MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH...
Transcript of MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH...
MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH
PADA BANK BNI SYARIAH
CABANG FATMAWATI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
LUKMANUL HAKIM
Nim.1110053000028
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015M/1436H
MANAJEMEN RISIKO PBMBIAYAAN MURABAHAHPADA BANK BNI SYARTAH CABANG FATMAWATI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilrnu KomunikasiUntuk Memenuhi Persyaratan MernperolehGelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Lukmanul HakimNim.1 I 10053000028
Di Bawah Bimbingan
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAHJURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUI{IKASIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA2015Mn436H
NIP : 19811009 201101 1 003
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN
MURABAHAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG FATMAWATI
telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada25 Jni 2015. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom.I) pada Konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan Syariah Program
Studi Manai emen Dakwah.
Jakarta, 25 Juni20l5
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, S ekretaris Merangkap Anggota,
Anggota,
Penguji I,
Drs. H. Ahmad Kartono. M. Si
Pembimbing,
Muamma
Ahmad Fathoni, S.Sbs.I
330 199803 1 004
NIP: 19550101 198302 1 001
NIP: 19811009 201101 1 003
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam
Negeri (Uf$ Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Of$ Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 09 Juni 20
i
ABSTRAK
Lukmanul Hakim, NIM: 1110053000028, Jurusan Manajemen Dakwah,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Di Bawah Bimbingan
Muammar Aditya, SE, M. Ak. Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah
Pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati
BankSyariah merupakan salah satu Lembaga Keuangan Syariah yang
berperan penting dalam penyimpanan dan penyaluran dana kepada masyarakat
yang membutuhkan. Dalam menyalurkan pembiayaan Murabahah Bank BNI
Syariah harus selektif dalam menilai kelayakan yang diajukan oleh debitur.
Penilaian ini dilakukan agar bank terhindar dari risiko atau kerugian akibat tidak
dapat dikembalikannya kredit atau pembiayaan bank harus melakukan penilaian
berdasarkan prosedur atau mekanisme pemberian kredit serta pengendalian intern
agar tidak terjadi kredit macet.
Rumusan masalah penelitian ini adalah, Bagaimana proses Manajemen
Risiko pembiayaan murabahah ? bagaimana penerapan Manajemen Risiko pada
Pembiayaan Murabahah bermasalah di BNI Syariah Cabang Fatmawati?
Sedangkan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Mekanisme Operasional
Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah yang diterapkan di BNI Syariah
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan
data melakukan Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif, Jenis penelitian yang digunakan merupakan
perpaduan antara penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan, yakni penelitian
yang mengumpulkan data-data di lapangan, kemudian menganalisisnya dan
mendapatkan kesimpulan dari penelitian ini.
Hasil penelitian ini menunjukan, untuk mengantisipasi risiko yang muncul
pada produk Murabahah, BNI Syariah memiliki penerapan dalam mengantisipasi
risiko yang terjadi khususnya risiko kredit atau pembiayaan. Bank BNI Syariah
menerapkan beberapa cara dengan berpedoman pada peraturan Bank Indonesia no
13/23/PBI/2011 mengenai penerapan manajemen risiko pada bank umum syariah
dan unit usaha syariah dan unit usaha Syariah.
Kata Kunci :Manajemen Risiko, Pembiayaan Murabahah
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya. Segala puji bagi Allah yang telah
menganugerahkan berbagai karunia dan nikmat kepada para hamba-Nya. Dia
membukakan akal pikiran kita dan pemahaman kepada segenap makhluk-Nya.
Shalawat beserta salam tidak lupa dihaturkan untuk Nabi Muhammad
SAW, yang mampu membawa kita dari zaman gelap gulita sampai zaman terang
benderang. Tak lupa juga untuk para keluarganya, sahabat, dan serta para
pengikutnya yang tetap beristiqomah di jalan-Nya.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar sarjana Strata Satu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah Konsentrasi Manajemen Lembaga
Keuangan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa tujuan penulisan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan moril dan materil dari banyak pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Arief Subhan, MA selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M.Ed.,Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik,
Dr. Hj. Roudonah, MA. selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,
Dr. Suhaimi, M.Si. Selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi.
iii
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA., MM dan H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM
selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah
membantu penulis menyelesaikan studi di Jurusan Manajemen Dakwah.
3. Muammar Aditya, SE, M. Ak., selaku Dosen Pembimbing yang tidak pernah
bosan dalam memberikan begitu banyak masukan kepada penulis dan telah
ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing serta memberikan arahan,
petunjuk, dan saran yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi.
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberi cahaya berupa ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis
menempuh studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Seluruh karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
membantu penulis dalam mecari referensi mengenai teori Manajemen Risiko
Pembiayaan Murabahah.
6. Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati yang telah memberikan data-data
penelitian, terutama untuk Bapak Bambang Hartopo selaku Operational
Manager, Bapak Wahyudi Hidayat selaku Consumer Processing Head, dan Ibu
Arum selaku Consumer Processing Head Bank BNI Syariah Cabang
Fatmawati yang telah banyak meluangkan waktunya untuk penulis.
7. Orang Tuaku H. Mansur dan Hj. Amoy, yang begitu baik hati dan tegar dalam
dalam segala hal, ikhlas mengasuh, membimbing, memberikan segenap
cintanya dan tidak terlupa selalu menyertai do’a dalam setiap langkahku.
iv
8. Kakak-kakakku dan adikku tercinta, Uum Sumiati, S.Pd., Maya Susanti, AM.
Keb, Firman Maulana Mulqi, dan Mulyani Hasbiyah, yang tidak pernah
berhenti memberikan motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman saya di Jurusan Manajemen Dakwah 2010 Zaky, Rendy, Farid,
Alung, Siro, Didi, Jaka, Jandry dan lain-lain yang namanya tidak dapat
disebutkan satu persatu tanpa mengurangi hormat saya, yang selalu
memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh pihak yang telah banyak berjasa dalam proses penyelesaian skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi hormat saya, yang
selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tiada balasan yang dapat penulis berikan selain do’a dan ucapan
terimakasih, semoga Allah SWT menerima amal baik dan memberi balasan yang
setimpal atas segala jerih payahnya dan semoga kita semua dalam lindungan-Nya.
Amiiin.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, baik saran maupun kritik dari para pembaca sangat penulis
harapkan demi perbaikan untuk selanjutnya.
Akhirnya penulis panjatkan rasa syukur kepada Alllah SWT yang sangat
mendalam dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
kepada semua pihak pada umumnya.
Jakarta, 25 Juni 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... . viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah .................................................. 6
2. Perumusan Masalah .................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian ....................................................... 7
2. Manfaat Penelitian ..................................................... 7
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian .......................................................... 8
2. Subjek dan Objek Penelitian ..................................... 8
3. Sumber Data .............................................................. 9
4. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 9
5. Teknik Analisa Data .................................................. 10
6. Teknik Penulisan Skripsi ........................................... 10
E. Kajian Pustaka ................................................................ 11
F. Sistematika Penulisan ...................................................... 13
vi
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen Risiko
1. Pengertian Manajemen Risiko .................................. 15
2. Fungsi Manajemen Risiko……................................. 17
3. Proses manajemen Risiko ……................................. 22
B. Pembiayaan Murabahah
1. Pengertian Pembiayaan .............................................. 25
2. Fungsi dan tujuan Pembiayaan ..................................... 25
3. Pengertian Murabahah ............................................... 27
4. Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah ............... 29
5. Jenis-Jenis Pembiayaan Murabahah .......................... 31
6. Tujuan dan Manfaat Pembiayaan Murabahah ........... 33
7. Teknik Penyelesaian Pembiayaan pada Umumnya ... 38
BAB III PROFIL UMUM BANK BNI SYARIAH CABANG FATMAWATI
A. Sejarah ............................................................................. 41
B. Visi, Misi ......................................................................... 43
C. Tata Nilai dan Budaya Kerja .......................................... 44
D. Struktur Organisasi ......................................................... 45
E. Produk-produk Bank BNI Syariah ................................. 47
F. Produk-Produk Pembiayaan Murabahah di Bank BNI
Syariah ............................................................................ 50
vii
BAB IV MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA
BANK BNI SYARIAH CABANG FATMAWATI
A. Prosedur dalam mengajukan pembiayaan murabahah BNI Syariah
Cabang Fatmawati ............................................................. 51
B. Penerapan Pelaksanaan Manajemen Risiko Pada Bank BNI Syariah
Cabang Fatmawati ............................................................... 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 69
B. Saran ............................................................................... 70
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Prosedur Pembiayaan Murabahah Pada Bank BNI Syariah
Cabang Fatmawati
Gambar 2 : Struktur Organisasi Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk
kredit yang diberikan atau penanaman bentuk lain. Dalam kegiatan mobilisasi
dan penanaman dana sangat ditentukan dapat tidaknya bank mengelola
berbagai risiko yang berkaitan dengan usaha bank. Pengelolaan dilaksanakan
melalui langkah-langkah pencegahan atas terjadinya risiko kerugian yang
sewaktu-waktu dapat timbul. 1
Bank sebagai lembaga perantara atau financial intermediary memiliki
3 fungsi umum yaitu yang pertama adalah memasok dana pinjaman bagi para
peminjam yang bonafit, kedua mengurangi risiko bagi para pemilik dana yang
menginginkan kelebihan dana yang dimilikinya agar dapat ikut diputarkan
dalam kegiatan usaha dan ketiga adalah meningkatkan likuiditas
perekonomian tampa mengurangi jaminan likuiditas para pemilik surat
tagihan.2
Bank memperoleh pendapatannya dari menerima dan mengelola
risiko nasabah untuk memperoleh laba. Risiko adalah alasan mengapa bank
melakukan usaha. Struktur tata kelola dan sistem manajemen risiko bank
yang kuat menjadi dasar evaluasi keseimbangan antara risiko dan tingkat
1 Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet.
Ke-3, 172 2 Soedijono Reksoprajitno, Pengantar Manajemen Bank Umum, (Jakarta: Gunadarma,
2003), h.3
2
pengembalian untuk penghasilan pendapatan yang berkesinambungan,
mengurangi fluktuasi pendapatan serta meningkatkan nilai bagi pemegang
saham.3 .
Dalam beberapa tahun terakhir perbankan syariah mengalami
perkembangan yang pesat. Pesatnya pertumbuhan bank syariah telah
mengilhami bank-bank konvensional untuk meniru dan menawarkan produk-
produk bank syariah. Alasan mereka ikut menawarkan produk bank syariah
semata-mata bersifat komersil, yaitu melihat besarnya pasar umat islam yang
pertumbuhannya diperkirakan mencapai 15% pertahun.4 Selain bank
menyediakan produk-produk penghimpun dana, bank juga menawarkan
produk pembiayaan yang selama ini menjadi dominan dalam perbankan
syariah adalah produk murabahah. Meski terdapat produk lainnya seperti
mudharabah dan musyarokah. Namun pada kenyataannya paling intensif
digunakan adalah produk murabahah, karena produk tersebut lebih mudah
digunakan dan menyerupai kredit pada bank konvensional.
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati.5 Dalam murabahah penjual harus memberitahu
harga produk yang dibeli dan menambahkan tingkat keuntungan sebagai
tambahan.
Pada praktek yang ada di lapangan, bentuk-bentuk akad jual beli
terbilang sangat banyak sekali, jumlahnya bisa mencapai belasan jika tidak
3 Ryan Kiryanto, Journal: Bank dan Manajemen, Peluang dan Tantangan Ekonomi 2012,
(Jakarta: Cakrawala Baru, 2011), Ed.ke-122, h. 26 4 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet, 2005), hal. 5
5 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani Press, 2001), Cet. Ke-1, h. 101
3
puluhan. Sungguhpun demikian dari sekian banyak itu ada 3 (tiga) jenis jual
beli yang telah banyak dikembangkan sebagai sandaran pokok dalam
pembiayaan modal kerja dan investasi diantaranya adalah Murabahah, Salam
dan Istisna.
Produk murabahah yang ditawarkan kepada masyarakat sangat mirip
dengan produk leasing yang ditawarkan oleh bank konvensional, malah
equivalen ratenya lebih tinggi konvensional. Dengan demikian dapat kita
nilai bahwa bank syariah di Indonesia tidak mau mengambil resiko, lalu
mereka membuat produk yang aman.6
Akad jual beli resikonya kecil, namun bukan berarti akad-akad
pembiayaan lainnya kurang diminati. Idealnya, pembiayaan bank syariah
didominasi oleh akad mudhorabah (bagi hasil). Sebab, memang itulah ruhnya
perbankan syariah. Namun untuk sampai ketahap itu tidak mudah. Bahkan di
Negara-negara yang sudah lebih dahulu menerapkan syariah pun,
pembiayaan murabahah (jual beli) masih dominan.7
Dominasi pembiayaan non bagi hasil jelas bukanlah kondisi ideal
yang diinginkan. Industri perbankan syariah bersama-sama dengan
pemerintah maupun BI harus terus mempersiapkan bagi hasil. Persiapan itu
jelas tidak dapat dilakukan secara mendadak, melainkan mau tidak mau harus
mulai dipersiapkan dari sekarang, karena perkembangan yang pesat yang
sedang berlangsung perlu diarahkan agar terlanjur berkembang kearah yang
tidak diinginkan.
6 Jafril Khalil, Jurnal KajianEkonomi Islam, Menyiasati Pertumbuhan Bank Syariah di
Indonesia (Jakarta : P3EI,2004), hal .65 7 Robert Tampubolon, Manajemen Risiko : pendekatan Kualitatif Untuk Bank Komersil,
(Jakarta: Elekmedia, 2004), hal.19
4
Konsep dari pembiayaan murabahah ini berbeda dengan pemberian
pinjaman (kredit) pada bank konvensional. Pada bank konvensional
pemberian pinjaman (kredit) dengan pengembangan modal pokok beserta
modalnya (bunga berbunga) hal ini sangatlah berkaitan dengan praktek riba
yang jelas-jelas dilarang dalam syariah islam. Oleh karena itu, diperlukan tata
cara operasional bank syariah agar terhindar dari praktek perkreditan yang
mengandung unsur riba yang diharamkan.
Perbedaan pokok antara kredit pada bank konvensional dengan
pembiayaan pada bank syariah adalah dilarangnya riba atau bunga pada
pembiayaan syariah. Pada pembiayaan murabahah sistem yang digunakan
adalah margin atau mark up keuntungan, sedangkan pada mudharabah dan
musyarakah adanya sistem bagi hasil antara sistem shahibul maal selaku
penyedia dana dengan mudharib atau nasabah (investor). Mark up merupakan
jumlah rupiah yang ditambahkan pada biaya pada suatu produk untuk
menghasilkan harga jual.8
Kredit pada bank konvensional dilakukan melalui pemberian
pinjaman uang kepada nasabah sebagai peminjaman, dimana pemberi
pinjaman memperoleh imbalan berupa bunga yang harus dibayar oleh
peminjam.
BNI Syariah Cabang Fatmawati selalu mengembangkan jaringan-
jaringan yang meluas dan mudah dijangkau oleh masyarakat luas. Pada tahun
8 Bayu Swasth Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 2005), Ed.
Ke-2, hal.256
5
2012 pembiayaan yang dilakukan oleh BNI Syariah Cabang Fatmawati
mencapai 1,460,203,586 dengan presentase pembiayaan bermasalah
mencapai 0,27%, dan pada tahun 2013 pembiayaan di BNI naik dari tahun
sebelumnya menjadi 1,805,099,507 dengan presentase pembiayaan
bermasalah 0.36% turun dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014
pembiayaan yang dikeluarkan oleh BNI naik menjadi 1.366,419,072 dengan
persentase pembiayaan bermasalah menurun menjadi 0.22% jauh dari
ketentuan Bank Indonesia yaitu 5%. Walaupun kondisi ekonomi Indonesia
yang mengalami krisis global tapi tidak membuat nasabah mangkir dari
tanggung jawabnya membayar kewajiban pinjamannya ke Bank.9
Aspek terpenting dalam penerapan manajemen risiko pembiayaan
adalah kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga
kegiatan usaha bank tetap dapat terkendali.10
Pada batas yang dapat diterima
serta menguntungkan bank. Namun demikian mengingat perbedaan kondisi
pasar struktur, ukuran serta kompleksitas usaha bank, sehingga setiap bank
harus membangun sistem manajemen risiko sesuai dengan fungsi dan
organisasi manajemen risiko pada bank.11
Risiko timbul karena adanya ketidakpastian, yang berarti
ketidakpastian adalah merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuknya
risiko, karena mengakibatkan keragu-raguan seseorang mengenai
kemampuannya untuk meramalkan kemungkinan terhadap hasil-hasil yang
9 Data Annual Report Bank BNI Syariah tahun 2012, 2013 dan 2014
10 Veithzal Rivai, 2007, Bank and Financial Instution, (Jakarta: PT. Raja Grando Persada)
h. 792 11
Rahmi Timorita Yulianti. Manajemen Risiko Perbankan Syariah. JUrnal Ekonomi
Islam La_Riba. Vol. III, no. 2, Desember 2009. H. 156
6
akan terjadi dimasa mendatang. Salah satunya ketidakpastian ekonomi, yaitu
kejadian-kejadian yang timbul sebagai akibat kondisi dan perilaku dari
pelaku ekonomi.
