MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT...

127
i MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT TAUHID PEDULI KOTA JAMBI SKRIPSI M. HAYAT RIDHO NIM. TK. 151150 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT...

Page 1: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

i

MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA

DAARUT TAUHID PEDULI

KOTA JAMBI

SKRIPSI

M. HAYAT RIDHO

NIM. TK. 151150

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

ii

Page 3: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

iii

Page 4: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

iv

Page 5: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

v

Page 6: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‟alamin Sujud syukur kusembahkan kepadaMu ya Allah,

Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Tinggi.Atas takdirmu saya bisa menjadi

pribadi yang berpikir, berilmu, beriman dan bersabar. Serta Shalawat dan

salam kuhaturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, para keluarga dan

sahabat Semoga perjuanganku ini menjadi satu langkah awal untuk masa

depanku, dalam meraih cita-cita saya.

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang–orang yang saya cintai

Terima kasih saya ucapkan kepada kedua orang tua saya yang sangat saya

cintai dan saya sayangi, untuk Ayahanda Tercinta Drs. Abiddin dan ibunda

tercinta Fatimah S.Ag terima kasih atas dedikasinya selama ini sehingga

mengantarkan saya sampai ketitik ini, semoga lelahmu dalam mendidik dan

membesarkan anakmu dibalas Jannah oleh Allah SWT

Terimakasih untuk kedua saudara saya Istiana A. Md. Keb. (Kakak) dan Imran

Rosyadi (Adek) yang selalu Mensuport dan Mendukung Setiap apa yang saya

lakukan

Terimakasih untuk Keluarga Besar Alm.H. DG Manandring/H. Hadma dan

Keluarga Besar Alm. M. Ali (DG. Marola)/Bunga yang selalu Mendukung,

Mensuport, Membimbing dan Mengajarkan kepada hal-hal kebaikan

Terimakasih saya ucapkan untuk kawan-kawan seperjuangan, Allumni SD 13

Allumni SMP 8 dan MAS Bustanul Ulum yang selalu kompak,saling

mengingatkan satu sama lain, bertingkah laku konyol dan menghibur kalau

lagi berkumpul

Page 7: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

vii

MOTTO

ىا حنفبء وق نه انذ يخهص ويب أيروا إلا نعبذوا اللا

ت انق نك د كبة ور انصا لة وؤتىا انزا

Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah

dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)

agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan

menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.

(Anonim, Al-Qur‟an Terjemah, QS. Albayyinah, 5)

Page 8: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada allah SWT, tuhan yang maha esa

yang kita tidak mengetahui kecuali apa yang di ajarkannya, atas ridhonya

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Judul skripsi ini adalah “ Manajemen

Filantropi Islam di Lembaga Daarut Tauhid Kota Jambi. Sholawat teruntuk

baginda muhammad SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia.

Penulis skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar sarjana pendidikan adalah fakultas terbiyah

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin jambi. Penulismenyadari

sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak yang

telah memberikan motivasi baik moril atau materil, untuk itu melalui kom ini

penulis menyampaikan terima kasih dan penghagaan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari MA, Ph.D, selaku Rektor Universitas

Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin jambi

3. Ibu Dr. Rusmini S.Ag, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Manajeman

Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin jambi

4. Bapak Aris Dwi Nugroho, M.Pd.I MSHS, selaku Sekretaris Jurusan

Manajemen Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Sultan Thaha

Saifuddin jambi

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin jambi

6. Bapak Dr. Jamaludin, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I dan Bapak Aris

Dwi Nugroho M.Pd.I M.SHS sebagai pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan curahakan pemikirannya demi mengarahkan

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

ix

7. Bapak Mulyadi S.Pd.I, selaku Ketua Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota

Jambi dan para Staff Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi yang

telah memberikan izin dan kemudahan kepada penulis dalam memproleh

data dilapangan.

8. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti

hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam

angkatan 2015 yang memberikan semangat dalam menyelasaikan skripsi

ini.

Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan

amal semua pihak telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu.

Jambi oktober 2019

Penulis ,

M. Hayat Ridho

NIM. TK. 151150

Page 10: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

x

ABSTRAK

Nama : M. Hayat Ridho

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

Judul : Manajemen Filantropi Islam di Lembaga Daarut

Tauhid Kota Jambi

Kajian ini meneliti tentang Manajemen Filantropi Islam di Lembaga Daarut

Tauhid Kota Jambi dengan mengacu pada pelaksanaan manajemen Filantropi,

pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang

sering dihadapi dan proses penyelesaianya pada Lembaga Amil Zakat (LAZ).

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan

tekhnik pengumpulan data observasi nonpartisipan, wawancara terstruktur, dan

dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan. Tekhnik keabsahan data yang

digunakan adalah teknik uji kredibilitas data, triangulasi (teori, sumber dan

metode), dan pemeriksaan sejawat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Manajemen Filantropi Islam di Lembaga Daarut Tauhid Kota Jambi dalam

pelaksanaanya meliputi proses pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan

pengawasan dana berjalan dengan baik. Adapun kendala yang dihadapi meliputi

tentang kurangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap Lembaga Daarut Tauhid

Kota Jambi sebagai Lembaga Amil Zakat adapun cara penyelesaianya dengan

memperbanyak silaturahmi kemasyarakat, menginformasikan setiap pendanaan

melalui media cetak, dan menginformasikan setiap program kegiatan melalui

media sosial.

Kata kunci : Filantropi Islam, Pendanaan, Daarut Tauhid Peduli

Page 11: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xi

ABSTRACT

Name : M. Hayat Ridho

Major : Management Of Islamic Education

Title : Management of Islamic Philanthropy at Daarut Tauhid Institute Jambi

City

This study examines the management of Islamic philanthropy at Daarut Tauhid

Institute Jambi City with reference to the implementation of philanthropy, search,

collection, management and supervision of funds as well as frequently

encountered constraints and processes The completion of the Amil Zakat Institute

(LAZ). This research is a qualitatively descriptive study by using the technology

to collect non-participant observation data, structured interviews and

documentation, while the data analysis techniques used are data reduction, data

presentation and Withdrawal conclusions. The validity of the data used is the

technique of data credibility testing, triangulation (theory, source and method),

and peer inspection. The results showed that the Islamic philanthropy

management in the Daarut Tauhid Institute of Jambi City in the implementation

includes the process of search, collection, management and supervision of funds

went well. The obstacles include about the lack of public confidence in the

institution of Daarut Tauhid City of Jambi as the institution of Amil Zakat as well

as the way of completion by increasing the public relations, informing each

Through print media, and informs each program of activities through social

media.

Keywords: Islamic philanthropy, funding, Daarut Tauhid Cares

Page 12: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................... i

NOTA DINAS ..................................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................. iv

PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... v

PERSEMBAHAN. .............................................................................. vi

MOTTO... ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR. ....................................................................... viii

ABSTRAK. ......................................................................................... x

ABSTRACT......................................................................................... xi

DAFTAR ISI...................................................................................... . xii

DAFTAR TABEL............................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................... 1

B. Fokus Masalah........................................................ 6

C. Rumusan Masalah................................................... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORITIK............................................... 8

1. Manajemen Strategi.......................................... 8

2. Filantropi islam................................................. 24

3. Strategi Pengelolaan Filantropi……………… 32

B. STUDI RELEVAN................................................. 40

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian.......................... 42

B. Setting dan Subjek penelitian................................. 43

C. Jenis dan Sumber Data............................................ 43

Page 13: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xiii

D. Tekhnik Pengumpulan Data.................................... 46

E. Tekhnik Analisis Data............................................. 47

F. Tekhnik Pemeriksaan Keabsahan Data................... 49

G. Jadwal Penelitian..................................................... 51

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum…………………………………… 52

1. Historis dan Geografis……………………….. 52

2. Visi, Misi dan Motto…………………………. 55

3. Tugas Pokok dan Fungsi……………………... 56

4. Struktur Organisasi…………………………... 56

5. Kepegawaian………………………………… 59

6. Sarana dan Prasarana………………………… 61

7. Program Lembaga DT Peduli Kota Jambi........ 63

B. Temuan Khusus dan Pembahasan………………... 71

1. Strategi pengelolaan Filantropi di Lembaga

Daarut Tauhid Kota Jambi................................. 71

a. Strategi Lembaga Daarut Tauhid Peduli

Kota Jambi dalam mencari donatur……….. 71

b. Sistem pengumpulan dana yang dilakuan

oleh Lembaga DT Peduli Jambi.................... 77

c. Strategi pengelolaan dana di Lembaga

Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi................. 80

d. Strategi sistem pengawasan Lembaga

Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi.................. 83

2. Faktor Kendala yang dihadapi oleh Lembaga

Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi........................ 87

a. Trash (Kepercayaan)......…………………… 87

b. Pemahaman fikih amil yang

belum memadai……………………………... 87

c. Rendahnya kesadaran masyarakat.................. 88

d. Pendanaan....................................................... 89

Page 14: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xiv

3. Upaya Lembaga Daarut Tauhid dalam

mengatasi kendala-kendala yang terjadi.............. 89

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………... 93

B. Saran……………………………………………. 94

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

Tabel 2.1 Data Kepegawaian

Tabel 3.1 Tabel Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Page 16: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Lembaga DT Peduli Kota Jambi

Gambar 2. Bangunan Kantor DT Peduli Jambi tampak dari depan

Gambar 3. Ruangan Bagian Pelayanan Kantor DT Peduli Jambi

Gambar 4. Foto Peneliti Bersama Ketua Lembaga DT Peduli Jambi

Gambar 5. Penyerahan Program DTM (Desa Ternak Mandiri) oleh Tim DT Peduli

Gambar 6. Penyerahan Bantuan Usaha Untuk Masyarakat Talang Duku

Gambar 7. DT Peduli Jambi Bangun Rumah Tangguh untuk Suku Anak Dalam

Gambar 8. Aksi Galang Dana untuk Korban Lombok oleh Tim DT Peduli Jambi

Gambar 9. Pemberangkatan 2 Santri Beasiswa ke Adzkia Islamic School Tangsel

Gambar 10. Kegiatan Bagi-bagi Masker Untuk Masyarakat Jambi oleh Tim DT

Gambar 11. Kegiatan Pelatihan Paper Folwer Backdrop oleh DT Peduli Jambi

Gambar 12. Kegiatan Sosialisasi Program Pemberdayaan Usaha Mikro

Gambar 13. Kegiatan Perencanaan Program Desa Tangguh Bersama Masyarakat

Gambar 14. Foto Allumni Diklatsar Beamasiswa Tahun 2018

Gambar 15. Kegiatan Cek Kesehatan Gratis Untuk Masyarakat Kota Jambi

Gambar 16. Kegiatan “Muharram Ceria” Program Neraktir Belanja Anak yatim

Gambar 17. Kegiatan Pelatihan Pengurusan Jenasah di Majlis Ar Razak,

Gambar 18. Kegiatan Program ACM (Aku Cinta Masjid)

Gambar 19. Kegiatan Gerakan Aksi Menutup Aurat (Gemar)

Gambar 20. Contoh Pemberitahuan Penerimaan Donasi Melalui SMS/WA Blass

Gambar 21. Foto Piagam Penghargaan yang Pernah Diraih oleh DT Peduli Jambi

Page 17: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kartu Bimbingan

Lampiran 2. Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup

Page 18: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filantropi merupakan suatu konsep yang telah terdapat dalam

Islam, yang bertujuan untuk kebaikan (al-birr), melihat kondisi tingkat sosial

dan ekonomi mayarakat yang berbeda-beda, idea tau konsep filantropi

merupakan salah satu alaternatif bagi suatu kelompok masyarakat untuk

mengurangi kesenjangan sosial diantara masyarakat

Praktik filantropi Islam telah lama terbangun sejak periode awal

Islam, dan berkembang menjadi salah satu praktik yang mengemuka seiring

dengan perkembangan Islam. Zakat sedekah dan wakaf merupkan praktik

filantropi islam yang paling populer yang masuk dan berkembang di

Nusantara. Berdasarkan beberapa survei, hampir semua orang Indonesia

(sekitar 98%) angka tertinggi berdasarkan riset tentang filantropi di berbagai

Negara, Menyumbangkan kekayaannya melalui bentuk-bentuk pemberian

seperti itu sebagai tindakan kedermawanan yang dilandasi oleh keyakinan

keagamaan. (Fauziah, 2016, hlm. 31).

Istilah filantropi barangkali tergolong kata yang baru dan asing

bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Istilah filantropi berasal dari bahasa

philanthropia atau dalam bahasa Yunani philo dan anthropos yang berarti cinta

manusia. Filantropi adalah bentuk kepedulian seseorang atau sekelompok

orang terhadap orang lain berdasarkan kecintaan pada sesama manusia (Latief,

2010, hlm. 34).

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dikutip dari

(Makhrus, 2014, hlm. 29). Filantropi dapat diartikan sebagai Cinta kasih

(kedermawanan) kepada sesama.

Page 19: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

2

Dalam bahasa indonesia, istilah yang cukup sepadan dengan

filantropi adalah “kedermawanan sosial”, istilah yang sebenarnya hampir sama

tidak populernya bagi rakyat kebanyakan, yang lebih paham dengan istilah dan

praktek seperti sedekah, zakat mal, zakat fitrah, sumbangan, dan wakaf.

Namun istilah filantropi dipakai karena ada ideologi di belakangnya yang

diperjuangkan, seperti halnya istilah masyarakat madani, civil society, dan

gender. Filantropi adalah kedermawanan sosial yang terprogram dan ditujukan

untuk pengentasan masalah sosial (seperti kemiskinan) dalam jangka panjang,

misalnya bukan dengan cara memberi ikan tetapi memberi kail dan akses serta

keadilan untuk dapat memancing ikan. Konsekuensi dari makna di atas,

definisi yang diberikan tentang filantropi sangat beragam dari satu penulis ke

penulis lainnya.

Kegiatan-kegiatan filantropi dari bentuk yang sederhana, misalnya

kerja bakti, kerja sosial, gotong royong, berderma, penggalangan dana untuk

keperluan kemanusiaan sampai bentuk keterlibatan intensif dan

berkesinambungan dalam penyelenggaraan lembaga-lembaga sosial dan

kemanusiaan merupakan indikator berfungsinya masyarakat sipil (civiel

society): yaitu sekumpulan asosiasi dan kelompok masyarakat yang independen

dari negara, dan warga. (Fauziah, 2016, hlm. 1).

Kesadaran akan kondisi ekonomi dan politik Indonesia

memunculkan gagasan untuk membangun Indonesia dengan filantropi berbasis

dana zakat, infaq, sedekah dan wakaf. Hal ini diyakini bahwa dana filantropi

dapat berkontribusi secara positif bagi pembangunan ekonomi Indonesia.

Meskipun hadirnya lembaga filantropi belum secara signifikan memberikan

andil dalam pengentasan kemiskinan, namun setidaknya program-program

berbasis dana filantropi ini secara nyata sudah dirasakan manfaatnya oleh

masyarakat miskin dan rentan. (Bahjatulloh, 2016, hlm. 474).

Banyaknya lembaga-lembaga filantropi yang berdiri di indonesia

diharapkan memberi dampak positif dalam mengentaskan kemiskinan dan

memberi pengaruh besar terhadap perekonomian ummat saat ini. Sehingga

Page 20: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

3

dalam melakukan pengelolaan dan pendayagunaan dana zakat, lembaga

filantropi perlu menerapkan konsep manajemen didalamnya sebagi acuan

dalam menjalankan proses kegiatan kelembagaan.

Salah satu unsur penting dalam sebuah organisasi adalah

manajemen. Dengan adanya manajemen, segala program dan kegiatan sebuah

organisasi dilaksanakan dengan baik. Hal ini juga berlaku pada organisasi

pendidikan. Setiap bagian dalam organisasi pendidikan hendaklah diatur degan

sebuah manajemen yang baik. Dengan sebuah manajemen yang baik sehingga

kegiatan yang diselenggarakan dapat berjalan dengan baik untuk mencapai

tujuan bersama (Kurniadin & Machali 2012, hlm. 5)

Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia ( Poerwadarminta, 2007,

hlm. 742) Manajemen diartikan sebagai cara mengelola suatu perusahaan

besar. Pengelolaan atau pengaturan dilaksanakan oleh seorang manajer

(pengatur/ pemimpin) berdasarkan urutan manajemen

Manajemen adalah proses pencapaian tujuan organisasi secara

efektif dan efisien melalui perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), pengarahan (leading), dan pengawasan (controlling) sumber daya

organisasi (Daft, 2016, hlm. 4).

Praktek manajemen hampir sama tuanya dengan perkembangan

peradaban, tetapi studinya secara sistematik boleh dikatakan masih belum lama

diterapkan. Manajemen telah diperaktekkan dalam bisnis, rumah sakit,

sekolah-sekolah, universitas, pemerintahan, industri, perbankan dan aktivitas

organisasi lainnya. Disadari bahwa untuk mencapai tujuantujuan organisasi

yang menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya material hanya

dapat dimanfaatkan secara efektif dan efesien dengan memfungsikan

manajemen. Namun sebagai suatu pemikiran ilmiah keberadaan manajemen

mengalami sejarah tersendiri sampai masa sekarang ini (Candra dan Rifa‟i,

2016, hlm.11).

Menurut Mintarti dalam Permana dan Baehaqi (2018, hlm. 2)

organisasi pengelola zakat masih banyak yang belum memiliki atau tidak

memahami pentingnya sebuah sistem dalam kinerja organisasinya. Selain itu,

Page 21: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

4

belum terciptanya kerja sama yang baik antara sesama organisasi pengelola

zakat serta berbagai pihak dalam mendayagunakan zakat, seperti kerja sama

antara pemerintah, MUI, ormas islam, dan para pengusaha. Bentuk kerjasama

antara sesama lembaga zakat misalnya dapat diwujudkan dalam bentuk

program pendistribusian dana zakat yang terintegrasi. Hal ini masih sulit

terealisasi karena belum ada standarisasi manajemen pengelolaan zakat yang

dapat memberikan jaminan kualitas pelayanan publik baik pada muzakki,

mustahiq, pihak-pihak terkait lainnya maupun masyarakat secara umum (IMZ

& PEBS, 2009).

Berdasarkan penjelasan diatas, Lembaga Amil Zakat (LAZ)

membutuhkan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut, agar potensi dana

zakat yang begitu besar, dan penghimpunan dana zakat yang semakin

meningkat tiap tahunnya bisa diimbangi dengan kualitas manajemen yang baik

sehingga pencapaian dan tujuan LAZ lebih optimal.

untuk mengoptimalkan pengelolaan zakat sangat dipengaruhi oleh

kualitas manajemen LAZ. Penerapan prinsip tata kelola yang baik (Good

Governance) diperlukan untuk menjamin dana zakat dari masyarakat telah di

dayagunakan secara optimal oleh LAZ. Dengan menerapkan Good

Governance, maka setiap lembaga zakat dapat dinilai kualitas tata kelola

organisasinya dan dapat dilihat kinerja mana LAZ yang baik dan buruk. Dilihat

dari efisiensi Lembaga Amil Zakat (LAZ) dalam penglolaannya, harus diakui

bahwa tata kelola adalah hal yang penting Manajemen Pengelolaan Lembaga

Amil untuk mendorong efisiensi LAZ

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2011 dinyatakan bahwa

pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan

pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan

zakat (Undang-undang RI tentang pengelolaan zakat Nomor 23 Tahun 2011

Pasal 1)

Dengan demikian yang dimaksud pengelolaan zakat adalah proses

dan pengorganisasian sosialisasi, pengumpulan, pendistribusian, dan

pengawasan dalam pelaksanaan zakat. (Hasan, 2011, hlm. 17). Dari pengertian

Page 22: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

5

pengelolaan zakat tersebut menjelaskan bahwa ada tiga unsur pengelolaan,

yaitu pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan.

Fenomena tumbuhnya lembaga filantropi Islam di Indonesia cukup

menarik untuk di kaji lebih mendalam dalam aspek sosial, ekonomi, budaya,

pendidikan dan lain-lain. Hal ini dikarenakan, masih tersimpannya potensi

sosial-ekonomi Jika hal ini dibiarkan maka potensi dana ummat ini akan

menjadi bumerang bagi umat Islam yang sungguh-sungguh menyosialisasikan

pentingnya zakat, infaq dan shodaqoh

Sebagai lembaga filantropi, selain menjalankan kegiatan-kegiatan

yang bersifat sosial, Lembaga Daarut Tauhid Kota Jambi juga mampu

menjalankan aktivitas pendidikan dikarenakan kemampuannya dalam

melakukan strategi pembiayaan. Strategi pembiayaan di Lembaga Daarut

Tauhid dilakukan melalui tahap penggalangan, pengumpulan, pendistribusian

atau pemanfaatan sampai pada pengendalian dan pengawasan dana.

Penggalangan dana Lembaga Daarut Tauhid berasal dari donator, baik yang

bersumber dari dana zakat, shadaqah, maupun infaq. Perolehan dana tersebut

kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan kegiatan lembaga termasuk untuk

kegiatan pendidikan, ekonomi, sosial masyarakat dan kesehatan sebagian kaum

dhuafa dengan memperhatikan kebutuhan mereka.

Selanjutnya, ketertarikan terhadap fenomena lembaga filantropi di

indonesia mengantarkan penelitian ini untuk mengkaji kegiatan “Manajemen

Filantropi Islam yang dilakukan di Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota

Jambi” Selain itu, didasarkan atas perkembangan yang sangat siginifikan dan

progresif dari rumah zakat baik secara manajerial maupun pada program-

program pemberdayaan masyarakatnya.

