manajemen_ Pengendalian Lak Konst 300807

download manajemen_ Pengendalian Lak Konst 300807

of 89

description

pengendalian konstruksi

Transcript of manajemen_ Pengendalian Lak Konst 300807

Bab 6 MKnst_ Pengendalian Lak Konst 240807

Modul Manajemen ProyekBab 6 Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi

BAB 6PENGENDALIAN PELAKSANAAN KONSTRUKSIUkuran keberhasilan pelaksanaan konstruksi ialah apabila mutu produk akhir yang dicapai sesuai dengan: persyaratan teknis dalam dokumen kontrak; dilaksanakan sesuai koridor waktu yang telah disepakati di dalam surat perjanjian kontrak; menyerap biaya secara bertahap sesuai dengan jadwal maupun besarnya pembiayaan yang telah disepakati sejak commencement of works hingga FHO.

Beberapa indikator penyebab ketidaksesuaian atau ketidakberhasilan pelaksanaan konstruksi adalah: dokumen perencanaan teknis (dituangkan menjadi drawings) tidak disiapkan secara teliti akibat keterbatasan biaya maupun waktu; perencanaan teknis diperhitungkan dengan data yang sangat terbatas. Keterbatasan biaya dan waktu menyebabkan Employer sulit dalam menyediakan full engineering design untuk ribuan ruas jalan yang tersebar di seluruh wilayah dimana peningkatan ataupun pemeliharaan berkala diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan perlu dibuka peluang adanya review design terhadap drawings dan dokumen pendukung lainnya bila terjadi ketidaksesuaian dengan kondisi lapangan. Dengan pendekatan tersebut secara teknis dapat diperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan perencanaan.

Secara keseluruhan manajemen proyek dalam pelaksanaan dan pengawasan konstruksi memerlukan alat kontrol dalam upaya mendekati pencapaian tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya. Pada uraian tersebut di bawah disajikan definisi/pengertian kegiatan, tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pengendalian pelaksanaan konstruksi yang lazimnya digunakan sebagai alat kontrol dalam penyelenggaraan konstruksi yang perlu dipahami oleh kontraktor dan konsultan. Pemahaman terhadap substansi ini diharapkan dapat menempatkan Ahli Pelaksana maupun Ahli Pengawas pada posisi tugas dan tanggung jawab masing-masing baik pada tahap construction period maupun pada tahap warranty period. 6.1. Pengendalian Pelaksanaan Konstruksi pada Construction Period6.1.1 Umum

6.1.1.1Tanggung jawab dan wewenang pemberi tugas

a. Definisi, tanggung jawab dan wewenang

1) Pemberi Tugas dapat diartikan sebagai :

Pemerintah Pusat, dalam hal ini Drektorat Jenderal yang mengurusi penyelenggaraan jalan Nasional; Pemerintah Provinsi, dalam hal ini Dinas-dinas yang mengurusi penyelenggaan jalan propinsi;

Pemerintah Kabupaten/Kota, dalam hal ini hal ini Dinas-dinas yang mengurusi penyelenggaan jalan Kabupaten / jalan Kota;

Investor jalan Tol2) Organisasi Satuan Kerja, adalah organisasi pada suatu pekerjaan jasa konstruksi yang dipimpin oleh Kepala Satuan Kerja dan bertindak atas nama Pemberi Tugas untuk mengendalikan pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak, guna mencapai target :

Tepat Kualitas

Tepat Kuantitas

Tepat waktu

Dari aspek legalitas eksistensinya, Kepala Satuan Kerja ditunjuk oleh Pemberi Tugas dengan surat keputusan.Tanggung Jawab dan Wewenang :

Tanggung jawab

Kepala Satuan Kerja bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan konstruksi secara keseluruhan yang dilaksanakan Kontraktor sesuai dengan prinsip dan kebijaksanaan Pemberi Tugas.

Kepala Satuan Kerja bertanggung jawab melaksanakan pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan :

Perencanaan

Spesifikasi

Dokumen kontrak

Wewenang

Kepala Satuan Kerja memberikan pendelegasian beberapa kewenangan kepada Konsultan Pengawas di lapangan sebagai Engineer Representative dalam rangka membantu Kepala Satuan Kerja untuk melaksanakan pekerjaan.

Pendelegasian wewenang, meliputi :

Masalah teknis dan administrasi pelaksanaan konstruksi secara keseluruhan sesuai Dokumen Kontrak.

Keputusan tentang pembiayaan teknis dan administrasi sesuai Dokumen Kontrak.

Pemberi Tugas, mengawasi apakah tugas dan kewenangan yang telah didelegasikan tersebut telah dilaksanakan dengan baik.

b. Tujuan memahami tanggung jawab dan wewenang

Untuk mengetahui bahwa Pemberi Tugas mempunyai tanggung jawab dan wewenang mengendalikan seluruh pekerjaan fisik, teknis maupun administrasi sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen kontrak.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Tugas pokok, meliputi :

Manajemen kegiatan pelaksanaan pekerjaan

Pembatasan jumlah tenaga staff

Masalah teknis berkaitan dengan pekerjaan pembuatan jalan Kemampuan kontraktor

Jaminan mutu dan filing system yang dapat dipertanggung jawabkan

2) Pendekatan dan Metodologi kerja :

Sistem Komunikasi

Design Review

Persetujuan mengenai urutan pekerjaan dengan Kontraktor

Pengawasan mutu dan penyusunan filing system yang baik

3) Rencana Kerja :

Keberhasilan jaminan mutu pekerjaan

Tepat waktu

Biaya yang memadai

4) Kegiatan Utama Pekerjaan :

Tahap Pra Pelaksanaan

Pekerjaan persiapan

Pengkajian kembali perencanaan

Arahan kepada Kontraktor/Konsultan Pengawas selama masa mobilisasi

Manajemen Pelaksanaan Konstruksi Pembahasan rencana kerja kontraktor

Rapat pra-pelaksanaan

Koordinasi dan rapat-rapat

Laporan bulanan/triwulan

Klaim

Penyelesaian perselisihan

Pengawasan Teknis

Pemeriksaan gambar kerja

Pengawasan survai Pengujian material

Pemeriksaan bagi penggunaan/pemeliharaan peralatan

Arahan bagi penggunaan/ pemeliharaan peralatan.

Manajemen pengawasan keselamatan dan lalu lintas

Manajemen pengawasan keselamatan

Manajemen lalu lintas

Persetujuan kemajuan fisik

Rencana dan jadwal kegiatan pekerjaan

Pengawasan kemajuan

Persetujuan pembiayaan

Tagihan Kontraktor

Pengkajian kembali pembiayaan

Analisa harga dan upah baru

Persetujuan pemeriksaan akhir dan pembayaran

Persetujuan pemeriksaan akhir

Persetujuan pelunasan pembayaran

Pemeriksaan dan Pembuatan dokumen akhir

Pemeriksaan dan persetujuan As Built Drawing

Persetujuan pembuatan laporan akhir dan pedoman pemeliharaan

d. Prosedur

Pemberi Tugas mendelegasikan sebagian tanggung jawab dan wewenang kepada :

Konsultan Pengawas, untuk pengawasan pelaksanaan pekerjaan fisik maupun administrasi pelaksanaan konstruksi, sedangkan

Kontraktor, melaksanakan pekerjaan fisik dan administrasi sesuai syarat-syarat kontrak dan spesifikasi.

6.1.1.2Tanggung jawab dan wewenang Kontraktor

a. Definisi, tanggung jawab dan wewenang

1) Kontraktor adalah badan hukum yang mengajukan penawaran harga untuk melaksanakan pekerjaan yang telah ditunjuk sebagai pemenang oleh Tim Panitia lelang atau Penyandang Dana/ Pemilik dan telah menandatangani kontrak untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.2) Tanggung jawab dan wewenang Kontraktor

Tanggung jawab :

Melaksanakan pekerjaan yang diberikan kepadanya sesuai dengan kontrak yang sudah disetujui dan tepat waktu.

Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan :

Perencanaan

Spesifikasi

Dokumen kontrak

Wewenang

Kontraktor berwenang atas segala kegiatan pelaksanaan pekerjaan fisik, teknis dan administrasi.

Kewenangan meliputi :

Klaim perobahan harga (Eskalasi)

Penagihan pembayaran (MC)

Usulan Contract Change Order (CCO)

Pengajuan perpanjangan waktu

Pengajuan progres pelaksanaan sudah dapat diserahterimakan.

b. Tujuan memahami tanggung jawab dan wewenang

Supaya dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab dan prinsip pelaksanaan serta kebijaksanaan Pemberi Tugas, mengacu kepada dokumen kontrak dan spesifikasi.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Tugas pokok meliputi :

Manajemen kegiatan pekerjaan

Masalah teknis berkaitan dengan Pekerjaan Pembuatan Jalan.

Pengujian jaminan mutu

Memberikan Informasi lengkap pekerjaan lapangan sesuai Filling System (ISO - 9002)

Meng- Up Date schedule secara berkala

2) Pendekatan Metodologi

Sistem Komunikasi

Design Review

Mengajukan urutan pekerjaan.

3) Rencana Kerja

Keberhasilan jaminan mutu pekerjaan.

Tepat waktu.

Biaya yang memadai.

4) Kegiatan Pelaksanaan

Tahapan Pra Pelaksanaan

Pekerjaan persiapan

Pengkajian kembali perencanaan

Mengadakan pengujian material dan menyiapkan job mix formula

Menyiapkan jadwal mobilisasi personel dan peralatan

Manajemen Pelaksanaan Konstruksi Mempelajari draft kontrak dan menandatanganinya.

Pembahasan rencana kerja yang diajukan bersama Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas

Rapat pra pelaksanaan

Koordinasi dan rapat-rapat

Memberikan masukan untuk pembuatan laporan bulanan/ triwulan.

Mengajukan program kerja lapangan, antara lain :

Network Planning

Bar Chart

Manning Schedule

Material Schedule

Equipment Schedule

Metoda Pelaksanaan

Cash Flow (mingguan)

Pelaksanaan Teknis

Membuat shop drawing

Mengajukan request dan verifikasi yang dilampiri gambar kerja setiap item pekerjaan

Melaksanakan pekerjaan sesuai rencana dan spesifikasi

Mengadakan pengujian bahan sesuai tahapan :

Bahan

Bahan olahan

Hasil pelaksanaan

Mengukur kuantitas hasil pekerjaan

Mengajukan perpanjangan waktu

Manajemen pengawasan keselamatan/kesehatan kerja dan lalu lintas

Manajemen pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja Manajemen lalu lintas

Menyampaikan kemajuan fisik

Rencana dan jadwal kegiatan pekerjaan

Melaksanakan pekerjaan

Proses pembayaran

Mengajukan pembayaran bulanan (MC) beserta data-data pendukungnya.

Melakukan opname bersama

Mengajukan perubahan harga (eskalasi)

Menyiapkan pemeriksaan akhir dan pembayaran

Mengajukan tertulis pekerjaan selesai

Mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai/kerusakan

Menyiapkan pemeriksaan dokumen akhir

Mengajukan gambar terlaksana (As Built Drawing)

Menandatangani berita acara serah terima

d. Prosedur

1) Pemberi Tugas menunjuk Kontraktor yang telah mengajukan penawaran harga dan dinyatakan sebagai pemenang oleh Panitia lelang.

2) Kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai dokumen kontrak dan spesifikasi.

3) Dalam melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diawasi oleh Konsultan Pengawas dalam rangka mencapai tujuan dan maksud konstruksi dibuat.

6.1.1.3Tanggung jawab dan wewenang Konsultan Pengawas

a. Definisi, tanggung jawab dan wewenang

1) Konsultan Pengawas adalah badan hukum yang mengajukan penawaran harga untuk jasa pengawasan pekerjaan, yang telah ditunjuk sebagai pemenang oleh panitia lelang atau penyandang dana / Pemilik dan telah menandatangi kontrak untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan.

2) Tanggung jawab dan wewenang Konsultan Pengawas

Tanggung jawab :

Melaksanakan pengawasan pekerjaan pelaksanaan konstruksi sesuai dengan prinsip dan kebijakan Pemberi Tugas.

Membantu Pemberi Tugas dalam pengawasan pekerjaan pelaksanaan konstruksi sesuai dengan:

Perencanaan

Spesifikasi

Dokumen kontrak

Wewenang

Mendapat pendelegasian beberapa kewewenangan dari Pemberi Tugas sebagai Engineer Referensentative.

Kewenangan meliputi :

Wewenang Pemberi Tugas dalam masalah teknis atau administrasi sesuai dokumen kontrak. Keputusan tentang pembiayaan teknis dan administrasi yang tidak tercantum dalam dokumen kontrak.

b. Tujuan memahami tanggung jawab dan wewenang

Supaya dapat menjalankan tugas pengawasan secara independen sesuai pendelegasian untuk seluruh pekerjaan fisik, teknis maupun administrasi dan mengacu kepada dokumen kontrak.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Tugas pokok meliputi :

Managemen kegiatan pengawasan atas pelaksanaan konstruksi

Pembatasan jumlah tenaga staff

Masalah teknis berkaitan dengan pekerjaan pembuatan jalan

Kemampuan Kontraktor

Jaminan mutu

Transfer of Technology2) Pendekatan Metodologi

Sistem Komunikasi

Design Review

Memeriksa dan menyetujui pekerjaan Kontraktor

Pengawasan mutu

Transfer of Knowledge3) Rencana Kerja

Keberhasilan jaminan mutu pekerjaan.

Tepat waktu.

Biaya yang memadai.

4) Kegiatan utama layanan pengawasan

Tahapan Pra Pelaksanaan

Pekerjaan persiapan

Pengkajian kembali perencanaan

Arahan untuk kontraktor selama masa mobilisasi Manajemen Pelaksanaan Konstruksi

Pembatasan rencana kerja kontraktor

Rapat pra pelaksanaan

Koordinasi dan rapat-rapat

Laporan bulanan / triwulan

Klaim

Penyelesaian perselisihan Pengawasan Teknis

Pemeriksaan gambar kerja

Pengawasan survei

Pengujian material

Pemeriksaan dan pengawasan pekerjaan

Arahan cara penggunaan / pemeliharaan peralatan Manajemen pengawasan keselamatan/kesehatan kerja dan lalu lintas

Manajemen pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja

Manajemen lalu lintas

Pengawasan Kemajuan Fisik Rencana dan Jadwal Kegiatan Pekerjaan

Pengawasan Kemajuan Pengawasan Kemajuan Fisik

Rencana dan Jadwal Kegiatan Pekerjaan

Pengawasan Kemajuan Pengawasan Pembiayaan

Tagihan Kontraktor

Pengkajian kembali pembiayaan

Analisa harga dan upah baru Pengawasan/pemeriksaan akhir dan pembayaran

Pemeriksaan akhir

Pelunasan pembayaran Pengawasan/pemeriksaan dokumen akhir

Pemeriksaan dan persetujuan As. Built Drawing

Pembuatan laporan akhir dan pedoman pemeliharaan

d. Prosedur

1) Konsultan Pengawas mendapat pendelegasian wewenang untuk pengawasan pekerjaan dari Pemberi Tugas sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam dokumen kontrak.2) Konsultan Pengawas mengadakan pengawasan pekerjaan Kontraktor secara independen untuk semua kegiatan fisik, teknis maupun administrasi.

6.1.2 Persiapan Konstruksi6.1.2.1Tanggung jawab dan wewenang Pemberi Tugas dalam recruitment Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil

a. Definisi, tanggung jawab dan wewenang

1) Penge-test-an Personel adalah suatu kegiatan yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemberi Tugas sebagai penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan konstruksi

2) Selanjutnya, Pemberi Tugas mengadakan penge-test-an atau wawancara secara lisan atau tertulis terhadap personel Konsultan Pengawas maupun Kontraktor yang akan melaksanakan kegiatan di lapangan.3) Pemilihan dan penetapan personel yang akan ditempatkan dalam pengawasan maupun pelaksanaan konstruksi harus mengacu pada Undang-undang Jasa Konstruksi No. 18 Tahun 1999.

b. Tujuan memahami tanggung jawab dan wewenang

Tujuan Penge-test-an personel itu sendiri meliputi, antara lain:1) Penge-test-an Informal, yaitu :

Kemampuan penguasaan materi pelaksanaan lapangan dan administrai.

Kemampuan penguasaan bahan penge-test-an Laboratorium / lapangan.

2) Penge-test-an Formal, yaitu :

Klarifikasi data-data personel yang diajukan Konsultan Pengawas dan Kontraktor. Klarifikasi Sertifikat Keahlian / Keterampilan yang dimiliki oleh personel dimaksud.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Pada waktu pengetestan yang perlu diperhatikan oleh Pemberi Tugas adalah kesungguhan, kesiapan serta kemampuan dari setiap personel dalam rangka membantu Pemberi Tugas nantinya pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

d. Prosedur

Prosedur yang dilakukan dalam rangka pengetestan Personel adalah:

1) Kontraktor dan Konsultan Pengawas mengirimkan data-data personel yang diperlukan kepada Pemberi Tugas.2) Setelah data-data Personel Konsultan Pengawas maupun Kontraktor diterima oleh Pemberi Tugas, maka Pemberi Tugas menentukan jadwal Pengetestan dan Wawancara.3) Pemberi Tugas menyetujui atau menolak dan minta penggantian personel Konsultan Pengawas dan atau Kontraktor tersebut.

4) Personel yang sudah disetujui dapat langsung memulai pekerjaan sesuai dengan jabatannya.

6.1.2.2 Kegiatan Mobilisasi Awal

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan mobilisasi awal

a. Definisi

Proses kegiatan Mobilisasi dalam suatu pekerjaan konstruksi terbagi 2 bagian :

1) Mobilisasi pelayanan pengendalian mutu ( 45 hari )

2) Mobilisasi keseluruhan ( Personel, Equitment, Material) ( 60 hari )

b. Tujuan

Mobilisasi Awal adalah mobilisasi personel inti untuk mempersiapkan :

1) Review Design

2) Pengukuran Awal

3) Mempersiapkan program detail yang akan dilaksanakan pada masa Konstruksi

4) Mempersiapkan peralatan yang memproduksi, siap menjalani testing & running well

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Persyaratan mobilisasi untuk semua Kontrak: Pembelian atau sewa tanah untuk keperluan base camp kontraktor dan kegiatan pelaksanaan.

Mobilisasi dari staf supervisi konstruksi dan semua pekerja yang diperlukan untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan kontrak.

Mobilisasi dan pemasangan peralatan konstruksi.

Penyediaan dan pemeliharaan Base Camp kontraktor, termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel-bengkel dan gudang + Ruang Rapat + Laboratorium.

Pembuatan dan penyerahan program mobilisasi : Network Planning, Bart Chart, Equipment dan Material Schedule

Rencana dan Metoda Kerja Kontraktor.

2) Persyaratan mobilisasi untuk kantor lapangan dan Fasilitas untuk staf Pemberi Tugas lapangan/ Konsultan Pengawas.3) Persyaratan mobilisasi untuk Fasilitas Pengendalian MutuPada kegiatan pre construction meeting akan dibahas mengenai mobilisasi pertama, yaitu 45 hari terhitung sejak dimulainya pekerjaan (SPMK). Pada periode ini proses mobilisasi yang harus sudah terlaksana antara lain adalah persyaratan mobilisasi untuk Fasilitas Pengendalian Mutu, yaitu :

Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan sesuai dengan spesifikasi yang disetujui, termasuk peralatan laboratorium lapangan, menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana.

Mobilisasi personel kontraktor antara lain General Superintendent, Soil Material Engineer, teknisi laboratorium, Quantity Surveyor, drafman dan lain-lain.

Untuk konsultan pengawas antara lain Resident Engineer, Laboratory technician, Surveyor.

Kontraktor (General Superintendence) menyerahkan program mobilisasi untuk minta persetujuan Pemilik (Owner), yang memuat waktu dari semua kegiatan mobilisasi dan informasi mengenai : Lokasi dari Base Camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan terperinci (kantor kontraktor, bengkel, gudang dan peralatan konstruksi utama bersama kantor staf Pimpro/ Konsultan dan laboratorium bila ada).

Rencana pengiriman Peralatan yang menunjukkan lokasi saat ini, cara pengangkutan dan jadwal tiba.

Menyusun/membuat suatu format Monitoring yang dapat memperlihatkan kemajuan pekerjaan secara menyeluruh, dan diperlihatkan pula setiap kegiatan-kegiatan pekerjaan mobilisasi yang utama, kurva kemajuan untuk menyatakan presentase kemajuan pekerjaan.

Secara simultan kegiatan untuk proses wawancara atau test personel Kontraktor/ Konsultan pendukung lainnya oleh Pemberi Tugas.

Melakukan pengujian material bahan (Quarry), pembuatan jobmix formula dan Rekayasa Lapangan.

d. Prosedur

1) Setelah Pemberi Tugas melakukan Pre Construction Meeting, Kontraktor dan Konsultan melakukan mobilisasi awal dengan menempatkan personel-personel inti mereka di lapangan.

2) Kontraktor menyiapkan pekerjaan yang berhubungan dengan pengendalian mutu, misalnya : Base Camp, Quarry, Testing Awal, Pengukuran Awal, dan lain-lain.

3) Konsultan menyiapkan Review Design, mengawasi testing awal, pengukuran awal dan lain-lain

4) Mempersiapkan monitoringdan lain-lain

5) Mempersiapkan rumusan-rumusan Job Mix Design

6.1.2.3 Kegiatan Pre Construction Meeting (PCM)

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan PCM

a. Definisi

Pre Construction Meeting adalah Rapat / pertemuan awal yang diadakan atas prakarsa/ undangan dari Pemberi Tugas yang dihadiri oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dan Sub Kontraktor (kalau ada).

b. Tujuan

Untuk menyamakan pengertian/ bahasa yang sama mengenai Dokumen Kontrak (Spesifikasi) yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Pembahasan pada Pre Construction Meeting meliputi hal-hal:

1) Jadwal pelaksanaan

2) Mobilisasi

3) Rencana Kerja dan Metoda Kerja

4) Tata cara pengukuran volume pekerjaan (opname).

