Makalah_Kelompok_1_Fusi_dan_Fisi
-
Upload
muhammad-arifai -
Category
Documents
-
view
25 -
download
1
description
Transcript of Makalah_Kelompok_1_Fusi_dan_Fisi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan energi semakin bertambah dari tahun ke tahun, sementara
sumber yang ada masih berbanding terbalik dengan kebutuhan. Walaupun energi
radiasi matahari (energi surya) masih sangat berlimpah tetapi pemanfaatannya
masih belum maksimal. Secara ekonomis peralatan yang diperlukan untuk
mengkonversi energi surya masih relatif mahal dibandingkan sumber-sumber
energi yang bersumber pada minyak dan gas bumi serta batubara.
Salah satu energi yang sedang dikembangkan adalah energi yang
dihasilkan dari reaksi nuklir yaitu berupa reaktor nuklir. Ada dua jenis Reaktor
nuklir yaitu reaktor fusi dan fisi nuklir. Reaktor fusi nuklir merupakan salah satu
sumber energi alternatif masa depan yang menggunakan bahan bakar yang
tersedia melimpah, efisien, bersih dari polusi, tidak menimbulkan bahaya
kebocoran radiasi dan tidak menyebabkan sampah radioaktif seperti pada reaktor
fisi nuklir. Sejauh ini reaktor fusi nuklir masih belum dioperasikan secara
komersial. Reaktor-reaktor ini menggunakan reaksi nuklir yaitu reaksi fusi dan
reaksi fisi inti. Reaksi fusi inti (Nuclear Fussion) adalah reaksi penggabungan inti
kecil menjadi inti yang lebih besar, sedangkan reaksi fisi inti (Nuclear Fission)
adalah proses dimana suatu inti berat (nomor massa > 200) membelah diri
membentuk inti-inti yang lebih kecil dengan massa menengah dan satu atau lebih
neutron (Chang, 2010: 270, 275).
Energi yang dihasilkan dari reaktor fisi nuklir dari pemecahan satu atom
menjadi dua atom sedangkan energi yang dihasilkan reaktor fusi nuklir adalah
reaksi penggabungan dua atom menjadi satu atom. Dibandingkan dengan reaksi
fisi, reaksi fusi membutuhkan suhu yang sangat tinggi untuk bereaksi. Reaksi fisi
merupakan reaksi nuklir yang berkembang dan masih digunakan sebagai sumber
energi. Reaksi ini menghasilkan inti atom baru yang sangat tidak stabil dan
hampir seketika pecah menjadi dua inti dan sejumlah neutron dan energi yang
besar. Pecahan hasil reaksi fisi tersebut merupakan sampah radioaktif dengan
1
waktu paruh yang sangat panjang sehingga menimbulkan masalah baru pada
lingkungan. Berdasarkan pemaparan diatas, perlu adanya pengetahuan tentang
reaksi fusi dan fisi nuklir.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dikaji adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan reaksi fusi dan reaksi fisi ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan reaksi fusi dan fisi ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian reaksi fusi dan reaksi fisi.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan reaksi fusi dan fisi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reaksi Fisi Dan Fusi
Reaksi nuklir adalah reaksi yang melibatkan inti atom. Biasanya terjadi
antara inti atom dengan inti atom atau dengan partikel elementer yang
menghasilkan produk yang berbeda dengan inti atom atau partikel sebelum
reaksi. Secara umum, reaksi nuklir dapat dibedakan menjadi nuclear fusion
(reaksi penggabungan) fisi (reaksi pembelahan).
1. Reaksi Fusi
Reaksi fusi (nuclear fusion), yaitu penggabungan inti kecil menjadi inti
yang lebih besar. Fusi inti terjadi terus-menerus di matahari. Matahari terutama
terdiri atas Hidrogen dan Helium. Di bagian dalamnya, dimana suhu mencapai
sekitar 15 juta derajat Celcius, reaksi fusi berikut ini terjadi:
H11 + H1
2 He23
He23 + He2
3 He24 + 2 H1
1
H11 + H1
1 H12 + β−1
0
Karena reaksi fusi hanya terjadi pada suhu yang sangat tinggi, reaksi ini sering
dinamakan reaksi termonuklir.
