Manajemen Pemasaran

26
Manajemen Pemasaran Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan. Secara definisi, manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep Pemasaran". Konsep pemasaran adalah kegiatan perencanaan pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu kepuasan pelanggan. Segala aktifitas yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu: konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan,

description

tugas kewirausahaan

Transcript of Manajemen Pemasaran

Manajemen PemasaranManajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan. Secara definisi, manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep Pemasaran". Konsep pemasaran adalah kegiatan perencanaan pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu kepuasan pelanggan. Segala aktifitas yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu: konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.

1. Konsep produksiKonsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.2. Konsep produk

Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri ciri terbaik.3. Konsep penjualanKonsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.4. Konsep pemasaran

Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.5. Konsep pemasaran social

Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.6. Konsep Pemasaran GlobalPada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.A. Prinsip Manajemen Pemasaran

Prinsip Manajemen Pemasaran termasuk menganalisa pasar, perencanaan pasar, pelaksanaan rencana dan penguasaan pasar. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk masuk ke dalam pertukaran dengan pelanggan. Dalam perusahaan besar, manajemen pemasaran biasanya ditangani oleh manajer pemasaran, sementara di perusahaan-perusahaan kecil, pemilik dapat memimpin dalam kegiatan pemasaran.1. Analisis PasarAnalisis pasar termasuk mengambil melihat aktivitas perusahaan masa lalu, sekarang dan masa depan. Dengan mayoritas fokusnya adalah pada kegiatan masa depan, manajer pemasaran menggali informasi seperti kompetitif, ekonomi, sosial, politik dan lingkungan hukum.2. Pasar PerencanaanSetelah menganalisis pasar, manajer pemasaran dapat datang dengan rencana pemasaran, yang detail bagaimana mereka akan mencapai target pasar perusahaan. Aspek manajemen pemasaran mengambil rincian seperti produk, penempatan, harga, kemasan, posisi, orang-orang dan promosi3. Pasar ImplementasiKetika manajer pemasaran menempatkan penelitian dan perencanaan pasar ke dalam tindakan, itu disebut sebagai aspek pelaksanaan pasar pengelolaan pasar. Manajer pemasaran membayar perhatian khusus pada waktu kegiatan masing-masing dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. 4. Pasar KontrolSetelah implementasi, manajer pemasaran meninjau hasil dari setiap kegiatan pemasaran untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan. Penguasaan pasar dapat mencakup survei pelanggan, mengevaluasi penjualan dan umpan balik dan pelacakan pembelian berulang.5. Marketing Manager

Manajer pemasaran memainkan peran integral dalam mengikuti prinsip-prinsip manajemen pemasaran dari awal sampai akhir.B. Manajemen Proses Produksi, Produk, dan Jasa

1. Pengertian Produksi, Produk, dan Jasa

Produksi

Produksi dapat diartikan secara sempit maupun secara luas. Dalam arti sempit, produksi merupakan usaha manusia yang mengolah atau mengubah sumber-sumber ekonomi (bahan-bahan) menjadi produk baru. Sedangkan dalam arti luas, produksi adalah setiap kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah nilai guna (manfaat) suatu barang/jasa yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Jadi, inti dari kegiatan produksi adalah menambah atau menciptakan nilai guna atau manfaat dari suatu barang/jasa. Manfaat (utility) yang diciptakan terdiri dari manfaat bentuk, manfaat tempat maupun manfaat waktu. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:

a. Manfaat bentuk (form utility), contohnya seorang wirausahawan membuka usaha pengolahan limbah plastik menjadi berbagai pot bunga plastik, mengolah sampah rumah tangga menjadi makanan ternak, mengolah singkong menjadi kripik, dan sebagainya.b. Manfaat tempat (place utility), contohnya seorang wirausahawan membuka usaha penjualan batu-batu kali di daerah perkotaan, yang diambil dari sungai/kali di desa atau seorang petani membawa hasil kebun kelapanya untuk dijual ke pasar di kota.c. Manfaat waktu (time utility), contohnya seorang wirausahawan melakukan kegiatan menyimpan sebagian padi hasil panennya untuk dijual atau dimanfaatkan pada musim paceklik, seseorang yang membuka usaha pembuatan jas hujan untuk dijual menjelang atau pada saat musim hujan. Produk dan Jasa

