MANAJEMEN PENGHIMPUNAN PENGELOLAAN DAN …
Transcript of MANAJEMEN PENGHIMPUNAN PENGELOLAAN DAN …
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
MANAJEMEN PENGHIMPUNAN PENGELOLAAN
DAN PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH DI DESA
TUNGGULSARI KEC.KEDUNGWARU
TULUNGAGUNG
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Manajemen Zakat Dan Wakaf
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Oleh
DINDI RUSNA ANTU
NIM : 12404183037
Dosen Pembimbing Lapangan
Ahmad Supriyadi, M.Pd.I
JURUSAN MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2021
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Manajemen Zakat dan wakaf
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini Telah disetujui dan disahkan
pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 24 Agustus 2021
Di : Tulungagung
Judul Laporan : “MANAJEMEN PENGHIMPUNAN PENGELOLAAN
DAN PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH DI DESA
TUNGGULSARI KEC.KEDUNGWARU
TULUNGAGUNG”
MENYETUJUI
Dosen Pembimbing Lapangan
Ahmad Supriyadi, M.Pd.Ia
NIDN. 2020118402
Mengesahkan
a.n Dekan
Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Siswahyudianto, M.M
NIDN. 2015068402
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat, taufiq
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Pengalaman
Lapangan gelombang II Jurusan Manajemen Zakat dan Wakaf yang bertempat di Desa
Tunggulsari Kedungwaru Tulungagung. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan bagi Rasulullah Saw yang syafaatnya kita nantikan di yaumul akhir.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, laporan
Praktik Pengalaman Lapangan ini tidak akan terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang membantu
terselesainya laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini, khususnya kepada :
1. Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
2. Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag, selaku Dekan Ekonomi dan Bisnis Islam Insitut Agama
Islam Negeri Tulungagung.
3. Dyah Pravitasari,S.E.,M.S.A, selaku Ketua Jurusan Manajemen Zakat dan Wakaf Institut
Agama Islam Negeri Tulungagung.
4. Siswahyudianto, S.Pd.I., M.M. selaku Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
5. Ahmad Supriyadi, M.Pd.Ia selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan koreksi sehingga laporan dapat terselesaikan tepat waktu.
6. Didik Girnoto Yekti, S.A.P selaku kepala desa dan pimpinan UPZ Desa Tunggulsari yang
telah memberikan izin dan menyediakan tempat untuk digunakan Praktik Pengalaman
Lapangan.
7. Orang tua yang telah memberikan semnagat, izin dan doa, serta sumbangan baik materiil
maupun non materiil.
8. Semua pihak yang telah turut serta membantu dalam menyelesaikan laporan PPL ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan secara umum
kepada pembaca. Perlu disadarai bahwa penulis dalam menyelesaikan laporan ini jauh dari
iv
kesempurnaan. Sehingga segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan oleh penulis guna dalam perbaikan laporan ini.
Tulungagung, 13 Agustus 2021
Penulis
DINDI RUSNA ANTU
NIM : 12404183037
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran.....................................................................................................1
B. Tujuan dan Kegunaan ...........................................................................................3
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................................3
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga.......................................................................................................4
B. Pelaksanaan Praktik ..............................................................................................5
C. Permasalahan di Lapangan.....................................................................................5
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga.............................................................................6
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Zakat ................................................................................................. 7
B. Penghimpunan Zakat............................................................................................. 9
C. Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat ......................................................... 11
D. Perbedaan Teori Pengelolaan Zakat dengan Aplikasinya Di UPZ Desa ................................ .................................... .................................................................................................................. ............ ..1 4
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................................15
B. Saran .....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
LAMPIRAN.......................................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. DASAR PEMIKIRAN
Penghasilan yang diperoleh dan harta yang berhasil dikumpulkan oleh
setiap umat muslim, pada dasarnya bukan menjadi milik muslim itu sepenuhnya.
Ada hak-hak atau milik orang lain didalamnya, sebagaimana firman allah dalam
Al-Qur‟an:
وفي اموالهم حق ل لساىل
Artinya: Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin
yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta (Q.S Adz-Dzariyat:19)1
Dalam ayat Al-Qur‟an diatas telah dijelaskan bahwa dalam setiap
penghasilan maupun harta yang diperoleh di dalamnya ada hak orang lain dan
berkewajiban bagi manusia yang menguasainya untuk mengeluarkan shodaqah,
infak dan zakat. Apabila tidak dikeluarkan, maka ia telah berlaku dzalim dengan
menguasai atau memakan harta yang merupakan hak orang lain khususnya kaum
dhuafa.2
Zakat adalah rukun islam yang ketiga. Secara harfiyah zakat berarti
“tumbuh”, “berkembang”, “menyucikan”, atau “membersihkan”. Sedangkan
menurut terminology syariah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian
kekayan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu
sebagaimana ditetukan.3
Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi, yang pertama
ialah dimensi hablum minallah dan dimensi hablum minannas. Ada beberapa
1 Kementrian Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemahannya Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul
dan Hadist Sahih, (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2012), hal. 520 2 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Grasindo: Jakarta, 2014), hal.11 3 Abdul Jalil, Mengenal Zakat Fitrah dan Zakat Maal, (Mutiara Aksara: Semarang, 2019), hal. 52
2
tujuan yang ingin dicapai oleh islam dibalik kewajiban membayar zakat,
diantaranya:
1. Mengakat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan
hidup dan penderitaan,
2. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi gharim,
ibnussabil dan mustahiq lainnya,
3. Membina tali persaudaraan sesama umat islam dan manusia pada umumnya,
4. Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta kekayaan,
5. Membersihkan sifat iri dan dengki (kecemburuan sosial),
6. Menjembatani jurang diantara si kaya dan si miskin dalam kehidupan
bermasyarakat
7. Mengembangkan rasa tanggungjawab sosial pada diri seseorang, terutama
pada mereka yang bergelimang harta
8. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang ada padanya
9. Sarana pemerataan rizqi untuk mencapai keadilan sosial.4
Sacara garis besar zakat dibagi kedalam dua kategori, yaitu zakat fitrah dan
zakat maal. Zakat fitrah adalah zakat yang berfungsi mengembalikan manusia
muslim kepada fitrahnya, dengan menyucikan jiwa mereka dari kotoran-kotoran
(dosa-dosa) yang disebabkan oleh pengaruh pergaulan dan sebagainya sehingga
manusia itu menyimpang dari fitrahnya. Yang dijadikan zakat fitrah adalah bahan
makanan pokok suatu tempat yang ditinggali muzakki. Sedangkan waktu
mengeluarkannya adalah awal bulan ramadhan sampai sebelum sholat idul fitri.
