Manajemen Laba

90
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Tahun 2006-2008) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: DEA FENNIA ANGGRAINI NIM: 105082002610 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Transcript of Manajemen Laba

Page 1: Manajemen Laba

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN LABA

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Tahun

2006-2008)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

DEA FENNIA ANGGRAINI

NIM: 105082002610

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: Manajemen Laba

i

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur sektor Consumer Goods 2005-2008)

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh: Dea Fennia Anggraini NIM: 1050 8200 2610

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II Dr. Khomsiyah MM.,Ak Afif Sulfa SE.,Ak.,MSi

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H/2010M

Page 3: Manajemen Laba

ii

Hari Jum’at Tanggal Dua Puluh Lima November Dua Ribu Sembilan telah

dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Dea Fennia Anggraini NIM:

105082002610 dengan judul skripsi “PENGARUH STRUKTUR

KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN”. Memerhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian

berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 November 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Afif Sulfa SE.,Ak.,MSi Yessi Fitri SE.,Ak.,Msi Penguji II Penguji III

Dr. Yahya Hamja Penguji I

Page 4: Manajemen Laba

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Dea Fennia Anggraini

Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 08 Februari 1989

Alamat : Jln. Wijayakusuma Blok D No 11

Pinang Griya Permai 15145

No. Telepon / HP : 081210366644

Agama : Islam

Kewarganegaraan : WNI

Nama Orang Tua

Bapak : Martin Luther

Ibu : Muhani

E-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

MI Manba’ul Khair, Kreo 1993-1999

MTS MU Asshiddiqiyah, batu ceper-

Tangerang

1999-2002

MA MU Asshiddiqiyah, kedoya-Jakarta

barat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis

2002-2005

2005-2010

Page 5: Manajemen Laba

iv

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

Oleh:

Dea Fennia Anggraini

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisa pengaruh struktur kepemilikan dan manajemen laba terhadap kinerja perusahaan, dimana struktur kepemilika terdiri dari kepemilikan public da kepemilikann institusi dan management laba diproxikan dengan discretionary accrual dengan menggunakan model jones yang telah dimodifikasi sedangkan kinerja perusahaan diukur dengan return saham.

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 sampel dari industri manufaktur sector consumer goods perusahaan. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, untuk uji hipotesis dalam penelitian ini, peneliti menggunakan regresi berganda untuk menguji hipotesis hubungan sebab akibat antara variable independen terhadap variable dependen.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel kepemilikan institusi dan kepemilikan publik tidak mempengaruhi stock return, sedangkan discretionary accrual berpengaruh secara negatif terhadap return saham. Secara simultan kepemilikan public, kepemilikan institusi, dan discretionary accrual mempengaruhi return saham, hasil temuan mengindikasikan bahwa perusahaan dengan praktik manajemen laba dapat menurunkan kinerja perusahaan.

Kata kunci: Kepemilikan publik, kepemilikan institusi, discretionary accrual,

kinerja perusahaan.

Page 6: Manajemen Laba

v

THE EFFECT OF THE OWNERSHIP STRUCTURE AND EARNING MANAGEMENT TO CORPORATE

PERFORMANCE

Abstract By: Dea Fennia Anggraini

The purpose of this research is to analyze and examine the influences of

ownership structure and earning management to corporate performance based on the agency theory. Whether ownership structure consist of public ownership institusional ownership, and earning management proxied by Discretionary Accrual used jones model, corporate performance is measured by stock return.

The amount of sample in this research were thirty from manufactured industry consumer goods sector. The method of this research used multiple regression to examine the hypothesis causal association between independent variable to dependent variable.

The result of this research showed that partially public ownership, institusional ownership do not influence stock return but Discretionary Accrual has negative impact to stock return. Simultaneously public ownership, institusional ownership and discretionary accrual did influence stock return, the finding result indicate that firms with practical earning management decreasing corporate performance.

Keywords: public ownership, institusional ownership, discretionary accrual, earning management, stock return.

Page 7: Manajemen Laba

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan rahmat-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa

dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan

para pengikutnya. Atas berkah, rahmat dan kasih sayang-Nya peneliti dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan

Manajemen Laba Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada

Industri manufaktur sektor Consumer Goods 2005-2008 )”.

Skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan

berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Papa,Mama dan Adik-adikku tercinta (Dwi, Emir, Mia, dan Andre) yang

telah memberikan dorongan serta bantuan baik moril maupun materil

yang peneliti sangat butuhkan dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.

3. Dr. Khomsiyah MM.,Ak. Pembimbing 1 saya yang luar biasa sabar dan

pengetahuan luas..u’r the best.

4. Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II dan Dosen

Pembimbing Akademik yang begitu telaten dan sabar dalam membimbing

Page 8: Manajemen Laba

vii

peneliti, serta banyak memberikan pengarahan dan masukan selama

proses pengerjaan skripsi.

5. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi

dan Bisnis.

6. Indoyama Nasarudin MBA, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ekonomi

dan Bisnis.

7. Herni Ali HT. MM, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi dan

Bisnis.

8. Rahmawati, SE.,M.M, selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

9. Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

10. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial,

khususnya Dr. Amilin SE.,Ak.,M.Si yang telah .memberikan pemahaman

awal topik skripsi ini.

11. Teman-teman seperjuangan tentunya angkatan 2005 AIC Kedoya & 2002

batu ceper.

12. Teman-teman akuntansi A lili, nofi, dian, unun, depoy, ida, fani, dara,

dinda2, rohli, ari, hadi, nisa, dan kawna-kawan (sekelas)

13. Teman-teman Akuntansi Manajemen.

14. Slamet Mulyono SE…

Page 9: Manajemen Laba

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..................... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………. iii

ABSTRAK ……………………………………. v

ABSTRACT ……………………………………. vi

KATA PENGANTAR ……………………………………. vii

DAFTAR ISI ……………………………………. x

DAFTAR TABEL ……………………………………. xiii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………. xiv

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………. 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………. 7

C. Tujuan Penelitian ……………………………………. 8

D. Manfaat Penelitian ……………………………………. 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori …………………………………. 10

1. Teori Keagenan

…………………………………. 10

2. Struktur Kepemilikan

…………………………………. 12

3. Manajemen Laba

…………………………………. 15

4. Kinerja Perusahaan

…………………………………. 24

Page 10: Manajemen Laba

ix

5. Struktur Kepemilikan dan Manajemen Laba

………… 26

6. Struktur Kepemilikan dan Kinerja

Perusahaan ………. 28

7. Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan

…………… 29

B. Penelitian Terdahulu …………………………………. 30

C. Kerangka Pemikiran …………………………………. 32

D. Pengembangan Hipotesis ..................................................... 33

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian …………………………… 37

B. Metode Pengumpulan Sampel …………………………… 37

C. Metode Pengumpulan Data …………………………… 38

D. Metode Analisis Data …………………………… 38

1. Statistik Deskriptif …………………………… 38

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas …………………………… 39

b. Uji Multikolinearitas …………………………… 39

c. Uji Heterokedastisitas …………………………… 40

d. Uji Autokorelasi …………………………… 40

3. Uji Hipotesis

a. Regresi Berganda …………………………… 42

b. Koefisien Determinasi …………………………… 42

c. Uji Statistik t …………………………… 43

d. Uji Statitistik F …………………………… 43

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ……………………… 44

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian …………………………… 47

B. Hasil Analisis Data …………………………… 48

Page 11: Manajemen Laba

x

1. Uji Kualitas Data ……………………………

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolonieritas …………………………… 53

b. Uji Normalitas …………………………… 54

c. Uji Heterokedasitas …………………………… 54

3. Uji Hipotesis ……………………………

a. Koefisien Determinasi …………………………… 55

b. Uji Statistik t …………………………… 56

c. Uji Statistik F …………………………… 57

C. Pembahasan …………………………… 58

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………… 65

B. Implikasi …………………………… 66

C. Keterbatasan Penelitian …………………………… 67

DAFTAR PUSTAKA …………………………… 68

LAMPIRAN …………………………… 71

Page 12: Manajemen Laba

xi

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ................................. 32

2.2 Perumusan Hipotesis ................................. 37

3.1 Kriteria Autokorelasi ................................. 43

4.1 Seleksi Sampel ................................. 49

4.2 Statistik Deskriptif .…............................ 50

4.3 Uji Normalitas Data ................................. 52

4.4 Uji Statistik F ................................. 56

4.6 Uji Statistik t ………..................... 57

Page 13: Manajemen Laba

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ................................. 34

4.1 Hasil Uji Normalitas – Grafik P-Plot ................................. 72

4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas – Grafik Scatterplot ........................ 73

Page 14: Manajemen Laba

xiii

Page 15: Manajemen Laba

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap suatu

perusahaan, nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik

perusahaan sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran

pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan

direpresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan

dari keputusan investasi, untuk itu para manajer berupaya untuk

menggunakan laporan keuangan yang merupakan cerminan keadaan

perusahaaan, dan juga sebagai alat komunikasi antara pemilik dan pengelola

perusahaan sebagai media untuk mengkomunikasikan kepada pihak internal

perusahaan dan pihak eksternal.

Kinerja keuangan adalah salah satu tolak ukur dalam menilai

perusahaan, kondisi keuangan yang bagus cenderung menarik perhatian

investor, untuk itu manajemen berusaha untuk memenuhi harapan dari

analis keuangan atau manajemen (yang diwakili oleh peramalan laba oleh

publik) hal ini yang mendorong para manajer untuk melakukan tindakan-

tindakan sebagai upaya pemenuhan harapan investor yang salah satunya

adalah pengelolaan laba atau Earning Management.

Page 16: Manajemen Laba

2

Struktur kepemilikan saham dalam suatu perusahaan terdiri atas

kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi dan kepemilikan saham oleh

publik, tipe kepemilikan saham di indonesia pada umumnya kepemilikan

saham masih terkonsentrasi atau saham mayoritas dipegang oleh satu

lembaga tertentu, sedangkan kepemilikan publik cenderung menyebar, pada

umumnya institusional ownership dianggap lebih mampu dalam mendeteksi

kesalahan, pemilik suatu entitas merupakan cerminan dalam mengelola

perusahaannya meskipun seringkali timbul konflik antar principal.

Menurut Lemmon dan Lims (2003), struktur kepemilikan

merupakan determinan pokok yang menentukan sejauh mana masalah

keagenan antara pemegang saham pengendali dengan investor luar

(minoritas ataupun pihak mayoritas ke dua). Perusahaan dengan presentase

kepemilikan institusional yang tinggi biasanya tidak memotong beban

penelitian dan pengembangan guna menghindari terjadinya penurunan

dalam pelaporan laba (Belkoui-Riahi, 2007).

Pada umumnya tindakan pengelolaan laba terjadi karena adanya

asimetri informasi, untuk itu pemegang saham pengendali yang pada

umumnya merupakan pemilik institusi dianggap mampu untuk

meminimalisir tindakan manajemen. Hal ini dikarenakan investor institusi

lebih berpengalaman dibandingkan dengan investor individual. dengan

demikian akan semakin membatasi manajemen dalam memainkan angka

angka dalam laporan keuangan (Agus, 2006). Manajemen laba akan

menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai

Page 17: Manajemen Laba

3

laporan keuangan yang mempercayai angka laba pada laporan keuangan

dari hasil rekayasa tersebut.

Maksud dari menambah bias laporan keuangan adalah bahwa

laporan tersebut menggunakan metode-metode akuntansi tertentu sehingga

timbul laporan-laporan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan investor

atau keinginan manajer, sehingga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan

tersebut dapat tergantung kepada pemakai laporan keuangan tersebut.

Melalui pendekatan keagenan dan beberapa mekanisme lain yang

menjelaskan perbedaan atau hubungan dalam struktur kepemilikan dengan

kinerja perusahaan (Dewi, 2005).

Pada umumnya, teori keagenan digunakan untuk menganalisa

hubungan antara principal dan agen, namun juga perlu dimengerti bahwa

dalam struktur kepemilikan terdapat konflik antar class of principal

(Bradley, 2009). Masalah agensi timbul karena adanya konflik kepentingan

antara shareholder dan manajer, karena tidak bertemunya utilitas yang

maksimal antara mereka. Sebagai agen, manajer secara moral bertanggung

jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) namun,

disisi yang lain manajer juga mempunyai kepentingan memaksimumkan

kesejahteraan mereka.

