Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat...

101
MAKNA YADNYA SESA BAGI KEHIDUPAN KESEHARIAN UMAT HINDU (Studi Kasus Masyarakat Hindu Cinere, Depok) S K R I P S I Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Theologi Islam Disusun Oleh: Endah Humaidah 102032124625 Program Studi Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah J A K A R T A 2 0 0 8

Transcript of Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat...

Page 1: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

MAKNA YADNYA SESA BAGI KEHIDUPAN

KESEHARIAN UMAT HINDU (Studi Kasus Masyarakat Hindu Cinere, Depok)

S K R I P S I

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Theologi Islam

Disusun Oleh:

Endah Humaidah 102032124625

Program Studi Perbandingan Agama

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

J A K A R T A

2 0 0 8

Page 2: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

MAKNA YADNYA SESA BAGI KEHIDUPAN

KESEHARIAN UMAT HINDU (Studi Kasus Masyarakat Hindu Cinere, Depok)

S K R I P S I

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Theologi Islam

Oleh:

Endah Himaidah 102032124625

Diperiksa dan Disetujui,

Di Bawah Bimbingan

Dra. Hj. Hermawati, M.A NIP. 150 227 408

Program Studi Perbandingan Agama

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

J A K A R T A

2 0 0 8

Page 3: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

P E N G E S A

H A N

Skripsi yang

berjudul:

MAKNA YADNYA SESA BAGI KEHIDUPAN KESEHARIAN UMAT HINDU

(Studi Kasus Masyarakat Hindu Cinere, Depok) telah diujikan dalam Sidang

Munaqasah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 20

Februari 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar

Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Perbandingan Agama.

Jakarta, 20 Februari

2008

Sidang

Munaqasah,

(Dr. Hamid Nasuhi, M.A.) (Maulana, M.A.)

NIP. 150 241 817 NIP. 150 293 221 A

n

g

g

ot

a,

(Drs. H. Roswen Dja’far) (Dra. Siti Nadroh,

M.A)

NIP. 150 022 782 NIP. 150 282 310 Pemb

imbin

g,

Page 4: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

Dra. Hj.

Hermawati, M.A NIP. 150 227 408

i

KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa hormat, penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih tak terhingga kepada segenap pihak yang telah membantu penulis baik

secara moril maupun materil selama menempuh perkuliahan pada jenjang Strata

Satu ( S1 ) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Jurusan Perbandingan Agama

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis yakin tanpa adanya

dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik yang bersifat pribadi maupun

kolektif, tidaklah mungkin skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud mengucapkan terima kasih

yang tiada terhingga kepada:

1. Bapak Dr. M. Amin Nurdin, M.A, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dra. Ida Rosyidah, M. A dan Bapak Drs. Maulana, M. A. selaku Ketua

dan Sekretaris Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat yang telah memberikan banyak pengarahan dan motivasi hingga

akhir studi penulis.

3. Ibu Dra. Hj. Hermawati, M. A. selaku Dosen Pembimbing atas kesediaan

Page 5: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

waktunya untuk membimbing penulis dalam merampungkan skripsi ini;

4. Ayahanda dan ibunda tercinta: Bapak H. Bunyamin dan Ibu Hj.

Marhamah, orang tua penulis yang sangat banyak memberikan bantuan,

doa dan fasilitas, baik moril maupun materil.

5. “B.U” tersayang yang selalu ada saat ku butuhkan.

Page 6: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

ii

6. Segenap bapak dan ibu dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, khususnya

pengajar Jurusan Perbandingan Agama yang dengan ikhlas mentransfer

ilmu pengetahuannya yang tiada ternilai harganya.

7. Kepada Bapak Drs. Anak Agung Gede Raka Mas sebagai dosen Sekolah

Tinggi Agama Hindu (STAH) yang telah banyak meluangkan waktunya

untuk wawancara.

8. Pimpinan dan pegawai Perpustakaan Pusat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

9. Pimpinan dan pegawai Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu dalam melengkapi

referensi penulis.

10. Pimpinan dan pegawai Akademik Pusat dan Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Keluarga besar, Kakak-kakak dan adik-adikku tersayang, yang telah

memberikan motivasi dan kehaangatan dalam keluarga.

12. Semua teman-temanku di Jurusan Perbandingan Agama “Angkatan 2002”

terutama sahabat-sahabat terdekatku, Inna Muthi’ah R, Ida Farida, M.

Sahal, Helmi, Abew, Dini, dan Phei, Eha, teman berbagi suka dan duka,

tempat mencurahkan isi hati dan motivator terbaik.

13. Serta segenap pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak

langsung, dalam proses penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas segala

bantuannya.

Page 7: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

iii

Mudah-mudahan semua amal baik mereka diterima oleh Allah swt. dan

mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari-Nya. Selain itu, melalui kajian yang

sederhana ini penulis tentunya juga berharap dapat memberikan sumbangan

pengetahuan yang bermanfaat bagi umat Hindu dan para mahasiswa Jurusan

Perbandingan Agama yang memerlukannya. Demikian pula melalui ajaran

Yadnya Sesa itu penulis juga berharap agar kekuatan moral yang ada didalamnya

bisa membentuk generasi bangsa yang baik serta bertanggung jawab. Akhirul

kalam, ibarat tiada gading yang tak retak, mudah-mudahan skripsi yang masih

jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Amin.

Jakarta, 3 Desember 2007

Penulis

Page 8: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 7

D. Metode Penelitian .............................................................. 7

E. Sistematika Penulisan ........................................................ 10

BAB II KORBAN SUCI

A. Sekilas tentang Yadnya ...................................................... 12

1. Pengertian Yadnya ....................................................... 12

2. Bentuk Yadnya ............................................................. 15

a. Panca Yadnya ......................................................... 15

b. Sarana Yadnya ....................................................... 16

3. Pelaksanaan Yadnya ..................................................... 16

a. Nitya Karma ........................................................... 16

b. Naimitika Karma .................................................... 16

B. Yadnya Sesa ..................................................................... 17

a. Pengertian Yadnya Sesa ......................................... 17

b. Fungsi dan Tujuan Yadnya Sesa ............................ 19

c. Tata Letak Pelaksanaan Yadnya Sesa ..................... 23

d. Tata Cara Pelaksanaan Yadnya Sesa ....................... 24

Page 9: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

v

e. Doa Yadnya Sesa ................................................... 25

C. Makanan Persembahan (Banten) ........................................ 31

D. Filsafat Bhuta Kala ............................................................ 34

BAB III KEHIDUPAN UMAT HINDU

A. Grhasta Asrama ................................................................. 37

B. Sraddha (Keimanan) .......................................................... 41

C. Bhakti Marga (Cinta Kasih) ............................................... 43

D. Masyarakat Hindu Cinere dan Yadnya Sesa ....................... 45

BAB IV MAKNA YADNYA SESA

A. Nilai Filosofis Yadnya Sesa ............................................... 49

B. Makna Agamis Yadnya Sesa .............................................. 54

C. Peranan Yadnya Sesa dalam Pertumbuhan

Moral Spiritual ................................................................... 58

D. Macam-macam Yadnya Sesa Berdasarkan Makanan

Persembahannya ................................................................ 61

1. Segehan Kepel ........................................................... 61

2. Segehan Sasah ........................................................... 63

3. Segehan Agung .......................................................... 64

4. Segehan Siban ............................................................ 65

5. Segehan Wong-wongan ............................................. 66

Page 10: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

vi

E. Analisa Kritis ..................................................................... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ 75

B. Saran-saran ........................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam ajaran Hindu, manusia selalu menginginkan kehidupan yang penuh

dengan kedamaian. Untuk mencapai kehidupan yang penuh dengan kedamaian,

antara kehidupan rohani dan jasmani harus selalu seimbang. Tetapi kenyataannya,

sering dialami sekarang ini manusia selalu merasa tidak bahagia, sebagian besar

hidupnya selalu digunakan untuk mengejar materi semata. Padahal ajaran Hindu

sudah berulang kali menekankan bahwa untuk mencapai kebahagiaan hidup setiap

perbuatan harus dilandaskan moral agama, salah satunya adalah melalui upacara

Yadnya.

Alam semesta dengan segala bentuk ciptaan sebenarnya telah diciptakan

melalui proses Yadnya. Karena itu semua yang ada di alam semesta ini juga

ditopang oleh Yadnya. Artinya tanpa Yadnya tidak akan pernah ada kehidupan,

demikian pula tanpa Yadnya alam semesta ini pasti mengalami kehancuran.

Pengertian Yadnya itu sendiri adalah pengorbanan yang tulus dan suci.

Umat Hindu diajarkan percaya dengan Panca Yadnya, yaitu: Dewa

Yadnya, Bhuta Yadnya, Rsi Yadnya, Manusa Yadnya serta Pitra Yadnya. Melalui

Panca Yadnya tersebut, umat Hindu diharuskan selalu mengingat kelima unsur

yang telah menyebabkan keberadaan manusia di dunia. Hal-hal yang berkaitan

dengan Panca Yadnya tersebut antara lain: melalui ajaran Dewa Yadnya, sebagai

manusia mereka selalu diingatkan untuk percaya serta berkewajiban untuk

Page 12: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

2

memuja Tuhan, melalui upacara serta perenungan Japa mantra sesuai dengan yang

diajarkan oleh agama.

Kemudian melalui upacara Butha Yadnya mereka juga selalu diingatkan

untuk senantiasa sadar terhadap alam dan lingkungan tempat manusia berpijak.

Mereka juga diajarkan untuk saling menghormati umat lainnya, sebab manusia

tidak hidup sendirian di tengah-tengah alam semesta ini.

Melalui ajaran Rsi Yadnya, mereka juga disadarkan serta diajarkan untuk

1selalu ingat serta menghormati para Rsi dan para guru, karena dengan keberadaan

beliau-beliau itulah mereka akhirnya bisa mendapatkan ilmu pengetahuan

sehingga pikiran manusia yang biasanya selalu diliputi oleh kegelapan berubah

menjadi terang.

Kemudian melalui upacara Manusa Yadnya, umat Hindu senantiasa

diingatkan agar mulai sedini mungkin diajarkan patuh terhadap agamanya dengan

pelaksanaan berbagai macam kegiatan upacara keagamaan. Bahkan semenjak bayi

semasa dalam kandungan, kemudian lahir, dewasa, sampai meninggal dunia

semuanya diwujudkan dengan upacara. Demikian pula makna yang terkandung di

dalamnya, yang mengajarkan manusia untuk hidup berdampingan terhadap

sesamanya, hidup tolong-menolong dalam bermasyarakat.

Terakhir, melalui upacara Pitra Yadnya, manusia juga diingatkan bahwa

kehidupan di dunia ini tidak ada yang kekal. Segala sesuatu yang pernah lahir

semuanya akan meninggal dan kembali ke asalnya. Sebagai manusia yang

sempurna, mereka diwajibkan untuk menjaga kehormatan serta melindungi orang

iii.

1 I.G.A. Mas Mt. Putra, Panca Yadnya, (Jakarta: Yayasan Dharma Sarathi, 1988), hlm. ii-

Page 13: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

3

tuanya. Salah satu wujud bakti si anak terhadap orang tuanya adalah

melaksanakan upacara Ngaben, untuk membantu mengembalikan jasad orang

tuanya ke asalnya, agar jiwanya menjadi tenang.

Oleh sebab itu, salah satu kegiatan umat Hindu di dalam menghayati

agamanya adalah melalui pelaksanaan Yadnya Sesa. Jika di Bali kita mengenal

istilah Yadnya Sesa, maka di India dikenal istilah Prasadam, yaitu menikmati

makanan hasil atau setelah dipersembahkan ke hadapan-Nya.2

Di beberapa tempat

di Bali, Yadnya Sesa diterjemahkan juga dengan Meseiban atau Mejotan.3

Yadnya Sesa adalah satu Yadnya dari sekian banyak Yadnya yang ada

dalam agama Hindu, Yadnya Sesa merupakan Yadnya sehari-hari yang sangat

sederhana namun mempunyai makna yang dalam. Sehabis memasak para ibu

keluarga Hindustani mempersembahkan makanan yang tersaji dalam sebuah

bokor atau nampan di altarnya kemudian barulah mereka menikmati hidangan

bersama keluarganya. Ada semacam keyakinan dari para keluarga Hindu di India

bahwa menikmati prasadam akan mendapat berkah dari-Nya.4

Yadnya Sesa

menjadi ritual sederhana namun sangat penting. Hal ini diterangkan di dalam

Kitab Manawa Dharma Sastra Adhyaya III. sloka 69 dan 75 yang mengatakan:

“Dosa-dosa yang kita lakukan saat mempersiapkan hidangan sehari-hari itu bisa

2 Niken Tambang Raras, Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, (Surabaya:

Paramita, 2005), Cet. 1, hlm. 1. 3 Redaksi Pustaka Manikgeni,, Doa Metirtha, Mesekar dan Mebija, (Denpasar: Pustaka

Manikgeni, tt.) Edisi Revisi, hlm.40. 4 Niken Tambang Raras, Yajna Sesa, (Surabaya: Paramita, 2005), Cet. 1, hlm. 2.

Page 14: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

4

dihapus dengan melakukan Yadnya Sesa.”5

Dan diterangkan pula di dalam kitab

suci Bhagavat-gita III.12-13 yang memuat sloka berikut:

Istan bhoan hi vo deva

dasyante yajna-bhavitah

tair dattan apradayaibhyo

yo bhunkte stena eva sah

Yadnya sishtasinsah santo

mucnyante sarva kilbishail

bhunjate te tv agham papa

ye pacanty atma karamat

Artinya:

“Sesungguhnya keinginan untuk mendapat kesenangan telah diberikan

kepadamu oleh para dewa karena Yadnya-mu, sedangkan ia yang telah

memperoleh kesenangan tanpa memberi Yadnya sesungguhnya adalah

pencuri. Ia yang memakan sisa Yadnya akan terlepas dari segala dosa,

tetapi ia yang memasak makanan hanya bagi diri sendiri, sesungguhnya

makan dosa.” 6

Karena itu, penting sekali melakukan Yadnya Sesa meski nampaknya

sederhana. Sepintas umat Hindu tampak sangat patuh untuk melaksanakan segala

bentuk upacara sesuai dengan yang diajarkan agamanya. Tetapi apabila kita

bercermin lebih dalam, upacara yang mereka laksanakan itu terkesan sangat semu.

Contohnya: mereka pada umumnya merasa bangga karena telah dapat

melaksanakan upacara yang telah dibentuk oleh tradisi melalui peninggalan para

leluhurnya. Tetapi sangat disayangkan karena mereka pada umumnya tidak

mengerti makna yang tersirat di dalam upacara tersebut. Sehingga timbul kesan

arogan yang hanya mementingkan kulit luarnya saja. Mereka kebanyakan hanya

mementingkan nilai kemegahan dari upacara tersebut, bukan dari nilai

spiritualnya. Mereka lebih menekankan besarnya biaya yang harus dikeluarkan

5 G. Pudja dan Sudharta, Tjokorda Rai Sudharta, Manawa Dharma Sastra, (Jakarta: Nitra

Kencana Buana, 2003), Bab III. 69, hlm. 151. 6 Pudja G, Bhagavad-gita, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1984), Bab III. 13.

Page 15: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

5

sehingga upacara yang di laksanakan kelihatan lebih besar dan megah, dan tidak

ada orang lain yang dapat menandinginya. Padahal ajaran agama Hindu selalu

menekankan untuk mencari makna yang terkandung di dalam pelaksanaan

upacara itu sendiri, rasa ketulusan serta wujud bakti persembahannya, bukan

kemegahannya.

Perlu juga dimaklumi bahwa Yadnya itu bukan sistem barter (pertukaran

barang atau bisnis), maksudnya adalah jika seseorang beryadnya besar-besaran

dengan nilai mata uang sekian, maka Tuhan memberikan imbalan materi dengan

nilai mata uang dua kali lipat dari itu. Bukan itu tujuan dari Yadnya. Yadnya Sesa

yang dilakukan setiap hari secara perlahan-lahan mendidik seseorang

menumbuhkan rasa kasih terhadap alam lingkungannya, kasih terhadap

penciptanya dan juga kasih terhadap sesamanya. Secara tidak disadari seseorang

,melangkah perlahan-lahan menuju landasan hidup spiritualitas. Seandainya saja

langkah pertama ini diimbangi dengan ilmu pengetahuan rohani pada diri setiap

individu, tentu Yadnya sederhana yang berupa Banten Jotan tersebut tidak

membuat seseorang merasa terpaksa menghaturkannya karena tradisi turun

menurun.

Di samping itu pula upacara Yadnya Sesa kelihatannya sangat rumit dan

mengandung makna yang sangat mendalam serta masih banyaknya orang-orang

yang belum mengetahui dan memahami tentang upacara Yadnya Sesa tersebut,

maka penulis menjadi tertarik untuk mengetahui lebih jauh dan membahasnya. Di

samping itu, karena upacaranya mengandung makna yang sangat sakral, maka

alangkah baiknya bila tata cara pelaksanaannya dipelajari secarta mendalam

Page 16: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

6

sehingga dengan demikian penulis yakin ada sesuatu yang akan ditemukan

sehingga sesuatu itu bisa dituangkan ke dalam nilai-nilai pendidikan Agama

Hindu. Penulis juga menyadari sulitnya mempelajari moral apa yang terkandung

di dalam Yadnya Sesa itu.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pokok masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah tentang Makna

Yadnya Sesa Bagi Kehidupan Keseharian Umat Hindu (Studi Kasus Masyarakat

Hindu Cinere, Depok). Penulis memilih mengadakan penelitian di wilayah Cinere,

Depok, berkaitan dengan makanan persembahan (Banten) Yadnya Sesa yang

dipersembahkan oleh masyarakat Hindu Cinere yang digolongkan dalam jenis

Segehan Saiban. Namun penulis perlu untuk merumuskan penulisan skripsi ini

sebagai berikut:

1. Bagaimana umat Hindu khususnya umat Hindu Cinere, memaknai Yadnya

Sesa dalam kehidupan kesehariannya?

2. Bagaimana pelaksanaan Yadnya Sesa dapat dijadikan sarana pendidikan

untuk menumbuhkan moral yang baik?

3. Masih relevankah upacara Yadnya Sesa itu dilaksanakan, bila dikaitkan

dengan kehidupan sehari-hari pada zaman millennium yang serba modern

ini?

Page 17: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini terdiri

dari tujuan umum dan tujuan khusus, sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memenuhi persyaratan ujian

Munaqosah dalam rangka mencapai gelar sarjana Strata 1 (S1) pada

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Jurusan Perbandingan Agama

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menambah wawasan

pengetahuan penulis mengenai tema yang berkaitan yakni makna Yadnya

Sesa, untuk mengenal serta memahami kehidupan beragama umat Hindu,

serta untuk memberikan sumbangan pengetahuan bagi yang

membutuhkan.

D. Metode Penelitian

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan

oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu: Buku “Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta”, yang diterbitkan oleh UIN Press tahun ajaran

2006/2007.

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini penulis

mengunakan metode-metode sebagai berikut:

Page 18: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

8

1. Metode dan Alat dalam Pengumpulan Data

a. Studi kepustakaan (Library Research), yakni penulis berusaha membaca,

menelaah, dan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan

penelitian ini dari literatur-literatur yang menunjang.

b. Penelitian lapangan (Field Research), yakni penelitian yang penulis

lakukan lebih mendalam dalam penulisan skripsi ini, tujuannya adalah

mencari data-data yang ada kaitannya dengan pembahasan skripsi. Dengan

metode ini, penulis mendapatkan informasi dan pemahaman secara

langsung yang signifikan.

c. Teknik Observasi (Pengamatan)

Kelurahan Cinere terletak di Kecamatan Limo kota Depok dengan luas

wilayah seluruhnya 6 ha/m2. Batas-batas kelurahan ini sebagai berikut:

Sebelah utara : Kelurahan Pangkalan Jati, Limo

Sebelah selatan : Kelurahan Limo, Limo

Sebelah timur : Kelurahan Gandul, Limo

Sebelah barat : Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Pamulang

Populasi masyarakat Cinere berjumlah 22. 748 jiwa dengan jumlah

penduduk laki-laki sebanyak 12. 231 jiwa dan perempuan sebanyak 10.