Sedangkan zakat maal adalah zakat yang dikenakan atas harta yang dimiliki
seseorang atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan- ketentuan yang telah
ditetapkan.
.
4 Elsi, Pengantar Hukum, hal. 12
3
B. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dan kegunaan Praktik Pengalaman Lapangan ini
adalah:
1. Tujuan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bertujuan agar mahasiswa
Jurusan Manajemen Zakat dan Wakaf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Tulungagung memperoleh ilmu pengetahuan, dapat memperoleh
pengalaman, dan dapat melatih serta mengembangkan potensi diri. Dengan
adanya Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), mahasiswa dapat memperoleh
kesempatan untuk mengenal, mempelajari dan mengaplikasikan dengan
teori yang telah dipelajari selama pembelajaran berlangsung. Serta
mengetahui bagaimana perbedaan teori pengelolaan zakat dan
pengaplikasiannya di UPZ Desa Tunggulsari
2. Kegunaan
a. Kegunaan Secara Akademik
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) berguna sebagai media
menyebar luaskan informasi sebagai pengenalan jurusan yang ada.
b. Kegunaan Bagi Lembaga
Dengan adanya laporan ini, penulis berharap dapat memberikan
informasi sebagai bahan masukan dan sebagai bahan perbaikan terhadap
pihak lembaga. Selain itu, dengan adanya laporan ini diharapkan dapat
memaksimalkan dana zakat, infaq dan shadaqah di lembaga yang
bersangkutan.
c. Kegunaan Bagi Mahasiswa
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) berguna sebagai wadah untuk
mendapatkan pengalaman di lapangan sebagai penerapan ilmunya secara
langsung.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Manajemen Zakat dan
Wakaf dilaksanakan mulai tanggal 12 juli hingga 13 Agustus 2021. Adapun
tempat Praktik Pelaksanaan Lapangan (PPL) berada di UPZ Desa Tunggulsari.
4
4
A. Profil Lembaga
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
UPZ Desa Tunggulsari adalah unit pengelola zakat yang berada di Desa
Tunggulsari. Tepatnya berada di balai desa Tunggulsari, Kec.Kedungwaru,
Kabupaten Tulungagung. Dengan letak kordinat LS: -8.064477 dan BT:
111.925599. UPZ ini berdiri dengan keluarnya surat edaran dari kantor kecamatan
untuk mengelola zakat fitrah agar lebih terkordinir. Dengan ketua UPZ Desa
Tunggulsari ini adalah Bapak Didik Girnoto Yekti, S.A.P dan dengan wakilnya.
Landasan yang digunakan sebagai berdirinya UPZ ini yaitu:
1. Al Qur‟an
Surat Al Baqarah : 43 yang berbunyi:
كوة واركعوا م لوة واتوا الز اكعين واقيموا الص مع الر
Artinya : "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' ".
Surat At-Taubat : 103 yang berbunyi :
يهم بها وصل عليهم ان رهم وتزك صلوتك سكن لهم والله سميع عليم خذ من اموالهم صدقة تطه
Artinya : Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan
mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
2. Hadist Shahih Al-Bukhari No. 8 - Kitab Iman
د الجعفي قال حدثنا أبو عامر العقدي قال حدثنا سليمان ل عن حدثنا عبد الله بن محم بن ب
صلى الله عبد الله بن دينار عن أبي صالح عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي
يمان يمان بضع وستون شعبة والحياء شعبة من ال عليه وسلم قال ال
Artinya; Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad Al Ju'fi
dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir Al 'Aqadi yang
berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal dari
Abdullah bin Dinar dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Iman memiliki lebih dari enam puluh
cabang, dan malu adalah bagian dari iman".
5
Oleh sebab itu kami umat muslim dalam segenap para pengurus UPZ ini bertekad
dengan mengharapkan ridho dari Allah SWT akan membantu/meringankan hidup
sebagaimana hidup kodratnya bagi anak yatim, anak yatim piatu, anak-anak yang
kurang mampu, para lansia/jompo dan fakir miskin di sekitar kami. Dengan niat
beribadah menyambungkan, menyampaikan dan mengajak semua umat, para
dermawan untuk peduli terhadap anak yatim tersebut. Kami yakin dengan niat mulia
ini Allah SWT akan membimbing, memberikan jalan kepada umatnya demi
meringankaan hidup dan kemaslakatan umatnyapula.
B. Pelaksanan Praktik
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Manajemen
Zakat dan Wakaf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dilaksanakan pada tanggal
12 juli hingga 13 Agustus 2021. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
dilaksanakan di kantor Kepala Desa Tunggulsari selaku ketua dan
penanggungjawab UPZ Desa Tunggulsari, Kedungwaru , Tulungagung. Kegiatan
yang saya lakukan selama Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yaitu hanya
sebatas observasi dan wawancara dikarenan adanya pandemi Covid19 ini. Saya
melakukan observasi dan wawancara kepada 1 Narasumber, yaitu Bapak Didik
Girnoto Yekti, S.A.P selaku Kepala Desa dan penanggung jawab UPZ desa
Tunggulsari
C. Permasalahan di lapangan
Permasalahan yang penulis temukan selama PPL yaitu:
1. Tidak ada penghimpunan Zakat Maal
Salah satu tugas pokok UPZ adalah penghimpunan Zakat. Zakat sendiri
terbagi dalam dua jenis yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Di UPZ Desa
Tunggulsari jumlah muzaqi yang membayar zakat fitrah jumlahnya sudah
banyak, namun belum ada masyarakat Desa
6
Tunggulsari yang membayarkan zakat maalnya ke UPZ Desa Tunggulsari
2. Pandemi Covid19
Setiap tahunnya, menjelang akhir bulan Ramadhan pengurus UPZ
memberikan pengumuman secara lisan kepada seluruh pengurus mushola dan
masjid. Isi dari pengumuman tersebut yaitu, pemberitahuan bahwa UPZ Desa
Tunggulsari sudah mulai menerima zakat fitrah dari masyarakat.
pengumuman ini sekaligus menjadi pengingat kepada masyarakat agar segera
membayar zakat. Karena sudah menjadi kebiasaan, masyarakat sudah hafal
kapan harus membayar zakat fitrah tanpa harus membuat pengumuman
melalui surat atau media sosial. Berita gembiranya, sekalipun perekonomian
masyarakat terganggu akibat pandemi covid-19 ini.
