MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... ·...

62
MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAH UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017 PRODI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Transcript of MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... ·...

Page 1: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAH

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017

PRODI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Page 2: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

1

IDENTITAS PEMILIK MODUL

NAMA : ..............................................................................

NIM : ..............................................................................

PRODI : ..............................................................................

DOSEN : ..............................................................................

Page 3: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan yang Maha Esa atas

rahmat dan hidayahnya sehingga Modul ini dapat diselesaikan tempat waktu.

Adapun tujuan dari pembuatan modul ini yaitu sebagai bahan ajar dan referensi

bagi pembaca, terkhusus untuk mahasiswa keuangan.

Penulis berharap bahwa modul ini dapat membantu teman-teman dalam

mengembangkan diri , memperkaya wawasan serta menjadi manfaat di kehidupan

sehari-hari.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa modul ini masih

terdapat kekurangan sehinggan penulis berharap dapat masukan kritikan dan saran

yang membangun agar dapat membuat modul yang lebih baik lagi di kedepannya,

trimakasih

Medan, januari 2017

Page 4: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... 1

DAFTAR ISI ............................................................................................. 2

PER 1. KLASIFIKASI SISTEM ANGGARAN ................................. 4

A. Cash-based Budget .............................................................. 4

B. Accrual-based Budget ......................................................... 4

C. Obligation-based Budget ..................................................... 5

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA ................... 6

PER 2. KLASIFIKASI SISTEM ANGGARAN ................................. 8

A. Traditional Approach : Compliance Budgeting .................... 8

B. Performance/Program Budgeting......................................... 8

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA ................... 9

PER 3. SISTEM PENGANGGARAN DI INDONESIA .................... 11

A. Basis Kas Menuju Akrual .................................................... 11

B. Batas Waktu Penggunaan Basis Kas Menuju Akrual ........... 11

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA ................... 13

PER 4. ACRUAL-BASED BUDGETING VS CASH-BASED

BUDGETING....................................................................... 14

A. Komitmen Acrual-Based Budgeting Vs Cash-Based

Budgeting .......................................................................... 14

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA ................... 15

PER 5. PERSIAPAN ANGGARAN ................................................... 17

A. Materi Persiapan Anggaran ................................................. 17

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA ................... 20

PER 6. PELAKSANAAN ANGGARAN ............................................ 22

A. Jaminan Kepatuhan ............................................................. 22

B. Pelaksanaan Anggaran ........................................................ 22

C. Manajemen Kas dan Fungsi Pembendaharaan ..................... 23

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA ................... 24

PER 7. SIKLUS ANGGARAN INDONESIA ..................................... 26

A. Perencanaan Anggaran ........................................................ 27

B. Pengesahan Anggaran ......................................................... 30

C. Pelaksanaan Anggaran ........................................................ 30

D. Pengawasan Anggaran ........................................................ 32

E. Pertanggungjawaban Anggaran ........................................... 33

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA ................... 34

PER 8. PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN ............................... 37

A. Tujuan Dari Penyusunan Anggaran ..................................... 37

Page 5: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

4

B. Pentingnya Perspektif Jangka Menengah Untuk

Penganggaran ..................................................................... 37

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA .................. 39

PER 9. PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN ............................... 41

A. Syarat-syarat Untuk Penyusunan Anggaran yang Baik ........ 41

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA .................. 45

PER 10. KONTEKS MAKROEKONOMI DAN KEBIJAKAN ......... 47

A. Kontek Makroekonomi Dan Kebijakan ............................... 47

B. Aktivitas Persiapan Penyusunan Anggaran di Indonesia ...... 50

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA ................... 51

PER 11. FORMAT APBN LAMA DAN APBN BARU ........................ 53

A. Perbedaan Antara Format APBN Lama dan APBN Baru .... 53

B. Klasifikasi Anggaran Baru ................................................. 54

C. Klasifikasi Organisasi ........................................................ 54

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA .................. 55

PER 12. KLASIFIKASI FUNSIONAL ................................................. 57

A. Klasifikasi Fungsional ........................................................ 57

B. Klasifikasi Ekonomi ........................................................... 57

C. Obligation-based Budget ..................................................... 57

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA ................... 59

Page 6: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

5

Pertemuan 1

1. Capaian Pembelajaran: Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa mampu

mendefinisikan tentang klasifikasi sistem anggaran dan bagian-bagiannya.

2. Kemampuan akhir yang diharapkan: Setelah mengikuti pembelajaran,

mahasiswa mampu menjelaskan tentang klasifikasi sistem anggaran

3. Pokok Bahasan: Klasifikasi Sistem Anggaran

4. Sub Pokok Bahasan :

a. Cash-based Budget

b. Accrual-based Budget

c. Obligation-based Budget

5. Materi:

Klasifikasi Sistem Anggaran

A. Cash-based Budget

Dalam Financial Reporting under the Cash Basis of Accounting dikatakan bahwa:

“cash basis means a basis of accounting that recognizes transactions and other

events only when cash is received or paid”

Sementara pengertian Basis Kas menurut Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan adalah:

“basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada

saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Pada basis kas, transaksi diakui

ketika kas atau setara kas dibayar tanpa melihat kapan transaksi tersebut

timbul/terjadi”

Misalnya:

Pendapatan diakui ketika kas atau setara kas diterima, bukan ketika hak atas

pendapatan tersebut timbul/terjadi

Belanja diakui ketika terjadi pembayaran bukan ketika kewajiban untuk

membayar timbul

Pembelian aset jangka panjang tidak dikapitalisasi tapi seluruhnya diakui

sebagai belanja, sehingga tidak ada pencatatan atas aktiva tetap dan

penyusutan

B. Accrual-based Budget

Dalam Financial Reporting under the Cash Basis of Accounting dikatakan bahwa:

“accrual basis means a basis of accounting under which transactions and other

events are recognized when they occur (and not only when cash or its equivalent

is received ar paid)”

Pengertian Basis Akrual menurut PSAP 01 Paragraf 8 adalah:

Page 7: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

6

“basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada

saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara

kas dibayar

Misalnya:

Pendapatan diakui pada saat hak atas pendapatan tersebut timbul

Belanja diakui pada saat timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan kapan

kas/setara kas akan diterima

C. Obligation-based Budget

Dalam obligation-based budgeting, dana telah dicatat sebagai pengeluaran ketika

suatu kontrak atau proyek disetujui (timbul kewajiban bagi Pemerintah),

walaupun pencairan atau pembayarannya tidak dilakukan dalam tahun anggaran

ketika dana telah tersedia.

Page 8: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

7

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Nama : .................................................................... NILAI

Nim : ....................................................................

Tanggal : ....................................................................

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa dapat mendefiisikan tentang klasifikasi

sistem anggaran dan bagian bagiannya.

II. Alat dan Bahan

1. Buku panduan manajemen keuangan pemerintah

2. Lembar kerja praktek mahasiswa (LKPM)

3. Laptop

4. Internet

III Cara kerja

1. Bacalah definisi dari klasifikasi sistem anggaran

2. Carilah di internet defiisi tentang bagian dari klasifikasi sistem anggaran

3. Isilah pertanyaan dibawah ini!

IV Isilah jawaban dibawah ini

1. Jelaskan apa itu Klasifikasi Sistem Anggaran!

...........................................................................................................................

..........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

Page 9: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

8

2. Jelaskan pengertian basis kas!

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

3. Sebutkan contoh Obligation-based Budget!

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

Page 10: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

9

Pertemuan 2

1. Capaian Pembelajaran: Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa mampu

mendefinisikan tentang klasifikasi sistem anggaran dan bagian-bagiannya.

2. Kemampuan akhir yang diharapkan: Setelah mengikuti pembelajaran,

mahasiswa mampu menjelaskan tentang klasifikasi sistem anggaran

3. Pokok Bahasan: Klasifikasi Sistem Anggaran

4. Sub Pokok Bahasan :

a. Traditional Approach: Compliance Budgeting

b. Performance/Program Budgeting

5. Materi:

Klasifikasi Sistem Anggran

A. Traditional Approach: Compliance Budgeting

Pendekatan tradisional menggunakan cash-based budgeting. Dalam

penganggaran ini, pengeluaran dikelompokkan berdasarkan organisasis dan obyek

pengeluarannya (line item).Anggaran-anggaran yang disusun berdasarkan

metode line item ini sangat mendetail dan di beberapa negara bisa mencapai

ribuan item.Kritik terhadap sistem penganggaran tradisional ini muncul karena

sistem ini dinilai tidak sejalan dengan tujuan-tujuan utama Pemerintah,

hubungannya dengan anggaran, dan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah.

B. Performance/Program Budgeting

Dalam sistem ini, anggaran menunjukkan tujuan yang akan dicapai oleh dana

yang dikeluarkan, biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk program yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Performance Budgeting memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Aktivitas Pemerintah dibagi menjadi:

1. Fungsi:

Merupakan tujuan jangka panjang Pemerintah.Dalam struktur

Pemerintahan dilakukan oleh Kementrian.

2. Program:

Merupakan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai

tujuan jangka panjang tersebut. Dalam struktur Pemerintahan dilakukan oleh

Direktorat

3. Aktivitas:Merupakan subdivisi dari Program yang dikelompokkan ke

dalam aktivitas-aktivitas sejenis.Dalam struktur Pemerintahan dilakukan

oleh Divisi.

4. Elemen Biaya:

Adalah jumlah biaya yang diukur berdasarkan basis akrual

b) Indikator kinerja dan biaya disusun, diukur, dan dilaporkan.

Page 11: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

10

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Nama : .................................................................... NILAI

Nim : ....................................................................

Tanggal : ....................................................................

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa dapat mendefiisikan tentang klasifikasi

sistem anggaran dan bagian bagiannya.

II. Alat dan Bahan

1. Buku panduan manajemen keuangan pemerintah

2. Lembar kerja praktek mahasiswa (LKPM)

3. Laptop

4. Internet

III Cara kerja

1. Bacalah definisi dari klasifikasi sistem anggaran

2. Carilah di internet defiisi tentang bagian dari klasifikasi sistem anggaran

3. Isilah pertanyaan dibawah ini!

IV Isilah jawaban dibawah ini

1. Jelaskan definisi dari bagian-bagian dari klasifikasi sistem anggaran

NO Bagian bagian dari klasifikasi

sistem anggaran Definisi Skor

1

2

Page 12: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

11

3

4

5

2. Jelaskan prinsip Performance Budgeting!

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

Page 13: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

12

Pertemuan 3

1. Capaian pembelajaran: Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa mampu

menjelaskan sistem penganggaran yang ada di Indonesia

2. Kemampuan akhir yang diharapkan:Setelah megikuti pembelajaran,

mahasiswa mampu menjelaskan dengan pasti Basis kas menuju akrual dan

Batas waktu penggunaan basis kas menuju akrual

3. Pokok bahasan : Sistem Penganggaran di Indonesia

4. Sub Pokok Bahaan :

a. Basis Kas Menuju Akrual

b. Batas Waktu Penggunaan Basis Kas Menuju Akrual

5. Materi :

Sistem Penganggaran di Indonesia

A. Basis Kas Menuju Akrual

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah dinyatakan bahwa pengembangan

SAP dilakukan melalui proses peralihan dari basis kas menuju akrual atau yang

disebut cash towards accrual basis.

Hal ini ditegaskan dalam PSAP 01 paragraf 5 bahwa basis akuntansi yang

digunakan dalam Laporan Keuangan Pemerintah adalah basis kas untuk

pengakuan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan dalam Laporan

Realisasi Anggaran, dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan

ekuitas dana dalam Negara.

1) Basis Kas untuk Pendapatan

Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum

Negara/Daerah

2) Basis Kas untuk Belanja

Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum

Negara/Daerah

3) Basis Akrual untuk Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana

Aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya

transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh

pada keuangan Pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas

diterima atau dibayar.

