Manajemen Terpadu Balita Sakit

download Manajemen Terpadu Balita Sakit

of 176

description

MTBS

Transcript of Manajemen Terpadu Balita Sakit

MODUL 1

Manajemem Terpadu MODUL 1LATAR BELAKANGISSUE GLOBALNASIONALAKI & AKB INTERVENSI PROGRAMMTBSAKI/AKB TTP TINGGIEVIDENCE BASEKUALITAS PELAYANAN

TrainingPedmantauan pasca pelatihanTindak lanjutPenurunan angka KesakitanBalitaRefresshingSupervisiPenurunan angka KematianBalitaManajemen Terpadu Balita SakitUntuk apa?TujuanProses Pelatihan dan implementasinya di lapanganPeran PelatihPeran ProgrammerPeran Pengambil KebijakanPENDAHULUANSetiap tahun 12 juta anak meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun70 % karena : PnemoniaDiareMalariaCampakMalnutrisikombinasiMTBS dapat menentukan :- Anak tersebut dalam keadaan sakit berat dan perlu segera dirujuk - Atau jika sakitnya tidak parah petugas kesehatan dapat memberikan pengobatan.

PROSES MANAJEMEN KASUS MENILAI DAN MEMBUAT KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN - 5 TAHUN.MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN.MEMBERI KONSELING BAGI IBU.MEMBERI PELAYANAN TINDAK LANJUT.MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI 2 BULAN. Dalam MTBM, penilaian dilakukan baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Penanganan bayi muda dibawah umur 2 bulan diutamakan pelaksanaannya oleh bidan desa pada saat kunjungan neonatal.

Penerapan MTBS akan efektif hanya jika ibu atau keluarga segera membawa balita sakit ke petugas kesehatan yang terlatih sehingga mendapatkan pengobatan yang tepat.

Pesan mengenai kapan ibu perlu segera mencari pertolongan bila anak sakit merupakan bagian yang penting dari MTBS.Depkes dan WHO : MTBSFasilitas rawat jalanKuratif dan preventif ( imunisasi, pemberian vit.A, penilaian ASI ) dan promotifSecara aktif dan terstruktur menilai adanya tanda/gejala dengan cara tanya, lihat, dengar dan raba : membuat klasifikasi menentukan tindakan dan mengobati anak memberikan konseling memberikan pelayanan tindakan lanjutSarana utama penerapan MTBS :- perawat- bidan fasilitas rawat jalan (puskesmas, pustu atau polindes)Menggabungkan berbagai pedoman yang terpisah pada saat menangani anak yang menderita beberapa penyakitMemperhatikan secara cepat semua gejala anak sakitPedoman MTBS sesuai dengan pedoman yang ada dari program terkait menyatukan berbagai pedoman yang terpisah proses yang lebih komprehensif dan efisienBagian terpenting : kapan ibu perlu mencari pertolongan bila anak sakitPROSES MANAJEMEN KASUSMenilai anak umur 2 bulan 5 tahun atau bayi muda umur 1 minggu 2 bulan anamnesis dan pemeriksaan fisikMembuat klasifikasi keputusan tentang keparahan penyakit, menetukan tindakan, bukan diagnosis spesifikMenentukan tindakan terhadap klasifikasiMengobatiMemberikan konseling bagi ibuMemberikan pelayanan tindak lanjutTUJUAN PELATIHANMenilai tanda tanda dan gejala penyakit, status imunisasi, status gizi dan pemberian vitamin AMembuat klasifikasiMenentukan tindakan sesuai dengan klasifikasi dan memutuskan apakah perlu dirujukMemberikan pengobatan pra rujukan yang penting seperti dosis pertama antibiotik, vitamin A, suntikan kinin dan perawatan anak untuk mencegah turunnya gula darah serta merujukMelakukan tindakan difasilitas kesehatan (kuratif dan preventif ) : oralit, vitamin A dan imunisasiMengajari ibu cara memberi obat tertentu dirumahMemberikan konseling kepada ibu mengenai pemberian makan dan kapan harus kembali ke fasilitas kesehatanMelakukan penilaian ulang dan memberikan perawatan yang tepat pada saat anak datang kembali sesuai jadwal pelayanan tindak lanjutMANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUNPENDAHULUANSeorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau gejala khusus.Jika saudara hanya memeriksa anak itu untuk masalah / gejala khusus itu, saudara mungkin akan melewatkan tanda-tanda penyakit lain.Anak mungkin juga menderita pneumonia, diare, malaria, campak, demam berdarah, kurang gizi atau anemia.Penyakit ini dapat menyebabkan kematian atau cacat pada anak apabila tidak diobati dengan tepat.

Modul ini memberi penjelasan dan latihan yang dapat membantu saudara memahami bagan Penilaian & Klasifikasi Anak Sakit Umur 2 Bulan 5 tahun.

TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan dan memberikan kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan berikut :

Menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapi anaknya.Memeriksa tanda bahaya umum. Menanyakan kepada ibu mengenai empat keluhan utama :

- Batuk atau sukar bernapas - Diare - Demam - Masalah telinga

.Memeriksa dan mengklasifikasikan status gizi dan anemia.Memeriksa status imunisasi dan pemberian vitamin A pada saat kunjungan.Menilai masalah / keluhan lain yang dihadapi anak.Apabila ada keluhan utama :- Melakukan penilaian lebih lanjut gejala lain yang berhubungan dgn gejala utama.- Membuat klasifikasi penyakit anak berdasarkan gejala yang ditemukanMenanyakan kepada Ibu Mengenai Masalah AnaknyaSambut ibu dengan baik, persilahkan duduk bersama anaknya. Tanyakan umur anak. - Jika umur anak 2 bulan - 5 tahun, gunakan bagan Penilaian Anak Sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun - Jika umur anak 1 hari 2 bulan, gunakan bagan Tatalaksana Bayi Muda umur 1 hari 2 bulan Berat badan dan suhu badan diukur dan di catat. Jangan membuka pakaian / mengganggu anak itu sekarang.Menjalin komunikasi yang komunikatif. - Dengarkan dengan seksama apa yang disampaikan ibu. - Gunakan kata yang dimengerti ibu. - Beri ibu waktu yang cukup untuk menjawab pertanyaan. - Ajukan pertanyaan tambahan apabila ibu tidak pasti akan jawabannya. MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM Periksa tanda bahaya umum pada semua anak sakit.

Tanda bahaya umum adalah :

Anak tidak bisa minum atau menetek. Anak memuntahkan semuanya. Anak kejang. Anak letargis atau tidak sadar. Anak dengan tanda bahaya umum mempunyai masalah serius dan sebagian besar perlu dirujuk SEGERA.Anak mungkin perlu penanganan untuk menyelamatkan jiwanya dengan suntik antibiotik, oksigen atau perawatan lain.Segera selesaikan pemeriksaan selanjutnya.Cara melakukan tindakan segera ini diuraikan dalam modul : MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN. Cara memeriksa tanda bahaya umum :

Tanya : Apakah anak bisa minum atau menetek ?

Tanya : Apakah anak selalu memuntahkan semuanya ?

Tanya : Apakah anak kejang ?

Lihat : Apakah anak letargis atau tidak sadar. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPASInfeksi saluran pernafasan dapat terjadi pada saluran pernafasan seperti hidung, tenggorokan, laring, trakhea, saluran udara atau paru.Anak dengan batuk / sukar bernapas mungkin menderita pneumonia atau infeksi saluran napas berat lainnya.Petugas perlu mengenal anak-anak yang sakit serius dengan gejala batuk / sukar bernapas yang membutuhkan pengobatan antibiotik, yaitu pneumonia yang ditandai napas cepat dan tarikan dinding dada ke dalam.Anak dengan pneumonia, paru menjadi kaku sehingga tubuh bereaksi dengan napas cepat, agar tidak hipoksia. MENILAI BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS Anak yang batuk atau sukar bernapas dinilai untuk :Sudah berapa lama anak batuk / sukar bernapas.Napas cepatTarikan dinding dada ke dalam.Stridor pada anak yang tenang.

