MAn Perbankan.docx

11
Rasio Keuangan Bank A. Pengertian dan Jenis – Jenis Rasio Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, maka dapat dilihat laporan keuangan yang di sajikan oleh suatu bank secara periodic. Laporan ini berguna terutama bagi pemilik, manajemen, pemerintah, dan masyarakat guna mengetahui kondisi bank maupun kinerja bank tersebut. Agar laporan ini dapat dibaca, maka perlu dilakukannya analisis terlebih dahulu. Analisi yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio – rasio keuangan sesuai dengan standard yang berlaku. Adapun rasio keuangan yang disajikan adalah sebagai berikut. 1. Rasio Likuiditas Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likud suatu bank. Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis rasio, yaitu : a. Quick Ratio b. Investing Policy Ratio c. Banking Ratio d. Asset to Loan Ratio e. Investment Portofolio Ratio f. Cash Ratio g. Loan to Deposit Ratio (LDR) h. Investment Risk Ratio i. Liquidity Risk Ratio j. Credit Risk Ratio k. Deposit Risk Ratio 2. Rasio Solvabilitas

Transcript of MAn Perbankan.docx

Page 1: MAn Perbankan.docx

Rasio Keuangan Bank

A. Pengertian dan Jenis – Jenis Rasio

Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, maka dapat dilihat laporan

keuangan yang di sajikan oleh suatu bank secara periodic. Laporan ini berguna

terutama bagi pemilik, manajemen, pemerintah, dan masyarakat guna mengetahui

kondisi bank maupun kinerja bank tersebut.

Agar laporan ini dapat dibaca, maka perlu dilakukannya analisis terlebih

dahulu. Analisi yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio – rasio keuangan

sesuai dengan standard yang berlaku. Adapun rasio keuangan yang disajikan adalah

sebagai berikut.

1. Rasio Likuiditas

Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likud suatu bank. Dalam rasio

ini terdiri dari beberapa jenis rasio, yaitu :

a. Quick Ratio

b. Investing Policy Ratio

c. Banking Ratio

d. Asset to Loan Ratio

e. Investment Portofolio Ratio

f. Cash Ratio

g. Loan to Deposit Ratio (LDR)

h. Investment Risk Ratio

i. Liquidity Risk Ratio

j. Credit Risk Ratio

k. Deposit Risk Ratio

2. Rasio Solvabilitas

Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat efesiensi bank dalam menjalankan

aktivitasnya. Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

a. Primary Ratio

b. Risk Assets Ratio

c. Secondary Ratio

d. Capital Ratio

e. Capital Risk

f. Capital Adequacy Ratio

Page 2: MAn Perbankan.docx

3. Rasio Rentabilitas

Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektifitas bank dalam mencapai tujuan.

Dalam rasio ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

a. Gross Profit Margin

b. Net Profit Margin

c. Return on Equity Capital

d. Gross Yield on Total Asset

e. Gross Profit Margin in Total Assets

f. Net Income on Total Assets

g. Rate Return on Loan

h. Interest Margin on Loans

i. Interest Margin on earning assets

j. Leverage Multiplier

k. Assets Utilization

l. Interest Expanse Ratio

m. Cost Of Fund

n. Cost Of Money

o. Cost on Loanable Fund

p. Cost Of Operable Fund

q. Cost of Effeciency

Untuk Mengaplikasikan rasio – rasio di atas, akan di sajikan laporan neraca dan

laporan laba rugi PT Bank Depati Amir

B. Rasio Liquiditas

Rasio Likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Denga kata lain, dapat

membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat

mencukupi permintaan kredit yang diajukan.Semakin besar rasio ini semakin likuid.

Untuk melakukan pengukuran rasio ini, memiliki beberapa jenis rasio yang

masing – masing memiliki maksud dan tujuan.

