekatan konsumen
untuk:
• Solusi pengisian daya infrastruktur
• Manajemen jaringan
• Integrasi energi terbarukan, dan
• Mobilitas listrik (semua aspek, termasuk sistem
manajemen baterai).
Program IfCA menggarisbawahi peluang yang
diwakili India kepada perusahaan di ekosistem
EV Inggris serta memberikan panduan praktis
tentang cara mengaksesnya. Dengan melakukan
hal tersebut, kegiatan ini berusaha membantu
perusahaan Inggris membangun lebih banyak
hubungan dengan mitra India mereka.
Program ini berdampak positif di berbagai bidang,
dengan 18 kolaborasi yang terjalin antara entitas
Inggris atau India, mulai dari nota kesepahaman
(MoU) hingga proyek percontohan dan penerapan
solusi. Selain itu, melalui kemitraan dengan
Direktorat Transportasi Darat Perkotaan Bangalore,
jalan populer di pusat kota itu dilalui pejalan
kaki pada akhir pekan selama empat bulan, dan
solusi mobilitas bersih didemonstrasikan, yang
meningkatkan kesadaran di antara warga dan
bisnis, tentang peluang dalam daerah ini.
.
SIMULATE Live Lab di Inggris
Akselerator SIMULATE (Smart, Infrastructure &
Mobility Urban Laboratory dan Test Environment)
merupakan kemitraan antara Staffordshire County
Council, AMEY, Keele University dan Connected
Places Catapult. Program ini bertujuan untuk
menyediakan lingkungan dan kerangka kerja bagi
UKM yang mengubah permainan dengan solusi
baru untuk mencoba dan memasukkan konsep
mereka agar dapat diadopsi ke dalam jaringan jalan
lokal dan strategis.
Empat tantangan mobilitas SIMULATE berpusat
pada penanganan masalah transportasi
berkelanjutan:
• Masyarakat Bersih — menghubungkan
masyarakat dengan opsi mobilitas cepat dan
netral karbon
• Koneksi Dinamis — menyediakan layanan
yang menghubungkan hunian perkotaan dan
pedesaan dengan fasilitas penting
• Transit Cepat — memberikan solusi
point-to-point (titik-ke-titik) cepat yang
mempertimbangkan volume pengguna pada
waktu yang berbeda sepanjang hari
• Integrasi dan Perubahan Perilaku — mencari
solusi untuk mengatasi pergeseran sikap dan
perilaku yang diperlukan saat berpindah dari
kendaraan sekali pakai dan pribadi ke model
mobilitas yang berbeda
• Dukungan Keterlibatan Publik untuk
pendidikan pengguna dalam meningkatkan
penggunaan.
Berjalan bersama tantangan ini, SIMULATE juga
mencari solusi yang dapat digunakan untuk
mengatasi polusi udara di wilayah dengan kualitas
buruk di Staffordshire, Inggris, dengan tiga Wilayah
Manajemen Kualitas Udara (AQMA) dipilih sebagai
lingkungan pengujian untuk menguji coba solusi
baru.
LondonOne Sekforde Street,
London EC1R 0BE
020 7952 5111 [email protected]
Milton KeynesThe Pinnacle,
170 Midsummer Blvd, Milton Keynes MK9 1BP
01908 359999 [email protected]
Connected Places Catapult cp.catapult.org.uk