517 jiwa. Jumlah ini meliputi masyarakat yang menganut agama Islam

sebanyak 16. 985 jiwa, beragama Kristen sebanyak 2. 587 jiwa, beragama

Katholik sebanyak 1. 740 jiwa, beragama Hindu sebanyak 768 jiwa dan

beragama Budha sebanyak 668 jiwa. Dari keseluruhan jumlah Kepala

Page 19: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

9

Keluarga di Cinere yang berjumlah 9. 627 Kepala Keluarga, masyarakat

yang beragama Hindu terdiri dari 55 Kepala Keluarga.7

Bentuk topografi tanah yang berupa dataran rendah menjadikan kelurahan

Cinere sesuai untuk kawasan perkantoran dan pertokoan/bisnis. Kegiatan

sosial keagamaan masyarakat Hindu tidak berpaling dari kegiatan-kegiatan

di Pura setempat yakni di Pura Amrta Jati yang berlokasi di Jalan Punak

no. 33 Pangkalan Jati. Namun mengingat Yadnya Sesa merupakan ritual

harian yang dilaksanakan di rumah masing-masing, maka observasi

dilakukan penulis dengan mengunjungi rumah-rumah masyarakat Hindu di

Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Depok untuk mendapatkan informasi

secara langsung yang signifikan.8

d. Teknik Wawancara

Melalui teknik ini, penulis mengunakan komunikasi langsung atau

wawancara (interview), wawancara ini dilakukan secara mendalam (in

depth interview) dengan para informan tentang data-data yang diperlukan

yang sesuai dengan judul skripsi. Dalam wawancara ini, penulis telah

mempersiapkan beberapa pertanyaan yang ada kaitannya dengan judul

skripsi, dan di samping itu ada pula pertanyaan-pertanyaan yang tidak

tertulis.

2. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

Data yang sudah terkumpul kemudian diklasifikasikan untuk disesuaikan

dengan masalah yang sedang dibahas. Adapun metode yang digunakan dalam

7 Data diambil dari salinan dokumen kantor Kelurahan Cinere, Depok, Lampiran II, hlm.

2 dan 25. 8 Observasi dilaksanakan pada tanggal 22-23 Mei 2007.

Page 20: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

10

pengolahan data dan menganalisa data yaitu menggunakan pendekatan

fenomenologis. Sifat pokok pendekatan fenomenologis ini adalah membiarkan

realita (fakta), atau kejadian, atau keadaan, atau benda berbicara sendiri dalam

suasana intention.9

Tujuannya ialah untuk mencari pengertian-pengertian atau

untuk memahami konsepsi-konsepsi Yadnya Sesa dari sudut pandang penganut

Hindu.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang akan

diuraikan dalam skripsi ini, maka perlu penulis kemukakan susunan atau

sistematika penyusunan sebagai berikut:

BAB I Mencakup lima pasal pembahasan yang terdiri dari Latar

Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,

Tujuan Penelitian Metode Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II Memuat pembahasan menyeluruh tentang Korban Suci atau

Yadnya, Yadnya Sesa meliputi: pengertian, fungsi dan

tujuan, tata cara pelaksanaan dan makanan persembahannya

(banten), serta membahas tentang Filsafat Bhuta Kala

dalam kaitannya dengan Yadnya Sesa.

BAB III Memuat pembahasan tentang Kehidupan Umat Hindu yang

menitikberatkan pada pembahasan Grhyasta Asrama,

9 Joachim Wach, Ilmu Perbandingan Agama, terj. Djamannuri, ( Jakarta: Raja Grafindo

Press, 1994 ), Cet.4, hlm. 35.

Page 21: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

11

Sraddha, Bhakti Marga dan Masyarakat Hindu Cinere

berkaitan dengan pelaksanaan Yadnya Sesa.

BAB IV Memuat Telaah Pengorbanan dalam Konsep Hindu dan

Perspektif Islam berikut Analisanya.

BAB V Merupakan bab terakhir dari penyusunan skripsi ini yang

memuat kesimpulan dari seluruh pembahasan dan ditutup

dengan saran-saran untuk berbagai pihak.

Page 22: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

12

BAB II

KORBAN SUCI

A. Sekilas tentang Yadnya

Yadnya atau upacara merupakan bagian ketiga dari kerangka agama

Hindu. Dari sudut filsafatnya, yadnya ialah cara-cara melakukan hubungan antara

Atman dengan Paramatman, antara manusia dengan Sang Hyang Widhi serta

semua manifestasinya, Yadnya adalah jalan untuk mencapai kesucian jiwa. Untuk

upacara ini dipergunakan upacara ayat suci tentang Yadnya sebagai alat penolong

yang nyata untuk memudahkan manusia menghubungkan dirinya dengan Sang

Hyang Widhi Wesa dalam bentuk nyata.

1. Pengertian Yadnya

Yadnya dalam pengertian secara luasnya adalah suatu pengorbanan yang

sangat tulus tanpa pernah mengharapkan imbalan. Kata yadnya (yajna) berasal

dari bahasa Sanskerta dengan akar kata “Yaj” yang artinya memuja, menyembah,

berdoa atau pengorbanan.1

Kemudian kata yadnya ini berkembang dan

berkembang sehingga salah satu maknanya kita kenal dengan “korban suci”, yakni

korban yang dilandasi oleh kesucian hati, ketulusan dan tanpa pamrih.2

Adapun pengertian yadnya yang dipergunakan dalam bahasa sehari-hari

adalah upacara keagamaan yang sama artinya dengan Samskara atau Sanaskara.

Kata Samskara atau Sanaskara diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang

1 AA Gede Raka Mas, Tuntunan Susila untuk Meraih Hidup Bahagia, (Surabaya;

Paramita, 2002), Cet. 1, hlm. 40. 2 I Made Titib, Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, (Surabaya: Paramita,

2006), Cet. 5, hlm. 238.

Page 23: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

13

berarti “Upacara”.3

Namun demikian, yadnya mengandung pengertian yang jauh

lebih luas dibandingkan pengertian upacara atau upakara.

Beryadnya berarti memuja Tuhan, juga bermakna menyucikan diri sendiri.

Melaksanakan yadnya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas

spiritual manusia. Tujuan beryadnya adalah agar mendapatkan tuntunan sinar

sucinya Ida Sang Hyang Widhi Wasa, sehingga dalam mengarungi hidup yang

penuh gejolak ini mendapat ketenangan, kebahagiaan dan kesejahteraan.4

Demikian pula di dalam setiap keluarga harus saling mengorbankan diri

demi berhasilnya sebuah keluarga. Kemudian dari tingkat keluarga rasa

pengorbanan tersebut hendaknya ditingkatkan pula ke dalam kehidupan

bermasyarakat, lalu bernegara dan seterusnya. Sebab Tuhan pun di dalam

menciptakan alam semesta ini juga melalui pengorbanan. Tidak ada perjuangan di

dunia ini tanpa melalui pengorbanan. Terutama sekali berkorban demi

kepentingan Tuhan dan kepentingan manusia demi untuk keseimbangan hidup di

dunia. Karena itu, pengorbanan yang tulus tanpa menuntut imbalan, itulah yang

dinamakan yadnya, pengorbanan yang paling utama sesuai dengan yang

dianjurkan oleh ajaran Agama. Di dalam kitab suci Bhagavad-gita III.10,

disebutkan:

Sahayajnah prajah sristwa

puro waca prajapatih

anena prasawisya dhiwam

esa wo’sstwista kamadhu

3 Ida Ayu Putu Surayin, Melangkah ke Arah Persiapan Upacara-upacara Yajna: Seri I

Upakara Yajna, (Surabaya: Paramita, 2002), hlm. 4. 4 AA Gede Raka Mas, Menjadi Orang Tua Mulia dan Berguna, (Surabaya: Paramita,

2002), hlm. 17.

Page 24: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

14

Artinya:

“Sesungguhnya sejak dahulu dikatakan Tuhan telah menciptakan manusia melalui Yadnya dengan (cara) ini engkau akan berkembang, sebagaimana lembu perahan yang memerah susunya karena

keinginanmu (sendiri).”5

Demikian pula dalam kitab suci Manawa Dharma Sastra Bab. III.75,

tertulis sebagai berikut:

Swadhyaye nityayuktah

syaddaiwe caiweha karmani,

daiwakarmani yukto hi

bibhar timdam caracaram

Artinya:

“Hendaknya setiap orang yang menjadi kepala rumah tangga setiap

harinya menghaturkan mantra-mantra suci Weda dan juga

melakukan upacara pada para Dewa karena ia yang rajin

menjalankan yadnya pada hakekatnya membantu ciptaan Tuhan baik

yang bergerak maupun yang tak bergerak.”6

Karena itu alam semesta ini sebenarnya timbul atau diciptakan melalui

proses yadnya, serta dipelihara oleh yadnya. Tanpa melalui yadnya, alam semesta

ini pasti tidak akan pernah ada. Demikian pula tanpa ditunjang oleh yadnya, alam

semesta ini pasti akan mengalami kehancuran. Pelaksanaan yadnya sebenarnya

sangat penting untuk menyeimbangkan perputaran siklus di dalam kehidupan ini.

Hanya dengan cara seperti itu suatu kehidupan baru bisa dipelihara, serta

berkembang sesuai dengan yang semestinya. Selain itu Yadnya juga dipengaruhi

adanya filsafat hutang atau Rna yakni: Dewa Rna : adalah hutang

5 G. Pudja, Bhagavad-gita, (Jakarta: Dept. Agama RI, 1984), Bab III. 10. 6 G. Pudja dan Tjokorda Rai, Manawa Dharma Sastra, (Jakarta: Nitra Kencana Buana,

2003), Bab III.75, hlm. 152-153

Page 25: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

15

hidupkehadapan Ida Hyang Widhi. Pitra Rna : adalah hutang suci kepada Rsi.

Rsi Rna : adala hutang jasa kepada para Leluhur.7

Karena itu setiap umat Hindu selalu melaksanakan upacara Yadnya di

dalam kehidupannya, terutama umat Hindu yang ada di Bali. Bagi mereka tidak

ada hari tanpa upacara. Hal tersebut merupakan cermin kehidupan masyarakat

Hindu Bali yang religius. Sebab umat Hindu lebih mengutamakan perbuatan yang

baik daripada hanya sekedar teori. Penghayatan agama umat Hindu tercermin

dalam setiap aktivitas kesehariannya di mana pelaksanaan Yadnya Sesa termasuk

salah satu aktivitas tersebut.

2. Bentuk Yadnya

a. Panca Yadnya

Ada lima perwujudan yadnya yang dikenal oleh umat Hindu dengan Panca

Yadnya, sebagai berikut:

1) Dewa Yadnya; yadnya yang ditujukan ke hadapan Tuhan/Ida Hyang

Widhi beserta manifestasi-Nya;

2) Pitra Yadnya; yadnya yang ditujukan kepada para leluhur dan kepada

yang mendahuluinya;

3) Rsi Yadnya; pengorbanan yang ditujukan kepada orang-orang suci dari

pimpinan agama yang sudah mendwijati;

4) Bhuta Yadnya; pengorbanan yang ditujukan kepada para Bhuta dan

segala makhluk ciptaan Tuhan yang lebih rendah dari manusia;

7 Ida Ayu Putu Surayin, Melangkah ke Arah Persiapan Upacara-upacara Yajna: Seri I

Upakara Yajna, (Surabaya: Paramita, 2002), hlm. 3-4.

Page 26: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

16

5) Manusia Yadnya; segala pengorbanan yang ditujukan untuk

pemeliharaan umat manusia mulai dari dalam kandungan sampai akhir

hidup manusia itu.8

b. Sarana Yadnya

Menurut Bhagavadgita IV.28, sarana yadnya dapat berupa:

1) Drawya Yadnya, yaitu yadnya dengan sarana benda-benda material dan

kekayaannya;

2) Tapa Yadnya, yaitu yadnya dengan melaksanakan tapa atau latihan batin;

3) Yoga Yadnya, yaitu yadnya dengan melaksanakan yoga;

4) Swadhyaya Yadnya, yaitu yadnya dengan mempelajari ajaran suci;

5) Jnana Yadnya, yaitu yadnya dengan ilmu pengetahuan dan

kebijaksanaan.9

3. Pelaksanaan Yadnya

Pelaksanaan yadnya terbagi dua, yakni:

a. Nitya Karma, disebut juga Nimita Karma yakni pelaksanaan yadnya setiap

hari (rutin), termasuk di dalamnya adalah pelaksanaan upacara Yadnya

Sesa dan pembacaan Gayatri Mantra.

b. Naimitika Karma, pelaksanaan yadnya pada waktu-waktu tertentu

(berkala), seperti upacara Ngaben, dilaksanakan berdasarkan Desa (tempat

8

Ida Ayu Putu Surayin, Melangkah ke Arah Persiapan Upacara-upacara Yajna: Seri I

Upakara Yajna, (Surabaya: Paramita, 2002), hlm. 3. Lihat juga G. Pudja dan Tjokorda Rai,

Manawa Dharma Sastra, ((Jakarta: Nitra Kencana Buana, 2003), Bab III. 69-71, hlm. 151. 9 A. A. Raka Mas, Moksa, Universalitas dan Pluralitas Bhagawadgita: Sebuah Studi dan

Analisis, (Surabaya: Paramita, 2007), hlm. 43-44.

Page 27: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

17

di mana yadnya akan dilaksanakan) dan Kala (perhitungan hari baik) dan

Patra (keadaan ekonomi).10

B. Yadnya Sesa

1. Pengertian Yadnya Sesa

Semua perbuatan kebajikan dapat diartikan ‘Yadnya’ atau kurban suci atau

upakara (banten). Sedangkan ‘Sesa’ berasal dari kata ‘Wisesa’ yang dapat berarti

religius dan mengandung sifat-sifat ‘pengeruat’ (penyupatan), maksudnya sebagai

simbol dari kekuatan-kekuatan di luar diri manusia yang dilaksanakan untuk

memelihara keseimbangan Sarwa Prani (alam semesta beserta isinya).11

Upacara Yadnya Sesa, atau yang disebut juga Ngejot atau Banten Saiban,

adalah pelaksanaan Yadnya yang dilakukan setiap hari (Nimita Karma).12

Upacara

Yadnya seperti ini biasanya dilaksanakan pada saat selesai memasak di dapur.

Pelaksanaan upacara seperti ini adalah salah satu bukti di dalam ajaran agama

Hindu, bahwa sebelum menyantap makanan, terlebih dahulu seseorang harus

mempersembahkannya untuk Tuhan yang telah menciptakan segala yang ada

sebagai wujud rasa terima kasih kita kepada Tuhan. Seseorang juga harus

menyisihkan sebagian makanan sebagai permohonan ijin kepada-Nya. Sebab

tanpa memohon ijin terlebih dahulu, berarti sama saja dengan mencuri namanya.

Sebagaimana tertulis sloka suci Bhagavad-gita, Bab III sloka 13, sebagai berikut:

10 I. B. Putu sudarsana, Ajaran Agama Hindu: Makna Upacara Bhuta Yadnya, (Denpasar:

Yayasan Dharma Acarya, 2001), hlm. 6. 11

I. B. Putu sudarsana, Ajaran Agama Hindu: Makna Upacara Bhuta Yadnya, (Denpasar:

Yayasan Dharma Acarya, 2001), hlm. 67. 12 I. B. Putu sudarsana, Ajaran Agama Hindu: Makna Upacara Bhuta Yadnya, (Denpasar:

Yayasan Dharma Acarya, 2001), hlm. 69.

Page 28: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

18

Yajna sistasinah santo mucyante sarva kinbisaih

bunjate te twagham papa

ye pacanty atma karanat

Artinya:

“Ia yang memakan sisa yadnya akan terlepas dari segala dosa, (tetapi)

ia yang hanya memasak makanan hanya bagi diri sendiri,

sesungguhnya makan dosa.”13

Itulah sebabnya umat Hindu mempersembahkan sebagian makanannya

terlebih dahulu sebelum mereka memakannya. Persembahan itu sebenarnya

sebagai ungkapan rasa terima kasih mereka ke hadapan Tuhan. Di samping itu

persembahan itu menandakan sebagai pengakuan bahwa semua yang ada di dunia

ini adalah milik Tuhan, makanan apapun bentuknya yang mereka makan harus

memohon ijin terlebih dahulu. Apalagi mengingat makanan yang dimakan

sebelumnya berupa makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan, sehingga jika

ingin memakannya tentu harus menghilangkan nyawa dari hewan dan tumbuhan

tersebut. Dan dengan menghilangkan nyawa dari sumber makanan tersebut,

manusia hendaknya memohon izin terlebih dahulu kepada Sang Kuasa.

Dan itu pula sebabnya umat Hindu tidak boleh sembarangan untuk

memakan ataupun membunuh makhluk lainnya. Sebagaimana tertulis dalam kitab

suci Manawa Dharma Sastra, Bab III sloka 68, sebagai berikut:

Panca suna grhasthasya

culli pesanyu paskarah,

kandani codakumbhacca badha

yate yastu wahayan

Artinya:

13 G. Pudja, Bhagavad-gita, (Jakarta: Dept. Agama RI, 1984), Bab III.13, hlm 34.

Page 29: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

19

“Seorang kepala keluarga mempunyai lima macam tempat

penyembelihan yaitu tempat masak, batu pengasah, sapu lesung dan

alunya, tempayan tempat air dengan pemakaian mana ia diikat oleh

belenggu dosa.”14

Dengan memberikan sesuatu kapada Tuhan, mereka akan terdidik untuk

mambiasakan diri berbuat bagi kepentingan umum tanpa meminta suatu imbalan

dan mengakhirkan segala kepentingan pribadi. Sebab apabila seseorang berbuat

baik, karma yang baik pun akan senantiasa menyertainya.

Dengan demikian, dengan melalui persembahan (banten) Yadnya Sesa

umat Hindu berusaha untuk mengikis kenikmatan duniawi agar mencapai

kebebasan rohani. Karena itu secara tidak langsung umat Hindu telah menciptakan

keharmonisan, hidup berdampingan antara makhluk yang satu dengan yang lain.

Sebab, persembahan Yadnya Sesa itu akhirnya akan dinikmati oleh makhluk

lainnya.

2. Fungsi dan Tujuan

Untuk mengetahui fungsi dan tujuan Yadnya Sesa, sebelumnya kita harus

tinjau dahulu fungsi dan tujuan Yadnya secara garis besarnya yakni:

a. Sebagai sarana untuk menyeberangkan Atma (jiwa) mencapai Brahman,

yang diumpamakan sebagai sebuah kapal untuk membawa

penumpangnya menuju tempat tujuan. Dalam hal ini untuk membawa

manusia mencapai tingkat moksa;

14 G. Pudja dan Tjokorda Rai, Manawa Dharma Sastra, (Jakarta: Nitra Kencana Buana, 2003), Bab III.68, hlm. 150.

Page 30: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

20

b. Sebagai sarana untuk menyampaikan permohonan kepada Tuhan, agar

semua harapannya bisa terwujud serta senantiasa dilindungi oleh-Nya;

c. Sebagai sarana untuk mencapai suasana yang terang dan penuh dengan

kesucian.

d. Sebagai sarana pendidikan untuk menumbuhkan perilaku yang sopan.15

Menurut R. B. Pandey, di dalam bukunya, “Hindu Samskara:

Melaksanakan Yadnya Ditinjau dari Segi Moralnya”, fungsi dan tujuan Yadnya

Sesa adalah:

a. Membuat atau menjadikan sifat welas asih serta penyayang terhadap

sesamanya;

b. Pelaksanaan yadnya juga bisa menyebabkan semakin berkurangnya

perasaan yang negatif yang telah menguasai diri manusia;

c. Juga mampu untuk menumbuhkan sifat-sifat kerohanian, sehingga

menyebabkan orang-orang menjadi sabar, wajar, serta tenang

menghadapi segala macam cobaan;

d. Menumbuhkan sifat-sifat sosial, suka berdana punia16

serta tidak

mempunyai sifat egois (hanya senang mementingkan diri sendiri);

e. Mengembangkan serta membina kepribadian, sehingga dengan

melaksanakan yadnya akhirnya bisa untuk membudayakan tingkah laku

yang sopan, berpikiran suci mulia;

15 G. Pudja, Acara Agama Hindu, (Surabaya: Paramita, 1985), hlm. 28 16

Dana punia berarti bersedekah harta sebab dalam beryadnya juga membutuhkan biaya,

lihat A. A. Raka Mas, Moksa, Universalitas dan Pluralitas Bhagawadgita: Sebuah Studi dan

Analisis, (Surabaya: Paramita, 2007), hlm. 46.

