Manajemen Keuangan i Penilaian Saham
description
Transcript of Manajemen Keuangan i Penilaian Saham
MANAJEMEN KEUANGAN I
PENILAIAN SAHAM
MODUL 10
PENILAIAN SAHAM
KARATERISTIS SAHAM BIASA
Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau perusahaan terbatas. Wujud saham berupa selembar kertas yang
menerangkan siapa pemiliknya.
Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan..
Diantara surat-surat berharga yang diperdagankan di pasar modal, saham biasa
(common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Diantara emiten (perusahaan
yang menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak
digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik, baik
bagi pemodal maupun bagi emiten.
Jenis Saham
Saham yang umum dikenal adalah saham biasa, tetapi jenis saham ada 2 yaitu :
1. Saham biasa
Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling terakhir terhadap
pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi karena pemilik saham biasa ini tidak memiliki hak-hak istimewa.
Pemilik saham biasa juga tidak akan memperoleh pembayaran dividen selama
perusahaan tidak memperoleh laba.
Setiap pemilik saham memiliki hak suara dalam rapat umum pemegang saham /RUPS
dengan ketentuan one share one vote. Pemegang saham biasa memiliki tanggung
jawab terbatas terhadap klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya dan memiliki hak
untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada orang lain.
Karakteristik Saham biasa (Common Stock)
Umumnya jika orang berbicara mengenai saham perusahaan berarti yang
dimaksudkannya adalah saham biasa.
Harapan investor memiliki saham biasa adalah pembagian deviden atau
memperoleh capital gain jika terjadi kenaikan harga.
Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir atas pembagian
deviden dan hak paling akhir atas harta kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut jatuh/rugi.
Deviden dibayarkan selama perusahaan memperoleh keuntungan.
Setiap pemegang saham memiliki hak suara dalam RUPS.
Setiap pemegang saham berhak mengalihkan kepemilikan sahamnya kepada
orang lain.
Jenis-jenis saham biasa:
Saham terklasifikasi, yakni saham biasa yang diberikan penamaan khusus
seperti saham kelas A (biasanya dijual untuk public), saham kelas B (biasanya
untuk pendiri perusahaan) dan seterusnya , untuk memenuhi berbagai
kebutuhan perusahaan.
Saham Pendiri, yakni saham yang dimiliki oleh pendiri perusahaan yang
memiliki hak suara tunggal tetapi tidak menerima dividen selama beberapa tahun
yang telah ditentukan.
2. Saham Preferen
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara
obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti
bunga obligasi). Persamaan saham preferen dengan obligasi terletak pada 3
(tiga) hal yaitu ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividen tetap selama
masa berlaku dari saham dan memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan
dengan saham biasa.
Saham preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa karena memiliki
hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih
dahulu Akan tetapi saham preferen mempunyai kelemahan yaitu sulit untuk
diperjualbelikan seperti saham biasa, karena jumlahnya yang sedikit.
Keuntungan Berinvestasi di saham
Keuntungan yang menjadi daya tarik dari investasi saham adalah menerima dividen dan
mendapatkan capital gain.
*Dividen
Dividen adalah keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Biasanya dividen dibagikan setelah
adanya persetujuan pemegang saham dan dilakukan setahun sekali. Agar
investor berhak mendapatkan dividen, pemodal tersebut harus memegang
saham tersebut untuk kurun waktu tertentu hingga kepemilikan saham tersebut
diakui sebagai pemegang saham dan berhak mendapatkan dividen. Dividen
yang diberikan perusahaan dapat berupa dividen tunai yaitu uang atau dividen
saham dimana pemegang saham mendapatkan jumlah saham tambahan sesuai
porsi saham yang dimiliki.
*Capital gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham pada saat
transaksi. Capital gain terbentuk karena aktivitas perdagangan di pasar
sekunder. Di pasar sekunder tersebut, harga saham sangat dipengaruhi oleh
permintaan dan penawaran. Faktor nilai saham yang dihitung berdasarkan asset
perusahaan belum tentu berpengaruh banyak pada harga riil saham di pasar
modal karena ada faktor lain yang mempengaruhi seperti spekulasi, sentimen
pasar, ekspektasi dan potensi perusahaan di masa depan, peraturan pemerintah
dan pemegang kendali manajemen perusahaan. Contoh capital gain adalah
sebagai berikut : Anda membeli saham PT “MMM” dengan harga per sahamnya
Rp 2.000 dan menjual dengan harga Rp 2.200 berarti Anda mendapatkan capital
gain sebesar Rp 200 per lembar sahamnya. Umumnya investor jangka pendek
(termasuk spekulan) mengharapkan keuntungan dari capital gain.
Saham dikenal memiliki karakteristik high risk-high return. Artinya mempunyai peluang
keuntungan yang tinggi namun juga memiliki potensi risiko yang tinggi. Saham
memungkinkan pemodal mendapatkan keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar
dalam waktu singkat. Namun seiring dengan berfluktuasinya harga saham, saham juga
dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.
Jadi bila Anda memutuskan untuk berinvestasi dalam bentuk saham, yang perlu ditelaah
ulang adalah tingkat risiko yang terkandung (high risk) sesuai dengan tingkat risiko yang
bisa Anda tanggung. Dan niat yang benar adalah kunci utama kesediaan anda untuk
berinvestasi di saham.
Sebagai investor, terdapat 3 alasan mengapa Anda memilih untuk membeli saham
tertentu, yaitu :
* Penghasilan / Income.
Niat Anda dalam berinvestasi dalam saham adalah mendapatkan pendapatan
yang tetap dari hasil investasi pertahunnya. Apabila niat ini yang Anda miliki,
maka anda bisa membeli saham pada perusahaan yang sudah mapan dan
memberikan dividen secara regular dan prospek masa depan yang cerah
* Pertumbuhan / Growth.
Apabila niat Anda adalah investor untuk jangka panjang dan memberikan hasil
yang besar di masa datang, berinvestasi pada saham perusahaan yang sedang
berkembang memberikan keuntungan yang besar, karena kebijakan dari
perusahaan yang sedang berkembang biasanya keuntungan perusahaan akan
diinvestasikan kembali ke perusahaan tersebut maka perusahaan tidak
memberikan dividen bagi investor. Keuntungan bagi investor hanya dari
kenaikan harga saham apabila anda menjual saham tersebut di masa datang
(kenaikan harga saham yang besar).
* Diversifikasi.
Apabila Anda membeli saham untuk kepentingan portofolio anda maka harus
hati-hati dalam melengkapinya. Apakah Anda memerlukan saham untuk
pendapatan tetap atau membeli obligasi dengan bunga yang diberikan sebagai
pendapatan.
Sebelum melakukan investasi saham dalam suatu perusahaan, Anda sangat
memerlukan pengetahuan yang luas tentang perusahaan itu. Pertanyaan mengenai
perusahaan apa, bidang usaha apa yang digeluti, siapa pemegang manajemen, berapa
hutang yang dimiliki oleh perusahaan (debt to equity ratio), bagaimana perkembangan
industri di mana perusahaan itu berada, perkembangan perusahaan itu sendiri, dan lain-
lain.
Cara Berinvestasi di Saham
Sebelum Anda dapat melakukan transaksi saham di pasar modal, Anda sebagai
investor harus menjadi nasabah perusahaan Efek yang terdaftar di pasar modal atau
melalui perusahaan-perusahaan online trading yang kini marak di internet. Pertama
yang harus dilakukan adalah membuka rekening dengan mengisi dokumen pembukuan.
Besarnya dana yang harus ditempatkan atau deposit wajib bagi investor besarnya
berbeda untuk bermacam perusahaan.
Dalam perdagangan saham, jumlah yang diperjualbelikan dilakukan dalam satuan
perdagangan yang disebut lot. Di Bursa Efek Jakarta, satu lot berarti 500 lembar saham
(khusus untuk saham perbankan satu lotnya berjumlah 5000 lembar saham). Misalnya
harga saham PT. Telkom adalah Rp 3.000. Maka untuk bertransaksi minimun Anda
harus mengeluarkan dana Rp 1.500.000 atau (Rp 3.000 x 500 lembar saham per satu
lot).
Resiko Berinvestasi di Saham
Berikut ini adalah resiko berinvestasi pada saham :
* Tidak ada pembagian dividen.
Resiko ini timbul Jika perusahaan tidak mendapatkan laba atau Rapat Umum
Permegang Saham memutuskan untuk tidak membagikan dividen karena laba
akan digunakan untuk perluasan usaha.
* Capital Loss
Resiko ini timbul jika harga jual saham lebih rendah daripada harga Anda
membelinya. Misalnya pada saat membeli saham PT X, harga belinya
Rp.3000,-/saham. Saat Anda menjualnya, harganya cuma Rp.2500,-/saham.
Berarti anda rugi Rp.500,-/saham.
* Resiko likuidasi
Jika emiten bangkrut atau di likuidasi, para pemegang saham memiliki hak klaim
terakhir terhadap aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban emiten dibayar.
Yang terburuk adalah jika tidak ada lagi aktiva yang tersisa, maka para
pemegang saham tidak memperoleh apa-apa.
* Saham delisting dari Bursa
Karena beberapa alasan tertentu, saham dapat dihapus pencatatannya
(delisting) di Bursa, sehingga pada akhirnya saham tersebut tidak dapat
diperdagangkan.
Untuk meminimalkan kemungkinan kerugian investasi saham, Anda perlu mencari dan
menyaring informasi seluas-luasnya mengenai perusahaan yang akan Anda beli
sahamnya dan jangan hanya berinvestasi pada satu perusahaan saja. Gunakan
diversifikasi investasi, jangan taruh semua telur dalam satu keranjang agar jika
keranjang jatuh, tidak semua telur pecah, jika ada saham sebuah perusahaan Anda
jatuh, maka masih ada keuntungan dari saham perusahaan lain yang Anda miliki.
