Makna Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

15
MAKNA MEMPERINGATI HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA A.Pendahuluan Latar belakang Rasa kebangsaan bisa timbul dan terpendam secara berbeda dari orang per orang dengan naluri kejuangannya masing-masing, tetapi bisa juga timbul dalam kelompok yang berpotensi dasyat luar biasa kekuatannya. Kemudian apa itu rasa kebangsaan? Rasa kebangsanaan adalah kesadaran berbangsa, yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional di mana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berangkat dari rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan maupun semangat patriotisme yang sangat penting artinya guna menjaga kedaulatan negara. Bagaimana pun konsep kebangsaan itu dinamis adanya. Dalam kedinamisannya, antar-pandangan kebangsaan dari suatu bangsa dengan bangsa lainnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dengan benturan budaya dan kemudian bermetamorfosa dalam campuran budaya dan sintesanya, maka derajat kebangsaan suatu bangsa menjadi dinamis dan tumbuh kuat dan kemudian terkristalisasi dalam paham kebangsaan (Kartasasmita, 1994). Paham kebangsaan berkembang dari waktu ke waktu, dan berbeda dalam satu lingkungan masyarakat dengan lingkungan lainnya. Rasa kebangsaan yang telah membangun paham kebangsaan sekelompok masyarakat, dilandasi semangat kebangsaan pada gilirannya akan melahirkan wawasan kebangsaan yang merupakan jiwa, cita-cita, atau falsafah hidup yang tidak lahir dengan sendirinya. Ia sesungguhnya merupakan hasil konstruksi dari realitas sosial dan politik (Anderson,1991).

Transcript of Makna Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Page 1: Makna Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

MAKNA MEMPERINGATI HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

A.Pendahuluan

Latar belakang

Rasa kebangsaan bisa timbul dan terpendam secara berbeda dari orang per orang dengan naluri kejuangannya masing-masing, tetapi bisa juga timbul dalam kelompok yang berpotensi dasyat luar biasa kekuatannya. Kemudian apa itu rasa kebangsaan? Rasa kebangsanaan adalah kesadaran berbangsa, yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini.

Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional di mana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berangkat dari rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan  maupun semangat patriotisme yang sangat penting artinya guna menjaga kedaulatan negara.

          Bagaimana pun konsep kebangsaan itu dinamis adanya. Dalam kedinamisannya, antar-pandangan kebangsaan dari suatu bangsa dengan bangsa lainnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dengan benturan budaya dan kemudian bermetamorfosa dalam campuran budaya dan sintesanya,  maka derajat  kebangsaan suatu  bangsa menjadi dinamis dan tumbuh kuat dan kemudian terkristalisasi dalam paham kebangsaan (Kartasasmita, 1994). Paham kebangsaan berkembang dari waktu ke waktu, dan berbeda dalam satu lingkungan masyarakat dengan lingkungan lainnya. Rasa kebangsaan yang telah membangun paham kebangsaan sekelompok masyarakat, dilandasi semangat kebangsaan pada gilirannya akan melahirkan wawasan kebangsaan yang merupakan jiwa, cita-cita, atau falsafah hidup yang tidak lahir dengan sendirinya. Ia sesungguhnya merupakan hasil konstruksi dari realitas sosial dan politik (Anderson,1991).

     Selaras dengan derasnya arus demokratisasi dan globalisasi yang telah menyentuh sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ada indikasi kuat semakin melemahnya pemahaman masyarakat suatu bangsa terhadap wawasan kebangsaan. Hal tersebut mengingat kuatnya arus globalisasi yang salah satunya mengusung issu demokratisasi telah melahirkan indikator semakin menguat dan berkembangnya semangat ethnic nationalism atau micro nationalism, hal itulah yang disebut Naisbitt dalam bukunya Global Paradox bahwa globalisasi telah melahirkan fenomena paradoks. Di satu sisi telah berkembang semangat universalisme dalam   tataran   global   dan   pada  sisi  yang  lain  justru  bertumbuh  subur semangat etnik maupun tuntutan yang bernuansa SARA di dalam kehidupan masyarakat suatu bangsa. Sebagai salah satu upaya untuk menjawab permasalahan kebangsaan tersebut penulis berasumsi dapat dilaksanakan melalui upaya revitalisasi atau menajamkan kembali nilai-nilai yang terkandung dan menjadi ruh dari komitmen kebangsaan.

