Manusia Sebagai Mahkluk Individu

30
21 MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU BAB I PENDAHULUAN Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Selain itu masih banyak penggolongan- penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna

Transcript of Manusia Sebagai Mahkluk Individu

Page 1: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

BAB I

PENDAHULUAN

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan

istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai

Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia

yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan

menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam

hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga

seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan

berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta

perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk

kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya.

Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan.

Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda

perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.

Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-

anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua. Selain itu masih banyak

penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut,

mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut

agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota parta XYZ), hubungan kekerabatan

(keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh;

teman; musuh) dan lain sebagainya.

1.1 Ciri-ciri Fisik Manusia

Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di

muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta

ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia

diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa

dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens.

Page 2: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam

genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna.

Dengan ada nya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat

digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).

Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm (64 inci) dan rata-

rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram

(172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia sangat

bervariasi, tergantung pada faktor tempat dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya

dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dan kebudayaan juga dapat

mempengaruhinya, seperti gizi makanan.

Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan berat

pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak

berdaya saat kelahiran, mereka terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya

mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih akan

terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya pertumbuhan tersebut akan

berhenti pada umur sekitar 18 tahun.

Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara

umum, orang dengan nenek moyang yang berasal dari daerah yang terik mempunyai kulit

lebih hitam dibandingkan dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya

mendapat sedikit sinar matahari. (Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada

orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik dan kurang terik; dan

orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.)

Rata-rata, wanita memiliki kulit yang sedikit lebih terang daripada pria.

Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80 tahun di negara-

negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah [1]

sekitar 50,000 pada tahun 2003. Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar

120 tahun.

Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap eksis dan

berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya intelektualnya

Page 3: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita

obesitas lebih dari primata lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena manusia

mampu memproduksi lemak tubuh lebih banyak daripada keluarga primata lain. Karena

manusia merupakan bipedal semata (hanya wajar menggunakan dua kaki untuk berjalan),

daerah pinggul dan tulang punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan

kesulitan dalam bergerak pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita kerumitan

melahirkan anak yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum).

Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan

masih terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah yang tak berkembang di dunia saat

ini.

1.2 Ciri-Ciri Mental Manusia

Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan,

meski ada perdebatan apakah cetaceans seperti lumba-lumba dapat saja mempunyai

intelektual sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti

berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar di

antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar; hiu memiliki yang

terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi untuk invertebrata). Meski bukanlah

pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi "berumahtangga"

tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari

intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38)

Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan

salah satu hal yang jarang di temui dalam kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat

spesies yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan diri - yang lainnya adalah

simpanse, orang utan, dan lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse

yang sudah bertumbuh sempurna memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang

anak manusia berumur empat tahun untuk mengenali bayangannya di cermin. Pengenalan

pola (mengenali susunan gambar dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain

bahwa manusia mempunyai mental yang baik.

Kemampuan mental manusia dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut

Pascal, makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan, seperti

kesedihan atau kebahagiaan, membedakan mereka dari organisme lain, walaupun

Page 4: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

pernyataan ini sukar dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut

sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.

BAB II

LANDASAN TEORI

Page 5: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Sebagai individu, manusia adalah perpaduan antara aspek-aspek yang tidak bisa

dipisahkan, baik itu aspek jasmani dan rohani, aspek pembawa gen (genotif) dan aspek

penotip.

Individu berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa inggris in salah satunya

mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak

terbagi, atau suatu kesatuan.

Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak

terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu

kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu

kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu

sebagai manusia perorangan sehingga sering digunakan sebagai sebutan “ orang seorang”

atau “ manusia perorangan”. Individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani.

Dengan kemampuan rohaniahnya individu dapat berhubungan dan berfikir serta dengan

fikirannya itu mengendalikan dan memimpin kesanggupan akali dan kesanggupan budi

untuk mengatasi segala masalah dan kenyataan yang dialaminya.

