Makna Lagu Indonesia Raya

11
Jadi pandu ibuku Dari sudut bahasa, kalimat di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku, yang menjadi bagian dari lagu kebangsaan bangsa Indonesia , yakni lagu Indonesia Raya: menerangkan eksistensi atau keberadaan tempat yang menjadi rumah dan sandaran bangsa Indonesia (NKRI) untuk membangun peradabannya. Sedang esensi atau intinya, mengandung makna kecintaan atau rasa patriotisme bangsa Indonesia terhadap tanah airnya (NKRI), yang direalisasikan atau diwujudkan dengan cara mengabdi atau berbakti, yang didasari oleh keikhlasan. dan bentuk pengabdian tersebut diapreasiasikan dalam berbagai bidang, baik di bidang seni dan budaya, olah raga, ilmu pengetahuan, pertanian, perdagangan ataupun yang lainnya, dengan tujuan untuk memajukan peradaban dan mengharumkan bangsa nya. Baik dipandang dari sudut bahasa, ataupun esensi dari kalimat tersebut: kemurnian, keluhuran, ketegasan, serta kekuatan maknanya, bisa menjadi hambar atau tidak efektif, dan hanya menjadi sebuah manifestasi atau pernyataan yang samar, jika kata di sanalah, yang menjadi kata penghubung untuk kalimat aku berdiri jadi pandu ibuku, tidak disesuaikan atau ditempatkan pada tempat semestinya. Kata di sanalah, merupakan subjek atau pokok kalimat yang berperan penting dalam penegasan makna atau penjelas dari keutuhan kalimat aku berdiri, yang dihubungkan dengan kalimat jadi pandu ibuku. Bila dipahami secara cermat, keberadaan kata di sanalah, pada kalimat di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku, sebenarnya tidak bersifat statis, atau kata yang harus tetap dipakai sebagai penghubung untuk kalimat aku berdiri jadi pandu ibuku. Tetapi, kata tersebut memiliki sifat dinamis atau berubah-ubah, tergantung di mana lagu Indonesia Raya dinyanyikan. Merujuk pada kata di sanalah yang bersifat dinamis atau berubah-ubah, penggunaan kata tersebut tentu tidak tepat dipakai sebagai kata penghubung untuk kalimat aku berdiri jadi pandu ibuku, jika lagu Indonesia Raya dinyanyikan di wilayah atau teritorial bangsa Indonesia itu sendiri (dalam negeri). Karena secara bahasa, kata disanalah hakekatnya adalah untuk menunjukkan tempat yang jauh. Kata di sanalah, akan lebih tepat dihubungkan dengan kalimat aku berdiri jadi pandu ibuku, bila lagu Indonesia Raya