Perbankan di Indonesia dihadapkan oleh beberapa risiko yang
semakin kompleks akibat kegiatan usaha bank yang beragam mengalami
perkembangan pesat sehingga mewajibkan bank untuk meningkatkan
kebutuhan akan penerapan manajemen risiko untuk meminimalisir risiko
yang terkait dengan kegiatan usaha bank.12
Di dalam dunia bisnis atau di dunia perbankan, dimana ketidak
pastian dan risiko yang tidak dapat diabaikan begitu saja, bahkan harus
diperhatikan secara cermat, bila menginginkan kesuksesan.
Dengan melihat pemaparan yang singkat diatas, penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian, dengan memberikan gambaran apa dan
dan bagaimana Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah pada perbankan
Syariah sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul “Manajemen
Risiko Pembiayaan Murabahah Pada Bank BNI Syariah Cabang
Fatmawati”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam skripsi ini lebih terarah, maka penulis
membatasi masalah hanya pada:
a. Penelitian ini dibatasi pada Prosedur manajemen risiko pembiayaan
12
Lisa Kartika Sari, “Penerapan Manajemen Risiko pada Perbankan Indonesia”,
diakses pada10 maret 2014, dari http//ejournal.unesa.ac.idindex.phpjurnal-
akuntansiarticleview280204
7
murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.
b. Penelitian ini dibatasi pada penerapan Manajemen Risiko pembiayaan
Murabahah bermasalah di Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan penulis kaji dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana Prosedur Manajemen Risiko pembiayaan murabahah pada
bank BNI Syariah Cabang Fatmawati?
b. Bagaimana penerapan Manajemen Risiko pada pembiayaan
Murabahah bermasalah di Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah pada
Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.
b. Untuk mengetahui bagaimana Penerapan Manajemen Risiko pada
Pembiayaan Murabahah bermasalah pada Bank BNI Syariah Cabang
Fatmawati.
2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, semoga dapat memberikan manfaat
bagi beberapa pihak, antara lain:
a. Akademis
8
Menambah khazanah kepustakaan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi
dan sebagai sumber referensi bagi mahasiswa, staff pengajar dan
lainnya,
b. Praktis
Hasil penelitian ini masukan dan pedoman untuk Bank BNI Syariah
Cabang Fatmawati. Bagi pihak lain, terutama dunia ilmu pengetahuan
penulis terhadap penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi Bank BNI
Syariah Cabang Fatmawati. Serta untuk menambah khasanah ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang Manajemen Dakwah Fakultas
Dakwah dan ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah Metode Kualitatif
dengan menganalisis data secara deskriptif, untuk menggambarkan tentang
Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah Pada Bank BNI Syariah
Cabang Fatmawati.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Bank BNI Syariah Cabang
Fatmawati yang berada di wilayah Jakarta Selatan yang beralamat Jalan
RS. Fatmawati No. 30 C-D Cilandak Jakarta Selatan.
Sedangkan objek penelitian dalam penelitian ini adalah Manajemen
Risiko.
3. Sumber Data
9
Dalam penelitian ini diharuskan menggunaka data, maka dalam
penyusunan skripsi ini penulis mengelompokkan data sesuai dengan
karakteristiknya, yaitu:
a. Data Primer
Data primer merupahan data asli yang diperoleh langsung oleh peneliti
dari hasil wawancara yang di dapat langsung dari objek penelitian13
dimana data yang diperoleh hasilnya yang aktual dan dapat
dipertanggung jawabkan. Dengan teknik pengumpulan data pada
karyawan Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati Pada bagian
pembiayaan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pustakaan, seperti
buku-buku serta sumberlainnya yang berkaitan dengan materi
penulisan skripsi ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan
dengan menggunakan beberapa teknik tertentu :
a. Dokumentasi yaitu data-data dan profil Bank Syariah Cabang
Fatmawati penelitian kepustakaan.
b. Observasi (Pengamatan)
Mendapatkan data dari obyek penelitian dengan cara mendatangi
langsung ke obyek penelitian. Dalam hal ini Bank BNI guna melihat
secara dekat bagaimana penerapan manajemen risiko dalam
13
Suharsimi Arikunto, “prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik”, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Ed. Revisi 2010, Cet. Ke-14, h.22
10
pembiayaan murabahah.
c. Wawancara (interview)
Selama observasi dilakukan, penulis juga melakukan wawancara dan
komunikasi dengan staff bagian pembiayaan, Bapak Wahyudi Hidayat,
Ibu Arum, Bapak Heru, dan Bapak Bambang Hartopo selaku pimpinan
Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati untuk mendapatkan input-input
atau masukan-masukan yang berhubungan dan berguna dalam bidang
yang akan diteliti sebagai bahan penulisan skripsi ini.
5. Teknik Analisa Data
Penulis menganalisa data dengan menggunakan penelitian dalam
pelaksanaannya pengaalisaan dilakukan dengan menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Menelaah semua data yang diperoleh baik dari sumber primer maupun
dari sumber sekunder.
b. Melakukan klasifikasi terhadap data yang terkumpul sesuai dengan
msalah yang diteliti.
c. Menghubungkan data yang terpilih dengan teori yang sudah
dikemukakan dalam kerangka pemikiran.
d. Penarikan kesimpulan dari data-data yang dianalisis.
6. Teknik Penulisan Skripsi
Adapun teknik penulisan skripsi ini sesuai dengan kaidah-kaidah
penulisan skripsi pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,
Tesis dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality
11
Develoment and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Cet. II,
April 2007.14
E. Kajian Pustaka
Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber,
kepustakaan, penulis meliput bahwa apa yang merupakan masalah pokok
penelitian tampaknya sangat penting dan prospektif, karena pembahasan
tentang Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah
sangatlah berguna bagi perusahaan itu sendri.
Adapun kajian pustaka yang digunakan penulis adalah :
1. Pada tahun 2009 telah ditulis skripsi atas nama Hanifah Prodi Manajemen
Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dengan judul Analisis Manajemen Risiko Pada
Pelaksanaan Ibadah Haji Tahun 2008 KBIH Istiqlal Jakarta. Dalam
penelitian ini membahas tentang Manajemen Risiko pada pelaksanaan
Ibadah Haji tahun 2008 KBIH Istiqlal Jakarta. Perbedaan Skripsi penulis
dengan skripsi terdahulu bahwa penelitian ini di fokuskan pada
manajemen Risiko yang digunakan oleh bank BNI Syariah dalam
menghadapi Risiko pada Pembiayaan Murabahah.15
2. Pada tahun 2012 telah ditulis skripsi atas nama Ayu Dwi Kusumawati
Prodi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah Dan Hukum UIN
14
Hamid Nasuhi dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) Diterbitkan
oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan II, April 2007
15
Hanifah, Analisis Manajemen Risiko pada pelaksanaan Ibadah Haji tahun 2008 KBIH Istiqlal
(Skripsi)
12
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan judul Penyelesaian Pembiayaan
Bermasalah Murabahah Pada BMT Ta’awun dan BMT KAS. Dalam
penelitian ini membahas tentang pembiayaan bermasalah murabahah pada
BMT Ta’awun dan BMT KAS. Perbedaan Skripsi penulis dengan skripsi
terdahulu bahwa penelitian ini di fokuskan pada manajemen Risiko yang
digunakan oleh bank BNI Syariah dalam menghadapi Risiko pada
Pembiayaan Murabahah.16
3. Pada tahun 2008 telah ditulis skripsi atas nama Asep Saiful Bahri Prodi
Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dengan judul Evaluasi manajemen Risiko
Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Muamalat. Dalam penelitian
ini membahas tentang Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah Pada
Bank Syariah Muamalat. Perbedaan Skripsi penulis dengan skripsi
terdahulu bahwa penelitian ini di fokuskan pada manajemen Risiko yang
digunakan oleh bank BNI Syariah dalam menghadapi Risiko pada
Pembiayaan Murabahah.17
4. Jurnal Ekonomi Islam La_Riba Manajemen Risiko Perbankan Syariah.
Penulis : Rahmi Timorita Yulianti. Vol. III, no. 2. Desember 2009. Jurnal
ini membahas mengenai fungsi dan peran DPS di bank Syari’ah, memiliki
relevansi yang kuat dengan manajemen risiko perbankan Syariah, yakni
risiko reputasi, yang selanjutnya berdampak pada risiko lainnya seperti
likuiditas. Perbedaan Skripsi penulis dengan skripsi terdahulu bahwa
16
Ayu Dwi Kusumawati, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Murabahah Pada BMT Ta’awun
dan BMT KAS (Skripsi) 17
Asep Saiful Bahri, Evaluasi manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah
Muamalatm(Skripsi)
13
penelitian ini di fokuskan pada manajemen Risiko yang digunakan oleh
bank BNI Syariah dalam menghadapi Risiko pada Pembiayaan
Murabahah.18
5. Lisa Kartika Sari, Jurnal Universitas Negeri Surabaya, Februari-Juli 2011.
“Penerapan Manajemen Risiko pada Perbankan Indonesia”. Pada jurnal ini
meneliti tentang penerapan manajemen risiko pada perbankan di Indonesia
dan mengetahui keuntungan dan hambatan menerapkan manajemen risiko
pada perbankan pada umumnya. Perbedaan Skripsi penulis dengan skripsi
terdahulu bahwa penelitian ini di fokuskan pada manajemen Risiko yang
digunakan oleh bank BNI Syariah dalam menghadapi Risiko pada
Pembiayaan Murabahah.19
F. Sistematika Penulisan
Bab I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis membahas pendahuluan dengan sub-sub : latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian, review studi terdahulu dan
sistematika penuliusan.
Bab II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tentang Konsep Manajemen, Risiko, dan
Pembiayaan Murabahah.
Bab III PROFIL UMUM BANK BNI SYARIAH CABANG
18
Rahmi Timorita Yulianti, Manajemen Risiko Perbankan Syariah. Penulis : Rahmi Timorita
Yulianti (Journal) 19
Lisa Kartika Sari, Penerapan Manajemen Risiko pada Perbankan Indonesia (Journal)
14
FATMAWATI
Bab ini menyajikan data yang menjadi bahan penelitian yaitu
mengenai Sejarah Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, visi misi,
fungsi, dan struktur organisasi, serta Pembiayaan Murabahah yang
ada pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.
Bab IV ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN
MURABAHAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG
FATMAWATI.
Bab ini menjelaskan mengenai Prosedur Manajemen Risiko
Pembiayaan Murabahah pada bank BNI Syariah Cabang
Fatmawati, dan penerapan Manajemen Risiko pada Pembiayaan
Murabahah bermasalah di Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati.
Bab V PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan yaitu menjawab dari
rumusan masalah dari penelitian tentang Penerapan Manajemen
Risiko Pembiayaan Murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang
Fatmawati. Serta saran-saran dan masukan serta lampiran-lampiran
sebagai penunjang dalam perbaikan penulisan skripsi ini.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen Risiko
1. Pengertian dan Tujuan Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui,
menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan
dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efesiansi yang lebih
tinggi.
Manajemen risiko merupakan pengetahuan yang badan teorinya
masih muda. Itulah sebabnya kita banyak menemukan kontradiksi dalam
pengertian tentang konsep risiko. Kontradiksi ini di satu pihak disebabkan
oleh kaum teoritisi dalam manajemen risiko mencoba meminjam definisi
risiko yang dipergunakan di bidang lain.1
Menurut Mark S. Dorfman dalam bukunya introduction to risk
Manajemen and Insurance, manajemen risiko merupakan pendekatan
logis untuk menangani masalah-masalah yang dihadapi perusahaan karena
terekspos terhadap kemungkinan kerugian. 2
Menurut William T. Thornhill tujuan dari manajemen risiko adalah
untuk memproteksi asset dan laba sebuah organisasi dengan mengurangi
potensi kerugian sebelum hal tersebut terjadi, dan pembiayaan melalui
1 Drs. Herman Darmawi. Manajemen Risiko, (Jakarta : BUMI AKSARA, 1994), Cet Ke-
2, Ed 1, hal. 17-18. 2 Santanoe Kartonegoro, Manajemen Risiko dan Asuransi, (Jakarta : PT Toko Gunung
Agung 1996), Cet Ke. 1, h. 15.
16
asuransi atau cara lain atas kemungkinan rugi besar atas kemungkinan
bencana alam, keteledoran manusia, atau karena keputusan pengadilan.
Dalam prakteknya, proses ini mencakup langkah-langkah logis seperti
pengidentifikasian risiko, pengukuran dan penilaian atas ancaman yang
telah di identifikasi, pengadilan ancaman tersebut melalui eliminasi atau
pengurangan dan pembiayaan ancaman yang tersisa agar apabila terjadi
kerugian, organisai dapat terus menjalankan usahanya tanpa terganggu
stabilitas keuangannya.3
Sedangkan menurut Drs. H. Agus Salim, MA tujuan manajemen
risiko ialah dalam mengelola perusahaan supaya mencegah perusahaan
dari kegagalan mengurangi pengeluaran, menaikan keuntungan
perusahaan, menekan biaya produksi dan sebagainya.
Adapun saran-saran utama yang hendak dicapai oleh manajemen
risiko terdiri dari :
a. Untuk kelangsungan hidup perusahaan (survival)
b. Ketenangan dalam berfikir
c. Memperkecil biaya
d. Menstabilisasi pendapatan perusahaan
e. Memperkecil/meniadakan ganguan dalam berproduksi
f. Mengembangkan pertumbuhan perusahaan
g. Mempunyai tanggung jawab sosial terhadap karyawan.4
3 Robert Tampubolon, Manajemen Risiko : Pendekatan untuk Bank Komersil (Jakarta :
PT Elek Media Kompurtido, 2004, Cet Ke 2, h. 34. 4 Drs. H. Abbas Salim, MA, Asuransi Dan Manajemen Risiko (Jakarta PT Raja Grafindo
Persada 2005) Cet Ke 2. h. 201.
17
2. Fungsi Manajemen Risiko
Fungsi manajemen risiko secara umum adalah untuk
mengidentifikasikan atau mendiagnosa risiko. Kemudian risiko itu mesti
diukur, dianalisis dan disvaluasi dalam ukuran frekuensi, keparahan dan
variabilitasnya. Selanjutnya keputusan harus diambil seperti memilih dan
menggunakan metode-metode untuk menangani masing-masing risiko di
identifikasi itu. Sebagian risiko tertentu mungkin perlu dihindarkan,
sebagian lagi mungkin perlu ditanggung sendiri, dan yang lainnya
mungkin perlu diasuransikan. 5
Adapun fungsi pokok manajemen risiko yaitu :
a. Menemukan kerugian potensial, yaitu berupaya mengidentifikasikan
seluruh risiko murni yang dihadapi oleh perusahaan.
b. Mengevaluasi kerugian potensial, yaitu melakukan evaluasi terhadap
semua kerugian potensial yang di hadapi oleh perusahaan, evaluasi dan
penilaian ini meliputi perkiraan mengenai:
1) Besarnya kemungkinan frekuensi terjadi kerugian dengan
memperkirakan jumlah kemungkinan terjadinya kerugian selama
periode tertentu.
2) Besarnya kegawatan dari tiap-tiap kerugian dengan menilai
besarnya kerugian yang diderita, yang biasanya dikaitkan dengan
besar pengaruh kerugian tersebut terhadap kondisi financial
perusahaan.
5 Herman Darmawi, Manajemen Risiko, h. 32-33.
18
3) Memilih teknik/cara yang tepat atau menentukan suatu kombinasi
dari teknik-teknik yang tepat dalam menanggulangi kerugian.
