Manop Materi 2

6
BAB I. LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pengendalian persediaan adalah merupakan usaha- usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan termasuk keputusan-keputusan yang diambil sehingga kebutuhan akan bahan untuk keperluan proses produksi dapat terpenuhi secara optimal dengan resiko yang sekecil mungkin. Persediaan yang terlalu besar (over stock) merupakan pemborosan karena menyebabkan terlalu tingginya beban- beban biaya guna penyimpanan dan pemeliharaan selama penyimpanan di gudang. Disamping itu juga persediaan yang terlalu besar berarti terlalu besar juga barang modal yang menganggur dan tidak berputar. Begitu juga sebaliknya kekurangan persediaan (out of stock) dapat menganggu kelancaran proses produksi sehingga ketepatan waktu pengiriman sebagaimana telah ditetapkan oleh pelanggan tidak terpenuhi yang ada sehingga pelanggan lari ke perusahaan lain. Singkatnya pengendalian persediaan merupakan usaha-usaha penyediaan bahan-bahan yang diperlukan untuk proses produksi sehingga dapat berjalan lancar tidak terjadi kekurangan bahan serta dapat diperoleh biaya persediaan yang sekecil-kecilnya. Pada dasarnya pengendalian persediaan dimaksudkan untuk membantu kelancaran proses produksi, melayani kebutuhan perusahaan akan bahan-bahan atau barang jadi dari waktu ke waktu. Fungsi utama pengendalian persediaan adalah ”menyimpan” untuk melayani kebutuhan perusahaan akan bahan mentah atau barang jadi dari waktu ke waktu. 1.2 Tujuan Mahasiswa mampu memahami tentang pengendalian persediaan pada suatu perusahaan. Mahasiswa dapat mencari nilai pengendalian persediaan dengan menggunakan software perhitungan pada komputer. Mahasiswa dapat mengaplikasikan pengendalian persediaan dalam kehidupan sehari – hari.

description

praktikum manop 2015

Transcript of Manop Materi 2

Page 1: Manop Materi 2

BAB I. LATAR BELAKANG

1.1 Latar BelakangPengendalian persediaan adalah merupakan usaha-usaha yang

dilakukan oleh suatu perusahaan termasuk keputusan-keputusan yang diambil sehingga kebutuhan akan bahan untuk keperluan proses produksi dapat terpenuhi secara optimal dengan resiko yang sekecil mungkin. Persediaan yang terlalu besar (over stock) merupakan pemborosan karena menyebabkan terlalu tingginya beban-beban biaya guna penyimpanan dan pemeliharaan selama penyimpanan di gudang. Disamping itu juga persediaan yang terlalu besar berarti terlalu besar juga barang modal yang menganggur dan tidak berputar. Begitu juga sebaliknya kekurangan persediaan (out of stock) dapat menganggu kelancaran proses produksi sehingga ketepatan waktu pengiriman sebagaimana telah ditetapkan oleh pelanggan tidak terpenuhi yang ada sehingga pelanggan lari ke perusahaan lain. Singkatnya pengendalian persediaan merupakan usaha-usaha penyediaan bahan-bahan yang diperlukan untuk proses produksi sehingga dapat berjalan lancar tidak terjadi kekurangan bahan serta dapat diperoleh biaya persediaan yang sekecil-kecilnya.

Pada dasarnya pengendalian persediaan dimaksudkan untuk membantu kelancaran proses produksi, melayani kebutuhan perusahaan akan bahan-bahan atau barang jadi dari waktu ke waktu. Fungsi utama pengendalian persediaan adalah ”menyimpan” untuk melayani kebutuhan perusahaan akan bahan mentah atau barang jadi dari waktu ke waktu.

1.2 Tujuan Mahasiswa mampu memahami tentang pengendalian persediaan pada

suatu perusahaan. Mahasiswa dapat mencari nilai pengendalian persediaan dengan

menggunakan software perhitungan pada komputer. Mahasiswa dapat mengaplikasikan pengendalian persediaan dalam

kehidupan sehari – hari.

