Manajemen Perusahaan

download Manajemen Perusahaan

of 7

Transcript of Manajemen Perusahaan

Nama: Eko Hendro C.NIM: 13 611 035Kelas: II B

Jelaskan tentang : a. Kongsib. Perseroan Terbatasc. Devidend. Obligasie. Berakhirnya perseroanJawab:a. KongsiKata kongsi berasal dari bahasa Hokkien atau Hokkian yang artinya dunia usaha dan perdagangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kongsi adalah persekutuan dagang atau perseroan. Di Indonesia sendiri kegiatan kongsi sudah beredar sejak lama. Istilah kongsi ini popular ketika VOC berdiri di Indonesia, tetapi praktiknya sudah ada sejak zaman kedatangan pedagang India dan Arab ketika memasuki Indonesia.

b. Perseroan Terbatas (PT)Dalam Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, disebutkan Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang.Pengertian Perseroan Terbatas (PT) atau Naamloze Vennootschap (NV) secara umum adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha bersama yang memiliki modal terdiri dari saham -saham, dan pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari sahamsaham yang dapat diperjual belikan, maka perubahan ke Pemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.Perseroan Terbatas merupakan badan usaha, dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan, sehingga perusahaan memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.

c. DevidenDividen adalah hasil yang diperoleh oleh pemegang saham atas penyertaan modal (saham yang dimilikinya) di dalam suatu perusahaan yang menerbitkan saham. Dividen dapat dimiliki perorangan ataupun dimiliki oleh badan, seseorang atau badan yang memiliki saham di suatu perusahaan berhak memperoleh dividen, baik itu dividen dari saham biasa maupun dividen dari saham preferen sesuai dengan ketentuan yang ada. Dalam pembagian dividen oleh perusahaan, haruslah melalui pertimbangan yang matang seperti: 1. Pertimbangan kondisi keuanganPertimbangan kondisi keuangan, ketika perusahaan akan melakukan pembagian dividen, kondisi keuangan perusahaan haruslah memungkinkan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham.2. Pertimbangan legalitas.Pertimbangan legalitas, dalam membagikan dividen kepada para pemegang saham, perusahaan harus memperhatikan hukum yang berlaku di tempat dimana perusahaan itu berdiri, pembagian dividen harus sesuai dengan hukum yang berlaku di wilayah perusahaan itu berdiri.

Dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham dapat berupa beberapa bentuk, setiap bentuk dividen tersebut menyebabkan munculnya beberapa jenis dividen yang berbeda-beda. Ada lima jenis dividen, yaitu :1. Dividen Tunai, dividen yang dibagikan dalam bentuk tunai2. Dividen Skrip, dividen yang dibagikan dalam bentuk wesel bayar3. Dividen Properti, dividen yang dibagikan dapat dalam bentuk investasi ataupun bentuk lainnya, bentuk investasi dapat berupa saham4. Dividen Saham, dividen yang dibagikan dalam bentuk saham, perbedaan antara dividen properti yang berupa saham dan dividen saham akan dijelaskan dibagian bawah artikel5. Dividen Likuidasi, dividen yang dibagikan dengan menggunakan modal yang telah disetor oleh para pemegang saham, dengan kata lain perusahaan hanya melakukan pengembalian atas investasi yang dilakukan oleh pemegang saham, hal ini bisa dilakukan ketika suatu perusahaan akan dibubarkan.d. ObligasiObligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan perusahaan, yang menyatakan bahwa investor pemegang obligasi telah meminjamkan sejumlah uang kepada perusahaan. Perusahaan yang menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban untuk membayar bunga secara regular sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan serta pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.Sebelum transaksi jual beli obligasi terjadi, ada suatu kontrak perjanjian obligasi (bond indenture) antara pembeli dan penjual obligasi. Dan macam obligasi ditentukan oleh kontrak perjanjian tersebut, macam obligasi antara lain:1. Berdasarkan penerbit obligasi (issuer)Dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Obligasi pemerintahContoh b. Obligasi perusahaan milik negara (state owned company) Contoh penerbit obligasinya adalah BTN, Bapindo, PLN, jasa marga, Pegadaian, Pelabuhan Indonesia, dan lain-lain.c. Obligasi perusahaan swastaContoh penerbit obligasinya adalah Astra Internasional, Bank Internasional Indonesia, Citra Marga Nusaphala Persada, Bank Modern, Multiland, Dharmala Sakti Sejahtera, Ciputra development dan lain-lain.2. Berdasarkan sistem pembayaran bungaDapat dibagi atas dua jenis, yaitu : a.Obligasi Kupon (Coupon Bond)Yaitu obligasi yang bunganya dibayarkan secara periodik, ada yang setiap triwulan, semesteran, atau tahunan. Pada surat obligasi terdapat bagian yang dapat dirobek untuk mengambil bunga obligasi tersebut. Bagian inilah yang disebut kupon obligasi. Jadi kupon obligasi adalah bagian yang istimewa dari suatu obligasi yang mendefinisikan jumlah bunga tahunan. Setiap 1 kupon melambangkan 1 kali bunga yang dapat diambil.b. Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond)Lain halnya dengan Coupon bond, Zero Coupon Bond tidak mempunyai kupon, sehingga investor tidak akan menerima bunga secara periodik, tetapi bunga langsung dibayarkan sekaligus pada saat pembelian.

