Makalah_Katalog_Data_Spasial_-_MAPIN_2015

8
Pengembangan Pengelolaan Katalog Data Spasial Berbasis WebGIS di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum Oleh : Bramantyo Marjuki , S.Si. ¹ Hadiwibowo , ST. ² Syamsul Hadi , ST. , M.Si. ³ Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, telah diberlakukan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Nomor 12 tahun 2013 tentang Standar Prosedur Penyimpanan dan Mekanisme Penyimpanan untuk Pengarsipan Data Geospasial dan Informasi Geospasial dimana Data Geospasial (DG) dan Informasi Geospasial (IG) perlu disimpan dalam tempat yang aman dan tidak rusak atau hilang untuk menjamin ketersediaan Informasi Geospasial. Pusdata Kementerian Pekerjaan Umum sebagai unit kliring data spasial memiliki peran yang startegis untuk mengelola data spasial yang ada di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. Kondisi ketersedian data spasial di Pusdata saat ini berkembang cukup pesat dengan berbagai jenis dan sumber data spasial. Oleh karenanya diperlukan pengembangan aplikasi pengelolaan data spasial berbasis raster untuk mengelola pengarsipan data spasial yang sudah ada kedalam aplikasi katalog data spasial berbasis WebGIS yang dapat diakses secara langsung di lingkungan internal maupun eksternal. Pengembangan aplikasi ini menggunakan perangkat open license, seperti PostGIS dan ArcGIS API berbasis Java Script dengan pendekatan arsitektur berbasis client server. Metode system development life cycle digunakan untuk menggambarkan proses perencanaan, implementasi, uji coba, dan diseminasi dari sistem pengelolaan data spasial di Kementerian Pekerjaan Umum. Pendahuluan Pusat Pengelolahan Data, secara struktural merupakan unit kerja dibawah Sekretariat Jendral, Kementerian Pekerjaan Umum dan dibentuk sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.8/PRT/M/2010, yang mempunyai tugas fungsi melaksanakan pembinaan, pengembangan, pengelolaan, dan penyediaan data infrastruktur bidang pekerjaan umum serta penyelengaraan sistem informasi mendukung manajemen Kementerian. Salah satu fungsi Pusat Pengolahan Data adalah melaksanakan pemetaan dan pengelolaan data infrastruktur bidang Pekerjaan Umum dan hal ini menjadi tugas Balai Pemetaan Tematik Prasarana Dasar sebagai Unit Pelakasanaan Teknis, Pusat Pengelolahan Data yang dibentuk sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.21/PRT/M/2010. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, telah diberlakukan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Nomor 12 Tahun 2013 tentang Standar Prosedur Penyimpanan dan Mekanisme Penyimpanan untuk Pengarsipan Data Geospasial dan Informasi Geospasial dimana Data Geospasial (DG) dan Informasi Geospasial (IG) perlu disimpan dalam tempat yang aman dan tidak rusak atau hilang untuk menjamin ketersediaan Informasi Geospasial. Standar Prosedur penyimpanan DG dan IG meliputi unit penyimpanan, personil penyimpanan, sarana dan prasarana penyimpanan, pengamanan, pengaksesan kembali dan prosedur penyimpanan. Selain itu telah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang intinya, bahwa setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap pengguna informasi publik untuk menuju penyelenggaraan negara yang baik dan benar (Good Governance). Setiap badan publik mempunyai kewajiban untuk membuka akses atas informasi publik yang berkaitan dengan badan publik tersebut untuk masyarakat luas

description

silahkan diakses aplikasinya di http://loketpeta.pu.go.id atau http://222.124.202.163/katalogpu

Transcript of Makalah_Katalog_Data_Spasial_-_MAPIN_2015

  • Pengembangan Pengelolaan Katalog Data Spasial Berbasis WebGIS

    di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum

    Oleh :

    Bramantyo Marjuki , S.Si.

    Hadiwibowo , ST.

    Syamsul Hadi , ST. , M.Si.

    Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial,

    telah diberlakukan Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Nomor 12 tahun 2013 tentang Standar

    Prosedur Penyimpanan dan Mekanisme Penyimpanan untuk Pengarsipan Data Geospasial dan Informasi

    Geospasial dimana Data Geospasial (DG) dan Informasi Geospasial (IG) perlu disimpan dalam tempat yang

    aman dan tidak rusak atau hilang untuk menjamin ketersediaan Informasi Geospasial.

    Pusdata Kementerian Pekerjaan Umum sebagai unit kliring data spasial memiliki peran yang startegis

    untuk mengelola data spasial yang ada di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum. Kondisi ketersedian data

    spasial di Pusdata saat ini berkembang cukup pesat dengan berbagai jenis dan sumber data spasial. Oleh

    karenanya diperlukan pengembangan aplikasi pengelolaan data spasial berbasis raster untuk mengelola

    pengarsipan data spasial yang sudah ada kedalam aplikasi katalog data spasial berbasis WebGIS yang dapat

    diakses secara langsung di lingkungan internal maupun eksternal.

    Pengembangan aplikasi ini menggunakan perangkat open license, seperti PostGIS dan ArcGIS API

    berbasis Java Script dengan pendekatan arsitektur berbasis client server. Metode system development life cycle

    digunakan untuk menggambarkan proses perencanaan, implementasi, uji coba, dan diseminasi dari sistem

    pengelolaan data spasial di Kementerian Pekerjaan Umum.

    Pendahuluan

    Pusat Pengelolahan Data, secara

    struktural merupakan unit kerja dibawah

    Sekretariat Jendral, Kementerian Pekerjaan

    Umum dan dibentuk sesuai dengan Peraturan

    Menteri Pekerjaan Umum No.8/PRT/M/2010,

    yang mempunyai tugas fungsi melaksanakan

    pembinaan, pengembangan, pengelolaan, dan

    penyediaan data infrastruktur bidang pekerjaan

    umum serta penyelengaraan sistem informasi

    mendukung manajemen Kementerian.

    Salah satu fungsi Pusat Pengolahan

    Data adalah melaksanakan pemetaan dan

    pengelolaan data infrastruktur bidang

    Pekerjaan Umum dan hal ini menjadi tugas

    Balai Pemetaan Tematik Prasarana Dasar

    sebagai Unit Pelakasanaan Teknis, Pusat

    Pengelolahan Data yang dibentuk sesuai

    dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

    No.21/PRT/M/2010.

    Berdasarkan Undang-Undang

    Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2011

    tentang Informasi Geospasial, telah

    diberlakukan Peraturan Kepala Badan

    Informasi Geospasial (BIG) Nomor 12 Tahun

    2013 tentang Standar Prosedur Penyimpanan

    dan Mekanisme Penyimpanan untuk

    Pengarsipan Data Geospasial dan Informasi

    Geospasial dimana Data Geospasial (DG) dan

    Informasi Geospasial (IG) perlu disimpan

    dalam tempat yang aman dan tidak rusak atau

    hilang untuk menjamin ketersediaan Informasi

    Geospasial. Standar Prosedur penyimpanan

    DG dan IG meliputi unit penyimpanan,

    personil penyimpanan, sarana dan prasarana

    penyimpanan, pengamanan, pengaksesan

    kembali dan prosedur penyimpanan.

    Selain itu telah diberlakukannya

    Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008

    tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP)

    yang intinya, bahwa setiap informasi publik

    bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap

    pengguna informasi publik untuk menuju

    penyelenggaraan negara yang baik dan benar

    (Good Governance). Setiap badan publik

    mempunyai kewajiban untuk membuka akses

    atas informasi publik yang berkaitan dengan

    badan publik tersebut untuk masyarakat luas

  • Penyusunan sistem basis data akan

    memudahkan berbagai fungsi yang dibutuhkan

    untuk data, seperti pencarian, penambahan,

    ataupun pembaharuan data. Sistem basis data

    yang baik akan dapat dioperasikan dengan

    baik oleh penggunanya apabila memiliki

    antarmuka pengguna yang baik pula. Maka,

    sistem basis data ini akan menjadi bagian dari

    aplikasi katalog data spasial yang akan

    memudahkan pengelolaan data spasial dan

    memudahkan dalam melakukan pelayanan

    data spasial.

