MAKNA SUPERVISI-1

29
MAKNA SUPERVISI MANAJEMEN SEBAGAI KOMPONEN SISTEM PENDIDIKAN PERAN SUPERVISI DALAM SISTEM MANAJEMEN APLIKASI SUPERVISI EFEKTIVITAS PELAKSANAAN SUPERVISI Tugas Akhir Semester Mata Kuliah : SUPERVISI PENDIDIKAN Oleh : WAHYONO SAPUTRO NIM. 2110103187 Dosen Pengampu : Prof. H. Waspodo, M. Ed, Ph. D. PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH PALEMBANG 2012

description

Pengawas atau supervisor merupakan dua istilah yang dapat dipertukarkan antara satu sama lain jika membicarakan kepengawasan dalam pendidikan.

Transcript of MAKNA SUPERVISI-1

Page 1: MAKNA SUPERVISI-1

MAKNA SUPERVISI MANAJEMEN SEBAGAI KOMPONEN SISTEM PENDIDIKAN

PERAN SUPERVISI DALAM SISTEM MANAJEMEN APLIKASI SUPERVISI

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN SUPERVISI

Tugas Akhir Semester Mata Kuliah :SUPERVISI PENDIDIKAN

Oleh :

WAHYONO SAPUTRONIM. 2110103187

Dosen Pengampu :

Prof. H. Waspodo, M. Ed, Ph. D.

PROGRAM PASCASARJANAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH

PALEMBANG2012

Page 2: MAKNA SUPERVISI-1

A. MAKNA SUPERVISI

1. Pengertian Supervisi

Pengawas atau supervisor merupakan dua istilah yang dapat dipertukarkan antara satu

sama lain jika membicarakan kepengawasan dalam pendidikan. Dalam konteks

pendidikan di Indonesia digunakan istilah pengawas, hanya saja dalam konteks keilmuan

berdasarkan literatur memakai istilah supervisor atau supervision(Rivai, 2009: 824).

Supervisi adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran

(supervision is a panned program for the improvement of instruction), (ahmad Rohani,

1991) dalam Rivai (2009: 824). Supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas

sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas pendidikan lainnya untuk memperbaiki

pengajaran, mengembangkan pertumbuhan guru-guru, menyelesaikan dan merevisi tujuan

pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode mengajar dan penilaian pengajaran.

Pengertian supervisi (pengawasan) menurut beberapa ahli yang terdapat dalam Ahmad

Rohani (1991) adalah sebagai berikut;

1) Menurut Alexander dan Sayrol, supervisi adalah suatu program inservice-

education dan usaha memperkembangkan kelompok (group) secara bersama.

2) Menurut Boardman, supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi

dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru sekolah, baik secara

individual maupun kolektif, agar lebih mengerti, dan lebih efektif dalam

mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, sehingga dengan demikian mereka

mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat modern.

3) Mc Nemey melihat supervisi sebagai suatu proses penilaian. Ia mengatakan,

supervisi adalah prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis

terhadap proses pengajaran.

Wahyono Saputro Page 8/4/20122

Page 3: MAKNA SUPERVISI-1

Dari beberapa definisi tersebut, tampak adanya perbedaan pandangan anatara yang

satu dangan yang lainnya. Hal ini terjadi karena titik pandang mereka juga berbeda-beda.

Namun demikian, jika diperhatikan secara seksama, terdapat benang merah yang

sifatnya mengikat dalam meningkatkan mutu pembelajaran dengan tidak meninggalkan

unsur-unsur:

1) tujuan

2) situasi belajar-mengajar

3) supervisor.

Ketiga unsur inilah yang menjadi dasar kekuatan supervisi sebagai kegiatan

pengawasan dalam pendidikan dan pengajaran di lingkungan persekolahan. Aktivitas

supervisi atau pengawasan di lingkungan persekolahan bertujuan untuk mengefektifkan

proses administrasi pembelajaran, yang melibatkan semua unsur-unsur yang ada dalam

sekolah. Mulai dari guru-guru, kepala sekolah dan juga personel lain di sekolah yang

bertugas di lingkungan persekolahan itu.

Jane Franseth: “Today supervision is generally seen as leadership that encourages

a continuos involvement of all school personnel in a cooperative attempt to

achieve the most effective school program”. (Pawlash, George. E. and Olivia,

Peter F, 2008:10).

2. Signifikansi Supervisi Pendidikan dan Contoh

Kedudukan pengawas sangat strategis dan akan mempengaruhi mutu pendidikan secara

keseluruhan. Pengawas bersifat fungsional dan bertanggung jawab terhadapa terjadinya

proses pembelajaran, pendidikan, dan bimbingan di lingkungan persekolahan pada

berbagai jenjang dan jenis pendidikan. Fungsinya yang strategis itu akan dapat

meningkatkan proses pembelajaran dan bimbingan yang dilakukan oleh guru sehingga

proses pendidikan akan berlangsung secara efektif, terutama lingkungan pendidikan.

Wahyono Saputro Page 8/4/20123

Page 4: MAKNA SUPERVISI-1

Tugas terpenting pengawas adalah memberikan berbagai alternatif pemecahan

masalah dalam pembelajaran. Bila terjadi sesuatu yang timbul atau mencuat ke permukaan

yang dapat mengganggu konsentrasi proses belajar-mengajar, maka kehadiran pengawas

bersifat fungsional untuk melakukan perbaikan. Oleh karena itu, pemberdayaan pengawas

diperlukan untuk meningkatkan fungsinya sebagai motivator, fasilitator dan sekaligus

katalisator pengajaran.

Menurut Arikunto (1993) dalam Rivai (2009:818), pentingnya supervisi di dalam

kegiatan di sekolah karena kegiatan sekolah merupakan kegiatan penting dan mengikuti

prinsip-prinsip administrasi yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yaitu pembentukan

manusia sebagai pribadi dan sebagai individu. Kemudian Mulyasa (2003) dalam Rivai

(2009:818) menyatakan bahwa “dalam kaitannya dengan Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS) supervisi lebih ditekankan pada pembinaan dan peningkatan kemampuan dan

kinerja kependidikan dalam melaksanakan tugas”.

