Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Lamongan ...
MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id
Transcript of MANAJEMEN USAHA PERTANIAN - lab-agribisnis.umm.ac.id
__________________________________________________________________
PETUNJUK PRAKTIKUM __________________________________________________________________
MANAJEMEN USAHA PERTANIAN __________________________________________________________________
Penyusun : Dr. Ir. Anas Tain, MM
LABORATORIUM AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas segala rahmat dan karunia Allah SWT, perbaikan buku penuntun
atau petunjuk praktikum mata kuliah Manajemen Usaha Pertanian sebagai tambahan materi
muatan lokal Fakultas Pertanian - Peternakan UMM dalam rangka meningkatkan mutu lulusan
yang mempunyai nilai lebih.
Tujuan penulisan buku penuntun praktikum ini bukan hanya untuk membekali
mahasiswa tentang pengetahuan-pengetahuan praktis di bidang usahatani saja, akan tetapi juga
membekali mahasiswa dengan pengetahuan dasar tentang berbagai macam lembaga-lembaga
ataupun saluran pemasarannya, disamping itu, mahasiswa dituntut untuk dapat melakukan
penelusuran secara aplikatif terhadap potensi pertanian di daerah tertentu serta mampu
melakukan analisis terhadap berbagai aspek-aspek dalam sarana produksi tersebut seperti biaya
tetap, biaya tidak tetap, biaya penyusutan dan lain sebagainya. Dengan demikian pemahaman
secara teoritis yang disertai dengan pengalaman praktis akan memudahkan mahasiswa dalam
meneliti, terutama dalam penyusunan laporan akhir atau skripsi.
Kritik dan saran kiranya kami harapkan dari pembaca untuk perbaikan dan
penyempurnaan buku ini di masa mendatang.
Malang, Februari 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
PRAKTIKUM 1
RUANG LINGKUP USAHATANI ..................................................................... 1
PRAKTIKUM 2
PENGAMBILAN DATA ..................................................................................... 4
PRAKTIKUM 3-4
ANALISA EKONOMI USAHATANI – TABULASI DATA ............................. 8
PRAKTIKUM 5
ANALISA DATA ................................................................................................. 13
PRAKTIKUM 6
ANALISIS KOMPARASI (PERBANDINGAN)
PENDAPATAN USAHATANI ANTAR DUA DAERAH .................................. 19
PRAKTIKUM 7
DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI DAN KURVA LORENTZ ......... 23
PRAKTIKUM 8
HIPOTESIS ........................................................................................................... 28
PRAKTIKUM 9
ANALISIS ANGGARAN PARSIAL ................................................................... 34
PRAKTIMU 10
LAPORAN AKHIR .............................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 39
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 1
PRAKTIKUM
1 RUANG LINGKUP USAHATANI
Pendahuluan
J.P. Makeham dan R.L. Malcolm memberikan definisi usahatani sebagai terjemahan
farm management adalah cara bagaimana mengelola kegiatan-kegiatan pertanian. Petani
mengelola usahatani. Ukuran dan jenis usahatani mungkin berkisar dari sebidang kecil
usahatani subsistem dengan luas lahan yang sempit sampai perusahaan pertanian negara yang
meliputi semua lahan dari beberapa desa. Usahatani mungkin dilaksanakan oleh seorang
penggarap atau pemilik, seorang manajer yang dibayar oleh koperasi/perusahaan, atau oleh
seorang pemilik yang tinggal jauh dari lahan yang dimilikinya.
Tritunggal Usahatani
1) Manusia Petani
Pengelolaan usahatani dalam hakekatnya akan dipengaruhi oleh perilaku petani yang
mengusahakan. Perilaku seorang petani tergantung dari banyak faktor diantaranya dari watak,
suku dan kebangsaan, tingkat kebudayaan dan juga dari kebijaksanaan Pemerintah. Dalam
aktivitas pengelolaan usahatani, seorang petani sesuai dengan skala usahatani yang dimilikinya
memiliki banyak peranan yang dimainkannya. Tidak saja peran sebagai pemilik modal, tetapi
bisa juga peran sebagai penggerak dan peran sebagai manajer di usahataninya.
2) Tanah
Dipandang dari sudut teknis (phisis, biologis) peranan tanah dalam usahatani muncul
dalam berbagai bentuk, diantaranya yang patut diperhatikan adalah:
Tanah dan kaitannya dengan jenis tanaman.
Tanah dan kaitannya dengan waktu bertanam.
Tanah dan kaitannya dengan cara bercocok tanam.
Tanah dan kaitannya dengan bentuk usahatani.
Jenis dan keadaan tanah cukup besar pengaruhnya atas cara bertanam, artinya atas waktu
pengolahan tanah, cara mengolah tanah, cara bercocok tanam dan pula atas
3) Tanaman dan Hewan (Ternak, Ikan).
Dari perbedaan sifat dan panjang masa hidupnya kita mengenal adanya tanaman
semusim dan tanaman tahunan. Di antara tanaman semusim yang banyak ditanam petani adalah
tanaman pangan, tanaman hortikultura seperti : padi, jagung, kedelai, sayur mayur dan lain-
lain. Untuk tanaman tahunan yang banyak diusahakan oleh perkebunan seperti: sawit, kopi,
coklat dan lainnya. Kita juga mengenal ternak kecil, ternak sedang dan ternak besar. Untuk ikan
kita kenal ikan air tawar, ikan tambak, ikan air asin dan jenis lainnya seperti kerang, mutiara
dan lain-lain.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 2
Karena perbedaan habitat akan terdapat kombinasi yang khas antara tumbuhan dan
hewan di berbagai daerah yang berbeda. Dengan mengetahui kondisi daerah dan kriteria sarat
tumbuh, petani dapat menentukan perilaku budidaya yang dikehendaki.
1.1 Klasifikasi Usahatani
1.2.1. Menurut Bentuknya.
a) Usahatani perorangan
b) Usahatani kolektif dan tenaga kerja.
c) Usahatani kooperatif
d) Bentuk Perusahaan Inti Rakyat (PIR)
1.2.2 Menurut Strukturnya.
a) Usahatani khusus.
b) Tidak khusus
c) Usahatani campuran
1.2.3. Menurut Polanya.
Klasifikasi usahatani menurut polanya didasarkan pada macam lahannya, dan
digolongkan dalam 2 kelompok utama yaitu usahatani lahan basah (sawah) dan usahatani lahan
kering. Disamping itu juga terdapat pola campuran.
1.2.4. Menurut Tipenya.
a) Usahatani padi
b) Usahatani palawija
c) Usahatani sayuran
d) Usahatani campuran (tanaman ganda)
e) Usahatani sapi perah dan lain-lain.
1.2.5. Menurut Coraknya.
a) Usahatani subsisten (tingkatan statis) yaitu apabila bertujuan sekedar mencukupi
kebutuhan petani sendiri.
b) Usahatani komersial (tingkatan dinamis) yaitu apabila didorong oleh keinginan untuk
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
c) Tingkatan transisi yaitu peralihan antara tingkatan statis ke dinamis.
Tujuan Praktikum
Memberikan wawasan kepada praktikan potensi usahatani daerah berdasarkan
klasifikasi usahatani.
Tugas Praktikum
1. Cari literatur daerah penghasil (sentra produksi) padi, palawija, sayuran,
campuran/tanaman ganda di Kabupaten / Kota Pulau Jawa meliputi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat dan Madura. Masing individu 1-2 Kabupaten/Kota. Buatlah tabel
dan cantumkan sumber data.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 3
2. Tentukan wilayah penelitian untuk pengambilan data usahatani dengan ketentuan sbb:
Bentuklah kelompok 3-4 orang dan lakukan survey lapang kemudian informasikan
daerah yang akan anda teliti untuk pembuatan surat perijinan
Waktu pengambilan data 2-3 hari di luar jam perkuliahan.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 4
PRAKTIKUM
2 PENGAMBILAN DATA
Pendahuluan
Untuk mempermudah praktikan, pengambilan data disarankan ke petani tanaman
musiman atau hortikultura yang merupakan kegiatan inti dalam pelaksanaan praktikum. Untuk
memperoleh data yang memiliki validitas maka diperlukan pendekatan – pendekatan personel
sehingga petani sebagai responden tidak enggan untuk memberikan informasi. Tatap muka
langsung dengan petani atau ikut dalam kegiatan petani merupakan kunci untuk memperoleh
data sesuai yang diinginkan praktikan. Selain interview langsung dengan petani, obvervasi
langsung kondisi pertanian di daerah penelitian akan memberikan kontribusi data sebagai
pendukung dalam pengembangan wawasan.
Tujuan Praktikum
Untuk mendapatkan perhitungan secara nyata dari petani serta dapat mengetahui
kendala yang dihadapi petani.
Teknis Pelaksanaan Praktikum
1. Praktikum dilaksanakan di luar kampus atau di luar laboratorium pada suatu daerah
tertentu dan waktu yang telah ditetapkan oleh praktikan.
2. Untuk mempermudah kinerja praktikum, praktikan atau mahasiswa akan dibagi dalam
beberapa kelompok sesuai dengan ketetapan Laboratorium Agribisnis, tetapi untuk
laporan dikerjakan masing-masing individu.
3. Masing-masing kelompok akan diberi sejumlah kuisioner dan outline sebagai panduan
untuk turun lapang dan penyelesaian laporan.
4. Praktikan akan diberikan beberapa kali pengarahan dan pendampingan oleh instruktur
sebelum diadakan turun lapang.
5. Praktikan diharapkan melakukan koordinasi dengan instruktur dan asisten jika
mengalami kendala atau permasalahan di lapang.
Kegiatan Teknis Di Lapang
1. Praktikan akan disebar pada daerah tertentu untuk mencari responden sesuai dengan
jumlah kuisioner yang telah diberikan.
