Manajemen mutu sekolah

16
MANAJEMEN MUTU SEKOLAH ( TQM dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan) EVI S SHALEHA MAGISTER MANAJEMEN – KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS PASUNDAN -2010

Transcript of Manajemen mutu sekolah

Page 1: Manajemen mutu sekolah

MANAJEMEN MUTU SEKOLAH( TQM dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan)

EVI S SHALEHA

MAGISTER MANAJEMEN – KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS PASUNDAN -2010

Page 2: Manajemen mutu sekolah

TOTAL QUALITY MANAGEMENT - MMT• Konsep yang dikembangkan pertama kali oleh W.

Edwards Deming, untuk bidang Industri/ bisnis.• Pendekatan MMT = strategi untuk merealisasikan visi dan

misi organisasi, dengan meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam upaya memenangkan persaingan yang semakin ketat;

• Filosofi yang memandang lembaga pendidikan sebagai industri jasa, bukan lini produksi;

• Jasa pendidikan pada hakekatnya adalah bentuk pelayanan yang diberikan para pengelola pendidikan kepada para pelanggannya sesuai dengan standar mutu tertentu yang disetujui bersama oleh kedua belah pihak.

• Produk sektor pendidikan adalah “PELAYANAN” ( Bersifat Intangible and Remote Result)

Page 3: Manajemen mutu sekolah

Mutu merupakan perjalanan panjang yang harus dicapai dengan upaya ( Djam’an Satori, 1997)

• Mutu adalah pekerjaan setiap orang dalam organisasi. Maka loyalitas anggota organisasi dituntut untuk terlaksananya tupoksi masing-masing dalam upaya memberi pelayanan terbaik

• Axline, 1991: “ MMT = Suatu Komitmen terpadu penuh dedikasi terhadap kualitas melalui penyempurnaan proses yang berkelanjutan oleh semua anggota organisasi “ ( Salusu, 2008);

• MMT dalam organisasi non profit seperti lembaga pendidikan, diintegrasikan ke dalam Konsep Manajemen Stratejik, Rencana Stratejik, dan Keputusan Stratejik;

• MMT = Upaya memampukan anggota organisasi untuk terus menerus meningkatkan kualitas sehingga memenuhi persyaratan mutu yang dituntut oleh pelanggan/customers /client;

Page 4: Manajemen mutu sekolah

KONSEP DASAR MANAJEMEN MUTU TERPADU ( Swiss, 1992 dalam Salusu 459-460)

• Konsumen adalah penentu kualitas terakhir;• Kualitas harus dikembangkan pada awal proses produksi;• Mencegah keanekaragaman adalah kunci untuk menawarkan

produk yang berkualitas tinggi;• Kualitas muncul dari orang-orang yang bekerja dalam sistem,

bukan dari usaha perorangan;• Kualitas mensyaratkan perbaikan masukan dan proses secara

berkesinambungan, karena kualitas bersifat dinamis, tidak statis;

• Perbaikan kualitas menuntut peran serta yang penuh dari semua karyawan dalam organisasi. Kualitas menuntut KOMITMEN organisasi secara terpadu.

Page 5: Manajemen mutu sekolah

• Lori Jo Oswald (1996): Aplikasi TQM dalam dunia pendi dikan ditandai dengan berkembangnya ‘workteams’ pada level sekolah dan distrik :

“ The proliferation of workteams at the school and district levels stems from education’s embracing of W. Edwards Deming’s business management theories, referred to as total quality management. Deming held that managers should treat workers as partners rather than underlings, for employees will work together and feel more empowered. The end-result – the product –will ultimately be enhanced by such a collaborative arrangement, suggested Deming. Putting Deming’s philosophy into practice at the school site is said to reduce competition among individuals and increase the energy necessary for better learning environments”

Page 6: Manajemen mutu sekolah

Aplikasi TQM/MMT dalam bidang Pendidikan

1) Menciptakan budaya kerjasama dalam kelompok (workteams);

2) Manajer organisasi memperlakukan staf bukan sebagai bawahan, tetapi sebagai partner yang diberdayakan;

3) Meningkatnya hasil kerja akhir karena model kinerja kolaboratif;

4) Mengurangi tingkat kompetisi diantara individu-individu dan meningkatkan enerji yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik

Page 7: Manajemen mutu sekolah

5) Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan harus menyatu dengan ‘staf pengajar’, dan memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas secara sungguh-sungguh;

6) Staf pengajar adalah penentu kualitas terdepan. Mereka perlu dorongan dan dukungan dari para pemimpin, serta diberikan kemudahan yang memungkinkan tugas peningkatan kualitas dapat dilaksanakan tanpa banyak hambatan.