Pengawasan diperlukan dalam peningkatan mutu pendidikan. Asumsi ini didasarkan

atas kenyataan bahwa setiap orang bekerja memerlukan penghargaan, dorongan dan lain

sebagainya dari orang lain. Jika saat ini seseorang malas, tetapi karena didorong orang

lain, ia termotivasi kembali untuk melakukan sesuatu. Tugas pengawas pendidikan, salah

satunya adalah memberikan dorongan agar tenaga kependidikan, baik guru, kepala dan

personel lainnya disekolah, termotivasi untuk berkinerja.

Sehubungan dengan peningkatan kinerja ini, Prof. H. Waspodo, M. Ed, Ph.D, dalam

penyampaian materi kuliahnya, mengidentifikasi tiga hal yang dapat meningkatkan

kinerja, yaitu1:

1) Value

2) Attitudes

3) Abilities

1 Prof.H.Waspodo,M.Ed,Ph.D, Materi Kuliah Supervisi PAI, Program Pascasarjana S2 IAIN Raden Fatah Palembang, tanggal 30 Mei 2012.

Wahyono Saputro Page 8/4/20124

Page 5: MAKNA SUPERVISI-1

Ketiga hal tersebut merupakan suplemen yang dapat meningkatkan kinerja

(performance) yang pada akhirnya akan berimplikasi terhadap kepuasan kerja (job

satisfaction).

Gambar 1. Faktor yang mempengaruhi performance/kinerja

Pada skema di atas, ketiga faktor; value (nilai), attitudes (sikap) dan abilities

(kemampuan) akan memnberikan kontribusi baik secara positif maupun negatif terhadap

performance atau kinerja yang pada akhirnya bermuara pada job satisfaction (kepuasan

kerja) guru/pendidik.

Selanjutnya berkaitan dengan kepuasan kerja (job satisfaction) guru/pendidik sangat

ditentukan oleh faktor berikut:

1) The work it self (pekerjaan itu sendiri)

2) Pay (gaji)

3) Growth and upward mobility (gerak untuk tumbuh dan maju/karir)

4) Cowokers (teman sejawat)

5) Attitude toward work (sikap terhadap pekerjaan)

6) Supervision.(supervisi)

Wahyono Saputro Page 8/4/20125

VALUE/NILAI

ATTITUDES/SIKAP

PERFORMANCE/

KINERJA

ABILITIES/ KEMAMPUA

N

JOB SATISFACTION

/KEPUASAN KERJA

Page 6: MAKNA SUPERVISI-1

Gambar 2. Faktor-faktor penentu job satisfaction/kepuasan kerja

Untuk memperjelas pemahaman tentang konsep supervisi, berikut disajikan beberapa

contoh yang berkaitan dengan tiga macam supervisi, yaitu Supervisi Akademik (SAK),

Supervisi Administrasi (SAD) dan Supervisi Lembaga Sekolah (SLS).

1) Untuk komponen siswa

SAK :Intensitas keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, misalnya

keterpakuan perhatian pada proses pembelajaran, frekuensi bertanya kepada

guru atau mengambil kesempatan menjawab pertanyaan siswa lain, keseriusan

mengerjakan tugas, kerajinan mencatat.

SAD :Kerajinan siswa untuk menghadiri sekolah, kesiapan siswa menjelang

pelajaran mulai, kelengkapan catatan dan kerapian buku catatan.

SLS :Banyaknya siswa yang terdaftar di sekolah yang bersangkutan, jumlah siswa

yang menghasilkan pial kemenangan untuk sekolah, kerajinan siswa mengikuti

lomba karya ilmiah atau lomba lain.

Wahyono Saputro Page 8/4/20126

Growth and

upward mobility

attitude toward work

work it self

coworkers

JOB SATISFACTION/KEPUASAN KERJA

pay

supervision

Page 7: MAKNA SUPERVISI-1

2) Untuk komponen guru/ketenagaan

SAK :Perhatian guru kepada siswa yang sedang sibuk belajar, penampilan guru

dalam menjelaskan materi pelajaran, keterampilan guru dalam menggunakan

alat peraga, ketelitian guru dalam menilai hasil belajar siswa di kelas atau

menoreksi pekerjaan tes.

SAD :Beban mengajar guru, persiapan mengajar atau Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), buku kumpullan soal, daftar nilai, catatan prestasi siswa

yang lain.

SLS :Banyaknya guru yang memiliki kewenangan mengajar mata pelajaran yang

sesuai, banyaknya guru yang berlatar belakang pendidikan tinggi, jumlah

piagam yang diperolah guru, semangat guru untuk mengikuti jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

3) Untuk komponen materi kurikulum

SAK :Keluasan dan kedalaman materi yang disajikan di kelas, keruntutan dan urutan

penyajian materi, banyaknya dan ketepatan contoh untuk memperkuat konsep,

jumlah dan jenis sumber bahan pendukung pokok bahasan yang dibahas di

kelas.

SAD :Ketersediaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibawa guru

dan yang akan digunakan dalam pembelajaran, ketika guru memasuki ruang

kelas, penyiapan peralatan sebelum pelajaran dimulai, jadwal pelajaran, buku

kemajuan kelas.

SLS :Kelengkapan kepemilikan perangkat kurikulum, penyimpanan perangkat

kurikulum, kesempatan semua guru untuk menelaah dan mempelajari

perangkat kurikulum, upaya yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka

sosialisasi kurikulum.

Wahyono Saputro Page 8/4/20127

Page 8: MAKNA SUPERVISI-1

4) Untuk komponen sarana dan prasarana

SAK :Ketersediaan alat peraga selama proses pembelajaran berlangsung, ketepatan

alat dengan pokok bahasan, benar tidaknya penggunaan alat peraga,

keterlibatan siswa dalam menggunakan alat peraga.