B. Fokus Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, agar penelitian ini terfokus pada

permasalahan yang diteliti dan untuk menghindari terwujudnya kesalah

pahaman dari ruang lingkup penelitian, serta terbatasnya kemampuan yang

dimliki penulis, maka penulis menfokuskan penelitian ini pada proses strategi

Page 23: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

6

memperoleh, mengumpulkan, mengelola dan mengawasi dana ummat dalam

pelaksanaan kegiatan filantropi di Lembaga Daarut Tauhid Kota Jambi.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang penulis kemukakan, maka ada

rumusan masalah penelitianya. Untuk lebih kongkret disini penulis akan

membahas permasalahanya sebagai berikut:

a. Bagaiman strategi pengelolaan Filantropi di Lembaga Daarut Tauhid Kota

Jambi?

b. Apa kendala yang dihadapi dalam proses pelaksanaan manajemen filantropi

di Lembaga Daarut Tauhid Kota Jambi?

c. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang terjadi di

Lembaga Darrut Tauhid Kota Jambi?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa proses pengelolaan

manajemen filantropi di Lembaga Daarut Tauhid Kota Jambi

b. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa kendala yang terjadi dalam

proses pengelolaan filantropi di Lembaga Daarut Tauhid Kota Jambi

c. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa upaya dalam mengatasi

kendala yang terjadi di Lembaga Daarut Tauhid Kota Jambi

2. Kegunaan Penelitian

a. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pengetahuan dan keilmuan dalam kajian studi Manajemen Pendidikan

Islam, khususnya dalam bidang Manajemen Filantropi di Lembaga

Daarut Tauhid (DT) Peduli Kota Jambi.

b. Praktis

Hasil Penelitian diharapkan mampu memberikan masukkan

yang berarti kepada lembaga penerima dan pengelola amil zakat

Page 24: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KajianTeoritik

1. Manajemen Strategi

a. Pengertian Manajemen

Management berasal dari kata to manage yang berarti

mengatur. Dalam hal mengatur, akan timbul masalah, problem, proses dan

pertanyaan tentang apa yang diatur, siapa yang mengatur, mengapa harus

diatur dan apa tujuan pengaturan tersebut . Manajemen juga menganalisa,

menetapkan tujuan/sasaran serta mendeterminasi tugas-tugas dan kewajiban-

kewajiban secara baik, efektif dan efisien (Wijaya, & Rifa‟I, 2016, hlm. 14)

Terdapat banyak variasi defenisi manajemen yang diajukan

oleh para tokoh. Perbedaan dan variasi defenisi tersebut lebih disebabkan

oleh sudut pandang dan latar belakang keilmuan yang dimiliki oleh para

tokoh. Akan tetapi, berbagai defenisi yang diajukan tersebut tidak keluar dari

subtansi manajemen pada umumnya, yaitu usaha mengatur seluruh sumber

daya untuk mencapai tujuan. Untuk mengetahui lebih mendalam pengertian

manajemen, berikut akan dibahas asal-usul semantik dan makna dasar, awal

penggunaan, serta perkembangan kata manajemen.

Menurut (Kurniadin & Machali, 2012, hlm. 23) kata

manajemen yang umum digunakan saat ini berasal dari kata kerja to manage

yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan,

menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan

memimpin.

Menurut Stonner dalam Ibrahim (2006, hlm. 28). Manajemen

adalah sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan

Page 25: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

8

mengawasi usaha-usaha dari anggota organisasi (manusia) dan dari sumber-

sumber organisasi lainya (materi) untuk mencapai tujuan organisasi yang

telah ditetapkan.

Menurut Barto & Martin dalam Rozalinda (2015, hlm. 72)

manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari planning, organizing,

leading, dan controlling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang

diterapkan dengan melibatkan pengetahuan bagaimana melaksanakan

fungsi-fungsi utama manajemen.

Manajemen didefinisikan oleh Stoner (1982, hlm. 8) sebagai

“management is the process of planning, organizing, leading and

controlling the effort of organization member and using all other

organizational resources to achieve stated organizational goals”. Senada

dengan definisi di atas,

Menurut Wibowo (2009, hlm. 4) berpandangan bahwa

manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,

dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi, serta pengendalian

sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Dubrin dalam Wibowo (2006, hlm. 10) menyatakan bahwa

manajemen mempunyai tiga pengertian lainya, yaitu sebagai berikut,

1) Manajemen sebagai disiplin atau bidang studi

Manajemen merupakan bidang pengetahuan seperti

pengetahuan lainya yang dapat dipelajari. Kebanyakan eksekutif puncak

menguasai manajemen. Mempelajari manajemen menghasilkan return on

investment yang sangat besar

2) Manajemen sebagai orang

Manajemen juga mengindikasi manajer secara kolektif dalam

suatu organisasi, yaitu individu yang menjalankan manajemen.

Page 26: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

9

3) Manajemen sebagai karier

Banyak organisasi merekrut lulusan perguruan tinggi dengan

menawarkan peluang karir secara progresif mengarahkan pada tanggung

jawab yang lebih besar apabila calon menunjukkan kompetensi

manajerial. Dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen merupakan

proses memperoleh suatu tindakan dari orang lain untuk mencapai tujuan

yang diinginkan.

b. Fungsi-fungsi manajemen

Maksud fungsi manajemen (Manajemen Functions) adalah

bagian-bagian yang terdapat dalam proses manajemen. Sebuah organisasi

yang baik harus menjalankan fungsi atau bagian-bagian dalam manjemen.

Fungsi-fungsi manajemen tersebut berfungsi sebagai pemandu (guide line)

dalam menjalankan aktivitas organisasinya (Kurniadin & Machali, 2012,

hlm. 35)

Dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efesien

itulah, manajemen harus difungsikan sepenuhnya pada setiap organisasi,

baik organisasi, industri, perbankan, maupun pendidikan. Fungsi-fungsi

manajemen tersebut terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), penggerakan (actuating), coordinating (koordinasi) dan

pengawasan (controlling). Paling tidak kelima fungsi tersebut dianggap

mencukupi bagi aktivitas manajerial yang akan memadukan pemanfaatan

sumberdaya manusia dan sumberdaya material melalui kerjasama untuk

mencapai tujuan organisasi. (Wijaya & Rifa‟I, 2016, hlm. 14)

Beberapa tokoh manajemen berbeda pendapat dalam

menentukan fungsi-fungsi atau bagian apa saja yang harus ada dalam

manajemen. Selain itu, istilah yang digunakan juga berbeda-beda. Perbedaan

tersebut kiranya disebabkan oleh latar belakang kehidupan, kondisi lembaga,

atau organisasi tempat para tokoh bekerja, filsafat hidup, dan pesatnya

Page 27: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

10

dinamika kehidupan yang mengiringinya, seperti cepatnya kemajuan

informasi, tekhnologi, dan media.

Definisi manajemen memberikan tekanan terhadap kenyataan

bahwa manajer mencapai tujuan atau sasaran dengan mengatur karyawan

dan mengalokasikan sumber-sumber material dan finansial. Bagaimana

manajer mengoptimasi pemanfaatan sumber-sumber, memadukan menjadi

satu dan mengkonversi hingga menjadi output, maka manajer harus

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengoptimalkan

pemanfaatan sumber-sumber dan koordinasi pelaksanaan tugas-tugas untuk

mencapai tujuan.

Sebagaimana disebutkan oleh Daft, manajemen mempunyai

empat fungsi, yakni perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling). Dari fungsi dasar

manajemen tersebut, kemudian dilakukan tindak lanjut setelah diketahui

bahwa yang telah ditetapkan “tercapai” atau “belum Tercapai” (Choliq,

2011, hlm. 36).

Menurut G.R. Terry, fungsi-fungsi manajemen adalah

Planning, Organizing, Actuating, Controlling. Sedangkan menurut John F.

Mee fungsi manajemen diantaranya adalah Planning, Organizing,

Motivating dan Controlling. Berbeda lagi dengan pendapat Henry Fayol ada

lima fungsi manajemen, diantaranya Planning, Organizing, Commanding,

Coordinating, Controlling, dan masih banyak lagi pendapat pakar-pakar

manajemen yang lain tentang fungsi-fungsi manajemen. Dari fungsi-fungsi

manajemen tersebut pada dasarnya memiliki kesamaan yang harus

dilaksanakan oleh setiap manajer secara berurutan supaya proses manajemen

itu diterapkan secara baik (Hasibuan, 2005, hlm. 3-4).

Page 28: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

11

Menurut Sondang P. Siagian fungsi-fungsi manajemen mencakup:

1. Perencanaan (planning)

dapat didefenisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan

penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan

dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-

alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa

sehingga menciptakan suatu organisasi yang dapat digerakkan

sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

di tentukan.

3. Penggerakan (Motivating)

dapat didefenisikan sebagai keseluruhan proses pemberian

dorongan bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga

mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan

organisasi dengan efesien dan ekonomis.

4. Pengawasan (Controlling)

adalah proses pengamatan pelaknsanaan seluruh kegiatan

organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang

dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

sebelumnya.

5. Penilaian (Evaluation)

adalah fungsi organik administrasi dan manajemen yang

terakhir. Defenisinya ialah proses pengukuran dan perbandingan

hasil- hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil

yang seharusnya dicapai.

Dari beberapa defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi

manajemen adalah serangkaian bagian-bagian dalam manajemen yang

Page 29: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

12

harus diaplikasikan sehingga tujuan serta visi dan misi perusahaan atau

lembaga dapat tercapai

c. Prinsip-prinsip Manajemen

Setiap manajer harus memiliki komitmen terhadap prinsip-prinsip

manajemen ketika mengimplementasikan tugas dan tanggung jawabnya.

Karena dengan prinsip manajemen ini akan mendukung kesuksesan

manajer dalam meningkatkan kinerjanya. Dengan menggunakan prinsip-

prinsip manajemen,

Manajer dapat menghindari kesalahan-kesalahan dalam menjalankan

pekerjaannya, dan kepercayaan pada diri sendiripun akan semakin besar,

paling tidak dengan prinsip tersebut manajer dapat mengurangi ketidak

benaran dalam pekerjaannya. Apakah sebenarnya prinsip itu? Sehingga

manajer itu dapat menghindari atau mengurangi kesalahan dalam

pekerjaannya. Menurut Malayu Prinsip adalah suatu pernyataan

fundamental atau kebenaran umum yang dapat dijadikan pedoman

pemikiran dan tindakan. muncul dari hasil penelitian dan pengalaman.

Prinsip ini sifatnya permanen, umum dan setiap ilmu pengetahuan

memiliki asas yang mencerminkan “intisari” kebenaran-kebenaran dasar

dalam bidang ilmu tersebut. (Wijaya & Rifa‟I, 2016, hlm. 14)

Menurut Henry Fayol dalam Daryanto, dkk, (2013, hlm. 3-4),

mengemukakan prinsip-prinsip manajemen terdiri dari empat belas

macam, yaitu :

1. Pembagian Kerja (Division of Work),

Yaitu pekerjaan harus dibagi menjadi unsur-unsur yang lebih kecil

atau dispesialisasi, sehingga output (hasil kerja) karyawan dan

efektifitas akan meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan

dan keahlian pada tugas yang diembannya,

Page 30: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

13

2. Otoritas dan Tanggung Jawab (Authority & Responsibility)

Para manager memiliki wewenang dalam memerintahkan bawahan

melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Setiap karyawan diberikan

wewenang untuk melakukan suatu pekerjaan. Tetapi suatu hal yang

perlu diingat, wewenang tersebut berasal dari suatu tanggung jawab.

Oleh karena itu, wewenang dan tanggung jawab harus seimbang,

makin besar wewenangnya makin besar pula pertanggung jawabannya.

3. Disiplin (Discipline)

yaitu disiplin harus ditegakkan dalam suatu organisasi, namun setiap

organisasi memiliki cara yang berbeda-beda dalam menegakkan

kedisiplinannya. Kedisiplinan merupakan dasar dari keberhasilan suatu

organisasi dalam mencapai tujuan organisasinya

4. Kesatuan Komando (Unity of Command)

yaitu berdasarkan prinsip kesatuan komando, karyawan seharusnya

hanya menerima perintah dari seorang atasan saja dan juga

bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Jika terlalu banyak atasan

yang memberikan perintah, karyawan yang bersangkutan akan sulit

untuk membedakan prioritasnya. Hal ini juga akan menimbulkan

kebingungan dan tidak fokus pada tugas yang diberikannya

5. Kesatuan Arah (Unity of Direction)

karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi harus memiliki tujuan

dan arah yang sama dan bekerja berdasarkan rencana yang sama

6. Mengutamakan Kepentingan Organisasi diatas Kepentingan Individu

(Subordination of Individual Interests to the General Interest)

kepentingan organisasi harus didahulukan dari kepentingan individu

seorang karyawan termasuk kepentingan individu manajer itu sendiri.

7. Penggajian (Remuneration)

yaitu salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan

adalah upah atau gaji yang didasarkan pada tugas yang

Page 31: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

14

dibebankannya. Kompensasi yang dimaksud ini dapat berupa finansial

maupun non finansial.

8. Sentralisasi (Centralization)

yaitu seorang pemimpin atau manajer harus mengadopsi prinsip

sentralisasi yang seimbang (bukan sentralisasi penuh ataupun

desentralisasi penuh). Hal ini dikarenakan sentralisasi penuh (complete

centralization). akan mengurangi peranan bawahan dalam suatu

organisasi tersebut, sedangkan disentralisasi akan menimbulkan

kesimpangsiuran dalam pengambilan keputusan. wewenang tertenu

harus didelegasikan sebanding dengan tanggung jawab yang diberikan.

9. Rantai Skalar (Scalar Chain)

Rantai skalar adalah garis wewenang dari atas sampai ke bawah.

Setiap karyawan harus menyadari posisi mereka di dalam hirarki

organisasi.

10. Tata Tertib (Order)

Tata tertib memegang peranan yang penting dalam bekerja karena

pada dasarnya semua orang tidak dapat bekerja dengan baik dalam

kondisi yang kacau dan tegang. Selain itu, untuk meningkatkan efisien

dalam bekerja, fasilitas dan perlengkapan kerja harus disusun dengan

rapi dan bersih.

11. Keadilan (Eguity)

Yaitu manager harus bertindak secara adil terhadap semua karyawan.

Peraturan dan perjanjian yang telah ditetapkan harus ditegakkan secara

adil sehingga moral karyawan dapat terjaga dengan baik.

12. Stabilitas Kondisi Karyawan (Stability Tenure of Personnel)

Yaitu mempertahankan karyawan yang produktif merupakan prioritas

yang penting dalam manajemen. Manager harus berusaha untuk

mendorong dan menciptakan loyalitas karyawan terhadap organisasi.

13. Inisiatif (Initiative)

Page 32: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

15

Yaitu karyawan harus diberikan kebebasan untuk

berinisiatif dalam membuat dan menjalankan perencanaan, tentunya

harus dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab yang

diberikan.

14. Semangat Kesatuan (Esprits de Corps)

Dalam prinsip „esprits de corps‟ ini, manajemen harus selalu berusaha

untuk mengembangkan dan meningkatkan semangat kesatuan tim

T. Keban (2008, hlm. 91) mengemukakan bahwa dimensi manajemen

berkenaan dengan bagaimana menerapkan prinsip-prinsip manajemen

untuk mengimplementasikan kebijakan publik. Dimensi ini memusatkan

perhatian pada bagaimana melaksanakan apa yang telah diputuskan

melalui prinsip-prinsip tertentu. Dimensi manajemen menyangkut proses

bagaimana kegiatan-kegiatan yang telah dirancang dapat

diimplementasikan (digerakkan, diorganisir dan dikontrol) untuk

mencapai tujuan organisasi melalui prinsip-prinsip manajemen. Ini dapat

dianalogikan dengan sistem jantung dan urat nadi yang menyalurkan

darah keseluruh tubuh termasuk ke organ-organnya agar dapat bergerak

dan berfungsi

d. Strategi

Secara etimologi, strategi berasal dari bahasa yunani, stregos yang

berarti jendral. Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa perperangan

yaitu sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada

akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk

keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama (Rafi‟udin dan Djalil,

1997, hlm. 18).

dalam kamus Belanda-Indonesia, strategi berasal dari kata majemuk,

yang artinya siasat perang. Istilah strategi tersebut digunakan dalam

kemiliteran sebagai usaha untuk mencapai kemenangan, sehingga dalam

Page 33: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

16

hal ini diperlukan taktik serta siasat yang baik dan benar (koesoemah,

1993, hlm. 1388)

Menurut David (2011, hlm. 18-19) Strategi adalah sarana bersama

dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis

mencakup ekspansi georafis, diversifikasi, akusisi, pengembangan

produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha

patungan atau joint venture. Strategi adalah aksi potensial yang

membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya

perusahaan dalam jumlah besar. Jadi strategi adalah sebuah tindakan aksi

atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan untuk

mencapai sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan.

Menurut Pearce dan Robinson (2008, hlm. 2), strategi adalah rencana

berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan

kondisi persaingan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dari defenisi

tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian strategi adalah sebuah

tindakan proses perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. dengan melalukan hal-hal yang besifat terus menerus sesuai

keputusan bersama dan berdasarkan sudut pandang kebutuhan pelanggan.

Menurut Rangkuti (2013, hlm. 3-4) mengutip pendapat dari beberapa

ahli mengenai strategi, di antaranya :

1. Chandler : Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan

dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut,

serta prioritas alokasi sumber daya.

2. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth : Strategi merupakan alat

untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu

fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada

atau tidak.

Page 34: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

17

3. Argyris, Mintzberg, Steiner dan Miner : Strategi merupakan respons

secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman

eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat

memengaruhi organisasi.

4. Porter : Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai

keunggulan bersaing

5. Andrews, Chaffe : Strategi adalah kekuatan motivasi untuk

stakeholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas,

pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak

langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh

semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

6. Hamel dan Prahalad : Strategi merupakan tindakan yang bersifat

incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dan dilakukan

berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan pelanggan di

masa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu

dimulai dari “apa yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang

terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola

konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).

Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang

dilakukan.

Dari definisi-definisi di atas maka dapat di simpulkan bahwa strategi

adalah alat untuk mencapai tujuan atau keunggulan bersaing dengan

melihat faktor eksternal dan internal perusahaan. Perusahaan melakukan

tindakan yang dapat menjadikan keuntungan baik untuk perusahaan

maupun pihak lain yang berada di bawah naungan perusahaan.

e. Manajemen Strategi

Dari sudut etimologi (asal kata), penggunaan kata “strategi” dalam

manajemen sebuah organisasi, dapat diartikan sebagai kiat, cara dan

Page 35: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

18

taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan

fungsi-fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi.

Menurut David (2016, hlm. 6) Manajemen strategi adalah seni dan

pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta

mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang

memungkinkan sebuah organisasi untuk mencapai tujuan.

Menurut Umar (1999, hlm. 86), Manajemen strategik sebagai suatu

seni dan ilmu dalam hal pembuatan (formulating), penerapan

(implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan- keputusan startegis

antara fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya

pada masa mendatang.

Menurut Siagian (2007, hlm. 7) Manajemen strategis adalah

serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh

manajemen puncak dan di implementasi oleh seluruh jajaran suatu

organisasi dalam rangkai tujuan organisasi tersebut

Menurut Hubies dan Najib (2008, hlm. 18) Manajemen strategis

adalah seperangkat keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan

kinerja organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategis di

definisikan sebagai kumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan

hasil dari rumusan dan implementasi pada rencana yang dibuat untuk

mencapai tujuan perusahaan serta bagaimana mengevaluasi dan

melaksanakan tindakan tersebut demi tercapainya tujuan organisasi yang

mencakup perumusan, implementasi dan evaluasi rencana strategi.

Dari definisi di atas dapat di simpulkan bahwa manajemen strategis

adalah kumpulan keputusan dan tindakan manjerial yang dibuat

manajemen puncak demi tercapai tujuan organisasi yang mencakup

perumusan, implementasi dan evaluasi rencana strategi.

Page 36: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

19

f. Dimensi Manajemen Strategik

Ada beberapa Dimensi Manajemen Strategik diantanranya:

1. Dimensi waktu dan orientasi masa depan

2. Dimensi Internal dan Eksternal

3. Dimensi Pendayagunaan Sumber-Sumber

4. Dimensi Keikutsertaan Manajemen Puncak

5. Dimensi Multi Bidang

g. Karakteristik Manajemen Strategik

Karakteristik Manajemen Strategik Pada umumnya manajemen ini

sungguh berbeda dengan lainnya dimana manajemen strategi ini

senantiasa menyikapi dinamika terjadinya suatu perubahan lingkungan

sehingga bisa mempengaruhi terhadap implementasi manajemen itu

sendiri serta berupaya untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan

dengan sejalan pada hal tersebut maka berikut ini akan ditunjukkan

karakteristik manajemen strategik (Taufiqurokhman, 2016, hlm. 22)

1. Manajemen strategik bersifat jangka panjang

2. Manajemen strategik bersifat dinamik

3. Manajemen strategik merupakan sesuatu yang berpadu oleh

manajemen operasional

4. Manajemen strategik perlu dimotori oleh unsur-unsur pada manajer

tingkat puncak

5. Manajemen strategik berorientasi dan mendekati untuk masa depan

6. Manajemen strategik senantiasa harus didorong dan didukung dalam

pelaksanaannya oleh semua sumber daya ekonomi yang tersedia

Page 37: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

20

h. Tujuan Manajemen Strategi

Ada empat tujuan dari manajemen strategi menurut Suwandiyanto

yaitu:

1. Memberikan arah pencapaian tujuan organisasi

Manajer strategi diharapkan mampu menunjukkan kepada

semua pihak arah tujuan organisasi yang jelas agar dapat dijadikan

acuan dalam bekerja dan akhirnya dapat dievaluasi dalam menentukan

keberhasilan organisasi.

2. Mengantisipasi setiap perubahan yang merata

Melalui manajemen strategi memberikan kejelasan kepada

pemimpin untuk siap sedia dalam menghadapi perubahan. Pemimpin

sebisa mungkin menyiapkan pedoman dan pengendalian guna

menghadapi perubahan yang akan datang sehingga kontribusi akan

diberikan secara baik di waktu yang akan datang.

3. Berhubungan dengan efisiensi dan efektifitas

Manajemen strategi memungkinkan bagi manusia untuk

memberi perhatian kepada pekerjaannya berjalan secara baik, efektif

dan efisien.

i. Proses Manajemen Strategi

Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap (David, 2005, hlm. 6).