4) Menurut Pardi Sudrajat, fungsi dari manajemen risiko adalah
sebagai pedoman tertulis dalam membentuk kerangka kerja
fungsional bank untuk mengimplementasikan manajemen risiko
secara konsisten sesuai dengan tujuan usaha perusahaan/bank.6
Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian
potensial, baik yang dapat diperkirakan (acceptable) maupun yang tidak
dapat diperkirakan (unacceptable) yang berdampak negatif terhadap
pendapatan dan permodalan bank. Risiko tersebut tidak dapat dihindarkan,
tetapi dapat dikelola dan dikendalikan.7
Dalam dunia perbankan terdapat beberapa jenis risiko, diantaranya:
a. Risiko Kredit
Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubungan
dengan pihak peminjam tidak berkemampuan nasabah untuk
memenuhi kewajiban yaitu mengembalikan dana yang dipinjamnya
secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya. Apabila
pinjaman yang tidak dapat dikembalikan jumlahnya cukup besar,
maka hal ini dapat menyebabkan turunnya pendapatan, kinerja
maupun tingkat kesehatan bank.8
6 Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, (Jakarta :
Salemba Empat, 1999) Cet Ke. 1, h. 13. 7Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2007), Ed. 3, h.255 8Veithzal Rivai, Islamic Risk Management for Islamic Bank, h.243
19
b. Risiko Pasar
Risiko pasar timbul akibat adanya perubahan variabel pasar,
seperti: suku bunga, nilai tukar mata uang dan harga komoditas
sehingga nilai aset yang dimiliki bank menurun. Sebagai bank umum
dengan prinsip syariah, maka bank hanya perlu mengelola risiko pasar
yang terkait dengan perubahan nilai tukar yang dapat menyebabkan
kerugian bank.9
c. Risiko Likuiditas
Risiko yang antara lain disebabkan oleh bank tidak mampu
memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo.10
Jika suatu bank
memiliki model bisnis yang lebih rumit, biasanya sejalan dengan skala
usaha yang semakin besar dari bank yang dimaksud, maka Bank
Indonesia akan meminta bank tersebut untuk mengatur: risiko hukum,
risiko reputasi, risiko strategi, dan risiko kepatuhan.
d. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah konsep yang tidak terdefinisikan
dengan jelas, risiko ini muncul akibat kesalahan dan kecelakaan yang
bersifat manusiawi ataupun teknis. Ini merupakan risiko kerugian
yang secara langsung maupun tidak langsung dihasilkan oleh
ketidakcukupan atau kegagalan proses internal, faktor manusia,
teknologi atau akibat faktor-faktor eksternal.
9Ibid, h.259
10Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h.274
20
e. Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya
kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara lain
disebabkan oleh adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan
perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan
seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya suatu kontrak.
f. Risiko Strategi
Risiko strategi adalah risiko yang terkait dengan keputusan
bisnis jangka panjang yang dibuat oleh senior manajemen bank.
Risiko ini dapat juga dkaitkan dengan implementasi dari strategi-
strategi mereka.
g. Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko kerusakan potensial pada suatu
perusahaan yang dihasilkan oleh opini publik yang negatif terhadap
bank.
h. Risiko Kepatuhan
Risiko yang disebabkan bank tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang
berlaku.
Perbankan syariah memiliki keunikan tersendiri dalam
pengelolaan risiko. Perbankan syariah tidak hanya tunduk pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan peraturan Bank Indonesia, tetapi
juga harus tunduk oleh peraturan fikih muamalat.
21
Selanjutnya kita bahas mengenai pengertian manajemen risiko,
fungsi dan tujuan manajemen risiko dan proses manajemen risiko yang
diterapkan pada perbankan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 13/23/PBI/2011. Pengertian manajemen risiko adalah serangkaian
metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh
kegiatan usaha bank.
Penerapan manajemen risiko pada bank umum diatur dalam Peraturan
Bank Indonesia Pasal 38 UU 21 Tahun 2008 (1) yang berisi Bank Syariah
dan UUS wajib menerapkan manajemen risiko, prinsip mengenal nasabah,
dan perlindungan nasabah. Hal ini bertujuan sebagai upaya bank untuk
meningkatkan efektivitas kinerja bank serta menjaga kesehatan dari
masing-masing bank.Penerapan manajemen risiko sebagaimana dimaksud
di atas kurang lebih mencakup:11
a. Pengawasan aktif Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas
Syariah
b. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit manajemen
risiko
c. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan
pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko
d. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh
Selain itu, keberadaan manajemen risiko sebagai pelaksanaan fungsi-
fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang
11
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen
Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, diakses pada 26 Maret 2014 dari
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/pbi_132311f1.pdf
22
dihadapi oleh organisasi atau perusahaan. Hal ini mencakup kegiatan
merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin, mengawasi dan
mengevaluasi program penanggulangan risiko.12
Pada saat ini, manajemen risiko merupakan kunci dari keseluruhan
manajemen bisnis. Tujuan utama manajemen risiko harus menyokong
objektif pengelolaan. Dengan berjalannya bisnis yang diharapkan
mendatangkan keuntungan, maka meminimalkan risiko untuk mencapai
keuntungan yang memuaskan menjadi sasaran bisnis.13
Hubungan antara
risiko dan hasil secara alami berkorelasi secara linier negative, yaitu
semakin tinggi hasil yang diharapkan, dibutuhkan risiko yang semakin
besar untuk dihadapi. Untuk itu diperlukan upaya yang serius agar
hubungan tersebut menjadi kebalikannya, yaitu yang meningkatkan hasil
pada saat risiko menurun.
3. Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko merupakan tindakan dari seluruh entitas
terkait di dalam organisasi.14
Untuk menerapkan proses manajemen risiko,
pada tahap awal bank harus secara tepat mengenal dan memahami serta
mengidentifikasiseluruh risiko, baik yang sudah ada maupun yang
mungkin timbul dari suatu bisnis atau produk baru bank. Selanjutnya,
secara bertahap, bank perlu melakukan pengukuran, pemantauan, dan
pengendalian risiko.
12
Soeisno Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta:
Salemba Empat, 2003), h.4 13
Veithzal Rivai, Islamic Risk Management for Islamic Bank, h.85 14
Ferry N. Idroes,Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman 3 Pilar Kesepakatan
Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksaannya di Indonesia, h.7
23
Meskipun unsur pokok dari manajemen risiko meliputi identifikasi,
mengukur, memonitor dan mengelola berbagai risiko, namun semua ini
tidak akan dapat diimplementasikan tanpa disertai dengan proses dan
sistem yang jelas.15
Keseluruhan proses manajemen risiko ini harus
meliputi seluruh departemen atau divisi kerja dalam lembaga sehingga
terciptanya budaya manajemen risiko. Dibawah ini akan dijelaskan
bagaimana proses manajemen risiko dalam mendukung aktivitas yang
dilakukan oleh bank.16
a. Identifikasi Risiko
Proses ini merupakan langkah awal dalam memulai
identifikasi dengan melakukan analisis pada karakteristik risiko yang
melekat pada aktivitas fungsional dan juga risiko dari produk dan
kegiatan usaha. Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko
adalah membuat daftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin
serta menganalisisnya secara aktif agar tidak timbul risiko yang
berlebihan.17 Contoh dari identifikasi yang dilakukan oleh Bank BNI
Syariah Cabang Fatmawati yaitu Mengidentifikasi karakter nasabah
dengan menerapkan prinsip 5C (Character, Capacity, Capital,
Collateral, Conditions of Economics)
15
Ikhwan Abidin Basri,Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2008), Cetakan ke-1, h.17 16
Ferry N. Idroes,Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman 3 Pilar Kesepakatan
Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksaannya di Indonesia, h.8 17
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, h.260
24
BI checking, untuk mengidentifikasi apakah calon nasabah disiplin
dalam pembayaran angsuran tepat pada waktunya atau tidak18
Track checking, yaitu identifikasi terhadap usaha yang dijalani calon
nasabah dan agunan atau jaminan yang diajukan calon nasabah.
b. Pengukuran Risiko
Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap selanjutnya
adalah pengukuran risiko dengan cara melihat potensial terjadinya
seberapa besar kerusakan dan probabilitas terjadinya risiko tersebut.
Beberapa risiko memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit
untuk memastikan probabilitas suatu kejadian yang sangat jarang
terjadi. Metode pengukuran ini dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Sedangkan model pengukuran risiko yang digunakan harus sesuai
dengan kebutuhan bank, manfaat yang dapat diperoleh, serta peraturan
yang berlaku. Contoh dari pengukuran Risiko yaitu Dapat dilakukan
dengan sistem komputer yang dimiliki oleh bank. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan penulis, BNI Syariah dalam menentukan
besaran risiko yang dihadapi dalam pembiayaan murabahah
menggunakan Electronic Finance Organisiating System. Penentuan
besaran risiko akan muncul dengan sendirinya pada sistem yang
disediakan dengan cara memasukkan semua data calon nasabah
pembiayaan mikro
18
Wawancara pribadi dengan Bapak Wahyudi Hidayat, sebagai Consumer Processing
Head, Jakarta : 23 Desember 2014)
25
c. Pemantauan Risiko
Pada tahapan ini dilakukan dengan cara mengevaluasi
pengukuran risiko yang terdapat pada kegiatan usaha bank serta pada
kondisi efektivitas proses manajemen risiko. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pemantauan ini adalah melihat kemampuan bank
untuk menyerap risiko atau kerugian yang timbul, serta melihat
kemampuan kinerja sumber daya manusia yang terdapat di dalam
bank untuk mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi.19
Selain itu,
bank juga harus menyiapkan sistem dan prosedur yang efektif untuk
mencegah terjadinya gangguan dalam proses pemantauan risiko agar
hasilnya dapat menyempurnakan proses manajemen risiko yang
terdapat dalam bank tersebut. Contoh dari pemantauan risiko yaitu
sebatas mengamati perubahan usaha yang ada di lapangan saja, akan
tetapi pemantauan ini lebih dikenal dengan maintain yang
diprioritaskan oleh BNI Syariah dalam menjaga kualitas pembiayaan,
karena maintain sangat erat kaitannya dengan ketepatan nasabah
dalam membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo. Maintain ini
dilakukan melalui 2 tahapan, yang pertama melalui telepon (sebelum
(Relationship Officer) mendatangi nasabah di lokasi usaha atau tempat
tinggal, RO mengkonfirmasi nasabah melalui telepon untuk
memberitahukan waktu kedatangan yang akan dilakukan), dan kedua
adalah dengan kunjungan langsung ke tempat usaha untuk melakukan
19
Veithzal Rivai, Islamic Risk Management for Islamic Bank, h.272
26
cash pick up pembayaran angsuran nasabah.
d. Pengendalian Risiko
Tahap ini dilakukan untuk melihat kemungkinan
penyempurnaan tahapan analisis risiko yang diakibatkan oleh
perubahan lingkungan. Langkah tersebut dilanjutkan dengan
penambahan serta penyempurnaan perencanaan risiko perusahaan.
Selain itu, dengan adanya pengawasan dan pengendalian risiko
bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko
berjalan sesuai rencana, memastikan bahwa pengelolaan risiko
cukup efektif, dan memantau perkembangan terhadap
kecenderungan berubahnya profil risiko, karena perubahan ini
berpengaruh pada pergeseran peta risiko dan prioritas risiko.20
Contoh dari pengendalian risiko yaitu BNI Syariah akan melakukan
proses collection setelah pencairan pembiayaan. Collection atas
keterlambatan pembayaran pembiayaan angsuran diklasifikasikan
sebagai berikut: Early Collection, yaitu tahapan / cara penanganan
Collection atas angsuran mulai DPD 7 – 30 hari, Soft Collection,
yaitu tahapan / cara penanganan Collection atas angsuran mulai DPD
31 – 60 hari, Hard Collection, yaitu tahapan / cara penanganan
Collection atas angsuran mulai DPD 61 –90 hari, Litigasi Collection,
yaitu tahapan / cara penanganan Collection atas angsuran DPD <90
hari, Hope, yaitu nasabah yang masih berkemampuan membayar
20
Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management: Conventional and
Sharia System, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), E h.29
27
kembali biaya angsuran, No Hope, yaitu nasabah yang tidak
mempunyai harapan dan kemampuan usaha sudah tidak ada
sehingga tidak mampu melunasi biaya angsuran.
B. Pembiayaan Murabahah
1. Pengertian Pembiayaan.
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil. 21
dan juga bisa diartikan sebagai
pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak lain untuk mendukung
investasi yang direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.
Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan.22
2. Fungsi dan Tujuan Pembiayaan
Pembiayaan yang menjadi sumber pendapatan pada bank syariah,
tentunya memiliki beberapa fungsi serta tujuan. Adapun fungsi tersebut
diantaranya:23
a. Meningkatkan daya guna uang, artinya: para penabung menyimpan
uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Uang
21
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2002), Ed. Revisi, Cet-6, h. 96. 22
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta, UPP AMP YKPN,
2005), h. 17 23
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h.197
28
tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank
guna suatu usaha peningkatan produktifitas.
b. Meningkatkan peredaran uang, artinya pembiayaan yang disalurkan
melalui rekening-rekening Koran pengusaha menciptakan pertambahan
peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cek, bilyet, giro, wesel, dan
sebagainya.
c. Menimbulkan keinginan besar untuk berusaha
Setiap manusia adalah makhluk yang selalu berusaha memenuhi
kebutuhannya. Oleh karena itu, pengusaha akan selalu berhubungan
dengan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna
peningkatan usahanya. Dengan begitu, para pengusaha tersebut dapat
memperbesar volume usaha dan produktivitasnya, serta memperluas
lapangan pekerjaan.
Secara umum tujuan pembiayaan perbankan antara lain :
a. Upaya memaksimalkan laba, artinya setiap usaha yang dibuka
memiliki tujuan tertinggi, yaitu memaksimalkan laba. Untuk
menghasilkan laba maksimal, maka perlu pendukung dana yang
cukup.24
b. Upaya meminimalkan risiko, artinya usaha yang dilakukan mampu
menghasilkan laba maksimal, maka para pengusaha harus mampu
meminimalkan risiko. Risiko kekurangan modal dapat diatasi dengan
tindakan pembiayaan.
24
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, h.304
29
c. Pendayagunaan ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat
dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam
dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal (pembiayaan).
Selain tujuan, terdapat beberapa fungsi dari pembiayaan yang
diberikan oleh bank syariah kepada nasabah penerima seperti yang
disebutkan dalam bukunya Warkum Sumitro : 2004, antara lain:
a. Meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka peluang
usaha yang lebih mandiri.
b. Membantu menanggulangi masalah kemiskinan melalui program
pengembangan modal kerja dan program usaha bersama.
c. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank
konvensional.
3. Pengertian Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati, Dalam murabahah penjual harus
memberitahukan harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahannya.25
Fatwa DSN tentang Murabahah No.04/DSN-MUI/IV/2000 mengenai
ketentuan umum murabahah dalam bank syariah adalah: Bank dan nasabah
harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. 26
a. Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syariah islam.
25
Mohammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta : Gema
Insani Press, 2001), Cet. Ke. 1, h. 101. 26
Mohammad Rifai, Konsep Perbankan Syariah, (Semarang, CV. Wicaksana, 2002),
h.61
30
b. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang
telah disepakati klasifikasinya.
c. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri
dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.
d. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.
e. Bank kemudian menjual barang tersebut 40kepada nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya dalam kaitan
ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada
nasabah berikut biaya yang diperlukan.
f. Nasabah membayar harga barang yang disepakati tersebut pada jangka
waktu tertentu yang telah disepakati.
g. Untuk mencegah terjadinya penyalah gunaan atau kerusakan akad
tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan
nasabah.
h. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang
dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah
barang secara prinsip menjadi milik bank.
Dalam kitab fikih jual beli murabahah dilakukan oleh dua pihak yaitu
penjual dan pembeli, sedangkan dalam praktek perbankan melibatkan tiga
pihak yaitu supplier sebagai penjual pertama, bank sebagai pembeli
pertama dan penjual kedua, dan nasabah sebagai pembeli kedua. Jadi
sebenarnya yang diterapkan syariah adalah al-murabbih yurabbih (pembeli
yang menjual barang). Pada jual beli pertama yaitu antara supplier dan
bank, pembayaran dilakukan secara tunai, sedangkan pada jual beli kedua
31
yaitu antara bank dengan nasabah, pembayaran dilakukan secara cicilan.27
Melalui akad murabahah, nasabah dapat memenuhi kebutuhannya
untuk memperoleh dan memiliki barang yang dibutuhkan tanpa harus
menyediakan uang tunai terlebih dahulu, dengan kata lain nasabah telah
memperoleh pembiayaan murabahah dari bank untuk pengadaan barang
tersebut.
4. Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah.
Jual beli dalam pengertian bahasa berarti menukar sesuatu dengan
sesuatu yang lain. Jual beli dalam fikih islam mempunyai banyak bentuk,
namun yang biasa diterapkan dan telah banyak dikembangkan sebagai
sandaran pokok dalam pembiayaan (modal kerja dan investasi)
diperbankan syariah salahsatunya yaitu murabahah.28
Landasan jual beli
ini dihalalkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat
275 dan surat An-Nisa ayat 29, yaitu :29
Artinya :
….. dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…
(Al-Baqarah : 275)
27
Adiwarman A. Karim, Pembiayaan Murabahah, Makalah Perbankan Syariah, h. 80. 28
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta : BI-
Tazkia, 1999), h. 145. 29
Al-Quran dan Terjemah, salamadani jl. pasir wangi no 1 bandung. Cet-1
32
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu ; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. (An-Nisa :29) 30
Disamping itu beberapa hadist nabi juga mendukung keabsahan
murabahah, yaitu hadist riwayat Aisyah r.a. “Bahwa ketika Rasulullah
SAW ingin hijrah, Abu Bakar membeli dua ekor unta kemudian Rasulullah
SAW berkata serahkan salah satunya untukku (dengan harga yang
sepada/tauliyah)? Abu Bakar menjawab „ya dia untukmu tanpa sesuatu
apapun‟ kemudian Rasulullah mengatakan „kalau tanpa harga jual
(tsaman), maka tidak jadi saya ambil” (HR. Bukhari dan Ahmad). 31
Dari hadist atas nabi mengutarakan adanya suatu keberkahan dalam
tiga hal salah satunya adalah secara tangguh, dimana dalam bertransaksi
jual beli dengan memberikan masa tenggang dalam hal pembayaran
(tangguh) karena di dalamnya tersirat sifat baik hati, memberikan
kemudahan dan memberikan pertolongan bagi orang yang membutuhkan
dengan cara penundaan pembayaran. Seperti diketahui bahwa pembiayaan
murabahah dalam perbankan syariah digunakan untuk membantu nasabah
30
Al-Quran dan Terjemah, salamadani jl. pasir wangi no 1 bandung. Cet-1 31
http://www.ekomarwanto.com/2011/12/bentuk-bentuk-jual-beli-murabahah-as.html
33
pembiayaan untuk pengadaan obyek tertentu dimana nasabah tidak
memiliki kemampuan financial yang cukup untuk melakukan pembayaran
secara tunai akan tetapi pembayaran dapat dilakukan secara mengangsur
atau secara tangguh.