Transcript of Makna Lagu Indonesia Raya

Page 1: Makna Lagu Indonesia Raya

Jadi pandu ibukuDari sudut bahasa, kalimat di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku, yang menjadi bagian dari lagu kebangsaan bangsa Indonesia, yakni lagu Indonesia Raya: menerangkan eksistensi atau keberadaan tempat yang menjadi rumah dan sandaran bangsa Indonesia (NKRI) untuk membangun peradabannya. Sedang esensi atau intinya, mengandung makna kecintaan atau rasa patriotisme bangsa Indonesia terhadap tanah airnya (NKRI), yang direalisasikan atau diwujudkan dengan cara mengabdi atau berbakti, yang didasari oleh keikhlasan. dan bentuk pengabdian tersebut diapreasiasikan dalam berbagai bidang, baik di bidang seni dan budaya, olah raga, ilmu pengetahuan, pertanian, perdagangan ataupun yang lainnya, dengan tujuan untuk memajukan peradaban dan mengharumkan bangsanya.      Baik dipandang dari sudut bahasa, ataupun esensi dari kalimat tersebut: kemurnian, keluhuran, ketegasan, serta kekuatan maknanya, bisa menjadi hambar atau tidak efektif, dan hanya menjadi sebuah manifestasi atau pernyataan yang samar, jika kata di sanalah, yang menjadi kata penghubung untuk kalimat aku berdiri jadi pandu ibuku, tidak disesuaikan atau ditempatkan pada tempat semestinya. Kata di sanalah, merupakan subjek atau pokok kalimat yang berperan penting dalam penegasan makna atau penjelas dari keutuhan kalimat aku berdiri, yang dihubungkan dengan kalimat jadi pandu ibuku.     Bila dipahami secara cermat, keberadaan kata di sanalah, pada kalimat di sanalah aku berdiri jadi pandu ibuku, sebenarnya tidak bersifat statis, atau kata yang harus tetap dipakai sebagai penghubung untuk kalimat aku berdiri jadi pandu ibuku. Tetapi, kata tersebut memiliki sifat dinamis atau berubah-ubah, tergantung di mana lagu Indonesia Raya dinyanyikan.     Merujuk pada kata di sanalah yang bersifat dinamis atau berubah-ubah, penggunaan kata tersebut tentu tidak tepat  dipakai sebagai kata penghubung untuk kalimat aku berdiri jadi pandu ibuku, jika lagu Indonesia Raya dinyanyikan di wilayah atau teritorial bangsa Indonesia itu sendiri (dalam negeri). Karena secara bahasa, kata disanalah hakekatnya adalah untuk menunjukkan tempat yang jauh. Kata di sanalah, akan lebih tepat dihubungkan dengan kalimat aku berdiri jadi pandu ibuku, bila lagu Indonesia Raya dinyanyikan di luar wilayah Indonesia (luar negeri).     Di wilayah Indonesia atau dalam negeri sendiri, kata penghubung untuk kalimat aku berdiri jadi pandu ibuku, seharusnya menggunakan kata di sinilah bukan di sanalah, dan keutuhan kalimat tersebut menjadi di sinilah aku berdiri jadi pandu ibuku. kedudukan kata di sinilah, berfungsi sebagai penjelas, untuk menegaskan atau menguatkan bahwa tempat yang ditunjuk bangsa Indonesia sebagai tanah air tempat berdiri untuk menata hidup serta kehidupan bersama dalam satu lingkup peradaban yang menjunjung nilai-nilai patriotisme serta nasionalisme demi kehormatan bangsanya, tidak lain adalah tanah yang dipijaknya, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang eksistensi atau keberadaanya bukanlah sesuatu yang abstrak.     Tujuan dari penggunaan atau pemakaian kata yang tepat sebagai kata penghubung untuk kalimat aku berdiri jadi pandu ibuku dalam lagu Indonesia Raya, yang harus disesuaikan atau ditempatkan pada tempat semestinya, yaitu antara kata di sanalah dan kata di sinilah, selain untuk menegaskan atau menguatkan makna dalam kalimat tersebut, baik dari sudut bahasa ataupun esensinya, juga untuk memupuk rasa patriotisme serta rasa nasionalisme bangsa Indonesia terhadap kelangsungan hidup bangsanya, sekarang dan masa depan. seperti yang diucapkan Khahlil Gibran, bahwa kemajuan tidak hanya sekedar memperbaiki masa lalu, tetapi bergerak untuk masa depan

Page 2: Makna Lagu Indonesia Raya

“Indonesia Tanah Airku, Tanah Tumpah Darahku…Disanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku”

Menanamkan rasa memiliki negeri, Tanah Air Indonesia adalah tempat untuk berkarya dan berdarma bakti warga negara Indonesia dengan kerja keras membanting tulang, menguras keringat dan air mata, sampai menumpahkan darah. Sikap setiap warga terhadap ibu pertiwi atau tanah air Indonesia selayaknya sikapnya terhadap ibu kandung.

” Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan tanah airku. Marilah kita berseru, Indonesia bersatu ..!”

Setiap warga negara Indonesia, berusaha sedapat mungkin menjauhkan semua hal yang dapat memecah belah Indonesia dan sebagai seruan untuk mengingat persatuan adalah kunci untuk keabadian NKRI.

“Hiduplah tanahku, Hiduplah negeriku, Bangsaku, Rakyatku semuanya, Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, Untuk Indonesia Raya..”