Setiap kegiatan produksi menghasilkan output/produk berupa barang atau jasa. Produk adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan produksi. Namun, pengertian produk sebagai hasil produksi sering kali diartikan sebagai barang, atau seringkali barang yang merupakan produk dari kegiatan produksi disebut dengan produk. Oleh karena itu agar tidak rancu, maka yang dimaksud dengan produk dalam materi ini adalah barang, sebagaimana halnya jasa yang merupakan hasil dari kegiatan produksi. Produk/barang adalah hasil dari kegiatan produksi yang mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia, serta ada jangka waktu antara saat diproduksi dengan saat produk tersebut dikonsumsi atau digunakan.Sedangkan, jasa adalah hasil dari kegiatan produksi yang tidak mempunyai sifat-sifat baik fisik maupun kimia serta tidak ada jarak waktu antara saat diproduksi dengan saat dikonsumsi. Dari pengertian produk dan jasa tersebut, tentunya Anda dapat membedakan secara jelas antara produk dan jasa. Selain itu ada pula istilah lain yang selalu terkait dengan kegiatan produksi, yaitu produktivitas dan produsen. Produktivitas adalah nilai output dalam hubungannya dengan kesatuan input tertentu, serta umumnya dinyatakan sebagai imbangan daripada hasil kerja rata-rata dalam hubungannya dengan jam orang rata-rata dari tenaga kerja yang diberikan dalam proses tersebut. Sedangkan yang dimaksud produsen adalah orang, badan atau lembaga yang menghasilkan produk atau yang menyelenggarakan proses produksi. Proses produksi menunjukkan cara/metode ataupun teknik bagaimana menciptakan atau menambah faedah atau guna barang/jasa dengan mempergunakan sumber-sumber ekonomi (faktor-faktor produksi).2. Perencanaan Produk dan Perencanaan Produksi

Sebelum seorang pengusaha melakukan kegiatan atau proses produksi, terlebih dahulu harus membuat rencana produk dan rencana produksinya, terkait dengan persoalan mendasar yang harus dijawab, yaitu What atau barang apa yang akan dihasilkan serta How atau bagaimana cara memproduksinya dan berapa banyak yang akan dihasilkan.Perencanaan produk bersifat lebih luas dari perencanaan produksi, karena perencanaan produk menunjukkan kebijakan perusahaan yang bersifat jangka panjang dan umum, sedangkan perencanaan produksi bersifat taktis dan jangka pendek. Perbedaan antara perencanaan produk dan perencanaan produksi lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:Tabel 1. Perbedaan Perencanaan Produk dan Perencanaan ProduksiNoAspekPerencanaan ProdukPerencanaan Produksi

1SasaranRencana tentang apa(What) dan berapabanyak (How much) yang dapat diproduksi perusahaanRencana tentang apa danberapa banyak yang akan diproduksi perusahaan untuk waktu/proses produksi tertentu

2W a k t uJangka waktupenggunaan bersifat jangka panjangJangka waktu biasanyauntuk satu tahun berjalan, dan biasanya ada perubahan pada tiap bulan

3ManfaatBerguna untuk menyusunlayout pabrik, lingkungan kerja serta perekrutan tenaga kerjaBerguna antara lain untukmenyusun schedul produksi, menghitung kebutuhan bahan dan bahan penolong, upah tenaga

kerja.