Manusia sebagai mahkluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan

psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-

unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka

seseorang tidak disebut lagi sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jasmani dan

rokhaniahnya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.

Bila seseorang hanya tinggal raga, fisik atau jasmanihnya saja maka dia tidak

dikatakan sebagai individu. Jadi pengertian manusia sebagai mahkluk individu bahwa unsur

yang ada dalam diri individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Jadi, sebutan individu hanya tepat bagi manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan

rokhaniahnya, keutuhan fisik dan psikisnya, keutuhan raga dan jiwanya.

Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang

persis sama dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan

tersendiri. Sekalipun orang itu terlahir secara kembar, mereka tidak ada yang memiliki ciri

fisik dan psikis yang persis sama.

Page 6: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Walaupun secara umum manusia itu memiliki perangkat fisik yang sama, tetapi kalau

perhatian kita tujukan pada hal yang lebih detail maka akan terdapat perbedaan-perbedaan.

Perbedaan itu terletak pada bentuk, ukuran, sifat dan lain-lain. Kita dapat membedakan

seseorang dari lainnya itu berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada, baik pada

perbedaan fisik maupun psikis. Contohnya : si ukie berbeda dengan si frian karena

diantaranya ada perbedaan fisik yang gampang dikenali. Begitupula dalam kumpulan atau

kerimunan ribuan atau juataan manusia, kita tetap dapat mengenali seseorang yang sudah

kita kenal karena memiliki ciri fisik yang sudah kita kenal juga. Seperti ditengah-tengah pasar

yang penuh orang atau dilapangan dimana berkumpul ribuan orang kita akan dapat

mengenali orang yang sudah kita kenal. Sebaliknya, bila hal itu terjadi pada kumpulan atau

kerumunan hewan atau binatang sulit bagi kita untuk mengenali satu hewan ditengah

ribuan hewan yang sejenis.

Ciri seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau biologisnya.

Sifat, karakter, perangai, atau gaya dan selera orang juga berbeda-beda. Lewat ciri-ciri fisik

seseorang pertama kali mudah dikenali. Ada orang yang gemuk, kurus atau langsing, ada

yang kulitnya coklat, hitam atau putih, ada yang rambutnya lurus atau ikal dilihat dari sifat,

perangai atau karakternya ada orang yang periang, sabar, cerewt atau lainnya.

Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotip dan fenotip. Faktor genotip

adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa

individu sejak lahir. Secara fisik seseoang memiliki kemiripan atau kesamaan ciri dari orang

tuanya, kemiripan atau persamaan itu mungkin saja terjadi pada keseluruhan penampilan

fisiknya, bisa juga terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu saja. Kita bisa melihat secara

fisik bagian tubuh mana dari kita yang memiliki kemiripan dengan orang tua kita. Ada bagian

tubuh kita yang mirip ibu atau ayah begitu pula mengenai sifat atau karakter kita ada yang

mirip seperti ayah dan ibu.

Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dibawa sejak

lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor

lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan

karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan

lingkungan sosial, lingkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya, baik itu lingkungan

Page 7: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

buatan seperti tempat tinggal (rumah) dan lingkungan. Sedangkan lingkungan yang bukan

buatan seperti kondisi alam geografis dan iklimnya.

Orang yang tinggal di daerah pantai memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda

dengan yang tinggal di daerah pegunungan. Pada umumnya orang yang tinggal di daerah

pantai bicaranya cenderung keras, berbeda dengan mereka yang tinggal di daerah

pegunungan. Jadi berbeda lingkungan tempat tinggal, cenderung berbeda pula kebiasaan

dan perilaku orang-orangnya.

Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan dimana seseorang individu melakukan

interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman,

dan kelompok sosial lain yang lebih besar.

Seseorang yang sehari-harinya bergaul dengan lingkungan temannya yang bekerja

sebagai supir atau kenek di terminal memiliki kebiasaan yang khas bagi kelompoknya.