Page 31: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

21

f. Yadnya juga sebagai sarana pendidikan, yaitu dengan menciptakan

tempat pelaksanaan yadnya dari yang tidak suci menjadi suci.17

Itu pula

sebabnya alat-alat yang dipakai untuk upacara harus disucikan terlebih

dahulu melalui upacara Prayascita.18

Dengan demikian, seseorang

termotivasi untuk berpikir suci serta berperilaku yang baik sesuai dengan

ajaran agama.

Di dalam kitab suci Bhagavad-gita, Bab III sloka 15, disebutkan bahwa

alam semesta ini sebenarnya timbul atau diciptakan melalui proses yadnya dan

dipelihara oleh yadnya. Karena itu, tanpa melalui yadnya, alam semesta ini pasti

tidak akan pernah ada. Demikian pula tanpa ditunjang oleh yadnya, alam semesta

ini pasti akan mengalami kehancuran. Demikianlah semua berjalan

berkesinambungan guna memelihara keseimbangan siklus kehidupan di alam

semesta ini. Sebagaimana tertulis dalam kitab suci Bhagavad-gita Bab III sloka

15, sebagai berikut:

Anand bhawanti bhutani

prajnyad annasambhawah

yadjnad bhawati parjanyo

yadjnad karma samadbawah

Artinya:

“Adanya makhluk hidup karena makanan, adanya makanan karena hujan, adanya hujan karena yadnya, sedangkan adanya yadnya

adalah karena perbuatan (karma).”19

17 R. B. Pandey, Hindu Samskara: Melaksanakan Yadnya Ditinjau dari Segi Moralnya,

(Surabaya: Mayasari, 1985), hlm. 11. 18

Upacara Prayascita adalah upacara yang bertujuan untuk membersihkan, alat-alat

upacara dibersihkan melalui sesajen Prayascita, lihat Ida Ayu Putu Surayin, Melangkah ke Arah

Persiapan Upacara-upacara Yajna: Seri I Upakara Yajna, (Surabaya: Paramita, 2002), hlm. 96. 19 G. Pudja, Bhagavad-gita, (Jakarta: Dept. Agama RI, 1984), Bab III.15 hlm. 33.

Page 32: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

22

Oleh karena itu, setiap hidangan harus dipersembahkan kepada Tuhan dan

didoakan agar menjadi suci untuk dimakan. Tanpa melakukan Yadnya Sesa,

makanan itu hanya berupa sampah yang selalu dikotori oleh berbagai unsur klesa

(dosa) yang ada di dalam bahan makanan dan termasuk noda dari si pembuat

makanan tersebut. Dengan mengucapkan doa (mantra) dan dipersembahkan

kepada Tuhan, makanan yang tadinya kotor akan berubah menjadi suci

(prasadham)20

. Dengan demikian, makanan tersebut akan menjadi suatu kekuatan

yang dahsyat sehingga layak untuk dimakan.

Tuhan menciptakan segala yang dibutuhkan agar semua makhluk dapat

berkembang sebagaimana mestinya. Sebagai wujud rasa terima kasih umat Hindu

kepada Tuhan, mereka diharuskan menyisihkan sebagian makanan.

Mempersembahkan makanan ini juga dipandang sebagai permohonan izin

kepada-Nya karena mereka bermaksud mengambil apa yang menjadi milik-Nya

semata. Tanpa memohon ijin terlebih dahulu, seseorang sama seperti seorang

pencuri yang mengambil milik Tuhan. Seperti yang tertulis dalam kitab suci

Bhagavad-gita III.13, sebagai berikut:

Yajna sistasinah santo

mucyante sarva kinbisaih

bunjate te twagham papa

ye pacanty atma karanat

Artinya:

“Orang-orang yang baik yang senantiasa memakan apa yang tersisa

dari pelaksanaan yadnya, mereka itu sebenarnya telah terlepas dari

papa (dosa). Akan tetapi, bagi mereka yang memakan makanan tanpa

20

Prasadham adalah istilah yang dipakai di India untuk menyebut makanan yang telah di-

Yadnya Sesa-kan, lihat Niken T. R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, (Surabaya:

Paramita, 2005), hlm. 1.

Page 33: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

23

melalui yadnya atau yang selalu mengutamakan makanan untuk

kepuasan dirinya sendiri, mereka itu tidak ubahnya seperti seorang

pencuri yang penuh dengan papa klesa.”21

3. Tata letak Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan upacara Yadnya Sesa adalah di tempat-tempat yang

dianggap penting oleh umat Hindu, dasarnya adalah kitab Manawa Dharma Sastra

Bab III.68.22

Di tempat-tempat itu pula persembahan Yadnya Sesa diletakkan,

yakni di lima tempat berikut:

a. Di altar perapian atau di dapur. Persembahan diletakkan di dekat api atau

kompor. Persembahan ditujukan kepada Dewa Brahma (Dewa yang

menguasai api). Melalui persaksian api inilah persembahan Yadnya Sesa

diterima, sebab api dipandang sebagai saksi dan manifestasi dari Tuhan

dan api juga merupakan mulutnya para dewa di dalam fungsinya sebagai

pelebur segala yang ada (pralina);

b. Di tempat penyimpanan air. Persembahan diletakkan di dekat sumur

ataupun di kamar mandi atau tempat penyimpanan (guci/jambangan) air.

Persembahan ditujukan kepada Dewa Baruna (Dewa yang menguasai

air), yaitu lambang sebagai penyucian segala kotoran. Di samping itu air

adalah lambang dari sumber kehidupan, merupakan salah satu unsur dari

Panca Maha Bhuta, salah satu sarana yang sangat penting dalam ajaran

agama Hindu;

21 G. Pudja, Bhagavad-gita, (Jakarta: Dept. Agama RI, 1984), Bab III.13, hlm. 34. 22 G. Pudja dan Tjokorda Rai, Manawa Dharma Sastra, ((Jakarta: Nitra Kencana Buana,

2003), Bab III. 69, hlm. 150.

Page 34: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

24

c. Di atas genteng/atap rumah, persembahan ditujukan kepada Dewa Bayu

(Dewa Udara). Dengan melakukan persembahan ini, manusia diingatkan

untuk selalu menghormati udara dan tidak boleh mencemarinya, sebab

tanpa udara mustahil bagi manusia untuk hidup dan bernafas;

d. Di pekarangan rumah, persembahan diletakkan di atas tanah dan

ditujukan kepada Dewi Pratiwi atau Bumi sebagai simbol kebijaksanaan

dan kasih sayang yang selalu memberikan makanan (hasil bumi) kepada

seluruh makhluk;

e. Di tugu penunggu karang, ditujukan kepada Dewa Akasa atau

Kehampaan, yang merupakan simbol Tuhan yang tiada akhirnya, asal

mula dari segala yang ada. Karena itulah persembahan Yadnya Sesa

diletakkan di tugu yang diyakini sebagai simbol Tuhan yang senantiasa

mengawasi perjalanan kehidupan seluruh umat manusia. 23

Upacara Yadnya Sesa seperti ini sebenarnya adalah salah satu wujud

persembahan yang ditujukan kepada Tuhan yang tidak pernah bisa kita lihat

melalui mata yang serba terbatas (niskhala).

4. Tata Cara Pelaksanaan

Berdasarkan penuturan dari Bapak A. A. Gede Raka Mas, tata cara

pelaksanaan Yadnya Sesa adalah sebagai berikut:

Setiap pagi sehabis memasak di dapur, dianjurkan untuk mengambil

selembar daun pisang. Jika tidak tersedia diperbolehkan juga menggunakan

selembar kertas yang bersih, atau piring kecil dari plastik ataupun dari bahan

23 Niken Tambang R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, (Surabaya:

Paramita, 2005), hlm. vii.

Page 35: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

25

lainnya asalkan bersih. Kemudian daun pisang atau kertas tersebut dipotong-

potong. Pembagiannya berdasarkan besar kecilnya luas bangunan tempat

tinggal keluarga yang melakukan persembahan Yadnya Sesa. Semakin luas

bangunan, maka semakin banyak potongan persembahan Yadnya Sesa

tersebut. Jumlah persembahannya tergantung banyaknya tempat-tempat

yang dianggap penting oleh umat Hindu. Jika rumah tangganya sangat besar

dan bangunannya sangat luas, seperti yang terdapat di Bali, maka potongan

persembahan Yadnya Sesa-nya dapat mencapai 150 potong persembahan.

Contoh ukuran potongan daun atau kertas tersebut adalah 4x4 cm. Setelah

siap, daun pisang atau kertas tersebut diisi dengan nasi, yang ukuran

minimalnya 2 cm, lalu ditambahkan dengan garam dan lauk-pauk. Semua

makanan hanya diisikan sedikit-sedikit karena sifatnya sebagai simbol

belaka. Hal yang patut diperhatikan pada waktu membuat persembahan

adalah keikhlasan sebagai kesadaran bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Setelah diisi, persembahan Yadnya Sesa ini lalu diletakkan di tempat-tempat

seperti di dekat kompor, di dekat penyimpanan makanan, di tempat

penyimpanan air, di halaman, di tempat bersembahyang (Pura) dan lain-lain

yang tujuannya dipersembahkan ke hadapan Dewa Akasa, Dewa Bayu,

Dewa Agni, Dewa Air, dan Dewa Pertiwi. Oleh karena itu Yadnya yang

akan dipersembahkan setiap harinya sebanyak lima tangkih (lima macam

sesuai dengan urutan Panca Maha Bhuta), dan jika dipersembahkan satu-

persatu maka tempat pelaksanaannya disesuaikan dengan urutan dewa-dewa

yang dituju.24

Setelah sampai di tempat yang dituju, doa (mantra) dihaturkan untuk

memusatkan pikiran sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan yang telah

memberikan berbagai macam kenikmatan hidup. Setelah melaksanakan Yadnya

Sesa seperti itu, berarti makanan yang dihidangkan telah suci dan menjadi

prasadham.25

Dengan demikian, makanan tersebut dianggap sah dan layak untuk

dimakan.

5. Doa Sebelum dan Sesudah Menghaturkan Yadnya Sesa

Berdasarkan kutipan dari Gede Pudja dalam buku Pengantar Agama

Hindu II, sebagai berikut:

24 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007. 25 Lihat note Bab II no. 19

Page 36: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

26

“Pemujaan atau doa dapat dilakukan oleh setiap orang, di mana saja, kapan

saja, sendiri atau berjemaah. Di samping itu dikemukakan pula bahwa doa

dapat dilakukan tidak hanya dengan kata-kata atau dapat dilakukan dengan

bahasa lain misalnya dengan menggunakan symbol atau alat-alat sebagai

pengganti bahasa. Dengan demikian dapat dibedakan:

a. Doa yang dilakukan dengan cara pengucapan kata-kata, misalnya dengan pengucapan mantra-mantra menurut bahasa yang terdapat dalam Weda,

maupun menurut bahasa dan kalimat yang disusun terlebih dahulu menurut

tujuannya;

b. Dengan mempergunakan alat-alat yang merupakan bahasa simbol;

c. Dengan mempergunakan doa mantra dan simbol misalnya sesajen, yang

juga disebut yadnya.”26

Mantra adalah ayat-ayat suci yang dipergunakan untuk melakukan

pemujaan, karena itu mantra dinamakan doa. Kata lain yang sering dipergunakan

yang sama artinya ialah stuti/stava. Jadi stuti atau stava adalah ayat-ayat Veda

yang dipergunakan untuk melakukan puji-pujian kepada Tuhan.27

Dalam kehidupan beragama, unsur kepercayaan akan doa merupakan

bagian yang sangat penting sekali. Dalam setiap kejadian, doa selalu disampaikan

untuk segala tujuan, ini merupakan ciri khas dari tata kehidupan beragama. Tanpa

percaya akan kedudukan dan penggunaan doa itu, maka tidaklah ada artinya doa

itu. Oleh karena itu telah disadari bahwa doa itu penting, karena doa merupakan

bagian dari unsur keimanan dalam beragama menurut ajaran agama Hindu.28

Ada berbagai jenis doa yang dipergunakan oleh seluruh umat Hindu di

dunia dengan berbagai versi dan bahasa. Keberagaman itu tidak membatasi umat-

Nya, entah cara dan sarana apapun yang mereka pakai. Istilah apapun dalam

mengucapkan mantra itu tidak ada patokan yang baku. Entah mereka itu

26 Gede Pudja, Pengantar Agama Hindu II, (Surabaya: Paramita, 1976), hlm. 28. 27

I Made T., Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, (Surabaya: Paramita,

2006), hlm. 11-13. 28 I Wayan Maswinara, Konsep Panca Sraddha, (Surabaya: Paramita, 1996), hlm. 33.

Page 37: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

27

mempergunakan bahasa Sansekerta, bahasa Indonesia atau bahasa daerah

setempat dan sebagainya.

Telah dikemukakan bahwa doa adalah salah satu daripada unsur keimanan

dalam agama Hindu, dengan fungsi kedudukan doa sebagai salah satu unsur

Sraddha dalam agama Hindu, menyebabkan kedudukan doa dalam agama sangat

penting sekali artinya. Dan telah menjadi kebiasaan bahwa dalam setiap doa selalu

dikemukakan berbagai pengharapan agar Tuhan selalu memberikan rahmat

kepada yang berdoa. Dengan demikian maka kedudukan doa dapat dikatakan

sangat luas. Fungsi dan tujuannya tidak selalu sama, tergantung darimana orang

melihatnya. Yang penting bahwa adapun fungsinya dan tujuannya, doa itu

mempunyai arti dalam kehidupan mereka yang beriman. Karena itu dasarnya

adalah keimanan (sraddha) atau percaya atas kebenaran isi dari pada doa itu.

Umumnya umat Hindu di Bali dan di luar Bali mempergunakan kedua-

duanya, yaitu bahasa setempat dan bahasa Indonesia serta bahasa Sanskerta.

Ketika menghaturkan Yadnya Sesa ke hadapan Sarwa Prani, yakni kepada

simbol-simbol Sang Hyang Widhi yang bersifat bhuta, yang bantennya diletakkan

di tanah, mantranya adalah sebagai berikut:

Om atma tat swatma suhamam swaha,

Swasti-swasti sarwa bhuta, kala, durgha,

sukha pradhana

ya namah swaha

Artinya:

“Om Sang Hyang Widhi Wasa,

Engkaulah Paramatma daripada Atma,

semoga berbahagia semua ciptaan-Mu

Page 38: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

28

yang berwujud Bhuta, kala, dan durgha.”

29

Kemudian ketika menghanturkan persembahan untuk para Dewa dan

leluhur, mantranya sebagai berikut:

b. Untuk para Dewata

Om atma tat swatma suhamam swaha,

Swasti-swasti sarwa dewa,

sukha pradhana

ya namah swaha

Artinya:

“Om Sang Hyang Widhi Wasa,

Engkaulah Paramatma daripada Atma, semoga berbahagia semua ciptaan-Mu

yang berwujud Dewa.”30

c.Untuk Leluhur

Om buktyantu pitara dewam

Bukti mukti waras wadah, Ang Ah31

Setelah selesai menghaturkan Banten Jotan, tibalah saatnya menghadapi

hidangan baik di atas meja maupun di lantai beralas tikar. Di beberapa daerah

pemanggilan empat orang saudara untuk diajak makan bersama sudah lumrah

dilakukan.

Versi Bali jika tidak mempergunakan bahasa Sanskerta, maka doanya

sebagai berikut:

a. Pada Pagi Hari

29 Redaksi Pustaka Manikgeni,, Doa Metirtha, Mesekar dan Mebija, (Denpasar: Pustaka

Manikgeni, tt.) Edisi Revisi, hlm. 43. 30 Redaksi Pustaka Manikgeni,, Doa Metirtha, Mesekar dan Mebija, (Denpasar: Pustaka

Manikgeni, tt.) Edisi Revisi, hlm. 42. 31

Niken Tambang R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, (Surabaya:

Paramita, 2005), hlm 8.

Page 39: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

29

Artinya:

Inggih Ratu Sang Hyang Sunya Amerta, sane mangkin semeng,

I Ratu meraga Sang Hyang Surya Ditya

tumurun iriki ring sarwa ajengan,

raris munggah ring sariran kusan titiang, ngamertanin sane sarwa maurip,

dumadi jatma muah sesanak itiang kabeh,

mepageh urip titiang,

Om sawa Amerta ya Namah.

“Oh Ratu Sang Hyang Sunya Amertha, saat ini pagi hari,

Engkau bergelar Sang Hyang Surya Ditya,

Engkaulah yang memberkati semua, hidangan

ini, kemudian semua makanan ini, akan

pindah ke dalam tubuh saya, menghidupkan

semua makhluk,

apakah itu manusia atau makhluk jelmaan lainnya, sehingga teguh dan

panjang umurlah hamba

dan makhluk ciptaan-Mu

Om Sarwa Amerta Ya Namah!”32

b. Pada Siang Hari

Inggih Ratu Sang Hyang Sunya Amerta,

sane mangkin tajeg surya,

I Ratu meraga Sang Hyang Baskar Amerta,

temurun iriki ring sarwa ajengan sane nenten diriki,

raris munggah ring sariran kusan titiang,

nemertanin sane sarwa maurip,

dumadi jatma muah sesanak titiang kabeh,

mapageh urip titiang.

Om Sarwa Amerta ya Namah.

Doa yang dilakukan pada sore hari dan malam hari, sama dengan yang kita

lakukan saat pagi hari, hanya saja gelar beliau berganti menjadi: Sang Hyang

Panca Amerta.33

32 Niken Tambang R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, (Surabaya:

Paramita, 2005), hlm. 9. 33

Niken Tambang R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, (Surabaya:

Paramita, 2005), hlm 10.

Page 40: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

30

Berikut ini, marilah kita simak bersama beberapa bait doa dalam bahasa

Sansekerta dalam hal menghadapi makanan:

Artinya:

Om hirangagarbah samawartatagre bhutasya jatah patireka asit

sadadhara pritiwim dyam uteman

kasmai dewaya hawisa widhema

Om Purnam adah purnamidam

purnat purnama daya

purnamewawasyate.

“Ya Tuhan Yang Maha Pengasih, Engkau asal alam semesta

dan satu-satunya kekuatan awal,

Engkau yang memelihara semua makhluk,

seluruh bumi dan langit,

hamba memuja Engkau. Ya Tuhan Yang Maha Sempurna

dan yang membuat alam sempurna,

alam ini akan lenyap dalam kesempurnaan-Mu, Engkau Maha Kekal.

hamba mendapat makanan yang cukup berkat anugerah-Mu.

hamba menghaturkan terima kasih.”34

Om annapate annasya

no dehyanmiwasya susminah

pra-pra dataram taris urjam

nho dhehi dwipade catuspade.

Artinya:

“Ya Tuhan,

Engkau penguasa makanan,

anugrahkanlah makanan ini,

semoga memberi kekuatan

dan menjauhkan dari penyakit.”35

c. Doa mulai mencicipi makanan

34 Niken Tambang R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, (Surabaya:

Paramita, 2005), hlm. 11. 35

Niken Tambang R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, (Surabaya:

Paramita, 2005), hlm 11.

Page 41: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

31

Artinya:

Om anugraha amtadi sanjiwani

ya namah swaha.

“Ya Tuhan, semoga makanan ini menjadi

penghidupan hamba lahir dan batin yang suci.”36

d. Doa Selesai Makan

Om Dhirgayur astu,

awighnamastu, subham astu

Om Sriyam bhawantu, sukham bhawantu,

purnam bhawantu,

ksama sampurnaya namah swaha.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Artinya:

“Ya Tuhan semoga makanan

yang telah masuk ke dalam tubuh hamba

memberikan kekuatan dan kesehatan,

panjang umur dan tidak mendapat

sesuatu halangan apapun.

Ya Tuhan, semoga damai,

damai di hati, damai di dunia,

damai selama-lamanya.”37

C. Makanan Persembahan (Banten)

Tujuan makan adalah untuk memelihara badan, kesehatan dan kehidupan.

Di samping untuk memelihara badan (jasmani), makanan juga berfungsi untuk

kesehatan rohani. Semua orang mendambakan dan mencari kebahagiaan dalam

hidupnya. Sedangkan kebahagiaan tersebut hanya dapat dicapai jika seseorang

36 Redaksi Pustaka Manikgeni,, Doa Metirtha, Mesekar dan Mebija, (Denpasar: Pustaka

Manikgeni, tt.) Edisi Revisi, hlm. 44. 37

Niken Tambang R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, (Surabaya:

Paramita, 2005), hlm. 12.

