Manajemen Keuangan Syariah - Sukuk

9
RANGKUMAN SUKUK Disusun Untuk Memenuhi Nilai Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Syariah Oleh: Adhita Widiadhari 0606083456 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2009

Transcript of Manajemen Keuangan Syariah - Sukuk

Page 1: Manajemen Keuangan Syariah - Sukuk

RANGKUMAN SUKUK

Disusun Untuk Memenuhi Nilai Tugas Mata Kuliah

Manajemen Keuangan Syariah

Oleh: Adhita Widiadhari 0606083456

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK

2009

Page 2: Manajemen Keuangan Syariah - Sukuk

PENDAHULUAN

Bank syari’ah dapat memperjualbelikan instrumen pasar uang dan modal yang sesua

dengan syari’ah seperti saham dan sukuk. Penempatan langsung atau akuisisi pendanaan (pada

pasar inter-bank) berdasarkan Mudharabah dan Musharakah juga dapat dilakukan. Sukuk

sangat penting bagi manajemen likuiditas. Dengan sukuk, investor mendapatkan pengembalian

berdasarkan kepemilikan bukan bunga. Sukuk Ijarah merupakan instrumen yang paling sering

digunakan dan dikeluarkan untuk penyewaan aset. Untuk alasan likuiditas, sukuk dapat

diperjualbelikan pada secondary market. Sukuk dapat distrukturisasi berdasarkan amortisasi.

Sukuk Ijarah akhir-akhir ini muncul sebagai instrumen penting dalam pendanaan pada

sektor publik. Dengan kesepatan tersebut bank-bank syariah dapat menawarkan barang/aset

dengan nilai yang tinggi kepada entitas pemerintahan atau korporasi berdasarkan Murabaha

dengan membuat kerjasama pendanaan Murabaha. Pada beberapa kasus, kepemilikan dari

dana Murabaha dapat disekuritisasikaan untuk menawarkan kesempatan investasi ekuitas

kepada investor dan ke bank-bank lain. Pengembalian dari pendanaan tersebut dapat

didistribusikan kepada pemegang sukuk/sertifikat dengan pro rata basis.

Perusahaan swasta dan negara dapat mengeluarkan sukuk Musharakah dan Ijarah untuk

membiayai suatu proyek terutama proyek pengembangan. Sukuk dapat dihitung dalam mata

uang domestik dan asing dan mengandung proporsi darri keuntungan yang didapat dari proyek

tersebut. Sukuk Mudarabah dapat dikeluarkan untuk mobilisasi dana dan memperkuat aktivitas

jual beli dan industri. Special Purpose Vehicles dapat mengelola aset sebagai dana untuk

melakukan bisnis untuk keuntungan mereka dan pemegang sukuk. Hal ini dapat menghasilkan

tingkat pengembalian yang lebih tinggi bagi investor dibandingkan dengan pengembalian yang

diberikan investasi yang berdasarkan bunga.

Manajemen aset atau dana termasuk dana ekuitas, real estate dan investasi alternatif

pada sukuk Ijarah atau yang lainnya. Mereka terlibat dalam operasi kebendaharaan untuk

mengelola ketidakcocokan aset dan kewajiiban yang diciptakan oleh kesempatan jenis investasi

yang berbeda dan profil pengembalian yang berbeda.

Manajemen dana dapat dilakukan berdarkan Mudarabah dan agensi. Dalam kasus

Mudarabah, manajer pendanaan akan mendapatkan persentase keuntungan yang sudah

Page 3: Manajemen Keuangan Syariah - Sukuk

disetujui sedangkan pada kesepakatan agensi, manajer akan mendapatkan bayaran

berdasarkan ketentuan yang telah disetujui yang mungkin akan berupa jumlah atau persentase

tertentu dari nilai bersih aset dana. Shaikh Taqi Usmani telah mengindikasikan kategori berikut

dari pendanaan investasi Islami sebagai berikut:

1. Equity Funds

Investasi pada perusahaan yang sahamnya digabung, dan pengembalian dalam

bentuk keuntungan dari modal dan deviden yand didistribusikan secara rata antara

investor.

