Manusia Sebagai Mahkluk Individu
-
Upload
uti-aprilia -
Category
Documents
-
view
4.231 -
download
4
Transcript of Manusia Sebagai Mahkluk Individu
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan
istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai
Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia
yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam
hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga
seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan
berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk
kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya.
Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan.
Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda
perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-
anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Selain itu masih banyak
penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut,
mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut
agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota parta XYZ), hubungan kekerabatan
(keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh;
teman; musuh) dan lain sebagainya.
1.1 Ciri-ciri Fisik Manusia
Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di
muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta
ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia
diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa
dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens.
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam
genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna.
Dengan ada nya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat
digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).
Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm (64 inci) dan rata-
rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram
(172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia sangat
bervariasi, tergantung pada faktor tempat dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya
dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dan kebudayaan juga dapat
mempengaruhinya, seperti gizi makanan.
Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan berat
pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak
berdaya saat kelahiran, mereka terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya
mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih akan
terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya pertumbuhan tersebut akan
berhenti pada umur sekitar 18 tahun.
Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara
umum, orang dengan nenek moyang yang berasal dari daerah yang terik mempunyai kulit
lebih hitam dibandingkan dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya
mendapat sedikit sinar matahari. (Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada
orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik dan kurang terik; dan
orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.)
Rata-rata, wanita memiliki kulit yang sedikit lebih terang daripada pria.
Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80 tahun di negara-
negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah [1]
sekitar 50,000 pada tahun 2003. Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar
120 tahun.
Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap eksis dan
berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya intelektualnya
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita
obesitas lebih dari primata lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena manusia
mampu memproduksi lemak tubuh lebih banyak daripada keluarga primata lain. Karena
manusia merupakan bipedal semata (hanya wajar menggunakan dua kaki untuk berjalan),
daerah pinggul dan tulang punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan
kesulitan dalam bergerak pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita kerumitan
melahirkan anak yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum).
Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan
masih terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah yang tak berkembang di dunia saat
ini.
1.2 Ciri-Ciri Mental Manusia
Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan,
meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumba-lumba dapat saja mempunyai
intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti
berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di
antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar; hiu memiliki yang
terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi untuk invertebrata). Meski bukanlah
pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga"
tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari
intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38)
Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan
salah satu hal yang jarang di temui dalam kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat
spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah
simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse
yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang
anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin. Pengenalan
pola (mengenali susunan gambar dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain
bahwa manusia mempunyai mental yang baik.
Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut
Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti
kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut
sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Sebagai individu, manusia adalah perpaduan antara aspek-aspek yang tidak bisa
dipisahkan, baik itu aspek jasmani dan rohani, aspek pembawa gen (genotif) dan aspek
penotip.
Individu berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak
terbagi, atau suatu kesatuan.
Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak
terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu
kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu
sebagai manusia perorangan sehingga sering digunakan sebagai sebutan “ orang seorang”
atau “ manusia perorangan”. Individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani.
Dengan kemampuan rohaniahnya individu dapat berhubungan dan berfikir serta dengan
fikirannya itu mengendalikan dan memimpin kesanggupan akali dan kesanggupan budi
untuk mengatasi segala masalah dan kenyataan yang dialaminya.
Manusia sebagai mahkluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-
unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka
seseorang tidak disebut lagi sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan
rokhaniahnya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Bila seseorang hanya tinggal raga, fisik atau jasmanihnya saja maka dia tidak
dikatakan sebagai individu. Jadi pengertian manusia sebagai mahkluk individu bahwa unsur
yang ada dalam diri individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Jadi, sebutan individu hanya tepat bagi manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan
rokhaniahnya, keutuhan fisik dan psikisnya, keutuhan raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang
persis sama dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan
tersendiri. Sekalipun orang itu terlahir secara kembar, mereka tidak ada yang memiliki ciri
fisik dan psikis yang persis sama.
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Walaupun secara umum manusia itu memiliki perangkat fisik yang sama, tetapi kalau
perhatian kita tujukan pada hal yang lebih detail maka akan terdapat perbedaan-perbedaan.