Seruan yang mengingatkan setiap warga negara Indonesia untuk senantiasa mendoakan negeri ini agar tidak berhenti memberikan kehidupan turun temurun kepada anak negerinya. Harapan agar generasi penerus kelak akan melanjutkan kedaulatan negeri ini dengan Jiwa dan Raga yang telah terbangun. Bangun jiwa diletakkan lebih dahulu dengan maksud warga negara Indonesia haruslah lebih mengutamakan membangun jiwa kebangsaan, ruh nasionalisme, semangat berbangsa dan bernegara, mental spiritual dengan sangat prima, dan menjadi prioritas utama, baru membangun fisik berupa teknologi, infrastruktur, kemapanan hidup masyarakatnya.

“Indonesia Raya merdeka merdeka, Tanahku negeriku yang kucinta (2x)” Berupa doa dan harapan dari bangsa indonesia yang mencintai negerinya agar senantiasa merdeka dari berbagai bentuk penindasan kemanusiaan, seluruh wilayah Indonesia harus benar-benar merdeka, tidak ada lagi penjajahan, penyerobotan dari pihak asing, tidak ada penguasaan daerah oleh pihak asing.

.Di ruang maya yang ada ini, kami berupaya memaknai kembali makna lagu Indonesia raya dan menggali kesakralan kata-katanya…“Indonesia Tanah Airku, Tanah Tumpah Darahku…Disanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku” Menanamkan rasa memiliki negeri, Tanah Air Indonesia adalah tempat untuk berkarya dan berdarma bakti warga negara Indonesia dengan kerja keras membanting tulang, menguras keringat dan air mata, sampai menumpahkan darah. Sikap setiap warga terhadap ibu pertiwi atau tanah air Indonesia selayaknya sikapnya terhadap ibu kandung.” Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan tanah airku. Marilah kita berseru, Indonesia bersatu ..!”Setiap warga negara Indonesia, berusaha sedapat mungkin menjauhkan semua hal yang dapat memecah belah Indonesia dan sebagai seruan untuk mengingat persatuan adalah kunci untuk keabadian NKRI.“Hiduplah tanahku, Hiduplah negeriku, Bangsaku, Rakyatku semuanya, Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, Untuk Indonesia Raya..” Seruan yang mengingatkan setiap warga negara Indonesia untuk senantiasa mendoakan negeri ini agar tidak berhenti memberikan kehidupan turun temurun kepada anak negerinya. Harapan agar generasi penerus kelak akan melanjutkan kedaulatan negeri ini dengan Jiwa dan Raga yang telah terbangun. Bangun jiwa diletakkan lebih dahulu dengan maksud warga negara Indonesia haruslah lebih

Page 3: Makna Lagu Indonesia Raya

mengutamakan membangun jiwa kebangsaan, ruh nasionalisme, semangat berbangsa dan bernegara, mental spiritual dengan sangat prima, dan menjadi prioritas utama, baru membangun fisik berupa teknologi, infrastruktur, kemapanan hidup masyarakatnya.“Indonesia Raya merdeka merdeka, Tanahku negeriku yang kucinta (2x)” Berupa doa dan harapan dari bangsa indonesia yang mencintai negerinya agar senantiasa merdeka dari berbagai bentuk penindasan kemanusiaan, seluruh wilayah Indonesia harus benar-benar merdeka, tidak ada lagi penjajahan, penyerobotan dari pihak asing, tidak ada penguasaan daerah oleh pihak asing.

Salah satu petikan lirik yang terdapat dalam lagu kebangsaan kita Indonesia Raya yang diciptakan oleh W.R. Supratman, yaitu “Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya Untuk Indonesia Raya” mengandung makna yang sangat mendalam bagi bangsa Indonesia. Lirik ini menyiratkan bahwa untuk membangun masyarakat Indonesia yang kuat dan kokoh terutama para generasi bangsa sehingga mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi serta memiliki kecintaan terhadap negaranya, yaitu dengan membangun atau mendidik terlebih dahulu jiwa dan raganya.