2. Ijarah Funds

Pendanaan untuk membeli aset untuk tujuan sewa guna usaha. Hasil yang didapat

dari sewa didistribusikan kepada pemilik dana. Siapa pun yang membeli sukuk

tersebut menggantikan penjual dengan kepemilikan yang rata dari aset yang relevan

dan segala hak dan kewajiban dari pemilik asli.

3. Commodity Funds

Jumlah dana digunakan untuk membeli komoditas yang berbeda dengan tujuan

untuk dijual kembali. Keuntungan yang dihasilkan dari penjualan akan

didistribusikan kepada pemegang dana.

4. Murabaha Funds

Semua dana yang dibuat untuk penjualan Murabaha harus tertutup; unit-unitnya

tidak dapat dinegosiasi di secondary market sebagai portofolio Murabaha dari bank

islam yang tidak memiliki aset berbentuk.

5. Mixed Funds

Sejumlah dana yang ditaruh pada beberapa investasi yang berbeda seperti, ekuitas,

sewa guna usaha, komoditas, dll. Untuk perdagangan dari mixed funds, aset

berbentuk harus lebih dari 51%, sedangkan aset dan hutang lancer kurang dari 50%

Page 4: Manajemen Keuangan Syariah - Sukuk

INVESTASI SUKUK SEBAGAI INSTRUMEN PASAR ISLAM

Sukuk merupakan surat-surat yang menunjukkan kewajiban dari perdagangan dan

aktifitas komersial lain. Saat ini sukuk lebih mirip dengan konsep konvensional dari sekuritisasi,

proses dimana kepemilikan dari underlying assets ditransfer kepada banyak investor melalui

surat-surat yang dikenal dengan sertifikat, sukuk atau instrumen lain menunjukkan nilai

proporsional dari aset yang bersangkutan.

Investasi pada sukuk berbeda dasarnya dari saham biasa. Ada sertifikat yang

mengandung nilai sejumlah tertentu yang meruapakan kepemilikian saham yang tidak dapat

dibagi berupa aset berbentuk dari proyek tertentu atau dari aktifitas investasi tertentu.

Sukuk dapat bermacam-macam, berdasarkan syari’ah, beberapa yang penting yaitu:

Shirkah, Ijarah, Salam dan Istisna‘a. Investasi sukuk harus sesuai dengan prinsip-prinsip

Mudarabah. Di sisi lain, bisnis dapat dijalankan melalui keikutsertaan instrumen dengan

pengembalian yang tetap. Maka dari itu, tingkat pengembalian dari sukuk dapat variatif atau

semi-tetap. Sukuk dapat dibuat untuk memberikan pengembalian yang tetap melalui provisi

dari garansi pihak ketiga.

Pasar primer yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip ekuitas seperti saham,

redeemable equity capital, sertifikat Mudarabah/Musharakah atau sukuk menunjukkan

kepemilikan pada instrumen sewa aset atau kewajiban yang berasal dari perdagangan yang

dikeluarkan oleh investor atau penyedia dana. Sedangkan harga dari sukuk pada pasar primer

didapat dari menghitung berat rata-rata dari lelang yang didapat dari premium yang ditawarkan

dari harga benchmark, harga pada pasar sekunder tergantung pada sifat dari sekuritas yang

diperdagangkan.

Menurut teori keuangan Islam, sekuritas hutang yang alami tidak memiliki pasar

sekunder pada prinsipnya. Bagaimanapun, ada kemungkinan dari sekuritisasi hutang dari

transaksi perdagangan sebenarnya ketika digabungkan dengan aset lain atau instrumen yang

mewakili kepemilikan pada aset riil. Seluruh instrumen ekuitas atau pengikutsertaan memiliki

pasar sekunder karena mereka menunjukkan kepemilikan pada aset perusahaan.

Sukuk dapat dikeluarkan oleh pemerintah, perusahaan, institusi bank maupun non-

bank, dan oleh industri. Pembelian barang di kemudian melalui aturan Salam diperbolehkan,

Page 5: Manajemen Keuangan Syariah - Sukuk

ada juga kemungkinan untuk commodity forward market, yang tentunya akan berbeda dari

pasar komuditas futures konvensional. Berikut ini merupakan beberapa jenis pasar yang sesuai

dengan prinsip-prinsip yang ada di struktur keuangan Islam:

Pasar ekuitas atau saham

Pasar sekuritas untuk sekuritas non-pemerintah

Pasar untuk sekuritas pemerintah

Pasar komoditas futures

Pasar uang inter-bank untuk menaruh dana Mudarabah

Pasar valuta asing (dibatasi)

Page 6: Manajemen Keuangan Syariah - Sukuk

STRUKTUR SUKUK

SUKUK MUSHARAKAH

- Kepemilikan dari aset atau bisnis dengan hak-hak pengendalian dan pengelolaan;

- Pembayaran yang didukung oleh penghasilan yang diperoleh dari aset suatu bisnis;

- Diperdagangkan.

SUKUK MUDARABAH

- Kepemilikan dari aset atau bisnis tanpa hak-hak pengendalian dan pengelolaan;

- Pembayaran yang didukung oleh penghasilan yang diperoleh dari aset suatu bisnis;

- Diperdagangkan.

SUKUK IJARAH

- Berupa struktur sale and lease-back;

- Dapat berdasarkan tingkat struktur yang tetap atau floating;

- Pembayaran berasal dari hasil sewa;

- Diperdagangkan.

SUKUK SALAM

- Kepemilikan dari hutang yang berasal dari transaksi Salam (pembayaran di awal,

penundaan pengiriman barang);

- Jatuh tempo jangka pendek;

- Tidak dapat diperdagangkan.

SUKUK ISTISNA’A

- Kepemilikan dari hutang yang muncul dari transaksi Istisna’a (pembayaran di awal untuk

aset di awal atau dicicil);

- Tidak dapat diperdagangkan.

Page 7: Manajemen Keuangan Syariah - Sukuk

SEKURITISASI DAN SUKUK

Meningkatnya sekuritisasi yang dilakukan oleh institusi financial telah mempengaruhi

keuangan Islam. Sukuk memiliki pengembalian berdasarkan arus kas dari aset yang dikeluarkan.

Proses dan prosedur dari pengeluaran sukuk hampir sama dengan yang digunakan oleh

sekuritisasi pada konvensional dengan pengecualian tidak adanya riba, gharar, dan aktifitas lain

yang dilarang oleh syari’ah.

Pihak-Pihak dalam Pengeluaran Sukuk/ Sekuritisasi

- Pihak yang mengeluarkan sukuk.

- SPV (Special Purpose Vehicle), entitas yang melakukan proses sekuritisasi dan mengelola

pengeluaran.

- Bank investasi, sebagai underwriter, penyedia jasa pengelolaan dan pencatatan untuk

sukuk dengan komisi yang telah disetujui.

- Pembeli sukuk

Kategori Sukuk

- Sukuk Muqaradah atau Mudarabah

Merupakan sertifikat yang menunjukkan proyek atau aktifitas berdasarkan prinsip-

prinsip Mudarabah dengan menunjuk rekan atau orang lain sebagai Mudarib untuk

mengelola bisnis. Dapat disimpulkan bahwa yang mengeluarkan sertifikat Mudarabah

adalah Mudarib, pembeli sertifikat adalah pemilik modal, dan dana yang didapat

merupakan modal Mudarabah.

- Sukuk Musharakah

Biasa digunakan untuk proyek besar yang memerlukan dana besar. Setiap pembeli

sertifikat mendapatkan kepemilikan yang proporsional atas aset dari suatu proyek.

Pemegang sertifikat menjadi pemilik dari proyek atau aset yang bersangkutan. Sukuk

Musharakah yang dapat dirubah hampir sama dengan sukuk Mudarabah sehingga

aturan-aturan yang berkaitan dengan Mudarabah juga dapat diaplikasikan untuk

Page 8: Manajemen Keuangan Syariah - Sukuk

sertifikat Musharakah. Perbedaannya terletak pada pihak intermediari akan menjadi

rekan dari pemegang sertifikat Musharakah, sama seperti saham pada perusahaan.

- Sukuk Ijarah

Dapat digunakan untuk mobilisasi dana untuk pengembangan proyek infrastruktur

jangka panjang. Sertifikat ini merepresentasikan kepemilikan dari bagian aset secara

rata dan tidak dapat dibagi dengan segala hak dan kewajiban yang terkait. Sehingga

sukuk Ijarah merupakan sekuritas yang merepresentasikan kepemilikan dari aset yang

terikat kontrak sewa guna usaha, hasil sewa merupakan pengembalian kepada

pemegang sukuk. Pembayaran sewa ijarah dapat dilakukan di awal periode, selama

periode atau setelah periode sesuai keputusan pihak yang bersangkutan.

- Sukuk/ Sekuritas Salam

Salam merupakan kontrak dengan pembayaran di awal untuk suatu barang yang mana

barang akan diberikan setelahnya. Sukuk Salam merupakan sertifikat dengan nilai yang

sama yang dikeluarkan untuk mobilisasi modal yang dibayar di awal dan pengiriman

komoditas yang ditunda. Penjual komoditas Salam mengeluarkan sertifikat, sedangkan

pembeli sertifikat merupakan pembeli komoditas.

- Sukuk Istisna’a

Istisna’a merupakan perjanjian kontraktual untuk memproduksi barang, dengan

pembayaran kas di awal dan pengiriman barang setelahnya atau pembayaran dan

pengiriman barang di masa datang, sesuai kontrak. Dalam Istisna’a, kepemilikan penuh

terhadap barang yang dibuat langsung dialihkan saat pengiriman barang ke pembeli

dengan harga jual yang ditentukan yang biasanya menutupi biaya pembuatan dan

keuntungan.

- Sekuritisasi Berdasarkan Sukuk Murabaha

Segala surat yang merepresentasikan hak moneter atau kewajiban dari transaksi

penjualan kredit oleh bank tidak dapat membentuk instrumen yang dapat dinegosiasi.

Pembeli kredit pada transaksi Murabaha menandatangani kontrak sebagai bukti tidak

adanya hutang terhadap penjual. Pengalihan dari surat ini kepada pihak ketiga harus

pada nilai parnya dan sesuai dengan aturan Hawalah.

Page 9: Manajemen Keuangan Syariah - Sukuk

Masalah-Masalah dalam Syarat dan Struktur Sukuk

Masalah pertama dan yang terpenting adalah tingkat pengembalian yang ditetapkan di

awal pada hampir semua sukuk, dalam beberapa kasus bahkan tanpa provisi untuk garansi

pihak ketiga. Pada sukuk Ijarah, peminjam/ pemilik dari aset dapat memastikan pembeli

aset mengenai kinerjanya. Sedangkan untuk Murabaha atau piutang lain, SPV dapat

meminta bantuan institusi yang mengambil transaksi underlying.

Masalah yang penting lainnya adalah jumlah kontrak biasanya digabung menjadi satu

akad Sukuk yang dikeluarkan dengan ketergantungan terhadap satu sama lain. Selanjutnya

ada masalah akan kurangnya transparansi dalam pendokumentasian dan hak serta

kewajiban dari pihak-pihak mengenai masalah-masalah tersebut.