SLS :Kondisi gedung dan ruang-ruang kelas, banyaknya buku paket yang dimiliki

oleh sekolah, pemilikan ruang serbaguna, kondisi ruang-ruang pendukung

kegiatan siswa.

5) Untuk komponen pengelolaan

SAK :Pembagian siswa dalam tugas kelompok, penunjukan siswa yang disuruh

maju ke depan untuk mengerjakan soal, cara mengatur siswa yang

mengganggu temannya.

SAD :Penempatan tempat duduk siswa, menyususn jadwal penggunaan kelas

khususnya mata pelajaran, mengatur giliran penggunaan kepustakaan,

mengatur kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas.

SLS :Kepemimpinan kepala sekolah, penunjukan guru untuk mewakili kepala

sekolah menghadiri rapat kabupaten, hubungan jalinan antara sekolah dan

dengan masyarakat.

6) Untuk komponen lingkungan dan situasi umum.

SAK :Hiasan dinding kelas, kebersihan kelas, keterangan suasana, kenyamanan

udara, ventilasi, pajangan hasil pekerjaan siswa di kelas.

SAD :Ketertiban pemasangan papan pengumuman, majalah didinding, kerapian

papan absensi, kerapian dokumen pendukung pembelajaran.

SLS :Kerindangan halaman sekolah, keamanan sekolah, kebersihan halaman, dan

ruang-ruang kelas, kekeluargaan, hubungan sekolah dengan masyarakat dan

hubungan sekolah dengan sekolah lain.

Wahyono Saputro Page 8/4/20128

Page 9: MAKNA SUPERVISI-1

B. MANAJEMEN SEBAGAI KOMPONEN SUB SISTEM PENDIDIKAN

1. Pengertian Manajemen Pendidikan

Manajemen merupakan terjemahan secara langsung dari kata management yang berarti

pengelolaan, ketatalaksanaan, atau tata pimpinan. Management berakar dari kata kerja to

manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan atau mengelola.2

Pengertian yang sama dengan pengertian dan hakikat manajemen adalah al-tadbir

(pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak

terdapat di dalam al-Qur’an seperti (Ramayulius, 2008: 259-260), firman Allah SWT:

Artinya: Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu(QS. al-Sajadah: 5).

Firman Allah SWT:

Artinya: Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"(QS. Yunus:31)

Pada kedua ayat tersebut di atas terdapat kata yudabbiru al-amra yang berarti

mengatur urusan. Ahmad al-Syawi menafsirkan sebagai berikut: ”Bahwa Allah adalah

pengatur alam (manager). Keteraturan alam raya merupakan bukti kebesaran Allah SWT

2 John M. Echols, An English- Indonesian Dictionary, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996, hlm.372.

Wahyono Saputro Page 8/4/20129

Page 10: MAKNA SUPERVISI-1

dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah telah dijadikan

khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya

sebagaimana Allah SWT mengatur alam raya (Ramayulius, 2008: 259-260).

Apa yang dipaparkan di atas adalah pengertian manajemen dalam kajian etimologi.

Sementara pengertian manajemen secara istilah, dikutp dari beberapa pendapat para pakar

berikut:

1) menurut Stoner dalam bukunya ”Management” (1994: 8) mengatakan bahwa

manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan (leading)

dan pengendalian usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya organisasi lainnya agar dapat mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

2) Mary Parker Follet dalam Rifai (2004: 5), mendefinisikan manajemen adalah

suatu seni untuk mencapai tujuan yang dilakukan melalui orang lain (Management

is the art of getting things done through other people).

3) Herbert G. Hick dalam Rifai (2004: 5), mendefinisikan manajemen adalah suatu

proses untuk mencapai tujuan yang dilakukan melalui atau dengan orang lain

(Management is the process of getting things done through or with other peoples).

4) James H. Donelly seperti dikutip Ramayulius (2008: 260) mendefinisikan

manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk

mengatur kegiatan-kegiatan melalui orang lain sebagai upaya untuk mencapai

tujuan yang tidak mungkin dilaksanakan satu orang saja

5) Kadarman, seperti dikutip Ramayulius (2008: 260), mendefinisikan manajemen

adalah suatu rentetan langkah yang terpadu yang mengembangkan suatu organisasi

sebagai suatu sistem yang bersifat sosio ekonomi-teknik.

Wahyono Saputro Page 8/4/201210

Page 11: MAKNA SUPERVISI-1

6) Sondang P. Siagian (Ramayulius, 2008: 260) menyatakan bahwa manajemen adlah

kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka

mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.

Dari beberapa definisi di atas, bahwa ‘proses’ merupakan hal yang tidak dapat

dipisahkan dari pengertian manajemen. Proses merupakan cara yang sistematis dan

dinamis untuk melakukan pekerjaan yang meliputi tanggung jawab:

• Merencanakan kegiatan dengan lebih dulu menetapkan output dari setiap kuantitas

dan kualitas dari kegiatan.

• Pengorganisasian kerja yaitu menetapkan cara yang tepat untuk melaksanakan

setiap pekerjaan.

• Adanya kepemimpinan serta kemampuan mempengaruhi orang lain untuk

menghasilkan perilaku kerja yang diperlukan dengan tujuan mencapai hasil yang

telah ditetapkan.

• Mengendalikan kegiatan pekerjaan dengan cara, pemilihan dan pelatihan individu

yang memenuhi spesifikasi kerja, mengawasi pekerjaan nyata serta memeriksa

kuantitas dan kualitas output yang dihasilkan.

Jadi dalam suatu kegiatan kerja, manajemen mempunyai cakupan yang luas dan dapat

didefinisikan secara universal, namun secara khusus manajemen tersebut dalam

pandangan ahli manapun mempunyai arti dan tujuan yang sama yaitu bagaimana bekerja

dan memimpin orang-orang dengan baik (berhasil), yang hakikatnya ditunjukkan

dengan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen (Rifai, 2004: 6).