Penelitian Daouk dalam tulisannya the accounting review

melaporkan bahwa praktik manajemen laba terjadi hampir di semua

korporasi dari 34 negara (termasuk Indonesia) selama 1984-1988 untuk tiga

dimensi pelaporan laba, yaitu agresifitas laba, penghindaran kerugian dan

Page 18: Manajemen Laba

4

perataan laba. Secara keseluruhan Indonesia menempati peringkat ketiga

dalam kekurang informasian laba.

Jika suatu perusahaan melaporkan labanya secara signifikan

dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya ini akan menarik perhatian

pengguna laporan keuangan, mungkin saja manajemen telah merekayasa

laba dengan cara-cara yang etis atau tidak etis, cara-cara etis yang yang bisa

ditempuh seperti income maximization yaitu dengan menggeser laba periode

berikutnya ke periode sekarang sehingga laba yang dilaporkan meningkat

drastis banyak yang bisa dilakukan untuk itu, mengganti metode pencatatan

persediaan, cara lain adalah dengan menunda pengeluaran yang memiliki

dimensi waktu seperti biaya riset dan development, biaya iklan, atau biaya-

biaya lain untuk intangible asset.

Manajemen melakukan manajemen laba (earning managements)

karena laba merupakan salah satu informasi dalam laporan keuangan yang

sering digunakan sebagai dasar penentuan kompensasi manajemen dan

merupakan sumber informasi yang penting untuk melakukan praktik

perataan laba. Praktik perataan laba (salah satu bentuk manajemen laba)

dilakukan secara artifisial oleh manajemen pada perusahaan yang listing di

BEI adalah sebagai usaha manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang

diperoleh perusahaan. Laba yang stabil memberikan persepsi pada investor

tingkat kinerja terlihat baik (Daouk, et.,al).

Page 19: Manajemen Laba

5

Sebagai suatu masalah informasi, timbul ketika agen menggunakan

informasi khusus yang tidak dapat diverifikasi oleh principal untuk

mengimplementasikan dengan sukses suatu aturan input-tindakan yang

berbeda dengan yang diinginkan principal, dan karenanya menyebabkan

principal tidak mampu menetukan apakah agen telah membuat pilihan yang

tepat. Laporan keuangan dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak

termasuk manajemen perusahaan itu sendiri.

Pihak-pihak yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan

adalah para pengguna eksternal. Laporan keuangan tersebut penting karena

kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastian (Ali,

2002). Para pengguna internal memiliki kontak langsung dengan entitas atau

perusahaannya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang terjadi

sehingga tingkat ketergantungan terhadap informasi akuntansi tidak sebesar

external user.

Penelitian oleh Rudi (2008) yang menggunakan variabel struktur

kepemilikan dan GCG sebagai variabel independen dan manajemen laba

serta ROA sebagai variabel dependen menyatakan bahwa struktur

kepemilikan tidak berpengaruh secara positif signifikan, begitupun struktur

kepemilikan terhadap kinerja keuangan, sedangkan manajemen laba juga

tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Studi empiris mengenai

kepemilikan dengan kinerja keuangan menunjukkan tidak adanya hubungan

antara kepemilikan dengan kinerja keuangan perusahaan.

Page 20: Manajemen Laba

6

Penelitian yang dilakukan Lee (2008) mengenai struktur

kepemilikan dan kinerja keuangan ini menguji efek struktur kepemilikan

modal terhadap kinerja perusahaan yang diproxykan oleh ROA, sedangkan

struktur kepemilikan dibagi dalam dua bagian yaitu institutional ownership

dan foreign ownership dengan periode penelitian 2000-2006, peneliti

menemukan bahwa foreign ownership dan institusional ownership tidak

signifikan.

Solechan (2009) meneliti pengaruh manajemen laba terhadap

return saham dengan IOS, rasio hutang, size, beta, dan jenis industri sebagai

variabel control, dari semua variabel diatas hanya jenis industri yang

berpengaruh terhadap return saham, sedangkan manajemen laba yang

diproxykan dengan discretionary accrual dan non discretionary accrual

tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian ini merupakan lanjutan

penelitian-penelitian sebelumnya yang telah disebutkan diatas, perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menguji

pengaruh 3 variabel, sampel yang berbeda dan periode yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan variabel kepemilikan publik,

kepemilikan institusi, dan discretionary accrual sebagai proxy dari

manajemen laba dan kinerja perusahaan diukur dengan return saham.

Pengujian hipotesis ini menggunakan regresi berganda dengan sampel

perusahaan manufaktur sector consumer goods dan periode penelitian

selama tahun 2006, 2007, 2008. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik

Page 21: Manajemen Laba

7

untuk meneliti “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Manajemen Laba

Terhadap Kinerja Perusahaan”.

Isu yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah

bagaimana para pemegang saham dan tindakan pengelolaan laba dapat

mempengaruhi kinerja perusahaannya karena untuk mendapatkan laba yang

sesuai dengan motivasinya, hal ini akan mempengaruhi kinerja kualitas

kinerja yang dilaporkan oleh manajemen. Terkait isu manajemen laba yang

terjadi di Amerika seperti kasus Enron, Merck, World com, sedangkan

beberapa kasus di indonesia seperti PT Lippo Tbk, dan kimia farma yang

berawal dari terdeteksi nya manipulasi.

B. Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini yang berdasrkan latar belakang diatas

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah kepemilikan publik (menyebar) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap return saham.

2. Apakah kepemilikan institusi (terkonsentrasi) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham.

3. Apakah manajemen laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap

return saham.

4. Apakah struktur kepemilikan dan manajemen laba berpengaruh secara

simultan terhadap return saham.

Page 22: Manajemen Laba

8

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah

dijelaskan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh kepemilikan publik terhadap

kinerja perusahaan.

2. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh kepemilikan institusi terhadap

kinerja perusahaan.

3. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh manajemen laba terhadap

kinerja perusahaan (return saham)

4. Untuk menguji dan menganalisa apakah kepemilikan publik, institusi, dan

manajemen laba berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahaan

(return saham).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat atau

kontribusi kepada:

1. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan kontribusi bagi

para pemegang kepentingan untuk dijadikan masukan, pedoman

pengambilan keputusan atas kebijakan akuntansi yang digunakan.

Page 23: Manajemen Laba

9

2. Pemegang Saham

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para

pemegang saham perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel dalam

mengambil keputusan terkait saham yang telah dikontribusikan kepada

perusahaan.

3. Calon Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan kepada

para calon investor yang ingin menanamkan modal dalam bentuk saham

ke perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel.

4. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada BAPEPAM

terkait dengan aktivitas dan pergerakan modal, serta dalam penerbitan

laporan keuangan perusahaan.

5. Penelitian selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berarti, dan

menjadi referensi tambahan serta sebagai literatur untuk peneliti

selanjutnya.

6. Pengembangan teori.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu bagian

pengembangan riset manajemen laba atas dasar teori keagenan.

Page 24: Manajemen Laba

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Literatur

1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan menurut Govinandarajan (2005) adalah hubungan

atau kontrak antara principal dengan agent. Teori ini berasumsi bahwa

tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya

sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan

agent dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory (Mursalim:

2005), yang membuat suatu model kontraktual antara dua atau lebih

orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang lain

disebut principal. Principal mendelegasikan pertanggungjawaban atas

decision making kepada agent, hal ini dapat pula dikatakan bahwa

principal memberikan suatu amanah kepada agent untuk melaksanakan

tugas tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati.

Wewenang dan tanggungjawab agent maupun principal diatur dalam

kontrak kerja atas persetujuan bersama.

Disatu sisi, agent memiliki informasi yang lebih banyak (full

information) dibanding dengan principal di sisi lain, sehingga

menimbulkan adanya asimetry information. Informasi yang lebih banyak

dimiliki oleh manajer dapat memicu untuk melakukan tindakan-tindakan

Page 25: Manajemen Laba

11

sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan

utilitynya.

Sedangkan bagi pemilik modal dalam hal ini investor, akan sulit

untuk mengontrol secara efektif tindakan yang dilakukan oleh

manajemen karena hanya memiliki sedikit informasi yang ada. Oleh

karena itu, terkadang kebijakan-kebijakan tertentu yang dilakukan oleh

manajemen perusahaan tanpa sepengetahuan pemilik atau principal

(www.jurnalakuntansi.wordpress.com). Situasi ini akan memicu

munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi, yaitu

dimana ada ketidakseimbangan informasi antara pihak manajemen

sebagai penyedia informasi dengan para pemegang saham sebagai

pengguna informasi (Ujiyanto, 2007).

Menurut scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi;

a. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam

lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan

prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Fakta yang

mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh para

pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada

pemegang saham.

b. Moral Hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang

manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun

pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar

pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan

Page 26: Manajemen Laba

12

sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

Asimetri informasi dapat dijadikan sebagai sarana ataupun peluang

praktik pengelolaan laba, dikarenakan informasi yang dimiliki insider

dan outsider tidak seimbang, karena pada ada umumnya pihak insider

memanfaatkan informasi untuk mencapai tujuan mereka, sehingga

outsider

2. Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan saham atau ekuitas adalah pihak-pihak

yang memiliki saham proposional, institutional ownership diartikan

sebagai proporsi jumlah investor yang berbentuk institusi (perusahaan)

yang membeli saham perusahaan yang diperdagangkan (Roberts &

Yuan, 2006). Saham perusahaan-perusahaan yang go public di BEJ

dimiliki oleh banyak pihak, misalnya public (domestic dan foreign),

institution (domestic dan foreign), insider (komisaris, direksi, dan

manajer), karyawan, dan yayasan yang ada di perusahaan (ICMD, 2006).

Setiap pemegang saham mempunyai tanggung jawab untuk

memonitor agent, yaitu direksi dan manajer yang dipercaya mengelola

perusahaan, agar bekerja sesuai dengan kesepakatan yang dibuat

bersama, yaitu untuk menunjang kemakmuran bersama. Tersebarnya

konsentrasi kepemilikan akan menimbulkan biaya, biaya ini akan

meningkat ketika pemegang saham yang besar mampu mengambil

keputusan secara langsung kemudian memaksimumkan kepentingan

Page 27: Manajemen Laba

13

kesejahteraan untuk diri sendiri dengan mengurangi hak pemegang

saham minoritas untuk memperoleh residual income.

Struktur kepemilikan dapat dijelaskan dari dua sudut pandang,

yaitu pendekatan keagenan dan pendekatan informasi asimetri. Menurut

pendekatan keagenan, struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme

untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang

saham. Pendekatan ketidakseimbangan informasi memandang

mekanisme struktur kepemilikan sebagai suatu cara untuk mengurangi

ketidakseimbangan informasi antara insiders dan outsiders melalui

pengungkapan informasi di dalam pasar modal.

Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat

diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat

mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Namun

dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan

biaya yang disebut sebagai agency cost. Perusahaan yang memisahkan

fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap

konflik keagenan. Penyebab konflik antara manajer dengan pemegang

saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan

aktivitas pencarian dana (financing decision) dan pembuatan keputusan

yang berkaitan dengan bagaimana dana yang diperoleh tersebut

diinvestasikan.

Page 28: Manajemen Laba

14

Terdapat beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost

diantaranya adalah, pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham

perusahaan (insider ownership) atau kepemilikan manajerial oleh

manajemen dan selain itu manajer merasakan langsung manfaat dari

keputusan yang diambil dan juga apabila ada kerugian yang timbul

sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.

Penambahan kepemilikan manajerial memiliki keuntungan untuk

mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham.

Kedua, dengan cara mengaktifkan monitoring melalui investor-investor

institusional. (Ujiyantho.,et al)

Adanya kepemilikan oleh institutional investor seperti

perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan

institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih

optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan saham

mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk

mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Hubungan

keagenan antara manajemen dengan pemegang saham mempunyai

potensi untuk mempengaruhi dalam pembuatan keputusan, sehingga

berdampak pada karakteristik perusahaan yaitu nilai dan leverage

(Siregar, 2008).