3. Masih banyak yang mengantarkan zakat sendiri
Masih banyak warga masyarakat yang melakukan zakat sendiri tanpa
melalui UPZ desa, pengurus pun memaklumi hal tersebut. Dikarenakan tidak
ada aturan atau undang undang yang mengharuskan masyarakat membayar
zakat kepada lembaga pengelola zakat.
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Praktik
Penghimpunan zakat dari masyarakat adalah salah satu tugas dari unit
pengumpul zakat. Zakat yang telah dikumpulkan diharapkan dapat disalurkan
pada mustahik dan diharapkan dapat membantu meringankan perekonomiannya
menjadi lebih baik. Zakat yang dapat dihimpun dari masyarakat ada 2 macam,
namun yang terhimpun selama ini hanya zakat fitrah saja. Menanggapi hal ini
pengurus UPZ mengatakan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat akan
kewajiban membayar zakat Maal menjadi alasan mengapa sampai sekarang UPZ
Desa Tunggulsari belum bisa menghimpun zakat mal dari masyarakat. Selain
kurangnya kesadaran masyarakat, budaya untuk membagikan zakat secara
langsung tanpa melalui perantara Amil atau lembaga amil zakat juga menjadi salah
satu penyebab kurang terserapnya zakat maal dari Masyarakat.
7
BAB III
PEMBAHASAN/ANALILIS TERHADAP TEMUAN STUDI
A. Pengelolaan Zakat
Zakat berasal dari kata “Zakah” yang bermakna “mensucikan”, “tumbuh”,
atau “berkembang”. Menurut istilah syara‟, zakat bermakna mengeluarkan
sejumlah harta tertentu untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya (mustahik) sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan syariat
Islam.5
Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Di mana kelima rukun Islam ini
hukum pelaksanaannya adalah wajib. Zakat terbagi dalam dua jenis, yaitu zakat
jiwa (zakah al-fithr) dan zakat harta (zakah al-mal). Terdapat beberapa golongan
penerima zakat yang disebut juga Ashnaf, ada delapan golongan yang berhak
menerima zakat yaitu: Fakir, Miskin, Amil, Muallaf, Gharim, Riqab, Sabilillah,
dan Ibnu sabil.
Dalam UU No. 23 Tahun 2011, disebutkan pengertian pengelolaan zakat,
yaitu ‛Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
Sedangkan pengertian zakat menurut undang-undang diatas adalah harta harta
yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan hukum yang dimiliki oleh
seorang muslim sesuai dengan ketentuan agama diberikan kepada yang berhak
menerimanya.6
1. Tujuan Pengelolaan Zakat
Pasal 3 UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat menyebutkan
tujuan dari pengelolaan zakat, yaitu: Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan dalam pengelolaan zakat; dan meningkatan manfaat zakat untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
Berdasarkan pasal di atas, ada dua tujuan dari pengelolaan
5 Yusuf Wibisono, Mengelola Zakat Indonesia: Diskursus Pengelolaan Zakat Nasional
dari Rezim Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 ke Rezim Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011, (Jakarta: Kencana, 2015), hal. 1 6 Suparman Usman, Hukum Islam : Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam
Indonesia, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), hal. 164
8
zakat. Pertama, meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan. Yang
dimaksud dengan efektifitas dan efisiensi adalah pendayagunaan sumber daya
untuk mencapai taraf hasil yang ditetapkan. Hubungan antara pendayagunaan
sumber daya dengan pencapaian taraf hasil harus diperantarai oleh dukungan
perangkat yang memadai, yaitu:
a) Tersedianya teknologi pelaksana pekerjaan;
b) Tersedianya struktur kelembagaan;
c) Tersedianya sumber daya manusia yang mumpuni;
d) Terdapat dukungan dalam pengelolaan dari pemerintah dan masyarakat;
e) Kepemimpinan yang mampu mengarahkan seluruh mekanisme
pengelolaan zakat.
Kedua, kemanfaatan zakat untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Kemiskinan mendapat perhatian
dalam agama Islam. Hal tersebut disebabkan oleh dampak ikutan yang muncul
akibat kemiskinan. Kemiskinan dapat memunculkan multi dimensi keburukan.
Kemiskinan menimbulkan kekafiran, meningkatkan angka kriminalitas,
menyebabkan keretakan rumah tangga, menyebabkan munculnya generasi
yang lemah secara fisik, karena tidak mendapatkan asupan gizi yang layak, dan
lemah secara pendidikan, karena ketiadaan biaya. Kemiskinan menciptakan
manusia yang kurang berkualitas. Karena kemiskinan orang tidak dapat
menjalankan ibadah dengan sempurna, karena dalam beribadah ada syarat
materi yang harus dipenuhi, seperti dalam ibadah haji.7
2. Yang Berhak Mengelola Zakat
Menurut pandangan islam, pemerintah bertanggung jawab atas
kesejahteraan rakyatnya karena pemerintah sebagai “kholifah Allah”
menanggung amanat dari Allah dan sebagai “kholifah khala‟ifillah”
menanggung amanat dari seluruh rakyatnya.
Badan/lembaga pengelola zakat adalah penguasa atau
7 Ahmad Furqon, Manajemen Zakat, (Semarang, BPI Ngaliyan, 2015), hal.11
9
pemerintah sebagai lembaga yang berwenang mengurusi zakat. Hal ini sesuai
dengan pengertian dari ayat 103 surat al-tubah, hadis-hadis nabi baik yang berupa
ucapan maupun yang berupa perbuatan dan kebijaksanaan para al-khulafa‟ur
rashidin.8
Organisasi pengelola zakat terdiri dari Badan Amil Zakat yang dibentuk
oleh pemerintah (Pasal 6 ayat 1)
Pembentukan Badan Amil Zakat oleh pemerintah :
a) Nasional oleh presiden atas usul mentri.
b) Daerah Propinsi oleh gubernur atas usul Kakanwil Depag. Propinsi.
c) Daerah Kabupaten/Kota oleh Bupati/Walikota atas usulan Departemen Agama
Kabupaten/Kota.