2. Praktikan harus mendapatkan data terbaru yang akurat mengenai monografi Desa
daerah yang dijadikan tempat praktikum.
3. Apabila praktikan tidak mendapatkan responden sejumlah yang telah ditentukan, maka
praktikan wajib mencari responden lagi hingga sesuai dengan jumlah yang telah
ditentukan.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 5
4. Contoh kuesioner sbb:
KUISIONER TURUN LAPANG USAHATANI
KECAMATAN : ……………………..
DESA : ……………………..
I. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
Jumlah Tanggungan Keluarga :
Total Luas Tanah Usahatani :
Pekerjaan Sampingan :
Rata-Rata Pendapatan Usahatani : Rp. ………………………./musim
Pendapatan Sampingan : Rp. ………………………./bulan
II. Uraian Umum
1. Apakah bapak/ibu selalu menghitung kapan hari yang cocok (hitungan jawa: pala kependem/pala
gemantung) untuk menanam tanaman ? a. ya b. tidak
2. Bila ya, apa alasan bapak/ibu : ………………………………………..............…...........................…….
………………………………………………………………………………...............................................
3. Apakah bapak/ibu selalu mempertimbangkan jenis komoditi yang cocok ditanam sesuai dengan keadaan
lahan yang dimiliki? a. ya b. tidak
4. Jika ya, apa alasan bapak/ibu : …........................................…………………………………………….
……………..…………………………............................................……………………………………….
5. Dalam penentuan komoditi yang akan ditanam, faktor apa sajakah yang menjadi pertimbangan
bapak/ibu?....................................................................................………………………………………….
. ………………………………………………………………………...........................................………..
6. Dalam berusahatani, apakah panen yang dihasilkan : a. Semua dijual ke pasar/tengkulak, b. Semua untuk
konsumsi keluarga, c. Sebagian dijual sebagian untuk konsumsi sendiri
7. Jika jawaban C, berapa besar prosentase yang di jual ? …………..…. .%
8. Menurut Bapak/ibu jenis komoditi pertanian apakah yang paling cocok untuk dikembangkan di daerah
ini (tanaman tahunan dan semusim) ? tanaman tahunan ………………............……………………..,
untuk tanaman semusim ………………………………………………………………………………..
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 6
BIAYA, PENDAPATAN DAN PRODUKSI USAHATANI
Komoditi : ……………………… Luas Lahan : …….ha (kering/sawah)
Varietas : ……………………… Musim Tanam : ……………………….
Uraian Tenaga Kerja Upahan
(riil dikeluarkan)
Tenaga Kerja Keluarga
(diperhitungkan)
Fisik Nilai Fisik Nilai
(HK) (Rp) (HK) (Rp)
A. INPUT TENAGA KERJA
I. Pra Panen
1. Persemaian
…………..
…………
…………
………….
2. Pengolahan Tanah s/d Siap Tanam :
-Membajak
-Menggaru/meratakan
-Mencangkul
………..…
………..…
…………..
…………
…………
…………
…………
…………
…………
……………
……………
……
3. Menanam/menugal …………. ………… ………… ………...
4. Memupuk …………. ………… ………… …………
5. Menyiang …………. ………… ………… …………
6. Pengendalian hama/penyakit …………. ………… ………… ………….
7. Pengairan …………. ………… ………… ………….
8. Lain-lain …………………….. …………. ………… ………… ………….
J u m l a h A.I …………. ………… ………… ………….
II. Pasca Panen
1. Memanen
………….
…………
…………
………….
2. Merontok …………. ………… ………… ………….
3. Membersihkan …………. ………… ………… ………….
4. Mengangkut …………. ………… ………… ………….
5. Mengeringkan …………. ………… ………… ………….
6. Menyimpan …………. ………… ………… ………….
7. Pengolahan hasil (oce, pipil) …………. ………… ………… ………….
8. Lain-lain …………. ………… ………… ………….
J u m l a h A.II. …………. ………… ………… ………….
Jumlah A = A.I. + A. II. …………. ………… ………… ………….
Keterangan : Fisik (HK) diisi jenis TK yang digunakan, misal : 5 P, 4 W, 2 A, 3 T
Uraian
B.SARANA PRODUKSI
1. Benih :
Komoditi 1 : ……………
Komoditi 2 : ……………
Komoditi 3 : ……………
Riil Dikeluarkan Diperhitungkan
Fisik Nilai Fisik Nilai
(kw, kg,..) (Rp) (kw, kg, ) (Rp)
…………..
…………..
…………..
…………
…………
…
…………
…………
…………
………….
………….
………….
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 7
2. Pupuk :
a. Anorganik :
Urea
TSP
KCL
ZA
b. Organik : Kandang/Hijau
c. ZPT : Nama :………………..
Nama : ……………….
………..…
………..…
…………..
………….
…………
…………
…………
……………
……………
……
…………
……………
……………
……
…………
…………. ……… ………… ……….…
………….
………….
…………
……
…………
…………
…………
…………
3. Pestisida :
a. Padat : Nama ……………….
Nama………………..
b. Cair : Nama ………………..
Nama…………………
………kg
………kg
……….lt
……….lt
………
………
………
………
………kg
………kg…
……lt……
…lt
…………
…………
…………
…………
4. Herbisida : Nama ……………
Nama ……………
……….lt
……….lt
………
………
………lt
………lt
………….
………….
5. Lain-lain ……………………. ………… ……… ……….. …………
J u m l a h B ……… …………
C. PENGELUARAN LAIN-LAIN
1. Pajak lahan
2. Sewa lahan
3. Bunga kredit
4. Iuran irigasi
5. ………………
…………
……
………
………
………
………….
………….
………….
………….
………….
J u m l a h C ……… ………….
Jumlah Total : A + B + C ……… ………….
TBRD TBD
OUTPUT :
1.Total Produksi :
Komoditi 1 = …….. Kg bentuk hasil ………. Harga di tingkat petani Rp……./Kg
Komoditi 2 = …….. Kg bentuk hasil ………. Harga di tingkat petani Rp……./Kg
Komoditi 3 = …….. Kg bentuk hasil ………. Harga di tingkat petani Rp……./Kg
2. Nilai Total Produksi (NTP) :
Total Produksi kmdt 1 x harga (Rp) kmdt 1 = Rp. ……………….
Total Produksi kmdt 2 x harga (Rp) kmdt 2 = Rp. ……………….
Total Produksi kmdt 3 x harga (Rp) kmdt 3 = Rp. ……………….
Jumlah = Rp. ………………..
3. Total Biaya Produksi (TBP) = TBRD + TBD = Rp. …………….
4. Pendapatan Bersih :
a. Secara Ekonomis = NTP – TBP = Rp. ………………
b. Secara Riil = NTP – TBRD = Rp. ………………
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 8
PRAKTIKUM
3-4 ANALISA EKONOMI USAHATANI - TABULASI
DATA
Pendahuluan
Analisa Biaya dan Pendapatan pada umumnya dibedakan dalam 2 cara berdasarkan sifatnya
yaitu :
Perhitungan Riil: didasarkan biaya-biaya riil atau biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh
petani
Perhitungan Perusahaan: diperhitungkan dari semua faktor produksi yang digunakan baik
yang secara nyata (tunai) maupun yang diperhitungkan
Berdasarkan bentuknya, biaya dibedakan menjadi:
Biaya Tunai (Cash) yaitu pengeluaran dalam bentuk uang tunai untuk berbagai
pembayaran/pembelian.
Biaya tidak tunai yaitu biaya yang nilainya diperhitungkan dari penggunaan faktor produksi
seperti: Biaya tenaga kerja dari dalam keluarga yang tidak dibayarkan tunai, Biaya tenaga
kerja berupa natura (bawon, makan dan lain-lain), Pupuk kandang dari milik sendiri, Bibit
dari milik sendiri, dan sebagainya.
Berdasarkan sifatnya, biaya dibedakan menjadi:
Biaya Tetap (Fixed Ccost) yaitu pengeluaran yang besarnya tidak tergantung atau tidak ada
kaitannya dengan besarnya produksi. Biaya ini bisa berbentuk tunai maupun tidak tunai.
o Yang tunai: sewa tanah/pajak bumi & bunga uang
o Yang diperhitungkan: penyusutan alat-alat.
Biaya tidak tetap (Variabel Cost) : yaitu pengeluaran yang besarnya tegantung atau ada
kaitannya dengan besarnya produksi, misalnya biaya sarana produksi (bibit, pupuk, obat-
obatan), tenaga kerja. Biaya ini juga bisa tunai atau tidak tunai.
Total biaya (Total Cost) adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap
Pendapatan dibedakan menjadi :
Pendapatan kotor usahatani (Gross Farm Income) adalah total penerimaan (total revenue)
dari pemakaian sumber daya dalam usaha tani. Atau dengan kata lain pendapatan kotor
merupakan nilai semua produksi (value of production).
Pendapatan bersih (net farm income) merupakan selisih antara pendapatan kotor usahatani
dengan total biaya. Pendapatan bersih berarti juga sebagai keuntungan (profit) dari
usahatani.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 9
Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui serta menerapkan perhitungan analisis ekonomi usahatani secara
nyata pada komoditas tertentu sehingga mahasiswa mengenal serta mengetahui perhitungan
ekonomi usahatani dan dapat mengaplikasikannya.
Cara Perhitungan
Dari dua cara perhitungan tersebut akan diperoleh hasil yang berbeda. Pendapatan
bersih secara riil lebih besar daripada pendapatan bersih secara perusahaan. Apabila dari
perhitungan secara perusahaan diperoleh profit kecil atau negatif, tidak berarti usahatani
tersebut secara riil tidak menguntungkan. Dalam kasus profit nol, secara perusahaan usahatani
tersebut akan memberikan pendapatan kepada keluarga sebesar upah tenaga kerja dari dalam
keluarga yang sudah diperhitungkan.
