Manajemen Pemeliharaan Sapi Pejantan Tanjung

8
MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI PEJANTAN OLEH : I Made Tanjung Saskara 1007105030 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013

description

manajemen sapi penjantan

Transcript of Manajemen Pemeliharaan Sapi Pejantan Tanjung

Page 1: Manajemen Pemeliharaan Sapi Pejantan Tanjung

MANAJEMEN PEMELIHARAAN

SAPI PEJANTAN

OLEH :

I Made Tanjung Saskara

1007105030

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2013

Page 2: Manajemen Pemeliharaan Sapi Pejantan Tanjung

MANAJEMEN KANDANG PEJANTAN

Kandang merupakan salah satu kebutuhan penting dalam pemeliharaan pejantan sapi potong.

Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan

pemantauan serta perawatan ternak. Kandang harus memenuhi persyaratan kesehatan ternak,

mempunyai ventilasi yang baik, efisiensi dalam pengelolaan, melindungi ternak dari pengaruh iklim

dan keamanan kecurian serta tidak berdampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Lokasi yang

ideal untuk membangun kandang sapi adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman

penduduk tetapi mudah dicapai. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10

meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang. Beberapa pertimbangan dalam

pemilihan lokasi kandang antara lain :

- Tersedianya sumber air untuk minum, memandikan ternak dan membersihkan kandang

- Dekat dengan sumber pakan.

- Transportasi mudah, terutama untuk pengadaan pakan dan pemasaran

- Areal yang ada dapat diperluas

Kandang diupayakan untuk melindungi sapi terhadap gangguan luar yang merugikan; baik

terhadap sengatan matahari, kedinginan, kehujanan dan tiupan angin yang kencang. Disamping itu,

fungsi kandang juga dapat memudahkan sistem pengelolaan seperti perawatan kesehatan, pemberian

pakan dan penanganan kotoran (feses dan urine). palungan (pada sisi depan) dan saluran

pembuangan kotoran pada sisi belakang. Konstruksi kandang pejantan harus kuat serta mampu

menahan benturan dan dorongan juga memberikan kenyamanan dan keleluasaan bagi ternak. Ukuran

kandang pejantan adalah panjang (sisi samping) 275 cm dan lebar (sisi depan) 200 cm. Disamping

kandang individu, seekor sapi pejantan juga membutuhkan kandang paksa atau kandang jepit

(Gambar 6) yang digunakan untuk melakukan perkawinan (IB + kawin alam) dan menampung

sperma serta perawatan kesehatan (seperti potong kuku dan lain sebagainya). Bangunan kandang

biasanya terbuat dari bahan pipa besi agar konstruksinya kuat dan mampu menahan gerakan sapi.

Ukuran kandang paksa yaitu panjang 110 cm dan lebar 70 cm dan tinggi 110 cm. Pada bagian sisi

depan kandang dibuat palang untuk menjepit leher ternak (Rasyid dan Hartati, 2007).

Page 3: Manajemen Pemeliharaan Sapi Pejantan Tanjung

MANAJEMEN PAKAN SAPI PEJANTAN

Sapi maupun ternak ruminansia lainnya mempunyai keterbatasan dalam mengkonsumsi

ransum. Hijauan maupun rumput-rumputan yang tumbbuh di daerah tropis seperti Indonesia relative

cepat tumbuh, tetapi kandunga gizinya relative rendah. Oleh karena itulah, sapi-sapi yang digemukkan

dengan hanya memberikan hijauan saja tanpa adanya penambahan pakan ini berupa konsentrat tidak

mungkin mencapai pertambahan bobot badan yang tinggi (Siregar, 2007). Ransum yang baik untuk

sapi pejantan agar mencapai performans yang maksimal haruslah terdiri atas sejumlah hijauan dan

konsentrat (Gambar 2 dan Gambar 3). Hijauan diberikan minimal 10% dari berat badan ternak,

sedangkan konsentrat 1-2% dari berat badan ternak. Untuk pejantan pemacek di peternakan rakyat,

pemberian konsentrat sebanyak 1% dari berat badan ternak. Sebagai contoh, untuk pejantan yang

mempunyai bobot badan 400 kg, diberi rumput segar sebanyak 40 kg dan konsentrat sebanyak 4-8

kg.

Hijauan dapat berupa :

Rumput unggul atau rumput kultur, seperti : rumput gajah, rumput raja, rumput setaria,

Brachiaria brizantha, Pannicum maximum, dan lain-lain. Rumput lapangan, contohnya :

rumput hutan atau rumput alam.

Leguminosa, antara lain berupa lamtoro, gamal, kaliandra, siratro, dan lain-lain Limbah

pertanian, antara lain seperti jerami padi, daun jagung, daun ubi kayu, daun ubi jalar, pucuk

tebu, dan lain-lain (Siregar, 2002).