Begitupula dengan orang yang lingkungan sosialnya berada dipesantren, memiliki kebiasaan

yang khas pula bagi kelompoknya.

Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian.

Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan yang lain. Kepribadian

seseorang itu dipengaruhi faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (penotip). Yang

saling berinteraksi terus-menerus. Mayor Polak menjelaskan bahwa kepribadian adalah

“keseluruhan sikap, kelaziman, fikiran dan tindakan, baik biologis maupun psikologis, yang

dimiliki oleh seseorang dan berhubungan dengan peranan dan kedudukannya dalam

berbagai kelompok dan mempengaruhi kesadaran akan dirinya”. Meskipun dalam

pengertian tersebut mayor polak tidak memasukkan faktor lingkungan sebagai bagian dari

kepribadian, namun dalam pembahasannya dia mengatakan bahwa pembentukan

kepribadian diantaranya dipengaruhi oleh masukan lingkungan sosial (kelompok), dan

lingkungan budaya (pendidikan).

Yinger, seperti dikutip oleh horton dan hunnet memberikan batasan kepribadian adalah

“keseluruhan perilaku seseorang yang merupakan interaksi antara kecenderungan-

kecenderungan yang diwariskan (secara biologis) dengan rentetan-rentetan situasi

(lingkungan)”.

Menurut nursid sumaatmadja (2000) kepribadian adalah keseluruhan perilaku

individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisical (fisik dan

psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan yang terungkap pada

Page 8: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari

lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (penotip) ikut berperan dalam

pembentukan karakteristik yang khas dari seserorang.

BAB III

ISI

3.1 Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan

supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.

Page 9: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat

dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas

sebagai sumber utama yg bebas - kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan

masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada

dan bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial, kebebasan dan

pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan.

Manusia adalah makhluk yang sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol;

Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas

dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu

menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada permukaan

serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di luar penginderaan dan

menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati batas penginderaannya

dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan masa mendatang, ke

dalam waktu yg tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat pegangan yg benar, luas dan

dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada

eksistensi.

Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna

makhluk hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu

mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.

Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan

dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini

menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yg memberinya

kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya, memberinya perluasan

dan kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan menempatkannya pada suatu posisi untuk

menikmati apa yg belum diberikan alam.

Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah

puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya.

Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak

memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan

inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki, mewujudkan,

membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.

Page 10: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai.

Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau

dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat

disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang merasa rela

untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.

Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya

sendiri, dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan

mulia. Ia memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan

untuk memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan

alami. Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya

arti kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.

Semua definisi di atas tidak mempermasalahkan pembenaran alamiah, rasional atau

ilmiah untuk manifestasi eksistensi yg paling mulia dari makhluk yg disebut manusia, dalam

semua agama dan kebudayaan sepanjang sejarah diakui sebagai sumber terbesar,

keagungan tertinggi, emosi yg paling berharga dan kejadian yg paling ajaib, Dari orang-orang

yg telah mengabaikan kehidupan materialnya demi seni, ilmu, pencari kebenaran, dari

seseorang yg memilih cinta drpd kehidupan yg layak , sampai kepada seseorang yg demi

akidah atau negara atau humanisme, membutakan matanya dari masalah cinta pribadi atau

bahkan dari dirinya sendiri, mereka adalah pencipta nilai manusiawi dalam kehidupan

manusia. Nilai dan manfaat adalah dua istilah yg berlawanan, dan yg menjadikan manusia

suatu makhluk yg non material, bebas dari dan juga berada di atas makhluk lain adalah

pandangannya yg tinggi terhadap nilai. Nilai-nilai itu tidak mempunyai wujud dalam alam,

tidak mempunyai identitas eksternal dan material, oleh karena itu, realisme tidak dpt

mengakui eksistensi nilai, karena tanpa kemanusiaan tidak akan ada nilai-nilai.

Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling sempurna

dibandingkan dengan machluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis,

Binatang, dllnya. Tetapi kita sendiri sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan diri

kita sendiri sebagai manusia.