3. Aspek-aspek Perencanaan ProdukAspek perencanaan produk dan produksi terkait dengan dua pertanyaan mendasar, yaitu what dan how. Oleh karena itu, ada tiga aspek dari perencanaan produk, yaitu: Aspek produk apa yang akan dibuat (What). Aspek ini menuntut perusahaan atau wirausaha untuk dapat memilih salah satu dari dua cara:

a. Market-pull, yaitu memproduksi dan menjual produk atas dasar pertimbangan membuat apa yang dapat dijual. Jenis produk yang akan dihasilkan ditentukan berdasarkan permintaan pasar. Dengan kata lain cara ini dilandasi filosofi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.b. Technology-push, yaitu memproduksi dan menjual produk atas dasar pertimbangan menjual apa yang dapat dibuat. Jenis produk yang akan dihasilkan ditentukan berdasarkan teknologi yang dimiliki dan dikuasai perusahaan. Dengan perkataan lain, cara ini dilandasi filosofi untuk menciptakan kebutuhan masyarakat. Aspek volume produk (How). Aspek ini adalah aspek yang berhubungan dengan jumlah produk yang akan dihasilkan/diproduksi. Umumnya dikenal dua cara atau teknik untuk menentukan jumlah produk yang akan diproduksi, yaitu:a. Teknik Nonstatistika (Teknik Pertimbangan), yaitu penentuan volume atau jumlah produk yang harus dibuat dan dijual yang didasarkan atas pendapat/pertimbangan seseorang atau sekelompok orang, baik dari manajemen perusahaan maupun dari luar perusahaan. Teknik yang banyak digunakan antara lain: Pertimbangan tenaga penjual.

Tenaga penjual merupakan pihak yang paling mengetahui bagaimana kondisi pasar dan permintaan konsumen. Oleh karena itu, tenaga penjual dapat menjadi salah satu sumber informasi yang tepat dalam menentukan volume produksi. Pertimbangan eksekutifPihak eksekutif adalah wirausaha yang berwawasan luas, termasuk tentang kondisi pasar atau permintaan masyarakat. Oleh karena itu, pertimbangan dari pihak manajemen dalam menentukan volume produksi patut untuk dipertimbangkan. Pertimbangan ekspert.Ekspert merupakan pihak yang memang memiliki tugas meramal volume penjualan, sehingga dari hasil ekspertnya tersebut dapat ditentukan berapa volume produksi yang tepat.b. Teknik Statistika (Teknik Analisis Kuantitatif), yaitu penentuan volume produksi berdasarkan atas analisis kuantitatif terhadap data-data masa lalu dan proyeksi masa yang akan datang dengan menggunakan rumus-rumus statistika tertentu. Teknik ini biasanya membutuhkan data-data kuantitatif mengenai produksi dan penjualan sebelumnya untuk dapat menentukan atau membuat peramalan bagi produksi dan penjualan yang akan datang.

Aspek kombinasi produk. Merupakan aspek yang berhubungan dengan masalah jumlah jenis produk yang akan diproduksi, yaitu perusahaan akan memproduksi dan menjual lebih dari satu jenis produk (misalnya produk X dan Y). 4. Proses Perencanaan Produksi

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan produksiSebelum menetapkan langkah-langkah perencanaan produksi, setiap perusahaan dalam hal ini manajer produksi selayaknya mempertimbangkan hal-hal yang berkenaan dengan perencanaan produksi, yaitu antara lain:1. Jumlah kebutuhan produksi per produk selama periode tertentu.

2. Kebijakan persediaan terhadap jumlah persedian bahan baku/penolong, bahan setengah jadi dan barang jadi.

3. Kebijakan kapasitas mesin atau kapasitas poduksi.

4. Tersedianya fasilitas produksi, seandainya terjadi penambahan atau pengurangan kapasitas produksi.

5. Tersedianya bahan baku dan bahan penolong serta tenaga kerja.6. Jumlah produksi atau lot produksi yang ekonomis

7. Jadwal produksi dalam satu periode anggaran tertentu.

8. Skala produksi dan karakteristik proses produksi.

9. Dan lain-lain, termasuk dampak dari lamanya proses produksi. Langkah-langkah Perencanaan Produksi

Setiap wirausaha atau manajer produksi suatu perusahaan melakukan langkah-langkah perencanaan produksi sebagai berikut:a. Penelitian dan Pengembangan Produk.