1. Perumusan strategi

Perumusan strategi adalah tahap awal pada manajemen

strategi. Kegiatan ini bisa mengembangkan visi dan misi organisasi,

mengidentifikasi peluang serta ancaman internal dan eksternal

organisasi, menemukan kekutan dan kelemahan internal organisasi,

menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat sejumlah

strategi alternatif untuk organisasi dan memilih strategi tertentu untuk

Page 38: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

21

digunakan. Cakupan perumusan strategi meliputi objek baru yang

akan dikerjakan, mengalokasikan sumber daya baik finansial maupun

non finansial, memutuskan kebutuhan yang tepat dan memutuskan

wilayah eksekusi dari perumusan strategi. Organisasi juga harus

menyiapkan strategi alternatif yang bisa memberikan dampak positif

yang terbaik supaya kegagalan dapat ditekan sekecil mungkin. Dan

yang paling utama untuk dilakukan adalah sebuah strategi harus

memberikan keunggulan komparatif dan pada akhirnya bisa

memberikan keunggulan kompetitif dalam jangka panjang, hal ini

menjadi penting bagi manajemen strategi.

2. Pelaksanaan strategi

Tahap kedua dari manajemen strategi adalah pelaksanaan

strategi yang berarti meletakkan strategi menjadi kegiatan. Dalam

konteks pelaksanaan strategi maka organisasi diharuskan untuk

menetapkan sasaran, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan

mengalokasikan sumber daya sehingga strategi dapat dilaksankan

dengan baik. Pelaksanaan strategi mencakup pengembangan budaya

yang mendukung strategi, penciptaan struktur organisasi yang efektif,

mengalokasikan sumber daya, pengarahan kembali usaha-usaha

pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan dan pemanfaatan

sistem informasi, serta menghubungkan kompensasi untuk karyawan

dengan kinerja organisasi.

Pelaksanaan strategi sering disebut tahap tindakan dalam

manajemen strategi. Pelaksanaan strategi sering dianggap tahap yang

paling sulit dalam manajemen strategi menuntut disiplin, komitmen

dan pengorbanan pribadi. Keberhasilan pelaksanaan strategi

tergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi para

karyawan. Hal ini lebih merupakan seni dari pada ilmu. Kemampuan

manajer dalam melimpahkan wewenang terhadap karyawan harus

Page 39: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

22

diberi batasan yang jelas. Kreatifitas karyawan juga perlu

dikembangkan, karena tanpa adanya usaha dari karyawan kegiatan

tidak akan bermakna. Oleh karena itu pembatasan wewenang yang

jelas dan tegas harus dibuat untuk pengalihan wewenang dan

tanggung jawab. Jangan sampai strategi-strategi yang dirumuskan

tetapi tidak dilaksanakan tidak akan memberikan manfaat (Wahyono,

2008, hlm 61).

3. Evaluasi Strategi

Tahap akhir dalam manajemen strategis adalah evaluasi dari

strategi yang telah ditentukan pada awal kegiatan dalam organisasi.

Evaluasi dilakukan di berbagai bagian dari sebuah organisasi, dari

mulai kelembagaan organisasi sampai staff-staff organisasi. Para

manajer harus benar-benar mengetahui alasan strategi-strategi tertentu

tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Dalam hal ini, evaluasi strategi

adalah cara pertama untuk memperoleh informasi. Semua strategi

dapat diubah sewaktu-waktu karena faktor-faktor eksternal dan

internal selalu berubah. Evaluasi strategi meliputi:

a. Mereview faktor-faktor internal dan eksternal yang merupakan

dasar bagi setiap strategi yang sedang dijalankan.

b. Mengukur kinerja yang sudah dijalankan.

c. Mengambil sebuah tindakan perbaikan apabila terjadi ketidak

sesuaian.

Page 40: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

23

2. Filantropi Islam

a. Pengertian Filantropi

Istilah filantropi berasal dari bahasa philanthropia atau dalam

bahasa Yunani philo dan anthropos yang berarti cinta manusia. Filantropi

adalah bentuk kepedulian seseorang atau sekelompok orang terhadap orang

lain berdasarkan kecintaan pada sesama manusia (Latief, 2010, hlm. 34).

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dikutip

dari (Makhrus, 2014, hlm. 29). Filantropi dapat diartikan pula sebagai

Cinta kasih (kedermawanan) kepada sesame

Filantropi itu sendiri lebih dekat maknanya dengan charity,

kata yang berasal dari Bahasa Latin (caritas) yang artinya cinta tak

bersyarat (unconditioned love). Namun, sebenarnya terdapat perbedaan

antara kedua istilah tersebut, charity cenderung mengacu pada pemberian

jangka pendek, sedangkan filantropi lebih bersifat jangka panjang (Anheier

dan List, 2005, hlm. 196).

Makna filantropi di atas telah melahirkan beragam definisi.

Filantropi diartikan sebagai tindakan sukarela personal yang didorong

kecenderungan untuk menegakkan kemaslahatan umum (Friedman dan

Garvie, 2005, hlm. 37) atau perbuatan sukarela untuk kemaslahatan umum

(Payton dan Moody, 2008, hlm. 6). Filantropi juga diartikan sebagai

sumbangan baik materi maupun non materi untuk mendukung sebuah

kegiatan yang bersifat sosial tanpa balas jasa bagi pemberinya (Anheier dan

List, 2005, hlm, 196).

Definisi di atas menunjukkan bahwa tujuan umum yang

mendasari setiap definisi filantropi adalah cinta yang diwujudkan dalam

bentuk solidaritas sesama manusia (Sulek, 2010, hlm. 395).

Kata “filantropi” merupakan istilah baru dalam Islam, namun

demikian belakangan ini sejumlah istilah Arab digunakan sebagai

padanannya. Filantropi kadang-kadang disamakan dengan al-„ata‟ al-

Page 41: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

24

ijtima‟i yang artinya pemberian sosial, al-takaful al-insani yang artinya

solidaritas kemanusiaan, „ata‟ khayri yang artinya pemberian untuk

kebaikan, atau sadaqah yang artinya sedekah (Ibrahim, 2008. hal, 11).

Istilah sadaqah sudah dikenal dalam Islam, tetapi istilah filantropi Islam

merupakan pengadopsian kata pada masa sekarang.

Praktik filantropi islam telah lama terbangun sejak periode

awal islam, dan berkembang menjadi salah satu praktik yang mengemuka

seiring dengan perkembangan islam. Zakat sedekah dan wakaf merupkan

praktik filantropi islam yang paling populer yang masuk dan berkembang di

Nusantara. Berdasarkan beberapa survei, hampir semua orang Indonesia

(sekitar 98%) angka tertinggi berdasarkan riset tentang filantropi di

berbagai Negara, Menyumbangkan kekayaannya melalui bentuk-bentuk

pemberian seperti itusebagai tindakan kedermawanan yang dilandasi oleh

keyakinan keagamaan (Fauziah, 2016, hlm. 31)

Terdapat tiga konsep utama mengenai filantropi yang

mengakar kuat dalam Al-Qur‟an dan Hadist, yaitu konsep mengenai

kewajiban agama, moralitas agama, dan keadilan sosial. konsep pertama

tersebut menjadi panduan umum, konsep kedua berkaitan dengan moralitas

sosial dan konsep ketiga menyentuh inti dari tujuan filantropi dan agama itu

sendiri yaitu keadilan sosial. Aspek kewajiban agama dalam filantropi

didasari atas kewajiban akan zakat sebagai ajaran islam. Ada sekitar

delapan puluh dua ayat dalam Al-Qur‟an yang membicarakan kewajiban

membayar zakat setelah shalat. Hal ini menjadikan zakat sebagai salah satu

rukun Islam. Moralitas agama merupakan konsep kedua, mendasari sifat

imperatif zakat dalam hal menekankan pentingnya derma yang jauh

melampaui ritualitas. Ayat di bawah ini menjelaskan akan nilai- nilai luhur

terdapat dalam (Al- Qur‟an Al-Baqarah [2] : 177)

Page 42: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

25

را ي ب ا ان ك ن ة و ر غ ان ق و ر ش م ان ب ى ق ك ىه ج ىا و ن ى ت را أ ب ش ان ن

ى ه بل ع ى ان آت و ب ا انن بة و ت ك ان ت و ك ئ ل ان ر و خ و ا ى ان و بللا ب آي

ى ب ر ق ي ان ه رو ب ف ح و ه بئ انضا م و ب انضا ب ا و بك ض ان ى و بي ت ان و

وا ذ به ا ع ر ى إ ه ذ ه ع ب ى ىف ان و بة ك ى انزا آت و ة ل بو انصا ق أ بة و ق انر

ز ا ك ان ئ ون س أ أ ب ن ا ح اء و را انضا بء و ص أ ب ن ا ف ر بب انصا قىا و ذ ص

ى اق ت ن ى ا ك ه ئ ون أ و

Artinya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan

barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah

beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-

nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak

yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan

orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,

mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati

janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,

penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar

(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa (Anonim, Qs. Al-

Baqarah [2] ayat 177)

Dalam ayat tersebut derma tidak hanya merupakan sebuah

kewajiban ritualitas, tapi juga merupakan sebuah bukti keimanan seseorang

terhadap Tuhannya. Tindakan- tindakan kemurahan hati yang di sebutkan

dalam Ayat diatas, dianggap sebagai tanda- tanda kesalehan. Termasuk

tanda tanda keshalehan dan keimanan seseorang jik ia mau memberikan

perhatian kepadanasib anak yatim serta tetangga mereka.

b. Bentuk-Bentuk kegiatan Filantropi Dalam Islam

Kegitatan-kegiatan filantropi dari bentuk yang paling

sederhana, misalnya kerja bakti, kerja sosial, gotong royong, berderma,

penggalangan dana untuk keperluan kemanusiaan sampai bentuk

keterlibatan intensif dan berkesinambungan dalam penyelenggaraan

Page 43: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

26

lembaga-lembaga sosial dan kemanusiaan merupakan indikator

berfungsinya masyarakat sipil. ( Fauziah, 2016, hlm. 1)

Islam mengenal dua dimensi utama hubungan, yaitu hubungan

manusia dengan Allah, dan hubungan manusia dengan manusia (Alhasbi

dan Ghazali, 1994, hlm. 7-22). Tujuan dari kedua hubungan ini adalah

keselarasan dan kemantapan hubungan dengan Allah SWT, dan sesama

manusia termasuk dirinya sendiri dan lingkungan. Inilah aqidah atau

keyakinan dan wasilah (jalan) untuk mencapai kesejahteraan baik di

duniamaupun di akhirat (Ali, 198, hlm. 29)

Kesejahteraan tersebut, tidak hanya diperoleh melalui

hubungan dengan tuhan semata seperti kewajiban shalat, puasa, dan haji,

melainkan juga harus dibarengi dengan hubungan yang berdimensi sosial

seperti kewajiban mengeluarkan zakat. Zakat termasuk infak dan sedekah

berfungsi untuk menjembatani dan mempererat hubungan sesama manusia

terutama hubungan antara kelompok yang kuat dengan yang lemah

(Bremer, 2004, Hlm. 1-26).

1. Zakat

Aspek kewajiban agama dalam filantropi didasari atas

kewajiban akan zakat sebagai ajaran islam. Ada sekitar delapan puluh

dua ayat dalam al-qur‟an yang membicarakan kewajiban membayar

zakat setelah kewajiban sholat. Hal ini menjadikan zakat sebagai salah

satu rukun islam. Ayat-ayat al-qur‟an tersebut hampir selalu mengikuti

pernyataan mengenai sifat imperatif zakat dengan imbalan yang akan

diperoleh bagi orang yang mau melaksanakan kewajiban tersebut.

(Fauziah, 2016, hlm. 37)

Zakat merupakan komponen utama kebijakan fiskal dalam

ekonomi Islam. Dana zakat merupakan sumber pertama dan terpenting

dari penerimaan negara, pada awal pemerintahan Islam (Shaikh,

2010,hlm. 1-18).

Page 44: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

27

Konsep zakat secara mendasar tidak mengalami perubahan

yang signifikan dari waktu ke waktu. Hal yang membedakan hanyalah

masalah operasional penghimpunan dan pemberdayaan dana zakat,

karena konsep fikih zakat menyebutkan bahwa sistem zakat berusaha

untuk mempertemukan pihak surplus muslim dengan pihak defisit

muslim. Hal ini dengan harapan terjadi proyeksi pemerataan pendapatan

antara surplus dan defisit muslim atau bahkan menjadikan kelompok

yang defisit (mustahik) menjadi surplus (muzakki) (Nasution dan

Wibisono, 2005, hlm. 48).

Perkembangan kajian dan pembahasan tentang zakat di

Indonesia telah memasuki babak baru pasca disahkannya Undang-

Undang nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Dalam

Undang-Undang tersebut, zakat didefinisikan sebagai harta yang wajib

disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang

muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang

berhak menerimanya.

Zakat sebagai suatu kewajiban agama merupakan suatu ajaran

mengenai pembersihan/penyucian. Qs. [9] ayat 103 menyajikan konsep

ini, dengan mengacu pada pembersihan atas kekayaan dan pembersihan

hati seseorang. Pembersihan atas kekayaan umumnya dianggap sebagai

proses yang tidak terpisahkan dengan pertumbuhan atau bertambahnya

kekayaan seseorang hal ini diambil dari arti kata zakat. (Fauziah, 2016,

hlm. 38).

Zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu,

yang Allah Swt mewajibkan kepada pemiliknya, untuk diserahkan

kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.

Dengan pemahaman ini, zakat dapat dikategorikan sebagai ibadah

maaliyah ijtima‟iyyah, artinya ibadah di bidang harta yang memiliki

Page 45: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

28

kedudukan yang sangat penting dalam membangun masyarakat (Syafei,

2015. Hlm, 155-164)

2. Infaq

Secara bahasa, kata „infak‟ berarti menafkahkan,

membelanjakan, dan berarti pula mengeluarkan sesuatu (harta) untuk

kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut terminologi syariat, infak

berarti mengeluarkan sebagian harta untuk suatu kebaikan yang

diperintahkan Allah SWT (Djuanda, dkk, 2006, hlm. 11).

Atau infak adalah pengeluaran suka rela yang dilakukan

seseorang, setiap kali kita memperoleh rizki, sebanyak yang ia

kehendakinya sendiri. Infak berarti memberikan harta dengan tanpa

konpensasi apapun (Bremer, 2004, hlm. 1-26).

Infak tidak mengenal nisab, sehingga infak dikeluarkan oleh

setiap orang yang beriman yang berpenghasilan tinggi maupun rendah

dan disaat lapang ataupun sempit. Zakat harus diberikan kepada

mustahik tertentu, tapi dalam infak boleh diberikan kepada siapa saja,

misalnya untuk kedua orang tua, istri, anak yatim, dan sebagainya

(Fauzia, 2008, hlm. 60-88).

Islam telah menentukan tata cara berinfak yaitu membuat

ketentuan-ketentuannya, dan tidak membiarkan pemilik harta bebas

mengelolanya dan menafkahkan sekehendaknya. Wujud pelaksanaan

infak seseorang bisa dengan cara mentransfer hartanya dengan tanpa

kompensasi kepada orang lain, kepada diri sendiri, ataupun kepada

orang yang nafkahnya menjadi kewajiban. Wujud infak, bila kegiatan

dilaksanakan ketika masih hidup, seperti hibah, hadiah, sedekah, serta

nafkah, bila dilaksanakan setelah meninggal seperti wasiat.

Page 46: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

29

Terdapat dua kewajiban yang dibebankan kepada setiap orang

mu‟min terhadap fakir miskin. Pertama, memberi makan dan

merawatnya jika ia sanggup. Kedua, menganjurkan orang lain untuk

menyantuni orang miskin jika ia termasuk orang yang hidup pas-pasan,

jika tidak mereka digolongkan kedalam orang pendusta agama

sebagaiman firman Allah dalam Surat Al-Ma‟un: 1-3. (udin, 2016, hlm.

7)

3. Sedekah

Istilah sedekah berasal dari bahasa arab „ shadaqa‟, yang

memiliki arti hampir sama dengan kata indonesia “sumbangan” atau

pemberian sukarela. (Fauziah, 2016, hlm. 21)

Sedekah juga diartikan sebagai pemberian seseorang secara

ikhlas, kepada yang berhak menerimanya yang diiringi oleh pemberian

pahala dari Allah (Makhrus dan Utami, 2015, hlm. 175-184).

Islam memperbolehkan adanya kepemilikan pribadi, sehingga

secara fitrah terdapat individu-individu yang berinisiatif untuk

memperoleh kekayaan sebanyak banyaknya. Karena Al-Qur‟an

mendorong semua orang untuk berusaha mencari kekayaan untuk

dirinya sendiri. Akan tetapi perlu untuk diakui adanya seseorang lebih

kaya dari yang lainnya. Allah berfirman: “Dan Allah Melebihkan

sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rizki, …” ( Anonim,

Q.S. An-Nahl: 71).

Islam tidaklah menetapkan seberapa besar harta yang di

sedekahkan, namun mendidik manusia untuk mengeluarkan harta dalam

bersedekah dan berinfak baik dikala susah ataupun senang, siang

ataupun malam, dan secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-

terangan sesuai dengan kemampuan. Jika manusia enggan berinfak atau

bersedekah, maka sama halnya dengan menjatuhkan diri pada

kebinasaan. “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan

Page 47: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

30

janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan

berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah Menyukai orang-orang

yang berbuat baik.” (Anonim, Q.S. Al-Baqarah:195).

Sedekah tidak ditentukan jumlah dan sasaran penggunaannya,

yaitu semua kebaikan yang diperintahkan oleh Allah. Wujud sedekah

tidaklah terbatas hanya pada hal-hal yang material saja, akan tetapi

dalam sedekah tercakup hal-hal yang bersifat non-material, yaitu

memberi nasihat, melaksanakan amar ma‟ruf nahi munkar,

mendamaikan yang berseteru, membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan

sebagainya (Retsikas, 2014, hlm. 337-357).

c. Pengelola dana filantropi

Untuk mobilisasi dana filantropi agar terkelola secara

sistematis dan terstruktur yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagaimana

mestinya, maka mutlak rasanya diperlukan suatu lembaga yang menjadi

mediator antara sikaya dengan simiskin. Dalam perundang-undangan nomor

38 Tahun 1999, diakui adanya dua jenis organisasi pengelola zakat dan

dana filantropi pada umumnya, yaitu: (1) Badan Amil Zakat (BAZ) yaitu

organisasi pengelolaan zakat yang dibentuk oleh pemerintah, dan (2)

Lembaga Amil Zakat (LAZ), yaitu organisasi pengelola zakat yang

diprakarsai oleh swasta yang mendapatkan izin resmi dari pemerintah.

Namun dalam UU. No. 23 Tahun 2011, terdapat banyak

perbedaan organisasi pengelolaan zakat yang dibentuk oleh masyarakat

yang dikukuhkan oleh pemerintah. Struktur institusi, dalam upaya untuk

mencapai tujuan pengelolaan zakat, dibentuk Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) yang berkedudukan di ibu kota negara, BAZNAS provinsi,

BAZNAS kabupaten/kota. BAZNAS merupakan lembaga pemerintahan

non-structural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada

presiden melalui Menteri, BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang

melakukan pengelolaan zakat dan dana filantropi lainya secara nasional.

Page 48: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

31

Untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan,

pendistribusian, dan pendayagunaan zakat, masyarakat dapat membentuk

Lembaga Amil Zakat (LAZ). Pembentukan LAZ wajib melaporkan secara

berkala kepada BAZNAS atas pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian,

dan pendayagunaan zakat yang telah diaudit syariat dan keuangan, dengan

demikian posisi LAZ tidak setara lagi dengan BAZ. (Nasrullah, 2015, hlm.

6-7).

Adapun lembaga LAZ yang telah beroperasi dan memiliki

jaringan secara nasional antara lain: Dompet Dhuafa Republika (jakarta),

Amanta Takaful (jakarta), LAZ pos keadilan peduli ummat (Jakarta) Baitul

Maal Muamalat (jakarta), Dana Sosisal Al Falah (Surabaya), LAZ Dompet

Peduli Umat Daarut Tauhiid (Bandung), Baaitul Maal Hidayatullah

(Jakarta), Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia serta Rumah Zakat Indonesia

(Bandung), mayoritas LAZ tersebar ditanah air, terkait jumlah anak cabang

tentu bervariasi mengikuti besar kecilnya lembaga tersebut. Dalam

penelitian ini Lembaga pengelola zakat dan dana filantropi pada umumnya

yang dimaksud adalah yaitu, Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid yang

bertransformasi menjadi Daarut Tahuid (DT) Peduli. Lebih tepatnya lagi

(DT) peduli cabang kota Jambi.

3. Strategi pengelolaan filantropi

a. Strategi Fundraising

1) Pengertian Strategi Fundraising

Fundraising memiliki arti sendiri dalam kamus bahasa Inggris–

Indonesia adalah pengumpulan dana, sedangkan orang yang

mengumpulkan dana disebut fundraiser (Marwing, 2015, hlm. 5)

Menurut Norton (2002, hlm. 2) mendefinisakan strategi fundraising

“Fundraising strategy is a long term plan of action designed to acthieve

a particular fundraising goal” Strategi penggalangan dana adalah

Page 49: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

32

rencana tindakan jangka panjang yang dirancang untuk mewujudkan

tujuan penggalangan dana tertentu.

Dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud

dengan pengumpulan adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan;

perhimpunan; pengerahan. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia hlm. 602)

Menurut Purwanto (2019, hlm. 12) mendefiniskan fundraising

sebagai proses memengaruhi masyarakat baik perseorangan sebagai

individu atau perwakilan masyarakat maupun lembaga agar

menyalurkan dananya kepada sebuah organisasi.

Fundraising dalam arti lain juga sebagai kegiatan dalam rangka

menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya dari

masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun

pemerintah) dana tersebut akan digunakan untuk membiayai program

dan kegiatan operasional organisasi sehingga mencapai tujuannya.

Fundraising dalam pengertian ini memiliki ruang lingkup lebih luas,

fundraising tidak hanya mengumpulkan dana semata, melainkan dalam

bentuk barangpun bisa dimanfaatkan untuk keperluan dan kepentingan

lembaga.