MENILAI SAHAM BIASA DENGAN PERTUMBUHAN KONSTAN
Model pertumbuhan konstan dapat diterapkan kepada perusahaan-perusahaan yang
mapan dengan sejarah pertumbuhan yang stabil. Pertumbuhan dividen dikebanyak
perusahaan yang sudah mapan umumnya dihrapkan akan terus berlanjut dimasa depan
pada tingkat yang kurang lebih sama dengan nilai produk domestik bruto. Atas dasar ini
dividen yang diharapkan dari suatu perusahaan normalnya akan tumbuh dengan tingkat
5 – 8 % setahun.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk model dengan pertumbuhan konstan adalah:
Dividen diharapkan akan tumbuh selamanya dengan tingkat yang konstan
Harga saham diharapkan akan tumbuh dengan tingkat yang sama
Imbal hasil dividen yang diharapkan adalah konstan
Imbal hasil keuntungan modal yang diharapkan konstan dan nilainya sama
dengan “g”
Nilai saham:
Po = D1 / (1+Ks)1 + D2 / (1+ Ks)2 + …
Dimana:
Po = harga pasar
D1 = dividen yang diharapkan pada akhir tahun pertama
Ks = Tingkat pengembalian yang diminta
Nilai saham dengan pertumbuhan konstan:
Po = D1 / (Ks – g)
Dimana:
g = tingkat pertumbuhan (growth rate) yang diharapkan dari dividen.
Syarat untuk formula di atas adalah Ks > g
Contoh:
Perusahan PT “MMM” membayar dividen Rp 700, tingkat pengembalian saham yang
diminta adalah Ks = 15% dan investor berharap dimasa depan dividen akan tumbuh
secara konstan sebesar 8%. Maka nilai saham untuk pertumbuhan konstan adalah:
Po = D1 / (Ks – g)
Po = 700 / (0,15 – 0,08) = 10000
MENILAI SAHAM BIASA DENGAN PERTUMBUHAN NONKONSTAN
Pertumbuhan nonkonstan adalah suatu bagian dari siklus hidup perusahaan di mana
perusahaan tumbuh jauh lebih cepat daripada perekonomian secara keseluruhan. Kita
asumsikan bahwa dividen akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan yang tidak konstan
selama N periode, N sering disebut tanggal akhir atau tanggal horizon.
Formula nilai akhir atau nilai horizon:
PN = (DN + 1) / (Ks – g)
Nilai saham biasa dengan pertumbuhan nonkonstan:
Po = D1/(1+Ks)1 + D2/(1+Ks)2 + … + DN/(1+Ks)N + PN/(1+Ks)N
MENILAI SAHAM PREFEREN
Saham preferen memberikan hak kepada pemiliknya untuk mendapatkan pembayaran
dividen secara rutin dan dalam jumlah tetap.
Formula nilai saham preferen :
VP = DP / KP
Dimana:
VP = nilai saham preferen
DP = dividen preferen
KP = Tingkat pengembalian yang diminta
Contoh:
Perusahaan PT “MMM” memiliki saham preferen beredar yang membayarkan dividen
sebesar Rp 1000 per tahun. Jika tingkat pengembalian yang diminta dari saham
preferen adalah 10 %, maka nilai dari saham preferen tersebut adalah:
VP = DP/KP
VP = 1000/0,1 = 10000
MENILAI KESELURUHAN PERUSAHAAN
Nilai keseluruhan perusahaan adalah suatu model penilaian yang digunakan sebagai
alternatif dari model pertumbuhan dividen untuk menentukan nilai sebuah perusahaan,
khususnya perusahaan yang tidak membayarkan dividennya atau dimiliki secara
tertutup.
Vperusahaan = FCF1/(1+WACC)1 + FCF2/(1+WACC)2 + …
Dimana :
FCF = arus kas bebas (free cash flow)
Nilai keseluruhan perusahaan pada tahun ke N adalah:
Vperusahaan pada Tahun ke N = FCFN+1 / (WACC – gFCF)
Dimana :
gFCF = pertumbuhan sahan preferen tingkat konstan dimana arus kas bebas
diharapkan tumbuh setelah tahun ke N.
QUIZ:
1. Apa perbedaan saham biasa dengan saham preferen
2. Mr x membeli saham biasa sebanyak 3 lot (saham non perbankan). Nilai untuk
satu lot Rp 3.500.000. tingkat pengembalian yang diminta adalah 15% dan pada
akhir tahun pertama Mr X menerima dividen sebesar Rp1500, dengan
pertumbuhan dividen sebesar 7 %. Pertanyaannya adalah berapakah capital
gain yang diterima oleh Mr X jika ia menjual per lembar sahamnya sebesar
Rp8500?