    Pembangunan aplikasi data spasial

    perlu mempertimbangkan kebutuhan pengguna

    secara detil, oleh karena itu pada tahap awal

    penyusunan katalog data spasial dijital

    dilakukan koordinasi dan diskusi mengenai

    kebutuhan pengguna. Fungsi-fungsi yang

    diharapkan dibangun pada katalog data spasial

    dijital digambarkan melalui diagram use case

    agar sesuai dengan kebutuhan pengguna. Use

    Case merupakan salah satu metode dalam

    penggambaran kebutuhan pengguna sesuai

    dengan fungsi dari sebuah aplikasi. Desain dan

    implementasi akan berdasar pada diagram use

    case yang telah disepakati.

    Secara keseluruhan, pengelolaan data

    meliputi berbagai tahap yang dilakukan seperti

    pengolahan data dan konversi data sebelum ke

    tahapan penyusunan katalog data spasial. Oleh

    karena itu, pekerjaan pengelolaan data spasial

    mulai dari awal pengumpulan data, pengisian

    metadata, konversi data, penyusunan basis

    data, desain aplikasi, implementasi, pelatihan

    dan sosialisasi digambarkan pada alur

    pekerjaan. Untuk lebih jelasnya mengenai alur

    rencana pekerjaan dapat dilihat pada

    Gambar 1.

    SIG dan Standarisasi Peta Tematik

    Tujuan standarisasi peta tematik, yaitu

    mengurangi duplikasi produk antar lembaga,

    meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya

    yang berkaitan dengan penyajian informasi

    tematik, membuat data lebih mudah diakses

    oleh publik, dan untuk membangun kemitraan

    serta meningkatkan ketersediaan data.

    Beberapa ketentuan umum yang

    menjadi kaidah penyelenggaraan dan

    pelaksanaan tematik, adalah :

    Gambar 1. Diagram Alur Pengembangan Aplikasi

    1. IGT wajib mengacu pada IGD (pasal 19) ;

    2. Dilarang membuat skala IGT lebih besar

    dari pada skala IGD yang diacunya (pasal

    20 ayat b) ;

    3. IGT menggambarkan suatu batas yang

    memiliki kekuatan hukum yang dibuat

    berdasarkan dokumen penetapan batas

    secara pasti oleh pemerintah, daerah, dan

    atau setiap orang (pasal 23 ayat 1) ;

    4. Pemerintah/Pemda dalam

    menyelenggarakan IGT dapat bekerjasama

    dengan BIG (pasal 23 ayat 1).

    Tujuan standarisasi peta tematik

    sejalan dengan tujuan pembangunan

    infrastruktur data spasial nasional, yaitu

    menjamin termanfaatkannya data tematik yang

    baik dan benar dan mengurangi duplikasi

    produk antar lembaga, meningkatkan kualitas

    dan mengurangi biaya yang berkaitan dengan

    penyajian informasi tematik, membuat data

    lebih mudah diakses oleh publik, dan

    meningkatkan pemanfaatan data yang tersedia

    guna membangun kemitraan dan kerjasama

    pertukaran data.

  • Geodatabase

    Konsep dan implementasi

    Geodatabase sebagai media memungkinkan

    untuk proses penyimpanan, melakukan query,

    dan memanipulasi objek. Konsep format ini

    memiliki kemampuan yang jauh lebih baik

    dibandingkan format lainnya. Format ini

    dirancang sebagai common data storage

    sekaligus sebagai management framework

    bagi aplikasinya. Geodatabase merupakan

    sebuah konsep sekaligus juga merupakan

    sebuah bentuk implementasi GIS specified

    format seperti :

    Pengelolaan tabel dan atribut.

    Mengelola berbagi bentuk tipe data vektor maupun raster.

    Mengelola data hasil pengukuran atau survey.

    Permodelan relasi-relasi spasial.

    Validasi data dan long transaction.

    Terdapat beberapa keuntungan dalam

    menerapkan konsep geodatabase,

    diantaranya :

    Data geografis yang tersimpan memiliki keseragaman data.

    Proses entry dan editing data menjadi lebih akurat.

    Data-data ditampilkan secara lebih dinamis.

    Hasil peta yang lebih baik akan terbentuk.