Manajemen sebagaimana diuraikan di atas, merupakan sebuah proses pemanfaatan

semua sumber daya melalui orang lain dan bekerjasama dengannya. Proses itu

dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama secara efektif, efisien dan produktif

(Ramayulius, 2008: 260).

Wahyono Saputro Page 8/4/201211

Page 12: MAKNA SUPERVISI-1

Sementara berbagai pengertian pendidikan dapat dilihat sebagai berikut:

1) Pendidikan merupakan kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga

dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan

pendidikan (Wahyudin, 2007: 2.4).

2) Pendidikan merupakan proses di mana sesorang memperoleh pengetahuan

(knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan/ keterampilan (skills

developments) sikap atau mengubah sikap (attitute of change). Pendidikan adalah

suatu proses transformasi anak didik agar mencapai hal-hal tertentu sebagai akibat

proses pendidikan yang diikutinya (Rifai, 2004: 58).

3) Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar yang dilalui peserta

didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. Karakteristik pendidikan

dalam arti luas adalah: (1) pendidikan berlangsung sepanjang hayat, (2)

lingkungan pendidikan adalah semua yang berada di luar diri peserta didik, (3)

bentuk kegiatan mulai dari yang tidak disengaja sampai kepada yang terprogram,

dan (4) tujuan pendidikan berkaitan dengan setiap pengalaman belajar, (5) tidak

dibatasi oleh ruang dan waktu (Ramayulius, 2008: 17-18).

4) Pendidikan dalam batasan sempit adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan

di lembaga pendidikan formal (sekolah/madrasah). Ciri pendidikan dalam arti

sempit adalah proses: (1) masa pendidikan terbatas, (2) lingkungan pendidikan

berlangsung di sekolah/madrasah, (3) bentuk kegiatan sudah terprogram dan, (4)

tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar (sekolah/madrasah) (Ramayulius,

2008: 18).

5) Pendidikan dalam arti luas terbatas adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh

keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan

pengajaran dan latihan yang diselenggarakan di lembaga pendidikan formal

(sekolah) non formal (masyarakat) dan informal (keluarga) dan dilaksanakan

Wahyono Saputro Page 8/4/201212

Page 13: MAKNA SUPERVISI-1

sepanjang hayat, dalam rangka mempersiapkan peserta didik agar berperan dalam

berbagai kehidupan (Ramayulius, 2008: 18).

Maka yang dimaksud dengan manajemen pendidikan adalah suatu proses

mengkoordinasikan berbagai sumber daya pendidikan seperti guru, sarana dan

prasarana pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya untuk

mencapai tujuan dan sasaran pendidikan (Rifai, 2004: 58).

2. Komponen/Fungsi Manajemen

Dalam aplikasinya, peranan manajemen sangat ditentukan oleh fungsi-fungsi manajemen.

Fungsi-fungsi inilah yang menjadi inti manajemen itu sendiri. Fungsi-fungsi itu

merupakan proses yang harus dilaksanakan oleh semua fihak yang terlibat dalam sebuah

organisasi. Fungsi- fungsi ini pula yang menentukan berhasil tidaknya kinerja manajemen.

Gambar 3. Fungsi manajemen menurut beberapa ahli.

Wahyono Saputro Page 8/4/201213

G.R. Terry1. Planning2. Organizing3. Actuating4. Controlling

Louis A. Allen1. Leading2. Planning3. Organizing4. Controlling

John A. Pearce II1. Planning2. Organizing3. Directing4. Controlling

James A.F. Stoner1. Planning2. Organizing3. Leading4. Controlling

John F.Mee1. Planning2. Organizing3. Motivating4. Controlling

John D. Millet1. Directing2. Facilitating

Hendry Fayol1. Planning2. Organizing3. Leading4. Coordinating5. Controlling

Harold Koonzt1. Planning2. Organizing3. Staffing4. Directing5. Controlling

W.H. Newman1. Planning2. Organizing3. Assembling4. Directing5. Controlling

Page 14: MAKNA SUPERVISI-1

Beberapa pendapat di atas memberikan pandangan bahwa, terdapat fungsi yang

berbeda dari para ahli. Perbedaan pendapat ini karena:

1) Adanya overlapping (tumpang tindih) antara fungsi, proses dan kegiatan pekerjaan.

2) Deskripsi fungsi-fungsi sangat subyektif

3) Tidak adanya kesamaan terminologi menyangkut konsep yang sama

4) Kompleksnya kegiatan perusahaan maupun perkembangan dunia bisnis serta adanya

organisasi yang berbeda-beda.

Walaupun adanya perbedaan, namun prakteknya pembagian fungsi-fungsi ini tidak

dapat dibedakan secara tajam, karena manajemen itu sendiri merupakan cara yang

sistematis untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan atau suatu tugas tertentu.

Para manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam tingkatan yang berbeda-

beda. Para manajer adalah mereka yang terpilih untuk mempersatukan uang (money),

bahan baku dan bahan lainnya (material) dan peralatan-peralatan (machinery) yang

diperlukan untuk menyelenggarakan kegiatan operasi perusahaan. Mereka harus secara

konseptual mendesain bagaimana:

1) merencanakan kegiatan dalam mencapai tujuan yang ditentukan

2) membentuk rencana pengorganisasian yang efektif menopang perencanaan yang ada

3) membuat rencana bagaimana untuk mengarahkan (memimpin) orang-orang yang

terlibat dalam organisasi

4) mendesain pengendalian yang efektif sehingga segala bentuk deviasi (penyimpangan)

yang mungkin terjadi pada kegiatan operasi organisasi perusahaan dapat dikurangi.

Secara mendasar setiap fungsi manajemen harus dilaksanakan/ diproses oleh para

manajer secara berurutan dan sistematik, sehingga proses manajemen dapat dilaksanakan

secara baik.

