MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

43
__________________________________________________________________ PETUNJUK PRAKTIKUM __________________________________________________________________ MANAJEMEN USAHA PERTANIAN __________________________________________________________________ Penyusun : Dr. Ir. Anas Tain, MM LABORATORIUM AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Transcript of MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Page 1: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

__________________________________________________________________

PETUNJUK PRAKTIKUM __________________________________________________________________

MANAJEMEN USAHA PERTANIAN __________________________________________________________________

Penyusun : Dr. Ir. Anas Tain, MM

LABORATORIUM AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Page 2: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas segala rahmat dan karunia Allah SWT, perbaikan buku penuntun

atau petunjuk praktikum mata kuliah Manajemen Usaha Pertanian sebagai tambahan materi

muatan lokal Fakultas Pertanian - Peternakan UMM dalam rangka meningkatkan mutu lulusan

yang mempunyai nilai lebih.

Tujuan penulisan buku penuntun praktikum ini bukan hanya untuk membekali

mahasiswa tentang pengetahuan-pengetahuan praktis di bidang usahatani saja, akan tetapi juga

membekali mahasiswa dengan pengetahuan dasar tentang berbagai macam lembaga-lembaga

ataupun saluran pemasarannya, disamping itu, mahasiswa dituntut untuk dapat melakukan

penelusuran secara aplikatif terhadap potensi pertanian di daerah tertentu serta mampu

melakukan analisis terhadap berbagai aspek-aspek dalam sarana produksi tersebut seperti biaya

tetap, biaya tidak tetap, biaya penyusutan dan lain sebagainya. Dengan demikian pemahaman

secara teoritis yang disertai dengan pengalaman praktis akan memudahkan mahasiswa dalam

meneliti, terutama dalam penyusunan laporan akhir atau skripsi.

Kritik dan saran kiranya kami harapkan dari pembaca untuk perbaikan dan

penyempurnaan buku ini di masa mendatang.

Malang, Februari 2021

Penyusun

Page 3: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

DAFTAR ISI

PRAKTIKUM 1

RUANG LINGKUP USAHATANI ..................................................................... 1

PRAKTIKUM 2

PENGAMBILAN DATA ..................................................................................... 4

PRAKTIKUM 3-4

ANALISA EKONOMI USAHATANI – TABULASI DATA ............................. 8

PRAKTIKUM 5

ANALISA DATA ................................................................................................. 13

PRAKTIKUM 6

ANALISIS KOMPARASI (PERBANDINGAN)

PENDAPATAN USAHATANI ANTAR DUA DAERAH .................................. 19

PRAKTIKUM 7

DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI DAN KURVA LORENTZ ......... 23

PRAKTIKUM 8

HIPOTESIS ........................................................................................................... 28

PRAKTIKUM 9

ANALISIS ANGGARAN PARSIAL ................................................................... 34

PRAKTIMU 10

LAPORAN AKHIR .............................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 39

Page 4: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 1

PRAKTIKUM

1 RUANG LINGKUP USAHATANI

Pendahuluan

J.P. Makeham dan R.L. Malcolm memberikan definisi usahatani sebagai terjemahan

farm management adalah cara bagaimana mengelola kegiatan-kegiatan pertanian. Petani

mengelola usahatani. Ukuran dan jenis usahatani mungkin berkisar dari sebidang kecil

usahatani subsistem dengan luas lahan yang sempit sampai perusahaan pertanian negara yang

meliputi semua lahan dari beberapa desa. Usahatani mungkin dilaksanakan oleh seorang

penggarap atau pemilik, seorang manajer yang dibayar oleh koperasi/perusahaan, atau oleh

seorang pemilik yang tinggal jauh dari lahan yang dimilikinya.

Tritunggal Usahatani

1) Manusia Petani

Pengelolaan usahatani dalam hakekatnya akan dipengaruhi oleh perilaku petani yang

mengusahakan. Perilaku seorang petani tergantung dari banyak faktor diantaranya dari watak,

suku dan kebangsaan, tingkat kebudayaan dan juga dari kebijaksanaan Pemerintah. Dalam

aktivitas pengelolaan usahatani, seorang petani sesuai dengan skala usahatani yang dimilikinya

memiliki banyak peranan yang dimainkannya. Tidak saja peran sebagai pemilik modal, tetapi

bisa juga peran sebagai penggerak dan peran sebagai manajer di usahataninya.

2) Tanah

Dipandang dari sudut teknis (phisis, biologis) peranan tanah dalam usahatani muncul

dalam berbagai bentuk, diantaranya yang patut diperhatikan adalah:

Tanah dan kaitannya dengan jenis tanaman.

Tanah dan kaitannya dengan waktu bertanam.

Tanah dan kaitannya dengan cara bercocok tanam.

Tanah dan kaitannya dengan bentuk usahatani.

Jenis dan keadaan tanah cukup besar pengaruhnya atas cara bertanam, artinya atas waktu

pengolahan tanah, cara mengolah tanah, cara bercocok tanam dan pula atas

3) Tanaman dan Hewan (Ternak, Ikan).

Dari perbedaan sifat dan panjang masa hidupnya kita mengenal adanya tanaman

semusim dan tanaman tahunan. Di antara tanaman semusim yang banyak ditanam petani adalah

tanaman pangan, tanaman hortikultura seperti : padi, jagung, kedelai, sayur mayur dan lain-

lain. Untuk tanaman tahunan yang banyak diusahakan oleh perkebunan seperti: sawit, kopi,

coklat dan lainnya. Kita juga mengenal ternak kecil, ternak sedang dan ternak besar. Untuk ikan

kita kenal ikan air tawar, ikan tambak, ikan air asin dan jenis lainnya seperti kerang, mutiara

dan lain-lain.

Page 5: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 2

Karena perbedaan habitat akan terdapat kombinasi yang khas antara tumbuhan dan

hewan di berbagai daerah yang berbeda. Dengan mengetahui kondisi daerah dan kriteria sarat

tumbuh, petani dapat menentukan perilaku budidaya yang dikehendaki.

1.1 Klasifikasi Usahatani

1.2.1. Menurut Bentuknya.

a) Usahatani perorangan

b) Usahatani kolektif dan tenaga kerja.

c) Usahatani kooperatif

d) Bentuk Perusahaan Inti Rakyat (PIR)

1.2.2 Menurut Strukturnya.

a) Usahatani khusus.

b) Tidak khusus

c) Usahatani campuran

1.2.3. Menurut Polanya.

Klasifikasi usahatani menurut polanya didasarkan pada macam lahannya, dan

digolongkan dalam 2 kelompok utama yaitu usahatani lahan basah (sawah) dan usahatani lahan

kering. Disamping itu juga terdapat pola campuran.

1.2.4. Menurut Tipenya.

a) Usahatani padi

b) Usahatani palawija

c) Usahatani sayuran

d) Usahatani campuran (tanaman ganda)

e) Usahatani sapi perah dan lain-lain.

1.2.5. Menurut Coraknya.

a) Usahatani subsisten (tingkatan statis) yaitu apabila bertujuan sekedar mencukupi

kebutuhan petani sendiri.

b) Usahatani komersial (tingkatan dinamis) yaitu apabila didorong oleh keinginan untuk

memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.

c) Tingkatan transisi yaitu peralihan antara tingkatan statis ke dinamis.

Tujuan Praktikum

Memberikan wawasan kepada praktikan potensi usahatani daerah berdasarkan

klasifikasi usahatani.

Tugas Praktikum

1. Cari literatur daerah penghasil (sentra produksi) padi, palawija, sayuran,

campuran/tanaman ganda di Kabupaten / Kota Pulau Jawa meliputi Jawa Timur, Jawa

Tengah, Jawa Barat dan Madura. Masing individu 1-2 Kabupaten/Kota. Buatlah tabel

dan cantumkan sumber data.

Page 6: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 3

2. Tentukan wilayah penelitian untuk pengambilan data usahatani dengan ketentuan sbb:

Bentuklah kelompok 3-4 orang dan lakukan survey lapang kemudian informasikan

daerah yang akan anda teliti untuk pembuatan surat perijinan

Waktu pengambilan data 2-3 hari di luar jam perkuliahan.

Page 7: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 4

PRAKTIKUM

2 PENGAMBILAN DATA

Pendahuluan

Untuk mempermudah praktikan, pengambilan data disarankan ke petani tanaman

musiman atau hortikultura yang merupakan kegiatan inti dalam pelaksanaan praktikum. Untuk

memperoleh data yang memiliki validitas maka diperlukan pendekatan – pendekatan personel

sehingga petani sebagai responden tidak enggan untuk memberikan informasi. Tatap muka

langsung dengan petani atau ikut dalam kegiatan petani merupakan kunci untuk memperoleh

data sesuai yang diinginkan praktikan. Selain interview langsung dengan petani, obvervasi

langsung kondisi pertanian di daerah penelitian akan memberikan kontribusi data sebagai

pendukung dalam pengembangan wawasan.

Tujuan Praktikum

Untuk mendapatkan perhitungan secara nyata dari petani serta dapat mengetahui

kendala yang dihadapi petani.

Teknis Pelaksanaan Praktikum

1. Praktikum dilaksanakan di luar kampus atau di luar laboratorium pada suatu daerah

tertentu dan waktu yang telah ditetapkan oleh praktikan.

2. Untuk mempermudah kinerja praktikum, praktikan atau mahasiswa akan dibagi dalam

beberapa kelompok sesuai dengan ketetapan Laboratorium Agribisnis, tetapi untuk

laporan dikerjakan masing-masing individu.

3. Masing-masing kelompok akan diberi sejumlah kuisioner dan outline sebagai panduan

untuk turun lapang dan penyelesaian laporan.

4. Praktikan akan diberikan beberapa kali pengarahan dan pendampingan oleh instruktur

sebelum diadakan turun lapang.