Page 29: Manajemen Laba

15

3. Manajemen Laba

Manajemen laba Menurut Suhendah (2005) adalah suatu konsep

yang dilakukan perusahaan dalam mengelola laporan keuangan supaya

laporan keuangan tampak terlihat memiliki kualitas (quality of financial

reporting). Merchant (1989) dalam Wirda (2005) mendefinisikan bahwa

manajemen laba sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh manajemen

perusahaan untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan yang dapat

memberikan keuntungan ekonomis yang dalam jangka panjang dapat

merugikan perusahaan.

Menurut Belkoui (2007:201) menyatakan, pada dasarnya

definisi operasional dari manajemen laba adalah potensi penggunaan

manajemen akrual dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi.

Sedangkan menurut Hall (2002) dalam Juniarti (2005) menyebutkan

bahwa manajemen laba didefinisikan sebagai suatu praktek pelaporan

laba yang lebih merefleksikan keinginan manajemen daripada performa

keuangan perusahaan.

Berdasarkan definisi diatas maka manajemen laba dapat

didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan manajemen dengan

memanfaatkan kebijakan akuntansi sebagai alat untuk mencapai tujuan

dan kepentingan.

a. Isu-Isu Manajemen Laba

Menurut Belkoui (2007) isu-isu dalam manajemen laba antara lain:

Page 30: Manajemen Laba

16

1) Manajemen laba bertujuan untuk mempengaruhi kinerja harga

jangka pendek dengan berbagai cara.

2) Manajemen laba berakhir dan dapat bertahan karena informasi

yang asimetris suatu kondisi yang disebabkan oleh informasi

yang diketahui manajemen namun tidak ingin untuk mereka

ungkapkan.

3) Manajemen laba terjadi dalam konteks suatu kumpulan

pelaporan yang fleksibel dan seperangkat kontrak tertentu yang

menentukan pembagian aturan diantara pemegang kepentingan.

4) Strategi perusahaan bagi manajemen laba mengikuti satu atau

lebih dari tiga pendekatan (memilih dari pilihan-pilihan yang

ada dalam GAAP, pilihan aplikasi yang ada dalam opsi

menggunakan akuisisi serta deposisi aktiva dan waktu untuk

melaporkannya).

5) Manajemen laba merupakan suatu hasil usaha untuk melewati

ambang batas.

6) Manajemen laba dapat berasal dari pemenuhan perjanjian dari

kontrak kompensasi implisit.

7) Manajemen laba tumbuh dari ancaman dua bentuk aturan yakni

aturan industri spesifik dan aturan antitrust.

8) Laba negatif secara tiba-tiba umunya lebih merugikan daripada

revisi ramalan negatif.

Page 31: Manajemen Laba

17

Manajemen laba berbeda dengan kecurangan. Perbedaan

tersebut terletak pada tingkat kepatuhan standar akuntansi.

Manajemen laba merupakan rekayasa pelaporan keuangan dalam

batas-batas tertentu yang tidak melanggar standar pelaporan

keuangan. Hal ini dilakukan oleh manajemen dengan

memanfaatkan wewenangnya dalam dalam memilih metode

akuntansi yang diizinkan oleh standar, menurut teori konsekuensi

ekonomi, dapat ditemukan bahwa karakteristik suatu perusahaan

memiliki hubungan dengan metode akuntansi yang dipilihnya

(Tatang : 2002). Sedangakan Syahrir (2007) menyatakan pemilik

mendukung perataan laba karena adanya motivasi internal dan

eksternal. Motivasi internal menunjukkan maksud pemilik untuk

meminimalisasi biaya kontrak manajer dengan membujuk manajer

agar melakukan praktik manajemen laba, motivasi eksternal

ditujukan oleh usaha pemilik saat ini untuk mengubah persepsi

investor prospektif atau nilai potensial terhadap nilai perusahaan.

b. Motivasi Manajemen Laba

Scott (2003) mengemukakan motivasi perusahaan, dalam

hal ini manajer melakukan manajemen laba diantaranya adalah

bonus plans, initial public offering, Stock price effects, Political

motivations, taxaxion motivations, dan pergantian CEO. Motivasi-

motivasi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

Page 32: Manajemen Laba

18

1. Bonus Plans

Laba sering dijadikan indikator penilaian prestasi manajer

perusahaan, dengan cara menetapkan tingkat laba yang harus

dicapai dalam periode tertentu.

2. Initial Public Offering

Saat perusahaan go public, informasi keuangan yang ada

dalam prospectus merupakan sumber informasi yang penting.

Informasi ini dapat digunakan sebagai sinyal pada calon

investor tentang nilai perusahaan. Untuk mempengaruhi

keputusan investor maka manajer berusaha menaikkan laba

yang dilaporkan.

3. Stock Price Effects

Manajer melakukan manajemen laba dalam laporan keuangan

bertujuan untuk mempengaruhi pasar.

4. Political Motivations

Untuk mengurangi biaya politis dan pengawasan dari

pemerintah, dilakukan dengan cara menurunkan laba, untuk

memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah misalnya

subsidi, dilakukan dengan cara menurunkan laba, dan untuk

meminimalkan tuntutan serikat buruh, dilakukan dengan cara

menurunkan laba.

Page 33: Manajemen Laba

19

5. Taxation motivations

Manajer berusaha menurunkan laba untuk mengurangi beban

pajak yang harus dibayar.

6. Pergantian CEO

Dalam kasus penggantian manajer biasanya di akhir tahun

tugasnya, manajer akan melaporkan laba yang tinggi, sehingga

CEO yang baru akan merasa sangat berat untuk mencapai

tingkat laba tersebut.

Menurut Scott (2000) dalam Rahmawati, Suparno, dan

Qomariyah (2007), pola manajemen laba dapat dilakukan dengan

cara:

1. Taking a Bath

Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan

CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar.

Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa

datang.

2. Income Minimization

Pola ini dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat

profitabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode

mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan

mengambil laba pada periode berikutnya.

Page 34: Manajemen Laba

20

3. Income Maximization

Pola ini dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas

income maximization bertujuan untuk melaporkan net income

yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar.

4 . Income Smoothing

Pola ini dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba

yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba

yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih

menyukai laba yang relatif stabil.

Bentuk-bentuk manajemen laba diatas merupakan salah satu

upaya agar manajemen dapat mengelola laba sesuai dengan laba

yang diinginkan, jadi, manajemen laba merupakan istilah secara

garis besar pengelolaan laba taking bath, income minimization,

income maximization, serta income smoothing merupakan salah

satu teknik dalam pengelolaan laba yang paling umum digunakan.

c. Pandangan Terhadap Manajemen Laba.

Sulistiyanto (2008) menyatakan terdapat 2 pandangan

mengenai manajemen laba yaitu manajemen laba sebagai

kecurangan dan pandangan manajemen laba bukan kecurangan:

1) Manajemen Laba sebagai Kecurangan

Sebagian pihak mempunyai persepsi bahwa

manajemen laba mencerminkan perilaku tidak etis seorang

Page 35: Manajemen Laba

21

manajer untuk menipu pihak lain dengan menggunakan

informasi-informasi bagi stake holder untuk mengetahui segala

sesuatu tentang perusahaan direkayasa sehingga pihak ini

keliru dalam menilai perusahaan. Padahal penilaian ini akan

mempengaruhi keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemakai

laporan keuangan sebagai sumber informasi, maka bisa

dikatakan semakin besar angka dan komponen yang direkayasa

maka semakin besar pula tingkat kesalahan yang dilakukan

para pemakai laporan keuangan. Beberapa pihak menyatakan

aktivitas rekayasa manajerial ini dianggap kecurangan apabila

perusahaan melakukan perbuatan-perbuatan sebagai berikut:

a) Mencatat penjualan sebelum dapat direalisasi

Aktivitas rekayasa ini dilakukan dengan mencatat penjualan

sebelum dapat realisasi. Aktivitas semacam ini bertentangan

dengan prinsip akuntansi yang menyatakan bahwa suatu

transaksi atau peristiwa dapat diakui dan dicatat sebagai

pendapatan apabila perusahaan memastikan bahwa

pendapatan itu kemungkinan besar dapat terealisir dimasa

depan tidak diijinkan untuk diakui dan dicatat dalam

laporan keuangan yang disusunnya.

b) Mencatat penjualan fiktif

Aktivitas rekayasa ini dilakukan dengan mencatat penjualan

fiktif. Artinya perusahaan melakukan transaksi penjualan

Page 36: Manajemen Laba

22

yang sebenarnya belum atau tidak pernah dilakukannya.

Upaya macam ini dilakukan perusahaan dengan mengakui

dan mencatat barang konsinyasi yang baru dikirim kepada

penjual sebagai barang yang telah terjual. Atau mengakui

dan mencatat transaksi yang sebenarnya tidak ada atau tidak

pernah ada sama sekali.

c) Mengundurkan tanggal bukti pembelian

Aktivitas rekayasa ini dilakukan dengan mengundurkan

tanggal bukti pembelian. Hal ini dilakukan untuk mengatur

tingkat laba sesuai dengan keinginan manajer perusahaan.

Apabila ada suatu periode kinerja perusahaan lebih rendah

dari yang ditargetkan maka perusahaan akan menunda

pengakuan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan

pembelian itu. Hal ini dilakukan agar kinerja perusahaan

kelihatan bagus dari periode ke periode meskipun

sebenarnya dalam periode tertentu perusahaan

mengeluarkan biaya cukup tinggi.

d) Mencatat persediaan fiktif

Aktivitas rekayasa ini dilakukan agar nilai aktiva

perusahaan menjadi lebih besar pada sesungguhnya.

Page 37: Manajemen Laba

23

2) Manajemen Laba bukan Kecurangan

Pendapat pada persepsi ini manajemen laba

bukanlah kecurangan yang dilakukan manajer perusahaan,

pendapat ini sesuai dengan kenyataan yang menunjukkan

bahwa manajemen laba berada di daerah abu-abu, yaitu

diantara aktivitas yang diijinkan prinsip akuntansi dan

kecurangan.

a) Akuntansi konservatif. Adalah proses akuntansi untuk

mengakui dan mencatat suatu transaksi atau peristiwa

secara berhati-hati.

b) Akuntansi agresif. Adalah proses akuntansi untuk

mengakui dan mencatat suatu transaksi atau peristiwa

secara eksploratif. Secara konseptual kedua model

akuntansi dapat membuat informasi laba lebih besar

atau lebih kecil daripada laba sesungguhnya. Alasan

inilah yang menjadi dasar pendapat yang menyatakan

bahwa manajemen laba bukanlah tindakan rekayasa

yang mengarah pada kecurangan pilihan metode

akuntansi.

Page 38: Manajemen Laba

24

Menurut Sulistiyanti (et, al) Terdapat dua komponen utama dalam

pembahasan manajemen laba yaitu: Discretionary Accrual dan Non

Discretionary Accrual untuk menentukan apakah ada dan seberapa besar

aktivitas rekayasa manjerial.

Discretionary Accrual merupakan komponen akrual hasil

rekayasa manajeriaal dengan memanfaatkan kebebasan dan keleluasaan

dalam estimasi pemakaian standar akuntansi. Sedangkan Non

Discretionary Accrual merupakan komponen akrual yang diperoleh

secara ilmiah dari dasar pencatatan akrual dengan mengikuti sttandar

akuntansi yang diterima secara umum.

4. Kinerja Perusahaan

Menurut Hastuti (2005) dalam Ayu, (2006) kinerja perusahaan

adalah hasil banyak keputusan individual yang dibuat secara terus

menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja

perusahaan perlu melibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan

ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan

menggunakan ukuran komparatif kinerja keuangan merupakan salah

satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisien suatu organisasi

dalam rangka mencapai tujuannya. Efektifitas apabila manajemen

memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau suatu alat

yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan

efisiensi diartikan sebagai rasio (perbandingan) antara masukan dan

Page 39: Manajemen Laba

25

keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang

optimal.