Manusia itu terdiri atas 3 unsur yaitu:

Page 11: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

1. Jasmani.

Terdiri dari Air, Kapur, Angin, Api dan Tanah.

2. Ruh.

Terbuat dari cahaya (NUR). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.

3. Jiwa.(rasa dan perasaan).

Alat dari pada Jiwa yaitu otak, yang terdiri atas 3 bagian juga:

1. Akal (timbangan) haq atau bathil

2. Pikir (hitungan) Untung rugi

3. Zikir (ingatan) Ingat Allah

3.2 Manusia Sebagai Individu

Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia. Ini diikatkan

dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan masyarakat melalui kepribadian

mereka, jenis kelamin mereka serta status sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil melalui

tahap bayi, kanak-kanak, remaja, kematangan dan usia lanjut.

3.2.1 Hati dan kesadaran

Pengalaman subyektif dari seorang individu berpusat di sekitar kesadarannya,

kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya sendiri dan dari

perjalanan waktu. Kesadaran memberikan naiknya persepsi akan kehendak bebas, meskipun

beberapa percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah khayalan yang menyesatkan,

dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau sosial atau biologis. Hati manusia

diperluas ke luar kesadaran, mencakup total aspek mental dan emosional individu. Ilmu

pengetahuan psikologi mempelajari hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar (tak

sadar). Praktek psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freud mencoba menyingkap

bagian dari alam bawah sadar. Freud menyusun diri manusia menjadi Ego, Superego, dan Id.

Carl Gustav Jung memperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif / bersama dan

sebuah proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk ketepatan pendefinisian

individu ‘yang dapat diartikan’.

3.2.2 Emosi

Page 12: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besar mempengaruhi keputusan

serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan

dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.

3.2.3 Seksualitas

Seksualitas manusia, di samping menjamin reproduksi, mempunyai fungsi sosial

penting, membuat ikatan / pertalian dan hirarki di antara individu. Hasrat seksual dialami

sebagai sebuah dorongan / keinginan badani, sering disertai dengan emosi kuat positif

(seperti cinta atau luapan kegembiraan) dan negatif (seperti kecemburuan / iri hati atau

kebencian).

3.2.4 Tubuh

Penampilan fisik tubuh manusia adalah pusat kebudayaan dan kesenian. Dalam

setiap kebudayaan manusia, orang gemar memperindah tubuhnya, dengan tato, kosmetik,

pakaian, perhiasan atau ornamen serupa. Model rambut juga mempunyai pengertian

kebudayaan penting. Kecantikan atau keburukan rupa adalah kesan kuat subyektif dari

penampilan seseorang. Kebutuhan individu terhadap makanan dan minuman teratur secara

jelas tercermin dalam kebudayaan manusia (lihat pula ilmu makanan). Kegagalan

mendapatkan makanan secara teratur akan berakibat rasa lapar dan pada akhirnya

kelaparan (lihat juga malnutrisi).

Rata-rata waktu tidur adalah 8 jam per hari untuk dewasa dan 9–10 jam untuk anak-

anak. Orang yang lebih tua biasanya tidur selama 6–7 jam. Sudah umum, namun, dalam

masyarakat modern bagi orang-orang untuk mendapat waktu tidur kurang dari yang mereka

butuhkan. Tubuh manusia diancam proses penuaan dan penyakit. Ilmu pengobatan adalah

ilmu pengetahuan yang menelusuri metode penjagaan kesehatan tubuh.