Tanyakan adanya batuk / sukar bernapas pada semua anak sakit.Tanya : Apakah anak menderita batuk / sukar bernapas?Tanya : Sudah berapa lama ? Hitung frekuensi napas dalam satu menit.Batas napas cepat tergantung pada umur anak :2 bulan -12 bulan : frekuensi napas 50 x / menit atau lebih. 12 bulan 5 tahun : frekuensi napas 40 x / menit atau lebih.

Lihat tarikan dinding dada ke dalam. Tarikan dinding dada ke dalam dikatakan benar ada jika terlihat dengan jelas dan berlangsung setiap waktu.

Dengar adanya stridor. Stridor adalah bunyi yang kasar yang terdengar pada saat anak menarik napas. KLASIFIKASI BATUK ATAU SUKAR BERNAPASKlasifikasi lajur merah muda : anak memerlukan perhatian dan harus segera dirujuk atau dirawat inap. Ini adalah klasifikasi yang berat.

Klasifikasi lajur kuning : anak memerlukan tindakan khusus, misalnya pemberian antibiotik, antimalaria, cairan dengan pengawasan atau pengobatan lainnya.

Klasifikasi lajur hijau : anak tidak memerlukan tindakan media khusus, petugas kesehatan mengajari ibu cara merawat anak di rumah. GEJALA KLASIFIKASI Ada tanda bahaya umum atau Tarikan dinding dada ke dalam atau StridorPNEUMONIA atau PENYAKIT SANGAT BERAT Napas cepat PNEUMONIATidak ada tanda-tanda pneumonia atau penyakit sangat beratBATUK :BUKAN PNEUMONIAPENILAIAN DAN KLASIFIKASI DIARE Diare terjadi apabila tinja mengandung air yang lebih banyak dari normal. Diare biasa terjadi pada anak-anak umur antara 6 bulan sampai 2 tahun. Jenis Diare : Bila terjadi lebih dari 14 hari disebut diare persisten. Diare dengan darah dalam tinja disebut disentri. MENILAI DIARE Anak yang menderita diare dinilai dalam hal :Berapa lama anak menderita diare.Adakah darah dalam tinja untuk menentukan apakah anak menderita disentri.Adakah tanda-tanda dehidrasi. Tanyakan tentang diare pada semua anak :Tanya : Apakah anak menderita diare ?Tanya : Sudah berapa lama ?Tanya : Adakah darah dalam tinja ? Lihat keadaan umum anak : letargis / tidak sadar ? gelisah / rewel ? Lihat apakah matanya cekung. Beri anak minum. Cubit kulit perut anak. KLASIFIKASI DEHIDRASITerdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini: Letargis atau tidak sadar Mata cekung Tidak bisa minum atau malas minum Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat.DEHIDRASI BERATTerdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini: Gelisah, rewel/mudah marah Mata cekung Haus, minum dengan lahap Cubitan kulit perut kembalinya lambatDEHIDRASI RINGAN SEDANG

Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedang TANPADEHIDRASI

Untuk mengklasifikasikan derajat dehidrasi anak, mulailah dengan lajur merah muda. Jika ada dua atau lebih tanda pada lajur merah muda, klasifikasikan anak sebagai DEHIDRASI BERAT.

Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur merah muda, lihat lajur kuning. Jika ada dua atau lebih tanda pada lajur ini, klasifikasikan anak sebagai DEHIDRASI RINGAN/SEDANG.

Jika tidak ada dua atau lebih tanda pada lajur kuning, klasifikasikan anak sebagai TANPA DEHIDRASI. Anak ini tidak menunjukkan cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai DEHIDRASI RINGAN/SEDANG, karena hanya ada satu tanda dehidrasi atau kehilangan cairan tanpa menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.

KLASIFIKASI DIARE PERSISTEN Setelah saudara mengklasifikan dehidrasi anak, klasifikasikan juga untuk diare persisten jika anak itu menderita diare selama 14 hari atau lebih.

Ada dua klasifikasi untuk diare persisten yaitu:

DIARE PERSISTEN BERAT Jika seorang anak menderita diare selama 14 hari atau lebih dan juga menderita dehidrasi berat atau ringan/sedang, klasifikasikan penyakit anak itu sebagai DIARE PERSISTEN BERAT. DIARE PERSISTEN Seorang anak dengan diare selama 14 hari atau lebih dan tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi diklasifikasikan sebagai DIARE PERSISTEN.

KLASIFIKASI DISENTRIHanya ada satu klasifikasi untuk disentri, yaitu: DISENTRI

DISENTRISeorang anak dengan diare dan ada darah dalam tinjanya, diklasifikasikan sebagai menderita DISENTRI. Ada dehidrasiDIARE PERSISTEN BERAT Tanpa dehidrasiDIARE PERSISTEN Darah dalam tinja (beraknya campur darah)DISENTRIPENILAIAN DAN KLASIFIKASI DEMAMAnak dengan demam mungkin menderita malaria, campak, demam berdarah atau penyakit berat lainnya. Demam juga bisa timbul hanya karena menderita batuk pilek saja atau infeksi virus lainnya.

MALARIAMalaria yang berbahaya adalah yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum.Demam merupakan tanda utama malaria. Demam bisa terjadi sepanjang waktu atau hilang timbul dengan jarak waktu yang teratur. Anak dengan malaria mungkin menderita anemia kronis (tanpa demam) sebagai satu-satunya tanda penyakit.Tanda-tanda malaria dapat timbul bersamaan dengan tanda-tanda penyakit lainnya. Misalnya, anak mungkin sakit malaria dan batuk dengan napas cepat, suatu tanda pneumonia. 1Anak ini membutuhkan pengobatan untuk malaria dan juga untuk pneumonia. Anak-anak dengan malaria mungkin juga menderita diare. Mereka membutuhkan obat antimalaria pengobatan untuk diare.PENILAIAN DAN KLASIFIKASI DEMAM

MALARIADi daerah dengan penularan malaria yang tinggi, malaria adalah penyebab kematian utama pada anak-anak. Kasus malaria tanpa komplikasi dapat menjadi malaria berat dalam waktu 24 jam setelah demam timbul pertama kali. Malaria yang berat adalah malaria dengan komplikasi seperti malaria serebral atau anemia berat. Anak dapat meninggal jika tidak segera diobati.

Menentukan Daerah Risiko Malaria: Untuk membuat klasifikasi dan mengobati anak-anak dengan demam, saudara harus mengetahui risiko malaria di daerah saudara. Tentukan apakah daerah saudara termasuk Risiko Tinggi Malaria, Risiko Rendah Malaria atau Tanpa Risiko Malaria.

CAMPAKDemam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda-tanda utama dari campak. Campak sangat menular. Antibodi dari ibu melindungi bayi dari campak selama kira-kira 6 bulan. Kemudian perlindungan menghilang sedikit demi sedikit. Pada umumnya dan perumahan yang tidak sehat meningkatkan risiko campak untuk timbul lebih dini.Campak disebabkan virus yang merusak sistem kekebalan selama beberapa minggu setelah terjangkit campak. Hal ini menyebabkan anak berisiko terhadap penyakit-penyakit infeksi lainnya.

Komplikasi campak terjadi pada kira-kira 30% dari semua kasus. Komplikasi yang terpenting adalah:Diare (termasuk disentri dan diare persisten)Pneumonia.Luka di mulut.Infeksi telinga danInfeksi mata yang berat (bisa menyebabkan luka di kornea atau kebutaan).

Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada satu dari seribu kasus. Seorang anak dengan ensefalitis mungkin mempunyai tanda bahaya umum seperti kejang atau letargis atau tidak sadar.DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) atau DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)DBD atau DHF adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah kasus maupun daerah yang terjangkitnya cenderung meningkat.

