Manajemen Risiko K3 di.docx

download Manajemen Risiko K3 di.docx

of 9

Transcript of Manajemen Risiko K3 di.docx

  • 7/22/2019 Manajemen Risiko K3 di.docx

    1/9

    Manajemen Risiko K3 di Laboratorium

    Posted on22 Januari 2011byAria Gusti

    by : Desi Asusanti; Erwin Pulman; Novera Zuli Sekartaji; Dewi Hera Setyati; Khairi Yanti

    Pendahuluan

    Negara-negara pengimpor suatu produk strategis terutama negara maju baik belahan dunia

    barat maupun timur telah mensyaratkan penerapan sistem Manajemen Mutu, Sistem

    Manajemen Lingkungan, Social Accountabillity ( Social Clause ), Sertifikasi Produk, dan

    Sitem menajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Persyaratan tersebut dimaksudkan

    untuk memenuhi standar baik internasional, regional maupun badan sertifikasi.

    Untuk membuktikan bahwa persyaratan tersebut telah dipenuhi oleh suatu perusahaan, maka

    harus dibuktikan dengan cara pengukuran kinerja keselamatan dan kesehatan kerja yangmerupakan bagian dari proses akrediritas maupun sertifikasi. pengukuran kinerja tersebut

    merupakan salah satu aspek penting dalam sistem manjemen keselamatan dan kesehatan

    kerja. Sejalan dengan konsep menajemen modem, maka aspek pengukuran kinerja tersebut

    dilaksanakan dalam berbagai kegiatan perusahaan yang dimulai sejak tahap perencanaan,

    konstruksi sampai tahap operasi.

    Sesuai dengan ISO 14000 bahwa Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja

    merupakan siklus yang berkelanjutan, dimana salah satu tahapan penting yakni melaksanakan

    monitoring atau pengukuran kinerja penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja. Pengukuran kinerja tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat

    keberhasilan, kelemahan atau kekurangan pelaksanaan program Keselamatan dan KesehatanKerja yang telah diterapkan oleh perusahaan.

    Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pengukuran kinerja penerapan keselamatan

    dan kesehatan kerja tersebut maka dapat digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan upaya

    perbaikan atau penyempurnaan secara terus menerus.

    Setiap kegiatan selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat berakibat terjadinya

    kecelakaan, kecelakaan yang terjadi pada suatu kegiatan industri merupakan hasil akhir dari

    suatu aturan yang ada dan kondisi kerja yang tidak nyaman. Walaupan demikian terjadinya

    kecelakaan seharusnya dapat di cegah dan diminimalisasikan, karena kecelakaan tidak dapatterjadi dengan sendirinya. Terjadinya kecelakaan pada umumnyaditimbulkan oleh beberapa

    faktor penyebab, oleh karena itu terjadinya kecelakaan harus diteliti faktor-faktor

    penyebabnya denga tujuan untuk menentukan usaha-usaha pembinaan dan pengawasan

    keselamatan kerja yang tepat secara efektif dan efisian sehingga terjadinya kecelakaan dapat

    dicegah.

    Sebagai faktor penyebab terjadinya kecelakaan pada umumnya bersumber pada faktor

    lingkungan kerja dan faktor manusia, berdasarkan statistik kecelakaan, kejadian kecelakaan

    kerja lebih dari 85% disebabkan oleh faktor manusia sehingga perhatian ditekankan kepada

    aspek manusia.

    http://ariagusti.wordpress.com/2011/01/22/manajemen-risiko-k3-di-laboratorium/http://ariagusti.wordpress.com/2011/01/22/manajemen-risiko-k3-di-laboratorium/http://ariagusti.wordpress.com/2011/01/22/manajemen-risiko-k3-di-laboratorium/http://ariagusti.wordpress.com/2011/01/22/manajemen-risiko-k3-di-laboratorium/http://ariagusti.wordpress.com/2011/01/22/manajemen-risiko-k3-di-laboratorium/http://ariagusti.wordpress.com/author/ariagusti/http://ariagusti.wordpress.com/author/ariagusti/http://ariagusti.wordpress.com/author/ariagusti/http://ariagusti.wordpress.com/author/ariagusti/http://ariagusti.wordpress.com/2011/01/22/manajemen-risiko-k3-di-laboratorium/http://ariagusti.wordpress.com/2011/01/22/manajemen-risiko-k3-di-laboratorium/
  • 7/22/2019 Manajemen Risiko K3 di.docx

    2/9

    Perilaku pekerja yang tidak aman yang dapat membahayakan, kondisi yang berbahaya,

    kondisi hampir celaka dan penyakit akibat kerja adalah gejala dari kurang berfungsinya

    manjemen. Permasalahan keselamayan dan kesehatan kerja harus dicari penyebab dasar

    masalah hingga ditemukan tugas dan fungsi yang tidak dilaksanakan denganbaik yang

    berkaitan dengan masalah yang dihadapi.