Page 2: Makna Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Meretas komitmen kebangsaan

     Secara terminologis dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa bangsa mengandung pengertian kumpulan manusia yang sama asal usulnya serta serupa sifat-sifatnya. Namun realitas obyektif menyebutkan bila definisi tersebut belum bisa mengakomodasikan pengertian bangsa sebagaimana yang ada di Indonesia. Bangsa Indonesia bukanlah kumpulan manusia yang tidak sama asal-usulnya dan tidak pula serupa sifat-sifatnya. Bangsa Indonesia adalah kumpulan dari 500-an suku bangsa dengan     1.025 tapak budaya, yang mendiami 17.504 pulau yang tersebar di    seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan luas 1.922.570 km persegi. Bahkan nama Indonesia saja bukan orang Indonesia yang mengusulkan, tapi George Samuel Winsor Earl yang pertama kali menggunakan nama tersebut, pada Journal of the Indian Acrhipelego and Eastrn Asia (JIAEA) Volume IV tahun 1850, dalam artikelnya halaman 66 – 74, mengajukan nama Indunesia sebagai pengganti Hindia Belanda. Pada majalah yang sama, di halaman 252 – 347 dalam artikelnya The Ethnology of Indian Archipelago, James Richardson Logan memilih nama Indonesia. Jika demikian, kemudian apa yang mendasari terbentuknya kesepakan bangsa Indonesia sebagai satu bangsa?Selama ini bangsa Indonesia selalu memperingati hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei. Hari yang diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional ini merupakan tanggal berdirinya satu perkumpulan yang bernama Budi Utomo. Perkumpulan ini didirikan tepatnya pada 20 Mei 1908, oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dkk, seorang dokter priyayi Jawa yang merakyat. Tujuan didirikannya organisasi ini seperti yang tercantum dalam buku-buku cetak pelajaran di sekolah antara lain untuk meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Pulau Jawa saat itu. Momentum kebangkitan nasional pada 1908 yang lalu, dengan demikian dalam kadar yang masih sederhana dapat dikatakan sebagai cikap bakal tumbuhnya komitmen kebangsaan masyarakat Indonesia paska berdirinya kerajaan-kerajaan di bumi nusantara ini.

Isi

Alasan memilih judul

Page 3: Makna Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Memperingati hari kemerdekaan Indonesia dengan tema “memperingati hari kenerdekaan sebagai salah satu alat pemersatu bangsa”.

Setiap memperingati hari kemerdekaan ada prlombaan di stiap kampung-kampung berupa perlombaan balap karung dan makan krupuk yang lekat dengan ciri perayaan HUT RI setiap tanggal 17 Agustus ini.hal seperti itulah yang bisa mepersatukan kehidpan bangsa di setiap memperingati hari kemerdekaan.

Sudah 67 tahun indonesia menikmati kemerdekaan, sudah 67 tahun indonesia diakui, sudah 67 tahun indonesia tumbuh dan berkembang, sudah 67 tahun indonesia indonesia merdeka – MERDEKA SAUDARAKU – MERDEKA NEGERIKU – MERDEKA BANGSAKU – MERDEKA INDONESIA !!!

katanya begitu lah yang saya dengar dari SD, SMP, SMA, maupun di UNIVERSITAS bahwa bangsa indonesia sudah merdeka. saya sering bertanya dalam hati apalah arti kemerdekaan bagi sebuah bangsa, apa keuntungan bagi saya dan orang orang disekitar lingkungan saya bila negara ini sudah merdeka.

pernah saya bertanya kepada guru tentang arti kemerdekaan dia menjawab bahwa bila sebuah negara sudah merdeka dia memiliki hak penuh untuk mengendalikan semua wilayahnya termasuk apa yang ada didalamnya.