Wahyono Saputro Page 8/4/201214

Page 15: MAKNA SUPERVISI-1

Sementara itu proses manajemen mengandung pengertian yang dinamis yaitu adanya

kegiatan manajer dalam melaksanakan (memproses) fungsi-fungsi manajemen yang telah

ditentukan. Kalau membicarakan proses maka dapat dikatakan bahwa manajemen adalah

meliputi kegiatan-kegiatan:

1) Perencanaan (planing), merencanakan untuk hal yang akan datang. Menurut rumusan

UNESCO (Ramayulius, 2008: 270), perencanaan pendidikan merupakan penetapan

ramalan dalam menentukan kebijaksanaan, prioritas dan biaya dari sebuah sistem

pendidikan dengan melihat realitas ekonomi dan politik, potensi sistem untuk

berkembang kepentingan negara dan pelayanan masyarakat yang tercakup dalam

sistem tersebut.

Dalam perencanaan pendidikan dimaksudkan untuk mempersiapkan semua

kommponen pendidikan, agar dapat terlaksana proses belajar mengajar yang baik

dalam penyelengaraan pendidikan dalam mencapai sasaran pendidikan seperti yang

diharapkan. Dalam menentukan perencanaan perlu diadakan penelitian secara seksama

dan akurat. Kesalahan dalam menentukan perencanaan, akan berakibat fatal bagi

kelangsungan pendidikan. Perencanaan tersebut harus tersusun rapi, sistematis dan

rasional, agal muncul pemahaman yang cukup mendalam terhadap perencanaan itu

sendiri. Pemahan yang demikian dapat diambil dari makna yang tersirat dari firman

Allah SWT sebagai berikut:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, Maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu

Wahyono Saputro Page 8/4/201215

Page 16: MAKNA SUPERVISI-1

kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. begitu jugalah Keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, Maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.al-Nisa’:94).

2) Pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian pendidikan ditujukan untuk

menghimpun semua potensi komponen pendidikan dalam suatu organisasi yang

sinergis untuk dapat menyelenggarakan pendidikan dengan sebaik-baiknya.

3) Penggerakan/penggiatan (actuating). Penggerakan/penggiatan adalah pelaksanaan dari

penyelenggaraan pendidikan yang telah direncanakan dan diawaki oleh organisasi

penyelenggara pendidikan dengan memperhatikan rambu-rambu yang telah ditetapkan

dalam perencanaan dalam rangka mencapai hasil pendidikan yang optimal. Dalam

manajemen terdapat beberapa istilah yang mempunyai pengertian yang sama dengan

actuating. Istilah tersebut adalah motivating, yaitu usaha memberika motivasi kepada

seseorang agar mau melaksanakan pekerjaan, directing yaitu menunjukkan orang lain

agar mau melaksanakannya, staffing menempatkan seseorang pada suatu pekerjaan

agar yang bersangkutan mau mengerjakan perbuatan yang menjadi tanggung

jawabnya, dan leading yaitu memberikan bimbingan dan arahan kepada seseorang

sehingga orang tersebut mau melakukan pekerjaan tertentu.

Semua istilah tersebut erat kaitanya dengan motivasi. Sedang motivasi adalah inti dari

actuating. Motivasi adalah suatu keadaan di dalam diri seseorang yang mendorong,

mengaktifkan atau menggerakkan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke

arah tujuan.

4) Pengawasan/pengendalian (controlling). Pengawasan/ pengendalian adalah

keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin

bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya

(Ramayulius, 2008: 270). Pengawasan/ pengendalian dimaksudkan agar

penyelenggaraan pendidikan yang telah dilaksanakan sesuai dengan yang

Wahyono Saputro Page 8/4/201216

Page 17: MAKNA SUPERVISI-1

direncanakan dan semua komponen pendidikan digerakkan secara sinergis dalam

proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan yang dijabarkan dalam

sasaran-sasaran menghasilkan output secara optimal seperti yang telah ditetapkan

dalam perencanaan pendidikan (Rifai, 2004: 58). Pengawasan/pengendalian dalam

manajemen merupakan fungsi terakhir dari sistem manajemen.

Dalam hal kegiatan-kegiatan perencanaan hingga aktivitas pengendalian terdapat tugas

penting dari seorang manajer (kepala sekolah) selaku pimpinan pendidikan sebagai

‘pengambil keputusan’, sebab tidak ada suatu kegiatan pun yang dapat dilaksanakan

tanpa adanya perencanaan dan pengendalian.

Seorang manajer (kepala sekolah) adalah orang yang berwewenang memimpin dan

mengatur semua unsur yang terlibat dalam organisasi. Selanjutnya timbul pertanyaan ‘Apa

yang diatur oleh seorang manajer dalam pendidikan?’.

Terdapat 5 M (lima M) unsur kegiatan perusahaan yang diatur oleh para manajer yang

disebut dengan bentuk diamond pattern.

M2 M3

Gambar 4. Diamond Pattern

Penjelasan dari gambar tersebut adalah Manajemen (merupakan unsur pengatur dalam

organisasi) yang terdiri dari para pemimpin/ manajer.

1) M1 (men) : anggota organisasi (guru/staff, tenaga pendidikan, siswa, atasan/kepsek, bawahan dan rekan sejawat).

2) M2 (money) : keuangan termasuk harta bergerak/ tidak bergerak.3) M3 (material) : bahan mentah, setengah jadi, bahan jadi.

Wahyono Saputro Page 8/4/201217

M1

M5

M4

Manajemen

Page 18: MAKNA SUPERVISI-1

4) M4 (machine) : alat/sarana produksi, mekanisasi, otomatisasi, komputerisasi.5) M5 (methode) : susunan organisasi, cara kerja, prosedur dan sebagainya.

Dalam melakukan pengelolaan, seorang manajer pendidikan harus

mempertimbangkan hal sebagai berikut:

1) Apa yang diatur? Yang diatur adalah semua unsur manajemen.2) Apa tujuan perlu diatur? Tujuan yang diatur agar lebih efektif dan efisien dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.3) Mengapa harus diatur? Harus diatur agar bermanfaat secara optimal, terkoordinasi

dan terintegrasi dengan baik dalam menunjang terwujudnya tujuan.4) Siapa yang mengatur? Yang mengatur adalah manajer sesuai dengan tingkat

kepemimpinannya.5) Bagaimana cara mengaturnya? Cara mengaturnya ialah dengan melakukan

kegiatan secara sistematis dan berurutan sesuai dengan proses manajemen. Proses tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut.