Page 42: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

32

dalam keadaan yang sehat jasmani dan rohaninya. Kitab suci Bhagavadgita Bab

XVII sloka 8-10 membedakan makanan menjadi tiga, sebagai berikut:

1. Sattvika (vegetarian), yaitu makanan dan minuman yang berasal dari

tumbuh-tumbuhan, termasuk air murni dan susu segar;

2. Rajasa, yaitu makanan dan minuman yang berasal dari hewani, yang

memabukkan (seperti minuman keras), termasuk pula makanan yang

terlalu pahit, terlalu asam, terlalu asin, terlalu pedas, terlalu berbumbu

serta makanan yang membuat badan menjadi panas;

3. Tamasa, yaitu makanan basi, busuk, atau sisa orang lain serta jenis

makanan yang diawetkan atau yang sudah dimasak berulang-ulang.38

Dengan demikian, umat Hindu meyakini bahwa makanan yang dapat

memberi energi hidup, energi kesehatan dan kebahagiaan digolongkan ke dalam

makanan sattvika, sedangkan rajasa adalah makan yang menyebabkan penyakit

dan kesedihan. Sementara makanan tamasa adalah makanan yang menyebabkan

kebodohan dan kegelapan.39

Makanan yang tergolong utama dan memenuhi syarat kesehatan adalah

makanan vegetarian. para pakar ilmu gizi, para tokoh agama, orang-orang suci,

senantiasa menganjurkan kepada umat manusia agar menjadi seorang vegetaris,

karena begitu besar manfaatnya menjadi seorang vegetarian (tidak makan daging),

maka makanan jenis inilah yang tergolong sattvika. Ada suatu ungkapan yang

mengatakan “Kamu adalah seperti apa yang kamu makan”. Mengkonsumsi daging

berarti memindahkan sifat-sifat hewan ke dalam tubuh manusia, maka dari itu

38 G. Pudja, Bhagavad-gita, (Jakarta: Dept. Agama RI, 1984), Bab XVII.8-10, hlm 99.

39 Niken Tambang R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, (Surabaya:

Paramita, 2005), hlm. 24-25.

Page 43: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

33

sangat dianjurkan untuk menjadi seorang vegetarian, atau mengkonsumsi

makanan nabati (yang berasal dari tumbuh-tumbuhan).

Makanan sattvika inilah makan yang terbaik untuk dipersembahkan

kepada Tuhan dalam berbagai upacara termasuk dalam upacara Yadnya Sesa.

Karena persembahan dalam Yadnya Sesa bersifat Bhakti, tentulah makanan

tersebut harus berdasarkan kasih sayang. Bahkan kitab suci menganjurkan agar

seseorang hendaknya mengusahakan untuk memperoleh makanan itu

berlandaskan dharma. Hal ini tersirat dalam kitab suci Reg Veda Bab XII.1.17,

yang berbunyi “Bumi ditegakkan oleh Dharma”40

, maksudnya adalah jika

adharma (kejahatan) merajalela maka peradaban di muka bumi ini akan hancur

karena perbuatan demikian akan merusak keseimbangan kehidupan. Jika makanan

yang akan dipersembahkan kepada Tuhan merupakan hasil dari adharma, maka

yadnya orang yang mempersembahkannya akan menjadi sia-sia. Sebagaimana

bunyi sloka Sarasamuccaya 184, yang isinya sebagai berikut:

Pranasantapanirwistahkakinyo ‘pi

Mahapalah, anyayopajita data na pararthe

sahasracah, Yadyapin akedika ikang dana,

ndan mangene welkang ya,

agong phalanika, yadyapin akwqha tuwi,

mangke welkang tuwi,

yan antukning aniaya,

nisphala ika, kalinganya, ta si kweh,

ta si kedik,

amuhara kweh kedik ning danaphala

keneng paramarthanya,

nyayangyay ning dana juga.

Artinya:

40

I Made T., Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, (Surabaya: Paramita, 2006),

hlm. 102.

Page 44: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

34

“Biarpun sedikit pemberian (sedekah) itu, tetapi mengenai kehausan

atau keinginan hati, besarlah manfaatnya. Meski banyak apabila

menyebabkan semakin haus dan diperoleh dengan cara yang tidak

layak atau tidak patut, tiada faedahnya itu. Tegasnya bukan yang

banyak atau bukan yang sedikit faedah pemberian itu, melainkan pada

hakekatnya tergantung dari layak atau tidaknya pemberian itu.”41

D. Filsafat Bhuta Kala

Yadnya Sesa muncul sebagai akibat dari filsafat Samkya di mana pada

masa itu terjadi perubahan pemikiran di kalangan umat Hindu. Dari sanalah

bermula filsafat Bhuta Kala.

Kata Bhuta berasal dari suku kata bahasa Sanskerta “Bhu” yang artinya

menjadi, ada, gelap, berbentuk, makhluk, kemudian menjadi kata “Bhuta” yang

artinya telah diwujudkan. Sedangkan kata “Kala” berarti energi. Bhuta kala

artinya, energi yang timbul dan mengakibatkan kegelapan.42

Menurut filsafat

agama, Bhuta Kala adalah suatu kekuatan yang timbul sebagai akibat terjadinya

suatu kekuatan kerja di alam semesta beserta isinya, baik yang bersifat positif

maupun negatif, tergantung dari penyerasian Panca Maha Bhuta yang

bersemayam pada alam semesta (bhuwana agung) dengan Panca Maha Bhuta

yang bersemayam pada badan manusia (bhuwana alit). 43

hlm. 19.

41 I Nyoman Kadjeng, Sarasamuccaya, (Denpasar: Dharma Nusantara, 1998), hlm. 33. 42 Lihat juga Ida Pedanda, Lontar Tutur Andhabhuwana, (Denpasar: Puja Pepada, 1967), 43

I. B. Putu Sudarsana, Ajaran Agama Hindu: Makna Upacara Bhuta Yadnya,

(Denpasar: Dharma Acarya, 2001), hlm. 19-24. Lihat juga Ida Pedanda, Lontar Tutur

Andhabhuwana, (Denpasar: Puja Pepada, 1967), hlm. 22-25.

Page 45: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

35

Mengenai filsafat Bhuta Kala umat Hindu mempergunakan landasan sastra

agama “Prakerti Tattwa” antara lain:

Sang Hyang Widhi memiliki dua kekuasaan yaitu kekuatan “Purusa”

(Cetana) dan kekuatan “Prakerti” (Acetana). Dari kekuatan prakerti-Nya

memiliki mutu Daiwi Sampad (sifat kebaikan) dan Asuri Sampad (sifat

keburukan), tetapi yang paling dominan adalah mutu Asuri Sampad-Nya. Dari

sinilah terjadi proses manifestasi (melalui 25 tattwa) untuk diciptakan badan

materiilnya agar dapat dilihat secara nyata seperti terciptanya alam semesta

beserta isinya. Sang Hyang Prakerti bermanifestasi menjadi unsur-unsur alam

pikiran yang masih bersifat murni dan suci yang disebut “Mahat”. Dari adanya

unsur alam pikiran ini, mahat bermanifestasi lagi menjadi unsur-unsur

kepribadian yang disebut “Bhudi”. Dari bhudi bermanifestasi lagi dan lahirlah

“Ahamkara”, yaitu berupa unsur-unsur Triguna. Unsur-unsur Triguna tersebut

yakni: Waikerta Ahamkara (Sattvam), Taijasa Ahamkara (Rajah), dan Bhutadi

Ahamkara (Tamas).44

Dari Waikerta Ahamkara lahirlah Manah dan Dasendriya yaitu Panca

Bhudindrya dan Panca Karmendriya, sedangkan dari Bhutadi Ahamkara lahirlah

Panca Tan Matra yaitu: sabda tan matra, sparsa tan matra, rupa tan matra, rasa

tan matra dan ganda tan matra. Sedangkan Waikerta dan Taijasa Ahamkara

bergabung mendukung Bhutadi Ahamkara. 45

Kemudian Panca tan matra bermanifestasi menjadi Panca Maha Bhuta

yaitu: Teja, Bayu, Akasa, Apah dan Pertiwi. Panca Maha Bhuta inilah yang

44 I. G. Agung Putra, Wraspati Tattwa, (Surabaya: Paramita, 1988), hlm. 34. 45 I. G. Agung Putra, Wraspati Tattwa, (Surabaya: Paramita, 1988), hlm. 35.

Page 46: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

36

memiliki kekuatan kegaiban berinfiltrasi (wiapiwyapaka nirwikara) sebagai

kekuatan alam semesta beserta isinya baik bersifat nyata maupun tidak nyata.

Kelima unsur tadi memberikan kekuatan pada masing-masing titik hypocentrum

seperti arah mata angin Timur, Selatan, Barat, dan Utara, sedangkan yang di

tengah-tengah merupakan sumber pengendali memberi kekuatan pada titik

epicentrum agar perputaran bumi pada sumbunya tetap harmonis, dalam keadaan

keseimbangan, demikian juga terhadap isi alam semesta. 46

Dari Panca Maha Bhuta lahirlah banyak tattwa lagi seperti bhuta tattwa,

kala tattwa, durga tattwa dan lain-lain. Semuanya itu disebut Prakerti Tattwa atau

Pertiwi Tattwa. Dari pengaruh prakerti tersebut akan ada pengaruh-pengaruh

yang bersifat kebajikan atau keburukan terhadap alam semesta. Dua pengaruh ini

akan selalu ada pada setiap insan sebagai alat bagi Sang Hyang Widhi untuk

menguji keteguhan imannya. Manusia dipacu kemampuannya dalam menciptakan

keseimbangan antara dirinya dan Sang Hyang dengan usaha menyadarkan diri

pribadi (Atman) agar senantiasa terhindar dari papa/dosa dan menetralisir

kekuatan Bhuta Kala melalui subha karma (kebajikan) seperti mengadakan

upacara Yadnya. 47

46

I Wayan Maswinara, Konsep Panca Sraddha, (Surabaya: Paramita, 1996), hlm. 14-16.

Lihat juga I. B. Putu Sudarsana, Tutur Kandapat, (Denpasar: Kencana, 1987), hlm. 54. 47 I. B. Putu Sudarsana, Ajaran Agama Hindu: Makna Upacara Bhuta Yadnya,

(Denpasar: Dharma Acarya, 2001), hlm. 19-20. Lihat juga I. B. Putu Sudarsana, Tutur Kandapat,

(Denpasar: Kencana, 1987), hlm. 55.

Page 47: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

37

BAB III

KEHIDUPAN UMAT HINDU

A. Grhasta Asrama

Umat Hindu mengenal tahapan-tahapan kehidupan yang harus dilalui

manusia untuk mencapai tujuan tertinggi dalam kehidupan beragamanya.

Tahapan atau tingkatan kehidupan ini adalah Catur Asrama. Catur berarti

“empat” dan Asrama berarti “usaha orang”. Secara seumantik, Catur Asrama

diartikan sebagai empat tingkatan hidup manusia.1

Susunan tingkatan Catur

Asrama adalah sebagai berikut:

1. Brahmacarin Asrama

Pada tingkatan hidup Brahmacarin, seorang dwija2

akan meninggalkan

rumah orang tuanya dan menetap sebagai siswa di kediaman seorang guru untuk

mempelajari isi kitab Veda dan pengetahuan keagamaan lainnya. Pada tingkatan

ini, yang mendapat prioritas utama adalah dharma. Walaupun demikian, masalah

artha (mencari kebendaan), kama (kesenangan/hawa nafsu), dan moksa tetap

menjadi tujuan hidup.

2. Grhasta Asrama

Grhasta Asrama adalah masa hidup berumah tangga. Menurut persepsi

Hindu, yang disebut sebagai keluarga ialah seorang pria dan seorang wanita yang

1 I Made Titib, Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, (Surabaya: Paramita,

2006), Cet. 5, hlm. 393-394. 2

Dwija adalah umat Hindu yang telah ditahbiskan melalui upacara Upanayana, di mana

seorang anak resmi sebagai anggota kasta dan untuk pertama kali diterima masuk berguru pada

seorang guru spiritual/ lembaga pendidikan asrama, dilaksanakan sekitar usia 7-8 tahun. Djam’annuri, ed., “Agama Hindu” dalam Agama-agama di Dunia, ( Yogyakarta: IAIN Sunan

Kalijaga Press, 1988), hlm. 71-72. Lihat juga G. Pudja dan Tjokorda Rai, Manawa Dharma

Sastra, (Jakarta: Nitra Kencana Buana, 2003), hlm 17 dan 71.

Page 48: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

38

telah melaksanakan upacara perkawinan yang selanjutnya hidup bersama dan

umumnya mereka kemudian tinggal di dalam sebuah rumah. Di dalam rumah

itulah mereka bersama-sama membina rumah tangga dalam rangka mencapai

tujuan hidupnya meliputi: dharmasampatti (bersama-sama mewujudkan

pelaksanaan Dharma), praja (melahirkan keturunan), dan rati (menikmati

kehidupan seksual dan kepuasan indria lainnya).3

Pada tingkatan ini dimulailah

pelaksanaan kewajiban seseorang terhadap keluarga, masyarakat dan kewajiban

terhadap para dewa. Dalam tahapan ini, yang menjadi prioritas utama adalah

Dharma namun pelaksanaan dharma tersebut disalurkan melalui artha dan kama.

Menurut ajaran Hindu, kebahagiaan hidup tidak mungkin tercapai bila artha dan

kama tidak mendapat perhatian yang sebaik-baiknya.4

3. Vanaprastha

Vanaprastha adalah tingkatan hidup melepaskan diri dari kehidupan

keduniawian dengan menjalani hidup di hutan. Tingkatan ini adalah tingkatan

yang harus ditempuh apabila seseorang sudah mencapai usia lanjut. Segala

kewajibannya diserahkan kepada anak laki-laki. Pada tingkatan ini yang menjadi

prioritas utama adalah mengabdikan diri secara keagamaan guna mencapai moksa.

4. Sanyasa

Sanyasa adalah tingkatan tertinggi di mana seseorang telah mencapai

moksa, yakni bersatunya Atma dan Brahman.5

Moksa ini dapat dicapai pula di

3 I Made Titib, Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, (Surabaya: Paramita,

2006), Cet. 5, hlm. 394. 4 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007. 5 Moksa disebut juga mukti, tujuan terahir umat Hindu, di mana terputusnya siklus

kelahiran dan kematian, juga hilangnya ke-aku-an (ahamkara). I Wayan Maswinara, Konsep Panca Sraddha, (Surabaya: Paramita, 1996), hlm. 198-199.

Page 49: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

39

waktu seseorang masih hidup, di mana ia telah melapaskan diri dari segala

keterikatan duniawi.6

Menurut A. A. Gede Raka Mas, Yadnya Sesa tidak bisa dilepaskan dari

hubungannya dengan Gryhasta Asrama karena di tingkatan hidup Gryhasta

Asrama-lah Yadnya Sesa mulai dilaksanakan.7

Sebagaimana tertulis dalam kitab

Manawa Dharma Sastra Bab III.67, yang berbunyi:

Waiwahike gnau kurwita

grhyam karma yathawidhi

panca yajna widhanam ca

paktim canwahikim grhi

Artinya:

“Dengan menyalakan api suci dalam upacara perkawinan seorang

kepala rumah tangga akan melakukan sesuai dengan hukum-hukum

yang ada upacara keluarga dan upacara Panca Yadnya dan dengan

demikian ia memasak nasinya sendiri.”8

A. A. Gede Raka Mas menafsirkan sloka di atas bahwa seseorang

bertanggung jawab dalam pelaksanaan Yadnya Sesa dikarenakan ia memasak

nasinya sendiri. Jika tidak memasak, misalnya memakan makanan hasil masakan

orang lain, maka ia tidak bertanggung terhadap pelaksanaan Yadnya Sesa

tersebut. Adapun wewenang pelaksanaannya dilimpahkan kepada siapa saja

anggota yang tinggal dalam satu atap. Baik ibu, ayah, anak, keponakan ataupun

pembantu, kewajibannya adalah sama. Intinya, makanan yang di masak di suatu

6 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007. 7 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007 8

G. Pudja dan Tjokorda Rai, Manawa Dharma Sastra, (Jakarta: Nitra Kencana Buana,

2003), Bab III.67, hlm.150.

Page 50: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

40

rumah keluarga Hindu tidak boleh dimakan atau dihidangkan kepada siapa pun

sebelum di-Yadnya Sesa-kan.9

Dituturkan dari pengalaman pribadi A. A. Gede Raka Mas, bahwa dahulu

semasa duduk di tingkat Sekolah Dasar, ia pulang ke rumah pukul 12.30 dan

sebelum makan siang ia membantu ibunya mempersiapkan Yadnya Sesa. Namun

berbeda dengan kejadian esok harinya, di mana ia sudah sampai di rumah pukul

10 pagi dan merasa lapar. Ibunya sudah selesai memasak tetapi karena merasa

letih maka masakan yang sudah jadi belum sempat di-Yadnya Sesa-kan. Melihat

anaknya lapar maka si ibu pun menyuruhnya melaksanakan Yadnya Sesa itu

sendirian. Demikianlah anak-anak dalam keluarga Hindu belajar mengenai

Yadnya Sesa dari pengalaman pribadinya masing-masing. Adapun saat ini, A. A. G.

Raka Mas mengakui bahwa Yadnya Sesa di rumahnya justru tidak lagi menjadi

tanggung jawab ia maupun istrinya karena wewenangnya telah ia limpahkan

kepada pembantu yang sudah lebih dahulu diajarkan mengenai tata cara

pelaksanaan Yadnya Sesa tersebut. Mengapa demikian? Karena meskipun biaya

keperluan dapur dan hak tuan rumah ada padanya, baik ia maupun istrinya jarang

ada di rumah. Maka mustahil anak-anaknya menunggu dengan perut lapar sampai

orang tua mereka tiba di rumah dan melaksanakan ritual tersebut. Dengan

demikian, masalah siapa yang akan melaksanakan Yadnya Sesa tersebut kembali

kepada kesadaran nurani masing-masing anggota keluarga di rumah tersebut.

9 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007.

Page 51: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

41

Yang lebih utama lagi, pelaksanan Yadnya Sesa tersebut tidak boleh dilepaskan

dari sraddha (keimanan) dan ketulusan bhakti (cinta kasih).10

B. Sraddha (Keimanan)

Kata sraddha berasal dari akar kata “srat” yang berarti keimanan atau

kebenaran (satyamani).11

Sraddha adalah keimanan atau kepercayaan yang tulus

yang menegaskan kebenaran dan hukum untuk mengikat nilai-nilai spiritual pada

diri manusia. Sraddha juga merupakan suatu keyakinan tentang tujuan hidup

sebagai manusia yakni, suatu disiplin yang harus dipraktekkan untuk

mencapainya, kemudian ajaran yang melandasi tujuan hidup itu sendiri serta

disiplin yang harus dilakukan.12

Di dalam ajaran kepercayaan kepada Tuhan yang merupakan pokok-pokok

ajaran Hindu, dikembangkan ajaran Panca Sraddha. Panca Sraddha ini mencakup

lima pokok masalah yang menjadi landasan ajaran Hindu.13

Lima kepercayaan

atau keyakinan dalam Panca Sraddha, sebagai tujuan untuk mendapatkan hidup

yang sempurna (moksa) meliputi:

1. Sraddha tentang adanya Brahman atau Atman

2. Sraddha tentang adanya Avatara, kitab suci dan para Rsi

3. Sraddha tentang adanya hukum karma

4. Sraddha tentang adanya samsara (punarbhava)

10 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007. 11 I Made Titib, Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, (Surabaya: Paramita,

2006), Cet. 5, hlm. 165. 12

I Wayan Maswinara, Konsep Panca Sraddha, (Surabaya: Paramita, 1996), hlm. vii. 13 I Wayan Maswinara, Konsep Panca Sraddha, (Surabaya: Paramita, 1996), hlm. 41.

Page 52: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

42

5. Sraddha tentang adanya moksa.

14

Sraddha sebagai pokok ajaran bagi umat Hindu mempunyai fungsi dan

kedudukan yang khas dalam ajaran keagamaan Hindu. Fungsi-fungsi sraddha

sebagai berikut:

1. Sraddha sebagai kerangka dharma merupakan kerangka bentuk isi dari

pada agama Hindu. Laksana sebuah rumah, kerangka dari agama Hindu

adalah sraddha itu sendiri. Sraddha-lah yang mewujudkan bentuk lahir

dan berfungsi sebagai penyangga yang mendasari agama Hindu.