Perbedaan itu terletak pada bentuk, ukuran, sifat dan lain-lain. Kita dapat membedakan
seseorang dari lainnya itu berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada, baik pada
perbedaan fisik maupun psikis. Contohnya : si ukie berbeda dengan si frian karena
diantaranya ada perbedaan fisik yang gampang dikenali. Begitupula dalam kumpulan atau
kerimunan ribuan atau juataan manusia, kita tetap dapat mengenali seseorang yang sudah
kita kenal karena memiliki ciri fisik yang sudah kita kenal juga. Seperti ditengah-tengah pasar
yang penuh orang atau dilapangan dimana berkumpul ribuan orang kita akan dapat
mengenali orang yang sudah kita kenal. Sebaliknya, bila hal itu terjadi pada kumpulan atau
kerumunan hewan atau binatang sulit bagi kita untuk mengenali satu hewan ditengah
ribuan hewan yang sejenis.
Ciri seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau biologisnya.
Sifat, karakter, perangai, atau gaya dan selera orang juga berbeda-beda. Lewat ciri-ciri fisik
seseorang pertama kali mudah dikenali. Ada orang yang gemuk, kurus atau langsing, ada
yang kulitnya coklat, hitam atau putih, ada yang rambutnya lurus atau ikal dilihat dari sifat,
perangai atau karakternya ada orang yang periang, sabar, cerewt atau lainnya.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotip dan fenotip. Faktor genotip
adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa
individu sejak lahir. Secara fisik seseoang memiliki kemiripan atau kesamaan ciri dari orang
tuanya, kemiripan atau persamaan itu mungkin saja terjadi pada keseluruhan penampilan
fisiknya, bisa juga terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu saja. Kita bisa melihat secara
fisik bagian tubuh mana dari kita yang memiliki kemiripan dengan orang tua kita. Ada bagian
tubuh kita yang mirip ibu atau ayah begitu pula mengenai sifat atau karakter kita ada yang
mirip seperti ayah dan ibu.
Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dibawa sejak
lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan
karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan
lingkungan sosial, lingkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya, baik itu lingkungan
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
buatan seperti tempat tinggal (rumah) dan lingkungan. Sedangkan lingkungan yang bukan
buatan seperti kondisi alam geografis dan iklimnya.
Orang yang tinggal di daerah pantai memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda
dengan yang tinggal di daerah pegunungan. Pada umumnya orang yang tinggal di daerah
pantai bicaranya cenderung keras, berbeda dengan mereka yang tinggal di daerah
pegunungan. Jadi berbeda lingkungan tempat tinggal, cenderung berbeda pula kebiasaan
dan perilaku orang-orangnya.
Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan dimana seseorang individu melakukan
interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman,
dan kelompok sosial lain yang lebih besar.
Seseorang yang sehari-harinya bergaul dengan lingkungan temannya yang bekerja
sebagai supir atau kenek di terminal memiliki kebiasaan yang khas bagi kelompoknya.
Begitupula dengan orang yang lingkungan sosialnya berada dipesantren, memiliki kebiasaan
yang khas pula bagi kelompoknya.
Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian.
Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan yang lain. Kepribadian
seseorang itu dipengaruhi faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (penotip). Yang
saling berinteraksi terus-menerus. Mayor Polak menjelaskan bahwa kepribadian adalah
“keseluruhan sikap, kelaziman, fikiran dan tindakan, baik biologis maupun psikologis, yang
dimiliki oleh seseorang dan berhubungan dengan peranan dan kedudukannya dalam
berbagai kelompok dan mempengaruhi kesadaran akan dirinya”. Meskipun dalam
pengertian tersebut mayor polak tidak memasukkan faktor lingkungan sebagai bagian dari
kepribadian, namun dalam pembahasannya dia mengatakan bahwa pembentukan
kepribadian diantaranya dipengaruhi oleh masukan lingkungan sosial (kelompok), dan
lingkungan budaya (pendidikan).
Yinger, seperti dikutip oleh horton dan hunnet memberikan batasan kepribadian adalah
“keseluruhan perilaku seseorang yang merupakan interaksi antara kecenderungan-
kecenderungan yang diwariskan (secara biologis) dengan rentetan-rentetan situasi
(lingkungan)”.
Menurut nursid sumaatmadja (2000) kepribadian adalah keseluruhan perilaku
individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisical (fisik dan
psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan yang terungkap pada
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari
lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (penotip) ikut berperan dalam
pembentukan karakteristik yang khas dari seserorang.
