manajemen operasi

39
Menurut SNI , daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/ industri adalah 15 watt/ m2. Untuk rumah tak melebihi 10 watt/m2. ( tambahan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2, hotel 10-30 watt/m2, sekolah 15-30 watt/m2, rumah sakit 10-30 watt/m2 ). Coba terapkan perhitungan ini pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Misalnya, rumah anda berukuran 36 m2, maka jumlah daya untuk lampu harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi. Jumlah lampu pada suatu ruang ditentukan / dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : N = E x L x W Ø x LLF x CU x n Dimana : N = jumlah titik lampu E = Kuat Penerangan /target kuat penerangan yang akan dicapai (Lux) L = Panjang Ruang(Meter) W = Lebar Ruang (Meter) Ø = Total Lumen Lampu / Lamp Luminous Flux LLF = Light loss factor / Faktor Cahaya Rugi (0,7-0,8) CU = coeffesien of utilization / Faktor Pemanfaatan (50-65 %) n = Jumlah Lampu dalam 1 titik Lampu KUAT PENERANGAN (E) Perkantoran = 200 - 500 Lux Apartemen / Rumah = 100 - 250 Lux Hotel = 200 - 400 Lux Rumah sakit / Sekolah = 200 - 800 Lux Basement / Toilet / Coridor / Hall / Gudang / Lobby = 100 - 200 Lux Restaurant / Store / Toko = 200 - 500 Lux Ø = W x L/w Dimana : W = daya lampu , L/w= Luminous Efficacy Lamp / Lumen per watt (dapat dilihat pada box lampu yang kita beli).

Transcript of manajemen operasi

Page 1: manajemen operasi

Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/ industri adalah 15 watt/ m2. Untuk rumah tak melebihi 10 watt/m2.( tambahan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2, hotel 10-30 watt/m2, sekolah 15-30 watt/m2, rumah sakit 10-30 watt/m2 ). Coba terapkan perhitungan ini pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Misalnya, rumah anda berukuran 36 m2, maka jumlah daya untuk lampu harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi.

Jumlah lampu pada suatu ruang ditentukan / dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

N =E x  L x W

Ø  x LLF  x CU x n 

Dimana :N = jumlah titik lampu

E = Kuat Penerangan /target kuat penerangan yang akan dicapai (Lux)

L = Panjang Ruang(Meter)

W = Lebar Ruang (Meter)

Ø = Total Lumen Lampu / Lamp Luminous Flux

LLF = Light loss factor / Faktor Cahaya Rugi (0,7-0,8)

CU = coeffesien of utilization / Faktor Pemanfaatan (50-65 %)

n = Jumlah Lampu dalam 1 titik Lampu

KUAT PENERANGAN (E)Perkantoran = 200 - 500 Lux

Apartemen / Rumah = 100 - 250 Lux

Hotel = 200 - 400 Lux

Rumah sakit / Sekolah = 200 - 800 Lux

Basement / Toilet / Coridor / Hall / Gudang / Lobby = 100 - 200 Lux

Restaurant / Store / Toko = 200 - 500 Lux

Ø = W x L/w 

Dimana : 

W = daya lampu,L/w= Luminous Efficacy Lamp / Lumen per watt (dapat dilihat pada box lampu yang kita beli).

Contoh, 

Untuk lampu PL 18W dengan type ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V mempunyai Luminous Efficacy Lamp sebesar 61 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w 

Ø = 18 x 61 = 1098 lumen.

Sekarang coba kita hitung sebuah ruang tamu dengan panjang 7 meter dan lebar 4 meter, akan

Page 2: manajemen operasi

dipasang dengan lampu PL 18 watt. Berapa jumlah lampu yang akan dipasang pada ruanga tersebut. 

Diketahui : 

E = 150 (antara 100 – 300 Lux), L = 7 meter, W = 4 meter, N = 1 bh, LLF = 0,8 (Antara 0,7-0,8), CU = 65% (antara 50-65 %), Ø = 1098 lumen

Ditanya N : 

Jumlah Titik Lampu yang akan dipasang pada ruang 7 x 4 meter dengan menggunakan jenis lampu PL 18 w (ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V)

Penyelesaiannya :

N =E x  L x W

Ø x LLF x CU x n

=150 x 7 x 4

1098 x 0,8 x 65% x 1

=4200

570,96

= 7,36

= 8 Titik Lampu

Menurut standart SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi 10 W/M²,maka :

Jumlah W/M2 = 

Jumlah Titik lampu x Watt lampu

Luas Ruang

=8 x 18

7 x 4

=144

28

Page 3: manajemen operasi

=5,14 w/m2

Dari perhitungan diatas, kita mengetahui bahwa dengan ruangan 7 x 4 meter yang akan dipasang lampu PL 18W dengan type ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V memerlukan paling tidak 8 titik lampu. Apabila hasil dari perhitungan diatas dirasa terlalu terang atau kurang terang, kita dapat menyiasati dengan mengganti lampu dengan watt yang lebih tinggi atau lebih rendah. 

Read more: http://jasainstalistrik.blogspot.com/2011/07/cara-menghitung-jumlah-titik-lampu-pada.html#ixzz2O87VxNyp

Pemeliharaan Pada Sistem Penerangan Gedung

Posted by Muhammad Taufan

Cahaya yang dihasilkan lampu sebagai sumber cahaya berkembang sesuai dengan umur lampu. Semakin lama makin berkurang lumen yang dipan-carkannya. Pengurangan ini disebut depresiasi lumen dan peristiwa ini tidak bisa dipisahkan dengan karakteristik lampu tersebut. Berkurangnya cahaya yang dipancarkan lampu juga dipengaruhi oleh akibat debu dan kotoran yang terdapat pada lampu dan armatur serta ruangan yang kotor. Dengan demikian hilangnya cahaya disebabkan oleh beberapa faktor seperti akumulasi debu dan kotoran, usia lampu serta ketuaan dan lemahnya sumber cahaya, rendahnya tegangan masuk, rendahnya pantulan loteng, lantai serta permukaan mesin-mesin dan alat-alat lainnya.

Page 4: manajemen operasi

Untuk mendapatkan kelayakan yang sesuai dengan yang diharapkan sepanjang umur dari sistem penerangan sebaiknya diadakan perawatan dan pemeliharaan secara periodik. Gangguan yang paling nyata adalah debu yang menempel pada sistem. Selain menurunkan kuat penerangan, debu ini juga menyebabkan berkurangnya aliran pertukaran panas pada sistem. Juga serangga sering kali menjadi penyebab terjadinya hubungan singkat sehingga ballast terbakar.

Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/ industri adalah 15 watt/ m2. Untuk rumah tak melebihi 10 watt/m2.( tambahan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2, hotel 10-30 watt/m2, sekolah 15-30 watt/m2, rumah sakit 10-30 watt/m2 ).