    Bahayabahaya yang ada di tempat kerja pada dasarnya berpotensi dapat menimbulakn

    terjadinya kecelakaan, maka harus diidentifikasi dan dikelola dengan baik sejak mulai dari

    perencanaan, konstruksi, operasi sampai dengan pasca operasi.

    Secara umum resiko bahaya kebakaran dan kecelkaan sudah disadari oleh perusahaan-

    perusahaan dilingkungan kegiatan usaha apapun, oleh karena itu setiap perusahaan yang

    bergerak melakukan kegiatan usaha pada umumnya telah melakukan upaya-upaya

    pencegahan dan penanggulangannya antara lain telah menyediakan fasilitas keselamatan

    kerja perorangan (Personal Protection Equipment) dan sarana pencegahan dan

    penanggulangan kebakaran baik secara permanen maupun yang portable.

    Dalam melakukan kegiatan didalam laboratorium, kita harus menyadari bahwa dalam setiapkegiatan tersebut berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan kebakaran sehingga

    penting sekali aspek keselamatan dan kesehatan kerja disini.

    Merupakan kebijakan manajemen untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada laboratorium,

    melindungi harta milik perusahaan dari kerusakan dan memberikan keamanan kepada

    karyawan sehubungan dengan pengoperasian dan penggunaan fasilitas laboratorium di

    perusahaan.

    Setiap pengguna laboratorium harus mempunyai rasa tanggung jawab yang penuh akan

    keselamatan dan kesehatan kerja didalam laboratorium. Untuk itu perlu di buat peraturan-

    peraturan dan prosedur-prosedur yang di tetapkan dan harus ditaati selalu pada setiap

    kegiatan yang dilakukan didalam laboratorium. Penyelenggra terhadap peraturan-peraturan

    dan prosedur kerja dapat dikenakan sanksi

    Manajemen tidak menginginkan program keselamatan dan kesehatan kerja dalam

    laboratorium hanya merupakan fungsi pelengkap, tetapi harus dilaksanakan . setiap orang

    yang akan melakukan pekerjaan di dalam laboratorium harus membaca peraturan yang ada

    serta memahami buku petunjuk di dalam laboratorium.

    Dalam laboratorium diperlukan suatu panduan untuk keselamatan kerja dan keselamatan

    laboratorium harus ditempatkan di tingkatan prioritas yang paling tinggi dan ANDA adalah

    bertanggung jawab untuk suatu laboratorium yang aman.

    Dalam laboratorium pada tahap awal kita harus mengetahui :

    1. Kegiatan yang akan dilakukan

    2. Bahan-bahan kimia yang tersedia

    3. Fasilitas peralatan proses yang tersedian

    4. Peralatan K3 yang tersedia

    Untuk melakukan kegiatan di dalam llaboratorium diperluakan aturan tersendiri dalam

    melakukan K3

    Peraturan dalam Laboratorium

    1. Melaksanakan pekerjaan laboratorium hanya ketika ada guru atau pengawas dan tidak

    diijinkan mengadakan percobaan laboratorium yang tidak diijinkan2. Perhatian untuk keselamatan perlu dimulai bahakan sebeleum melakukan aktivitas yang

  • 7/22/2019 Manajemen Risiko K3 di.docx

    3/9

    pertama. Selalu membaca dan memikirkan masing-masing tugas laboratorium sebelum

    dimulai

    3. Mengetahui letak penempatan dan penggunaan dari semua peralatan keselamatan di dalam

    laboratorium ini meliputi keselamatan shower, pencuci mata, kotam PPPK, pemadam api dan

    selimut (blanket) dan lihat suatu tata ruang yang menyangkut dan mempertunjukkan

    penempatan dari peralatan keselamatan.4. pakailah celemek atau mantel laboratorium dan kacamata pelindung atau kacamata bersifat

    melindungi untuk semua pekerjaan laboratorium memakai sepatu lebih baik dibandingkan

    dengan sandal dan gunakan pengikat rambut.

