makalah_telenursing

26
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telenursing berarti pemberian perawatan secara berkelajutan untuk klien dan biasanya pada mereka dalam kondisi kronik (Hardin, 2001). Telenursing meliputi pengumpulan data klinik pasien dan penggunaan video-imaging untuk memberikan perawatan berkelanjutan dan edukasi pada klien. Sistem ini memungkinkan perawat memberikan informasi dan waktu secara akurat dan dukungan secara online. Perawatan yang berkelanjutan dapat ditingkatkan dengan memberikan harapan melalui kontak dengan frekuensi yang sering antara pemberi asuhan perawatan dengan klien. Telenursing merupakan alat yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan jarak jauh terutama pada pada penangan masalah psikologis pasca bencana alam. Penggunaan telenursing terbukti bermanfaat baik dalam hal jangkauan wilayah, efektifitas waktu, efisiensi biaya, dan penyelesaian masalah keterbatasan tenaga pemberi pelayanan. Praktik telenursing tidak lepas dari isu seputar legal aspek, yang harus disikapi 1

description

TeleNursing

Transcript of makalah_telenursing

Page 1: makalah_telenursing

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telenursing berarti pemberian perawatan secara berkelajutan untuk

klien dan biasanya pada mereka dalam kondisi kronik (Hardin, 2001).

Telenursing meliputi pengumpulan data klinik pasien dan penggunaan

video-imaging untuk memberikan perawatan berkelanjutan dan edukasi

pada klien.

Sistem ini memungkinkan perawat memberikan informasi dan

waktu secara akurat dan dukungan secara online. Perawatan yang

berkelanjutan dapat ditingkatkan dengan memberikan harapan melalui

kontak dengan frekuensi yang sering antara pemberi asuhan perawatan

dengan klien.

Telenursing merupakan alat yang digunakan untuk memberikan

asuhan keperawatan jarak jauh terutama pada pada penangan masalah

psikologis pasca bencana alam. Penggunaan telenursing terbukti

bermanfaat baik dalam hal jangkauan wilayah, efektifitas waktu, efisiensi

biaya, dan penyelesaian masalah keterbatasan tenaga pemberi pelayanan.

Praktik telenursing tidak lepas dari isu seputar legal aspek, yang harus

disikapi secara bijaksana dengan melibatkan peranserta pemerintah

sebagai pembuat kebijakan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengantar telenursing ?

2. Bagaimana sertifikasi informatika keperawatan ?

3. Bagaimana pemanfaatan aplikasi informasi keperawatan ?

4. Bagaimana masa depan informatika keperawatan ?

1

Page 2: makalah_telenursing

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengantar telenursing

2. Memahami sertifikasi informatika keperawatan

3. Memahami aplikasi informasi keperawatan

4. Memahami masa depan informatika keperawatan

2

Page 3: makalah_telenursing

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengantar Telenursing

1. Pengertian Telenursing

Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi

dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan

kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan

pasien, atau antara beberapa perawat. Menurut National Council of

State Boards of Nursing, telenursing is defined as the practice of

nursing over distance using telecommunications technology.

Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk

memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh.

Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk

menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua

negara dan memakai peralatan video conference. Telenursing bagian

integral dari telemedicine atau telehealth.

2. Penerapan telenursing

Telenursing merupakan sistem yang berbasis internet yang

didesain untuk membantu pasien belajar cara mengelola kondisi

mereka. Kontruksi sistemnya dapat dilihat pada gambar 1, dimana

Database server yang berlokasi di sebuat pusat pelayanan perawatan

kesehatan yang berfungsi untuk mengumpulkan dan meneruskan serta

memenuhi sinyal dari pasien, perawat, dan dokter, dengan melihat

informasi pada website. Pada gambar 2 terlihat dipusat kesehatan

dengan staffnya adalah seorang perawat professional yang

mengetahui tentang teknik telekomunikasi. Perawat ini secara regular

mengunjungi pasien yang terdaftar dan juga memberikan perawatan

berkelanjutan melalui sistem telenursing.

3

Page 4: makalah_telenursing

Terdapat tiga jenis informasi yang akan terolah pada sistem ini

antara lain:

a. email dari pasien yang melaporkan status kesehatan

b. Data vital sign: monitoring tekanan darah secara regular, nadi dan

temperature

c. video-mail, yang berfungsi untuk meningkatkan evaluasi pasien.

