MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn...

14
Beberapa lintasan stratigrafi rinci di daerah Lati, Binungan dan Sambarata telah diukur guna mengetahui keterdapatan dan kedudukan stratigrafi satuan pembawa batubara Formasi Lati di daerah Berau, Kalimantan Timur. Data stratigrafi memperlihatkan bahwa Formasi Lati yang terendapkan kala Miosen Tengah di lingkungan rawa-rawa pada hutan hujan yang berada di dataran delta hingga sungai, dengan ketebalan total terukur mencapai 400 meter. Perlapisan batubara mulai hadir secara setempat di bagian tengah formasi, berkembang dengan baik di bagian atas formasi, dan sangat jarang dijumpai di bagian teratas formasi. Perlapisan batubara tersebut pada umumnya berwarna hitam hingga hitam kecoklatan, hingga , terkekarkan kuat, pecah subkonkoidal, densitas sedang, kadang- kadang dengan parting atau lensa batuan silisiklastika sangat halus, dan tebalnya mencapai 650 cm. Berau, dataran delta, hutan hujan, perlapisan tengah, tercerai. bright- banded dull-banded Kata kunci: STRATIGRAFI DAN KETERDAPATAN BATUBARA PADA FORMASI LATI DI DAERAH BERAU, KALIMANTAN TIMUR Oleh: Sigit Maryanto Pusat Survei Geologi, Jl. Diponegoro 57 Bandung SARI Several detailed stratigraphic sections at Lati, Binungan and Sambarata areas have been measured to identify the occurrence and stratigraphy of coal bearing unit of Lati Formation at Berau area, East Kalimantan. Stratigraphic data show that the Lati Formation was generally deposited at Middle Miocene in wet forested swamps of delta plain to fluvial environment, with total measured thickness up to 400 meters. The coal seams locally initiated at the middle part of the formation, well developed at the upper part of the formation, and rarely distributed at the uppermost part of the formation. These coal seams are generally black to brownish black colour, bright-banded to dull-banded, intensively cleated, subconcoidal fractured, moderate density, sometimes with very fine siliciclastics parting or lenses, and up to 650 cm thickness. Berau, delta plain, wet forest, middle seams, splitting. Keyword: ABSTRACT MAKALAH ILMIAH 97 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 2011 2 PENDAHULUAN batubara, salah satunya adalah Formasi Lati, khususnya bagian atas yang terendapkan di sungai hingga dataran delta (Suwarna & Hermanto, 2007). Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kedudukan stratigrafi perlapisan batubara yang terdapat di dalam Formasi Lati, dan bertujuan untuk menentukan lingkungan pengendapan batubara yang dijumpai. Untuk itu, maka dilakukan pengumpulan data lapangan dengan pengukuran stratigrafi rinci di tiga lokasi, yaitu Lati, Binungan, dan Sambarata (Gambar 2; Rachmansjah drr., 2003). Selain pengumpulan data lapangan, juga dilakukan pengujian laboratorium yang meliputi kimia, palinologi, dan petrografi. Dalam dasawarsa terakhir ini penggunaan batubara sebagai bahan energi meningkat dengan pesatnya (Anggayana & Widayat, 2007). Pemanfaatan batubara sebagai sumber energi dapat menjadi salah satu skenario dalam mengatasi krisis energi. Cekungan Tarakan di Kalimantan Timur terbagi menjadi empat sub-cekungan, yaitu Tarakan, Tidung, Berau, dan Muara (Tossin & Kadir, 1996; Gambar 1). Pembagian menjadi sub-cekungan ini didasarkan keadaan geologi dan sedimentasi pada saat batuan sedimen di lokasi tersebut diendapkan. Selain telah terbukti sebagai penghasil hidrokarbon, termasuk (Suwarna drr., 2006), Sub- cekungan Berau juga mempunyai beberapa satuan batuan yang mengandung lapisan coalbed methane

Transcript of MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn...