1. Quick Ratio

Quick ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi

kewajibannya terhadap para deposan ( pemilik simpanan giro, tabungan, dan

Page 3: MAn Perbankan.docx

deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank. Rumus

untuk mencari Quick Rasio sebagai berikut :

Quick Ratio = Cash Assets

Total Deposit×100%

Untuk mencari besarnya Quick Ratio dapat kita gunakan contoh neraca di atas

sebagai berikut:

a. Cash Assets:

- Kas Rp 45.600.000,00

- Giro pada Bank Indonesia Rp 320.400.000,00

- Giro pada bank lain Rp 110.000.000,00

- Aktiva likuid dalam valuta asing Rp 330.000.000,00

Jumlah cash assets Rp 806.000.000,00

b. Deposito:

- Giro Rp 835.000.000,00

- Tabungan Rp 150.250.000,00

- Deposito Berjangka Rp 340.500.000,00

Jumlah Deposit Rp1.326.250.000,00

Quick Ratio =806.000.000

1.326 .250.000×100% = 60,77%

2. Investing Policy Ratio

Investing Policy Ratio merupakan kemampuan bank dalam melunasi

kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat

berharga yang dimilikinya.

Rumus untuk mencari Investing Policy Ratio sebagai berikut:

Investing Policy Ratio = Securities

Total Deposit×100%

Untuk mencari besarnya Ivesting Policy Ratio dapat kita gunakan contoh

neraca diatas sebagai berikut:

a. Securities:

- Efek-efek Rp 80.000.000,00

- Deposito Rp150.000.000,00

Jumlah securities Rp230.000.000,00

Page 4: MAn Perbankan.docx

b. Total Deposit

Rp1.326.250.000,00

Investing Policy Ratio = Rp 230.000 .000,00

Rp 1.326 .250 .000,00 × 100% = 17,34%

3. Banking Ratio

Banking Ratio bertujuan mengukur tingkat likuiditas bank dengan

membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang

dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah

tingkat likuiditas bank, karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai

kredit semakin kecil, demikian pula sebaliknya.

Rumus untuk mencari Banking Ratio sebagai berikut:

Banking Ratio = Total Loans

Total Deposit × 100%

Untuk mencari besarnya Banking Ratio dapat kita gunakan contoh neraca di

atas sebagai berikut:

a. Loans

- Pinjaman yang diberikan dalam Rp Rp1.250.000.000,00

- Pinjaman dalam valuta asing Rp 540.000.000,00

Jumlah Loans Rp1.790.000.000,00

b. Total deposit Rp1.326.250.000,00

Banking Ratio = Rp1.790 .000 .000,00Rp 1.326 .250 .000,00

× 100%= 135%

4. Assets to Loan Ratio

Assets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang

disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat rasio,

menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas bank.

Rumus untuk mencari Assets to Loan Ratio sebagai berikut:

Assets to Loan Ratio = Total LoansTotal Assets

× 100%

Untuk mencari besarnya Assets to Loan Ratio dapat kita gunakan contoh

neraca di atas sebagai berikut:

Untuk mencari besarnya Assets to Loan Ratio dapat kita gunakan contoh

neraca di atas sebagai berikut:

a. Total Loans : Rp1.790.000.000,00

b. Total Assets : Rp3.340.000.000,00

Page 5: MAn Perbankan.docx

Assets to Loans ratio = Rp 1.790 .000 .000,00Rp 3.340 .000 .000,00

× 100% = 54%

5. Invesment Portofolio Ratio

Invesment Portfolio Ratio merupakan rasio untuk mengukur tingkat likuiditas

dalam investasi pada surat-surat berharga.

Untuk menghitung rasio ini, perlu diketahui terlebih dahulu securities yang

jatuh waktunya kurang dari satu tahun, yang digunakan untuk menjamin deposito

nasabah jika ada.

6. Cash Ratio

Cash Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank melunasi

kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank

tersebut.

Rumus untuk mencari Cash Ratio sebagai berikut:

Cash Ratio = Liquid Assets

Short TermBorrowing × 100%

Untuk mencari besarnya Cash ratio dapat kita gunakan contoh neraca di atas

sebagai berikut:

a. Liquid assets Rp 806.000.000,00

b. Short term borrowing

- Giro Rp 835.000.000,00

- Kewajiban segera yang harus dibayar dalam rupiah Rp 40.750.000,00

- Kewajiban segera yang harus dibayar dalam

Valuta Asing Rp 725.000.000,00

Jumlah Short-term borrowing Rp1.601.750.000,00

Cash ratio = Rp 806.000 .000,00

Rp 1.601 .750 .000,00 × 100% = 50,3 %

7. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah

kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal

sendiri yang digunakan Besarnya Loan to Deposit Ratio menurut peraturan

pemerintahmaksimum adalah 110 %.