B. Batas Waktu Penggunaan Basis Kas Menuju Akrual

UU Nomor 17 Tahun 2003 pasal 36 dan UU Nomor 1 Tahun 2004 pasal 70

membatasi penggunaan basis kas menuju akrual hanya sampai dengan Laporan

Keuangan Tahun Anggaran 2007. Dengan demikian, Laporan Keuangan Tahun

Anggaran 2008 yang akan disusun tahun 2009 harus sudah menggunakan basis

akrual (akrual penuh, baik untuk Laporan Realisasi Anggaran maupun Neraca)

Perubahan ke arah accrual-based budgeting dianggap penting mengingat

perlunya perbaikan kualitas operasional pemerintah yang mencakup:

Page 14: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

13

1) Informasi yang lebih comparable, pengawasan yang lebih baik, dan

monitoring actual performance yang lebih baik

2) Meningkatkan transparansi kinerja Pemerintah

3) Meningkatkan akuntabilitas pada Departemen/Lembaga atas sumber daya

keuangan

4) Informasi yang lebih baik untuk planning; controlling

5) operating, capital spending serta decision making

6) Lebih berfokus pada long-term consequences dari keputusan yang diambil

saat ini.

Page 15: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

14

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Nama : ...................................................................... NILAI

Nim : ......................................................................

Tanggal : ......................................................................

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa dapat menjelaskan tentang sistem

penganggaran di Indonesia.

II. Alat dan Bahan

1. Buku panduan manajemen keuangan pemerintah

2. Lembar kerja praktek mahasiswa (LKPM)

3. Laptop

4. Internet

III Cara kerja

1. Bacalah definisi dari sistem peganggaran indonesia

2. Carilah di internet penjelasan sistem penganggaran di Indonesia

3. Isilah pertanyaan dibawah ini!

IV Isilah jawaban dibawah ini

1. Jelaskan definisi basis kas menuju akrual?

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

2. Jelaskan definisi batas waktu penggunaan basis kas meuju akrual?

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

.............................................................................................................................

............................................................................................................................

Page 16: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

15

Pertemuan 4

1. Capaian pembelajaran : Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa mampu

menjelaskan perbedaan Accrual-based Budgeting dan Cash-based Budgeting

2. Kemampuan akhir yang diharapkan :Setelah megikuti pembelajaran,

mahasiswa mampu menjelaskan dengan pastiAccrual-based Budgeting dan

Cash-based Budgeting

3. Pokok bahasan : Accrual-based Budgeting vs. Cash-based Budgeting

4. Sub Pokok Bahasan : -

5. Materi :

Manajemen, penyiapan SDM melalui diklat-diklat, komitmen kepemimpinan

Accrual-based Budgeting vs. Cash-based Budgeting

Perbedaan mendasar antara accrual-based budgeting dengan cash-based

budgetingadalah pada aspek pengakuan akrual di beberapa jenis belanja.

Dalam accrual-based budgeting akan muncul jenis-jenis belanja yang

merupakan accrual account, misalnya depreciation cost. Biaya-biaya seperti ini

tentu akan memiliki perbedaan dalam perlakuan appropriations bila dibandingkan

dengan cash-based budgeting. Proses appropriations itu sendiri amat diperlukan

sebagai cash management, termasuk manajemen atas aset-aset publik.

Jika penganggaran hendak dijadikan ke dalam basis akrual, maka ada beberapa

pertimbangan yang perlu diperhatikan:

1) Anggaran akan lebih terkait erat kepada costs dan revenues yang diantisipasi

selama tahun kapanpun ketika dilakukan pembayaran atau ketika pendapatan

diterima.

2) Budgeting dan forecasting akan didasarkan pada anticipated economic events,

revenues dan operational costs di tahun anggaran berjalan, bukan pada anticipated

receipts or payments dalam tahun anggaran tersebut.

3) Departemen akan lebih bertanggung jawab atas informasi accrual

financial daripada cara tradisional yang diterapkan selama ini

Oleh karena itu apabila Indonesia bermaksud mengimplementasikan accrual-

based budgeting di masa depan, hal-hal berikut bisa menjadi pertimbangan:

Melakukan penyesuaian peraturan perundangan-undangan yang ada. UU

No 17/2003 dan UU No 1/2004 menyiratkan implementasi accrual-based

budgeting, sedangkan peraturan lain menyiratkan implementasi cash-based

budgeting, seperti UU No 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dan Keppres No 42/2002

tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Menyiapkan prasyarat demi kesuksesan implementasi accrual-based

budgeting .Kesuksesan accrual-based budgeting ditentukan oleh lima hal:

sistem informasi, dan kapasitas badan legislatif dan eksekutif, serta

penerapan yang bertahap. Tantangan ini amat berat bagi Indonesia,

terutama bila mengingat kapasitas SDM badan eksekutif (Pemerintah),

terutama legislatif (DPR)

Page 17: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

16

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Nama : .................................................................... ....... NILAI

Nim : ....................................................................

Tanggal : ....................................................................

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan antara

Accrual-based budgeting dan Cash-based budgeting

II. Alat dan Bahan

1. Buku panduan manajemen keuangan pemerintah

2. Lembar kerja praktek mahasiswa (LKPM)

3. Laptop

4. Internet

III Cara kerja

1. Bacalah definisi dari Accrual-based budgeting & Cash-based budgeting

2. Carilah di internet penjelasan tentang Accrual-based budgeting & Cash-based

budgeting

3. Isilah pertanyaan dibawah ini!

IV Isilah jawaban dibawah ini

1. Jelaskan tentang Accrual-based budgeting

................................................................................................................

................................................................................................................

................................................................................................................

................................................................................................................

.................................................................................................................

2. Jelaskan tentang Cash-based budgeting

...............................................................................................................

................................................................................................................

...............................................................................................................

...............................................................................................................

..............................................................................................................

Page 18: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

17

3. Tuliskan perbedaan antara Accrual-based budgeting dan Cash-based Budgeting

No Accrual-based budgeting Cash-based Budgeting

1

2

3

Page 19: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

18

Pertemuan 5

1. Capaian pembelajaran :Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa mampu

mempersiapkan anggaran

2. Kemampuan akhir yang diharapkan : Mahasiswa mendefenisikan

pengertian anggaran

3. Pokok bahasan : Persiapan Anggaran

4. Sub Pokok Bahasan : -

5. Materi :

Persiapan Anggaran

Anggaran adalah rencana pembelanjaan pemerintah dan pendapatan yang

diharapkan, serta mencerminkan prioritas kebijakan untuk tahun berikutnya.

Proses penyusunan anggaran harus:

Memastikan bahwa anggaran sesuai kebijakan makroekonomi dan

keterbatasan sumber daya

Mengalokasikan sumber daya sesuai dengan kebijakan pemerintah, dan

Menyediakan kondisi untuk manajemen operasional yang baik. Kerangka ekonomi makro harus menjadi titik awal dari persiapan

anggaran.Proyeksi makroekonomi tergantung pada kapasitas teknis di dalam

negeri.Setiap negara harus memiliki kerangka ekonomi makro, berdasarkan

asumsi-asumsi yang realistis, tanpa overestimating pendapatan atau

pengeluaran.Untuk mendapat kepercayaan publik, pemerintah secara eksplisit

mempublikasikan target fiskal dan proyeksi makroekonomi dalam sebuah

“userfriendly” format.

Persiapan anggaran tahunan (seperti program pengeluaran pada umumnya)

disusun sebagai berikut :

I. Pendekatan top-down yang terdiri dari:

Mendefinisikan selisih sumber daya yang tersedia untuk belanja publik

selama periode yang direncanakan (berasal dari kerangka ekonomi

makro);

Menetapkan batas pengeluaran sektoral yang sesuai dengan prioritas

pemerintah

Memberitahukan menteri yang bersangkutan tentang batas pengeluaran

di awal proses penganggaran.

II. Pendekatan bottom-up yang terdiri dari merumuskan dan menghitung biaya

program pengeluaran sektoral untuk periode yang direncanakan dalam batas

pengeluaran sektoral

III. Iterasi dan rekonsiliasi untuk menjaga konsistensi antara tujuan dan

ketersediaan.

Penyusunan anggaran meliputi beberapa aktivitas, diantaranya :

Penyusunan kerangka makro ekonomi.

Penyusunan budget cicular yang memberikan panduan untuk menyusun

anggaran dan batas pengeluaran tiap sektor.

Page 20: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

19

Penyusunan oleh kementerian/departemen, terkait batas pengeluaran di

atas.

Negosiasi anggaran antara kementrian/departemen dengan menteri

keuangan.

Penetapan draft anggaran.

Penyerahan kepada lembaga legislatif.

Kelemahan dari anggaran tergantung dari faktor politik dan besarnya

organisasi pemerintahan. Pada umumnya penguatan proses penyusunan anggaran

ditempuh dengan cara berikut:

a. Keputusan yang memiliki dampak fiskal harus diteliti bersama-sama

dengan program pengeluaran (terutama, keputusan yang berkaitan

dengan pengeluaran pajak, pinjaman, dan jaminan dan kewajiban

kontinjensi lainnya);

b. Kendala keuangan harus dibangun sebagai proses awal penyusunan

anggaran, yang konsisten sesuai prioritas dan ketersediaan sumber

daya. Pengeluaran lembaga harus diprediksi secepat mungkin dan harus

memiliki indikasi yang jelas terhadap sumber daya yang tersedia dalam

proses persiapan anggaran;

c. Mekanisme koordinasi yang sesuai dengan konteks kebijakan anggaran

negara sangat diperlukan. Dampak jangka menengah dari kebijakan

anggaran pemerintah terhadap kebijakan fiskal harus dinilai secara

sistematis;

d. Efisiensi operasional mengharuskan kementerian bertanggung jawab

atas pelaksanaan program-program mereka. Namun, mereka dapat

bertanggung jawab jika mereka turut berpartisipasi dalam merancang

program dan memiliki wewenang untuk mengelola anggaran mereka

sendiri;

e. Negara yang bergantung pada bantuan negara lain harus memberi

perhatian lebih pada program pengeluaran yang dibiayai oleh bantuan

eksternal dan harus memeriksa anggaran mereka secara keseluruhan,

terlepas dari sumber pembiayaan dan terlepas dari fakta bahwa proyek

yang disumbang oleh negara donor mungkin mempengaruhi

fragmentasi dalam penganggaran.

Mengimplementasikan kebijakan baru dan membuat pergantian komposisi

pengeluaran memerlukan waktu.Dalam jangka pendek, beberapa pengeluaran

biasanya bersifat tetap. Dengan demikian, ke depannya perkiraan biaya, termasuk

biaya investasi ulang, dibutuhkan ketika penyusunan anggaran, dan total biaya

investasi yang signifikan (berikut jadwal pelaksanaan) harus ditinjau ulang ketika

mempersiapkan anggaran dan ditunjukkan dalam lampiran anggaran.

Untuk menghindari hasil dan efek sesaat yang tidak diinginkan, prinsip

dibawah ini harus diterapkan dalam program belanja jangka panjang:

a. Estimasi jangka panjang dapat menjadi indikasi tahun-tahun berikutnya

tetapi harus konsisten terhadap anggaran tahun sebelumnya.

b. Apapun cakupannya, program multi tahun harus didesain sesuai

kerangka makroekonomi jangka panjang. Termasuk estimasi

Page 21: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

20

pengeluaran total sesuai fungsi, kategori ekonomi (gaji, barang, jasa,

transfer, bunga, dan investasi). Persyaratan ini tidak hanya berlaku

untuk kerangka pengeluaran jangka pendek, tetapi juga pendekatan

multi years dengan cakupan parsial.

c. Program jangka panjang seharusnya tidak diijinkan sebagai alasan

untuk dijadikan klaim pengeluaran dari spending agecies. Mereka

seharusnya fokus pada dampak di masa datang dari kebijakan yang

diambil sebelum penyusunan anggaran tahunan

Page 22: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

21

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Nama : .................................................................... ....... NILAI

Nim : ....................................................................