Pasien mengakses informasi kesehatan pada website. Informasi

yang terkumpul dipusat pelayanan kesehatan dan perawatan akan

memutuskan apakah memberikan perawatan melalui instruksi

telenursing atau mengunjungi pasien.

3. Aplikasi telenursing

Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit

melalui pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan

home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di

dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter

fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat

badan melalui internet. Melalui system interaktif video, pasien

contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video

konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh

bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi

tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil

dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya

dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan

keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya

dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat

menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara

online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan

menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan

maupun keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.

4

Page 5: makalah_telenursing

Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu

menjadi perhatian :

a. Faktor legalitas

Dapat didefinisikan sebagai otononi profesi keperawatan atau

institusi keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam

pelaksanaan telenursing.

b. Faktor financial

Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar

karena sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari

pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek

financial dalam pelaksanaan telenursing.

c. Faktor Skill

Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan

skill tentang telenursing. Perawat dan klien perlu dilakukan

pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing

sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill antara klien dan

perawat. Pengetahuan tentang telenursing harus didasari oleh

pengetahuan tehnologi informasi.

d. Faktor Motivasi

Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam

pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan

pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.

Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya

mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik

keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara

fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam

bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah:

a. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi

kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga

b. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus

diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan

5

Page 6: makalah_telenursing

kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan

keuntungannya

c. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara,

gambar) dapat dikontrol dengan membuat informed consent

(pernyataan persetujuan) lewat email

d. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan

peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan

hukuman/legal aspek

4. Fungsi Telenursing

Telenursing dapat melakukan fungsi-fungsi berikut:

a. Pemantauan pasien yang menderita penyakit kronis.

b. Koordinasi perawatan untuk pasien dengan penyakit atau

kondisi yang rumit, atau banyak co-morbiditas.

c. Pendidikan pasien untuk mengelola gejala penyakit mereka

Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing

yaitu :

a. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan

keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan

( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing

home).

b. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan

cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas

geografis.

c. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan

waktu tinggal di rumah sakit

d. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan

pengkajian dan monitoring yang sering sehingga

membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat

6

Page 7: makalah_telenursing

meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa

memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi

e. berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan

dan meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa

banyak memerlukan sumber

Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam

bidang pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan

perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan.

Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video

conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning

B. Sertifikasi Informatika Keperawatan

Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan, etik

dan kerahasiaan pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan.

Dibanyak negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat

khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai

koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan

pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari

malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti

akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam

perdebatan dan sulit pemecahannya.

Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka

diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur

praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme,

keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan.

Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan

pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan

keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang

menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.

Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya

mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik

7

Page 8: makalah_telenursing

keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara

fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang

kesehatan dalam merawat pasien adalah :

1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan

yang diberikan harus tetap terjaga

2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus

diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan

kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan

keuntungannya

3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar)

dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan

persetujuan) lewat email.

4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan

dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

Di Amerika Serikat khususnya telah ada 29 negara bagian yang

membuat UU tentang ketentuan, etik dan peraturan telehealth termasuk

telenursing yang terlingkup dalam telehealth legislation 1997 yang

berdasar The Telecommunications Reform Act of 1996 charged, dan ada

53 UU yang sedang dibahas di Amerika ditahun tersebut.

Dengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan

keperawatan, sistem informasi kesehatan dan penggunaan internet di

Indonesia, bukan tidak mungkin hal ini mendasari telenursing

berkembang di Indonesia (dalam berbagai bentuk aplikasi tehnik

komunikasi) dan beragam tujuan. Hal ini tidak lain agar pelayanan

asuhan keperawatan dan perkembangan ilmu, riset dan pendidikan

keperawatan di Indonesia dapat sejajar minimal dengan perkembangan

tehnologi kesehatan, dan kedokteran di Indonesia.

8

Page 9: makalah_telenursing

C. Pemanfaatan Aplikasi Sistem Informasi Keperawatan

Sistem Informasi Keperawatan yang ditawarkan dapat

dimanfaatkan oleh unit kerja sebagai berikut:

1. Bagian Front Office , yang meliputi:

a) Unit pendaftaran pasien rawat inap

b) Unit pendaftaran pasien rawat darurat

c) Unit pendaftaran pasien di ruangan.