7) Pemimpin lembaga pendidikan harus memahami konsep MMT, mengetahui masalah-masalah nyata dalam lemba ga yang dipimpinnya, dengan melakukan identifikasi kebutuhan riil dari ‘customer’ nya; menyusun rencana dan sasaran yang ingin dicapai; dan menetapkan prosedur dan proses yang harus diikuti oleh setiap orang, baik oleh staf pengajar, peserta didik, maupun tenaga kependidikan lainnya yang berperan dalam pelaksanaan rencana dan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.

Page 8: Manajemen mutu sekolah

Prinsip dan Aturan MMT dalam Organisasi Publik /Non Profit: “ Meningkatkan kualitas melalui manajemen proses”

• Kualitas adalah pekerjaan setiap orang;• Kualitas muncul dari antisipasi, bukan hasil dari suatu pemeriksaan atau

inspeksi;• Kualitas berarti memenuhi kebutuhan, keinginan, dan selera ’customer’;• Kualitas menuntut kerjasama yang erat. Kunci dari kerjasama dalam

MMT adalah ‘penggunaan bahasa yang jelas’;• Kualitas menuntut perbaikan yang berkelanjutan. Berusaha terus

menerus untuk menyempurnakan pelayanan;• Kualitas mencakup Perencaan Stratejik, yang akan mengarahkan

program serta prosedur yang ketat dalam mencapai kualitas yang dikehendaki;

• Menggalakkan program pelatihan, mengembangkan mutu kepemimpinan, menghilangkan rasa ketakutan pada staf, dan menghilangkan rintangan yang ada dalam hubungan kerja antar orang-orang dalam organisasi.

Page 9: Manajemen mutu sekolah

9

QUALITY STANDARDS

CONFORMANCE TO SPECIFICATION FITNESS FOR PURPOSE OR USE ZERO DEFECTS RIGHT FIRST TIME, EVERYTIME

THE TYPE OF QUALITY STANDARDS

CUSTOMER SATISFACTION EXCEEDING CUSTOMER

EXPECTATIONS DELIGHTING THE CUSTOMER

PROVIDER’S / PRODUCER’S POINT OF VIEW

CUSTOMER’S POINT OF VIEW

Page 10: Manajemen mutu sekolah

10

MUTU TERPADU

= A + B

INDIKATOR MUTU MANAJEMEN SISTEM/ ORGANISASI

KELAYAKAN

(A) PERANGKAT KOMPONEN SISTEM/ ORGANISASI

I-P-O

C-I-P-O

C-I-P-O-Im

KELAIKAN

(B) KIBERJA SISTEM/ ORGANISASI

• EFISIENSI• PRODUKTIVITAS• EFEKTIVITAS• AKUNTABILITAS• RELEVANSI• APRESIASI• ASPIRATIF• NORMATIF / REGULATIF• ETC.

• VISI, MISI, STRATEGI• STAKEHOLDERS• SYARAT AMBANG• ETC.

• 5M• ETC.

• PROGRAM• WAKTU• IKLIM• ETC.

• KEUNTUNGAN• DAMPAK, ETC.

• BARANG• JASA• ETC.