BAB III
ISI
3.1 Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan
supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat
dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas
sebagai sumber utama yg bebas - kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan
masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada
dan bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan
pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan.
Manusia adalah makhluk yang sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol;
Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas
dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu
menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada permukaan
serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di luar penginderaan dan
menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas penginderaannya
dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke
dalam waktu yg tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat pegangan yg benar, luas dan
dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada
eksistensi.
Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna
makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu
mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan
dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini
menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yg memberinya
kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan
dan kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk
menikmati apa yg belum diberikan alam.
Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah
puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya.
Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak
memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan
inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan,
membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai.
Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau
dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat
disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela
untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya
sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan
mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan
untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan
alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya
arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
Semua definisi di atas tidak mempermasalahkan pembenaran alamiah, rasional atau
ilmiah untuk manifestasi eksistensi yg paling mulia dari makhluk yg disebut manusia, dalam
semua agama dan kebudayaan sepanjang sejarah diakui sebagai sumber terbesar,
keagungan tertinggi, emosi yg paling berharga dan kejadian yg paling ajaib, Dari orang-orang
yg telah mengabaikan kehidupan materialnya demi seni, ilmu, pencari kebenaran, dari
seseorang yg memilih cinta drpd kehidupan yg layak , sampai kepada seseorang yg demi
akidah atau negara atau humanisme, membutakan matanya dari masalah cinta pribadi atau
bahkan dari dirinya sendiri, mereka adalah pencipta nilai manusiawi dalam kehidupan
manusia. Nilai dan manfaat adalah dua istilah yg berlawanan, dan yg menjadikan manusia
suatu makhluk yg non material, bebas dari dan juga berada di atas makhluk lain adalah
pandangannya yg tinggi terhadap nilai. Nilai-nilai itu tidak mempunyai wujud dalam alam,
tidak mempunyai identitas eksternal dan material, oleh karena itu, realisme tidak dpt
mengakui eksistensi nilai, karena tanpa kemanusiaan tidak akan ada nilai-nilai.
Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling sempurna
dibandingkan dengan machluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis,
Binatang, dllnya. Tetapi kita sendiri sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan diri
kita sendiri sebagai manusia.
Manusia itu terdiri atas 3 unsur yaitu:
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
1. Jasmani.
Terdiri dari Air, Kapur, Angin, Api dan Tanah.
2. Ruh.
Terbuat dari cahaya (NUR). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa.(rasa dan perasaan).
Alat dari pada Jiwa yaitu otak, yang terdiri atas 3 bagian juga:
1. Akal (timbangan) haq atau bathil
2. Pikir (hitungan) Untung rugi
3. Zikir (ingatan) Ingat Allah
3.2 Manusia Sebagai Individu
Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan
dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian
mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui
tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut.
3.2.1 Hati dan kesadaran
Pengalaman subyektif dari seorang individu berpusat di sekitar kesadarannya,
kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya sendiri dan dari
perjalanan waktu. Kesadaran memberikan naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun
beberapa percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah khayalan yang menyesatkan,
dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosial atau biologis. Hati manusia
diperluas ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental dan emosional individu. Ilmu
pengetahuan psikologi mempelajari hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar (tak
sadar). Praktek psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freud mencoba menyingkap
bagian dari alam bawah sadar. Freud menyusun diri manusia menjadi Ego, Superego, dan Id.
Carl Gustav Jung memperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif / bersama dan
sebuah proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk ketepatan pendefinisian
individu ‘yang dapat diartikan’.
3.2.2 Emosi
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar mempengaruhi keputusan
serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan
dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.
3.2.3 Seksualitas
Seksualitas manusia, di samping menjamin reproduksi, mempunyai fungsi sosial
penting, membuat ikatan / pertalian dan hirarki di antara individu. Hasrat seksual dialami
sebagai sebuah dorongan / keinginan badani, sering disertai dengan emosi kuat positif
(seperti cinta atau luapan kegembiraan) dan negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau
kebencian).