d) Kecamatan oleh Camat atas usul KUA Kecamatan (Pasal 6)
Sedangkan UPZ sendiri merupakan Unit Pengumpul Zakat yang dibentuk
oleh BAZNAS ditingkat kecamatan, desa, badan usaha, instansi atau perusahaan
baik swasta maupun milik pemerintah untuk membantu pengumpulan zakat dari
masyarakat. UPZ dibentuk untuk meringankan Tugas BAZNAS dan memperluas
jaringan pengelola zakat agar pengumpulan dan
B. Penghimpunan Zakat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengumpulan berasal dari kata
dasar kumpulan yang berarti sesuatu yang telah dikumpulkan, himpunan,
kelompok sedangkan pengumpulan itu sendiri mempunyai arti mengumpulkan
atau penghimpunan.9
Jadi pengumpulan zakat dapat diartikan suatu kegiatan mengumpulkan
atau menghimpun dana zakat. Pengumpulan zakat didasarkan pada firman Allah
dalam surat At-Taubat ayat 103 yang berbunyi:
8 Sjechul Hadi Permono, Formula Zakat Menuju Kesejahteraan Sosial, (Surabaya: Aulia, 2005), hal.132 9 Andarini & Rizal amrullah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Multazam Mulia
Utama, 2010), hal. 803
10
لهم من خذ رهم صدقة أمو يهم تطه عليهم وصل بها وتزك لهم سكن صلوتك إن وٱلله
عليم سميع Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sessungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.10
Dalam firman Allah ini telah memerintahkan kepada mahluk-Nya untuk
memungut atau mengambil zakat dari sebagian harta para muzakki untuk
diberikan kepada mustahik. Zakat ini dipergunakan selain untuk dimensi ibadah
yaitu sebagai salah satu rukun Islam juga sebagai dimensi sosial yaitu untuk
memperkecil jurang pemisah antara orang kaya dan orang miskin,
mengembangkan solidaritas sosial, menghilangkan sikap materialisme dan
individualisme.
Undang-Undang No.23 Tahun 2011 pada BAB I pasal 1 bahwa Unit
Pengumpul Zakat (UPZ) adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS
untuk membantu pengumpulan zakat di setiap desa atau instansi.
Selanjutnya pada pasal 2 disebutkan pengumpulan zakat meliputi;
Zakat Maal dan Zakat Fitrah. Zakat maal terdiri dari:
a. Emas, perak dan logam mulia lainnya
b. Uang dan surat berharga lainnya
c. Perniagaan
d. Pertanian, perkebunan dan kehutanan
e. Peternakan dan perikanan
f. Pertambangan
g. Perindustrian
h. Pendapatan dan jasa, dan
i. Rikaz.11
10 Kementrian, Al-Qur‟an, hal. 202 11 Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011, Tentang Pengelolaan Zakat,
dapat di download di http://uu23zakat.pdf, 5 September 2020
11
C. Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat
Penulis menggunakan pembedaan istilah pendistribusian dan
pendayagunaan zakat. Istilah pendistribusian, berasal dari kata distribusi yang
berarti penyaluran atau pembagian kepada beberapa orang atau beberapa tempat.
Oleh karena itu, kata ini mengandung makna pemberian harta zakat kepada para
mustahiq zakat secara konsumtif. Sedangkan, istilah pendayagunaan berasal dari
kata daya-guna yang berarti kemampuan mendatangkan hasil atau manfaat. Istilah
pendayagunaan dalam konteks ini mengandung makna pemberi zakat kepada
mustahiq secara produktif dengan tujuan agar zakat mendatangkan hasil dan
manfaat bagi yang memproduktifkan.
Pemberian zakat pada mustahiq, secara konsumtif dan produktif perlu
dilakukan sesuai kondisi mustahiq. Untuk mengetahui kondisi mustahiq, amil
zakat perlu memastikan kelayakan para mustahiq, apakah mereka dapat
dikategorikan mustahiq produktif atau mustahik konsumtif. Ini memerlukan
analisis tersendiri oleh para amil zakat, sehingga zakat benar-benar sampai kepada
orang-orang yang berhak menerimanya secara objektif.
Penyaluran zakat dilihat dari bentuknya dapat dilakukan dalam dua hal yakni
bentuk sesaat dan bentuk pemberdayaan. Penyaluran bentuk sesaat adalah
penyaluran zakat hanya diberikan kepada seseorang sesekali atau sesaat saja.
Dalam hal ini, juga berarti bahwa penyaluran kepada mustahiq tidak disertai target
terjadinya kemandirian ekonomi dalam diri mustahiq. Hal ini dikarenakan
mustahiq yang bersangkutan tidak mungkin lagi mandiri, seperti pada diri orang
tua yang sudah jompo, dan orang cacat.
Penyaluran bentuk pemberdayaan merupkan penyaluran zakat yang disertai
target merubah kondisi mustahiq menjadi kategori muzzaki. Target ini adalah
target besar yang tidak dapat dengan mudah atau dalam waktu yang singkat, dapat
terealisasi. Karena itu, penyaluran zakat harus disertai dengan pemahaman yang
utuh terhadap permasalahan yang ada pada penerima. Apabila permasalahannya
adalah permasalahan kemiskinan, harus diketahui penyebab kemiskinan tersebut,
sehingga dapat mencari solusi yang tepat demi tercapainya target yang telah
direncanakan.
Pendistribusian zakat adalah inti dari seluruh kegiatan pengumpulan
12
dana zakat. Di dalam mengoptimalkan fungsi zakat sebagai amal ibadah sosial
mengharuskan pendistribusian zakat diarahkan pada model produktif dari pada
model konsumtif seperti ketentuan yang tercantum dalam UU No. 38 Tahun 1999
tentang pengelolaan zakat. Dalam pelaksanaannya, model pendayagunaan zakat
pada penyaluran dana diarahkan pada sektor-sektor pengembangan ekonomi
dengan harapan hasilnya dapat mengangkat taraf kesejahteraan mustahiq.12
a. Model-model Pendistribusian
Secara garis besar model pendistribusian zakat digolongkan ada empat
yaitu:
a. Model distribusi bersifat konsumtif tradisional.
Zakat dibagikan pada mustahiq untuk dimanfaatkan secara langsung
seperti zakat fitrah yang dibagikan pada fakir miskin untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari atau zakat mal yang diberikan pada kurban
bencana alam.
b. Model distribusi bersifat konsumtif kreatif.
Zakat diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula, seperti dalam
bentuk alat-alat sekolah, atau beasiswa.
c. Model distribusi zakat bersifat produktif tradisional.
Zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang yang produktif seperti
kambing, sapi, alat cukur, dan lain-lain sebagainya. Pemberian dalam
bentuk ini akan menciptakan suatu usaha yang membuka lapangan kerja
fakir miskin.
d. Model distribusi dalam bentuk produktif kreatif.
Zakat diwujudkan dalam bentuk permodalan baik untuk pembangunan
proyek sosial atau menambah modal usaha pengusaha kecil.