3.2.5 Kelahiran dan kematian

Kehidupan subyektif individu berawal pada kelahirannya, atau dalam fase kehamilan

terdahulu, selama janin berkembang di dalam tubuh ibu. Kemudian kehidupan berakhir

Page 13: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

dengan kematian individu. Kelahiran dan kematian sebagai peristiwa luar biasa yang

membatasi kehidupan manusia, dapat mempunyai pengaruh hebat terhadap individu

tersebut. Kesulitan selama melahirkan dapat berakibat trauma dan kemungkinan kematian

dapat menyebabkan rasa keberatan (tak mudah) atau ketakutan (lihat pula pengalaman

hampir meninggal). Upacara penguburan adalah ciri-ciri umum masyarakat manusia, sering

diinspirasikan oleh kepercayaan akan adanya kehidupan setelah kematian. Adat kebiasaan

warisan atau penyembahan nenek moyang dapat memperluas kehadiran sang individu di

luar rentang usia fisiknya. (lihat kekekalan).

3.2.6 Masyarakat

Meskipun banyak spesies berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan

ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan dan

penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan kemajemukan dari adat

kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau kelompok

dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta kepercayaan.

Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada

tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk

dan beradaptasi ke kelompok baru.

3.2.7 Bahasa

Kecakapan berpidato adalah sebuah unsur pendefinisian umat manusia, mungkin

mendahului pemisahan populasi modern filogenetik (lihat Asal usul bahasa). Bahasa adalah

pusat dari komunikasi antar manusia. Kata Yahudi untuk "binatang" (behemah) berarti

"bisu", menggambarkan manusia sebagai "binatang berbicara" (kepandaian bercakap

hewani). Bahasa adalah pusat dari sentuhan identitas ‘khas’ berbagai kebudayaan atau

kesukuan dan sering diceritakan mempunyai status atau kekuatan supernatural (lihat Sihir /

Gaib, Mantra, Vac). Penemuan sistem penulisan sekitar 5000 tahun lalu, yang

memungkinkan pengabadian ucapan, merupakan langkah utama dalam evolusi kebudayaan.

Ilmu pengetahuan Linguistik (ilmu bahasa) menjelaskan susunan bahasa, dan keterkaitan

Page 14: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

antara bahasa-bahasa berbeda. Diperkirakan ada 6000 bahasa yang diucapkan manusia saat

ini. Manusia yang kekurangan kemampuan berkomunikasi melalui ucapan, umumnya

bercakap-cakap menggunakan Bahasa Isyarat.

3.2.8 Agama

Dalam setiap kebudayaan manusia, kerohanian dan ritual mendapat ekspresi dalam

bentuk tertentu. Elemen-elemen ini dapat menggabungkan secara penting pengalaman

pribadi dengan pengalaman penyatuan dan komunal, seringkali membangkitkan emosi yang

sangat kuat dan bahkan luapan kegembiraan. Kekuatan pengikat yang kuat dari pengalaman

tertentu dapat terkadang menimbulkan kefanatikan atau agresi kepada manusia lain yang

tidak termasuk dalam kelompok agamanya, berakibat perpecahan atau bahkan perang.

Teokrasi adalah masyarakat yang dibentuk secara dominan oleh agama, diperintah oleh

pemimpin suci atau oleh seorang pemuka agama. Agama dapat pula berperilaku sebagai

alat penyaluran dan pengaruh dari norma budaya dunia dan tingkah laku yang wajar

dilakukan manusia.

3.2.9 Keluarga dan teman sepergaulan

Individu manusia dibiasakan untuk bertumbuh menjadi seorang pelengkap yang

berjiwa kuat ke dalam suatu kelompok kecil, umumnya termasuk keluarga biologis

terdekatnya, ibu, ayah dan saudara kandung.

Sebagai seorang pelengkap berjiwa kuat yang serupa dapat dikelirukan dengan suatu

kelompok kecil yang sama, yaitu teman sepergaulan sebaya sang individu, umumnya

berukuran antara sepuluh hingga dua puluh individu, kemungkinan berkaitan dengan

ukuran optimal untuk gerombolan pemburu. Dinamika kelompok dan tekanan dari teman

dapat mempengaruhi tingkah laku anggotanya.

Page 15: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Seorang individu akan mengembangkan perasaan kesetiaan yang kuat kepada kelompok

tertentu. Kelakuan manusia yang wajar termasuk seringnya hubungan sosial, dinyatakan

dalam obrolan / percakapan, dansa, menyanyi atau cerita (dikenal dengan curhat).