Total pengeluaran usahatani (Total farm expenses) merupakan nilai semua input yang
digunakan selama proses produksi, tidak termasuk bunga pinjaman dan upah tenaga kerja dalam
keluarga. Atau sama dengan total cost dikurangi bunga pinjaman dan nilai tenaga kerja dalam
keluarga.
Pendapatan bersih usahatani (net farm income) merupakan selisih antara pendapatan
kotor (Gross farm income) dengan total pengeluaran usahatani.
Sedangkan penghasilan bersih usahatani (net farm earnings) sama dengan net farm income
dikurangi bunga pinjaman. Berarti di dalam penghasilan bersih usahatani termasuk nilai tenaga
kerja dalam keluarga, sama dengan pendapatan bersih usahatani dalam perhitungan riil.
Penghasilan bersih usahatani (net farm earning) ditambah penghasilan dari luar
usahatani merupakan penghasilan bersih keluarga (family earnings).
Digunakan untuk mengukur kelayakan investasi usahatani pada suatu komoditi tertentu, dalam
suatu musim. Dasar perhitungan yang digunakan adalah hasil analisis biaya dan pendapatan.
Rumus: R/C =
dimana : TR = Total Revenue
TC = Total Cost
i = Suku bunga pinjaman
t = Jumlah waktu (bulan atau tahun) pengenaan bunga atau lama investasi.
Kaidah penilaian : R/C > 1 berarti menguntungkan
R/C = 1 berarti impas
R/C < 1 berarti tidak menguntungkan.
Dalam analisis ini nilai produk dihitung berdasarkan harga pada masa mendatang
(waktu panen), sehingga unsur bunga pinjaman dimasukkan sebagai faktor pengganda
(Compounding) terhadap biaya yang dikeluarkan.
t) i 1 ( TC
TR
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 10
Setelah kuisioner terisi dan terjamin validitasnya maka praktikan melakukan tabulasi
data (data asli dan konversi) seperti berikut:
Biaya Tenaga Kerja
Ada tiga jenis tenaga kerja dalam usahatani yaitu: (1) Tenaga kerja manusia, (2) Tenaga
kerja ternak, (3) Tenaga kerja mekanik (mesin). Sedangkan tenaga kerja manusia dibedakan
lagi menjadi: (1) tenaga kerja pria, (2) tenaga kerja wanita, (3) tenaga kerja anak-anak.
Berdasarkan asal (sumber) tenaga kerja dapat dibedakan menjadi: (1) Tenaga kerja dari
dalam keluarga dan (2) Tenaga kerja dari luar keluarga. Untuk mengukur tenaga kerja ini
digunakan satuan ukuran, yang umum digunakan yaitu:
a) Jumlah jam dan hari kerja total. Dalam satu hari kerja biasanya dihitung sebagai tujuh jam
kerja.
b) Jumlah hari kerja setara pria (HKP) atau man equivalen
Contoh perhitungan:
Sebuah keluarga petani A, terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan seorang anak
belum dewasa; maka potensi kerja keluarga tersebut adalah:
Tenaga pria : 1 orang
Tenaga wanita : 1 orang
Tenaga anak : 1 orang
Untuk mengukur dalam satuan hari kerja setara pria (HKP) maka perlu dibuat konversi tenaga
kerja. “Yang” (1985) membuat konversi tenaga kerja sebagai berikut:
1 tenaga pria : 1 HKP
1 tenaga wanita : 0,7 HKP
1 tenaga anak : 0,5 HKP
1 tenaga ternak : 2,0 HKP
Apabila dikonversi menurut ukuran di atas, maka potensi tenaga kerja keluarga A menjadi:
1 tenaga pria : 1,0 HKP
1 tenaga wanita : 0,7 HKP
1 tenaga anak : 0,5,HKP
Total potensi kerja : 2,2 HKP
Tetapi beberapa ahli usahatani tidak sependapat dengan cara tersebut di atas karena
dianggap tidak rasional dengan alasan banyak faktor yang mempengaruhi tenaga kerja, sehinga
tenaga kerja tidak mungkin homogen. Cara konversi yang dianggap lebih rasional, adalah
dengan membandingkan upah yang diterima, dengan menggunakan upah tenaga pria sebagai
standar, walaupun dasar upah sendiri masih menjadi persoalan.
Potensi dan pencurahan tenaga kerja ini biasanya diperhitungkan untuk jangka waktu satu
tahun. FAO menggunakan standard 250 hari kerja dalam setahun. Sedangkan Rukasah (1974)
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 11
membuat dasar perhitungan curahan kerja dalam setahun, dalam keadaan optimal artinya dalam
kondisi normal dan tersedia lapangan kerja adalah sebagai berikut :
tenaga pria : 300 hari kerja
tenaga wanita : 220 hari kerja
tenaga anak : 140 hari kerja
sehingga dalam contoh di atas, potensi tenaga kerja keluarga A dalam setahun adalah:
tenaga pria : 1 x 300 300 hari kerja
tenaga wanita : 1 x 220 220 hari kerja
tenaga anak : 1 x 140 140 hari kerja
Dan kalau dikonversikan menurut cara "Yang" adalah
tenaga pria : 300 x 1,0 = 300 HKP
tenaga wanita : 220 x 0,7 = 154 HKP
tenaga anak : 140 x 0,5 = 70 HKP
Total potensi kerja : 524 HKP
Menghitung potensi tenaga kerja (curahan tenaga kerja optimal ) dan pencurahan kerja
riil ini penting untuk:
a. Melihat efisiensi penggunaan tenaga kerja.
b. Melihat tingkat pengangguran.
Contoh:
Misalnya dalam keluarga A di atas dalam satu tahun secara nyata melakukan kerja sebagai
berikut :
tenaga pria : 200 hari = 200 x 1,0 = 200 HKP
tenaga wanita : 200 hari = 200 x 0,7 = 140 HKP
tenaga anak : 100 hari = 100 x 0,5 = 50 HKP
Total pencurahan kerja riil = 390 HKP
Adapun selisih antara total potensi kerja dengan total pencurahan tenaga kerja riil merupakan
tenaga kerja yang tidak terpakai atau dengan kata lain merupakan jumlah pengangguran. Dalam
contoh di atas besarnya adalah 134 HKP.
Besarnya angka pengangguran merupakan salah satu indikator tingkat efisiensi tenaga
kerja yaitu jumlah pekerjaan produktif yang berhasil diselesaikan oleh seorang pekerja.
Salah satu cara mengukur efisiensi kerja adalah dengan menggunakan produktifitas
tenaga kerja. Menurut ILO produktifitas adalah ratio antara output yang dihasilkan dengan
masukan (input) yang digunakan. Tingkat pengangguran yang tinggi menyebabkan
produkivitas rata-rata menjadi rendah (tidak optimal).
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 12
Perhitungan potensi dan pencurahan tenaga kerja terhadap suatu kelompok tani penting
untuk mengalokasikan kebutuhan tenaga kerja. Dengan mengetahui potensi kerja seluruh
anggota kelompok dapat digunakan untuk mengatur perencanaan tenaga dalam suatu kegiatan
cabang usaha yang akan dikerjakan secara bersama-sama.
Tabulasi data bertujuan untuk mempermudah praktikan dalam penyelesaian laporan.
Adapun tabel-tabel yang dipergunakan seperti sbb :
Tabel 1. Karakteristik Responden
Tabel II. Biaya Variabel (Tenaga Kerja)
Tabel 1II. Biaya Variabel (Pupuk An Organik & Oraganik)
Tabel 1V. Biaya Variabel (Pestisida)
Tabel V. Biaya Variabel (Bibit / Benih)
Tabel VI. Biaya Tetap
Tabel VII. Biaya Total (TC)
Tabel VIII. Penerimaan (TR)
Tabel IX. Pendapatan (Pendapatan Kotor & Pendapatan Bersih
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 13
PRAKTIKUM
5 ANALISA DATA
Pendahuluan
Model regresi linier berganda merupakan regresi dengan lebih dari satu variabel bebas.
Modelnya:
Dimana:
Model penduganya adalah
Misalkan model regresi dengan kasus 2 peubah bebas X1 dan X2 maka modelnya:
Sehingga setiap pengamatan . Akan memenuhi persamaan
Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui serta menerapkan perhitungan analisis ekonomi usahatani pada
komoditas tertentu menggunakan SPSS (Analisis Regresi Linier Berganda) sehingga
mahasiswa mengenal berbagai macam analisis serta mengetahui perhitungan ekonomi
usahatani dan dapat mengaplikasikannya.
Teknis Pelaksanaan Praktikum
1. Setelah tabulasi data terpenuhi maka praktikan melakukan analisis dengan menggunakan
SPSS (Analisis Regresi Linier Berganda) untuk mengetahui hubungan berbagai input
produksi terhadap hasil produksi usahatani suatu komoditi tertentu yang dilakukan dibawah
bimbingan Instruktur dan asisten di laboratorium agribisnis.
2. Membahas per-point hasil output dengan ditambahkan hasil observasi lapang selama
penelitian
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 14
Analisis regresi linier berganda
Contoh Kasus: Analisis Usaha Tani Kubis di Desa Sukamaju...
Diketahui:
Variabel Dependent: Y= Jumlah Produksi Kubis (Kg)
Variabel Independent:
X1 : Tenaga Kerja (HKO atau HKSP) dilihat nilai upah TK pria dan wanita apabila
upahnya berbeda maka harus di prosentasekan dari upah pria.