Gambar reaksi berantai Uranium
3
Gambar reaksi pembelahan Uranium
Pada reaksi fusi terjadi proses penggabungan dua atau beberapa inti
ringan menjadi inti yang lebih berat. Pada reaksi penggabungan inti dilepaskan
energy yang sangat besar. Contoh reaksi penggabungan inti :
4 1H 1 2He4 + 2 1e0 + energi
1H 2 + 1H 2 2He3 + 0n1 + energi
1H 2 + 1H 3 2He4 + 0n1 + energi
2H 3 + 1H 2 2He4 + 1H 1 + energi
3 2H 4 6C12 + energi
6C12 + 2He4 8O16 + energi
Reaksi penggabungan memiliki energi pengaktifan, yaitu terutama
untuk mengatasi gaya tolak menolak antara kedua inti yang akan bergabung.
Maka reaksi tersebut hanya mungkin terjadi pada suhu yang sangat tinggi,
sekitar 100 juta derajat. Pada suhu ini tidak terdapat atom melainkan plasma
dari inti dan electron. Energy yang dihasilkan dari satu reaksi penggabungan
cukup untuk terjadinya reaksi penggabungan berikutnya sehingga akan terjadi
reaksi penggabungan inti secara berantai yang dapat menimbulkan ledakan
termonuklir.
Energi yang dihasilkan pada reaksi fusi sangat besar, energy yang
dihasilkan dari satu Kg hydrogen pada reaksi fusi setara dengan energy yang
dihasilkan pada pembakaran 20.000 ton batubara. Penggunaan dari reaksi fusi
yang terkontrol adalah dalam reactor fusi dibandingkan dengan fisi adalah :
a. Energi yang dihasilkan lebih tinggi
b. Relative lebih ‘bersih’, karena hasil reaksi fusi adalah nuklida-
nuklida yang stabil.
Sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, untuk berlangsungnya
suatu reaksi termonuklir, perlu dikondisikan suhu sangat tinggi yang
memungkinkan terbentuknya plasma sehingga jarak antar inti masuk kedalam
4
jarak gaya tarik-menarik nuklir. Ditinjau dari pengkondisian tesebut, reaksi fusi
tersederhana adalah reaksi antar isotope hidrogen dan yang paling penting
adalah reaksi antara D-D dan D-T. kelimpahan Deuterium di bumi, adalah satu
diantara 6700 isotop hydrogen, dalam satu meter kubik air mengandung 1025
atom deuterium. Kelimpahan alam tritium jauh lebih kecil dari pada deuterium,
karenanya tritium antara lain dibuat dengan reaksi 6Li (n,∝)T. 6Li diperoleh
dari hasil pemisahan isotop litium alam yang terdiri atas yang terdiri atas
92.6% 7Li dan 7.4% 6Li.
2. Reaktor Fusi
Kajian reaksi fusi di laboratorium terutama untuk memanfaatkan energy
yang dihasilkannya dan untuk kepentingan militer sebagai senjata nuklir medan
perang. Bom fusi hydrogen menggunakan campuran deuterium dan tritium
yang dikondisikan pada suhu tinggi melalui detonasi bom fissi. Sekali reaksi
fusi berlangsung, kalor yang dilepaskannya sudah cukup untuk melangsungkan
reaksi fusi berikutnya, terjadi reaksi fusi berantai dalam waktu yang singkat,
sehingga menimbulkan ledakan yang hebat.
Reaksi Fusi
Pemanfaatan reaksi fusi sebagai penghasil energy masih dikaji para
peneliti secara intensif. Reaksi fusi menjanjikan beberapa keuntungan, antara
lain :
a. Persatuan berat berat bahan bakar dihasilkan energy yang lebih besar.
b. Lebih bersih lingkungan, karena hasil-hasil reaksi berupa nuklida-nuklida
stabil
5
c. Bahan bakar murah dan nyaris tidak terbatas
d. Prosesnya menghasilkan limbah radioaktif yag sedikit. Jika mesin fusi
dimatikan, mesin ini akan benar-benar mati dan dalam sekejap tanpa
bahaya meleleh.