3.2.10 Suku, bangsa dan negara bagian

Kelompok manusia yang lebih besar dapat disatukan dengan gagasan kesamaan

nenek moyang (suku, etnis) atau kesamaan fokus budaya atau materi (bangsa atau negara

bagian), sering dibagi lebih lanjut menurut struktur kelas sosial dan hirarki. Sebuah suku

dapat terdiri dari beberapa ratus individu, sementara negara bagian modern terbesar berisi

lebih dari semilyar. Konflik kekerasan di antara kelompok-kelompok besar disebut

peperangan. Kesetiaan / pengabdian untuk kelompok yang besar seperti ini disebut

nasionalisme atau patriotisme. Dalam keekstriman, perasaan pengabdian terhadap sebuah

lembaga atau kewenangan dapat mencapai keekstriman pathologi, yang berakibat hysteria

massa (gangguan syaraf) atau fasisme.

Antropologi budaya menjelaskan masyarakat manusia yang berbeda-beda, dan

sejarah mencatat interaksi mereka berikut kesuksesan yang dialami. Organisasi dan

pemerintahan bentuk modern dijelaskan oleh Ilmu Politik dan Ekonomi.

3.2.11 Kebudayaan dan peradaban

Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat

kerumitan tertentu, umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama,

iptek, sastra serta filsafat. Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute

perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan manusia

dan ekspresi seni mendahului peradaban dan dapat dilacak sampai ke palaeolithik (lukisan

goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan

transisi dari masyarakat pemburu dan pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan

menetap sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan menjadi bagian penting dari

Page 16: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

kebudayaan manusia (anjing, domba, kambing, lembu). Dalam masa sejarah ilmu

pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat (lihat Sejarah iptek).

3.3 Interaksi Individu

Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita berhubungan dengan antar individu

dan kelompok di lingkungan sosial yang berbeda-beda. Individu memiliki karakter yang

berlainan satu dengan yang lainnya. Perbedaan antar karakter individu sebagai identitas diri

individu masing-masing. Perilaku yang ditunjukkan oleh individu, membuat individu yang

lain mengambil sikap atau tindakan sebagai reaksi individu yang bersangkutan. Interaksi

individu akan membentuk kondisi lingkungan dalam pergaulannya.

Reaksi yang diambil oleh individu, bisa sebagai reaksi positif atau negative terhadap

perilaku individu yang lain. Reaksi positif, bisa disebabkan masing-masing individu saling

menghargai, mengikuti norma yang berlaku, tidak menunjukkan egois yang berlebihan,

persamaan pemikiran, kesamaan kepentingan, tujuan atau merasakan adanya perasaan

senasib. Reaksi negatif yang terjadi, bisa karena ada salah satu individu tidak mengindahkan

norma-norma yang ada, merasa tidak ada kesamaan kepentingan, egois yang berlebihan,

tidak sejalan pemikiran, tujuan yang berbeda dan merasa diri lebih hebat dari yang

lain.Interaksi individu bisa dalam lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja dan

masyarakat. Masing-masing lingkungan sosial mempunyai penekanan norma-norma

Lingkungan keluarga : Sebagai lingkungan sosial awal dalam membentuk karakter

individu. Anak sebagai individu menghormati orang tua, menyayangi sesama anggota

keluarga. Begitu juga dengan orang tua, menyayangi sesama anggota keluarganya. Jika tidak

ada saling menyayangi akan timbul kekacauan dalam keluarga. Keluarga juga sebagai

tempat individu untuk berlindung.

Sekolah : Individu dalam sekolah menjalankan peranan masing-masing. Individu

sebagai murid dalam lingkungan sekolah, berinteraksi dengan individu yang sebaya.

Memiliki tujuan yang sama untuk belajar, memiliki kesamaan kepentingan dan ada aturan.

Membuat individu hampir tidak ada perselisihan.