X2 : Pestisida (Unit)*
X3 : Pupuk Anorganik ( dibedakan per jenis pupuk : ZA, TSP, NPK) = Kg) X4 = Pupuk
Urea ; X5 = pupuk TSP; X6 = Pupuk NPK atau ZK
X4 : Pupuk Organik ( per Zak) bisa dipisah : pupuk organik (granular), pupuk organik
cair (daun dan bunga)
X5 : Benih/Bibit (gr/Kg)
Ket: *1 Unit = Rp. 10.000,- (Misal : nilai pembelian pestisida sebesar Rp. 100.000,- nilai
konversi Rp. 100.000/10.000 = 10 unit)
Data mentah (untuk diolah)
No Y
Σ Produksi (Kg)
X1
TK (Org)
X2
Pestisida (Unit)
X3
Pupuk
An-organik (Unit)
X4
Pupuk organik
(Unit)
X5
Benih/Bibit
(gr/Kg)
1 2500 44 1.2 500 1800 1
2 51000 210 2.5 2000 6000 0.5
3 3000 40 0.5 210 700 0.75
4 48000 164 4 1050 6000 1
5 12000 72 1.6 630 1800 0.75
6 6750 56 1 1000 6000 1
7 2500 33 0.25 130 200 1
8 58000 162 5 1200 33750 0.5
9 10500 75 1.65 480 2100 1
10 3300 40 0.4 200 600 0.75
11 5350 40 0.8 200 900 1
12 6200 56 0.7 250 1300 0.5
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 15
Output Analisa Regresi Fungsi produksi (menggunakan analisa Regresi Linier Berganda)
Variabels Entered/Removed
Model Variabels
Entered
Variabels
Removed Method
1 X1, X2, X3, X4,
X5, , Enter
a. All requested variabels entered.
b. Dependent Variabel: Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,997 ,993 ,985 2619,544
a. Predictors: (Constant), X3, X4, X5, X2, X1
ANOVA
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
4,99E+09
34310056
5,02E+09
6
5
11
831731240,6
6862011,253
121,208 ,000
a. Predictors: (Constant), X6, X3, X4, X5, X2, X1
b. Dependent Variabel: Y
Coefficients
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant)
X1
X2
X3
X4
X5
-15546,415
371,270
225,906
-8,982
,609
5898,781
6478,474
103,424
2932,150
4,587
,258
6075,382
1,049
,016
-,237
,265
,060
-2,400
3,590
,007
-1,958
2,354
,971
,062
,016
,942
,108
,065
,376
a. Dependent Variabel: Y
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 16
Interpretasi:
Model Summary
Angka R sebesar 0.997 > ά sebesar 0.05 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara
variabel tak bebas Y (Jumlah Produksi Kubis) dengan 5 variabel X (Tenaga Kerja, Pestisida,
Pupuk Anorganik, Pupuk Organik, Benih/Bibit) adalah sangat kuat.
Angka R Square atau koefisien determinasi adalah 0.993 (berasal dari 0.997 x 0.997). Namun
untuk variabel bebas yang lebih dari 2, lebih baik digunakan Adjusted R Square yang bernilai
0.985 (yang selalu lebih kecil dari R Square) hal ini berarti bahwa 98.5% variasi dari Y (Jumlah
Produksi Kubis) bisa dijelaskan oleh variasi dari X (Tenaga Kerja, Pestisida, Pupuk Anorganik,
Pupuk Organik, Benih/Bibit). Sedangkan sisanya (100% - 98.5% = 1.5%) dijelaskan oleh
sebab-sebab lain.
Standard Eror of Estimate (SEE) adalah 2619.544 atau 2619.544% (satuan yang dipakai adalah
variabel tak bebas). Semakin kecil SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam
memprediksi variabel dependent.
ANOVA
Dari uji Anova atau F-test, didapat F hitung adalah sebesar 121.208 dengan tingkat signifikansi
0.000. Karena probabilitas (0.000) jauh lebih kecil dari (0.05), maka model regresi bisa dipakai
untuk memprediksi Y atau dengan kata lain Tenaga Kerja, Pestisida, Pupuk Anorganik, Pupuk
Organik, Benih/Bibit secara bersama-sama berperan signifikan terhadap Jumlah Produksi
Kubis.
Koefisien Regresi
Persamaan regresi
Y = - 15546.415 + 371.270X2 + 225.906X3
- 8.982X4 + 0.609X5 + 5898.781X6
Konstanta sebesar - 15546.415 menyatakan bahwa tanpa faktor-faktor seperti: Tenaga
Kerja, Pestisida, Pupuk Anorganik, Pupuk Organik, Benih/Bibit, maka Jumlah Produksi
Kubis adalah turun sebesar 15546.415 kg.
Koefisien regresi 371.270 menyatakan bahwa setiap penambahan 1HOK (Hari Orang
Kerja) Tenaga Kerja, maka akan meningkatkan Jumlah Produksi Kubis sebesar 371.270 kg.
Koefisien regresi 225.906 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 liter (1 satuan)
Pestisida, maka akan meningkatkan Jumlah Produksi Kubis sebesar 225.906 kg.
Koefisien regresi - 8.982 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 kg pupuk Organik, maka
akan menurunkan Jumlah Produksi Kubis sebesar 8.982 kg.
Koefisien regresi 0.609 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 kg Pupuk Anorganik,
maka akan meningkatkan Jumlah Produksi Kubis sebesar 0.609 kg.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 17
Koefisien regresi 5898.781 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 kg bibit/benih, maka
akan meningkatkan prosentase Jumlah Produksi Kubis sebesar 5898.781%.
Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel bebas
Hipotesis:
H0 : Koefisien regresi tidak signifikan
H1 : Koefisien regresi signifikan
Pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas)
Jika Probabilitas ≥ 0.05, maka H0 Diterima
Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 Ditolak
Keputusan:
Terlihat bahwa pada kolom sig/significance:
Variabel X1 mempunyai angka signifikan 0.016 < 0.05, oleh karena itu X2 = Tenaga Kerja
berperan terhadap Jumlah Produksi Kubis.
Variabel X2 mempunyai angka signifikan 0.942 > 0.05, oleh karena itu X3 = Pestisida tidak
berperan terhadap Jumlah Produksi Kubis.
Variabel X3 mempunyai angka signifikan 0.108 > 0.05, oleh karena itu X4 = Pupuk
Anorganik tidak berperan terhadap Jumlah Produksi Kubis.
Variabel X4 mempunyai angka signifikan 0.065 > 0.05, oleh karena itu X5 = Pupuk Organik
tidak berperan terhadap Jumlah Produksi Kubis.
Variabel X5 mempunyai angka signifikan 0.376 > 0.05, oleh karena itu X6 = Bibit/Benih
tidak berperan terhadap Jumlah Produksi Kubis.
Untuk angka signifikansi bagi konstanta sebesar 0.062 (diatas 0.05) berarti β0 tidak nyata
secara statistik.
Ket:
Yang dimasukan dalam pembahasan mengenai “Peran Faktor-faktor Produksi pada
Komoditas ………..” adalah tentang F tabel dan T tabel, sedangkan interpretasi (seperti
contoh diatas) dimasukkan dalam lampiran.
Dalam pembahasan tersebut, beri penjelasan mengenai hubungan antara F hitung dan F
tabel mengenai pengaruhnya terhadap Penolakan atau penerimaan H0. Kemudian beri
penjelasan tentang maksudya apabila dihubungkan antara variabel tak bebas Y dan variabel
bebas X dan beri juga kesimpulannya.
(F tabel diperoleh dari: df Total, ά sedangkan F hitung telah tersedia pada output data SPSS)
F hitung > F tabel, Terima Hi dan tolak Ho
F hitung ≤ F tabel, Tolak Hi dan terima Ho
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 18
Beri penjelasan pada masing-masing variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) mengenai
hubungan antara t hitung dan t tabel, kemudian beri penjelasan dan kesimpulannya.
(t tabel diperoleh dari: df Total, ά sedangkan t hitung telah tersedia pada output data SPSS)
t hitung > t tabel, berpengaruh nyata secara statistik
t hitung ≤ t tabel, tidak berpengaruh nyata secara statistik
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 19
PRAKTIKUM
6 ANALISIS KOMPARASI (PERBANDINGAN)
PENDAPATAN USAHATANI ANTAR DUA DAERAH
Pendahuluan
Uji t Untuk Membedakan Dua Buah Mean
Salah satu penggunaan statistik adalah untuk memutuskan apakah sebuah hipotesa
diterima atau ditolak. Dalam hubungannya dengan pengujian hipotesa, seorang peneliti dapat
saja terjerumus ke dalam jurang error. Jika sebuah hipotesa ditolak, dimana sebenarnya hipotesa
tersebut harus diterima, maka dikatakan peneliti tersebut telah membuat error tipe I. Dilain
pihak, jika suatu yang seharusnya ditolak, tetapi diterima peneliti telah membuat error tipe II.
Sudah terang tipe error apa yang diperbuat sangat tergantung dari cara seseorang
memformulasikan hipotesa.
Dalam penelitian dengan metode percobaan, hipotesa yang sering dirumuskan adalah
HipotesaNull. Hipotesa ini dibuat sedemikian rupa sehingga probbabilitas membuat error tipe
I dapat dicari. Probnabilitas untuk membuat error tipe I dapat dispesifikasikan, dan
kemungkinan untuk membuat error tipt I tersebut dinamakan level significant yang sering
digunakan adalah 0.05 atau 0,01
Mean Dari Dua Sampel Independent
Andaikata terdapat perbedaan dua buah mean, perbedaan tersebut belum tentu berbeda
secara statistik. Mungkin saja kedua mean tersebut berbeda karena kebetulan saja. Karena itu,
beda dari kedua mean tersebut harus diuji terlebih dahulu untuk melihat apakah beda mean
tersebut significant. Salah satu cara untuk menguji beda antara dua mean adalah dengan
menggunakan uji t.
