Manajemen Operasi

5
Trifonia Ingrid Octavia/158115034/Program Studi Profesi Apoteker 2015-2016 REFLEKSI KULIAH TAMU PENGANTAR MANAJEMEN OPERASI PEMBICARA : BAPAK SUHARYONO Sebagai seorang apoteker telah kita ketahui bahwa salah satu tugas utama kita adalah sebagai manajer. Dalam pelaksanaan melakukan kegiatan manajemen, manajemen operasi dan dan supply chain management penting kita pelajari untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cepat, efisien, tanpa kesalahan, dan rendah biaya. Supply chain management dapat diartikan sebagai desain, operasi, dan perkembangan sistem yang bertugas untuk membuat dan menghantarkan produk primary perusahaan yang bersangkutan. Pada perkuliahan, pembicara menjelaskan beberapa contoh perusahaan (carrefour, toyota, zara, indomaret, dan alfamaret) yang telah menerapkan sistem supply chain management sehingga perusahaan tersebut dapat menekan biaya produksi dan penyimpanan. Manajemen operasi merupakan sistem transformasi yang mengkonversikan input (material, energi, tenaga kerja, modal, dan informasi) menjadi output (barang dan jasa). Suatu proses transformasi tidak mungkin mendapatkan hasil pure goods atau pure service. Manufacturing (operasi) penting dipelajari karena merupakan tempat pembuatan dan pentransformasian produk/jasa yang ditawarkan perusahaan, melibatkan bagian terbesar harta dan tenaga kerja perusahan, dan menentukan daya saing perusahaan. Tolak ukur yang menyatakan bahwa manajemen operasi yang kita lakukan mampu menghasilkan daya saing adalah mutu produk,

description

review mengenai supply chain management

Transcript of Manajemen Operasi

Page 1: Manajemen Operasi

Trifonia Ingrid Octavia/158115034/Program Studi Profesi Apoteker 2015-2016

REFLEKSI KULIAH TAMU PENGANTAR MANAJEMEN OPERASIPEMBICARA : BAPAK SUHARYONO

Sebagai seorang apoteker telah kita ketahui bahwa salah satu tugas utama kita adalah

sebagai manajer. Dalam pelaksanaan melakukan kegiatan manajemen, manajemen operasi

dan dan supply chain management penting kita pelajari untuk menyelesaikan pekerjaan

dengan cepat, efisien, tanpa kesalahan, dan rendah biaya. Supply chain management dapat

diartikan sebagai desain, operasi, dan perkembangan sistem yang bertugas untuk membuat

dan menghantarkan produk primary perusahaan yang bersangkutan. Pada perkuliahan,

pembicara menjelaskan beberapa contoh perusahaan (carrefour, toyota, zara, indomaret, dan

alfamaret) yang telah menerapkan sistem supply chain management sehingga perusahaan

tersebut dapat menekan biaya produksi dan penyimpanan.

Manajemen operasi merupakan sistem transformasi yang mengkonversikan input

(material, energi, tenaga kerja, modal, dan informasi) menjadi output (barang dan jasa).

Suatu proses transformasi tidak mungkin mendapatkan hasil pure goods atau pure service.

Manufacturing (operasi) penting dipelajari karena merupakan tempat pembuatan dan

pentransformasian produk/jasa yang ditawarkan perusahaan, melibatkan bagian terbesar

harta dan tenaga kerja perusahan, dan menentukan daya saing perusahaan.

Tolak ukur yang menyatakan bahwa manajemen operasi yang kita lakukan mampu

menghasilkan daya saing adalah mutu produk, efisiensi biaya, ketersediaan, dan kelenturan.

Produk bermutu adalah produk sesuai spesifikasi, konsisten, meyakinkan, dan yang mampu

memenuhi tuntutan kebutuhan konsumen. Demi perkembangan mutu suatu produk perlu

dilakukaan Quality Function Deployment yang merupakan analisis suara konsumen terhadap

produk. Efisiensi biaya yakni kemapuan suatu produk untuk bersaing di pasar dengan margin

(perbedaan antara price-cost) laba yang memadai. Salah satu cara mengefisiensikan biaya di

manufacturing yakni dengan menekan biaya produksi. Ketersediaan adalah kemampuan

untuk mempermudah konsumen dalam mendapatkan produk apabila mereka membutuhkan.

Kelenturan adalah kemampuan dalam mengantisipasi perubahan yang semakin cepat dan

semakin tidak beraturan. Dalam manufacturing perubahan tersebut mencangkup perubahan

desain produk, spesifikasi produk, product-mix, perubahan volume, waktu penyerahan, dsb.