Tempat kerja : Individu satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan latar belakang,

Namun dengan perbedaan yang ada, mereka harus bekerjasama untuk kemajuan diri dan

Page 17: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

perusahaannya. Individu dalam lingkungan kerja melakukan hubungan komunikasi yang

baik, untuk kemajuan perusahaan. Jika tidak ada komunikasi yang baik, akan membuat

lingkungan kerja yang kurang nyaman.

Masyarakat : Lingkungan paling luas bagi individu untuk berinteraksi dengan individu

lain. Masing-masing individu memiliki perbedaan latar belakang, kepentingan dan tujuan.

Hal yang kelihatan dengan mata, bisa sebagai kebohongan karena ada kepentingan dan

tujuan yang berlainan. Individu menjaga jarak sebagai perlindungan diri. Tapi masing-masing

individu saling menghargai karena adanya norma sosial.

Individu dalam berinteraksi mempunyai perbedaan maupun persamaan. Jika masing-

masing individu dapat menggambarkan atau melukiskan keadaan dan perasaan diri orang

lain ke dalam diri sendiri, maka akan tercipta suasana lingkungan sosial yang nyaman.

BAB IV

PENUTUP

Individu memiliki nilai (kebaikan) dan martabat intrinksik. Inilah implikasi dan citra

Tuhan dalam diri manusia. Hal ini tampak dalam kemampuan berkomunikasi secara cerdas,

mentransendensi diri, merenungkan masa depan, memilih secara bertanggung jawab dan

memiliki rasa humor. Individu merepresentasikan nilai tertinggi.

Manusia merepresentasikan nilai tertinggi yang melampaui nilai-nilai lain, misal nilai

institusional dan nilai moralistik. Individu-individu tidak bisa dinilai berdasarkan kualitas

jiwani mereka atau berdasarkan status sosial mereka. Mereka seyogiyanya tidak saling

Page 18: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

memanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan masing-masing. Justru niscayalah mereka

berelasi dengan cara yang dirangkum olen Martin Buber dalam ungkapan I and Thou (Aku

dan Engkau Saudaraku). Manusia merupakan makhluk yang merupakan ciptaan tertinggi

Tuhan.

Individu-individu memiliki kebutuhan-kebutuhan. Setiap insan punya kebutuhan

tertentu yang melekat pada dirinya. Ada banyak pendapat yang merangkum katalog

kebutuhan (motif, dorongan) itu. Daftar tersebut mungkin merangkum kebanyakan

kebutuhan dasar: udara, minuman dan makanan, kebersihan, persekutuan antar insan dan

komunikasi, cinta kasih dan seksual. Hal-hal itu tidak bersifat opsional, karena diperlukan

untuk survivalitas dan kesejahteraan hidup wajar. Hal-hal yang opsional adalah cara-cara

yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan itu.

Maslow memeringkatkan berbagai kebutuhan dalam suatu hierarki. Pada tataran

paling dasar ada kebutuhan untuk survivalitas, mencakup udara, air, makanan, kebutuhan

fisiologis, seks, komunikasi dan istirahat. Pada tataran di atasnya ada kebutuhan akan

keamanan, mencakup kebutuhan-kebutuhan yang lahir dari keinginan menepis rasa takut,

kebutuhan keamanan fisis, kebutuhan untuk menjaga diri dan kebutuhan ekonomis. Pada

tataram berikutnya terdapat kebutuhan sosial, mencakup kebutuhan akan kepemilikan,

kebutuhan pada perspektif individu, kelompok, korporasi. Pada tataran berikut terdapat

kebutuhan akan harga diri, mencakup pengakuan, penghayatan diri sebagai kemandirian,

kebutuhan akan status di tengah masyarakat dan kebutuhan akan orang-orang lain. Pada

puncaknya terdapat kebutuhan untuk beraktualisasi diri.