DBD disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan kadang-kadang oleh nyamuk Aedes albopictus. Masa inkubasinya 4-6 hari. Demam tinggi dan perdarahan merupakan gejala utama DBD.

Ciri-ciri DBD adalah demam akut 2 sampai 7 hari, lemah, gelisah, nyeri ulu hati, diikuti dengan gejala perdarahan dan kecenderungan syok yang fatal (Dengue Shock Syndrome).MENILAI DEMAM

Tentukan risiko malaria (tinggi, rendah atau tanpa). Jika risiko malaria di daerah itu rendah atau tanpa risiko malaria, tanyakan kepada ibu tentang perjalanan:Apakah anak dibawa ke luar daerah selama 2 minggu terakhir?Jika ya, ke mana?Jika anak pergi ke luar daerah dalam 2 minggu terakhir, tentukan apakah daerah tersebut merupakan daerah dengan risiko malaria tinggi atau rendah. Periksa Buku Bagan MTBS tentang daftar daerah risiko malaria.Kemudian lanjutkan penilaian anak dengan demam sebagai berikut:Sudah berapa lama anak itu demam.Riwayat campak.Kaku kuduk.Pilek.Tanda-tanda campak yaitu ruam kemerahan yang menyeluruh dan salah satu dari: batuk, pilek atau mata merah.Jika anak sedang sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terkhir, periksa adanya gejala komplikasi campak, yaitu: luka di mulut, nanah keluar dari mata dan kekeruhan pada kornea.Gejala demam berdarah jika demam kurang dari 7 hari. Gereja ini mungkin berupa perdarahan dari hidung, bintik perdarahan di kulit, muntah darah, berak kehitaman, nyeri ulu atau gelisah dan tanda-tanda syok.Seorang anak mempunyai gejala utama demam jika: Anak itu mempunyai riwayat demam atau Anak itu teraba panas atau Anak itu suhu aksilarnya 37.50C atau lebih KLASIFIKASI DEMAMSemua anak dengan demam harus diklasifikasikan untuk malaria.Jika anak menunjukkan gejala demam dan campak, klasifikasikan untuk malaria dan campak.Jika demam kurang dari 7 hari harus diklasifikasikan Malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD).

KLASIFIKASI DEMAM UNTUK MALARIAAda tiga tabel klasifikasi untuk Malaria pada bagan PENILAIAN DAN KLASIFIKASI.Bagan PERTAMA untuk mengklasifikasikan demam di daerah risiko tinggi malaria. Yang KEDUA untuk daerah risiko rendah malaria. Yang KETIGA untuk daerah tanpa risiko malaria dan tidak ada riwayat perjalanan ke daerah dengan risiko malaria.Untuk mengklasifikasikan malaria, saudara harus tahu apakah daerah tersebut termasuk risiko malaria yang tinggi, rendah atau tanpa risiko. Kemudian saudara memilih tabel klasifikasi yang sesuai.Jika memungkinkan, lakukan pemeriksaan darah pada setiap anak demam di daerah risiko tinggi dan rendah malaria.

DAERAH RISIKO TINGGI MALARIA:Gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria dengan dua kemungkinan klasifikasi.

PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM (Risiko Tinggi Malaria)Jika anak dengan demam mempunyai salah satu tanda bahaya umum atau kaku kuduk diklasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.Anak ini mungkin menderita meningitis atau malaria berat (termasuk malaria serebral) atau sepsis, yang membutuhkan pengobatan segera dan rujukan. Ada tanda bahaya umum atau Kaku kuduk.PENYAKITBERAT DENGANDEMAM Demam (pada anamnesis atau pada peradaban atau suhu 37.50C * atau lebih)MALARIAMALARIA (Risiko Tinggi Malaria)Anak yang demam di daerah dengan risiko malaria tinggi, diklasifikasikan sebagai MALARIA, karena besar kemungkinan demamnya disebabkan oleh malaria.

DAERAH RISIKO RENDAH MALARIA: Jika seorang anak yang tinggal di daerah risiko rendah malaria, melakukan perjalanan ke daerah dengan risiko malaria tinggi, gunakan tabel klasifikasi Risiko Tinggi Malaria.Ada tiga kemungkinan klasifikasi untuk demam pada anak di daerah risiko rendah malaria.

PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM (Risiko Rendah Malaria)Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan risiko malarianya rendah, klasifikasikan sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM. MALARIA (Risiko Rendah Malaria)Apabila resiko malaria rendah, anak yang demam TANPA pilek, TANPA campak, dan tidak ada penyebab lain dari demam diklasifikasikan sebagai MALARIA. DEMAM-MUNGKIN BUKAN MALARIA (Risiko Rendah Malaria)Jika resiko malarianya rendah dan anak pilek, atau ada campak atau ada penyebab lainnya, klasifikasikan anak sebagai DEMAM: MUNGKIN BUKAN MALARIA.

Ada tanda bahaya umum atau Kaku kudukPENYAKIT BERATDENGAN DEMAM TIDAK pilek atau TIDAK ada Campak DAN TIDAK ada penyebab lain dari demamMALARIA ADA pilek atau ADA campak atau ADA penyebab lain dari demamDEMAM:MUNGKIN BUKANMALARIADAERAH TANPA RISIKO MALARIA DAN TIDAK ADA KUNJUNGAN KE DAERAH DENGAN RISIKO MALARIAAda dua mungkin klasifikasi untuk anak yang demam di daerah tanpa risiko malaria:

Jika ada riwayat perjalanan ke daerah risiko malaria, tentukan apakah risiko malarianya tinggi atau rendah.PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM ( Daerah Tanpa Risiko Malaria)Jika anak menunjukkan tanda bahaya umum atau kaku kuduk, dan tidak ada risiko malaria, klasifikasikan anak sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.DEMAM: BUKAN MALARIA (Daerah Tanpa Risiko Malaria)Jika anak tidak menunjukkan gejala-gejala PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM, lihat pada lajur selanjutnya. Jika tidak ada risiko malaria, seorang anak dengan demam diklasifikasikan sebagai DEMAM: BUKAN MALARIA. Demamnya mungkin disebabkan oleh suatu masalah lain.KLASIFIKASI DEMAM UNTUK CAMPAKAnak yang menunjukkan gejala utama demam dan campak saat ini (atau dalam 3 bulan terakhir) diklasifikasikan kedua-duanya yaitu malaria dan campak.Jika anak tidak mempunyai gejala-gejala yang mengarah ke campak atau tidak menderita campak dalam 3 bulan terakhir, anak jangan diklasifikasikan untuk campak. Lanjutkan dengan penilaian untuk DBD jika demam kurang dari 7 hari.Ada 3 kemungkinan klasifikasi untuk campak: Ada tanda bahaya umum atau Kaku kudukPENYAKIT BERAT DENGANDEMAM Tidak ada tanda bahaya umum DAN tidak ada kaku kudukDEMAM:BUKAN MALARIA Ada tanda bahaya umum atau Kekeruhan pada kornea mata atau Luka di mulut yang dalam atau luasCAMPAK DENGANKOMPLIKASI BERAT Mata bernanah atau Luka di mulutCAMPAK DENGANKOMPLIKASI PADAMATA ATAU MULUTTerdapat campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhirCAMPAKKLASIFIKASI DEMAM UNTUK DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)Semua anak dengan demam kurang dari 7 hari diklasifikasikan untuk Demam Berdarah Dengue setelah dilakukan penilaian untuk malaria (dan mungkin campak).Ada tiga kemungkinan klasifikasi DBD:

Bahaya utama dari DBD adalah perdarahan yang dapat mengakibatkan syok dan selanjutnya dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu pada DBD, yang terpenting adalah mencegah atau menangani syok.

Jika anak menunjukkan salah satu atau lebih dari gejala-gejala berikut ini: nyeri ulu hati atau bintik perdarahan di kulit uji Torrniketnya negatif, klasifikasikan anak itu sebagai MUNGKIN BERDARAH DENGUE (DBD).