Wahyono Saputro Page 8/4/201218

PENGENDALIANBiayaKualitasKuantitas

Sistem dan prosedur

PERENCANAANTujuan-tujuanKebijaksanaan-

kebijaksanaanProgram-program

PENGORGANISASIANStrukturPenyusunan

personelPengkoordinasian

PENGARAHANMenempatkanMotivasiMemimpinMengawasi

Bentuk organisasi

Orang-orang dan output

Anggaran dan sumber-sumber

Page 19: MAKNA SUPERVISI-1

Gambar 5. Proses Manajemen

C. PERAN SUPERVISI DALAM SISTEM MANAJEMEN

Peranan supervisor/pengawas sekolah/madrasah menurut Wiles dan Bondi (2007), ”The

role of supervisor is to help teacher and other education leaders understand issues and

make wise decicion affecting student education”. (Peran supervisor/pengawas adalah

membantu guru dan pemimpin pendidikan lainnya dalam memahami permasalahan dan

membuat keputusan bijak yang berdampak terhadap pendidikan peserta didik/siswa).

Dari pengertian di atas, pemberian bantuan kepada guru dan pemimpin pendidikan

dalam memahami permasalahan dan membuat keputusan bijak yang berdampak terhadap

peningkatan mutu pendidikan peserta didik/siswa merupakan tugas supervisor/pengawas

yang berperan sebagai partner, konsultan dan konselor.

Untuk memahami posisi peran supervisi (role of supervision) lebih baik baik secara

makro (luas) maupun secara mikro (sempit) dalam sebuah system manajemen, berikut ini

disajikan gambar diagram.

Gambar 6. peran supervisi secara makro dan secara mikro

Dari diagram 6 di atas, dapat dijelaskan bahwa, secara mikro supervisi (baca:

controlling-pengendalian) adalah merupakan salah satu fungsi manajemen, yakni fungsi

Wahyono Saputro Page 8/4/201219

staffingorganizingplanning

Controlling

directing controlling

Page 20: MAKNA SUPERVISI-1

terakhir dari manajemen dan sekaligus menjadi sistem secara makro yang memiliki

subsistem yang terdiri atas planning, organizing, staffing, directing dan controlling (Rifai,

2004: 254).

Dari gambar di atas juga menjelaskan, proses menajemen, dimulaki dari planning

(perencanaan) hingga ke kegiatan pengendalian (controlling) memerlukan “pengendalian”

agar tidak terjadi penyimpangan dari apa yang telah ditetapkan. Berbagai standar yang

dihasilkan realitas aktual, karakteristik standar dari berbagai tujuan yang didapat dari

realitas merupakan sasaran yang akan dituju. Karena standar yang ditetapkan adalah

diambil dari realitas yang telah dicapai. Standar adalah kriteria terhadap tindakan masa

depan, sekarang maupun masa lalu.

Dalam melaksanakan supervisi akademik, pengawas sekolah/madrasah hendaknya

memiliki peran khusus:

1. Partner (mitra) guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dan

bimbingan di sekolah/madrasah binaannya,

2. Inovator dan pelopor dalam mengembangkan inovasi pembelajaran dan bimbingan

di sekolah/madrasah binaannya,

3. Konsultan pendidikan dan pembelajaran di sekolah/madrasah binaannya,

4. Konselor bagi guru dan seluruh tenaga kependidikan di sekolah/madrasah, dan

5. Motivator untuk meningkatkan kinerja guru dan semua tenaga kependidikan di

sekolah/madrasah.

Menurut Prof. H. Waspodo, M. Ed, Ph.D, dalam penyampaian materi kuliahnya yang

berkaitan dengan role of supervision (peran supervisi), mengidentifikasi empat hal yang

berkaitan dengan kepuasan kerja (job satisfaction) dan menjadi perioritas para pengawas:3

1. Apakah personel (guru) telah merasa puas terhadap pelaksanaan supervisi yang

berkaitan dengan kepuasan kerja.

3Prof.H.Waspodo,M.Ed,Ph.D, Materi Kuliah Supervisi PAI-Job Satisfaction, Program Pascasarjana S2 IAIN Raden Fatah Palembang, tanggal 30 Mei 2012

Wahyono Saputro Page 8/4/201220

Page 21: MAKNA SUPERVISI-1

2. Pemimpin pendidikan yang tidak menyediakan kebutuhan pengarahan, akan

menjadi prustasi dan merasa tidak puas terhadap pekerjaan mereka.

3. Karyawan (staf, pendidik dan tenaga kependidikan) yang merasakan pelaksanaan

pengawasan/pengendalian yang berlebihan terhadap pekerjaan mereka juga akan

merasa ketidakpuasan.

4. Hubungan personel antara pemimpin pendidikan dan Karyawan (staf, pendidik dan

tenaga kependidikan) juga berdampak terhadap kepuasan kerja.

D. APLIKASI SUPERVISI

Kegiatan supervisi yang dilakukan di tempat tugas, yakni di SDN 10 Tungkal Ilir

Kabupaten Banyuasin dilakukan baik oleh pengawas akademik maupun secara khusus

oleh kepala sekolah yang melaksanakan fungsi supervisi.

Untuk melihat gambaran aplikasi/penerapan supervisi di SDN 10 Tungkal Ilir

Kabupaten Banyuasin. Berikut ini disajikan tabel fungsi supervisor/pengawas dan fungsi

supervisi kepala sekolah dalam kaitan muncul tidaknya fungsi tersebut dalam aplikasi di

lapangan.