Individu-individu mempunyai tujuan-tujuan. Manusia tidak bisa dimengerti secara

psikologis lepas dari tujuan-tujuan individualnya, karena proses mental dan aktivitas fisis

yang selalu dihasilkannya selalu berorientasi ke tujuan yang bagi si manusia terasa

menawarkan berbagai janji bernilai.

Individu-individu saling berelasi. Relasi mencerminkan kebutuhan akan interaksi

yang memungkinkan individu merealisasikan kepribadiannya. Seperti dikatakan Paul

Johnson, sangat sulit dibayangkan bagaimana kepribadian manusia akan berkembang di

tengah isolasi diri dari orang-orang lain.

Individu memiliki kemerdekaan. Setiap insan punya hak inheren untuk membuat

keputusan dan melangsungkan suatu kehidupan pribadi. Individu memiliki potensi untuk

memilih secara arif dan menjalani kehidupan yang diarahkan oleh dirinya sendiri, dipenuhi

Page 19: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

oleh dirinya sendiri dan ditransendensi oleh dirinya sendiri. Bahkan manusia punya hak

untuk melakukan kesalahan, kendati hak itu bisa dikontrol oleh institusi sosial, seperti

pemerintah.

Individu mempunyai tanggung jawab. Setiap insan bertanggung jawab atas pilihan

pribadi yang telah dibuatnya. Manusia bertanggung jawab atas kehidupannya dan

bertanggung jawab terhadap Tuhan serta orang-orang lain atas setiap keputusan yang

dibuatnya. Maka sesungguhnya manusia bertanggung jawab untuk berpartisipasi dalam

relasi dengan Tuhan dan orang lain, serta bertanggung jawab untuk memelihara relasi itu.

Individu bertumbuh kembang karena cinta kasih (kasih sayang). Selama berabad-abad, cinta

kasih (kasih sayang) selalu menjadi tema warta para nabi, para guru dan para penyair di

tengah dunia. Kini para saintis perilaku meyakini betapa kehidupan tanpa cinta kasih (kasih

sayang) adalah cacat fatal. Anak yang tak diinginkan, kenakalan remaja, neurosis pada orang

dewasa dan problem insan lanjut usia, semuanya merepresentasikan keputusasaan karena

kondisi miskin cinta kasih (kasih sayang).

Individu mempunyai jalan menuju relasi ilahi. Seiring dengan kian diraihnya

pemahaman tentang relasi antar insan, manusia pun makin mungkin menyadari adanya

potensi untuk menumbuhkembangkan relasi personal dengan Tuhan. Rasa bersalah atau

rasa berdosa bisa memotivasi manusia mencari relasi seperti itu, karena pengampunan

Tuhan yang selalu terangkum di dalamnya.

Page 20: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ridwan & Elly Malihah, 2007. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

(PLSBT), Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek.

http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia

http://spiritual.8m.com/keajaiban_manusia.htm

http://prayudi.wordpress.com/2007/11/27/gaya-belajar-individu/

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/pengaruh-lingkungan-terhadap-

individu/

http://pormadi.wordpress.com/2006/05/03/landasan-filosofis-individu-manusia/

http://idb.siutao.com/2007/08/01/dampak-interaksi

individu/edwi.dosen.upnyk.ac.id/PSIKOM.2.05.doc

http://groups.google.co.id/group/soc.culture.indonesia/browse_thread/thread/

6f117acd3bfd260b/5361eeed5cd957ad?

hl=id&lnk=st&q=manusia+sebagai+makhluk+individu#5361eeed5cd957ad

Page 21: Manusia Sebagai Mahkluk Individu

21

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

http://groups.google.co.id/group/soc.culture.indonesia/browse_thread/thread/

6f117acd3bfd260b/5361eeed5cd957ad?

hl=id&lnk=st&q=manusia+sebagai+makhluk+individu#5361eeed5cd957ad

http://groups.google.co.id/group/alt.culture.indonesia/browse_thread/thread/

1c006df8736f6c94/92760393d3a6a0d2?

hl=id&lnk=st&q=peran+manusia+sebagai+makhluk+individu#92760393d3a6a0d