Peranan yang penting dari kegiatan pemeliharaan baru diingat setelah sistem penerangan telah melumpuhkan aktifitas dalam perusahaan atau gedung perkantoran tersebut karena kurangnya penerangan dari lampu-lampu.

Secara umum tujuan pemeliharaan dimaksudkan adalah untuk :

1.       Mempertahankan kemampuan penerangan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan perencanaan.

2.        Menjaga kualitas penerangan sesuai dengan kebutuhan penghuni perusahaan, pabrik, gedung-gedung perkantoran dan rumah tinggal tersebut.

3.        Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan peralatan penerangan diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan.

4.       Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pembersihan secara efektif dan efisien.

5.       Menghidari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan kerja.

6.       Mengadakan kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan atau gedung perkantoran, dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan yang maksimal dan total biaya yang rendah.

Penggunaan LLF (Light Loss Faktor) atau faktor kerugian cahaya pada perencanaan instalasi penerangan perlu pengaturan, agar tidak ada pemeliharaan yang berulang-ulang untuk mempertahankan tingkat penerangan yang sedekat mungkin dengan keadaan awal. Nilai dari LLF

Page 5: manajemen operasi

dipergunakan untuk indikasi sejumlah depresiasi yang tidak dapat dikontrol dan usaha yang diharapkan untuk mengatasi depresiasi.

Pentingnya Pemeliharaan

Untuk merencanakan sebuah program pemeliharaan sistem penerangan secara sempurna, perlu mengetahui serta memahami dasar-dasar pencahayaan, termasuk perhitungan dan disain penerangan untuk sebuah ruangan. Banyak informasi-informasi yang lebih terinci yang telah dikembangkan untuk disain penerangan untuk berbagai keperluan ruangan.

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan kerugian cahaya pada sistem penerangan sebagaimana dijelaskan oleh Berlon C. Cooper (1977:7-150) yaitu depresiasi lumen lampu, pengotoran lampu dan armatur, pemadaman (burn out), tegangan rendah, armatur yang tidak efisien dan depresiasi ruangan yang kotor.

Berikut ini dijelaskan program penggantian dan pembersihan sistem penerangan secara periodik yaitu :

1. Penggantian Lampu Secara Teratur/Periodik

Rencana yang teratur dalam program pelaksanaan penggantian lampu akan menghentikan depresiasi lumen dari lampu dan menjaga lampu agar tidak banyak mati. Dengan demikian tingkat penerangan akan diperbaiki dan sesuai dengan yang diinginkan.

Lampu-lampu pada sebuah sistem penerangan dapat ditukar secara langsung saat ia mati atau keseluruhan instalasi dapat diganti sebelum lampu-lampu mencapai akhir hidup rata-ratanya. Penggantian lampu secara lang-sung disebut “spot replacement”, sedangkan penggantian secara masal disebut “group relamping”.

a. Penggantian Lampu Secara Langsung (Spot Replacement)

Page 6: manajemen operasi

Penggantian lampu pada program ini hanya dilakukan pada lampu yang rusak atau lampu-lampu yang telah lewat umur. Program peng-gantian ini merupakan proses yang menjemukan dan memakan waktu yang panjang. Hal ini mengakibatkan biaya pekerja dan biaya produksi yang tinggi, maka total biaya untuk penggantian secara langsung lebih besar.

Pada lokasi penerangan yang luas dipakai program penggantian individual yang dimodifikasi, dimana pemeriksaan dilakukan secara periodik (misalnya mingguan, bulanan) dan mengganti semua lampu-lampu yang rusak/mati. Jadi tidak hanya ditunggu bila lampu ada yang rusak/mati, tetapi dilakukan pemeriksaan perlampuan secara berkala.

b. Penggantian Lampu Secara Masal (Group Relamping)

Penggantian lampu secara berkelompok besar (masal) disebut group relamping. Program penggantian ini dilakukan berganti-ganti dan disesuaikan dengan jadwal yang disukai. Cara yang paling praktis untuk menentukan kapas sistem penerangan harus menggunakan metode group relamping adalah menggunakan data pemadaman lampu (burn out) sebagai petunjuk. Ini boleh dilakukan karena jumlah kerusakan dalam satu group benar-benar menunjukkan porsi dari hidup rata-rata yang dihasilkan group tersebut.

Kurva mortality (angka kematian) lampu sangat lazim digunakan untuk informasi ini. Kurva mortality lampu pijar dan lampu flouresen dapat dilihat gambar 3 di atas.

Kurva mortality lampu flouresen memperlihatkan bila lampu telah mencapai 70% hidup rata-rata, maka 12% dari lampu tersebut telah rusak. Atau bila lampu-lampu itu telah mencapai 80% dari hidup rata-rata, maka 21% akan rusak. Setelah 80% kehidupan rata-rata, tingkat kerusakan akan bertambah secara cepat.

Penentuan interval yang dipilih untuk group relamping merupakan hal yang penting, sehingga biaya tahunan lebih rendah terhadap produksi penerangan (lux). Dalam banyak hal, interval ini sama dengan 50% hidup rata-rata lampu secara relatif. Interval yang panjang (diatas 80% hidup) cenderung menghasilkan lampu yang rendah, biaya pekerja dan akibat terakhir tentu tingkat pemeliharaan tinggi pada intensitas pene-rangan. Dalam prakteknya memilih interval biasanya mempertimbang-kan antara biaya produksi setiap lux yang rendah dan biaya pemeliha- raannya yang rendah. Pada sistem group relamping biaya pekerja dapat hemat, lampu

Page 7: manajemen operasi

lebih terang (banyak cahaya), sedikit rintangan pekerjaan, penampilan sistem penerangan lebih baik dan sedikit alat bantu perawatan.

Lampu-lampu flouresen cocok untuk program group relamping, karena jumlah biaya lampu dalam kaitannya dengan total biaya penerangan adalah kecil, biasanya kurang 10%. Group relamping untuk lampu mercury dan lampu incandesen kurang tepat dipakai, dimana kerusakan pada satu lampu bisa mengurangi iluminasi pada sebuah bidang kerja tertentu secara besar.

Pada sistem group relamping dapat dilakukan prosedur/cara yaitu pada saat lampu hidup rata-rata 80% misalnya, 20% dari sisa lampu yang masih baik, dipisahkan dan digunakan sebagai penggantian individual selama periode sementara (interim) sebelum group relamping berikutnya.