e. Berakhirnya PerseroanMenurut Pasal 142 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), berakhirnya perseroan karena:1. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);2. Karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir;3. Berdasarkan penetapan pengadilan;4. Dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit perseroan tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan;5. Karena harta pailit perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang; atau6. Karena dicabutnya izin usaha perseroan sehingga mewajibkan Perseroan melakukan likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pembubaran perseroan berdasarkan keputusan RUPS diajukan oleh Direksi, Dewan Komisaris atau 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. Keputusan RUPS tentang pembubaran perseroan adalah sah apabila diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan/atau paling sedikit dihadiri oleh (tiga perempat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS dan disetujui paling sedikit (tiga perempat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan.Dalam hal pembubaran perseroan terjadi berdasarkan keputusan RUPS, jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir atau dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan keputusan pengadilan niaga dan RUPS tidak menunjuk likuidator, maka Direksi bertindak selaku likuidator. Pembubaran perseroan wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh likuidator atau kurator; dan perseroan tersebut tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam hal membereskan semua urusan perseroan yang berkaitan dengan.likuidasi. Dan jika ternyata anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Perseroan melanggar hal tersebut, maka dapat dikenakan tanggung jawab hukum secara tanggung renteng.Pembubaran perseroan yang terjadi karena pencabutan kepailitan, maka pengadilan niaga dapat sekaligus memutuskan memberhentikan kurator sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.Pengadilan Negeri dapat membubarkan perseroan dengan alasan:1. Permohonan kejaksaan berdasarkan alasan perseroan melanggar kepentingan umum atau Perseroan melakukan perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan;2. Permohonan pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan adanya cacat hukum dalam akta pendirian;3. Permohonan pemegang saham, Direksi atau Dewan Komisaris berdasarkan alasan perseroan tidak mungkin untuk dilanjutkan.Likuidator mempunyai kewajiban untuk memberitahukan kepada semua kreditor mengenai pembubaran perseroan dengan cara mengumumkan pembubaran perseroan dalam Surat Kabar dan Berita Negara Republik Indonesia dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pembubaran perseroan. Pemberitahuan kepada kreditor tersebut memuat:1. Mengenai pembubaran perseroan dan dasar hukumnya;2. Nama dan alamat likuidator;3. Tata cara pengajuan tagihan; dan4. Jangka waktu pengajuan tagihan.Selama pemberitahuan pembubaran perseroan tidak dilakukan sesuai dengan Pasal 147 UU PT, maka pembubaran perseroan tidak berlaku bagi pihak ketiga dan pembubaran perseroan tidak mengakibatkan perseroan kehilangan status badan hukumnya sampai dengan selesainya likuidasi dan pertanggungjawaban likuidator diterima oleh RUPS atau pengadilan. Akibat dari pembubaran perseroan, maka setiap surat keluar perseroan dicantumkan kata dalam likuidasi di belakang nama perseroan tersebut.