Manusia Dan Etika

13
MANUSIA DAN ETIKA (Etika Berpacaran di Tempat Bersejarah) Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar Disusun Oleh: Kelompok 6 Kelas A 2009 Chandra Istiani L0C007034 Intan Ichsani Mulya L0C009006 Yayang Ade Suprana L0C009007 Anton Herlana Putra L0C009013 Aguk Dewantara L0C009016 Isra’ Sari Doraya L0C009019 Dea Novita Permatasari L0C009045 Summa Rezki Artha L0C009046 Wulan Suci Wijayanti L0C009049 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK

Transcript of Manusia Dan Etika

Page 1: Manusia Dan Etika

MANUSIA DAN ETIKA

(Etika Berpacaran di Tempat Bersejarah)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Kelas A 2009

Chandra Istiani L0C007034

Intan Ichsani Mulya L0C009006

Yayang Ade Suprana L0C009007

Anton Herlana Putra L0C009013

Aguk Dewantara L0C009016

Isra’ Sari Doraya L0C009019

Dea Novita Permatasari L0C009045

Summa Rezki Artha L0C009046

Wulan Suci Wijayanti L0C009049

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2010

Page 2: Manusia Dan Etika

BAB I

PENDAHULUAN

Ditinjau dari aspek moral, Manusia merupakan subjek terpenting dalam

perkembangan dunia. Manusia berfungsi untuk mengontrol perkembangan moral dengan

berpedoman pada etika-etika yang telah ada . Etika ini menjadi nilai dan norma yang

dapat mengikat manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan adanya etika

ini maka secara tidak langsung manusia dituntut untuk menjaga nilai-nilai dan norma-

norma yang berlaku di masyarakat. Macam-macam etika bermacam-macam antara lain

etika berbicara , etika berpakaian dan lain sebagainya.

Etika sangat penting dalam sosialisasi dan komunikasi dalam hubungan

bermasyarakat. Sosialisasi ini dapat dikatakan baik apabila etika-etika yang berlaku di

masyarakat diterapkan dan tujuannya tercapai. Begitu pula dengan komunikasi, yang

dapat dikatakan baik apabila menggunakan etika berkomunikasi .Misalnya komunikasi

secara lisan, maka harus mematuhi dan menerapkan etika berbicara.

Etika yang berlaku dalam hubungan antar manusia cenderung tidak diperhatikan

lagi sejalan dengan perkembangan zaman. Di era modern ini contohnya, banyak anak

muda yang berpacaran tanpa berpedoman pada etika. Mereka berpacaran sesuai

keinginan mereka masing-masing. Bahkan ,banyak dari mereka telah melampaui batas

dalam berpacaran. Batas –batas berpacaran tidak dihiraukan lagi. Hal inilah yang

menjadi permasalahan dalam kehidupan social masyarakat terutama aspek moral dari

para penerus generasi bangsa.

Page 3: Manusia Dan Etika

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Manusia dalam ilmu Budaya

Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan

dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan

nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang

dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama

makhluk alamiah dengan manusia dia tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan

nalurinya dan terikat erat oleh alam sekitarnya.

2.2 Pengertian Etika

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat

internasional diperlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia

bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi salingmenghormati dan dikenal

dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.

Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-

masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa

merugikankepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan

sesuaidengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak

asasiumumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di

masyarakat kita.

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat

kebiasaanmanusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang

benardan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal darikata

Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah danukuran-ukuran

bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskanoleh beberapa ahli berikut

ini :

Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam

berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Page 4: Manusia Dan Etika

Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang

tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang

dapat ditentukan oleh akal.

Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara

mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia

dalamhidupnya.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika

memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian

tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan

bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita

untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kitalakukan dan yang perlu

kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkandalam segala aspek atau sisi

kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapatdibagi menjadi beberapa bagian sesuai

dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.

Pengertian Etika(Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang

berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan(custom). Etika biasanya berkaitan erat

dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam

bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang

dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan

yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan

sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan

yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu:

Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan

hidup(sila) yang lebih baik (su).

Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Filsuf Aristoteles,

dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan Etika.

Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk

ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.

Page 5: Manusia Dan Etika

Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan

kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human

nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau

perbuatan manusia.

Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok

perhatiannya; antara lain:

1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat

dari hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of

the right).

2. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama

dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular

class of human actions)

3. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai

individual. (The science of human character in its ideal state, and moral principles as

of an individual)

4. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)

2.3 Macam-macam Etika

Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan

kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral(mores). Manusia disebut etis,

ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajathidupnya dalam rangka

asas keseimbangan antara kepentingan pribadi denganpihakyang lainnya, antara rohani

dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhlukberdiri sendiri dengan penciptanya.

Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilaiatau norma-norma yang dikaitkan dengan etika,

terdapat dua macam etika (Keraf:1991: 23), sebagai berikut:

Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku

manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai

sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta

Page 6: Manusia Dan Etika

secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu

fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Da-pat

disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai

dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan

manusia dapat bertindak secara etis.

Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan

seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh

manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif

merupakan norma- norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara

baik dan meng hindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma

yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

2.4 Studi Kasus

Tanggal : 15 Jun 2009Sumber : vhrmedia.com

Prakarsa Rakyat, 12 Juni 2009 - 12:56 WIB

Yovinus Guntur WicaksonoSatpol PP Pemerintah Kota Surabaya menggusur pedagang dengan brutal. Anak tukang bakso meninggal tersiram kuah panas.