2. Membersihkan Secara Teratur/Periodik

Pembersihan armatur-armatur, lampu dan permukaan ruangan secara teratur/periodik dapat menekan penyusutan cahaya akibat kotoran/debu yang menempel pada bagian-bagian tersebut. Debu dan kotoran akan mengurangi efisiensi armatur dan sekaligus mengurangi cahaya yang direfleksikan pada bidang kerja. Permukaan ruangan seperti langit-langit, dinding dan bidang kerja perlu dibersihkan dan dicat kembali secara berkala. Pembersihan armatur, lampu dan permukaan ruangan secara teratur akan menghasilkan hal-hal sebagai berikut :

a. Lebih Banyak Cahaya Yang Diberikan Per Rupiah

Pembersihan akan memperbaiki cahaya yang dihasilkan pada suatu sistem penerangan. Pengotoran pada armatur dan permukaan ruangan akan mempunyai reflektansi yang rendah dari pada permukaan itu sendiri. Dengan adanya program pembersihan, jumlah cahaya yang dihasilkan per rupiah akan efisien.

b. Manajemen Energi Yang Lebih Baik

Page 8: manajemen operasi

Armatur yang bersih dapat menghemat penggunaan daya dari lampu-lampu, karena mempunyai reflektansi yang tinggi. Dengan demikian sekaligus jumlah armatur jauh lebih sedikit.

c. Kebanggaan Pemilik

Armatur dan permukaan ruangan yang bersih memberikan ke-banggaan yang menarik perhatian dari pemilik bangunan dan juga kebanggaan dari “bagian rumah tangga”.

d. Pengurangan Modal Investasi

Jika suatu sistem penerangan secara periodik diadakan penggantian lampu dan pembersihan, dengan rencanan yang cermat, akan memberi-kan cahaya yang lebih banyak jika dibandingkan lampu-lampu diganti hanya sesudah mati dan armatur dibiarkan kotor.

Jika perencanaan sistem penerangan mengetahui tentang rencana program pemeliharaan yang baik, mereka akan merencanakan tingkat penerangan dengan lebih sedikit armatur. Ini akan mengakibatkan pengurangan modal investasi dan juga mengurangi biaya operasional dan penggunaan energi.

G. Langkah-Langkah Pembersihan dan Penggantian

Untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi dalam pemeliharaan sistem penerangan perlu dipahami langkah-langkah yang perlu diperhatikan. Langkah-langkah pembersihan akan berselang-seling karena adanya bermacam-macam tipe armatur dan lokasi/ruangan yang berbeda-beda. Untuk melakukan pember-sihan tersebut bisanya berkelompok atau team, karena ada sebagian yang berada di atas tangga dan sebagian lagi di bawah.

Adapun langkah-langkah pembersihan lampu pada umumnya sebagai berikut :

Page 9: manajemen operasi

1.       Sebelum bekerja terlebih dahulu matikan sumber terhadap armatur yang akan dibersihkan, agar keselamatan pekerja lebih terjamin.

2.        Lepaskan material penutup dan juga lampunya, louver, plastik atau panel glass, kemudian lampu diambil dari armatur dan diteruskan pada orang yang di lantai.

3.        Usahakan mengurangi goncangan pada saat bekerja dekat dengan soket listrik, karena bila goncangan yang kuat akan dapat mengakibatkan rang- kaian listrik akan putus.

4.       Bersihkan Unit Dasar

Kotoran-kotoran yang banyak pada permukaan armatur paling atas dibersih- kan dengan mencuci, melap, menyedot debu. Kemudian seluruh unit di-bersihkan dan dibilas.

1.       Membersihkan Material Penutup dan Lampu-lampu.

Sementara dilakukan pembersihan armatur paling atas, orang yang berada di bawah membersihkan material penutup dan lampu. Lampu harus dilap kering sebelum dipasang. Material/peralatan dari plastik digosok dengan kain lembab, sebab jika memakai kain kering akan timbul muatan elektro statik.

6. Penggantian Lampu dan Material Penutup

Setelah semua material dibersihkan, lampu baru atau lampu yang telah dibersihkan dipasang kembali dengan benar seperti semula.

Lampu pijar dan armatur lampu dengan pelepasan listrik (lampu pijar) tidak memerlukan banyak langkah seperti unit lampu flouresen (TL), tetapi secara umum metode tersebut dapat dipakai untuk pembersihan semua peralatan listrik.

Setiap ruang pada bangunan rumah, kantor, apartement, gudang, pabrik, dan lainnya pasti membutuhkan penerangan. Intensitas penerangan merupakan aspek penting di tempat-tempat tersebut karena berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas penerangan di tempat tersebut tidak memenuhi standard yang perlu diterapkan.

Page 10: manajemen operasi

Perencanaan penerangan suatu tempat harus mempertimbangkan beberapa faktor antara lain intensitas penerangan saat digunakan untuk bekerja, intensitas penerangan ruang pada umumnya, biaya instalasi, biaya pemakaian energi dan biaya pemeliharaannya.

Perlu diperhatikan, perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekitarnya harus dihindari karena mata kita akan memerlukan daya yang besar untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut yang menyebabkan mata mudah lelah.

Untuk mendapatkan hasil penerangan / pencahayaan yang baik dan merata, kita harus dipertimbangkan iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran lampu, jenis dan jarak penempatan lampu yang diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut.

Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain : dimensi ruang, kegunaan / fungsi ruang, warna dinding, type armature yang akan digunakan, dan masih banyak lagi.

Daya Pencahayaan Maksimum Menurut SNI

Untuk Ruang Kantor/ Industri adalah 15 watt / m2

Untuk Rumah tak melebihi 10 watt / m2

Untuk Toko 20-40 watt / m2

Untuk Hotel 10-30 watt / m2

Untuk Sekolah 15-30 watt / m2

Untuk Rumah sakit 10-30 watt / m2

Coba terapkan perhitungan tersebut di atas pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi.

Terdapat dua aspek penting dari perencanaan penerangan, pertama yaitu menentukan jumlah armature yang dibutuhkan berdasarkan nilai intensitas yang diberikan, sedangkan yang kedua adalah rekomendasi pemasangan berdasarkan bentuk ruangan.