2. Sraddha sebagai alat atau sarana dalam mengantar manusia menuju

kepada Tuhan. Pengertian ini dapat kita lihat dalam Yajur Weda XIX. 30

dan 77 yang mengatakan:

Sraddhaya satyam apyati

sraddham satye prajapatih

Artinya:

“Dengan sraddha orang akan mencapai Tuhan. Tuhan menetapkan,

dengan sraddha menuju kepada Satya”15

3. Sraddha sebagai syarat utama dalam persembahan (korban). Pengertian

ini dapat kita lihat dalam Reg Veda X. 151.5, sebagai berikut:

Sraddhaya agnih samidhyate sraddhaya huyate havih sraddham bhagasya murdhani

vacasa vedayamasi

14 I Wayan Maswinara, Konsep Panca Sraddha, (Surabaya: Paramita, 1996), hlm. 54-55. 15

I Made Titib, Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, (Surabaya: Paramita,

2006), Cet. 5, hlm. 168.

Page 53: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

43

Artinya:

“Api pengorbanan (persembahan) dinyalakan dengan keyakinan

yang mantap (sraddha). Persembahan (korban) dihaturkan dengan

sraddha. Kami memohon sraddha, yang memiliki nilai tertinggi di

dalam kemakmuran.” 16

Dari uraian di atas jelas bahwa sraddha mempunyai kedudukan dan fungsi

yang mendasar yang membentuk ajaran agama Hindu yang perlu diyakini bagi

para penganutnya. Sebab, setiap tindakan tanpa dilandasi keyakinan yang mantap,

akan sia-sia belaka. “Sraddha apnoti brahma apnoti,” mereka yang memiliki iman

yang mantap dapat mencapai dan bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Demikian pula dalam melaksanakan yadnya, mutlak dilandasi sraddha yang

mantap.17

C. Bhakti Marga (Cinta Kasih)

Dari beberapa jalan (marga) yang diyakini umat Hindu dapat menjadi

sarana untuk mencapai Tuhan, Bhakti marga termasuk salah satunya. Bhakti

artinya “cinta kasih”.18

Istilah bhakti ini digunakan untuk pernyataan cinta kasih

kepada sesuatu yang lebih dihormati. Bhakti dibagi atas dua tingkat yaitu

Aparabhkti dan Parabhakti. Aparabhakti adalah cinta kasih yang perwujudannya

masih rendah dan dipraktekkan oleh mereka yang belum mempunyai tingkat

16 I Made Titib, Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, (Surabaya: Paramita,

2006), Cet. 5, hlm. 166-167. 17 I Made Titib, Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, (Surabaya: Paramita,

2006), Cet. 5, hlm. 243. 18

Cudamani, Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Yayasan Wisma

Karma, 1987), hlm. 18.

Page 54: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

44

kerohanian yang tinggi. Sedangkan parabhakti adalah cinta kasih dalam

perwujudannya yang lebih tinggi dan kerohaniannya sudah meningkat.19

Ajaran tentang bhakti adalah ajaran yang mencari Tuhan dengan

penyerahan diri dan pencurahan rasa, di mana cinta sebagai alat dan cinta juga

sebagai tujuan. Seorang bhakta (penganut bhakti) adalah orang yang penuh cinta

kasih, cinta kepada Tuhan, cinta kepada manusia dan cinta kepada alam semesta

(sarwa prani) ciptaan Tuhan ini. Seorang bhakta mencintai Tuhan bukan karena

ingin mendapat imbalan surga atau neraka ataupun moksa, karena bagi mereka

kebahagiaan tertinggi itu adalah bercinta dengan Tuhan. Bhakti inilah yang

menimbulkan rasa rindu untuk bertemu dan melahirkan keikhlasan untuk

berkorban. Ide tentang persembahan (bantenan) dalam upacara-upacara pun lahir

dari bhakti.20

Adapun landasan yang dipakai dalam Bhakti marga ini antara lain sloka

Bhagavad-gita XI.54, sebagai berikut:

Bhaktya tv ananyaya sakya

aham evam-vidho ‘rjuna

jnatum drastum ca tattwena

pravestum ca pramtapa

Artinya:

“Hanya dengan sujud bhakti Arjuna, aku dapat dijumpai berwujud sebagai ini, setelah benar-benar mengenal dan melihat (wujudku)

akan kembali bersatu (dengan Aku), Parantapa.”21

19 Cudamani, Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Yayasan Wisma

Karma, 1987), hlm. 18. 20 Cudamani, Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Yayasan Wisma

Karma, 1987), hlm. 19, 21, 26. 21 G. Pudja, Bhagavad-gita, (Jakarta: Dept. Agama RI, 1984), Bab XI.54 hlm 102.

Page 55: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

45

D. Masyarakat Hindu Cinere dan Yadnya Sesa

Ajaran mengenai Yadnya Sesa pada dasarnya memuat bahwa setiap umat

Hindu wajib melakukan Yadnya Sesa karena jika seseorang memakan makanan

yang belum di-Yadnya Sesa-kan, maka orang itu dianggap berdosa. Namun

demikian, ada pula rumah-rumah yang tidak melaksanakan Yadnya Sesa. Menurut

A. A. Gede Raka Mas, hal ini terkait pada tingkat kesadaran beragama yang

dimiliki oleh masing-masing individu sebagai umat beragama.22

Umumnya setiap rumah terdiri dari satu kepala keluarga Hindu yang

memasak sendiri makanannya. Meskipun kewajiban ber-Yadnya Sesa dimulai

pada tingkatan hidup Grhasta Asrama (terhitung setelah upacara perkawinan di

mana seseorang memulai kewajibannya beryadnya sebagai kepala rumah

tangga),23

pada kenyataannya perhitungan pelimpahan tanggung jawab dalam

melaksanakan Yadnya Sesa didasarkan pada adanya bangunan rumah. Oleh

karena itu, meski terdapat dua kepala keluarga dalam satu rumah, tetap

pelaksanaan Yadnya Sesa dihitung dari siapa yang memasak makanannya pada

hari itu. Misalkan dalam satu rumah terdapat ayah, ibu, anak, kakek-nenek, dan

keponakan. Kepala keluarga adalah kakek dan ayah. Maka siapa pun yang

memasak pada hari itu, baik nenek maupun ibu, maka kewajiban berYadnya Sesa

jatuh pada seluruh penghuni rumah. Selama ada salah satu dari penghuni rumah

yang telah meyadnya-sesakan hasil masakan maka hasil masakan tersebut dapat

dimakan oleh seluruh penghuni rumah. Jika tidak ada satu orang pun yang

22 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007. 23

G. Pudja dan Tjokorda Rai, Manawa Dharma Sastra, (Jakarta: Nitra Kencana Buana,

2003), Bab III.67, hlm.150.

Page 56: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

46

meyadnya-sesakan masakan tersebut, maka masakan itu terlarang bagi setiap

penghuni rumah dan mereka dianggap berdosa jika memakannya. 24

Lain halnya jika pada suatu hari tiba masanya mereka tidak sempat

memasak maka mereka membeli makanan di rumah-rumah makan kemudian

menyantapnya tanpa meyadnya-sesakannya terlebih dahulu. Maka tiada dari

mereka yang bersalah.25

Kemudian jika mereka memasak makanannya sendiri, mereka

meletakkannya di lima tempat persembahan sesuai yang diperintahkan dalam

kitab Manawa Dharma Sastra yaitu di dapur, di tempat penyimpanan air, di atas

genteng rumah, di pekarangan dan di Tugu Penunggu Karang (Karang berarti

halaman atau pekarangan).26

Namun untuk tempat persembahan yang ke-lima

terdapat perbedaan. Pasalnya, tidak setiap rumah memiliki bangunan Tugu

Penunggu Karang yang biasanya didirikan di pekarangan rumah. Karena adanya

sifat Veda yang tidak mengikat maka mereka tidak diharuskan memiliki bangunan

tugu tersebut. Beberapa orang merasa tidak adanya Tugu Penunggu Karang di

halaman rumahnya tidak menjadi masalah sebab dengan adanya bangunan tugu

tersebut maka mereka harus ingat untuk meletakkan banten Yadnya Sesa di sana

dan itu berarti porsi Yadnya Sesa yang mereka buat setiap hari menjadi bertambah

satu porsi. Lagipula mereka merasa telah meletakkan banten Yadnya Sesa di

pekarangan rumah yang ditujukan kepada Dewa Pertiwi. Hal ini sudah mereka

24 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007. 25 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007. 26 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007. Lihat

juga G. Pudja dan Tjokorda Rai, Manawa Dharma Sastra, (Jakarta: Nitra Kencana Buana, 2003), Bab III.68, hlm. 150.

Page 57: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

47

anggap mencakup kepedulian mereka terhadap pekarangan rumah masing-

masing.27

Mengenai jumlah porsi Yadnya Sesa terdapat perbedaan di tiap-tiap rumah

tergantung dari besarnya bangunan di rumah tersebut dan besarnya keikhlasan

berkorban setiap penghuni rumah. Ada rumah yang hanya melaksanakan Yadnya

Sesa sebatas di lima tempat persembahan utama dan ada pula rumah-rumah yang

meletakkan banten Yadnya Sesa melebihi dari lima tempat yang diperintahkan.

Sebagai contoh, ada rumah yang memiliki halaman sangat luas dan ditanami

pepohonan. Di mana terdapat sebuah pohon besar yang dianggap keramat maka

banten Yadnya Sesa turut dipersembahkan. Selain itu, mereka meletakkan banten

Yadnya Sesa di muka pintu rumah, di tempat mencuci, di sumur dan pompa air, di

loteng ataupun ruangan-ruangan di lingkungan rumah, baik pada bangunan yang

terpisah maupun pada bangunan yang menyatu dengan bangunan utama yang

mereka anggap keramat, di tempat-tempat pemujaan dan sembahyang, bahkan di

tempat pelimbahan air.28

Bentuk Yadnya Sesa-nya pun telah disempurnakan

dengan pembakaran dupa pada setiap banten dan penyucian dengan air suci. Hal

ini mereka lakukan sebagai tanda besarnya rasa syukur mereka terhadap segala

kesenangan dan kecukupan rezeki yang diberikan Tuhan kepada mereka dan hal

ini diperbolehkan oleh agama selama mereka melaksanakannya dengan ikhlas dan

diiringi semangat kepedulian dan kasih sayangnya terhadap makhluk-makhluk

Tuhan di alam semesta ini. Meletakkan banten Yadnya Sesa pada tempat-tempat

yang dianggap penting sebagaimana tersebut di atas juga disusul oleh kegiatan

27 Observasi ke rumah masyarakat Hindu Cinere, Depok tanggal 22 dan 23 Mei 2007. 28 Observasi ke rumah masyarakat Hindu Cinere, Depok tanggal 22 dan 23 Mei 2007.

Page 58: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

48

membersihkan tempat-tempat tersebut sebagai wujud kepedulian terhadap

lingkungan29

Berkaitan dengan doa atau mantra pengiring Yadnya Sesa, ada yang

dilantunkan secara sederhana dan ada pula yang dilantunkan dengan doa yang

panjang. Ada yang menggunakan bahasa setempat, namun ada pula yang

menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Sanskerta maupun bahasa asing seperti

bahasa Inggris. Lirik doanya pun ada yang berdasarkan sloka-sloka kitab suci

Veda atau sloka-sloka sastra dan ada pula yang berdasarkan bahasa hati, yakni

menggunakan kata-kata sendiri yang mungkin singkat tapi tulus tercetus dari

lubuk hatinya. Bahkan ada yang berdoa tidak melalui pengucapan mantra. Mereka

mempersembahkan Yadnya Sesa lalu menghaturkan Ngayab (gerakan merapatkan

kedua telapak tangan dan diangkat sejajar dengan dahi sebagai simbol

penghormatan).30

Menurut mereka, rasa syukur yang diungkapkan dengan kata-

kata mempunyai batasan sehingga mereka menganggap penghormatan dengan

ngayab atau dengan sikap diam (hening cipta) tersebut nilainya lebih tinggi untuk

mengungkapkan makna rasa syukur yang terdalam.31

29 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007. 30

Observasi ke rumah masyarakat Hindu Cinere, Depok tanggal 22 dan 23 Mei 2007 dan

wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007. Lihat juga Redaksi Pustaka Manikgeni,, Doa Metirtha, Mesekar dan Mebija, (Denpasar: Pustaka Manikgeni, tt.)

Edisi Revisi, hlm. 44. 31

Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007.

Page 59: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

49

BAB IV

MAKNA YADNYA SESA

A. Nilai Filosofis Pelaksanaan Yadnya Sesa

Umat Hindu mengenal tentang Keberadaan Universal, yakni suatu Zat

Tunggal, suatu Pribadi Tunggal di alam semesta raya ini. Jumlah ciptaan-Nya

banyak, tetapi pada dasarnya bersumber pada yang satu, Yang Esa

memanifestasikan dirinya pada Sarwa Prani yakni Panca Maha Bhuta.1

Seorang

margi (penyembah/bhakta) atau umat-Nya akan selalu berusaha menyatukan

jiwanya dengan wujud-wujud kosmik alam semesta, atau melalui kepribadian

Tuhan Yang Maha Esa.

Yadnya Sesa yang dilakukan oleh seluruh umat Hindu di dunia boleh

dikatakan merupakan suatu bentuk keterikatan, tapi keterikatan yang mengarah

kepada kekuasaan kosmis dalam sebuah Keluarga Universal, seperti telah

diketahui bahwa Brahman (Tuhan Yang Maha Esa) terbebas dari segala ikatan.

Sedangkan manusia dibelenggu oleh berbagai macam ikatan, terikat oleh badan

jasmani yang menuntut berbagai macam kebutuhan hidup sehari-hari, seperti

makan, pakaian, perumahan, perhiasan dan sebagainya. Keinginan yang lebih

halus adalah keinginan untuk disanjung, dipuji, ketenaran nama, kemasyhuran dan

sebagainya. Umat yang lebih cerdas tentunya akan berusaha mengarahkan segala

keterikatan tersebut kepada Keberadaan Universal (Penciptanya). Keinginannya

Page 60: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

1 Sarwa Prani ditujukan pada unsur-unsur Panca Maha Bhuta; merupakan manifestasi

Tuhan yang bersifat Bhuta; dipahami juga sebagai alam semesta atau “lingkungan sekitar

manusia”. Redaksi Pustaka Manikgeni,, Doa Metirtha, Mesekar dan Mebija, (Denpasar: Pustaka

Manikgeni, tt.) Edisi Revisi, hlm. 43. Lihat juga Bab II.D mengenai Prakerti Tattwa.

Page 61: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

50

adalah untuk menyenangkan Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi). Keterikatan akan

benda-benda materi itu diarahkan pada keterikatan sebuah persembahan. Misalnya

jika dia seorang penyanyi, maka nyanyiannya itu adalah tentang Tuhan

(mengagungkan nama-Nya). Jika dia seorang penulis (sastrawan) maka tulisannya

pun akan senantiasa tentang pendakian spiritual.

Jika suatu saat nanti Sang Bhakta (pembhakti) mampu mengadopsi dan

mengembangkan sifat-sifat Sang Keberadaan Universal, melalui sadhana (sarana

bhakti), maka suatu saat nanti Sang Bhakta tersebut akan menyatu (manunggal)

dengan Sang Penciptanya.

Berdasarkan sastra dan tradisi dalam ajaran agama Hindu, ditemukan

petunjuk yang kuat mengenai sarana upacara Yadnya, yang merupakan ciri khas

yang kuat di dalam pelaksanaan upacara Yadnya Sesa, antara lain:

a. Lima Tempat Persembahan

Persembahan Yadnya Sesa ini diletakkan di lima tempat utama sebagaimana

diperintahkan dalam kitab Manawa Dharma Sastra, yakni di tempat memasak, di

tempat penyimpanan air, di atas genteng, di halaman dan di tugu/tempat suci.2

Sesungguhnya lima tempat peletakan banten Yadnya Sesa tersebut ditujukan

kepada wujud Panca Maha Bhuta, yaitu Akasa, Udara, Api, Air dan Bumi.

Kelima aspek tersebut merupakan produk dari Panca Tan Matra, yakni: Sabda,

Sparsa, Rupa, Rasa, dan Bau. Semuanya ini merupakan Tattwa Prakerti (tattwa

adalah filsafat sebagai kerangka pertama agama Hindu).3

Tattwa Prakerti

2 G. Pudja dan Tjokorda Rai, Manawa Dharma Sastra, (Jakarta: Nitra Kencana Buana,

2003), Bab III.68, hlm. 150. 3

A. A. G. Raka Mas, Membangun Masyarakat Berkualitas Melalui Kepedulian pada

Tata Susila dan Budhi Pekerti Hindu, (Surabaya: Paramita, 2003), hlm. 1.

Page 62: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

51

merupakan satu dari sekian banyak tattwa yang membentuk alam semesta sebagai

unmesa atau perkembangan dan perluasan Sang Hyang Widhi dan diyakini oleh

seluruh umat Hindu sebagai manifestasi dari Sang Hyang Widhi itu sendiri. 4

b. Sarana Api (Agni)

Salah satu unsur yang sangat penting di dalam upacara agama Hindu adalah Api.

Dalam pelaksanaan Yadnya Sesa yang sempurna, makanan persembahan (banten)

dipersembahkan beserta dupa yang menyala. Lambang api pada dupa dianggap

sangat penting didasarkan pada sloka kitab Manawa Dharma Sastra Bab III.76,5

sehingga api mempunyai peranan sebagai berikut:

1) Berfungsi sebagai saksi (grahapati) yang dianggap sebagai tanda hadirnya

Tuhan di tengah-tengah upacara yang dilaksanakan;

2) Berfungsi sebagai duta yang bisa menghubungkan antara kehadiran

manusia dengan Tuhannya;

3) Berfungsi sebagai Pandita yang dianggap sebagai pemimpin upacara

(Purohita);

4) Berfungsi sebagai sarana untuk menyucikan segala pikiran;

5) Berfungsi sebagai kekuatan untuk melindungi dari segala kekuatan yang

jahat;

6) Berfungsi sebagai mulutnya para dewa untuk mempralina segala yang

sudah dianggap usang (mulut tempat mempersembahkan segala bentuk

yadnya);

4 I Wayan Maswinara, Konsep Panca Sraddha, (Surabaya: Paramita, 1996), hlm. 16.

Lihat juga I. B. Putu Sudarsana, Ajaran Agama Hindu: Makna Upacara Bhuta Yadnya, (Denpasar:

Dharma Acarya, 2001), hlm. 19-20. 5 G. Pudja dan Tjokorda Rai, Manawa Dharma Sastra, (Jakarta: Nitra Kencana Buana,

2003), Bab III.76, hlm 153.

Page 63: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

52

7) Berfungsi sebagai pemberi untuk memenuhi segala keinginan, serta

rahmat.

8) Berfungsi untuk meleburkan dosa.6

c. Sarana Air

Air adalah simbol untuk menyucikan atau membersihkan segala sesuatu

kotoran. Air juga merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan. Oleh

karena itu air menjadi salah satu sarana yang sangat penting di dalam pelaksanaan

upacara Yadnya. Umumnya, setiap makanan yang akan dipersembahkan disajikan

bersama air terlebih dahulu sebagai lambang penyucian makanan tersebut.7

d. Doa atau Mantra

Doa adalah salah satu cara yang paling mudah, tepat dan alamiah dalam

menghubungkan diri dengan Tuhan. Doa adalah cetusan hati. Doa yang mujarab

adalah doa yang mengandung tiga unsur:

1) Pengakuan akan kelemahan diri dan ketidakmampuan

Doa yang mengandung unsur pengakuan akan kelemahan diri dan

ketidakmampuan kemudian diiringi sikap penyerahan diri adalah alat

yang paling ampuh untuk meredakan kobaran kesombongan manusia.

Dengan pengakuan seperti ini, manusia menyadari bahwa ada kekuatan

yang maha dahsyat di luar dirinya yang mengendalikan setiap hal.

Adanya pengakuan bahwa Tuhan Maha Kuasa atas segala sesuatu adalah

penting sebab orang yang egonya tinggi tidak mampu melihat dan tidak

6

Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007. Lihat

juga Redaksi Pustaka Manikgeni,, Doa Metirtha, Mesekar dan Mebija, (Denpasar: Pustaka

Manikgeni, tt.) Edisi Revisi, hlm. 40-43. 7 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007.