    5. Bersihkanlah bangku dari semua material tak perlu seperti pakaian dan buku sebelum

    pekerjaan di mulai

    6. Periksalah label bahan kimia dua kali untuk meyakinkan mempunyai unsur yang benar.

    Beberapa bahan kimia rumusan dan nama berbeda dengan hanya suatu nama dan nomor.

    Memperhatikan dan menghiraukan penggolongan resiko yang ada label dan lihatlah suatu

    diagram resiko dan maksud angka-angka yang digunakan pada tabek diagram resiko.

    7. Jika mungkin diminta untuk memindahakan beberapa bahan kimia laboratorium dari suatu

    botol umum ke botol piala besar atau tabung test milik mu. JANGAN KEMBALIKANkelebihan materiall apapun kedalam kemasan yang aslinya kecuali jika diberi ijin oleh

    guru/pengawas.

    8. Hindarilah pergerakan dan pembicaraan yang tak perlu di dalam laboratorium

    9. Jangan pernah mencicipi material. Tidak boleh mmbawa makanan atau minuman ke dalam

    laboratorium. Jika di perintahkan untuk membaui sesuatu, lakukan dengan penghembusan

    sebagian dari uap air ke arah hidung. Tidak menempatkan hidung dekat pembukaan

    kontainer/kemasan.

    10. Jangan pernah melihat secara langsung ke dalam suatu tabung test, pandang dari sisi

    samping. Jangan pernah menunjuk suatu test yang terbuka dari kearah diri anda atau tetangga

    11. Apapun kecelakaan dalam lboratorium, bagaimanapun kecilnya, harus dilaporkan dengan

    seketika kepada pengawas.

    12. Jika membuang bahan kimia setelah digunakan harus mengikuti perintah dan harus secara

    hati-hati

    13. Kembalikan peralatan kimia, bahan k imia, celemek dan kacamata pelindung kepada

    penempatan awal.

    14. Sebelum minggalkan laboratorium, pastikan bahwa kran air dan gas sudah tutup.

    15. Jika ragu-ragu silahkan bertanya.

    Manajemen resiko laboratorium

    Menurut G. Terry pelaksanaan manajemen dikelompokkan menjadi Perencanaan (Planning )

    Organisasi ( Organizing )

    Pelaksaan ( Actuating )

    Pengawasan ( Controlling )

    A.Perencanaan (Planning)

    Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilakukan di masa

    mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini adalah keselamatan

    dan kesehatan kerja di laboratorium. Dalam perencanaan, kegiatan yang ditentukan meliputi :

    a. apa yang dikerjakanb. bagaimana mengerjakannya

  • 7/22/2019 Manajemen Risiko K3 di.docx

    4/9

    c. mengapa mengerjakan

    d. siapa yang mengerjakan

    e. kapan harus dikerjakan

    f. di mana kegiatan itu harus dikerjakan

    Kegiatan laboratorium sekarang tidak lagi hanya di bidang pelayanan, tetapi sudah mencakupkegiatan-kegiatan di bidang pendidikan dan penelitian, juga metoda-metoda yang dipakai

    makin banyak ragamnya; semuanya menyebabkan resiko bahaya yang dapat terjadi dalam

    laboratorium makin besar. Oleh karena itu usaha-usaha pengamanan kerja di laboratorium

    harus ditangani secara serius oleh organisasi keselamatan kerja laboratorium

    B.Organisasi (O rganizing )

    Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium dapat dibentuk dalam beberapa

    jenjang, mulai dari tingkat laboratorium daerah (wilayah) sampai ke tingkat pusat atau

    nasional. Keterlibatan pemerintah dalam organisasi ini baik secara langsung atau tidak

    langsung sangat diperlukan. Pemerintah dapat menempatkan pejabat yang terkait dalamorganisasi ini di tingkat pusat (nasional) dan tingkat daerah (wilayah),

    disamping memberlakukan Undang- Undang Keselamatan Kerja.