3.2.4 Tubuh
Penampilan fisik tubuh manusia adalah pusat kebudayaan dan kesenian. Dalam
setiap kebudayaan manusia, orang gemar memperindah tubuhnya, dengan tato, kosmetik,
pakaian, perhiasan atau ornamen serupa. Model rambut juga mempunyai pengertian
kebudayaan penting. Kecantikan atau keburukan rupa adalah kesan kuat subyektif dari
penampilan seseorang. Kebutuhan individu terhadap makanan dan minuman teratur secara
jelas tercermin dalam kebudayaan manusia (lihat pula ilmu makanan). Kegagalan
mendapatkan makanan secara teratur akan berakibat rasa lapar dan pada akhirnya
kelaparan (lihat juga malnutrisi).
Rata-rata waktu tidur adalah 8 jam per hari untuk dewasa dan 9–10 jam untuk anak-
anak. Orang yang lebih tua biasanya tidur selama 6–7 jam. Sudah umum, namun, dalam
masyarakat modern bagi orang-orang untuk mendapat waktu tidur kurang dari yang mereka
butuhkan. Tubuh manusia diancam proses penuaan dan penyakit. Ilmu pengobatan adalah
ilmu pengetahuan yang menelusuri metode penjagaan kesehatan tubuh.
3.2.5 Kelahiran dan kematian
Kehidupan subyektif individu berawal pada kelahirannya, atau dalam fase kehamilan
terdahulu, selama janin berkembang di dalam tubuh ibu. Kemudian kehidupan berakhir
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
dengan kematian individu. Kelahiran dan kematian sebagai peristiwa luar biasa yang
membatasi kehidupan manusia, dapat mempunyai pengaruh hebat terhadap individu
tersebut. Kesulitan selama melahirkan dapat berakibat trauma dan kemungkinan kematian
dapat menyebabkan rasa keberatan (tak mudah) atau ketakutan (lihat pula pengalaman
hampir meninggal). Upacara penguburan adalah ciri-ciri umum masyarakat manusia, sering
diinspirasikan oleh kepercayaan akan adanya kehidupan setelah kematian. Adat kebiasaan
warisan atau penyembahan nenek moyang dapat memperluas kehadiran sang individu di
luar rentang usia fisiknya. (lihat kekekalan).
3.2.6 Masyarakat
Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan
ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan
penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat
kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok
dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan.
Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada
tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk
dan beradaptasi ke kelompok baru.
3.2.7 Bahasa
Kecakapan berpidato adalah sebuah unsur pendefinisian umat manusia, mungkin
mendahului pemisahan populasi modern filogenetik (lihat Asal usul bahasa). Bahasa adalah
pusat dari komunikasi antar manusia. Kata Yahudi untuk "binatang" (behemah) berarti
"bisu", menggambarkan manusia sebagai "binatang berbicara" (kepandaian bercakap
hewani). Bahasa adalah pusat dari sentuhan identitas ‘khas’ berbagai kebudayaan atau
kesukuan dan sering diceritakan mempunyai status atau kekuatan supernatural (lihat Sihir /
Gaib, Mantra, Vac). Penemuan sistem penulisan sekitar 5000 tahun lalu, yang
memungkinkan pengabadian ucapan, merupakan langkah utama dalam evolusi kebudayaan.
Ilmu pengetahuan Linguistik (ilmu bahasa) menjelaskan susunan bahasa, dan keterkaitan
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
antara bahasa-bahasa berbeda. Diperkirakan ada 6000 bahasa yang diucapkan manusia saat
ini. Manusia yang kekurangan kemampuan berkomunikasi melalui ucapan, umumnya
bercakap-cakap menggunakan Bahasa Isyarat.
3.2.8 Agama
Dalam setiap kebudayaan manusia, kerohanian dan ritual mendapat ekspresi dalam
bentuk tertentu. Elemen-elemen ini dapat menggabungkan secara penting pengalaman
pribadi dengan pengalaman penyatuan dan komunal, seringkali membangkitkan emosi yang
sangat kuat dan bahkan luapan kegembiraan. Kekuatan pengikat yang kuat dari pengalaman
tertentu dapat terkadang menimbulkan kefanatikan atau agresi kepada manusia lain yang
tidak termasuk dalam kelompok agamanya, berakibat perpecahan atau bahkan perang.