Jadwal PelaksanaanPada waktu pembahasan Jadwal Pelaksanaan, Pemberi Tugas beserta Konsultan Pengawas haruslah betul-betul memahami jadwal kerja Kontraktor, karena yang diajukan ketepatan waktu merupakan suatu tuntutan keberhasilan suatu pekerjaan konstruksi. Skala prioritas yang ada di schedule pelaksanaan

Pekerjaan Major item ( utama )

Sumber daya ( manusia, peralatan dan material)

Detour, untuk pekerjaan :

Jalan

Jembatan

Waktu pelaksanaan :

Dibuat seefisien mungkin mengikuti Network Planning.

Mobilisasi

Pembahasan pekerjaan mobilisasi sangat penting, karena merupakan sarana pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan.

Hal yang perlu diperhatikan/ dibahas :

Survey Quarry, meliputi :

Quantity material, yaitu mengenai Jumlah dan jarak ke lokasi

Quality material, yaitu mengenai Pengujian/ pengetesan material yang akan dipakai.

Penetapan Base Camp ( Lay Out ) untuk :

AMP

Stone Crushser

Batching Plant

Penyiapan kantor (office) Kontraktor, Konsultan dan Owner.

Rekayasa Lapangan

Pematokan lapangan (Setting Out), pekerjaan ini perlu dibahas dan ditetapkan bersama karena hasil dari penentuan profil-profil melintang yang didapat merupakan/ dasar perhitungan Quantity selanjutnya.

Rencana Kerja dan Metoda Kerja

Pemasangan alat/ peralatan konstruksi sangat mempengaruhi keberhasilan pekerjaan, di suatu pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

Sehingga perlu pembahasan di rapat awal, dimana dalam rapat awal ini Kontraktor mengajukan peralatan konstruksi yang dipakai/siap dipakai dan minta persetujuan Pemberi Tugas.

Perlu ditekankan kepada Kontraktor bahwa semua peralatan konstruksi (sesuai dengan yang tercantum dalam penawaran) selama waktu konstruksi selalu siap/ tersedia di lapangan dan tidak boleh dipindah ke lain tempat.

Apabila ada penggantian peralatan konstruksi maka harus ada persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.

Tata cara pengukuran volume pekerjaan (opname).Tata cara pengukuran volume pekerjaan, perlu disepakati terlebih dahulu antara, Owner (Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana) sehingga dalam penentuan kemajuan progres pekerjaan tidak terjadi salah pengertian meliputi antara lain :

Cara Metode perhitungan volume

Batasan/ daerah pekerjaan ( Existing )

Dasar pembayaran

Dan lain-lain.

Hasil kesepakatan/ rapat dibukukan dan ditanda tangani bersama ketiga unsur : Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana.

d. Prosedur

1) Berpedoman pada :

Dokumen Tender (Gambar Rencana, Spesifikasi Teknik, Spesifikasi Umum, dll )

Dokumen Kontrak antara Wakil Pemilik (Engineer) dan Kontraktor

Surat Perintah Kerja dari Wakil Pemilik (Engineer) kepada pihak Kontraktor, maka Pemberi Tugas mengundang pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas dan instansi terkait untuk melaksanakan Pre Constrction Meeting.

2) Didalam Rapat tersebut Pemberi Tugas :

Memperkenalkan diri

Menjelaskan Batasan Daerah Pekerjaan ( Construction Limit )

Menanyakan kepada Kontraktor tentang :

Jadwal Pekerjaan yang diusulkan pihak Kontraktor

Rencana Mobilisasi Personel, Peralatan, Material, Base camp, dll.

Rencana Kerja dan Metoda Kerja yang diusulkan Kontraktor.

Mencari kesepakatan tata cara pengukuran volume pekerjaan

Memerintahkan Konsultan Pengawas berkoordinasi dengan pihak Kontraktor dan Pemberi Tugas untuk melakukan Review Design terhadap kondisi yang ada dilapangan.

Melakukan pencatatan dan menandatangani kesepakatan yang ada.3) Pemberi Tugas menutup Pre Construction Meeting

6.1.2.4 Kegiatan Perhitungan Volume Pekerjaan

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Perhitungan Volume Pekerjaan

a. Definisi

Sistem Perhitungan Volume adalah suatu cara perhitungan volume pekerjaan yang telah disepakati bersama antara Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas dan Kontraktor sesuai syarat-syarat kontrak dan spesifikasi yang berlaku dan telah diputuskan pada saat dilakukan Pre Construction Meeting.

b. Tujuan

Menghindari kesalahpahaman dalam menghitung kemajuan volume pekerjaan kontraktor sebagai dasar untuk membuat Monthly Certificate.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Batas pekerjaan yang sudah dibayar dengan pekerjaan yang akan ditagihkan harus jelas, menghindari dua kali pembayaran.

2) Volume pekerjaan yang akan dihitung adalah pekerjaan yang sudah di Verifikasi.3) Setiap item pekerjaan sudah tertentu cara perhitungan volumenya didalam spesifikasi sesuai item pekerjaan tersebut.

d. Prosedur

Prosedur sistem perhitungan volume :

1) Sesuai berita acara Pre Constraction Meeting.

2) Semua pekerjaan yang sudah di verifikasi.3) Dan lain-lain.

6.1.2.5 Kegiatan Pendokumentasian Arsip Pelaksanaan dan Pengawasan

Konstruksi

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Pendokumentasian Arsip Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi (Sistem Dokumentasi File)

a. Definisi

Pembangunan jalan adalah suatu kegiatan yang komplek karena melibatkan banyak macam material yang cara pembayarannya juga berbeda-beda satu sama lain. Untuk itu dalam rangka penerapan ISO 9002 semua kegiatan harus terdokumentasikan dengan lengkap dan jelas.

Jadi yang dimaksudkan dengan Sistem Dokumentasi File adalah:

Semua kegiatan di lapangan baik fisik maupun non fisik/administrasi yang harus dimulai dengan Request/ Permohonan dan diakhiri dengan verifikasi (Penutup Request).

Adapun macam sistem dokumentasi antara lain:

1) Dokumentasi terhadap kegiatan di lapangan/fisik.

2) Dokumentasi terhadap Testing Material yang akan dipakai.

3) Dokumentasi terhadap Bahan Olahan dan Jadi.

4) Dokumentasi terhadap photo-photo pekerjaan konstruksi dan gambar-gambar (Shop Drawing dan As Built Drawing).

5) Dolumentasi Back Up data untuk Monthly certificate (M.C).

6) Dokumentas Contract Change Order (C.C.O), Addendum (kalau ada), Eskalasi.

7) Dokumentasi surat menyurat, memo dinas antar Instalasi terkait dan lain-lain.

8) Dokumentasi Pengisian Formulir-formulir yang berlaku.

9) Dan lain-lain yang dapat disimpan di dalam CD.

b. Tujuan

1) Dengan Sistem Dokumentasi ini diharapkan tanggung jawab serta ketelitian kearsipan pekerjaan konstruksi dapat terjamin. Agar semua dokumentasi file dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan kerjasama yang baik antara semua pihak yang terkait di lapangan, baik itu masuk dari Kontraktor Pelaksana, Konsultan Pengawas maupun dari pihak Pemberi Tugas.2) Dokumentasi File terkumpul dari kemajuan pekerjaan harian sampai bulanan. Sebagai contoh untuk Back Up data untuk Mounthly Certificate (M.C), terdokumentasi dalam satu file terdiri dari :

Daily Inspector Report.

Daily Quantity Record

Mounthly Quantity Detail Sheet

Mounthly Work Accomplished

Mounthly Progress Sheet

Daily report

Sketsa gambar-gambar sebagai dasar pembuatan As Bulit Drawing. Material On Site.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Dalam sistem dokumentasi file yang perlu diperhatikan, adalah :1) Pemberian nama, penomoran setiap file harus jelas dan berbeda satu sama lain.2) Penyimpanan file berurutan dari nomor kecil dan nomor besar.

3) Dibutuhkan administrator yang teliti dan rajin

4) Penyimpanan file diberi nama / tille untuk memudahkan pencarian.

d. Prosedur

1) Administrator mengarsipkan atau merekam semua kegiatan yang berkaitan dengan surat menyurat / administrasi, keluar dan masuk.

2) Rekaman tersebut disesuaikan dengan penerapan ISO 9002.

3) Dan lain-lain

6.1.1.6 Kegiatan Review Design

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Review Design

a. Definisi

Review Design adalah perobahan yang dilakukan karena desain awal sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi lapangan pada saat akan dikerjakan. Ini disebabkan, antara lain :

1) Desain Pekerjaan konstruksi dibuat lebih awal, sehingga kondisi jalan berbeda pada waktu penyerahan di lapangan, karena :

Kerusakan bertambah.

Kondisi lebih baik, ada pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan.

2) Lokasi tergenang akibat banjir tahunan yang semula tidak direncanakan.

b. Tujuan

Review Design bertujuan :1) Dana tersedia terserap dan terealisasikan secara optimal di lapangan.

2) Mencapai rencana pekerjaan konstruksi sesuai maksud dan tujuannya.

3) Sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Review Design tidak mengurangi maksud dan tujuan pelaksanaan konstruksi.

2) Review Design diajukan dan disetujui semasa kontrak berlangsung.

3) Peta lokasi dan perubahan gambar desain awal dan baru.

4) Pencatatan dan perekaman data-data Review Design sesuai system file.

d. Prosedur

Prosedur yang dilakukan dalam pembuatan Review Design :1) Survey lapangan dilakukan oleh Kontraktor dengan pengawasan dan arahan Konsultan Pengawas, antara lain :

Survey tanah.

Survey Existing Pavement (panjang, lebar, kondisi dan kekuatan) kalau ada.

Survey Existing Shoulder (ketinggian, lebar, kondisi).

Survey Drainase.

Survey pekerjaan lain (dinding penahan tanah) bronjong dan lain-lain.

Survey lalu lintas.2) Dari hasil survey lapangan dibuat Draft Review Design oleh Konsultan Pengawas.

3) Draft Review Design diajukan kepada Kepala Satuan Kerja.

4) Draft Review Design diajukan oleh Kepala Satuan Kerja (untuk persetujuan atau dikembalikan untuk Revisi) kepada Pemilik.

5) Persetujuan Pemilik atas Draft Review Design menjadi Review Design.

6) Kontraktor melaksanakn pekerjaan sesuai hasil Review Design

6.1.2.7 Kegiatan Penyiapan Program Kerja dan Jadwal Kerja

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Penyiapan Program dan Jadwal Kerja

a. Definisi

Penyiapan Program Kerja dan Jadual Kerja adalah suatu proses dimana kontraktor harus menguraikan schedule kerja menjadi bagian-bagian, antara lain dari Network Planning menjadi:

1) Man Power Schedule

2) Equipment Schedule

3) Material Schedule

4) Cost Flow atau pengalokasian dana, Untuk setiap minggu sehingga kontraktor dapat menyiapkan dana, kebutuhan material, kebutuhan peralatan dan kebutuhan tenaga setiap minggu.

Program ini harus diperbaharui (up-date) setiap minggu sesuai kenyataan lapangan.

Program ini berkaitan erat dengan Metoda Lintasan (Critical Path Method/CPM).

Jenis pekerjaan/kegiatan apa saja yang berada pada garis lintas krisis diproritaskan untuk dikerjakan.