Untuk menguji dua buah sampel yang independent, misalnya mean dari sampel
perlakuan dan sampel kontrol, uji t dapat dilakukan dengan prosedur yang akan dijelaskan di
bawah ini. Dua asumsi dasar dalam menggunakan uji t adalah:
Distribusi dari variabel adalah normal.
Kedua populasi dimana kedua sampel tersebut ditaruh mempunyai varians yang sama.
Dalam uji t untuk membedakan dua buah mean perlu dihitung standar error dari beda. Formulasi
untuk uji t adalah sebagai berikut:
Dimana:
X1 dan X2 = Rata-rata pengamatan variabel 1 dan 2
n1 dan n2 = Besar sampel 1 dan 2
S12 dan S2
2 = Varians
1
2
n
xxS ii
db = n1 + n2 – 2
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 20
Dalam menggunakan uji t, perlu diperhatikan bentuk hipotesa yang akan dirumuskan tentang
kedua mean yang ingin dibandingkan. Ada tiga cara untuk merumuskan hipotesa, yaitu:
H0 : U1 = U2 dengan hipotesa alternatif HA : U1 = U2
H0 : U1 < U2
H0 : U1 > U2 dengan HA : U1 U2
Jenis hipotesa yang dirumuskan menetukan Apakah uji t menggunakan two tail atau one tail.
Hipotesa yang sering digunakan adalah hipotesa pertama, dimana dinyatakan bahwa mean dari
populasi 1 sama dengan mean populasi 2, dengan hipotesa alternatif bahwa populasi 1 tidak
sama dengan populasi 2. Ini adalah hipotesa null. Prosedur uji t adalah sebagai berikut :
Untuk U1 = U2
Tentukan hipotesa tentang kedua mean populasi H0 : U1 = U2
HA : U1/ U2
Nyatakan besar masing-masing sampel yang independen tersebut n1, n2
Hitung statistik t yang akan digunakan yaitu seperti pada formulasi di atas
Tentukan level significant yaitu a
Cari harga t pada tabel dengan db = n1 +n2 –2
Tentukan daerah penilaian hipotesa :
Tolak H0, terima HA, jika:
t > t ½ a, df = n1 + n2 –2
Terima H0, terima HA, jika:
t t1/2 a, df = n1 + n2 –2
Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui serta menerapkan perhitungan secara analisis untuk mengetahui
perbedaan pendapatan usaha tani yang terdapat pada dua daerah, dengan demikian mahasiswa
atau praktikan akan mengetahui berbagai faktor-faktor atau sebab-sebab terjadinya suatu
perbedaan atau kesamaan pendapatan pada dua daerah usaha tani.
Teknis Pelaksanaan
Di bawah ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah untuk menjalankan prosedur
independent sample test.
1) Masukkan data pada data view dengan cara:
a. Masukkan sample data pertama yang kemudian diikuti oleh sample data yang ke dua
(dalam satu kolom).
b. Pada kolom selanjutnya masukkan jenis data yang lain dengan cara seperti di atas,
begitu juga seterusnya sampai pada pemasukan jenis data yang terakhir.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 21
c. Langkah selanjutnya adalah pemberian kriteria yang berupa angka pada masing-masing
jenis sampel data tersebut.
2) Klik pada variable view.
3) Pada kolom name, ketiklah nama semua jenis data yang telah dimasukkan pada kolom-
kolom di data view sebelumnya dan pada kolom decimal isikan sesuai dengan jumlah
desimal yang diinginkan.
4) Pada kolom value dengan jenis data kriteria, masukkan masing-masing jenis kriteria dan
nama kriteria tersebut.
5) Langkah analisis:
Analyze Compare Means Independent Sampel t-test
Kemudian akan muncul sebuah kotak atau tabel untuk melakukan langkah selanjutnya,
yaitu:
Masukkan semua jenis data pada kolom atau kotak Test Variabel(s), kemudian masukkan
data kriteria kedalam kotak grouping variabel, selanjutnya klik pada Define Group dan
masukkan kriteria sesuai dengan ke 2 data sample yang telah ditentukan sebelumnya
kemudian klik Continue dan Ok, maka akan keluar output data SPSS mengenai Independent
Sampel T-test.
6) Lakukan Interpretasi dengan beberapa ketentuan seperti dibawah ini:
a. Analisis Levene Test digunakan untuk menguji apakah varians populasi identik atau
tidak
Hipotesis
H0: Kedua varian dari populasi adalah identik
H1: Kedua varian dari populasi adalah tidak identik
Pengambilan Keputusan
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
b. Analisis dengan menggunakan t test digunakan untuk asusmsi varians sama
(pengambilan keputusan berdasarkan analisis Levene Test)
Hipotesis
H0: Kedua rata-rata populasi adalah identik
H1: Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik
Pengambilan Keputusan
a). Berdasarkan Perbandingan Antara t Hitung dengan t Tabel
Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak
Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima
b). Berdasarkan Nilai Probabilitas
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 22
Hasil Kegiatan Praktikum
Contoh:
Seorang peneliti ingin membandingkan rata-rata pendapatan usahatani kacang tanah
antara kelompok petani di desa Tumpakrejo Kec. Kalipare dan desa Gedangan Kulon
Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang. Dari masing-masing desa diambil 16 petani.
Adapun datanya adalah sebagai berikut:
No.Resp. Desa Tumpakrejo Desa Gedangan Kulon
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
795.000
765.125
926.750
754.125
889.600
940.400
1.098.700
876.400
936.400
851.400
824.000
1.090.700
932.200
919.400
955.100
633.667
683.200
859.750
892.750
692.900
873.800
970.000
966.450
823.000
742.000
1.265.300
784.000
977.467
815.334
1.123.000
1.072.667
1.125.900
Ujilah dengan t Test, bagaimana kesimpulan anda ?
Ket:
a. Angka 1 merupakan kriteria yang diberikan untuk menunjukkan pendapatan Kacang Tanah
di Desa Tumpakrejo
b. Angka 2 merupakan kriteria yang diberikan untuk menunjukkan pendapatan usahatani
kubis di Desa Gedang Kulon
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 23
PRAKTIKUM
7 DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI DAN
KURVA LORENTZ
Pendahuluan
Untuk mengukur tingkat ketimpangan atau tingkat pemerataan pendapatan masyarakat di
masyarakat pada prinsipnya dibagi menjadi dua, yaitu ukuran ketimpangan absolut dan ukuran
ketimpangan relatif. Ukuran ketimpangan absolut meneliti besarnya garis kemiskinnan,
sedangkan ukuran ketimpangan relatif pada dasarnya menggunakan beberapa pendekatan
antara lain: ordinal rangking, angka gini rasio, dan kurva lorenz.
1. Ordinal rangking
Cara ini menunjukkan adanya bermacam-macam golongan pendapatan, yaitu dengan
menempatkan pendapatan yang diperoleh kedalam tingkat penggolongan yang ditunjukkan ke
dalam prosentase. Menurut Toto Sugito (1980) diklasifikasikan dalam lima golongan
pendapatan yaitu: a. golongan pendapatan terendah (20%), rendah (20%), sedang (20 %), tinggi
(20%) dan tertinggi (20%). Menurut kriteria Bank dunia, bahwa tingkat ketimpangan
pendapatan dibedakan menjadi tiga yaiitu: rendah, sedang dan tinggi.
- Tingkat ketimpangan tinggi apabila 40% penduduk dalam kelompok rendah menerima
pendapatan kurang dari 12 % dari total pendapatan yang diterima penduduk.
- Tingkat ketimpangan sedang apabila 40% penduduk dalam kelompok rendah memperoleh
pendapatan 12-17 % dari total pendapatan yang diterima penduduk.
- Tingkat ketimpangan rendah apabila 40% penduduk memperoleh pendapatan (dalam
kelompok rendah) di atas 17% dari total pendapatan yang diterima penduduk.
2. Angka Gini Rasio
Angka gini dipakai sebagai indikator yang menunjukkan distribus pendapatan suatu
populasi yang nilainya 0 – 1. Nilai 1 berarti ketimpangan pendapatan tidak merata sempurna,
sedangkan nilai 0 berarti distribusi pendapatan merata sempurna. Adapun formulasi angka gini
adalah sebagai berikut:
AG = 1 -
N
i 1
Ai 000.10
))(( 1 ii QQ
Dimana :
AI = Prosentase rumah tangga pada kelas pendapatan ke-I
QI = Prosentase komulatif pendapatan sampai kelas ke–I
Qi-1 = Prosentase komulatif pendapatan sampai kelas ke- (i – 1)
N = Banyaknya kelas
1 dan 10.000 = Konstanta
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 24
3. Kurva Lorenz
Kurva Lorenz adalah suatu metode grafis untuk mengukur deviasi dari nilai rata-rata
(average), suatu metode yang dikemukakan oleh Dr. Lorenz untuk mengukur ketidak
seimbangan (in equalitas) dalam distribusi pendapatan. Metode tersebut dapat juga dapat
dipergunakan untuk membandingkan distribusi profit dari berbagai kelompok usaha dan
bidang-bidang lain.
Kurva Lorenz merupakan kurva persentase komulatif. Misalnya: penduduk
dikombinasikan dengan kekayaan (pendapatan), persentase profit atau perputaran usaha dan
bidang-bidang yang lain.