KOTA Surabaya Senin pagi pertengahan Mei 2009 demikian cerah. Para pedagang yang biasa mangkal di Jalan Boulevard bersemangat memulai hari. Tidak terkecuali Bunali. Pedagang bakso ini berangkat sekitar pukul 10.00 dari rumah kontrakannya, bersama Sumariyah, dan anak balita mereka, Siti Khoiyaroh. Segera suami-istri ini cekatan melayani pembeli, mangkok demi mangkok.

Dua jam kemudian senyum Bunali dan Sumariyah sirna. Juga para pedagang lainnya. Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Kota Surabaya datang “menertibkan” para pedagang kaki lima di Jalan Boulevard.

Page 7: Manusia Dan Etika

Bunali dan Sumariyah bergegas mengemasi dagangan. Siti Khoiyaroh pun dinaikkan di atas gerobak bakso. Nahas bagi keluarga Bunali. Belum lagi menyelamatkan diri, mereka diburu sekitar 10 anggota Satpol PP.

Agar buruan tak lepas, dengan segala cara, para petugas Satpol PP mengejar Bunali dan Sumariyah. Bahkan, truk Satpol PP menabrak gerobak bakso Bunali. Gerobak bakso terguling. Kuah bakso panas tumpah, menyiram tubuh Siti Khoiyaroh yang juga terguling. Seketika tubuh bocah empat setengah tahun ini melepuh. Belum sempat menolong Khoiyaroh, rambut Sumariyah dijambak petugas Satpol PP.

Tubuh Khoiyaroh yang mengalami luka bakar serius, hingga 67 persen. Sumariyah luka ringan. Keduanya dilarikan ke Rumah Sakit dr Soetomo. Untuk menetralkan keseimbangan cairan tubuhnya, Siti Khoiyaroh mendapatkan bantuan cairan elektrolit.

Tim dokter terus berjuang memulihkan luka bakar Siti Khoiyaroh. Sayang sekali, setelah menjalani perawatan 10 hari, bocah balita ini meninggal. (bersambung)

BAB III

PEMBAHASAN

Budaya berpacaran di Indonesia memang sudah tidak memperhatikan etika yang

ada. Para pemuda dan pemudi bebas memilih tempat yang mereka sukai untuk

berpacaran tanpa memperhatikan asal usul adanya tempat itu, seperti tempat yang

bersejarah. Salah satunya area Tugu Muda yang sering di jadikan tempat berpacaran

yang sudah kelewat batas (tidak memperhatikan etika yang ada) sering mereka lakukan

ketika malam hari. Pemandangan orang- orang berpacaran ini sangat mengganggu warga

lain yang ingin berkunjung untuk mengetahui sejarah adanya Tugu Muda tersebut.

Selain itu kepadatan pengunjung tersebut membuat macet di jalan dekat Tugu Muda. Hal

ini juga menjadi masalah bagi para pengendara kendaraan yang melewati area di sekitar

Tugu Muda.

Page 8: Manusia Dan Etika

Seharusnya Tugu Muda di jadikan tempat untuk menimba ilmu, untuk mengetahui

asal mula adanya monument tersebut. Bukan dijadikan sebagai area berpacaran. Selain

itu orang yang berpacaran pun harus mengetahui etika berpacaran yang baik tidak

melakukan nya di tempat yang bersejarah ini seperti Tugu Muda. Walaupaun sebagian

orang berpendapat tempat ini sangat cocok untuk mereka berpacaran dengan dihisasi

lampu- lampu yang rendup dan pemandangan kota yang indah, namun sebaiknya mereka

tetap memperhatikan etika yang ada, yaitu untuk tidak melakukan pacaran di tempat

yang memiliki sejarah bagi bangsa Indonesia. Para pemuda dan pemudi harus bisa

memilih tempat seperti taman- taman rekreasi yang telah disediakan oleh Pemda

Semarang yang bisa juga meraka gunakan untuk berpacaran. Karena bagaimanapun

tempat bersejarah seperti Tugu Muda ini tidak boleh dikotori oleh perbuatan yang tidak

baik. Seharusnya digunakan sebagai tempat untuk mengenang para pahlawan. Kita

sebagai generasi penerus seharusnya menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang

mati- matian untuk memerdekaan Negara kita seperti saat ini.

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Solusi

Supaya Area Tugu Muda tidak dijadikan sebagai tempat berpacaran

khusunya oleh para pemuda dan pemudi sebaiknya Pemda kota Semarang

membangun area atau tempat rekreasi seperti taman yang memiliki suasana

seperti di Tugu Muda. Namun area ini harus tetap dilakukan pengawasan, supaya

orang – orang yang berpacaran tetap memperhatikan etika berpacaran yang baik

dan sopan. Sehingga area ini tidak hanya dapat di nikmati oleh para pemuda

pemudi saja namun dari semua umur dan semua kalangan.

Page 9: Manusia Dan Etika

4.2 Saran

Orang – orang yang melakukan pacaran sebaiknya tetap memperhatikan

etika yang ada. Seperti memilih tempat berpacaran yang selayaknya serta

melakukan cara berpacaran yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://etikaprofesidanprotokoler.blogspot.com/2008/03/pengertian-etika.html

http://asyilla.wordpress.com/2007/06/30/pengertian-etika/