Penanganan/jalan keluar yang dilakukan untuk melaksanakan kerja ekstra atau lembur pada lintasan kritis

b. Tujuan

Tujuan Penyiapan Program dan Jadual Kerja adalah mempermudah pengelolaan pekerjaan konstruksi dengan suatu sistem yang teratur dan dapat memberikan informasi secara jelas dan tepat.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Lintasan Kritis (CPM).

2) Memberikan prioritas utama pada pekerjaan di lintasan kritis.

3) Dibutuhkan seorang ahli pengendalian konstruksi secara menyeluruh dan menguasai berbagai software terkait dengan aspek-aspek controlling pekerjaan konstruksi.

4) Pembaharuan data / Up date dan Program setiap minggu.

5) Menguasai penggunaan Network Planning (NWP).

6) Mendekumentasikan file secara tertib dan teratur.

d. Prosedur

1) Membuat urutan kerja sesuai dengan tata cara Network Planning2) Menguraikan bar-chart yang didapat dari Network Planning menjadi: Kebutuhan sumber daya manusia

Kebutuhan sumberdaya material

Kebutuhan sumberdaya peralatan

Kebutuhan sumber daya keuangan / dana3) Mendistribusikan kebutuhan tersebut diatas untuk setiap minggu

4) Setiap penyimpangan dicatat untuk dijadikan bahan masukanpembaharuan data (up date) minggu selanjutnya.

6.1.2.8 Kegiatan Penyiapan Request

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Penyiapan Request

a. Definisi

Request adalah dokumen pendukung administrasi pekerjaan konstruksi yang diajukan kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan tertentu.

b. Tujuan

Dokumen ini merupakan pembuka folder suatu kegiatan yang terdaftar menurut pay item tertentu dan batasan/station/lokasi tertentu; dokumen ini harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung lainnya dan ditutup dengan dokumen verifikasi, sehingga tiap pay item dan bagian-bagiannya tersebut teridentifikasi dan terekam dengan baik.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Unsur-unsur yang harus diisi, misalnya:

Tanggal Pengajuan

No. Request dan No.Pay item.

Lokasi pekerjaan/ Stationing.

Volume pekerjaan

Material yang dipakai

Peralatan yang dipakai

Tenaga kerja

Sketsa Gambar kerja

Dan pekerjaan Infra Struktur kalau ada.

2) Yang bertanggung jawab menandatangani pada kolom pengajuan permohonan pekerjaan adalah Kontraktor Pelaksana.

3) Yang bertanggung jawab memeriksa/ cek dan menyetujui permohonan pekerjaan adalah Konsultan Pengawas.

4) Disetujui oleh staff Pemberi Tugas / Pemberi Tugas

d. Prosedur

1) Kontraktor harus mengajukan Request untuk setiap jenis kegiatan di tempat dan waktu tertentu, sebagai pembuka folder kegiatan tersebut.

2) Kontraktor harus melengkapi request tersebut dengan data pendukung seperti tertera diatas dan diajukan kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas untuk meminta persetujuannya.

3) Apabila selama 24 jam tidak ada jawaban dari pihak Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, maka Request tersebut secara otomatis sudah dapat dilaksanakan, sedangkan pengesahannya harus tetap dilaksanakan oleh pihak Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

4) Untuk setiap folder pekerjaan harus dibuka dengan request, dilanjutkan dengan pelaksanaan dan filing kemudian ditutup dengan verifikasi

6.1.2.9 Kegiatan Penentuan Lokasi Quarry dan Test Awal

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Penentuan Lokasi Quarry dan Test Awal

a. Definisi

1) Quarry adalah bahan baku di lapangan yang dipergunakan untuk pembangunan suatu pekerjaan konstruksi jalan/jembatan.

Bahan baku tersebut dapat berupa:

Batu, batu kali atau gunung

Tanah

Air

2) Test Awal, adalah Suatu kegiatan pengajian awal bahan mentah hasil alam sebelum dipergunakan sebagai material untuk pembangunan suatu pekerjaan konstruksi.

b. Tujuan

Tujuan penentuan lokasi quarry dan test awal adalah:1) Mendapatkan bahan baku untuk pekerjaan konstruksi yang lokasinya masih relatif dekat dengan lokasi pekerjaan konstruksi

2) Supaya material yang akan dipergunakan nanti dapat dipertanggung jawabkan, mengenai ; kekerasan, keawetan, kebersihan dan lain-lain sesuai syarat-syarat dan spesifikasi yang berlaku.

3) Volume atau jumlah material memenuhi kebutuhan.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Quarry Bahan mentah cukup banyak.

Jauh dari pemukiman, untuk menghindari polusi udara dan suara.

Jarak angkut dekat dengan Base Camp.

Ada jalan atau jalan sementara yang cukup baik.

2) Test awal

Pengetesan atau pengujian awal yang dilakukan pada lokasi Quarry, antara lain :

Batuan atau Aggregat ; pengetesan atau kekuatan/ keausan dengan mesin Los Angeles (AASHTO T-96-740), ( ASTM. C131-550).

Tanah, pengetesan untuk mengetahui klasifikasi tanah sehingga diketahui sifat-sifat tanah dimaksud.

Air, yaitu air yang bersih dari kotoran organik/kandungan lumpur dan sebagainya.

d. Prosedur

Prosedur yang dilakukan :1) Kontraktor mengajukan Construction Plan secara keseluruhan kegiatan kepada Pemberi Tugas2) Pemberi Tugas menetapkan alternatif terbaik untuk memilih lokasi quarry, dengan mempertimbangkan: Hasil pengetesan awal.

Volume bahan (cukup banyak).

Lokasi quarry (jauh dari pemukiman).

Jarak angkut dari base camp (dekat) Sarana jalan (tersedia).

3) Kontraktor, berdasarkan Rekomendasi pemberi tugas mengajukan surat permohonan untuk mendapat konsesi penggalian atau pengambilan atas lahan/ lokasi quarry yang sudah dipilih pada pengusaha setempat ( Camat, Lurah atau penduduk).4) Setelah keluar izin, kontraktor mulai dengan pengambilan material.

6.1.2.10 Kegiatan Penyiapan Base Camp dan Fasilitas Base Camp

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Penyiapan Base Camp

a. Definisi

1) Base Camp, adalah suatu lokasi tertentu di lapangan yang merupakan tempat semua kegiatan penunjang pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

2) Fasilitas Base Camp, adalah semua fasilitas yang menunjang pelaksanaan pekerjaan fisik dan administrasi sesuai dengan syarat-syarat kontrak dan spesifikasi yang berlaku.

b. Tujuan

Tujuan penyiapan base camp dan fasilitasnya adalah:

1) Untuk memudahkan koordinasi antara semua instansi terkait di lapangan2) Untuk mempermudah monitoring kemajuan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.3) Sebagai tempat tinggal, kantor, laboratorium lapangan dan lain-lain.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Supaya maksud dan tujuan dari Base Camp dan fasilitasnya dapat optimal menunjang pelaksanaan pekerjaan konstruksi, maka: 1) Pada waktu kontraktor mengajukan lay out base camp, agar dipastikan bahwa:

Lokasi base camp dekat dengan lokasi pekerjaan konstruksi.

Kegiatan administrasi instansi terkait di lapangan berada dalam satu lokasi Base Camp.

Jalan keluar masuk Base Camp cukup baik.

Keamanan lingkungan terjamin.

Agak jauh dari permukiman/polusi

2) Cara pembayaran, batas waktu pengadaan dan syarat-syarat lain dapat dilihat pada syarat kontrak dan spesifikasi yang berlaku.

d. Prosedur

Prosedur yang dilakukan :

1) Kontrakor menyampaikan construction plan, berupa lay out rencana Base Camp, rencana penentuan Quarry dan lokasi pekerjaan konstruksi itu sendiri.2) Pemberi tugas memilih alternatif yang terbaik untuk Base Camp tersebut:

Dekat dengan quarry dan lokasi pekerjaan.

Jauh dari pemukiman penduduk

Dan lain-lain.

3) Kontraktor melaksanakan pembuatan Base Camp sesuai rekomendasi pemberi tugas.

6.1.2.11 Kegiatan Penyediaan Asuransi dan Garansi

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Penyediaan Asuransi dan Garansi

a. Definisi

1) Asuransi adalah jaminan yang diberikan, disebabkan oleh :

Orang/ manusia, apabila mendapat kecelakaan, cacat tubuh atau kematian pada saat bekerja.

Kerusakan meliputi, kerusakan pada Konstruksi pekerjaan, perlatan Konstruksi diluar kesalahan Kontraktor.

Kehilangan yang mungkin terjadi untuk setiap harta benda, pada masa kontrak berlangsung.2) Garansi adalah Jaminan Bank atau Garansi Bank yang diberikan guna mencakup beberapa masalah, antara lain:

Jaminan Tender, jaminan yang mencakup keperluan tender.

Jaminan Uang Muka, jaminan yang mencakup keperluan untuk uang muka.

Jaminan Pelaksanaan, jaminan yang mencakup pada masa pelaksanaan.

Jaminan Pemeliharaan,jaminan yang mencakup pada masa pemeliharaan.

b. Tujuan

Tujuan diadakannya Asuransi dan Garansi pada suatu pekerjaan konstruksi, adalah untuk memberikan rasa aman pada semua pihak yang terlibat, yaitu : Kontraktor, Konsultan maupun Pemberi Tugas beserta Staff Pemberi Tugas dalam melakukan pelaksanaan atau pengawasan pekerjaan di lapangan.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Yang perlu diperhatikan Pemberi Tugas, antara lain:

1) Asuransi :

Masa berlakunya Asuransi.

Besar nilai jaminan tersebut.

Jenis apa saja yang tercakup dalam jaminan tersebut

2) Garansi : Masa berlakunya Garansi, sesuai waktu tertentu seperti: Jaminan Tender waktunya semasa tender.

Jaminan Pelaksanaan waktunya semasa pelaksanaan.

Jaminan Pemeliharaan waktunya semasa pemeliharaan.

Besar nilai jaminan tersebut.

Jaminan memakai Jasa Bank atau PT. Asuransi.

Dan lain-lain.

d. Prosedur

Prosedur yang dilakukan :

1) Asuransi: Kontraktor dan Konsultan menghubungi Jasa Asuransi yang dipilih untuk mendaftar dan membayar Premi.

Kontraktor dan Konsultan mendapat Polis Asuransi.

Di copy dan diserahkan kepada Pemberi Tugas2) Kalau terjadi musibah / kecelakaan : Berdasarkan Polis ditambah keterangan pekerjaan konstruksi dan pihak berwenang.

Diajukan ke Perusahaan Asuransi dan

Dibayar.3) Garansi : Berdasarkan surat undangan, Kontraktor memberikan Jaminan Tender.

Berdasarkan Surat Pemenang dan Kontrak, Kontraktor memberikan Jaminan Uang Muka.

Berdasarkan Surat Pemenang Kontrak, Kontraktor memberikan Jaminan Pelaksanaan.

Berdasarkan Surat PHO, Kontraktor memberikan Jaminan Pemeliharaan.