Sartono (2001) dalam Gerianta (2007) mengemukakan bahwa

analisis dapat dilakukan dengan membandingkan prestasi satu periode

dengan periode sebelumnya sehingga dapat diketahui adanya

kecenderungan selama periode tertentu. Selanjutnya ia menegaskan

bahwa analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan,

analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat

membantu dalam menilai prestasi manajemen pada masa lalu dan

prospeknya pada masa mendatang. Analisis dan interpretasi dari

macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik

tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan dari pada analisis

yang hanya didasarkan atas data keuangan yang tidak berbentuk rasio.

a. Return Saham

Return merupakan selisih dari harga investasi sekarang dengan

harga periode yang lalu. jika investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari

harga investasi periode yang lalu (Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan

modal (capital gain), sebaliknya jika harga investasi sekarang (Pt)

lebih rendah dari harga investasi periode yang lalu (Pt-1) terjadi

kerugian modal (capital loss) ( Jogiyanto, 2000). Sedangkan return

saham menurut suzanti (2001) adalah tingkat keuntungan yang

dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang dilakukannya. Dalam

Page 40: Manajemen Laba

26

teori portofolio, risiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan

menyimpang yang diharapkan. Ada dua risiko dalam berinvestasi:

1) Risiko sistematis (sistematic risk)

Merupakan risiko yang timbul oleh pengaruh ekonomi makro

(pengaruh pasar secara keseluruhan) dan tidak dapat dihilangkan

dengan diversifikasi portofolio. Contoh: karena inflasi, pengaruh

pasar, pengaruh politik dan lain-lain.

2) Risiko tidak sistematis (unsystematic risk)

Merupakan faktor-faktor spesifik yang ada pada suatu perusahaan,

risiko ini dapat dihilangkan dengan diversifikasi portofolio.

Contoh: penyusutan, pengembangan produk baru dan lain-lain.

5. Struktur Kepemilikan dan Manajemen Laba

Pada hasil penelitian Anderson & Reeb (2002) menunjukkan

bahwa pemegang saham minoritas justru diuntungkan dari adanya

kepemilikan keluarga. Arifin (2003) menunjukkan bahwa perusahaan

publik di Indonesia yang dikendalikan keluarga atau negara atau

institusi keuangan, masalah agensinya lebih baik jika dibandingkan

perusahaan yang dikontrol oleh publik atau tanpa pengendali utama.

Menurutnya, dalam perusahaan yang dikendalikan keluarga, masalah

agensinya lebih kecil karena berkurangnya konflik antara principal dan

agent.

Page 41: Manajemen Laba

27

Manajemen laba dilakukan oleh manajer pada faktor-faktor

fundamental perusahaan, yaitu dengan intervensi pada penyusunan

laporan keuangan berdasarkan akuntansi akrual. Padahal kinerja

fundamental perusahaan tersebut digunakan oleh pemodal untuk

menilai prospek perusahaan, yang tercermin pada kinerja saham.

Manajemen laba yang dilakukan manajer pada laporan keuangan

tersebut akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, yang

selanjutnya akan mempengaruhi kinerja saham (Haris, 2004). Bryshaw

dan Eldin (1989) menemukan bukti bahwa alasan manajemen

melakukan manajemen laba adalah:

(1) Skema kompensasi manajemen yang dihubungkan dengan kinerja

perusahaan yang disajikan dalam laba akuntansi.

(2) Fluktuasi dalam kinerja manajemen dapat mengakibatkan

intervensi pemilik.

Dua hal tersebut akan mempengaruhi manajemen laba,

sebab kepemilikan seorang manajer akan ikut menentukan kebijakan

dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan

pada perusahaan yang mereka kelola. Secara umum dapat dikatakan

bahwa persentase tertentu kepemilikan saham oleh pihak manajemen

cenderung mempengaruhi tindakan manajemen laba. (Gideon, 2005)

Penelitian yang dilakukan oleh Husnan (2000), menemukan bahwa

perusahaan yang kepemilikannya lebih menyebar memberikan imbalan

yang lebih besar kepada manajemen dibanding dengan perusahaan yang

Page 42: Manajemen Laba

28

kepemilikannya lebih terkonsentrasi. Penilaian kinerja keuangan dapat

dilihat berdasarkan nilai saham nya (signaling theory).

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak

mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang

akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu

sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai

kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat

dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan

keuangan. Akan tetapi informasi yang disampaikan terkadang diterima

tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal

sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi

(information asymetric). Asimetri informasi terjadi karena manajer

lebih superior dalam menguasai informasi dibanding pihak lain

(pemilik atau pemegang saham).

6. Struktur Kepemilikan dan Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

terkonsentrasi atau tidak terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi

laba, serta pengungkapan laporan keuangan. Kepemilikan yang banyak

terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga

akan meningkatkan kinerja perusahaan Rudi (2008). Struktur

kepemilikan merupaka masalah yang sering menimbulkan kompleksitas

antara kepemilikan minoritas dengan mayoritas.

Page 43: Manajemen Laba

29

Meskipun begitu, kepemilikan korporasi dalam suatu perusahan

bahwa perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut akan

menyebabkan perubahan kepemilikan dan manajemen. Investor institusi

mungkin akan lebih tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan yang

mempunyai mekanisme kontrol yang ketat dan dividen yang tinggi,

alasannya sebagai pemilik dengan kepemilikan yang tinggi akan

mengharapkan investasinya di perusahaan aman dan menghasilkan

return yang tinggi, baik dalam bentuk dividen maupun dalam bentuk

capital gain (Jensen, 1986). Principal mempunyai kepentingan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan, oleh karena itu principal

menyediakan fasilitas dan dana untuk kebutuhan operasi perusahaan

untuk meningkatkan kemakmuran principal melalui peningkatan kinerja

sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Slamet, 2005).

7. Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan (Return Saham)

Hubungan manajemen laba dengan kinerja perusahaan jangka

panjang banyak diteliti salah satu oleh saiful (2004) dengan hasil

penelitian tidak ditemukannya hubungan antara manajemen laba

disekitar IPO dengan rendahnya kinerja imbal saham perusahaan 1

tahun setelah IPO selain pada momentum-momentum tertentu tingginya

akan pengelolaan laba departemen R&D menjadi salah satu objek

manajemen dengan 2 tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan

Page 44: Manajemen Laba

30

yang akan meningkatkan nilai perusahaan atau untuk kepentingan para

manajer.

Hasil penelitian Dhaoui (2009) yang membuktikan bahwa

kinerja perusahaan dan pengelolaan laba adalah tujuan utama

manajemen melalui R&D departemen. Pada kinerja perusahaan yang

dapat diukur melali berbagai macam tolak ukur untuk mengukur

keberhasilan perusahaan yang pada umumnya berfokus pada informasi

yang berasal laporan keuangan kinerja perusahaan yang bagus tentunya

akan mampu menaikkan nilai perusahaan, untuk itu tindakan

manajemen laba yang dilakukan diharapkan mampu untuk menaikkan

nilai perusahaan.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang mengkaji pengaruh struktur kepemilikan terhadap

kinerja perusahaan salah satunya oleh Brian (1999) yang mengkaji kepemilikan

institusi dan kualitas pengungkapan laporan keuangan terhadap return saham

yang menunjukkan hasil bahwa kedua variabel mempengaruhi tingkat

pengembalian saham. Sedangkan penelitian Agung (2001) yang menguji

hubungan struktur kepemilikan orang dalam (insider ownership) dengan return

saham yag menunjukkan hasil bahwa dengan adanya kepemilikan oleh

pengelola perusahaan tidak mampu menaikkan tingkat penegmbalian imbal

saham perusahaan.

Page 45: Manajemen Laba

31

Penelitian yang mengkaji pengaruh manajemen laba terhadap return

saham salah satunya oleh Haris (2004) yang menguji kinerja keuangan dan

variabel-variabel manajemen laba yaitu dengan Non Discretionary Accrual,

Discretionary Accrual. menunjukkan hasil bahwa tindakan manajemen laba

mampu mempengaruhi kinerja saham yang mengakibatkan penurunan kinerja

saham.

Penelitian Aloysia (2005) menguji pengaruh manajemen laba terhadap

return saham pada KAP big 5 dan yang di audit oleh KAP Big Non Big 5,

dengan hasil yang menunjukkan bahwa pengaruh manajemen laba terhadap

return saham lebih besar oleh perusahaan yang diaudit oleh KAP Big 5 dari

KAP Non Big 5.

Page 46: Manajemen Laba

30

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama peneliti, tahun penelitian

Judul penelitian Variabel Hasil penelitian Perbedaan variabel penelitian

1 Brian, Christopher.

1999

Pengaruh kualitas pengungkapan laporan keuangan dan kepemilikan institusi terhadap return saham

Quality disclosure, kepemilikan institusi, dan return saham

Terdapat pengaruh antara kualitas pengungkapan laporan keuangan dan kepemilikan institusi terhadap return saham.

Kepemilikan publik & manajemen laba

2 Agung Triyadi, 2000

Hubungan struktur kepemilikan dengan stock return

Insider ownership, return saham.

Tidak terdapat pengaruh antara insider ownership dengan

Kepemilikan publik, kepemilikan institusi & manajemen laba

3 Haris Wibisono, 2004

Pengaruh manajemen laba dan kinerja keuangan terhadap kinerja saham sebelum dan sesudah SEO

Discretionary accrual, non discretionary accrual, total accrual, stock return, ROA

Terdapat pengaruh antara kinerja keuangan, manajemen laba terhadap kinerja saham

Kepemilikan institusi, kepemilikan publik

4 Saiful, 2004 Hubungan manajemen laba dengan kinerja operasi & return saham disekitar IPO

Discretonary Accrual, return saham, ROA

Manajemen laba dan kinerja operasi berpengaruh terhadap return saham.

Kepemilikan institusi & kepemilikan publik

Page 47: Manajemen Laba

31

No Nama peneliti, thn penelitian

Judul penelitian variabel penelitian Hasil penelitian Perbedaan variabel penelitian

5 Aloysia Yanti Ardiati, 2005

Pengaruh manajemen laba terhadap return saham pada perusahaan yang diaudit oleh KAP big 5 dan KAP non Big 5.

Discretionary Accrual & Stock Return.

Pengaruh manajemen laba terhadap return lebih besar perusahaan yang diaudit oleh KAP big 5 dari perusahaan non Big 5

Kepemilikan institusi & kepemilikan publik

6 Citra Handayani, 2007

Pengaruh proporsi kepemilikan saham terhadap kebijakan pendanaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan

Kepemilikan publik, kepenilikan manajerial, kepemilikan institusi, ROE, DER

Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi berpengaruh terhadap ROE dan DER.

Kepemilikan manajerial & return saham

7 Annisa Rahman, Yanthi Hutagol,2008

Manajemen laba melalui akrual dan aktivitas real pada penawaran perdana dan hubungannya dengan kinerja jangka panjang.

Cumulative abnormal return (CAR), akrual lancar,

Terdapat pengaruh antara manajemen laba terhadap kinerja saham

Kepemilikan institusi & kepemilikan publik

8 Ahmad Solechan, 2009

Pengaruh manajemen laba dan earning terhadap return saham

Earning, Discretionary Accrual,Non Discretionary Accrual IOS, Rasio Hutang, size, beta,prsstnsi laba

Variabel non discretionary Accrual tidak berpengaruh terhadap return saham

Kepemilikan institusi & Keemilikan publik

Sumber: Penelitian Terdahulu

Page 48: Manajemen Laba

32

C. Kerangka pemikiran

Pencapaian tujuan dan kinerja tidak terlepas dari kinerja manajemen

itu sendiri sehubungan hal tersebut hubungan antara manajer dengan

pemilik sebagai principal, untuk menghindari asimetri informasi antara

pemilik dengan agen yang dapat menimbulkan tindakan manajemen laba,

dapat diminimalisir dengan meningkatkan porsi kepemilikan. adanya

kecenderungan internal atau pun pihak eksternal untuk lebih

memperhatikan kinerja operasional dan kinerja saham sebagai parameter

kinerja perusahaan akan mendorong manajemen untuk melakukan perilaku

menyimpang dalam menunjukkan informasi laba.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Return saham (Y)

Kepemilikan publik (X1)

Kepemilikan Institusi (X2)

Manajemen Laba (X3)

Page 49: Manajemen Laba

33

D. Pengembangan Hipotesis

Pada kepemilikan yang menyebar (publik), masalah keagenan

muncul antara pihak manajemen dengan pemegang saham. Sebagai

konsekuensinya, manajer menuntut kompensasi yang tinggi sehingga

meningkatkan biaya keagenan. Semakin banyak kepemilikan yang dimiliki

oleh publik (minoritas), sehingga struktur kepemilikan cenderung menyebar

hal ini akan mengakibatkan lemahnya pengawasan terhadap perusahaan,

karena para minority shareholders ini beranggapan akan menanggung biaya

pengawasan yang tinggi namun kecil manfaat yang diterima. Argumen ini

didukung dalam penelitian Claessen (2000) yang menunjukkan bahwa

terdapat konflik kepentingan antara pemegang saham mayoritas dengan

pemegang saham minoritas. Hal ini yang menyebabkan keterbatasan ruang

gerak bagi pemilik minoritas. Berdasarkan uraian diatas maka perumusan

hipotesis dalam bentuk null hypothesis H0: Kepemilikan Publik tidak

berpengaruh terhadap Kinerja perusahaan (Return Saham)

Kepemilikan saham berperan penting dalam kinerja perusahaan,

karena berdasarkan kepemilikan akan mempengaruhi kontrol terhadap

perusahaan, yang akan berakibat pada kinerja keuangan, kepemilikan

institusi diduga lebih professional dalam mengawasi kinerja perusahaan.

Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik melalui

keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan

dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal.

Page 50: Manajemen Laba

34

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis alternatif Ha1:

Kepemilikan Institusi berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan

(Return saham)

Perilaku oportunistik manajer dalam mengelola pendapatan yang

dipicu karena adanya bonus plan (Riahi-belkoui,2007) dalam pengukuran

kinerja perusahaan oleh pihak principal atau target-target tertentu,

manajemen laba dilakukan agar kinerja perusahaan tampak baik dan dapat

memenuhi keinginan principal dengan meningkatnya kinerja perusahaan

yang tentunya dengan harapan adanya bonus yang diberikan berdasarkan

pencapaian target. Ha2: Manajemen Laba berpengaruh terhadap Kinerja

Perusahaan (Return Saham).

Dugaan yang muncul jika kepemilikan institusi yang semakin

tinggi akan mengurangi tingkat manajemen laba karena semakin tingginya

pengawasan atas manajemen, sehingga dapat meningkatkan kinerja

perusahaan dan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan pemegang

saham. Namun bisa saja kepemilikan institusi ini menempatkan orang-

orangnya untuk menjalani fungsi kontrol pada korporasi.

Ha3: Struktur Kepemilikan dan Manajemen Laba berpengaruh

terhadap Kinerja Perusahaan (Return Saham)

Page 51: Manajemen Laba

35

Tabel 2.2 Perumusan Hipotesis

No Hipotesis Argumentasi

1 Kepemilikan Publik tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan

Kepemilikan Publik merupakan kepemilikan minoritas dalam struktur kepemilikan di Indonesia (Claessens et al), sebagai pemilik minoritas dan hak kontrol terbatas sehingga kepemilikan publik yang cenderung menyebar (masing-masing dibawah 5%) tidak mampu untuk mengendalikan perusahaan ataupun menempatkan orang-orang nya dalam jajaran manajemen dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan.

2 Kepemilikan Institusi

berpengaruh terhadap kineja perusahaan

Kepemilikan institusi pemilik betindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan dikarenakan porsi nya dalam struktur kepemilikan merupakan pemilik mayoritas, porsi kepemilikan ini mengindikasikan kemampuan untuk mengontrol manajemen lebih besar sehinggga akan mendorong peningkatan kinerja yang optimal oleh manajemen.

3 Manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja perusahaan

Tujuan para manajer untuk melakukan tindakan pengelolaan laba adalah memenuhi ekspektasi para principal atau pun untuk kepentingan manajer itu sendiri, sehingga tindakan pengelolaan laba dilakukan agar kinerja mereka terlihat baik.

Page 52: Manajemen Laba

36

No Hipotesis Argumentasi

4 Kepemilikan publik, Institusi, dan manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja perusahaan

Struktur kepemilikan dalam susunan suatu entitas dianggap mampu mempengaruhi kinerja perusahaan karena para principal mempunyai wewenang atas kebijakan strategis yang diambil guna meningkatkan kinerja, sehingga mampu mengelola aktiva yang ada untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan, manajemen laba merupakan salah satu tindakan yang digunakan manajemen karena harapan principal untuk menarik para pengguna laporan keuangan sehingga kinerja terlihat baik.

Sumber: Hasil olah data

Page 53: Manajemen Laba

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Pusat Referensi Pasar Modal (Capital

Market Reference Center) dengan mengambil data keuangan perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005-2008 dan

melalui website Bursa Efek Indonesia ww.idx.co.id.

B. Metode Pengumpulan Sampel

Tahun 2008 dan 2009 dipilih karena menggambarkan kondisi yang

relatif baru di pasar modal Indonesia . Tahun 2008 dan 2009 dipilih dengan

alasan menggunakan kondisi yang relatif baru diharapkan hasil penelitian

akan lebih relevan untuk memahami kondisi yang aktual di Indonesia.

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah

perusahaan yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan per 31 Desember 2005,

2006, 2007 dan per 31 desember 2008 secara lengkap dengan catatan

atas laporan keuangan atau laporan keuangan berkelanjutan.

b. Perusahaan bergerak di bidang industri manufaktur sektor consumer

goods.

c. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah.

d. Laporan Tahunan Emiten telah diaudit oleh Auditor Independen.

Page 54: Manajemen Laba

48

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

penggabungan data (pooling data). Data yang digunakan pada penelitian ini

adalah data sekunder yang umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan

historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang

dipublikasikan atau tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo,2005)

Sedangkan tipe data sekunder yang digunakan adalah data eksternal dan

pengambilan data berupa laporan keuangan tahunan (annual report)

perusahaan yang go public yang terdaftar di BEI diperoleh dari situs

www.idx.co.id, dan dengan mendatangi Pusat Referensi Pasar Modal

(Capital Market Reference Center).

D. Metode Analisis

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian variabel-variabel

menggunakan uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan bantuan perangkat

lunak SPSS 16.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan

mendeskripsikan variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian adalah nilai rata-rata, standar deviasi, nilai

minimum dan maksimum.

Page 55: Manajemen Laba

49

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas data, uji multikolonieritas, uji heteroskedatisitas, dan uji

autokorelasi, karena data yang digunakan lebih dari satu tahun.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik adalah

data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Dalam

penelitian ini untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal

atau tidak mengunakan dua cara yaitu melalui analisis grafik dan

analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan kolmogorov-

smirnov test dan grafik Q-Q Plot.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen

(Ghazali, 2005). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem

Multikolonieritas atau multiko. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Ada tidaknya

Multikolonieritas di dalam model regresi adalah dilihat dari besaran

VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi yang

terbebas dari problem Multikolonieritas apabila nilai VIF <10 dan

nilai tolerance >0,10.

Page 56: Manajemen Laba

50

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya

pola tertentu pada pola scatterplot antar SRESID dan ZPRED di

mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah

residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

Dasar pengambilan keputusannya jika ada pola tertentu, seperti

titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar, atau menyempit), maka mengindikasikan

bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang

jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghazali, 2005).

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antara data pada suatu

waktu tertentu dengan nilai data tersebut pada waktu satu periode

sebelumnya atau lebih pada data runtut waktu. Penggunaan uji DW

(Durbin Waston) untuk mendeteksi tidak adanya korelasi antar error,

Page 57: Manajemen Laba

51

maka nilai DW diharapkan berada di sekitar angka 2 (dari 1,7 sampai

2,5). Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk

mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada Tabel D-W, dengan

pengambilan keputusan berikut:

a) Jika nilai d lebih rendah dari dl atau lebih tinggi dari 4-dl, maka

signifikan terdapat autokorelasi;

b) Jika nilai d berada lebih besar dari du atau lebih kecil dari 4-du,

berarti tidak terdapat autokorelasi;

c) Jika nilai d berada antara du dan dl atau berada diantara 4-du dan

4-dl, maka dinyatakan sebagai daerah tidak dapat diambil

kesimpulan atau ragu-ragu.

Tabel 3.1 Kriteria Autokorelasi

Kriteria autokorelasi DW

DW Kesimpulan

<1.44 Ada autokorelasi positif

1.44-1.724 Tanpa kesimpulan

1.724-2.276 Tidak ada autokorelasi

2.276-2.586 Tanpa kesimpulan

>2.586 Ada autokorelasi negatif

Sumber: Bhuono, 2005

Page 58: Manajemen Laba

52

3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan metode

regresi linear berganda, uji signifikansi parameter individual (Uji

statistik t), uji signifikansi simultan (Uji statistik F), dan koefisien

determinasi:

a. Metode Regresi Linear Berganda

Metode regresi linear berganda, yaitu metode yang

digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel

independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukur atau

rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002).

Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Y : Return saham α : Konstanta β : koefisien regresi model X1 : kepemilikan publik X2 : kepemilikan institusi X3 : Discretionary Accrual e : error term model (variabel residual)

b. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai

Y = α + βX1 + βX2 + βX3+e

Page 59: Manajemen Laba

53

determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).

c. Uji signifikansi parameter individual (Uji stastistik t)

Menurut Ghozali (et.,al) uji stastistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen

secara individual dalam menerangkan variabel dependen.

Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria

sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien

regresi tidak signifikan).

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien

regresi signifikan).

d. Uji signifikansi simultan (Uji stastistik F)

Menurut Ghozali (2005) uji stastistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan

dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap

variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

significance level 0,05 (α=5%). Ketentuan peneriman atau

penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

Page 60: Manajemen Laba

54

1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien

regresi tidak signifikan).

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien

regresi signifikan).

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen pada penelitian ini adalah kepemilikan

saham saham oleh institusi dan publik, dalam struktur kepemilikan ini

disajikan dalam bentuk persentase masing-masing kepemilikan publik dan

institusi.

Variabel kedua yang akan diuji adalah manajemen laba yang

diukur menggunakan model Jones yang dimodifikasi dengan berdasarkan

rumus sebagai berikut:

1) TA = Net incomet – Operasional cash flowt Total asset t-1

2) NDA= 1(1/TAt-1) + 2(∆REVit - ∆RECit)/TAi t-1 + 3(PPEit/TAi t-1

3) DA= TA-NDA

Keterangan:

TA : Total akrual Net income : laba bersih setelah pajak NDA : Non Discretionary Accrual

∆REV : Perubahan penjualan ∆REC : Perubahan piutang dagang PPE : Aktiva tetap

Page 61: Manajemen Laba

55

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan.

Pengukuran kinerja perusahaan dalam penelitian ini menggunakan

penilaian analisis rasio, yaitu return saham.

Penelitian ini menggunakan rasio Return saham untuk mengetahui

tingkat kinerja perusahaan. Selain merupakan tolok ukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan tingkat pengembalian saham atas dana

yang ditanamkan para pemegang saham, juga menunjukkan tingkat

efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva (Fathma,

2003 dalam Januarti , 2005). Secara matematis rasio tersebut dapat ditulis

sebagai berikut:

Return Saham (Y).

Keterangan:

Rit: return saham i tahun t Pit: harga saham i tahun t Pit-1: harga saham i tahun t-1

11

Pit

PitPitRit

Page 62: Manajemen Laba

56

Tabel 3.2 Operasional Variabel

No Nama variabel Definisi variabel Indikator Skala

1 Struktur kepemilikan

Porsi kepemilikan atas suatu entitas berdasarkan saham yang dimiliki

Persentase saham yang dimiliki

Rasio

Kepemilikan institusional

Kepemilikan oleh institusi atau badan usaha, atau lembaga lainnya dari jumlah saham yang beredar

Persentase saham yang dimiliki oleh institusi atau badan usaha, atau lembaga lainnya.

Rasio

Kepemilikan publik (menyebar)

Kepemilikan oleh masyarakat/ public yang merupakan saham yang tidak terkonsentrasi pada satu kepemilikan.

Persentase kepemilikan oleh masyarakat atau publik dari jumlah saham yang beredar.

Rasio

2 Manajemen laba Perubahan

variabel

Menggunakan model jones

Rasio

3 Kinerja

Perusahaan

(return saham)

Kemampuan perusahan atas tingkat pengembalian investasi pada harga saham.