    C.Pelaksanaan (Actuating)

    Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah kegiatan mendorong semangat

    kerja bawahan, mengerahkan aktivitas bawahan, mengkoordinasikan berbagai aktivitas

    bawahan menjadi aktivitas yang kompak (sinkron), sehingga semua aktivitas bawahan

    sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium sasarannya ialah tempat

    kerja yang aman dan sehat. Untuk itu setiap individu yang bekerja dalam laboratorium wajib

    mengetahui dan memahami semua hal yang diperkirakan akan dapat menjadi sumber

    kecelakaan kerja dalam laboratorium, serta memiliki kemampuan dan pengetahuan yang

    cukup untuk melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja tersebut.

    Kemudian mematuhi berbagai peraturan atau ketentuan dalam menangani berbagai spesimen

    reagensia dan alat-alat. Jika dalam pelaksanaan fungsi penggerakan ini timbul permasalahan,

    keragu-raguan atau pertentangan, maka menjadi tugas manajer untuk mengambil keputusan

    penyelesaiannya.

    D.Pengawasan (Controlling)

    Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-

    pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang

    dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip pokok,

    yaitu :

    a. adanya rencana

    b. adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.

    Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang

    perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama

    dilaboratorium. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan bahayayang bagaimanapun baiknya akan sia-sia bila peraturan diabaikan. Dalam laboratorium perlu

  • 7/22/2019 Manajemen Risiko K3 di.docx

    5/9

    dibentuk pengawasan laboratorium yang tugasnya antara lain :

    memantau dan mengarahkan secara berkala praktek-praktek laboratorium yang baik, benardan aman.

    memastikan semua petugas laboratorium memahami cara-cara menghindari risiko bahayadalam laboratorium.

    melakukan penyelidikan / pengusutan segala peristiwa berbahaya atau kecelakaan.mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja laboratorium.melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan mencegah meluasnya

    bahaya tersebut

    Dalam mengelola laboratorium yang baik, harus dikenal perangkat-perangkat yang harus

    dikelola yaitu :

    1 .Tata ruang

    Untuk tata ruang, dapat dilakukan sedemikian sehingga dapat berfungsi dengan baik. Tata

    ruang yang baik harus mempunyai antara lain :

    a. Pintu masuk

    b. Pintu keluar

    c. Pintu darurat

    d. Ruang persiapan

    e. Ruang peralatan

    f. Ruang penyimpanan

    g. Ruang staf/dosen

    h. Ruang teknisi/laboran/tenaga administrasi

    i. Ruang seminar/diskusi

    j. Ruang bekerja (praktikum dan penelitian)

    k. Ruang istirahat/ibadah

    l. Ruang prasarana alat laboratoriumm. Ruang prasarana kebersihan

    n. Ruang keselamatan kerja

    o. Lemari praktikan

    p. Lemari gelas

    q. Lemari alat optik

    r. Pintu dan jendela diberi kawat kassa untuk menjaga tidak masuknya hewan

    s.F an ( Kipas angin )

    t. Ruang AC untuk alat tertentu yang memerlukan persyaratan tertentu.

    2.Alat yang baik dan terkalibrasi

    Petugas laboratorium wajib mengenal dan mampu mengoprasikan peralatan laboratorium.Alat-alat yang dioperasikan harus benar-benar dalam kondisi :

    a. Siap untuk pakai

    b. Bersih

    c. Terkalibrasi

    d. Beroperasi dengan baik

    Peralatan yang ada mestinya disertai dengan buku petunjuk pengoprasian. Hal ini

    mengantisipasi agar tidak terjadi kerusakan dan petunjuk tersebut dapat digunakan oleh

    teknisi dalam memperbaiki alat yang mengalami kerusakan kecil. Teknisi laboratorium

    sangat diharapkan selalu berada aditempat,ketikaberlangsung praktikum/penelitian, yang jikasewaktu-waktu alat mengalami kerusakan maka dengan cepat dapat diperbaiki.