Tanggal : ....................................................................

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa dapat menjelaskan tentang Persiapan

anggaran

II. Alat dan Bahan

1. Buku panduan manajemen keuangan pemerintah

2. Lembar kerja praktek mahasiswa (LKPM)

3. Laptop

4. Internet

III Cara kerja

1. Bacalah definisi dari Persiapan Anggaran

2. Carilah di internet penjelasan tentang Persiapan Anggaran

3. Isilah pertanyaan dibawah ini!

IV Isilah jawaban dibawah ini

1. Jelaskan pengertian Anggaran?

...............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

..............................................................................................................

2. Jelaskan persiapan penyusunan anggaran tahunan?

.................................................................................................................

.................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

Page 23: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

22

3. Jelaskan aktivitas penyusunan anggaran tahunan?

..................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

4. Jelaskan prinsip yang harus di terapkan untuk menghindari hasil dan efek

sesaat yang tidak di inginkan?

No Prinsip yang harus di terapkan

1

2

3

Page 24: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

23

Pertemuan 6

1. Capaian Pembelajaran :Setelah mengikuti pembelajaran,mahasiswa

mampumemahami esensi anggaran

2. Kemampuan Akhir yang diharapkan :Mahasiswa mampu mempersiapkan

anggaran

3. Pokok Bahasan : Pelaksanaan anggaran

4. Sub Pokok Bahasan :

a. Jaminan Kepatuhan : Pengawasan Pengeluaran Anggaran

b. Pelaksanaan Anggaran

c. Manajemen Kas Dan Fungsi Perbendaharaan

5. Materi :

Pelaksanaan Aggaran Pelaksanaan anggaran membutuhkan lebih dari sekedar aturan yang sesuai

dengan yang telah direncanakan pada anggaran semula. Juga harus dapat

beradaptasi dengan perubahan, dan memungkinkan efficiency

operational.Prosedur pengendalian sangat diperlukan, tetapi seharusnya tidak

mengganggu efisiensi maupun mengubah komposisi anggaran, dan harus fokus

kepada esensi anggaran itu sendiri serta memberikan keleluasaan kepada spending

agencies untuk mengimplementasikan program mereka.

1. Jaminan Kepatuhan : Pengawasan Pengeluaran Anggaran

Sistem anggaran harus memastikan pengawasan pengeluaran yang baik.

Selain memulai dengan anggaran yang realistik, sistem pelaksanaan anggaran

yang baik harusnya memiliki beberapa syarat seperti dibawah ini:

o Anggaran yang lengkap dengan penerapan sistem akuntansi yang baik.

o Pengawasan yang baik pada setiap tahapan pengeluaran anggaran

o Sistem untuk mengatur kontrak jangka panjang dan komitmen yang

akan datang

o Sistem manajemen personalia

o Prosedur yang sesuai dan transparan untuk pengadaan yang kompetitif

dan sistem untuk mengatur pengadaan dan kontrak

2. Pelaksanaan Anggaran

Saat anggaran yang telah dipersiapkan dengan baik akan

diimplementasikan, alokasi dan efisiensi pelaksanaan dilapangan harus memenuhi

prasarat dibawah ini:

o Dana anggaran harus dapat diperoleh pada waktu yang tepat

o Rasio kas yang tinggi harus dihindari, kecuali keadaan darurat.

Ketersediaan dana harus sesuai dengan perkiraan dan sesuai dengan

komitmen yang ada.

o Perkiraan tambahan harus diatur secara ketat dan dibatasi jumlahnya.

o Pergeseran (transfer antar jenis) dapat dilakukan tetapi jangan sampai

menimbulkan perubahan prioritas yang sudah ditetapkan pada

anggaran. Aturan pergeseran harus dibuat untuk memungkinkan

fleksibilitas dan pengendalian terhadap keperluan utama.

Page 25: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

24

o Internal kontrol (pada tiap kementrian) umumnya lebih disukai daripada

pengawasan oleh pihak luar, tetapi untuk dapat melakukannya

diperlukan pengawasan yang ketat dan audit.

o Saat proses pembayaran dan akuntansi didesentralisasikan, diperlukan

pengawasan terpusat terhadap kas.

o Kelebihan kas dapat dibenarkan, asalkan untuk pengeluaran belanja

modal, namun perlu diatur lebih lanjut.

3. Manajemen Kas Dan Fungsi Perbendaharaan Manajemen kas memiliki beberapa tujuan, diantaranya ialah :

o Mengawasi pengeluaran,

o Efisiensi pelaksanaan anggaran,

o Meminimalkan biaya yang timbul akibat utang pemerintah dan

o Memaksimalkan keuntungan dari deposito dan investasi pemerintah.

Prinsip dasarnya adalah:

a. Sentralisasi cash balance. Sentralisasi disini bukan berarti sentralisasi

pembayaran melainkan sentralisasi kas dari total anggaran.Biasa

disebut Treasury Single Account.TSA adalah suatu akun dimana

seluruh transaksi pemerintah dipusatkan, maksudnya walaupun terdapat

beberapa akun rekening yang dimiliki jajaran kementrian namun tetap

dipusatkan di satu rekening nasional. Untuk memenuhi kriteria TSA

setidaknya harus memenuhi kriteria: (i) mengawali dan memulai

transaksi harian harus terpusat pada TSA,(ii)pembukaan rekening

dibawah tanggung jawab departemen keuangan sebagai bendaharan

negara, (iii) transaksi dicatat pada akun ini dengan klasifikasi yang

sama. Hal semacam ini dapat dilakukan mengingat kemajuan teknologi

yang sekarang sudah berkembang.

b. Perencanaan kas sangat penting, hal ini berguna untuk mengawasi

ketersediaan kas yang tersedia di rekening utama atau memantau

efisiensi penggunaan kas.

c. Kebijakan utang pemerintah harus diatur dengan sangat baik dan

dipublikasikan, pinjaman yang dilakukan oleh pemerintah daerah harus

diatur dengan keetntuan tersendiri dan tidak menyimpang dari rencana

target fiskal yang sudah ditetapkan.

d. Hutang luar negeri harus berdasarkan kontrak multi years, dan diawasi

dengan seksama.

Page 26: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

25

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Nama : .................................................................... ....... NILAI

Nim : ....................................................................

Tanggal : ....................................................................

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa dapat menjelaskan tentang Pelaksanaan

Anggaran

II. Alat dan Bahan

1. Buku panduan manajemen keuangan pemerintah

2. Lembar kerja praktek mahasiswa (LKPM)

3. Laptop

4. Internet

III Cara kerja

1. Bacalah definisi dari Pelaksanaan Anggaran

2. Carilah di internet penjelasan tentang Pelaksanaan Anggaran

3. Isilah pertanyaan dibawah ini!

IV Isilah jawaban dibawah ini

1. Jelaskan prasarat yang harus dipenuhi ketika anggaran telah di persiapkan

dengan baik yang akan di implementasikan?

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

..................................................................................................................

.................................................................................................................

2. Jelaskan tujuan dari Manajemen kas?

.................................................................................................................

.................................................................................................................

Page 27: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

26

................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

....................................................................................................................

3. Jelaskan prinsip dasar manajemen kas?

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

......................................................................................................................

.................................................................................................................... ..

......................................................................................................................

.....................................................................................................................

......................................................................................................................

......................................................................................................................

Page 28: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

27

Pertemuan 7

1. Capaian Pembelajaran :Setelah mengikuti pembelajaran,mahasiswa

mampumemahami siklus anggaran

2. Kemampuan Akhir yang diharapkan :Mahasiswa Mengerti Tujuan Dari

Anggaran

3. Pokok Bahasan : Siklus Anggaran Indonesia

4. Sub Pokok Bahasan :

a. Perencanaan Anggaran

b. Pengesahan Anggaran

c. Pelaksanaan Anggaran

d. Pengawasan Anggaran

e. Pertanggungjawaban Anggaran

5. Materi :

SIKLUS ANGGARAN DI INDONESIA

Landasan Hukum Anggaran Negara tercantum pada Pasal 23 UUD 1945,

sedangkan pelaksanaan perencanaan dan penyusunan penganggaran tersebut

dijabarkan lebih lanjut dalam :

– UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

– UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

– UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Negara

– Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

– Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

– Undang-undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah.

– Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 Tentang

Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementrian Negara/Lembaga.

– Draft Revisi Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 tentang Pedoman

Penyusunan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta

Tatacara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah

dan Penyusunan Perhitungan APBD

Penganggaran memiliki tiga tujuan utama:

1. stabilitas fiskal makro,

2. alokasi sumber daya sesuai prioritas, dan

3. pemanfaatan anggaran secara efektif dan efisien..

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

menciptakan lingkungan pendukung dengan menciptakan landasan bagi tatanan

kontraktual kinerja antara lembaga-lembaga pusat (central agency) seperti

Kementerian Keuangan dengan KementerianNegara/Lembaga

teknis.Kesepakatan-kesepakatan ini mencerminkan platform politik Pemerintah.

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara secara eksplisit

menguraikan hubungan antara Presiden, Kementerian Keuangan sebagai Chief

Page 29: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

28

Financial Officer (CFO), dan Kementerian Negara/Lembaga yang menjalankan

fungsi Chief Operational Officer (COO).

Siklus anggaran adalah masa atau jangka waktu mulai saat anggaran disusun

sampai dengan saat perhitungan anggaran disahkan dengan undang-undang.Siklus

anggaran

berbeda dengan tahun anggaran.Tahun anggaran adalah masa satu tahun untuk

mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran atau waktu di mana anggaran

tersebut dipertanggungjawabkan.Jelaslah, bahwa siklus anggaran bisa mencakup

tahun anggaran atau melebihi tahun anggaran karena pada dasarnya, berakhirnya

suatu siklus anggaran diakhiri dengan perhitungan anggaran yang disahkan oleh

undang-undang.

Secara garis besar, siklus anggaran terdiri dari 5 tahap, yaitu :

a. Tahap Perencanaan Anggaran

b. Tahap Pengesahan Anggaran

c. Tahap Pelaksanaan Anggaran

d. Tahap Pengawasan Anggaran

e. Pertanggungjawaban Anggaran.

1. Perencanaan Anggaran

Secara singkat tahapan dalam proses perencanaan dan penyusunan APBN

(seperti program pengeluaran pada umumnya) disusun sebagai berikut :

o Pendekatan top-down yang terdiri dari: (i) mendefinisikan selisih

sumber daya yang tersedia untuk belanja publik selama periode yang

direncanakan (berasal dari kerangka ekonomi makro); (ii) menetapkan

batas pengeluaran sektoral yang sesuai dengan prioritas pemerintah, dan

(iii) memberitahukan menteri yang bersangkutan tentang batas

pengeluaran di awal proses penganggaran.

o Pendekatan bottom-up yang terdiri dari merumuskan dan menghitung

biaya program pengeluaran sektoral untuk periode yang direncanakan

dalam batas pengeluaran sektoral.

o Mekanisme Iterasi dan rekonsiliasi untuk menjaga konsistensi antara

tujuan dan ketersediaan.

o Yang digunakan oleh negara kita saat ini adalah sistem bottom up.

Prinsip perubahan dalam hal perencanaan dan penganggaran pemerintah yaitu :

a. Penerapan pendekatan penganggaran dalam perspektif jangka menengah

(Medium Term Expenditure Framework/ MTEF). MTEF memberikan

kerangka yang menyeluruh dalam suatu sistem penganggaran yang

memungkinkan fleksibilitas dalam penentuan dan prioritas kebijakan.