Metode Pembuatan Kurva Lorenz
Pembuatan Kurva Lorenz mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Berbagai kelompok masing-masing variabel diubah dalam bentuk persentase. Bentuk
persentase ini bertujuan untuk menunjukkan distribusi pendapatan diantara berbagai
kelompok penduduk suatu daerah/negara. Berbagai kelompok penduduk diubah dalam
bentuk persentase, dihitung dari jumlah total, demikian juga persentase pendapatan dihitung
dari total pendapatan.
2. Dua set angka persentase tersebut dihitung jumlah kumulatip sehingga diperoleh angka
persentase komulatip.
3. Persentase komulatip dari dua variabel tersebut digambarkan diagramnya pada sumbu X
dan sumbu Y. Skala panjang sumbu Y dimulai dari titik 0 (titik interseksi) ke atas sampai
100, pada sumbu X dari titik interseksi ke kanan sampai 100.
4. Pada titik 100, 100 pada sumbu Y dan titik 0,0 pada sumbu X dihubungkan dengan suatu
garis lurus. Garis tersebut dinamakan garis keseimbangan distribusi. Garis tersebut
merupakan dasar untuk menentukan sejauh mana distribusi senyatanya menyimpang dari
distribusi ideal yang ditunjukkan dengan garis tersebut.
5. Data senyatanya kemudian digambarkan pada diagram tersebut. Jarak kurva ini yaitu jarak
kurva yang dibuat dengan garis keseimbangan distribusi menunjukkan besarnya
penyimpangan (ketidak seimbangan) distribusi.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 25
Jumlah Pendapatan dalam %
Tertinggi 100
Tinggi 80
Sedang 60
Rendah 40
Terendah 20
0 20 40 60 80 100
Jumlah penduduk sebagai % dari total
masyarakat secara kumulatif
Sumbu vertikal mencerminkan jumlah pendapatan dalam persen dari seluruh pendapatan
masyarakat secara kumulatif. Sumbu horisontal menggambarkan jumlah penduduk sebagai
persen dari penduduk keseluruhan secara kumulatif.
Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui dan menerapkan perhitungan mengenai distribusi pendapatan
usahatani serta kurva lorentz sehingga mahasiswa atau praktikan akan mengetahui berbagai
tingkat ketimpangan yang terdapat pada petani.
Teknis Pelaksanaan
1) Dari data pendapatan usahatani pada kegiatan praktikum II, maka data tersebut akan diolah
dengan berbagai perhitungan secara ordinal ranking, angka gini rasio dan kurva lorentz.
2) Lakukan pembagian secara ordinal ranking untuk pembagian pada golongan pendapatan
usahatani dari tingkatan terkecil, kecil, besar dan terbesar, kemudian lakukan identifikasi
untuk mengetahui tingkat ketimpangan pendapatan usahatani tersebut dengan
menggunakan kriteria dari bank dunia mengenai tingkat ketimpangan pendapatan.
Distribusi lebih tidak merata
B
Distribusi lebih merata
A
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 26
3) Lakukan perhitungan secara angka gini rasio untuk mengetahui distribusi pendapatan
usahatani sesuaikan dengan rumus yang telah ditetapkan diatas.
4) Buatlah grafik kurva lorentz untuk mengukur ketidak seimbangan (in equalitas) dalam
distribusi pendapatan melalui berbagai langkah yang telah disebutkan diatas.
Contoh : Hasil Kegiatan Praktikum
1) Pembagian secara ordinal ranking
Langkah-langkah untuk melakukan ordinal ranking:
a. Melakukan tabulasi data untuk pendapatan usahatani responden
b. Melakukan pembagian golongan pendapatan usaha tani kedalam 4 golongan seperti
tabel dibawah ini:
No
Pendapatan
Terendah
(25%)
Pendapatan
Rendah
(25%)
Pendapatan
Tinggi
(25%)
Pendapatan
Tertinggi
(25%)
Total
(100%)
1 ……………... ……………... ……………... ……………... ……………...
2 ……………... ……………... ……………... ……………... ……………...
3 Dst dst dst dst Dst
Total A b c d E
c. Kemudian lakukan beberapa perhitungan secara sistimatis seperti dibawah ini:
Frekuensi Pendapatan Kumulatif (f kum)
Q1(terendah) = 1.%100)(
)(ax
euruhanTotalKesel
adahTotalTeren
a.1 = Q1.1
Q2(rendah) = 1.%100)(
)(Rebx
euruhanTotalKesel
bndahTotal
a.1 + b.1 = a.2 = Q2.1
Q3(tinggi) = 1.%100)(
)(cx
euruhanTotalKesel
ciTotalTingg
a.2 + c.1 = a.3 = Q3.1
Q4(tertinggi) = 1.%100)(
)(dx
euruhanTotalKesel
dnggiTotalTerti
a.3 + d.1 = a.4 = Q4.1
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 27
2) Perhitungan angka gini rasio
Rumus secara sistematisnya adalah sebagai berikut:
AG = 000.10
))1((11
1
QQA
N
ii
Atau apabila dijabarkan adalah sebagai berikut:
AG =
000.10
1 1.31.41.21.311.1.201.1 QQAQQAQQAQQA
Ketentuan Tingkat Ketimpangan
AG = 0 - 0,33 berarti tingkat ketimpangan rendah
AG = 0,34 – 0,66 berarti tingkat ketimpangan sedang
AG = > 0,66 berarti tingkat ketimpangan tinggi
3) Grafik kurva lorentz
Metode atau langkah-langkah pembuatan kurva lorentz telah dijelaskan sebelumnya pada
sub bab pendahuluan diatas.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 28
PRAKTIKUM
8 HIPOTESIS
Pendahuluan
Hipotesis berasal dari perkataan hipo dan tesis. Hipo berarti kurang dari dan tesa berarti
pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya belum benar-
benar berstatus sebagai tesis. Baru setelah hipotesis lolos dari berbagai pengujian tes, maka
hipotesis makin kuat kedudukannya, dan lama-kelamaan suatu hipotesis berubah menjadi teori.
Suatu contoh yang sangat terkenal dari hipotesis adalah kisah perjalanan Christopher
Coloumbus menemukan benua Amerika. Columbus mengatakan bahwa dunia berbentuk bulat
seperti bola. Ini berarti bahwa kalau orang berlayar kesuatu arah dan berlayar terus-menerus
tanpa berbelok, maka ia akan sampai ke tempat semula. Demikian, maka dengan pokok
pendapat (tesis) tersebut Columbus lebih lanjut berargumentasi bahwa kalau ia diberi kapal dan
kemudian berlayar menuju ke barat terus-menerus maka ia akan sampai juga ke India, dunia
timur sumber rempah-rempah yang sedang menjadi pembicaraan saudagar-saudagar Eropa
barat, yang saling berebutan dan bersaing untuk menemukan rute yang terpendek dan tercepat
untuk sampai kesana.
Hipotesis ini begitu kuat menguasai pikiran Columbus dan begitu kuat diajukan kepada
semua orang untuk memperoleh dukungan, sehingga akhirnya ada juga yang percaya walaupun
bukan dari negaranya sendiri (Portugis) tetapi dari negara lain (Spanyol). Saat ia mulai
merumuskan teori dan hipotesis-hipotesisnya (1484) sampai ia benar-benar diberi kesempatan
untuk mengujinya (1492) adalah cukup lama, yaitu 8 tahun. Itupun masih didahului persiapan
perumusan hipotesisnya selama lebih kurang 10 tahun lagi yaitu sambil berlayar serta belajar
astronomi, ilmu ukur dan kosmografi pada Universitas Favia sejak 1474 pada umur 23 tahun.
Jadi berarti diperlukan 18 tahun dari sejak perumusan pertama hipotesis sampai saat
pengujiannya.
Dari hipotesis Columbus bahwa dunia itu bulat, dan penemuan dunia baru Amerika
dalam proses pengujian hipotesis tersebut, dapat disimpulkan ciri khas hipotesis sebagai berikut
:
a. Hipotesis harus pertama-tama kelihatan tidak masuk akal bagi kebanyakan orang sehingga
harus tidak dipercaya, tetapi
b. Harus benar-benar meyakinkan orang yang merumuskannya, sehingga perumus hipotesis
itu memberikan hampir seluruh jiwa raganya demi pembuktiannya.
Dalam kasus ini Columbus (Perumus Hipotesisi) amat yakin bahwa dunia bulat tetapi
semua orang yang mendengarnya tidak percaya, bahkan karena itu Columbus oleh raja dan
bangsa Portugis dianggap orang tidak waras.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 29
Ciri hipotesis yang demikian ini sering dilawankan dengan eksperimen yang secara
humor dikatakan selalu “ dipercaya oleh semua orang, kecuali oleh yang menjalankan sendiri.”
Hal ini disebabkan karena eksperimen selalu dilaksanakan dengan sangat hati-hati dan menuruti
metode serta persyaratan-persyaratan ilmiah tertentu dan biasanya tidak ada yang dapat melihat
dengan segera kelemahannya kecuali orang yang menjalankan eksperimen itu sendiri, karena
hanya ia sendiri yang langsung memperbaiki kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya dalam
eksperimen.
Hipotesis, bila telah dirumuskan secara tajam benar-benar mampu mengarahkan
jalannya penelitian dan mampu menunjukkan data yang tepat yang diperlukan untuk
mengujinya. Misalnya diatas telah disebutkan suatu hipotesis (teori) sebagai berikut:
“Bahwa perkembangan industri penyosoh dan penggilingan beras (huller) telah
mendorong kemajuan peternakan babi di DIY.”
Dari hipotesis demikian sepintas lalu orang akan mudah menolaknya. Apakah hubungan
(langsung) antara huller dan pemeliharaan babi ? walaupun demikian hubungan itu ternyata ada
secara langsung, yaitu melalui kenyataan adanya produksi bekatul yang sangat meningkat dan
terpusat sehingga harga bekatul relatif menurun dan bekatul lebih mudah didapat dalam jumlah
besar. Bekatul adalah bahan makanan pokok untuk ternak babi.