UU No 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, Bab V
(Pendayagunaan Zakat) Pasal 16. Dalam kaitan memaksimalkan fungsi
12 Anis Khoirun Nisa, Manajemen Pengumpulan Dan Pendistribusian Dana Zakat,
Infaq Dan Shadaqah Di Lembaga Amil Zakat, Infaq Dan Shadaqah Masjid Agung (Lazisma) Jawa
Tengah, Skripsi, (Fakultas Dakwah dan Komunikasi; Universitas Islam Negri Wali Songo
Semarang (Tidak Diterbitkan), 2016), hal. 40
13
zakat, maka pola pemberian zakat tidak terbatas pada yang bersifat konsumtif,
tetapi pola pemberiannya lebih pada hal yang bersifat produktif.13
Zakat yang dihimpun oleh lembaga amil zakat harus segera disalurkan
kepada para mustahiq sesuai dengan skala prioritas yang telah disusun dalam
program kerja. Mekanisme dalam distribusi zakat kepada mustahiq bersifat
konsumtif dan juga produktif. Sedangkan pendistribusi zakat tidak hanya
dengan dua cara, akan tetapi ada tiga yaitu distribusi konsumtif, distribusi
produktif dan investasi.
Dalam pendistribusian zakat kepada mustahiq ada beberapa ketentuan,
yaitu:
1. Mengutamakan distribusi domestik dengan melakukan distribusi lokal atau
lebih mengutamakan penerima zakat yang berada dalam lingkungan
terdekat dengan lembaga zakat dibandingkan dengan pendistribusiannya
untuk wilayah lain.
2. Pendistibusian yang merata dengan kaidah-kaidah sebagai beikut:
a. Bila zakat yang dihasilkan banyak, seyogyanya setiap golongan
mendapat bagiannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
b. Pendistribusian haruslah menyeluruh pada delapan golongan yang
telah ditentukan.
c. Diperbolehkan memberikan semua bagian zakat kepada beberapa
golongan penerima zakat saja apabila didapati bahwa kebutuhan yang
ada pada golongan tersebut memerlukan penanganan secara khusus.
d. Menjadikan golongan fakir miskin sebagai golongan yang pertama
menerima zakat, karena memenuhi kebutuhan mereka dan
membuatnya tidak tergantung kepada golongan orang lain adalah
maksud tujuan dari diwajibkan zakat.
e. Membangun kepercayaan antara pemberi dan penerima zakat. Zakat
baru bisa diberikan setelah ada keyakinan bahwa si penerima adalah
orang yang berhak dengan cara mengetahui atau menanyakan hal
tersebut kepada orang-orang yang ada di lingkungannya, ataupun
mengetahui yang sebenarnya.14
14
3. Yang berhak menerima zakat jumlahnya ada 8 golongan. Secara formal
distribusi Zakat telah diatur Allah SWT, yaitu dalam QS. At Taubah:
ابن وقالت اليهود عزير ابن المسيح النصرى وقالت الله
من كفروا الذين قول يضاهـون بافواههم قولهم ذلك الله
يؤفكون انى الله قاتلهم قبل
Artinya :Dan orang-orang Yahudi berkata, “Uzair putra Allah,”
dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih putra Allah.” Itulah
ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan
orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka;
bagaimana mereka sampai berpaling?
D. Perbedaan Teori Pengelolaan Zakat dengan Aplikasinya Di UPZ Desa
Tunggulsari, Kedungwaru
Dari teori diatas ada perbedaan yang paling menonjol dalam
pengaplikasiannya di UPZ Desa Tunggulsari, yakni tidak adanya penghimpunan
Zakat Maal. Dari satu perbedaan ini memberi pengaruh yang cukup besar dalam
kegiatan pengelolaan zakat di UPZ Desa tunggulsari ini. Yaitu Pola
pendistribusian yang dilakukan hanya bersifat Konsumtif, hal ini dikarenakan
Zakat yang terhimpun hanya sebatas zakat maal yang dimana pendistribusiannya
harus berbentuk bahan pokok daerah tersebut, dan didesa Tunggulsari sendiri
bahan pokoknya adalah beras. Jadi Mustahik sekitar Masjid hanya bisa
merasakan manfaat dari zakat fitrah saja. Berbeda dengan Zakat fitrah,
pendistribusian zakat Maal tidak harus konsumtif, amil bisa memvariasi pola
pendistribusian sesuai kebutuhan para Mustahiq.
14 Ibid., hal. 45 15 Kementrian, Al-Qur’an, hal.195
15
A. KESIMPULAN
BAB IV
PENUTUP
Pengelolaan Zakat meliputi kegiatan penghimpunan zakat, Pendistribusian
dan Pendayagunaan zakat. Penghimpunan zakat sendiri dapat diartikan suatu
kegiatan mengumpulkan atau menghimpun dana zakat. Sedangkan
Pendistribusian zakat merupakan kegiatan membagikan zakat yang telah
terkumpul kepada para Mustahiq yang berhak menerimanya. Dan yang terakhir
adalah pendayagunaan zakat, dimana pemberian dana zakat ditujukan agar para
mustahiq bisa mengembangkan potensi dirinya dan bisa mengubah dirinya
menjadi muzakki yang dapat membayar zakat. Penghimpunan zakat menjadi
sangat penting karena dengan zakat yang terkumpul bisa menjadi modal bagi para
mustahiq yang berjiwa wirausaha untuk mengentaskan kehidupannya dari jurang
kemiskinan. Intinya semakin banyak dana zakat yang terkumpul maka akan
bertambah juga kemanfaatan yang dirasakan mustahiq dari zakat tersebut. Dan
pada akhirnya zakat akan bisa membantu masyarakat Indonesia untuk terlepas dari
belenggu kemiskinan.
B. SARAN
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai Pengelola PPL
Dengan adanya Praktik Pengalaman Lapangan secara daring, pihak Fakultas
seharusnya memberikan informasi-informasi dengan jelas. Sistematika
penyusunan laporan yang diberikan jauh lebih terperinci daripada
sistematika penyusunan laporan gelombang sebelumnya sehingga
mahasiswa dapat mengaplikasikan teori dengan baik.
2. Untuk Instansi/Lembaga Tempat PPL
Dengan adanya laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi, saran
dan evaluasi terhadap UPZ Desa Tunggulsari. Selain itu, diharapkan UPZ
Desa Tunggulsari dapat meningkatkan Penghimpunan zakat maal dari
masyarakat.
16
3. Untuk Mahasiswa sebagai Peserta PPL
Dengan adanya kegiatan ini dapat menambah wawasan yang lebih luas
dan dapat menerapkan ilmu di bangku perkuliahan. Hasil dari laporan ini
diharapakan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian yang lebih dalam
dengan pembahasan yang sama.