Fundraising merupakan kegiatan yang sangat penting bagi lembaga

atau organisasi nirlaba dalam upaya mendukung jalannya program dan

jalannya roda operasional agar lembaga atau organisasi nirlaba tersebut

dapat mencapai maksud dan tujuan yang telah digariskan. (Abidah,

2016, hlm. 6). Begitu pentingnya peran fundraising itu sendiri dapat

dikatakan sebagai faktor pendukung organisasi dalam membiayai

program dan membiayai kegiatan operasional organisasi. Program pada

setiap lembaga dapat berjalan lancar karena, konsep dari fundraising

adalah mencari dana.

Page 50: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

33

Konsep fundraising itu sendiri berakar dan dikenal baik pada

organisasi nirlaba, dimana penghimpunan dana dimaksudkan untuk

membantu dalampencapaian tujuan organisasi. Fundraising

berhubungan dengan kemampuan perorangan, organisasi, badan hukum

untuk mengajak dan mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan

kesadaran dan kepedulian mereka. Keharmonisan dengan orang lain

harus dijalin agar mereka dapat menerima organisasi yang dimiliki.

Dalam hal ini lembaga perlu membangun etika fundraising dengan

mengacu pada misi lembaga (Widjajanti, 2006, hlm. 4).

2) Fundraising Zakat

Fundraising tidak identik dengan uang semata, ruang lingkupnya

begitu luas dan mendalam, karena pengaruhnya sangat berarti bagi

eksistensi sebuah lembaga apapun. Dana ZIS dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengentaskan kemiskinan dan

mempersempit jarak antara si kaya dengan si miskin. Oleh sebab itu,

fundraising sangat memengaruhi dalam penggalangan dana di lembaga

pengelola zakat.

Penghimpunan dana zakat boleh dikatakan selalu menjadi tema

besar bagi organisasi pengelola zakat. Untuk menangkap dan

menjemput “zakat” sudah mereka siapkan berbagai alat kerja lengkap

dengan tabel-tabel kalkulasi zakat (Khasanah, 2010, hlm. 176).

Adapun dalam konteks lebih kompleks, aktifitas fundraising, yaitu

penggalangan dana atau daya akan dilakukan dengan manajemen

pemasaran (marketing), motivasi dan relasi. Dalam hal ini pengalangan

dana atau daya tidak hanya bersifat pemberian semata yang sangat

dipengaruhi oleh pertimbangan calon donatur (muzaki). Dengan kata

lain, fundraising pada sebuah organisasi pengelola zakat (OPZ) dapat

diartikan sebagai segala upaya atau proses kegiatan dalam rangka

menghimpun dana zakat, infaq, dan shodaqah serta sumber daya lainnya

Page 51: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

34

dari masyarakat baik individu, kelompok, organisasi dan perusahaan

yang akan disalurkan dan didayagunakan untuk mustahik (Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2009,

hlm. 65).

Pengertian tersebut menunjukkan kedudukan fundraising menjadi

tidak bisa ditawar lagi mengingat, dalam sejarah perkembangan

pengelolaan nirlaba, khususnya organisasi-organisasi zakat terdapat

hubungan erat antara kemampuan menggalang dana (fundraising)

dengan jumlah dana yang dihimpun sekaligus kegiatan organisasi

tersebut. Hal ini, dapat diartikan bahwa baik tidaknya sebuah organisasi

pengelola zakat tetap berjalan dengan kegiatan-kegiatannya sangatlah

bergantung pada proses fundraising yang selanjutnya dana yang

diperoleh nantinya akan dipergunakan untuk membiayai kegiatan,

program dan operasional organisasi.

3) Tujuan Fundraising

Adapun tujuan fundraising bagi sebuah organisasi zakat:

a) Menghimpun Dana Ziswaf

Tujuan utama dalam gerakan fundraising adalah pengumpulan

dana. Sesuai dengan maknanya (fundraising) yaitu pengumpulan

uang, namun yang di maksud disini bukanlah uang semata, tetapi

merupakan dana dalam arti yang lebih luas, termasuk di dalamnya

barang atau jasa yang memiliki nilai manfaat, meski dana dalam arti

uang memiliki peran yang sangat penting, karena sebuah organisasi

zakat tanpa adanya dana tentunya tidak akan bisa berjalan dengan

baik, karena dalam operasional membutuhkan dana dalam arti uang.

Sebuah organisasi zakat yang tidak dapat mengumpukan uang dalam

proses fundraisingnya adalah termasuk organisasi yang gagal,

meskipun dia memiliki keberhasilan yang lain.

Page 52: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

35

b) Menghimpun Muzaki

Fundraising juga bertujuan untuk menambah jumlah muzaki

atau donatur. OPZ yang baik adalah OPZ yang memiliki data

pertambahan muzaki dan donatur tiap hari. Sebenarnya yang

dibutuhkan adalah pertambahan jumlah dana untuk program-

program mereka juga operasionalnya. Ada dua hal yang bisa

dilakukan OPZ dalam hal ini, pertama; menambah jumlah

sumbangan pada setiap donatur dan muzaki, dan yang kedua;

menambah jumlah donatur atau muzaki.

c) Membentuk dan meningkatkan citra lembaga, secara langsung atau

tidak langsung.

Fundraising adalah garda terdepan dalam menyampaikan

informasi dan berinteraksi dengan masyarakat. Hasil informasi dan

interaksi ini akan membentuk citra lembaga dalam masyarakat yang

menggakibatkan dampak positif bagi organisasi. Jika dampak positif

dapat ditunjukkan organisasi, maka dukungan akan mengalir

dengan sendirinya.

d) Menghimpun volunteer dan pendukung

Seorang atau kelompok orang yang telah berinteraksi dengan

aktifitas fundraising yang dilakukan oleh sebuah Organisasi

Pengelola Zakat, jika memiliki kesan yang positif dan bersimpati

terhadap lembaga tersebut, dapat menjadi pendukung lembaga

meskipun tidak menjadi muzaki. Kelompok seperti ini harus

diperhitungkan dalam aktifitas fundraising, meskipun mereka tidak

berdonasi, mereka akan berusaha melakukan dan berbuat apa saja

untuk mendukung lembaga dan akan fanatik terhadap lembaga.

Kelompok seperti ini pada umumnya secara natural bersedia

menjadi promotor atau informasi positif tentang lembaga kepada

orang lain. Kelompok seperti ini sangat dibutuhkan oleh lembaga

Page 53: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

36

sebagai pemberi kabar informasi kepada orang yang memerlukan.

Dengan adanya kelompok ini, maka kita telah memiliki jaringan

informal yang sangat menguntungkan dalam aktifitas fundraising.

e) Memuaskan muzaki

Kepuasan muzaki akan memengaruhi jumlah dana yang akan di

donasikan kepada lembaga. Mereka akan mendonasikan dananya

kepada lembaga secara berulang-ulang, bahkan mereka juga akan

menyampaikannya kepada orang lain secara positif tentang

kepuasannya, sehingga pekerjaan fundraiser menjadi lebih terbantu

(Suparman, 2009, hlm. 394).

Disamping itu, para donatur yang loyal ini menjadi tenaga

fundraiser alami (tanpa diminta, dilantik, dan dibayar). Oleh

karenanya, keadaan ini harus diperhatikan, karena fungsi pekerjaan

fundraising lebih banyak berinteraksi dengan muzaki, maka secara

otomatis kegiatan fundraising juga harus bertujuan akan memuaskan

muzaki.

4) Model Strategi Fundraising

Mengingat urgensi fundraising yang sangat penting, berbagai

organisasi amil zakat berupaya mencanangkan starategi fundraising

yang kreatif dan inovatif demi menghimpun donasi sebanyak-

banyaknya dan juga kelancaran programprogram yang dibuat oleh

organisasi. Merencanakan strategi akan mempermudah dalam langkah-

langkah yang akan ditempuh selanjutnya. Setidaknya terdapat dua

strategi atau model utama yang diperguanakan oleh organisasi nirlaba

terutama organisasi pengelola zakat di dalam proses fundraising.

a) Strategi Fundraising Langsung (direct fundraising)

Strategi ini adalah dengan menggunakan teknik atau cara yang

melibatkan partisipasi donatur secara langsung, yaitu bentuk-bentuk

fundraising dimana proses interaksi dan daya akomodasi terhadap

Page 54: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

37

respon donatur bisa seketika (langsung) dilakukan. Apabila dalam

diri donatur muncul keinginan untuk melakukan donasi setelah

mendapatkan promosi dari fundraiser organisasi, maka segera dapat

dilakukan dengan mudah dan semua kelengkapan informasi yang

diperlukan untuk melakukan donasi sudah tersedia. Sebagai contoh

dari metode adalah: direct mail, direct advertising, telefundraising

dan presentasi langsung.

b) Strategi Fundraising Tidak Langsung (Indirect Fundraising).

Strategi tidak langsung adalah suatu metode yang menggunakan

teknik-teknik atau cara-cara yang tidak melibatkan partisipasi

donatur secara langsung, yaitu bentuk-bentuk fundraising dimana

tidak dilakukan dengan memberikan daya akomodasi langsung

terhadap respon donatur seketika. Metode ini misalnya dilakukan

dengan cara promosi yang mengarah kepada pembentukan citra

lembaga yang kuat, tanpa secara khusus diarahkan untuk menjadi

transaksi donasi pada saat itu. Sebagai contoh dari metode ini

adalah: Advertorial, Image Campaign, dan penyelenggaraan Event

(Ridwan, 2016, hlm. 7).

Pada umumnya sebuah lembaga melakukan kedua model strategi

fundraising ini (langsung dan tidak langsung). Karena keduanya

memiliki kelebihan dan tujuannya sendiri. Strategi fundraising

langsung diperlukan karena tanpa metode langsung, donatur akan

kesulitan untuk mendonasikan dananya. Sedangkan jika semua

bentuk fundraising dilakukan secara langsung, maka akan tampak

donatur dan berpotensi menciptakan kejenuhan. Kedua metode

tersebut dapat digunakan secara fleksibel dan semua lembaga harus

mampu dalam mengkombinasikan kedua model strategi tersebut.

Lembaga Pengelola Zakat perlu melakukan kerja cerdas dan inovatif

Page 55: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

38

guna mendapatkan calon muzaki dan guna menghimpun dana

ziswaf.

Metode konvensional dengan menunggu dan hanya melakukan

penggalangan dana pada saat puasa Ramadhan hanya untuk

menghimpun zakat fitrah saja, sudah tidak cukup, perlu melakukan

upaya jemput bola dan menggunakan teknologi informasi untuk

menjaring calon muzaki dalam menggalang dana ziswaf.

Penggunaan media baik sosial maupun cetak merupakan pilihan

yang sangat diperlukan pada saat ini, karena masyarakat sudah

sangat paham dengan media informatika dan telekomunikasi.

Sudewo (2004,hlm.190-200) membagi manajemen pengumpulan

zakat menjadi dua, yaitu manajemen penggalangan dana dan

layanan donatur. Manajemen penggalangan dana yang dimaksud

adalah:

1) Kampanye.

Proses kampanye adalah proses membangkitkan kesadaran

pembayaran zakat.

2) Kerjasama Program.

Kerjasama bisa dilakukan dengan lembaga atau perusahaan lain

yang berbentuk aktivitas fundraising.

3) Seminar dan diskusi.

Dalam sosialisasi zakat, galang dana juga dapat melakukan

kegiatan seminar atau diskusi dengan tema yang relevan dengan

kegiatan.

4) Pemanfaatan Rekening Bank.

Bermaksud memberikan kemudaham donatur menyalurkan

dana.

Page 56: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

39

Sedangkan manajemen pelayanan donatur yang dapat dilakukan

antara lain (Sudewo, 2004, hlm. 190-200)

1) Melakukan pendataan donatur dengan sistem dokumentasi

yang rapi.

2) Menerima keluhan donatur dan masyarakat luas.

3) Follow up keluhan-keluhan yang ada.

Senada dengan yang disampaikan Sudewo, kampanye menjadi

salah satu bagian manajemen pengumpulan dana zakat. Langkah-

langkah kampanye yang dapat dilakukan antara lain dengan

melakukan sosialisasi melalui (Departemen Agama RI Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2007, hlm. 91-94 )

a) Media massa

b) Film dan Video

c) Leaflet/brosur/booklet

d) Portalwebsite

e) Billboard/banner/baliho/spanduk

f) Khutbah Jum‟at

g) Orientasi pengurus lembaga pengelola zakat

h) Gerakan sadar zakat

i) Desa binaan zakat

B. Studi Relevan

Sepanjang yang penulis ketahui bahwa telah ada beberapa penelitian

sebelumnya yang mengangkat tema tentang Manajemen Filantropi Islam di sebuah

lembaga yasasan Nasional maupun Swasta, yaitu:

1. Penelitian Ahmad Busyro Sanjaya pada tahun 2016 yang berjudul “

Manajemen Filantropi Berbasis Rumah Ibadah (Studi Komparasi Manajemen

Filantropi di Masjid Syuhada dan Greja Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta).

penelitian yang dilakukan adalah membahas tentang proses pelaksanaan

Page 57: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

40

Manajemen Filantropis di yayasan Masjid Syuhada Yogyakarta dan Greja

Santo Antonius Kotabaru Yogyakarta

2. Penelitian Tri Wahyuni pada tahun 2017 yang berjudul “Analisis komparatif

Manajemen Pengelolaan Dana Filantropi Berbasis Rumah Ibadah dan

Lembaga Sosial diTinjau dari Perspektif Ekonomi Islam. (Studi Pada Masjid

Ad-Du‟a Way Halim Bandar Lampung dan LAZNAS Dompet Peduli Ummat

Daarut Tauhiid Cabang Metro). Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Bagaimana Penerapan Manejemen pengelolaan dana Filantropi pada Masjid

Ad-Du‟a Way Halim dan LAZNAS DPU-DT Cabang Metro.

3. Penelitian Aan Nasrullah pada tahun 2015 yang berjudul “ Pengelolaan Dana

Filantropi Untuk Pemberdayaan Pendidikan Anak Dhuafa” (Studi Kasus Pada

BMH Cabang Malang Jawa Timur). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

bagaimana cara pengelolaan dana filantropi dalam pemberdayaan pendidikan

anak dhuafadi BMH Cabang Malang Jawa Timur.

4. Penelitian Udin Saripudin pada tahun 2016 yang berjudul “Filantropi Islam

dan Pemberdayaan Ekonomi” (Ekonomi Syari‟ah STAI Bhakti Persada

Bandung). Penelitian ini dilakukan untuk mengeahui bagaimana peran

lembaga Kampus dalam menerapkan pemberdayaan ekonomi melalui kegiatan

Filantropi.

5. Penelitian Zaenal Abidin pada tahun 2012 yang berjudul. “ Manifestasi dan

Latensi Lembaga Filantropi Islam dalam Praktik Pemberdayaan Masyarakat:

(Suatu studi di Rumah Zakat Kota Malang). Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Fungsi Manifest dan Laten dalam praktik pemberdayaan

masyarakat di lembaga filantropi Islam khususnya Rumah Zakat kota Malang.

Page 58: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

41

Page 59: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xlii

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Pada penulisan skripsi ini penulis menggunakan suatu pendekatan

deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif metode penelitian

kualitatif deskriptif dengan mengkaji tentang “ Manajemen Filantropi Islam di

Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi”. Dalam penelitian deskriptif data

yang terkumpul berbentuk kata-kata sehingga tidak meneknkan pada angka

(Sugiyono, 2009, hal. 9),

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini terletak di Lembaga Daarut Tauhid (DT)

Peduli Kota Jambi. Letaknya di Jl. Jendral Sudirman No.2A RT. 29

(Sebrang Polda Jambi), Kel. Tambak sari, Kec. Jambi Selatan, Kota Jambi.

Menurut pengamatan serta alasan penulis mengambil lokasi penelitian di

lembaga ini adalah, bahwa Lembaga DT Peduli Jambi ini merupakan salah

satu Lembaga Amil Zakat Nasional yang terus meningkatkan mutu dan

kualitas dalam pengelolaan serta pelayananya yang bergerak dibidang

penghimpunan (FUNDARISING) dan PENDAYAGUNAAN dana Zakat,

Infaq, Shadaqah dan Waqaf yang dimana lembaga ini punya tekad untuk

menjadi LAZ yang amanah, profesional dan jujur.

Disi juga penulis lebih memilih Lembaga DT Peduli ini sebagai

lokasi penelitian dikarenakan beberapa rekomendasi dari beberapa teman

yang ikut bagian menjadi anggota di lembaga DT Peduli Kota jambi,

kemudian alasan lain penulis memilih Lembaga DT Peduli Kota Jambi

sebagai lokasi Penelitian, dikarenakan lembaga DT Peduli sudah memiliki

brand nama yang sudah dikenal banyak orang diseluruh indonesia, dan

dianggap sudah kredibel seperti lembaga-lembaga lainya sehingga

memotivasi penulis untuk melakukan penelitian di lembaga Daarut Tauhid

(DT) Peduli Kota Jambi dan alasan terakhir yakni, jarak tempuh ke lokasi

Page 60: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xliii

penelitian yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis, sehingga

lebih menghemat biaya transportasi dan akomodasi. Serta lingkungan yang

mendukung dalam proses pelaksanaan penelitian yang dilakukan di

lembaga.

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah orang yang memberikan informasi

tentang hal-hal yang diteliti serta orang yang banyak memberikan informasi

sekaligus paham dan mengerti dengan masalah yang diteliti subjek dalam

penelitian ini adalah: ketua lembaga dan staff anggota lembaga Daarut

Tauhid (DT) Peduli Kota Jambi.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Untuk mempermudah pengumpulan data dalam penelitian maka

penulis menggolongkan data menjadi dua golongan yaitu:

a. Data Primer

Menurut Sujarweni (2015, hlm. 89) mendefenisikan data

primer adalah sebagai berikut: “data primer adalah data yang diperoleh

dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga

data hasil wawancara peneliti dengan narasumber. Data yang diperoleh

dari data primer ini harus diolah lagi. Sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data”.

Selain itu data yang digunakan dalam penelitian ini juga

berasal dari berbagai literatur seperti penelitian sebelumnya, dan buku-

buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kegunaan literatur

ini adalah untuk memperoleh sebanyak mungkin dasar-dasar teori yang

diharapkan akan menunjang data yang akan dikupulkan dan digunakan

dala penelitian ini.

Dalam melaksanakan penelitian ini, jenis data yang

digunakan untuk melaksanakan penelitian yaitu data primer adalah data

ini langsung diperoleh dari penelitian lapangan melalui pengamatan

Page 61: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xliv

langsung pada objek yang akan diteliti melalui teknik pengumpulan

data berupa wawancara, kuesioner, dan observasi.

Untuk mendukung keperluan penganalisisan data penelitian

ini, penulis memerlukan sejumlah data pendukung yang berasal dari

dalam maupun luar instansi.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui

pengumpuulan atau pengelolaan data yang bersifat studi dokumentasi

berupa penelaah terhadap dokumen pribadi, resmi kelembagaan,

referensi-referensi atau peraturan, literatur laporan, tulisan dan lain-lain

yang memiliki relevansi dengan fokus permsalahan penelitian. Iskandar

(2008, hlm. 77) jenis data sekunder ini berupa gambar, dokumentasi,

grafik, tulisan-tulisan tangan dan berbagai tulisan lainya. Adapun data

sekunder tersebut sebagai berikut:

1) Historis dan Geografis lembaga

2) Struktur organisasi lembaga

3) Keadaan lembaga

4) Keadaan pengurus lembaga

2. Sumber Data

Menurut Lofland Dalam J. Moleong (2004, hlm. 157-162). Sumber

data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan

dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dbagi kedalam kata-kata dan

tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.

a. Kata-kata dan Tindakan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau

diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama

dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio

tapes, pengambilan foto, atau film.

b. Sumber Tertulis

Page 62: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xlv

Walupun dikatakan bahwa sumber diluar kata dan tindakan

merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari

segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis

dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip,

dokumen pribadi, dan dokumen resmi.

c. Foto

Sekarang ini foto sudah lebih banyak dipakai sebagai alat

untuk keperluan penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam

berbagai keperluan. Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup

berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan

hasilnya ering dianalisis secara induktif

d. Data Statistik

Penelitian kualitatif sering juga menggunakan data statistik

yang telah tersedia sebagai sumber data tambahan bagi keperluanya.

Sumber data adalah sumber subyek dari mana data bisa didapatkan jika

peneliti memakai kuisioner atau wawancara didalam pengumpulan

datanya, maka sumber data itu responden, yakni orang yang menjawab

pertanyaan peneliti. Adapun informasi yang penulis butuhkan dalam

penelitian ini bersumber dari:

1) Kepala Lembaga

2) Staff Anggota

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

maka penulis menggunakan beberapa instrumen atau pengumpulan data

berupa, metode wawancara, observasi dan metode dokumentasi

1. Observasi (Pengamatan)

Menurut Sugiyono (2015, hlm. 204) observasi merupakan kegiatan

pemuatan penelitian terhadap suatu objek. Apabila dilihat pada proses

pelaksanaan pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi partisipan

dan non-partisipan. Jenis observasi yang digunakan pada penelitian ini

adalah observasi non-partisipan. Dalam melakukan observasi, peneliti

Page 63: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xlvi

memilih hal-hal yang diamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian.

Jenis observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah

observasi non-partisipan. Dalam melakukan observasi, peneliti memilih

hal-hal yang diamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian.

Metode ini penulis gunakan untuk melihat secara langsung lokasi

penelitian serta mencatat hal-hal yang berkaitan dengan Manajemen

Filantropi Islam. Adapun alasan penulis memilih metode observasi karena

penulis ingin mengetahui terlebih dahulu lokasi dan hal-hal yang berkaitan

dengan masalah penelitian.

2. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai tekhnik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalah

yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dan

responden yang lebih mendalam. Tekhnik pengumpulan data ini

mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau

setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi (Sugiyono, 2015,

hlm. 194)

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data responden

secara langsung seperti:

a. Ketua Lembaga

b. Staff Anggota

Pedoman wawancara ini peneliti mengambil data yang berkenaan

dengan:

a. Manajemen filantropi islam di lembaga Daarut Tauhid (DT) Peduli

Kota Jambi.

b. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan manajemen

filantropi islam

3. Metode Dokumentasi

Page 64: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xlvii

Dokumentasi menurut Sugiyono (2015, hlm. 329) adalah suatu

cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk

buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta

keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan

untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah. Dokumentasi yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi buku panduan Lembaga.

Metode ini penulis gunakan untuk mencari data yang berkenaan

dengan

a. Historis dan Geografis Lembaga

b. Struktur Organisasi Lembaga

c. Keadaan Anggota staff lembaga

d. Keadaan Sarana dan Prasarana

E. Tekhnik Analisis Data

Analisis data menurut Moleong (2014, hlm. 248) adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan pada orang lain.

Miles & Huberman (2008, hlm. 18) menyebutkan bahwa teknik

analisis data dalam peneltian kualitatif meliputi :

a. Pengumpulan Data

Mengolah dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini

melibatkan transkrip wawancara, men-scanning materi, mengetik data

lapangan atau memilah-milah dan menyusun data tersebut kedalam jenis-

jenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi.

b. Date Reduction (Reduksi data)

Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan dan polanya.

Dengan demiikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mencarinya bila di perlukan. Pada permasalahan

Page 65: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xlviii

penelitian yang direduksi dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi

manajemen filantropi yang ada di lembaga Daarut Tauhid Kota jambi.

c. Data Display (Penyajian data)

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaikan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat di

lakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin

mudah di fahami

d. Conclusion Drawing/Verifications

Langkah keatiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Penarikan ini dilakukan berdasarkan

pemahaman terhadap data yang telah di kumpulkan, sesuai dengan hakikat

penelitian kualitatif.penarikan kesimpulan ini di lakukan secara bertahap,

pertama menarik kesimpulan sementara, namun seiring dengan

bertambahnya data maka haru di lakukan verifikasi data dengan cara

mempelajari kembali data yang telah ada. Berdasarkan verifikasi data ini

selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan akhir temuan ini.

F. Tekhnik Pemeriksaan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbahrui dari

konsep kesahihan (Validitas) dan keandalan (rehabilitas) menurut versi

„positivisme‟ dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan

paradigmanya sendiri. Moleong (2014, hlm. 321)

Untuk mendapatkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan

tekhnik pemeriksaan. Pelaksanaan tekhnik pemeriksaan didasarkan atas

sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat

kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability).

1. Credibility/Transferability

Credibility dan Transferability atau validas secara umum menurut

Nasution (1996, hlm, 104) mensyariatkan agar apa yang terjadi dalam

Page 66: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xlix

penelitian sesuai dengan apa yang terjadi secara real dilapangan, penelitian

kualitatif sebagimana penelitian kualitatif harus memenuhi syarat-syarat

validitas baik internal maupun eksternal.

Guna mendapatkan data penelitian yang kredibel, peneliti

berpedoman pada Lincol dan Guba (1957, hlm. 67) yang mengelompokkan

tekhnik pencapaian kredibiitas menjadi enam yaitu: Perpanjangan waktu,

tinggal dilokasi penelitian mengadakan observasi secara tekun (Persistent

Observasion) , mengadakan analisis kasus negative (Negative case

analisis), mengadakan pengecekan anggota (Member check), Mengadakan

diskusi dengan teman sejawat (Peer debriefling), dan mengadakan

pengecekan dan kecukupan referensi (Referential adequacy checks).

2. Confirmability (Objektivitas)

Comfirmability atau objektivitas menurut Nasution (1996)

menyangkut sejauh mana hasil penelitian dapat berlaku sama tidak

bergantung pada pengamat atau penelitinya. Hal ini memang susah

diciptakan dalam penelitian kualitatif, tetapi bukan berarti tidak mungkin.

Subjektivitas sebagai lawan dari objektivitas memang harus dihindari

dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian kualitatif dianggap objektif bila

dibenarkan atau dikonfirmasi oleh peneliti lain. Oleh karenanya istilah

objektivitas dalam penelitian kualitatif sering disebut confirmability,

konfirmabilitas merupakan proses mengacu pada hasil penelitian. Oleh

karena itu penelitian berusaha meningkatkan kredibilitas agar hasil

penelitian bisa diterapkan oleh orang lain.

3. Dependability (kebergantungan)

Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya dengan kata lain

beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama.

Page 67: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

l

Page 68: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

li

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Page 69: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lii

A. Temuan Umum

1. Historis dan Geografis

a. Historis

Dompet Peduli Ummat adalah sebuah LEMBAGA AMIL

ZAKAT NASIONAL dan merupakan lembaga Nirlaba yang bergerak

di bidang penghimpunan (FUNDRAISING) dan Pendayagunaan dana

zakat, Infaq, shadaqah dan wakaf (ZISWA). Didirikan 16 Juni 1999

Oleh KH Abdullah Gymnastiar sebagai bagian dari Yayasan Daarut

Tauhid dengan tekad menjadi LAZ yang Amanah, Profesional dan Jujur

berlandaskan pada Ukhuwah Islamiyah.

Latar belakang berdirinya DPU Daarut Tauhiid adalah

bahwa Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim

terbesar di dunia memiliki potensi zakat yang amat besar. Sayangnya,

pada saat itu sebagian besar masyarakat masih belum memiliki

kesadaran untuk berzakat sesuai dengan ketentuannya. Hal lain yang

juga menjadi perhatian adalah belum optimalnya penggunaan dana

zakat ini. Kadang, penyaluran dana zakat hanya sebatas pada pemberian

bantuan saja tanpa memikirkan kelanjutan dari kehidupan si penerima

dana.

Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhid berusaha

untuk mengatasi hal-hal tersebut. Selain menguatkan kesadaran

masyarakat terhadap zakat, DPU-DT juga berusaha menyalurkan dana

yang sudah diterima kepada mereka yang benar-benar berhak, dan

berusaha mengubah nasib kaum mustahik menjadi muzaki atau mereka

yang sebelumnya menerima zakat menjadi pemberi zakat.

Kiprah DPU Daarut Tauhid ini mendapat perhatian

pemerintah, kemudian ditetapkan menjadi Lembaga Amil Zakat

Nasional (LAZNAS) sesuai dengan SK Menteri Agama no 257 tahun

Page 70: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

liii

2016 pada tanggal 11 Juni 2016. Di mana sebelumnya sejak tahun 2004

telah menjadi Lembaga Amil Zakat Nasional dengan nomor SK 410

Tahun 2004.

Mulai tahun 2004, DPU Daarut Tauhid mengembangkan

konsep penyaluran dana zakat bergulir berkesinambungan, untuk para

penerima zakat, agar suatu saat dapat meningkatkan taraf hidupnya dan

mampu berubah dari penerima zakat menjadi pemberi zakat. Lembaga

tidak hanya member ikannya saja, melainkan juga memberi kailnya,

agar mereka bisa terus berusaha dan meningkatkan taraf hidupnya. Oleh

karena itu, saat ini peningkatan kekuatan ekonomi dan pembelajaran

bagi masyarakat merupakan prioritas yang harus diutamakan, sehingga

upaya-upaya untuk menumbuhkan kemampuan dan kemandirian

ummat yang berasal dari sinergi potensi masyarakat patut untuk

diwujudkan secara bersama-sama

Pembina Yayasan Daarut Tauhid, KH Abdullah

Gymnastiar (Aa Gym) meresmikan nama baru DT Peduli sebagai

Lembaga Amil Zakat Nasional yang sebelumnya adalah DPU Daarut

Tauhiid. Peresmian dilakukan bersamaan dengan perayaan Milad

Daarut Tauhiid ke-27 di depan Gedung Sate, Bandung, pada akhir

Desember 2017 lalu.

Herman, Direktur Utama DT Peduli mengatakan, “Sudah

19 tahun DPU DT berkhidmat kepada ummat, kini untuk meningkatkan

pelayanan dan kepedulian kepada ummat harus dilakukan transformasi

agar lebih memberikan kontribusi nyata dan memberi manfaat untuk

sebanyak-banyak ummat.”

Selain itu, perubahan nama menjadi DT Peduli adalah agar

juga bisa bertransformasi menjadi lembaga filantropi internasional yang

tidak hanya di kenal oleh masyarakat Indonesia, melainkan dunia.

(sumber. https://dpu-daaruttauhiid.org. Diakses pada tanggal 03

Oktober 2019 pukul 12:30. wib)

Page 71: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

liv

Sejarah awal berdirinya Daarut Tauhid Peduli cabang jambi

adalah berawal dari adanya salah seorang donatur yang tinggal

dibandung, tapi punya banyak usaha dijambi. Nama beliau adalah pak

hendri, dan pak hendri ini memiliki banyak usaha dijambi diantaranya

adalah usah “VILLA PARFUM” yang sudah memiliki beberapa banyak

cabang untuk di provinsi jambi.

Singkat cerita pak hendri ini kenal dengan direktur utama

Daarut Tauhid yakni pak H. Herman. kemudian pak hendri bertemu

dengan direktur DT Peduli dan menawarkan bagaimana kalau Daarut

Tauhid membuka cabang dijambi, Dan pak hendri juga menawarkan

sebuah tempat (ruko) yang dimana nantinya bisa digunakan sebagai

kantor Daarut Tauhid peduli cab. Jambi, tempat yang ditawarkan oleh

pak hendri awalnya adalah sebuah restoran tempat makan, yakni

restoran sambal bandung. Dan Seiring berjalanya waktu restoran

tersebut ditutup dikarenakan sepi pengunjung, Sehingga pak hendri

menawarkan untuk meminjamkan tempat untuk dijadikan sebagai

kantor DT Peduli yang ada dijambi dengan gratis.

Direktur utama DT Peduli pak Herman akhirnya

melakukan kunjungan ke kota jambi sekaligus ingin melakukan survei

terkait tempat dan lokasi yang nantinya akan didirikan kantor Daarut

Tauhid Peduli cabang jambi. setelah melalui beberapa kali diskusi dan

melakukan beberapa kali pertimbangan, melihat kondisi

bangunan/gedung yang masih bagus dan tempat lokasi yang strategis,

berada di pusat kota akhirnya pak Herman setuju untuk mendirikan

kantor Daarut Tauhid (DT) Peduli di kota jambi.

Setelah yakin untuk membuka cabang DT Peduli di kota

jambi maka dicarilah beberapa orang yang bersedia untuk bekerja di

kantor DT Peduli dan juga dalam perekrutan anggota lebih diutamakan

orang-orang lokal dari kota tempat tersebut. Tujuanya untuk apa? Jelas

tujuanya adalah memberikan kesempatan kepada orang-orang lokal

Page 72: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lv

setempat untuk bisa bekerja di Lembaga tersebut dan juga untuk

mempertahankan kearifan lokal.

Melalui beberapa proses mulai dari perencanaan,

perekrutan anggota dan proses lainya, akhirnya diresmikanlah kantor

Daarut Tauhid Peduli cab. Jambi pada tanggal 20 maret 2015 dengan

penanggung jawab atas nama Kang Agus dan kepala cabang yang

pertama adalah Mbak Santi. (sumber. Wawancara bersama Ahmad

Yulis Staff DT Peduli Jambi 03 oktober 2019)

b. Geografis

Secara geografis Daarut Tauhid (DT) Peduli Jambi terletak

di Jl. Jendral Sudirman, kelurahan Tambak Sari, Kec. Jambi Selatan,

Kota Jambi, Prov.Jambi. DT Peduli terletak pada posisi yang strategis

yakni berada di desebrang jalan Kantor Polda Jambi dan Daarut Tauhid

memiliki gedung berlantai 3 seluas 160 m2. (sumber. Wawancara

bersama Ahmad Yulis, Staff DT Peduli Jami 03 oktober 2019)

2. Visi, Misi dan Motto

a. Visi

Menjadi model Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang

amanah, profesional, akuntabel dan terkemuka dengan daerah operasi

yang merata.

b. Misi

- Mengoptimalisasi potensi ummat melalui Zakat, Infak dan Sedekah

(ZIS)

- Untuk memberdayakan masyarakat dalam bidang ekonomi,

pendidikan, dakwah dan sosial menuju masyarakat madani

c. Motto

Membersihkan dan memberdayakan

3. Tugas Pokok dan Fungsi

Page 73: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lvi

a. Tugas Pokok

Menjadi amilin/ petugas yang menginformasikan dan

mengajak baik perseorangan, kelompok, lembaga ataupun komunitas

baik pemerintah maupun swasta untuk menyalurkan Zakat, Infak dan

Sedekah ke Daarut Tauhid (DT) Peduli Kota Jambi

b. Fungsi

Menjadi Wadah penghimpun dan penyaluran dana Zakat,

Infak dan Sedekah (ZIS) dari masyarakat dan akan dikembalikan

kepada masyarakat terutama untuk 8 Asnaf penerima ZIS (Fakir,

Miskin, Riqab, Gharim, Muallaf, Fisabilillah, Ibnu Sabil, Amil Zakat.)

dalam bentuk program dengan bertujuan kedepanya penerima Zakat,

infak , Sedekah (ZIS) bisa lebih baik dari sebelumnya ang awalnya

menjadi penerima Zakat, Infak dan Sedekah kemudian menjadi pemberi

ZIS.

4. Struktur organisasi

Struktur organisasi adalah personil yang bergabung dalam suatu

organisasi, melalui struktur organisasi maka dapat dilihat tugas, wewenang

dan bidang kerja yang ada dalam sebuah organisasi tersebut, struktur juga

dapat membentuk skema yang menunjukkan gambaran dalam bidang tugas

masing-masing

Struktur organisasi dapat diartikan juga sebagai bentuk dalam

berkomunikasi, dengan adanya struktur maka jalur komunikasi dalam

sebuah organisasi akan terarah dan terstruktur serta dapat mengetahui

fungsi dan pekerjaan dari setiap bidang atau jabatan yang diembankan

kepada seseoran

Page 74: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lvii

Berdasarkan skema struktur organisasi, dapat dipahami

bahwasanya jelas bahwa dalam sebuah lembaga organisasi baik negri

Page 75: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lviii

maupun swasta peran kepala lembaga dan dibantu oleh staff karyawan

sangat penting dalam menentukan arah dan jalanya sebuah lembaga

organisasi khususnya lembaga filantropi.

Berdasarkan pada gambar 1. diatas bahwa Struktur organisasi DT

Peduli Cab. Jambi dibentuk secara sistematis dari orang-orang yang

mempunyai tujuan sama bagi lembaga agar dapat berjalan dengan baik,

lancar dan efisien. Oleh karena itu pentingnya struktur organisasi yang jelas

dan tegas yang menunjukkan garis wewenang dan tanggung jawab terhadap

masing-masing bagian.

Pada gambar 1. struktur organisasi DT Peduli diatas terdapat

beberapa penjelasan tentang simbol warna yang ada pada masing-masing

anggota di lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi baik dari kepala

lembaga sampai kepada staff karyawan/ Santri karya insani. Adapun

penjelasanya antara lain:

a) Hitam : santri karya yang sudah tercatat dipusat dan penggajianya juga

dikelola oleh pusat

b) Pink : santri karya cabang yang belum tercatat dipusat dan penggajiany

dikelola oleh cabang .

c) Hijau : santri karya program tambahan karena adanya penambahan

program dan penggajianya dikelola oleh cabang. (dokumentasi. 03

oktober 2019)

5. Data kepegawaian

Tabel 2.1

Page 76: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lix

Data Kepegawaian di lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi Tahun

2019

No Nama Jabatan Pendidikan

1. Muliyadi S.Pd. Kepala Cabang S1

2. Rama Permadoni S. Kom Marketing Komunikasi (Markom) S1

3

Dwi Nugraha S.E Kabag Fundarising

-Corpoorate/korporasi perusahaan

S1

4. Yohanes S. Pd.i Ketua Retail

- Kotak Amal

- Kencleng (celengan)

S1

5. Willy Resty Syafri Timsil dan Kencreng

Event

SMA

6. Nurhayati S.E Timsil dan Kencreng S1

7. Yohanes Tim-K SMA

8. Yan Setya Ningsih Staff Pelayan / PO

- Administrasi dan Umum

SMA

9. Ahmad Yulis S. Pd.i Kabag Program

- Pilar sosial kemanusiaan, pendidikan

dan dakwah

S1

10. Ali Ariswanto Pilar Ekonomi SMA

11. Auhaina Zulana S.E - Pilar Kesehatan

- Administrasi Program

S1

12. Talia Risky Pilar Kesehatan SMA

13. Nur Alsa S.E Sekretaris Lembaga dan Operasional

- sub bagian keuangan

- sub bagian Sumber daya insani (SDI)

S1

Data kepegawaian adalah sebuah data tentang anggota satuan kerja

yang ada disebuah lembaga yang punya tujuan dan jabatan masing-masing.

Dalam sebuah lembaga seorang pegawai atau karyawan merupakan unsur

terpenting. Karena karyawan adalah orang yang akan membantu seorang

Page 77: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lx

kepala lembaga dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam

sebuah organisasi.

Karyawan juga menjadi sebuah sentral penting dalam lembaga

filantropi, maju atau mundurnya sebuah lembaga filantropi ada pada

sumber daya manusianya (karyawan/staff). Karena setiap program yang

ada dilembaga akan dikelola dan dijalankan oleh pegawai, sehingga dengan

maksimalnya kinerja pegawai, karyawan atau staff akan membawa dampak

yang baik untuk lembaga, yakni setiap yang direncanakan dapat berjalan

dengan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan.

pada penjelasan tabel 2.1 bahwa DT Peduli Kota Jambi memliki

karyawan/staff sebanyak 13 orang dan 1 diantaranya adalah kepala

lembaga. Dan 12 karyawan lainya memiliki tugas dan fungsi masing-

masing untuk menjalankan program yang ada di lembaga DT Peduli Jambi.

karyawan/staff lembaga DT Peduli memiliki latar belakang pendidikan

terakhir yang berbeda diantaranya, karyawan/staff yang tamantan S1

(sarjana) sebanyak 8 orang dan 5 orang yang latar belakang pendidikanya

adalah tamatan Sekola Menengah Atas (SMA). (Sumber. Dokumentasi 03

oktober 2019)

6. Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan

bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi.

Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang

utama terselenggaranya produksi.

Tabel 3.1

Page 78: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxi

Kelengkapan sarana dan prasarana di lembaga DT Peduli Jambi tahun

2019

No Aset Kantor Tahun

Pembelian

Qty Harga Pj Sumber

Dana

Keteranga

n

Kendaraan

1. Motor Honda

Revo

2015 1 Rp. - Nurhayati Hibah

Donatur

Kendaraan

roda dua

2. Motor Honda

Megapro

2016 1 Rp. - Ahmad

Yulis

Hibah

Donatur

Kendaraan

roda dua

Elektronik

1. Speaker 2015 Rp.2.500.000 Rama

Permadoni

Amil

2. HP. Asus

Zenfone 2 Laser

2016 Rp.2.000.000 Willy Resty

syafri

Amil

3. Printer Epson

LX-310

2016 Rp.2.100.000 Yan

Setyaningsih

Amil

4. Proyektor/infokus 2017 1 Rp.5.200.000 Rama

Permadoni

Amil

Mebeul

1. Meja Front

Office

2015 15 Rp.

1.400.000

Yan

Setyaningsi

Amil Upgrade

Lapisan

HP

2. Meja Kerja 2016 5 Rp.

2.000.000

Nur Aisa Amil

3. Brangkas 2016 1 Rp.

1.228.500

Nur Aisa Amil

4. Kursi Plastik 2018 8 Rp.

1.400.000

Nur Aisa Amil

Page 79: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxii

5. Lemari Arsip 2018 1 Rp.

2.270.000

Nur Aisa Amil

6. Set meuble ruang

kacab (2 meja 2

kursi)

2019 1 Rp.

5.000.000

Mulyadi Amil

Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dipahami bahwa sarana dan prasarana

merupakan alat penunjang keberhasilan suatu proses yang dilakukan dalam

sebuah kegiatan lembaga/perusahaan. Apabila sarana dan prasarana tidak

terdapat dalam pelayanan publik atau dalam sebuah lembaga dan

perusahaan maka seluruh kegiatan yang dilakukan tidak akan bisa

mencapai hasil yang telah diharapkan.

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh lembaga Daarut Tauhid

Peduli kota jambi bersumber dari hibah para donatur dan amil yang

diterima dan dimanfaatkan oleh petugas lembaga dalam menjalankan

kegiatan operasional lembaga. Sehingga sarana dan prasaran tersebut betul-

betul bermanfaat bagi lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi . (sumber

dokumentasi 03 oktober 2019)

7. Program Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi

Dalam sebuah lembaga amil zakat tentunya terdapat sebuah

program kerja dimana sebuah program tersebut menjadi acuan dalam

pelaksanaan dan pengelolaan manajemen di lembaga filantropi.

Berdasarkan hasil riset dan wawancara bahwasanya lembaga DT

Peduli Kota Jambi memiliki beberapa program kegiatan dalam mengelola

dan memberdayakan dana ummat dari masyarakat. sebagai lembaga amil

zakat dan lembaga filantropi DT Peduli Kota Jambi menjadikan program-

program tersebut sebagai acuan dalam menjalankan pekerjaan. Adapun

jenis-jenis program diantaranya sebagai berikut:

a. Program Pendikan

b. Program Ekonomi

c. Program Sosial Masyarakat

Page 80: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxiii

d. Program Kesehatan

Kenapa DT Peduli hanya memiliki 4 program. Alasanya adalah,

karna 4 program ini sudah mewakili/mencakup seluruh aspek kehidupan

yang ada didalam masyarakat. Karna DT peduli adalah lembaga amil zakat

dimana uang yang dititipkan masyarakat senantiasa akan dialokasikan

untuk ke 4 program yang ada.