    Bentuk dari tiap feature didefinisikan lebih baik.

    Banyak user dapat melakukan proses editing secara simultan.

    Persiapan Pengelolaan Data Spasial

    Pengelolaan data spasial

    membutuhkan koordinasi dari berbagai pihak ,

    khususnya masukan dari tim pengelola data

    dari lingkungan Pusdata, Kementerian

    Pekerjaan Umum. Analisis kebutuhan

    pengguna akan menjadi masukan dan acuan

    yang digunakan dalam membangun sistem

    pengelolaan data yang didalamnya terdapat

    katalog online (berbasis web).

    Dalam tahap persiapan pengelolaan

    data spasial dilakukan beberapa koordinasi dan

    diskusi agar setiap proses berjalan dengan

    lancar, untuk tahapan persiapan yang

    dilakukan adalah sebagai berikut:

    1. Koordinasi dan Diskusi

    Analisis mengenai proses bisnis yang akan

    diakomodir dalam sistem perlu

    dilaksanakan pada tahap awal

    pembangunan. Target awal pembangunan

    sistem pengelolaan data spasial digital

    yaitu, memperoleh informasi mengenai

    data spasial yang akan dikelola oleh sistem,

    menentukan kelas informasi baik skala,

    tema, waktu dari data spasial, menetapkan

    format isian yang akan digunakan sebagai

    dasar pengisian metadata, menentukan

    fungsi-fungsi yang diperlukan dalam

    katalog online (berbasis web). Hal tersebut

    akan menjadi dasar pembangunan katalog

    online (berbasis web).

    2. FGD ( Focus Group Discussion)

    Focus Group Discussion (FGD) merupakan

    suatu bentuk penelitian kualitatif dimana

    beberapa orang yang terdiri dari beberapa

    bagian dimintakan persepsi, pendapat,

    kepercayaan, norma yang berlaku,

    pelayanan, konsep, sosialisasi, ide dan

    diseminasi sistem pengelolaan data spasial

    Kementerian Pekerjaan Umum.

    Pengumpulan Data

    Pengumpulan data akan dilaksanakan

    setelah mendapatkan hasil inventarisasi dari

    FGD. Data spasial yang dikumpulkan

    berdasarkan informasi yang didapatkan dari

    hasil FGD.

    1. Scanning

    Scanning atau konversi data merupakan

    bagian tahapan dari entri data. Hal ini

    diperlukan pada saat data spasial yang

    berhasil dikumpulkan berupa cetak atau

    hardcopy.

    2. Tranformasi Koordinat

    Hasil scan atau konversi data akan

    menghasilkan data yang sebelumnya dalam

    bentuk cetak menjadi format digital, namun

    koordinat yang dimiliki masih dalam

    bentuk format cetak belum sesuai dengan

    standard yang ditentukan Kementerian

    Pekerjaan Umum.

  • 3. Metadata

    Data spasial yang dikumpulkan,

    berdasarkan form isian akan memiliki

    keterangan lengkap mengenai data tersebut.

    Metadata yang dikumpulkan kemudian

    disimpan dalam repositori terintegrasi

    dengan hasil dari entri data.

    4. Set-Up Server

    Penyimpanan data spasial dilaksanakan

    diatas platform perangkat keras tertentu

    sesuai dengan spesifikasi Kementerian

    Pekerjaan Umum. Instalasi dan konfigurasi

    yang diperlukan pada server yang

    digunakan untuk pengelolaan data spasial

    Desain Basisdata

    Review Performance Repositori

    Review Performance pada repositori

    yang dibangun dimaksudkan untuk menjaga

    kualitas dari basis data atau repositori tempat

    penyimpanan data spasial. Normalisasi

    menjadi hal yang mendasar dalam menguji

    repositori yang dibangun.

    Penyusunan Katalog Online

    Penyusunan katalog data spasial

    digital, menggunakan metode System

    Development Life Cycle (SDLC). Sistem ini

    digunakan untuk menggambarkan proses

    perencanaan, implementasi, uji coba, dan

    diseminasi dari sistem pengelolaan data spasial

    Kementerian Pekerjaan Umum. Sistem ini

    digunakan untuk menjabarkan pembangunan

    katalog data spasial dijital dari sisi perangkat

    lunak. Perangkat keras yang digunakan

    diasumsikan telah disiapkan dan dapat

    memenuhi semua kebutuhan dari sistem.