Pakan konsentrat (pakan penguat) adalah pakan tambahan yang berkonsentrasi tinggi dengan

kadar serat kasar yang relatif rendah dan mudah dicerna. Konsentrat dapat berupa pakan

komersil atau pakan yang disusun dari bahan pakan yang berasal dari bijibijian seperti jagung

giling, menir, bulgur, hasil ikutan pertanian atau pabrik (seperti : dedak, bekatul, bungkil

kelapa, tetes dan berbagai umbi-umbian).

Daun-daunan, antara lain: daun pisang, daun turi, daun petai cina, dll.

Sebelum memformulasikan ransum, kemampuan sapi untuk mengonsumsi ransum perlu

diketahui terlebih dahulu. Hal ini karena ternak sapi memiliki keterbatasan dalam

mengonsumsi ransum yang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya : faktor ternak itu

sendiri, keadaan ransum dan faktor luar (seperti suhu udara yang tinggi dan kelembaban yang

rendah).

Page 4: Manajemen Pemeliharaan Sapi Pejantan Tanjung

MANAJEMEN PEMILIHAN SAPI PEJANTAN

Sapi jantan yang digunakan sebagai pemacek harus memiliki libido dan kualitas semen yang baik

serta karakteristik morfologis yng unggul dibanding sapi jantan di lingkungan sekitarnya. Untuk

dapat memperoleh bibit perlu dilakukan seleksi atau pemilihan sapi-sapi jantan dengan kriteria

sebagai berikut:

Kriteria Umum

1. Kepala panjang, dahi lebar

2. Moncong pendek

3. Badan tinggi

4. Dada dalam

5. Kulit tipis

6. Kaki & kuku kuat

7. Punggung lurus

8. Pinggul tidak terlalu turun

9. Kondisi tubuh tidak terlalu kurus

Kriteria Khusus

1. Sapi jantan berasal dari luar wilayah pelayanan pejantan alami

2. Umur pejantan minimal 2,5 tahun (bergigi seri tetap 1-2 pasang/I1-I3)

3. Memiliki bobot badan awal > 300 kg dan tinggi gumba > 140 cm

4. Ternak sehat dan bebas penyakit reproduksi (Brucellosis, Leptospirosis, Enzootic Bovine Leucosis

dan Infectious Bovine Rhinotracheitis)

5. Warna bulu sesuai dengan bangsa sapi (PO/Brahman warna putih, Bali merah dengan garis hitam

dipunggung dan putih di mata kaki dan pantat, Madura kecoklatan, Simmental merah dengan

warna putih di kepala, Limousin warna merah dan Angus warna hitam)

Ciri-Ciri Sapi Sehat

1. Aktif dan respon terhadap perubahan situasi di sekitarnya.

2. Kondisi tubuhnya seimbang, tidak sempoyongan/pincang, langkah kaki mantap dan teratur, dapat

bertumpu dengan empat kaki serta punggung rata.

3. Mata bersinar, sudut mata bersih, tidak kotor dan tidak ada perubahan pada selaput lendir/kornea

mata.

Page 5: Manajemen Pemeliharaan Sapi Pejantan Tanjung

4. Kulit/bulu halus mengkilat, tidak kusam dan pertumbuhannya rata.

5. Frekuensi nafas teratur (20-30 kali/menit), halus dan tidak tersengal-sengal.

6. Denyut nadi frekuensinya 50-60 kali/menit, irama teratur dan nada tetap.

7. Hasil pemeriksaan umum yang meliputi : postur tubuh, mata, alat reproduksi dan kualitas serta

kuantitas sperma menunjukkan hasil yang baik.

8. Telah dilakukan vaksinasi sesuai rekomendasi dinas peternakan : IBR, PI3, BVD, Leptospirosis,

Vibriosis, Clostridium (Blackleg), dan lain-lain.

9. Telah dilakukan pemberian vitamin dan obat cacing serta kontrol terhadap parasit luar.

10. Kontrol terhadap parasit luar

Page 6: Manajemen Pemeliharaan Sapi Pejantan Tanjung

REFERENSI

PARAKKASI, A. 1983. Ilmu gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Penerbit Angkasa Bandung.

514 hlm.

RASYID, A. dan HARTATI. 2007. Petunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong. Loka Penelitian Sapi

Potong Grati ISBN : 978-979-8308-71-0

SIREGAR, S.B. 2002. Penggemukan Sapi ± Cetakan ke-VII. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

SUDIARTO, HOBIR, M. RAHARDJO, S.M.D. ROSITA dan H. NURHAYATI. 2001. Dukungan

teknologi budi daya untuk mendukung pengembangan industri obat tradisional. Lokakarya

Pemanfaatan dan Pelestarian Sumber Hayati Mendukung Agribisnis Tanaman Obat. Deptan, 13-14

Nopember 2001. 21 hlm

SUGENG, Y.B. 2002. Sapi Potong ±Pemeliharaan, Perbaikan Produksi, Prospek Bisnis dan Analisis

Penggemukan ± Cetakan ke-X. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.