Teokrasi adalah masyarakat yang dibentuk secara dominan oleh agama, diperintah oleh
pemimpin suci atau oleh seorang pemuka agama. Agama dapat pula berperilaku sebagai
alat penyaluran dan pengaruh dari norma budaya dunia dan tingkah laku yang wajar
dilakukan manusia.
3.2.9 Keluarga dan teman sepergaulan
Individu manusia dibiasakan untuk bertumbuh menjadi seorang pelengkap yang
berjiwa kuat ke dalam suatu kelompok kecil, umumnya termasuk keluarga biologis
terdekatnya, ibu, ayah dan saudara kandung.
Sebagai seorang pelengkap berjiwa kuat yang serupa dapat dikelirukan dengan suatu
kelompok kecil yang sama, yaitu teman sepergaulan sebaya sang individu, umumnya
berukuran antara sepuluh hingga dua puluh individu, kemungkinan berkaitan dengan
ukuran optimal untuk gerombolan pemburu. Dinamika kelompok dan tekanan dari teman
dapat mempengaruhi tingkah laku anggotanya.
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Seorang individu akan mengembangkan perasaan kesetiaan yang kuat kepada kelompok
tertentu. Kelakuan manusia yang wajar termasuk seringnya hubungan sosial, dinyatakan
dalam obrolan / percakapan, dansa, menyanyi atau cerita (dikenal dengan curhat).
3.2.10 Suku, bangsa dan negara bagian
Kelompok manusia yang lebih besar dapat disatukan dengan gagasan kesamaan
nenek moyang (suku, etnis) atau kesamaan fokus budaya atau materi (bangsa atau negara
bagian), sering dibagi lebih lanjut menurut struktur kelas sosial dan hirarki. Sebuah suku
dapat terdiri dari beberapa ratus individu, sementara negara bagian modern terbesar berisi
lebih dari semilyar. Konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok besar disebut
peperangan. Kesetiaan / pengabdian untuk kelompok yang besar seperti ini disebut
nasionalisme atau patriotisme. Dalam keekstriman, perasaan pengabdian terhadap sebuah
lembaga atau kewenangan dapat mencapai keekstriman pathologi, yang berakibat hysteria
massa (gangguan syaraf) atau fasisme.
Antropologi budaya menjelaskan masyarakat manusia yang berbeda-beda, dan
sejarah mencatat interaksi mereka berikut kesuksesan yang dialami. Organisasi dan
pemerintahan bentuk modern dijelaskan oleh Ilmu Politik dan Ekonomi.
3.2.11 Kebudayaan dan peradaban
Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat
kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama,
iptek, sastra serta filsafat. Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute
perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan manusia
dan ekspresi seni mendahului peradaban dan dapat dilacak sampai ke palaeolithik (lukisan
goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan
transisi dari masyarakat pemburu dan pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan
menetap sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan menjadi bagian penting dari
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
kebudayaan manusia (anjing, domba, kambing, lembu). Dalam masa sejarah ilmu
pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat (lihat Sejarah iptek).
3.3 Interaksi Individu
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita berhubungan dengan antar individu
dan kelompok di lingkungan sosial yang berbeda-beda. Individu memiliki karakter yang
berlainan satu dengan yang lainnya. Perbedaan antar karakter individu sebagai identitas diri
individu masing-masing. Perilaku yang ditunjukkan oleh individu, membuat individu yang
lain mengambil sikap atau tindakan sebagai reaksi individu yang bersangkutan. Interaksi
individu akan membentuk kondisi lingkungan dalam pergaulannya.
Reaksi yang diambil oleh individu, bisa sebagai reaksi positif atau negative terhadap
perilaku individu yang lain. Reaksi positif, bisa disebabkan masing-masing individu saling
menghargai, mengikuti norma yang berlaku, tidak menunjukkan egois yang berlebihan,
persamaan pemikiran, kesamaan kepentingan, tujuan atau merasakan adanya perasaan
senasib. Reaksi negatif yang terjadi, bisa karena ada salah satu individu tidak mengindahkan
norma-norma yang ada, merasa tidak ada kesamaan kepentingan, egois yang berlebihan,
tidak sejalan pemikiran, tujuan yang berbeda dan merasa diri lebih hebat dari yang
lain.Interaksi individu bisa dalam lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja dan
masyarakat. Masing-masing lingkungan sosial mempunyai penekanan norma-norma
Lingkungan keluarga : Sebagai lingkungan sosial awal dalam membentuk karakter
individu. Anak sebagai individu menghormati orang tua, menyayangi sesama anggota
keluarga. Begitu juga dengan orang tua, menyayangi sesama anggota keluarganya. Jika tidak
ada saling menyayangi akan timbul kekacauan dalam keluarga. Keluarga juga sebagai
tempat individu untuk berlindung.