Bagi perusahaan/wirausahan penelitian produk yang dilakukan dibedakan atas penelitian terhadap proses produksi maupun pada produk yang dihasilkan. Penelitian Proses Produksi. Penelitian proses produksi dimaksudkan untuk perbaikan terhadap proses produksi yang sedang berjalan baik produk yang sedang berjalan maupun untuk terciptanya produk baru tertentu. Penelitian Produk. Penelitian produk ditujukan untuk perubahan/perbaikan produk yang sudah ada disesuaikan dengan selera konsumen.b. Mencari Gagasan dan Seleksi Produk.

Dari penelitian yang dilakukan baik terhadap proses produksi maupun terhadap produk, maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan dari penelitian dan pengembangan tersebut, yaitu dengan tahapan: Mencari gagasan, yaitu tahapan dalam mencari gagasan-gagaan dalam rangkapengembangan produk. Seleksi produk, yaitu tahapan untuk memilih gagasan-gagasan yang masuk atau yang terbaik berkaitan dengan pengembangan produk, sehingga gagasan yang dimanfaatkan adalah gagasan-gagasan yang tidak akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. Desain Produk pendahuluan. Sebelum ditetapkan desain produk/jasa yang akan dikembangkan, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan perusahaan/wirausaha yaitu:

i. Penentuan bentuk serta fungsi produk baru yang akan diproduksiii. Pemilihan bahan yang akan digunakan dengan mempertimbangkan: (1) Kebutuhan jenis (spesifikasi) produk atau bagian dari produk. (2) Harga dari bahan yang akan digunakan. (3) Biaya pemrosesan bahan atau biaya proses produksi.iii. Kesempatan diversifikasi. Pengujian, yaitu dimaksudkan untuk menguji apakah produk layak dikembangkan atau tidak, baik dilihat dari potensi pasar atau konsumen maupun secara teknik dari produk tersebut. Desain akhir. Apabila hasil pengujian produk tersebut layak untuk dikembangkan, maka dibuatlah disain akhir. Bila dari pengujian ada perbaikan-perbaikan, maka sebelum diproduksi, perlu dibuat prototype baru untuk diuji kembali sampai produk tersebut lolos uji secara teknik maupun potensi pasar.c. Menetapkan Skala Produksi.

Apabila telah ditetapkan jenis produk yang akan dihasilkan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan skala produksi, yaitu meliputi:

Penetapan waktu, yaitu kapan kegiatan proses produksi akan dilakukan

Penetapan kuantitas produk, yaitu berupa jumlah (volume) produk yang akan dihasilkan.

Menghitung keperluan biaya, yaitu berapa besar jumlah biaya yang dibutuhkan

Penetapan jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan. e) Penetapan peralatan apa saja yang akan digunakan.

Penetapan persediaan bahan baku yang optimal yang sesuai dengan kebutuhan.5. Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas umumnya dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan masukan, pendekatan proses, dan pendekatan keluaran. Pendekatan Masukan

Pengendalian kualitas berdasarkan pendekatan masukan adalah pengendalian dengan cara menetapkan standar yang sangat ketat terhadap spesifikasi masukan proses produksi. Spesifikasi bahan baku diperiksa secara cermat, tenaga kerja yang digunakan diseleksi secara ketat, serta fasilitas atau perlengkapan produksi dipilih secara cermat pula. Hal-hal yang mencakup pengendalian kualitas berdasarkan pendekatan masukan sebagai berikut:

a. Pengendalian kualitas bahan baku. Salah satu masukan (input) proses produksi yang sangat menentukan kualitas produk adalah input bahan baku dan penolong. Pengendalian kualitas bahan akan menentukan bagus tidaknya kualitas hasil (output).b. Pengendalian kualitas bahan setengah jadi. Pengendalian ini dimaksudkan untuk mengetahui adakah bahan setengah jadi yang mengalami kerusakan. Ada dua jenis kerusakan yang mungkin terjadi dan perlu penanganan tersendiri, agar tidak mengecewakan konsumen serta dapat mengurangi biaya produksi lebih lanjut, yakni kerusakan berat dan kerusakan ringan.