Untuk mendapatkan JUMLAH LAMPU pada suatu ruang dapat dihitung dengan metode factor utilisasi ruangan, rumusnya adalah sebagai berikut :

N = ( 1.25 x E x L x W ) / ( kΦ x η LB x η R )

Dimana :

N = Jumlah armature

1.25 = Faktor Perencanaan

Page 11: manajemen operasi

E = Intensitas Penerangan ( Lux )

L = Panjang Ruang ( meter )

W = Lebar Ruang ( meter )

Φ = Flux Cahaya ( Lumen )

η LB = Efisiensi armature ( % )

η R = Factor Utilisasi Ruangan ( % )

FLUX CAHAYA sendiri bisa diketahui melalui rumus berikut :

Ø = W x L/w

Dimana :

Ø = Flux Cahaya ( Lumen )

W = daya lampu ( Watt )

L/w= Luminous Efficacy Lamp ( Lumen / watt )

Beberapa data tersebut di atas dapat dilihat pada catalog ( kardus ) lampu

FAKTOR RUANGAN ( k ) dapat diketahui dari data dimensi ruangan, rumusnya sebagai berikut :

K = ( A x B ) / ( h ( A + B ))

Dimana :

A = lebar ruangan ( meter )

B = panjang ruangan ( meter )

H = tinggi ruangan ( meter )

h = H – 0.85 ( meter )

TABEL KUAT PENERANGAN (E)

Perkantoran = 200 - 500 Lux

Apartemen / Rumah = 100 - 250 Lux

Page 12: manajemen operasi

Hotel =200 - 400 Lux

Rumah sakit / Sekolah = 200 - 800 Lux

Basement / Toilet / Coridor / Hall / Gudang / Lobby = 100 - 200 Lux

Restaurant / Store / Toko = 200 - 500 Lux

CONTOH PERHITUNGAN PENERANGAN

Parameter perencanaan untuk perhitungan penerangan ruang dipengaruhi oleh dimensi ruangan, kualitas cahaya yang disesuaikan dengan fungsi ruangan, jumlah lampu tiap armature, jenis lampu dan warna ruangan. Dari data-data tersebut dapat diketahui jumlah armature dan pemasangannya.

Suatu contoh perencanaan penerangan ruang meeting dengan data dimensi ruangan :

A = 15 meter, B = 8 meter, H = 3.5 meter dan h = 2.5 meter

Intensitas yang dikehendaki pada ruangan sebesar 300 Lux Lampu yang dipakai adalah Osram Dulux EL/D 2x24 Watt dari data di kardusnya memiliki 1800 lumen dan nilai efisiensi armature sebesar 0.58.

Tingkat refleksi ruangan diketahui sebagai berikut : langit-langit = 0.8 ; dinding = 0.5 dan lantai 0.3.

Factor utilitas ruangan diketahui dari table sebesar 0.91

perhitungan dimulai dengan mencari factor ruangan ( k )

K = ( A x B ) / ( h ( A + B ))

K = ( 15 x 8 ) / ( 2.5 ( 15 + 8 ))

K = ( 120 ) / ( 57.5 ) = 2

setelah itu baru dicari jumlah armature-nya ( n )

N = ( 1.25 x E x L x W ) / ( kΦ x η LB x η R )

N = ( 1.25 x 300 Lux x 15 m x 8 m ) / ( 2 x 1800 x 0.58 x 0.91 )

N = 23

Jadi jumlah armature-nya 23, dibulatkan menjadi 24 armature, disarankan dibagi menjadi 3 baris tiap barisnya terdiri dari 8 armature untuk dimensi ruangan seperti tersebut di atas.

Semoga tulisan ini memberi manfaat bagi penulis dan pembacanya. Tiada gading yang tak retak, tulisan ini masih mungkin kurang sempurna jadi mohon masukannya.

Page 13: manajemen operasi

Pemeliharaan sistem penerangan merupakan salah satu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik, pusat listrik, gedung perkantoran dan sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lainnya. Adapun kegiatan-kegiatan pemeliharaan tersebut mencakup kegiatan pengecekan, perbaikan/reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada, pembersihan dan penggantian komponen-komponen pada sistem pene-rangan yang telah rusak. Pada sebagian perusahaan, pabrik, pusat listrik dan gedung-gedung perkantoran kurang memperhatikan bidang pemeliharaan. Peranan yang penting dari kegiatan pemeliharaan baru diingat setelah sistem penerangan telah melumpuhkan aktifitas dalam perusahaan atau gedung perkantoran tersebut karena kurangnya penerangan dari lampu-lampu.

Pemeliharaan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan sistem penerangan dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan pene-rangan yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Secara umum tujuan pemeliharaan dimaksudkan adalah untuk :

1. Mempertahankan kemampuan penerangan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan perencanaan.

2. Menjaga kualitas penerangan sesuai dengan kebutuhan penghuni perusahaan, pabrik, gedung-gedung perkantoran dan rumah tinggal tersebut.

3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan peralatan penerangan diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan.

4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pembersihan secara efektif dan efisien.

5. Menghidari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan kerja.

6. Mengadakan kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan atau gedung perkantoran, dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan yang maksimal dan total biaya yang rendah.

Pemeliharaan adalah satu-satunya jalan untuk meneruskan keefektifan setiap instalasi penerangan. Pemeliharaan perlampuan dengan arti yang seluas-luasnya, dapat dipergunakan untuk mempertahankan hasil sistem penerangan sedekat mungkin dengan keadaan awal, walaupun telah dipakai beberapa jangka waktu yang lama.

Secara khusus tujuan dari pemeliharaan penerangan secara periodik adalah untuk mempertahankan tingkat penerangan yang diinginkan atau penga-ruh iluminasi dengan biaya operasi dan pemeliharaan yang minimal dengan penggunaan energi yang efektif. Untuk itu koordinasi antara pemeliharaan dan program personil adalah penting, agar suatu peralatan dipelihara untuk meng-hasilkan peragaan penerangan yang efisien.

Penggunaan LLF (Light Loss Faktor) atau faktor kerugian cahaya pada perencanaan instalasi penerangan perlu pengaturan, agar tidak ada pemeliharaan yang berulang-ulang untuk mempertahankan tingkat penerangan yang sedekat mungkin dengan keadaan awal. Nilai dari LLF dipergunakan untuk indikasi

Page 14: manajemen operasi

sejumlah depresiasi yang tidak dapat dikontrol dan usaha yang diharapkan untuk mengatasi depresiasi. Orang-orang bagian pemeliharaan harus terlatih, hal ini diperlukan untuk menerapkan rencana-rencana pemeliharaan yang sistimatis. Beberapa pabrik, pusat listrik dan gedung konvensional telah sanggup meleng-kapi dan melatih serta mensurvisi personil, meskipun banyak menguntungkan dengan menyewa spesialis-spesialis dari luar.

Pada instalasi menengah dan kecil, kontraktor-kontraktor pemeliharaan listrik dapat memberikan rencana-rencana pelayanan, peralatan dan orang-orang yang bekerja sungguh-sungguh, akan memberikan biaya yang rendah per unit cahaya. Kontraktor-kontraktor yang terlatih dapat menganalisa konservasi energi yang potensial jika menerapkan rencana pemeliharaan penerangan.

Dikarenakan sistem penerangan lampu-lampu flouresen semakin rumit untuk diawasi oleh seorang penjaga atau penjaga kebersihan harian (tetap), maka perusahaan khusus perawatan pencahayaan perlu dibentuk. Perusahaan akan mengembangkan petugas-petugas terlatih, teknik perawatan yang efisien dan peralatan khusus untuk perawatan yang lengkap secara ekonomis. Biasanya mereka bisa merawat sistem penerangan secara lebih seksama dan dengan biaya yang lebih rendah dari pada apa yang dapat dilakukan oleh pemilik sendiri. Hal ini disebabkan karena pemilik tidak mempunyai orang-orang terlatih dalam bidang perawatan tersebut.