Page 2: Manop Materi 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

1.3 Pengendalian PersediaanPengendalian Persediaan merupakan salah satu serangkaian kebijakan

pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan beberapa besar pesanan harus diadakan. Dalam sistem ini menentukan dan menjamin tersedianya persediaan yang tepat dalam kuantitas dan waktu yang tepat (Herjanto, 2004).

1.4 Independent DemandIndependen Demand merupakan sebuah permintaan terhadap material,

parts, atau produk yang bebas atau tidak terkait langsung dengan struktur bill of material untuk produk akhir atau item tertentu. Permintaan untuk produk akhir, parts, atau produk yang digunakan untuk percobaan pengujian produk itu, dan suku cadang untuk pemeliharaan merupakan golongan independent demand (Gasperz, 2002).

1.5 Model Pengendalian1.5.1 Economic Order Quantity (EOQ)

Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah pemesanan paling ekonomis, yaitu jumlah pembelian barang yang dapat meminimalkan jumlah biaya pemeliharaan barang dari gudang dan biaya pemesanan setiap tahun. Asumsi dasar dalam menerapkan metode EOQ untuk dipenuhi yaitu Permintaan dapat ditentukan secara pasti dan konstan, item yang dipesan indenpenden dengan item yang lain, pesanan yang diterima dengan segera dan pasti, tidak terjadi stock out serta harga item konstan. Secara matemastis dinyatakan sebagai berikut:

dimanaR    : kebutuhan bahan mentah satu tahunCo = Cs = S    : Ordering Cost setiap kali pesanCh = H   : Holding Cost per unit per satu satuan waktu(DuBrin, 2011).

1.5.2 Periodec Order Quantity (POQ)Period Order Quantity (POQ) merupakan salah satu Pendekatan

menggunakan konsep jumlah pemesanan ekonomis agar dapat dipakai pada periode bersifat permintaan diskrit, teknik ini dilandasi oleh metode EOQ. Dengan mengambil dasar perhitungan pada metode pesanan ekonomis maka akan diperoleh besarnya jumlah pesanan yang harus dilakukan dan interval periode pemesanannya adalah setahun (Hill, 2012).

Page 3: Manop Materi 2

1.5.3 ABC AnalysisAnalisis ABC membagi persediaan yang ada ke dalam tiga

kelompok berdasarkan volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis ABC merupakan penerapan persediaan dari Prinsip Pareto. Prinsip Pareto menyatakan bahwa ada "beberapa yang penting dan banyak yang sepele". Pemikiran yang mendasari prinsip ini adalah bagaimana memfokuskan sumber daya pada bagian persediaan penting yang sedikit itu dan bukan pada bagian persediaan yang banyak namun sepele. Untuk menentukan nilai uang tahunan dari volume dalam analisis ABC, dilakukan pengukuran permintaan tahunan dari setiap butir persediaan dikalikan dengan biaya per unit. Butir persediaan kelas A adalah persediaan-persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya tinggi. Butir-butir persediaan semacam ini mungkin hanya mewakili sekitar 15% dari butir-butir persediaan total, tetapi mewakili 70% sampai 80% dari total biaya persediaan. Butir persediaan kelas B adalah butir-butir persediaan yang volume tahunannya (dalam nilai uang) sedang. Butir-butir persediaan ini mungkin hanya mewakili 30% dari keseluruhan persediaan dan 15% sampai 25% dari nilainya. Butirbutir persediaan yang volume tahunannya kecil, dinamakan kelas C, yang mewakili hanya 5% dari keseluruhan volume tahunan tetapi sekitar 55% dari keseluruhan persediaan (Gopalakhrisnan, 1993).