5. Praktikan diharapkan melakukan koordinasi dengan instruktur dan asisten jika

mengalami kendala atau permasalahan di lapang.

Kegiatan Teknis Di Lapang

1. Praktikan akan disebar pada daerah tertentu untuk mencari responden sesuai dengan

jumlah kuisioner yang telah diberikan.

2. Praktikan harus mendapatkan data terbaru yang akurat mengenai monografi Desa

daerah yang dijadikan tempat praktikum.

3. Apabila praktikan tidak mendapatkan responden sejumlah yang telah ditentukan, maka

praktikan wajib mencari responden lagi hingga sesuai dengan jumlah yang telah

ditentukan.

Page 8: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 5

4. Contoh kuesioner sbb:

KUISIONER TURUN LAPANG USAHATANI

KECAMATAN : ……………………..

DESA : ……………………..

I. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Jumlah Tanggungan Keluarga :

Total Luas Tanah Usahatani :

Pekerjaan Sampingan :

Rata-Rata Pendapatan Usahatani : Rp. ………………………./musim

Pendapatan Sampingan : Rp. ………………………./bulan

II. Uraian Umum

1. Apakah bapak/ibu selalu menghitung kapan hari yang cocok (hitungan jawa: pala kependem/pala

gemantung) untuk menanam tanaman ? a. ya b. tidak

2. Bila ya, apa alasan bapak/ibu : ………………………………………..............…...........................…….

………………………………………………………………………………...............................................

3. Apakah bapak/ibu selalu mempertimbangkan jenis komoditi yang cocok ditanam sesuai dengan keadaan

lahan yang dimiliki? a. ya b. tidak

4. Jika ya, apa alasan bapak/ibu : …........................................…………………………………………….

……………..…………………………............................................……………………………………….

5. Dalam penentuan komoditi yang akan ditanam, faktor apa sajakah yang menjadi pertimbangan

bapak/ibu?....................................................................................………………………………………….

. ………………………………………………………………………...........................................………..

6. Dalam berusahatani, apakah panen yang dihasilkan : a. Semua dijual ke pasar/tengkulak, b. Semua untuk

konsumsi keluarga, c. Sebagian dijual sebagian untuk konsumsi sendiri

7. Jika jawaban C, berapa besar prosentase yang di jual ? …………..…. .%

8. Menurut Bapak/ibu jenis komoditi pertanian apakah yang paling cocok untuk dikembangkan di daerah

ini (tanaman tahunan dan semusim) ? tanaman tahunan ………………............……………………..,

untuk tanaman semusim ………………………………………………………………………………..

Page 9: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 6

BIAYA, PENDAPATAN DAN PRODUKSI USAHATANI

Komoditi : ……………………… Luas Lahan : …….ha (kering/sawah)

Varietas : ……………………… Musim Tanam : ……………………….

Uraian Tenaga Kerja Upahan

(riil dikeluarkan)

Tenaga Kerja Keluarga

(diperhitungkan)

Fisik Nilai Fisik Nilai

(HK) (Rp) (HK) (Rp)

A. INPUT TENAGA KERJA

I. Pra Panen

1. Persemaian

…………..

…………

…………

………….

2. Pengolahan Tanah s/d Siap Tanam :

-Membajak

-Menggaru/meratakan

-Mencangkul

………..…

………..…

…………..

…………

…………

…………

…………

…………

…………

……………

……………

……

3. Menanam/menugal …………. ………… ………… ………...

4. Memupuk …………. ………… ………… …………

5. Menyiang …………. ………… ………… …………

6. Pengendalian hama/penyakit …………. ………… ………… ………….

7. Pengairan …………. ………… ………… ………….

8. Lain-lain …………………….. …………. ………… ………… ………….

J u m l a h A.I …………. ………… ………… ………….

II. Pasca Panen

1. Memanen

………….

…………

…………

………….

2. Merontok …………. ………… ………… ………….

3. Membersihkan …………. ………… ………… ………….

4. Mengangkut …………. ………… ………… ………….

5. Mengeringkan …………. ………… ………… ………….

6. Menyimpan …………. ………… ………… ………….

7. Pengolahan hasil (oce, pipil) …………. ………… ………… ………….

8. Lain-lain …………. ………… ………… ………….

J u m l a h A.II. …………. ………… ………… ………….

Jumlah A = A.I. + A. II. …………. ………… ………… ………….

Keterangan : Fisik (HK) diisi jenis TK yang digunakan, misal : 5 P, 4 W, 2 A, 3 T

Uraian

B.SARANA PRODUKSI

1. Benih :

Komoditi 1 : ……………

Komoditi 2 : ……………

Komoditi 3 : ……………

Riil Dikeluarkan Diperhitungkan

Fisik Nilai Fisik Nilai

(kw, kg,..) (Rp) (kw, kg, ) (Rp)

…………..

…………..

…………..

…………

…………

…………

…………

…………

………….

………….

………….

Page 10: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 7

2. Pupuk :

a. Anorganik :

Urea

TSP

KCL

ZA

b. Organik : Kandang/Hijau

c. ZPT : Nama :………………..

Nama : ……………….

………..…

………..…

…………..

………….

…………

…………

…………

……………

……………

……

…………

……………

……………

……

…………

…………. ……… ………… ……….…

………….

………….

…………

……

…………

…………

…………

…………

3. Pestisida :

a. Padat : Nama ……………….

Nama………………..

b. Cair : Nama ………………..

Nama…………………

………kg

………kg

……….lt

……….lt

………

………

………

………

………kg

………kg…

……lt……

…lt

…………

…………

…………

…………

4. Herbisida : Nama ……………

Nama ……………

……….lt

……….lt

………

………

………lt

………lt

………….

………….

5. Lain-lain ……………………. ………… ……… ……….. …………

J u m l a h B ……… …………

C. PENGELUARAN LAIN-LAIN

1. Pajak lahan

2. Sewa lahan

3. Bunga kredit

4. Iuran irigasi

5. ………………

…………

……

………

………

………

………….

………….

………….

………….

………….

J u m l a h C ……… ………….

Jumlah Total : A + B + C ……… ………….

TBRD TBD

OUTPUT :

1.Total Produksi :

Komoditi 1 = …….. Kg bentuk hasil ………. Harga di tingkat petani Rp……./Kg

Komoditi 2 = …….. Kg bentuk hasil ………. Harga di tingkat petani Rp……./Kg

Komoditi 3 = …….. Kg bentuk hasil ………. Harga di tingkat petani Rp……./Kg

2. Nilai Total Produksi (NTP) :

Total Produksi kmdt 1 x harga (Rp) kmdt 1 = Rp. ……………….

Total Produksi kmdt 2 x harga (Rp) kmdt 2 = Rp. ……………….

Total Produksi kmdt 3 x harga (Rp) kmdt 3 = Rp. ……………….

Jumlah = Rp. ………………..

3. Total Biaya Produksi (TBP) = TBRD + TBD = Rp. …………….

4. Pendapatan Bersih :

a. Secara Ekonomis = NTP – TBP = Rp. ………………

b. Secara Riil = NTP – TBRD = Rp. ………………

Page 11: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 8

PRAKTIKUM

3-4 ANALISA EKONOMI USAHATANI - TABULASI

DATA

Pendahuluan

Analisa Biaya dan Pendapatan pada umumnya dibedakan dalam 2 cara berdasarkan sifatnya

yaitu :

Perhitungan Riil: didasarkan biaya-biaya riil atau biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh

petani

Perhitungan Perusahaan: diperhitungkan dari semua faktor produksi yang digunakan baik

yang secara nyata (tunai) maupun yang diperhitungkan

Berdasarkan bentuknya, biaya dibedakan menjadi:

Biaya Tunai (Cash) yaitu pengeluaran dalam bentuk uang tunai untuk berbagai

pembayaran/pembelian.

Biaya tidak tunai yaitu biaya yang nilainya diperhitungkan dari penggunaan faktor produksi

seperti: Biaya tenaga kerja dari dalam keluarga yang tidak dibayarkan tunai, Biaya tenaga

kerja berupa natura (bawon, makan dan lain-lain), Pupuk kandang dari milik sendiri, Bibit

dari milik sendiri, dan sebagainya.

Berdasarkan sifatnya, biaya dibedakan menjadi:

Biaya Tetap (Fixed Ccost) yaitu pengeluaran yang besarnya tidak tergantung atau tidak ada

kaitannya dengan besarnya produksi. Biaya ini bisa berbentuk tunai maupun tidak tunai.

o Yang tunai: sewa tanah/pajak bumi & bunga uang

o Yang diperhitungkan: penyusutan alat-alat.

Biaya tidak tetap (Variabel Cost) : yaitu pengeluaran yang besarnya tegantung atau ada

kaitannya dengan besarnya produksi, misalnya biaya sarana produksi (bibit, pupuk, obat-

obatan), tenaga kerja. Biaya ini juga bisa tunai atau tidak tunai.

Total biaya (Total Cost) adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap

Pendapatan dibedakan menjadi :

Pendapatan kotor usahatani (Gross Farm Income) adalah total penerimaan (total revenue)

dari pemakaian sumber daya dalam usaha tani. Atau dengan kata lain pendapatan kotor

merupakan nilai semua produksi (value of production).

Pendapatan bersih (net farm income) merupakan selisih antara pendapatan kotor usahatani

dengan total biaya. Pendapatan bersih berarti juga sebagai keuntungan (profit) dari

usahatani.

Page 12: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 9

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui serta menerapkan perhitungan analisis ekonomi usahatani secara

nyata pada komoditas tertentu sehingga mahasiswa mengenal serta mengetahui perhitungan

ekonomi usahatani dan dapat mengaplikasikannya.