    Sistem ini terdiri dari 5 fase, yaitu

    perencanaan, analisis, desain, implementasi

    dan pemeliharaan. Untuk lebih jelasnya

    mengenai fase penyusunan katalog online

    dapat dilihat pada Gambar 2.

    Pengelolaan Data Spasial

    Analisis Kebutuhan Pengguna

    Sistem pengelolaan data spasial

    berawal dari inventarisasi data, penyusunan

    basis data yang kemudian akan ditampilkan

    atau disajikan melalui katalog online dalam

    bentuk web. Sebelum melangkah ke tahapan-

    tahapan lainnya, perlu ada analisis kebutuhan

    yang berawal dari masukan.

    Gambar 2. System Development Life Cycle.

    Desain Layout Sistem

    Tampilan antar muka sistem

    pengelolaan data spasial yang berupa katalog

    data spasial dibangun dalam bentuk format

    halaman web. Desain layout sistem dapat

    didefinisikan mengenai menu, tombol, dan

    bahkan alur dari setiap elemen yang ada pada

    halaman web. Hal ini akan selaras dengan

    pembangunan kode program dan koneksinya

    ke basis data. Gambar berikut merupakan

    tampilan halaman depan dari sistem katalog

    data spasial dijital berbasis web.

    Gambar 3. Tampilan Antar Muka Sistem Katalog

    Data Spasial

    Struktur Penyimpanan Data

    Data dijital hasil proses scan dan

    koreksi geometrik disimpan dalam basis data

    terstruktur file based. Hal ini bertujuan untuk

    memudahkan pencarian dan penyimpanan,

    sehingga dapat digunakan kembali apabila

    diperlukan. Tempat penyimpanan atau

  • repositori dari data dijital dapat dilihat pada

    Gambar 4.

    Gambar 4. Struktur folder penyimpanan data spasial

    Struktur penyimpanan akan

    memudahkan pencarian maupun penyimpanan

    data sesuai dengan klasifikasi yang telah

    ditentukan. Struktur folder ini juga

    diimplementasikan dalam katalog data spasial

    online. Selain struktur tempat penyimpanan,

    dilakukan juga standard penamaan file.

    Berikut merupakan struktur penamaan file

    untuk peta topografi dan tematik.

    Gambar 5. Struktur penamaan file peta topografi

    dan tematik

    Implementasi Sistem

    Fase implementasi merupakan proses

    penerjemahan keseluruhan sistem kedalam

    kode program agar sesuai dengan kebutuhan.

    Proses bisnis dan layout akan menjadi acuan

    implementasi sistem. Fungsi-fungsi yang telah

    ditetapkan dapat diakomodir melalui sebuah

    Content Management System (CMS), sehingga

    administrator dari sistem katalog data spasial

    akan mudah melakukan pembaharuan data

    kedalam basis data. CMS juga dapat

    digunakan untuk merespon kebutuhan

    permintaan data dari pengguna, ataupun

    sebagai masukan, apabila data belum tersedia

    dalam katalog.

    Hasil implementasi dari sistem katalog data

    spasial online telah memiliki fungsi-fungsi

    seperti:

    - Penggunaan beberapa pilihan basemap.

    - Pencarian data.

    - Zoom berdasarkan wilayah ataupun hasil

    pencarian.

    - CMS berdasarkan level pengguna.

    Lebih jelasnya mengenai hasil

    pencarian data melalui Sistem Katalog Data

    Spasial dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7.

    Gambar 6. Hasil pencarian data melalui Sistem Katalog

    Data Spasial

    Gambar 7. Sistem Katalog Data Spasial

    Proses implementasi akan terus

    dilaksanakan hingga selesai review aplikasi.