17
Daftar Rujukan
Andarini dan Amrullah, Rizal. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Multazam
Mulia Utama
Furqon, Ahmad.2015. Manajemen Zakat. Semarang, BPI Ngaliyan
Jalil, Abdul. 2019. Mengenal Zakat Fitrah dan Zakat Maal. Semarang: Mutiara Aksara
Kementrian Agama RI. 2012. Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemahannya Dilengkapi dengan
Asbabun Nuzul dan Hadist Sahih. Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema
Nisa, Anis Khoirun. 2016. Manajemen Pengumpulan Dan Pendistribusian Dana Zakat,
Infaq Dan Shadaqah Di Lembaga Amil Zakat, Infaq Dan Shadaqah Masjid
Agung (Lazisma) Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Dakwah dan Komunikasi;
Universitas Islam Negri Wali Songo Semarang (Tidak Diterbitkan)
Permono, Sjechul Hadi. 2005. Formula Zakat Menuju Kesejahteraan Sosial, Surabaya:
Aulia
Sari, Elsi Kartika. 2014. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: Grasindo Undang-
undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011, Tentang Pengelolaan
Zakat, dapat di download di http://uu23zakat.pdf, 5 September 2020 Usman,
Suparman. 2002. Hukum Islam : Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum
Islam dalam Indonesia. Jakarta: Gaya Media Pratama Wibisono,Yusuf. 2015.
Mengelola Zakat Indonesia: Diskursus Pengelolaan
Zakat Nasional dari Rezim Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 ke Rezim
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011. Jakarta: Kencana, 2015
18
BERITA ACARA HARIAN
PPL JURUSAN MANAJEMEN ZAKAT DAN WAKAF
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
GELOMBANG I TAHUN 2021
Pada tanggal 12 juli sampai tanggal 13 Agustus Tahun 2021 bertempat di lembaga
Unit Pengumpulan Zakat, telah dilaksanakan PPL jurusan Manajemen Zakat dan Wakaf
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung gelombang I Tahun 2021 oleh
mahasiswa dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Dindi Rusna Antu
Nim ; 12404183037
Jurusan : Manajemen Zakat dan Wakaf
No. Hari/Tgl Pukul Kegiatan
1. Senin/12-7-2021 10.00 Survey lokasi tempat PPL di UPZ Desa
Tunngulsari
2. Selasa/13-7-2021 16.00 Berkunjung ke rumah bapak Didik untuk
bertanya kesediaan beliau diwawancarai di
hari apa dan pukul berapa
3. Rabu/14-7-2021 11.54 Mengonsultasikan judul laporan ke PPL
kepada DPL, yakni bapak Ahmad Supriyadi,
M.Pd.Ia
4. Kamis/15-7-2021 09.00 Membaca dan memahami buku pedoman PPL
gelombang I tahun 2021
5. Jum‟at/16-7-2021 18.30 Mencatat hal apa saja yang akan digunakan
sebagai bahan wawancara untuk bapak Didik
6. Sabtu/17-7-2021 10.00 Membuat cover laporan PPL
7. Minggu/18-7-2021 09.45 Menonton tayangan ulang pembekalan PPL
gelombang I di youtube dan mencatat hal-hal
penting sebagai bahan untuk resume
19
8. Senin/19-7-2021 17.00 Mengirim pesan kepada bapak Rofiqi untuk
menanyakan apakah hari rabu bisa melakukan
wawancara di UPZ Desa Tunggulsari
9. Selasa/20-7-2021 09.00 Melanjutkan review pembekalan PPL
gelombang II di youtube
10. Rabu/21-7-2021 09.00 Melanjutkan membuat laporan PPL
11. Kamis/22-7-2021
10.35 Melanjutkan membuat laporan PPL
12. Jum‟at/23-7-2021 13.00 Mengirim pesan kembali kepada bapak Didik
untuk menanyakan hari sabtu bisa melakukan
wawancara, karena pada hari rabu beliau ada
acara mendadak
13. Sabtu/24-7-2021 10.00 Melakukan wawancara dengan bapak
d i d i k
14. Minggu/25-7-2021 10.00 Melanjutkan membuat laporan PPL dari
wawancara mengenai profil lembaga UPZ
Desa Tunggulsari
15. Senin/26-7-2021 08.00 Menyelesaikan resume pada review
pembekalan PPL gelombang I di youtube
16. Selasa/27-7-2021 20.00 Menyusun pertanyaan untuk wawancara
kepada bapak Rofiqi
17. Rabut/28-7-2021 15.40 Melanjutkan membuat laporan PPL
18. Kamis/29-7-2021 10.00 Melakukan wawancara dengan bapak Junaidi
di rumah beliau
19. Jumat/30-7-2021 09.55 Melanjutkan membuat laporan PPL dari
wawancara bapak Didik
20. Sabtu/31-7-2021 09.00 Mengerjakan laporan PPL Bab 2
21. Minggu/1-8-2021 11.30 Mengerjakan essay
22. Senin/2-8-2021 20.00 Menyelesaikan essay
23. Selasa/3-8-2021 10.00 Membuat laporan PPL
20
24. Rabu/4-8-2021 18.45 Membuat laporan PPL
25. Kamis/5-8-2021 09.00 Membuat laporan PPL
26. Jumat/6-8-2021 18.30 Membuat laporan PPL
27. Sabtu/7-8-2021 11.00 Membuat laporan PPL Bab 3 poin pertama
28. Minggu/8-8-2021 16.00 Melanjutkan dan menyelesaikan laporan PPL
Bab 3 poin pertama
29. Senin/9-8-2021 09.30 Membuat laporan PPL Bab 3 poin kedua
30. Selasa/10-8-2021 20.00 Melanjutkan dan menyelesaikan laporan PPL
Bab 3 poin kedua
31. Rabu/11-8-2021 18.30 Membuat kesimpulan dan saran laporan PPL
32. Kamis/12-8-2021 09.00 Meneliti kembali laporan PPL dan menambahkan hal-hal yang terlewat
33. Jumat/ 13-8-2021 08.00 Mengedit laporan PPL dan menyusun berita
acara harian selama PPL
Tulungagung, 13 Agustus 2021
Dindi Rusna Antu
12404183037
21
22
23
BERITA ACARA KONSULTASI
Nama : Dindi Rusna Antu
NIM : 12404183037
Jurusan : Manajemen Zakat dan Wakaf
DPL : Ahmad Supriyadi, M.Pd.Ia
Tempat PPL : UPZ Desa Tunggulsari
Judul Laporan : MANAJEMEN PENGHIMPUNAN PENGELOLAAN DAN
PENDISTRIBUSIAN ZAKAT FITRAH DI DESA TUNGGULSARI
KEC.KEDUNGWARU TULUNGAGUNG
No Hal yang Dikonsultasikan Catatan DPL Paraf
1. Konsultasi judul laporan PPL
“Manajemen Penghimpunan
Pengelolaan Dan Pendistribusian
Zakat Fitrah Di Desa Tunggulsari
Kec.Kedungwaru Tulungagung”
ACC
24 Agustus 2021
Ahmad Supriyadi, M.Pd.I.