Cara Perhitungan

Dari dua cara perhitungan tersebut akan diperoleh hasil yang berbeda. Pendapatan

bersih secara riil lebih besar daripada pendapatan bersih secara perusahaan. Apabila dari

perhitungan secara perusahaan diperoleh profit kecil atau negatif, tidak berarti usahatani

tersebut secara riil tidak menguntungkan. Dalam kasus profit nol, secara perusahaan usahatani

tersebut akan memberikan pendapatan kepada keluarga sebesar upah tenaga kerja dari dalam

keluarga yang sudah diperhitungkan.

Total pengeluaran usahatani (Total farm expenses) merupakan nilai semua input yang

digunakan selama proses produksi, tidak termasuk bunga pinjaman dan upah tenaga kerja dalam

keluarga. Atau sama dengan total cost dikurangi bunga pinjaman dan nilai tenaga kerja dalam

keluarga.

Pendapatan bersih usahatani (net farm income) merupakan selisih antara pendapatan

kotor (Gross farm income) dengan total pengeluaran usahatani.

Sedangkan penghasilan bersih usahatani (net farm earnings) sama dengan net farm income

dikurangi bunga pinjaman. Berarti di dalam penghasilan bersih usahatani termasuk nilai tenaga

kerja dalam keluarga, sama dengan pendapatan bersih usahatani dalam perhitungan riil.

Penghasilan bersih usahatani (net farm earning) ditambah penghasilan dari luar

usahatani merupakan penghasilan bersih keluarga (family earnings).

Digunakan untuk mengukur kelayakan investasi usahatani pada suatu komoditi tertentu, dalam

suatu musim. Dasar perhitungan yang digunakan adalah hasil analisis biaya dan pendapatan.

Rumus: R/C =

dimana : TR = Total Revenue

TC = Total Cost

i = Suku bunga pinjaman

t = Jumlah waktu (bulan atau tahun) pengenaan bunga atau lama investasi.

Kaidah penilaian : R/C > 1 berarti menguntungkan

R/C = 1 berarti impas

R/C < 1 berarti tidak menguntungkan.

Dalam analisis ini nilai produk dihitung berdasarkan harga pada masa mendatang

(waktu panen), sehingga unsur bunga pinjaman dimasukkan sebagai faktor pengganda

(Compounding) terhadap biaya yang dikeluarkan.

t) i 1 ( TC

TR

Page 13: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 10

Setelah kuisioner terisi dan terjamin validitasnya maka praktikan melakukan tabulasi

data (data asli dan konversi) seperti berikut:

Biaya Tenaga Kerja

Ada tiga jenis tenaga kerja dalam usahatani yaitu: (1) Tenaga kerja manusia, (2) Tenaga

kerja ternak, (3) Tenaga kerja mekanik (mesin). Sedangkan tenaga kerja manusia dibedakan

lagi menjadi: (1) tenaga kerja pria, (2) tenaga kerja wanita, (3) tenaga kerja anak-anak.

Berdasarkan asal (sumber) tenaga kerja dapat dibedakan menjadi: (1) Tenaga kerja dari

dalam keluarga dan (2) Tenaga kerja dari luar keluarga. Untuk mengukur tenaga kerja ini

digunakan satuan ukuran, yang umum digunakan yaitu:

a) Jumlah jam dan hari kerja total. Dalam satu hari kerja biasanya dihitung sebagai tujuh jam

kerja.

b) Jumlah hari kerja setara pria (HKP) atau man equivalen

Contoh perhitungan:

Sebuah keluarga petani A, terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan seorang anak

belum dewasa; maka potensi kerja keluarga tersebut adalah:

Tenaga pria : 1 orang

Tenaga wanita : 1 orang

Tenaga anak : 1 orang

Untuk mengukur dalam satuan hari kerja setara pria (HKP) maka perlu dibuat konversi tenaga

kerja. “Yang” (1985) membuat konversi tenaga kerja sebagai berikut:

1 tenaga pria : 1 HKP

1 tenaga wanita : 0,7 HKP

1 tenaga anak : 0,5 HKP

1 tenaga ternak : 2,0 HKP

Apabila dikonversi menurut ukuran di atas, maka potensi tenaga kerja keluarga A menjadi:

1 tenaga pria : 1,0 HKP

1 tenaga wanita : 0,7 HKP

1 tenaga anak : 0,5,HKP

Total potensi kerja : 2,2 HKP

Tetapi beberapa ahli usahatani tidak sependapat dengan cara tersebut di atas karena

dianggap tidak rasional dengan alasan banyak faktor yang mempengaruhi tenaga kerja, sehinga

tenaga kerja tidak mungkin homogen. Cara konversi yang dianggap lebih rasional, adalah

dengan membandingkan upah yang diterima, dengan menggunakan upah tenaga pria sebagai

standar, walaupun dasar upah sendiri masih menjadi persoalan.

Potensi dan pencurahan tenaga kerja ini biasanya diperhitungkan untuk jangka waktu satu

tahun. FAO menggunakan standard 250 hari kerja dalam setahun. Sedangkan Rukasah (1974)

Page 14: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 11

membuat dasar perhitungan curahan kerja dalam setahun, dalam keadaan optimal artinya dalam

kondisi normal dan tersedia lapangan kerja adalah sebagai berikut :

tenaga pria : 300 hari kerja

tenaga wanita : 220 hari kerja

tenaga anak : 140 hari kerja

sehingga dalam contoh di atas, potensi tenaga kerja keluarga A dalam setahun adalah:

tenaga pria : 1 x 300 300 hari kerja

tenaga wanita : 1 x 220 220 hari kerja

tenaga anak : 1 x 140 140 hari kerja

Dan kalau dikonversikan menurut cara "Yang" adalah

tenaga pria : 300 x 1,0 = 300 HKP

tenaga wanita : 220 x 0,7 = 154 HKP

tenaga anak : 140 x 0,5 = 70 HKP

Total potensi kerja : 524 HKP

Menghitung potensi tenaga kerja (curahan tenaga kerja optimal ) dan pencurahan kerja

riil ini penting untuk:

a. Melihat efisiensi penggunaan tenaga kerja.

b. Melihat tingkat pengangguran.

Contoh:

Misalnya dalam keluarga A di atas dalam satu tahun secara nyata melakukan kerja sebagai

berikut :

tenaga pria : 200 hari = 200 x 1,0 = 200 HKP

tenaga wanita : 200 hari = 200 x 0,7 = 140 HKP

tenaga anak : 100 hari = 100 x 0,5 = 50 HKP

Total pencurahan kerja riil = 390 HKP

Adapun selisih antara total potensi kerja dengan total pencurahan tenaga kerja riil merupakan

tenaga kerja yang tidak terpakai atau dengan kata lain merupakan jumlah pengangguran. Dalam

contoh di atas besarnya adalah 134 HKP.

Besarnya angka pengangguran merupakan salah satu indikator tingkat efisiensi tenaga

kerja yaitu jumlah pekerjaan produktif yang berhasil diselesaikan oleh seorang pekerja.

Salah satu cara mengukur efisiensi kerja adalah dengan menggunakan produktifitas

tenaga kerja. Menurut ILO produktifitas adalah ratio antara output yang dihasilkan dengan

masukan (input) yang digunakan. Tingkat pengangguran yang tinggi menyebabkan

produkivitas rata-rata menjadi rendah (tidak optimal).

Page 15: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 12

Perhitungan potensi dan pencurahan tenaga kerja terhadap suatu kelompok tani penting

untuk mengalokasikan kebutuhan tenaga kerja. Dengan mengetahui potensi kerja seluruh

anggota kelompok dapat digunakan untuk mengatur perencanaan tenaga dalam suatu kegiatan

cabang usaha yang akan dikerjakan secara bersama-sama.

Tabulasi data bertujuan untuk mempermudah praktikan dalam penyelesaian laporan.

Adapun tabel-tabel yang dipergunakan seperti sbb :

Tabel 1. Karakteristik Responden

Tabel II. Biaya Variabel (Tenaga Kerja)

Tabel 1II. Biaya Variabel (Pupuk An Organik & Oraganik)

Tabel 1V. Biaya Variabel (Pestisida)

Tabel V. Biaya Variabel (Bibit / Benih)

Tabel VI. Biaya Tetap

Tabel VII. Biaya Total (TC)

Tabel VIII. Penerimaan (TR)

Tabel IX. Pendapatan (Pendapatan Kotor & Pendapatan Bersih

Page 16: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 13

PRAKTIKUM

5 ANALISA DATA

Pendahuluan

Model regresi linier berganda merupakan regresi dengan lebih dari satu variabel bebas.

Modelnya:

Dimana:

Model penduganya adalah

Misalkan model regresi dengan kasus 2 peubah bebas X1 dan X2 maka modelnya:

Sehingga setiap pengamatan . Akan memenuhi persamaan

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui serta menerapkan perhitungan analisis ekonomi usahatani pada

komoditas tertentu menggunakan SPSS (Analisis Regresi Linier Berganda) sehingga

mahasiswa mengenal berbagai macam analisis serta mengetahui perhitungan ekonomi

usahatani dan dapat mengaplikasikannya.

Teknis Pelaksanaan Praktikum

1. Setelah tabulasi data terpenuhi maka praktikan melakukan analisis dengan menggunakan

SPSS (Analisis Regresi Linier Berganda) untuk mengetahui hubungan berbagai input

produksi terhadap hasil produksi usahatani suatu komoditi tertentu yang dilakukan dibawah

bimbingan Instruktur dan asisten di laboratorium agribisnis.

2. Membahas per-point hasil output dengan ditambahkan hasil observasi lapang selama

penelitian

Page 17: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 14

Analisis regresi linier berganda

Contoh Kasus: Analisis Usaha Tani Kubis di Desa Sukamaju...