Namun untuk melangsungkan reaksi fusi berantai terkendali dalam
suatu reactor fusi, memerlukan teknologi canggih dan belum begitu dikuasai
seperti pada reactor reaksi fisi. Misalnya, untuk pengkondisian pembentukan
dan mempertahankan keadaan plasma pada suhu 108 K, karena tidak ada
material kontruksi yang tetap padat pada suhu tersebut maka plasma harus
dipaksa pada keadaan tidak menyentuh dinding wadahnya agar tidak
mengalami pendinginan dan tidak mencairkan dinding wadahnya. Untuk
menghasilkan dan mempertahankan keadaan plasma digunakan tiga cara :
a. Gaya gravitasi
Merupakan cara alamiah mempertahankan keadaan plasma di dalam
matahari dan bintang-bintang
b. Kurungan inersia
Merupakan cara yang mengandalkan kerapatan intensitas sinar laser
atau ion-ion untuk menetapkan pelet-pelet bahan bakar saat
pemanasannya. Dalam uji coba, sejumlah berkas laser mentransfer energy
ke sebuah pelet bahan bakar berukuran kecil, memanaskannya dan
mengakibatkn imploasi, artinya meledak kearah dalam dari semua sisi dan
kemudian mengalami kemampatan volume menjadi kecil. Akibatnya,
terjadilah fusi. Teknik ini dikembangkan secara intensif oleh para ahli
Jepang di Lembaa Rekayasa Laser Universitas Osaka dan menargetkan
perancangan reactor fusi SENRI I pada tahun 2000 yang beroperasi pada
suhu 108 K menghasilkan daya listrik sekitar 40 MW.
c. Kurungan wadah bermedan magnet berbentuk donat
Disebut pula botol magnetic. Didalamnya arus plasma dibuat
bergerak dipercepat dengan lintasan melingkar bersirkulasi makin lama
makin cepat tanpa menyentuh dinding wadah. Pemanasan aliran plasma
secara kontinu sampai mencapai suhu 108 K, mulai terjadi reaksi D-T.
6
3. Reaksi Fisi
Reaksi fisi (nuclear fission) adalah proses dimana suatu inti berat
(nomor massa >200) membelah diri membentuk inti-inti yang lebih kecil
dengan massa menengah dan satu atau lebih neutron. Karena inti berat tidak
stabil dibandingkan produknya , proses ini melepaskan banyak energi.
Reaksi Fisi
Reaksi fisi inti yang dikaji pertama kali ialah pembombardiran
uranium-235 dengan neutron lambat, yang kecepatannya sebanding dengan
kecepatan molekul udara pada suhu kamar. Pada kondisi ini, uranium-235
mengalami fisi.
U92235 + n0
1 Sr3890 + Xe54
143 + 3 n01
Beberapa contoh reaksi pembelahan inti :
92U 235 + 0n1 40Zr97 + 52Tl137 + 2 n01
92U 235 + 0n1 42Mo103 + 50Sn131 + 2 n01
92U 235 + 0n1 56ℜ139 + 36Kr94 + 3 n01
92U 235 + 0n1 36Kr94 + 58Ce114 + 2 n01
92U 235 + 0n1 47 Ag118 + 47 Ag118 + 4 n01
Pada setiap pembelahan inti selalu dihasilkan energy sekitar 200MeV. Neutron
yang dihasilkan dari reaksi pembelahan pertama dapat digunakan untuk
menembak inti pada reaksi-reaksi pmbelahan selanjutnya, sehingga dapat
terjadi reaksi pembelahan inti secara berantai. Energy yag dihasilkan pada
7
pembelahan 235 gram 235U ekivalen dengan energy yang dihasilkan pada
pembakaran 500 ton batubara.