Adapun penjabaran tentang program-program yang ada di Daarut

Tauhid Peduli akan sedikit dijelaskan sebagai berikut.

a. Program Pendidikan

Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi memiliki

bebrapa program diantara adalah program pendidikan. Untuk program

pendidikan itu sendiri, alhamdulillah DT Peduli di priode 2017/2018

program pendidikan adalah salah satu sarana yang sangat membantu

masyarakat yang kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan dari

tingkat SD, SMP, SMA dan sampai perguruan tinggi. Bahkan ada juga

untuk para guru honorer yang selama ini berpenghasilan dibawah UMR

(Upah Minumum Regional) itu diberikan bantuan oleh Daarut Tauhid

Peduli

Untuk mendapatkan beasiswaku yang dimana makna dari

kata KU yang ditulis sebagai huruf besar memiliki arti yakni

(Khadimatul Ummah) dan uang yang didapat dari donator yang

memang menginfakkan khusus untuk beasiswa. Tapi ditahun 2019

untuk „Beasiswaku‟ berganti makna menjadi “beasiswa pendidikan”

kenapa disebut beasiswa pendidikan alasanya karena beasiswa untuk

tingkat SD, SMP, SMA ataupun mahasiswa sudah ditiadakan. kenapa

ditiadiadakan? Alasanya karena setelah dilakukan evaluasi hal tersebut

dianggap kurang efektif. Kemudian dirubah konsepnya agar supaya

lebih efektif dengan cara setiap lembaga yang berasal dari setiap cabang

harus mempunyai seorang anak/seorang pendidik yang punya

standarisasi dari DT Peduli.

Page 81: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxiv

Daarut Tauhid Peduli memberikan beasiswa dengan

mengirim setiap anak yang sudah terpilih untuk dikirim kepusat,

kemudian disekolahkan disana. Dan tidak seperti beasiswa seperti

sebelumnya yang diberikan biaya setiap bulanya melainkan anak didik

yang dikirm kepusat untuk disekolahkan akan ditanggung biayanya

sampai selesai menjalani pendidikan. Namun perlu diketahui

bahwasnya anak didik yang mendapatkan beasiswa pendidikan harus

mengikuti sistem pendidikan dari lembaga DT Peduli yakni mereka

dikirmkan untuk belajar di SMP/SMA Adzkia Islamic School di banten.

Program pendidikan untuk Beamahasiswa tetap diadakan,

karena dengan adanya beamahasiswa sangat membantu bagi para

masyarakat yang anknya ingin melanjutkan sekolah kejenjang

perkuliahan. Walaupun nominalnya tidak begitu banyak, setidaknya

bisa sedikit membantu untuk anak-anak yang lagi membutuhkan. Dan

juga bagi penerima beasiswa pendidikan secara tidak disadari bisa

menjadi bagian / relawan dari Daarut Tauhid Peduli itu sendiri untuk

kedepanya.

Prinsip utama terbentuknya program pendidikan ini adalah

bertujuan untuk membantu setiap masyarakat yang kurang mampu

namun tetap ingin menyekolahkan ankanya. Dan melalui program

pendidikan ini DT Peduli hadir memberikan sumbangsi untuk anak-

anak negeri yang sedang membutuhkan pendidikan, dan melalui

program pendidikan ini DT Peduli ikut berkontribusi untuk kemajuan

pedidikan di indonesia. (sumber. Wawancara tgl 23 september 2019 ).

b. Program Ekonomi

Prinsip utama terbentuknya sebuah Lembaga Filantropi adalah

dengan salah satunya melihat bagaimana kondisi perekonomian dan

kesejahtraan suatu negara. Sehingga perlunya perhatian penting oleh

setiap lembag lembaga Amil Zakat/Filantopi yang berdiri.

Page 82: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxv

Daarut Tauhid Peduli memiliki program yang disebut pilar

ekonomi. untuk penjelasan terkait pilar ekonomi disini memiliki

penjabaran yang sangat luas namun pada dasarnya sudah menjadi

tujuan DT Peduli dengan MOTTO semakin peduli semakin melayani,

dan bagaimana agar keberadaan DT Peduli benar-benar bisa

membantu/melayani masyarakat dibidang ekonomi.

Berdasarkan data statistik angka kemiskinan di setiap daerah

diseluruh Indonesia masi tinggi meskipun data secara keseluruhan

angka kemiskinan setiap tahunya mulai menurun. hal ini disebabkan

karena adanya kesenjangan sosial yang terjadi. Dan dalam hal ini

Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi mengambil peran sebagai lembaga

filantropi agar bagaimana mampu membantu masyarakat yang

membutuhkan pertolongan, terhimpit oleh sulitnya perekonomian

dengan memberi bantuan berupa dana yang sudah dititipkan oleh para

donator dan masyarakat lainya kepada Daarut Tauhid Peduli Kota

Jambi

Garis kemiskinan yang rendah menjadikan Indonesia masuk

kedalam kategori negara berkembang.Tentu saja, garis kemiskinan

yang rendah ini bukan berarti tanpa arti. Banyak sekali penyebab

timbulnya akan kemiskinan yang semakin besar.

Kemiskinan merupakan masalah yang umum di

Indonesia.Kemiskinan ini sendiri tentunya disebabkan oleh beberapa

faktor.Salah satu diantaranya ialah pengangguran.Ya, angka

pengangguran yang cukup tinggi di Indonesia juga menjadi penyebab

angka kemiskinan yang tinggi pula.

Ada banyak sekali penyebabnya, bahkan beberapa penyebab dari

kemiskinan itu sendiri bisa dibilang sebagai faktor utama munculnya

kemiskinan yang ada di negara ini. Untuk mengetahui lebih lanjut,

berikut akan dijelaskan mengenai beberapa alasan mengapa angka

kemiskinan tetap tinggi. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Tingkat Pendidikan yang Rendah

Page 83: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxvi

2) Terbatasnya Lapangan Pekerjaan

3) Malas Bekerja

4) Beban Hidup keluarga

5) Keterbatasan sumber Daya (alam maupun modal)

(sumber. Https://m.liputan6.com diakses pada tanggal 24 oktober 2019

pada pukul 22:48 WIB. )

Pemberdayaan ekonomi melalui Zakat dan Infaq DT Peduli

memberi sumbangsi terhadap masyarakat sekitar dengan memberi

bantuan berupa modal untuk masyarakat yang ingin membuka usaha ,

agar mereka punya perekonomian yang lebih baik dan agar masyarakat

mampu keluar dari zona kemiskinan dan hal ini juga diharpkan mampu

merubah sudut pandang masyarakat yang sudah pernah terbantu yang

awalnya menjadi penerima manfaat menjadi pemberi manfaaat.

Dengan adanya beberapa permasalahan kemiskinan yang terjadi di

indonesia banyak lembaga Filantropi yang ikut mengambil peran,

membantu menekan angka kemiskinan dengan melakukan beberapa

program yang dianggap dapat memberi solusi kongkrit terhadap

permasalahan perekonomian yang sering terjadi. Lembaga DT Peduli

memberi bantuan kepada masyarakat seperti: (a). Gerobak Barokah

bagi masyarakat yang ingin membuka usaha (b). Pemberian modal

kepada masyarakat yang sudah punya usaha kecil-kecilan (c).

memberikan modal kepada masyarakat untuk beternak hewan seperti:

Ayam, Bebek, Ikan Lele dan sebagainya. Hal ini dilakukan DT Peduli

sebagai perwujudan kepedulian terhadap kehidupan masyarakat yang

masih membutuhkan bantuan agar bisa merasakan kehidupan yang

lebih baik kedepanya. (sumber wawancara 23 september 2019)

c. Program Sosial Masyarakat

Program sosial atau yang sering disebut dengan Pilar Sosial adalah

dimana DT Peduli secara tidak disadari telah mengambil peran di dalam

kehidupan masyrakat. Misalnya, ketika disebut Daarut Tauhid

Page 84: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxvii

masyarakat akan mengatakan bahwa DT Peduli adalah lembaga amil

zakat, padahal lembaga DT Peduli bukan hanya mengelola tentang

zakat, infak dan sedekah melainkan juga disebut sebagai lembaga

filantropi, yang artinya lembaga yang punya peran penting dalam

membantu permaslahan-permaslahann sosial yang ada dimasyarakat.

Berdasrkan hasil wawancara dengan Mulyadi selaku kepala

lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi menjelaskan bahwa :

“Sebagai lembaga filantropi, Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi punya

peranan penting dalam ikut membantu mengatasi permaslahan-

permaslahan sosial yang terjadi di masyarakat seperti yang sedang

terjadi dikota jambi dan beberapa kota-kota lainya yang ada di

Indonesia. DT Peduli Juga harus cepat dalam membaca isu-isu atau

permasalahan terkini dimasyarakat ketika memang dalam tanda kutip

membutuhkan bantuan maka disitu DT Peduli akan masuk

memberikan kontribusi. contohnya, ketika di provinsi jambi sedang

terjadi kabut asap DT Peduli melakukan aksi penggalangan dana

bencana kabut asap dimana didaerah yang sedang terkena kabut asap

apalagi yang statusnya sudah sangat parah akan digunakan hasil

galang dana untuk membeli kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan

masyarakat misalnya: Masker, Vitamin, Obat-obatan dan Air minum

yang bersih. inilah salah satu pentingnya adanya lembaga-lembaga

sosial diindonesia”.

Selain dari contoh diatas, sebagai lembaga Filantropi yang

memliki fungsi kontrol sosial masyarakat, Lembaga DT Peduli masih

memiliki banyak bentuk kegiatan dalam hal membantu mengentaskan

permasalahan sosial dimasyarakat. Diantaranya adalah :

1) Memberi sumbangan kepada masyarakat yang kurang mampu

seperti sembako dan kebutuhan hidup yang lain

2) Melakukan aksi galang dana untuk membantu masyarakat yang

sedang terkenaa musibah bencana misalnya, gempa bumi,

kebakaran, longsor, tsunami dan lain-lain

3) Melakukan Aksi galang dana untuk membantu warga palestina

4) Membuat Program Bangun Rumah untuk masyarakat yang betul-

betul membutuhkan terkhusus untuk Suku Anak Dalam

Page 85: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxviii

5) Mendirikan rumah peduli yatim bagi anak-anak yatim yang kurang

mampu

6) Mendirikan Taman Pendidikan Al-Quran

7) Membagikan ratusan makanan siap saji kepada masyarakat yang

kurang mampu

8) Membagikan seperangkat alat sholat dan Al-Quran kepada

masyarakat yang membutuhkan.

9) Memberikan sosilaisasi dan pembinaan terhadap suku anak dalam

10) Memberikan bantuan donasi kepada masyarakat yang sedang sakit

parah dan membutuhkan penanganan khusus (Hasil Observasi pada

tanggal 25 september 2019)

Terkait beberapa contoh program sosial masyrakat yang sering

dilakukan diatas, telah menunjukkan bahwasanya Daarut Tauhid

sebagai lembaga filantropi sangat banyak memberikan kontribusi

terkait permaslahan-permaslahan yang sering terjadi dimasyarakat.

Daarut Tauhid Peduli Jambi telah melakukan beberapa program-

program yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan dimana

setiap program/kegiatan yang dilakukan niatnya untuk membantu

masyarakat dan semata-mata untuk Allah SWT.

d. Program Kesehatan

Program Kesehatan merupakan salah satu program penting yang

dikelola oleh lembaga DT Peduli, melihat masi banyaknya warga dan

masyarakat yang kurang mampu terutama dalam mendapatkan layanan

kesehatan maka DT Peduli hadir memberi kemudahan bagi masyarakat

yang kurang mampu dalam mendapatkan pengobatan secara gratis.

Berdasarkan hasil wawancara bersama Mulyadi, kepala bagian

DT Peduli Kota Jambi menjelaskan bahwa:

“Alhamdulillah DT Peduli dibeberapa cabang yang ada di seluruh

Provinsi di seluruh indonesia sudah mempunyai Klinik Kesehatan,

mulai dari yang dipusat dibandung. DT Peduli pusat memiliki

sebuah rumah sakit yakni RS. Desinamon dan juga mempunyai

klinik bersalin. dan dibeberapa cabang DT lainya yang ada di

Page 86: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxix

indonesia. Bahkan dijambi juga sudah memiliki klinik kesehatan

dengan nama Klinik MSK (Mitra Sehatku) meskipun di Mitra

Sehatku, DT Peduli belum memiliki peranan yang begitu penting

dalam memberikan pelayanan layaknya rumah sakit, namun di

Mitra Sehatku, DT Peduli sudah memiliki tenga ahli medis yang

berasal dari relawan yang memang mau membantu DT Peduli

dibidang kesehatan.”

Meskipun berbeda dengan Klinik pada umumnya, dalam hal

pelayanan kesehatan dan cara pengobatanya di Mitra Sehatku juga

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang kurang

mampu dengan metode yang berbeda pada lainya .

Karena DT Peduli adalah lembaga islam maka metode atau cara

pengobatan yang diperkenalkan atau diterapkan adalah dengan

Thibbun Nabawi arti daripada Thibbun Nabawi itu sendiri adalah,

segala sesuatu yang disebutkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah yang

shahih yang berkaitan dengan kedokteran baik berupa pencegahan

(penyakit) atau pengobatan. Contohnya: memperkenalkan cara dan

metode pengobatan bekam dan efeknya kepada kesembuhan pada diri

manusia dan pengobatan-pengobatan yang dilakukan secara islami

lainya

Pada dasarnya program kesehatan yang dilakukan oleh DT peduli

adalah bentuk perhatian kepada masyarakat yang kurang mampu yang

pengen mendapatkan pengobatan, namun terkendala dengan biaya dan

mahalnya obat-obatan yang dibuthkan sehingga banyak sekali

masyarakat yang tidak bisa meraskan pelayanan kesehatan dan

kesempatan berobat sehingga banyak sekali kita jumpai banyaknya

masyarakat yang meninggal akibat penyakit yang diderita dan jarang

untuk melakukan pengobatan karena ketidak mampuan untuk

membayar pengobatan sehingga hanya bisa pasrah dengan keadaan.

Alhamdulillah sebagai lembaga Filantropi DT Peduli dengan

hadirnya program Mitra Sehatku memberi kesempatan kepada

masyarakat yang kurang mampu untuk bisa merasakan pelayanan

kesehatan dengan gratis.

Page 87: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxx

B. Temuan khusus

1. Strategi pengelolaan Filantropi di Lembaga Daarut Tauhid Kota

Jambi

a. Strategi Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi dalam mencari

donatur

Dalam sebuah lembaga Filantropi terdapat beberapa program

kegiatan yang harus dijalankan yang dimana program-program tersebut

sudah disusun dan direncanakan sebelumnya. Namun dalam

pelaksanaanya sebuah Lembaga Filantropi membutuhkan

pembiayaan/dana untuk menyokong setiap kegiatan-kegiatan yang akan

dilakukan.

Banyak masyarakat dan orang awwam lainya yang bertanya dari

manakah pendanaan yang didapatkan sebuah Lembaga Filantropi dalam

hal ini yang dibahas adalah lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi,

berbeda dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang

pendananya langsung diatur dan dikelola oleh negara. Lalu bagaimana

dengan Lembaga Amil Zakat? bagaimana cara yang dilakukan agar

mendapatkan pendanaan untuk setiap program-program kegiatan yang

akan dilakukan.

Daarut Tauhid adalah Lembaga Amil zakat yang dikelola dan

dibentuk oleh swasta dan bergerak diluar pemerintah. Sebagai lembaga

yang dikelolah oleh swasta dan bukan oleh pemerintah maka pendanaan

yang didapatkan bukan berasal dari pemerintah, melainkan sumber

pendanaan yang didapatkan oleh DT Peduli berasal dari para donator

dan sumbangan masyarakat dalam bentuk zakat, infaq dan sedekah.

Maka dari itu DT Peduli punya sistem dalam mencari donatur untuk

mendapatkan pembiayaan yang dibutuhkan adapun sistemnya anatara

lain sebagai berikut:

1) Pencarian donator secara tidak langsung

Pencarian donatur secara tidak langsung merupakan salah

satu bentuk cara atau sistem yang digunakan oleh lembaga DT

Page 88: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxi

Peduli untuk mendapatkan dana agar setiap program dapat

terjalankan. Secara langsung atau tidak langsung, sadar atau tidak

sadar seorang donatur adalah seorang manusia dan setiap manusia

mempunyai 2 sifat, yakni sifat baik dan sifak buruk. Ada beberapa

manusia yang didalam didirinya sudah tertanam jiwa untuk selalu

berbuat baik dan peduli kesesama manusia. Nah orang-orang yang

sudah terbiasa melakukan hal-hal baik sepeerti bersedekah itu tidak

perlu dicari atau dinformasikan.

Secara harfiahnya memang ada manusia yang terlahir

senang untuk berbuat kebaikan seperti bersedekah, kemudian cara

yang digunakan secara tidak langsung adalah dengan cara

memperkenalkan program DT Peduli kepada masyarakat melalui

media. DT Peduli memanfaatkan media sosial untuk menjual

program kepada masyarakat yang dimana nantinya masyarakat akan

tertarik untuk berdonasi ke DT Peduli

Melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Fans

page DT Peduli menyebarkan/memperkenalkan setiap program

kegiatan kedalam media sosial tersebut. Mereka mengemas foto

dan video program kegiatan dengan semenarik mungkin agar

membuat masyarakat tertarik dan tersentuh hatinya untuk ikut

memberikan donasi. dan juga dengan memperkenalkan program

kepada masyarakat. Sehingga masyarakat bisa memilih kemana

akan memberikan sumbanganya. Dan masyarakat bisa mengunjungi

beberapa akun media online lembaga Daarut Tauhid peduli Kota

Jambi dengan alamat diantaranya, Facebook (J ambi Peduli),

Twitter (@dtpeduli) Instagram (@jambi_peduli), Fans Page

(www.dtpeduli.org) (sumber wawancara bersama Mulyadi kepala

lembaga DT Peduli Jambi)

2) Pencarian donatur secara langsung

Berbeda dengan cara sebelumnya dalam mencari seorang

donatur yang lebih memanfaatkan media sosial. cara langsung

Page 89: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxii

adalah sebuah cara yang digunakan untuk mendapatkan donatur

dengan terjun langsung kelapangan atau kemasyarakat untuk

memperkenalkan program dan Brand yang dimiliki oleh DT Peduli.

Lembaga Daarut Tauhid Peduli memiliki system pencarian

donatur melalui secara langusng, berdasarkan (hasil wawancara

dengan kepala lembaga DT Peduli Jambi Mulyadi). Menjelaskan

bahwa.

“DT Peduli Jambi memiliki sebuah Brand yang disebut Kencleng

(celengan) sebagai salah satu alat yang digunakan untuk mencari

donatur. Bagaimana cara penggunaanya, yakni dengan cara

membagikan/memberikan kepada masyarakat yang mau

memberikan donasi artinya mau tidak mau orang yang sudah

memiliki kencreng tadik sudah menjadi bagian dari donatur DT

Peduli. Masyarakat yang telah memiliki kencreng dapat

menyisihkan beberapa uangnya kedalam kencreng tersebut dan

ketika kencreng tersebut sudah penuh bisa di serahkan kembali

kepada DT Peduli dan juga setiap donatur bisa menguhungi staff

kantor DT Peduli untuk menjemput donasi yang mau diberikan”.

Selain daripada kencleng, cara yang dilakukan DT Peduli

Jambi untuk mencari donatur secara langsung adalah dengan

mengikuti beberapa kajian dan seminar-seminar yang diadakan

oleh beberapa lembaga kampus dan komunitas-komunitas yang ada

di kota jambi. Mereka bekerjasama dan kemudian mereka

mendapatkan izin untuk memperkenalkan program-program DT

Peduli yang dimana tujuan utamanya adalah untuk menarik simpati

masyarakat untuk mau berdonasi.

Melalui beberapa metode silaturahmi yang digunakan oleh

Timsil dalam hal mencari donatur, Daarut Tauhid peduli Jambi

sudah memiliki beberapa banyak donatur. Adapun para donatur

yang dimaksud adalah sebagai berikut (wawancara bersama

Mulyadi selaku kepala lembaga DT Peduli Jambi )

a) Masyarakat secara individu/personal

Page 90: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxiii

Masayarakat individu/personal yang dimaksud adalah

setiap orang/individu yang mau mendonasikan hartanya baik

secara langsung atau tidak langsung kepada DT Peduli agar

donasi yang diberikan dapat bermanfaat bagi orang-orang yang

berhak menerimanya.

b) Komunitas-komunitas

Selain mendapatkan donatur yang sifatnya dari personal/

individu DT Peduli juga memiliki beberapa donatur yang

berasal dari komunitas atau kelompok-kelompok tertentu yang

ada di Provinsi Jambi. seperti:

- Komunitas TDA (Tangan Diatas)

- Komunitas S3 (Sedekah Seribu sehari)

- Komunitas PPA (Pola Pertolongan Allah)

- Komunitas IPMI (Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia)

c) Lembaga Pemerintah

Sebagai lembaga Filantropi, Lembaga Daarut Tauhid

Peduli Kota Jambi juga memiliki donatur yang notabenya

berasal dari lembaga pemerintah, diantara lain adalah:

- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN)

- PT Perkebunan Nusantara (PTPN)

- PT Pelabuhan Indonesia II Persero (PELINDO)

- Badan Narkotika Nasional RI (BNN)

- Bank Indonesia (BI)

d) Perusahaan- perusahaan swasta

Beberapa perusahan-perusahaan swasta yang ada di

Provinsi Jambi ikut mengambil peran dalam hal memberikan

donasi kepada lembaga DT Peduli Jambi. dan hal ini dilakukan

sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang kurang

mampu. Adapun perusahan-perusahan yang dimaksud

diantaranya adalah:

Page 91: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxiv

- Wardah (Perusahaan Kosmetik)

e) Lembaga-lembaga Keuangan

Banyaknya Lembaga-lembaga keuangan yang berdiri di

prrovinsi Jambi terrnyata membawa pengaruh besar bagi

beberapa lembaga-lembaga amil zakat yang ada karena

Lembaga-lembaga keuangan yang ada ternyata ikut

berpartisipasi dengan memberikan donasi kepada DT Peduli

sebagai bentuk perhatian kepada masyarakat secara umumnya

yang dimana hasil dari donasi yang diberikan bisa bermanfaat

bagi setiap orang yang menerimanya. Adapun Lembaga

Keuangan yang dimaksud diantara lain adalah:

- Perbankan Syariah

- BNI Syariah

- CIMB Syariah

- Mandiri Syariah

- Pegadaian Syariah

Kehadiran beberapa donatur yang ikut serta memberi

kontribusi untuk Lembaga Daarut Tauhid tidak terlepas dari

usaha dan kerja keras dari tim pencari dana (Fundarising)

untuk mencari bantuan pendanaan kemasyarakat. Kemudian

dari tim fundraising membentuk yang namanya Tim

Silaturahmi (TIMSIL) yang tugasnya melakukan kegiatan

silaturahmi dengan cara mengunjungi atau menghubungi setiap

masyarakat baik dengan cara bertemu langsung melalui tatap

muka ataupun menghubungi melalui media online. Selain

silaturahmi Timsil juga sekaligus memperkenalkan dan

menawarkan program kepada masyarakat melalui:

1.) Brosur

Brosur merupakan salah satu media yang digunakan

oleh lembaga DT Peduli Jambi untuk dapat menyampaikan

informasi kepada masyarakat. DT Peduli Jambi juga

Page 92: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxv

menggunakan Brosur untuk mempromosikan program-

program yang ada pada lembaga kemasyarakat. Selain

memperkenalkan dan menawarkan program lembaga,

didalam brosur yang digunakan oleh DT Peduli juga

terdapat foto-foto kegiatan lembaga, laporan pendanaan

lembaga, ilmu pengetahuan, motivasi, ilmu dalam

berwirausaha dan ilmu agama.