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut:

1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat

2. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja

3. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang.

4. Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan penggunaan pencahayaan untuk suatu lingkungan kerja maka perlu pula diperhatikan hal-hal berikut ini:

· Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan melengkapi pencahayaan alami.

· Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja yang memerlukan tugas visual tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum

· Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior, apakah menyebar atau tefokus pada satu arah

· Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian ruangan yang diterangi atau tidak

· Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek warna dari cahaya

Page 15: manajemen operasi

· Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi, apakah tinggi atau rendah.

· Sumber terang buatan

Ada tiga jenis utama sunber cahaya buatan yaitu :

a. Lampu Pijar

Lampu pijar memiliki filamen yang memberikan cahaya ketika dipanaskan, menjadi pijar oleh aliran listrik. Lampu ini menyediakan sumber cahaya, memiliki efikasi rendah, mempresentasikan warna (render) dengan cukup baik, dan mudah untuk dipadamkan oleh reostat.

Gambar Lampu Pijar

b. Lampu Fluoresens

Page 16: manajemen operasi

Lampu fluoresens adalah lampu discharge tubular dimana cahaya dihasilkan dari fluresens lapisan fosfor didalam tabung. Lampu ini menyediakan sumber cahaya linier dan memiliki efikasi sebesar 50 sampai 80 lumen per watt. Kemampuan merepresentasikan warna (rendering) yang dimiliki bervariasi.

Gambar Lampu Fluoresens

c. Lampu High-Intensity Discharge (HID)

Lampu High-Intensity Discharge (HID)adalah lampu discharge yang memiliki jumlah cahaya signifikan yang dihasilkan dari pelepasan listrik

melalui uap logam didalam tabung kaca tertutup. Lampu HID menggabungkan bentuk lampu pijar dengan efikasi lampu fluoresens.

Lampu-lampu merkuri menghasilkan cahaya dengan pelepasan listrik dalam uap merkuri.

Gambar Lampu High-Intensity Discharge (HID)

Page 17: manajemen operasi

Lampu logam halida konstruksinya sama dengan lampu merkuri, tetapi memiliki tabung dimana ligam halida ditambahkan untuk menghasilkan cahaya dan memperbaiki color rendering.

Gambar Lampu logam halida

Lampu high-pressure sodium (HPS) menghasilkan spektrum cahaya putih keemasan yang luas yang dihasilkan dari pelepasan listrik pada uap sodium.

Gambar Lampu high-pressure sodium (HPS)

Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas 3 macam yakni:

Page 18: manajemen operasi

1. Sistem Pencahayaan Merata

Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langi-langit.

2. Sistem Pencahayaan Terarah

Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan tampak lebih jelas. Sistem ini dapat juga digabungkan dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata.

3. Sistem Pencahayaan Setempat

Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat kerja yang memerlukan tugas visual. Sistem pencahayaan ini sangat bermanfaat untuk:

· memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi teliti

· mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya dari arah tertentu.

· melengkapi pencahayaan umum yang terhalang mencapai ruangan khusus yang ingin diterangi

· membantu pekerja yang sudah tua atau telah berkurang daya penglihatannya.

· menunjang tugas visual yang pada mulanya tidak direncanakan untuk ruangan tersebut.

Sedangkan untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:

a. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya.

b. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%

c. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)

Page 19: manajemen operasi

Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dindng. Pada sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.

d. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.

e. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.

Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti berikut:

JENIS KEGIATAN

TINGKAT PENCAHAYAAN MINIMAL (LUX)

KETERANGAN

Pekerjaan kasar dan tidak terus – menerus

100

Ruang penyimpanan & ruang peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu

Pekerjaan kasar dan terus – menerus

200

Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar

Pekerjaan rutin

300

Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/penyusun

Pekerjaan agak halus

500

Page 20: manajemen operasi

Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pekerjaan pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin

Pekerjaan halus

1000

Pemilihan warna, pemrosesan teksti, pekerjaan mesin halus & perakitan halus

Pekerjaan amat halus

1500

Tidak menimbulkan bayangan

Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus

Pekerjaan terinci

3000

Tidak menimbulkan bayangan

Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus

United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia mengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang tergantung area kegiatannya, seperti berikut:

Tabel 2 Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan

Keperluan

Pencahayaan (LUX)

Contoh Area Kegiatan

Pencahayaan Umum untuk ruangan dan area

yang jarang digunakan

dan/atau tugas-tugas atau

visual sederhana

20

Layanan penerangan yang minimum dalam area sirkulasi luar ruangan, pertokoan didaerah terbuka, halaman tempat penyimpanan

50

Tempat pejalan kaki & panggung

70

Page 21: manajemen operasi

Ruang boiler

100

Halaman Trafo, ruangan tungku, dll.

150

Area sirkulasi di industri, pertokoan dan ruang penyimpan.

Pencahayaan umum untuk interior

200

Layanan penerangan yang minimum dalam tugas

300

Meja & mesin kerja ukuran sedang, proses umum dalam industri kimia dan makanan, kegiatan membaca dan membuat arsip.

450

Gantungan baju, pemeriksaan, kantor untuk menggambar, perakitan mesin dan bagian yang halus, pekerjaan warna, tugas menggambar kritis.

1500

Pekerjaan mesin dan diatas meja yang sangat halus, perakitan mesin presisi kecil dan instrumen; komponen elektronik, pengukuran & pemeriksaan bagian kecil yang rumit (sebagian mungkin diberikan oleh tugas pencahayaan setempat)

Pencahayaan tambahan setempat untuk tugas visual yang tepat

3000

Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali, misal instrumen yang sangat kecil, pembuatan jam tangan, pengukiran

Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat komputer, karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan komputer tidak dapat berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean menyusun rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut:

Tabel 3 Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer [2]

Keadaan Pekerja

Tingkat Pencahayaan (lux)

Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang terbaca jelas

Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen yang tidak terbaca jelas

Page 22: manajemen operasi

Tugas memasukan data

300

400-500

500-700

B. Kualitas Pencahayaan

Lighting quality dikategorikan ke dalam beberapa jenis, yaitu

a. Brightness Distribution

Menunjukkan jangkauan dari luminasi dalam daerah penglihatan. Mata menerima cahaya utama yang sangat terang, sehingga mata menjadi sulit untuk memeriksa dengan cermat objek-objek yang lebih gelap dalam suatu daerah yang terang.

Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama, difokuskan sebaiknya tidak lebih dari 3 sampai 1 untuk membantu memelihara pada daerah pusat ini, cahaya terang rata-rata tersebut seharusnya sekitar 10 kali lebih besar dari latar belakang.

b. Glare atau Silau

Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan mengenai mata. Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu :

1. Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discamfort Glare)

Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang terlalu fatal terhadap penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan meyebabkan meningkatnya tingkat kelelahan dan dapat menyebabkan rasa sakit pada bagian kepala.

2. Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)

Cahaya ini secara berkala mengganggu penglihatan dengan adanya penghamburan cahaya dalam lensa mata.

Sumber-sumber glare adalah sebagai berikut :

1. Lampu-lampu tanpa pelindung yang dipasang terlalu rendah.

2. Jendela-jendela besar yang terdapat tepat di depan mata.

3. Lampu atau cahaya dengan tingkat keterangan yang terlalu berlebihan.

4. Pantulan yang berasal dari permukaan yang terang.

Metode-metode reduksi yang dapat dipakai untuk mereduksi silau :

1. Reduksi luminansi sumber cahaya.

Page 23: manajemen operasi

2. Jauhkan sumber cahaya dari garis pandang.

3. Posisikan jendela pada jarak yang sama dari aktivitas bekerja.

4. Gunakan level menengah untuk di luminansi secara umum.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sistem pencahayaan :

1. Menghindari penempatan sumber cahaya lansung pada pandang pekerja.

2. Gunakan pencahayaan visi untuk memberikan atmosfir kerja yang baik.

3. Hindari sumber cahaya yang tidak stabil.

c. Shadows (Bayang-bayang)

Bayang-bayang yang tajam (sharp shadows) adalah akibat dari sumber cahaya buatan (artificial) yang kecil atau dari cahaya yang langsung berasal dari cahaya matahari.

d. Background (Latar Belakang)

Latar belakang sampai pada daerah kerja utama, seharusnya dibuat sesederhana mungkin. Latar belakang yang kacau atau latar belakang yang mempunyai banyak perpindahan sedapat mungkin dihindari, dengan menggunakan sekat-sekat.

2.3 Sistem Pencahayaan

McShane (1997) dalam Badru Munir (2007) mendeskripsikan bahwa 80% hingga 85% informasi yang diterima pegawai di kantor adalah menggunakan indera penglihatan (mata), seperti membaca surat atau memerikasa tagihan pembayaran. Hal inilah yang menjadikan kenyamanan visual bagi pegawai di kantor sangat penting karena akan mempengaruhi produktivitas mereka. Kelelahan pada mata pegawai akan meningkat apabila tingkat cahaya di tempat kerja tidak sesuai yang akan mengakibatkan pegawai mengalami ketegangan pada maata, sehingga mempengaruhi fisiknya. Oleh karena itu, sistem pencahyaan yang efektif harus memperhitungkan kualitas dan kuantitas cahaya yang sesuai denga tugas, ruangan, serta pegawai itu sendiri.

Keseimbangan cahaya sangat penting. Pencahayaan di lingkungan kerja baru disebut efektif apa bila pegawai merasa nyaman secara visual akibat pencahayaan yang seimbang. Garris (2005) dalam Badru Munir (2007) memberikan aturan umum bahwa tingkat pencahayaan pada area tugas yang dibebankan kepada pegawai sebaiknya 2 hingga 3 kali pencahayaaan sekitar, 5 kali lebih terang dibandingkan dengan kantor secara keseluruhan dan 10 kali lebih terang dari lingkungan kantor.

Badru Munir (2007) menjelaskan, bahwa ada 4 jenis pencahayaan yang di gunakan di kantor, antara lain:

1. Ambient lighting, yang digunakan untuk memberikan pencahayaan keseluruh ruangan dan biasanya dipasang pada langit-langit ruang kantor. Biasanya lampu jenis ini merupakan satu-satunya pencahayaan di ruangan tersebut.

Page 24: manajemen operasi

2. Task lighting, yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai, misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak kontrol bagi pegawai, namun jenis cahaya ini jarang digunakan pada kaentor-kantor di Indonesia karena alasan kepraktisan.

Beberapa tips sebelum perusahaan memutuskan untuk menggunakan system pencahayaan task lighting, antara lain:

Pekerjaan yang dibebankan pada pegawai

Ukuran pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai

Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan

Jumlah dan jenis pekerjaan

Karakteristik pegawai secara individual dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti usia pegawai. Pegawai yang berumur 60 membutuhkan tingkat pencahayaan 2,5 klai lebaih banyak dibandingkan pegawai yang berumurr 25-an

3. Accent lighting, yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang dituju. Biasanya jenis lampu ini dirancang pada lorong sebuah kantor atau area lain yang membutuhkan penerangan sehingga pegawai atau pengunjung tidak tersesat.

4. Natural lighting, biasanya beerasal dari jendela, pintu kaca, dinding, serta cahaya lanit. Jenis cahaya ini akan memberikan dampak positif bagi pebagawai, namun cahaya ini tidak selalu tersedia apabila langit dalam keadaan mendung atau gelap. Untuk itu, perusahaan perlu menggunakan system pentimpanan cahaya materi (solar energy saving system) cahaya ijinis cahaya ini tetap dapat digunakan. Cahaya ini juga tidak mampu menjangkau ke area kerja, dan pada hari sangat terang, intensitas cahaya alami dapat mengakibatkan cahaya harus dikontrol.

Sementara itu, Quible (2001) menyelakan ada 4 jenis cahaya yang dpat digunakan di kantor, yaitu:

1. Cahaya alami, yang berasal dari sinar matahari

2. Cahaya Incandescent, dengan menggunakan tabung filament, cahaya ini paling sering digunakan di rumah. Cahaya ini juga dapat digunakan secara efektif di perkantoran, meskipun fluorescent lebih efisien. Cahaya ini paling tidak efektif jika dibandingkan dengan energy yang dikonsumsi, meskipun biaya pemasangannya lebih murah dibandingkan dengan cahaya fluorescent. Kelemahan yang lain adalah tidak tahan lama, warna yang dihasilkan tidak alami, memerlukan banyak listrik, dan menghasilkn banyak bayangan serta silau.

3. Cahaya Fluorescent, menjadi jenis cahaya yang laim digunakan pada ruangan perkantoran dengan tingkat terang yagn mirip dengan cahaya alami. Meskipun pemasangan lebih mahal dibandingkan dengan incandescent, cahaya ini mempunyai beberapa kelebihan:

Memproduksi lebih sedikit padas dan silau

Tabung fluorescent tahan sepuluh kali lebih lama daibandingkan dengan incandescent

Cahaya fluorescent kira-kira lima kali lebih efisien dibandingkan dengan cahaya incandescent.