Diketahui:

Variabel Dependent: Y= Jumlah Produksi Kubis (Kg)

Variabel Independent:

X1 : Tenaga Kerja (HKO atau HKSP) dilihat nilai upah TK pria dan wanita apabila

upahnya berbeda maka harus di prosentasekan dari upah pria.

X2 : Pestisida (Unit)*

X3 : Pupuk Anorganik ( dibedakan per jenis pupuk : ZA, TSP, NPK) = Kg) X4 = Pupuk

Urea ; X5 = pupuk TSP; X6 = Pupuk NPK atau ZK

X4 : Pupuk Organik ( per Zak) bisa dipisah : pupuk organik (granular), pupuk organik

cair (daun dan bunga)

X5 : Benih/Bibit (gr/Kg)

Ket: *1 Unit = Rp. 10.000,- (Misal : nilai pembelian pestisida sebesar Rp. 100.000,- nilai

konversi Rp. 100.000/10.000 = 10 unit)

Data mentah (untuk diolah)

No Y

Σ Produksi (Kg)

X1

TK (Org)

X2

Pestisida (Unit)

X3

Pupuk

An-organik (Unit)

X4

Pupuk organik

(Unit)

X5

Benih/Bibit

(gr/Kg)

1 2500 44 1.2 500 1800 1

2 51000 210 2.5 2000 6000 0.5

3 3000 40 0.5 210 700 0.75

4 48000 164 4 1050 6000 1

5 12000 72 1.6 630 1800 0.75

6 6750 56 1 1000 6000 1

7 2500 33 0.25 130 200 1

8 58000 162 5 1200 33750 0.5

9 10500 75 1.65 480 2100 1

10 3300 40 0.4 200 600 0.75

11 5350 40 0.8 200 900 1

12 6200 56 0.7 250 1300 0.5

Page 18: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 15

Output Analisa Regresi Fungsi produksi (menggunakan analisa Regresi Linier Berganda)

Variabels Entered/Removed

Model Variabels

Entered

Variabels

Removed Method

1 X1, X2, X3, X4,

X5, , Enter

a. All requested variabels entered.

b. Dependent Variabel: Y

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,997 ,993 ,985 2619,544

a. Predictors: (Constant), X3, X4, X5, X2, X1

ANOVA

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression

Residual

Total

4,99E+09

34310056

5,02E+09

6

5

11

831731240,6

6862011,253

121,208 ,000

a. Predictors: (Constant), X6, X3, X4, X5, X2, X1

b. Dependent Variabel: Y

Coefficients

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant)

X1

X2

X3

X4

X5

-15546,415

371,270

225,906

-8,982

,609

5898,781

6478,474

103,424

2932,150

4,587

,258

6075,382

1,049

,016

-,237

,265

,060

-2,400

3,590

,007

-1,958

2,354

,971

,062

,016

,942

,108

,065

,376

a. Dependent Variabel: Y

Page 19: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 16

Interpretasi:

Model Summary

Angka R sebesar 0.997 > ά sebesar 0.05 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara

variabel tak bebas Y (Jumlah Produksi Kubis) dengan 5 variabel X (Tenaga Kerja, Pestisida,

Pupuk Anorganik, Pupuk Organik, Benih/Bibit) adalah sangat kuat.

Angka R Square atau koefisien determinasi adalah 0.993 (berasal dari 0.997 x 0.997). Namun

untuk variabel bebas yang lebih dari 2, lebih baik digunakan Adjusted R Square yang bernilai

0.985 (yang selalu lebih kecil dari R Square) hal ini berarti bahwa 98.5% variasi dari Y (Jumlah

Produksi Kubis) bisa dijelaskan oleh variasi dari X (Tenaga Kerja, Pestisida, Pupuk Anorganik,

Pupuk Organik, Benih/Bibit). Sedangkan sisanya (100% - 98.5% = 1.5%) dijelaskan oleh

sebab-sebab lain.

Standard Eror of Estimate (SEE) adalah 2619.544 atau 2619.544% (satuan yang dipakai adalah

variabel tak bebas). Semakin kecil SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam

memprediksi variabel dependent.

ANOVA

Dari uji Anova atau F-test, didapat F hitung adalah sebesar 121.208 dengan tingkat signifikansi

0.000. Karena probabilitas (0.000) jauh lebih kecil dari (0.05), maka model regresi bisa dipakai

untuk memprediksi Y atau dengan kata lain Tenaga Kerja, Pestisida, Pupuk Anorganik, Pupuk

Organik, Benih/Bibit secara bersama-sama berperan signifikan terhadap Jumlah Produksi

Kubis.

Koefisien Regresi

Persamaan regresi

Y = - 15546.415 + 371.270X2 + 225.906X3

- 8.982X4 + 0.609X5 + 5898.781X6

Konstanta sebesar - 15546.415 menyatakan bahwa tanpa faktor-faktor seperti: Tenaga

Kerja, Pestisida, Pupuk Anorganik, Pupuk Organik, Benih/Bibit, maka Jumlah Produksi

Kubis adalah turun sebesar 15546.415 kg.

Koefisien regresi 371.270 menyatakan bahwa setiap penambahan 1HOK (Hari Orang

Kerja) Tenaga Kerja, maka akan meningkatkan Jumlah Produksi Kubis sebesar 371.270 kg.

Koefisien regresi 225.906 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 liter (1 satuan)

Pestisida, maka akan meningkatkan Jumlah Produksi Kubis sebesar 225.906 kg.

Koefisien regresi - 8.982 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 kg pupuk Organik, maka

akan menurunkan Jumlah Produksi Kubis sebesar 8.982 kg.

Koefisien regresi 0.609 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 kg Pupuk Anorganik,

maka akan meningkatkan Jumlah Produksi Kubis sebesar 0.609 kg.

Page 20: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 17

Koefisien regresi 5898.781 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 kg bibit/benih, maka

akan meningkatkan prosentase Jumlah Produksi Kubis sebesar 5898.781%.

Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel bebas

Hipotesis:

H0 : Koefisien regresi tidak signifikan

H1 : Koefisien regresi signifikan

Pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas)

Jika Probabilitas ≥ 0.05, maka H0 Diterima

Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 Ditolak

Keputusan:

Terlihat bahwa pada kolom sig/significance:

Variabel X1 mempunyai angka signifikan 0.016 < 0.05, oleh karena itu X2 = Tenaga Kerja

berperan terhadap Jumlah Produksi Kubis.

Variabel X2 mempunyai angka signifikan 0.942 > 0.05, oleh karena itu X3 = Pestisida tidak

berperan terhadap Jumlah Produksi Kubis.

Variabel X3 mempunyai angka signifikan 0.108 > 0.05, oleh karena itu X4 = Pupuk

Anorganik tidak berperan terhadap Jumlah Produksi Kubis.

Variabel X4 mempunyai angka signifikan 0.065 > 0.05, oleh karena itu X5 = Pupuk Organik

tidak berperan terhadap Jumlah Produksi Kubis.

Variabel X5 mempunyai angka signifikan 0.376 > 0.05, oleh karena itu X6 = Bibit/Benih

tidak berperan terhadap Jumlah Produksi Kubis.

Untuk angka signifikansi bagi konstanta sebesar 0.062 (diatas 0.05) berarti β0 tidak nyata

secara statistik.

Ket:

Yang dimasukan dalam pembahasan mengenai “Peran Faktor-faktor Produksi pada

Komoditas ………..” adalah tentang F tabel dan T tabel, sedangkan interpretasi (seperti

contoh diatas) dimasukkan dalam lampiran.

Dalam pembahasan tersebut, beri penjelasan mengenai hubungan antara F hitung dan F

tabel mengenai pengaruhnya terhadap Penolakan atau penerimaan H0. Kemudian beri

penjelasan tentang maksudya apabila dihubungkan antara variabel tak bebas Y dan variabel

bebas X dan beri juga kesimpulannya.

(F tabel diperoleh dari: df Total, ά sedangkan F hitung telah tersedia pada output data SPSS)

F hitung > F tabel, Terima Hi dan tolak Ho

F hitung ≤ F tabel, Tolak Hi dan terima Ho

Page 21: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 18

Beri penjelasan pada masing-masing variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) mengenai

hubungan antara t hitung dan t tabel, kemudian beri penjelasan dan kesimpulannya.

(t tabel diperoleh dari: df Total, ά sedangkan t hitung telah tersedia pada output data SPSS)

t hitung > t tabel, berpengaruh nyata secara statistik

t hitung ≤ t tabel, tidak berpengaruh nyata secara statistik

Page 22: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 19

PRAKTIKUM

6 ANALISIS KOMPARASI (PERBANDINGAN)

PENDAPATAN USAHATANI ANTAR DUA DAERAH

Pendahuluan

Uji t Untuk Membedakan Dua Buah Mean

Salah satu penggunaan statistik adalah untuk memutuskan apakah sebuah hipotesa

diterima atau ditolak. Dalam hubungannya dengan pengujian hipotesa, seorang peneliti dapat

saja terjerumus ke dalam jurang error. Jika sebuah hipotesa ditolak, dimana sebenarnya hipotesa

tersebut harus diterima, maka dikatakan peneliti tersebut telah membuat error tipe I. Dilain

pihak, jika suatu yang seharusnya ditolak, tetapi diterima peneliti telah membuat error tipe II.

Sudah terang tipe error apa yang diperbuat sangat tergantung dari cara seseorang

memformulasikan hipotesa.

Dalam penelitian dengan metode percobaan, hipotesa yang sering dirumuskan adalah

HipotesaNull. Hipotesa ini dibuat sedemikian rupa sehingga probbabilitas membuat error tipe

I dapat dicari. Probnabilitas untuk membuat error tipe I dapat dispesifikasikan, dan

kemungkinan untuk membuat error tipt I tersebut dinamakan level significant yang sering

digunakan adalah 0.05 atau 0,01

Mean Dari Dua Sampel Independent

Andaikata terdapat perbedaan dua buah mean, perbedaan tersebut belum tentu berbeda

secara statistik. Mungkin saja kedua mean tersebut berbeda karena kebetulan saja. Karena itu,

beda dari kedua mean tersebut harus diuji terlebih dahulu untuk melihat apakah beda mean

tersebut significant. Salah satu cara untuk menguji beda antara dua mean adalah dengan

menggunakan uji t.