Bagi saya kemerdekaan adalah sebuah kebebasan dalam menjalani hidup, bagaimana bangsa indonesia ingin menjalani hidupnya, bagaimana pemimpin bangsa ini mengelola sumber daya alamnya, bagaimana rakyat ini disejahterakan hidupnya.

dalam faktanya tentu sebuah kebebasan tidak lah benar benar bebas dalam artian tanpa batas, di dalamnya tetap terdapat dinding dinding dan pagar pagar kawat yang menghalangi sebuah kebijakan kebijakan atau mimpi mimpi kecil dari rakyat indonesia.

 

Kemerdekaan Indonesia – di tahun 2012

Tahun 2012 menjadi tahun ke 67, jika disamakan dengan usia manusia tentu sudah berada pada masa tua, sudah nenek dan kakek dan memiliki banyak cucu dan tinggal menikmati hari tua dengan tenang menunggu hari H.

Indonesia tentu tidak sama dengan manusia, tapi ada beberapa  hal yang sama. seperti :

1. Bayi : sama halnya sebagai bayi yang mungil dan lucu dan tak tahu apa apa, di awal kemerdekan bangsa indonesia yang penuh ceria dan pesta. belajar merangkak dan mulai berjalan, kadang jatuh dan menangis itu biasa.

2. Remaja : Indonesia mulai terbiasa berjalan dan kadang mencoba mempercepat langkah nya dengan beberapa kebijakan pemerintah pada sektor pertanian dan SDA nya serta pendidikan

Page 4: Makna Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

3. Dewasa : Indonesia sering mengevaluasi yang telah dilakukannya pada tahun tahun sebelumnya dan mencoba cara baru dan metode baru[pemimpin baru program baru!]

4. Tua : Rakyat indonesia mulai jenuh dan bosan dengan semua ini, banyak yang tak banyak pikir tentang kebijkan yang ada karena mereka juga tidak akan dapat merubah arah kebijakan pemerintah. rakyat hanya ingin bisa hidup tenang dan bisa makan itu saja.

RUMUSAN MASLAH1. Bagaimana proses terjadinya memperingati hari kemerdekaan republik

Indonesia?

Sekali merdeka tetap merdeka. Pekik kemerdekaan kian membahana dan menggelorakan semangat di dalam dada setiap warga Indonesia, seiring diperingatinya hari kemerdekaan NKRI yang ke 67 tahun. Hari ke 17 bulan Agustus kali ini sungguh berbeda, dan bagi yang masih mengalami proses kemerdekaan pasti terasa luar biasa. Kali ini 17 Agustus hari kemerdekaan bangsa Indonesia kali ini jatuh pada hari Jumat, dan bersamaan dengan bulan Ramadhan. Semua kejadian yang sakral dan memiliki nilai ritual yang tinggi terjadi pada hari ini.

Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945

Menurut sejarah, Proklamasi Kemerdekaan RI terjadi pada bulan ramadan, tepatnya 9 Ramadan 1364 H. Pembacaan proklamasi dan upacara dilaksanakan dengan sederhana dan dalam suasana bulan ramadan. Ini tentu kontras dengan saat ini, dimana perayaan dan upacaranya dilakukan dengan wah. Acara-acara dalam menyambut peringatan agustusan pun marak dan meriah dimana-mana. Tentu saja hal ini tidak ada salahnya, asalkan kita tetap bisa memaknai nilai-nilai kemerdekaan.

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di

Page 5: Makna Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.

2. Bagaimana cara mengatasi peringatan hari kemerdekaan republik Indonesia yg banyak masalah pada bangsa ini?

Kemerdekaan Indonesia, Refleksi yang Selalu Berulang Kemerdekaan Indonesia yang telah menginjak usia ke-67 di tahun 2012 ini seharusnya sudah mampu membawa bangsa dan rakyat Indonesia ke jenjang kedewasaan dan kemajuan. Jika memakai analogi kehidupan manusia, tahun ke-67 tentunya menjadi umur yang sudah tidak muda lagi, bahkan telah beranjak renta sebelum akhirnya mati dimakan usia.

Bagi bangsa ini, semakin bertambahnya usia kemerdekaan justru semakin rumit persoalan yang dihadapi dan cara mengatasinya. Alih-alih bertambah dewasa dan menuai kemajuan, bangsa Indonesia seolah mundur jauh ke belakang dengan segala problema dan kebobrokan justru yang semakin menjadi-jadi.