Reaksi fisi memiliki teori mengenai pembelahan inti yang digunakan
oleh Lise Meitner – Otto Frisch dan Bohr – Wheeler pada tahun 1939. Teori
tersebut dikembangkan berdasarkan model tetes cairan dengan memperhatikan.
a. Gaya-gaya yang bekerja dan berpengaruh terhadap bentuk inti
dalam keadaan tereksitasi
b. Energi yang mendorong pembelahan inti dan energi pengikat
yang menghalangi pembelahan inti
Penjelasan mengenai kedua hal tersebut dikemukakan sebagai berikut:
a. Distorsi bentuk inti dalam keadaan tereksitasi
Bentuk inti ditentukan oleh gaya yang berlawanan yaitu: gaya tegangan
permukaan yang cenderung mempertahankan bentuk sferik bola (agar luas
permukaan minimum) dan gaya coulomb yang cenderung mengarah ke
bentuk terdistorsi karena gaya tolak menolak antar proton. Bila suatu inti
tereksitasi karena menangkap neutron atau karena sebab lain, ia berisolasi
dan menghasilkan bentuk-bentuk terdiatorsi secara periodik. Jika energi
eksitasi tidak cukup memadai maka proses deeksitasi melalui pemancaran
partikel alfa, dengan proses ini inti kembali terbentuk sferik. Sedangkan
bila energy eksitasi cukup memadai, derajat distorsi meningkat dari bentuk
ellipsoid menjdai bentuk yang menyempit ditengah sampai pada keadaan
deformasi kritis, inti pecah menjadi dua fragmen yang masing-masing
membentuk sferik bola kembali disertai dengan pelepasan beberapa
neutron. Teori Bohr – Wheeler mengungkapkan energi potensial inti
sebagai suatu fungsi deformasi pada setiap tahap proses pembelahan
dinyatakan sebagai r, parameter jarak pisah pusat massa kedua fragmen
belahan.
b. Energetika pembelahan inti
Pembelahan inti MZA menjadi fragment MZ 1
A11 dan MZ 2
A22, secara energetika,
kebolehjadiannya diperhitungkan dari dua jenis energy yang saling
8
berlawanan yaitu energy yang mendorong pembelahan, Ef, dan energy
yang menghalangi pembelahan Eb.
Bom atom yang digunakan pada perang dunia kedua adalah tipe
pembelahan inti. Bom yang pertama digunakan U235 dan yang kedua
menggunakan Pu239. Dalam bom atom (nuklir) energy yang dihasilkan tidak
dapat dikendalikan, tetapi dalam reactor atom, energy yang dihasilkan dapat
dikendalikan.
B. Aplikasi reaksi Fusi dan Fisi
1. Reaksi Fusi
a. Reaksi fusi nuklir pada bintang (matahari)
Persamaan reaksi ada 3 tahap yaitu:
Reaksi pertama dan kedua terjadi dua kali, kedua positron saling
menghilangkan dengan sebuah elektron dan menghasilkan radiasi
elektromagnet, reaksi di atas dapat ditulis:
MeVeHeH 7,262224 42
21
9
b. Reaksi fusi nuklir pada bom hidrogen
Bahan baku bom hidrogen adalah inti deuterium dan tritium yang akan
bergabung membentuk inti helium sambil membebaskan energi yang sangat
besar. Untuk menggabungkan inti-inti tersebut diperlukan suhu yang sangat
tinggi yang diperoleh dari ledakan atom biasa yang dihasilkan dari reaksi fisi
sebagai pemicu berlanggsungnya reaksi fusi bom hidrogen yang akan
menghasilkan ledakan bom yang lebih dahsyat. Persamaan reaksi fusi untuk
bom hidrogen dapat ditulis:
MeVnHeHH 6,1710
42
31
21
2. Reaksi Fisi
• Reaksi inti sebagai penghasil energi listrik.
• Penentuan umur (dating) batuan atau fosil.
• Dalam bidang kimia:
– Analisis pengenceran isotop
Analisis pengenceran isotop merupakan teknik untuk menentukan
kadar suatu zat dalam sampel dengan cara pengenceran dan
penambahan zat radioaktif atau isotopnya.
– Analisis pengaktifan netron sebagai perunut dalam menentukan
mekanisme reaksi kimia.
• Dalam bidang kedokteran
Adapun fungsi radioisotop adalah untuk :
1. Mengetahui keefektifan kerja jantung dengan menggunakan Sodium-
24.
10
2. Menentukan lokasi tumor otak, mendekati tumor kelenjar gondok,
dipergunakan Yodium – 131.
3. Penanganan penderita Leukimia, dengan Phosporus – 32.
4. Penyembuhan kanker dan tumor dengan cara penyinaran, seperti sinar
x dan untuk steril alat-alat kedokteran.