Sekaligus pada saat yang sama menyakinkan bahwa segala sesuatu yang

dianggarkan berada dalam batas-batas sumber daya yang tersedia. Dengan

kerangka pengeluaran jangka menengah ini, akan menjamin sistem

perencanaan fiskal dan penganggaran lebih sustainable, serta mengurangi

ketidakpastian di masa mendatang.

Page 30: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

29

b. Unified Budgeting mengintegrasikan anggaran rutin dan anggaran

pembangunan. Dengan kata lain penyusunan rencana keuangan tahunan yang

dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan

kebijakan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi

alokasi dana.

Dalam pendekatan ini tidak dikenal pemisahan anggaran dalam bentuk

anggaran rutin dan anggaran pembangunan belanja dalam APBN secara

ekonomi diklasifikasikan dalam delapan klasifikasi sesuai

dengan Government Finance Statistics (GFS) tahun 2001.

Dengan adanya pengintegrasian jenis belanja akan menghindarkan distorsi

pembiayaan seperti yang muncul pada sistem dual budgeting. Sebelum

diterapkan sistem anggaran terpadu, duplikasi dan tumpang tindih dalam

pembiayaan menyulitkan dalam menilai kinerja keuangan dan mengalihkan

fokus kinerja secara keseluruhan.

Pemerintah kesulitan dalam untuk mencari keterkaitan

antara output dan outcomeyang dilaksanakan dalam sebuah penganggaran

organisasi. Dalam hal program pembangunan, tidak terdapat kesinambungan

antara pertanggungjawaban aset dan beban pemeliharaannya. Dengan

asumsi “man behind the system” yang baik, sistem Unified Budgeting ini

diharapkan dapat mendorong terciptanya transparansi penganggaran,

memudahkan pelaksanaan anggaran yang berorientasi kinerja sehingga tujuan

dan indikator kinerja dapat lebih diperjelas, skala prioritas anggaran lebih

mudah ditentukan dan mendukung kesinambungan kegiatan multiyears dan

MTEF, serta memudahkan pertanggungjawaban, pengawasan, dan

pemeriksaan.

c. Performance Based Budgeting adalah suatu sistem penganggaran dimana

anggaran harus menjadi bagian dari pengembangan sistem perencanaan yang

berlandaskan kinerja. Dengan menggunakan sistem penganggaran

berdasarkan kinerja (performance based budgeting) diharapkan akan lebih

mendukung perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan sumber

daya dan memperkuat proses pengambilan keputusan tentang kebijakan

kerangka menengah. Performance Based Budgeting adalah suatu perencanaan

penganggaran yang menghungkan antara sumber daya (input) dengan

produksi (output) yang efisien sehingga berimplikasi pada pencapaian

sasaran/ hasil (outcome). Penyusunan anggaran berdasarkan pertimbangan

beban kerja (workload) dan unit cost data kedalam setiap kegiatan terstruktur

dalam suatu program kerja. Sistem ini mengakomodasi terdidentifikasinya

target-target kinerja dalam proses perencanaan strategis sehingga lebih sesuai

untuk diterapkan untuk memenuhi tuntutan efisiensi, efektivitas, dan

akuntabilitas penyelenggaraan pengelolaan keuangan negara.

Step by step:

1. Pada saat awal tahun anggaran Kementrian Negara/Lembaga akan

menyusun Rencana Strategik (RENSTRA) yang akan dilakukan pada

Kementrian Negara/Lembaga masing-masing. Kementrian Keuangan

bersama dengan Bapennas menyusun Surat Edaran Bersama Prioritas

Program dan Indikasi Pagu yang kemudian dikirimkan kepada Kementrian

Negara/Lembaga dalam rangka untuk menyusun Rencana Kerja

Kementrian/Lembaga.

Page 31: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

30

2. Pada bulan Mei, secara resmi pemerintah, dalam hal ini Menteri Keuangan

menyampaikan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan

Fiskaluntuk tahun anggaran mendatang kepada DPR, yang kemudian akan

dibahas bersama antara pemerintah Pusat dan DPR dalam pembicaraan

pendahuluan rancangan APBN (RAPBN).

a. Pokok- Pokok Kebijakan Fiskal tahun anggaran berikutnya

disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya pertengahan bulan Mei

tahun berjalan, hal ini sesuai dengan UU No.17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara. Sedangkan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah

(RKP) dilakukan pembahasan dalam Sidang Kabinet yang selanjutnya

menjadi RKP. Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) yang merupakan penjabaran RPJM Nasional

yang memuat rancangan kerangka ekonomi yang termasuk

didalamnya arah kebijakan fiskal dan moneter, prioritas

pembangunan, rencana kerja dan pendanaannya baik yang

dilaksanakan oleh Pemerintah maupun dengan mendorong

partisipasi masyarakat.

b. Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan

Fiskal merupakan penjelasan pemerintah mengenai perkembangan

ekonomi Indonesia dan hasil-hasil program kerja pemerintah

selama tahun anggaran yang telah dilalui, serta arah kebijakan

fiskal dan sasaran pembangunan ekonomi di tahun berikutnya.

Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal ini

akan menjadi acuan bagi pemerintah dan DPR sebagai institusi

yang memiliki hak budget untuk merumuskan kebijakan umum dan

prioritas APBN dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan

yang ditetapkan di dalam Rencana Kerja Pemerintah

3. Setelah Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal

disetujui oleh DPR maka pada level sidang kabinet dibahas mengenai

Kebijakan Umum dan Prioritas Anggaran, dan berdasarkan keputusan

yang diambil dalam sidang Kabinet tersebut Kementrian Keuangan

menetapkan SE tentang Pagu Sementara yang menunjukkan jumlah plafon

sementara bagi setiap program kegiatan yang ada di setiap

Kementrian/Lembaga.

4. Kemudian setelah menerima SE Pagu Sementara dan berdasarkan Rencana

Kerja (RENJA) yang dibuat sebelumnya, Kementrian/Lembaga menyusun

Rencana Kerja Anggaran Kementrian Lembaga (RKA-KL) yang memuat

kegiatan dan anggaran dari seluruh satuan kerja yang ada di Kementrian

Negara/Lembaga tersebut. Setiap Kementrian Negara /Lembaga akan

melakukan pembahasan dengan DPR sesuai dengan komisi terkait.

5. Hasil pembahasan RKA-KL dengan DPR kemudian disampaikan kepada

Bapennas paling lambat pertengahan bulan Juni. Kemudian Bapennas akan

melakukan penelaahan guna mengetahui apakah RKA-KL yang dibuat oleh

Kementrian Lembaga telah sesuai dan konsisten dengan RKP yang telah

ditetapkan pada awal tahun anggaran berdasarkan arahan dari Presiden.

Kementrian Keuangan dalam hal ini c.q. Direktorat Jenderal Anggaran juga

Page 32: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

31

melakukan penelaahan RKA-KL dengan Surat Edaran Menteri Keuangan

tentang pagu sementara, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran

sebelumnya dan standar biaya yang telah ditetapkan guna mengetahui

konsistensi dengan prioritas anggaran.

6. Setelah disetujui, kemudian seluruh RKA-KL dari Kementrian

Negara/Lembaga akan dihimpun menjadi satu dan menjadi lampiran

Rancangan APBN. Selambat-lambatnya pertengahan bulan Agustus,

Presiden akan menyampaikan Nota Keuangan Rancangan APBN dan

lampiran tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

7. Kemudian dilakukan pembahasan Rancangan APBN bersama antara

pemerintah dengan DPR untuk kemudian ditetapkan menjadi Undang-

undang APBN paling lambat akhir bulan Oktober. Selanjutnya

Kementrian Keuangan akan menyusun Rancangan Perpres tentang Rincian

APBN berdasarkan:

o unit organisasi dan jenis belanja,

o fungsi, subfungsi, program dan jenis belanja

o program, kegiatan dan jenis belanja

o lokasi dan jenis belanja

o alokasi anggaran masing-masing satker dan jenis belanja.

Presiden menanda tangani Rancangan Perpres Tentang Rincian APBN

selambat-lambatnya akhir bulan November yang kemudian menjadi Peraturan

Presiden Tentang Rincian APBN. Selanjutnya berdasarkan Perpres Rincian

APBN dan RKA-KL, masing-masing Kementrian Negara/Lembaga akan

menyusun konsep DIPA yang akan disampaikan selambat-lambatnya minggu

kedua bulan Desember kepada Kementrian Keuangan c.q. Direktorat

Jenderal Perbendaharaan untuk kemudian disahkan paling lambat 31

Desember. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran dikirimkan kepada setiap satuan

kerja yang ada di setiap Kementrian Negara/Lembaga yang ada di seluruh

Indonesia.

2. Pengesahan Anggaran

Pada tahap dua siklus anggaran, anggaran eksekutif diajukan ke legislatif

untuk dimintai pertimbangan (yang mungkin melibatkan dengar pendapat di

berbagai komite) dan akhirnya disetujui. Kerangka kerja hukum negara akan

menentukan jenis perubahan yang dapat dilakukan legislatif. Biasanya publik dan

masyarakat sipil memusatkan perhatiannya pada tahap ini karena memang

menjanjikan akses terbesar bagi input dari warga.

3. Pelaksanaan Anggaran

Undang-undang APBN mempunyai sifat sebagai berikut:

o Formal (hukum): bahwa anggaran tersebut membatasi ruang gerak

pemerintah, maksudnya adalah segala tindakan yang mengakibatkan

Page 33: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

32

pengeluaran negara harus sesuai dengan jumlah pagu yang telah

ditetapkan (tidak boleh melampuai batas pagu yang ada).

o Material (keuangan): bahwa anggaran tersebut bagi pemerintah

merupakan rencana keuangan yang perlu disesuaikan dengan

perkembangan atau perubahan dengan mengadakan pergeseran

anggaran.

o Menggambarkan Kebijakan Pemerintah dalam menentukan hak dan

kewajiban dalam masa anggaran yang bersangkutan.

Dan dalam pelaksanaannya harus didasarkan pada prinsip:

o Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang

disyaratkan;

o efektif, terarah, dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan

serta fungsi setiap Departemen ataupun Lembaga Pemerintah Non

Departemen;

o Mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri dengan

memperhatikan kemampuan.

Ketika anggaran yang disusun/direncakan dengan baik dilaksanakan, maka

effisiensi operational dalam pelaksanaannya sesuai dengan:

1) Budget funds harus dikeluarkan pada saat yang tepat.

2) Rasio cash yang tinggi harus dihindari (kecuali pada keadaan darurat).

Budget implementation dan rencana cash harus dipersiapkan, tetapi harus

berdasarkan budget estimates dan mempertimbangkan tanggung jawab

yang ada.

3) Budget amandements harus dengan tegas diatur dengan peraturan dan

batasannya.

4) Veriments (transfer antara item) dibenarkan, tetapi tidak mendorong

perubahan dari prioritas dibuatnya anggaran tersebut. Peraturan veriment

harus dibuat untuk memungkinkan control dan fleksibilitas management

pada item utama tersebut.

5) Internal control. Biasanya lebih cocok pada control dilakukan oleh

pemerintah pusat, tetapi untuk melaksanakannya system monitoring dan

auditing yang kuat sangat diperlukan, untuk menghindari campur tangan

yang berlebihan dari pemerintah pusat dalam budget management.

6) Ketika proses pembayaran dan pengendalian akuntansi

didesentralisasikan, suatu control pusat pada cash sangat diperlukan. Dan

ketika proses pembayaran dan pengendalian akuntansi disentralisasikan,

suatu system diperlukan untuk memastikan bahwa pembayaran dibuat

tepat waktu dan berdasarkan budget dan rencana cash, tanpa prioritasi dari

pemerintah pusat.