Berbagai persoalan, fisik maupun mental, kian mendera bangsa ini. Korupsi yang semakin subur, kelakuan pejabat yang semakin bejat, kondisi politik yang penuh intrik, bahkan hingga urusan sepakbola pun menjadi ajang pertarungan nafsu demi kepentingan pribadi. Intinya, nyaris seluruh lini kehidupan di negeri ini tampaknya sudah tidak berada di jalur yang benar.

Kasus korupsi masih saja menjadi primadona yang tak lekang untuk dibahas lantaran selalu ada dan terus berulang. Bahkan, pilar-pilar yang seharusnya berperan penting bagi penegakan hukum dan moral di Indonesia justru menjadi biang praktek penggelapan uang rakyat.

Yang terbaru dan paling menghebohkan tentu saja kasus korupsi pengadaan Alquran yang melibatkan oknum pejabat di Departemen Agama RI dan perkara korupsi simulator SIM yang menyeret nama jenderal di jajaran Kepolisan.

Page 6: Makna Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Apa jadinya negara ini jika pengampu urusan agama dan institusi penegak hukum justru telah menjual harga diri serta mengabaikan hakikat mereka sebagai penyangga tegaknya moral bangsa?

Begitu pula dengan penyelewengan yang terjadi di Kejaksaan Agung, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan seabrek departemen di pemerintahan, juga rentetan kasus memalukan lainnya, yang sudah membudayakan korupsi sebagai hal yang seolah-olah dinilai wajar dan dianggap enteng.

Belum lagi kondisi politik yang kian lama justru semakin jauh dari ideal dan cenderung berwajah kotor. Segala cara digunakan untuk melanggengkan kekuasaan dan menghabisi lawan-lawan politiknya. Janji-janji surga pun ditebar untuk membangun simpati rakyat sebelum kemudian diingkari lagi jika sudah berhasil duduk nyaman di kursi empuk kekuasaan.

Dengan wajah buram seperti ini, lama-kelamaan rakyat Indonesia akan benar-benar kehilangan kepercayaan. Seharusnya, di hari kemerdekaan Indonesia yang ke-67 ini, semua pihak bisa merenung dan kemudian bertindak lebih baik lagi. Namun bukan sekadar perenungan pepesan kosong, bukan refleksi tanpa tujuan yang diulang-ulang setiap tahun tanpa ada perbaikan.

Mungkin, siklus kehidupan manusia bisa menjadi pelajaran dan penggambaran bagi negeri ini. Dari usia bocah, remaja, dewasa, tua, hingga kembali menjadi kekanak-kanakan lagi sebelum ajal menjemput.

Saat ini, Indonesia sudah berada di fase kembali ke sifat bocah kendati usianya telah beranjak renta. Lantas, apakah yang akan terjadi selanjutnya? Berdasarkan siklus hidup manusia, tahap yang berikutnya adalah mati dan lantas hancur di dalam kubur!

Tentunya semua elemen bangsa ini harus benar-benar menyadari bahwa hanya kita yang akan mampu menyelamatkan Indonesia dari kematian atau kehancuran.Dirgahayu Republik Indonesia! Kami Bangga menjadi anak INDONESIA...

3. Apa dampaknya memperingati hari kemerdekaan republic Indonesia?

Dampak Hari Kemerdekaan Indonesia serta Perayaan Perlombaan.Sudah 64 tahun lebih bangsa Indonesia merdeka sejak Proklamasi yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan M. Hatta tetapi sampai sekarang masih banyak warga Negara Indonesia yang belum merasakan akibat