Untuk menguji dua buah sampel yang independent, misalnya mean dari sampel

perlakuan dan sampel kontrol, uji t dapat dilakukan dengan prosedur yang akan dijelaskan di

bawah ini. Dua asumsi dasar dalam menggunakan uji t adalah:

Distribusi dari variabel adalah normal.

Kedua populasi dimana kedua sampel tersebut ditaruh mempunyai varians yang sama.

Dalam uji t untuk membedakan dua buah mean perlu dihitung standar error dari beda. Formulasi

untuk uji t adalah sebagai berikut:

Dimana:

X1 dan X2 = Rata-rata pengamatan variabel 1 dan 2

n1 dan n2 = Besar sampel 1 dan 2

S12 dan S2

2 = Varians

1

2

n

xxS ii

db = n1 + n2 – 2

Page 23: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 20

Dalam menggunakan uji t, perlu diperhatikan bentuk hipotesa yang akan dirumuskan tentang

kedua mean yang ingin dibandingkan. Ada tiga cara untuk merumuskan hipotesa, yaitu:

H0 : U1 = U2 dengan hipotesa alternatif HA : U1 = U2

H0 : U1 < U2

H0 : U1 > U2 dengan HA : U1 U2

Jenis hipotesa yang dirumuskan menetukan Apakah uji t menggunakan two tail atau one tail.

Hipotesa yang sering digunakan adalah hipotesa pertama, dimana dinyatakan bahwa mean dari

populasi 1 sama dengan mean populasi 2, dengan hipotesa alternatif bahwa populasi 1 tidak

sama dengan populasi 2. Ini adalah hipotesa null. Prosedur uji t adalah sebagai berikut :

Untuk U1 = U2

Tentukan hipotesa tentang kedua mean populasi H0 : U1 = U2

HA : U1/ U2

Nyatakan besar masing-masing sampel yang independen tersebut n1, n2

Hitung statistik t yang akan digunakan yaitu seperti pada formulasi di atas

Tentukan level significant yaitu a

Cari harga t pada tabel dengan db = n1 +n2 –2

Tentukan daerah penilaian hipotesa :

Tolak H0, terima HA, jika:

t > t ½ a, df = n1 + n2 –2

Terima H0, terima HA, jika:

t t1/2 a, df = n1 + n2 –2

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui serta menerapkan perhitungan secara analisis untuk mengetahui

perbedaan pendapatan usaha tani yang terdapat pada dua daerah, dengan demikian mahasiswa

atau praktikan akan mengetahui berbagai faktor-faktor atau sebab-sebab terjadinya suatu

perbedaan atau kesamaan pendapatan pada dua daerah usaha tani.

Teknis Pelaksanaan

Di bawah ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah untuk menjalankan prosedur

independent sample test.

1) Masukkan data pada data view dengan cara:

a. Masukkan sample data pertama yang kemudian diikuti oleh sample data yang ke dua

(dalam satu kolom).

b. Pada kolom selanjutnya masukkan jenis data yang lain dengan cara seperti di atas,

begitu juga seterusnya sampai pada pemasukan jenis data yang terakhir.

Page 24: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 21

c. Langkah selanjutnya adalah pemberian kriteria yang berupa angka pada masing-masing

jenis sampel data tersebut.

2) Klik pada variable view.

3) Pada kolom name, ketiklah nama semua jenis data yang telah dimasukkan pada kolom-

kolom di data view sebelumnya dan pada kolom decimal isikan sesuai dengan jumlah

desimal yang diinginkan.

4) Pada kolom value dengan jenis data kriteria, masukkan masing-masing jenis kriteria dan

nama kriteria tersebut.

5) Langkah analisis:

Analyze Compare Means Independent Sampel t-test

Kemudian akan muncul sebuah kotak atau tabel untuk melakukan langkah selanjutnya,

yaitu:

Masukkan semua jenis data pada kolom atau kotak Test Variabel(s), kemudian masukkan

data kriteria kedalam kotak grouping variabel, selanjutnya klik pada Define Group dan

masukkan kriteria sesuai dengan ke 2 data sample yang telah ditentukan sebelumnya

kemudian klik Continue dan Ok, maka akan keluar output data SPSS mengenai Independent

Sampel T-test.

6) Lakukan Interpretasi dengan beberapa ketentuan seperti dibawah ini:

a. Analisis Levene Test digunakan untuk menguji apakah varians populasi identik atau

tidak

Hipotesis

H0: Kedua varian dari populasi adalah identik

H1: Kedua varian dari populasi adalah tidak identik

Pengambilan Keputusan

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

b. Analisis dengan menggunakan t test digunakan untuk asusmsi varians sama

(pengambilan keputusan berdasarkan analisis Levene Test)

Hipotesis

H0: Kedua rata-rata populasi adalah identik

H1: Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik

Pengambilan Keputusan

a). Berdasarkan Perbandingan Antara t Hitung dengan t Tabel

Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak

Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima

b). Berdasarkan Nilai Probabilitas

Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

Page 25: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 22

Hasil Kegiatan Praktikum

Contoh:

Seorang peneliti ingin membandingkan rata-rata pendapatan usahatani kacang tanah

antara kelompok petani di desa Tumpakrejo Kec. Kalipare dan desa Gedangan Kulon

Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang. Dari masing-masing desa diambil 16 petani.

Adapun datanya adalah sebagai berikut:

No.Resp. Desa Tumpakrejo Desa Gedangan Kulon

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

795.000

765.125

926.750

754.125

889.600

940.400

1.098.700

876.400

936.400

851.400

824.000

1.090.700

932.200

919.400

955.100

633.667

683.200

859.750

892.750

692.900

873.800

970.000

966.450

823.000

742.000

1.265.300

784.000

977.467

815.334

1.123.000

1.072.667

1.125.900

Ujilah dengan t Test, bagaimana kesimpulan anda ?

Ket:

a. Angka 1 merupakan kriteria yang diberikan untuk menunjukkan pendapatan Kacang Tanah

di Desa Tumpakrejo

b. Angka 2 merupakan kriteria yang diberikan untuk menunjukkan pendapatan usahatani

kubis di Desa Gedang Kulon

Page 26: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 23

PRAKTIKUM

7 DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI DAN

KURVA LORENTZ

Pendahuluan

Untuk mengukur tingkat ketimpangan atau tingkat pemerataan pendapatan masyarakat di

masyarakat pada prinsipnya dibagi menjadi dua, yaitu ukuran ketimpangan absolut dan ukuran

ketimpangan relatif. Ukuran ketimpangan absolut meneliti besarnya garis kemiskinnan,

sedangkan ukuran ketimpangan relatif pada dasarnya menggunakan beberapa pendekatan

antara lain: ordinal rangking, angka gini rasio, dan kurva lorenz.

1. Ordinal rangking

Cara ini menunjukkan adanya bermacam-macam golongan pendapatan, yaitu dengan

menempatkan pendapatan yang diperoleh kedalam tingkat penggolongan yang ditunjukkan ke

dalam prosentase. Menurut Toto Sugito (1980) diklasifikasikan dalam lima golongan

pendapatan yaitu: a. golongan pendapatan terendah (20%), rendah (20%), sedang (20 %), tinggi

(20%) dan tertinggi (20%). Menurut kriteria Bank dunia, bahwa tingkat ketimpangan

pendapatan dibedakan menjadi tiga yaiitu: rendah, sedang dan tinggi.

- Tingkat ketimpangan tinggi apabila 40% penduduk dalam kelompok rendah menerima

pendapatan kurang dari 12 % dari total pendapatan yang diterima penduduk.

- Tingkat ketimpangan sedang apabila 40% penduduk dalam kelompok rendah memperoleh

pendapatan 12-17 % dari total pendapatan yang diterima penduduk.

- Tingkat ketimpangan rendah apabila 40% penduduk memperoleh pendapatan (dalam

kelompok rendah) di atas 17% dari total pendapatan yang diterima penduduk.

2. Angka Gini Rasio

Angka gini dipakai sebagai indikator yang menunjukkan distribus pendapatan suatu

populasi yang nilainya 0 – 1. Nilai 1 berarti ketimpangan pendapatan tidak merata sempurna,

sedangkan nilai 0 berarti distribusi pendapatan merata sempurna. Adapun formulasi angka gini

adalah sebagai berikut:

AG = 1 -

N

i 1

Ai 000.10

))(( 1 ii QQ

Dimana :

AI = Prosentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke-I

QI = Prosentase komulatif pendapatan sampai kelas ke–I

Qi-1 = Prosentase komulatif pendapatan sampai kelas ke- (i – 1)

N = Banyaknya kelas

1 dan 10.000 = Konstanta

Page 27: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 24

3. Kurva Lorenz

Kurva Lorenz adalah suatu metode grafis untuk mengukur deviasi dari nilai rata-rata

(average), suatu metode yang dikemukakan oleh Dr. Lorenz untuk mengukur ketidak

seimbangan (in equalitas) dalam distribusi pendapatan. Metode tersebut dapat juga dapat

dipergunakan untuk membandingkan distribusi profit dari berbagai kelompok usaha dan

bidang-bidang lain.

Kurva Lorenz merupakan kurva persentase komulatif. Misalnya: penduduk

dikombinasikan dengan kekayaan (pendapatan), persentase profit atau perputaran usaha dan

bidang-bidang yang lain.