Wahyono Saputro Page 8/4/201221

Page 22: MAKNA SUPERVISI-1

Tabel 1. Fungsi supervisor/pengawas (Aqib, 2008: 14-16)

Dimensi Supervisi Aspek AplikasiYa Tidak

1. Supervisi Manajerial 1.1. Menguasai metode, teknik, dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

1.2. Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi, misi, tujuan dan program pendidikan di sekolah

1.3. Menyusuri metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah

1.4. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan menindak lanjutinya untuk perbaikan program pengawasan berikutnya di sekolah

1.5 Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah

1.6. Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah

1.7. Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah

1.8. Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah.

-

-

-

-

-

-

-

-

2. Supervisi Akademik 2.1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI

2.2. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI

2.3. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI

-

-

-

Wahyono Saputro Page 8/4/201222

Page 23: MAKNA SUPERVISI-1

berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

2.4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi dan metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI

2.5. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk setiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI

2.6. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboraturium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI

2.7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI.

2.8. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI

-

Tabel 2. Fungsi supervisi kepala sekolah (Aqib, 2008: 32)

Dimensi Kompetensi Aspek AplikasiYa Tidak

Supervisi 1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru

2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat

3. Menindak lanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru

-

-

-

E. EFEKTIVITAS PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Wahyono Saputro Page 8/4/201223

Page 24: MAKNA SUPERVISI-1

Keberadaan pengawas pada lembaga pendidikan adalah memberikan dorongan dan

bantuan kepada guru-guru dalam menyelesaikan segala jenis dan bentuk persoalan yang

muncul dalam pelaksanaan pengajaran. Pengawas adalah mitra kerja guru dalam

pelaksanaan peningkatan mutu guru. Namun ada asumsi yang berkembang bahwa

keberadaan pengawas adalah untuk mencari kesalahan yang dilakukan guru. Asumsi ini

merupakan asumsi yang keliru dan tidak berdasar sama sekali, kalaupun terdapat perilaku

pengawas yang hanya mencari-cari kesalahan tenaga kependidikan itu, bukanlah watak

seorang pengawas. Karakter atau fungsi pengawas tindakan itu terjadi bersifat individual

dari seorang pengawas, dan diyakini hanya bersifat kasuistik (Rivai, 2009: 820).

Pada saat yang bersamaan, dalam pelaksanaan tugasnya pengawas, mereka juga

berhadapan dengan kenyataan yang sulit untuk dihindari. Hal ini dapat dilihat dari

beberapa hal, seperti banyaknya jumlah guru yang harus diawasi, dikenali dan dibina agar

dapat meningkatkan mutu kinerjanya. Rasio inilah pengawas dengan jumlah guru

sepatutnya dalam kondisi keseimbangan yang ideal, tujuannya agar sistem pengawasan

dapat berjalan secara efektif. Rasio ideal memang sulit untuk ditemukan dalam konteks

pembinaan tenaga kependidikan oleh pengawas pendidikan dan pengajaran.

Efektivitas pelaksanaan tugas merupakan indikator keberhasilan para pengawas dalam

melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, jumlah orang diawasi harus dalam batas ”spent

of control ”(rentang jumlah pengawas dengan jumlah yang diawasi) yang seimbang

(Rivai, 2009: 821). Dalam hal ini, diperlukan pengawas yang handaal dan memiliki

kompetensi dalam melakukan tugasnya sebagai pengawas, sehingga guru dapat dibina dan

melakukan tugas sebagaimana mestinya.

Efektif tidaknya pelaksanaan supervisi dalam pendidikan dapat dilihat dari kinerja

supervisor/pengawas. Kinerja tugas seorang pengawas adalah memberi bantuan atau

layanan pemecahan masalah terhadap tenaga kependidikan yang memerlukannya. Para

pengawas dalam melaksanakan tugasnya mengacu kepada tugas-tugas yang telah baku.

Wahyono Saputro Page 8/4/201224

Page 25: MAKNA SUPERVISI-1

Kinerja tugas-tugas tersebut kemudian dijabarkan secara teknis sehingga memungkinkan

terlaksana. Kinerja tugas para pengawas tersebut secara singkat sebagai berikjut:

1. Menyusun dan Melaksanakan Pedoman Kegiatan Tahunan.

Pedoman kegiatan tahunan adalah kegiatan yang dirancang sedemikian rupa

sehingga para pengawas memiliki program yang memungkinkan mereka dapat

mengontrol programnya secara berkesinambungan. Kegiatan tahunan ini bertujuan

agar setiap pengawas dapat terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan.

2. Memandu Pelaksanaan Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum merupakan inti dari kegiatan pembelajaran di setiap

sekolah. Kurikulum yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajarannya

akan menjamin terjadinya proses alih ilmu pengetahuan dari guru kepada murid.

Namun, dalam penyampaian materi bahan ajar, masih ditemukan guru yang tidak

dapat menyampaikannya secara sempurna sesuai dengan tuntutan kurikulum.

3. Membimbing Tenaga Teknis

Tenaga teknis di lingkungan sekolah adalah mereka yang tidak secara langsung

melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas. Namun demikian, tugas

mereka adalah untuk mendukung agar tercipta proses pembelajaran yang kondusif.

Tenaga teknis yang dimaksud di sini adalah mereka yang bertugas sebagai tenaga

administrasi, pustakawan, laboran, penjaga sekolah, dan lain sebagainya. Mereka

ini merupakan tenaga teknis yang akan mendukung situasi atau suasana yang

kondusif disetiap sekolah.

4. Membimbing Administrasi

Administrasi sekolah adalah dapur organisasi yang berperan melakukan

pengelolaan terhadap administrasi sekolah. Tata usaha ini dijalankan oleh tenaga

administrasi yang jumlahnya sangat terbatas di setiap sekolah. Keterbatasan

jumlah mereka ini mempengaruhi pengelolaan administrasi sekolah. Dengan

Wahyono Saputro Page 8/4/201225

Page 26: MAKNA SUPERVISI-1

adanya bantuan layanan pengawas, tenaga administrasi yang bertugas sebagai tata

usaha dapat lebih efektif melaksanakan tugas-tugas ketata usahaan.

