Manajemen Batubara SBC

14
À. JUDUL EFEKTIFITAS MANAJEMEN OPERASI PRODUKSI TAMBANG TERBUKA STUDI KASUS TAMBANG BATUBARA PT. SUMBER BARITO COAL, KALIMANTAN TIMUR B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Persoalandasar perancanganproyek pada umumnya berkaitan dengan berbagai kondisi yang membatasi keleluasaan pelaksanaan proyek itu. tersebut diantaranya waktu, biaya, peralatan dan tenaga terampil yang merupa bagian bagian dalam suatu sistem manajemen. Pada sistem manajemen tambang, perbaikan dilakukan secara terus menerus, yang salah satunya berkaitan denga perumusan masalah dan proses mengatasinya. Pada kegiatan pertambangan, pengelelolaan peralatan tambang dan sumber daya manusia sangat penting untuk dilakukansecermat mungkin. Dalam perjalanannya, proses manajemen harus mampu mengatasi permasalahan permasalahan yang muncul yang dapat mengganggu operasi produksi. Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat beberapa masalah yang dihadapi pada lokasi tambang. Sistem manajemen yang efektif diperlukan untuk permasalahan permasalahan mengenai produktivitas kerja. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh effisiensi kerja, etos kerja dan keterampilan kerja karyawa sikap untuk mentaati keselamatan dan kesehatan kerja. C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian pada PT. Sumber Bari adalah menerapkan manajemen produksi yang efektif dan efisien. Untuk mencapa tujuan tersebut dilakukan evaluasi evaluasi pada hal hal berikut: Effisiensi kerja

Transcript of Manajemen Batubara SBC

. JUDUL

EFEKTIFITAS MANAJEMEN OPERASI PRODUKSI TAMBANG TERBUKASTUDI KASUS TAMBANG BATUBARA

PT. SUMBER BARITO COAL, KALIMANTAN TIMUR

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL Persoalan dasar perancangan proyek pada umumnya berkaitan dengan berbagai kondisi yang membatasi keleluasaan pelaksanaan proyek itu. Pembatas tersebut diantaranya waktu, biaya, peralatan dan tenaga terampil yang merupakan bagianbagian dalam suatu sistem manajemen. Pada sistem manajemen tambang, perbaikan dilakukan secara terus menerus, yang salah satunya berkaitan dengan perumusan masalah dan proses mengatasinya. Pada kegiatan pertambangan, pengelelolaan peralatan tambang dan sumber daya manusia sangat penting untuk dilakukan secermat mungkin. Dalam perjalanannya, proses manajemen harus mampu mengatasi permasalahan permasalahan yang muncul yang dapat mengganggu operasi produksi. Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat beberapa masalah yang dihadapi pada lokasi tambang. Sistem manajemen yang efektif diperlukan untuk mengatasi permasalahanpermasalahan mengenai produktivitas kerja. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh effisiensi kerja, etos kerja dan keterampilan kerja karyawan serta sikap untuk mentaati keselamatan dan kesehatan kerja.

C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian pada PT. Sumber Barito Coal adalah menerapkan manajemen produksi yang efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan evaluasi evaluasi pada halhal berikut: Effisiensi kerja

Etos kerja dan keterampilan karyawan Komitmen akan keselamatan dan kesehatan kerja.

D. PERUMUSAN MASALAH Effisiensi kerja optimum peralatan yang rendah, ini dikarenakan beberapa sebab seperti pergantian gilir kerja (shiftment) yang terlambat, operasional alat yang belum maksimal, keterampilan dan etos kerja karyawan yang perlu ditingkatkan serta karyawan kurang memperhatikan disiplin kerja dan komitmen akan keselamatan dan kesehatan kerja. Sistem manajemen yang efektif akan meningkatkan efisiensi kerja peralatan dan produktivitas karyawan. Dengan demikian permasalahanpermasalahan yang timbul dapat diatasi sehingga produksi perusahaan dapat meningkat.

E. METODE PENDEKATAN Effisiensi kerja sangat berpengaruh pada produktivitas alat-alat yang berkerja. Semakin tinggi effisiensi kerja maka semakin tinggi pula produktivitas alat tiap unitnya. Tabel dibawah menunjukkan kondisi pengelolaan manajemen berdasarkan efisiensi kerja. Tabel Parameter Effisiensi Kerja Kondisi Pengelolaan (Management) Kondisi Kerja Bagus sekali (excellent) Bagus (good) Sedang (fair) Buruk (poor) Bagus Sekali 0,84 0,78 0,72 0,63 Bagus 0,81 0,75 0,69 0,61 Sedang 0,76 0,71 0,65 0,57 Buruk 0,70 0,65 0,60 0,52

Sumber: Partanto & Kramadibrata, 1998.