Metode Pembuatan Kurva Lorenz

Pembuatan Kurva Lorenz mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Berbagai kelompok masing-masing variabel diubah dalam bentuk persentase. Bentuk

persentase ini bertujuan untuk menunjukkan distribusi pendapatan diantara berbagai

kelompok penduduk suatu daerah/negara. Berbagai kelompok penduduk diubah dalam

bentuk persentase, dihitung dari jumlah total, demikian juga persentase pendapatan dihitung

dari total pendapatan.

2. Dua set angka persentase tersebut dihitung jumlah kumulatip sehingga diperoleh angka

persentase komulatip.

3. Persentase komulatip dari dua variabel tersebut digambarkan diagramnya pada sumbu X

dan sumbu Y. Skala panjang sumbu Y dimulai dari titik 0 (titik interseksi) ke atas sampai

100, pada sumbu X dari titik interseksi ke kanan sampai 100.

4. Pada titik 100, 100 pada sumbu Y dan titik 0,0 pada sumbu X dihubungkan dengan suatu

garis lurus. Garis tersebut dinamakan garis keseimbangan distribusi. Garis tersebut

merupakan dasar untuk menentukan sejauh mana distribusi senyatanya menyimpang dari

distribusi ideal yang ditunjukkan dengan garis tersebut.

5. Data senyatanya kemudian digambarkan pada diagram tersebut. Jarak kurva ini yaitu jarak

kurva yang dibuat dengan garis keseimbangan distribusi menunjukkan besarnya

penyimpangan (ketidak seimbangan) distribusi.

Page 28: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 25

Jumlah Pendapatan dalam %

Tertinggi 100

Tinggi 80

Sedang 60

Rendah 40

Terendah 20

0 20 40 60 80 100

Jumlah penduduk sebagai % dari total

masyarakat secara kumulatif

Sumbu vertikal mencerminkan jumlah pendapatan dalam persen dari seluruh pendapatan

masyarakat secara kumulatif. Sumbu horisontal menggambarkan jumlah penduduk sebagai

persen dari penduduk keseluruhan secara kumulatif.

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui dan menerapkan perhitungan mengenai distribusi pendapatan

usahatani serta kurva lorentz sehingga mahasiswa atau praktikan akan mengetahui berbagai

tingkat ketimpangan yang terdapat pada petani.

Teknis Pelaksanaan

1) Dari data pendapatan usahatani pada kegiatan praktikum II, maka data tersebut akan diolah

dengan berbagai perhitungan secara ordinal ranking, angka gini rasio dan kurva lorentz.

2) Lakukan pembagian secara ordinal ranking untuk pembagian pada golongan pendapatan

usahatani dari tingkatan terkecil, kecil, besar dan terbesar, kemudian lakukan identifikasi

untuk mengetahui tingkat ketimpangan pendapatan usahatani tersebut dengan

menggunakan kriteria dari bank dunia mengenai tingkat ketimpangan pendapatan.

Distribusi lebih tidak merata

B

Distribusi lebih merata

A

Page 29: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 26

3) Lakukan perhitungan secara angka gini rasio untuk mengetahui distribusi pendapatan

usahatani sesuaikan dengan rumus yang telah ditetapkan diatas.

4) Buatlah grafik kurva lorentz untuk mengukur ketidak seimbangan (in equalitas) dalam

distribusi pendapatan melalui berbagai langkah yang telah disebutkan diatas.

Contoh : Hasil Kegiatan Praktikum

1) Pembagian secara ordinal ranking

Langkah-langkah untuk melakukan ordinal ranking:

a. Melakukan tabulasi data untuk pendapatan usahatani responden

b. Melakukan pembagian golongan pendapatan usaha tani kedalam 4 golongan seperti

tabel dibawah ini:

No

Pendapatan

Terendah

(25%)

Pendapatan

Rendah

(25%)

Pendapatan

Tinggi

(25%)

Pendapatan

Tertinggi

(25%)

Total

(100%)

1 ……………... ……………... ……………... ……………... ……………...

2 ……………... ……………... ……………... ……………... ……………...

3 Dst dst dst dst Dst

Total A b c d E

c. Kemudian lakukan beberapa perhitungan secara sistimatis seperti dibawah ini:

Frekuensi Pendapatan Kumulatif (f kum)

Q1(terendah) = 1.%100)(

)(ax

euruhanTotalKesel

adahTotalTeren

a.1 = Q1.1

Q2(rendah) = 1.%100)(

)(Rebx

euruhanTotalKesel

bndahTotal

a.1 + b.1 = a.2 = Q2.1

Q3(tinggi) = 1.%100)(

)(cx

euruhanTotalKesel

ciTotalTingg

a.2 + c.1 = a.3 = Q3.1

Q4(tertinggi) = 1.%100)(

)(dx

euruhanTotalKesel

dnggiTotalTerti

a.3 + d.1 = a.4 = Q4.1

Page 30: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 27

2) Perhitungan angka gini rasio

Rumus secara sistematisnya adalah sebagai berikut:

AG = 000.10

))1((11

1

QQA

N

ii

Atau apabila dijabarkan adalah sebagai berikut:

AG =

000.10

1 1.31.41.21.311.1.201.1 QQAQQAQQAQQA

Ketentuan Tingkat Ketimpangan

AG = 0 - 0,33 berarti tingkat ketimpangan rendah

AG = 0,34 – 0,66 berarti tingkat ketimpangan sedang

AG = > 0,66 berarti tingkat ketimpangan tinggi

3) Grafik kurva lorentz

Metode atau langkah-langkah pembuatan kurva lorentz telah dijelaskan sebelumnya pada

sub bab pendahuluan diatas.

Page 31: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 28

PRAKTIKUM

8 HIPOTESIS

Pendahuluan

Hipotesis berasal dari perkataan hipo dan tesis. Hipo berarti kurang dari dan tesa berarti

pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya belum benar-

benar berstatus sebagai tesis. Baru setelah hipotesis lolos dari berbagai pengujian tes, maka

hipotesis makin kuat kedudukannya, dan lama-kelamaan suatu hipotesis berubah menjadi teori.

Suatu contoh yang sangat terkenal dari hipotesis adalah kisah perjalanan Christopher

Coloumbus menemukan benua Amerika. Columbus mengatakan bahwa dunia berbentuk bulat

seperti bola. Ini berarti bahwa kalau orang berlayar kesuatu arah dan berlayar terus-menerus

tanpa berbelok, maka ia akan sampai ke tempat semula. Demikian, maka dengan pokok

pendapat (tesis) tersebut Columbus lebih lanjut berargumentasi bahwa kalau ia diberi kapal dan

kemudian berlayar menuju ke barat terus-menerus maka ia akan sampai juga ke India, dunia

timur sumber rempah-rempah yang sedang menjadi pembicaraan saudagar-saudagar Eropa

barat, yang saling berebutan dan bersaing untuk menemukan rute yang terpendek dan tercepat

untuk sampai kesana.

Hipotesis ini begitu kuat menguasai pikiran Columbus dan begitu kuat diajukan kepada

semua orang untuk memperoleh dukungan, sehingga akhirnya ada juga yang percaya walaupun

bukan dari negaranya sendiri (Portugis) tetapi dari negara lain (Spanyol). Saat ia mulai

merumuskan teori dan hipotesis-hipotesisnya (1484) sampai ia benar-benar diberi kesempatan

untuk mengujinya (1492) adalah cukup lama, yaitu 8 tahun. Itupun masih didahului persiapan

perumusan hipotesisnya selama lebih kurang 10 tahun lagi yaitu sambil berlayar serta belajar

astronomi, ilmu ukur dan kosmografi pada Universitas Favia sejak 1474 pada umur 23 tahun.

Jadi berarti diperlukan 18 tahun dari sejak perumusan pertama hipotesis sampai saat

pengujiannya.

Dari hipotesis Columbus bahwa dunia itu bulat, dan penemuan dunia baru Amerika

dalam proses pengujian hipotesis tersebut, dapat disimpulkan ciri khas hipotesis sebagai berikut

:

a. Hipotesis harus pertama-tama kelihatan tidak masuk akal bagi kebanyakan orang sehingga

harus tidak dipercaya, tetapi

b. Harus benar-benar meyakinkan orang yang merumuskannya, sehingga perumus hipotesis

itu memberikan hampir seluruh jiwa raganya demi pembuktiannya.

Dalam kasus ini Columbus (Perumus Hipotesisi) amat yakin bahwa dunia bulat tetapi

semua orang yang mendengarnya tidak percaya, bahkan karena itu Columbus oleh raja dan

bangsa Portugis dianggap orang tidak waras.

Page 32: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 29

Ciri hipotesis yang demikian ini sering dilawankan dengan eksperimen yang secara

humor dikatakan selalu “ dipercaya oleh semua orang, kecuali oleh yang menjalankan sendiri.”

Hal ini disebabkan karena eksperimen selalu dilaksanakan dengan sangat hati-hati dan menuruti

metode serta persyaratan-persyaratan ilmiah tertentu dan biasanya tidak ada yang dapat melihat

dengan segera kelemahannya kecuali orang yang menjalankan eksperimen itu sendiri, karena

hanya ia sendiri yang langsung memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya dalam

eksperimen.

Hipotesis, bila telah dirumuskan secara tajam benar-benar mampu mengarahkan

jalannya penelitian dan mampu menunjukkan data yang tepat yang diperlukan untuk

mengujinya. Misalnya diatas telah disebutkan suatu hipotesis (teori) sebagai berikut:

“Bahwa perkembangan industri penyosoh dan penggilingan beras (huller) telah

mendorong kemajuan peternakan babi di DIY.”

Dari hipotesis demikian sepintas lalu orang akan mudah menolaknya. Apakah hubungan

(langsung) antara huller dan pemeliharaan babi ? walaupun demikian hubungan itu ternyata ada

secara langsung, yaitu melalui kenyataan adanya produksi bekatul yang sangat meningkat dan

terpusat sehingga harga bekatul relatif menurun dan bekatul lebih mudah didapat dalam jumlah

besar. Bekatul adalah bahan makanan pokok untuk ternak babi.