•CONTEXT (C)

• INPUTS (I)

• PROCESS (P)

• PRODUCTS (OUTPUTS) (O)

• IMPACT (Im)

Page 11: Manajemen mutu sekolah

11

KELUARAN/ HASIL

(OUTPUTS)PROSESMASUKAN

(INPUTS)DAMPAK

(OUTCOMES)

PERSYARATANAMBANG

(NORMS, STANDARD)

TUJUAN(OBJECTIVES)

YANG BER-KEPENTINGAN

(STAKEHOLDERS)

Akuntabilitas Internal

Efisiensi Produktivitas Relevansi

Efektivitas Apresiasi

AspirasiRegulasi Normatif

Link & match

- Masukan Dasar - Sumberdaya (SDM) - Penunjang

- Pemanfaatan masukan - Iklim / suasana

- Manusia (lulusan) - Produk / karya - Jasa

- Return - Kepuasan - Perubahan - dll.

MODEL ANALISIS POSISI INTERNAL SISTEM / ORGANISASI

Page 12: Manajemen mutu sekolah

MODEL PENGUKURAN & EVALUASI MUTU

I – P – O C – I – P – O C – I – P – O – Im

I = Input(s)P = ProcessO = Outputs / Product

Im = Impact / Benefit

12

Page 13: Manajemen mutu sekolah

13

PARADIGMA PEMBINAAN / MANAJEMEN MUTU

(5) MUTU

(1) EVALUASI

(2) AKREDITASI

(3) OTONOMI

(4) AKUNTABILITAS

Page 14: Manajemen mutu sekolah

THE HIERARCHY OF QUALITY CONCEPTS

14

INSPECTION(GENERAL)

DETECTION(FINAL PRODUCT)

PREVENTION(DESIGN & PROCESS)

CONTINUOUSIMPROVEMENT(DESIGN & PROCESS & PRODUCT)

QUALITYCONTROL

QUALITYASSURANCE

TOTALQUALITY

MANAGEMENT

E. SALLIS

Page 15: Manajemen mutu sekolah

PHASES IN THE DEVELOPMENT OF A STRATEGIC MANAGEMENT SYSTEM

15

Phase 1

BasicFinancialPlanning

Phase 2

Forcast-based

Planning

Phase 3

ExternallyOrientedPlanning

Phase 4

StrategicManagement

IncreasingEffectivenessof FormalBusinessPlanning

GOALS

MeetBudget

Plan forThe

FutureThink

Abstractly

Createthe

Future

Development Phases

Page 16: Manajemen mutu sekolah

STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN DIKDASMEN(PERATURAN MENDIKNAS RI NO. 19 TAHUN 2007, TGL. 23 MEI 2007)

1. Standar isi2. Standar Kompetensi

Lulusan (SKL)3. Standar Proses4. Standar Pendidik &

Tenaga Kependidikan5. Standar Sarpras6. Standar Pengelolaan7. Standar Pembiayaan8. Standar Penilaian

Pend.

Per. Mendiknas RI

• Standar Isi (22/2006)• SKL (23/2006)• Standar Pengelolaan (19/2007)• Standar Penilaian (20/2007)

UU SISDIKNASNO. 20/2003

PP 19/2005SPN

KTSP• Permendiknas RI No. 22/2006• Permendiknas RI No. 23/2006• Permendiknas RI No. 20/2007

Permendiknas RINo. 19/2007

STANDAR PENGELOLAAN

PENDIDIKAN OLEH SATUAN

DIKDASMEN

PERENCANAAN PROGRAM SEKOLAH

1. Visi Sekolah/Madrasah2. Misi Sekolah/Madrasah3. Tujuan4. Rencana Kerja

1. Pedoman Sekolah/Madrasah

2. Struktur Organisasi3. Pelaksanaan Kegiatan4. Bidang Kesiswaan5. Bid. Kurikulum &

Kegiatan Pembelajaran6. Bid. Sarana & Prasarana7. Bid. Keuangan &

Pembiayaan8. Budaya & Lingkungan

Sekolah/Madrasah9. Peran serta Masyarakat &

Kemitraan Sekolah/Madrasah

1. Program Pengawasan2. Evaluasi & Pengemb.

KTSP3. Evaluasi Pendayagunaan

Pendidik & Tenaga Kependidikan

4. Akreditasi Sekolah/Madrasah

PELAKSANAAN RENCANA KERJA

PENGAWASAN DAN EVALUASI

KEPEMIMPINAN SEKOLAH/MADR

ASAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN