Manajemen Keuangan Pemerintah

download Manajemen Keuangan Pemerintah

of 8

description

Manajemen Keuangan Pemerintah

Transcript of Manajemen Keuangan Pemerintah

Sasaran dan Konteks Public Expenditure Management (PEM)A. Pengertian dan peranan PEMAnggaran seharusnya merupakan gambaran keuangan dari perekonomian masyarakat dan pilihan-pilihan sosial. Untuk dapat melaksanakan tugas yang diamanatkan rakyatnya, negara perlu melakukan dua hal berikut: 1. Mengumpulkan sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya;2. Mengalokasikan sumber daya tersebut secara bertanggung jawab, efisien dan efektif.Pembahasan PEM lebih terfokus pada butir kedua, yaitu mengalokasikan sumber daya yang tersedia secara bertanggung jawab, efisien, dan efektif . Tetapi pembahasan PEM sebenarnya bisa melebar sampai dengan bagaimana mekanisme pilihan masyarakat terpenuhi, bagaimana akuntabilitas politik bisa diungkap, dan kegiatan pemerintah dimonitor.B. Konteks Kebijakan dan Sasaran PEM1. Konteks Kebijakan

Sasaran kebijakan ekonomi secara konvensional didefinisikan sebagai pertumbuhan, kepemilikan dan stabilitas. Pertumbuhan ekonomi menyediakan sumber daya untuk mengurangi kemiskinan, tetapi tidak akan bisa dipelihara tanpa adanya stabilitas yang cukup dan kebijakan kepemilikan. Ketidakstabilan ekonomi dan keadaan keuangan menghambat pertumbuhan dan biasanya merugikan rakyat kecil. Tetapi stabilitas yang stagnan juga merupakan outcome yang tidak diharapkan.2. Sasaran kunci PEMMerupakan penjabaran dari tiga sasaran kebijakan ekonomi yang diuraikan dalam tiga sasaran kunci yaitu :

1. Kedisiplinan fiskal (kontrol pengeluaran)

Membutuhkan pengendalian dari berbagai tingkatan dan berasal dari peramalan yang baik mengenai pengeluaran dan penerimaan.2. Pengalokasian sumber daya sesuai dengan prioritas kebijakan (alokasi strategis)

Memerlukan perencanaan yang bagus dan lengkap dari tiap departemen dan antar departemen serta kontra posisi penerimaan pajak dari berbagai sektor.

3. Manajemen operasional yang baik Manajemen operasional yang baik lebih bersifat teknis dalam mengimplementasikan kedisiplinan fiskal dan pengalokasian strategis.

Hubungan antara sasaran dengan fungsi penerimaan, fungsi pengeluaran dan level organisasional dapat digambarkan sebagai berikut :

Sasaran Fiskal Kunci

SasaranFungsi PenerimaanFungsi PengeluaranLevel Organisasional

Kedidiplinan FiskalPeramalan yang andalPengendalian pengeluaranJumlah

Alokasi Sumber daya dan mobilisasiKepemilikan pajak dan transaksiProgram pengeluaranAntar departemen

Manajemen OperasionalPengadministrasian penerimaanManajemen pengeluaranIntra departemen

Ekonomis

Efisien

Efektif

Due Process

Tabel diatas adalah sebuah konsep sederhana untuk pembelajaran, akan lebih rumit pada prakteknya. Misalnya, ketiga sasaran tersebut akansaling berlawanan dalam jangka pendek sehingga memerlukan rekonsiliasi tetapi menjadi saling mendukung dalam jangka panjang. Selain itu penganggaran yang baik seharusnya merupakan gabungan dari penganggaran yang baik pula dari beberapa tingkat dalam pemerintahan.

Oleh karena itu, seluruh batasan pengeluaran merupakan sesuatu yang diperlukan tetapi belum cukup untuk sebauah PEM yang baik. Sebaliknya pembatasan untuk tingkat atas saja juga dapat menyebabkan adanya alokasi yang tidak tepat dan pelaksanaan yang kurang efisien.3. Penanganan Issue

Kedisiplinan fiskal, alokasi strategis dan manajemen operasional yang bagus merupakan tiga sasaran kunci PEM, pada hampir semua negara sistem penganggaran diharapkan untuk mencapai beberapa sasaran dari berbagai dimensi antara lain :

1. Sasaran di bidang ekonomi dan keuangan :

a. Stabilitas makro ekonomi, berupa penentuan agregat pengeluaran, ukuran surplus/defisit dan pembiayaannya.b. Penganggaran yang efektif, berupa matching pengeluaran dengan sumber daya, penentuan intensitas alokasi antar dan intra fungsi, antara program dan aktivitas. 2. Sasaran aspek manajemen :

a. Disiplin keuangan, berupa hasil penganggaran sesuai dengan estimasi.

b. Perolehan yang efisien, berupa pencapaian ekonomis dan efisiensi pengeluaran.c. Manajemen program dan proyek, manajer harus fleksibel dalam memenuhi sasaran dengan sumber daya penganggaran yang spesifik.

d. Pengungkapan keuangan, pengalokasian informasi yang akurat tentang kondisi keuangan pemerintah kepada pembuat keputusan, manajemen dan publik.

3. Sasaran di bidang pemenuhan keinginan publik:

a. Transparansi, prosedur penentuan keputusan yang jelas.

b. Akuntabilitas, pengalokasian barang dan jasa dengan kualitas, biaya dan waktu yang spesifik.c. Orientasi ke pelanggan, sistem pemerintahan dan prosedur yang didesain untuk pelayanan kepada klien.4. Sasaran di bidang politik :

a. Penerimaan yang bersifat politik.b. Partisipasi warga negara.

4. Urutan sasaran kunciPenerapan sasaran kunci hendaknya berurutan dimulai dari kedisiplinan fiskal, diikuti dengan alokasi sumber daya dan manajemen operasional. Pada beberapa negara berkembang yang peramalan penerimaan dan manajemen kas yang lemah, peningkatan kontrol pengeluaran adalah sesuatu yang pertama kali dan diutamakan dan dua sasaran PEM yang lain akan menjadi sia sia dan kontra produktif. Tetapi hal itu penting untuk :

1. mendesain dan mengimplementasikan perbaikan kontrol pengeluaran sehingga tidak membahayakan perbaikan alokasi sektoral dan manajemen sumber daya yang seharusnya diikuti.2. Memberikan panduan yang jelas bagaimana cara memperbaiki kontrol pengeluaran dan kas sebelum menjadwalkan alokasi strategis dan manajemen isu.

Pada negara negara dimana kontrol pengeluaran dan manajemen kasnya dapat diterima, semua sasaran kunci PEM dapat berdiri sendiri, perbaikan di satu sektor terpisah dari sektor lain tetapi pandangan terpadu mengenai perbaikan tetap diperlukan untuk menjaga agar tidak ada yang melenceng.

C. Konteks Institusional.

Beberapa negara berkembang telah menerima saran teknis dan menerima inovasi dalam sistem penganggarannya dimana sistem PEM secara resmi muncul di permukaan, sebelumnya efisiensi menyisakan kemiskinan, endemi korupsi, dan pelayanan publik yang berkualitas jelek. Saat terjadi perubahan maka Cuma ada satu penjelasan yaitu dimensi institusional pada proses penganggaran. Institusional disini dapat dikatakan sebagai aturan yang berlaku pada setiap personel sebuah organisasi dimana aturan tersebut tetap ada meski organisasi tersebut telah berubah. Perbaikan peraturan yang nyata kebanyakan terhambat oleh institusi informal, hal ini bisa terjadi pada negara-negara kecil dan negara negara multi etnis. Contohnya adalah harapan berlebihan terhadap penerimaan boleh jadi karena kurangnya insentif daripada karena kurangnya keahlian teknis.Pada negara-negara berkembang, institusi informal biasanya lebih besar daripada yang terlihat di permukaan. Hal ini ditandai oleh empat faktor dasar :

1. Kesalahan desain atas faktor informal kemungkinan adalah kesalahan dalam perubahan penganggaran tersebut.

2. Perubahan institusional yang tahan lama, baik untuk institusi secara umum maupun penganggaran publik secara khusus, membutuhkan waktu yang lama untuk dapat diimplementasikan.3. Satu cara untuk memperbaiki kerangka institusional adalah dengan membuat aturan informal menjadi nyata.

4. Anggaran organisasi dan unit baru dapat digabung, direstrukturisasi, rekombinasi dan dibuat tetapi perubahan perilaku tidak akan bisa terlaksana kecuali terdapat perubahan aturan dasar, prosedur dan insentif.D. Konteks tata kelola1. Kaitan antara tata kelola dan pengembanganTata kelola yang baik dan pengembangan ekonomi memiliki kaitan yang erat. Namun berbagai pertimbangan membuat tata kelola tidak menjadi fokus utama dari pengembangan istitusi. Krisis ekonomi tahun 1998 membuka mata pemerintah bahwa sangat penting untuk menciptakan tata kelola yang baik jika ingin mencapai pengembangan ekonomi yang memuaskan.

