Manajemen Keuangan i Penilaian Saham

15
MANAJEMEN KEUANGAN I PENILAIAN SAHAM MODUL 10

description

penilaian saham

Transcript of Manajemen Keuangan i Penilaian Saham

Page 1: Manajemen Keuangan i Penilaian Saham

MANAJEMEN KEUANGAN I

PENILAIAN SAHAM

MODUL 10

Page 2: Manajemen Keuangan i Penilaian Saham

PENILAIAN SAHAM

KARATERISTIS SAHAM BIASA

Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu

perusahaan atau perusahaan terbatas. Wujud saham berupa selembar kertas yang

menerangkan siapa pemiliknya.

Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan

seseorang atau badan dalam suatu perusahaan..

Diantara surat-surat berharga yang diperdagankan di pasar modal, saham biasa

(common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Diantara emiten (perusahaan

yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak

digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik, baik

bagi pemodal maupun bagi emiten.

Jenis Saham

Saham yang umum dikenal adalah saham biasa, tetapi jenis saham ada 2 yaitu :

1. Saham biasa

Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling terakhir terhadap

pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan

tersebut dilikuidasi karena pemilik saham biasa ini tidak memiliki hak-hak istimewa.

Pemilik saham biasa juga tidak akan memperoleh pembayaran dividen selama

perusahaan tidak memperoleh laba.

Setiap pemilik saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham /RUPS

dengan ketentuan one share one vote. Pemegang saham biasa memiliki tanggung

jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak

untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain.

Page 3: Manajemen Keuangan i Penilaian Saham

Karakteristik Saham biasa (Common Stock)

Umumnya jika orang berbicara mengenai saham perusahaan berarti yang

dimaksudkannya adalah saham biasa.

Harapan investor memiliki saham biasa adalah pembagian deviden atau

memperoleh capital gain jika terjadi kenaikan harga.

Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir atas pembagian

deviden dan hak paling akhir atas harta kekayaan perusahaan apabila

perusahaan tersebut jatuh/rugi.

Deviden dibayarkan selama perusahaan memperoleh keuntungan.

Setiap pemegang saham memiliki hak suara dalam RUPS.

Setiap pemegang saham berhak mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada

orang lain.

Jenis-jenis saham biasa:

Saham terklasifikasi, yakni saham biasa yang diberikan penamaan khusus

seperti saham kelas A (biasanya dijual untuk public), saham kelas B (biasanya

untuk pendiri perusahaan) dan seterusnya , untuk memenuhi berbagai

kebutuhan perusahaan.

Saham Pendiri, yakni saham yang dimiliki oleh pendiri perusahaan yang

memiliki hak suara tunggal tetapi tidak menerima dividen selama beberapa tahun

yang telah ditentukan.

2. Saham Preferen

Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara

obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti

bunga obligasi). Persamaan saham preferen dengan obligasi terletak pada 3

(tiga) hal yaitu ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividen tetap selama

masa berlaku dari saham dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan

dengan saham biasa.

Saham preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki

hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih

dahulu Akan tetapi saham preferen mempunyai kelemahan yaitu sulit untuk

diperjualbelikan seperti saham biasa, karena jumlahnya yang sedikit.

Page 4: Manajemen Keuangan i Penilaian Saham

Keuntungan Berinvestasi di saham

Keuntungan yang menjadi daya tarik dari investasi saham adalah menerima dividen dan

mendapatkan capital gain.

*Dividen

Dividen adalah keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas

keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Biasanya dividen dibagikan setelah

adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan setahun sekali. Agar

investor berhak mendapatkan dividen, pemodal tersebut harus memegang

saham tersebut untuk kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut

diakui sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen. Dividen

yang diberikan perusahaan dapat berupa dividen tunai yaitu uang atau dividen

saham dimana pemegang saham mendapatkan jumlah saham tambahan sesuai

porsi saham yang dimiliki.

*Capital gain

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham pada saat

transaksi. Capital gain terbentuk karena aktivitas perdagangan di pasar

sekunder. Di pasar sekunder tersebut, harga saham sangat dipengaruhi oleh

permintaan dan penawaran. Faktor nilai saham yang dihitung berdasarkan asset

perusahaan belum tentu berpengaruh banyak pada harga riil saham di pasar

modal karena ada faktor lain yang mempengaruhi seperti spekulasi, sentimen

pasar, ekspektasi dan potensi perusahaan di masa depan, peraturan pemerintah

dan pemegang kendali manajemen perusahaan. Contoh capital gain adalah

sebagai berikut : Anda membeli saham PT “MMM” dengan harga per sahamnya

Rp 2.000 dan menjual dengan harga Rp 2.200 berarti Anda mendapatkan capital

gain sebesar Rp 200 per lembar sahamnya. Umumnya investor jangka pendek

(termasuk spekulan) mengharapkan keuntungan dari capital gain.

Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high return. Artinya mempunyai peluang

keuntungan yang tinggi namun juga memiliki potensi risiko yang tinggi. Saham

memungkinkan pemodal mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar

Page 5: Manajemen Keuangan i Penilaian Saham

dalam waktu singkat. Namun seiring dengan berfluktuasinya harga saham, saham juga

dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.