Terlebih dahulu dengan membangun jiwanya, yaitu dengan memaknai apa fungsi dirinya baik secara hubungan dengan Sang Penciptanya dan hubungan dengan masyarakatnya atau sosial yaitu dengan seimbang. Dengan Membangun jiwa para generasi bangsa Indonesia yang suci dan bersih akan menghasilkan generasi Indonesia yang arif dan bermoral, tentunya tidak akan ada perilaku-perilaku yang menyimpang seperti korupsi atau memakan harta yang bukan haknya yang belakangan ini muncul di antara wakil-wakil rakyat. Hal ini sudah tentu mengotori jiwanya sehingga niat suci dan baik untuk membangun negara tidak ada lagi karena perbuatannya itu yang  lebih mementingkan dirinya sendiri atau golongan.

Para wakil-wakil rakyat atau pemimpin yang seperti itu adalah orang-orang yang  berbuat kerusakan di muka bumi, terutama di tanah Indonesia ini. Jiwa mereka itu telah dikendalikan oleh hawa nafsu mereka, orang-orang terdahulu menjadi pemimpin adalah suatu amanah dan tanggung jawab yang besar untuk dirinya, sekarang berbanding terbalik sekali mereka malah berlomba-lomba untuk menjadi pemimpin agar bisa menimbun harta dan berbuat sesukanya.

Setelah membangun jiwanya, langkah selanjutnya adalah dengan membangun badannya atau raganya. Raga yang sehat dan kuat akan sangat membantunya dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pemimpin atau wakil rakyat. Raga yang sehat dan kuat akan diperoleh dengan cara menjaga kesehatannya yaitu dengan cara berolahraga dan makan-makanan yang bergizi. Bagaimana pemimpin tersebut dapat mengurus rakyat dan negaranya jika dari segi fisik saja dia lemah? Betul tidak?. Pemimpin itu harus sehat.

Oleh sebab itu jiwa dan raga yang sehat, kuat, dan kokoh sangat dibutuhkan untuk membentuk para pemimpin yang adil dan beradab terutama untuk generasi selanjutnya. Indonesia akan menjadi negara yang dikagumi dunia jika dipimpin oleh pemimpin yang dikagumi oleh rakyatnya, yang menjalankan amanah yang telah diberikan kepadanya.

Tidak akan ada lagi rakyat yang mengalami kelaparan dan kemiskinan karena pemimpinnya cinta kepada rakyatnya dan negaranya, maka rakyatnya pun akan mencintai dan menyayangi pemimpin tersebut.

Page 4: Makna Lagu Indonesia Raya

Makna Lagu Indonesia Raya

Setiap negara mempunyai lagu kebangsaan masing-masing, tidak ada dua negara yang memiliki lagu kebangsaan yang sama, karena lagu kebangsaan adalah ekspresi kejiwaan dari suatu bangsa. Lagu kebangsaaan menempati kedudukan yang khusus dan dihormati oleh seluruh rakyatnya. Lagu kebangsaan selalu dinyanyikan atau diperdengarkan pada setiap acara resmi kenegaraan, dan juga pada setiap acara di luar negeri yang membawa nama negara.

Lagu “Indonesia Raya” ciptaan W.R. Supratman, merupakan lagu kebangsaan bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai sebuah lagu yang dihormati dan dibanggakan, pembangkit semangat kebangsaan, dan terasa ada kesyahduan yang luar biasa dalam penjiwaannya.

Pada jaman penjajahan, pihak penjajah melarang rakyat menyanyikan lagu ini, tapi rakyat mengabaikannya, dan tetap menyanyikannya, sehingga bertambah jiwa nasionalisme, rasa kebangsaan, rasa senasib sepenanggungan, dan rasa seperjuangan, serta semakin memperkokoh persatuan dalam melawan penjajahan.

Sekarang, banyak warga dan banyak para siswa/pelajar yang tidak memperlihatkan sikap hormat secara fisik, ketika menyanyikan atau mendengarkan lagu Indonesia Raya. (kalau hanya menghormati dalam hati tentu tidak nyata dan tidak terlihat). Kenyataan ini menunjukkan bahwa pendidikan kurang memberikan bobot tentang materi nasionalisme, kurang menanamkan jiwa kebangsaan, kurang melatih membiasakan diri untuk bersikap menghormati lambang-lambang negara, sehingga mereka kurang bangga memiliki bangsa yang merdeka dan kurang bangga memiliki lagu kebangsaan. Padahal pendidikan di Indonesia, sejak awal kemerdekaan menganut paham ajaran Ki Hajardewantara yang sarat dengan nilai-nilai perjuangan dan nilai-nilai nasionalisme.