Ada tanda syok; ekstremitas teraba dingin dan nadi lemah atau tak teraba atau Muntah bercampur darah/seperti kopi atau Berak berwarna hitam atau Perdarahan dari hidung atau gusi yang berat atau Bintik perdarahan di kulit (petekie) yang uji tomiket positif atau Sering muntah, tanpa diareDEMAM BERDARAHDENGUE(DBD) Nyeri ulu hati atau gelisah atau Bintik perdarahan di kulit dan uji tomiket negatifMUNGKIN DBD Tidak ada satupun gejala di atasDEMAM:MUNGKIN BUKANDBDDEMAM BERDARAH DENGUEMUNGKIN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)PENILAIAN DAN KLASIFIKASI MASALAH TELINGASalah satu masalah telinga pada anak adalah infeksi telilnga.Jika seorang anak menderita infeksi telinga, nanah terkumpul di belakang gendang telinga yang menyebabkan nyeri dan seringkali demam. Jika infeksi tidak diobati, gendang telinga mungkin pecah, nanah keluar dan anak akan berkurang rasa sakitnya. Anak akan berkurang pendengarannya sebab gendang telinganya tidak sembuh dan anak menjadi tuliMENILAI MASALAH TELINGASeorang anak dengan masalah telinga dinilai untuk:Nyeri telingaAdanya nanah/cairan dari telinga.Jika ada nanah, berapa lama telinga anak itu mengeluarkan nanahPembengkakan yang nyeri di belakang telinga sebagai tanda mastoiditis

KLASIFIKASI MASALAH TELINGAAda empat klasifikasi untuk masalah telinga:

Pembengkakan yang nyeri di belakang telingaMASTOIDITIS Tampak cairan/nanah keluar dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari atau Nyeri telingaINFEKSI TELINGAAKUT Tampak cairan/nanah keluar dari telinga dan telah terjadi selama 14 hari atau lebihINFEKSI TELINGAKRONIS Tidak ada sakit telinga dan tidak ada nanah keluar dari telingaTIDAK ADA INFEKSI TELINGAMANAJEMEN TERPADU BALITA SAKITModul-3MENENTUKAN TINDAKAN DANMEMBERI PENGOBATANPENDAHULUANPengobatan pada anak sakit dapat dimulai di klinik dan diteruskan dengan pengobatan lanjutan di rumah. Pada beberapa keadaan, anak yang sakit berat perlu dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Dalam hal ini perlu dilakukan tindakan pra rujukan sebelum anak dirujuk.

TUJUAN PEMBELAJARANModul ini akan menjelaskan dan memberi kesempatan kepada saudara untuk melatih keterampilan dalam hal:Menentukan perlunya dilakukan rujukan segera.Menentukan tindakan dan pengobatan pra rujukan.Merujuk anak, Menjelaskan perlunya rujukan, menulis surat rujukanMenentukan tindakan dan pengobatan untuk anak yang tidak memerlukan rujukan segera.Memilih obat yang sesuai dan menentukan dosis dan jadwal pemberian.Memberi cairan tambahan untuk diare dan melanjutkan pemberian makan.Memberi imunisasi setiap anak sakit sesuai kebutuhan.Memberi suplemen vitamin A.Mementukan waktu untuk kunjungan ulang.

Bagan alur berikut ini menunjukkan langkah-langkah dalam menentukan tindakan dan pengobatan. Setiap langkah dalam kotak yang bergaris tebal berhubungan dengan anak yang harus dirujuk dan akan dibahas terlebih dahulu. Setelah itu baru dibahas mengenai anak sakit yang tidak membutuhkan rujukan segera.

Modul ini akan membahas kolom Tindakan dari buku bagan MTBS dan hanya membahas tindakan bagi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun.

Bila anak hanya mempunyai satu klasifikasi, lebih mudah untuk mengetahui apa yang harus dilakukan pada anak.

Bila anak mempunyai beberapa klasifikasi, lihat pada masing-masing kolom tindakan pada buku bagan MTBS. Mungkin ada tindakan yang sama, misalnya pneumonia dan infeksi telinga akut, keduanya membutuhkan antibiotik. Saudara harus memperhatikan tindakan yang sama untuk kedua masalah dan tindakan mana yang berbeda.1Menentukan perlunya Rujukan segera2Menentukan tindakan danPengobatan pra rujukan3Merujuk anak4Menentukan tindakan danPengobatan untuk yang tidak Memerlukan rujukansegera MENENTUKAN PERLUNYA DILAKUKAN RUJUKAN SEGERARUJUKAN UNTUK KLASIFIKASI BERATPerhatikan klasifikasi berat pada buku bagan MTBS. Bagan berwarna merah muda meliputi:PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERATDEHIDRASI BERAT DIARE PERSISTEN BERATPENYAKIT BERAT DENGAN DEMAMCAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERATDEMAM BERDARAH DENGUEMASTOIDITISGIZI BURUK ATAU ANEMIA BERATPada buku bagan MTBS, beberapa tindakan menunjukkan RUJUK SEGERA. Yang dimaksud adalah segera merujuk kefasilitas kesehatan dengan rawat inap yang mempunyai peralatan dan ahli yang mampu merawat anak sakit. Tempat tersebut bisa Puskesmas dengan rawat inap atau rumah sakit.Bila anak harus dirujuk sesuai klasifikasi pada bagan, rujuk terlebih dahulu ke dokter Puskesmas (jika ada). Dokter Puskesmas akan menentukan apakah anak dapat ditangani di klinik atau memang harus dirujukDokter juga dapat melakukan modifikasi tindakan, berdasarkan kemamapuan dan sarana yang ada, bila rujukan benar-benar tidak dapat dilakukan.Bila anak akan dirujuk SEGERA, harus ditentukan tindakan yang perlu diberikan sebelum merujuk (tindakan pra rujukan). Jangan melakukan tindakan yang tidak terlalu perlu, karena dapat menghambat rujukan. RUJUKAN UNTUK KLASIFIKASI BERAT RUJUKAN UNTUK ANAK DENGAN TANDA BAHAYA UMUM RUJUKAN UNTUK MASALAH BERAT LAINNYA PNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERAT DIARE DENGAN DEHIDRASI BERAT DIARE PERSISTEN BERAT PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MASTOIDITIS GIZI BURUK ATAU ANEMIA BERAT MENENTUKAN TINDAKAN/PENGOBATAN PRA RUJUKAN

MENENTUKAN TINDAKAN PRA RUJUKANBila anak memerlukan rujukan segera, harus cepat ditentukan tindakan yang paling dibutuhkan dan segera diberikan. Berikut ini daftar tindakan penting pra rujukan yang pada buku bagan MTBS tercetak tebal.

Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai.Beri dosis pertama kinin untuk malaria berat (di daerah risiko tinggi atau rendah malaria).Beri dosis pertama vitamin A.Mulai beri carian intravena pada anak DBD dengan syok.Lakukan tindakan untuk mencegah turunnya kadar gula darah (termasuk memberi ASI, susu atau air gula seperti dalam bagan MTBS halaman 12)Beri dosis pertama obat antimalaria oral (daerah risiko tinggi dan rendah malaria).Beri 1dosis parasetamol untuk demam tinggi (38,50C atau lebih) atau nyeri akibat mastoiditis.Beri salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol (Bila ada kekeruhan kornea atau mata bernanah).Beri oralit sedikit demi sedikit dalam perjalanan ke rumah sakit.MELAKUKAN TINDAKAN/PENGOBATAN PRA RUJUKANSemua tindakan dan pengobatan pra rujukan telah dimasukkan ke dalam baganMEMBERIKAN DOSIS PERTAMA ANTIBIOTIKAnak sakit dengan klasifikasi berat dibawah ini membutuhkan antibiotik sebelum dirujukPNEUMONIA BERAT ATAU PENYAKIT SANGAT BERATDEHIDRASI BERAT di daerah koleraPENYAKIT BERAT DENGAN DEMAMCAMPAK DENGAN KOMPLIKASI BERAT MASTOIDITIS

Jika anak tidak bisa minum obat oral, harus diberi suntikan intramuskular kloramfenikol.MEMBERIKAN ANTIBIOTIK ORAL YANG SESUAIJika anak dengan klasifikasi di atas akan dirujuk dan masih bisa minum obat, berikan antibiokit oral. Di klinik biasanya tersedia lebih dari satu macam antibiotik, karena itu saudara harus tahu cara memilih antibiotik yang sesuai dengan penyakit anak.