6.1.2.12 Kegiatan Mobilisasi Personel, Peralatan dan Material

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Mobilisasi Personel, Peralatan dan Material

a. Definisi

Pada periode mobilisasi ini semua pekerjaan yang berhubungan dengan cakupan pekerjaan mobilisasi telah selesai semuanya ( 60 hari ), yaitu mobilisasi :

1) Personel Kontraktor

2) Personel Konsultan

3) Alat-alat berat

4) Peralatan laboratorium

b. Tujuan

Mobilisasi personel, alat berat, peralatan laboratorium dan material dimaksudkan untuk mendukung terlaksananya pelaksanaan pekerjaan konstruksi secara menyeluruh, yaitu pelaksanaan fisik maupun administrasi, sesuai syarat-syarat kontrak dan spesifikasi.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Yang perlu diperhatikan antara lain:

1) Personel Kontraktor dan Konsultan Pengawas :

Memiliki sertifikat keahlian atau sertifikat keterampilan sesuai dengan bidang tugas yang akan dilaksanakannya Sudah mengikuti prosedur testing dan cakap sesuai bidang masing-masing.

Tidak merangkap pekerjaan ditempat lain Mobilisasi bertahap sesuai kebutuhan lapangan2) Alat berat / peralatan laboratorium Kecukupan komposisi dan pemasangan sesuai kontrak

Sesuai kondisi lapangan

Kapasitasalat sesuai kebutuhan ( tidak kurang atau lebih kapasitas).

Semua peralatan sudah dikalibrasi oleh Jawatan Meteorologi3) Material

Quarry Material dicari disekitar lokasi pekerjaan konstruksi (kecuali aspal, semen) dan telah mendapat persetujuan Pemberi Tugas

Pajak, iuran, retribusi dan sebagainya tanggungjawab penuh Kontraktor

Izin jalan/jembatan dari DLLAJR

Test awal bahan hasil alam sudah mendapat persetujuan Pemberi Tugas

d. Prosedur

Merupakan kelanjutan mobilisasi awal, yaitu :1) Kontraktor dan Konsultan Pengawas melengkapi personel secara bertahap sesuai kebutuhan lapangan

2) Kontraktor melengkapi keperluan pengendalian mutu, misalnya Base Camp, Quarry, Hasil Testing awal dan hasil pengukuran dan lain-lain

3) Job mix sudah disetujui.

6.1.3 Pelaksanaan Konstruksi

6.1.3.1 Kegiatan Penyiapan Shop Drawing

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Penyiapan Shop Drawing

a. Definisi

Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang dibuat oleh Kontraktor dan merupakan rencana pelaksanaan konstruksi, pembuatannya merujuk kepada Gambar Rencana yang diterima oleh kontraktor pada waktu kontraktor mengikuti proses pengadaan jasa konstruksi.

b. Tujuan

Untuk memudahkan dan menjadi pedoman pelaksanaan di lapangan serta pemeriksaan yang merupakan rencana keseluruhan dari pembangunan suatu proyek.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Dalam membuat shop drawing, kontraktor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Ukuran dan standar kertas yang dipakai harus sama.2) Ukuran ketebalan garis alat gambar disesuaikan dengan gambar yang dibuat.

3) Pada Shop Drawing harus ditampilkan rujukan dari Gambar Rencana yang dipakai.

4) Penomoran Shop Drawing harus teratur.

5) Shop Drawing menampilkan Rencana Kerja secara detil

Lokasi dan jenis pekerjaan harus jelas tercantum

Ukuran Konstruksi harus jelas tergambar

Material, Jenis dan mutu bahan yang dipakai

Dan lain-lain.

d. Prosedur

1) Setiap pekerjaan belum dapat dilaksanakan oleh Kontraktor apabila Shop Drawing belum mendapat persetujuan Pemberi Tugas.

2) Prosedur penyiapan shop drawing

Kontraktor membuat Shop Drawing dengan rujukan Gambar Rencana.

Konsultan Pengawas mengevaluasi Shop Drawing untuk diterima, atau revisi ulang dan untuk kembali lagi.

Konsultan Pengawas merekomendasikan kepada Pemberi Tugas untuk persetujuan Shop Drawing tersebut.

Setelah persetujuan Pemberi Tugas, Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan fisik seusai Shop Drawing.

Sekiranya dalam pelaksanaan pekerjaan ada penyimpangan atau pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan sesuai Shop Drawing dikarenakan kondisi lapangan, maka atas persetujuan Pemberi Tugas (setelah ada rekomedasi dari Konsultan Pengawas) Kontraktor dapat melaksanakan pekerjaan berbeda dengan gambar rencana dengan diberi tanda misalnya berupa Gambar Awan sebagai catatan untuk pembuatan As Built Drawing nanti.

Catatan : Kolom Pengesahan Yang bertanggung jawab menandatangani kolom pengesahan Shop Drawing : Kolom diajukan dan ditandatangani oleh Kontraktor Pelaksana yaitu : General Superintendance.

Kolom diperiksa dan ditandatangani oleh Konsultan Pengawas yaitu: Resident Engineer

Kolom disetujui dan ditandatangani oleh Pemberi Tugas.

6.1.3.2 Kegiatan Show Cause Meeting

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Show Cause Meeting

a. Definisi

1) Show Cause Meeting (SCM) adalah pertemuan antara kontraktor selaku penyedia jasa dengan Pemberi Tugas selaku pengguna jasa dan konsultan (selaku penyedia jasa yang membantu Pemberi Tugas di dalam melakukan pengawasan teknis atas pekerjaan kontraktor), dimana kontraktor diminta membuktikan prospek kemampuannya untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi sesuai dengan dokumen kontrak, dilihat dari segi manajemen, peralatan dan keuangan.

2) Show Cause Meeting sering disebut dengan Rapat Pembuktian.

3) Tim SCM dibentuk oleh Pemberi Tugas, terdiri dari Ketua Tim, Sekretaris Tim dan Anggota-anggota Tim yang berasal dari Pemberi Tugas dan konsultan pengawas, mencakup unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan audit keuangan.

4) Ruang Lingkup tugas Tim SCM

a. Menetapkan items, jadual dan volume yang harus dikerjakan oleh kontraktor dalam Uji Coba Kemampuan, guna menilai layak atau tidaknya kontraktor melanjutkan pekerjaan.

b. Mengevaluasi hasil test case yang dilakukan oleh kontraktor untuk dinilai kemungkinan /kesanggupannya apakah kontraktor tersebut masih dapat diberi kesempatan guna mengatasi keterlambatan dan atau permasalahan pelaksanaan kontrak.

5) Tim SCM mengusulkan kepada Konsultan Pengawas atau Kepala Satuan Kerja atau Direksi Pekerjaan tentang tindak lanjut atas hasil evaluasi dari pelaksanaan Uji Coba kemampuan oleh kontraktor, tergantung pada besarnya keterlambatan yang menyebabkan kontraktor tersebut harus mengikuti SCM.

b. Tujuan

1) SCM ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pengendalian pekerjaan konstruksi sehubungan dengan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor.

2) Yang ditugasi untuk melakukan pengendalian konstruksi adalah Tim SCM.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Uji Coba Kemampuan (Test Case)

a. Selama Uji Coba Kemampuan, Pejabat Pembuat Komitmen melakukan pemantauan terhadap kegiatan kontraktor.

b. Apabila hasil uji coba kemampuan menunjukkan tendensi yang tidak sesuai kesepakatan, maka Pejabat Pembuat Komitmen mengeluarkan surat peringatan dengan tembusan dikirimkan kepada Direksi Pekerjaan.

c. Pada akhir Uji Coba Kemampuan dilakukan evaluasi terhadap semua pencapaian selama Uji Coba Kemampuan, dan bila diperlukan dapat dilakukan Uji Coba Kemampuan lagi.2) Kriteria penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan diambil dari batasan Kontrak Kritis menurut Kepmen Kimpraswil 257/KPTS/M/2004 sebagai berikut:

Batasan Kontrak Kritis

PERIODE

RENCANA FISIK

BATASAN KRITIS

I

0% - 70%

Jika terjadi keterlambatan pekerjaan > 15%

II

70% - 100%

Jika terjadi keterlambatan pekerjaan > 10% - 15%

Tingkatan SCM:

Tingkat Direksi Pekerjaan

Tingkat Atasan Langsung

Tingkat Atasan

Jika pada SCM tingkat Atasan ternyata kontraktor gagal menunjukkan kemampuannya, maka pengguna jasa dapat menyelesaikan pekerjaan melalui kesepakatan tiga pihak atau memutuskan kontrak secara sepihak dengan mengenyampingkan Pasal 1266 KUH Perdata.

d. Prosedur

1) Pejabat Pembuat Komitmen bersama konsultan pengawas meneliti permasalahan yang menyebabkan pekerjaan konstruksi terlambat;

2) Pejabat Pembuat Komitmen bersama konsultan pengawas membahas dengan kontraktor upaya-upaya dan membuat kesepakatan untuk mengejar keterlambatan, kemudian kontraktor harus membuat pernyataan kesanggupan untuk memenuhi kesepakatan-kesepakatan tersebut.

3) Tim SCM membuat Target Uji Coba Kemampuan (Test Case) dalam waktu 1 (satu) bulan, dengan menyebutkan uraian pekerjaan yang harus dikerjakan dan prosentase prestasi kerja yang harus dicapai oleh kontraktor.

4) Kontraktor membuat jadual pelaksanaan Target Uji Coba Kemampuan (Test Case) dan Program Schedule secara detail dan lengkap dengan data-data pendukungnya.5) Hasil dari SCM harus dituangkan dalam suatu Berita Acara dan dikirimkan ke berbagai pihak-pihak terkait sebagai laporan.6) Penetapan hasil SCM oleh Pejabat terkait.

6.1.3.3 Kegiatan Penyiapan Laporan Ketidaksesuaian

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Penyiapan Laporan Ketidaksesuaian

a. Definisi

Laporan ketidak sesuaian adalah laporan atau catatan yang dibuat oleh Konsultan Pengawas dan staff Pemberi Tugas lapangan kepada Pemberi Tugas mengenai ketidak sesuaian suatu item pekerjaan di lapangan baik mengenai:

1) Mutu / kwalitas

2) Volume / kwantitas, maupun3) Penampilan / tampilan

b. Tujuan

1) Memberikan informasi kepada Pemberi Tugas bahwa salah satu item / pekerjaan Kontraktor ada yang tidak memenuhi syarat-syarat atau spesifikasi.

2) Catatan untuk Kontraktor supaya memperbaiki.

3) Supaya Kontraktor tidak mengulangi kesalahannya lagi.

4) Sebagai dasar penilaian Pemberi Tugas terhadap Kontraktor mengenai Performance Kontraktor secara keseluruhan.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Tanggal dan nomor request item pekerjaan yang dimaksud.

2) Lokasi item pekerjaan yang tidak sesuai tersebut dan sketsasasasasa gambar.

3) Persetujuan kontraktor mengenai : rencana dan lama waktu perbaikan terhadap ketidaksesuaian tersebut.

4) Kolom pengesahan ditanda-tangani oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dan staff lapangan Pemberi Tugas.

d. Prosedur

Prosedur yang dilakukan untuk membuat laporan ketidaksesuaian adalah sebagai berikut:

1) Sebelum verifikasi pekerjaan disetujui, Konsultan Pengawas dan staff Pemberi Tugas mengevaluasi hasil pekerjaan Kontraktor.

2) Setiap ada ketidaksesuaian pekerjaan, dicatat sebagai evaluasi pekerjaan.