Harga saham penutupan tahun i dikurangi harga saham penutupan tahun sebelum i dibagi harga saham penutupan tahun sebelum i

Rasio

Sumber: Hasil review diolah

Page 63: Manajemen Laba

57

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Perusahaan consumer goods merupakan klasifikasi sektor industri yang

merupakan sektor yang memiliki likuiditas tinggi dan memiliki kapitalisasi

pasar. Consumer goods sering dianggap sebagai sektor yang tangguh

ditengah krisis karena produk-produk konsumsi pada umumnya merupakan

kebutuhan primer manusia. Tingkat kebutuhan yang cukup stabil terhadap

produk konsumsi bagaimanapun situasi global menunjukkan sifat defensive

sektor konsumsi, terlebih lagi untuk consumer goods di wilayah Indonesia

dimana target pasar consumer goods adalah manusia sehingga Indonesia

yang dihuni oleh lebih dari 200 juta orang manusia pastinya memiliki

tingkat kebutuhan yang tinggi juga.

Berikut sampel penelitian perusahaan sektor manufaktur consumer

goods tahun 2006,2007,dan 2008.

Tabel 4.1 Seleksi sampel

Sampel awal 35 Perusahaan yg tdk menerbitkan lap keu 2005-2008 5 Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah 0 Perusahaan yang tidak diaudit auditor independen 0 Sample akhir (jumlah sample yang digunakan) 30 Sumber : www.idx.co.id

Page 64: Manajemen Laba

58

B. Hasil dan Analisis Data

1. Statistik deskriptif

Statistk deskriptif merupakan gambaran atas keseluruhan variabel,

berikut hasil uji statistik deskriptif pada variabel struktur kepemilikan,

manajemen laba dan kinerja keuangan. Menurut Ghazali (2005), Statistik

deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat

dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis dan skewness.

Tabel 4.2 Statistik deskriptif

Sumber : Data diolah, 2010

Berdasarkan statistik deskriptif pada tabel 4.2 variabel kepemilikan

menyebar yang dinotasikan sebagai public ownership memiliki nilai

maximum 78.60%, menurut gilber dalam rudi (2008) kepemilikan

menyebar memberikan imbalan yang lebih besar kepada pihak manajemen

dari pada kepemilikan yang terkonsentrasi. Sedangkan nilai minimum 2.05

yang berarti bahwa minimnya kepemilikan oleh publik. Hal ini sejalaan

Variabel Mean Min Max Std. dev Pbcown 4.1636 2.05 78.60 1.94355

Istown 72.4446 9.22 98.04 22.12116

DA -0.5400 -1.53 0.60 0.37012

Return 1.3439 -0.7859649 3.28571429 0.88811

Page 65: Manajemen Laba

59

dengan penelitian claessens (2000) yang menyatakan bahwa kepemilikan

publik di asia termasuk indonesia cenderung rendah. Berdasarkan tabel

diatas variabel kepemilikan public ownership memiliki nilai rata-rata

4.16%, yang menggambarkan rata-rata sampel kepemilikan publik sebesar

4.16% dengan standar deviasi 1.94355 yang berarti nilai mean lebih besar

dari standar deviasi menggambarkan tidak terdapat outliers pada data.

Pada variabel institusional ownership memiliki nilai mean 72.4446

hal ini menggambarkan bahwa rata- rata sampel dengan kepemilikan

institusi cukup tinggi yaitu sekitar 72% hal ini menguatkan penelitian

Facio dan Lang (2002) yang menyatakan bahwa struktur kepemilikan di

asia cenderung terkonsentrasi.

Hasil statistik deskriptif variabel Discretionary Accrual memiliki

nilai mean sebesar -0.5400 yang menunjukkan rata-rata sampel melakukan

decreasing accrual, sedangkan nilai mean lebih besar dari standar deviasi

yaitu sebesar 0.37012 yang berarti terdapat outliers pada data. Nilai

minimum variabel DA sebesar -1.53 dan nilai maximum sebesar 0.60

berdasarkan hasil statistik deskriptif di atas menunjukkan bahwa

perusahaan sampel lebih cenderung menurunkan labanya.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam

variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik

Page 66: Manajemen Laba

60

dan layak digunakan adalah data yang memiliki distribusi normal

(nugroho, et al).

a. Kolmogorov-smirnov

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data

Varaiabel Nilai sig. p=0.05 Kesimpulan

Pbcown 0.0169 Normal

Istown 0.061 Normal

Discretionary Accrual

0.664 Normal

Return 0.257 Normal

Sumber: hasil olah data, 2010

Berdasarkan uji normalitas dengan Kolmogorov-smirnov variabel

kepemilikan publik, kepemilikan institusi, discretionary accrual, return on

asset, dan earning per share terdistribusi normal. dengan terpenuhinya

asumsi normalitas, untuk melihat arah sebaran data terdistribusi normal

atau tidak maka penelitian ini menggunakan Q-Q plot, dengan asumsi jika

titik-titik mendekati garis diagonal maka sebaran data terdistribusi normal,

jika titik-titik sebaran data menjauh dari garis diagonal, maka data tidak

terdistribusi normal.

Berdasarkan Q-Q plot bahwa sebaran titik mendekati garis diagonal,

jadi variabel institusional ownership terdistribusi normal, beradasarkan

hasil uji kolmogorov smirnov dan Q-Q plot. Hasil output Q-Q plot yang

menunjukkan bahwa titik-titik menyebar mendekati garis diagonal, yang

Page 67: Manajemen Laba

61

berarti bahwa data terdistribusi normal dan variabel discretionary accrual

telah memenuhi asumsi parametrik.

b. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linear berganda dapat disebut model yang baik jika

model tersebut memenuhi asumsi normalitas dan memenuhi asumsi-

asumsi klasik baik itu uji multikolinearitas, autokorelasi, dan

heteroskedastisitas.

1. Uji Multikolinearitas.

Uji ini dilakukan dengan merujuk pada nilai VIF (variance

inflation factor) nilai VIF sebaiknya kurang dari 10 karena ini

menunjukkan bahwa korelasi antar variabel masih bisa ditolerir.

Variabel manajemen laba yang diproxykan discretionary

accrual memiliki nilai VIF sebesar 1.033 dengan demikian

variabel manajemen laba tidak memilliki masalah terdapat

multikolinearitas. Nilai VIF variabel kepemilikan publik sebesar

1.366 yang berarti nilai VIF variabel ini dibawah 10 maka

variabel kepemilikan publik bebas dari masalah multikolinearitas.

Sedangkan kepemilikan institusi memiliki nilai VIF sebesar 1.351

berdasarkan tabel diatas semua variabel dalam penelitian ini tidak

mengalami masalah multikolinearitas.

Page 68: Manajemen Laba

62

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidak nya

korelasi variabel pengganggu pada periode tertentu dengan

variabel pengganggu sebelumnya (nugroho.,et al), untuk

mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji durbin

Watson dengan ketentuan yang telah dijelaskan pada bab 3.

Hasil analisis tabel 4.9 menunjukkan nilai DW sebesar

1.883 untuk model regresi ini dengan variabel independen

manajemen laba, kepemilikan publik dan kepemilikan institusi

dan variabel dependen return saham tidak terdapat autokorelasi.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah

terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan lain.

Pengujian heteroskedastisitas pada variabel return saham

menunjukkan bahwa sebaran titik melewati garis nol, sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa variabel return saham tidak

mengalami heteroskedastisitas. Maka variabel return saham bebas

asumsi klasik atau memenuhi uji multikolinearitas, autokorelasi,

dan heteroskedastisitas sehingga penelitian ini dapat dilanjutkan

dengan menggunakan model regresi.

Page 69: Manajemen Laba

63

Hasil output menunjukkan titik-titik menyebar melewati titik nol

dan tidak menunjukkan pola sistematis dalam penelitian ini

variabel discretionary accrual tidak mengalami masalah

heteroskedastisitas. Berdasarkan uji multikolinearitas, autokorelasi

dan uji heteroskedastisitas maka variabel discretionary accrual

bebas dari asumsi klasik dan dapat digunakan dalam model regresi.

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa plot

residual untuk variabel kepemilikan publik sebaran titik-titik

melewati angka nol maka variabel kepemilikan publik

mengandung heteroskedastisitas. Variabel kepemilikan institusi

melewati titik nol sehingga variabel kepemilikan institusi dapat

dikatakan terbebas dari asumsi heteroskedastisitas. Berdasarkan uji

asumsi klasik lainnya yaitu: multikolinearitas, autokorelasi maka

variabel kepemilikan institusi dapat digunakan dalam penelitian

ini.

C. Hasil Analisis

1. Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam model regresi

ini koefisien detrminasi dinotasikan dalam adjusted R square

(Bhuono,2005).

Page 70: Manajemen Laba

64

Tabel 4.4 Uji Pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan

Variabel Adjusted

R square

R square Uji

F

Uji

T

Sig

Pbcown 0.766 0.446

Istown -0.560 0.577

DA

0.107 0.137 0.005

-3458 0.001 Sumber : hasil output SPSS, data diolah 2010.

Berdasarkan output SPSS variabel independen dalam penelitian

ini besarnya pengaruh variabel struktur kepemilikan institusi dan

kepemilikan publik serta manajemen laba berpengaruh sebesar 10.7%

dan sisanya yaitu 80.3% di pengaruhi variabel lain diluar model

penelitian ini seperti variabel kinerja operasional, ROA, Net Profit

Margin, dan kualitas pengungkapan laporan keuangan.

2. Hasil Analisis Regresi

a. Hasil Uji Parsial

Pengujian atas hipotesis ini digunakan untuk melihat bentuk

hubungan dan tingkat signifikansi antara variabel independen dengan

variabel dependen. Berdasarkan tabel yang menunjukkan bahwa

variabel kepemilikan publik memiliki nilai sig 0.446 > 0.05 dengan

koefisien regresi negatif yang dapat di ambil kesimpulan bahwa

Page 71: Manajemen Laba

65

kepemilikan publik tidak mempengaruhi kinerja perusahaan (return

saham) sesuai dengan hipotesis diatas yang berarti H1: diterima.

Kepemilikan institusi memiliki nilai koefisien regresi

sebesar -0.001 sedangkan nilai signifikansi sebesar 0.577 yang berarti

sig > 0.5 yang berarti bahwa variabel kepemilikan institusi tidak

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (return saham) berdasarkan

hasil uji diatas maka dapat disimpulkan bahwa H2 : ditolak.

Hasil menunjukkan bahwa variabel discretionary accrual

memiliki nilai sig sebesar 0.001<0.05 dengan t hitung sebesar -3.458

hal ini mendukung H3: bahwa variabel discretionary accrual

mempengaruhi return saham hal ini menggambarkan bahwa

manajemen laba memiliki pengaruh atas penurunan kinerja

perusahaan yang dalam hal ini adalah return saham.

b. Hasil Uji Simultan

Uji ini dilakukan untuk menguji apakah masing-masing

variabel independen (kepemilikan publik, kepemilikan institusi, dan

discretionary accrual) berpengaruh terhadap variabel dependen

(return saham) pengujian dilakukan dengan analisis regresi untuk

mengetahui bentuk pengaruh dan tingkat signifikansi.

Berdasarkan pengujian ini nilai signifikansi F lebih kecil dari

0.05 maka variabel independen (kepemilikan publik, kepemilikan

institusi, dan discretionary accrual) secara simultan mampu

Page 72: Manajemen Laba

66

mempengaruhi variabel dependen (return saham) yang berarti uji

hipotesis H4: diterima.

D. Pembahasan

Struktur kepemilikan adalah salah satu komponen penting dalam

korporasi karena setiap pemegang saham mempunyai hak untuk memonitor

agen yang dipercaya untuk mengelola perusahaan. Para pemegang saham

menginginkan agar para agen dapat memaksimalkan kinerja nya sehingga

akan berdampak baik bagi korporasi yang tentunya para pemegang saham

menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi atas kepemilikan saham

mereka. Porsi kepemilikan yang tidak seimbang seringkali menimbulkan

ketidakseimbangan informasi. Kesenjangan informasi ini disebut asimetri

informasi yang diduga menjadi salah satu penyebab timbulnya pengelolaan

laba karena informasi yang diperoleh minim, sehingga kegiatan yang

dilakukan manajer tidak seluruhnya diketahui oleh para pemegang saham

Adanya kepemilikan institusional investor seperti perusahaan bank,

investasi, dan perusahaan lain dianggap mampu melakukan pegawasan yang

lebih optimal pada manajemen untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Salah satu hal yang diharapkan oleh para pemegang saham adalah tingkat

pengembalian atau return, berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya

yang menunjukkan hasil bahwa tindakan pengelolaan laba mampu

menurunkan kinerja saham yang diproxykan oleh return,

Penelitian Agung (2001) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh antara kepemilikan orang dalam dengan return saham, diduga

Page 73: Manajemen Laba

67

karena kepemilikan orang dalam bukan faktor yang dapat mempengaruhi

naik atau turunnya tingkat pengembalian saham.