• Dalam bidang pertanian, radioisotop digunakan sebagai perunut dan juga
untuk memperoleh bibit unggul (pemuliaan tanaman).
• Dalam bidang hidrologi
Salah satu kegunaan radioisotop di bidang hidrologi adalah untuk
mengukur kecepatan aliran atau debit aliran. Dalam hal ini sebagai
perunut, diukur dari perubahan intensitas pancaran di dalam aliran untuk
jangka waktu yang sama.
• Reaktor Nuklir
Reaktor Nuklir merupakan tempat/perangkat dimana reaksi nuklir
berantaidibuat, diatur dan dijaga kesinambungannya pada laju yang tetap
(berlawanan dengan bom nuklir, dimana reaksi berantai terjadi pada orde
pecahan detik, reaksi ini tidak terkontrol).
C. Kelebihan Dan Kekurangan Reaksi Fusi Dan Fisi
Reaksi fusi dan fisi adalah termasuk dalam reaksi nuklir, yang tentunya
menghasilkan energi yang besar. Kegunaan keduanya sama yaitu sebagai
sumber energi yang sangat besar. Untuk saat ini reaksi fusi belum bisa
dikendalikan, hanya reaksi fisi saja yang bisa dimanfaatkan sebagai inti dari
pembakit listrik tenaga nuklir. Sedangakan reaksi fusi hanya baru bisa
dimanfaatkan sebagai bom hidrogen yang memiliki daya rusak yang lebih
11
besar dari reaksi fisi. Untuk kedepannya ilmuan memimpikan menggunakan
reaksi fusi untuk pembangkit tenaga listrik, dimana reaksi ini lebih
menguntungkan karena sumbernya yang melimpah dan bersih tanpa radioaktif
Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar
dengan hanya sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat
keamanan yang lebih baik. Namun demikian, saat ini masih terdapat kendal-
kendala bidang keilmuan, teknik dan ekonomi yang menghambat penggunaan
energi fusi guna pembangkitan listrik.
Reaksi fusi menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan dengan
reaksi fisi dalam hal konversi energi nuklirnya. Salah satu keuntungan
dibandingkan dengan fisi adalah bahwa cadangan isotop dapat-fusi yang
diketahui adalah jauh lebiAh banyak. Kenyataannya, terdapat persediaan bahan
bakar yang pada dasarnya tak terbatas. Isotop bahan bakar yang umum dipakai
untuk reaksi fusi ialah deutrium, hidrogen-2, dan isotop ini terdapat di alam
sekitar satu diantara 6700 bagian hidogen biasa. Dengan memperhatikan
jumlah air yang tersedia di dunia, berarti bahwa persediaan bahan bakar
sangatlah banyak.
Keuntungan lain reaksi fusi ialah bahwa produk reaksi fusi tidaklah
bersifat radioaktif setinggi yang dipunyai oleh produk fisi. Di dalam produk
reaksi fusi yang lima itu (yang dikemukakan di muka), hanya hidrogen-3 dan
neutron yang bersifat radioaktif dan neutron juga akan meluluh menjadi atom
hidrogen. Radioaktifitas yang dihasilkan sebagai hasil pengaktifan neutron dari
struktur kemasan justru lebih menjadi masalah ketimbang produk fusi.
Keuntungan besar yang terakhir dari fusi terhadap fisi muncul dari kenyataan
bahwa proses fusi adalah sulit untuk dimulai dan diawasi. Kenyataannya,
sedikit saja ada gangguan terhadap sistem selalu akan mengakibatkan
berhentinya reaksi Efek ini, bersama dengan sangat kecilnya jumlah reaktan
yang terdapat di sistem, mencegah terjadinya kerugian daya yang besar akibat
kerusakan peralatan.
Masalah utama yang berkaitan dengan pengembangan reaktor fusi
timbul dari kenyataan bahwa partikel-pertikel yang bereaksi keduanya adalah
12
inti yang bermuatan positif. Ini berarti bahwa partikel reaksi tersebut harus
mempunyai energi kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya tolak-menolak
Coulomb. Untuk mendapatkan energi kinetik yang minimum itu, kedua
partikel harus mempunyai massa partikel yang sama serta mempunyai angka
perbandingan massa-muatan (mass-to-charge ratio) yang tinggi.