Antibiotik yang dianjurkan, tercantum pada bagan di halaman berikut atau di buku bagan MTBS halaman 8. Berikan hanya dosis pertama sebelum di rujuk.

MEMBERIKAN DOSIS PERTAMA ANTIBIOTIKAnak membutuhkan atibiotik intramuskular sebelum dirujuk, yaitu jika anak: tidak bisa minum atau menetek, atau memuntahkan semuanya, atau kejang, atau letargis atau tidak sadar,Pada waktu memberi suntikan antibiotik secara intramuskular

Gunakan tabel berikut ini untuk menentukan dosis. Pilih dosis dari tabel pada baris berat badan yang paling mendekati berat badan anak atau gunakan umur apabila berat badan tidak diketahui.

JIKA RUJUKAN TIDAK MEMUNGKINKAN: Ulangi suntikan kloramfenikol setiap 12 jam selama 5 hari. Kemudian ganti dengan antibiotik yang sesuai, untuk melengkapi 10 hari pengobatan. Jelaskan kepada ibu mengapa obat tersebut harus diberikan. Tentukan dosis sesuai tabel untuk kloramfenikol. Gunakan alat suntik steril. Ukur dosis dengan tepat. Suntikkan secara intramuskular. BERI ANTIBIOTIK INTRAMUSKULAR Untuk anak yang harus segera dirujuk tetapi tidak dapat menelan obat oral Beri dosis pertama kloramfenikol intramuskuler dan rujuk segera.UMUR AtauBERAT BADANKLORAMFENIKOLDosis: 40 mg per kgTambahkan 5,0 ml aquadest sehingga menjadi1000 mg=5,6 ml atau 180 mg/ml2 sampai 4 bulan (4-20 detik? Hitung napas dalam 1 menit Jika napas > 60 kali per menit, ulangi Apakah bayi napas cepat (> 60 kali per menit) atau napas lambat ( 20 detik), ATAU Napas cepat > 60 kali per menit, ATAU Napas lambat < 30 kali per menit, ATAU Bayi tampak biru, ATAU Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat, ATAU Pernapasan cuping hidung, ATAU Bayi merintihGANGGUAN NAPASMEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN HIPOTERMIA

Ukur suhu badan semua bayi muda pada waktu kunjungan neonatal atau memeriksa di klinik. Suhu normal adalah 36.5 37.50C

Suhu < 36.50C disebut hipotermia

Pada hari-hari pertama kehidupannya mudah turun terutama BBLR, lahir kurang bulan dan asfiksia. Bayi dengan hipotermia mudah meninggal.

Mengukur suhu bayi muda menggunakan termomoter pada aksiler (ketiak) selama 5 menit.

Tidak dianjurkan mengukur secara rektal karena dapat mengakibatkan terjadinya perlukaan pada anus

Sebelum mengukur suhu air raksa termometer angka yang terendah.

Jika tidak ada termometer raba bagian tangan, kaki atau badan bayi demam atau dingin.

Memeriksa HipotermiaLIHAT DAN RABA:

Ukur suhu aksiler dengan termometer atau raba badan bayi. Apakah tangan, kaki atau badan bayi teraba dingin? Apakah bayi mengantuk/letargis? Adakah bagian badan bayi berwarna merah dan mengeras(sklerema)? Apakah gerakan bayi kurang dari normal?

Klasifikasi HipotermiaDalam mengklasifikasikan Hipotermia, lihat tanda dan gejala yang terdapat pada bagian di bawah ini. Pilihlah klasifikasi yang sesuai dengan tanda/gejala yang saudara temukan.

TANDA/GEJALA KLASIFIKASI

Suhu badan < 360C, ATAU Seluruh badan teraba dingin disertai salah satu tanda berikut: Mengantuk/letargis, ATAU Ada bagian badan bayi berwarna merah dan mengeras (sklerema).HIPOTERMIBERAT Suhu badan 360C 36,40C ATAU Kaki/tangan teraba dingin yang disertai gerakan bayi kurang dari normalHIPOTERMI SEDANGMEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKANKEMUNGKINAN INFEKSI BAKTERIInfeksi : sistemik atau lokalsistemik : terlalu khas gangguan fungsi sistem organ seperti: gangguan kesadaran sampai kejang, gangguan napas., bayi malas minum, tidak bisa minum atau muntah, diare, demam atau hipotermiainfeksi lokal bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merahInfeksi lokal yang sering : infeksi pada tali pusat, kulit, mata dan telinga.

Memeriksa Kemungkinan Infeksi Bakteri

LIHAT DAN RABA Apakah bayi mengantuk/letargis atau tidak sadar? Lihat tanda/gejala kejang. Lihat tanda/gejala gangguan napas. Apakah bayi malas minum/tidak bisa minum atau muntah? Raba, adakah bagian badan bayi berwarna merah dan mengeras (sklerema)? Raba, apakah ubun-ubun cembung? Ukur suhu aksiler dengan termometer atau raba badan bayi. Apakah bayi teraba dingin atau teraba panas? Lihat, adakah pustul di kulit? Apakah pustul banyak/parah? Lihat, apakah mata bernanah? Apakah nanah banyak? Lihat, apakah nanah keluar dari telinga? Apakah pusar kemerahan atau bernanah? Apakah kemerahan meluas sampai ke kulit perut? Apakah pusar berbau busuk?

Klasifikasi Kemungkinan Infeksi Bakteri

Mengantuk/letargis atau tidak sadar, ATAU Ada kejang disertai salah satu tanda/gejala infeksi lainnya, ATAU Ada gangguan napas, ATAU Malas minum/tidak bisa minum dengan atau tanpa muntah, ATAU Ada bagian badan bayi berwarna merah dan mengeras (sklerema). Ubun-ubun cembung, ATAU Suhu > 37,50C atau badan teraba panas, ATAU Suhu < 360C atau badan teraba panas, ATAU Suhu < 360C atau badan teraba dingin disertai tanda/gejala infeksi lainnyaMUNGKININFEKSIBAKTERISISTEMIK Pustul kulit banyak/parah, ATAU Mata bernanah banyak, ATAU Nanah keluar dari telinga, ATAU Pusar kemerahan meluas sampai ke kulit perut atau bernanahMUNGKININFEKSIBAKTERILOKAL BERAT Pustul kulit sedikit, ATAU Mata bernanah sedikit, ATAU Pusat berwarna kemerahan, ATAU Pusar berbau busuk.INFEKSIBAKTERILOKALMEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN IKTERUS

perubahan warna kulit / selaput mata menjadi kekuningan(80%) akibat penumpukan bilirubin (merupakan hasil pemecahan sel darah merah)lainnya karena ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayipembentukan yang berlebih atau ada gangguan pengeluarannya.fisiologik dan patologik

Patologik dikenal sebagai hiperbilirubinemia gangguan susunan saraf pusat (Kern ikterus) atau kematian.

25-50 % pada bayi lahir cukup bulan

lebih tinggi lagi pada bayi lahir, kurang bulan. Memeriksa adanya ikterus pada bayi muda dilakukan pada waktu saudara melakukan kunjungan neonatal atau pada saat memeriksa bayi muda di klinik.

metode Kramer. Pada waktu memeriksa ikterus sebaiknya di bawah cahaya/sinar matahari, dan kulit yang diamati sedikit ditekan.