2.) KATA (Kotak Amal)

Kotak Amal adalah salah satu alat yang digunakan

oleh lembaga DT Peduli Jambi untuk memperoleh bantuan

dana dari masyarakat yang ada di Provinsi Jambi.

Penggalangan dana ini dilakukan dengan cara menyebar

beberapa kotak amal keseluruh daerah di Kota Jambi

dengan menitipkan dibeberapa tempat-tempat umum

seperti: Masjid, tempat perbelanjaan, rumah makan,

Apotek, dan lain-lain.

Kemudian uang dari kotak amal tadi biasanya

digunakan untuk kegiatan pembangunan dan misi

kemanusiaan. Contohnya, hasil dari uang kotak amal

digunakan untuk pembangunan masjid, membantu

masyarakat korban bencana alam, membantu warga

palestina, membantu masyarakat jambi yang membutuhkan

pertolongan akibat terkena penyakit langka yang diderita

dan membutuhkan pengobatan, dan beberapa kegiatan

lainya sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

3.) Kencleng (Celengan Kaleng)

Kencleng adalah sebuah istilah bahasa sederhana

dari celengan kaleng yang berbentuk lonjong sehingga

apabila dimasukkan uang koin didalamnya akan berbunyi

kencreng.

Page 93: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxvi

Daarut Tauhid Peduli Jambi menggunkan sebuah

produk yang disebut sebagai kencleng untuk memudahkan

para masyarakat dalam melakukan sedekah dan infak.

Hadirnya kencleng ini sangat membantu lembaga DT

Peduli dalam mendapatkan pendanaan untuk program,

namun kencleng yang digunakan oleh lembaga DT Peduli

bukanlah dari kaleng, melainkan DT Peduli membuat

transformasi dari bahan plastik yang berbahan keras namun

ringan untuk dibawa kemana-kemana.

Sehingga kencleng disini banyak digunakan oleh

masyarakat baik dari kalangan orang dewasa, remaja,

sampai anak-anak, dan juga baik dari kalangan para

pengusaha, pejabat pemerintah, guru, polisi, pedagang,

maupun siswa sekolah dasar untuk bisa

menabung/menyisihkan sebagian uangnya untuk

didonasikan kepada masyarakat. Adapun cara yang

dilakukan oleh DT Peduli untuk mendapatkan pendanaan

dengan kencleng tersebut dengan membagikan kepada

masyarakat umum melalui Timsil dengan cara silaturahmi

kebebrapa rumah warga, kemudian memperkenalkan dan

membagikan kencleng di setiap ada acara-acara seminar dan

bazar kemudian memperkenalkan kencleng melalui media

online.

Melalui alat ini (Kencleng) DT Peduli bisa

mengajak dan mengingatkan kepada masyarakat

bahwasanya bersedekah itu tidak semestinya dimulai dari

nilai yang besar namun bisa dimulai dari nilai dan hal yang

terkecil sehingga bisa melatih diri untuk terbiasa

bersedekah dan berinfak kepada sesama.

b. Sistem pengumpulan dana yang dilakuan oleh Lembaga DT Peduli

Jambi

Page 94: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxvii

Dalam sebuah Lembaga Amil Zakat perlu dilakukan yang

namanya pengelompokkan atau pengumpulan dana yang masuk dari

setiap donatur, alasanya agar supaya uang yang dititipkan masyarakat

kepada lembaga dapat terkelola dengan baik dan untuk menghindari

terjadinya penyimpangan dan penyalahgunaan keuangan yang ada di

lembaga.

Terkait masalah keuangan yang sifatnya sangat sensitif,

perlu adanya perhatian penting dari lembaga DT Peduli, sebagai

lembaga filantropi yang kredibel dan terpercaya. berdasarkan (hasil

wawancara dengan Mulyadi Selaku ketua lembaga DT Peduli Jambi)

menjelaskan bahwa:

“ kalau untuk pendanaan yang telah kami terima karena sifatnya dari

masyrakat artinya tidak mengikat/tidak memaksa sehingga untuk dana

yang masuk ada yang dibuat per periode. Contoh: ada dana yang bisa

diambil dari donasi masayrakat karena sudah menjadi persen dari

lembaga untuk setiap bulanya, dan sifat pendanaanya bukan khusus.

Kemudian karena donatur ada yang tidak tetap misalnya hari ini ada

donatur baru, trus bulan depan belum tentu ada lagi sehingga

keuangan yang masuk tidak selamanya berjalan sesuai dengan target.

Namun dengan adanya donatur yang sudah tetap dan tidak tetap tadi,

tetap dikumpulkan pada 1 titik di kantor DT Peduli. Dan setiap

pendanaan yang masuk setiap harinya itu akan langsung dilaporkan

kepusat agar Trust/kepercayaan dari masyarakat benar-benar dapat

dipertanggung jawabkan dan uang yang sudah diterimah oleh pihak

DT Peduli benar-benar sudah dititipkan dan diterima oleh tim DT

Peduli yang ada dipusat.”

Untuk sistematika pengumpulan dana yang dilakukan oleh DT

Peduli Jambi adalah dengan cara sebagai berikut:

1) Setiap donasi yang masuk di lembaga DT Peduli setiap harinya

akan langsung dicatat dan di input melalui aplikasi (ZEIN)

2) Aplikasi ZEIN itu sendiri adalah, sebuah aplikasi yang digunakan

oleh lembaga DT Peduli yang ada dipusat dan disetiap cabang di

seluruh Provinsi yang ada diindonesia yang dimana fungsinya

adalah, untuk menyamakan atau mensingkronkan antara data yang

Page 95: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxviii

diterima di cabang dan dipusat baik penerimaan dana yang ada

dicabang dan dipusat. Jadi setiap pendanaan yang diinput

dicabang, maka sesecara langsung akan terinput dipusat. Sehingga

adanya data yang tersingkronisasi antara data lembaga dan data

pusat.

3) Setelah diinput melalui aplikasi ZEIN setiap donasi yang masuk

akan langsung distor ke Bank setiap harinya melalui Rekening

lembaga Daarut Tauhid

4) Setiap dana yang di stor ke bank akan langsung diketahui ole tim

pusat karena adanya sistem yang terkoordinasi oleh lembaga pusat

dan lembaga cabang yang disebut sebagai sistem (ZEIN)

5) Setiap donatur yang memberikan donasi kepada lembaga DT

Peduli akan langsung mendapat informasi berupa konfirmasi

melalui SMS/WA Blast langsung dari DT Peduli Pusat

bahwasanya donasi yang telah diberikan sudah sampai dan

diterima oleh DT Peduli. Dan contoh dari sms/wa blas bisa dilihat

pada gambar. 19

6) Setiap dana yang masuk terlebih dahulu dikumpulkan, dicatat dan

diaudit kemudian baru bisa dialokasikan untuk kegiatan program

Lembaga Daarut Tauhid Peduli sangat memperhatikan

masalah pendanaan yang masuk di dalam lembaga karena pengelolaan

yang sesuai dan terstruktur akan memberikan hasil yang baik, begitu

pula setiap pendanaan yang dikelola oleh DT Peduli Jambi itu secara

langsung diawasi dan dikontrol oleh tim DT Peduli Pusat agar tidak

terjadi penyelewengan dan untuk membangun kepercayaan masyarakat

DT Peduli memberi layanan penginformasian tentang donasi yang telah

dititipkan. contohnya: ketika donasi yang diberikan masyarakat telah

sampai kepada pengelola maka akan di input melalui aplikasi Zein.

Setelah penginputan selesai para donatur akan mendapatkan

pembritahuan melalui Sms/Wa Blast yang dimana bentuk sms/wa blast

bisa dilihat pada gambar. 20.

Page 96: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxix

Layanan pembritahuan ini langsung di informasikan oleh

pusat, sehingga masyarakat yang sudah memberikan donasinya akan

langsung tau bahwasanya donasinya benar-benar telah tersalurkan.

Sehingga dengan adanya sistem pengumpulan pendanaan seperti ini

akan membuat masyarakat semakin lebih percaya kepada DT Peduli.

(Hasil wawancara peneliti bersama Mulyadi selaku Ketua Lembaga DT

Peduli Cab.Jambi.)

c. Strategi pengelolaan dana di Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota

Jambi

Pengelolaan dana yang dilakukan oleh DT Peduli Jambi

berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada, sebagai

lembaga Profesional, Akuntabel dan Terpercaya. Lembaga DT Peduli

akan mengelola pendanaan yang telah ditipkan oleh donatur kepada

lembaga dari nilai yang terkecil sampai kepada jumlah keuangan yang

terbesar.

Standar Operasional prosedur (SOP) dalam pengelolaan

keuangan Lembaga Amil Zakat Nasional dalam penyaluranya adalah

sebagai berikut:

1) Penyaluran dana Zakat, Infaq dan sedekah harus dikelola dengan

tepat

2) Sesuai syariah, sebagaimana yang tertuang dalam Al-Quran

3) Prioritas, pendistribusian dana ZIS dimulai dari peningkatan

kapasitas diri sendiri, keluarga, kerabat, tetangga kemudian orang

lain

4) Mensosialisasikan batas harta yang wajib dikeluarkan zakatnya dan

batas waktu penguasaanya.

5) Zakat harus melalui Amilin/Lembaga pengelola dana zakat, infaq

dan sedekah (ZIS)

6) Zakat Maal pendistribusianya harus produktif, sedangkan Zakat

Fitrah adalah Konsumtif.

Page 97: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxx

7) Zakat diorientasikan kepada program peningkatan kapasitas diri,

sehingga mustahiq setelah dibantu dapat masuk ketahapan mandiri

kemudian dapat menjadi Muzakki dan bergabung dalam komunitas

insani

8) Infaq dapat digunakan sebagai anggaran operasional amilin atau

lembaga pengelola zakat, yang pengeluaranya di ketahui oleh

pengurus, pengawas dan pengawas syariah.

9) Sodaqoh, adalah dana subsider yang dapat digunakan sebagai

support program-program panitia zakat atau pengelola zakat.

10) Dana zakat dapat digunakan kepada tiga segmentasi program yakni,

produktifitas, pendidikan, dan kesehatan. Dana zakat tidak boleh

berkurang namun boleh bertambah jumlah saldonya.

11) Dana zakat Maal harus habis di distrubiskan pada setiap bulanya,

atau dapat didistribusikan pada bulan berikutnya.

(sumber www.simbi.kemenag.go.id diakses pada tanggal 25 Oktober

2019 pada pukul. 11:00 wib. )

Lembaga DT Peduli Jambi mengelola keuangan para

Mustahik dengan cara profesional dan akuntabel tujuanya agar

terhindar dari kesalahan dan penyalahgunaan dana serta agar memberi

kemaslahatan bagi ummat. adapun sistem pengelolaan dana yang

digunakan oleh DT Peduli adalah sebagai berikut (wawancara peneliti

bersama Mulyadi selaku kepala lembaga DT Peduli Jambi )

a) Profesional.

Sebagai bentuk menjaga kepercayaan massyarakat terhadap

lembaga, DT Peduli mengelola keuanganya dengan penuh

profesional, artinya sekecil apapun donasi yang diberikan oleh

donatur DT peduli akan dikelola dengan cara yang baik dan benar.

Sedikit banyaknya donasi yang masuk DT Peduli sudah diberikan

tanggung jawab untuk selalu mengelolanya bahkan pimpinan dari

pusat selalu mengingatkan kepada para staff atau karyawan yang

ada dicabang, apabila suatu pekerjaan tidak kamu lakukan dengan

Page 98: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxxi

penuh tanggung jawab maka akhirat balasanya, jadi inilah pesan-

pesan yang selalu di ingatkan oleh pimpinan kepada para bawahan

agar mereka dituntut untuk menjadi orang - orang yang profesional.

b) Akuntabel

Konsep pengelolaan keuangan yang kedua adalah

akuntabel. Artinya dimana setiap ada pendanaan yang masuk harus

dibukukan, kemudian harus disertai dengan Nota/kwitansi yang

jelas. Seandainya adanya tidak kesesuaian antara jumlah debit dan

kredit maka saat itu bisa dikatakan ada penyelewengan yang terjadi

maka Lembaga DT Peduli tidak bisa disebut amanah. Contoh,

ketika ada pembelian yang dilakukan maka harus ada notanya baik

itu skala kecil maupun besar. Karena setiap pendanaan yang masuk

dan keluar akan di audit oleh tim Interent dan Eksteren sehingga

betul-betul harus diperhatikan.

Lembaga DT Peduli dituntut untuk menjadi lembaga amil

zakat yang terpercaya dan memberi pelayanan yang baik terhadap

masyarakat sehingga menjadikan DT Peduli sebagai salah satu

Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang amanah.

Kemudian bagaimana konsep pengelolaan keuangan yang

di lakukan oleh DT Peduli dalam melaksanakan program-program

yang ada. (Berdasarkan hasil wawancara dengan Mulyadi selaku

kepala lembaga DT Peduli Jambi) beliau menjelaskan bahwa :

“ setiap program-program yang ada di lembaga itu sudah punya pos

dan dana masing-masing, hanya memang kadang kita harus pintar-

pintar memilih karena tidak setiap saat dan tidak setiap pos ini

memiliki keuangan yang sama contoh : di program pendidikan

ketika kita sudah mempunyai program beasiswa, maka setiap

anak/siswa yang dibiayai pada saat itu harus dicarikan dana untuk

di pos pendidikan dibulan dan untuk bulan selanjutnya tidak ada.

Agar keuangan untuk di post ini bisa stabil, tim DT Peduli mencari

donator-donatur yang mau berkomitmen untuk dipelayanan

diprogram ini sendiri. Hanya saja seandainya jika sudah seperti itu

dan pendanaan masi belum cukup maka pada saat itu perlunya

Page 99: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxxii

membaca neraca karna untuk keuangan di bidang pendidikan

memang dari subnya pendidikan untuk orang yang mendanai

keuangan dibidang pendidikan ada, namun jika kurang atau masi

belum sesuai dengan target yang harus dicapai maka untuk menutpi

kekuranganya di ambil dari dana zakat. Asal para penerima

manfaatnya sesuai dengan 8 Asnaf yang sudah ditentukan. Contoh:

pendanaan dibidang pendidikan di bulan ini yang harus dikeluarkan

sebanyak 9 juta namun ternyata untuk pos khusus hanya mampu

mendanai 7 juta maka kekuranganya bisa diambil dari uang zakat

dan infak umum. Dan pada intinya pengelolaan pendanaan untuk

setiap program harus seimbang agar setiap program yang sudah di

tentukan dapat terlaksana dengan baik.”

Pengelolaan yang dilakukan oleh DT Peduli adalah dengan

cara menyesuaikan kebutuhan pendanaan setiap program dengan

jumlah donasi yang masuk. Setiap program punya pos dana masing-

masing yang akan terpenuhi sehingga ketika dalam

pengelolaanya/pendistribusianya harus sesuai dengan yang sudah

ditetapkan. Jika ada kendala dalam pengelolaan, maka kembali kepada

para staff bagaimana mampu membaca neraca kebutuhan.

d. Strategi sistem pengawasan Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi

Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 2011 pasal 34,

pembinaan dan pengawasan lembaga amil zakat dilaksanakan oleh

Menteri Agama, Gubernur, dan Bupati/Walikota sesuai dengan

kewenangannya. Dalam hal pembinaan, menurut undang-undang

meliputi; sosialisasi, fasilitasi dan edukasi. Sedangkan pengawasan

dalam Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan

UU Pengelolaan Zakat, mencakup pelaporan, audit syariah dan audit

keuangan.

Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2014 pasal 75,

menetapkan kewenangan Kementerian Agama untuk melakukan audit

syariah atas laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan

dana sosial keagamaan lainnya yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) dan LAZ. Melalui audit syariah dapat diketahui

dan dipastikan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan dana sosial

Page 100: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxxiii

keagamaan lainnya yang dilakukan badan amil zakat dan lembaga amil

zakat telah memenuhi prinsip-prinsip syariah Islam (shariah

compliance) serta untuk mencegah penyimpangan dan pelanggaran

yang dilakukan oleh oleh amil zakat.

Keberadaan dewan pengawas syariah sangat diperlukan

selain untuk memberikan kontrol syariah dan pendidikan, dewan

pengawas syariah dalam struktur Lembaga Amil Zakat) akan

meningkatkan kepercayaan terhadap lembaga amil zakat apabila dewan

pengawas syariah melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsinya.

Dengan begitu akan memberikan jaminan atas pengelolaan dana zakat

sesuai dengan hukum-hukum zakat dan memberikan keyakinan bahwa

personil lembaga amil zakat layak sebagai amil zakat. Selain itu, dewan

pengawas syariah dapat mendorong lembaga amil zakat untuk

menciptakan “good corporate governance.” Hal ini akan bermanfaat

karena dengan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga

amil zakat, akan mendorong muzaki menyalurkan zakatnya melalui

lembaga amil zakat, dan tidak lagi disalurkan secara individu masing-

masing muzaki

(sumber https://kompasiana.com diakses pada tanggal 25 Oktober 2019

pada pukul 11:00 wib)

Selain adanya pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah

daerah kepada lembaga Amil Zakat yang berdiri, termasuk DT Peduli

Jambi secara internal lembaga DT Peduli juga melakukan sistem

pengawasan dengan cara sebagai berikut (wawancara bersama Mulyadi

selaku kepala lembaga DT Peduli jambi)

1) Menjadikan pengawasan Allah sebagai pengawasan yang utama

Sebagai Lembaga Islami yang bertugas untuk mengelola

dana ummat yang telah dititipkan untuk kemudian disalurkan

kepada para penerima yang berhak menerimanya DT Peduli Jambi

memegang kepercayaan bahwasanya tidak ada pengawasan yang

paling sempurna selain daripada pengawasan Allah Swt.

Page 101: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxxiv

Penanaman prinsip ini dilakukan oleh kepala DT Peduli Pusat

kepada seluruh petugas lembaga DT Peduli baik yang ada dipusat

maupun di setiap cabang yang ada diseluruh provinsi indonesia.

Pentingnya penanaman prisnsip pada setiap karakter

manusia atau petugas lembaga DT Peduli membawa pengaruh dan

dampak positif bagi efektivitas kinerja yang dilakukan. Karena

tanpa secara langsung setiap petugas akan menjalankan setiap

kegiatan lembaga dengan rasa penuh keikhlasan dan rasa tanggung

jawab karena mereka merasa setiap apa yang dilakukan tanpa secara

langsung telah diawasi oleh Allah Swt.

2) Melakukan pengawasan dengan cara mengaudit pendanaan secara

berkala

Melakukan pengauditan terhadap pendanaan tidak mesti

menunggu satu dekade berjalan. Keuangan diaudit setiap hari untuk

mengetahui adanya ketidak seimbangan antara uang yang masuk

dengan uang yang dikeluarkan. Setiap pembelian/pengeluaran yang

dilakuakan harus disertai dengan Nota dan Kwitansi atau

sejenisnya, sekecil apapun pengeluaranya harus dilaporkan agar

tidak terjadi penyelewengan dana.

Secara harian pendanaan DT Peduli langsung diawasi oleh

sistem aplikasi Zein, kemudian secara bulanan pendanaan di DT

Peduli akan langsung diaudit oleh pihak pusat, secara pertiga bulan

pendanaan diawasi langsung oleh tim eksternal/tim Pemeriksa

Keuangan dari luar. Dimana tim eksternal disini/tim pemeriksa

keuangan dari luar bertugas memeriksa pengelolaan keuangan

dilembaga DT Peduli Jambi apakah pengelolaan keuangan yang

digunakan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang

sudah ditetapkan. Sehingga sistem pengawasan terhadap

pengelolaan pendanaan di lembaga DT Peduli benar-benar terjamin.

3) Melakukan pengawasan keuangan dengan cara melampirkan

Permintaan Pengeluaran Dana (PPD) secara jelas dan akurat.

Page 102: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxxv

Setiap pendanaan yang akan dikeluarkan harus melalui

bagian keuangan dengan bukti penerima uang harus melampirkan

PPD yang telah di Acc oleh Kepala Bagian Keuangan. Dan juga

bagian keuangan harus bisa membaca apakah benar uang yang

dikeluarkan akan digunakan sesuai dengan apa yang sudah

dilaporkan. Didalam PPD tersebut telah tertera rincian dana yang

akan dibutuhkan. Dana tidak akan cair apabila tidak ada rincian

program yang dilampirkan. Sebagai salah satu bentuk pengawasan

yang dilakukan oleh DT Peduli untuk meminimalisir terjadinya

penyelewengan dana.

4) Melakukan pengawasan dengan cara melakukan evaluasi secara

bertahap

Evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur /

menilai apakah suatu kegiatan atau program yang dilaksanakan

sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai.