Page 64: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

53

mau menerima kebenaran yang datang dari Tuhan sehingga sulit baginya

untuk melihat hakikat segala sesuatu;

2) Pengharapan dan permohonan

Setiap ajaran suci mengarahkan penganutnya untuk berdoa mengajukan

pengharapan dan permohonan. Apapun bentuk permohonan yang

diajukan, baik permohonan yang berisi sekedar pemuasan indrawi atau

duniawi maupun permohonan yang lebih bijaksana, selama mengharap

hanya kepada Tuhan maka permohonan itu boleh-boleh saja. Dengan

bersandar pada Tuhan melalui doa-doanya, seseorang menjadi berani

menghadapi segala rintangan di dunia karena percaya bahwa ada

kekuatan Tuhan yang senantiasa melindungi-Nya. Dengan bermohon

akan sesuatu, seseorang menyatakan diri melalui ucapan dan akan

menyatakan diri melalui perbuatan demi mewujudkan dan menjaga

terkabulnya permohonan tersebut.

3) Puji dan syukur.

Tuhan tidak membutuhkan apa pun dari manusia. Hakikat pujian adalah

bagi yang memuji. Ada yang memuji karena ingin sesuatu, ada pula

yang memuji karena rasa terima kasihnya atas permohonan yang

terkabul dan nikmat yang ia dapatkan. Rasa syukur pun ditunjukkan

dengan kesadaran berbuat bermacam kebajikan. Dengan memuji Tuhan,

Page 65: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

54

manusia kembali menyadari bahwa bukan dirinyalah yang hebat. Dari

sini ia belajar mengikis ego dan mengakui kebesaran-Nya.8

Demikianlah doa yang dimaknai sungguh-sungguh dan dihayati oleh yang

berdoa diyakini akan membuahkan pertolongan bagi orang yang berdoa tersebut.

Dalam pelaksanaan Yadnya Sesa juga diiringi doa. Akan tetapi di dalam Reg Veda

IV.25 dinyatakan bahwa doa tanpa banten dapat pula dilakukan.9

B. Makna Agamis Yadnya Sesa

Yadnya Sesa merupakan bahasa isyarat terhadap kekuatan di luar kekuatan

manusia dan merupakan mediator untuk membuat terintegrasinya kekuatan di luar

manusia dengan kekuatan manusia sehingga tercipta keseimbangan, keserasian

dan keselarasan manusia dengan lingkungannya, hal itulah yang dikatakan

“Mosrtham Jagadhita Ya Ca Iti Dharmah”.10

Sebaliknya, apabila kekuatan diluar manusia tidak bisa berintegrasi dengan

kekuatan manusia maka tidak ada lagi keseimbangan manusia dengan

lingkungannya dan akan terjadi suatu gejolak penyimpangan kekuatan-kekuatan

Bhuta Kala dengan ciri-ciri seperti timbulnya sakit, pertengkaran, kecelakaan,

kesusahan, kesedihan dan lain-lain.11

8 Cudamani, Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Yayasan Wisma

Karma, 1987), hlm.37-42. 9

I Made Titib, Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan, (Surabaya: Paramita,

2006), Cet. 5, hlm. 240. 10 I. B. Putu Sudarsana, Ajaran Agama Hindu: Makna Upacara Bhuta Yadnya,

(Denpasar: Dharma Acarya, 2001), hlm. 68. 11

I. B. Putu Sudarsana, Ajaran Agama Hindu: Makna Upacara Bhuta Yadnya,

(Denpasar: Dharma Acarya, 2001), hlm. 13-15 dan 68

Page 66: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

55

Dengan demikian Yadnya Sesa adalah salah satu bentuk yadnya yang

memiliki makna dan fungsi sebagai pembangkit kekuatan religius agar terjadi

integrasi antara kekuatan di luar manusia dengan kekuatan manusia agar

terciptanya kembali keseimbangan tersebut, sesuai dengan ajaran Tri Hita

Karana.12

Yadnya Sesa juga merupakan sarana pengeruat (penyupatan) terhadap

makhluk lainnya di luar manusia karena makhluk tersebut dikatakan papa (lemah).

Oleh karena itu manusialah yang harus menolong makhluk lainnya karena

manusia dilahirkan ke dunia adalah menjadi makhluk utama (makhluk berpikir)

yang memiliki kemampuan cipta, rasa, karsa dan karya. Melalui pengorbanan suci

(yadnya) inilah manusia bisa menolong makhluk lainnya untuk nantinya kalau

makhluk tersebut bereinkarnasi menjadi makhluk manusia.13

Di samping itu memiliki nilai tinggi terhadap karmanya manusia karena ia

menyadari bahwa segalanya yang ia makan adalah berkat ciptaan Sang Hyang

Widhi, maka dari itu segala yang dimakan dihaturkan terlebih dahulu kehadapan-

Nya agar tidak menjadi seorang pencuri yang mencuri milik-Nya karena mencuri

adalah perbuatan dosa. Pada sudut pandang ini, korban suci Yadnya Sesa

merupakan sarana peleburan dosanya manusia sendiri karena manusia juga

memiliki perbuatan himsa (kekerasan) secara disadari maupun tidak disadari.

Sebagai contoh: pada suatu saat sedang berjalan atau duduk, pada saat itu

kebetulan ada seekor semut mati terinjak atau mati karena tertindih akibat duduk,

12 Tri Hita Karana mengajarkan bahwa manusia tidak bisa lepas dari mengadakan tiga

hubungan yakni: hubungan yang harmonis dengan Tuhan, sesama manusia dan makhluk

lainnya/lingkungan. Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007.

13 I. B. Putu Sudarsana, Ajaran Agama Hindu: Makna Upacara Bhuta Yadnya,

(Denpasar: Dharma Acarya, 2001), hlm. 69.

Page 67: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

56

hal itu sudah perbuatan himsa karma karena semut itu pun perlu hidup. Oleh

karena itu, Sang Hyang Widhi telah memberikan petunjuk melalui ajaran Veda

dan terciptalah sarana berupa Yadnya sesa, salah satu jalan sebagai peleburan

dosa manusia. Sebagaimana bunyi sloka Manawa Dharma Sastra Bab III.69

berikut:

Tasam kramena sarwasam

niskrtyastham maharsibhih

panca klrpta mahayajnah

pratyaham grhamedhinam

Artinya:

“Untuk menebus dosa yang ditimbulkan oleh pemakaian kelima alat itu

para Maha Rsi telah menggariskan untuk para kepala keluarga agar setiap

harinya melakukan Panca Yadnya.”14

Pada dasarnya, umat Hindu meyakini bahwa Tuhan tidak pernah

membutuhkan segala yang dipersembahkan kepada-Nya. Tuhan juga tidak

mungkin marah jika manusia tidak memberikan sesuatu kepada-Nya. Tetapi

manusia mempunyai perasaan puas kalau segala sesuatunya bisa diungkapkan

melalui sarana yang mungkin tidak ada artinya bagi Tuhan, tetapi Tuhan juga

Maha Mengetahui, sehingga melalui keinginan serta perbuatan yang tulus itu

manusia merasa yakin kekuatan yang baik itu akan berbalik kepada diri mereka

kita sendiri. Sebab, pada dasarnya setiap manusia tidak memiliki apa-apa ketika

lahir ke dunia ini. Semua ciptaan adalah milik Tuhan. Maka sudah sepatutnya apa

yang hendak dinikmati manusia terlebih dahulu dipersembahkan ke hadapan-Nya

sebagai wujud Bhakti kepada-Nya. Dan tentu akan lebih mulia itu jika apa yang

14 G. Pudja dan Tjokorda Rai, Manawa Dharma Sastra, (Jakarta: Nitra Kencana Buana,

2003), Bab III.69, hlm. 151. Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28

Maret 2007.

Page 68: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

57

dipersembahkan berasal dari lubuk hati yang paling dalam disertai dengan

keimanan (sraddha).15

Adapun doa atau mantra yang mengiringi persembahan (banten) Yadnya

Sesa adalah sebagaimana halnya pengucapan Gayatri Mantra (nama mantram),

yaitu dilakukan pada pagi, siang dan sore hari setiap menghadapi makanan. Di

dalam makna doa tersebut umat Hindu tidak pernah mengharapkan kebaikan

hanya untuk diri sendiri, tetapi semua makhluk yang tercakup di dalam alam Bhur

(tempat manusia hidup), Bwah (luar angkasa), dan Swaha (surga; alam para

dewa), semuanya didoakan agar sejahtera. Manfaat berdoa sebelum makan juga

diyakini akan menumbuhkan benih-benih pikiran yang sattvika dalam diri

seseorang.16

Oleh karena itu, persembahan Yadnya Sesa itu sebenarnya merupakan

salah satu persembahan yang ditujukan kepada Tuhan sebagai “korban suci”.17

Tuhan tidak pernah membutuhkan segala yang dipersembahkan kepada-Nya.

Tuhan juga tidak mungkin marah jika manusia tidak memberikan sesuatu kepada-

Nya. Tetapi manusia mempunyai perasaan puas kalau segala sesuatunya bisa

diungkapkan melalui sarana yang mungkin tidak ada artinya bagi Tuhan. Tuhan

juga Maha Mengetahui, sehingga melalui keinginan serta perbuatan yang tulus itu

15 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007. 16

Niken Tambang R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, (Surabaya:

Paramita, 2005), hlm 8-10. Sattvika berkaitan dengan ajaran Triguna bahwa terdapat tiga karakter

pada setiap manusia yakni: Sattva, Rajas dan Tamas. Benih sattvika lahir dari sifat sattva, yakni

sifat cerdas, terang, bersih, bahagia dan tenang. Melakukan perbuatan-perbuatan kebajikan

merupakan indikasi adanya potensi sifat sattva pada diri seseorang yang kemudian akan

memperkuat sifat tersebut dan menjaganya agar senantiasa berada pada jalan subha karma (karma

baik). Lihat juga A. A. Raka Mas, Moksa, Universalitas dan Pluralitas Bhagawadgita: Sebuah

Studi dan Analisis, (Surabaya: Paramita, 2007), hlm 34-37. 17 I. B. Putu Sudarsana, Ajaran Agama Hindu: Makna Upacara Bhuta Yadnya,

(Denpasar: Dharma Acarya, 2001), hlm. 17-18 dan 73.

Page 69: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

58

manusia merasa yakin kekuatan yang baik itu akan berbalik kepada diri mereka

kita sendiri. Sebagaimana tertulis dalam kitab suci Bhagavad-gita, IX.26, sebagai

berikut:

Patram pushpam mphalam to yam

yo me bhaktya prayachchhat

tad aham bhaktyu pahritam

asnami prayatat manah

Artinya:

“Barang siapa yang sujud Bhakti kepada-Ku, walaupun hanya dengan

setangkai daun, sekuntum bunga, sebutir buah-buahan dan seteguk air, jika

disertai dengan perasaan tulus, pasti Aku akan menerimanya dengan

perasaan penuh cinta kasih”.18

C. Peranan Yadnya Sesa Bagi Pertumbuhan Moral

Berbhakti kepada Sarwa Prani (alam semesta ciptaan Tuhan) berarti

seluruh kegiatan dan usaha ditujukan untuk mencapai Parama Purusa (Brahman).

Pendidikan moral seperti ini membuat seseorang dalam pergaulan di masyarakat

menjadi lebih berhati-hati. Dia akan berusaha untuk selalu menghindari

lingkungan yang tidak mendukung dirinya pada tahap kemajuan ilmu pengetahuan

rohani.

Ada dua pilihan di dalam melakukan sadhana spiritual dengan berbhakti

kepada Sarwa Prani. Pertama, apakah seseorang diarahkan kepada benda-benda

ciptaan-Nya, kemudian yang kedua, apakah jiwa mereka diarahkan menuju pada

Penciptanya? Hal ini adalah sangat rahasia dan pribadi, hanya bisa diketahui oleh

individu itu sendiri. Jika ritual semacam itu terasa jenuh dan membosankan berarti

seseorang masih terikat pada benda-benda ciptaan-Nya. Sebaliknya, jika ritual

18 G. Pudja, Bhagavad-gita, (Jakarta: Dept. Agama RI, 1984), Bab IX.26 hlm 59.

Page 70: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

59

tersebut menimbulkan rasa damai dan bahagia (anandam) berarti jiwanya sudah

mengarah ke Parama Purusa (Tuhan Yang Maha Esa).19

Sebenarnya berbhakti kepada Sarwa Prani, berarti mengarahkan perhatian

kepada ciptaan-Nya, sebab alam semesta tempat para makhluk bersemayam

adalah sebuah Keluarga Yang Universal. Umat manusia berlomba-lomba berusaha

mendapatkan kasih sayang dan berkah-Nya, dan berkah-Nya tidak membeda-

bedakan, Beliau Maha Tahu apakah umat-Nya beryadnya dengan tulus atau tidak

tulus (ego). Bagaimana Yadnya Sesa menjadi sarana bagi pertumbuhan moral

Hindu adalah sebagaimana tertulis di bawah ini:

a. Melalui pelaksanaan Yadnya Sesa, seluruh tubuh akan senantiasa

bergerak melakukan perbuatan yang terpuji setiap harinya, dengan penuh

hormat menghadap Dewa yang berkedudukan di berbagai penjuru

sebagai manifestasi Tuhan itu sendiri;

b. Melalui pelaksanaan Yadnya Sesa, seseorang setiap harinya harus selalu

berkonsentrasi dan berupaya melalui pikirannya untuk

mempersembahkan sebagian makanan yang baru saja habis dimasak

kepada Tuhan yang selalu dihormatinya. Pada saat seperti itu, pikiran

yang selalu melenceng akan senantiasa disibukkan dengan memikirkan

Tuhan yang Maha segala-galanya. Dari mulai memasak makanan,

pikiran sudah tertuju kepada Brahman atau Sang Keberadaan yang

Universal. Setelah matang, nasi, sayur, lauk pauk diambil sejumput demi

sejumput diletakkan di atas daun pisang atau daun apapun boleh, untuk

19

Niken Tambang R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, (Surabaya:

Paramita, 2005), hlm. 16.

Page 71: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

60

dibuat Banten Jotan. Yadnya semacam ini sebenarnya sudah mengarah

kepada sadhana (sarana bhakti secara terus-menerus) spiritual, karena

seseorang tidak cukup hanya menguasai ilmu pengetahuan rohani saja,

tanpa praktek. Hal ini memerlukan rasa kesungguhan hati, memerlukan

latihan-latihan spiritual. Maksudnya umat manusia dituntun dan

diarahkan menempuh jalan yang jelas bahwa tujuannya adalah

Keberadaan Universal atau Brahman. Jika sadhana yang kecil dan

sederhana seperti tersebut di atas sudah dihayati, maka secara otomatis

pikirannya akan senantiasa diisi oleh pengetahuan Madu Widya

(manisnya ilmu pengetahuan rohani itu) meresap ke dalam jiwa dan

lubuk hati yang terdalam.

c. Melalui pelaksanaan Yadnya Sesa, seseorang selalu diharuskan untuk

mengucapkan mantra atau doa suci kepada Tuhan dengan mulut dan

kata-katanya.

d. Melalui pelaksanaan Yadnya Sesa, secara bertahap akan menyebabkan

tumbuhnya karakter pada diri seseorang untuk selalu menghargai,

menghormati, juga menumbuhkan perasaan toleransi yang tinggi

terhadap sesama makhluk hidup serta lingkungan sehingga dapat tercipta

keharmonisan hidup antara makhluk yang satu dengan makhluk lainnya.

Sebab, melalui bentuk banten Yadnya Sesa itulah (yang terdiri dari nasi,

sayur lengkap dengan lauk pauknya) akhirnya akan dinikmati oleh

Page 72: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

61

makhluk lain seperti semut, cecak, burung, kucing, tikus, anjing dan lain

sebagainya.20

Inilah bentuk bhakti seseorang kepada Tuhan-Nya. Dengan menyisihkan

sebagian yang dimiliki, umat Hindu berusaha untuk mengikis kenikmatan duniawi

untuk mencapai kebebasan rohani (moksa) sesuai dengan tujuan agama yang

dianutnya. Dengan mengupayakan jalan kerohanian, sudah tentu aplikasinya akan

memberi manfaat kepada sekitarnya seperti halnya mementingkan kepentingan

umum dari pada kepentingan diri sendiri, dan ini juga berarti untuk melayani

kepentingan umum tanpa pamrih, tanpa menuntut imbalan. Sebab, jika seseorang

berbuat baik maka karma baik (subha karma) pasti akan menyertainya. Dengan

demikian, segala yang diupayakan seseorang, baik atau buruk, akibatnya akan

kembali kepada pelakunya.

D. Macam-macam Yadnya Sesa Berdasarkan Makanan Persembahannya

1. Segehan Kepel

Segehan ini terdiri dari:

a. Bawang, yang mengandung makna dan simbol (niyasa) sebagai kekuatan

tamah, karena bawang tersebut memiliki sifat dingin atau adem

disimbolkan sebagai sifat apatis atau kebodohan, kalau memiliki

kebodohan dapat diartikan memiliki kegelapan, orang yang memiliki

kegelapan dalam hatinya akan lebih mudah kena pengaruh-pengaruh

sampingan yang cenderung negatif.

20 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007.

Page 73: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

62

b. Jahe, mengandung makna dan simbol sebagai kekuatan rajah, dilihat dari

sifat jahe adalah panas, sifat panas menjadi sifat keras atau sifat kroda.

Dengan memiliki sifat keras akan bermanifestasi menjadi egoistis, bagi

orang yang egois biasanya memiliki pergaulan atau sering dijauhi orang.

c. Garam Hitam (Uyah Arang), memiliki makna dan simbol sebagai

kekuatan penetralisir atau Penyomia, yaitu Sattwam.

d. Porosan dan Bunga memiliki makna dan simbol sebagai kekuatan silih

asih.

Mengenai warna dan arah sebagai patokannya adalah berdasarkan ajaran

“Jnana Kanda dan Karma Kanda” antara lain:

a. Segehan warna putih, adalah sebagai simbol “akasa”, pada arah wetan atau

Timur.

b. Segehan warna merah (abang), adalah simbol “teja”, pada arah daksina

atau Selatan.

c. Segehan warna kuning adalah sebagai simbol “apah”, pada arah pascima

atau Barat.

d. Segehan warna hitam adalah sebagai simbol “bayu”, pada arah Utara.

e. Segehan Brumbun adalah sebagai simbol “pertiwi”, pada arah tengah

madya.

f. Segehan kepel Poleng, segehan ini dibuat dari nasi kepel yang berwarna

putih dan hitam menjadi satu kepel, kemudian membuat dua kepel.

Segehan poleng merupakan niyasanya Bhuta Poleng, di mana kekuatan

Page 74: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

63

bhuta ini dapat mempengaruhi manusia, sehingga manusia memiliki sifat-

sifat licik, senanh mengandu domba, senang mencuri, dan lain-lain.

g. Segehan Seliwah, segehan ini dibuat dari nasi kepel putih satu kepel dan

nasi kepel hitam satu kepel yang diletakkan pada satu tempat atau ceper

dengan perlengkapannya yang sama. Segehan ini menyimbolkan kekuatan

Bhuta Seliwah, dan kekuatan Bhuta Seliwah dapat mempengaruhi jiwa

manuisia sehingga manusia sering mengalami salah paham sehingga

mengaundang pertenmgakaran. Maka dari itu perlu dinetralisir dengan

membuat Segehan Seliwah.

h. Segehan Putih Kuning, segehan ini dibuat sama seperti di atas hanya

bedanya, warna putih satu kepel dan kuning satu kepel menjadi satu wadah

dengan perlengkapannya sama. Segehan ini menimbulkan kekuatan Bhuta

Nareswari, yang dapat mempengaruhi jiwa manusia sehingga manusia

memiliki perilaku malas dan pemboros. Maka dengan demikian harus

dinetlarisir dengan pembuatan segehan tersebut.

2. Segehan Sasah.

Segahan ini juga dibuat dari nasi putih tetapi bedanya nasinya tidak

dikepel, melainkan ditaruh terurai alasnya sebuah tangkih atau daun, berisi

porosan, bunga dan kacang saur, bukan bawang jahe. Segehan ini mengandung

makna dan simbol sebagai kekuatan durga karena dilihat dari bentuk rambut

terurai kedepan muka (seperti orang yang akan ngelekas menjadi leak) dan bentuk

rambut yang demikian disebut sikap memurti atau durga sedang mengeluarkan

kesaktian untuk mencari sasaran dengan menyakiti. Sedangkan saur merupakan

Page 75: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

64

simbol pengeruat (penyupatan) karena kata saur dapat diartikan kedamaian.

Kacang mengandung simbol menyatu atau tidak menyakiti (bermusuhan) karena

dilihat dari bentuknya bulat.