2. Bagian Pelayanan meliputi :

a) Unit pelayanan rawat jalan

b) Unit pelayanan rawat darurat

c) Unit pelayanan rawat inap

d) Unit pelayanan Bedah Sentral

e) Unitperawatan intensif

f) Unit Hemodialisis

Disamping menggunakan Teknologi Three Tier, dalam

pembangunan aplikasi SI Keperawatan ini juga dipakai user interaction

analysis. Disadari bahwa interaksi user merupakan hal yang sangat

diperlukan untuk mewujudkan aplikasi yang mudah digunakan dan tepat

guna. Keunggulan user interaction analysis diantaranya :

1. Cara Akses

Salah satu hal yang mendapatkan perhatian untuk membuat aplikasi

yang mudah digunakan oleh user adalah rancangan user interface.

Rancangan ini dibuat dengan meminimalkan cara akses user ke menu-

menu yang disediakan.

2. Bahasa

Bahasa yang digunakan adalah bahasa standar yang baku dan dipakai

sebagai standar untuk semua bagian.

9

Page 10: makalah_telenursing

3. Rancangan Grafis

Rancangan grafis dibuat seragam sesuai standar yang berlaku dan

disesuaikan perpaduannya untuk tetap menjaga kemudahan

penggunaan aplikasi oleh user.

4. Pedoman Aplikasi

Pedoman aplikasi dibuat untuk setiap form aplikasi yang berisi cara

menggunakan fungsi-fungsi yang terdapat pada form untuk

memberikan panduan penggunaan kepada user. Cara ini akan sangat

membantu user untuk mengoperasikan tiap form dalam aplikasi.

D. Masa Depan Informasi Keperawatan

1. Teknologi informasi dalam pelayanan kesehatan

Teknologi informasi kesehatan didefinisikan sebagai

penggunaan teknologi untuk mengatur dan menyebarkan informasi

medis bagi konsumen, tenaga medis, dan pihak-pihak lain yang

terlibat dalam pelayanan kesehatan (Blumenthal dan Glaser, 2007).

Kajian Ebell dan Frame (2001) menyatakan bahwa TI berperan

dalam fungsi rekam medik, komunikasi, pendukung pengambilan

keputusan klinis, dan proses pembelajaran.

Rekam medik elektronik merupakan salah satu contoh

keberhasilan TI dalam menunjang praktek klinik. Rekam medik

elektronik secara lambat namun pasti mulai diadopsi oleh berbagai

pusat pelayanan kesehatan baik didunia maupun Indonesia.

Dalam tugasnya sehari-hari para praktisi kesehatan seringkali

dihadapkan pada berbagai masalah dan ketidakpastian.

Perkembangan ilmu kedokteran yang sedemikian maju telah

membuktikan bahwa banyak upaya-upaya medik mulai diagnostik

hingga terapetik yang dulu dianggap benar, saat ini telah mulai

ditinggalkan karena terbukti do more harm than good.

10

Page 11: makalah_telenursing

Para petugas kesehatan seringkali dihadapkan pada setumpuk

data klinis yang harus disimpulkan untuk dapat mengambil keputusan

klinik yang baik. Sistem pendukung keputusan klinis dipergunakan

sebagai salah satu perangkat untuk mengatasi berbagai masalah

tersebut. Sistem pendukung keputusan klinis akan memberikan

informasi, penilaian, dan rekomendasi yang digunakan untuk

pengambilan keputusan pada pasien individual.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan efektivitas

penggunaan sistem komputer untuk memperbaiki praktek peresepan

(Bates dan Gawande, 2003). Kajian yang lebih baru oleh Chaudhry,

dkk (2006) menyimpulkan bahwa penggunaan teknologi informasi

dapat bermanfaat untuk meningkatkan kepatuhan terhadap standar

pelayanan medik, dan mengurangi risiko kesalahan pengobatan.

Kajian sistematis Kawanoto, dkk (2005) pada 70 penelitian

terdahulu menunjukkan bahwa sistem pendukung keputusan klinis

terbukti meningkatkan pelayanan klinik pada 68% studi.