7) Beberapa pemindahan dari appropriation diperbolehkan, paling tidak

untuk capital expenditure, tapi perlu diatur.

Page 34: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

33

Sejalan dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan keuangan negara,

fungsi perbendaharaan mempunyai peran yang sangat signifikan dalam rangka

pengelolaan sumber daya keuangan pemerintah yang terbatas secara efisien.

Fungsi perbendaharaan tersebut meliputi, terutama, perencanaan kas yang

baik, pencegahan agar sampai terjadi kebocoran dan penyimpangan, pencarian

sumber pembiayaan yang paling murah dan pemanfaatan dana yang

menganggur (idle cash)untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya keuangan.

Fungsi tersebut kemudian dijabarkan dalam ruang lingkup perbendaharaan

negara sesuai dengan pasal 2 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara yaitu :

a. pelaksanaan pendapatan dan belanja negara;

b. pelaksanaan pendapatan dan belanjadaerah;

c. pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara;

d. pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah

e. pengelolaan kas;

f. pengelolaan piutang dan utang negara/daerah;

g. pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah;

h. penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan

negara/daerah;

i. penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD;

j. penyelesaian kerugian negara/daerah;

k. pengelolaan Badan Layanan Umum;

l. perumusan standar, kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan

dengan pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan

APBN/APBD.

Penyesuaian APBN dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan

kemudian dibahas bersama DPR dengan Pemerintah Pusat dalam rangka

penyusunan prakiraan perubahan atas APBN tahun anggaran yang bersangkutan

biasanya terjadi dengan kondisi seperti berikut :

a. perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang

digunakan dalam APBN;

b. perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal;

c. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran

antarunit organisasi, antarkegiatan, dan antarjenis belanja;

d. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya

harus digunakan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan.

4. Pengawasan Anggaran Pada dasarnya, pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan anggaran baik

pada tataran Departemen Keuangan/ Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum

Negara (BUN) maupun Satker Kementerian/ Lembaga selaku Pengguna

Anggaran/ Kuasa.

Pengguna Anggaran mendasarkan pembuatan komitmen dan verifikasinya

dengan memperhatikan struktur anggaran yang tertera dalam dokumen

pelaksanaan anggaran.Ini bukan menjadi satu-satunya kontrol terhadap

Page 35: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

34

pengelolaan anggaran, tetapi menjadi ukuran ketaatan yang utama dalam standar

pengawasan anggaran.Karena bagaimanapun, realisasi sebuah anggaran tidak

boleh melampaui ketersediaan anggaran yang telah diotorisasi.

Dalam pandangan yang lebih moderat dan umum, pengawasan anggaran

dan kegiatan pengelolaan keuangan negara diakomodasi dalam aspek sistem

pengendalian internal pemerintah. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara Pasal 58 menjabarkan kerangka peningkatan kinerja, transparansi, dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara melalui penyelenggaraan sistem

pengendalian intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh. Hal ini

dideterminasikan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) yang ditetapkan oleh

presiden.

a. Pengawasan Intern

Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan

kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai

untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui

kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan

aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Pihak-pihak yang terkait dalam lingkungan SPIP ini antara lain Inspektorat

Jenderal dalam tataran manajemen pengawasan Kementrian/ Lembaga dan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam tataran manajemen

pengawasan pemerintah pusat/ presiden.

b. Pengawasan Ekstern

Dilaksanakan oleh masyarakat atau organisasi yang berkepentingan dengan

lembaga atau organisasi yang diawasi.Aparat pengawas ekstern adalah BPK

(Badan Pemeriksa Keuangan).

5. Pertanggungjawaban Anggaran

Paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir, pemerintah

sebagai entitas pelaporan melalui Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal

harus menyampaikan laporan pelaksanaan APBN kepada Badan Pemeriksa

Keuangan. Laporan keuangan yang disampaikan meliputi Neraca, Laporan

Realisasi Anggaran, dan Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan

kompilasi dari seluruh satker kementerian/ lembaga yang merupakan entitas

akuntansi dan pelaporan. Sedangkan Departemen Keuangan sendiri, karena

merangkap sebagai unit yang memegang fungsi perbendaharaan juga wajib

menyampaikan Laporan Arus Kas. Audited Financial Statements tersebut

kemudian disampaikan BPK kepada DPR paling lambat 6 (enam) bulan setelah

tahun anggaran berakhir.

Page 36: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

35

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Nama : .................................................................... ....... NILAI

Nim : ....................................................................

Tanggal : ....................................................................

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa dapat menjelaskan tentang Siklus

Anggaran

II. Alat dan Bahan

1. Buku panduan manajemen keuangan pemerintah

2. Lembar kerja praktek mahasiswa (LKPM)

3. Laptop

4. Internet

III Cara kerja

1. Bacalah definisi dari Siklus Anggaran Indonesia

2. Carilah di internet penjelasan tentang Siklus Anggaran Indonesia

3. Isilah pertanyaan dibawah ini!

IV Isilah jawaban dibawah ini

1. Jelaskan tujuan dari penganggaran?

....................................................................................................................................

................................................................................................................................

.............................................................................................................................

.................................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

Page 37: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

36

2. Tuliskan fungsi perbendaharaan?

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

3. Jelaskan perbedaan antara :

Pengawasan intern Pengawasan ekstern

Page 38: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

37

Page 39: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

38

Pertemuan 8

1. Capaian Pembelajaran :Setelah Mengikuti Pembelajaran,Mahasiswa

MampuMemahami Proses Penyusunan Anggaran

2. Kemampuan Akhir yang diharapkan :Mahasiswa Mampu Menyusun

Anggaran

3. Pokok Bahasan : Proses Penyusunan Anggaran

4. Sub Pokok Bahasan :

a. Tujuan dari penyusunan Anggaran

b. Pentingnya perspektif jangka menengah untuk penganggaran.

5. Materi :

Proses Penyusunan Anggaran

A. Tujuan dari penyusunan Anggaran

Selama penyusunan anggaran, penukaran dan pemprioritasan diantara

program

program harus dilaksanakan untuk memastikan anggaran sesuai dengan prioritas

dan

kebijakan pemerintah. Kemudian, varian yang paling efektif dalam biaya harus

dipilih.Dan yang terakhir, peningkatan efisiensi operasional harus dicari. Hal-hal

tersebut tidak dapat dicapai kecuali pembatasan keuangan dimasukkan kedalam

proses sejak awal. Proses penyusunan anggaran memiliki 4 unsur :

Menyusun target keuangan dan tingkat pengeluaran yang sesuai dengan

target. Hal ini adalah tujuan dari pembuatan kerangka ekonomi makro.

Merumuskan kebijakan pengeluaran.

Mengalokasikan sumber daya agar sesuai dengan kebijakan dan target fiskal.

Ini adalah tujuan utama dari proses inti penyusunan anggaran.

Mengatasi masalah-masalah eifisiensi dan performa operasional.

B. Pentingnya perspektif jangka menengah untuk penganggaran.

Kebutuhan untuk mengatasi semua tiga tujuan manajemen yaitu

pengeluaran public fiskal, alokasi sumber daya strategis, dan efisiensi operasional,

membutuhkan hubungan antara kebijakan dan penganggaran, dengan perspektif

masa depan. Tentu saja masa depan selalu tidak pasti, apalagi dimasa periode

yang makin jauh kedepan. Semisal, suatu “penganggaran” hanya untuk waktu satu

minggu depan hanya sedikit terkena dampak ketidakpastian, namun juga

merupakan instrument kebijakan yang paling tidak relevan. Dilain sisi,

penganggaran untuk periode bertahun-tahun dapat memberikan konteks yang

lebih luas, namun membawa dampak ketidakpastian yang lebih besar juga. Pada

prakteknya, “multiyear” berarti “jangka menengah”, sebagai contoh perspektif

yang meliputi 3 sampai 5 tahun, termasuk tahun anggaran.

Secara jelas, kemudahan dalam menjalanakan perspektif multiyear lebih

besar apabila pendapatan dapat diprediksi dan mekanisme yang mengontrol

pengeluaran

Page 40: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

39

dikembangkan dengan baik. Kondisi ini tidak ada di banyak negara-negara

berkembang.

Dilemanya adalah bahwa perpektif multi tahunan secara khusus penting di

Negara negara itu dimana kendali kebijakan sangat penting untuk pengembangan

ketahanan,

dan manajer publik sering sangat membutuhkan ramalan dan fleksibilitas.

Secara spesifik, anggaran tahunan harus mencerminkan tiga pertimbangan

multitahunan

paling penting:

1. Biaya pembelanjaan modal yang akan berulang di masa depan.

2. Kebutuhan pendanaan dari program-program.

3. Kemungkinan-kemungkinan yang mungkin berdampak pada

diperlukannya pembelanjaan di masa depan.

Sebuah perspektif jangka pendek diperlukan karena masa dari anggaran

tahun sangatpendek untuk membuat penyesuaian prioritas pembelanjaan,

sedangkan didalam perspektif jangka panjang ketidakpastian menjadi terlalu

besar.Ketika anggaran di susun, sebagian besar pembelanjaan dari tahun anggaran

sudah dipastikan, sebagai contoh gaji dan pensiun pegawai negeri.biaya lainnya

bisa di sesuaikan, tapi biasanya hanya sedikit. proyeksi pembelanjaan jangka

menengah juga diperlukan untuk menunjukkan pada masyarakat arah perubahan

yang diinginkan.

Akhirnya, dalam anggaran tahunan, hubungan antara kebijakan sektoral dan

anggaran alokasi sering lemah.politisi mengumumkan kebijakan, tetapi

anggarannya sering gagal untuk menyediakan sumberdaya yang diperlukan.

Page 41: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

40

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Nama : .................................................................... ....... NILAI

Nim : ....................................................................

Tanggal : ....................................................................

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa dapat menjelaskan tentang Proses

Penyusunan Anggaran

II. Alat dan Bahan

1. Buku panduan manajemen keuangan pemerintah

2. Lembar kerja praktek mahasiswa (LKPM)

3. Laptop

4. Internet

III Cara kerja

1. Bacalah definisi dari Proses penyusunan anggaran

2. Carilah di internet penjelasan tentang Proses penyusunan anggaran

3. Isilah pertanyaan dibawah ini!

IV Isilah jawaban dibawah ini

1. Jelaskan secara rinci aktivitas persiapan penyusunan anggaran di Indonesia?

....................................................................................................................................

................................................................................................................................

.............................................................................................................................

.................................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

Page 42: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

41

2. Jelaskan syarat-syarat untuk meyusun anggaran yang baik?

.................................................................................................................................

................................................................................................................................

.............................................................................................................................

.................................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

Page 43: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

42

Pertemuan 9

1. Capaian Pembelajaran :Setelah Mengikuti Pembelajaran, Mahasiswa Mampu

Memahami Proses Penyusunan Anggaran yang Baik

2. Kemampuan Akhir yang diharapkan :Mahasiswa Mampu Menyusun

Anggaran dengan baik

3. Pokok Bahasan : Proses Penyusunan Anggaran

4. Sub Pokok Bahasan :

a. Syarat-syarat untuk penyusunan anggaran yang baik.

5. Materi :

A. Syarat-syarat untuk penyusunan anggaran yang baik

Sebagai tambahan untuk perspektif multiyear, peyusunan anggaran tahunan

yang baik perlu untuk membuat keputusan awal dan untuk menghindari sejumlah

praktek yang dipertanyakan.

a. Kebutuhan keputusan awal.