Energi minimum atau energi ambang yang dibutuhkan untuk memulai
reaksi telah diberikan lebih dahulu berserta berbagai reaksi lain. Energi ini
umumnya dinyatakan dalam satuan temperatur, meskipun kerapatan partikel
sebenarnya adalah sangat kecil sehingga temperatur tidaklah memberi arti
banyak. Dengan energi kinetik yang setinggi ini, semua elektron dilucuti dari
intinya dan reaktan dikatakan berada dalam suatu keadaan yang diberi nama
plasma. Kadang-kadang dikatakan bahwa ini adalah tingkat ke-empat dari
suatu zat. Pada bom nuklir, energi penyalaan diperoleh pertama kali dari
pendenotasian bom fisi. Reaksi deutrium-tritium mempunyai energi ambang
yang terendah (massa/muatan = A/Z = 5/2) dan, karena alasan ini, reaktor fusi
akan beroperasi dengan reaksi ini.
Kelemahan reaksi fusi sebagai sumber energi adalah dibutuhkan suhu
yang sangat tinggi, dan yang besar dan pengetahuan yang sangat tinggi untuk
mengolah sumber energi dari reaksi fusi, sedangkan kelebihan dari reaksi fusi
adalah energi yang dihasilkan lebih besar dan bahan bakar untuk reaktor fusi
yaitu deuterium sangat berlimpah tersedia dalam air laut.
Kekurangan reaksi fisi adalah limbah yang dihasilkan mengandung
unsur tidak stabil. Hal ini sangat berbahaya bagi lingkungan serta kesehatan
manusia dan akan tetap begitu selama ratusan tahun. Sehingga sangat sulit
untuk menyimpan elemen radioaktif dalam jangka waktu lama. Sedangkan
kelebihan adalah menggunakan bahan bakar yang sedikit berupa uranium
namun menghasilkan energi yang besar.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Reaksi fusi (Nuclear Fussion) adalah penggabungan inti kecil menjadi inti
yang lebih besar dan reaksi fisi (Nuclear Fission) adalah proses dimana
suatu inti berat (nomor massa >200) membelah diri membentuk inti-inti
yang lebih kecil dengan massa menengah dan satu atau lebih neutron
2. Kelebihan Reaksi fusi dan fisi Reaksi fusi dan fisi termasuk dalam reaksi
nuklir, yang menghasilkan energi yang besar. Kelemahan dari reaksi fusi
adalah suhu yang dibutuhkan sangat tinggi untuk bereaksi sedangkan reaksi
fisi menghasilkan unsur yang tidak stabil.
B. Saran
Saran dari makalah ini adalah agar para pembaca dapat mencari atau
membaca referensi lain tentang reaksi fusi dan fisi, agar wawasan tentang
reaksi nuklir dapat lebih dipahami.
14
DAFTAR PUSTAKA
_______Presentase Kimia-Inti-dan-Radiokimia. Diunduh tanggal 15 november
2014.
Bunjali, B. 2002. Kimia Inti. Bandung: Penerbit ITB.
Chang, R. 2010. Kimia Dasar Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hamdani. Persentase Kimia-Inti.ppt. Di unduh tanggal 15 november 2014.
Jannah, dkk. 2013. Makalah Reaksi Inti. Palembang
Mariati. 2013. Konsep dan Aplikasi IPTEK Nuklir Di Sekolah Menengah Atas.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Vol. 19, No.1
Onsu dan Sajow. 2013. Inti Atom dan Radioaktivitas. Manado. Presentase.
Partana, dkk. 2003. Kimia Dasar 2. Yogyakarta: Jurusan Kimia Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Yogyakarta.
Purnomo, Agus. Presentase Fisika-Inti-dan-Radioaktivitas.ppt. Diunduh tanggal
16 november 2014.
Rosmiyati. 2009. Presentase Kimia-Inti.ppt. Malang. Diunduh tanggal 15
november 2014.
Sari, dkk. 2011. Pengaruh Penambahan Cr2O3 Terhadap Densitas Pelet Sinter
UO2. Jurnal Sains MIPA. Vol.17, No.1.
15