Analisis lebih lanjut menunjukkan 4 ciri yang signifikan untuk

sebuah sistem dapat meningkatkan mutu pelayanan yaitu:

a. Sebagai bagian yang otomatis dalam alur kerja klinisi

b. Sistem memberikan rekomendasi tertentu dan bukan hanya

assessment

c. Sistem ada di tempat dan pada waktu pengambilan

keputusan diperlukan

d. Sistem yang berbasis komputer

Keunggulan penggunaan sistem pendukung keputusan klinis adalah :

a. Meningkatkan keamanan pasien, dengan mengurangi

medication error, dan kejadian efek samping yang tidak

perlu, serta mengurangi kealahan tes yang tidak perlu

b. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan

pelaksanaan clinical pathway dan evidence-based clinical

11

Page 12: makalah_telenursing

practice guideline, dan menfasilitasi penggunaan bukti-bukti

ilmiah pendukung yang terbaik dalam pelayanan kepada

pasien

c. Meningkatkan efisiensi dalam pelayanan kesehatan, dengan

mengurangi biaya yang tidak perlu, mengurangi duplikasi

tes, mengurangi variasi dan pemborosan peresepan.

2. Teknologi informasi dan proses pembelajaran kedokteran

Saat ini di dunia kesehatan global berkembang konsep Evidence

Based Medicine. Konsep Evidence Based Medicine (EBM) merupakan

integrasi dari bukti-bukti penelitian yang terbaik dengan kemampuan

klinik dan nilai-nilai yang dimiliki pasien. Bukti-bukti penelitian yang

terbaik biasanya berasal dari penelitian-penelitian klinik yang relevan.

Kemampuan klinik merupakan komponen yang penting dalam

penerapan konsep EBM, Nilai-nilai yang dimiliki pasien merupakan

harapan dan keiinginan yang dimiliki pasien pada saat berobat, dan

harus pula diintegrasikan dalam pengamblan keputusan klinik pada

saat melayani pasien tersebut (Sacket, 2000). Ketiga elemen dasar

tersebut harus diintegrasikan, sehingga dapat dicapai hasil

penatalaksanaan yang optimal dan peningkatan kualitas hidup.

Pertanyaan kritis yang muncul adalah ”bagaimana seorang petugas

pelayanan kesehatan atau mahasiswa kedokteran dapat terus menerus

memperoleh bukti-bukti ilmiah yang terkini dan terbaik?”

Pada 2 dekade yang lalu pembelajaran lebih banyak didasarkan

pada buku teks. Seseorang yang ingin mendapat ilmu pengetahuan

yang baru harus pergi ke perpustakaan dan mencari secara manual di

dalam buku teks. Hal ini akan sangat menyita waktu dan tenaga.

Salah satu peran teknologi informasi dalam praktek EBM adalah

tersedianya sumber referensi dan bukti ilmiah yang dapat diakses

secara online. Berbagai bukti ilmiah yang tersebar di seluruh dunia

dikompilasi dalam sebuah database di dalam www.pubmed.com.

12

Page 13: makalah_telenursing

Pelacakan manual mungkin sekali akan melewatkan berbagai

artikel yang valid dan penting. Berbagai jurnal biomedik dan

Kedokteran dapat diakses secara gratis dalam bentuk full text secara

online. Hal yang mungkin masih menjadi angan-angan dalam waktu 20

tahun yang lalu.

3. Hambatan dalam adoppsi TI bagi dunia kesehatan

Bates dan Gawande (2003) mengidentifikasi 3 faktor penghambat

utama dalam penerapan teknologi informasi pada praktek klinik sehari-

hari, yaitu:

a. Hambatan finansial, pengembangan sistem pendukung keputusan

klinis memerlukan biaya tersendiri, dan perlu biaya tambahan

untuk mengevaluasi secara berkala hasil guna sistem tersebut.

b. Belum adanya standar, belum ada standar data-data apa saja yang

direkomendasikan oleh organisasi profesi tertentu untuk

dimasukkan dalam sistem pendukung keputusan klinis, saat ini

sistem yang ada masih sangat bervariasi

c. Hambatan kultural, penggunaan teknologi informasi belum

dipandang sebagai suatu hal yang penting bagi para dokter dan

manajer kesehatan.

Pada situasi di negara berkembang seperti Indonesia, menurut

pandangan penulis hambatan yang lain adalah penguasan teknologi

informasi oleh para praktisi pelayan kesehatan. Di waktu mendatang,

ada haapan yang besar akan peran teknologi informasi medis untuk

meningkatkan mutu layanan medik dan keselamatan pasien.

4. Bagaimana masa depan TI dalam dunia kesehatan?

Perubahan adalah sesuatu hal yang selelu terjadi, baik disukai

maupun tidak. Adopsi teknologi informasi dalam dunia kesehatan

merupakan fenomena global yang juga akan terjadi di tempat kita.