    Peralatan laboratorium sebaiknya disusun secara teratur pada tempat tertentu berupa rak ataumeja menurut kelompok pengguna dan jika alat selesai dipakai segera dibersihkan dan

  • 7/22/2019 Manajemen Risiko K3 di.docx

    6/9

    kembali disususn seperti semula. Pemeliharaaan alat dan bahan yang perlu mendapat

    perhatian seperti :

    a. Alat gelas

    Alat ini harus selalu bersih dan ditempatkan pada tempat yang khusus jika gelas tersebut

    harus steril.

    b. Bahan bahan kimiaUntuk bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis ditempatkan pada ruang yang dapat

    mengeluarkan gas, demikian juga bahan kimia yang mudah menguap dan terbakar

    ditempatkan ditempat penyimpanan khusus. Penyimpanan bahan kimia sebaiknya

    ditempatkan pada tempat tersendiri.

    c. Alat alat optik

    Alat-alat optik sebaiknya disimpan pada tempat yang kering dan tidak lembab. Kelembapan

    yang tinggi akan menyebabkan lensa lensa berjamur dan mengakibatkan kerusakan. Alat

    optik seperti mikroskop, lensa, kamera ditempatkan dalam lemari khusus yang

    kelembabannya dapat dikendalikan dan biasanya dilakukan dengan menggunakan lampu pijar

    15 20 watt.

    3.Infra Struktur Laboratorium

    Infra struktur laboratorium terdiri dari :

    a. Laboratory assessment

    Hal ini mencakup tentang lokasi, konstruksi laboratorium dan fasilitas lain

    termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja, jenis atap, jenis dinding, jenis lantai, jenis

    pintu, jenis lampu yang dipakai, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis

    lemari bahan kimia, optic, timbangan, instrument lain, kondisi laboratorium, pembuangan

    limbah dan sebagainya

    b. Fasilitas Umum

    Fasilitas ini mencakup bahasan tentang kebutuhan listrik, sumber listrik,

    stabilitas tegangan, distribusi arus, jenis panel listrik, jenis soket, sumber air, jenis keran yang

    dipakai, jenis pembuangan air, instalasi air, instalasi listrik, keadaan toilet, jenis rung

    persiapan, ruang perbaikan/workshop, penyediaan

    teknisi, penyediaan dana dan sebagainya.

    4.Administrasi Laboratorium

    Tujuan administrasi laboratorium adalah untuk memperoleh informasi tentang keadaan

    laboratorium denga cepat dan mudah. Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatanadministrasi yang ada dilaboratorium antara lain:

    a.I nventarisasi peralatan laboratorium yang ada

    b. Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alatalat yang rusak , alat-alat yang dipinjam

    dan alat alat yang dikembalikan.

    c. Keluar masuk surat menyurat

    d. Daftar pemakaian laboratorium, sesuai jadwal kegiatan praktikum dan penelitian

    e. Daftar inventaris bahan bahan kimia dan non kimia, bahan bahan gelas

    f. Daftar inventaris alat alat mebel lain

    g. Sistem evaluasi dan pelapora

    Kegiatan administrasi ini adalah kegiatan rutin dan kesinambungan karena itu perlu

    dipersiapkan dan dilaksanakan secara teratur dan baik.

  • 7/22/2019 Manajemen Risiko K3 di.docx

    7/9

    5.Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium

    Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi

    a. Semua kegiatan inventarisasi

    b. Keamanan yang dimaksud disini adalah apakah peralatan laboratorium

    tersebut tetap ada di laboratorium atau ada yang meminjamnya, apakah ada

    yang hilang, pindah tempat namun tidak dilaporkan keadaan sebenarnya.

    Tujuan yang ingin dicapai dalam inventarisasi dan keamanan adalah:

    1). Mencegah kehilangan dan penyalah gunaan

    2). Mengurangi biaya operasiona

    3). Meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya

    4). Meningkatkan kualitas kerja

    5). Mengurangi resiko kehilangan

    6). Mencegah pemakaian yang berlebih

    7). Meningkatkan kerja sama

    6.PengamananL aboratorium

    Pengamanan laboratorium meliputi antara lain :

    a. Tanggung Jawab

    Kepala laboratorium bertanggung jawab penuh terhadap segala kecelakaan yang mungkin

    timbul di laboratorium.

    b. Kerapian

    Letak alat pemadam harus diletakkan sedemikian sehingga bebas dari hambatan, demikian

    juga lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan material lain yang mungkin menyebabkan

    lantai licin.

    c. Pertolongan Pertama

    Semua kecelakaan bagaimanapun ringannnya harus ditangani ditempat pertolongan pertama.