Lain halnya dengan penelitian Brian (1999) yang menguji pengaruh

kepemilikan institusi terhadap return saham dengan hasil penelitian bahwa

kepemilikan institusi ataupun investor institusi mampu menaikkan tingkat

pengembalian saham dengan kualitas pengungkapan laporan keuangan

sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi.

Hasil penelitian yang menujukkan bahwa struktur kepemilikan tidak

mampu mempengaruhi kinerja perusahaan (return saham) diduga karena para

pemilik tidak mampu mengendalikan semua aktivitas yang mampu

meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam penelitian lain kepemilikan institusi

dalam perusahaan mampu menghasilkan kinerja pasar saham yang bagus

(Brian,1999). Kepemilikan institusi sering kali menjadi pemilik mayoritas

dan menjadi pengendali dalam kepemilikan sebuah korporasi sehingga

kepemilikan institusi cenderung terkonsentrasi, Argumen lain yang

dinyatakan dalam Siregar (et al). Menyatakan bahwa pemegang saham

pengendali menggunakan kemampuannya mengendalikan manajemen untuk

kepentingan pribadi dengan melakukan ekspropriasi terhadap pemegang

saham minoritas.

Kemampuan pemegang saham pengendali untuk melakukan

ekspropriasi ditunjukkan oleh besar kecilnya kontrol yang dimiliki pemegang

saham pengendali tersebut terhadap perusahaan. Pemegang saham minoritas

(investor luar) yang waspada akan kemampuan pemegang saham pengendali

Page 74: Manajemen Laba

68

mempengaruhi kebijakan perusahaan untuk kepentingan pribadi akan menilai

perusahaan lebih rendah. Karena itu, argumen ini menyatakan bahwa

konsentrasi kepemilikan berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan.

Sedangkan variabel manajemen laba yang diproxykan oleh

discretionary accrual berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Berdasarkan hasil penelitian ini yang menguatkan dugaan pandangan

terhadap manajemen laba adalah negatif. (sulistiyanto, 2008) sehingga

mengakibatkan penurunan kinerja saham jangka panjang.

Pengujian model analisis secara simultan menunjukkan bahwa

dalam rentang waktu 2006-2008 pada praktik manajemen laba memberikan

pengaruh negatif dengan terjadinya penurunan tingkat imbal saham, hasil

penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya. Penelitian Haris wibisono

(2004) yang menguji manajemen laba dan kinerja keuangan yang

membuktikan bahwa kinerja keuangan dan manajemen laba berpengaruh

terhadap return saham, penelitian haris menggunakan momentum SEO

sebagai waktu perusahaan melakukan praktik manajemen laba.

Hasil penelitian Annisa (2008) yang juga menunjukkan adanya

pengaruh manajemen laba melalui akrual dan aktivitas real dengan

menggunakan momentum IPO sebagai waktu penelitian terhadap kinerja

jangka panjang dengan menggunakan Cumulative Abnormal Return (CAR)

dengan asumsi peneliti bahwa perusahaan yang melakukan IPO dalam jangka

panjang memperoleh imbal hasil yang lebih rendah.

Page 75: Manajemen Laba

69

Penelitian Suhoko (2009) dengan variabel manajemen laba terhadap

variabel return dan resiko saham justru tidak menemukan adanya pengaruh

manajemen laba terhadap return saham, dalam penelitian ini hasil yang tidak

berpengaruh terhadup imbal saham perusahaan diduga karena perbedaan

sampel penelitian dan rentang waktu penelitian. Berdasarkan uraian diatas

berikut dibawah ini adalah tabel hasil penelitian sebelumnya dengan

penelitian saat ini juga perbedaan masing-masing penelitian.

Page 76: Manajemen Laba

37

Tabel 4.5 Hasil Penelitian

N

o

Nama peneliti, tahun

penelitian

Judul

penelitian Variabel

Hasil

penelitian

Perbedaan hasil

penelitian

1

Brian,

Christopher.

1999

Pengaruh kualitas pengungkapan laporan keuangan dan kepemilikan institusi terhadap return saham

Quality disclosure, kepemilikan institusi, dan return saham

Terdapat pengaruh antara kualitas pengungkapan laporan keuangan dan kepemilikan institusi terhadap return saham.

Tidak terdapat perbedaan hasil penelitian antara kepemilikan institusi terhadap return saham

2

Agung Triharyadi, 2001

Hubungan struktur kepemilikan dengan stock return

Insider ownership, return saham.

Tidak terdapat pengaruh antara insider ownership dengan

Tidak terdapat perbedaan hasil penelitian

3

Haris Wibisono, 2004

Pengaruh manajemen laba dan kinerja keuangan terhadap kinerja saham sebelum dan sesudah SEO

Discretionary accrual, non discretionary accrual, total accrual, ROA, stock return

Terdapat pengaruh antara kinerja keuangan, manajemen laba,terhadap return saham.

Tidak terdapat perbedaan hasil penelitian

4

Saiful, 2004

Hubungan manajemen laba dengan kinerja operasi & return saham disekitar IPO

Discretonary Accrual, return saham, ROA

Manajemen laba dan kinerja operasi berpengaruh terhadap return sahm.

Tidak terdapat perbedaan hasil penelitian

N Nama Peneliti, thn penelitian

Judul Penelitian

Variabel penelitian

Hasil Perbedaan hasil

penelitian

Page 77: Manajemen Laba

38

o

5

Aloysia Yanti Ardiati, 2005

Pengaruh manajemen laba terhadap return saham pada perusahaan yang diaudit oleh KAP big 5 dan KAP non Big 5.

Discretionary Accrual & Stock return.

Pengaruh manajemen laba terhadap return lebih besar perusahaan yang diaudit oleh KAP big 5 dari perusahaan non Big 5

Tidak terdapat perbedaan hasil penelitian

6

Citra Handayani, 2007

Pengaruh proporsi kepemilikan saham terhadap kebijakan pendanaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan

Kepemilikan publik, kepenilikan manajerial, kepemilikan institusi, ROE, DER

Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi berpengaruh terhadap ROE dan DER.

Kepemilikan manajerial & return saham

7

Annisa Rahman, Yanthi Hutagol,2008

Manajemen laba melalui akrual dan aktivitas real pada penawaran perdana dan hubungannya dengan kinerja jangka panjang.

Cumulativ abnormal return (CAR) & discretiosnary accrual, akrual lancar.

Manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja jangka panjang perusahaan

Tidak terdapat perbedaan hasil penelitian

8

Ahmad Solechan, 2009

Pengaruh manajemen laba dan earning terhadap return saham

Earning, Discretionary Accrual,Non DA, IOS, Rasio Hutang, size, return saham,beta, persistensi

Variabel non discretionary Accrual tidak berpengaruh terhadap return saham

Kepemilikan institusi & Keemilikan publik

Page 78: Manajemen Laba

39

laba, kelompok industri

N

o

Nama penelti, tahun

penelitian

Judul penelitian

Variabel penelitian

Hasil penelitian

Perbedaan hasil

penelitian

9

Dea Fennia, 2010

Pengaruh struktur kepemilikan dan manajemen laba terhadap kinerja perusahaaan

Kepemilikan publik, kepemilikan institusi, Discretionary Accrual, return saham

Kepemilikan Publik dan kepemilikan institusi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, manajemen laba berpengaruh negatif pada kinerja perusahaan.

Sumber: Penelitian Terdahulu

Page 79: Manajemen Laba

40

BAB V

PENUTUP

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah struktur kepemilikan dan

manajemen laba mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian

ini menggunakan analisis regresi berganda, variabel independen adalah

kepemilikan institusi, kepemilikan publik dan manajemen laba sedangkan

variabel dependennya kinerja perusahaan yang diproksi dengan return saham

Sampel yang dipilih sebanyak 30 perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan

dengan metode statistik uji-t, uji F dan koefisien determinasi setelah sebelumnya

dilakukan uji kualitas data dan uji asumsi klasik. Berdasarkan berbagai

pengujian dan analisis data dari penelitian ini dapat diperoleh beberapa

kesimpulan mengenai pengaruh struktur kepemilikan dan manajemen laba

terhadap kinerja perusahaan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Pengaruh struktur kepemilikan pulik oleh perusahaan sampel tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

2. Struktur kepemilikan institusi oleh perusahaan sampel tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Brian (et.,al) yang

menyatakan adanya pengaruh yang positif antara kepemilikan

institusi dengan return saham.

Page 80: Manajemen Laba

41

3. Tindakan manajemen laba oleh perusahaan sampel berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian ini sesuai

dengan aloysia (2005) annisa rahman (2008) dan haris

wibisono(2004) serta saiful (2004) yang menyatakan manajemen

laba secara signifikan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan

(return saham)

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi yang dapat

dikemukakan dari penelitian ini adalah bahwa variabel struktur

kepemilikan tidak dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dengan

mensejahterakan pemilik yaitu dengan adanya tingkat

pengembalian. manajemen laba secara signifikan mampu

mempengaruhi secara negatif kinerja perusahaan (return saham).

Bagi para investor yang akan melakukan investasi dananya ke

perusahaan go public sebaiknya memilih perusahaan-perusahaan

yang memiliki tata kelola perusahaan yang bagus sehingga akan

mengurangi dampak manajemen laba yang tinggi. Investor publik

maupun institusi pun dapat mempertimbangkan bahwa kepemilikan

mereka mendapatkan jaminan bahwa dana yang diinvestasikan ke

dalam perusahan akan dikelola dengan baik dan kepentingan

investor publik akan aman. Sehingga mengurangi konflik agensi

yang sering timbul akibat kesenjangan informasi yang dimiliki para

pemilik.manajemen sebagai agen dapat dijadikan mediasi antara

Page 81: Manajemen Laba

42

para pemilik sehingga Kepercayaan investor publik kepada

manajemen perusahaan memberi manfaat kepada perusahaan.

Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) akan

mengurangi tingkat tinggi nya praktik manajemen laba sehingga

mampu meningkatkan kinerja perusahan, dengan penerapan GCG

dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan yang

tentu saja berimbas besar dana yang telah ditanamkan pemilik

dengn harapan tingkat pengembalian yang tinggi atas dana yang

diinvestasikan.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang

dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar

mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Keterbatasan penelitian

masih menggunakan struktur kepemilikan publik dan kepemilikan

institusi ada baiknya penelitian selanjutnya mengunakan

kepemilikan orang dalam (insider ownership) dikarenakan

kepemilikan orang dalam (insider ownership) yang terdapat pada

perushaan sampel sangat sedikit, begitupun dengan kinerja

perusahaan yang hanya diukur dengan kinerja saham, ada baikya

penelitian selanjutnya juga diukur dengan kinerja keuangan, kinerja

operasional,serta faktor-faktor lainnya.

Page 82: Manajemen Laba

43

DAFTAR PUSTAKA

Ardiati, Aloysia yanti. 2005. ”Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Diaudit oleh KAP Big 5 dan KAP Non Big 5” jurnal riset akuntansi indonesia vol 8, no 3.

Belkoui, Ahmad Riahi. 2007. “Teori akuntansi buku dua”., Salemba empat:

Jakarta. Bushee, Brian J. 1999 “Disclosure Quality, Institusional Investors, and stock

Return Volatility” SSRN papers., Cornett, Marcia Millon. 2005. “Earning Management, Corporate Governance,

and True Financial Performance” SSRN papers. Djaddang, Syahrir. “Hubungan perataan laba dengan ekspektasi laba masa

depan”. www.google.com Daouk, Hazem; Utpal Bhattacharaya; mIchael welker, 2003. “The World Price

Of Earning Opacity; The Accounting Review”www.ssrn.com Dhaoui, Abderrazak. 2007, ”What Does Matter R&D Descentralization:

Financial Performance worry or Intensive Earning Management?”, ssrn papers.

Florackis, Chrisotomos.,alexandros kostakis. 2008. ”Managerial Ownership and

Performance”., http/www.ssrn.com. Fuad. 2005. “Simultanitas dan Trade off Pengambilan Keputusan Finansial

dalam Mengurangi Konflik Agensi: peran dari Corporate Ownership” SNA VIII, 2005. Solo.