c. Pengendalian kualitas barang jadi. Pengendalian kualitas barang jadi harus dilakukan secara teliti dan cermat. Hal ini dikarenakan kualitas barang jadi hampir menunjukkan kualitas produk secara keseluruhan. Dengan demikian, bila telah dilakukan pengendalian kualitas pada bahan baku dan penolong serta pengendalian kualitas proses, maka kualitas barang jadi dengan sendirinya telah terkendali. Pendekatan Proses

Pengendalian kualitas dengan pendekatan proses dilakukan melalui pengendalian yang ketat terhadap standar proses produksi yang dijalankan. Setiap pekerja yang menjalankan proses produksi berkerja atau menjalankan kegiatan sesuai dengan yang tercantum dalam pedoman yang telah ditetapkan. Di samping itu setiap pekerja berusaha untuk meminimalisasi penyimpangan, dan setiap kerusakan fasilitas diperbaiki dengan segera. Pendekatan Keluaran

Pengendalian kualitas dengan menggunakan pendekatan keluaran dilakukan dengan melihat kesesuaian produk akhir dengan pesanan atau standar yang ditetapkan, yaitu dilakukan dengan melihat dan memeriksa sampel produk. Di samping itu, pengendalian dengan pendekatan keluaran juga dilakukan terhadap fasilitas penyimpanan produk akhir. Dengan demikian, setiap produk akhir (keluaran) akan diperiksa untuk dilihat kesesuaiannya dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu yang disebut dengan sampel produk.C. Manajemen Alat dan Bahan Produksi

Untuk dapat terlaksananya kegiatan produksi dan kegiatan usaha dengan baik, maka diperlukan keterampilan dalam memelihara alat-alat atau perlengkapan. Hal ini dikenal dengan istilah pengendalian pemeliharaan yang erat kaitannya dengan masalah pengendalian proses produksi. Pengendalian dapat diartikan sebagai pengawasan yang sekaligus juga dapat mengambil beberapa tindakan untuk perbaikan. Alat dalam hal ini adalah peralatan atau sarana atau fasilitas atau perlengkapan produksi yang digunakan oleh suatu perusahaan. Terhadap alat- alat produksi perlu dilakukan pemeliharaan, karena alat-alat merupakan aset sebagai investasi yang memberi kontribusi terhadap pencapaian laba perusahaan.Pengelolaan atau pemeliharaan terhadap alat dan fasilitas produksi dilakukan oleh bagian pemeliharaan (Maintenance Departement). Pada prinsipnya Maintenance Departement ini dibedakan atas:a. Bagian Preventive Maintenance Bagian preventive maintenance yaitu Bagian pemeliharaan alat yang bertugas melakukan pemeliharaan alat-alat produksi yang sifatnya pencegahan, artinya pemeliharaan dilakukan pada saat alat-alat tersebut baru dibeli atau belum dipakai. Dengan kata lain bagian preventive maintenance melakukan pemeriksaan awal terhadap alat-alat yang baru dibeli, yang maksudnya adalah agar sebelum alat tersebut digunakan dapat diketahui apakah ada kerusakan arau kekurangan. Karena apabila kerusakan terjadi setelah alat-alat tersebut masuk ke bagian produksii untuk digunakan, maka tanggung jawab perbaikan menjadi tanggung jawab bagian line maintenance. Bagian preventive maintenance melakukan kegiatan antara lain sebagai berikut: 1. Set up mesin, yaitu kegiatan melakukan pemeriksaan terhadap alat-alat produksi sampai dinyatakan dapat diterima oleh bagian produksi.