    Sehingga setiap laboratorium harus memiliki kotak P3 K yang isinya selalu dikontrol.

    d. Pakaian

    Setiap bekerja di laboratorium harus memperhatikan pakain, misalnya jangan memakai baju

    ketat, berlengan panjang dan kancing terbuka ketika bekerja dengan mesin mesin yang

    bergerak.

    e. Pintu pintu laboratoriumPintu pintu laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan jendela pengintip untuk mencegah

    terjadinya kecelakaan.

    f. Alat alat

    Alat alat disimpan sesuai dengan kelompok atau jenis, misalnya peralatan yang

    menggunakan listrik seharusnya diletakkan dekat dengan sumber listrik. Alat yang terbuat

    dari kaca perlu mendapat perhatian khusus.

    g. Tabung gas

    Tabung tabung gas harus mendapat perhatian yang khusus.

    Penyimpanannya ditempatkan ditempat yang sejuk dan terhindar dari tempayang panas. Kran

  • 7/22/2019 Manajemen Risiko K3 di.docx

    8/9

    gas harus selalu tertutup jika tidak dipakai demikian juga dengan kran pengaturan. Alat alat

    yang berhubungan dengan tabung gas harus memakai pengaman terhadap tekanan.

    h. Pemadam kebakaran (F ire Extinguiser )

    Dalam laboratorium harus tersedia alat pemadam kebakaran yang berguna untuk mencegah

    kebakaran yang mungkin terjadi. Secara umum bahan yang mudah terbakar dapatdiklasifikasikan sebagai berikut :

    Bahan bahan yang lain, jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan, karena berubah dari padat

    menjadi cair atau cair menjadi gas pada temperature yang tinggi. Peralatan pemadam

    kebakaran yang sesuai dengan tipe atau kelas kebakaran harus tersedia di laboratorium,

    seperti yang disebut berikut ini :

    yang panas. Kran gas harus selalu tertutup jika tidak dipakai demikian juga dengan kran

    pengaturan. Alat alat yang berhubungan dengan tabung gas harus memakai pengaman

    terhadap tekanan.

    h. Pemadam kebakaran (F ire Extinguiser )

    Dalam laboratorium harus tersedia alat pemadam kebakaran yang berguna untuk mencegahkebakaran yang mungkin terjadi. Secara umum bahan yang mudah terbakar dapat

    diklasifikasikan sebagai berikut :

    Bahan bahan yang lain, jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan, karena berubah dari padat

    menjadi cair atau cair menjadi gas pada temperature yang tinggi. Peralatan pemadam

    kebakaran yang sesuai dengan tipe atau kelas kebakaran harus tersedia di laboratorium,

    seperti yang disebut berikut ini :

    7.Organisasi Laboratorium

    Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan

    personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di

    laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Anggota Laboratorium yang berada di bawah

    Kepala Laboratorium harus sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang

    dibebankan kepadanya.

    Setiap kegiatan kerja selalu diikuti dengan resiko bahaya yang dapat berakibat terjadinya

    kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi pada suatu kegiatan industri merupakan hasil akhir dari

    suatu aturan yang ada kondisi kerja yang tidak aman. Walaupun demikian terjadinya

    kecelakaan seharusnya dapat dicegah dan diminimalisasikan, karena kecelakaan tidak dapt

    terjadi dengan sendirinya. Terjadinya kecelakaan pada umumnya ditimbulkan oleh beberapa

    faktor penyebab, oleh karena itu terjadinya kecelakaan harus diteliti faktor-faktor

    penyebabnya denggan tujuan untuk menetukan usaha-usaha pembinaan dan pengawasankeselatan kerja yang tepat secara efektif dan efisien sehingga terjadinya kecelakaan dapat di

    cegah.

    Penutup

    Dari uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa tujuan utama dari program keselamatan

    dan kesehatan kerja adalah memberikan perlindungan kepada pekerja dari bahaya kesehatan

    dan keselamatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja.. Upaya tersebut bisa dilakukan

    dengan mengelola risiko yang teridentifikasi di lingkungan kerja.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/22/2019 Manajemen Risiko K3 di.docx

    9/9

    Chapman, Christy. Bringing ERM into Focus. Internal Auditor, June 2003

    Committee of Sponsoring Organization (COSO) of the Treadway Commission. What is

    COSO: Background and Events Leading to Internal Control-Integrated Framework. 1992

    Darmawi, Herman. Manajemen Risiko. Bumi Aksara, 2005.

    Simmons, Mark. COSO Based Auditing. The Internal Auditor, December 1997

    The Institute of Internal Auditors. Internal C