Memeriksa ikterusTANYAKAN:

Apakah bayi kuning? Jika ya, pada umur berapa timbul kuning? Apakah bayi lahir kurang bulan? Apakah warna tinja bayi pucat? LIHAT:

Lihat, adakah kuning pada bayi? Tentukan, sampai di daerah manakah warna kuning pada bagian badan bayi?MEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN GANGGUAN SALURAN CERNAJika menemukan bayi baru lahir dengan perut kembung/buncit disertai muntah, mungkin bayi mengalami gangguan saluran cerna seperti obstruksi saluran cerna.

Memeriksa Gangguan Saluran CernaTANYAKAN: Apakah bayi muntah? Jika ya, apakah : Muntah segera setelah minum? Muntah berulang? Muntah warna hijau? Adakah darah dalam tinja tanpa disertai diare? Apakah bayi tidak buang air besar dalam 24 jam terakhir? LIHAT DAN RABA Apakah bayi gelisah/rewel? Raba apkaah perut bayi kembung atau tegang Raba apakah teraba benjolan di perut selain hati dan limpa Lhat apakah air liur berlebihan atau keluar terus-menerus? Periksa lubang anus dengan menggunakan termometer rektal. Adakah lubang anus?Klasifikasi Gangguan Saluran CernaJika bayi muda mempunyai satu atau lebih dari tanda/gejala dibawah ini, klasifikasikan bayi sebagai GANGGUAN SALURAN CERNA. Muntah segera setelah minum, ATAU Muntah berulang, ATAU Muntah berwarna hijau, ATAU Gelisah/rewel dan perut bayi kembung atau tegang, ATAU Teraba benjolan di perut, ATAU Air liur berlebihan atau keluar terus menerus, ATAU Belum buang air besar > 24 jam terakhir, ATAU Tidak terdapat lubang anus, ATAU Ada darah dalam tinja tanpa disertai diare.GANGGUAN SALURANCERNAMENILAI DAN MENGKLASIFIKASIKAN DIAREIbu mudah mengenali bayi yang diare. Biasanya karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibanding biasanya. Berak tidak sepeti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibanding biasanya. Berak encer dan sering, merupakan hal biasa pada bayi muda yang mendapat ASI sajaTANYAKAN: Sudah berapa lama? Apakah diare disertai darah dalam tinja?LIHAT DAN RABA Lihat keadaan umum bayi.Apakah: Letargis atau tidak sadar? Gelisah/rewel? Apakah matanya cekung? Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor. Apakah kembalinya: Sangat lambat (>2 detik)? Lambat?Klasifikasi DiareLihat tanda/gejala yang terdapat pada bagan berikut ini. Pilih klasifikasi yang sesuai dengan status dehidrasinya. Kemudian pilih klasifikasi tambahan bila bayi menderita diare selama 14 hari atau lebih, atau bila dijumpai darah dalam tinjaTerdapat 2 atau lebih tanda berikut: Letargis atau tidak sadar, Mata cekung, Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambatDiare dehidrasiBeratTerdapat 2 atau lebih tanda berikut: Gelisah/rewel, Mata cekung, Cubitan kulit perut kembalinya lambat.Diare dehidrasiRingan/sedangTidak cukup tanda utk dehidrasi berat /ringan-sedangDiareTanpa dehidrasi Ada darah dalam tinjaMungkin disentri Diare 14 hari atau lebihDiare presistenMEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN/ATAU MASALAH PEMBERIAN ASIPemberian ASI merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi pada umur 6 bulan pertama kehidupannya. Jika ada masalah pemberian ASI pada masa ini, bayi dapat kekurangan gizi dan mudah terserang penyakit. Keadaan ini akan berdampak pada tumbuh kembang anak di kemudian hari bahkan dapat berakhir dengan kematian.

Masalah yang sering ditemui pada bayi muda adalah berat badan rendah menurut umur (bawah garis merah atau BGM). BGM pada bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan dapat merupakan salah satu gambaran adanya masalah pemberian ASI.Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan/Atau Masalah Pemberian ASIPemeriksaan ini terdiri dari dua bagian:Bagian pertama: Pastikan apakah bayi muda lahir kecil atau berat lahir < 2500 grTentukan pula apakah bayi lahir kurang bulan atau cukup bulan. Tanyakan kedua hal tersebut ke itu, umumnya ibu bisa menjawab.Bagian kedua: Jika bayi muda mempunyai masalah pemberian ASI, tentukan apakah ibu menemui kesulitan dalam memberikan ASI, apa yang diberikan ke bayinya dan berapa kali. Lakukan cara ibu meneteki bayi.TANYAKAN: Apakah bayi lahir kecil atau berat lahir < 2500 gram)? Apakah bayi tidak bisa minum ASI? Apakah ibu kesulitan dalam pemberian ASI? Apakah bayi diberi ASI? Jika YA; berapa kali dalam 24 jam? Apakah bayi diberi makanan/minuman selain ASI?Jika YA; berapa kali dalam 24 jam? Alat apa yang digunakan?LIHAT Tentukan berat badan menurut umur. Adakah luka atau bercak putih (thrush) di mulut? Adakah celah bibir/langit-langit? Menilai Cara MenetekASI mengandung zat gizi yang paling sempurna untuk kesehatan, pertumbuhan perkembangan dan kecerdasan bayi. ASI juga mengandung zat kekebalan tubuh yang akan merangsang pertumbuhan sistem kekebalan tubuh bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap alergi pada bayi. Ibu yang segera meneteki bayinya dalam 30 menit setelah lahir dan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi umur 6 bulan mempunyai ikatan batin yang erat dengan bayinya.Jika bayi: * Ada kesulitan pemberian ASI ATAU * Pemberian ASI kurang dari 8 kali dalam 24 jam ATAU * Diberi makanan/minuman lain selain ASI ATAU * Berat badan rendah menurut umur.DAN LAKUKAN PENILAIAN TENTANG CARA MENETEKI Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir? Jika TIDAK, minta ibu untuk meneteki. Jika YA, minta ibu menunggu dan memberitahu saudara jika bayi sudah mau menetek lagi Amati pemberian ASI dengan seksama. Bersihkan hidung yang tersumbat, jika menghalangi bayi menetek. Lihat, apakah bayi melekat dengan baik?Dagu bayi menempel payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah membuka keluar, areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada dibawah mulut.Lihat, apakah posisi bayi benar? Seluruh badan bayi tersangga dengan baik, kepala dan badan bayi lurus, badan bayi menghadap ke dada ibunya, badan bayi dekat ke ibunya.Lihat dan dengar, apakah bayi mengisap dengan efektif? Bayi mengisap dalam, teratur, diselingi istirahat, hanya terdengar suara menelan*) Penilaian ini khusus untuk bayi berumur 1-28 hariKlasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah dan/atau Masalah Pemberian ASI

Dalam mengklasifikasikan KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN/ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI, lihat tanda dan gejala yang terdapat pada bagian dibawah ini. Pilih klasifikasi yang sesuai