Jadi apabila kita bermaksud menguji hipotesis tersebut diatas, maka kita harus

mengumpulkan data sedemikian rupa sehingga dapat mencoba mengadakan analisa kolerasi

antara jumlah dan kapasitas huller dan jumlah populasi babi di berbagai daerah (kecamatan atau

desa). Dengan demikian dari hipotesis tersebut dikumpulkan data baru yang relevan, untuk

melengkapi data yang telah diketahui untuk melakukan penelitian. Hipotesis dapat dibuat

semakin tajam apabila terus dapat dikumpulkan data baru yang relevan dengan cara

mempelajari penelitian-penelitian serupa yang pernah dijalankan atau dengan cara

mendiskusikannya dengan rekan-rekan lain atau para ahli yang dapat bertindak sebagai

penasehat atau konsultan penelitian.

Apakah hipotesis mutlak diperlukan pada setiap penelitian? terhadap pertanyaan ini

terdapat dua pendapat yang dapat dimengerti dan masuk akal.

Pertama-tama, ada ahli yang berpendapat bahwa hipotesis justru dapat menghambat

pengembangan pikiran seorang peneliti, karena mungkin menyebabkan seorang peneliti hanya

mengumpulkan dan memperhatikan data yang terlampau sempit. Disini ada bahaya bahwa

peneliti sejak semula mengesampingkan data yang mungkin sekali besar menfaatnya dalam

tahap analisa dan penyimpulan. Pendapat yang demikian mungkin banyak dianut oleh para

peneliti kawakan yang sudah banyak makan garam, yang kurang memandang perlu untuk

merumuskan hipotesis-hipotesis formal dalam penelitiannya. Tanpa hipotesis justru ia lebih

bebas dan mungkin lebih mampu menemukan hal-hal yang baru dari data lapangan. Jadi

kelompok ini berpendapat bahwa hipotesis tidak harus diperlukan dalam penelitan.

Page 33: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 30

Sebaiknya, dari segi pendidikan, terutama bagi kader-kader muda yang belum banyak

pengalaman penelitian, perumusan hipotesis sangat dianjurkan. Bagi mereka perumusan

hipotesis selalu positif sebab memaksa mereka untuk memfokuskan dari pada masalah utama

yang akan diteliti atau yang dijoba dijawab. Kelemahan dari kebanyakan peneliti-peneliti muda

kita justru dalam hal ini yaitu adanya kecenderungan mereka mengumpulkan terlalu banyak

data yang kurang relevan. Sehingga akhirnya menjadi bingung dalam melilih data yang paling

penting untuk menyimpulkan hasil penelitian. Kelemahan demikian dapat diatasi dengan cara

merumuskan hipotesis. Sehingga sejak semula peneliti sudah dipaksa berfikir dengan keras dan

lebih terarah yaitu terarah pada data yang relevan saja. Perlu tidaknya hipotesis dalam

penelitian dapat pula dilihat dari sifat penelitian itu sendiri. Dalam hal ini orang sering

membedakan antara penelitian analitik (analytical research) dan penelitian deskriptif

(descriptive research).

Kalau penelitian analitik bertujuan menguji kebenaran hipotesis maka dalam penelitian

deskriptif tujuan utamanya bukanlah menguji hipotesis tetapi untuk memperoleh deskripsi yang

terpercaya dan berguna yaitu misalnya mengenai:

a. Sifat-sifat individu tertentu seperti keluarga, desa, koperasi dsb.

b. Praktek-praktek atau proses produksi seperti pola dan sistem bertanam, sistem pemasaran,

metode pengolahan bahan dsb.

c. Hubungan antara ciri-ciri populasi atau proses-proses dalam populasi misalnya hubungan

antara pendapatan keluarga dan luasnya usaha tani, hasil rata-rata tanaman per-ha tanah dsb.

Penelitian deskriptif yang berhasil baik merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk

penelitian analitik. Dan penelitian analitik tentulah akhirnya untuk membuat deskripsi baru

yang lebih sempurna.

Jadi berdasarkan urutan dan pengertian ini kita dapat menempatkan penelitian deskriptif

lebih rendah daripada penelitian analitik. Yang lebih tepat sesungguhnya adalah bahwa setiap

penelitian dapat merupakan kombinasi dari penelitian deskriptif dan penelitian analitik, karena

analisa baru dapat dijalankan kalau telah diperoleh gambaran dari ciri-ciri variabel yang

terkumpul dan sebaliknya hasil akhir suatu penelitian adalah berupa uraian atau gambaran

(deskripsi) tentang suatu keadaan atau kesimpulan.

Ini berarti bahwa dalam tahap pertama penelitian, hipotesis belum dapat dirumuskan,

yang dapat dilakukan barulah penelaahan penjajagan (eksploratori) di mana ingin ditemukan

data pokok untuk menyusun hipotesis. Memang bagi para peneliti muda tahap penelaahan

selalu sangat bermanfaat untuk merumuskan masalah penelitian dengan lebih tajam. Biarpun

mungkin sudah lebih banyak buku-buku teori dikuasai, namun terjun kelapangan dapat

memaksa setiap peneliti mencocokan apa yang diketahui oleh responden yang mungkin sekali

belum diketahuinya. Terjun langsung kelapang merupakan tes pertama bagi setiap peneliti bagi

kemampuannya menggunakan teori dalam penelitian.

Page 34: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 31

Dalam kenyataan sering terjadi bahwa pengertian si peneliti tentang suatu hal yang tidak

selalu sama dengan pengertian orang lain atau responden mengenai hal yang sama. Untuk lebih

meyakinkan, maka dalam setiap penelitian, istilah-istilah dan definisi-definisi harus dapat

dituliskan secara jelas dan tidak berarti ganda misalnya definisi petani, produksi, pendapatan

dan lain-lain. Hanya dengan definisi-defini yang jelas maka keraguan dapat dihindari.

Dimana dan Bagaimana Menggali Hipotesis?

Nampaknya merupakan ironi bahwa peneliti muda yang belum banyak pengalaman

harus memaksakan diri merumuskan hipotesis sebelum melakukan pengumpulan data, tetapi

justru inilah yang paling sulit melakukannya karena belum banyak pengalaman yang diperoleh

dalam penelitian –penelitian sebelumnya.

Memang hal ini benar dan rupanya ada semacam dilema. Namun begitu sebagai

petunjuk umum dapatlah disebutkan bahwa hipotesis dapat dicari dan digali dari dua sumber

utama yaitu:

a. Pengetahuan umum dari si peneliti mengenai bidang yang akan diteliti.

b. Teori-teori ekonomi dan konsep-konsep ekonomi dan sosial yang lebih mapan serta banyak

digunakan.

Pengetahuan Umum

Sekali seorang peneliti sudah memutuskan niatnya untuk mempelajari sesuatu masalah,

maka ia harus selalu mencurahkan segala kemampuan dan segala yang ia ketahuinya untuk

mendalami masalah itu. Pengetahuan yang sudah dimiliki ini harus ditingkatkan dengan

penelaahan-pelaahan dan penelitian kepustakaan dengan orang-orang atau ahli-ahli yang

berpengalaman di bidangnya dan dengan menambah pengalaman pribadi dengan cara

pengamatan fenomena secara langsung di lapang.

Bagi seorang mahasiswa yang melakukan penelitian untuk membuat skripsi, tesis atau

disertasi, seluruh daya persepsi, daya pikir dan daya khayalan harus ditumpahkan untuk

penelitiannya itu. Pendeknya, bila penelitian akan berhasil baik, haruslah ia tidak melupakan

pekerjaan sambilan yang dikerjakan diwaktu senggang. Kalau kebetulan penelitian dilakukan

oleh seorang peneliti tua (senior) yang menjalankan dua atau lebih proyek penelitian sekaligus

disamping tugas-tugas yang lain, maka penelitian itu hanya akan berhasil baik kalau ia

memperkerjakan paling sedikit seorang pembantu utama bagi setiap proyek penelitian. Seorang

pembantu utama pada dasarnya merupakan penanggung jawab utama suatu penelitian dibawah

ketua proyek.

Jelaslah bahwa untuk dapat menggali hipotesis segala pengetahuan, baik si peneliti

sendiri maupun orang lain, harus dikerahkan secara tuntas. Dan untuk mencapai ini pengalaman

dan pengamatan pribadi dari si peneliti langsung dilapang merupakan syarat mutlak. Misalnya

seorang peneliti yang akan mempelajari pemasaran telur ayam harus pernah melihat sendiri dan

Page 35: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 32

berbicara langsung dengan peternak ayam, harus dapat membedakan telur ayam kampung dan

telur ayam negeri, dan harus mengetahui dan berwawancara dengan konsumen telur, baik

perseorangan maupun perusahaan, seperti misalnya pabrik-pabrik roti.

Karena alasan waktu, banyak peneliti menganggap kurang penting penelitian

kepustakaan. Hal ini sangat keliru. Perpustakaan adalah sumber data dan informasi yang sangat

penting dalam tahap persiapan penelitian, tidak hanya menyangkut bidang-bidang yang

langsung dan relevan, terkadang juga sebagai sumber informasi yang sifatnya umum. Majalah

dan surat-surat kabar sering kali dapat memberi petunjuk yang sangat berguna bagi peneliti

dalam tahap persiapan ini. Peneliti yang baik adalah mereka yang minat dan perhatiannya tidak

terlampau sempit, tetapi menjelajah bidang-bidang lain diluar bidang utamanya.