Sekolah : Individu dalam sekolah menjalankan peranan masing-masing. Individu
sebagai murid dalam lingkungan sekolah, berinteraksi dengan individu yang sebaya.
Memiliki tujuan yang sama untuk belajar, memiliki kesamaan kepentingan dan ada aturan.
Membuat individu hampir tidak ada perselisihan.
Tempat kerja : Individu satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan latar belakang,
Namun dengan perbedaan yang ada, mereka harus bekerjasama untuk kemajuan diri dan
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
perusahaannya. Individu dalam lingkungan kerja melakukan hubungan komunikasi yang
baik, untuk kemajuan perusahaan. Jika tidak ada komunikasi yang baik, akan membuat
lingkungan kerja yang kurang nyaman.
Masyarakat : Lingkungan paling luas bagi individu untuk berinteraksi dengan individu
lain. Masing-masing individu memiliki perbedaan latar belakang, kepentingan dan tujuan.
Hal yang kelihatan dengan mata, bisa sebagai kebohongan karena ada kepentingan dan
tujuan yang berlainan. Individu menjaga jarak sebagai perlindungan diri. Tapi masing-masing
individu saling menghargai karena adanya norma sosial.
Individu dalam berinteraksi mempunyai perbedaan maupun persamaan. Jika masing-
masing individu dapat menggambarkan atau melukiskan keadaan dan perasaan diri orang
lain ke dalam diri sendiri, maka akan tercipta suasana lingkungan sosial yang nyaman.
BAB IV
PENUTUP
Individu memiliki nilai (kebaikan) dan martabat intrinksik. Inilah implikasi dan citra
Tuhan dalam diri manusia. Hal ini tampak dalam kemampuan berkomunikasi secara cerdas,
mentransendensi diri, merenungkan masa depan, memilih secara bertanggung jawab dan
memiliki rasa humor. Individu merepresentasikan nilai tertinggi.
Manusia merepresentasikan nilai tertinggi yang melampaui nilai-nilai lain, misal nilai
institusional dan nilai moralistik. Individu-individu tidak bisa dinilai berdasarkan kualitas
jiwani mereka atau berdasarkan status sosial mereka. Mereka seyogiyanya tidak saling
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
memanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan masing-masing. Justru niscayalah mereka
berelasi dengan cara yang dirangkum olen Martin Buber dalam ungkapan I and Thou (Aku
dan Engkau Saudaraku). Manusia merupakan makhluk yang merupakan ciptaan tertinggi
Tuhan.
Individu-individu memiliki kebutuhan-kebutuhan. Setiap insan punya kebutuhan
tertentu yang melekat pada dirinya. Ada banyak pendapat yang merangkum katalog
kebutuhan (motif, dorongan) itu. Daftar tersebut mungkin merangkum kebanyakan
kebutuhan dasar: udara, minuman dan makanan, kebersihan, persekutuan antar insan dan
komunikasi, cinta kasih dan seksual. Hal-hal itu tidak bersifat opsional, karena diperlukan
untuk survivalitas dan kesejahteraan hidup wajar. Hal-hal yang opsional adalah cara-cara
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan itu.
Maslow memeringkatkan berbagai kebutuhan dalam suatu hierarki. Pada tataran
paling dasar ada kebutuhan untuk survivalitas, mencakup udara, air, makanan, kebutuhan
fisiologis, seks, komunikasi dan istirahat. Pada tataran di atasnya ada kebutuhan akan
keamanan, mencakup kebutuhan-kebutuhan yang lahir dari keinginan menepis rasa takut,
kebutuhan keamanan fisis, kebutuhan untuk menjaga diri dan kebutuhan ekonomis. Pada
tataram berikutnya terdapat kebutuhan sosial, mencakup kebutuhan akan kepemilikan,
kebutuhan pada perspektif individu, kelompok, korporasi. Pada tataran berikut terdapat
kebutuhan akan harga diri, mencakup pengakuan, penghayatan diri sebagai kemandirian,
kebutuhan akan status di tengah masyarakat dan kebutuhan akan orang-orang lain. Pada
puncaknya terdapat kebutuhan untuk beraktualisasi diri.