5. Jenis-jenis Pembiayaan Murabahah.
Jenis-jenis pembiayaan murabahah yang ditawarkan bank syariah antara
lain : 32
a. Murabahah konsumtif multiguna (MKM)
Murabahah Konsumtif Multiguna adalah pembiayaan bagi
pegawai/ pengusaha dan lain-lain untuk pembelian berbagai barang
yang tidak bertentangan dengan undang-undang / hukum yang berlaku
serta tidak termasuk kategori yang diharamkan oleh Syariah Islam.
Dengan besar pembiayaan diatas Rp. 20 juta sampai dengan Rp. 2
miliar jangka waktu pembiayaan ini adalah delapan tahun, dengan
jaminan tanah/apatermen/kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan
bukti-bukti kepemilikan.
b. Murabahah Konsumtif Rumah (MKR)
Murabahah Konsumtif Rumah adalah pembiayaan Murabahah
yang diberikan untuk pembelian rumah tinggal disesuaikan dengan
kebutuhan pembiayaan dan kemampuan masing-masing pemohon,
dengan maksimum pembiayaan sebesar Rp. 2 miliar dan jangka waktu
32
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta : BI-
Tazkia, 1999), h. 146.
34
pembiayaan maksimal 15 tahun. Dalam MKR ini bank meminta uang
muka minimal sebesar 20% dari harga beli tanah plus bangunan,
jaminan dalam pembiayaan ini adalah tanah dan bangunan.
c. Murabahah Konsumtif Kendaraan (MKK)
Murabahah Konsumtif Kendaraan adalah pembiayaan murabahah
yang diberikan untuk pembelian kendaraan motor ataupun mobil yang
disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan masing-
masing pemohon. Maksimal pembiayaan MKK ini adalah 80% dari
harga kendaraan, sedangkan untuk motor jangka waktu
pembiayaannya : mobil baru maksimal 5 tahun dan mobil bekas
maksimal 2 tahun. Sedangkan untuk motor jangka waktu
pembiayaannya : motor baru maksimal tiga tahun dan motor bekas
maksimal dua tahun. Uang muka MKK ini sebesar 20% dari harga
kendaraan dan harus disetorkan sebelum pembiayaan dilealisir. Objek
yang dijadikan jaminan adalah kendaraan yang dibiayai.
d. Murabahah Konsumtif Karyawan/pegawai (MKP)
Murabahah Konsumtif Karyawan / pegawai ini yaitu pembiayaan
bagi karyawan / pegawai suatu perusahaan / lembaga/instansi untuk
pembelian berbagai barang yang tidak bertentangan dengan undang-
undang / hukum yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang
diharamkan Syariah Islam dengan maksimum pembiayaan Rp. 20 juta
jangka waktu untuk pembiayaan 3 tahun. Jaminan dari pembiayaan ini
adalah gaji yang bersangkutan disalurkan melalui rekening tabungan
35
syariah plus yang dinyatakan dalam surat pernyataan yang ditanda
tangani oleh bendaharawan dan pimpinan perusahaan / instansi /
lembaga.33
6. Tujuan dan Manfaat Pembiayaan Murabahah.
Pembiayaan murabahah memiliki beberapa tujuan dan manfaat baik
bagi nasabah maupun bagi bank syariah tersebut antara lain :34
a. Tujuan pembiayaan murabahah bagi bank syariah sebagai berikut :
1) Untuk meningkatkan peranan bank syariah dalam pemberian
pembiayaan serta untuk meningkatkan pelayanan pemberian
pembiayaan dengan prosedur yang lebih sederhana tanpa
menghilangkan prinsip kehati-hatian. Tumbuhnya perkembangan
bank syariah yang semakin pesat mengakibatkan timbulnya
persaingan antar bank-bank syariah tersebut baik dalam
perhimpunan dana maupun penyaluran dana. Masing-masing
berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik untuk nasabahnya
salah satunya adalah dengan meningkatkan pelayanan sehingga
dapat memuaskan nasabahnya.
2) Meningkatkan pendapatan bank syariah, seperti kita ketahui bahwa
pendapatn bank syariah diperoleh salahsatunya dari penyaluran
dana termasuk di sini adalah pembiayaan murabahah. Hampir
semua bank syariah termasuk bank syariah didominasi oleh
pembiayaan murabahah yang berarti bahwa pendapatan bank
33
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta : BI-
Tazkia, 1999), h. 146. 34
Ibid, h. 147
36
syariah dari pembiayaan ini cukup besar sehingga pendapatan bank
pun meningkat.
3) Menolong nasabah yang tidak memiliki kemampuan finansial yang
cukup untuk melakukan pembayaran secara tunai. Dengan adanya
pembiayaan murabahah ini maka nasabah dapat memenuhi
kebutuhannya untuk memperoleh dan memiliki barang yang
dibutuhkan tanpa harus menyediakan uang terlebih dahulu.
b. Tujuan pembiayaan murabahah bagi nasabah adalah sebagai berikut :
1) Mencari pembiayaan dimana dalam operasi perbankan syariah
motif pemenuhan pengadaan asset atau modal kerja merupakan
alasan utama yang mendorong datang ke bank.
2) Mencari pengalaman di mana satu pihak yang berkontrak
(pemesan) meminta pihak lain (pembeli) untuk membeli sebuah
asset. Pemesanan berjanji untuk ganti membeli asset tersebut dan
memberinya keuntungan. Pemesan memilih sistem pembelian ini,
yang biasanya dilakukan secara kredit, lebih karena ingin mencari
informasi disbanding alasan kebutuhan yang mendesak terhadap
asset tersebut.
3) Pada dasrnya tujuan pembiayaan murabahah bagi nasabah adalah
untuk memperoleh pembiayaan baik untuk tujuan konsumtif
ataupun untukk tujuan produktif. Tujuan nasabah melakukan jual
beli dengan bank adalah karena suatu alasan bahwa nasabah tidak
memiliki uang tunai untuk berinteraksi langsung dengan supplier.
37
Dengan melakukan transaksi dengan bank, maka nasabah dapat
melakukan jual beli dengan pembayaran tangguh atau angsuran. Ini
berarti penjual (bank) akan memiliki piutang uang sebesar nilai
transaksi atas pembeli (nasabah), dan sebaliknya pembeli punya
utang uang sebesar nilai transaksi kepada bank sebagai penjual.35
c. Manfaat Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah member banyak manfaat kepada bank
syariah, salah satunya yaitu adanya keuntungan yang muncul dari
selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah.
Selain itu, sistem murabahah sangat sederhana sehingga memudahkan
penanganan administrasinya. Sedangkan manfaat pembiayaan
murabahah bagi nasabah antara lain :
1) Menambah modal yang dapt digunakan untuk membiayai usaha
produktifnya, yaitu untuk memperkuat usaha yang telah ada atau
untuk membentuk usaha baru.
2) Memperoleh sarana produksi secara terus menerus.
3) Meningkatkan pendapatan yang diperoleh sebagai akibat tambahan
modal dalam usaha produksinya.
4) Keuangan tetap/pengembalian yang pasti tanpa adanya fliktasi
bunga, karena harga yang telah disepakati sifatnya tetap dan tidak
berubah selama akad belum berakhir. Berbeda dengan
konvensional yang menetapkan imbalan atas kredit yang diberikan
35
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Suatu pengenalan Umum, h. 147
38
berdasarkan prosentasi tertentu yang disesuaikan dengan tingkat
suku bunga. 36
Adapun produk-produk pembiayaan perbankan syariah, antara
lain:37
a. Pembiayaan Murabahah
Adalah akad jual beli dimana bank menyebutkan jumlah
keuntungan barang dengan menyatakan biaya perolehan barang,
meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk
memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli dengan harga yang disepakati.
Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu
pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika
telah disepakati tidak dapat berubah selama berlaku akad. Dalam
perbankan, murabahah selalu dilakukan dengan cara pembayaran
cicilan. Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad,
sedangkan pembayaran dilakukan secara cicilan.38
b. Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan
secara tangguh sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai. Bank
bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual.
36
Tim Depkop, Panduan Unit Simpan Pinjam Syariah, (Jakarta, Departemen Koperasi
Pengusaha Kecil dan Menengah dan BNI, 1998), Cet-2, h. 48 37
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
h.82 38
Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, Cet.1, h.118
39
Sekilas transaksi ini mirip dengan jual beli ijon, namun dalam
transaksi ini kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan barang
harus ditentukan secara pasti.
Dalam praktik perbankan, ketika barang telah diserahkan kepada
bank, maka bank akan menjualnya kepada rekan nasabah itu sendiri
secara tunai atau secara cicilan. Harga jual yang ditetapkan oleh
bank adalah harga beli dari nasabah ditambah dengan
keuntungannya. Dalam hal ini menjualnya secara tunai biasanya
disebut pembiayaan talangan.39
c. Pembiayaan Istishna‟
Pembiayaan istishna’ menyerupai pembiayaan salam, tetapi
dalam istishna pembayarannya dapat dilakukan melalui cicilan atau
ditangguhkan. Praktik istishna dalam bank syariah umumnya
diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan kontruksi. Ketentuan
umum pembiayaan istishna adalah spesifikasi barang pesanan harus
jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu dan jumlah. Harga jual yang
telah disepakati dicantumkan dalam akad tidak boleh berubah selama
berlakunya akad, jika terjadi perubahan dari kriteria pesanan dan
perubahan harga setelah akad ditandatangani, seluruh biaya
ditambah tetap akan ditanggung oleh nasabah.40
d. Pembiayaan Ijarah
Adalah sebagai hak untuk memanfaatkan barang atau jasa
dengan membayar imbalan terhadap sesuatu yang dibolehkan dalam
39
Ibid, h.125 40
Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, Cet.1, h.137
40
waktu tertentu. Dengan akad pemindahan hak guna (manfaat) atas
suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa atau upah, tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang itu
sendiri.
e. Pembiayaan Mudharabah
Adalah akad kerja sama suatu usaha antara dua pihak, dimana
pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak kedua
bertindak sebagai selaku pengelola dan keuntungan usaha dibagi
diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak.41
f. Pembiayaan Musyarakah
Adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko ditanggung
bersama sesuai dengan kesepakatan. Secara spesifik, bentuk
kontribusi dari bank yang bekerja sama dapat berupa dana, barang
dagangan, kewiraswastaan, kepandaian, kepemilikan, peralatan,
kepercayaan dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan
uang.42
7. Teknik Penyelesaian Pembiayaan pada Umumnya
Setiap pembiayaan itu pasti mengandung risiko pembiayaan
bermasalah, akibatnya pembiayaan tidak dapat ditagih sehingga
41
Ibid, h.134 42
Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, Cet.1, h.134
41
menimbulkan kerugian yang harus ditanggung oleh bank. Sepandai
apapun analisis pembiayaan, kemungkinan pembiayaan tersebut
mengalami permasalahan. Hanya saja dalam hal ini, bagaimana
meminimalkan risiko tersebut seminimal mungki. Dalam praktiknya
kemacetan suatu pembiayaan pada BNI disebabkan oleh 2 unsur sebagai
berikut :
a. Dari pihak perbankan.43
Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti,
sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksikan sebelumnya
atau mungkin salah dalam melakukan perhitungan. Dapat pula terjadi
akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga
dalam analisisnya dilakukan secara subyektif dan akal-akalan.
b. Dari pihak nasabah
Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat 2 hal
yaitu :
1) Adanya unsur kesengajaan, dalam hal ini nasabah sengaja untuk
tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga
kredit yang diberikan macet. Dapat dikatakan tidak adanya unsur
kemauan untuk membayar, walaupun nasabah sebenarnya mampu.
2) Adanya unsur tidak sengaja, artinya si debitur mau dibayar akan
tetapi tidak mampu, sebagai contoh kredit yang dibiayai
mengalami musibah seperti kebakaran, hama, kebanjiran dan
43
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2012) Ed,
Revisi, Cet-10, h. 148
42
sebagainya, sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak
ada.
Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan,
sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan
apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau
angsuran terutama bagi kredit yang disengaja lalai untuk membayar
terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan
penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian.
Penyelamatan tehadap kredit mact dilakukan dengan cara antara lain :
a. Rescheduling adalah suatu tindakan yang diambil dengan cara
memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran.
b. Reconditioning adalah mengubah berbagai persyaratan seperti, bunga
dijadikan hutang pokok dan penundaan pembayaran bunga pada
jangka waktu tertentu dan bisa juga penurunan suku bunga atau bahkan
pembebasan bunga.
c. Restructuring adalah tindakan bank kepada nasabah dengan cara
menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang
membutuhkan tambahan dana dan usaha nasabah memang masih
layak. 44
44
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, h. 149-150.
41
BAB III
PROFIL UMUM BANK BNI SYARIAH
CABANG FATMAWATI
A. Sejarah
Pada tanggal 29 April 2000 PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk, membentuk Unit Usaha Syariah (UUS) untuk merespon kebutuhan
masyarakat terhadap kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang
lebih tahan terhadap krisis ekonomi dimulai dengan lima kantor cabang
syariah yaitu di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.1
Kemudian pada tahun 2001 BNI Syariah membuka dua cabang
syariah di Jakarta dan satu cabang di Bandung. Bank BNI Syariah membuka
cabang di Jakarta berlokasi di wilayah Blok A Jalan R.S Fatmawati Raya
pada saat itu masih Unit Usaha Syariah (UUS), pemimpin cabang (Branch
Manager) pertama kalinya yaitu Tarmizi Bongso pada tahun 2001, Pada tahun
2002 Unit Usaha Syariah (UUS) BNI menghasilkan laba pertama sebesar Rp
7,189 Miliar dengan dukungan tujuh cabang.2 Pada tahun 2003/2004 Unit
Usaha Syariah (UUS) BNI relokasi di pertokoan ITC Fatmawati. Kemudian
pergantian pimpinan ke dua yaitu Mahmur (alm) pada tahun 2004, dan
Operational Managernya yaitu Tuku Maulansah, sekarang menjadi Branch
Manager/pimpinan cabang Bank BNI Konvensional Cabang Jati Negara.
1 Bank BNI Syariah, Reliable Banking Partner: Annual Report/Laporan Tahunan 2012,
h. 10 2 Bank BNI Syariah, Reliable Banking Partner, h. 10
42
Kemudian pergantian Pemimpin cabang ke tiga yaitu Nursiwan Ismail 2007,
dan Operational Managernya yaitu Azhari Asmawi. Kemudian pergantian
pemimpin yang ke empat yaitu Supardi Najamuddin 2010, dan Operational
Managernya yaitu Bambang, yang pada saat ini menjadi pimpinan cabang
Bank BNI Syariah Cabang Makasar.3
Pada tahun 2009 pembentukan Tim Implementasi Bank Umum
Syariah yang akan mentransformasikan UUS BNI Syariah sebagai
implementasi dari UU Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2000 tentang
Perbankan Syariah didukung dengan Peraturan Bank Indonesia No.
11/10/PBI/2009 tanggal 19 maret 2009 tentang pemisahan Unit Usaha
Syariah dari Bank Konvensional.4
Pada tahun 2010 berdasarkan Surat Keputusan Gubenur Bank
Indonesia No. 12/41/KEP.GBI/2010, PT BNI Syariah resmi beroperasi
sebagai Bank Umum Syariah pada tanggal 19 Juni 2010 dengan 27 kantor
cabang dan 31 kantor cabang pembantu, pada akhir Desember 2010 berhasil
membukukan asset Rp 6,4 triliun, naik 21% dari Juni 2010.5
Pada tahun 2011/2012 Bank BNI Syariah Relokai di Jalan R.S
Fatmawati Raya, No. 30 C-D, Cilandak, Jakarta Selatan, sampai saat ini.