Kehilangan arti dan makna dari lagu kebangsaan pada sebagian besar warga negara dalam waktu yang lama, bisa berakibat memperlemah jiwa kebangsaan, dan menurunnya rasa berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan :

1. Ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan, mereka tidak lagi merasakannya sebagai suatu lagu yang khusus sifatnya, tapi merasakannya sama seperti lagu lainnya. (Padahal lagu lainnya sedikit yang berjiwa kebangsaan)

2. Mereka lebih berminat dan lebih tertarik dengan lagu-lagu populer lainnya, termasuk mengidolakan para artis terkenalnya, sehingga lagu kebangsaan menjadi semakin kurang diperhatikan dan kurang diminati. (Adapun mereka yang tidak bisa menyanyikannya bukan berarti kurang perhatiannya, tapi itu adalah masalah latihan dan bakat seseorang, ada orang yang harus berlatih lama sekali, baru mampu menyanyikannya)

3. Ketika mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya pada suatu acara, mereka hanya ikut-ikutan, atau ada rasa keterpaksaan, seharusnya keinginan menyanyikannya timbul dari dorongan kemauan yang kuat dari hati sendiri. (Apalagi jika yang memimpin lagu adalah orang/kelompok yang kurang simpatik, menjadi semakin kurang menarik)

4. Keadaan akan semakin buruk, jika ada anggapan bahwa menyanyikan lagu kebangsaan hanya membuang waktu, atau dianggap tidak perlu lagi, karena keadaan kita sekarang sudah merdeka. (Ini adalah anggapan yang keliru, karena mereka tidak mengerti tentang isi dan makna dari lagu kebangsaan itu sendiri).

5. Keadaan akan sangat buruk bagi lemahnya jiwa kebangsaan dan rendahnya rasa berbangsa dan bernegara pada sebagian besar warga negara, jika pada semua acara/kegiatan yang bersifat kebangsaan dan kenegaraan, tidak dikumandangkan lagu Indonesia Raya. Walaupun

Page 5: Makna Lagu Indonesia Raya

kegiatan itu hanya setingkat RT/RW, apalagi tingkat departemen/instansi pemerintah. (Apakah dirasakan sudah sangat cukup, jika hanya setahun sekali menyanyikannya? Dan itupun hanya sekedar jadi tontonan yang berulang-ulang setiap tahun?)

Lemahnya nasionalisme pada sebagian bersar warga negara, akan berdampak pada kewibawaan negara yang semakin jatuh, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Jangan dikira bahwa dampak ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan rendahnya kinerja, pelayanan yang tidak maksimal pada semua departemen/instansi/ badan-badan dan lain-lain.

Upaya untuk menaikkan kewibawaan negara di dalam dan di luar negeri, tentu dengan menguatkan nasionalisme dan meningkatkan prestasi di semua bidang, sebab kalau menjaga kewibawaan negara melalui kekuasaan dan kekuatan akan berdampak munculnya “tudingan” bahwa negara melanggar HAM. Padahal negara lain ada yang sudah/pernah melanggar HAM, tapi mereka pura-pura tidak tahu, pura-pura pilon atau pura-pura “bersih” dan tidak pernah melanggar HAM sekecil apapun.

Setiap kalimat dan bait pada lagu Indonesia Raya, mempunyai arti dan makna, terdapat 12 item, sebagai berikut :