5. Memandu Penggunaan dan Merawat Aset Sekolah

Penggunaan dan pemeliharaan sarana belajar serta menjaga kuantitas sarana

sekolah adalah bagian terpenting dalam menjaga fasilitas sekolah. Fasilitas sekolah

pada umumnya merupakan materiil yang jarang dan sulit untuk diganti jika

mengalami kerusakan atau hilang. Materiil dan fasilitas sekolah sebaiknya selalu

mendapatkan perhatian khusus, dijaga dan terpelihara agar dapat digunakan untuk

waktu yang lama.

6. Memelihara Hubungan Kerjasama dengan Stakholder

Setelah reformasi pendidikan bergulir, dunia pendidikan tidak lagi dapat dikatakan

sebagai organisasi yang bekegrja secara sendirian tanpa adanya kerja sama dengan

sektor-sektor lainnya. Salah satu keluhan masyarakat terhadap dunia pendidikan

sebelum reformasi adalah sekolah cenderung menutup diri dengan masyarakatnya

sehingga masyarakat tidak memiliki akses yang luas terhadap kebijakan sekolah.

7. Penyampaian Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas.

Salah satu kinerja pengawas yang tidak boleh diabaikan dan merupakan kewajiban

dari setiap pengawas adalah memberikan laporan tertulis tentang prestasi kerjanya.

Pemberian laporan merupakan kontrol yang dilakukan oleh satuan atasan kepada

pengawas yang telah melaksanakan tugas secara periodik.

Berdasarkan deskripsi pada poin D. Aplikasi Supervisi dalam tulisan ini, aplikasi

supervisi di SDN 10 Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin yang dilakukan baik oleh

pengawas akademik maupun secara khusus oleh kepala sekolah yang melaksanakan

fungsi supervisi dapat disimpulkan bahwa dari delapan (8) item aspek supervisi manajerial

yang diamati enam (6) diantaranya telah muncul/ dilaksanakan oleh supervisor/pengawas,

Wahyono Saputro Page 8/4/201226

Page 27: MAKNA SUPERVISI-1

sementara dari delapan item aspek supervisi akademik yang diamati lima (5) di antaranya

telah muncul/dilaksanakan oleh supervisor/ pengawas. Sedangkan fungsi supervisi/

pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, yakni dua (2) dari tiga (3) aspek yang

diamati, telah muncu / telah diaplikasikan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

aplikasi/pelaksanaan supervisi di SDN 10 Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin yang

dilaksanakan oleh Supervisor/pengawas sekolah dan fungsi supervisi kepala sekolah

sudah efektif.

Wahyono Saputro Page 8/4/201227

Page 28: MAKNA SUPERVISI-1

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N (et. al), 1996. Sistem Pengendalian Manajemen (diterjemahkan oleh Agus Maulana). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Aqib, Zainal, 2008. Standar Kualifikasi- Kompetensi- Sertifikasi Guru- Kepala Sekolah- Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi, 2004. Dasar- Dasar Supervisi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dahlan, Taufi dan Adhim, Abd, 2005. Kepengawasan Pendidikan, Jakarta: DEPAG RI, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

DEPAG RI, 2006. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Serta Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.

Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Offline, http://ebsoft.web.id. Versi 1. 2.

Elisna Hanah, Victoria dan Thayib BR, Amin, 2003. Standar Supervisi dan Evaluasi Pendidikan; Supervisi Akademi dan Evaluasi Program, Jakarta: DEPAG RI, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

Hidayat, Komaruddin, 1998. TRAGEDI RAJA MIDAS, Moralitas Agama dan Krisis Modernisme, Jakarta: PARAMADINA.

Hidayat, Komaruddi dan Nafis, Muhammad Wahyuni, 2003. Agama Masa Depan Perspektif Filsafat Perennial, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kast, Fremont E, dan Rosenzweig, James E, 1985. Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Neusner, Jacob (ed), 2006. RELIGIOUS FOUNDATIONS OF WESTERN CIVILIZATION, Judaism, Christianity, and Islam. USA: Abingdon Press.

Pawlash, george. E. and Olivia, Peterr F, 2008. Supervision for Today’s School. Danvers MA: John and Son Inc.

Shihab, M. Quraish, 2009. TAFSIR AL-MISHBAH, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: Penerbit Lentera Hati.

Ramayulius, 2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008, Cet. Ke-6

Rifai, Rusydy A, 2004. Manajemen. Palembang: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang.

Rivai, Veithzal dan Murni, Sylviana, 2009. Education Management, Jakarta: Rajawali Pers.

Rohiat, 2010. Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Praktik. Bandung: PT. Refika Aditama.

Wahyono Saputro Page 8/4/201228

Page 29: MAKNA SUPERVISI-1

St. Vembriarto, et.al, (ed.),1994. Kamus Pendidikan, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, Cet. Ke- 1, Entri strata satu(S1)-sumber pengendali perilaku, hlm. 62.

Stoner, James A.F., 1994. Management (diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait), Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sutoyo (et. al), 2010. RELIGIOUSITAS SAINS, Meretas Jalan Menuju Peradaban Zaman. Malang: Universitas Brawijaya Press (UBP)

Umiarso dan Gojali, Imam, 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan; Menjual Mutu Pendidikan dengan Pendekatan Quality Control bagi Pelaku Lembaga Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.

Wahyudin, Din (et. al), 2007. MATERI Pokok Pengantar Pendidikan, Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiles, J. and Bondi, J. 1980. Supervision: a guide to practice. Columbus: Charles E. Merrill.

Badiali, Bernard J, Teaching Supervision, www.units.muohio.edu/eduleadership/http://lunnblog-luna.blogspot.com/2012/03/definisi-dan-rasional-suoervisi.htmlBunda Smart. Definition of Supervision, http://bunda-smart.com/pendidikan/definition-of-supervision/

Wahyono Saputro Page 8/4/201229