Pimpinan cabangnya yaitu Muhammad Syarif, dan Opertional Managernya
yaitu Retno Widiyastuti, salah satu pencetus/pendiri Bank BNI Syariah. Dan
kemudian digantikan oleh Bambang Sutopo, sampai saat ini. Dan Bank BNI
Syariah cabang fatmawati memiliki cabang pembantu (Capem) pertama kali
3 Bank BNI Syariah, Reliable Banking Partner: Annual Report/Laporan Tahunan 2012,
h. 10 4 Ibid
5Ibid., h. 11
43
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, cabang pembantu (Capem) Bogor, dan
cabang pembantu (Capem) Cimone Tangerang.6
Pada akhirnya Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati membuka
cabang pembantu baru di Cipulir dan sekarang juga sudah di relokasi ke
cabang pembantu Margonda Depok. Dan begitu juga di ambil alih oleh
cabang Depok. Saat ini Bank BNI Syariah cabang fatmawati memiliki cabang
pembantu (Capem) di UIN, capem di Cilandak, capem di Bintaro, capem di
Tebet, capem di Kalibata, capem di Polim, dan capem di Juanda.7
Bank BNI Syariah Fatmawati memiliki keunggulan dalam
menghasilkan Branch Manager (BM), dan Operational Manager (OM).
Cabang fatmawati memiliki peringkat tertinggi dalam menciptakan BM dan
OM terbanyak.8
B. Visi dan Misi
Visi dan misi Bank Syariah Cabang Fatmawati adalah sebagai berikut: 9
1. Visi
Menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan
kinerja.
2. Misi
a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
6 Bambang Sutopo, Operational Manager, Wawancara Pribadi, (Jakarta: 4 November
2014, 16:40) 7 Ibid
8 Bambang Sutopo, Operational Manager, Wawancara Pribadi, (Jakarta: 25 November
2014, 16:50) 9 Jingga, Customer Service, Wawancara Pribadi, (Jakarta: 25 November 2014, 16:10)
44
b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan
syariah.
c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
C. Tata Nilai dan Budaya Kerja
Dalam menjalankan kewajibannya yang berpedoman pada dasar
hukum syariah yaitu Al-Qur’an dan Hadits, seluruh insan Bank BNI Syariah
Cabang Fatmawati juga memiliki tata nilai yang menjadi panduan dalam
setiap perilakunya. Tata nilai ini dirumuskan dalam budaya kerja Bank BNI
Syariah Cabang Fatmawati yaitu Amanah dan Jamaah, dapat diuraikan
sebagagi berikut: 10
1. Amanah
Menjalankan tugas dan kewajiban dengan penuh tanggung jawab
untuk memperoleh hasil yang optmal
a. Jujur dan tepati janji
b. Berani mengambil tanggung jawab
c. Semangat untuk menghasilkan karya terbaik
d. Bekerja ikhlas dan mengutamakan niat ibadah
e. Beri layanan melebihi harapan
10
Jingga, Customer Service, Wawancara Pribadi, (Jakarta: 25 November 2014, 16:10)
45
2. Jamaah
Bersinergi dalam menjalankan tugas dan kewajiban
a. Berani memberi maupun menerima umpan balik yang konstruktif
b. Bangun sinergi secara kekeluargaan
c. Sebarkan ilmu yang bermanfaat
d. Pahami kaitan proses kerja dengan rekan
e. Perkuat kepemimpinan diri (self lidership)
D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, Berdasarkan
Hasil Keputusan Rapat Direksi tanggal 12 Oktober 2012, Ketetapan Struktur
Organisasi Divisi REN No. ORG/06/XI/2012 tanggal 29 November 2012,
sebagai berikut:
46
Gambar. 1
Struktur Organisasi
Sumber : Data yang diberikan oleh Bambang Sutopo saat wawancara pribadi,
(4 November 2014, 16:40)
Dari gambar di atas, pimpinan tertinggi di Bank BNI Syariah Cabang
Fatmawati yaitu Pimpinan Cabang yang bertugas untuk memimpin dan
bertanggung jawab penuh atas seluruh aktivitas operasional pada Bank.
Branch Manager membawahi langsung, untuk secara keseluruhan Branch
Manager Bertanggung Jawab, tetapi di pertisi langung ke Operational
Manager, Business Manager, dan SME Financing Head. Operational Manager
menangani ke Customer Service Head, Operational Head, dan General Affairs
Branch Manager
Operational
Manager
SME
Financing
Head
General
Affairs
Head
Operationa
l Head
Customer
Service
Head
Business
Manager
Consumer
Processing
Head
Sub Branch
Office/Cash
Office
Consumer
Sales Head
47
Head. Business Manager menangani ke Consumer Processing Head,
Consumer Sales Head, dan Sub Branch Office/Cash Office.11
Untuk melihat lebih jelas tentang struktur organisasi Bank BNI Syariah
Cabang Fatmawati dapat dilihat pada lampiran.
E. Produk-Produk Bank BNI Syariah
Produk-produk Bank BNI Syariah terdiri dari Produk Dana dan Produk
Pembiayaan dan Pembiayaan Lain-lainnya, sebagai berikut: 12
1. Produk Dana
a. Giro Wadiah
1) Giro iB Hasanah
Simpanan dalam mata uang Rupiah yang dikelola berdasarkan
prinsip Syariah dengan akad Mudharabah Mutlaqah atau simpanan
berdasarkan akad Wadiah.
2) Tabungan iB Hasanah
Investasi dana dalam mata uang Rupiah berdasarkan akad Wadiah
yang diperuntukkan bagi anak-anak dan pelajar yang berusia
dibawah 17 tahun.
b. Tabungan Mudharabah
1) Tabungan iB Hasanah
Investasi dana dalam mata uang Rupiah yang dikelola berdasarkan
prinsip Syariah dengan akad Mudharabah Mutlaqah atau simpanan
berdasarkan akad Wadiah.
11
Bambang Sutopo, Operational Manager, Wawancara Pribadi, (Jakarta: 4 November
2014, 16:40) 12
Mizwar Akmal, Gadai Syariah, Wawancara Pribadi, (Jakarta: 10 November 2014,
16:30)
48
2) Tabungan iB Prima Hasanah
Investasi dana dalam mata uang Rupiah yang dikelola berdasarkan
prinsip Syariah dengan akad Mudharabah Mutlaqah dan bagi hasil
yang lebih kompetitif.
3) Tabungan iB Bisnis Hasanah
Investasi dana dalam mata uang Rupiah yang dikelola berdasarkan
prinsip Syariah dengan akad Mudharabah Mutlaqah dan
dilengkapi dengan detail mutasi debet dan kredit pada buku
tabungan.
4) Tabungan iB THI Hasanah
Investasi dana untuk perencanaan haji yang dikelola secara
Syariah dengan akad Mudharabah Mutlaqah dengan sistem setoran
bebas atau bulanan, bermanfaat sebagai sarana pembayaran Biaya
Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH).
5) Tabungan iB Tapenas Hasanah
Investasi dana untuk perencanaan masa depan yang dikelola
secara Syariah dengan akad Mudharabah Mutlaqah dengan sistem
setoran bulanan, bermanfaat untuk membantu menyiapkan rencana
masa depan seperti rencana liburan, ibadah umrah, pendidikan
ataupun rencana masa depan lainnya.
c. Deposito Mudharabah
Investasi berjangka yang ditujukan bagi nasabah perorangan da
perusahaan, dengan menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah.
49
Pengelolaan dana disalurkan melalui pembiayaan yang sesuai dengan
prinsip Syariah dan menghasilkan bagi hasil yang kompetitif.
2. Produk Pembiayaan
a. Pembiayaan Konsumtif
1) Pembiayaan iB Hasanah Griya dengan akad Murabahah.
2) Pembiayaan iB Hasanah Haji dengan akad Ijarah dan Qardh.
3) Pembiayaan iB Hasanah OTTO dengan akad Murabahah.
4) Pembiayaan iB Hasanah Multi Guna dengan akad Murabahah.
5) Pembiayaan iB Hasanah Multi Jasa dengan akad Ijarah.
6) Pembiayaan iB Hasanah Flexsi dengan akad Murabahah dan
Ijarah.
b. Pembiayaan Produktif
Pembiayaan Produktif dengan akad Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah.
1) Pembiayaan Wirausaha
2) Pembiayaan Tunas Usaha
3) Pembiayaan Usaha Mikro
4) Pembiayaan Produktif
c. Pembiayaan Lain-lainnya
1) Pembiayaan Gadai dengan akad Qardh
2) Pembiayaan Emas dengan akad Qardh dan Ijarah
50
F. Produk pembiayaan murabahah di Bank BNI Syariah.
Pembiayaan murabahah memakai prinsip jual beli barang pada harga
asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dengan pihak bank selaku
penjual dan nasabah selaku pembeli. Karakteristiknya adalah penjual harus
memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan sesuatu tingkat
keuntungan sebagai tambahannya. Pembayarannya dapat dilakukan secara
angsuran sesuai dengan kesepakatan bersama pembiayaan ini cocok untuk
anda yang membutuhkan tambahan asset namun kekurangan dana untuk
melunasinya secara sekaligus.13
Syarat-syarat :
1. Bank islam member tahu biaya modal kepada nasabah.
2. Kontrak pertama harus sah
3. Kontrak harus bebas dari riba
4. Bank Islam harus menjelaskan setiap cacat yang terjadi sesudah pembelian
dan harus membuka semua hal yang berhubungan dengan cacat.
5. Bank Islam harus membuka semua ukuran yang berlaku bagi harga
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang
6. Jika syarat dalam 1, 4 atau 5 tidak dipenuhi, pembeli memiliki pilihan :
a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.
b. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan.
c. Membatalkan kontrak.
13
http://www.bnisyariah.tripod.com/bis_murabahah.html, diakses pada tanggal 25
November 2014, 22:20
51
BAB IV
MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA
BANK BNI SYARIAH CABANG FATMAWATI
Dalam Manajemen Risiko Pembiayaan Murabahah pada Bank BNI
Syariah Cabang Fatmawati memiliki beberapa proses atau prosedur yang sudah
diterapkan. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan tentang Manajemen Risiko
Pembiayaan Murabahah pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, serta Faktor
Penyebab dan Penyelesaian pembiayaan murabahah bermasalah pada Bank BNI
Syariah Cabang Fatmawati.
A. Prosedur Dalam Mengajukan Pembiayaan Murabahah BNI Syariah
Cabang Fatmawati
Melihat kembali pada definisi manajemen risiko yang dibahas pada
bab sebelumnya, bahwa manajemen risiko terdiri dari beberapa proses atau
prosedur pada pembiayaan murabahah. Tahapan proses atau prosedur
manajemen risiko terhadap pembiayaan murabahah pada bank BNI Syariah
Cabang Fatmawati adalah sebagaimana tercantum dalam gambar 2.1
1. Nasabah Pembiayaan Murabahah datang ke Bank BNI Syariah untuk
mengisi formulir aplikasi Pembiayaan Murabahah. Formulir aplikasi ini
terdiri dari nama calon nasabah, jenis kelamin, nomor KTP,
1Arum, Consumer Processing Head, Wawancara pribadi, (Jakarta : 23 Desember 2014,
08:45)
52
Gambar. 2
Prosedur Pembiayaan Murabahah
PROSEDUR PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK BNI SYARIAH CAB.
FATMAWATI
SALES
CONSUMERDIRECT SALES EFO PEMUTUSNASABAH
Pengajuan
Verifikasi
Dokumen
Penyelidikan
InformasiKunjungan Calon
Nasabah
Ditolak Diterima
Verifikasi
Data Usaha
Proses Scoring
DiterimaDitolak
Persetujuan
Pemutus
Ditolak Diterima
Pencairan
Dana
Sumber: Data Annual-Report Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati Tahun 2014
53
tanggal jatuh tempo KTP, alamat sesuai KTP, tempat tanggal lahir,
pendidikan terakhir, status perkawinan,nama pasangan, nama ibu kandung,
jumlah tanggungan, alamat dan nomor telepon tempat usaha dilengkapi
dengan keterangan mengenai kegiatan usaha perusahaan, lama usaha,
omset rata-rata per bulan, penawaran fasilitas cash pick up, serta tanda
tangan calon nasabah.2
2. Selanjutnya, dokumen aplikasi yang telah diisi diserahkan kepada Sales
Consumer (CS) untuk diverifikasi dan diperiksa kebenaran calon nasabah
dalam mengisi formulir, serta kelengkapan dokumen aplikasi pembiayaan.
Jika dokumen aplikasi pembiayaan calon nasabah belum lengkap, maka
CS wajib meminta calon nasabah untuk segera melengkapi dokumen
tersebut agar dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
3. Dokumen aplikasi yang telah lengkap dan selesai diperiksa oleh CS,
kemudian diserahkan kepada Unit Customer sales (UCS) untuk dilakukan
penyelidikan informasi negatif calon nasabah melalui BI checking dan
DHN-BI.
4. Setelah verifikasi dokumen aplikasi selesai, Direct Sales (DS) dan Sales
Assisten, melakukan kunjungan ke tempat calon nasabah, mencari
informasi mengenai karakter calon nasabah dan kebenaran tujuan
pembiayaan yang akan diajukan.
5. Kemudian, EFO Electronik Finencing orgination, melakukan verifikasi
usaha calon nasabah yang terdiri dari lokasi usaha, jenis usaha, lamanya
2 Arum, Consumer Processing Head, Wawancara pribadi, (Jakarta : 23 Desember 2014,
08:45)
54
usaha, aktivitas usaha, persediaan barang, kebutuhan modal kerja dan
informasi keuangan usaha.
6. EFO melakukan analisa keuangan melalui proses scoring untuk
menentukan Repayment Capacity (RPC) dan Innicial Disposible Income
Ratio (IDIR). Proses ini bertujuan untuk memberikan informasi penting
keputusan pembiayaan dan kemampuan calon nasabah dalam pembayaran
angsuran.
7. Setelah semua dokumen calon nasabah dan informasi mengenai usaha
calon nasabah sudah lengkap, selanjutnya dikeluarkan persetujuan
pembiayaan oleh pemegang Batas Wewenang Pemutus Persetujuan
Pembiayaan (BWPP) yaitu UH, MMM, Pimpinan Cabang Pembantu dan
Pimpinan Cabang.
8. Dana dicairkan dan diserahkan kepada calon nasabah melalui rekening
tabungan Pembiayaan yang sebelumnya telah dibuat oleh calon nasabah
pada saat pengajuan pembiayaan. 3
Jenis Risiko dalam Pembiayaan Murabahah Pada Bank BNI Syariah
Cabang Fatmawati yang sering dihadapi adalah risiko kredit, di mana risiko
ini timbul akibat kegagalan dari pihak nasabah dalam memenuhi
kewajibannya. Risiko kredit (pembiayaan) umumnya terjadi, karena usaha
nasabah yang sepi (kegiatan usaha sudah tidak berjalan lancar) dan usaha
nasabah tertimpa musibah (seperti banjir dan kebakaran) sehingga nasabah
3 Arum, Consumer Processing Head, Wawancara pribadi, (Jakarta : 23 Desember 2014,
08:45)
55
sudah tidak mampu lagi membayar angsuran pembiayaan yang diajukannya
kepada bank.4
Pemberian pembiayaan melibatkan penerimaan risiko serta
menghasilkan keuntungan. Dalam mempertimbangkan potensi pembiayaan,
pihak bank perlu untuk menetapkan ketentuan untuk kerugian yang
diharapkan dan menyiapkan modal yang cukup untuk menyerap kerugian yang
tidak terduga. Bank dapat menggunakan agunan dan jaminan untuk membantu
mengurangi risiko yang melekat dalam transaksi-transaksi tersebut.5
Langkah-langkah yang dilakukan bank bni Syariah Cabang Fatmawati
untuk meminimalisir risiko ini antara lain : membuat kebijakan pembiayaan
secara tepat dan efektif, menetapkan prinsip kehati-hatian (Prudential
Banking) dalam proses pembiayaan, meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, khususnya mereka yang menangani masalah pembiayaan
bermasalah.6
Pembiayaan bermasalah jarang timbul secara mendadak, tetapi datang
secara perlahan-lahan dengan memberikan tanda-tanda penyimpangan lebih
dulu kepada bank, kecuali terjadi suatu kecelakaan yang menimpa nasabah
atau bidang usahanya.7 sebab pembiayaan murabahah bermasalah sama halnya
dengan sebab pembiayaan-pembiayaan lain yang diberikan bank kepada
4Arum, Consumer Processing Head, Wawancara pribadi, (Jakarta : 23 Desember 2014)
5 Veithzal Rivai, Islamic Risk Management for Islamic Bank, h.239
6 Arum, Consumer Processing Head, Wawancara pribadi, (Jakarta : 23 Desember 2014)
7 Moh. Tjoekam, Perkreditan Bisnis inti Bank Komersil Konsep, Tehnik dan Kasus,
(Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999), h.264
56
nasabahnya. Sebab-sebab terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah pada
bank BNI syariah cabang Fatmawati.