Teori-teori Ekonomi dan Konsep Sosial Ekonomi

Diatas telah diuraikan bahwa pengumpulan pengetahuan umum dari manapun

datangnya akan membantu mempertajam pertanyaan-pertanyaan yang sedang dirumuskan oleh

peneliti pada tahap persiapan. Baru setelah pertanyaan menjadi tajam, pengetahuan dan data

yang terus dikumpulkan akan mulai menjadi bahan-bahan jawab atas pertanyaan-pertanyaan

tersebut. Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut itulah yang disebut hipotesis. Jadi

hipotesis baru akan muncul setelah penelitian berjalan dan pengetahuan peneliti bertambah.

Tetapi disamping pengetahuan umum yang sedikit demi sedikit dikumpulkan oleh si

peneliti sebagai sumber hipotesis, teori ekonomi dan konsep-konsep sosial ekonomi yang sudah

mapan, yang berasal dari mana saja, juga dapat merupakan sumber hipotesis yang penting dan

seringkali jauh lebih penting. Salah satu sebab mengapa para peneliti muda mempunyai

kesukaran dalam merumuskan hipotesis adalah karena kurangnya menguasai teori-teori itu.

Kadang-kadang teori dianggap suatu yang terlalu abstrak dan hanya dihafalkan tanpa

dimengerti latarbelakang dan asumsi-asumsinya.

Memang banyak teori-teori ekonomi dari barat yang dalam kenyataanya tidak berlaku

dinegara kita karena asumsinya tidak realistis. Namun begitu sesungguhnya merupakan

kewajiban kita untuk menguji mana dari asumsi-asumsi itu yang cocok dengan keadaan disini

dan bagaiman kalau tidak cocok kita dapat menyempurnakan asumsi-asumsi tersebut; teori-

teori itu dapat kita pakai sebagai pedoman penyusunan hipotesis dalam penelitian di negara

kita.

Setelah pengetahuan dan teori-teori dikuasai dan dicari yang paling relevan dengan

masalah penelitian yang dihadapi maka hipotesis dapat lebih mudah dirumuskan dengan cara

berikut:

1. Susunlah berbagai masalah penelitian dan kemudian pilihlah beberapa yang rasanya

berhubunbgan satu sama lain. Disanalah hipotesis akan timbul.

2. Buatlah daftar tipe-tipe atau kelompok-kelompok keterangan utama untuk menjawab satu

masalah tertentu, kemudian coba jawablah pertanyaan paling penting mana yang dapat

Page 36: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 33

dijawab bila kelak keterangan-keterangan (atau data) tersebut berkumpul. Ini juga

merupakan satu kemungkinan hipotesis.

3. Susunlah urutan variabel-variabel penting yang dapat dipakai untuk menganalisa masalah

tertentu dan kemudian juga coba jawab mana pertanyaan yang paling penting dapat dijawab

kalau variabel-variabel tersebut telah benar-benar terkumpul.

4. Susunlah daftar lembaga-lembaga sosial ekonomi dan politik yang ada dan cobalah jawab

mana masalah yang belum juga terpecahkan walaupun lembaga-lembaga tersebut telah

berjalan sebagaimana mestinya.

5. Pilihlah dari daftar masalah-masalah teoritik, mana yang paling relevan untuk dipakai

sebagai kerangka kerja penelitian. Ini berarti penggunaan teori sebagai salah satu bahan

penyusunan hipotesis.

Demukian maka apabila dengan terus menerus kelima langkah tersebut dilakukan maka

hipotesis akan dapat dirumuskan tanpa banyak kesukaran.

TUGAS PRAKTIKUM

1. Buatlah contoh hipotesis sebanyak tiga buah yang berhubungan dengan bidang usahatani.

2. Buatlah tiga buah hipotesis yang berhubungan dengan judul dibawah ini : Alokasi Tenaga

Kerja dan Pendapatan Usahatani Padi di Kabupaten Malang.

3. Buatlah sebuah judul penelitian di bidang usahatani dengan tujuan beserta hipotesis

penelitiannya.

Page 37: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 34

PRAKTIKUM

9 ANALISIS ANGGARAN PARSIAL

Analisis anggaran parsial bertujuan untuk mengevaluasi akibat-akibat yang disebabkan

oleh perubahan-perubahan dalam metode produksi atau organiasi usahatani, sehingga yang

diperlukan hanya faktor-faktor yang berkaitan dengan perubahan-perubahan tersebut.

Dibandingkan dengan analisis anggaran secara keseluruhan analisis anggaran parsial ini

mempunyai kelebihan antara lain :

a. Tidak memerlukan banyak data dibanding dengan analisis anggaran keseluruhan.

b. Lebih sederhana karena tidak memerlukan informasi-informasi yang tidak ada

hubungannya atau tidak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang diamati

c. Dapat diterapkan pada skala usahatani yang lebih besar.

Bentuk anggaran parsial yang paling umum adalah Anggaran Keuntungan Parsial yang

digunakan untuk mengevaluasi pengaruh perubahan organisasi atau metode berpoduksi

terhadap keuntungan usahatani. Untuk keperluan ini keuntungan usahatani diukur dengan

penghasilan bersih usahatani.

Langkah-langkah dalam analisis anggaran parsial adalah :

1) Menjelaskan perubahan dalam organisasi usahatani atau metoda berproduksi secara

hati-hati dan tepat

2) Mandaftar dan menghitung keuntungan dan kerugian yang diakibatkan perubahan-

perubahan tersebut.

Yang termasuk keuntungan adalah :

a. Pengeluaran/biaya yang dapat dihemat

b. Tambahan pendapatan kotor

Yang termasuk kerugian yaitu :

a. Pengeluaran/biaya tambahan

b. Pendapatan kotor (penghasilan) yang dihilang

Perubahan keuntungan = keuntungan total dikurangi kerugian total.

3) Mendaftar faktor-faktor lain yang tidak berkaitan dengan keuangan tetapi besar

pengaruhnya dalam membuat keputusan untuk melaksanakan perubahan yang

diusulkan misalnya :

Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut

Ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan

Implikasi perubahan terhadap macam dan jumlah kerja yang harus dilakukan

petani

Page 38: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 35

Contoh Anggaran Parsial Untuk Perubahan Dalam Perencanaan Tanaman

Perubahan yang diamati : Penggantian rotasi tanaman tomat 2 x setahun

oleh sawi 3x setahun seluas 2 Ha

Kerugian Keuntungan

Biaya tambahan :

3x 2 Ha Sawi :

Bibit

Pupuk

Insektisida

Fungisida

Herbisida

Bahan Bakar

390

16.980

2.220

1.035

405

660

Biaya yang dihemat :

2x 2 Ha Tomat :

Bibit

Pupuk

Insektisida

Fungisida

Herbisida

Bahan Bakar

70

11.970

1.820

1.730

280

470

Penghasilan yang hilang :

2x 2 Ha Tomat

Kerugian Total :

42.000

63.690

Penghasilan tambahan :

3x 2 Ha Sawi

Keuntungan Total

64.125

80.465

Keuntungan tambahan : 80.465 – 63.690 = 16.775

Hasil analisis anggaran parsial ini dapat digunakan :

a) Untuk memberikan rekomendasi kepada petani tentang kelayakan suatu teknologi

berproduksi

b) Untuk menjawab suatu pertanyaan yang diajukan oleh policy maker mengenai pengaruh

suatu kebijaksanaan terhadap produksi dan pendapatan serta pemakaian sumberdaya.

Dengan menggunakan data turun lapang lakukan analisis anggaran parsial dari 2 macam

komoditi yang ada. Misalnya dengan mengubah usahatani X menjadi usahatani Y sesuai data

yang ada.

Page 39: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 36

PRAKTIKUM

10 LAPORAN AKHIR

Laporan akhir merupakan bagian akhir dari kegiatan yang telah dilaksanakan di laboratorium.

Laporan akhir terdiri dari

1. Kumpulan laporan mingguan yang telah di acc oleh asisten perindividu

2. Laporan dijilid dengan cover warna putih dengan format sbb :

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU USAHATANI

SEMESTER .......................................

Oleh:

JURUSAN .....................................

ANGKATAN .......................................

LABORATORIUM AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN - PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

20…

Page 40: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 37

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum lapang Ilmu Usahatani disusun berdasarkan praktikum yang telah

dilakukan mulai tanggal ………….., oleh:

Nama/NIM :

1. …………

2. …………

3. ……..

4. Dst

Jurusan : …………………

Fakultas : Pertanian-Peternakan

Universitas Muhammadiyah Malang

Telah Disahkan dan Disetujui,

Instruktur, Assisten

(…………………) (…………………)

Ka. lab Agribisnis

(…………………..)

Page 41: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 38

Daftar isi

Kumpulan Laporan Praktikum 1

Kumpulan Laporan Praktikum 3

Kumpulan Laporan Praktikum 4

Kumpulan Laporan Praktikum 5

Kumpulan Laporan Praktikum 6

Kumpulan Laporan Praktikum 7-8

Page 42: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 39

DAFTAR PUSTAKA

--------------------------, (1986), Ilmu Usahatani, Penerbit Univesitas Indonesia, Jakarta.

Anwas, Adiwilaga, (1974), Ilmu Usahatani, Penerbit Alumni, Bandung.

Makeham dan Malcolm, (1991), Manajemen Usahatani Daerah Tropis, LP3ES, Jakarta.

Soekartawi, dkk (1985), Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil,

Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Soekartawi, (2002), Analisis Usahatani, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Page 43: MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id

Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 40

LABORATORIUM AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang Telp.(0341) 464318-19 psw 116

KARTU KENDALI PRAKTIKUM LAPANG

Nama : _____________________________________________________________________

NIM : _____________________________________________________________________

Jurusan : _____________________________________________________________________

Asisten : _____________________________________________________________________

No Hari/Tanggal Materi Praktikum Revisi/ACC TTD

(Ins/Ass)

Nilai Akhir :_____________________

Instruktur Asisten

______________________ ______________________