Evaluasi sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang

kehidupan manusia sehingga meningkatkan efektivitas dan

produktivitas, baik dalam lingkup individu, kelompok maupun

lingkungan kerja.

bagaimana halnya di lembaga DT Peduli Jambi dalam

melakukan kegiatan evaluasi wajib hukumnya, kegiatan profesional

itu dilakukan setiap hari. Karena DT Peduli Jambi mempunyai

target evaluasi harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Misalnya:

untuk target bulanan DT Peduli Jambi itu sebanyak 200 juta, maka

kepala Fundarising akan membreak down/ memecahkan kembali

dengan cara 200 juta tersebut dibagi untuk 22 hari kerja. Misalnya 1

harinya itu 7 juta maka dikali 1 minggu 5 hari kerja maka untuk 1

minggu itu sebanyak 35 juta kemudian harus di break down lagi 1

minggunya jadi 7 juta. Untuk dana yang didapatkan adalah hasil

perincian dari Tim Fundarising, misalnya dari kencleng sekian,

kotak amal sekian, infak umum sekian tim fundarising juga

Page 103: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxxvi

mendapatkan dana dengan memperbanyak silaturahmi dan

memanfaatkan media sosial secara berlanjut, jika pada akhirnya

evaluasi akhir tidak tercapai maka Tim fundarising akan menutupi

kekurangan di bulan selanjutnya. Misalnya, di tahun 2018 DT

Peduli punya target sebanyak 100 juta namun yang dapat dicapai

hanya 90 juta maka ada kekurangan sebanyak 20 juta dan

kekurangan tersebut akan dialokasikan pada bulan selanjutnya.

(hasil wawancara bersama Mulyadi selaku kepala lembaga DT

Peduli Jambi)

Adanya proses pengawasan yang dilakukan bukan hanya

oleh lembaga DT Peduli Jambi melainkan adanya pengawasan dari

DT Peduli Pusat dan pengawasan dari Tim Eksternal/Tim

Pemeriksa Keuangan dari luar membuat pengelolaan keuangan

dilembaga lebih terpercaya sehingga menjadikan Daarut Tauhid

Peduli Kota Jambi sebagai salah satu Lembaga Amil Zakat

Nasional (LAZNAS) terbaik diindonesia. Dibuktikan dengan

penghargaan yang pernah diraih yang bisa dilihat pada gambar 21.

2. Faktor Kendala yang dihadapi oleh Lembaga Daarut Tauhid Peduli

Kota Jambi

Dalam sebuah pengelolaan program kegiatan di sebuah lembaga

pasti ada kendala yang sering dihadapi. Begitu pula dengan Lembaga DT

Peduli, (berdasarkan hasil wawancara dengan Mulyadi selaku kepala

lembaga DT Peduli Jambi) dengan penjelasan antara lain sebagai berikut:

a. Trash (Kepercayaan)

Trash (kepercayaan) menjadi salah satu kendala yang

dihadapi oleh lembaga DT Peduli kenapa? Karena tidak semua

masyarakat punya rasa kepercayaan yang sama kecuali donatur yang

sudah tetap maka dia akan tetap percaya untuk memberi bantuan

kepada lembaga, artinya rasa ketidak percayaan masyarakat pada

lembaga-lembaga Filantropi masi cukup besar termasuk kepada

lembaga DT Peduli Jambi.

Page 104: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxxvii

Akibat masi banyaknya kurang kepercayaan masyarakat

terhadap Lembaga Amil Zakat membuat masyarakat memberikan

donasi secara langsung kepada para mustahik tanpa menggunakan

perantara Lembaga Amil zakat.

b. Pemahaman fikih amil yang belum memadai

Masih minimnya pemahaman fikih zakat dari para amil masih

menjadi salah satu hambatan dalam pengelolaan zakat. Sehingga

menjadikan fikih hanya dimengerti dari segi tekstual semata bukan

konteksnya. Banyak para amil terutama yang masih bersifat tradisional,

mereka sangat kaku memahami fiqih, sehingga tujuan utama zakat tidak

tercapai. Sebenarnya dalam penerapan zakat di masyarakat yang harus

diambil adalah ide dasarnya, yaitu bermanfaat dan berguna bagi

masyarakat serta dapat memberikan kemaslahatan bagi umat dan

mampu menjadikan mustahik tersebut pribadi yang mandiri dan tidak

tergantung oleh pihak lain.

Namun bukan berarti para amil diberikan kesempatan untuk

berijtihad dan berkreasi tanpa batas, mereka tetap harus berusaha

melakukan terobosan-terobosan baik pengelolaan zakat, agar tetap

sesuai dengan syariah. Sistem pengawasan yang terdapat di semua

institusi keuangan syariah termasuk di dalamnya institusi pengelola

zakat, mewajibkan adanya unsur Dewan Pengawas Syariah di dalam

struktur organisasinya yang berfungsi untuk melakukan pengawasan

terhadap pengelolaan manajemen agar tidak menyimpang dari aturan

syariat

c. Rendahnya kesadaran masyarakat

Masih minimnya kesadaran membayar zakat dari masyarakat

menjadi salah satu kendala dalam pengelolaan dana zakat agar dapat

berdayaguna dalam perekonomian. Karena sudah melekat dalam benak

sebahagian kaum muslim bahwa perintah zakat itu hanya diwajibkan

pada bulan Ramadhan saja itupun masih terbatas pada pembayaran

zakat fitrah. Padahal zakat bukanlah sekedar ibadah yang diterapkan

Page 105: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxxviii

pada bulan Ramadhan semata, melainkan juga dapat dibayarkan pada

bulan-bulan selain Ramadhan. Sehingga ide dasar zakat untuk

kemaslahatan umat telah bergeser menjadi sekedar ibadah ritual semata

yang dikerjakan bersamaan dengan ibadah puasa. Terdapatnya syarat

haul (satu tahun kepemilikan) menandakan bahwasanya zakat tersebut

tidak mengenal pembayaran pada satu bulan tertentu saja, melainkan

setiap bulan zakat dapat dibayarkan. Apabila kesadaran masyarakat

akan pentingnya zakat bagi peningkatan kesejahteraan dan

kemakmuran umat sudah semakin baik, hal ini akan berimbas pada

peningkatan penerimaan zakat.

d. Pendanaan

Dalam sebuah Lembaga Amil Zakat, pendanaan adalah salah satu

unsur utama yang harus diperhatikan dan harus ada, karena setiap

kegiatan/program yang akan dilakukan tidak akan bisa berjalan jika

tidak ada pendanaan. Artinya semua kegiatan mulai dari kegiatan

Operasional Lembaga sampai kepada kegiatan Program Lembaga harus

memilik pendanaan agar lembaga tersebut dapat berjalan. Karena setiap

pendaan yang ada sifatnya tidak memaksa/mengikat, sehingga Lembaga

tidak selamanya bisa mendapatkan pendanaan sesuai dengan kebutuhan

yang sudah ditargetkan. Dan akan membuat lembaga sedikit kesulitan

dalam menjalankan setiap program yang ada.

Keempat hambatan inilah yang harus dipecahkan secara bersama-

sama oleh setiap elemen dalam pengelolaan zakat, sebab tanpa

kerjasama aktif antar institusi baik dari swasta maupun pemerintah

hambatan-hambatan ini tidaklah akan dapat terwujud

3. Upaya Lembaga Daarut Tauhid dalam mengatasi kendala-kendala

yang terjadi

DT Peduli punya upaya dalam mengatasi kendala-kendala yang

sering terjadi seperti halnya sebagai berikut: (wawancara bersama Mulyadi

selaku ketua lembaga DT Peduli Jambi)

a. Trash/Kepercayaan

Page 106: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

lxxxix

Pertama, Dalam mengatasi kendala terkait Trash/kepercayaan

dimasyarakat, DT Peduli melakukan cara pendekatan yang persuasif

kepada masyarakat dan para donatur ketika ada sebagian orang yang

tidak percaya pada lembaga Amil Zakat, DT Peduli membuktikan

kepada masyrakat bahwasanya donasi yang telah ditipkan kepada

lembaga akan benar-benar dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Apa

yang masyarakat sudah titipkan kepada lembaga. DT Peduli akan

menginformasikan kepada masyarakat dalam bentuk wujud nyata yang

diterima oleh masyarakat berupa laporan pendapatan keuangan dan

pelaksanaan program-program yang sudah dijalankan dalam bentuk

media cetak Brosur dan Majalah. DT Peduli dapat meyakinkan kepada

masyarakat nominal pendapatan setiap bulanya sehingga masyarakat

tau kemana uang mereka digunakan.

Kedua, Upaya selanjutnya yang dilakukan oleh Daarut Tauhid

Peduli Jambi dalam mengatasi kendala-kendala yang ada yakni tentang

kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga adalah dengan

melakukan koordinasi dengan lembaga DT Peduli Pusat bahwa setiap

orang donatur yang telah memberikan donasinya kepada lembaga DT

Peduli Jambi akan mendapat pembritahuan langsung dari DT Peduli

Pusat berupa Sms/wa Blast sebagai bentuk pembritahuan sekaligus

ucapan terimakasih bahwasanya donasi yang diberikan telah diterima.

Ketiga, sebagai bentuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap

lembaga setiap kegiatan program yang dilakukan oleh DT Peduli akan

dipublikasikan ke media-media sosial yang ada.

b. Pemahaman fikih amil yang belum memadai

Dalam mengatasi kendala yang terkait dengan pemahaman Fiqih

Amil yang masi renda/belum memadai. Daarut Tauhid Peduli Kota

Jambi melakukan upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut

dengan memberikan pembelajaran kepada setiap Amil yang ada

dilembaga, dengan mengikutsertakan/memberikan pelatihan dan

Page 107: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xc

seminar tentang ilmu Fiqih dan Teori pengelolaan Zakat, Infak dan

Sedekah (ZIS) yang benar dan sesuai tuntutan.

c. Rendahnya kesadaran masyarakat

Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar zakat

menjadi salah satu kendala yang selalu terjadi, kurangnya pemahaman

masyarakat dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang kewajiban

mengeluarkan Zakat bukan hanya pada bulan Ramadan saja.

Dalam hal ini upaya yang dilakukan oleh DT Peduli dalam

mengatasi kendala adalah dengan melakukan pendekatan kepada

masyarakat melalui program-program kegiatan yang ada, kemudian

mengadakan kajian-kajian ilmu agama kepada masyarakat sekaligus

memberikan penjelasan dan tausiyah terkait pentingnya zakat, dalam

hal ini peran Ustadz/Ulama juga sangat penting untuk menyampaikan

dakwah/ceramah tentang pentingnya membayar zakat. Sehingga

masyarakat bisa mengerti unduk kedepanya.

d. Pendanaan

Sebagai unsur yang paling penting dalam sebuah

pengelolaan dilembaga, pendanaan masi sering menjadi kendala dalam

pelaksanan dan pengelolaan kegiatan filantropi disebuah lembaga.

Adanya kekuarang pendanaan dapat menyebabkan terhambatnya

kegiatan program yang akan dilakukan. Karena adanya ketidaksesuaian

dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dalam mengatasi kendala yang terjadi lembaga DT Peduli

melakukan upaya dengan cara mencari pendanaan dengan melalui

setiap donatur yang ingin memberikan donasinya kepada lembaga.

Sebagai lembaga pengelola Amil Zakat. DT Peduli tidak hanya

menunggu masyarakat datang untuk memberikan donasi. Namun DT

Peduli berinisiatif untuk mencari pendanaan dengan mendatangi setiap

masyarakat dengan cara silaturahmi, kemudian dengan adanya Timsil

yang bertugas untuk mencari para donatur dan melakukan silaturahmi,

DT Peduli juga menawarkan brand/program kepada masyarakat. Dan

Page 108: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xci

juga DT Peduli juga menggunakan media online untuk mencari

pendanaan, caranya adalah dengan cara membritahukan kepada khlayak

ramai tentang program-program lembaga dan pencapaian yang pernah

diraih sehingga masyarakat tertarik untuk memberikan donasi.

Berikut beberapa contoh upaya yang dilakukan oleh

lembaga DT Peduli dalam menangani permasalahan yang ada, selain

dari keempat upaya diatas DT Peduli juga menekankan bahwa

pentingnya sebuah kerja sama antara kepala lembaga dan karyawan

dalam menjalankan setiap program lembaga. Serta adanya penanaman

karakter yang dilakukan oleh kepala lembaga kepada para amil

bahwasanya setiap kegiatan yang dilakukan harus dilandasi dengan rasa

keikhlasan dan rasa kepedulian terhadap ummat.

Page 109: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xcii

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Hasil Temuan dan Analisis penelitian yang berjudul

Manajemen Filantropi Islam di Lembaga Daarut Tauhid Kota Jambi Maka

disini penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi pengelolaan Filantropi di Lembaga Daarut Tauhid Kota Jambi

meliputi:

a. Strategi Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi dalam mencari

donatur

b. Sistem pengumpulan dana yang dilakukan oleh Lembaga Daarut

Tauhid Peduli Kota Jambi

c. Strategi pengelolaan dana di Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota

jambi

d. Strategi sistem pengawasan Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota

Jambi

2. Faktor kendala yang dihadapi oleh Lembaga daarut Tauhid Peduli kota

Jambi

a. Trash (Kepercayaan)

b. Pemahaman Fiqih Amil yang belum memadahi

c. Rendahnya Kesadaran Masyarakat

d. Pendanaan

3. Upaya Lembaga Daarut Tauhid peduli Kota Jambi dalam mengatasi

kendala-kendala yang terjadi

a. Trash/Kepercayaan

b. Pemahaman Fiqih Amil yang belum memadahi

c. Rendahnya Kesadaran Masyarakat

d. Pendanaan

Page 110: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xciii

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran

yang dapat bermanfaat bagi Lembaga Filantropi dan para peneliti sebagai

berikut:

1. Bagi Lembaga

a. Meningkatkan kualitas pelayanan dalam pengelolaan program

filantropi kepada masyarakat

b. Meningkatkan silaturahmi dan pendekatan kepada masyarakat baik

secara Individu, Komunitas, Perusahaan, Lembaga Pemerintah dan

Lembaga Swasta

c. Menumbuhkan rasa kepercayaan yang tinggi kepada masyarakat melaui

program-program kegiatan lembaga, sehingga masyarakat dapat

percaya dan mau memberikan donasi kepada lembaga.

2. Bagi peneliti

Selanjutnya diharapkan kepada peneliti untuk menjadikan

penelitian ini sebagai bahan referensi dan pembelajaran bagi peneliti untuk

kedepanya.

Page 111: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xciv

Daftar pustaka

Aan Nasrullah, Pengelolaan Dana Filantropi Untuk Pemberdayaan Anak Dhuafa.

Hunafa: Jurnal Studia Islamika, vol. 12, No. 1, Juni

Ahmad Ibrahim, 2006, Manajemen Syariah, sebuah kajian historis dan

kontemporer. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Amelia Fauzia, 2016, Filantropi Islam Sejarah dan Kontestasi Masyarakat Sipil

dan Negara diIndonesia Yogyakarta: Gading Publishing

Anonim, Quran Terjemah

Badrudin, 2015 Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Candra Wijaya dan Muhammad Rifa‟i. 2016 DASAR-DASAR MANAJEMEN

Mengoptimalkan Pengelolaan Organisasi Secara Efektif dan Efisien.

Medan: Perdana Publishing.

Didin Kurniadin dan Imam Machali 2012, Manajemen Pendidikan, konsep dan

prinsip pengelolaan pendidikan. Jogjakarta: AR-RUUZ Media..

http://repository.unpas.ac.id/31649/6/BAB%20III.pdf

http://eprints.walisongo.ac.id/3534/3/101311010_Bab2.pdf

https://e-jurnal.stienobel-indonesia.ac.id/index.php/akmen/article/view/84/87

Mangku Bahjatulloh, 2016 Pengembangan Pemberdayaan Ekonomi

MasyarakatMelalui Kegiatan Filantropi Jurnal Penelitian Sosial

Keagamaan Vol. 10, No.2,

Moeleong, Lexy J. 2004 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Page 112: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xcv

Rozalinda, 2015, Manajemen Waqaf Produktif Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.

Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Syamsuddin, 2017, Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen Dalam Meningkatkan

Mutu Pendidikan. Jurnal IDAARAH, Vol. I, No. 1, Juni 2017

Udin Saripudin, Filantropi Islam dan Pemberdayaan Ekonomi. Jurnal Bisnis dan

Manajemen Islam, Vol. 4, No. 2, Desember 2016

Page 113: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xcvi

DOKUMENTASI RISET

Gambar 2 : Bangunan Kantor DT Peduli tampak dari depan

Gambar 3 : Ruangan Bagian Pelayanan Kantor DT Peduli Jambi

Gambar 4 : Foto bersama Ketua Lembaga DT Peduli Jambi Bapak Mulyadi

S.Pd.I

Page 114: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xcvii

Gambar 5 : “ Peduli Ekonomi” penyerahan Program DTM (Desa ternak

Mandiri) oleh Tim DT Peduli kepada masyarakat

Gambar 6 : “ Peduli Ekonomi” Penyerahan bantuan usaha untuk ibu Bayyinah

dari Talang Duku

Page 115: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xcviii

Gambar 7 : DT Peduli Bangun Rumah Tangguh untuk Suku Anak Dalam

Gambar 8 : Aksi Galang Dana untuk Korban Lombok oleh Tim DT Peduli

Jambi

Gambar 9 : DT Peduli Jambi Berangkatkan 2 Santri Beasiswa ke Adzkia

Islamic School (AIS) Tanggerang Selatan

Page 116: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

xcix

Gambar 10 : Kurangi Resiko kabut Asap, DT Peduli Jambi bagikan masker

kepada masyarakat

Gambar 11 : DT Peduli Jambi Adakan Pelatihan Paper Folwer Backdrop

Gambar 12 : DT Peduli Jambi melakukan Sosialisasi Program Pemberdayaan

Usaha Mikro dengan 20 calon UKM

Page 117: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

c

Gambar 13 : DT Peduli Jambi dan warga Desa Catur Rahayu, Kecamatan

Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Rencanakan Program Desa Tangguh

Gambar 14 : Foto Allumni Diklatsar Beamasiswa Tahun 2018

Gambar 15 : Kegiatan Cek Kesehatan gratis untuk masyarakat yang dilakukan

ole DT Peduli Jambi

Page 118: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

ci

Gambar 16 : DT Peduli jambi melakukan kegiatan “Muharram Ceria”

program Nraktir Belanja Anak yatim sebanyak 19

orang

Gambar 17 : DT peduli cabang jambi mengadakan pelatihan pengurusan

Jenasah di Majlis Ar Razak, Mendalo Darat, Kab.

Muaro Jambi.

Page 119: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

cii

Gambar 18 : DT Peduli melakukan kegiatan Program ACM (Aku Cinta

Masjid dengan melakukan kegiatan bersih-bersih

dilingkungan Masjid Jami‟ Islamiyah Thehok Kota

Jambi.

Gambar 19 : Gerakan Aksi Menutup Aurat (Gemar). Kegiatan ini dilakukan

oleh DT Peduli dan beberapa komunitas lainya dari

kalangan Muslimah. sebanyak 700 Muslimah hadir

pada kegiatan yang diadakan dikawasan Tugu Keris

Siginjai Kota Baru.

Gambar 20 : Contoh pemberitahuan penerimaan donasi melalui SMS/WA

Blass

Page 120: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

ciii

Gambar 21: Foto Piagam Penghargaan yang pernah diraih oleh Lembaga DT

Peduli Jambi

Page 121: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

civ

Page 122: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

cv

Page 123: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

cvi

Instrumen Pengumpulan Data

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

A. Observasi

Penelitian ini dilakukan di Lembaga Daarut Tauhid Kota

Jambi. Peneliti melakukan Observasi untuk menemukan data tentang

Manajemen Filantropi Islam yang penulis amati adalah sebagai berikut

:

1. Bagaimana Pelaksanaan Manajemen Fialntropi di Lembaga

Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi

2. Apa Kendala yang dihadapi oleh Lembaga Daarut Tauhid Peduli

kota Jambi dalam Pelaksaan Manajemen Filantropi di Lembaga

3. Bagaimana Upaya Yang dilakukan oleh Lembaga Daarut Tauhid

Kota Jambi dalam Mengatasi Permasalahan yang terjadi.

B. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini terstruktur yaitu terencana

dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan oleh

penulis, adapun yang menjadi narasumber sebagai berikut :

1. Ketua Lembaga DT Peduli Jambi

a. Bagaimana Strategi yang digunakan oleh Lembaga Daarut

Tauhid Peduli Kota Jambi dalam Mencari Donatur?

b. Bagaimana Strategi yang dilakukan oleh Lembaga Daarut

Tauhid Peduli Kota Jambi dalam melakukan Pengumpulan

Pendanaan?

c. Bagaimana Strategi yang dilakukan oleh Daarut Tauhid Peduli

Kota Jambi dalam Mengelola Pendanaan?

d. Bagaimana Strategi Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota Jambi

dalam melakukan Pengawasan?

Page 124: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

cvii

e. Apa Faktor Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan

Manajemen Filantropi di Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota

Jambi

f. Bagaimana Upaya yang dilakukan dalam Mengatasi

Permasalahan yang terjadi di Lembaga Daarut tauhid Peduli

Kota Jambi?

2. Staff/karyawan

a. Bagaimana Sejarah Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota

Jambi?

b. Berapa jumlah karyawan / Santri Karya di Daarut Tauhid

Peduli Kota jambi?

C. Dokumentasi

a. Sejarah berdirinya Lembaga Daarut tauhid Peduli Kota Jambi

b. Letak geografis

c. Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga daarut Tauhid Peduli Kota

Jambi

d. Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Daarut Tauhid Peduli Kota

jambi

e. Struktur Organisasi Lembaga Daarut Tauhid peduli Kota Jambi

f. Data Karyawan

g. Sarana dan Prasarana

Page 125: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

cviii

Page 126: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

cix

Page 127: MANAJEMEN FILANTROPI ISLAM DI LEMBAGA DAARUT …repository.uinjambi.ac.id/2327/1/TK151150_M.HAYAT...pencarian, pengumpulan, pengelolaan dan pengawasan dana serta kendala yang sering

cx