F. DASAR TEORI PENGERTIAN MANAJEMEN Banyak ahli telah mengemukakan pendapatnya mengenai definisi atau pengertian manajemen. Beberapa diantaranya merumuskan manajemen sebagai berikut: 1. Stoner & Wankel: Manajemen adalah proses merencanakan, anggota

mengorganisasikan,

memimpin,

mengendalikan

usaha-usaha

organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan. 2. Terry: Manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumberdaya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Arif & Suryadi,1998). Dari sekian banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli mengenai manajemen, dapat disimpulkan bahwa permasalahan manajemen berkaitan

dengan usaha untuk memelihara kerjasama sekelompok orang dalam satu kesatuan serta usaha memanfaatkan sumber daya yang lain untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian sebenarnya kegiatan manajemen itu hampir selalu ada pada setiap kegiatan manusia, sebab dalam menjalankan suatu organisasi, apapun bentuk organisasi tersebut, dibutuhkan manajemen.

PROSES MANAJEMEN Setiap perusahaan dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa tujuan yang memberikan arah dan menyatukan pandangan, terhadap unsur-unsur yang terdapat di dalam perusahaan, yang mana tujuan yang akan dicapai di masa yang

akan datang tersebut adalah suatu keadaan yang lebih baik dari pada keadaan sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan inilah diperlukan serangkaian proses manajemen yang secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan menjadi: 1. Penetapan tujuan (goal setting). 2. Perencanaan (planning). 3. Staffing. 4. Pengaturan (Directing). 5. Pengawasan (Supervising). 6. Pengendalian (Controlling). Rangkaian proses manajemen ini merupakan proses yang bersifat dinamis tidak dapat dilihat sebagai suatu tahapan yang berdiri sendiri melainkan sebagai proses yang berkait yang memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu

tahapan proses yang telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitan dengan hubungan antara perencanaan dan pengendalian. Penetapan Tujuan (Goal Setting) Penetapan tujuan merupakan tahapan paling awal dari suatu proses manajemen. Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi di masa yang akan datang dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Effektifitas pencapaian tujuan tersebut, selain ditentukan oleh kemampuan manajer, juga ditentukan oleh sifat-sifat dari tujuan itu sendiri. Tujuan yang baik harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut: 1. Spesifik, jelas apa yang ingin dicapai atau diperoleh. 2. Realistis, bisa dicapai dan bukan sekedar angan-angan. 3. Terukur, memiliki ukuran-ukuran tertentu untuk menentukan

keberhasilannya.

4. Terbatas waktu, mempunyai batas waktu sebagai target kapan tujuan tersebut harus bisa dicapai. Dalam penetapan tujuan ini terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu apa yang disebut dengan pendekatan puncak ke bawah (top-down) atau pendekatan dari atas dan pendekatan bawah ke puncak (bottom-up) atau pendekatan dari bawah. Dengan menggunakan pendekatan dari atas puncakbawah (top-down), tujuan dibuat terlebih dahulu oleh manajemen lapisan atas. Tujuan yang telah dirumuskan di sini kemudian dikaji dan dijabarkan lagi oleh lapisan manajemen di bawahnya untuk kemudian dirumuskan lagi. Begitu seterusnya sampai ke lapisan manajemen paling bawah sehingga memungkinkan didapatkannya konsistensi tujuan akhir. Berbeda dengan pendekatan dari atas, maka pendekatan dari bawah merupakan kebalikan dari pendekatan tersebut. Penetapan tujuan dimulai dari individu-individu pada lapisan manajemen bawah. Kemudian dilakukan pengkajian terhadap tujuan-tujuan tersebut pada lapisan manajemen di atasnya untuk dirumuskan dalam suatu tujuan tertentu. Begitu seterusnya sampai akhirnya mencapai lapisan manajemen puncak (top management), tujuan tersebut akhirnya terumuskan sebagai kesepakatan bersama. Perencanaan (Planing) Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Arif & Suryadi,1998). Perencanaan termasuk penetapan tujuan yang jelas dan objek yang akan diatur untuk memenuhi tujuan. Tujuan bisa termasuk solusi masalah atau prestasi atas suatu kondisi yang berbeda untuk masa mendatang (Weiss et.al, 1993).