13

Page 14: makalah_telenursing

Keridakmampuan suatu organisasi pelayanan kesehatan untuk

beradaptasi dengan nilai-nilai global akan menjadikan organisasi

tersebut ketinggalam jaman.

Kajian yang dilakukan oleh Bodenheimer dan Grunbach (2003)

menunjukkan bahwa secara perlahan namun pasti TI mulai mengambil

banyak peran dalam dunia kesehatan. Blumenthal dan Glaser (2007)

menunjukkan bahwa rekam medik elektronik telah diadopsi oleh 50%

kelompok dokter di Amerika Serikat. Beberpa kritik tajam muncul

dalam penggunaan TI.

Kritik tersebut antara lain:

a) TI menuntut waktu ekstra dan sumber daya manusia yang

khusus

b) Pengembangan TI terlalu mahal, dan

c) Belum ada standar software yang baku untuk suatu organisasi

pelayanan kesehatan.

Dalam pertemuan baru-baru ini Prof Antonio Marques dari

Portugal menyatakan bahwa resep sukses suatu teknologi informasi

untuk dapat meningkatkan mutu layanan kesehatan adalah dukungan

kultural dan kesiapan semua pihak dalam organisasi pelayanan

kesehatan untuk berubah.

Resep sukses yang lain adalah TI yang digunakan harus mudah

dipahami, efektif, dan tersedia onsite dalam pelayanan. Sebuah aturan

baku untuk menilai efektivitas suatu software juga harus

dikembangkan. Sebuah software yang dikembangkan tidak sesuai

dengan kaidah-kaidah ilmu kesehatan yang baik dan mutakhir dapat

membuat pelayanan kesehatan yang misleading atau tidak efektif.

Salah satu konsep yang harus dipahami oleh semua pihak adalah

bahwa adopsi TI bagi dunia kesehatan harus tetap berprinsip pada

peningkatan keselamatan pasien dan mutu layanan kesehatan.

14

Page 15: makalah_telenursing

Teknologi informasi harus memberikan kontribusi untuk ”do

more good than harm” dalam pelayanan kesehatan. Hal ini membuat

suatu program evaluasi yang kontinyu dan sistem monitoring yang

baik menjadi bagian yang harus selalu ada dalam adopsi TI bagi dunia

medis.

15

Page 16: makalah_telenursing

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari materi di atas dapat disimpulkan bahwa:

Telenursing merupakan alat yang digunakan untuk memberikan

asuhan keperawatan jarak jauh terutama pada penanganan masalah

psikologis pasca bencana alam. Penggunaan telenursing terbukti

bermanfaat baik dalam hal jangkauan wilayah, efektifitas waktu, efisiensi

biaya, dan penyelesaian masalah keterbatasan tenaga pemberi pelayanan.

Praktik telenursing tidak lepas dari isu seputar legal aspek, yang harus

disikapi secara bijaksana dengan melibatkan peran serta pemerintah

sebagai pembuat kebijakan. Telenursining pemberian perawatan secara

berkelajutan untuk klien dan biasanya pada mereka dalam kondisi kronik

(Hardin, 2001). Telenursing meliputi pengumpulan data klinik pasien dan

penggunaan video-imaging untuk memberikan perawatan berkelanjutan

dan edukasi pada klien.

B. SARAN

Dengan adanya telenursing ini di harapkan dapat membantu pasien

belajar cara mengelola kondisi mereka. Dimana Database server yang

berlokasi di sebuat pusat pelayanan perawatan kesehatan yang berfungsi

untuk mengumpulkan dan meneruskan serta memenuhi sinyal dari pasien,

perawat, dan dokter, dengan melihat informasi pada website. Dipusat

kesehatan dengan staffnya adalah seorang perawat professional yang

mengetahui tentang teknik telekomunikasi. Perawat ini secara regular

mengunjungi pasien yang terdaftar dan juga memberikan perawatan

berkelanjutan melalui sistem telenursing.

16

Page 17: makalah_telenursing

Daftar Pustaka

RizaldyPinzon, Rizaldy. 2007. “Masa Depan Teknologi Informasi Kesehatan”

(online), (http://www.jurnalnet.com, diunduh tanggal 3 Oktober 2014)

Wikipedia.2007.“Telenursing” (online), (http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing)

(http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, diunduh tanggal 3 Oktober 2014)

Haqee. 2011. “Makalah Sistem Teknologi Informasi Keperawatan” (online),

(http://haqee44.wordpress.com, diunduh tanggal 3 Oktober 2014)

17