Rumus untuk mencari Loan to Deposit Ratio sebagai berikut:

Page 6: MAn Perbankan.docx

Loan to Deposit Ratio = Total LOans

Total Deposit+Equity × 100 %

Untuk mencari besarnya Loan to Deposit Ratio dapat kita gunakan contoh

neraca di atas sebagai berikut :

a. Total Loans Rp1.790.000.000,00

b. Total Deposit Rp 1.326.250.000,00

c. Equity Capital:

- Modal disetor Rp 750.000,00

- Dana setoran modal Rp 65.000.000,00

- Cadangan umum Rp 14.000.000,00

- Cadangan lainnya Rp 95.000.000,00

- Sisa laba tahun lalu Rp 21.500.000,00

- Laba tahun berjalan Rp 72.000.000,00

Jumlah Equity Capital Rp 268.250.000,00

Loan to Deposit Ratio = 1.790 .000 .000,00

1.326 .250.000,00+268.250.000,00 = 112 %

Pengukuran Risiko-risiko

1. Investment Risk Ratio

Investment Risk Ratio merupakan rasio untuk mengukur risiko yang terjadi

dalam investasi surat-surat berharga , yaitu dengan membandingkan harga pasar

surat berharga dengan harga nominalya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin

besar kemampuan bank dalam menyediakan alat-alat liqud.

Untuk mengetahui rasio ini, harus diketahui terlebih dahulu harga pasar dari

securities yang dibeli serta harga nominalnya.

Rumus untuk mencari Investment Risk Ratio sebagai berikut :

InvestmenT Risk Ratio = Market value of securities

Statement value of securities × 100 %

2. Liquidity Risk

Liquidity Risk merupakan rasio untuk mengukur risiko yang akan dihadapi

bank apabila gagal untuk memenuhi kewajiban terhadap para deposannya dengan

harga likuid yang dimilikinya.

Rumus untuk mencari Liquidity Risk sebagai berikut:

Page 7: MAn Perbankan.docx

Liquidity Risk = Liquid Assets−Short term borrowing

Total Deposit × 100 %

Untuk mencari besarnya Liquidity Risk dapat kita gunakan contoh sebagai

berikut :

a. Liquid Assets/Cash assets Rp 806.000.000,00

b. Short term borrowing

- Giro Rp 835.000.000,00

- Kewajiban segera yang harus dibayar

dalam rupiah Rp 40.750.000,00

- Kewajiban segera yang harus dibayar dalam

Valuta Asing Rp 725.500.000,00

Jumlah Short-term borrowing Rp1.601.750.000,00

c. Total deposit Rp1.326.250.000,00

Liquidity Risk = 806.000 .000,00−1.601 .750 .000,00

1.326 .250 .000,00 = 182,6 %

3. Credit Risk Ratio

Cresit Risk Ratio merupakan rasio untuk mengukur risiko terhadap kredit yang

disalurkan dengan membansingkan kredit macet dengan jumlah kredit yang

disalurkan.

Rumus untuk mencari Credit Risk Ratio sebagai berikut :

Credit Risk Ratio = Bad debts

Total Loans × 100 %

Atau Capital Risk

Capital Risk Ratio = Equity Capital

Risk Assets × 100 %

Untuk perhitungan ratio ini diperlukan data tentang jumlah Bad Debts.

4. Deposit Risk Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur risiko kegagalan bank membayar

kembali deposannya.

Rumus untuk mencari Deposit Risk Ratio sebagai berikut :

Deposit Risk Ratio = Equity CapitalTotal Deposit

× 100 %

Page 8: MAn Perbankan.docx

Untuk mencari besarnya Deposit Risk Ratio dapat kita gunakan contoh beraca

di atas sebagai berikut :

a. Equity Capital Rp 268.250.000,00

b. Total Deposit Rp1.326.250.000,00

Deposit risk ratio = 268.250.000

1.326 .250.000,00 × 100 % = 20,2 %