2. Komponen-komponen tata kelola yang baik

Ada suatu konsensus umum bahwa tata kelola yang baik bersandar pada empat tiang: akuntabilitas, transparansi, kemampuan meramalkan, dan keikutsertaan. Akuntabilitas berarti kapasitas untuk memberi mandat kepada pejabat-pejabat publik pada tugas untuk tindakan-tindakan mereka; transparansi memerlukan akses yang murah pada informasi terkait; kemampuan meramalkan muncul terutama dari hukum dan peraturan-peraturan yang harus jelas, yang dikenal terlebih dahulu, dan yang ditegakkan secara seragam dan efektif; dan keikutsertaan diperlukan untuk informasi penawaran yang dapat dipercaya dan untuk menyediakan suatu pengecekan realitas bagi tindakan pemerintah. Masing-masing komponen tidak dapat berdiri sendiri.

3. Manajemen pengeluaran publik dan tata kelola Konsep tata kelola memiliki keterkaitan erat dengan manajemen pengeluaran publik. Beberapa hal yang menjadi perhatian adalah sebagai berikut:

1. Ketiadaan kemampuan meramalkan sumber daya keuangan mengikis prioritisasi yang strategis dan membuatnya sulit bagi pejabat-pejabat publik untuk merencanakan penyisihan jasa. 2. Kemungkinan meramalkan pengeluaran pemerintah di dalam kumpulan dan di dalam berbagai sektor-sektor diperlukan sebagai suatu penunjuk arah untuk memandu sektor swasta di dalam membuat keputusan tentang produksi, pemasaran, dan investasi.3. Transparansi fiskal dan informasi keuangan adalah suatu kebutuhan untuk satu eksekutif, badan pembuat undang-undang, dan publik secara garis besar. Hal ini penting tidak hanya bahwa informasi disediakan, tetapi bahwa informasi itu relevan dan di dalam wujud yang dapat dimengerti.4. Akuntabilitas diperlukan untuk pemakaian uang publik. Akuntabilitas yang efektif mempunyai dua komponen: (i) kemampuan menjawab dan (ii) konsekuensi-konsekuensi.4. Kinerja

Setiap akuntabilitas adalah kinerja, tetapi harus juga dilihat kinerja dari sudut pandang mana. Definisi umum kinerja adalah pencapaian hasil-hasil yang disepakati dengan pembiayaan yang disediakan, tanpa menurunkan kualitas mereka dan menghormati norma-norma umum dari proses. Kinerja perlu dipandang secara utuh, yaitu bahwa: (i) hasil-hasil orientasi adalah perlu di PEM, tetapi (ii) hasil harus didefinisikan dengan jelas, dan (iii) fokus pada hasil tanpa memandang proses tidak hanya akan merusak prosesnya tetapi juga menghancurkan hasilnya.5. Korupsi dan manajemen pengeluaran publik

Untuk mengurangi korupsi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan manajemen pengeluaran publik yang baik. Penggunaan uang negara benar-benar direncanakan dan diawasi, sehingga peluang untuk berbuat curang bisa dikurangi.6. Konteks programming makro ekonomiSecara umum, PEM memberikan pengaruh terhadap kondisi ekonomi secara keseluruhan. Besar kecilnya pengeluaran pemerintah turut menentukan jumlah pendapatan nasional.

7. Teknologi informasi dan komunikasiPerkembangan teknologi informasi turut mendukung pelaksanaan PEM. Berbagai proses yang dilakukan dengan teknologi informasi selain menciptakan efektifitas juga mampu mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan penyelewengan. Komputer sebagai salah satu bagian dari teknologi informasi dan komunikasi telah membuktikan perannya dalam membantu aktivitas sehari-hari. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ini adalah:1. ICT adalah alat, karena itu penggunaannya sangat bergantung pada si pemakai.

2. Manager publik dan teknisi ITC harus harus dipisahkan agar tidak terjadi kecurangan dengan mengubah data.

3. ICT tidak dapat menggantikan manajemen yang baik dan internal kontol.

4. Penggunaan ICT yang semakin cepat dan terintegrasi, membawa risiko yang besar pula pada tingkat integritas data.

5. Teknologi bisa membuka peluang untuk korupsi jika disalahgunakan.RESUMEPUBLIC EXPENDITURE MANAGEMENT(PEM)

Oleh:KELOMPOK I (KELAS 8A)Agung Syarifudin(Nomor Absen 1)

Agung Widodo(Nomor Absen 2)

Anang Nugroho(Nomor Absen 3)

Antonius Vendhi (Nomor Absen 4)

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

JAKARTA

20097