Individu-individu mempunyai tujuan-tujuan. Manusia tidak bisa dimengerti secara
psikologis lepas dari tujuan-tujuan individualnya, karena proses mental dan aktivitas fisis
yang selalu dihasilkannya selalu berorientasi ke tujuan yang bagi si manusia terasa
menawarkan berbagai janji bernilai.
Individu-individu saling berelasi. Relasi mencerminkan kebutuhan akan interaksi
yang memungkinkan individu merealisasikan kepribadiannya. Seperti dikatakan Paul
Johnson, sangat sulit dibayangkan bagaimana kepribadian manusia akan berkembang di
tengah isolasi diri dari orang-orang lain.
Individu memiliki kemerdekaan. Setiap insan punya hak inheren untuk membuat
keputusan dan melangsungkan suatu kehidupan pribadi. Individu memiliki potensi untuk
memilih secara arif dan menjalani kehidupan yang diarahkan oleh dirinya sendiri, dipenuhi
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
oleh dirinya sendiri dan ditransendensi oleh dirinya sendiri. Bahkan manusia punya hak
untuk melakukan kesalahan, kendati hak itu bisa dikontrol oleh institusi sosial, seperti
pemerintah.
Individu mempunyai tanggung jawab. Setiap insan bertanggung jawab atas pilihan
pribadi yang telah dibuatnya. Manusia bertanggung jawab atas kehidupannya dan
bertanggung jawab terhadap Tuhan serta orang-orang lain atas setiap keputusan yang
dibuatnya. Maka sesungguhnya manusia bertanggung jawab untuk berpartisipasi dalam
relasi dengan Tuhan dan orang lain, serta bertanggung jawab untuk memelihara relasi itu.
Individu bertumbuh kembang karena cinta kasih (kasih sayang). Selama berabad-abad, cinta
kasih (kasih sayang) selalu menjadi tema warta para nabi, para guru dan para penyair di
tengah dunia. Kini para saintis perilaku meyakini betapa kehidupan tanpa cinta kasih (kasih
sayang) adalah cacat fatal. Anak yang tak diinginkan, kenakalan remaja, neurosis pada orang
dewasa dan problem insan lanjut usia, semuanya merepresentasikan keputusasaan karena
kondisi miskin cinta kasih (kasih sayang).
Individu mempunyai jalan menuju relasi ilahi. Seiring dengan kian diraihnya
pemahaman tentang relasi antar insan, manusia pun makin mungkin menyadari adanya
potensi untuk menumbuhkembangkan relasi personal dengan Tuhan. Rasa bersalah atau
rasa berdosa bisa memotivasi manusia mencari relasi seperti itu, karena pengampunan
Tuhan yang selalu terangkum di dalamnya.
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ridwan & Elly Malihah, 2007. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi
(PLSBT), Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek.
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
http://spiritual.8m.com/keajaiban_manusia.htm
http://prayudi.wordpress.com/2007/11/27/gaya-belajar-individu/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/pengaruh-lingkungan-terhadap-
individu/
http://pormadi.wordpress.com/2006/05/03/landasan-filosofis-individu-manusia/
http://idb.siutao.com/2007/08/01/dampak-interaksi
individu/edwi.dosen.upnyk.ac.id/PSIKOM.2.05.doc
http://groups.google.co.id/group/soc.culture.indonesia/browse_thread/thread/
6f117acd3bfd260b/5361eeed5cd957ad?
hl=id&lnk=st&q=manusia+sebagai+makhluk+individu#5361eeed5cd957ad
21
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
http://groups.google.co.id/group/soc.culture.indonesia/browse_thread/thread/
6f117acd3bfd260b/5361eeed5cd957ad?
hl=id&lnk=st&q=manusia+sebagai+makhluk+individu#5361eeed5cd957ad
http://groups.google.co.id/group/alt.culture.indonesia/browse_thread/thread/
1c006df8736f6c94/92760393d3a6a0d2?
hl=id&lnk=st&q=peran+manusia+sebagai+makhluk+individu#92760393d3a6a0d