Terdapat berbagai bentuk rencana yang pada dasarnya dibedakan menjadi: 1. Kebijaksanaan (policy), adalah rencana yang menerangkan keseluruhan batasan kegiatan secara umum dan komprehensif yang menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan. 2. Prosedur, adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan. 3. Metode, adalah rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan. 4. Standard, yaitu suatu gambaran pencapaian yang diharapkan dari kegiatankegiatan yang direncanakan. 5. Anggaran, yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran uang dalam suatu kegiatan. 6. Program, adalah rencana komprehensif yang menyangkut pemakaian sumber daya secara integratif termasuk jadwal pelaksanaan kegiatankegiatan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun perencanaan secara umum adalah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan persoalan yang direncanakan dengan jelas dan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 2. Mengumpulkan informasi-informasi yang berkenaan dengan kegiatankegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka pencapaian tujuan tersebut. 3. Melakukan analisis terhadap informasi yang dapat dikumpulkan dan mengklasifikasikannya atas kepentingannya. 4. Menetapkan batasan-batasan perencanaan. 5. Menetapkan alternatif-alternatif rencana.

6. Memilih rencana yang akan dipakai dari alternatif-alternatif yang ada. 7. Menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci serta

penjadwalan pelaksanaannya. 8. Melakukan pemeriksaan ulang (review) terhadap rencana yang diusulkan sebelum rencana dilaksanakan. Staffing Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan pengerahan (recruitment), penempatan, pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja dalam organisasi. Pada dasarnya prinsip dari tahapan proses manajemen ini adalah menempatkan orang yang sesuai pada tempat yang sesuai dan pada saat yang tepat (right people, right position, right time). Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam tahapan staffing ini pada dasarnya adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan sumber daya manusia, yaitu tahapan penentuan akan kebutuhan tenaga kerja dalam suatu organisasi dengan

mempertimbangkan rencana organisasi seperti pengembangan yang akan dilakukan di samping juga mempertimbangkan faktor luar seperti kondisi pasar tenaga kerja. 2. Pengerahan tenaga kerja (recruitment), yang dapat berasal dari pasar tenaga kerja maupun berasal dari promosi dalam organisasi itu sendiri. 3. Seleksi, yaitu proses pemilihan tenaga kerja yang sesuai dengan posisi yang akan diisi dari sekumpulan orang yang didapat dari proses pengerahan tenaga kerja. 4. Pelatihan (training), setelah didapatkan orang yang sesuai untuk satu posisi tertentu, maka langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan bagi orang tersebut sehingga memenuhi kualifikasi persyaratan jabatannya.

5. Penilaian kinerja (performance appraisal) setiap tenaga kerja yang ada untuk melihat kemungkinan promosi, mutasi, atau bahkan mungkin pemberian hukuman, setelah jangka waktu tertentu (secara berkala). (Teknik Pertambangan ITB, 2003)

Pengaturan (Directing) Pengaturan (directing) adalah usaha untuk mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Untuk dapat melakukan pengaturan, maka perlu dilakukan koordinasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan koordinasi antara lain adalah sebagai berikut: 1. Rentang kendali (span of control) yaitu banyaknya orang yang masih dapat dikendalikan oleh seseorang secara efektif. Pada dasarnya makin banyak bawahan yang harus dikendalikan maka koordinasinya semakin sulit. Namun harus pula diingat bahwa jenis pekerjaan dan tingkat manajemen juga mempengaruhi kemampuan tersebut. 2. Hirarki organisasi sesedikit mungkin sehingga perintah atau informasi jangan sampai terlambat atau menyimpang. 3. Adanya kesatuan komando. Pengawasan (Supervising) Pengawasan (supervising) didefinisikan sebagai interaksi langsung antar individu-individu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja serta tujuan organisasi tersebut. Berkenaan dengan tahapan proses pengawasan, perlu dikenal adanya suatu kondisi tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan informal.