Sebab-sebab terjadinya pembiayaan murabahah bermasalah pada Bank
BNI Syariah yang secara umum juga ada pada bank-bank lainnya adalah
sebagai berikut:8
1. Ditinjau dari sisi nasabah
a. Kondisi usaha nasabah pembiayaan yang sedang menurun hal ini
disebabkan oleh faktor manajerial perusahaan nasabah yang kurang
baik seperti, kelemahan dalam kebijakan pembelian dan penjualan,
lemahnya pengawasan biaya dan pengeluaran, kebijakan piutang yang
kurang tepat dan permodalan yang tidak cukup.
b. Karakter/sikap nasabah.
Ada kondisi dan situasi yang berubah-ubah, baik kondisi atau situasi
tersebut dapat pula mengubah sikap serta tingkah laku nasabah, dan
perubahan sikap tersebut terlihat sebagai berikut adanya unsur
kesengajaan oleh nasabah untuk menipu bank dengan jalan
memberikan data informasi yang tidak sebenarnya. Disamping itu
adanya itikad yang kurang baik dari nasabah dalam hal pembayaran
kembali pinjamannya, walaupun kemungkinan usahanya baik dan
berkembang.
8 Arum, Consumer Processing Head, Wawancara pribadi, (Jakarta : 23 Desember 2014)
57
c. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Hal ini juga merupakan salah satu penyebab timbulnya pembiayaan
bermasalah. Krisis moneter yang berkepanjangan membawa dampak
yang sangat luas, banyak perusahaan yang mem PHK
karyawan/pegawainya dikarenakan perusahaan sudah tidak beroperasi
lagi. Akibat dari PHK secara otomatis karyawan/pegawai tidak
memiliki pendapatan yang mengakibatkan menurunnya atau tidak
memiliki kemampuan untuk membayar kembali pembiayaan yang
didapatnya dari bank.9
2. Dari sisi Bank
Pembiayaan murabahah bermasalah dapat disebabkan antara lain:
a. Kurang tajamnya analisa
b. Tidak terpenuhinya kelengkapan persyaratan minimal yang seharusnya
sehingga data kurang akurat dan kurang relevan hal ini disebabkan
karena kurangnya ferivikasi ke pihak ketiga/nasabah.
c. Lemahnya pemantauan (monitoring).
d. Persaingan antar bank syariah juga merupakan salah satu penyebab
pembiayaan bermasalah.
e. Sistem dan prosedur yang menjadi acuan kurang di indahkan atau tidak
melalui prosedur yang seharusnya dan sering melakukan
penyimpangan.
f. Percaya begitu saja pada data yang disodorkan nasabah tanpa studi dan
penelitian yang komprehensif.
9Arum, Consumer Processing Head, Wawancara pribadi, (Jakarta : 23 Desember 2014)
58
3. Faktor lingkungan adalah faktor yang berada diluar jangkauan bank dan
nasabah, seperti bencana alam, dan peraturan pemerintah yang berubah.
Dalam Negara yang sedang berkembang, baik dalam bidang politik
maupun ekonomi, peraturan-peraturan sering berubah, perubahan
peraturan ini terkadang membawa pengaruh terhadap jalannya suatu usaha.
BNI Syariah Cabang Fatmawati selalu mengembangkan jaringan-
jaringan yang meluas dan mudah dijangkau oleh masyarakat luas. Pada tahun
2012 pembiayaan yang dilakukan oleh BNI Syariah Cabang Fatmawati
mencapai 1,460,203,586 dengan presentase pembiayaan bermasalah mencapai
0,27%, dan pada tahun 2013 pembiayaan di BNI naik dari tahun sebelumnya
menjadi 1,805,099,507 dengan presentase pembiayaan bermasalah 0.36%
turun dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 pembiayaan yang dikeluarkan
oleh BNI naik menjadi 1.366,419,072 dengan persentase pembiayaan
bermasalah menurun menjadi 0.22% jauh dari ketentuan Bank Indonesia yaitu
5%. Walaupun kondisi ekonomi Indonesia yang mengalami krisis global tapi
tidak membuat nasabah mangkir dari tanggung jawabnya membayar
kewajiban pinjamannya ke Bank.10
Dari keterangan di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa Risiko
Murabahah yang di hadapi oleh bank BNI Syariah Cabang Fatmawati adalah,
nasabah membatalkan jual beli, nasabah memanipulasi informasi data
penghasilan, nasabah tidak mampu membayar kewajiban. Sedangkan Pada
pembiayaan Murabahah, BNI Syariah Cabang Fatmawati sudah cukup baik
10
Data Annual Report Bank BNI Syariah tahun 2012, 2013 dan 2014
59
dalam melakukan diversifikasi risiko tersebut.11
B. Penerapan pelaksanaan Manajemen Risiko pada Bank BNI Syariah
Cabang Fatmawati
Proses manajemen risiko merupakan sistem yang komprehensif yang
meliputi pencintaan lingkungan manajemen yang kondusif, memelihara
pengukuran risiko yang efisien, proses mitigasi dan monitoring, serta
menciptakan sistem control internal yang memadai. Penerapan manajemen
risiko di bank BNI Syariah telah sesuai dengan PBI NO 13/23/PBI/2011
tetang penerapan manajemen risiko bagi bank umum syariah dan unit usaha
syariah dan berdasarkan standar operasional prosedur yang diterapkan oleh
bank BNI Syariah Cabang Fatmawati, sebagai langkah untuk meminimalisir
terjadinya risiko pembiayaan, secara structural kegiatan manajemen risiko
perusahaan berada dalam wilayah tanggung jawab direktur risiko dan
kepatuhan yang membawahi satuan kerja manajemen risiko yakni divisi
manajemen risiko. Divisi manajemen risiko bertindak secara indenpenden
terhadap divisi atau unit yang menjalankan fungsi bisnis atau operasional.12
Untuk membantu pelaksanaan proses dan sistem manajemen risiko. Bank BNI
Syariah membentuk komite-komite pada level direksi terdiri dari komite
kebijakan dan risiko (KKR), Komite Asset And Liabilities Manajemen
(KALMA), komite modal investasi dan teknologi serta komite sumber daya
manusia. Komite pada level komisaris – direksi terdiri dari komite audit,
11
Ibid 12
http://Annual-Report-BNI-Syariah -2012
60
komite Remunerasi dan Nominasi serta komite pemantau risiko 13
Sejauh ini manajemen yang diterapkan Bank BNI Syariah sudah baik,
dan sesuai dengan konsep syariah. Meskipun demikian bank BNI syariah
harus lebih efektif, selektif dan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian.
1. Pelaksaanaan Tugas Komite Pemantau Risiko di BNI Syariah
Selama tahun 2010 Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan tugasnya
antara lain sebagai berikut.14
a. Menyusun program kerja tahunan.
b. Melaksanakan rapat internal atau rapat bersama dewan komisaris dan
manajemen.
c. Mengevaluasi kebijakan dan strategi manajemen risiko yang disusun
oleh manajemen.
d. Mengevaluasi laporan-laporan internal berkala dari direksi, divisi
manajemen risiko, divisi hukum, kepatuhan dan kesekretarian, hasil
pemeriksaan Bank Indonesia. Hasil dari evaluasi laporan-laporan
tersebut digunakan sebagai alat pemantau kinerja manajemen dan jika
dianggap perlu, sebagai dasar rekomendasi kepada dewan komisaris
mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dewan komisaris
dalam melakukan.15
e. Melakukan kajian dan diskusi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
rencana kerja komite pemantau risiko dan mengevaluasi kinerja komite
13
Ibid 14
Data Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati 15
Ibid
61
di tahun 2010.
f. Mengevaluasi proses kebijakan penyaluran pembiayaan
g. Mengevaluasi proses manajemen risiko operasional, antara lain
aktivitas operasional cabang, penanganan pegawai yang terlibat kasus,
fraud dan transaksi yang mencurigakan, serta operasional sistem
teknologi.
h. Membuat rekomendasi dan memberikan masukan kepada dewan
komisaris antara lain yang berkaitan dengan kebijakan prosedur pemb
iayaan, organisasi manajemen risiko BNI Syariah dalam
menerapapkan Four eyes Principle dalam proses persetujuan
pembiayaan.16
i. Membuat rekomendasi dan memberikan masukan kepada dewan
komisaris atas action plan direksi berkaitan dengan penyelesaian
pelampauan batas maksimum penyaluran dana.
j. Mengevaluasi dan memberikan rekomendasi pada dewan komisaris
terkait tugas utama dewan komisaris,
k. Pemetaan tugas dan tanggung jawab komite-komite dibawah dewan
komisaris
l. Mengevaluasi struktur dan isi rencana kerja dan anggaran perusahaan
serta rencana bisnis BNI Syariah Cabang Fatmawati.
Penyelesaian yang diberikan oleh perbankan syariah tidak selamanya
berjalan dengan lancar, jika terjadi kegagalan atau permasalahan dalam
16
Data Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati
62
pengambilan dana masyarakat tersebut kepihak bank, maka tentunya pihak
bank harus menyelamatkan dana masyarakat tersebut, karena dana tersebut
merupakan amanat yang dititipkan masyarakat kepada pihak bank. Kewajiban
untuk menjaga titipan dengan penuh amanah sangat ditekankan dalam Al-
Quran: 17
……
Artinya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya”….(An-nisa : 58)
Berdasarkan hal diatas maka pihak bank berkewajiban mengambil
tindakan-tindakan tertentu dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah dan
tentunya harus tetap berpegang pada prinsip syariah. Berikut akan dijelaskan
cara atau upaya yang dilakukan BNI Syariah Cabang Fatmawati dalam
mengatasi atau menyelesaikan pembiayaan murabahah bermasalah: 18
1. Melakukan pendekatan kepada nasabah pembiayaan, hal ini dilakukan
untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada nasabah pembiayaan.
Pendekatan yang dilakukan pihak bank dapat dilakukan dengan cara
mendatangi nasabah pembiayaan yang mengalami penunggakan kemudian
membicarakan atau mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi
nasabah dan memberikan alternative jalan keluar dalam
menyelesaikannya. Jika nasabah bersedia membicarakan problem usaha
dan kondisi keuangan secara jujur dan terbuka ini berarti nasabah
17
Al-Quran dan Terjemah, salamadani jl. pasir wangi no 1 bandung. Cet-1 18
Wahyudi Hidayat, Consumer Processing Head, Wawancara pribadi, (Jakarta : 13
Januari 2015, 09:15)
63
mempunyai kemauan baik untuk menyelesaikan masalah mereka dengan
bank dan bank pun bisa segera mengetahui apa yang menjadi penyebab
pembiayaan bermasalah sehingga selanjutnya bank bisa memutuskan atau
mengambil tindakan dalam menyelesaikannya. Namun tidak semua
nasabah bersikap demikian ada sebagian nasabah yang dengan sengaja
menghindar untuk ditemui.19
2. Collection, yaitu penagihan secara intensif. Dalam hal ini BNI Syariah
Cabang Fatmawati melakukan dengan dua cara sebagai berikut : pertama
penagihan secara persuasive yaitu dengan mengirimkan surat peringatan
atau teguran kepada nasabah pembiayaan murabahah yang menunggak
atas pembayaran angsurannya. Surat peringatan ini disampaikan secara
bertahap dimulai dari surat peringatan pertama, kedua dan ketiga,
penagihan secara langsung yakni dengan mendatangi langsung nasabah
pembiayaan murabahah yang mengalami penunggakan.
3. Rescheduling, dalam hal ini BNI Syariah Cabang Fatmawati memberikan
keringanan kepada nasabah pembiayaan murabahah menyangkut jadwal
pembayaran atau jangka waktu termasuk masa tenggang dan perubahan
besarnya angsuran misalnya perpanjangan jangka waktu pembiayaan
murabahah dari enam bulan menjadi satu tahun dan perpanjangan jangka
waktu angsuran pembiayaan murabahah dari 36 kali menjadi 48 kali
dengan demikian jumlah angsuran pun menjadi lebih kecil seiring dengan
penambahan jangka waktu angsuran. Fasilitas penjadwalan ulang ini
19
Rodney Wilson, alih bahasa: J.T. Salim, Bisnis Menurut Islam Teori ndan Praktek,
(Jakarta, PT. Intermasa, 1988), Cet-1, h.45
64
diberikan kepada nasabah yang mempunyai I’tikad baik dan karakter yang
jujur, penambahan jangka waktu ini disebut riba nasiah. Dalam hal ini
penambahan tenggang waktu bagi orang yang berhutang ini, Allah
berfirmah : 20
……
Artinya :
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka
berilah tangguh sampai Dia berkelapangan”…..(Al-Baqarah : 280)
4. Memberiakan diskon atau potongan kepada nasabah pembiayaan
murabahah, ini merupakan salah satu cara yang dilakukan BNI Syariah
Cabang Fatmawati dalam menyelesaikan pembiayaan murabahah
bermasalah, istilah ini dikenal dengan PPDM (Pemotongan Pelunasan
Dalam Murabahah) pemberian pemotongan disini yaitu pemotongan
marginnya saja bukan pada pokok pinjaman. Pemberian potongan ini
dimaksudkan untuk membantu atau memberikan kemudahan kepada
nasabah untuk dapat bisa menyelesaikan pembiayaan bermasalah.
Berbeda dengan bank konvensional yang menganut sistem bunga, justru
nasabah yang diberikan kredit oleh bank konvensional diwajibkan
mengambilkan kreditnya tersebut ditambah dengan bunga yang telah
dibebankan tanpa menghiraukan baik atau buruknya kondisi keuangan
nasabahnya. Pembebanan bunga tersebut tidaklah adil dan tidak sesuai
dengan asas-asas keuangan islam karena peminjam (nasabah) akan
20
Al-Quran dan Terjemah, salamadani jl. pasir wangi no 1 bandung. Cet-1
65
dibebani dengan meningkatnya suku bunga yang bukan menjadi tanggung
jawabnya, melainkan terjadi sebagai akibat Negara yang menaikan suku
bunga dengan tujuan mempermudah pengendalian moneter. 21
5. Eksekusi jaminan yaitu penjualan barangbarang yang dijadikan jaminan
dalam rangka pelunasan pembiayaan. Hal ini dilakukan oleh bank apabila
nasabah sudah benar-benar tidak mampu lagi untuk bank membayar
hutangnya.
Hal ini diperbolehkan dalam islam, itulah mengapa unsure jaminan walau
tidak diisyaratkan dalam islam, namun dapat dimintakan sebagai tindakan
berjaga-jaga diantara kedua pihak. Dan besarnya jaminan yang akan
diambil tentunya hanya sebatas yang menjadi hak bank saja yaitu harga
jual yang telah disepakati pada saat ijab qabul dalam akad pembiayaan,
Allah berfirman : 22
Artinya :
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba),
Maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. dan
jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. (Al-
Baqarah : 279)
21
Rodney Wilson, alih bahasa: J.T. Salim, Bisnis Menurut Islam Teori ndan Praktek,
(Jakarta, PT. Intermasa, 1988), Cet-1, h.45 22
Al-Quran dan Terjemah, salamadani jl. pasir wangi no 1 bandung. Cet-1
66
Proses eksekusi oleh BNI Syariah Cabang Fatmawati ini dapat
dilakukan dengan menyerahkan penjualan barang jaminan kepada nasabah
yang bersangkutan atau bank sendiri yang akan melakukan penjualan atas
barang jaminan nasabah tersebut, hal ini tentunya dilakukan berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak. Atau menyerahkan ke lembaga eksekutor,
dalam hal ini adalah BUPLN (Badan Urusan Piutang dan Lelang
Negara).23
Akan tetapi pada saat ini belum ada kasus penyelesaian
pembiayaan murabahah yang sampai melalui proses eksekusi ini.
6. Hapus buku yaitu langkah terakhir yang dilakukan BNI Syariah untuk
membebaskan nasabah dari beban hutangnya, dikarenakan nasabah sudah
tidak mampu lagi untuk mengembalikan pinjamannya dan barang yang
dijadikan jaminan tidak bisa diharapkan lagi. Seperti Firman Allah SWT :
24
Artinya :
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka
berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan
(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui”. (Al-Baqarah : 280)
Dalam menyelesaikan pembiayaan murabahah bermasalah yang
23
Wahyudi Hidayat, Consumer Processing Head, Wawancara pribadi, (Jakarta : 21
Januari 2014) 24
Al-Quran dan Terjemah, salamadani jl. pasir wangi no 1 bandung. Cet-1
67
disebabkan oleh faktor lingkungan (faktor yang berada diluar jangkauan
bank dan nasabah, seperti bencana alam, peperangan, dan lain-lain) maka
bank perlu lagi melakukan analisis lebih lanjut tetapi yang perlu dilakukan
oleh bank adalah bagaimana membantu nasabah untuk segera memperoleh
penggantian dari perusahaan asuransi.25
Pada perbankan syariah jika
terdapat perbedaan atau perselisihan antara bank dengan nasabahnya,
maka kedua belah pihak harus menyelesaikan sesuai tata cara dan hukum
materi syariah. Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau
berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan
Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS).