    Setelah itu, proses akan berlanjut ke fase

    pemeliharaan melalui tahap uji coba dan

    perbaikan sistem. Uji coba dilakukan oleh

    pemberi pekerjaan pada setiap fungsi,

    tampilan dan apapun yang dirasakan baik

  • DATA ANALOG

    INVENTARISASI DATA

    SISTEM KATALOG DATA SPASIAL

    KLASIFIKASI

    KONVERSI DATA

    PEMUTAKHIRAN BASIS DATA

    METADATA

    KONTROL KUALITAS

    sebagai pengguna, maupun sebagai

    administrator sistem.

    Standard Operating Procedure (SOP)

    SOP pengelolaan data spasial di

    Kementerian Pekerjaan Umum terkait dengan

    basis data dan aplikasi Sistem Katalog Data

    Spasial. SOP ini akan menjadi acuan

    pengelolaan data spasial, sehingga proses

    bisnis kedepan menjadi lebih mudah dan

    informasi terkini dapat dipublikasikan sesuai

    prosedur. SOP yang disusun memiliki

    tingkatan, sehingga ada alur pengelolaan data

    secara umum yang kemudian dibagi menjadi

    SOP-SOP lain yang merupakan proses yang

    lebih detil dari pengelolaan data spasial.

    Gambar 8. SOP pengelolaan data spasial

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil perancangan,

    implementasi dan pembahasan , maka dapat

    diambil kesimpulan antara lain :

    1. Proses scan atau alih media, dapat menyelamatkan data analog yang selama

    ini tersimpan sehingga dapat dilakukan

    dokumentasi untuk keperluan lain dan

    analisis di kemudian hari.

    2. Proses koreksi geometrik dengan metode yang telah diterapkan, dapat meregistrasi

    kondisi data ke lokasi yang sesuai di

    permukaan bumi.

    3. Pengelolaan data menggunakan aplikasi, akan memudahkan dan menjadi standard

    dalam pencarian, penyimpanan dan

    pengamanan data spasial Kementerian

    Pekerjaan Umum.

    4. SOP yang telah disusun, menjadi satuan minimum pelayanan yang merupakan

    indikator kinerja atau keberhasilan

    Kementerian Pekerjaan Umum dalam

    mengelola data spasial.

    5. Web Katalog yang dikembangkan di lingkungan Kementerian Pekerjaan dapat

    membantu memudahkan proses pencarian

    arsip data spasial yang berada di

    lingkungan Pusdata secara online

    berdasarkan kategori yang dibutuhkan

    pengguna.

    6. Berdasarkan hasil pengujian pada beberapa platform browser , aplikasi web katalog

    dapat berjalan dengan baik di desktop

    computer. Sedangkan untuk penggunaan

    mobile phone memerlukan beberapa

    tambahan plugin dimasing-masing

    operating system.

    Daftar Pustaka

    1. Aronoff, S. 1989. Information System : a Management Persepective. WDL

    Publications. Canada.

    2. Atmadilaga, A. H. 1995. Pengelolaan Basisdata. Bakosurtanal. Cibinong.

    3. Barrough, P. A. 1986. Principles of Geographicals Information Systems for

    Land Resources Assements. Oxford

    Claredon Press.

    4. Heywood, I. , Cornelius, Sarah, Carver, Steve. 2008. An Introduction to

    Geographical Information Systems.

    Prentince Hall.

    5. Kristanto, Harianto. 2000. Konsep dan Perancangan Basis Data. Yogyakarta :

    Andi Offset.

    6. McDonnell, R., Kempt, K. 1995. International GIS Dictionary. New York :

    Villey.

    7. Prahasta, Edy. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis.

    Bandung : Informatika Press.

    8. Prahasta, Edy. 2007. Membangun Aplikasi WebBased dengan Map Server. Bandung :

    Informatika Press.

    9. Thrall, Ian Grant. 2005. User Friendly GIS. Geospatial Solutions. USA

  • 10. Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 2011 Tentang Informasi

    Geospasial.

    11. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik .

    12. Zolnai, Andrew. 2014. Administering ArcGIS for Server. Cambridge : Packt

    Publishing.

    Bramantyo Marjuki , S.Si. - Kementerian Pekerjaan

    Umum Republik Indonesia

    Hadiwibowo , ST. - Studio Realsoft Media Moderat

    Syamsul Hadi , ST. , M.Si. - Badan Informasi

    Geospasial Republik Indonesia