Bayi lahir sangat kecil atau berat lahir < 2000 gram ATAU Berat badan menurut umur dibawah garis merah (BGM), ATAU Tidak bisa minum ASI, ATAU Tidak melekat sama sekali, ATAU Tidak mengisap sama sekali, ATAU Ada celah bibir/langit-langit.BERAT BADAN SANGATRENDAH(BBSR) DAN/ATAU MASALAHPEMBERIAN ASI BERAT Bayi lahir kecil atau berat lahir 2000 sampai < 2500 gram, ATAU Berat badan manurut umur pada pita kuning KMS, ATAU ASI kurang dari 8 kali/hari, ATAU Mendapat makanan/minuman lain selain ASI, ATAU Posisi bayi tidak benar, ATAU Tidak melekat dengan baik, ATAU Tidak mengisap dengan efektif, ATAU Terdapat luka atau bercak putih di mulut (thrush).BERAT BADAN RENDAH(BBR)DAN/ATAU MASALAHPEMBERIAN ASI Tidak terdapat tanda/gejala diatasBERAT BADAN TIDAKRENDAH DAN TIDAK ADAMASALAH PEMBERIAN ASIMEMERIKSA STATUS IMUNISASI BAYI MUDAPeriksa status imunisasi bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan, apakah bayi muda sudah mendapat imunisasi Hepatitis B-1 yang diberikan sedini mungkin (0-7 hari).Hepatitis merupakan infeksi pada hati yang dikenal oleh masyarakat umum sebagai sakit kuning atau sakit liver. Hepatitis merupakan penyakit menular yang ditularkan melalui makanan (Hepatitis A) dan cairan tubuh (Hepatitis B, C, D). Hepatitis B dan C merupakan jenis hepatitis yang paling berbahaya karena dapat berkembang menjadi penyakit hati menahun, sirosis hati, dan kanker hati.Penderitaan Hepatitis B ada yang sembuh dan ada yang tetap membawa virus Hepatitis B didalam tubuhnya sebagai carrier (pembawa) Hepatitis. Risiko penderita Hepatitis B untuk menjadi carrier tergantung umur pada waktu terinfeksi. Teinfeksi pada bayi baru lahir risiko menjadi carrier 90 %. Sedangkan yang terinfeksi pada umur dewasa risiko menjadi carrier 5-10 %Mengapa imunisasi Hepatitis B dosis pertama harus diberikan pada bayi umur 0-7 hari?Sebagian ibu hamil merupakan carrier Hepatitis BHampir separuh bayi dapat tertular Hepatitis B pada saat lahir dari ibu pembawa virusPenularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut menjadi Hepatitis menahun, yang selanjutnya dapat berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati primerImunisasi Hepatitis B sedini mungkin akan melindungi sekitar 75% bayi dari penularan Hepatitis B.Selain Imunisasi Hepatitis B1, bayi muda juga harus mendapat imunisaasi BCG dan Polio 1, yang diberikan sesuai jadwal pemberian imunisasi di fasilitas kesehatan.

JADWAL IMUNISASI BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULANUMURJENIS IMUNISASI0-7 hariHepB-11 bulanBCGMenentukan Status Imunisasi BayiTanyakan kepada ibu, apakah bayi sudah mendapat imunisasi. Jika YA, tanyakan jenis dan waktu pemberian imunisasi tersebut.Imunisasi Hepatitis B 1 disuntikkan di paha kiri bayi segera setelah persainan atau pada waktu kunjungan rumah.Imunisasi BCG diberikan melalui suntikan di lengan kanan bayi segera setelah persalinan di rumah sakit atau klinikJika bayi mempunyai Buku KIA/catatan imunisasi lainnya, lihat apakah sudah tecatat sesuai dengan informasi ibu.MEMERIKSA STATUS IMUNISASI (lingkari imunisasi yang dibutuhkan hari ini) Hepatitis B1 BCG Imunisasi yang diberikan hari ini:_____________________________________MEMERIKSA MASALAH/KELUHAN LAINPeriksa MASALAH / KELUHAN LAIN pada bayi muda yang saudara temukan pada waktu kunjungan neonatal maupun pemeriksaan di klinikKelainan kongenital adalah kelainan pada bayi baru lahir yang bukan akibat trauma lahir. Kematian pada bayi baru lahir dengan kelainan kongenital banyak terjadi akibat malformasi yang tidak mungkin hidup / yang memerlukan tindakan bedah namun tidak dapat dilakukan segera. Untuk mengenali jenis kelainan kongenital, lakukan penilaian kelainan fisik. Dari pemeriksaan fisik, saudara dapat mengenali beberapa kelainan bawaan yang sering dijumpai serta tindakan yang harus dilakukan.MEMERIKSA Kelainan Bawaan / KongenitalMemeriksa Kemungkinan Trauma LahirTrauma lahir merupakan salah satu masalah dalam perinatologi, karena masih tingginya angka kematian. Kesakitan dan gejala sisa yang ditimbulkan di kemudian hari. Trauma lahir merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi pada waktu proses persalinan.

Lakukan pemeriksaan apakah ada perdarahan tali pusat. Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat menjadi longgar setelah beberapa hari. Perdarahan tali pusat yang tidak ditangani secara cepat dapat menyebabkan syok.Memeriksa Perdarahan Tali PusatTINDAKAN DAN PENGOBATANTentukan tindakan dan beri pengobatan untuk setiap klasifikasi sesuai dengan yang tercantum dalam kolom tindakan/pengobatan pada buku bagan.Menentukan Perlunya Rujukan Segera Bagi Bayi MudaBayi muda membutuhkan rujukan segera adalah yang mempunyai klasifikasi berat ( BERWARNA MERAH ) seperti :KejangGangguan napasHipotermi beratMungkin infeksi bakteri sistemikMungkin infeksi bakteri lokal beratIkterus patologikGangguan saluran cernaDiare dehidrasi beratDiare persistenMungkin disentriBerat badan sangat rendah dan / atau masalah pemberiaan ASI beratTindakan Dan Pengobatan Pra RujukanSebelum merujuk bayi muda ke rumah sakit, berikan semua tindakan pra rujukan yang sesuai dengan klasifikasinya.Membebaskan jalan napas dan memberi oksigenMenangani kejang dengan obat anti kejangMencegah agar gula darah tidak turunMemberi cairan intravenaMemberi antibiotik intramuskularMenghangatkan tubuh bayi segeraMenasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan ke tempat rujukanMenyertakan contoh darah ibu jika bayi mempunyai klasifikasi IKTERUS PATOLOGIKMemasang pipa lambung pada bayi dengan klasifikasi GANGGUAN SALURAN CERNATindakan/Pengobatan pada bayi Muda Yang Tidak Memerlukan RujukanMenghangatkan tubuh bayi segeraMencegah agar gula darah tidak turunMemberi antibiotik yang sesuaiMengobati infeksi bakteri lokalMenyinari bayi dengan cahaya matahari pagiMenghangatkan rehidrasi oral baik di klinik maupun di rumahMengobati luka atau bercak putih ( trush ) di mulutMelakukan asuhan dasar bayi mudaTindakan / Pengobatan pada Masalah / Keluhan IbuTentukan tindakan/ pengobatan untuk setiap masalah / keluhan yang dikatakan ibu sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman serta kebijakan program kesehatan ibu. Rujuk iibu untuk masalah lain yang tidak dapat di tangani di klinik.Konseling bagi IbuMenggunakan Keterampilan Komunikasi yang baikMANAJEMEN TERPADU BALITA SAKITModul-7PEDOMAN PENERAPANMTBS DI PUSKESMASPENDAHULUANSaudara telah selesai mempelajari Materi Dasar dan Materi Inti yang memberikan pengetahuan dan keterampilan klinis dalam Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) yang terdiri dari: Penilaian dan Klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun.Menentukan tindakan, pengobatan, konseling bagi ibu, tindak lanjut, serta tatalaksana bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan (Manajemen Terpadu Bayi Muda=MTBM)Ruang lingkup materi dalam modul ini mencakup: persiapan untuk penerapan, penerapan MTBS dan MTBM, serta pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan MTBS di Puskesmas Pembantu dan Pondok Bersalin DesaTUJUAN PEMBELAJARANModul ini akan menjelaskan tugas-tugas yang perlu diperhatikan dalam penerapan MTBS dan MTBM di tempat kerja saudara. Setelah mempelajari dan mempraktekkan semua tugas yang ada, saudara diharapkan:Mampu melaksanakan diseminasi informasi mengenai MTBS kepada seluruh petugas puskesmas.Mampu melakukan penilaian dan penyiapan obat-obat yang diperlukan dalam pemberian pelayanan.Mampu melakukan penyiapan pengadaan formulir MTBSMampu melakukan penilaian dan pengamatan terhadap alur pelayanan, sejak penderita datang, mendapatkan pelayanan hingga konseling serta melaksanakan pengaturan dan penyesuaian dalam pemberian pelayanan.Mampu menentukan upaya penerapan MTBS di puskesmas secara bertahap.Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan.PERSIAPAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMASPersiapan yang perlu dilakukan oleh setiap puskesmas yang akan mulai menerapkan MTBS dalam pelayanan kepada balita sakit meliputi diseminasi informasi MTBS kepada seluruh petugas puskesmas, rencana penerapan MTBS, rencana penyiapan obat dan alat dan pencatatan dan pelaporan haril pelayanan MTBS di puskesmas, puskesmas pembantu (pustu) dan pondok bersalin desa (polindes).DISEMINASI INFORMASI MTBS KEPADA SELURUH PETUGAS PUSKESMASManajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi dan Anak Balita dan menekan morbiditas karena penyakit tersebut.Dari langkah-langkah yang diterapkan dalam MTBS, jelas bahwa keterkaitan peran dan tanggung jawab antar petugas di puskesmas sangat erat. Oleh karena itu seluruh petugas kesehatan di puskesmas perlu memahami MTBS dan perannya untuk memperlancar penerapan MTBS.Kegiatan diseminasi informasi MTBS kepada seluruh petugas puskesmas dilaksanakan dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh seluruh petugas yang meliputi perawat, bidan, petugas gizi, petugas imunisasi, petugas obat, pengelola SP2TP, pengelola program P2M, petugas loket dan lain-lain. Diseminasi informasi dilaksanakan oleh petugas yang telah dilatih MTBS, bila perlu dihadiri oleh supervisor dari Dinas Kesehatan Kabupatan/Kota.Informasi yang harus disampaikan :Konsep umum MTBSPeran dan tanggung jawab petugas puskesmas dalam penerapan MTBS. Diskusikan rencana penerapan MTBS di puskesmas yang meliputi penyiapan logistik, penyesuaian alur pelayanan, penerapan MTBS di puskesmas dan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan MTBS.Diskusi rencana penerapan MTBS di Puskesmas yang meliputi penyiapan logistik, penyesuaian alur pelayanan, penerapan MTBS di puskesmas dan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan MTBS.Materi yang perlu disiapkan adalah informasi MTBS dan buku bagan MTBS. Informasi lain secara rinci yang perlu disampaikan akan saudara peroleh pada pembahasan berikutnya.Selain materi yang perlu dipersiapkan, saudara harus merencanakan jadwal waktu pelaksanaan dan peserta diseminasi informasi yang harus hadir.PENYIAPAN OBAT DAN ALATBeberapa hal yang perlu saudara perhatikan sebelum menerapkan MTBS adalah penyiapan obat, alat, formulir MTBS dan kartu nasihat ibu (KNI). Penyiapan logistik ini perlu saudara rencanakan, karena bila tidak disiapkan dengan baik akan mengganggu kelancaran penerapan MTBS