1.6 Data-data Model pengendalian Persediaan Independent Demand1.6.1 Biaya Pembelian

Biaya pembelian (purchase cost) adalah harga per unit apabila item dibeli dari pihak luar atau biaya produksi per unit apabila diproduksi dalam perusahaan. Biaya per unit akan selalu menjadi bagian dari biaya item dalam persediaan. Untuk pembelian item dari luar biaya per unit adalah harga beli ditambah biaya pengangkutan. Sedangkan untuk item yang diproduksi di dalam perusahaan biaya per unit adalah termasuk biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya overhead pabrik (Suswardji dkk, 2012).

1.6.2 Biaya PemesananBiaya pemesanan (ordering cost) mencakup biaya-biaya

pasokan, formulir, pemrosesan pesanan, tenaga para pekerja, dan sebagainya. Pada saat produk pesanan dibuat, timbul pula biaya pemesanan,tetapi biaya ini dikenal dengan nama biaya pemasangan (Pawitan dkk, 2008).

1.6.3 Biaya PenyimpananBiaya penyimpanan merupakan biaya yang harus ditanggung

oleh perusahaan sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan. Beberapa contoh dari biaya penyimpanan antara lain : Biaya simpan bahan Biaya asuransi bahan Biaya kerusakan bahan dalam penyimpanan

Page 4: Manop Materi 2

Biaya pemeliharaan bahan Biaya pengepakan kembali Biaya modal untuk investasi bahan Biaya kerugian penyimpanan Biaya sewa gudang per satuan unit bahan Risiko tidak terpakainya bahan karena usang Biaya biaya lain yang terikat dengan jumlah bahan yang

disimpan dalam perusahaan yang besangkutan. Biaya penyimpanan semacam ini sering disebut sebagai carrying

cost atau holding cost (Pawitan dkk, 2008).1.6.4 Biaya Kekurangan Persediaan

Biaya Kekurangan Persediaan (stock out cost) adalah konsekuensi ekonomis atau kekurangan dari luar maupun dari dalam perusahaan. Kekurangan dari luar tetjadi apabila pesanan konsumen tidak dapat dipenuhi. Sedangkan kekurangan dari dalam terjadi apabila departemen tidak dapat memenuhi kebutuhan depertemen lain. Biaya kekurangan dari luar dapat berupa biaya backorder, biaya kehilangankesempatan penjualan, dan biaya kehilangan kesempatan menerima keuntungan. Biaya kekurangan dari dalam perusahaan dapat berupa penundaan penerimaan atau idle kapasitas (Suswardji dkk, 2012).

1.6.5 Lead TimeLead Time atau tenggang waktu adalah waktu yang diperlukan

oleh bagian processing/produksi untuk memproduksi item produk  per capacity yang sudah ditentukan. Lead time yang semakin pendek  pasti menjadi  salah satu kekuatan manufacture dalam  iklim persaingan yang semakin kompetitif.  Pada dasarnya, tidak ada customer yang mau menunggu dalam waktu relative lama, saat membeli (Rushton,2000).

Page 5: Manop Materi 2

DAFTAR PUSTAKA

Dubrin, Andrew, 2011. Essentials Of Management. Cengage LearningGasperz, Vincent, 2002. Production Palnt & Invnt Control, Gramedia Pustaka

UtamaGopalakrishnan, P, 1993. Handbook Of Materials Management, PHI Learnng Pvt,

LtdHerjanto, Eddy, 2004. Sains Manajemen, GrasindoHill, Arthur, V, 2012. The Encyclopedia Of Operation Management; A Field

Manual And Glossary Of Operation Management Terms And Concepts. FT Press; New Jersey

Pawitan, Gandhi, Dkk, 2008. Aplikasi Paneto Dalam Pengendalian Inventori Bahan Baku Pada Bisnis Restoran, Jurnal Administrasi Bisnis 2008. Vol. 4 No 1; Hal 80 – 96

Rushton, Alan, 200. The Handbook Of Logistics And Distribition Management, Kogan Page Publishers

Suswardji, Edi. Dkk, 2012. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Naku Pada Pt Nt Piston Ring Indonesia Di Karawang, Jurnal Manajemen Vol 10, No 1