Page 25: manajemen operasi

4. High Intensity discharge lamp, penggunaan cahaya ini pada perkantoran adalah sesuatu yang baru. Lampu ini biasanya digunakan pada jalan raya dan stadion olah raga, yang memberikan pencahayaan yang sangat efisien. Kekurangannya adalah efeknya yang menyuilitkan untuk membedakan beberapa warna.

Ada tiga parameter yang dapat digunakan dalam mengatur efektivitas pencahayaan kantor:

1. Visiblity, pegawai harus dapat melihat degnan nyaman dan jelas

2. Fokus, pencahayaan harus dapat memusatkan perhatiannya dalam melaksanan tugas yang diembannya.

2.4 Karakteristik Sistem Penerangan

System penerangan mempunya beberapa karakteristik yang selalu berubah dari tahun ke tahun. Dalam dua dekade penerangan menggunakan foot-candle (setara 50 watt) dan foot lambert. Namun, sekaang ada beberapa ukuran baru, diantaranya (Quible, 2001):

1. Equivalent spherical illumination, ESI digunakan untuk mengukur tingkat efisensi sistem penerangan. Nilai ini dipengaruhi secara negatif oleh silau dan pemantulan pada area kerja dan benda dimana karyawan bekerja. ESI juga digunakan untuk memberikan ukuran tentang keseragaman sistem cahaya.

2. Visual comfort probability. Sumber cahaya yang dapat dilihat degnan mata telanjang atau pemantulan yang terlihat menyebabkan penggunaan VCP berkurang.

3. Task illumination. Dinilai dengan menggunakan ukuran foot-candle, alat ukur ini mengukur jumlah cahaya pada area kerja. Nilai TI yang tinggi memastikan pencahyaan yang ckukup pada area kerja, khususnya ika terjadi silau dan pemantulan. Keanyakan area perkantoran membutuhkan nilai TI 100-150 foot candle

2.5 Sistem Penerangan

Ada 5 jenis sistem penerangan yang dapat digunakan oleh organisasi, antara lain:

1. Direct,dengan mengarahkan cahaya 90-100% secara langsung ke area kerja, sistem ini akan mengakibatkan munculnya silau dan bayangan karena hanya sedikit cahaya yang tersebar. Kecuali cahaya berada dekat satu sama lain, area kerja tidak akan mendapat cahaya yang sama.

Page 26: manajemen operasi

Gambar 2.1 Direc

Sumber. Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie

2. Semi direct, dengan pencahayaan semi direct 60-90%, cahaya diarahkan ke bawah dan sisanya diarakhakn ke atas lalu dilpantulkan kembali ke bawah. Sistem ini menghilangkan beberapa bayangan yang merupakan kelemahan sistem direct.

Gambar 2.2 Semi direct

Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie

3. Indirect, sistem ini direkomendasikan untuk kebanyakan ruang kantor, karena cahaya yang desebarkan mengurangi bayangan dan silau yang ditimbulknan dari penerangan yang digunakan. Dengan sistem ini 90-100% cahaya pertama diarahkan ke aatas dan kemudian menyebar dan memantul ke area kerja.

Gambar 2.3 Indirect

Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie

Page 27: manajemen operasi

4. Semi indirect, sistem ini akan mengarahkan 60-90% cahaya ke atas dan kemudian dilantulkan ke bawah dan sisanya juga diarakan ke area kerja. Meskipun sistem ini menghasilkan jumlah cahaya yang lebih dengan tingkat watt yang sama dengan indeirect, bayangan dan silau masih menajdi kendala bagi sistem semi indirect.

Gambar 2.4 Semi Indirect

Sumber Manajemen Perkantoran Modern The Liang Gie

5. General Diffuse. Sistem ini mengarahkan 40-60% cahaya ke arah area kerja, dan sisanya diarahkan ke bawah. Meskipun sistem ini menghasilakan lebih banyak cahaya yang lebih dengan tingkat watt dengan semi indirect, bayangan dan silau jubga lebanyak dari sistem semiindirect.

2.6 Sistem Kontrol Cahaya Otomatis

Sistem kontrol cahaya otomatis kini mulai digunakan pada gedung perkantoran, meskipun tidak terlalu banyak yang menintegrasikan ke dalam sebuah sistem manajemen energy gedung (BEMS-building energy management system). Sistem ini mempunyai dampak positif pada konservasi energi, dan memungkinkan perusahaan untuk menutup biaya pembelian dalam waktu singkat.

Salah satu jenis sistem ini adalah menggunakan sel cahaya untuk mengukur jumlah tenaga yang dibutuhkan pada beberapa area. Dengan dukungan mekanisme elektronik, sistem ini mampu menjaga tingkat pencahayaan yang diinginkan. Saat lampu bertambah tua dan kotor, cahaya yang dihasilkan akan berkurang. Untuk mengatasinya, sistem ini meningkatkan jumlah cahaya untuk menjaga tingkat terang yang diinginkan. Pada area dekat jendela dan cahaya luar, sistem ini otomatis menyesuaikan kuantitas cahaya lampu agar tidak terlaklu terang akibat adanya cahaya dari luar. Keuntungan utama dari sistem ini adalah konsitensi cahaya yang didukungnya.

Jenis sistem yang lain adalah mengetahui kehadiran orang pada area yang ditentukan. Sistem ini menggunakan dua jenis sensor; gelombang ultrasonic yang mendeteksi gerakan, dan sensor infra merah

Page 28: manajemen operasi

yang mendeteksi tubuh. Sensor ini berfungsi secara otomatis dengan mengaktikan sistem cahaya ketika seseorang masuk ke ruang kantor.

2.7 Perawatan Sistem Pencahayaan

Semakin lama, lampu yang digunakan utnuk memberikan cahaya mulai berkurang. Penurunan cahaya lampu mulai terjadi pada kira-kra 100 jam penggunaan dan pada beberapa situasi, kadang kala lebih efektif mengganti dengan lampu yang baru, meskipun belum mati. Saat ini semakin banyak perusahaan menjalankan program penggantian lampu secara berkala pada area yang ditentukan. Jadwal penggantian mempertimbangkan umur lampu. Berdasarkan penghitungan, secara keseluruhan lebih efektif lebih dibandingkan menunggu sampai lampu benar-benar mati.

Program pembersihan atap dan bagian permanen lain pada perkantoran secara berkala juga menjadi aspek penting dalam perawatn cahaya. Saat bagian tersebut semakin kotor, permukaan memantulkan cahaya tidak lagi efektif yang tentunya akan mengurangi keefektifan sistem penerangan. Kotoran atau debu ditambah usia pemakaian lampu yang sudah tua akan mengurangi cahaya hingga 50%.