Kelompok formal adalah kelompok yang dapat dilihat pada struktur organisasi resmi yang dibentuk oleh manajemen untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan tertentu. Namun demikian dapat timbul suatu kelompok informal yang berbeda dengan kelompok formal. Kelompok ini bisa membentuk struktur yang kuat dengan pemimpin sendiri serta mungkin aturan-aturan sendiri pula. Kelompok informal ini bisa mendukung organisasi tetapi juga bisa menghambat organisasi. Tahapan pengawsan ini harus bisa mengatasi

kemungkinan hambatan dari kelompok informal ini. Bagaimana menjaga hubungan antar individu dan juga antar kelompok formal-informal harus dilakukan dengan baik. Pengendalian (Controlling) Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, yaitu proses evaluasi kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan pengendalian inilah dilihat apakah yang direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak (Arif & Suryadi,1998). Ketika sumberdayasumberdaya dirangkai pada struktur manajemen yang kohesiv, maka diperlukan pengawasan dan pengendalian untuk memelihara sumberdaya dalam kemajuan manajemen. Pengendalian termasuk pembuatan dan kreasi dari laporan struktur selama proyek. Laporan ini tidak hanya dibuat sebagai catatan historical tapi juga merupakan peringatan awal dari situasi dan pengukuran suatu pencapaian (Weiss et.al, 1993). Proses pengendalian diterangkan sebagai berikut: 1. Sebagai langkah pertama dilakukan pengukuran terhadap kinerja yang telah ditampilkan dalam selang waktu pengendalian tertentu.

2. Kemudian hasil yang dicapai tersebut dibandingkan dengan standard yang telah ditetapkan dalam rencana untuk menentukan penyimpanganpenyimpangan yang terjadi. 3. Apabila penyimpangan-penyimpangan yang terjadi masih berada dalam batasan-batasan yang diijinkan dalam rencana maka proses manajemen terus dilakukan, jika tidak maka harus dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap rencana yang telah dibuat sehingga proses manajemen berulang kembali (Teknik Pertambangan ITB, 2003).

G. METODE PENELITIAN Metode penelitian langsung. Metode yang digunakan adalah metode langsung dilakukan dengan mengadakan dan tidak

langsung

pengukuran-

pengukuran secara langsung di lapangan sedangkan metode tidak langsung diperoleh dari literatur-literatur dan laporan-laporan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. 1. Macam dan sumber data a). Data primer adalah data yang langsung diperoleh berdasarkan pengamatanpengamatan yang dilakukan dilapangan yaitu pengamatan proses produksi. b). Data sekunder adalah data-data pendukung penyusunan tulisan ini yang diperoleh dari buku-buku literatur, laporan-laporan penelitian yang sudah ada di PT. Sumber Barito Coal dan instansi yang terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum daerah setempat atau Badan Metereologi dan Geofisika. Data-data yang dikumpulkan dari perusahaan berupa data sifat fisis dan sifat mekanis batuan, data keadaan geologi data topografi daerah, serta data-data lain yang mendukung penelitian ini. Sedangkan data curah hujan

dan hari hujan diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum daerah tersebut atau melalui Badan Metereologi dan Geofisika yang ada. 2. Urutan pekerjaan penelitian adalah sebagai berikut : a. Pengamatan di lapangan. b. Pengenalan masalah c. Studi literatur-literatur dan laporan-laporan penelitian. d. Penentuan lokasi pengambilan data. e. Pengambilan data. f. Pengelompokkan dan pengolahan data dengan bantuan program komputer.

g. Analisa data dengan perangkat lunak komputer khusus tambang. h. Evaluasi hasil yang diperoleh. i. Mengambil kesimpulan serta saran atas masalah yang ada.

H. HASIL YANG DIHARAPKAN Hasil yang diharapkan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan studi perbandingan bagi penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan manajemen produksi. 2. Sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijaksanaan perusahaan dalam mempersiapkan perencanaan penambangan pada suatu daerah proyek penambangan. 3. Untuk menambah wawasan di dalam menerapkan ilmu pertambangan.

I. PERALATAN DAN FASILITAS Untuk kelancaran penelitian ini, maka diharapkan kesediaan pihak perusahaan (PT. Sumber Barito Coal) untuk menyediakan kelengkapan peralatan dan fasilitas penunjang selama melakukan penelitian ini.