2. Bila alat-alat produksi tersebut telah dinyatakan diterima oleh bagian produksi, maka kerusakan walaupun kecil tidak lagi menjadi tanggung jawab bagian preventive maintenance, melainkan menjadi tanggung jawab bagian line maintenance.3. Perbaikan alat-alat produksi menjadi tanggung jawab bagian preventive maintenance, yaitu apabila mesin-mesin tersebut rusak berat yang tidak dapat segera diperbaiki oleh bagian line maintenance atau memang sudah saatnya alat-alat tersebut untuk diperbaiki.

b. Bagian Line Maintenance Bagian line maintenance adalah bagian dari Maintenance Departement yang melakukan kegiatan pemeliharaan alat dengan cara mengecek kondisi alat-alat setiap hari. Untuk kasus-kasus kerusakan yang berat dan alat-alat yang sudah saatnya diperbaiki, maka line maintenance tidak berkerja sendiri melainkan akan dilakukan oleh preventive maintenance. Bagian Line maintenance melakukan kegiatan antara lain sebagai berikut:

1. Melakukan pencatatan kerusakan alat-alat dan fasilitas produksi disertai dengan penyebab kerusakannya dan akibat yang ditimbulkannya. 2. Melakukan pemeliharaan terhadap alat-alat dan fasilitas produksi setiap hari, baik mempersiapkan mesin maupun memeriksa kondisi mesin sebelum digunakan maupun setelah selesai penggunaan pada hari tersebut.3. Melakukan perbaikan alat-alat dan fasilitas produksi yang mengalami kerusakan ringan atau tidak memerlukan waktu yang panjang untuk memperbaikinya.4. Mengirimkan alat-alat dan fasilitas produksi ke bagian preventive maintenance, baik yang mengalami kerusakan parah atau perlu penanganan lama, dan alat-alat yang sudah waktunya untuk diperbaiki.Pengendalian alat-alat dan fasilitas produksi, agar kontinuitas proses produksi tetap terjaga, yang antara lain dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengatur tata letak alat-alat dan fasilitas produksi sesuai dengan tata urutannya.2. Mengatur tata ruang pabrik dan atau perusahaan sedemikian rupa agar proses produksi dan kegiatan lainnya dapat berjalan efektif dan efisien.3. Pemeliharaan harus bersifat preventif dan dilakukan secara berkala secara teliti dan cermat, sehingga alat-alat dan fasilitas selalu siap untuk digunakan dan tahan lama.4. Selalu menyediakan suku cadang dari alat-alat dan fasilitas yang digunakan seandainya terjadi kerusakan.5. Menyediakan alat pengaman alat-alat dan fasilitas serta alat pengaman bagi penggunya atau operatornya.6. Mempersiakan tenaga yang dapat mengoperasikan alat-alat dan fasilitas tersebut beserta cara perawatannya, dengan cara memberikan pendidikan dan pelatihan keterampilan penggunaan alat.Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukan kedalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan disimpan sebelum dijual atau dipasarkan. Dengan demikian setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan. Perusahaan yang melakukan kegiatan produksi (industri manufaktur) akan memiliki tiga jenis persediaan, yaitu persediaan bahan baku dan penolong, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi.Dikarenakan persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal ini perusahaan harus dapat menentukan jumlah persediaan optimal, sehingga di satu sisi kontinuitas produksi dapat terjaga dan pada sisi lain perusahaan dapat memperolah keuntungan, karena perusahaan dapat memenuhi setiap permintaan yang datang. Karena persediaan yang kurang sama tidak baiknya dengan persediaan yang berlebihan, sebab kondisi keduanya memiliki beban dan akibat masing-masing. Bila persediaan kurang, maka perusahaan tidak akan dapat memenuhi semua permintaan sehingga akibatnya pelanggan aka kecewa dan beralih ke perusahaan lainnya. Sebaliknya bila persediaan berlebih, ada bebearpa beban yang harus ditanggung, yaitu:

a. Biaya\ penyimpanan di gudang, semakin banyak barang yang disimpan maka akan semakin besar biaya penyimpanannya;b. Resiko kerusakan barang, semakin lama barang tersimpan di gudang maka resiko kerusakan barang semakin tinggic. Resiko keusangan barang, barang-barang yang tersimpan lama akan out of date atau ketinggalan zaman.Yang menjadi masalah bagi perusahaan adalah bagaimana menentukan persediaan yang optimal, oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan. Sebenarnya perlu dibedakan antara persediaan bahan baku dan barang jadi, namun yang dimaksud dengan persediaan dalam kaitannya dengan kegiatan produksi adalah persediaan bahan baku/penolong. Besar kecilnya persediaan bahan baku dan bahan penolong dipengaruhi oleh faktor:

1. Volume atau jumlah yang dibutuhkan, yaitu yang dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan (kontinuitas) proses produksi. Semakin banyak jumlah bahan baku yang dibutuhkan, maka akan semakin besar tingkat persediaan bahan baku. Volume produksi yang direncanakan, hal ini ditentukan oleh penjualan terdahulu dan ramalan penjualan. Semakin tinggi volume produksi yang direncanakan berarti membutuhkan bahan baku yang lebih banyak yang berakibat pada tingginya tingkat persediaan bahan baku.2. Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan bahan baku yang tinggi, dan sebaliknya.3. Sifat bahan baku/penolong, apakah cepat rusak (durable goods) atau tahan lama (undurable goods). Barang yang tidak tahan lama tidak dapat disimpan lama, oleh karena itu bila bahan baku yang diperlukan tergolong barang yang tidak tahan lama tidak perlu disimpan dalam jumlah banyak. Sedangkan untuk bahan baku yang memiliki sifat tahan lama, maka tidak ada salahnya perusahaan menyimpannya dalam jumlah besar.Bagi perusahaan yang melakukan kegiatan produksi, persediaan (bahan baku dan penolong) merupakan faktor yang paling utama karena tanpa persediaan yang cukup produksi akan terhambat. Besar kecilnya persediaan yang dimiliki sangat tergantung pada kebijakan perusahaan, dan hal ini ditentukan dengan pertimbangan tertentu salah satunya adalah faktor biaya (lihat tentang faktor-faktor yang menentukan persediaan di atas). Biaya yang dikeluarkan bukan hanya biaya penyimpanan persediaan di gudang, melainkan harus diperhitungkan pula biaya yang dikeluarkan mulai dari pemesanan sampai barang tersebut masuk kedalam proses produksi dan kembali ke gudang sebagai barang jadi.Pengelolaan persediaan yang baik maka akan menghemat biaya dan meningkatkan pendapatan. Persediaan yang tidak dikelola dengan tepat akan menimbulkan berbagai permasalahan, seperti terhambatnya kegiatan produksi, kehilangan pelanggan serta terjadi pemborosan. Oleh karean itu pengelolaan persediaan memberi beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut:

1. Terjaganya kontinuitas proses produksi

2. Meningkatakan penerimaan perusahaan

3. Meningkatkan jumlah produksi

4. Dapat dengan tepat menghitung kebutuhan bahan baku

5. Mencegah terjadi pemborosan, baik waktu, biaya maupun tenaga

6. Memberi kepuasan kapada pelanggan.

Melihat pada keuntungan atau manfaat dari pengelolaan persediaan, maka tampak bahwa mengelola persediaan menjadi kebutuhan yang mendasar yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan, yang dalam hal ini adalah manajer produksi yang berkerjasama dengan manajer pemasaran dan keuangan.