3) Evaluasi diserahkan kepada Kontraktor untuk dimintakan persetujuan perbaikan, rencana perbaikan dan lama perbaikan.

4) Hasil persetujuan diserahkan kepada Pemberi Tugas.

6.1.3.4 Kegiatan Penyiapan Contract Change Order

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Penyiapan Contract Change Order

a. Definisi

1) Contract Change Order (CCO) adalah Perubahan Volume/ Quantity untuk setiap item pekerjaan yang memerlukan penyesuaian selama kontrak berlangsung atau perubahan atas Dokumen Kontrak.2) Contract Change Order (CCO) menyatakan perubahan bunyi Kontrak tanpa merubah nilai kontrak secara keseluruhan.

b. Tujuan

1) Untuk memastikan Volume dan jenis pekerjaan yang berubah tanpa merubah nilai Kontrak secara keseluruhan.2) Menjamin Kontraktor untuk dapat melaksanakan pekerjaan.3) Merupakan dasar penagihan Kontraktor.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Perubahan Volume atau perubahan item pekerjaan tidak merubah nilai Kontrak.

2) Perubahan item pekerjaan tersebut tidak mengurangi tujuan/ maksud dari pekerjaan konstruksi tersebut.

3) Pengajuan permohonan Contract Change Order (CCO) masih dalam Schedule Pelaksanaan.

4) Dengan terbitnya Berita Acara Contract Change Order maka Kontrak Awal atau Change Order lama tidak berlaku lagi.

d. Prosedur

1) Sebagai penanggung jawab penuh pelaksanaan pekerjaan konstruksi, Pemberi Tugas dapat memprakarsai perubahan atau Contract Change Order (CCO) dengan jalan mengirim surat tertulis kepada Kontraktor yang berisi :

Uraian detil, perubahan yang diusulkan, dan lokasi pekerjaan di lapangan.

Gambar yang telah direvisi dan spesifikasi mengenai perubahan.

Perkiraan waktu untuk penyelesaian pekerjaan.2) Permintaan Kontraktor untuk mengadakan permintaan perubahan kepada Pemberi Tugas, dengan mengirim surat Permohonan Perubahan yang berisi :

Uraian usulan perubahan.

Keterangan alasan perubahan.

Pengaruh terhadap jadwal pelaksanaan, kalau ada.

Penjelasan detil mengenai :

Apakah keseluruhan atau sebagai dari perubahan tersebut dilaksanakan dibawah Harga Satuan Pembayaran atau,

Perubahan tersebut harus disepakati dan dibuatkan dalam Addendum.

Rekomendasi, Konsultan Pengawas bertanggung jawab mengevaluasi usulan Kontraktor dan menerbitkan Technical Justifikasi sebagai dasar bahwa perubahan dapat dilaksanakan.

Pemberi Tugas, membuat Berita Acara Contract Change Order setelah ke tiga unsur dilapangan menyetujui perubahan kontrak tersebut.

6.1.3.5 Kegiatan Material On Site (MOS)

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Material On Site

a. Definisi

1) Material on Site adalah, material/ bahan yang akan dipergunakan sebagai bahan konstruksi yang sudah ada di lapangan dan disetujui/memuaskan Pemberi Tugas untuk dipakai sebagai bahan konstruksi.

2) Material yang dapat digolongkan sebagai Material on Site adalah:

Semen (penyimpanan dan penanganan).

Besi tulangan.

Baja-baja bangunan.

Aspal

Aggregat.

b. Tujuan

Material On Site disediakan untuk:1). Mempercepat pekerjaan Kontraktor2). Mempermudah monitoring kendali mutu3). Persiapan stok material bahan mentah Kontraktor jangka panjang.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Semua bahan yang digolongkan sebagai Material on Site yang nantinya dapat dimasukkan dalam Sertifikat bulanan untuk tagihan Kontraktor maka penyimpanan Material on Site tersebut harus dicek oleh Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Pemberi Tugas mengenai :1). Keamanan Material on Site, lokasi diberi pagar keliling dekat pos keamanan (Satpam).

2). Rapih, Material on Site disusun menurut ukurannya seperti besi beton, semen diberi sekat-sekat dan disusun menurut tanggal kedatangan.

3). Terjaga mutunya, supaya mutu Material on Site tidak berubah (pengaruh kelembaban udara) seperti semen tidak boleh langsung diatas lantai diberi matras yang berongga sehingga memudahkan sendok Fork Lift masuk.

4). Tempat penyimpanan harus tertutup untuk menghindari pengaruh cuaca, seperti hujan/ panas matahari terutama untuk Material onSite semen atau besi beton.

5). Penumpukan Material on Site seperti aggregat diberi pembatas sesuai ukuran (Size) supaya tidak tercampur satu sama lain.

6). Perhitungan dan pencatatan volume dan kondisi pada saat kedatangan, yang ditolak harus ditempatkan terpisah.

d. Prosedur

1). Kontraktor menyerahkan bukti pengiriman barang yang mencantumkan type/ jenis barang tersebut, misalnya tipe semen, karakteristik besi tulangan, material aagregat dari quarry yang telah disetujui dan tipe aspal kepada konsultan pengawas.2). Konsultan Pengawas mengecek kebenaran material tersebut, sesuai atau tidak dengan spesifikasi yang sudah ditentukan.

3). Konsultan Pengawas merekomendasikan untuk menerima atau menolak material tersebut kepada Pemberi Tugas sebagai material on site.

4). Pemberi Tugas menyetujui material tersebut sebagai Material on Site.

6.1.3.6 Kegiatan Pengujian Bahan Olahan dan Bahan Jadi

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Pengujian Bahan Olahan dan Bahan Jadi

a. Definisi

Pengujian bahan olahan dan bahan jadi mencakup:1). Untuk bahan olahan, meliputi bahan campuran dari beberapa bahan hasil alam/quarry yang telah ditest dan disetujui dengan bahan hasil produksi pabrik untuk dipergunakan sebagai bahan bangunan kontruksi jembatan, gedung atau jalan.

2). Untuk bahan jadi, meliputi bahan hasil produksi dari bahan olahan tersebut setelah jadi di lapangan

3). Kegagalan pada konstruksi pekerjaan beton atau aspal, umumnya disebabkan oleh kesalahan yang dilakukan manusia (human error), yaitu: Ketidaktahuan

Kelalaian

Kurang perhatian

Miskomunikasi

Ketidakjelasan tanggung-jawab.yang dapat terjadi pada setiap tahap proses pembangunan (mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap penggunaan) konstruksi tersebut.

Bahan olahan untuk konstruksi dapat berupa: Bahan olahan beton

Bahan olahan beton merupakan campuran bahan asal akan dengan bahan hasil produksi pabrik yang telah melalui prosedur pengujian terlebih dahulu.

Bahan asal alam yang dimaksud, adalah :

Pasir

Batu kali dan

Air Bahan hasil produksi pabrik :

Semen

Bahan Olahan Perkerasan Aspal

Bahan olahan aspal merupakan campuran bahan asal alam dengan bahan hasil produksi pabrik yang telah melalui prosedur pengujian terlebih dahulu.

Bahan asal alam :

Batu pecah / batu kali Bahan hasil produksi pabrik :

Aspal AgregatBahan Jadi

Bahan jadi yang dimaksud adalah hasil pekerjaan fisik Kontraktor di lapangan, berupa :

Beton.

Dapat ditemui di lapangan sebagai konstruksi jembatan, gedung dan jalan (rigid pavement).

Hot Mix.

Dapat ditemui di lapangan sebagai konstruksi jalan (flexible pavement)

b. Tujuan

1) Untuk mengetetahui kesesuaian bahan/material yang digunakan dengan persyaratan-persyaratan teknis yang diatur di dalam spesifikasi2) Untuk memastikan bahwa hanya bahan/material yang memenuhi persyaratan teknis saja yang digunakan sedangkan yang tidak memenuhi persyaratan teknis harus ditolak.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Semua material yang dipakai memenuhi syarat-syarat sesuai dengan spesifikasi yang berlaku, seperti :1). Bahan asal alam:

Pasir, bersih dan bebas kotoran organik (AASHTO T-21- 74) (ASTM C 40 - 66T).

Batu pecah:

Bergradasi baik.

Mempunyai sudut pecah permukaan

Bersih

Keras, dengan pengujian mesin Los Angeles (AASHTO T-96- 74) (ASTM C 131- 55).

Air, tidak mengandung lumpur lebih dari 5 %. PH antara (4,5 - 8,5) (AASHTO T-26- 70).

2). Bahan hasil produksi pabrik:

Semen

Type yang dipakai sesuai jenis pekerjaan.

Cara penyimpanan ;

Bebas dari pengaruh udara, hujan dan sebagainya.

Aspal

Penetrasi yang benar (AASHTO T-49- 68o).

Titik nyala yang benar (AASHTO T-48- 74o) (ASTM D-92- 52).

Ductility yang baik (AASHTO T-53- 74o) (ASTM D-36- 70)

Tidak berair.

Tidak mengalami kontaminasi.

3). Pencampuran atau pengolahan:

Perbandingan yang benar, sesuai job mix formula yang sudah disetujui bersama.

Temperatur yang tepat, untuk pekerjaan aspal.

Peralatan pencampuran (AMP/ batchling plant) berjalan baik.

Pengujian / pemeriksaan slump beton di lapangan dan batching plant untuk pekerjaan beton.

Pengujian extraksi dan marshall test

4). Bahan jadi :

Pemeliharaan :

Pada masa curring time

Sampai umur rencana.

Pengujian kuat tekan beton, sesuai syarat-syarat dan spesifikasi (ASTM C-39- 72o).

Pemeriksaan kepadatan lapangan dan laboratorium dengan melakukan core drill setel;ah 12 jam penghamparan, sesuai syarat-syarat dan spesifikasi.

d. Prosedur

1) 24 jam sebelum melaksanakan testing bahan olahan dan bahan jadi, Kontraktor mengajukan request permohonan pengetesan.

2) Konsultan Pengawas dan staff pemberi tugas mengecek kesiapan Kontraktor mengenai :

Peralatan untuk pengujian/test di laboratorium dan lapangan

Material :

Jumlah material.

Jenis material, apa sesuai dengan quarry yang telah ditentukan.

Perubahan material job mox formula diganti.

3) Konsultan merekomendasikan atau menolak peralatan untuk pengujian di laboratorium dan di lapangan yang diajukan oleh kontraktor.

4) Pemberi Tugas menyetujui pengetesan setelah Konsultan Pengawas memberikan rekomendasi.

5) Request testing bahan olahan dan bahan jadi ditutup dengan verifikasi.

6.1.3.7 Kegiatan Penyiapan Monthly Certificate (MC)

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Penyiapan Monthly Certificate

a. Definisi

Monthly Certificate (M.C) adalah sertifikat pembayaran bulanan yang diajukan oleh Kontraktor dan dicek secara rinci oleh Konsultan Pengawas kemudian diserahkan kepada Pemberi Tugas untuk disetujui dan dibayar.

b. Tujuan

Tujuan penyiapan MC adalah:1). Kontraktor dapat dibayar sesuai kemajuan pekerjaan yang telah diverifikasi.

2). Pemberi Tugas dapat memonitor hasil pekerjaan fisik atau cash flow setiap bulannya.