Jadi apabila kita bermaksud menguji hipotesis tersebut diatas, maka kita harus
mengumpulkan data sedemikian rupa sehingga dapat mencoba mengadakan analisa kolerasi
antara jumlah dan kapasitas huller dan jumlah populasi babi di berbagai daerah (kecamatan atau
desa). Dengan demikian dari hipotesis tersebut dikumpulkan data baru yang relevan, untuk
melengkapi data yang telah diketahui untuk melakukan penelitian. Hipotesis dapat dibuat
semakin tajam apabila terus dapat dikumpulkan data baru yang relevan dengan cara
mempelajari penelitian-penelitian serupa yang pernah dijalankan atau dengan cara
mendiskusikannya dengan rekan-rekan lain atau para ahli yang dapat bertindak sebagai
penasehat atau konsultan penelitian.
Apakah hipotesis mutlak diperlukan pada setiap penelitian? terhadap pertanyaan ini
terdapat dua pendapat yang dapat dimengerti dan masuk akal.
Pertama-tama, ada ahli yang berpendapat bahwa hipotesis justru dapat menghambat
pengembangan pikiran seorang peneliti, karena mungkin menyebabkan seorang peneliti hanya
mengumpulkan dan memperhatikan data yang terlampau sempit. Disini ada bahaya bahwa
peneliti sejak semula mengesampingkan data yang mungkin sekali besar menfaatnya dalam
tahap analisa dan penyimpulan. Pendapat yang demikian mungkin banyak dianut oleh para
peneliti kawakan yang sudah banyak makan garam, yang kurang memandang perlu untuk
merumuskan hipotesis-hipotesis formal dalam penelitiannya. Tanpa hipotesis justru ia lebih
bebas dan mungkin lebih mampu menemukan hal-hal yang baru dari data lapangan. Jadi
kelompok ini berpendapat bahwa hipotesis tidak harus diperlukan dalam penelitan.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 30
Sebaiknya, dari segi pendidikan, terutama bagi kader-kader muda yang belum banyak
pengalaman penelitian, perumusan hipotesis sangat dianjurkan. Bagi mereka perumusan
hipotesis selalu positif sebab memaksa mereka untuk memfokuskan dari pada masalah utama
yang akan diteliti atau yang dijoba dijawab. Kelemahan dari kebanyakan peneliti-peneliti muda
kita justru dalam hal ini yaitu adanya kecenderungan mereka mengumpulkan terlalu banyak
data yang kurang relevan. Sehingga akhirnya menjadi bingung dalam melilih data yang paling
penting untuk menyimpulkan hasil penelitian. Kelemahan demikian dapat diatasi dengan cara
merumuskan hipotesis. Sehingga sejak semula peneliti sudah dipaksa berfikir dengan keras dan
lebih terarah yaitu terarah pada data yang relevan saja. Perlu tidaknya hipotesis dalam
penelitian dapat pula dilihat dari sifat penelitian itu sendiri. Dalam hal ini orang sering
membedakan antara penelitian analitik (analytical research) dan penelitian deskriptif
(descriptive research).
Kalau penelitian analitik bertujuan menguji kebenaran hipotesis maka dalam penelitian
deskriptif tujuan utamanya bukanlah menguji hipotesis tetapi untuk memperoleh deskripsi yang
terpercaya dan berguna yaitu misalnya mengenai:
a. Sifat-sifat individu tertentu seperti keluarga, desa, koperasi dsb.
b. Praktek-praktek atau proses produksi seperti pola dan sistem bertanam, sistem pemasaran,
metode pengolahan bahan dsb.
c. Hubungan antara ciri-ciri populasi atau proses-proses dalam populasi misalnya hubungan
antara pendapatan keluarga dan luasnya usaha tani, hasil rata-rata tanaman per-ha tanah dsb.
Penelitian deskriptif yang berhasil baik merupakan bahan yang sangat diperlukan untuk
penelitian analitik. Dan penelitian analitik tentulah akhirnya untuk membuat deskripsi baru
yang lebih sempurna.
Jadi berdasarkan urutan dan pengertian ini kita dapat menempatkan penelitian deskriptif
lebih rendah daripada penelitian analitik. Yang lebih tepat sesungguhnya adalah bahwa setiap
penelitian dapat merupakan kombinasi dari penelitian deskriptif dan penelitian analitik, karena
analisa baru dapat dijalankan kalau telah diperoleh gambaran dari ciri-ciri variabel yang
terkumpul dan sebaliknya hasil akhir suatu penelitian adalah berupa uraian atau gambaran
(deskripsi) tentang suatu keadaan atau kesimpulan.
Ini berarti bahwa dalam tahap pertama penelitian, hipotesis belum dapat dirumuskan,
yang dapat dilakukan barulah penelaahan penjajagan (eksploratori) di mana ingin ditemukan
data pokok untuk menyusun hipotesis. Memang bagi para peneliti muda tahap penelaahan
selalu sangat bermanfaat untuk merumuskan masalah penelitian dengan lebih tajam. Biarpun
mungkin sudah lebih banyak buku-buku teori dikuasai, namun terjun kelapangan dapat
memaksa setiap peneliti mencocokan apa yang diketahui oleh responden yang mungkin sekali
belum diketahuinya. Terjun langsung kelapang merupakan tes pertama bagi setiap peneliti bagi
kemampuannya menggunakan teori dalam penelitian.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 31
Dalam kenyataan sering terjadi bahwa pengertian si peneliti tentang suatu hal yang tidak
selalu sama dengan pengertian orang lain atau responden mengenai hal yang sama. Untuk lebih
meyakinkan, maka dalam setiap penelitian, istilah-istilah dan definisi-definisi harus dapat
dituliskan secara jelas dan tidak berarti ganda misalnya definisi petani, produksi, pendapatan
dan lain-lain. Hanya dengan definisi-defini yang jelas maka keraguan dapat dihindari.
Dimana dan Bagaimana Menggali Hipotesis?
Nampaknya merupakan ironi bahwa peneliti muda yang belum banyak pengalaman
harus memaksakan diri merumuskan hipotesis sebelum melakukan pengumpulan data, tetapi
justru inilah yang paling sulit melakukannya karena belum banyak pengalaman yang diperoleh
dalam penelitian –penelitian sebelumnya.
Memang hal ini benar dan rupanya ada semacam dilema. Namun begitu sebagai
petunjuk umum dapatlah disebutkan bahwa hipotesis dapat dicari dan digali dari dua sumber
utama yaitu:
a. Pengetahuan umum dari si peneliti mengenai bidang yang akan diteliti.
b. Teori-teori ekonomi dan konsep-konsep ekonomi dan sosial yang lebih mapan serta banyak
digunakan.
Pengetahuan Umum
Sekali seorang peneliti sudah memutuskan niatnya untuk mempelajari sesuatu masalah,
maka ia harus selalu mencurahkan segala kemampuan dan segala yang ia ketahuinya untuk
mendalami masalah itu. Pengetahuan yang sudah dimiliki ini harus ditingkatkan dengan
penelaahan-pelaahan dan penelitian kepustakaan dengan orang-orang atau ahli-ahli yang
berpengalaman di bidangnya dan dengan menambah pengalaman pribadi dengan cara
pengamatan fenomena secara langsung di lapang.
Bagi seorang mahasiswa yang melakukan penelitian untuk membuat skripsi, tesis atau
disertasi, seluruh daya persepsi, daya pikir dan daya khayalan harus ditumpahkan untuk
penelitiannya itu. Pendeknya, bila penelitian akan berhasil baik, haruslah ia tidak melupakan
pekerjaan sambilan yang dikerjakan diwaktu senggang. Kalau kebetulan penelitian dilakukan
oleh seorang peneliti tua (senior) yang menjalankan dua atau lebih proyek penelitian sekaligus
disamping tugas-tugas yang lain, maka penelitian itu hanya akan berhasil baik kalau ia
memperkerjakan paling sedikit seorang pembantu utama bagi setiap proyek penelitian. Seorang
pembantu utama pada dasarnya merupakan penanggung jawab utama suatu penelitian dibawah
ketua proyek.
Jelaslah bahwa untuk dapat menggali hipotesis segala pengetahuan, baik si peneliti
sendiri maupun orang lain, harus dikerahkan secara tuntas. Dan untuk mencapai ini pengalaman
dan pengamatan pribadi dari si peneliti langsung dilapang merupakan syarat mutlak. Misalnya
seorang peneliti yang akan mempelajari pemasaran telur ayam harus pernah melihat sendiri dan
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 32
berbicara langsung dengan peternak ayam, harus dapat membedakan telur ayam kampung dan
telur ayam negeri, dan harus mengetahui dan berwawancara dengan konsumen telur, baik
perseorangan maupun perusahaan, seperti misalnya pabrik-pabrik roti.
Karena alasan waktu, banyak peneliti menganggap kurang penting penelitian
kepustakaan. Hal ini sangat keliru. Perpustakaan adalah sumber data dan informasi yang sangat
penting dalam tahap persiapan penelitian, tidak hanya menyangkut bidang-bidang yang
langsung dan relevan, terkadang juga sebagai sumber informasi yang sifatnya umum. Majalah
dan surat-surat kabar sering kali dapat memberi petunjuk yang sangat berguna bagi peneliti
dalam tahap persiapan ini. Peneliti yang baik adalah mereka yang minat dan perhatiannya tidak
terlampau sempit, tetapi menjelajah bidang-bidang lain diluar bidang utamanya.