Page 7: Makna Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

langsung dari Kemerdekaan itu sendiri. Walaupun saat ini mereka sudah lepas dari penjajahan bangsa Belanda dan Jepang tetapi mereka menghadapi penjajah baru yang tidak kelihatan tetapi dampaknya sangat besar dirasakan oleh warga Negara Indonesia yang menyebabkan penderitaan mereka makin besar.Dalam perayaan Hari Kemerdekaan RI yang diselenggarakan tiap tahun, di hari itu pula diselenggarakan suatu jenis kegiatan lomba yang hanya ada pada saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Walau kelihatan hanya seperti lomba biasa tetapi banyak sekali hikmah yang bisa diambil dari lomba-lomba tersebut.1. KOMPETISIDalam hidup pastilah terjadi kompetisi antar individu dan kelompok dan didalam lomba ini mereka di ingatkan untuk selalu berkompetisi dalam mencapai tujuan hidup yang lebih baik.2. PANTANG MENYERAHSeorang pemenang adalah orang yang pantang menyerah dalam menghadapi masalah untuk mencapai tujuan yang di inginkan dalam hidupnyai mereka di ingatkan untuk selalu berkomp3. BERLAKU SPORTIFKalah atau pun menang adalah ha biasa dalam kompetisi tetapi yang harus di utamakan adalah sikap sportif, karena lawan dalah teman dalam berkompetisi.Selain itu, biasanya lomba yang dipertandingkan adalah lomba yang cukup menyenangkan dan dapat membuat penonton maupun pemainnya terhibur karena kelucuan dari proses pertandingan tersebut.Walaupun dampak kemerdekaan Indonesia hanya dirasakan oleh sedikit warga Indonesia paling tidak saat hari perayaan kemerdekaan Indonesia, banyak orang yang terhibur oleh tontonan yang menarik ataupun hadiah yang cukup besar dari lomba-lomba yang diselenggarakan setiap tanggal 17 Agustus ini..

Page 8: Makna Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

B.PEMBAHASAN

Pengertian makna memeperingati hari kemerdekaan republik Indonesia

Apapun keadaan yang sedang dialami oleh masyarakat, datangnya bulan Agustus pada setiap tahun diajadikan momentum untuk mengingat kembali peristiwa yang amat penting, yaitu hari kemerdekaan bangsa Indonesia, yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada hari itu, Ir.Soekarno dan Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.

Peristiwa itu dikenang oleh bangsa Indonesia secara mendalam, karena merupakan puncak dari serentetan perjuangan yang luar biasa, yang dilakukan oleh bangsa Indonesia selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Berbagai pengorbanan baik berupa jiwa, harta dan bahkan raga sekalipun diberikan untuk meraih kemerdekaan itu. Hingga sampai proklamasi dikumandangkan, sudah tidak terhitung lagi jumlah harta, jiwa dan raga yang harus dibayarkan.

Para pemimpin dan pejuang bangsa ini merebut status kemerdekaan dari penjajah Belanda dan kemudian juga Jepang untuk meraih cita-citanya, yaitu menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. Mereka telah menyadari, betapa berat penderitaan yang dirasakan oleh rakyat dengan status terjajah. Kekayaan ekonominya dirampas, harkat dan martabatnya ditindas, diperbodoh dan tidak diperlakukan sebagai layaknya manusia yang memiliki hak-hak kehidupan.

Atas dasar kenyataan itu maka kemerdekaan dirasakan sebagai kekayaan yang tidak ada taranya. Demikian pula peristiwa itu dipandang sebagai hasil perjuangan dan pengorbanan dari semua pihak, yang kemudian mendapatkan karunia Tuhan yang luar biasa besarnya. Oleh karena itu peristiwa tersebut selalu dikenang dan diperingati dengan berbagai bentuk dan caranya sendiri sebagai ungkapan rasa syukur yang mendalam.

Dalam orasi kebangsaan pada malam apel akbar yang digelar untuk memperingati hari kemerdekaan yang diselenggarakan di depan gedung balai kota Malang, pada tanggal 16 Agustus 2011, saya mengemukakan bahwa setidaknya ada tiga hal yang tidak boleh dilupakan tatkala sedang memperingati hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Ketiga hal tersebut harus dijadikan sebagai sumber kekuatan dan sekaligus pedoman dalam upaya meraih cita-cita proklamasi bangsa Indonesia ini.

 

Page 9: Makna Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Ketiga hal penting yang saya maksudkan itu, pertama, adalah bahwa peringatan hari kemerdekaan harus mampu mengingatkan kembali nama-nama besar para pemimpin dan pejuang itu. Mereka telah memberikan apa saja yang dimiliki, baik pikiran, harta, dan bahkan nyawanya sekalipun. Selain itu, yang juga harus berhasil diingat kembali adalah gerakan rakyat dalam membela dan mendukung para pemimpinnya itu. Semua menyatu dan tergabung dalam tekad bersama, yaitu untuk merdeka.