J. RENCANA WAKTU PELAKSANAAN PENELITIAN Pelaksanaan kerja praktek ini di rencanakan dilakukan selama kurang lebih 2 (dua) bulan tidak terhitung dari tahap persiapan, yaitu sekitar bulan pertama sampai bulan kedua atau disesuaikan dengan kebijakan perusahan, dengan pentahapan kegiatan sebagai berikut : 1. Persiapan 2. Kajian pustaka 3. Kegiatan lapangan, pengolahan dan analisis data 4. Penyusunan laporan dan seminar Persiapan Tahapan ini merupakan tahapan paling awal, sebelum dilaksanakannya kerja praktek di lapangan, yang meliputi : Persiapan administrasi dan pengurusan surat-surat izin di kampus. Konsultasi dengan pembimbing akademik Pengumpulan berbagai literatur Pengiriman proposal kerja praktek

Kegiatan ini dilakukan selama 4 (empat) minggu. Kajian Pustaka Pada tahapan ini akan dilakukan kajian terhadap buku-buku teks, jurnal, yang

relevan dengan materi kerja praktek. Kajian pustaka ini dilakukan selama pelaksanaan kegiatan KP, baik selama dilapangan maupun dalam analisis dan pengolahan data. Kegiatan Lapangan dan Analisis Data Kegiatan berlangsung selama 2 bulan. Kegiatan lapangan meliputi pengambilan langsung data - data di lapangan yang berkaitan dengan dalam

proses perencanaan tambang dan data data lainnya yang relevan. Selanjutnya data data tersebut diolah dan di analisis di kantor. Pembuatan Laporan dan Seminar Laporan Kegiatan ini merupakan tahap akhir, semua hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk laporan tertulis yang disusun secara sistematis dan teratur sesuai dengan acuan/ kode etik tulisan ilmiah. Kegiatan penyusunan laporan dan seminar laporan dilakukan selama 2 (dua) minggu di lingkup perusahaan tambang, yang selanjutnya akan dipresentasikan di lingkup akademik Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Makassar.Bulan (2012) April Mei Juni July 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Kegiatan Persiapan Kajian Pustaka Kegiatan lapangan Pengolahan data Penyusunan Laporan dan seminar

Catatan : Jadwal penelitian dapat disesuaikan dengan kebijakan pihak perusahaan. K. PENUTUP Demikian proposal permohonan kerja praktek ini sebagai salah satu pertimbangan bagi pihak Departement Human Resource atau management dari PT. Sumber Barito Coal. Besar harapan saya agar kiranya proposal ini disambut dengan senang hati, kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan tentunya akan dimanfaatkan semaksimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, I & Suryadi, K. 1998. Modul Pelatihan Manajemen Tambang: Pengertian Dasar & Perkembangan Manajemen. DEPARTEMEN PERTAMBANGAN & ENERGI: JAKARTA. Arief, N.R, 2004. Diklat Perencanaan Tambang Terbuka: Manajemen Organisasi. UNISBA: BANDUNG. DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN. 2003. Diktat Kuliah: Manajemen Tambang. ITB: BANDUNG. ..... 1998. Modul Pelatihan Perencanaan Tambang: Peralatan & Tenaga Kerja Tambang. DEPARTEMEN PERTAMBANGAN & ENERGI: JAKARTA. ..... 1998. Modul Pelatihan Manajemen Tambang: Organisasi. DEPARTEMEN PERTAMBANGAN & ENERGI: JAKARTA ..... 1998. Modul Pelatihan Perencanaan Tambang: Peralatan dan Tenaga Kerja Tambang. DEPARTEMEN PERTAMBANGAN & ENERGI: JAKARTA. Herjanto, E. 2001. Manajemen Produksi & Operasi : Edisi Kedua. Grasindo: JAKARTA. Komatsu Crawler Dozer. 2008. D85EX-15EO & D85PX-15EO. Komatsu Ltd: Jepang. Prodjosumanto, P dan Kramadibrata, S. 1998. Aplikasi Pemindahan Tanah Mekanis Di Tambang Terbuka. ITB: Bandung Salusu, J. 1996. PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEJIK. Grasindo: JAKARTA. Siagian, P.S, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara: Jakarta. ..... 2004. Manajemen Stratejik. PT. Bumi Aksara: Jakarta Suherman, 2004. Diklat Perencanaan Tambang: Manajemen Produksi dan Pemasaran. UNISBA: BANDUNG. Tsuji, M & Teranaka, T. 2005. Indtroduction of Hydlaulic Excavator PC200-8. Komatsu Ltd: JAPAN Weiss, W.J & Wysocki, K.R. 1993. 5 Phase Project Management: A ractical Planning and Implementation Guide. ADDISON WESLEY PUBLISHING COMPANY: MASSACHUSETTS.