3). Merupakan tambahan modal kontraktor untuk melanjutkan pekerjaan.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Pengukuran lapangan/ Opname Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai kemajuan pekerjaan yang akan disertifikasikan menjadi Monthly Certificate, maka perlu diadakan pengukuran bersama di lapangan (Kontraktor, Konsultan dan staf Pemberi Tugas) mencakup: Kuantitas pekerjaan

Kualitas pekerjaan.Hasil pengukuran dibuat dalam berita acara pekerjaan.

2) Data pendukung Monthly Certificate

Data pendukung Administrasi (Back-Up data) untuk kelengkapan Monthly Certificate antara lain : Daily Inspection report

Daily Quantity Record (Sebagai data input untuk computer)

Monthly Quantity Detail Sheet

Monthly Work Accomplised

Monthly Progress Sheet

Daily Report of Pavement

Gambar-gambar (Gambar-gambar ini akan dipakai dalam pembuatan AS Built Drawing).

3) Cara Pembuatan Monthly Certificate:

Sertifikat pembayaran (Monthly Certificate) dibuat kumulatif pada bulan berikutnya, dan pembayaran bulan berikutnya diberikan sebesar jumlah kumulatif dikurangi jumlah pembayaran sebelumnya. Cara ini untuk megkoreksi kesalahan perhitungan yang mungkin terjadi pada bulan sebelumnya.

d. Prosedur

Prosedur pembayaran sertifikat ( M.C.):1) Kontraktor Setiap akhir bulan Kontraktor menyampaikan Intern Payment antara lain :

Monthly Certificate

Back-up data,

diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk dicek

2) Konsultan Pengawas

Setelah 7(tujuh) hari diterima Konsultan Pengawas menyimpulkan hasil pemeriksa Monthly Certificate.

Jika Monthly Certificate kurang betul/ lengkap Konsultan Pengawas mengadakan :

perubahan

memberitahukan Kontraktor secara tertulis dan detail alasan atau

mengembalikan untuk perbaikan dan untuk dikembalikan lagi.

3) Hasil pemeriksaan yang telah disetujui, diserahkan kepada Pemberi Tugas untuk persetujuan.

4) Konsultan mengevaluasi/memeriksa kuantitas dan data pendukung secara keseluruhan.

5) Dan bersama staf Pemberi Tugas mencek kelengkapan administrasi untuk persetujuan Monthly Certificate.

6) Pemberi Tugas menerbitkan / mengajukan Surat Perintah Membayar (SPM).

7) Bendaharawan memproses Administrasi Keuangan dan pembayaran.

6.1.3.8 Kegiatan Pekerjaan Tanah

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Pekerjaan Tanah

a. Cakupan

Pekerjaan tanah dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

Pekerjaan tanah galian (cut)

Pekerjaan tanah timbunan (fill)

Penyiapan badan jalan (subgrade preparation).

Keberhasilan pekerjaan selanjutnya sangatlah bergantung dari pekerjaan tanah yang nantinya menjadi bagian fondasi jalan (sub grade), setelah tanah dipotong / galian atau tanah asli maupun dari timbunan.

1) Pekerjaan tanah galian, meliputi pekerjaan: Pemotongan/ penggalian tanah

Pengangkutan hasil galian/ potongan

Pembersihan tanah

Pemadatan tanah

Pengujian laboratorium dan lapangan.

Pengetesan yang dilakukan pada pekerjaan ini:

Kepadatan lapangan dengan sand cone AASHTO T-191- 61o

ASTM D-1556 - 64o Kepadatan standar ( AASHTO T-99 - 79o)

Kepadatan berat (Modified), (AASHTO T-180 - 74o).

2) Pekerjaan tanah timbunan

Pada pekerjaan tanah timbunan, tanah yang dipakai untuk bahan timbunan dapat diambil dari tanah hasil pemotongan (cut) pada lokasi yang sama atau dari tanah di lain tempat (quarry) asalkan tanah tersebut sudah ditest dan dapat dipakai sebagai bahan untuk timbunan.

Pekerjaan tanah timbunan meliputi pekerjaan :

Pengambilan

Pengangkutan

Penghamparan

Pemadatan tanah lapis demi lapis dengan peralatan.

Pembentukan dimensi timbunan (ketinggian, penampang melintang).

Pengujian laboratorium dan lapangan.

Dimensi:

Toleransi yang sering dipakai pada pekerjaan timbunan :

Permukaan, ketinggian maksimum 2 cm.

Permukaan cukup rata, landai untuk menjamin aliran permukaan.

Tebal lapisan urugan maksimum 20 cm (padat) dan minimum 19cm (padat).

Pengetesan tanah sebagai bahan timbunan antara lain :

Pemeriksaan kepadatan (standar dan modified). AASTHO T-99- 74o AASHTO T-184- 74o CBR Laboratorium AASHTO T-193- 74o ASTM D-1883 - 73o Berat jenis tanah AASTHO T-100- 74o ASTM D-854- 58

Atterberg Limit AASTHO-89- 74o ASTM D-423- 74o Pemeriksaan kepadatan lapangan (sand cone) AASTHO T-191-61o ASTM D-1556 - 64o Kadar air ASTM D-2216 - 71

3) Penyiapan badan jalan (sub grade preparation)

Pekerjaan ini merupakan penyiapan permukaan badan jalan (sub grade) untuk meletakkan konstruksi perkerasan diatasnya, biasanya dilakukan dalam hal :

Pembuatan badan jalan baru.

Pelebaran perkerasan.

Pekerjaan penyiapan badan jalan, meliputi :

Perataan permukaan.

Pemadatan tanah.

Pengujian laboratorium dan lapangan.

Pengetesan yang dilakukan pada pekerjaan ini :

Kepadatan lapangan dengan sand cone AASHTO T-191 - 610 ASTM - D- 1556 - 64o CBR Lapangan AASHTO T - 128 - 67o ASTM C- 184 - 66o Kepadatan standar

AASHTO T - 99 - 79o atau

Kepadatan berat AASHTO T - 180 - 74o

b. Tujuan

Tujuan dari pekrjaan tanah, adalah ;

1) Sebagai persiapan konstruksi perkerasan atau pondasi perkerasan diatasnya.

2) Mempertinggi daya dukung tanah.

3) Mengurangi pengaruh air dan udara terhadap tanah tersebut.

4) Dan lain - lain.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

1) Sebelum pekerjaan tanah dimulai , kontraktor menyiapkan :

Gambar detail penampang melintang untuk penempatan timbunan, galian dan sebagainya.

Hasil ujian kepadatan.

Contoh tanah (14 hari sebelum pelaksanaan), yaitu :

Dua contoh @ 50 kg, sebagai rujukan.

Pernyataan asal tanah.

Komposisi dari hasil pengujian laboratorium tanah.

2) Untuk melanjutkan pekerjaan harus ada :

Hasil pengujian kepadatan.

Hasil pengukuran pemukaan dan data survey beserta toleransinya.

3) Kondisi tempat kerja :

Lokasi pekerjaan tanah tetap kering.

Kemiringan serta kerataan permukaan cukup ( untuk drainase ).

Pembuatan drainase.

Tersedianya cukup air untuk pengendalian kelembaban selama pelaksanaan/ pemadatan.

4) Perbaikan pekerjaan tanah.

Pekerjaan tanah yang tidak memenuhi syarat dpat diperbaiki dengan:

Menggaru permukaan dan membuang serta menambah material baru, dilanjutkan dengan pembentukan dan pemadatan kembali.

Tanah terlalu kering (kadar air kurang) dipebaiki dengan menggaru pemukaan, penyiraman air secukupnya dan dicampur dengan motor grader atau peralatan lain.

Tanah terlalu basah (kadar air lebih) diperbaiki dengan menggaru permukaan secara berulang-ulang diselang waktu istirahat dengan cuaca kering (panas matahari). bila tidak berhasil diganti dengan material baru.

d. Prosedur

Prosedur pekerjaan tanah, adalah ;

1) 24 jam sebelum memulai pekerjaan tanah kontraktor mengajukan request permohonan pekerjaan tanah.

2) Konsultan Pengawas dan staff Pemberi Tugas lapangan mengecek kesiapan Kontraktor mengenai :

Persiapan peralatan, seperti: Grader

Alat pemadat

Dan alat bantu lain.

Hasil test lapisan terdahulu, untuk tanah timbunan

Batok elevasi/ketinggian sudah diukur ulang.

3) Hasil evaluasi di rekomendasikan atau dikembalikan untuk disempurnakan.

4) Pemberi Tugas menyetujui request setelah mendapat rekomendasi Konsultan Pengawas.

5) Request pekerjaan tanah ditutup oleh verifikasi pekerjaan tanah.

Formulir Pekerjaan Tanah

Nama Pekerjaan: No. : ........................................................................................

L o k a s I : ........................................................................................

Tahun Anggaran : ........................................................................................

Pemberi Tugas : ........................................................................................

Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................

Perpanjangan Waktu : ........................................................................................

Nilai Kontrak : ........................................................................................

Item Kontraktor Konsultan

InspectorTanggalInspectorTanggal

1. Persiapan

2. Pembersihan lahan

3. Patok elevasi

4. Peralatan

5. Material

6. Rujukan Mat Tanah

7. Gambar rujukan

PelaksanaKontraktor

Chief InspectorKonsultan

Approval :Tanggal :/ /Tanggal : / /

Diperiksa/ Disetujui ;Diperiksa/ Disetujui ;

Diajukan oleh ;

Pemberi TugasKonsultan Pengawas

Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas

Nama JelasFormulir Catatan Pekerjaan Tanah

Tanggal : . Lokasi :

Pekerjaan tanah dimulai : ...... Selesai : .......

Pekerjaan Tanah dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat teknik.

Keterangan lain : _____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Inspector________________

Petunjuk.

Dibawah keterangan diberi penjelasan mengenai kondisi yang tidak biasa dan kesulitan yang dihadapi, yang mempengaruhi pekerjaan dan perlindungan tanah, petunjuk khusus kepada Kontraktor dan tindakan yang perlu diambil.

Diperiksa/ Disetujui ;

Diperiksa/ Disetujui ;

Diajukan oleh ;

Pemberi Tugas

Konsultan Pengawas

Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas

Nama JelasDaftar Pemeriksaan Pekerjaan Tanah

Nama Pekerjaan: No.: ........................................................................................

L o k a s I : ........................................................................................

Tahun Anggaran : ........................................................................................

Pemberi Tugas : ........................................................................................

Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................

Perpanjangan Waktu : ........................................................................................

Nilai Kontrak : ........................................................................................

1. Gambar detail melintang / memanjangAda (Tidak ada (2. Patok elevasi / ketinggianAda (Tidak ada (3. Pernyataan tanah timbunan dari quarry / hasil galian

yang ditentukanAda (Tidak ada (4. Hasil test tanah

Komposisi tanahAda (Tidak ada ( CBR tanah asli / laboratoriumAda (Tidak ada ( Hasil kepadatan lapangan / laboratoriumAda (Tidak ada (5. Metoda pelaksanaanAda (Tidak ada (6. Metoda perbaikan pekerjaanAda (Tidak ada (7. Data hasil test di-file-kanAda (Tidak ada (Diperiksa/DisetujuiDiperiksa/DisetujuiDiajukan Oleh

Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas6.1.3.9 Kegiatan Pekerjaan Pondasi Bawah dan Pondasi Atas

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Pekerjaan Tanah

a. Definisi

Pondasi bawah dan pondasi atas adalah suatu konstruksi di bawah lapis permukaan jalan, yang merupakan pendukung dan penyebar beban baik tetap maupun sementara. Pekerjaan pondasi hampir ditemui disemua pekerjaan Teknik Sipil.

b. Tujuan

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan suatu pekerjaan konstruksi dalam rangka mencapai umur rencana yang ditentukan, sangat erat kaitannya dengan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan pondasi.