NIDN. 2020118402
24
DOKUMENTASI
1. Wawancara Bersama Pengurus UPZ Desa Tunggulsari
25
26
RESUME
1. Optimalisasi Potensi Desa melalui Pengembangan Desa Wisataoleh Bapak Anang Mustofa,
S.E. selaku kepala desa Kendalbulur
Dalam PPL gelombang ke – 2 ini tetap dilakukan dengan daring guna untuk
mengurangi dan biar tidak terpapar covid – 19. Untuk dalam penanggulangan PPL ini
mahasiswa harus terjun dan meneliti keadaan ekonomi yang berkaitan dengan jurusannya
yang berada didaerah masing – masing atau daerah terdekatnya. Dalam hal ini mahasiswa
harus melakukan kajian teori yang sudah di terima dalam kuliah juga mengkaji fakta dalam
lapangan. Dalam hal ini mahasiswa harus bisa mengmbangkan sistem akademik dalam PPL
ini dan menjalin kerjasama agar bisa meningkatkan kwalitas yang berguna baik dalam teori,
edukasi dan pengamatan dalam lapangan. Dalam PPL mahasiswa juga membagi dan
mensharing ilmu agar bisa mendapatakan informasi yang digali dalam PPL ini juga
mendapatkan masukan baru dalam lapangan.
Dalam PPL ini memancing pemikiran mahasiswa untuk aktif dalam melakukan
konstribusi dalam masyarakat nantinya setelah lulus, dan bisa mengetahui pergerakan serta
bisa memeahami keadaan untuk menghadapi masalah – masalah yang ada dalam desa sesuai
dengan kemampuannya supaya menganal tentang paradigma desa agar meningkatkan
kemajuan desa sesuai prinsip Bapak Jokowi menciptakan desa desa sebagai sumber ekonomi
dengan konteks pemikiran. Dalam kegiatan ini desa bisa diteliti untuk melakukan
peningkatan ekonomi dalam negara, apabila desa maju harapan besar bisa menyerap sumber
daya manusia yang berkualitas dan bisa menyiapkan lapangan pekerjaan (UMKM) maka
secaraotomatis apabila desa maju maka kabupaten sendiri juga akan maju akan dampak
keberhasilan konteks kemjuan desa tersebut.
Dalam PPL ini mahasiswa harus mengetahui lembaga terlebih dahulu untuk mencari
informasi terkait dengan penelitian yang akan diteliti, dan mahasiswa harus memahami akan
pergerakan dengan lembaga untuk mementukan kemjuan sebuah desa sendiri. Dalam
memahami sebuah desa kita harus memahami sebuah keadaan dan mengacu dalam undang
– undang yang ada seperti hak asal usul yang seperti pembangunan desa, pemberdayaan
desa, pembinaan, dan kemasyahatan desa ini adalah ruang kemampuan desa yang diakui
dalam undang – undang desa. Dibalik iti kedudukan desa sudah berada di bagian kabupaten
maka desa bisa melakukan kegiatan sendiri langsung dalam kepala desa, ini adalahbukti desa
bisa melakukan kemandirian dalam masyarakat dan semenjak ini desa menjadi subjek
pembangunan sehingga dalam desa lebih mudah melakukan pembangunan langsung dan
27
langsung diamati oleh masyarakat.
Dalam melakukan pembangunan desa, maka desa harus linier dengan kebijakan desa
yang telah disetujui pemerintahsampai pada saat ini, ada empat sektor yaitu meningkatkan
kwalitas sumber daya, meningkatkan pelayanan publik desa, penanggulangan kemiskinan,
dan menjadikan masyarakat desa sebagai subyek pembangunan dengan pemanfaatan sumbe
rdaya alam sebai peningkatan ekonomi desa yang langsung dikelola oleh desa sendiri.
Adapun strategi yang meliputi tata kelola pemerintahan yang baik, penetapan batas desa,
pembangunan desa wisata, desa digital, dan produk unggulan, peningkatan pelayanan desa,
optimalisasi pemasaran desa untuk melakukan kegiatan yang produktif, penguatan peran
kecamatan sebagai pusat perubahan serta pembinaan dan pengawasan. Dalam desa juga
mempunyai siklus perencaan yang meliputi memilih kepala desayang baik, mempunyai visi
dan misi yang jelas, karena visi misi sangat berpengaruh dengan kemajuan desa itu sendiri
bukan sekedar pembicaraan belakang akan tetapi harus sesuai dengan real keadaan yang ada
dalam lapangan.
Dalam menentukan kemajuan desa maka harus didasari progam visi misi terlebih
dahulu supaya terarah baik dalam bersosialisasi dan laporan, maka akan terbentuk sebuah
progam unggulan desa dengan tujuan untuk meningkatkan kwalitas kemajuan desa dan
kemajuan bumdes dan UMKM yang ada dalam desa. Dana pada musim pandemi seperti saat
ini diperlukan pemikiran yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan sebuah kemajuan
terutama dalam bumdes, kebanyakan bumdes dalam desa bergerak dalam simpan pinjam
dan pada saat pandemi maka bumdes tersebut akan mancet dengan sendirinya, dengan
pemikiran yang kreatif dan inivatif desa bisa melakukan lompatan agar desa bisa
mengahsilkan efek yang luar biasa yang tidak bergantung dalam akses simpan pinjam saja
tetapi mempunya aspek lainnya seperti desa wisata, dan keunggulan produk dalam
masyarakat. Maka dengan ini kegiatan ini sebagai pendapatan juga masukan desa yang
langsung di pegang oleh kepala desa sendiri.
Secara garis besar dalam penelitian dengan adanya desa wisata merupakan ide yang
sangat bagus dan sangat menonjol untuk meningkatkan kegiatan ekonomi atau memajukan
kegiatan ekonimi dalam desa, dan memunculkan UMKM dalam desa. Dalam proses
pembangunan desa wisata emanglah sangat beratterkait pembiayaan itu sendiri hal tetapi
mempunyai metode dalam pengelolaan yang tentang dana desa yang dikelola dengan efektif
dan melakukan pembangunan secara beransur ansur dan terdapat masukan lagi dari endorse
produk sehingga juga bisa di gunakan untuk tambhan dalam melukan pembangunan desa
wisata ini sendiri. Secara pandangan dengandesa wisata profit yang didapatkan lebih banya
28
dari pengamatan secara rinci pendapatan yang di peroleh melalui parkir, tiket masuk, resto
kuliner, dan jasa catering, serta dengan pihak ketiga yaitu melalui wahawa dari jasa mainan
anak.
