Malas Atau Tidak Mau Bekerja Keras

2
Malas Atau Tidak Mau Bekerja Keras Orang yang melakukan korupsi adalah orang yang ingin segera mendapatkan sesuatu yang banyak atau hanya dalam waktu singkat tetapi malas untuk bekerja keras dan meningkatkan kemampuan guna meningkatkan penghasilannya. Kalau ada kesempatan untuk mudah mendapatkan pengahsilan yang besar tanpa usaha yang setimpal mengapa tidak dimanfaatkan. Akan timbul dalam pikiran orang tersebut, berapa tahun saya harus membanting tulang untuk memperoleh penghasilan sebesar itu? Apakah mungkin saya dapat mengumpulakan kekayaan sebanyak itu dengan gaji dari pekerjaan sekarang? Lebih baik saya korupsi dengan menjual temuan-temuan pemeriksa, dua tiga kali memeriksa bisa punya mobil bagus dan mewah serta punya rumah mewah. Tanpa kerja keras dan sekolah lahi saya jadi kaya. Biasakan yang Benar, Jangan Membenarkan yang Biasa Kita terlalu membenarkan banyak hal yang salah karena sudah terbiasa dilakukan dan tidak membiasakan yang benar. Contoh dalam aktifitas sehari-hari misalnya: Dalam berlalu-lintas, banyak sekali yang melanggar aturan Lalin dengan berjalan berlawanan arah, yang dalam bahasa kerennya “contra flow”. Tanpa ada perintah dari petugas jika jalan sudah sangat padat dan pemberlakuan contra flow ini memang disengaja untuk merekayasa Lalin. Semakin sering kita lihat sehingga sudah jadi kebiasaan dengan melupakan bahwa apa yang dilakukan sebenarnya salah. Demikian juga dengan pelanggaran lampu lalulintas, marka jalan. Berhenti tidak pada tempatnya dan masih banyak lagi. Dalam hal birokrasi, ada juga kebiasaan ‘membenarkan yang biasa’ seperti memberi ‘uang lelah’ atau ‘uang rokok’ yang dalam istilah halusnya ‘uang administrasi’. Padahal jelas-jelas tertulis “Tidak dipungut biaya”. Dalam hal penerimaan pegawai atau rekrutmen, sudah biasa ada uang ‘pelicin’ agar seseorang bisa masuk menjadi karyawan atau bahkan pegawai. Baik swasta ataupun pemerintah. Untuk itu mari melakukan ‘revolusi membiasakan yang benar, dengan tidak membenarkan yang biasa’. bangsa-bangsa besar lain pada awalnya melakukan ini sehingga dalam kehidupan kesehariannya bisa tercipta harmoni, keteraturan dan disiplin serta bisa menjadi contoh bagi kita. Semakin cepat semakin baik walaupun perlu proses.

description

korupsi

Transcript of Malas Atau Tidak Mau Bekerja Keras

Page 1: Malas Atau Tidak Mau Bekerja Keras

Malas Atau Tidak Mau Bekerja Keras

Orang yang melakukan korupsi adalah orang yang ingin segera mendapatkan sesuatu yang banyak atau hanya dalam waktu singkat tetapi malas untuk bekerja keras dan meningkatkan kemampuan guna meningkatkan penghasilannya. Kalau ada kesempatan untuk mudah mendapatkan pengahsilan yang besar tanpa usaha yang setimpal mengapa tidak dimanfaatkan. Akan timbul dalam pikiran orang tersebut, berapa tahun saya harus membanting tulang untuk memperoleh penghasilan sebesar itu? Apakah mungkin saya dapat mengumpulakan kekayaan sebanyak itu dengan gaji dari pekerjaan sekarang? Lebih baik saya korupsi dengan menjual temuan-temuan pemeriksa, dua tiga kali memeriksa bisa punya mobil bagus dan mewah serta punya rumah mewah. Tanpa kerja keras dan sekolah lahi saya jadi kaya.

Biasakan yang Benar, Jangan Membenarkan yang Biasa

Kita terlalu membenarkan banyak hal yang salah karena sudah terbiasa dilakukan dan tidak membiasakan yang benar. Contoh dalam aktifitas sehari-hari misalnya:

Dalam berlalu-lintas, banyak sekali yang melanggar aturan Lalin dengan berjalan berlawanan arah, yang dalam bahasa kerennya “contra flow”. Tanpa ada perintah dari petugas jika jalan sudah sangat padat dan pemberlakuan contra flow ini memang disengaja untuk merekayasa Lalin. Semakin sering kita lihat sehingga sudah jadi kebiasaan dengan melupakan bahwa apa yang dilakukan sebenarnya salah. Demikian juga dengan pelanggaran lampu lalulintas, marka jalan. Berhenti tidak pada tempatnya dan masih banyak lagi.

Dalam hal birokrasi, ada juga kebiasaan ‘membenarkan yang biasa’ seperti memberi ‘uang lelah’ atau ‘uang rokok’ yang dalam istilah halusnya ‘uang administrasi’. Padahal jelas-jelas tertulis “Tidak dipungut biaya”.

Dalam hal penerimaan pegawai atau rekrutmen, sudah biasa ada uang ‘pelicin’ agar seseorang bisa  masuk menjadi karyawan atau bahkan pegawai. Baik swasta ataupun pemerintah.

Untuk itu mari melakukan ‘revolusi membiasakan yang benar, dengan tidak membenarkan yang biasa’. bangsa-bangsa besar lain pada awalnya melakukan ini sehingga dalam kehidupan kesehariannya bisa tercipta harmoni, keteraturan dan disiplin serta bisa menjadi contoh bagi kita. Semakin cepat semakin baik walaupun perlu proses.