Ruang lingkup dari manajemen operasi yakni : proses, kapasistas, persediaan, tenaga

kerja, dan mutu. Ruang lingkup proses dibahas penentuan jenis proses dan fasilitas yang

akan digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Page 2: Manajemen Operasi

pemilihan proses : kondisi pasar, kebutuhan modal, kebutuhan tenaga kerja dan ragam

keahlian, kebutuhan bahan baku, perkembangan teknologi, strategi perusahaan untuk

menekan harga, dan product innovator (produk yang muncul ke pasar langsung laku). Dalam

perkuliahan dibahas product focused strategy sebagai panduan untuk memilih alur proses

produksi, contohnya jika akan menghasilkan produk dengan high volume, low variety maka

akan digunakan line flow/continuous proses production dimana proses ini biasanya hanya

terjadi pada pabrik perakitan, industri kimia, dan kertas, namun line flow proses ini memiliki

kerugian yakni kurangnya flexibilitas produk, dibutuhkan alat yang khusus, dan invesment

yang lebih besar. Contoh kedua adalah produk yang low volume, high variety akan

digunakan intermittent flow proses production dimana proses ini biasanya terjadi di bank,

rumah sakit, dan toko mesin, proses ini memiliki kerugian yakni biaya varietasnya tinggi,

butuh personel yang sangat terlatih, lebih sulit dalam pelaksanaan planning dan kontrol serta

rendahnya utilisasi alat yang ada. Suatu perusahaan sangat ingin menerapkan strategi proses

mass customization seperti contohnya JCO dimana perusahaan tersebut menggunakan bahan

yang sama namun berbeda topping sehingga menghasilkan produk yang high variety, high

volume dan flexible equipment.

Kapasitas adalah output rate maksimum dari suatu operasi. Keputusan suatu

perusahaan untuk mencapai kapasitas seimbang dapat diperkirakan (peramalan demand)

dengan membuat grafik break event point atau crossover chart. Kenaikan kapasitas sangat

bergantung oleh demand konsumen. Strategi penyesuaian kapasitas dapat dilakukan dengan

2 cara, yaitu modifikasi permintaan (potongan harga, indent) atau modifikasi pasokan (cth:

subkontrak, perjanjian kerjasama, dll).

Tujuan persediaan : untuk melindungi dari ketidakpastian (supply demand, lead time),

memungkinkan produksi dan pembelian yang ekonomis, mengantisipasi fluktuasi, sebagai

transit dan spekulatif. Pola permintaan sediaan dibagi 2 yakni independent demand

(dipengaruhi oleh pasar) dan dependent demand (dipengaruhi oleh permintaan akan produk

yang lain, contohnya permintaan persediaan roda dan rangka sepeda yang meningkat akibat

permintaan sepeda yang meningkat). Persediaan yang makin besar tidak selalu berarti

semakin baik dikarenakan proses penyimpanan memiliki biaya seperti listrik, gudang,

kerusakan, dll, jadi sebaiknya persediaan tidak berlebih dan tidak kekurangan untuk

menghindari biaya stockout dan biaya pesan. Perkiraan persediaan dapat dilakukan dengan

menghitung EOQ atau melakukan MRP (Material Resource Planning System) dimana sistem

ini cocok digunakan pada dependent demand item, dimana sistem ini mengubah informasi

Page 3: Manajemen Operasi

dari MPS menjadi informasi kapan dan berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan dan

banyak order harus dilakukan, sehingga inventory level menjadi kecil.

Sistem pengendalian persedian dibagi 2 yaitu kontinyu (dapat diterapkan dimana

kondisi kebutuhan jumlah sediaan tidak konstan) dan periodik (memonitor sediaan secara

periodik). Sistem pegendalian kontinyu dilakukan saat pemesanan tetap, namun waktu

bervariasi yang disebut Qsistem. Pada sistem ini besarnya inventory level diamati terus

menerus setiap transaksi. Bila inventory level sudah mencapai suatu harga tertentu (reorder

point = R) maka akan dilakukan order sebesar Q. Sistem pengendalian periodik dilakukan saat

pemesanan tetap, namun jumlah bervariasi yang disebut P sistem. Pada sistem ini inventory

level hanya diperiksa pada saat tertentu saja secara periodik dan bila harus melakukan order,

order tersebut hanya dilakukan pada saat reviw saja.

Tujuan manajemen tenaga kerja : agar tenaga kerja dapat mencapai kinerja yang

diinginkan. Cara manajemen tenaga kerja yakni dengan perencanaan sumber daya manusia

yang meliputi penentuan jabatan, jumlah, dan kemampuan yang dibutuhkan, pemahaman

pasar tenaga kerja yang potensial, dan pertimbangan kondisi permintaan dan penawaran

karyawan. Tahap yang perlu dilakuakn untuk mendapatkan tenaga kerja dengan kinerja yang

diinginkan yakni : recruitment, seleksi, pengenalan dan orientasi, pelatihan dan

pengembangan.

Manajemen mutu sangat penting dilakukan karena berkaitan dengan liabilitas produk

yang dapat mempengaruhi reputasi perusahaan, cost dan market share. Setiap konsumen

selalu menginginkan mutu barang dan service yang terbaik, sehingga mutu tidak hanya dari

produk yang memiliki mutu terbaik orang yang akan menawarkan atau mengahantarkan

produk ke konsumenpun harus mampu merepresentasikan mutu produk yang baik.