Mampir Sowan Di Tanah Ibu Kartini

2
Mampir Sowan Di Tanah Ibu Kartini Kali ini adalah pejalanan kami di beberapa tempat yang terletak di kabupaten rembang, sebuah kota yang terkenal dengan wedang kopinya. Selain itu kota tersebut juga masih menyimpan berbagai keindahan alam, dari mualai laut, danau dan berbagai macam tugu. Di laut tepi pantura ini lah kami mencoba melepas penat untuk kesekian kalinya, setelah beberapa waktu dibodohi oleh gemerlapnya kemegahan duniawi. Setelah asik bemain di laut sejenak kita bias menikmati secangkir kopi, tidak jauh dari tepi pantai disna kita akan di jumpai oleh gubug-gubug pedagang kopi dan gorengan. Sembari menyeruput wedang kopi dan menghisap rokok, sambil menunggu fajar kadzib kita akan di perlihatkan oleh tuhan tentang lukisan alam berupa keindahan sunrice. Seperti lonceng tanda hari sudah mulai gelap, suara hembusan angin dan sutan suara jangkrik menambah rasa betah kami di kota ini. Tidak ingin terlalu banyak membuang-buang waktu kami pun segera melanjutkan perjalanan ke sebuah tugu gerbang perbatasan antara jawa tengan dengan jawa timur. Kami tidak terlalu mempersoalkan tentang peristirahatan malam, karena bumi ini adalah bukan milik segelintir orang, kami memang sudah terbiasa terlelap tanpa tikar dan bantal, tidak jau dari tugu terdapat sebuah surau. Disana kami dapat beristirahat dan meraih mimpi-mimpi indah dalam tidur kami.

description

mampir sowan di tanah ibu kartini sebuah cerita dari pantura

Transcript of Mampir Sowan Di Tanah Ibu Kartini

Mampir Sowan Di Tanah Ibu Kartini

Kali ini adalah pejalanan kami di beberapa tempat yang terletak di kabupaten rembang,

sebuah kota yang terkenal dengan wedang kopinya. Selain itu kota tersebut juga masih

menyimpan berbagai keindahan alam, dari mualai laut, danau dan berbagai macam tugu. Di laut

tepi pantura ini lah kami mencoba melepas penat untuk kesekian kalinya, setelah beberapa waktu

dibodohi oleh gemerlapnya kemegahan duniawi.

Setelah asik bemain di laut sejenak kita bias menikmati secangkir kopi, tidak jauh dari

tepi pantai disna kita akan di jumpai oleh gubug-gubug pedagang kopi dan gorengan. Sembari

menyeruput wedang kopi dan menghisap rokok, sambil menunggu fajar kadzib kita akan di

perlihatkan oleh tuhan tentang lukisan alam berupa keindahan sunrice.

Seperti lonceng tanda hari sudah mulai gelap, suara hembusan angin dan sutan suara

jangkrik menambah rasa betah kami di kota ini. Tidak ingin terlalu banyak membuang-buang

waktu kami pun segera melanjutkan perjalanan ke sebuah tugu gerbang perbatasan antara jawa

tengan dengan jawa timur.

Kami tidak terlalu mempersoalkan tentang peristirahatan malam, karena bumi ini adalah

bukan milik segelintir orang, kami memang sudah terbiasa terlelap tanpa tikar dan bantal, tidak

jau dari tugu terdapat sebuah surau. Disana kami dapat beristirahat dan meraih mimpi-mimpi

indah dalam tidur kami.

Fajar shodiq sudah mulai akan nampak, panggilan tuhan sudai mulai terdengar ditelinga,

suara adzan telah dikumandangkan. Itu bertanda bahwa pagi akan segera datang, setelah sholat

subuh, pagi-pagi betul kami pun melanjutkan perjalanan. Tepatnya ialah kami menuju kesebuah

danau yang terletak di arah selatan kota rembang.

Tidak afdol rasanya jika sudah sampai di kota rembang kita tidak mampir sowan ke

museum Kartini. Jasanya yang begitu besar bagi peradaban kaum perempuan bangsa ini,

membuat namanya harus kita hadirkan ketika bertawasul dan berdoa kepada tuhan.