1. Indonesia Tanah Airku, kalimat ini menanamkan kesadaran, a. Bahwa setiap warga memiliki tanah air yaitu Indonesia, b. Bahwa setiap warga memilik hak dan kewajiban terhadap tanah airnya.c. Bahwa setiap warga mengaktualisasikan dirinya dalam upaya merealisasikan makna sumpah pemuda.2. Tanah tumpah darahku, kalimat ini menanamkan kesadaran, a. Bahwa setiap warga telah memiliki wadah/ruang/tempat, yaitu di tanah yang termasuk wilayah Indonesia. b. Bahwa Tanah Air Indonesia adalah tempat untuk berusaha, berjuang, dan berdarma bakti dengan kerja keras membanting tulang, menguras keringat dan air mata, sampai menumpahkan darah.3. Disanalah aku berdiri, kalimat ini menanamkan kesadaran, a. Bahwa setiap warga telah berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa lainnya, b. Bahwa di tanah air Indonesia kita semua memiliki derajat yang sama dengan bangsa lainnya di dunia ini.4. Jadi pandu ibuku, kata ibuku maksudnya adalah ibu pertiwi atau pemerintahan yang sah. Kalimat ini menanamkan kesadaran, a. Bahwa pemerintahan yang sah, mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam berperan menjadi pandu/penuntun/pembimbing bagi semua warga negaranya untuk meningkatkan kesejahteraan semua warganya; b. Bahwa sikap setiap warga terhadap ibu pertiwi harus bersikap sama seperti sikapnya terhadap ibu kandung/orang tua.5. Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan tanah airku, kedua kalimat ini menanamkan kesadaran, a. Bahwa setiap warga memiliki kebangsaan yaitu berbangsa Indonesia, berkewarganegaraan Indonesia. b. Bahwa setiap warga bersikap tegas dalam pengakuannya berkebangsaan Indonesia dan bertanah air Indonesia.6. Marilah kita berseru, Indonesia bersatu, kedua kalimat ini menanamkan kesadaran, a. Bahwa setiap warga berseru, bersikap dan berusaha membina persatuan dan kesatuan Indonesia agar Indonesia benar-benar bersatu, baik melalui sikap, kata, tingkahlaku dan perbuatan sehari-hari.

Page 6: Makna Lagu Indonesia Raya

b. Bahwa setiap warga berusaha sedapat mungkin menjauhkan semua hal yang dapat memecah belah Indonesia.7. Hiduplah tanahku, Hiduplah negeriku, Bangsaku rakyatku, Semuanya, bait ini terdiri dari empat kalimat menanamkan kesadaran, a. Bahwa setiap warga selalu berusaha agar Indonesia menjadi tanah air yang hidup untuk waktu yang tidak terbatas. b. Bahwa setiap warga, setiap rakyat , semuanya, harus menjadi penduduk yang benar-benar hidup, benar-benar dinami dan kreatif untuk merubah keadaan, agar keadaan selalu berubah menjadi lebih baik c. Bahwa semua rakyat, semua warga berusaha agar jangan sampai rakyat mati dan berusaha agar Indonesia jangan sampai mati, punah atau bubar.8. Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, kedua kalimat ini menanamkan kesadaran, a. Bahwa setiap warga lebih mengutamakan dalam berusaha membangun jiwa kebangsaan, ruh nasionalisme, semangat berbangsa dan bernegara, mental spiritual dengan sangat prima, dan menjadi prioritas utama.b. Bahwa setiap warga juga membangun badannya, melaksanakan pembangunan fisik dengan sangat maksimal untuk kesejahteraan lahir batin.9. Untuk Indonesia Raya, kalimat ini menanamkan kesadaran, a. Bahwa setiap warga dalam berusaha disemua bidang, harus merupakan bagian kegiatan yang integral dalam suatu strategi besar untuk pembangunan Indonesia seutuhnya, b. Bahwa semua warga dalam melaksanakan usahanya dalam bidang apapun harus maju bersama, berjalan seiring menuju Indonesia Raya, harus saling bersinergi, dan harus diupayakan tidak boleh ada yang saling menghambat.10. Indonesia Raya merdeka merdeka, dalam kalimat ini kata merdeka diucapkan dua kali, menanamkan kesadaran, a. Bahwa seluruh wilayah Indonesia harus benar-benar merdeka, tidak ada lagi penjajahan, penyerobotan dari pihak asing, tidak ada penguasaan daerah oleh pihak asing.b. Bahwa setiap warga harus berusaha untuk tidak ada lagi penjajahan di seluruh wilayah Indonesia dalam bentuk apapun, dalam bidang apapun.11. Tanahku negeriku yang kucinta, kalimat ini menanamkan kesadaran,Bahwa setiap warga dalam semua usahanya untuk berprestasi, berproduksi, berkreasi, berinovasi berdasarkan atas cintanya kepada negerinya dan tanah airnya.12. Hiduplah Indonesia Raya, kalimat ini menanamkan kesadaranBahwa cita-cita tertinggi dari setiap warga adalah Indonesia mampu berjuang hidup untuk waktu yang tidak terbatas, mampu bersaing dalam globalisasi internasional di semua bidang. Dan Indonesia hidup terus menjadi negara yang besar dan menjadi negara yang disenangi dunia internasional.