2.8 Pencahayaan dan Layar Monitor

Untuk mendesain sistem penerangan yang efektif, keberadaan layar monitor akan menambah tingkat kompleksitanya. Kurangnya perhatian pada pencahayaan yang sesuai dimana layar monitor berada dapat mengaakibatkan ganguan yang signifikan pada penglihatan karywan. Mendesain sistem penerangan pada sekitar layar monitor, antara lain:

1.Mengurangi silau dengan mengurnaig jumalah cahaya lampu aau cahaya alami mengenai laar monitor

2.Menyesuaikan tingkat kontras dan terang pada layar monitor untuk meminimalakan silau.

3.Menggunakan layar untuk mengurangi jumlah cahaya pada layar monitor.

4.Meminimalkan jumah cahaya langsung mengarah ke bawah dan memaksimalkan jumlah cahaya yang tidak langsung pada area computer.

5.Menggunakan layar datar dari pada layar cembung.

Dari pembahasan diatas, berikut akan dibahas perbedaan penataan cahaya pada dua ruangan utama di sebuah kantor

1.Ruang rapat, ruang rapat menggunakan lampu fluorescent yang linear, sedangkan yang terakhir menggunakan chandelier dengan cahaya yang terfusi. Dengan cahaya yang tidak langsung dua ruangan terakhir akan menghasilakan cahaya yang lembut.

Penataan cahaya yang jelek. Penata cahaya tidak focus pada meja itu sendiri sehingga tampak membosankan bagi peserta rapat.

Penata cahayaan yang baik telah fokus pada meja rapat namun pencahayaan dari luar melalui jendela terlalu membuat fokus cahaya menjadi pudar.

Page 29: manajemen operasi

Penataan cahaya yang terbaik adalah dengan penata cahaya yang berimbang, tampak lebih elegan. Kondisi ini ditambah adanya kemungkinan menggukan dua hingga tiga jenis lampu yang dapat dimatikan atau dihidupkan sesuai dengan tingkat pencahayaan yang dibutuhakn perserta rapat.

2.Ruang lobby. Pada ruang lobby, kafetaria maupun ruang publik lain dibutuhkan pencahayaan yang secara visual melegakan.

Penataan cahaya yang baik adalah penatacahayaan telah memenuhi unsure yang baik. Cahaya difokuskan pada resepsionis yang siap menyambut pengunjung atau tamu deng kesna ruangan lebih lembut dan nyaman.

Penaracahyaan yang terbaik adalah penggunaan cahaya matahari membuat kesan kantor lebih alami dan penggunaan lampu bercahaya tidak langsung akan dapat memfokuskan perhatian pengunjung pada resepsionis dan panapan nama perusahaan

2.7 Macam Pekerjaan

Macam Pekerjaan

Perhitungan Cahaya Dengan Foot-Candle

Pekerjaan yang membutuhkan penglihatan tajam. Imi meliputi perkerjaan yang mengenai huruf-huruf atau angka-angka lembut, perbedaaan warna yang samar-samar, atau pekerjaan untuk jangka waktu lama secara terus menerus.

Contoh: memeriksa perhitungan, melakukan pembukun, menggambar.

Pekerjaan yang membutuhkan pekerjaan biasa

Contoh: membuat surat, mengurus arsip, pekerjaan di bagian pengiriman dan penerimaan surat.

Pekerjaan yang membutuhkan penglihatan sepintas

Contoh: ajtivitas dalam ruangan resepsi, tangga gedung, atau kamar mandi

Pekerjaan yang membutuhkan penglihatan sederhana. Penerangan sebesar ini misalnya untuk lorong atau jalan lalu-lintas dalamgedung.

50

Page 30: manajemen operasi

30

10

5

Besarnya foot-candle dari cahaya yang dipancarkan oleh sebuah lampu dapat diketahui dengan alat pengukur khusus untuk hal tersebut. Untuk mengetahui ketapatan jumlah ketepatan jumlah cahaya yang dipakai, dapat meminta bantuan dari perusahaan listik Negara yang meiliki alat itu. Sebagai patokan yang kasar dapat diingat bahwa senuah lampu biasa sebesar 50 watt mencarkan cahaya sebesar 3 foof-candle kepada permukaan di bawahnya yang sejauh 130 cm. jaerak 1,3 meter ini adalah kira-kira jarak dari sebuah lampu yang tergantung dalam rumah sampai ke permukaan meja.

2.8 Sistem Pencahayaan Di perpustakaan

Sumber pencahayaan dari matahari biasanya melalui atap/vide, jendela, genting kaca dan sebagainya. Cahaya dari sumber alam ini sangat baik untuk kesehatan. Sedangkan pencahayaan buatan dalam perancangan ruang dapat bersumber dari lampu atau permainan bidang kaca. Berikut contoh pemakaian lampu dalam ruang perpustakaan.

Pada umumnya suasana gelap dalam ruang perpustakaan kurang memberikan suasana nyaman. Suasana gelap dapat memberikan dampak sebagai berikut :

1. rasa takut

2. rasa tidak jelas

3. rasa menyeramkan

Tapi tidak semua suasana gelap dapat menimbulkan rasa ketakutan, tergantung faktor pengalaman dan kebiasaan. Terbatasnya cahaya penerangan sebuah ruang memberi persepsi menyeramkan pada ruang tersebut.

Suasana gelap dan terang ini dapat menghasilkan suatu nilai dan kesan menarik atau tidak menarik pada sebuah ruang perpustakaan. Menurut Hakim (2004:174), untuk mendapatkan cahaya terang, peletakan sumber cahaya dapat dibagi menjadi 3 bagian :

1. Sumber cahaya di atas mata manusia

Page 31: manajemen operasi

2. Sumber cahaya setinggi mata manusia

3. Sumber cahaya di bawah mata manusia

Sedangkan dilihat dari segi arah sumber cahaya, dapat pula dikategorikan menjadi 3 bagian :

1. Arah cahaya tegak lurus ke bawah

2. Arah cahaya tegak lurus ke atas

3. Arah cahaya membentuk sudut

Cahaya yang dipantulkan oleh lampu dari arah atas kepala akan lebih baik untuk kegiatan membaca. Karena sinar dari lampu tidak menimbulkan bayangan manusia yang jatuh ke permukaan meja ketika orang sedang membaca seperti gambar di bawah ini :

BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Penggunaan system pencahayaan dalam ruang kantor, sangat berpengaruh besar dalam peningkatan efisiensi kinerja karyawan. Karena itu untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya

Dalam ruang kerja, kondisi pencahayaan yang baik harus tersedia. Ketika pencahayaan dalam ruang kantor kurang memenuhi, pekerja dapat merasa tidak nyaman dan tidak puas sehingga dapat mengurangi produktivitas. Lingkungan penerangan mempengaruhi kepuasan pengguna dan suasana ruang melalui desain ruang kerja dan strategi pencahayaannya.