Nama-nama besar seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Patimura, Bung Tomo, dan lain-lain yang tidak mungkin disebutkan satu demi satu, perlu dikenang semangat dan tekadnya untuk membela bangsanya. Demikian pula, gerakan selanjutnya berupa berbagai diplomasi lewat organisasi sosial, politik, maupun keagamaan hingga muncul nama-nama seperti Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Syahrir dan lain-lain, semua itu bertekad membela dan menyelamatkan bangsanya yang sedang menderita karena dijajah.

Melupakan nama-nama dan jasa mereka semua itu, sama halnya dengan menghapus dan mengingkari kebebasan dan bahkan kenikmatan yang kini sedang dirasakan. Merekalah sebenarnya kekuatan penggerak dan sekaligus telah mengobarkan jiwa perjuangan hingga bangsa ini berhasil meraih kemerdekaan. Selain itu, dengan tekad dan ketulusannya, sepanjang hidupnya, mereka telah mengabdikan diri untuk bangsa dan kemanusiaan pada umumnya.

 

Kedua, para pejuang tersebut juga telah berhasil mewariskan konsep, prinsip-prinsip dan dasar-dasar yang seharusnya dijadikan pegangan dalam membangun bangsa dan negara yang diinginkan itu. Bahwa negara Indonesia adalah berbentuk kesatuan, dengan semboyan bhineka tunggal ika. Para pejuang tersebut telah menyadari bahwa keadaan rakyat Indonesia adalah terdiri atas berbagai suku, golongan, bahasa daerah, adat istiadat dan agama yang berbeda-beda. Namun, mereka tetap satu, ialah bangsa Indonesia.

Konsep dan prinsip tersebut telah dirumuskan dan disepakati hingga menjadi dasar negara, yaitu berupa UUD 1945 dan Pancasila. Melalui konsep ini maka bangsa Indonesia yang menempati wilayah yang demikian luas, terdiri atas berbagai pulau besar maupun kecil dan lautan yang luas, dari Sabang hingga Merauke, berhasil dipersatukan. Mereka terhimpun dalam gerakan perjuangan itu. Itulah komitmen mereka tatkala awal membangun bangsa dan negara ini.

 

Ketiga,  bahwa hal yang tidak kalah pentingnya lagi, sesuatu yang harus diwarisi oleh generasi pelanjut adalah nilai-nilai perjuangan para pejuang kemerdekaan itu. Di antaranya adalah, bahwa perjuangan harus dilakukan secara total atau sepenuhnya. Setiap perjuangan harus

Page 10: Makna Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

disempurnakan dengan kerelaan berkorban. Para pejuang terdahulu telah memberikan pikiran, tenaga, dan bahkan nyawanya sekalipun secara ikhlas. Itulah perjuangan secara total. Selain itu yang penting untuk dicatat, bahwa para pemimpin bangsa ini telah membangun jiwa besar. Mereka selalu mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa besar, unggul dan bermartabat, yaitu sama dengan bangsa-bangsa besar lain di dunia. Ir.Soekarno selalu mengemukakan bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa tempe, dan sebaliknya adalah bangsa besar yang mampu berdikari dan tidak mau tergantung pada bangsa lain di muka bumi ini.

Page 11: Makna Memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

http://www.tniad.mil.id/index.php/binfungpen/artikel/revitalisasi-komitmen-kebangsaan-demi-tegaknya-negara-kesatuan-republik-indonesia

http://www.harianlahat.com/2012/08/google-indonesia/#.UKmnwpiKxpw

http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2399%3Amenangkap-makna-peringatan-hari-kemerdekaan&catid=25%3Aartikel-rektor&Itemid=168

http://smp.labschool.upi.edu/2012/08/17-agustus-2012-peringatan-hari-kemerdekaan-ri-yang-ke-67/

http://reski-ramadan.blogspot.com/2012/08/selamat-hari-kemerdekaan-indonesia-ke-67.html

http://dwiry.blogspot.com/2009/09/dampak-hari-kemerdekaan.html