Gideon, SB Boediono. 2005. “kualitas laba: studi pengaruh Corporate

Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”. Simposiom Nasional Akuntansi VIII. Solo.

Gumanti, Tatang Ary. 2002. ”Pilihan-Pilihan Akuntansi dalam Aplikasi Teori

Akuntansi Positif” JAAI volume 6 No. 1

Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta.

Page 83: Manajemen Laba

44

Isnanta, Rudi, 2006. “ Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Skripsi. Yogyakarta.

Hamid, Abdul. 2007. “Buku Panduan Penulisan Skripsi” Jakarta.

Handayani, Citra. 2007. “Pengaruh Proporsi Kepemilikan Terhadap Kebijakan Pendanaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan”www.google.com.

Kim, Jeong Bon. 2005. ”Ownership Structure, Business Group Affiliation,

Listing Status, and Earning Management: Evidence from Korea” http:www.ssrn.com.

Jensen, Micahel C.,W.H Meckling. 1976. ”Theory of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Cost and Ownership Structure” Journal of financial Economics, vol 3No 4 pp. 305-360.

Lee, Sanghoon. 2008. “Ownership Structure and financial Performance:

Evidence From Korea”http:/www.ssrn.com. Mursalim. 2005. “Income Smoothing dan Motivasi Investor: Studi Empiris pada

Investor BEJ” SNA VIII. Solo. Nugroho, Agung Bhuono. 2005. “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik

Penelitian dengan SPSS”ANDI, Yogyakarta. Rahman, Annisa.,Yanthi Hutagol. 2008. “Manajemen Laba Melalui Akrual dan

Aktivitas Real pada Penawaran Perdana dan Hubungannya dengan Kinerja Jangka Panjang” Jurnal akuntansi dan keuangan indonesia vol. 5 No. 1.

Rahmawati, Suparno, Qomariyah Nurul. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi

Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEJ” Simposium Nasional Akuntansi IX”: Padang.

Saiful. 2004. “Hubungan Manajemen Laba dengan Kinerja Operasi dan Return

Sahamdi Sekitar IPO” Jurnal Riset indonesia vol. 7 No. 3. Saptantinah, Dewi, Puji Astuti. 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi motivasi Manajemen Laba di Seputar Right Issue” Skripsi Universitas Muhammadiyah: Malang.

Scott, William, 2003. “Financial Accounting Theory: third edition” Prentice

Hall, New Jersey.

Page 84: Manajemen Laba

45

Siregar, Baldric, 2008. “Ekspropriasi Pemegang Saham Minoritas dalam Struktur Kepemilikan Ultimat”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia vol 23 No 4.

Solechan, Ahmad, 2009. “Pengaruh Manajemen Laba dan Earning Terhadap Return Saham” Tesis, Universitas Diponegoro. Semarang.

Sulistiyanto, H Sri. 2008 ”Manajemen Laba Teori dan Model Empiris” PT

Gramedia Widiasarana: Jakarta. Suzanti, Anna. 2001. ”Analisis Pengaruh Perataan Laba terhadap Return dan

Resiko Pasar Saham” Tesis Universitas Diponegoro: Semarang. Syafruddin, Ahmad. 2006. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan pada

Kinerja: Faktor Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Pemoderasi” JAAI Volume 10 No 1.

Wibisono, Haris. 2004. ”Pengaruh Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan

Terhadap Kinerja Saham Sebelum dan Sesudah SEO”. Triyadi, Agung.,”Hubungan Struktur Kepemilikan dengan Stock Return”.

www.ssrn.com Ujiyantho, Muh Arief. 2007”Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu

Tinjauan dalam Hubungan Keagenan” www.google.com Usadha, I Putu Adnyana, Gerianta Wirawan Yasa, 2005. “Analisis Manajemen

Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia” www.google.com.

Page 85: Manajemen Laba

60

BAB V

PENUTUP

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah struktur kepemilikan dan

manajemen laba mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda, variabel independen adalah kepemilikan

institusi, kepemilikan publik dan manajemen laba sedangkan variabel

dependennya kinerja perusahaan yang diproksi dengan return saham Sampel yang

dipilih sebanyak 30 perusahaan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode

statistik uji-t, uji F dan koefisien determinasi setelah sebelumnya dilakukan uji

kualitas data dan uji asumsi klasik. Berdasarkan berbagai pengujian dan analisis

data dari penelitian ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pengaruh

struktur kepemilikan dan manajemen laba terhadap kinerja perusahaan sebagai

berikut:

A. Kesimpulan

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pengaruh struktur kepemilikan pulik oleh perusahaan sampel tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

2. Struktur kepemilikan institusi oleh perusahaan sampel tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian

ini tidak sejalan dengan penelitian Brian (et.,al) yang menyatakan

adanya pengaruh yang positif antara kepemilikan institusi dengan

return saham.

Page 86: Manajemen Laba

61

3. Tindakan manajemen laba oleh perusahaan sampel berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian ini sesuai

dengan aloysia (2005) annisa rahman (2008) dan haris

wibisono(2004) serta saiful (2004) yang menyatakan manajemen

laba secara signifikan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan

(return saham)

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka implikasi yang dapat

dikemukakan dari penelitian ini adalah bahwa variabel struktur

kepemilikan tidak dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dengan

mensejahterakan pemilik yaitu dengan adanya tingkat pengembalian.

manajemen laba secara signifikan mampu mempengaruhi secara

negatif kinerja perusahaan (return saham). Bagi para investor yang

akan melakukan investasi dananya ke perusahaan go public

sebaiknya memilih perusahaan-perusahaan yang memiliki tata kelola

perusahaan yang bagus sehingga akan mengurangi dampak

manajemen laba yang tinggi. Investor publik maupun institusi pun

dapat mempertimbangkan bahwa kepemilikan mereka mendapatkan

jaminan bahwa dana yang diinvestasikan ke dalam perusahan akan

dikelola dengan baik dan kepentingan investor publik akan aman.

Sehingga mengurangi konflik agensi yang sering timbul akibat

kesenjangan informasi yang dimiliki para pemilik.manajemen

sebagai agen dapat dijadikan mediasi antara para pemilik sehingga

Page 87: Manajemen Laba

62

Kepercayaan investor publik kepada manajemen perusahaan

memberi manfaat kepada perusahaan.

Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) akan

mengurangi tingkat tinggi nya praktik manajemen laba sehingga

mampu meningkatkan kinerja perusahan, dengan penerapan GCG

dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan yang

tentu saja berimbas besar dana yang telah ditanamkan pemilik dengn

harapan tingkat pengembalian yang tinggi atas dana yang

diinvestasikan.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat

dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar

mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Keterbatasan penelitian

masih menggunakan struktur kepemilikan publik dan kepemilikan

institusi ada baiknya penelitian selanjutnya mengunakan

kepemilikan orang dalam (insider ownership) dikarenakan

kepemilikan orang dalam (insider ownership) yang terdapat pada

perushaan sampel sangat sedikit, begitupun dengan kinerja

perusahaan yang hanya diukur dengan kinerja saham, ada baikya

penelitian selanjutnya juga diukur dengan kinerja keuangan, kinerja

operasional,serta faktor-faktor lainnya.

Page 88: Manajemen Laba

63

DAFTAR PUSTAKA

Ardiati, Aloysia yanti. 2005. ”Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Diaudit oleh KAP Big 5 dan KAP Non Big 5” jurnal riset akuntansi indonesia vol 8, no 3.

Belkoui, Ahmad Riahi. 2007. “Teori akuntansi buku dua”., Salemba empat:

Jakarta. Bushee, Brian J. 1999 “Disclosure Quality, Institusional Investors, and stock

Return Volatility” SSRN papers., Cornett, Marcia Millon. 2005. “Earning Management, Corporate Governance,

and True Financial Performance” SSRN papers. Djaddang, Syahrir. “Hubungan perataan laba dengan ekspektasi laba masa

depan”. www.google.com Daouk, Hazem; Utpal Bhattacharaya; mIchael welker, 2003. “The World Price Of

Earning Opacity; The Accounting Review”www.ssrn.com Dhaoui, Abderrazak. 2007, ”What Does Matter R&D Descentralization:

Financial Performance worry or Intensive Earning Management?”, ssrn papers.

Florackis, Chrisotomos.,alexandros kostakis. 2008. ”Managerial Ownership and

Performance”., http/www.ssrn.com. Fuad. 2005. “Simultanitas dan Trade off Pengambilan Keputusan Finansial

dalam Mengurangi Konflik Agensi: peran dari Corporate Ownership” SNA VIII, 2005. Solo.

Gideon, SB Boediono. 2005. “kualitas laba: studi pengaruh Corporate

Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”. Simposiom Nasional Akuntansi VIII. Solo.

Gumanti, Tatang Ary. 2002. ”Pilihan-Pilihan Akuntansi dalam Aplikasi Teori

Akuntansi Positif” JAAI volume 6 No. 1

Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta.

Page 89: Manajemen Laba

64

Isnanta, Rudi, 2006. “ Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Skripsi. Yogyakarta.

Hamid, Abdul. 2007. “Buku Panduan Penulisan Skripsi” Jakarta.

Handayani, Citra. 2007. “Pengaruh Proporsi Kepemilikan Terhadap Kebijakan Pendanaan dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan”www.google.com.

Kim, Jeong Bon. 2005. ”Ownership Structure, Business Group Affiliation, Listing

Status, and Earning Management: Evidence from Korea” http:www.ssrn.com.

Jensen, Micahel C.,W.H Meckling. 1976. ”Theory of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Cost and Ownership Structure” Journal of financial Economics, vol 3No 4 pp. 305-360.

Lee, Sanghoon. 2008. “Ownership Structure and financial Performance:

Evidence From Korea”http:/www.ssrn.com. Mursalim. 2005. “Income Smoothing dan Motivasi Investor: Studi Empiris pada

Investor BEJ” SNA VIII. Solo. Nugroho, Agung Bhuono. 2005. “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik

Penelitian dengan SPSS”ANDI, Yogyakarta. Rahman, Annisa.,Yanthi Hutagol. 2008. “Manajemen Laba Melalui Akrual dan

Aktivitas Real pada Penawaran Perdana dan Hubungannya dengan Kinerja Jangka Panjang” Jurnal akuntansi dan keuangan indonesia vol. 5 No. 1.

Rahmawati, Suparno, Qomariyah Nurul. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi

Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Publik yang Terdaftar di BEJ” Simposium Nasional Akuntansi IX”: Padang.

Saiful. 2004. “Hubungan Manajemen Laba dengan Kinerja Operasi dan Return

Sahamdi Sekitar IPO” Jurnal Riset indonesia vol. 7 No. 3. Saptantinah, Dewi, Puji Astuti. 2005. “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi motivasi Manajemen Laba di Seputar Right Issue” Skripsi Universitas Muhammadiyah: Malang.

Scott, William, 2003. “Financial Accounting Theory: third edition” Prentice Hall,

New Jersey.

Page 90: Manajemen Laba

65

Siregar, Baldric, 2008. “Ekspropriasi Pemegang Saham Minoritas dalam Struktur Kepemilikan Ultimat”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia vol 23 No 4.

Solechan, Ahmad, 2009. “Pengaruh Manajemen Laba dan Earning Terhadap Return Saham” Tesis, Universitas Diponegoro. Semarang.

Sulistiyanto, H Sri. 2008 ”Manajemen Laba Teori dan Model Empiris” PT

Gramedia Widiasarana: Jakarta. Suzanti, Anna. 2001. ”Analisis Pengaruh Perataan Laba terhadap Return dan

Resiko Pasar Saham” Tesis Universitas Diponegoro: Semarang. Syafruddin, Ahmad. 2006. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan pada

Kinerja: Faktor Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Pemoderasi” JAAI Volume 10 No 1.

Wibisono, Haris. 2004. ”Pengaruh Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan

Terhadap Kinerja Saham Sebelum dan Sesudah SEO”. Triyadi, Agung.,”Hubungan Struktur Kepemilikan dengan Stock Return”.

www.ssrn.com Ujiyantho, Muh Arief. 2007”Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu

Tinjauan dalam Hubungan Keagenan” www.google.com Usadha, I Putu Adnyana, Gerianta Wirawan Yasa, 2005. “Analisis Manajemen

Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Bursa Efek Indonesia” www.google.com.