Dan cara lain selain desa wisata yait desa digital, dengan desa digital khususnya jawa
timur tulungagung sudah mendomisisli karena dengan melakukan digitalisasi minimal
digunakan sebagai alat interaksi dan sosialisai oleh pimpinan kepada masyarakat, maka dari
itu juga masyarakat bisa mengakses aktiviatas pembangunan dalam desa, dan dengan digital
ini sendiri masyarakat juga bisa meningkatkan layanan masyarakat terkait dengan pelayanan
surat dan menciptakan metode baru yang lebih mudah serta mengkolaborasi dengan
kemajuan zaman pada saat ini. Menururt analisis sudah kebanyakan masyarakat sudah
memakai peralatan digitalisasi terutapa pemakaian internet dan dalam digital ini sendiri ada
konsep yang ruang lingkup sendiri seperti digitalisasi pelayanan, digitalisasi administrasi,
dan digitalisasi ekonomi dan interaksi.dan konsep yang harus di pahami dalam pemasaran
digitalisasi terkait dengan kemajuan ekonomi dalam desa yang meliputi letak wilayah yang
strategis, mudahnya akses jangakauan internet, banya yang menyuport terutama warga yang
paham dengan pemasaran digital, dan pemanfaatan sumber daya manusianya.
Digitalisasi di desa sebenarnya suda ada terkait dengan administrasi, geografis,
website, pelayanan, kegiatan desa,dll semua sudah ada hal tetapi dalam desa ada hal yang
boleh di publikasi dan ada pula hal yang tidak boleh di publikasi. Dengan adanya digitalisasi
maka peserta atau pemakai aplikasi harus memasukan informasi yang falid sesuai dengan
KTP maupun KK sehingga tidah bisa di manipulasi, karena digitalisasi ini langsung berada
di bawah pegangan menteri. Dengan melaulkan digitalisasi maka masyarakat juga akan
mendapatkan informasi yang mudah dari desa cukup dengan mengakses dan masuk dalam
aplikasi sehingga masyarakat akan mengetahui informasi yang falid terdapat dari desanya
masing – masing. Dan dibalik itu dengan pemanfaatan digitalisasi desa juga memberikan
desa sebuah dalan untuk beriteraksi dengan masyarakat akan pemsukan dan pendaptan
melalui website dan fudraising yang dilakukan maka peluang kemjuan ekonomi desa sudah
maju dalam pengahsilan desa.
Dan semenjak masuknya digitalisasi desa ini membuat masukan – masukan dari
masyarakat dan penangkapan ide – ide baru yang disalurkan masyarakat untuk mendapatkan
apresiasi oleh pemerintah. Emang digitalisasi bisa merubah semuanya dengan sekali akses
semua bisa di dapatkan secara mudah tidak perli repot – repot pergi kesana kemari tingal
akses semuakan akan jadi itulah prinsip yang ditanamkan dalam digitalisasi desa, dibalik itu
dalam digitalisasi juga mnengubah pola fikir masyarakat khususnya kaum muda untuk bisa
29
membantu dalam melakukan pemanfaatan digitalisasi, melakukan pemetakan, dan
melakukan pembinaan terhada orang tua maupun anak – anak agar bisa memanfaatkan
internet dengan baik. Dan hal yang paling penting terkait dengan digitalisasi desa yaitu
mengurangipenyebaran siklus virus covid 19 yang sekarang semaking menjadi, sehingga
cara ini adalah cara yang paling efektif digunakan dalam melakukan pelayanan, pemasaran,
administrasi, pemberdayaan, fundraising, dan masih banyak lagi tyang terkait dengan
kemajuan ekomoni baik dalam desa maupun dalam negara.
2. Pemaparan materi dari Bapak Haris selaku Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Blitar
Setiap manusia tentunya membutuhkan pekerjan atau lebih tepatnya membutuhkan
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di negara Indonesia ini rata-rata orang bersekolah
untuk mendapatkankan pekerjaan, itu adalah hal yang tidak bisa dipungkiri. Meskipun disisi lain
bertujuan untuk mencari ilmu namun beberapa pekerjaan membutuhkan ijazah tingkat pendidikan
tertentu. Tentang pekerjaan apa dan dimana itu pilihan masing-masing orang apakah ingin bekerja
kantoran, pabrik, ataupun bekerja dari rumah.
Adanya dinas tenaga kerja ini memfasilitasi para tenaga kerja dalam kepengurusan
administrasi daerah terkait tenaga kerja lokal maupun internasional. Saat ini dinas tenaga kerja juga
menyediakan pelatihan terkait peningkatan kualitas tenaga kerja dan juga pelatihan wirausaha.
Dengan adanya pelatihan ini tenaga kerja Indonesia kualitasnya semakin bagus baik pendidikan
maupun skill atau kemampuan. Pelatihan wirausaha ini bertujuan untuk membuat setiap orang
memiliki jiwa wirausaha dan tidak berorientasi jika bekerja itu adalah menjadi karyawan yang ada
dibawah seorang pimpinan atau bos. Adanya wirausaha ini dapat meningkatkan jumlah lapangan
kerja serta mengurangi jumlah pengangguran yang ada. Dinas tenaga kerja juga memfasilitasi
pendampingan mulai dari perizinan, pemasaran, serta maintance dalam era digitalisasi ini agar usaha
yang didirikan dapat berjalan lebih optimal.
Dalam pendirian usaha jangan hanya berorientasi pada uang atau keuntungan secara finansial
saja, namun apakah usaha tersebut dapat memberdayakan masyarakat sekitar. Kemajuan dan
kesejahteraan lingkungan sekitar usaha lebih perlu diperhatikan daripada sekedar keuntungan
finansial karena jika semua wirausahawan memiliki pemikiran seperti ini maka angka pengangguran
serta kemiskinan yang ada di Indonesia lambat laun akan berkurang bahkan mungkin saja dapat
merubah Indonesia menjadi negara maju.
Keberhasilan wirausaha membutuhkan modal yang sangat fundamental, yaitu dana,
kesempatan, serta dukungan. Wirausahawan harus memanfaatkan kesempatan yang tersedia yang
dapat mendukung kemajuan usahanya. Jika salah satu saja dari modal tersebut tidak ada maka usaha
tidak dapat berjalan atau jika bisa maka butuh waktu yang sangat lama.
30