angunlah jiwanya/ bangunlah badannya…

Untuk Indonesia Raya…

 

Penggalan lagu itu, sangat popular. Semua warga negeri ini, mestinya wajib hafal dan memahami untaian makna yang terkandung pada lagu Indonesia Raya, karya W.R Supratman. Cobanya nyanyikan agak sejenak dengan penghayatan yang dalam, maka akan menghadirkan gemuruh dalam diri.

Page 7: Makna Lagu Indonesia Raya

 

Suasananya semakin lain ketika dinyanyikan sesaat sebelum laga Timnas Indonesia U-22 melawan Timor Leste, di Stadion Utama Riau, tadi malam. Gelegarnya terasa menyusuk relung-relung hati. Rasa itu pasti lebih dahsyat dirasakan oleh pemain. 

 

Inilah spesialnya sepakbola. Setiap akan memulai ivent antar negara, dipastikan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan.  Pada multi-event, lagu kebangsaan dinyanyikan saat penghormatan pemenang yang memperoleh gelar juara atau medali emas. Perlakuan ini sama untuk kunjungan kenegaraan bagi kepala negara.

 

Seorang kawan menyebutkan, jika saja pelaku olahraga di negeri ini menghayati, memaknai dan memainkan perannya secara sungguh-sungguh, sesuai pesan dalam lagu tersebut, diyakini keja-yaan olahraga negeri ini tak akan tertandingi negara lain.

 

Pada era 1960-an hingga 1980-an, pada cabang sepakbola, misalnya, Indonesia hanya bersaing dengan Thailand untuk Asia Tenggara. Juga nyaris menembus Piala Dunia 1986. Setelah itu, nyaris tak banyak yang bisa diharapkan. Malaysia sudah sering mempermalukan Timnas Indonesia. Negara kecil; Singapura, tak jarang pula mempecundangi Indonesia. Cabang lain juga tak jauh berbeda. Bidang lain juga begitu, setali dua uang.

 

Sudahkah dibangun jiwanya, sudahkah dibangun raganya, sesuai pesan bijak pada lagu kebangsaan? Inilah yang menjadi persoalan selama ini. Sang kawan menyebutkan;  jiwanya belum terbangun, raganya belum terisi utuh. Yang sudah? Baru dibangun fasilitas pisik, itu pun masih serampangan.

 

Bagaimana bisa membangun jiwa,  jika jiwa orang-orang yang seharusnya membangun jiwa anak-anak muda tersebut tidak memiliki jiwa pula? Terhadap hal ini, suatu ketika, saya pernah berkunjung ke PPLP Padang. Tempat yang seharusnya menjadi “kawah candradimuka” untuk mempersiapkan atlet berprestasi terbaik di Sumbar, ternyata tidak mendapatkan perlakuan terbaik. Padahal, dalam hitung-hitungannya, mereka dibiayai dan dipelihara oleh negara secara utuh. Kamp para atlet tersebut sangat memiriskan, tak ubahnya barak buruk yang memprihatinkan.

 

Page 8: Makna Lagu Indonesia Raya

Itu baru dari sisi tempat mereka beristirahat dan tinggal selama dalam pendidikan. Belum lagi dikaji soal apakah mereka yang masuk ke sana benar-benar berprestasi dan lolos seleksi sesuai standar? Apakah fasilitas yang didapatkan mereka sesuai dengan apa yang dianggarkan?

 

Perihal keprihatinan terhadap kondisi ini, pernah menjadi catatan tersendiri bagi Syahrial Bakhtiar, sesaat setelah dilantik menjadi Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumbar, beberapa bulan lalu.  Bagaimana bisa membangun badannya, sementara jiwanya menghadapi masalah. Berbeda jika dibandingkan dengan membangun fisik —gedung, stadion, dll— bernilai proyek. (*)