Jadi bila Anda memutuskan untuk berinvestasi dalam bentuk saham, yang perlu ditelaah

ulang adalah tingkat risiko yang terkandung (high risk) sesuai dengan tingkat risiko yang

bisa Anda tanggung. Dan niat yang benar adalah kunci utama kesediaan anda untuk

berinvestasi di saham.

Sebagai investor, terdapat 3 alasan mengapa Anda memilih untuk membeli saham

tertentu, yaitu :

* Penghasilan / Income.

Niat Anda dalam berinvestasi dalam saham adalah mendapatkan pendapatan

yang tetap dari hasil investasi pertahunnya. Apabila niat ini yang Anda miliki,

maka anda bisa membeli saham pada perusahaan yang sudah mapan dan

memberikan dividen secara regular dan prospek masa depan yang cerah

* Pertumbuhan / Growth.

Apabila niat Anda adalah investor untuk jangka panjang dan memberikan hasil

yang besar di masa datang, berinvestasi pada saham perusahaan yang sedang

berkembang memberikan keuntungan yang besar, karena kebijakan dari

perusahaan yang sedang berkembang biasanya keuntungan perusahaan akan

diinvestasikan kembali ke perusahaan tersebut maka perusahaan tidak

memberikan dividen bagi investor. Keuntungan bagi investor hanya dari

kenaikan harga saham apabila anda menjual saham tersebut di masa datang

(kenaikan harga saham yang besar).

* Diversifikasi.

Apabila Anda membeli saham untuk kepentingan portofolio anda maka harus

hati-hati dalam melengkapinya. Apakah Anda memerlukan saham untuk

pendapatan tetap atau membeli obligasi dengan bunga yang diberikan sebagai

pendapatan.

Sebelum melakukan investasi saham dalam suatu perusahaan, Anda sangat

Page 6: Manajemen Keuangan i Penilaian Saham

memerlukan pengetahuan yang luas tentang perusahaan itu. Pertanyaan mengenai

perusahaan apa, bidang usaha apa yang digeluti, siapa pemegang manajemen, berapa

hutang yang dimiliki oleh perusahaan (debt to equity ratio), bagaimana perkembangan

industri di mana perusahaan itu berada, perkembangan perusahaan itu sendiri, dan lain-

lain.

Cara Berinvestasi di Saham

Sebelum Anda dapat melakukan transaksi saham di pasar modal, Anda sebagai

investor harus menjadi nasabah perusahaan Efek yang terdaftar di pasar modal atau

melalui perusahaan-perusahaan online trading yang kini marak di internet. Pertama

yang harus dilakukan adalah membuka rekening dengan mengisi dokumen pembukuan.

Besarnya dana yang harus ditempatkan atau deposit wajib bagi investor besarnya

berbeda untuk bermacam perusahaan.

Dalam perdagangan saham, jumlah yang diperjualbelikan dilakukan dalam satuan

perdagangan yang disebut lot. Di Bursa Efek Jakarta, satu lot berarti 500 lembar saham

(khusus untuk saham perbankan satu lotnya berjumlah 5000 lembar saham). Misalnya

harga saham PT. Telkom adalah Rp 3.000. Maka untuk bertransaksi minimun Anda

harus mengeluarkan dana Rp 1.500.000 atau (Rp 3.000 x 500 lembar saham per satu

lot).

Resiko Berinvestasi di Saham

Berikut ini adalah resiko berinvestasi pada saham :

* Tidak ada pembagian dividen.

Page 7: Manajemen Keuangan i Penilaian Saham

Resiko ini timbul Jika perusahaan tidak mendapatkan laba atau Rapat Umum

Permegang Saham memutuskan untuk tidak membagikan dividen karena laba

akan digunakan untuk perluasan usaha.

* Capital Loss

Resiko ini timbul jika harga jual saham lebih rendah daripada harga Anda

membelinya. Misalnya pada saat membeli saham PT X, harga belinya

Rp.3000,-/saham. Saat Anda menjualnya, harganya cuma Rp.2500,-/saham.

Berarti anda rugi Rp.500,-/saham.

* Resiko likuidasi

Jika emiten bangkrut atau di likuidasi, para pemegang saham memiliki hak klaim

terakhir terhadap aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban emiten dibayar.

Yang terburuk adalah jika tidak ada lagi aktiva yang tersisa, maka para

pemegang saham tidak memperoleh apa-apa.

* Saham delisting dari Bursa

Karena beberapa alasan tertentu, saham dapat dihapus pencatatannya

(delisting) di Bursa, sehingga pada akhirnya saham tersebut tidak dapat

diperdagangkan.

Untuk meminimalkan kemungkinan kerugian investasi saham, Anda perlu mencari dan

menyaring informasi seluas-luasnya mengenai perusahaan yang akan Anda beli

sahamnya dan jangan hanya berinvestasi pada satu perusahaan saja. Gunakan

diversifikasi investasi, jangan taruh semua telur dalam satu keranjang agar jika

keranjang jatuh, tidak semua telur pecah, jika ada saham sebuah perusahaan Anda

jatuh, maka masih ada keuntungan dari saham perusahaan lain yang Anda miliki.