Sama halnya dengan BNI Syariah Cabang Fatmawati, apabila
terjadi perselisihan atau sengketa antara kedua belah pihak yaitu bank
dengan nasabah, maka hendaknya merujuk atau menyelesaikan melalui
BASYARNAS, tentunya hal ini dilakukan jika sebelumnya pada saat
pembuatan akad murabahah ini, kedua belah pihak telah bersepakat bahwa
untuk berlangsungnya akad murabahah ini segala sesuatunya yang
menyangkut didalamnya akibat-akibat yang akan terjadi dalam akad ini,
maka yang berlaku adalah syariah islam, dengan menunjuk BASYARNAS
sebagai lembaga hukum yang akan menyelesaikan perselisihan tersebut.
sengketa yang timbul dalam akad murabahah ini apabila tidak bisa
diselesaikan pada PA (Pengadilan Agama) yang keputusannya mengikat
kedua belah pihak yang bersengketa.
25
Zainal Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta :Alvabet, 2005), Cet ke-
3, h.49
68
Namun sampai saat ini belum ada kasus atau masalah di BNI
Syariah Cabang Fatmawati yang sampai kepada Badan Arbitrase Syariah
Nasional.26
Dengan kata lain bahwa permasalahan atau perselisihan yang
terjadi masih bisa ditangani atau diselesaikan secara musyawarah antara
pihak bank dengan nasabah.27
26
Wahyudi Hidayat, Consumer Processing Head, Wawancara pribadi, (Jakarta : 26
Januari 2015) 27
Ibid
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Prosedur manajemen risiko dalam pembiayaan murabahah pada bank BNI
Syariah Cabanh Fatmawati terdiri dari:
a. Melakukan identifikasi risiko yang dihadapi dalam menetapkan
batasan-batasan
b. Mengukur risiko
c. Memantau risiko dan melaporkannya
d. Pengendalian risiko
e. Melakukan pengawasan, audit, menyelesaikan dan melaraskan
sistem pengelolaan risiko yang dilakukan BNI Syariah Cabang Fatmawati
yaitu :
a. Pembuatan kebijakan dalam pembiayaan secara efektif dan tepat
b. membuat prinsip kehati-hatian dalam pembiayaan melakukan proses
pembiayaan.
c. Membuat peningkatan kualitas dari segi SDM, dikhususkan untuk
mereka yang bertugas untuk mereka yang bertugas menangani
pembiayaan.
d. Mengefektifkan “Unit Manajemen Risiko”
70
2. Penerapan manajemen risiko di bank BNI Syariah telah sesuai dengan PBI
NO 13/23/PBI/2011 tetang penerapan manajemen risiko bagi bank umum
syariah dan unit usaha syariah dan berdasarkan standar operasional
prosedur yang diterapkan oleh bank BNI Syariah Cabang Fatmawati,
sebagai langkah untuk meminimalisir terjadinya risiko pembiayaan, secara
structural kegiatan manajemen risiko perusahaan berada dalam wilayah
tanggung jawab direktur risiko dan kepatuhan yang membawahi satuan
kerja manajemen risiko yakni divisi manajemen risiko. Divisi manajemen
risiko bertindak secara indenpenden terhadap divisi atau unit yang
menjalankan fungsi bisnis atau operasional.1 Untuk membantu
pelaksanaan proses dan sistem manajemen risiko Bank BNI Syariah
membentuk komite-komite pada level direksi terdiri dari komite kebijakan
dan risiko (KKR), Komite Asset And Liabilities Manajemen (KALMA),
komite modal investasi dan teknologi serta komite sumber daya manusia.
Komite pada level komisaris – direksi terdiri dari komite audit, komite
Remunerasi dan Nominasi serta komite pemantau risiko
B. Saran
1. Setiap bank dalam melakukan pembiayaan akan timbul risiko, BNI
Syariah termasuk. Untuk itu diperlukan persiapan panduan pengelolaan
risiko bagi setiap bank syariah indonesia untuk melakukan studi banding
kenegara-negara yang sudah menjalankan perbankan syariah ini sangat
1 http://Annual-Report-BNI-Syariah -2012
71
dibutuhkan mengingat struktur asset dan pembiayaan bank syariah berbeda
dengan konvensional.
2. Untuk memberikan pembiayaan murabahah agar bank BNI Syariah
mengacu dan melaksanakan sistematika serta tahapan pembiayaan yang
menjadi acuan sehingga memberikan hasil yang kompeten dan mampu
meminimalisir terjadinya pembiayaan bermasalah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
Antonio Mohammad Syafi’I, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta :
Gema Insani Press, 2001), Cet. Ke. 1.
Arifin Zainal, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta :Alvabet, 2005),
Cet ke-3
Arikunto Suharsimi, “prosedur Penelitian Suatu pendekatan praktik”, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), Ed. Revisi 2010, Cet. Ke-14
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2007),
Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, Cet.1,
Bank BNI Syariah, Reliable Banking Partner: Annual Report/Laporan Tahunan
2012,
Basri Ikhwan Abidin,Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2008), Cetakan ke-1,
Darmawi Herman. Manajemen Risiko, (Jakarta : BUMI AKSARA, 1994), Cet Ke-
2, Ed 1,
Data Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati
Djojosoedarso Soeisno, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi, (Jakarta:
Salemba Empat, 2003),
Djojosoedarso Soeisno, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, (Jakarta
: Salemba Empat, 1999) Cet Ke. 1,
Hasibuan Malayu S.P., Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),
Cet. Ke 3,
http://Annual-Report-BNI-Syariah -2012
http://www.bnisyariah.tripod.com/bis_murabahah.html, diakses pada tanggal 25
November 2014, 22:20
Idroes N Ferry.,Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman 3 Pilar Kesepakatan
Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksaannya di Indonesia
Karim A Adiwarman., Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2007), Ed. 3
Karim Adiwarman A., Pembiayaan Murabahah, Makalah Perbankan Syariah,
Kartonegoro Santanoe, Manajemen Risiko dan Asuransi, (Jakarta : PT Toko
Gunung Agung 1996), Cet Ke. 1,
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2002), Ed. Revisi, Cet-6,
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2012) Ed,
Revisi, Cet-10
Khalil Jafril, Jurnal KajianEkonomi Islam, Menyiasati Pertumbuhan Bank
Syariah di Indonesia (Jakarta : P3EI,2004.
Kiryanto Ryan, Journal:Bank dan Manajemen, Peluang dan Tantangan Ekonomi
2012, (Jakarta: Cakrawala Baru, 2011), Ed.ke-122,
Lathif Azharuddin, Fiqh Muamalat, Cet.1,
Muhammad Ibn Ahmad Ibnu Muhammad Ibn Rusyd, (Beirut: Bidayatul Mujtihad
wa Nihayatul Muqtasid Darul Qalam, 1988), vol. II,
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Jakarta :
BI-Tazkia, 1999),
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004),
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta, UPP AMP
YKPN, 2005),
Nasuhi Hamid dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi) Diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Cetakan II, April 2007
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen
Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, diakses pada
26 tera 2014 dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/pbi_132311f1.pdf
ReksoprajitnoSoedijono, Pengantar Manajemen Bank Umum, (Jakarta:
Gunadarma, 2003),
Rivai Veithzal, 2007, Bank and Financial Instution, (Jakarta: PT. Raja Grando
Persada)
Rivai Veithzal, dkk, Bank and Financial Institution Management: Conventional
and Sharia System, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
Salim Abbas, MA, Asuransi Dan Manajemen Risiko (Jakarta PT Raja Grafindo
Persada 2005) Cet Ke 2..
Sari Lisa Kartika, “Penerapan Manajemen Risiko pada Perbankan Indonesia”,
diakses pada10 maret 2014, dari
http//ejournal.unesa.ac.idindex.phpjurnal-akuntansiarticleview280204
Swasth Irawan Bayu, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty,
2005), Ed. Ke-2,
Tampubolon Robert, Manajemen Risiko : pendekatan Kualitatif Untuk Bank
Komersil, (Jakarta: Elekmedia, 2004),
Tim Depkop, Panduan Unit Simpan Pinjam Syariah, (Jakarta, Departemen
Koperasi Pengusaha Kecil dan Menengah dan BNI, 1998), Cet-2,
Tjoekam Moh., Perkreditan Bisnis inti Bank Komersil Konsep, Tehnik dan Kasus,
(Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999),
Wilson Rodney, alih bahasa: J.T. Salim, Bisnis Menurut Islam Teori ndan
Praktek, (Jakarta, PT. Intermasa, 1988), Cet-1,
Yulianti Rahmi Timorita. Manajemen Risiko Perbankan Syariah. JUrnal
Ekonomi Islam La_Riba. Vol. III, no. 2, Desember 2009.
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGBRI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
F'AKULTAS DAKWAII DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Fa,x . (02 I ) 7 4321 28 I 1 41 03580'
JI" lr. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 lndonesia Website: rvrr.u,.l0ktlul!:rifa.aS.id, E-mail : <1qk!,a!tjg]&1_!llualirla-ju!d
s www"%#s& K
Nonror : Un.0 1/F5 lPP.00.9 {7 7A'UZOruLamp :1(satu)bundelHal : Bimbingan Skripsi
NamaNomor Pokok.lurtrsanSemesterTelp.Judul Skripsi
Tembusan:1. Dekan2. Ketua Jurusan Mar-rajen-ren Dakwah (MD)
Jakarta, 26 S.pt"*ber 2014
: Lukmanr-rl Hakim: I I 10053C00028: Manajemen Daku,ah (MD) / MLKS: IX (Sernbilan):085810332342: I\4anajemen Risiko Pembiayaan Murabahah pada Bank BNI
Syariah Cabang Fatmawati
Kepada Yth.Muamar Adifya, SE, M.AkDosen Fakuitas Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syaiif Hidayatullah Jakarta
Ass alaruu' alai kwn Wr. Wb.
Bersama ini kami sampaikan outline dan naskah proposal skripsi yang diajukan olehmahasiswa Fakultas Dakrvah dan llmu Konrunil<asi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagaiberikut,
Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalampenylisunan dan penyelesaian skripsinya selama 6 bulan dari tanggal 24 September 2014s.d.24 Maret 2015.
Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.
Wassalamu' alaikum Wr. Wb.
idang Akademik
199r.D n
803 I
an. Dekan,
004
KEIVIET.{TERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS DAK\,VAH DAN ILMU KOMUNIKASITeleponiFax : (02 I ) 7112728 / 7170j580
.ll. Ir. H..luanda No.95 Ciputat l5.ll2 lndonesia u,ebsire: !\!\ t1l!u1il4!.rr_!..1_,.1q!. E-mail rkrrl
NomorLampiranFIal
: Un.01/F5/PP.O0 9tW 12014
: Izin Penelitian (Shripsi)
I(epada Yth,Pimpinan Bank BNI SyariahCabang Fatmawatidi
Ternpat
A s.s a lcurut' a I q i hr m ll r. LV b.
Dekan Fakultas Dakrvah dan llmr-r Kornunikasi.lakarta rneneranqknn hah.,.,,a :
Jakarta, O2Oktobe r 201 I
UIN Syarif Hidayatullah
NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemesterJr-rrusan/Konsentras i
AlamatTelp.
Lr"rkmanul Hakimr I 1 0053000028Bekasi, 26 Juni 1990IX (Sembilan)Vlanajernen DakrvahKp. Rawa Bogo 003/001 .latimenr-rr Jatiasih0858 i 0332342
adalah benar mahasiswa Fakultas Dakrvah dan Ilmu Komunikasi UIN S1,'arifFlidal'atullah Jakarta yang akan uelaksanakan penelitian/mencari data dalarn rangkapenulisan skripsi berjudul Manujenten llisiko Pembiayctcrn lulurctbultcth pctclct BankBNI Syariah Ca$61ng Fatmcnrctti.
Sel.rr-rbttngan dengan itLr. clirnohon kiranya Bapak/lbtr/Sdr. dapattlieneriua/trtengizinkan r-nahasisrva kami tersebr:t clalnnt pelaksiutiian kegiatarrdimaksurci.
Dernikian. atas l<eriasat"na clzrn bantuannva karli nrengucaplian terin-ia kasih.
LI/ uss o I a ntu' a I a i h r nt LI/r. lL'b
Dekan.
el'Subhan, NIA 16601 t0 t9930i I 001
Ten-ibuszrn :
1. Wakil Dekan Biclang2. Ketua Jurr-rsanlProdi.
AkademikManaiemen Dakr.vah
lSyariah Fatpawati
Bamtrang Hartopo*perational Manager
PT. Bank 8Nt Syariah, (antor Cabang Fatmawati, rl R S.f atmdwati No. 30 C D,Crlarrdak, ldkarta SelaIan
Ielp. (02 1't 7696807,7696808 75902925 75902910 /5902914, Fax L02 l /590289S 75902983 www bnrsy.rr,.rh !o 'o
,\5 BNI svariah
SUNAT HETERAilGEH
.d-r-+*lgnrll'e *rr*rr*r l,{1r Ltllh
Yang Befia*da Tangan di Bawah i:r! Men*rangkan bahr*a
FIanra
I\l I Sil
I !niurrreifnq
Jurusan
I uknrenrrl l-{ekim
{ { I nnqlnnfin?fi
LllN Syarif Hiilayatullah Jakarta
h{anajemen Da}rwah
T*lah Melaksanakan Penelitian di Bank Blrll Syanah Fatmauati Selama Desember
?{}X4 t*rhitung sejak tanggal 3{} Besember ?014 dan 'lti Februari 2015 dengan Judul
tr'farapmen Ers*o Fem$rayaar Sf#rafis*a* p*da S*nf EfiiI Syarbfi Fafm*wafr.
Demiki*n Surat l{et*rangan ini dibuat untult digunakan sehagaimana m*stinya
lrlfs-c-ee I+$rrr''-* l;e rlkr rrrl l,rllr l/lJh
1i] Fehruari ?015^r!f,
1
/*t-t
ffi-*ffi',*l
{,J-.
9J' "
d,
i\
\4
Hasil Wawancara
Nama : Bpk. Bambang Hartopo
Jabatan : Operational Manager (OM)
Tempat : Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati
Tanggal : Jakarta, 04 April 2015
Pertanyaan : Bagaimana Struktur Organisasi Bank BNI Syariah Cabang
Fatmawati ?
Jawaban :
Struktur Organisasi
Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati
Branch Manager
Operational
Manager
SME
Financing
Head
General
Affairs
Head
Operational
Head
Customer
Service Head
Business
Manager
Consumer
Processing
Head
Sub Branch
Office/Cash
Office
Consumer
Sales Head
Dari gambar di atas, pimpinan tertinggi di Bank BNI Syariah Cabang
Fatmawati yaitu Pimpinan Cabang yang bertugas untuk memimpin dan
bertanggung jawab penuh atas seluruh aktivitas operasional pada Bank. Branch
Manager membawahi langsung, untuk secara keseluruhan Branch Manager
Bertanggung Jawab, tetapi di pertisi langung ke Operational Manager, Business
Manager, dan SME Financing Head. Operational Manager menangani ke
Customer Service Head, Operational Head, dan General Affairs Head. Business
Manager menangani ke Consumer Processing Head, Consumer Sales Head, dan
Sub Branch Office/Cash Office.
Jakarta, 04 April 2015
(Lukmanul Hakim) (Bambang Sutopo)
Hasil Wawancara
Nama : Wahyudi Hidayat
Jabatan : Divisi Consumer Prosessing Head
Tempat : Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati
Tanggal : Jakarta, 21Januari 2015
Pertanyaan : Jelaskan sejarah singkat Bank BNI Syariah Cabang
Fatmawati?
Jawaban : pada tahun 2001 BNI Syariah membuka dua cabang syariah di
Jakarta dan satu cabang di Bandung. Bank BNI Syariah membuka
cabang di Jakarta berlokasi di wilayah Blok A Jalan R.S
Fatmawati Raya pada saat itu masih Unit Usaha Syariah (UUS),
pemimpin cabang (Branch Manager) pertama kalinya yaitu
Tarmizi Bongso pada tahun 2001, dan Operational Manager
pertama yaitu Endang Rosawati.
Pada tahun 2003/2004 Unit Usaha Syariah (UUS) BNI relokasi di
pertokoan ITC Fatmawati. Kemudian pergantian pimpinan ke dua
yaitu Mahmur (alm) pada tahun 2004, dan Operational
Managernya yaitu Tuku Maulansah, sekarang menjadi Branch
Manager/pimpinan cabang Bank BNI Konvensional Cabang Jati
Negara. Kemudian pergantian Pemimpin cabang ke tiga yaitu
Nursiwan Ismail 2007, dan Operational Managernya yaitu Azhari
Asmawi. Kemudian pergantian pemimpin yang ke empat yaitu
Supardi Najamuddin 2010, dan Operational Managernya yaitu
Bambang, yang pada saat ini menjadi pimpinan cabang Bank BNI
Syariah Cabang Makasar. Dan kemudian pergantian pimpinan
yang ke lima yaitu Muhammad Syarif 2011, sampai saat ini, dan
operational managernya yaitu Anang Heriyanturi.