Menyusun anggaran melibatkan pilihan-pilhan sulit.Keputusan-keputusan

ini dapat dibuat dengan pengorbanan, atau dapat dihindari, namun dengan

pengorbanan yang lebih besar lagi.Trade-off penting dibuat secara eksplisit ketika

merumuskan anggaran, hal ini menjamin kelancaran pelaksanaan program

prioritas dan menghindari pengelolaan program yang menganggu pelaksanaan

anggaran. Penundaan pengambilan keputusan awal mengakibatkan pengambllan

keputusan dikemudian hari menjadi lebih sulit dan berkonsekuensi proses

anggaran menjadi kurang efisien.

b. Kebutuhan pembatasan yang tegas.

Pemberian pembatasan yang tegas kepada kementrian semenjak awal

penyusunan anggaran menyebabkan pergeseran mentalitas “membutuhkan”

menjadi mentalitas “ketersediaan”. Penyusunan anggaran tahunan harus berada

dalam kerangka makroekonomik yang baik, dan harus diatur berdasarkan lini-lini

berikut :

Pendekatan top-down, yang terdiri dari :

Menentukan total sumber daya yang tersedia untuk belanja public.

Menetapkan batas belanja sektoral yang sesuai dengan prioritas

pemerintah.

Memberitahukan batas belanja ini kepada setiap kementrian

Pendekatan bottom-up, terdiri dari perumusan dan biaya pengeluaran

sektoral didalam batas pengeluaran sektoral.

Mekanisme rekonsiliasi dan pengulangan, untuk menghasilkan program

pengeluaran menyeluruh.

Walaupun proses tersebut harus disesuaikan untuk setiap negara, namun

pendekatan yang dilaksanakan biasanya adalah pendekatan top-down. Penerapan

pendekatan ini selalu perlu untuk penganggaran yang baik, tidak terkait dengan

periode waktu yang terlingkup.

Page 44: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

43

c. Menghindari pelaksanaan penganggaran yang meragukan.

Beberapa pelaksanaan anggaran digunakan secara luas namun tidak sejalan

dengan penganggaran yang baik. Beberapa kegiatan tersebut yang utama adalah :

d. Penganggaran bertambah.

Proses anggaran selalu bertambah karena mengikuti konteks yang ada,

kebijakan

Yang berkelanjutan, dan program yang sedang berlangsung. Kecuali ketika ada

“shock”

yang diperlukan, kebanyakan ukuran struktural dapat di implementsikan hanya

secara

progresif. Melaksanakan anggaran tahunan berbasis ‘zero based” yang mencakup

semua

program adalah hal yang tidak mungkin. Pembicaraan antara departemen

keuangan dan

kementrian lain dilakukan untuk meninjau kembali item yng berbeda dan untuk

tawar

menawar pengurangan atau penambahan item item tersebut, pembicaraan tersebut

hanya

berfokus pada input tanpa adanya acuan pada hasil. Secara umumnya,

penganggaran

bertambah hanya berfokus pada belanja barang dan jasa, biasanya mata anggaran

terbesar terletak pada kebijakan gaji atau, pada negara berkembang, pembelanjaan

didanai dari bantuan luar negeri.

e. Proses open-ended.

Penyusunan anggaran open ended dimulai dari permintaan yang dilakukan

oleh kuasa pengguna anggaran, tanpa indikasi yang jelas atas batasan keuangan.

Karena permintaan ini hanya berdasarkan keinginan secara keseluruhan melebihi

sumberdaya yang tersedia, kuasa pengguna anggaran tidak punya motivasi

insentif untuk mengajukan penghematan, karena tidak ada jaminan bahwa

tabungan tersebut akan memberikan ketersediaan dana tambahan untuk

melakukan kegiatan baru.

f. Tawar menawar berlebihan dan penghindaran konflik.

Elemen tawar-menawar selalu ada dalam setiap penyusunan anggaran,

karena pilihan-pilihan dibuat diantara konflik berbagai kepentingan. Namun,

apabila tawar-menawar mengendalikan proses, maka hasil yang dapat

diprediksikan adalah ketidak efisienan dalam pengalokasian sumber daya. Pilihan-

pilhan lebih didasarkan pada kekuatan politik dari berbagai pelaku ketimbang

berdasarkan fakta, integritas, atau hasil.

Alih-alih anggaran yang transparan dan sesuai, yang tercapai adalah

kesepakatan yang salah seperti peningkatan pengeluaran pajak, penciptaan dana

khusus, atau peningkatan ketergantungan pada hutang.

Tawar menawar ini dilakukan untuk menghindari konflik internal birokrasi, dana

yang sedikit dibagikan untuk program-program yang terlalu banyak untuk

memuaskan semua orang, menyebabkan overestimasi pada penerimaan dan

Page 45: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

44

underestimasi pada komitmen berkelanjutan, menggelembungkan pendanaan di

tahun kedua dari program pendanaan multiyear, dan lain-lain.

Mekanisme penghindaran konflik ini sering terjadi di negara-negara

dengan pemerintahan yang didalamnya tidak bersatu. Konsekuensinya,

peningkatan proses perumusan kebijakan dapat memberikan manfaat dalam

kepada penyusunan anggaran, melalui penguatan persatuan didalam

pemerintahan.

Penghindaran konflik terjadi tidak hanya terjadi di hubungan antara

Departemen Keuangan dan Kementrian lainnya, namun juga antara kementrian

dan agen subordinat dibawahnya.Kesatuan yang buruk pada kementrian

digunakan oleh Departemen Keuangan sebagai pembenaran untuk memimpin

dalam menyusun komposisi dari program sektoral. Karena itu, semua kebiasaan

buruk yang ditumbulkan oleh proses penyusunan anggaran “open-ended” dapat

menurunkan insentif untuk Departemen Keuangan untuk mendorong peningkatan

pada sistem.

g. Dual budgeting

Sistem penganggaran “dual budgeting” adalah penganggaran dimana

anggaran belanja negara dipisahkan antara anggaran belanja rutin dan anggaran

pembangunan. Pemisahan anggaran rutin dan anggaran pembangunan tersebut

dimaksudkan untuk menekankan arti pentingnya pembangunan, namun dalam

pelaksanaannya telah menunjukan banyak kelemahan.

Pertama, duplikasi antara belanja rutin dan belanja pembangunan oleh

karena kurang tegasnya pemisahan antara kegiatan operasional organisasi dan

proyek, khususnya proyek-proyek non-fisik. Dengan demikian, kinerja sulit

diukur karena alokasi dana yang ada tidak mencerminkan kondisi yang

sesungguhnya.

Kedua, penggunaan “dual budgeting” mendorong dualisme dalam

penyusunan daftar perkiraan mata anggaran keluaran (MAK) karena untuk satu

jenis belanja, ada MAK yang diciptakan untuk belanja rutin dan ada MAK lain

yang ditetapkan untuk belanja pembangunan.

Ketiga, analisis belanja dan biaya program sulit dilakukan karena anggaran

belanja rutin tidak dibatasi pada pengeluaran untuk operasional dan belanja

anggaran pembangunan tidak dibatasi pada pengeluaran untuk investasi.

Keempat, proyek yang menerima anggaran pembangunan diperlakukan

sama dengan satuan kerja, yaitu sebagai entitas akuntansi, walaupun proyek hanya

bersifat sementara. Jika proyek sudah selesai atau dihentikan tidak ada

kesinambungan dalam pertanggungjawaban terhadap asset dan kewajiban yang

dimiliki proyek tersebut.Hal ini selain menimbulkan ketidakefisienan dalam

pembiayaan kegiatan pemerintahan, juga menyebabkan ketidakjelasan keterkaitan

antara output/outcome yang dicapai dengan penganggaran organisasi.

T-Account ke I-Account

Sebelum tahun 2001, prinsip APBN Indonesia adalah anggaran berimbang

dinamis, dimana jumlah penerimaan negara selalu sama dengan pengeluaran

negara, dan jumlahnya diupayakan meningkat dari tahun ke tahun. Jadi pinjaman

dari luar negeri dianggap sebagai penerimaan negara, sehingga setiap tahun

Page 46: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

45

negara tidak pernah mengalami deficit. Sejak tahun 2001 hingga sekarang,

prinsip anggaran yang digunakan adalah anggaran surplus/defisit.Sejalan dengan

itu, format dan struktur APBN berubah dari T-Account menjadi I-Account.

Format dan struktur I-account yang berlaku saat ini terdiri atas :

1) pendapatan negara dan hibah,

2) belanja negara, dan

3) pembiayaan.

Pendapatan negara dan hibah menampung seluruh pendapatan negara yang

bersumber dari:

1) penerimaan perpajakan

2) penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan

3) hibah.

Sedangkan belanja negara menampung seluruh pengeluaran negara, yang terdiri

dari:

1) belanja pemerintah pusat, yang meliputi pengeluaran rutin dan

pengeluaran pembangunan, dan

2) belanja untuk daerah, yang meliputi dana perimbangan dan dana otonomi

khusus dan penyeimbang/penyesuaian.

Selisih antara pendapatan negara dan hibah dengan belanja negara akan berupa

surplus/defisit anggaran. Guna menutup defisit anggaran maka diperlukan

pembiayaan yang bersumber dari luar pendapatan negara dan hibah, yang antara

lain bersumber dari:

1) pembiayaan dalam negeri, dan

2) pembiayaan luar negeri.

Dalam sistem dual budgeting, pengeluaran rutin dimaksudkan sebagai

pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang dialokasikan untuk membiayai

kegiatan rutin pemerintahan, yang terdiri dari :

1) belanja pegawai,

2) belanja barang,

3) pembayaran bunga utang,

4) subsidi, dan

5) pengeluaran rutin lainnya.

Sementara itu, pengeluaran pembangunan merupakan pengeluaran negara

yang dialokasikan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan yang

dibebankan pada anggaran belanja pemerintah pusat dalam rangka pelaksanaan

sasaran pembangunan nasional, baik berupa sasaran fisik maupun nonfisik. Dalam

hal ini, pengeluaran pembangunan terdiri dari:

i. pengeluaran pembangunan dalam bentuk pembiayaan rupiah, yang

pendanaannya bersumber dari dalam negeri dan dari luar negeri dalam

bentuk pinjaman program, dan

ii. pengeluaran pembangunan dalam bentuk pembiayaan proyek, yang

pendanaannya bersumber dari luar negeri dalam bentuk pinjaman proyek.

Dengan adanya perubahan format dan struktur belanja negara menurut jenis

belanja maka secara otomatis tidak ada lagi pemisahan antara belanja rutin dan

belanja pembangunan (unified budget).

Page 47: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

46

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Nama : .................................................................... ....... NILAI

Nim : ....................................................................

Tanggal : ....................................................................

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa dapat menjelaskan tentang Proses

Penyusunan Anggaran yang Baik

II. Alat dan Bahan

1. Buku panduan manajemen keuangan pemerintah

2. Lembar kerja praktek mahasiswa (LKPM)

3. Laptop

4. Internet

III Cara kerja

1. Bacalah definisi dari Proses penyusunan anggaran yang baik

2. Carilah di internet penjelasan tentang Proses penyusunan anggaran yang baik

3. Isilah pertanyaan dibawah ini!

IV Isilah jawaban dibawah ini

1. Jelaskan bagaimana proses penyusunan anggaran yang baik!

....................................................................................................................................

................................................................................................................................

.............................................................................................................................

.................................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

Page 48: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

47

2. Jelaskan sistem dual budgeting!

....................................................................................................................................

................................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................. ...

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

3. T-Account ke I-Account

....................................................................................................................................

................................................................................................................................

.............................................................................................................................

.................................................................................................................. ...............

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

............................................................................................................................