Page 8: Manajemen Keuangan i Penilaian Saham

MENILAI SAHAM BIASA DENGAN PERTUMBUHAN KONSTAN

Model pertumbuhan konstan dapat diterapkan kepada perusahaan-perusahaan yang

mapan dengan sejarah pertumbuhan yang stabil. Pertumbuhan dividen dikebanyak

perusahaan yang sudah mapan umumnya dihrapkan akan terus berlanjut dimasa depan

pada tingkat yang kurang lebih sama dengan nilai produk domestik bruto. Atas dasar ini

dividen yang diharapkan dari suatu perusahaan normalnya akan tumbuh dengan tingkat

5 – 8 % setahun.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk model dengan pertumbuhan konstan adalah:

Dividen diharapkan akan tumbuh selamanya dengan tingkat yang konstan

Harga saham diharapkan akan tumbuh dengan tingkat yang sama

Imbal hasil dividen yang diharapkan adalah konstan

Imbal hasil keuntungan modal yang diharapkan konstan dan nilainya sama

dengan “g”

Nilai saham:

Po = D1 / (1+Ks)1 + D2 / (1+ Ks)2 + …

Dimana:

Po = harga pasar

D1 = dividen yang diharapkan pada akhir tahun pertama

Ks = Tingkat pengembalian yang diminta

Nilai saham dengan pertumbuhan konstan:

Po = D1 / (Ks – g)

Dimana:

g = tingkat pertumbuhan (growth rate) yang diharapkan dari dividen.

Syarat untuk formula di atas adalah Ks > g

Page 9: Manajemen Keuangan i Penilaian Saham

Contoh:

Perusahan PT “MMM” membayar dividen Rp 700, tingkat pengembalian saham yang

diminta adalah Ks = 15% dan investor berharap dimasa depan dividen akan tumbuh

secara konstan sebesar 8%. Maka nilai saham untuk pertumbuhan konstan adalah:

Po = D1 / (Ks – g)

Po = 700 / (0,15 – 0,08) = 10000

MENILAI SAHAM BIASA DENGAN PERTUMBUHAN NONKONSTAN

Pertumbuhan nonkonstan adalah suatu bagian dari siklus hidup perusahaan di mana

perusahaan tumbuh jauh lebih cepat daripada perekonomian secara keseluruhan. Kita

asumsikan bahwa dividen akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang tidak konstan

selama N periode, N sering disebut tanggal akhir atau tanggal horizon.

Formula nilai akhir atau nilai horizon:

PN = (DN + 1) / (Ks – g)

Nilai saham biasa dengan pertumbuhan nonkonstan:

Po = D1/(1+Ks)1 + D2/(1+Ks)2 + … + DN/(1+Ks)N + PN/(1+Ks)N

Page 10: Manajemen Keuangan i Penilaian Saham

MENILAI SAHAM PREFEREN

Saham preferen memberikan hak kepada pemiliknya untuk mendapatkan pembayaran

dividen secara rutin dan dalam jumlah tetap.

Formula nilai saham preferen :

VP = DP / KP

Dimana:

VP = nilai saham preferen

DP = dividen preferen

KP = Tingkat pengembalian yang diminta

Contoh:

Perusahaan PT “MMM” memiliki saham preferen beredar yang membayarkan dividen

sebesar Rp 1000 per tahun. Jika tingkat pengembalian yang diminta dari saham

preferen adalah 10 %, maka nilai dari saham preferen tersebut adalah:

VP = DP/KP

VP = 1000/0,1 = 10000

Page 11: Manajemen Keuangan i Penilaian Saham

MENILAI KESELURUHAN PERUSAHAAN

Nilai keseluruhan perusahaan adalah suatu model penilaian yang digunakan sebagai

alternatif dari model pertumbuhan dividen untuk menentukan nilai sebuah perusahaan,

khususnya perusahaan yang tidak membayarkan dividennya atau dimiliki secara

tertutup.

Vperusahaan = FCF1/(1+WACC)1 + FCF2/(1+WACC)2 + …

Dimana :

FCF = arus kas bebas (free cash flow)

Nilai keseluruhan perusahaan pada tahun ke N adalah:

Vperusahaan pada Tahun ke N = FCFN+1 / (WACC – gFCF)

Dimana :

gFCF = pertumbuhan sahan preferen tingkat konstan dimana arus kas bebas

diharapkan tumbuh setelah tahun ke N.

Page 12: Manajemen Keuangan i Penilaian Saham

QUIZ:

1. Apa perbedaan saham biasa dengan saham preferen

2. Mr x membeli saham biasa sebanyak 3 lot (saham non perbankan). Nilai untuk

satu lot Rp 3.500.000. tingkat pengembalian yang diminta adalah 15% dan pada

akhir tahun pertama Mr X menerima dividen sebesar Rp1500, dengan

pertumbuhan dividen sebesar 7 %. Pertanyaannya adalah berapakah capital

gain yang diterima oleh Mr X jika ia menjual per lembar sahamnya sebesar

Rp8500?