Pada tahun 2011/2012 Bank BNI Syariah Relokai di Jalan R.S
Fatmawati Raya, No. 30 C-D, Cilandak, Jakarta Selatan, sampai
saat ini. Pimpinan cabangnya yaitu Muhammad Syarif, dan
Opertional Managernya yaitu Retno Widiyastuti, salah satu
pencetus/pendiri Bank BNI Syariah. Dan kemudian digantikan
oleh Bambang Sutopo, sampai saat ini. Dan Bank BNI Syariah
cabang fatmawati memiliki cabang pembantu (Capem) pertama
kali di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, cabang pembantu
(Capem) Bogor, dan cabang pembantu (Capem) Cimone
Tangerang. Namun saat ini, untuk cabang pembantu Bogor telah
di ambil alih oleh cabang Bogor dan cabang pembantu Cimone
Tangerang juga telah di ambil alih oleh cabang BSD.
Pada akhirnya Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati membuka
cabang pembantu baru di Cipulir dan sekarang juga sudah di
relokasi ke cabang pembantu Margonda Depok. Dan begitu juga
di ambil alih oleh cabang Depok. Saat ini Bank BNI Syariah
cabang fatmawati memiliki cabang pembantu (Capem) di UIN,
capem di Cilandak, capem di Bintaro, capem di Tebet, capem di
Kalibata, capem di Polim, dan capem di Juanda.
Bank BNI Syariah Fatmawati memiliki keunggulan dalam
menghasilkan Branch Manager (BM), dan Operational Manager
(OM). Cabang fatmawati memiliki peringkat tertinggi dalam
menciptakan BM dan OM terbanyak.
Jakarta, 21 Januari 2015
(Lukmanul Hakim) (Wahyudi Hidayat)
Hasil Wawancara
Nama : Jingga
Jabatan : Customer Service
Tempat : Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati
Tanggal : Jakarta, 25 Maret 2015
Pertanyaan : Jelaskan Visi dan Misi Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati?
Jawaban : Visi Bank BNI Syariah adalah Menjadi Bank Syariah pilihan
masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja.
Dan Misi Bank BNI Syariah adalah :
a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada
kelestarian lingkungan.
b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa
perbankan syariah.
c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan
ibadah.
e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
Pertanyaan : Jelaskan Tata Nilai dan Budaya Kerja Bank BNI Syariah
Cabang Fatmawati?
Jawaban : Tata Nilai dan Budaya Kerja Bank BNI Syariah adalah Dalam
menjalankan kewajibannya yang berpedoman pada dasar hukum
syariah yaitu Al-Qur’an dan Hadits, seluruh insan Bank BNI Syariah
Cabang Fatmawati juga memiliki tata nilai yang menjadi panduan
dalam setiap perilakunya. Tata nilai ini dirumuskan dalam budaya
kerja Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati yaitu Amanah dan
Jamaah, dapat diuraikan sebagagi berikut:
a. Amanah
Menjalankan tugas dan kewajiban dengan penuh tanggung jawab
untuk memperoleh hasil yang optimal
1) Jujur dan tepati janji
2) Berani mengambil tanggung jawab
3) Semangat menghasilkan karya terbaik
4) Bekerja ikhlas dan mengutamakan niat ibadah
5) Beri layanan melebihi harapan
b. Jamaah
Bersinergi dalam menjalankan tugas dan kewajiban
1) Berani memberi maupun menerima umpan balik yang
konstruktif
2) Bangun sinergi secara kekeluargaan
3) Sebarkan ilmu yang bermanfaat
4) Pahami kaitan proses kerja dengan rekan
5) Perkuat kepemimpinan diri (self lidership)
Jakarta, 25 Maret 2015
(Lukmanul Hakim) (Jingga)
Hasil Wawancara
Nama : Arum
Jabatan : Divisi Consumer Prosessing Head
Tempat : Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati
Tanggal : Jakarta, 23 Desember 2014
Pertanyaan : Jelaskan Produk-produk Bank BNI Syariah Cabang
Fatmawati?
Jawaban :Produk-produk Bank BNI Syariah terdiri dari Produk Dana dan Produk
Pembiayaan dan Pembiayaan Lain-lainnya, sebagai berikut:
A. Produk Dana
1. Giro Wadiah
a. Giro iB Hasanah
Simpanan dalam mata uang Rupiah yang dikelola
berdasarkan prinsip Syariah dengan akad Mudharabah
Mutlaqah atau simpanan berdasarkan akad Wadiah.
b. Tabungan iB Hasanah
Investasi dana dalam mata uang Rupiah berdasarkan
akad Wadiah yang diperuntukkan bagi anak-anak dan
pelajar yang berusia dibawah 17 tahun.
2. Tabungan Mudharabah
a. Tabungan iB Hasanah
Investasi dana dalam mata uang Rupiah yang dikelola
berdasarkan prinsip Syariah dengan akad Mudharabah
Mutlaqah atau simpanan berdasarkan akad Wadiah.
b. Tabungan iB Prima Hasanah
Investasi dana dalam mata uang Rupiah yang dikelola
berdasarkan prinsip Syariah dengan akad Mudharabah
Mutlaqah dan bagi hasil yang lebih kompetitif.
c. Tabungan iB Bisnis Hasanah
Investasi dana dalam mata uang Rupiah yang dikelola
berdasarkan prinsip Syariah dengan akad Mudharabah
Mutlaqah dan dilengkapi dengan detail mutasi debet
dan kredit pada buku tabungan.
d. Tabungan iB THI Hasanah
Investasi dana untuk perencanaan haji yang dikelola
secara Syariah dengan akad Mudharabah Mutlaqah
dengan sistem setoran bebas atau bulanan, bermanfaat
sebagai sarana pembayaran Biaya Penyelenggara
Ibadah Haji (BPIH).
e. Tabungan iB Tapenas Hasanah
Investasi dana untuk perencanaan masa depan yang
dikelola secara Syariah dengan akad Mudharabah
Mutlaqah dengan sistem setoran bulanan, bermanfaat
untuk membantu menyiapkan rencana masa depan
seperti rencana liburan, ibadah umrah, pendidikan
ataupun rencana masa depan lainnya.
3. Deposito Mudharabah
Investasi berjangka yang ditujukan bagi nasabah perorangan
da perusahaan, dengan menggunakan prinsip Mudharabah
Mutlaqah. Pengelolaan dana disalurkan melalui pembiayaan
yang sesuai dengan prinsip Syariah dan menghasilkan bagi
hasil yang kompetitif.
B. Produk Pembiayaan
1. Pembiayaan Konsumtif
a. Pembiayaan iB Hasanah Griya dengan akad Murabahah.
b. Pembiayaan iB Hasanah Haji dengan akad Ijarah dan
Qardh.
c. Pembiayaan iB Hasanah OTTO dengan akad Murabahah.
d. Pembiayaan iB Hasanah Multi Guna dengan akad
Murabahah.
e. Pembiayaan iB Hasanah Multi Jasa dengan akad Ijarah.
f. Pembiayaan iB Hasanah Flexsi dengan akad Murabahah
dan Ijarah.
2. Pembiayaan Produktif
Pembiayaan Produktif dengan akad Murabahah, Mudharabah,
dan Musyarakah.
a. Pembiayaan Wirausaha
b. Pembiayaan Tunas Usaha
c. Pembiayaan Usaha Mikro
d. Pembiayaan Produktif
3. Pembiayaan Lain-lainnya
a. Pembiayaan Gadai dengan akad Qardh
b. Pembiayaan Emas dengan akad Qardh dan Ijarah
Pertanyaan : Jelaskan Produk Pembiayaan Murabahah di Bank BNI
Syariah?
Jawaban :Pembiayaan murabahah memakai prinsip jual beli barang pada
harga ambahan keuntungan yang disepakati, dengan pihak bank
selaku penjual dan nasabah selaku pembeli. Karakteristiknya
adalah penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan
menentukan sesuatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.
Pembayarannya dapat dilakukan secara angsuran sesuai dengan
kesepakatan bersama pembiayaan ini cocok untuk yang
membutuhkan tambahan asset namun kekurangan dana untuk
melunasinya secara sekaligus.
Syarat-syarat :
1. Bank islam member tahu biaya modal kepada nasabah.
2. Kontrak pertama harus sah
3. Kontrak harus bebas dari riba
4. Bank Islam harus menjelaskan setiap cacat yang terjadi sesudah
pembelian dan harus membuka semua hal yang berhubungan
dengan cacat.
5. Bank Islam harus membuka semua ukuran yang berlaku bagi
harga pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara
hutang
6. Jika syarat dalam 1, 4 atau 5 tidak dipenuhi, pembeli memiliki
pilihan :
a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.
b. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan.
c. Membatalkan kontrak.
SEKEMA MURABAHAH
Pembiayaan ini dapat diaplikasikan kepada pembiayaan di sektor-sektor perdagangan,
industri, pertanian dan jasa.
Contoh Perhitungan Angsuran murabahah
Kebutuhan Investasi Rp. 12.000.000.00
Modal Sendiri Rp. 4. 000.000.00
Pembiayaan Bank Rp. 8.000.000.00
MURABAHAH
NASABAH 1 BANK 2 SUPPLIE
4
3
Jakarta, 23 Desember 2014
(Lukmanul Hakim) (Arum)
Jangka Waktu 3 Tahun
Ekspektasi Margin 10. 50% Effective p.a
Harga Beli Bank Rp. 8.000.000.00
Margin Bank Rp. 2.520.000.00
Harga Jual Bank Rp. 10. 520. 000.00
Angsuran Perbulan 292,222,22
Hasil Wawancara
Nama : Wahyudi Hidayat
Jabatan : Divisi Consumer Prosessing Head
Tempat : Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati
Tanggal : Jakarta, 21 Januari 2015
Pertanyaan : Bagaimana cara atau upaya dalam mengahadapi atau
mengatasi pembiayaan murabahah bermasalah?
Jawaban : Melakukan pendekatan kepada nasabah pembiayaan, hal ini
dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada
nasabah pembiayaan.
Melakukan Collection, yaitu penagihan secara intensif. Dalam hal
ini BNI Syariah Cabang Fatmawati melakukan dengan dua cara
sebagai berikut : pertama penagihan secara persuasive yaitu
dengan mengirimkan surat peringatan atau teguran kepada
nasabah. Kedua, penagihan secara langsung yakni dengan
mendatangi langsung nasabah pembiayaan murabahah yang
mengalami penunggakan. Melakukan Rescheduling, dalam hal ini
BNI Syariah Cabang Fatmawati memberikan keringanan kepada
nasabah pembiayaan murabahah menyangkut jadwal pembayaran
atau jangka waktu termasuk masa tenggang. Memberiakan diskon
atau potongan kepada nasabah pembiayaan murabahah, ini
merupakan salah satu cara yang dilakukan BNI Syariah Cabang
Fatmawati dalam menyelesaikan pembiayaan murabahah
bermasalah. Melakukan Eksekusi jaminan yaitu penjualan
barangbarang yang dijadikan jaminan dalam rangka pelunasan
pembiayaan. Melakukan hapus buku yaitu langkah terakhir yang
dilakukan BNI Syariah untuk membebaskan nasabah dari beban
hutangnya, dikarenakan nasabah sudah tidak mampu lagi untuk
mengembalikan pinjamannya dan barang yang dijadikan jaminan
tidak bisa diharapkan lagi.
Jakarta, 21 Januari 2015
(Lukmanul Hakim) (Wahyudi Hidayat)
Hasil Wawancara
Nama : Arum
Jabatan : Divisi Consumer Prosessing Head
Tempat : Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati
Tanggal : Jakarta, 23 Desember 2014
1. Pertanyaan : Bagaimana Prosedur dalam mengajukan
pembiayaan murabahah BNI Cabang Fatmawati ?
Jawaban : Nasabah Pembiayaan Murabahah datang ke Bank BNI
Syariah untuk mengisi formulir aplikasi Pembiayaan
Murabahah. Selanjutnya, dokumen aplikasi yang telah
diisi diserahkan kepada Sales Consumer (CS) untuk
diverifikasi dan diperiksa kebenaran calon nasabah
dalam mengisi formulir, serta kelengkapan dokumen
aplikasi pembiayaan. Dokumen aplikasi yang telah
lengkap dan selesai diperiksa oleh CS, kemudian
diserahkan kepada Consumer Prosessing Unit untuk
dilakukan penyelidikan informasi negatif calon
nasabah melalui BI checking dan DHN-BI. Setelah
verifikasi dokumen aplikasi selesai, Direct Sales (DS)
dan Sales Assisten, melakukan kunjungan ke tempat
calon nasabah, mencari informasi mengenai karakter
calon nasabah dan kebenaran tujuan pembiayaan yang
akan diajukan. Kemudian, EFO Electronik Financing
orgination, melakukan verifikasi usaha calon nasabah
yang terdiri dari lokasi usaha, jenis usaha, lamanya
usaha, aktivitas usaha, persediaan barang, kebutuhan
modal kerja dan informasi keuangan usaha. EFO
melakukan analisa keuangan melalui proses scoring
untuk menentukan Repayment Capacity (RPC) dan
Innicial Disposible Income Ratio (IDIR). Setelah
semua dokumen calon nasabah dan informasi
mengenai usaha calon nasabah sudah lengkap,
selanjutnya dikeluarkan persetujuan pembiayaan oleh
pemegang Batas Wewenang Pemutus Persetujuan
Pembiayaan (BWPP) yaitu UH, MMM, Pimpinan
Cabang Pembantu dan Pimpinan Cabang. Dana
dicairkan dan diserahkan kepada calon nasabah
melalui rekening tabungan Pembiayaan yang
sebelumnya telah dibuat oleh calon nasabah pada saat
pengajuan pembiayaan.
2. Pertanyaan : Risiko-risiko apa saja yang terkait dengan
pembiayaan murabahah?
Jawaban : Risiko yang sering kami hadapi pada pembiayaan
murabahah yaitu risikokredit, umumnya terjadi karena
usaha nasabah yang sepi (kegiatan usaha sudah tidak
berjalan lancar) dan usaha nasabah tertimpa musibah
(seperti banjir dan kebakaran) sehingga nasabah sudah
tidak mampu lagi membayar angsuran pembiayaan
yang diajukannya kepada bank.
3. Pertanyaan :`Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan bank
untuk meminimlisir risiko ?
Jawaban : Bank membuat kebijakan pembiayaan secara tepat
dan efektif, menetapkan prinsip kehati-hatian dalam
proses pembiayaan, meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, khususnya mereka yang menangani
masalah pembiayaan bermasalah.
4. Pertanyaan : Apa penyebab terjadinya pembiayaan murabahah
bermasalah pada Bank BNI Syariah yang secara
umum juga terjadi pada Bank-Bank lainnya ?
Jawaban : Bisa ditinjau dari sisi nasabah, kondisi usaha
nasabah yang pembiayaan sedang menurun yang
disebabkan oleh faktor manajerial perusahaan
nasabah yang kurang baik. Karakter atau sikap
nasabah, Ada kondisi dan situasi yang berubah-ubah,
baik kondisi atau situasi tersebut dapat pula
mengubah sikap serta tingkah laku nasabah, dan
perubahan sikap tersebut terlihat sebagai berikut
adanya unsur kesengajaan oleh nasabah untuk
menipu bank dengan jalan memberikan data informasi
yang tidak sebenarnya. Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK), Hal ini juga merupakan salah satu penyebab
timbulnya pembiayaan bermasalah.
5. Pertanyaan : berapa presentase atau data keuangan
pembiayaan murabahah bermasalah selama 3
tahun terakhir ?
Jawaban : Pada tahun 2012 pembiayaan yang dilakukan oleh
BNI Syariah Cabang Fatmawati mencapai
1,460,203,586 dengan presentase pembiayaan
bermasalah mencapai 0,27%, dan pada tahun 2013
pembiayaan di BNI naik dari tahun sebelumnya
menjadi 1,805,099,507 dengan presentase
pembiayaan bermasalah 0.36% turun dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2014 pembiayaan yang
dikeluarkan oleh BNI naik menjadi 1.366,419,072
dengan persentase pembiayaan bermasalah menurun
menjadi 0.22% jauh dari ketentuan Bank Indonesia
yaitu 5%
Jakarta, 23 Desember 2014
(Lukmanul Hakim) (Arum)
Lampiran.
Struktur Organisasi
Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati
a. Consumer Processing a. Financing Support a. Administration
Assistant Assistant Assistant
b. Collection Assistant b. Operational Assistant
a. Sales Officer a. Teller
b. Sales Assistant b. Customer Servis
Branch Manager
Muhammad Syarif
SME Financing
Head
Suci
Business Manager
Elvita
Operational Manager
Bambang Sutopo
Customer Service
Head
Noni Halimi
General Affairs
Head
Ermawan Susanto
Operational Head
Iis Apriyanti
Sub Branch
Office/Cash Office
Consumer Sales
Head
Luana
Consumer Processing
Head
Wahyudi Hidayat
KCP UIN
Joko Sutrisno
KCP Bintaro
Hariadi
KCP Cilandak
Mutia F Nunjang
KCP Tebet
Rahmat Basuki
KCP Kalibata
Firli Febianto Setiawan
KCP Polim
Lisa Chandrawati
KCP Juanda
Rizki Chaironi