Page 49: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

48

Pertemuan 10

1. Capaian Pembelajaran :Setelah Mengikuti Pembelajaran, Mahasiswa Mampu

Memahami Konteks Makro Ekonomi dan Kebijakan

2. Kemampuan Akhir yang diharapkan :Mahasiswa Mampu Memahami

tentang Konteks Makroekonomi dan Kebijakan

3. Pokok Bahasan : Konteks Makroekonomi dan Kebijakan

4. Sub Pokok Bahasan :

a. Konteks Makroekonomi Dan Kebijakan

b. Aktifitas Persiapan Penyusunan Anggaran Di Indonesia

5. Materi :

A. KONTEKS MAKROEKONOMI DAN KEBIJAKAN

1. Kerangka ekonomi makro dan target fiscal

a. Pentingnya suatu kerangka ekonomi makro

Dasar bagi penganggaran pengeluaran adalah:

Penilaian yang realistis tentang sumber daya yang dimiliki pemerintah

Tujuan fiscal

Kemampuan untuk menerjemahkan prioritas kebijakan ke dalam

penganggaran dan kemudian memastikan kesesuaian pengeluaran aktual dengan

anggaran, yang tergantung pula pada proyeksi makroekonomi dan prakiraan

pendapatan.Perkiraan berlebih pada pendapatan mengakibatkan formulasi

anggaran menjadi “miskin” karena proyeksi pendapatan lebih besar daripada

pengeluaran pemerintah.

Persiapan sebuah kerangka makroekonomi merupakan elemen penting dalam

proses penyusunan anggaran. Proyeksi makroekonomi bukan suatu hal yang

sederhana. Proyeksi harus benar-benar didasarkan kepada target-target dan

instrument-instrumen seperti kebijakan moneter, kebijakan fiskal, nilai tukar mata

uang, kebijakan perdagangan, kebijakan utang luar negeri, promosi dari kegiatan

sektor swasta serta reformasi lembaga sector public. Proyeksi seharusnya meliputi

kondisi saat ini (current) dan beberapa tahun ke depan (2-4 tahun).

b. Target fiscal dan Indikator-indikator.

Penentuan target fiscal secara eksplisit memberikan suatu kerangka kerja

untuk penyusunan anggaran yang memungkinkan pemerintah menyatakan dengan

jelas tentang kebijakannya , legeslatif dan masyarakat dapat memantau

implementasi kebijakan pemerintah sehingga dapat diketahui bahwa eksekutif

telah menjalankan kegiatan dan keuangannya secara akuntabel

(bertanggungjawab). Target fiscal dan indicator-indikatornya harus mencakup tiga

bidang: posisi fiscal saat ini(misalnya deficit fiscal), keberlanjutan fiscal

(misalnya hutang, pajak, atau rasio pengeluaran terhadap GDP) dan kerentanan

(vulnerability) misalnya analisis hutang luar negeri.

Defisit kas adalah termasuk persyaratan pinjaman pemerintah (baik dari

domestic maupun luar negeri). Hal ini terkait dengan uang beredar dan target

inflasi dan prospeknya. Karena itu deficit adalah sasaran kebijakan utama untuk

memastikan bahwa anggaran akan dibiayai dengan cara noninflatory dan tanpa

Page 50: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

49

melibatkan dana swasta, sementara menjaga pertumbuhan hutang public

terkontrol. Deficit kas harus selalu dimasuk dalam menetapkan target fiscal.

Sangatlah penting untuk menggarisbawahi bahwa tujuan yang luas dari

kebijakan fiskal bukanlah deficit pada tingkat tertentu tetapi posisi fiscal yang

berkelanjutan dalam kaitannya dengan tujuan kebijakan dan ketersediaan sumber

daya. Indikator kesinambungan fiscal meliputi rasio utang terhadap PDB

(Produk Domestik Bruto), pajak terhadap PDB.

Akan tetpi, perubahan besar dalam kekaayaan bersih pemerintah dapat

disebabkan oleh perubahan nilai asset seperti tanah, sehingga pemerintah tidak

memiliki niat langsung mencirkan. Oleh karena itu, ukuran nilai kekayaan bersih

bisa berbahaya jika digunakan sebagai indicator kebijakan fiskal dalam jangka

dekat.

Penilaian kerentanan fiscal (fiscal vulnerability) juga diperlukan, terutama

pada negara-negara yang memperoleh manfaat dari arus modal jangka pendek.

Khususnya relevan dengan Negara-negara Asia yang terkena krisis keuangan

tahun 1997; seperti penilaian,volume dapat didasarkan pada analisis jatuh tempo

utang pemerintah menggunakan devisa cadangan, dll.Tidak ada pertanyaan bahwa

standar ukuran defisit mungkin menunjukkan situasi fiskal yang sehat yang pada

kenyataannya rapuh. Namun sebagaimana ditunjukkan oleh perkembangan

terakhir, pedoman untuk menilai kerentanan fiskal adalah meragukan dan tidak

jelas.

c. Penyusunan Kerangka Makroekonomi.

Sebuah kerangka kerja makroekonomi biasanya menyertakan proyeksi neraca

pembayaran, sektor riil (yakni, produksi), rekening fiskal, dan sector moneter.Ini

adalah alat untuk memeriksa konsistensi asumsi-asumsi atau proyeksi mengenai

pertumbuhan ekonomi, defisit fiskal, neraca pembayaran, nilai tukar, inflasi,

pertumbuhan kredit dan pembagian sektor publik dan swasta pada kebijakan

pinjaman eksternal, dll.

Pemerintah pusat harus dipertimbangkan ketika menentukan proyeksi fiscal

dan menentukan target fiscal, tetapi target fiscal seharusnya dirinci antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam beberapa sistem desentralisasi,

dengan undang-undang target fiskal tidak dapat secara langsung dikenakan pada

pemerintah pusat dan pemerintah daerah.Pada kasus tersebut, diperlukan untuk

menilai kelayakan capaian dengan instrumen yang berbeda di bawah kendali

pemerintah pusat (seperti hibah, pengendalian pinjaman).Namun, kendala pada

defisit fiskal berjalan biasanya banyak pada entitas daerah lebih ketat daripada

yang ada di pemerintah pusat.Alasan utamanya adalah karena kemampuan

pemerintah pusat untuk mengatur uang beredar.

Dalam hal apapun, proyeksi pendapatan harus didasarkan pada analisis rinci

dan

perkiraan oleh pajak pribadi daripada output agregat dari model makroekonomi.

Masalah-masalah yang diungkapkan oleh proyeksi (misalnya, kurangnya

konsistensi antara target pertumbuhan ekonomi dan kebijakan moneter) harus

dibahas antara lembaga yang terlibat dalam manajemen ekonomi makro.Dasar

awal skenario ekonomi makro memberikan informasi yang dibutuhkan untuk

Page 51: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

50

mempersiapkan sektoral dan proyeksi yang detail, tapi proyeksi ini biasanya

mengarah pada gilirannya untuk merevisi skenario utama.

Persiapan sebuah kerangka makroekonomi harus menjadi kegiatan permanen.

Kerangka kerja perlu dipersiapkan pada setiap awal siklus anggaran yang

memadaiuntuk memberikangaris pedoman untuk kementerian dan perlu

diperbarui sepanjang proses penganggaran dan pelaksanaannya untuk

memperhitungkan perubahan intervensi lingkungan ekonomi.

Di samping kerangka dasar, penting untuk merumuskan varian dengan asumsi

yang berbeda, misalnya, perubahan harga minyak.Risiko yang berkaitan dengan

perubahan tak terduga dalam parameter makro ekonomi harus dinilai dan

kebijakan tanggapan yang diidentifikasi di muka, meskipun dalam pengertian

yangsangatumum.

Pentingnya data yang baik tidak dapat diremehkan. Tanpa informasi yang dapat

dipercaya, kerangka ekonomi makro secara harfiah tidak sesuai dengan apa yang

telah diprediksikan di atas kertas. Hal ini mencakup pengumpulan data ekonomi

dan pemantauan perkembangan kondisi ekonomi (keduanya dari yang biasanya

dilakukan oleh biro statistik) juga pemantauan dan pertimbangan perubahan

undang-undang serta peraturan yang mempengaruhi pendapatan, pengeluaran,

pembiayaan dan operasi keuangan pemerintah lainnya.

d. Perkiraan pengeluaran agregat

Biasanya, sebuah kerangka makroekonomi berada pada tingkat agregat di sisi

pengeluaran, dan menunjukkan total gaji pemerintah, barang dan jasa lainnya,

bunga, total transfer, dan belanja modal (dengan sumber pembiayaan).

Jadi, ketika memadukan kerangka fiskal berdasarkan keseluruhan kerangka

makroekonomi , perkiraan dampak dari asumsi-asumsi dan target agregat fiskal

pada komposisi pengeluaran, berdasarkan sektor atau kategori ekonomi, adalah

diperlukan untuk menilai apakah target fiskal realistis dan berkelanjutan, dan

untuk menentukan syarat-syarat untuk memenuhi target tersebut.

Oleh karena itu, persiapan perkiraan pengeluaran agregat bisa membantu

dalam menilai kesinambungan kebijakan pengeluaran, dan dengan demikian

meningkatkan proses penyusunan anggaran (terutama bila menetapkan pagu

pengeluaran untuk berbagai sektor). Perkiraan ini bisa meliputi: (i) biaya yang

akan datang dari proyek-proyek investasi yang besar; (ii) proyeksi untuk hak-hak

yang lebih penting, dan (iii) proyeksi agregat pengeluaran lainnya, dengan fungsi

dan kategori ekonomi yang luas.

Perkiraan-perkiraan ini kurang menuntut dalam hal kapasitas dan proses

kelembagaan daripada Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM).

Fokus hanya pada masalah teknis, sementara mengabaikan persoalan mendasar

pembagian tanggung jawab administrasi akan menghasilkan kerangka ekonomi

makro yang lemah/ inoperativ.

e. Konsolidasi Komitmen Fiskal

Membuat proyeksi makroekonomi public, sementara proses berulang-ulang

menuju yang realistis dan konsisten makroekonomi

kerangka harus tetap rahasia dalam banyak dari aspek-aspek kunci, ketika

kerangka kerja selesai itu harus dibuat publik. Legislatif dan penduduk pada

umumnya memiliki hak untuk mengetahui kebijakan pemerintah yang jelas tujuan

Page 52: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

51

dan sasarannya, tidak hanya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas,

tapi juga untuk mencapai sebuah konsensus di dalam masyarakat sipil. Sementara

konsensus tersebut mungkin memerlukan waktu tambahan, dan memerlukan

perdebatan panjang, hal itu akan menjadi dasar yang sangat berharga bagi

pelaksanaan kebijakan dan program keuangan yang kuat.

B. AKTIFITAS PERSIAPAN PENYUSUNAN ANGGARAN DI

INDONESIA

1. Menetapan Kerangka Kerja Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan

Fiskal

Materi yang termuat dalam kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok

kebijakan fiskal tersebut antara lain:

Paparan mengenai Perkembangan Perekonomian Terkini dan Tantangan

Tahun Berikutnya

Sasaran Pembangunan Ekonomi Nasional, Sasaran Ekonomi Makro dan

Sektoral

Dukungan Kebijakan Fiskal dan Moneter

Kebijakan Fiskal dan RAPBN serta kisaran asumsi makro 2008

2. Memformulasikan Kebijakan Penganggaran

Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal,

Pemerintah bersama DPR membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran

sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai untuk dijadikan acuan bagi setiap

kementrian/lembaga dalam penyusunan usulan anggaran.

3. Menyusun Rencana Kerja Kementerian/Lembaga

Rencana kerja Anggaran disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan

dicapai berdasarkan Renja dan Renstra masing-masing Kementerian/Lembaga

untuk tahun anggaran yang sedang disusun, disertai dengan prakiraan belanja

untuk tahun berikutnya sebagai perwujudan MTEF .