Oleh karena itu, semua langkah pencegahan, pengarahan dan perbaikan harus diambil apabila ada kekeliruan pada saat pelaksanaan Pekerjaan Pondasi supaya tidak timbul kesalahan dalam rangka mencapai umur rencana suatu pekerjaan konstruksi. Karena sekali pekerjaan konstruksi pembangunan di operasikan untuk umum, perbaikan atau perkuatan pondasi tersebut sulit dilaksanakan dan memerlukan biaya yang tidak sedikit.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Dalam pelaksanaannya hal-hal yang harus dipahami terlebih dahulu oleh Kontraktor, Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas berserta staff lapangan adalah mengenai begitu pentingnya pekerjaan pondasi ini sehingga memerlukan perhatian khusus; mengenai persyaratan yang harus diperhatikan antara lain :

1) Gambar dan lokasi serta Lay Out Pondasi2) Syarat-syarat dan spesifikasi mengenai pelaksanaan pekerjaan serta metoda pelaksanaan.

3) Kondisi lokasi pelaksanaan ; keadaan sifat-sifat tanah, pengaruh muka air tanah atau pasang surut, daerah hujan atau kering.

4) Kesiapan ; peralatan, bahan dan tenaga

5) Urutan pekerjaan sebelumnya sudah harus selesai dilaksanakan dan dapat dipertanggung jawabkan, misal : sub grade dan sub base untuk pekerjaan jalan.

6) Jadwal Pelaksanaan harus diperhatikan karena berkaitan dengan mobilitas alat berat.

7) Dan lain-lain.

d. Prosedur

1) 24 Jam sebelum memulai pekerjaan Kontraktor mengajukan request/permohonan Pekerjaan Pondasi, yang dilengkapi dengan sketsa : gambar, lokasi, bahan, tenaga, peralatan dan lain-lain sebagai penunjang request.

2) Konsultan Pengawas beserta staff Pemberi Tugas lapangan mengecek kesiapan Kontraktor di lapangan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan pondasi.

3) Hasil Evaluasi lapangan secepatnya di rekomendasikan atau ditolak untuk dilengkapi kembali.

4) Pemberi Tugas menyetujui pelaksanaan setelah mendapat rekomendasi dari Konsultan Pengawas.

5) Request / permohonan ditutup dengan Verifikasi pekerjaan pondasi.

Formulir Pekerjaan Pondasi ..

Nama Pekerjaan: No. : .......................................................................................

L o k a s I : ........................................................................................

Tahun Anggaran : ........................................................................................

Pemberi Tugas : ........................................................................................

Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................

Perpanjangan Waktu : ........................................................................................

Nilai Kontrak : ........................................................................................

ItemKontraktorKonsultan

InspectorTanggalInspectorTanggal

1. Persiapan

2. Soil Invertigation

3. Pengukuran

4. Peralatan

5. Material

6. Gambar Rujukan

Approval :Pelaksana

Tanggal :Kontraktor

/ /Chief InspectorTanggal :Konsultan

/ /

Diperiksa/ Disetujui ;Diperiksa/ Disetujui ;

Diajukan oleh ;

Pemberi TugasKonsultan Pengawas

Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas

Nama Jelas

Formulir Catatan Pekerjaan Pondasi

Tanggal : .Lokasi :

Pekerjaan pondasi dimulai : ......... Selesai : ............

Pekerjaan Pondasi dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat teknik.

Keterangan lain : _______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Inspector________________

Petunjuk.

Dibawah Keterangan diberi penjelasn mengenai kondisi yang tidak biasa dan kesulitan yang dihadapi, yang mempengaruhi pekerjaan fundasi dan pemeliharaan fundasi, petunjuk khusus kepada Kontraktor dan tindakan yang perlu diambil.

Diperiksa/ Disetujui ;

Diperiksa/ Disetujui ;

Diajukan oleh ;

Pemberi Tugas

Konsultan Pengawas

Kontraktor

Nama Jalas

Nama Jelas

Nama JelasDaftar Pemeriksaan Pekerjaan Pondasi

Nama Pekerjaan: No. : .......................................................................................

L o k a s I : ........................................................................................

Tahun Anggaran : ........................................................................................

Pemberi Tugas : ........................................................................................

Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................

Perpanjangan Waktu : ........................................................................................

Nilai Kontrak : ........................................................................................

1. Gambar / lokasi dan lay-out sesuai rencanaYa (Tidak (2. Metoda kerja sesuai persyaratanYa (Tidak (3. Kesiapan lapangan :

PeralatanYa (Tidak ( BahanYa (Tidak ( TenagaYa (Tidak (4. Pemancangan sampai tanah keras/cadas (bangunan sipil) Ya (Tidak (5. Nilai CBR sub grade sudah tercapai (jalan tol)Ya (Tidak (6. Dimensi dan letak ( x,y,z) tepat garis beratYa (Tidak (7. Pengujian beban (test pile) sesuai standar berlakuYa (Tidak (8. Jadwal pelaksanaan sesuai rencanaYa (Tidak (9. Dokumentasi data sesuai sistem filingYa (Tidak (Diperiksa/DisetujuiDiperiksa/Disetujui Diajukan oleh,

Pemberi Tugas Konsultan Pengawas Kontraktor

Nama Jelas Nama Jelas Nama Jelas6.1.3.10 Kegiatan Pekerjaan Pavement (Lapis Permukaan Jalan)

Penjelasan tentang:Tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan dan prosedur pada kegiatan Pekerjaan Pavement

a. Definisi

Lapis pavement (permukaan perkerasan jalan) berfungsi :

1) Memikul dan membagi beban lalu lintas ke lapisan di bawahnya.

2) Mencegah masuknya air ke dalam lapis pondasi.

3) Membentuk lapisan tahan gelincir ( Skid Resistance )

b. Tujuan

Tujuan dari pekerjaan lapis permukaan jalan adalah :

1) Membentuk lapisan aus yang kedap air, sehingga air hanya mengalir/lewat diatas permukaan jalan tersebut.

2) Memberikan kenyamanan dan keamanan bagi kendaraan pengguna jalan tersebut.

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Jenis lapis permukaan perkerasan jalan: Lapisan permukaan perkerasan kaku atau Rigid Pavement.

Lapisan permukaan perkerasan lentur atau Flexible Pavement.

1) Yang perlu diperhatikan pada pekerjaan perkerasan kaku atau Rigid Pavement, adalah ;

Waktu pelaksanaan, lokasi dan sketsa gambar memanjang/ melintang.

Nilai CBR harus tercapai, sesuai spesifikasi untuk lapisan sub grade.

Persiapan Kontraktor ;

Peralatan terdiri dari peralatan pokok dan pelengkap.

Bahan cukup dan sesuai persyaratan mutu.

Tenaga kerja cukup dan terampil.

Metode kerja kontraktor :

Kombinasi peralatan, yaitu : Jumlah alat angkut (Truck Mixer) dengan alat pencampur beton Batching Plant harus sesuai, supaya tidak ada peralatan yang idle.

Pengangkutan, tidak terpisahnya bahan, tidak kaku berlebihan atau kekeringan sesuai batas waktu.

Pengecoran, beton harus seragam dan padat, tinggi jatuh beton diperhatikan, menghindari sagragasi.

Pengaturan dan pengamanan lalu lintas.

Pengawasan dan pencatatan material, bahan olahan di lokasi pencampuran maupun di lapangan untuk data Quality Control.

Pemeliharaan hasil pekerjaan sampai diperkenankan dibuka lalu lintas.

2) Pada perkerasan lentur yang perlu diperhatikan, adalah ;

Waktu pelaksanaan, lokasi dan sketsa gambar memanjang/ melintang.

Konstruksi base dan sub-base di bawah lapis permukaan jalan sudah selesai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Bahan, sudah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas misal:

Aggregat kasar, pengujian : gradasi, abrasi, kelekatan aspal, kebersihan dan lain-lain.

Aggregat halus, pengujian : gradasi, kebersihan dan lain-lain.

Filler, pengujian : kebersihan, gradasi.

Aspal, pengujian : penetrasi, flexibel.

Peralatan : AMP, truck, finisher, dan alat Bantu siap dipakai.

Percobaan penghamparan/Trial mix, sudah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sesuai spesifikasi.

Kalau ada perubahan bahan, dibuat job mix baru dan diadakan percobaan penghamparan kembali.

Kendali mutu supaya memenuhi spesifikasi sesuai pengujian di laboratorium.

Bahan :

Hot bin, pengecekan gradasi.

Kombinasi material panas, pengecekan gradasi.

Setelah keluar dari AMP pengecekan untuk: ektraksi (gradasi, kandungan aspal), marshall test.

Hasil olahan/campuran, di cek sesuai spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.

Pengaturan dan pengawasan lalu lintas.

d. Prosedur

Sebelum melaksanakan pekerjaan pavement Kontraktor harus melalui prosedur sebagai berikut :

1) 24 jam sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor mengajukan request

2) Konsultan Pengawas dan staff Pemberi Tugas lapangan mengecek :

Kesesuaian lokasi rencana pekerjaan dengan lapangan

Persiapan lokasi pekerjaan ; memenyangkut kebersihan, batas ketinggian perkerasan dan lain-lain.

3) Hasil evaluasi secepatnya di rekomendasikan atau ditolak untuk dilengkapi.

4) Kesiapan kontraktor, peralatan, bahan dan tenaga.

Pemberi Tugas menyetujui pelaksanaan setelah mendapat rekomendasi Konsultan Pengawas.

Formulir Pekerjaan Pevement

Nama Pekerjaan: No. : ........................................................................................

L o k a s I : ........................................................................................

Tahun Anggaran : ........................................................................................

Pemberi Tugas : ........................................................................................

Jadwal Pelaksanaan : ........................................................................................

Perpanjangan Waktu : ........................................................................................

Nilai Kontrak : ........................................................................................

I T E MKontaktorKonsultan

InspectorTanggalInspectorTanggal

1. Persiapan

2. Peralatan

3. Material

4. Tenaga kerja

5. Hasil test pekerjaan

6. Pengaturan lalu lintas

7. Gambar rujukan

Pelaksana Pavement

CHIEF INSPECTOR Konsultan

Approval :Tanggal : / /Tanggal : / /

Diperiksa/ Disetujui ;Diperiksa/ Disetujui ;

Diajukan oleh ;

Pemberi TugasKonsultan Pengawas

Kontraktor

Nama Jalas Nama Jelas

Nama JelasFormulir Catatan Pekerjaan Pavement Tanggal : Lokasi :Pekerjaan Pavement dimulai : jam Selesai : jam

Pekerjaan pavement dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat teknik.

Keterangan lain

________________________________________________________________________

______________________________________________________

______________________________________________________

_______________________________