Sebelum mulai menerapkan MTBS, saudara harus melakukan penilaian dan pengamatan tehadap ketersediaan obat di puskesmas. Secara umum, obat-obat yang digunakan dalam MTBS telah termasuk dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang digunakan di puskesmas.PENYIAPAN LOGISTIKPENYIAPAN FORMULIR MTBS DAN KARTU NASIHAT IBU (KNI)Penyiapan formulir Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Kartu Nasihat Ibu (KNI) perlu dilakukan untuk memperlancar pelayanan.Formulir rawat jalan MTBS merupakan instrumen pencatatan yang belum ada di puskesmas. Perlu dipikirkan cara pengadaan formulir tersebut. Perlu di-identifikasi sumber dana untuk pengadaan formulir tersebut, apakah dari dana operasional puskesmas atau dana lain.Bicarakan rencana pengadaan formulir dan kartu tersebut dengan kepala puskesmas saudara.Bila di Kabupaten tempat kerja saudara ada beberapa puskesmas yang akan menerapkan MTBS, maka upayakan untuk bekerja sama dalam pengadaan formulir dan kartu tersebut agar lebih murah.PENYESUAIAN ALUR PELAYANANSalah satu konsekuensi penerapan MTBS di puskesmas adalah waktu pelayanan menjadi lebih lama. Untuk mengurangi waktu tunggu bagi balita sakit, perlu dilakukan penyesuaian alur pelayanan.Khusus untuk pelayanan bayi muda (sehat maupun sakit) dapat dilaksanakan di unit rawat jalan puskesmas ataupun pustu, akan tetapi diutamakan dikerjakan pada saat kunjungan neonatal oleh pada bidan di desa.Untuk menerapkan MTBS di fasilitas rawat jalan puskesmas, penyesuaian alur pelayanan mungkin diperlukan untuk memperlancar pelayanan. Pengalaman dari uji coba penerapan yang memiliki jumlah kunjungan balita sakit cukup banyak, perlu melakukan suatu penyesuaian alur pelayanan.Penyesuaian alur pelayanan balita sakit disusun dengan memahami langkah-langkah pelayanan yang diterima oleh balita sakit. Langkah-langkah tersebut adalah sejak penderita datang hingga mendapatkan pelayanan yang lengkap meliputi:PendaftaranPemeriksaan dan konselingTindakan yang diperlukan (di klinik)Pemberian obat, atauRujukan, bila diperlukan

PENCATATAN DAN PELAPORAN HASIL PELAYANANPencatatan dan pelaporan di puskesmas yang menerapkan MTBS sama dengan puskesmas yang lain yaitu menggunakan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Dengan demikian semua pencatatan dan pelaporan yang digunakan tidak perlu mengalami perubahan. Perubahan yang perlu dilakukan adalah konversi klasifikasi MTBS ke dalam kode diagnosis dalam SP2TP sebelum masuk ke dalam sistem pelaporan.Saudara sebagai pelaksana pelayanan harus menjelaskan kepada pengelola pencatatan dan pelaporan puskesmas bahwa tidak ada perubahan dengan diterapkannya MTBS di pelayanan rawat jalan.Ditingkat keluarga, selain mencatat hasil pelayanan pada formulir bayi muda, petugas juga mencatat pada buku KIA, agar ibu dan keluarga dapat mengetahui keadaan bayi muda dan dapat memberikan asuhan bayi muda di rumah serta mengenali tanda-tanda bahayaPENCATATAN HASIL PELAYANANPencatatan seluruh hasil pelayanan, yaitu kunjungan, hasil pemeriksaan hingga pengguna obat tidak memerlukan pencatatan khusus. Pencatatan yang telah ada di puskesmas digunakan sebagai alat pencatatan.Alat pencatatan yang dapat digunakan adalah:Register KunjunganRegister Rawat JalanRegister Kohort BayiRegister Kohort BalitaRegister ImunisasiRegister Malaria, Demam Berdarah Dengue, Diare, ISPA, Gizi dllRegister Obat.PELAPORAN HASIL PELAYANANSebagaimana dengan pencatatan hasil pelayanan MTBS, pelaporan yang digunakan juga tidak memerlukan perubahan.Pelaporan yang digunakan adalah:1. Laporan Bulanan 1/ Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB 1)2. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)3. Laporan Bulanan Gizi, KIA, Imunisasi dan P2M (LB3)4. Laporan Mingguan Diare.5. Laporan Kejadian Luar Biasa

Bila masih ada alat pelaporan lain yang digunakan oleh program dapat digunakan juga dalam penerapan MTBS

Dari laporan yang ada, Laporan Bulanan 1/Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB1) adalah laporan yang memerlukan perhatian khusus. Hasil pemeriksaan dalam MTBS ditulis dalam bentuk klasifikasi penyakit sedangkan pelaporan yang ada dalam bentuk diagnosis. Diperlukan konversi dari klasifikasi ke dalam bentuk diagnosa dan menggunakan penomoran kode LB1.