Teori-teori Ekonomi dan Konsep Sosial Ekonomi
Diatas telah diuraikan bahwa pengumpulan pengetahuan umum dari manapun
datangnya akan membantu mempertajam pertanyaan-pertanyaan yang sedang dirumuskan oleh
peneliti pada tahap persiapan. Baru setelah pertanyaan menjadi tajam, pengetahuan dan data
yang terus dikumpulkan akan mulai menjadi bahan-bahan jawab atas pertanyaan-pertanyaan
tersebut. Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut itulah yang disebut hipotesis. Jadi
hipotesis baru akan muncul setelah penelitian berjalan dan pengetahuan peneliti bertambah.
Tetapi disamping pengetahuan umum yang sedikit demi sedikit dikumpulkan oleh si
peneliti sebagai sumber hipotesis, teori ekonomi dan konsep-konsep sosial ekonomi yang sudah
mapan, yang berasal dari mana saja, juga dapat merupakan sumber hipotesis yang penting dan
seringkali jauh lebih penting. Salah satu sebab mengapa para peneliti muda mempunyai
kesukaran dalam merumuskan hipotesis adalah karena kurangnya menguasai teori-teori itu.
Kadang-kadang teori dianggap suatu yang terlalu abstrak dan hanya dihafalkan tanpa
dimengerti latarbelakang dan asumsi-asumsinya.
Memang banyak teori-teori ekonomi dari barat yang dalam kenyataanya tidak berlaku
dinegara kita karena asumsinya tidak realistis. Namun begitu sesungguhnya merupakan
kewajiban kita untuk menguji mana dari asumsi-asumsi itu yang cocok dengan keadaan disini
dan bagaiman kalau tidak cocok kita dapat menyempurnakan asumsi-asumsi tersebut; teori-
teori itu dapat kita pakai sebagai pedoman penyusunan hipotesis dalam penelitian di negara
kita.
Setelah pengetahuan dan teori-teori dikuasai dan dicari yang paling relevan dengan
masalah penelitian yang dihadapi maka hipotesis dapat lebih mudah dirumuskan dengan cara
berikut:
1. Susunlah berbagai masalah penelitian dan kemudian pilihlah beberapa yang rasanya
berhubunbgan satu sama lain. Disanalah hipotesis akan timbul.
2. Buatlah daftar tipe-tipe atau kelompok-kelompok keterangan utama untuk menjawab satu
masalah tertentu, kemudian coba jawablah pertanyaan paling penting mana yang dapat
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 33
dijawab bila kelak keterangan-keterangan (atau data) tersebut berkumpul. Ini juga
merupakan satu kemungkinan hipotesis.
3. Susunlah urutan variabel-variabel penting yang dapat dipakai untuk menganalisa masalah
tertentu dan kemudian juga coba jawab mana pertanyaan yang paling penting dapat dijawab
kalau variabel-variabel tersebut telah benar-benar terkumpul.
4. Susunlah daftar lembaga-lembaga sosial ekonomi dan politik yang ada dan cobalah jawab
mana masalah yang belum juga terpecahkan walaupun lembaga-lembaga tersebut telah
berjalan sebagaimana mestinya.
5. Pilihlah dari daftar masalah-masalah teoritik, mana yang paling relevan untuk dipakai
sebagai kerangka kerja penelitian. Ini berarti penggunaan teori sebagai salah satu bahan
penyusunan hipotesis.
Demukian maka apabila dengan terus menerus kelima langkah tersebut dilakukan maka
hipotesis akan dapat dirumuskan tanpa banyak kesukaran.
TUGAS PRAKTIKUM
1. Buatlah contoh hipotesis sebanyak tiga buah yang berhubungan dengan bidang usahatani.
2. Buatlah tiga buah hipotesis yang berhubungan dengan judul dibawah ini : Alokasi Tenaga
Kerja dan Pendapatan Usahatani Padi di Kabupaten Malang.
3. Buatlah sebuah judul penelitian di bidang usahatani dengan tujuan beserta hipotesis
penelitiannya.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 34
PRAKTIKUM
9 ANALISIS ANGGARAN PARSIAL
Analisis anggaran parsial bertujuan untuk mengevaluasi akibat-akibat yang disebabkan
oleh perubahan-perubahan dalam metode produksi atau organiasi usahatani, sehingga yang
diperlukan hanya faktor-faktor yang berkaitan dengan perubahan-perubahan tersebut.
Dibandingkan dengan analisis anggaran secara keseluruhan analisis anggaran parsial ini
mempunyai kelebihan antara lain :
a. Tidak memerlukan banyak data dibanding dengan analisis anggaran keseluruhan.
b. Lebih sederhana karena tidak memerlukan informasi-informasi yang tidak ada
hubungannya atau tidak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang diamati
c. Dapat diterapkan pada skala usahatani yang lebih besar.
Bentuk anggaran parsial yang paling umum adalah Anggaran Keuntungan Parsial yang
digunakan untuk mengevaluasi pengaruh perubahan organisasi atau metode berpoduksi
terhadap keuntungan usahatani. Untuk keperluan ini keuntungan usahatani diukur dengan
penghasilan bersih usahatani.
Langkah-langkah dalam analisis anggaran parsial adalah :
1) Menjelaskan perubahan dalam organisasi usahatani atau metoda berproduksi secara
hati-hati dan tepat
2) Mandaftar dan menghitung keuntungan dan kerugian yang diakibatkan perubahan-
perubahan tersebut.
Yang termasuk keuntungan adalah :
a. Pengeluaran/biaya yang dapat dihemat
b. Tambahan pendapatan kotor
Yang termasuk kerugian yaitu :
a. Pengeluaran/biaya tambahan
b. Pendapatan kotor (penghasilan) yang dihilang
Perubahan keuntungan = keuntungan total dikurangi kerugian total.
3) Mendaftar faktor-faktor lain yang tidak berkaitan dengan keuangan tetapi besar
pengaruhnya dalam membuat keputusan untuk melaksanakan perubahan yang
diusulkan misalnya :
Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut
Ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan
Implikasi perubahan terhadap macam dan jumlah kerja yang harus dilakukan
petani
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 35
Contoh Anggaran Parsial Untuk Perubahan Dalam Perencanaan Tanaman
Perubahan yang diamati : Penggantian rotasi tanaman tomat 2 x setahun
oleh sawi 3x setahun seluas 2 Ha
Kerugian Keuntungan
Biaya tambahan :
3x 2 Ha Sawi :
Bibit
Pupuk
Insektisida
Fungisida
Herbisida
Bahan Bakar
390
16.980
2.220
1.035
405
660
Biaya yang dihemat :
2x 2 Ha Tomat :
Bibit
Pupuk
Insektisida
Fungisida
Herbisida
Bahan Bakar
70
11.970
1.820
1.730
280
470
Penghasilan yang hilang :
2x 2 Ha Tomat
Kerugian Total :
42.000
63.690
Penghasilan tambahan :
3x 2 Ha Sawi
Keuntungan Total
64.125
80.465
Keuntungan tambahan : 80.465 – 63.690 = 16.775
Hasil analisis anggaran parsial ini dapat digunakan :
a) Untuk memberikan rekomendasi kepada petani tentang kelayakan suatu teknologi
berproduksi
b) Untuk menjawab suatu pertanyaan yang diajukan oleh policy maker mengenai pengaruh
suatu kebijaksanaan terhadap produksi dan pendapatan serta pemakaian sumberdaya.
Dengan menggunakan data turun lapang lakukan analisis anggaran parsial dari 2 macam
komoditi yang ada. Misalnya dengan mengubah usahatani X menjadi usahatani Y sesuai data
yang ada.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 36
PRAKTIKUM
10 LAPORAN AKHIR
Laporan akhir merupakan bagian akhir dari kegiatan yang telah dilaksanakan di laboratorium.
Laporan akhir terdiri dari
1. Kumpulan laporan mingguan yang telah di acc oleh asisten perindividu
2. Laporan dijilid dengan cover warna putih dengan format sbb :
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU USAHATANI
SEMESTER .......................................
Oleh:
JURUSAN .....................................
ANGKATAN .......................................
LABORATORIUM AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN - PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
20…
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 37
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum lapang Ilmu Usahatani disusun berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan mulai tanggal ………….., oleh:
Nama/NIM :
1. …………
2. …………
3. ……..
4. Dst
Jurusan : …………………
Fakultas : Pertanian-Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
Telah Disahkan dan Disetujui,
Instruktur, Assisten
(…………………) (…………………)
Ka. lab Agribisnis
(…………………..)
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 38
Daftar isi
Kumpulan Laporan Praktikum 1
Kumpulan Laporan Praktikum 3
Kumpulan Laporan Praktikum 4
Kumpulan Laporan Praktikum 5
Kumpulan Laporan Praktikum 6
Kumpulan Laporan Praktikum 7-8
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 39
DAFTAR PUSTAKA
--------------------------, (1986), Ilmu Usahatani, Penerbit Univesitas Indonesia, Jakarta.
Anwas, Adiwilaga, (1974), Ilmu Usahatani, Penerbit Alumni, Bandung.
Makeham dan Malcolm, (1991), Manajemen Usahatani Daerah Tropis, LP3ES, Jakarta.
Soekartawi, dkk (1985), Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil,
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Soekartawi, (2002), Analisis Usahatani, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Modul Praktikum Ilmu Usahatani | 40
LABORATORIUM AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang Telp.(0341) 464318-19 psw 116
KARTU KENDALI PRAKTIKUM LAPANG
Nama : _____________________________________________________________________
NIM : _____________________________________________________________________
Jurusan : _____________________________________________________________________
Asisten : _____________________________________________________________________
No Hari/Tanggal Materi Praktikum Revisi/ACC TTD
(Ins/Ass)
Nilai Akhir :_____________________
Instruktur Asisten
______________________ ______________________