4. Pembahasan Rencana Kerja bersama DPR

Rencana Kerja yang telah disusun Kemeterian/Lembaga dibawa untuk

dibahas bersama DPR. Sesuai Undang-Undang yang berlaku, DPR dapat

mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan

pengeluaran.

5. Penyelesaian Penyusunan Anggaran

Setelah menindaklanjuti hasil pembahasan dengan DPR, Pemerintah

mengajukan RUU APBN untuk disahkan sebagai UU APBN apabila disetujui.

Namun Apabila DPR tidak menyetujui RUU tersebut, Pemerintah Pusat dapat

melakukan pengeluaran setinggitingginya sebesar angka APBN tahun anggaran

sebelumnya.

Page 53: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

52

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Nama : .................................................................... ....... NILAI

Nim : ....................................................................

Tanggal : ....................................................................

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa dapat menjelaskan tentang Konteks

Makroekonomi Dan Kebijakan

II. Alat dan Bahan

1. Buku panduan manajemen keuangan pemerintah

2. Lembar kerja praktek mahasiswa (LKPM)

3. Laptop

4. Internet

III Cara kerja

1. Bacalah tentang Konteks Makroekonomi Dan Kebijakan

2. Carilah di internet penjelasan tentang Aktifitas Persiapan Penyusunan

Anggaran Di Indonesia

3. Isilah pertanyaan dibawah ini!

IV Isilah jawaban dibawah ini

1. Jelaskan cara Penyusunan Kerangka Makroekonomi!

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

2. Jelaskan Aktifitas Persiapan Penyusunan Anggaran Di Indonesia!

................................................................................................................................................................................

Page 54: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

53

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

3. Jelaskan Pentingnya suatu kerangka ekonomi makro!

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

Page 55: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

54

Pertemuan 11

1. Capaian Pembelajaran :Setelah mengikuti pembelajaran,mahasiswa mampu

Memahamai APBN

2. Kemampuan Akhir yang diharapkan :Mahasiswa mampu membuat format

APBN

3. Pokok Bahasan : Format APBN lama dan APBN baru

4. Sub Pokok Bahasan :

a. Perbedaan antara format Apbn lama dan APBN baru

b. Klasifikasi Anggaran Baru

c. Klasifikasi Organisasi

5. Materi :

FORMAT APBN LAMA & APBN BARU

A. Perbedaan antara format Apbn lama dan APBN baru

FORMAT LAMA

FORMAT BARU

Klasifikasi Organisasi

- Tidak dimasukkan dalam Nota

Keuangan dan UU APBN, hanya

diatur dalam Keppres

Klasifikasi Organisasi

- Daftar pengguna anggaran,

termasuk dalam Nota Keuangan

dan UU APBN.Daftar itu sama

dengan Kementrian/Lembaga

(K/L) yang ada

Klasifikasi Sektoral

- Terdiri dari 20 sektor dan 50

subsektor

- Program di break-down dari sub

sector

- Nama program antara belanja rutin

dan belanja modal berbeda

Klasifikasi Fungsional

- Terdiri dari 11 fungsi dan 79

subfungsi

- Program di tiap K/L akan

dikumpulkan sesuai fungsinya

- Nama program berdasarkan

unified budget

Klasifikasi Ekonomi

- Dual Budgeting

- Belanja Negara terdiri dari 6 item

(termasuk belanja modal)

Klasifikasi Ekonomi

- Unified Budgeting

- Belanja Negara terdiri dari 8 item

Basis Alokasi

- Sektor, subsektor, dan program

Basis Alokasi

- Alokasi berdasarkan pada

program masing-masing K/L

Page 56: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

55

B. Klasifikasi Anggaran Baru

Berdasarkan UU no. 17/2003 Bab III tentang Penyusunan dan Penetapan

APBN pasal 11 ayat (5) dinyatakan bahwa: “Belanja negara dirinci menurut

organisasi, fungsi dan jenis belanja”. Dan sesuai pasal 15 ayat (5) dinyatakan

bahwa: APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai dengan Unit Organisasi,

Fungsi, Program, Kegiatan dan Jenis Belanja.

C. Klasifikasi Organisasi

Berdasarkan penjelasan pasal 11 ayat (5) UU No. 17/2003, disebutkan

bahwa rincian belanja Negara menurut organisasi disesuaikan dengan susunan

Kementrian Negara/ Lembaga pemerintahan pusat yang disebut Bagian Anggaran

(BA), terdiri dari 58 Kementrian Negara/ Lembaga. (Lampiran A). Dalam masing-

masing kementrian Negara/lembaga dibagi dalam eselon I yang bertanggung

jawab terhadap suatu pelaksanaan suatu program, unit eselon II dan unit eselon III

yang bertanggung jawab terhadap suatu pelaksanaan kegiatan pendukung

program.

Pelaksanaan, monitoring dan pelaporan anggaran akan terjadi suatu sinergi

yang positif apabila ada sinkronisasi antara struktur program dan kegiatan dengan

struktur organisasinya. Tanggung jawab dan kewenangan akan lebih jelas bagi

para manajer apabila dalam suatu unit organisasi walaupun tetap akan ada sedikit

kesulitan apabila program dimaksud dilaksanakan secara lintas unit organisasi dan

lintas kementrian Negara/ lembaga. Bagian Anggaran merupakan klasifikasi

anggaran berdasarkan organisasi antara lai menurut kementrian/ lembaga.

Page 57: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

56

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Nama : .................................................................... ....... NILAI

Nim : ....................................................................

Tanggal : ....................................................................

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa dapat menjelaskan tentang Format Apbn

Lama & Apbn Baru

II. Alat dan Bahan

1. Buku panduan manajemen keuangan pemerintah

2. Lembar kerja praktek mahasiswa (LKPM)

3. Laptop

4. Internet

III Cara kerja

1. Bacalah tentang Format Apbn Lama & Apbn Baru

2. Carilah di internet penjelasan tentang Klasifikasi Anggaran Baru dan

Klasifikasi Organisasi

3. Isilah pertanyaan dibawah ini!

IV Isilah jawaban dibawah ini

1. Jelaskan rincian belanja di dalam APBN yang baru!

No Rincian Belanja Penjelasan

1

2

3

Page 58: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

57

4

5

6

7

8

2. Jelaskan perbedaan antara APBN lama dan APBN baru!

No APBN lama APBN baru

1

2

3

Page 59: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

58

Pertemuan 12

1. Capaian Pembelajaran :Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa mampu

memahami Klasifikasi Fungsional

2. Kemampuan Akhir yang diharapkan :Mahasiswa mampu memahami

Klasifikasi Fungsional dan memahami klasifikasi ekonomi

3. Pokok Bahasan : Klasifikasi Fungsional

4. Sub Pokok Bahasan:

5. Materi :

A. Klasifikasi Fungsional

Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang

dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.Penerapan

klasifikasi fungsional mendukung performance-based budgeting dengan

memberikan evaluasi kinerjanya.Tidak seperti klasifikasi sektoral yang cenderung

mengalokasikan kepada sector tertentu, klasifikasi fungsional lebih menekankan

fungsi yang dilakukan pemerintah sehingga stakeholder dapat mengukur tingkat

keberhasilan pemerintah.

Klasifikasi fungsi dan subfungsi hanya akan digunakan sebagai alat analisis,

sedangkan anggaran pengeluarannya disiapkan berdasarkan program-program

yang telah diajukan oleh tiap Kementrian Negara/ Lembaga.

Seperti disebutkan di atas, penerapan klasifikasi fungsi oleh pemerintah

mengacu pada GFS yang diperkenalkan oleh IMF seperti yang disebutkan dalam

manual GFS dimana fungsi pemerintahan di breakdown ke dalam 10 fungsi

(COFOG).Namun dalam pelaksanaan di Indonesia, pemerintah hanya

mengadopsinya menjadi 11 fungsi dan 79 subfungsi, (lihat lampiran B). Fungsi-

fungsi tersebut antara lain: pelayanan umum, pertahanan, ketertiban dan

keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum,

kesehatan, pariwisata, budaya agama, pendidikan, dan perlindungan social.

B. Klasifikasi Ekonomi

Dalam klasifikasi ekonomi ini, belanja pemerintah dibagi berdasarkan jenis-

jenis pengeluaran yang berbeda seperti APBN sebelumnya. Di dalam APBN yang

baru, belanja rincian belanja dibagi ke dalam 8 (delapan) kategori, yaitu:

1 Belanja Pegawai Merupakan kompensasi dalam bentuk uang maupun barang

yang diberikan kepada pegawai pemerintah yang bertugas di

dalam maupun di luar negeri sebagai imbalan atas pekerjaan

yang telah dilaksanakan. Dikecualikan untuk pekerjaan yang

berkaitan denan pembentukan modal. Belanja ini antara lain

digunakan untuk gaji dan tunjangan, honorarium, vakasi,

lembur dan kontribusi social

Page 60: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

59

2 Belanja Barang Pembelian barang atau jasa yang habis dipakai untuk

memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang

tidak dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan. Belanja ini

antara lain digunakan untuk pengadaan barang dan jasa,

pemeliharaan dan perjalanan.

3 Belanja Modal Pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan

modal. Dalam belanja ini termasuk untuk tanah, peralatan dan

mesin, gedung dan bangunan, jaringan, maupun dalam bentuk

fisik lainnya, seperti buku, binatang, dan lainnya.

4 Beban Bunga Pembayaran yang dilakukan atas kewajiban pembangunan pokok

utang (principal outstanding), baik utang dalam negeri maupun

utang luar negeri yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman.

5 Subsidi

Alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/ lembaga

yang memproduksi, menjual, mengekspor atau mengimpor

barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak

sedemikian rupa sehingga harga jualnya dapat terjangkau oleh

masyarakat. Belanja ini antara lain digunakan untuk

penyaluran subsidi kepada perusahaan Negara dan perusahaan

swasta.

6 Bantuan Sosial Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat

guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko social.

Bantuan social ini dapat dibeerikan langsung kepada anggota

masyarakat atau lembaga kemasyarakatan.

7 Hibah Transfer dana yang sifatnya tidak wajib kepada Negara lain

atau kepada organisasi internasional.

8 Belanja Lain-lain Pengeluaran/ belanja pemerintah pusat yang tidak dapat

diklasifikasikan ke dalam jenis belanja pada butir 1 sampai

denan butir 7 di atas.

Page 61: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

60

LEMBAR KERJA PRAKTEK MAHASISWA

Nama : .................................................................... ....... NILAI

Nim : ....................................................................

Tanggal : ....................................................................

I. Tujuan

Setelah mengikuti praktikum, Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Klasifikasi

Fungsional dan memahami klasifikasi ekonomi

II. Alat dan Bahan

1. Buku panduan manajemen keuangan pemerintah

2. Lembar kerja praktek mahasiswa (LKPM)

3. Laptop

4. Internet

III Cara kerja

1. Bacalah definisi dari Klasifikasi Fungsional dan Klasifikasi Ekonomi

2. Carilah di internet penjelasan tentang Klasifikasi Fungsional dan Klasifikasi

Ekonomi

3. Isilah pertanyaan dibawah ini!

IV Isilah jawaban dibawah ini

1. Jelaskan tentang Klasifikasi Fungsional!

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

Page 62: MODUL PRAKTIKUM MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAHdipl-keu.usu.ac.id/images/modul/MODUL_MANAJEMEN... · modul praktikum manajemen keuangan pemerintah universitas sumatera utara 2017 prodi

61

2. Jelaskan tentang Klasifikasi Ekonomi!

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

3. Di dalam APBN yang baru, belanja rincian belanja dibagi ke dalam 8 (delapan)

kategori, Jelaskan!

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................

...........................................................................................................................