Durga adalah suatu kekuatan yang mengakibatkan penderitaan sakit dan

kematian (bersifat pralina), oleh karena itu perlu membuat Segehan sasah sebagai

sarana penetralisir kekuatan durga agar menjadi kekuatan Durga Hita atau Durga

yang mensejahterakan alam semesta dan kehidupan manusia.

3. Segahan Agung.

Segehan ini dibuat serdemikian rupa dengan tatanan sebagai berikut:

Sebuah alas (tempeh) berisi beras, diatas beras pada bagian tengah tempeh

dipasangkan tri kona besar sebagai alas sebuah kelapa yang telah terkupas

kulitnya. Disamping tri kona disusun sebuah : telur, kemiri, pangi, gegantusan,

pepeselan, semuanya diatas alas dengan kojong. Diluarnya disusun dengan nasi

putih berisi kacang saur dengan alas tangkih sejumlah sebelas tanding dengan

penataan secara melingkar dalam perhitungan arah mata angin yaitu : arah timur,

arah tenggara, arah selatan, arah barat daya, arah barat, arah barat laut, arah utara,

arah timur laut, dan ditengah dipasangkan tiga buah Segehan tadi sehingga

semuanya berjumlah menjadi sebelas tanding dxan di atasnya diisi canang sari.

Pada waktu menghaturkan Segehan ini disertai dengan pemotongan ayam kecil.

Pemotongan ayam ini dilakukan sambil mencipratkan darahnya karena darah

menjadi simbol “kala”. Darah merupakan simbol penetralisir kekuatan kala, agar

menjadi kala hita.

- Tempeh sebagai simbol alam semesta.

Page 76: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

65

- Beras sebagai simbol udara (amerta).

- Tri kona sebagai simbol kekuatan Tri Guna.

- Kelapa sebagai simbol matahari / sumber panas.

- Telur sebagai simbol bulan.

- Tingkih sebagai simbol bintang.

- Pangi sebagai simbol Samudra / Danau.

- Gegantusan sebagai simbol roh-roh (jiwatma).

- Pepesalan sebagai simbol hutan.

- Canang Sari sebagai simbol kekuatan Sang Hyang Panca Dewata.

- Brem sebagai simbol Sang Hyang Prakerti.

- Arak sebagai simbol Sang Hyang Purusa.

4. Segehan Saiban.

Segahan ini dibuat dengan alas tangkih berisi nasi, sayur, ikan, atau daging

dan garam atau ap saja yang dimasak itulah dipakai bahannya. Sehubungan

dengan segahan saiban ini, bagi yang telah selesai memasak, dan kalau mau

makan terlebih dahulu sebelum menghaturkan sesajen maka sisihkanlah dulu

sedikit nasi dan lauk pauknya agar jangan menghaturkan sesajen bekas atau sisa

makanan yang sudah dimakan.

Isi Segehan Saiban mengandung makna dan simbol antara lain :

a. Nasi adalah sebagai simbol amertha (dharma), memiliki sifst Sattwam.

b. Sayur sebagai simbol sarwa mentik, memiliki sifat tamas.

c. Ikan/ Daging sebagai simbol sarwa perani, memiliki sifat Rajas. d.

Garam sebagai simnol kekuatan pengelebur/penertralisir.

Page 77: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

66

Dari simbol-simbol diatas maka Segehan Saiban memiliki makna sebagai

sarana pengeruat atau penyupatan terhadap makhluk-makhluk diluar manusia

karena makhluk tersebut adalah dikatakan makhluk papa. Hanya manusialah yang

diharapkan melakukan penyupatan agar nantinya kalau reinkarnasi supaya

menjadi manusia. Di samping itu memiliki nilai tinggi terhadap karmanya

manusia karena ia menyadaribahwa segalanya yang dia makan adalah berkat

ciptaan Sang Hyang Widhi, maka dari itu segala yang dimakan dihaturkan terlebih

dahulu kehadapanNya agar tidak menjadi seorang pencuri yang mencuri miliknya

karena mencuri itu adalh perbuatan dosa.

Dari sudut pandang yang lain makna dari segehan saiban ini adalah

sebagai sarana peleburan dosa manusia akibat dari perbuatan himsa karma baik

secara sadar maupun tidak sadar.

Perbuatan himsa karma ini adalah perbuatan dosa, oleh karena itulah

perlunya melaksanakan korban suci berupa Segehan Saiban sebagai sarana

melaksanakan kebajikan yang mengandung nilai penebusan dosa.

5. Segahan Wong-wongan.

Segehan ini biasanya dibuat bentuk (pawongan) sesuai dengan kebutuhan

dan mengandung makna sebagai niyasa (simbol) menurut fungsinya sebagai

penetralisir kekuatan Bhuta Bucari, Durga Bucari, Kala Bucari untuk menjadi

Bhuta Hita, Durga Hita dan Kala Hita.

Contoh:

a. Segehan berupa/menyerupai bentuk Rangda adalah sebagai sarana

penetralisir kekuatan Durga Bucari.

Page 78: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

67

b. Segehan berupa/menyerupai bentuk Naga adalah untuk menetralisir

kekuatan berupa Bhuta Bucari.

c. Segehan berupa/menyerupai bentuk Manusia (Wong) adalah sarana

penetralisir kekuatan Kala Bucari.

Semua bentuk diatas hanya dipergunakan pada saat-saat tertentu sesuai

dengan kebijakan umat Hindu.21

E. Analisa Kritis

Tujuan Yadnya (upacara pengorbanan) adalah untuk memperhalus jiwa

manusia, hanya manusia yang bisa memperbaiki dirinya sendiri, apakah

martabatnya akan menjadi lebih rendah atau lebih tinggi. Jika jiwanya serta

pikirannya kotor maka dia akan dikendalikan oleh badan jasmani, sebaliknya

jiwanya halus maka jasad atau raganya dikendalikan oleh jiwanya. Yadnya yang

dilakukan dengan tulus ikhlas, hati yang suci, pikiran yang hening, akan

membangkitkan unit-unit kesadaran. Unit kesadaran inilah nantinya yang akan

mengendalikan jiwa dan raga manusia menuju pada Kesadaran Kosmis (Tuhan).22

Umat Hindu mengenal adanya Panca Yadnya, yaitu Dewa Yadnya, Pitra

Yadnya, Rsi Yadnya, Manusa Yadnya dan Bhuta Yadnya. Upacara Yadnya Sesa

yang dipersembahkan kepada Sarwa Prani (Panca Maha Bhuta) dapat digolongkan

sebagai Bhuta Yadnya yang digunakan untuk menyeimbangkan kekuatan Bhuta

Kala. Meskipun kelima yadnya (Panca Yadnya) yang ada mempunyai fungsinya

sendiri-sendiri, perlu juga diketahui bahwa yadnya manapun yang dilakukan oleh

21 I. B. Putu Sudarsana, Ajaran Agama Hindu: Makna Upacara Bhuta Yadnya,

(Denpasar: Dharma Acarya, 2001), hlm. 75-88. 22

Niken Tambang R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, (Surabaya:

Paramita, 2005), hlm. 18.

Page 79: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

68

umat manusia, semua itu akan mengarah kepada-Nya. Sebab, semua yang ada di

alam semesta adalah manifestasi dari Yang Tunggal. Hal mengenai keberadaan

Ida Sang Hyang Widhi adalah tak terbatas. Namun karena keterbatasan manusia,

maka umat manusia menggambarkan sesuai dengan kemampuannya. Tuhan

adalah sangat abstrak, tidak dapat dilukiskan, tidak dapat diberikan batasan, tidak

dapat diterka-terka, manusia bisa diidentifikasikan sedangkan Tuhan tidak. Untuk

kepentingan pendidikan dan pemujaan, maka umat Hindu mendefinisikan sifat-

sifat Tuhan dalam bentuk Yadnya upacara dan upakara. Walaupun demikian,

makna dari Yadnya Sesa tersebut intinya adalah untuk mencari kebahagiaan yang

abadi, tujuan hidup tertinggi dari setiap umat Hindu, yakni bersatunya Sang Diri

dengan Diri Tertinggi, Atman dan Brahman, atau yang biasa disebut moksa.

Melalui pelaksanaannya, Yadnya Sesa diadakan sebagai sarana bhakti (sadhana)

yang mengajarkan atau mendidik agar membiasakan setiap orang untuk

mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan diri sendiri, untuk

membangun karakter saling menghargai sesama, serta untuk menumbuhkan

perasaan toleransi terhadap alam dan makhluk di sekitarnya. Dari toleransi ini

diharapkan seseorang terus menanjak, dari apara bhakti ke tingkat para bhakti,

menuju tahap mencintai alam semesta dengan semangat berkorban sebagai wujud

cintanya kepada Yang Menciptakan alam semesta tersebut yang kemudian akan

menciptakan keserasian dan keseimbangan siklus kehidupan.23

Yadnya sesa timbul

dari adanya filsafat hutang (Rna). Filsafat hutang ini menerangkan bahwa manusia

mempunyai hutang kepada : Dewa Rna : adalah hutang hidup kepada Ida Hyang

23 Niken Tambang R., Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani, (Surabaya:

Paramita, 2005), hlm 14. lihat juga A. A. Raka Mas, Moksa, Universalitas dan Pluralitas

Bhagawadgita: Sebuah Studi dan Analisis, (Surabaya: Paramita, 2007), hlm 43.

Page 80: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

69

Widhi. Rsi Rna : adalah hutang suci kepada Rsi. Pitra Rna : adalah hutang jasa

kepada para Leluhur.

Selain itu, pada dasarnya semua ritual pengorbanan dalam perspektif

agama-agama adalah sama-sama berusaha untuk mengadakan hubungan dengan

Yang Maha Tinggi, yakni Tuhan. Karena Tuhan terasa begitu jauh dari jangkauan,

maka melalui bentuk-bentuk pengorbanan itulah manusia bermaksud

menghadirkan Tuhan dan berhubungan dengan-Nya dalam bentuk yang lebih

nyata. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengingatkan diri manusia itu sendiri

sebagai pelaksana korban, bahwa apa pun yang mereka nikmati dari alam

sekitarnya adalah milik Tuhan. Dari adanya bentuk pengorbanan sebagai ritual

atau ibadah tersebut, umat beragama melatih diri secara bertahap untuk sampai ke

tujuan akhir rohaniah yang mereka yakini. Maka dalam hal ini ritual pengorbanan

tersebut hadir sebagai sarana berhubungan dengan Tuhan. Adapun tingkatan

ibadah/ritual pengorbanan seseorang dapat dibagi sebagai berikut:

1. Pertumbuhan Kesadaran dan Rasa Syukur

Setiap ritual pengorbanan datang dari perintah Tuhan dalam kitab suci.

Dari perintah tersebut, manusia diangkat sebagai makhluk bermartabat tertinggi

jika dibandingkan dengan makhluk lain karena ia berpikir. Dengan kelebihannya

tersebut, manusia diperintahkan untuk memikirkan betapa banyak nikmat Tuhan

yang telah diberikan kepada-Nya. Setelah adanya kegiatan berpikir, manusia pun

tercetus untuk melihat ke dalam dan ke luar dirinya. Dari hasil perenungannya,

manusia beranjak ke kesadaran tahap awal di mana ia bersyukur dan menyikapi

Page 81: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

70

nikmat dari Tuhan dengan mematuhi perintah-Nya, dalam hal ini ia tergerak untuk

melakukan bentuk pengorbanan sebagai ritual atau ibadah.

2. Permohonan Sederhana

Dalam setiap bentuk ritual kerap diiringi doa, baik yang diucapkan dengan

kata-kata, pernyataan sikap atau sekedar simbol. Doa ini adalah curahan hati dari

yang melaksanakan pengorbanan. Permohonan sederhana adalah permohonan

yang masih mementingkan keinginan-keinginan duniawi. Umumnya, permohonan

seperti ini datang dari pelaksana korban yang takut pada kemurkaan Tuhan atau

sekedar menginginkan harta, kedudukan, dan kesenangan yang bersifat sementara

atau fana. Perilaku moral yang ada pada tahapan ini tidak lain melaksanakan

pengorbanan hanya karena khawatir atau takut jika sampai keinginannya tidak

terpenuhi. Jadi dapat dikatakan tingkat keyakinan/iman pada tahapan ini masih

tergolong rendah. Ia beriman pada kemahakuasaan Tuhan tetapi masih lebih

cenderung kepada keinginan-keinginannya. Karena kemelekatannya dengan apa

yang diinginkan, pada tahapan ini seseorang masih cenderung pada keinginan

berbuat dosa. Pada tingkat ini umat Hindu menyebutnya dengan istilah Apara

bhakti.

3. Permohonan Bijaksana

Pada tahapan ini, tingkat keimanan seseorang sudah meningkat. Ia tidak

lagi melihat pada kesenangan duniawi melainkan menanjak kepada permohonan

ukhrawi, yakni kesenangan yang bersifat abadi, atau yang lebih sering disebut

surga. Perilaku moral yang ada pada tahapan ini bertolak dari menjaga diri dengan

berhati-hati atas perintah dan larangan Tuhan. Pada tahapan ini, seseorang rela

Page 82: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

71

kehilangan apapun karena ia berharap dan meyakini bahwa ia akan mendapatkan

apa yang Tuhan janjikan kepadanya berupa kenikmatan abadi atau keselamatan

akhirat.

4. Mencintai Tuhan

Pada tahapan ini tiada lagi kesenangan yang dipikirkan seseorang untuk

dirinya sendiri melainkan hanya untuk Tuhannya. Bahkan surga pun bukan yang

menjadi keinginan terakhirnya. Satu-satunya yang diharapkan adalah bertemu

dengan Tuhan. Dari kerinduan bertemu itulah, ia rela mengorbankan apa saja yang

ada pada dirinya baik yang bersifat materi atau immateri. Jiwa dan raga tercurah

hanya untuk Tuhannya. Tiada yang lebih membahagiakannya selain berkorban

untuk Tuhan yang ia cintai melebihi dirinya dan melebihi alam semesta ciptaan-

Nya. Jika ia berbuat sesungguhnya perbuatannya itu hanya berharap kepada ridha

Tuhannya. Ia tidak lagi menginginkan dan berharap apapun selain-Nya. Pada

tahapan ini, seseorang tidak merasa kehilangan apapun jua karena ia menyadari

bahwa dirinya dan seluruh yang ada seutuhnya berasal dari Tuhan, hanya milik

Tuhan. Sehingga apapun yang ia lakukan hanya untuk Tuhan dan dilakukan di

jalan yang diridhai Tuhannya. Bercinta dengan Tuhan menjadi kebahagiaan

tertinggi; dikenal juga dengan tingkat Para bhakti. Dengan menyadari bahwa

Tuhan adalah Yang Maha Penyayang, maka manusia akan berusaha meneladani

bagaimana Tuhan membagi kasih sayangnya terhadap alam semesta sehingga dari

Page 83: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

72

latihan pengorbanan secara bertahap manusia akan menyayangi semua ciptaan-

Nya.24

Demikianlah Yadnya Sesa hadir sebagai sarana yang memberikan manfaat

pendidikan moral dan spiritual.25

Di dalam kitab Acara Agama Hindu tulisan

Gede Pudja disebutkan:

Pada umumnya di dalam melaksanakan upacara di dalamnya merupakan

perpaduan yang sangat harmonis dari berbagai alat-alat upacara, di antaranya

sebagai unsur yang bersifat kompleks, karena hakekatnya telah terpendam di

dalam keyakinan, perasaan, pandangan hidup umat Hindu yang sangat bersifat

pribadi. Juga di dalamnya menyangkut gejolak alam yang serba fenomena serta

mempunyai pengalaman empirisis dari pihak umatnya. Oleh karena itu semua

yang ada di dalamnya sebenarnya tergantung dari tingkat perkembangan

kebijakan dari pola pemikiran para umatnya, yaitu tercermin dari alam pikiran

serta budhi di dalam menghayati berbagai macam benda-benda duniawi yang

digunakan sebagai sarananya, dan juga di dalamnya tergantung dari berbagai

macam pengertian yang mendalam mulai dari bahasa, warna, benda, gambar, arca,

serta diagram tertentu yang akan digunakan.26

Semua sarana yang dimanfaatkan oleh umat Hindu mengandung suatu

rahasia seni yang mengandung kekuatan batin yang mendalam. Itulah sebabnya

hal-hal yang berkaitan dengan upacara dan persembahan sering disalahtafsirkan

24 Cudamani, Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Yayasan Wisma

Karma, 1987), hlm.37-49. Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28

Maret 2007. 25 R. B. Pandey, Hindu Samskara: Melaksanakan Yadnya Ditinjau dari Segi Moralnya,

(Surabaya: Mayasari, 1985), hlm. 11. 26 G. Pudja, Acara Agama Hindu, (Surabaya: Paramita, 1985), hlm. 45.

Page 84: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

73

bagi orang yang tidak memahami maknanya. Pemahaman seseorang sering

diartikan mengandung mistik yang sifatnya mempunyai muatan negatif, padahal

belum tentu demikian. Setiap hal tergantung dari sudut mana seseorang

memandangnya. Contoh: sudut pandang seseorang dalam melihat matahari.

Matahari bersinar terang menyilaukan mata. Jika seseorang memandang matahari

tersebut melalui kacamata hitam (sunglasses), tentu sinar matahari tersebut

tampak gelap. Tetapi bukan berarti matahari yang sesungguhnya berwarna

demikian. Dalam ajaran Hindu mengenai Raja Yoga juga ditemukan bahwa arti

kata mistik itu sebenarnya adalah suatu ajaran untuk memahami rahasia alam yang

penuh dengan kegaiban, penuh dengan rahasia. Dengan mendalami rahasia Tuhan

yang serba misteri atau gaib itu, barulah seseorang menjadi yakin terhadap Tuhan

itu sendiri. Tanpa mengetahui rahasia kekuatan itu, sangat dikhawatirkan

seseorang akan menjadi verbalisme atau menjadi seorang penghayat Tuhan yang

hanya baru sampai pada tingkatan slogan-slogan saja.27

Pada dasarnya tiada hambatan yang berarti dalam pelaksanaan Yadnya

Sesa sehingga dengan melihat menfaat pendidikan moral spiritualnya, Yadnya

Sesa masih relevan dengan perkembangan zaman untuk dijadikan sarana

pendidikan umat Hindu. Adapun mengenai beraneka ragam tata cara

pelaksanaannya tergantung dari bagaimana umat Hindu memaknai Yadnya Sesa

tersebut dan bergantung dari segi pengetahuan mereka terhadap ajaran-ajaran

agama serta tingkat kesadaran beragama masing-masing individu.28

Yadnya sesa

pada dasarnya merupakan perwujudan dari Bhuta yadnya, artinya pengorbanan

27 G. Pudja, Acara Agama Hindu, (Surabaya: Paramita, 1985), hlm. 46-47. 28 Wawancara pribadi dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007.

Page 85: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

74

dalam yadnya sesa ini ditujikkan kepada Bhuta (yang termasuk jenis bhuta ialah

Genderuwo dan makhluk-makhluk halus lainnya). Hal inilah yang mem bedakan

pemgorbanan dalam Hindu dengan perspektif pengorbanan dalan Islam. Karena

meskipun umat Hindu mengatakan ritual pengorbanannya ditujukkan kepada satu

Tuhan, tetapi harus difahami juga Tuhan dalam perspektif Hindu diarahkan di

arahkan pada simbol-simbol yang bisa diterima oleh indra-indra. Mengapa

demikian? Karena kehidupan Hindu terkait denga alam sekitarnya sehingga Tuhan

diwujudkan dalam simbol-simbol berupa api, air, arca, upacara dan lain-lain.

Sehingga tidak heran umayt Hindu dikenal sebagai agama Polyteisma atau non

Monoteisme sementara dalam perspektif Islam setiap amal perbuatan ditujukkan

kepada satu Tuhan (Monoteisme/Tauhid). Inilah yang membedakan antara agama

Hindu dan Islam.

Page 86: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Upacara Yadnya Sesa yang di dalam agama Hindu adalah upacara

simbolik yang tak mendatangkan hasil apa-apa kalau tidak direalisasikan dengan

etika sehari-hari dan tanpa dikerjakan dengan penuh hikmat dan makna. Dan

kalaulah umat Hindu mengerjakan apa yang diharapkan dari ajaran agamanya

pastilah mereka akan selalu hidup dalam kedamaian, ketentraman kebahagiaan

dan ketenangan jiwa. Maka dari itu untuk mempertegas pemahaman mengenai

makna Yadnya Sesa, disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Bahwa salah satu cara untuk dapat memaknai ajaran agama Hindu adalah

dengan pengorbanan (Yadnya), yaitu pengorbanan yang harus

dilaksanakan dengan sangat tulus, dan pengorbanan yang dimaksudkan di

sini adalah mengorbankan sesuatu yang paling berharga yang dimiliki

seseorang. Di dalam kitab Veda disebutkan pemberian yang sangat tulus

adalah salah satu wujud pelaksanaan dharma. Maka barang siapa yang

melaksanakan kewajiban hidup berlandaskan dharma, maka dharma itu

akan berbalik menjadi suatu kekuatan subha karma (kebajikan) yang akan

melindungi dan dalam upacara Yadnya Sesa-lah semua itu dapat

terealisasi. Upacara Yadnya Sesa adalah salah satu bentuk Bhuta Yadnya

dan manifestasi dari Panca Yadnya yang dilakukan setiap hari (nitya

karma) yaitu sehabis memasak di dapur umat Hindu memberikan atau

Page 87: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

76

menghaturkan makanan persembahan (banten) sebagai sebuah perwujudan

kasih sayang terhadap semua atau sesama makhluk di alam semesta

(sarwa prani) dan manifestasi sadhana (bhakti yang terus menerus)

kepada Sang Hyang Widhi Wasa menyikapi rasa syukur atas nikmat dan

kemurahan rezeki yang diberikan-Nya setiap hari. Terdapat beraneka tata

cara pelaksanaan Yadnya Sesa tergantung dari tingkat kesadaran beragama

dan tingkat pengetahuan umat Hindu terhadap Yadnya Sesa itu sendiri.

Makna yang umum diterima mengenai Yadnya Sesa ialah hadirnya

Yadnya Sesa sebagai sadhana spiritual, sebagai sarana penyupatan,

sebagai sarana peleburan dosa, dan sebagai sarana untuk mencapai

kebahagiaan di dunia dan mencapai moksa.

2. Yadnya Sesa yang banyak mengandung makna bagi kehidupan umat

Hindu diyakini dapat membimbing umat kepada tumbuhnya jiwa sosial,

harmonis dan toleran dalam hidup berdampingan dengan sesama makhluk

serta menanamkan rasa kasih sayang dan rasa terima kasih atas anugerah

Tuhan, menjadikan upacara Yadnya Sesa ini selalu dilaksanakan dari satu

generasi ke generasi selanjutnya sebagai sarana pendidikan moral spiritual.

Sehingga apa yang diharapkan dari umat tua Hindu terhadap umat muda

Hindu, yakni secara bertahap menghilangkan keterikatan terhadap duniawi

dan dapat menumbuhkan serta memperkuat bhakti dan keimanan

(sraddha) kepada Sang Hyang Widhi Wasa, dapat diraih dengan

melaksanakan Yadnya Sesa sehari-hari, Terlebih lagi dengan

melaksanakan Yadnya Sesa, seseorang belajar mengikis ego dan

Page 88: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

77

menyelaraskan antara pikiran, ucapan dan perbuatannya sesuai dengan

ajaran Tri Kaya Parisudha.

3. Yadnya Sesa yang telah mendarah daging dalam diri setiap umat Hindu

tidaklah memberi hambatan yang berarti untuk dilakukan setiap harinya

meski dikaitkan dengan perkembangan zaman karena pada hakikatnya

Yadnya Sesa hanya mampu dijelaskan dengan bahasa hati dan hanya dapat

dipahami oleh orang yang melaksanakannya.

B. Saran-Saran

Setelah melakukan penelitian terhadap Yadnya Sesa, penulis mengajak

berbagai pihak untuk melakukan hal-hal berikut:

1. Kepada berbagai pihak, penulis mengharapkan penelitian bertema Yadnya

Sesa tidak berhenti sampai di sini melainkan terus berlanjut untuk

menyempurnakannya;

2. Mempelajari agama lain bukan berarti berpindah agama dan melupakan

agama yang dianut. Oleh karena itu, hendaknya keingintahuan yang besar

pada diri setiap peneliti yang mempelajari agama lain dapat

memotivasinya untuk memperluas kajian dan pemahamannnya terhadap

agamanya sendiri serta meningkatkan kualitas keimannya kepada Allah

swt. Dengan demikian, potensi yang ada pada dirinya sebagai umat

beragama dapat terealisasi dan dimaksimalkan dengan layak.

3. Penelitian terhadap agama lain hendaknya menjadi perekat antara umat

agama yang satu dengan umat agama yang lainnya.

Page 89: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

78

4. Jika setiap umat beragama memelihara dirinya untuk senantiasa berdamai

dengan aturan-aturan Tuhan, tentu hakikat kebenaran tidak akan menemui

perbedaan dan jurang yang memancing perselisihan. Oleh karena itu,

hendaklah sebagai umat yang beragama yang hidup berdampingan dengan

umat beragama lainnya dapat menjaga kerukunan hidup beragama, agar

dapat tercipta jiwa-jiwa yang toleran dan harmonis.

79

Page 90: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

DAFTAR PUSTAKA

Cudamani. Pengantar Agama Hindu untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Yayasan

Wisma Karma, 1987.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Depag RI, 2002.

Departemen Agama RI, Buletin Dakwah Islam Sabilul Mukminin “Tuntunan

Rasulullah saw. Ketika Ber-qurban”, (Jakarta: Depag RI, 2007), No. 44, 14-10

Desember 2007,

Djam’annuri, ed., “Agama Hindu” dalam Agama-agama di Dunia. Yogyakarta:

IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988.

Kadjeng, I Nyoman Sarasamuccaya. Denpasar: Dharma Nusantara, 1998.

Mas, A. A. G. Raka. Membangun Masyarakat Berkualitas Melalui Kepedulian pada

Tata Susila dan Budhi Pekerti Hindu. Surabaya: Paramita, 2003.

Mas, A. A. G. Raka. Menjadi Orang Tua Mulia dan Berguna. Surabaya: Paramita,

2002.

Mas, A. A. G. Raka. Tuntunan Susila untuk Meraih Hidup Bahagia. Surabaya:

Paramita, 2002.

Mas, A. A. Gede Raka. Moksa, Universalitas dan Pluralitas Bhagawadgita: Sebuah

Studi dan Analisis. Surabaya: Paramita, 2007.

Maswinara, I Wayan. Konsep Panca Sraddha. Surabaya: Paramita, 1996.

Observasi ke rumah masyarakat Hindu Cinere, Depok tanggal 22 dan 23 Mei 2007.

Page 91: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

80

Pandey, R. B. Hindu Samskara: Melaksanakan Yadnya Ditinjau dari Segi Moralnya.

Surabaya: Mayasari, 1985.

Pedanda, Ida. Lontar Tutur Andhabhuwana. Denpasar: Puja Pepada, 1967.

Pudja, G. Acara Agama Hindu. Surabaya: Paramita, 1985.

Pudja, G. dan Sudharta, Tjokorda Rai. Manawa Dharma Sastra. Jakarta: Nitra

Kencana Buana, 2003.

Pudja, G. Pengantar Agama Hindu II. Surabaya: Paramita, 1976. Wawancara pribadi

dengan Bapak A. A. Gede Raka Mas, tanggal 28 Maret 2007.

Putra, I. G. Agung. Wraspati Tattwa. Surabaya: Paramita, 1988.

Putra, I.G.A. Mas Mt. Panca Yadnya. Jakarta: Yayasan Dharma Sarathi, 1988.

Raras, Niken Tambang. Yajna Sesa: Persembahan kepada Sarwa Prani. Surabaya:

Paramita, 2005.

Redaksi Pustaka Manikgeni, Doa Metirtha, Mesekar dan Mebija. Edisi revisi.

Denpasar: Pustaka Manikgeni, tt.

Sudarsana, I. B. Putu. Ajaran Agama Hindu: Makna Upacara Bhuta Yadnya.

Denpasar: Yayasan Dharma Acarya, 2001.

Sudarsana, I. B. Putu. Tutur Kandapat. Denpasar: Kencana, 1987.

Surayin, Ida Ayu Putu. Melangkah ke Arah Persiapan Upacara-upacara Yajna: Seri

I Upakara Yajna. Surabaya: Paramita, 2002.

Titib, I Made. Veda, Sabda Suci, Pedoman Praktis Kehidupan. Surabaya: Paramita,

2006.

Page 92: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

81

Wach, Joachim. Ilmu Perbandingan Agama, terj. Djam’annuri. Jakarta: Raja

Grafindo Press, 1994.

Yunus, Mahmud H. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung, 1989.

Page 93: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

HASIL WAWANCARA

Nara sumber : Drs. A.A. Gede Raka Mas

Jabatan : Pembina sekaligus Dosen STAH (Sekolah Tinggi

Agama Hindu) Dharma Nusantara

Tempat : Tempat kediaman A.A Gede Raka Mas

Tanggal : Cinere, 10 Agustus 2007

P. : Apa yang dimaksud dengan Yadnya Sesa?

J. : Yang dimaksud Yadnya Sesa adalah semua makanan yang diperoleh

setelah terlebih dahulu sebagian di sajikan kepada yang patut diberi

sesajian dalam hal ini kepada para dewa. orang yang menyantap

makanan sisa dari yang telah disajikan itu diharap bebas dari dosa dan

kesalahan hal ini dapat dilakukan misalnya dengan melakukan ngejot

dalam bahasa Bali artinya adalah Yadnya Sesa. Juga artinya dapat

dikatakan di dalam bahasa agama dia melakukan Tarpana Yadnya.

Seorang kepala rumah tangga begitu selesai menanak maka orang itu

dianggap tidak dosa atau dipersilahkan karena berbuat dosa, maka itu

orang yang menanak nasi untuk dirinya sendiri tanpa melakukan

ngejot yadnya sesa itulah yang bersalah. Jadi kesimpulan bagi umat

Hindu siapa dia dimanapun dia begitu keluarga itu habis memasak dia

menghaturkan Yadnya Sesa maka dia menghaturkan yang namanya

Yadnya Sesa atau Ngejot.

Page 94: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

P. : Apa fungsi dan tujuan dari pada Yadnya Sesa?

J. : Tujuanya adalah latihan spiritual tahap petama menuju Sadhana atau

bakti kepada Tuhan Sang Hyang Widi Wasa. Tujuan berikutnya adalah

untuk mencapai moksa. Jadi ini merupakan salah satu yadnya,

memang sulit diterjemahkan secara logika dengan kata-kata sebab ia

upacara yadnya kaitannya dengan perasaan. Orang yang melaksanakan

yadnya dengan tulus ikhlas terbetik perasaan bahagia di hatinya,

meskipun ia belum mengerti hakekat makna yadnya tersebut.

Kebahagiaan pada waktu mempersembahkan yadnya adalah tujuan

utama para bakti atau margi itu. Jadi kesimpulan adalah hakekat

yadnya itu hanya bisa diungkapkan dan diterjemahkan dengan bahasa

hati.

P. : Bagaimana cara pelaksanaannya dan dimana pula tempat

pelaksanaannya?

J. : Ketika seorang ibu atau kepala rumah tangga maka untuk membuat

Yadnya Sesa dipersiapkanlah, sangat sederhana sekali dengan

mengambil daun pisang atau pada zaman modern ini sangat sulit

mendapatkan daun pisang maka diambil kertas yang bersih atau kertas

yang untuk nasi bungkus, kemudian kertas itu dipotong-potong dibagi

menjadi misalnya tergantung pada rumah tangga orang itu kalau rumah

tangganya besar jadi bangunannya luas dan sebagainya maka mereka

akan membuat Yadnya Sesa itu bisa lima belas, bisa dua puluh bahkan

Page 95: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

mungkin lima puluh. Saya pernah dengar ada di Bali itu rumah

tangganya luas sekali maka ada sampai Yadnya Sesanya itu seratus

lima puluh. Jadi kertas atau daun dipotong kecil-kecil katakanlah

ukuran 4 x 4 cm lalu daun atau kertas itu diisi makanan yang di masak

ibu rumah tangga itu, unsur yang pertama adalah nasi, jadi diisi nasi

sedikit ukuran sedikit minimal 2 cm ditaruh di situ kemudian diisi

garam, diisi lauk-pauk yang dimasak oleh ibu, pokoknya semua

sedikit-sedikit itu hanya simbol saja. Ini sudah merupakan namanya

Yadnya Sesa. Tapi yang jelas jangan dilupakan kalau pada waktu

membuat itu dasarnya adalah tulus ikhlas dan kebahagiaan, tidak ada

paksaan dan sebagainya semua ini dasarnya adalah kesadaran baik

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah diisi lalu Yadnya Sesa ini

ditaruh atau ditempatkan pada tempat-tempat yang menurut umat

Hindu itu adalah merupakan komponen-komponen yang sangat

penting di dalam rumah tangga itu. Contohnya ditempatkan pertama

karena dia masak di dapur maka pasti di dekat kompor. Yang kedua di

tempat beras yang sekarang pada zaman modern disebut sebagai

kosmos, sesudah itu di tempat air, sesudah itu di tempat-tempat yang

penting-penting lagi misalnya di sumur atau di pompa air kemudian di

tempat persembahyangan bagi umat Hindu bagi yang mempunyai

tempat persembahyangan. Kemudian di tempat cucian kemudian pada

waktu orang masuk ke rumah itu maka ditaruh di depan rumah itu.

Kemudian di tempat-tempat lain bahkan mungkin kurang penting tapi

Page 96: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

bagi umat Hindu itu penting, misalnya di got. Jadi kesimpulannya

bahwa banyak sedikitnya Yadnya Sesa yang dibuat itu adalah

tergantung pada luas tidaknya rumah itu karena itu menyangkut

tempat-tempat yang dianggap penting atau perlu dibuat Yadnya Sesa.

Jadi dasar pemikiran atau alasan karena tempat-tempat itu mempunyai

peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat Hindu yang ada di

rumah tangga itu. Jadi kesimpulannya adalah umat Hindu itu tidak

melupakan tempat-tempat yang penting itu, itu secara filosofis. Jadi

kegunaan atau manfaat praktis dengan melaksanakan Yadnya Yesa di

tempat-tempat yang penting itu kita tahu bahwa pekarangan kita itu

apakah sudah bersih, di tempat cucian itu apakah tidak licin, di tempat

comberan itu apakah tidak terjadi kemampetan air, di tempat beras itu,

apakah berasnya masih ada apa tidak, di tempat air apakah airnya

masih bersih apa kotor. Jadi sebetulnya kegunaan praktis itu

bermanfaat bagi kehidupan manusia yang ada didalam rumah tangga

itu dengan adanya Yadnya Sesa itu ada dua tahap yang dicapai pertama

tahap filosofis yaitu kepadaTuhan dan yang kedua kepada lingkungan.

Lingkungan ini sangat luas sekali karena Yadnya Sesa dapat

dimanfaatkan begitu ditaruh Yadnya Sesa itu maka kemungkinan

burung yang akan makan atau semut atau ayam atau apa saja, dengan

demikian maka sebetulnya filosofis dari Yadnya Sesa ini kaitannya

juga lekat dengan namanya Tri Hitakarana ialah manusia tidak bisa

Page 97: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

lepas mengadakan hubungan harmonis dengan tuhan, manusia dan

lingkungan atau makhluk-makhluk yang menjadi ciptaan Tuhan.

P. : Apa yang dimaksud dengan Catur Asrama?

J. : Catur Asrama adalah salah satu konsep hidup umat Hindu. Catur

berarti empat dan Asrama artinya usaha orang. Jadi secara sistematik

kalau kita cari artinya atau maknanya Catur Asrama artinya 4 tahapan

hidup manusia yaitu Brahmacaria Asrama, Grhasta Asrama,

Wanaprasta asrama,dan Snyasa Asrama. Pengertiannya adalah sebagai

berikut Brahmacaria Asrama pada tingkat ini yang menjadi prioritas

utama adalah dharma walaupun demikian masalah artha, kama dan

moksa tetap menjadi tujuan hidup. Dharma sebagai prioritas utama

karena adanya keterbatasan manusia itu. Yang dimaksud Grhasta

Asrama adalah masa hidup berumah tangga. Dalam tahapan hidup ini

yang menjadi prioritas utama adalah artha dan kama. Karena tanpa

artha dan kama maka rumah tangga akan tidak mungkin tercapai jika

prioritas artha dan kama tidak mendapat perhatian yang sebaik-

baiknya. jadi pada kesempatan inilah yang namanya anggota rumah

tangga yang sudah berkeluarga itu hrs melengkapi dirinya dengan artha

dan kama. Artha artinya mencari kekayaan atau kebendaan dan kama

artinya memenuhi segala kesenangan, kebahagiaan atau yang namanya

hawa nafsu dan sebagainya, sedangkan yang ketiga disebut

Wanaprasta adalah tingkatan hidup melepaskan diri dari kehidupan

Page 98: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

keduniawian. Orang yang sudah siap melepaskan kehidupan

keduniawian maka dia pergi ke hutan maka itu disebut Wanaprasta.

Dalam kehidupan sekarang pengertiannya tidak harus pergi ke hutan

tetapi dia berdikit-dikit melepaskan keduniawiannya. Di dalam kedua

tingkatan hidup ini terutama yang Snyasa yang sudah merupakan

tingkatan yang terakhir prioritas utama adalah mencapai moksa yaitu

bersatunya atma dengan Brahman artinya manusia mempunyai tujuan

yang tertinggi didalam kehidupan yaitu adalah untuk mencapai

kehidupan yang kekal abadi di akhirat.

P. : Kenapa Yadnya Sesa berhubungan dengan Catur Asrama?

J. : Jelas sekali Yadnya Sesa ada hubungannya dengan Catur Asrama

karena salah satu Catur Asrama itu yang pertama Brahmacaria Asrama

di sana mementingkan Dharma jadi kehidupan manusia tidak bisa

dilepaskan oleh adanya kehidupan Dharma jadi kerohanian . Yang

kedua adalah Gryhasta asrama adalah hidup berkeluarga jadi didalam

berkeluarga walaupun manusia itu diperkenankan untuk menjadi kaya,

untuk menjadi senang dan sebagainya tetapi tidak boleh melepaskan

diri dari dasar Dharma, jadi dasar kerohanian yang sangat tinggi

nilainya yaitu secara filosofis tidak melupakan ajaran-ajaran tinggi dari

pada tuhan itu. Karena manusia di dunia ini tidak semata-mata

memenuhi hawa nafsu, mencari kekayaan, pangkat dan sebagainya

tetapi tujuan akhirnya adalah moksa. Dengan demikian maka Yadnya

Page 99: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

Sesa yang mempunyai nilai filosofis dan mempunyai nilai praktis

maka jelas sekali bahwa Yadnya Sesa itu merupakan bagian kecil dari

pada Catur Asrama itu, namun demikian Yadnya Sesa itu tidak bisa

dilepaskan dari Catur Asrama, karena dengan mengadakan Yadnya

Sesa manusia menjadi puas mengadakan hubungan harmonis dengan

tuhan, manusia dan lingkungan dan sebagainya. Jadi secara singkat

jelas sekali Yadnya Sesa, bahwa Yadnya Sesa yang merupakan suatu

yadnya yang dilaksanakan oleh umat Hindu adalah berkaitan erat

dengan Catur Asrama, yang merupakan tahap kehidupan manusia.

P : Apa makna dari Yadnya Sesa ?

J. : Maknanya pertama adalah mengucapkan terima kasih kepada Tuhan,

bahwa Tuhan telah memberikan kita makan dan sebagainya, didalam

hal ini maka siapapun dia terutama umat Hindu harus mengucapkan

terima kasih terhadap apa yang dia makan, karena kalau kita tidak

mengadakan Yadnya Sesa dikatakan didalam Bhagawad Gita itu

adalah manusia yang dosa atau sebagai pencuri karena secara logika

ini adalah filosofis, tetapi secara logika dan praktis itu benar sekali,

karena kalau kita kaji baik secara ilmiah atau spiritual bahwa tidak ada

satu manusia yang lahir ke dunia ini membawa air, api, beras dan

sebagainya. Semua adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Dan bahkan

dalam Weda jelas sekali siapapun dia terutama umat Hindu harus

Page 100: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa

mengucapkan terima kasih kepada kebaikan kasih sayang Tuhan Yang

Maha Esa.

Page 101: Makna Yadnya sesa bagi Kehidupan Keseharian Ummat Hindurepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19225/1/ENDAH... · doa dan fasilitas, ... dalam agama Hindu, ... “Dosa-dosa