Page 1: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · dapat menjadi salah satu skenario dalam ... pucat.Piritdalambatubaradapatmenjadisalah

Beberapa lintasan stratigrafi rinci di daerah Lati, Binungan dan Sambarata telah diukur gunamengetahui keterdapatan dan kedudukan stratigrafi satuan pembawa batubara Formasi Lati didaerah Berau, Kalimantan Timur. Data stratigrafi memperlihatkan bahwa Formasi Lati yangterendapkan kala Miosen Tengah di lingkungan rawa-rawa pada hutan hujan yang berada didatarandelta hingga sungai, dengan ketebalan total terukurmencapai 400meter.Perlapisan batubara mulai hadir secara setempat di bagian tengah formasi, berkembangdengan baik di bagian atas formasi, dan sangat jarang dijumpai di bagian teratas formasi.Perlapisan batubara tersebut pada umumnya berwarna hitam hingga hitam kecoklatan,

hingga , terkekarkan kuat, pecah subkonkoidal, densitas sedang, kadang-kadang dengan parting atau lensa batuan silisiklastika sangat halus, dan tebalnya mencapai650 cm.

Berau, dataran delta, hutan hujan, perlapisan tengah, tercerai.

bright-banded dull-banded

Katakunci:

STRATIGRAFI DAN KETERDAPATAN BATUBARAPADA FORMASI LATI DI DAERAH BERAU, KALIMANTAN TIMUR

Oleh:Sigit Maryanto

Pusat Survei Geologi,Jl. Diponegoro 57 Bandung

SARI

Several detailed stratigraphic sections at Lati, Binungan and Sambarata areas have beenmeasured to identify the occurrence and stratigraphy of coal bearing unit of Lati Formation atBerau area, East Kalimantan. Stratigraphic data show that the Lati Formation was generallydeposited at Middle Miocene in wet forested swamps of delta plain to fluvial environment, withtotalmeasured thickness up to 400meters.The coal seams locally initiated at the middle part of the formation, well developed at the upperpart of the formation, and rarely distributed at the uppermost part of the formation. These coalseams are generally black to brownish black colour, bright-banded to dull-banded, intensivelycleated, subconcoidal fractured,moderate density, sometimeswith very fine siliciclastics partingor lenses, and up to 650 cm thickness.

Berau, delta plain, wet forest,middle seams, splitting.Keyword:

ABSTRACT

MAKALAH ILMIAH

97Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

PENDAHULUANbatubara, salah satunya adalah Formasi Lati,khususnya bagian atas yang terendapkan disungai hingga dataran delta (Suwarna &Hermanto, 2007).

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahuikedudukan stratigrafi perlapisan batubara yangterdapat di dalam Formasi Lati, dan bertujuanuntuk menentukan lingkungan pengendapanbatubara yang dijumpai. Untuk itu, makadilakukan pengumpulan data lapangan denganpengukuran stratigrafi rinci di tiga lokasi, yaituLati, Binungan, dan Sambarata (Gambar 2;Rachmansjah drr., 2003). Selain pengumpulandata lapangan, juga dilakukan pengujianlaboratorium yang meliputi kimia, palinologi, danpetrografi.

Dalam dasawarsa terakhir ini penggunaanbatubara sebagai bahan energi meningkatdengan pesatnya (Anggayana & Widayat, 2007).Pemanfaatan batubara sebagai sumber energidapat menjadi salah satu skenario dalammengatasi krisis energi.

Cekungan Tarakan di Kalimantan Timurterbagi menjadi empat sub-cekungan, yaituTarakan, Tidung, Berau, dan Muara (Tossin &Kadir, 1996; Gambar 1). Pembagian menjadisub-cekungan ini didasarkan keadaan geologidan sedimentasi pada saat batuan sedimen dilokasi tersebut diendapkan. Selain telah terbuktisebagai penghasil hidrokarbon, termasuk

(Suwarna drr., 2006), Sub-cekungan Berau juga mempunyai beberapasatuan batuan yang mengandung lapisan

coalbed methane

Page 2: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · dapat menjadi salah satu skenario dalam ... pucat.Piritdalambatubaradapatmenjadisalah

98 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

Formasi Lati (koreksi dari Formasi Latihberdasarkan nama sungai yang dipakai sebagailokasi tipe di daerah penelitian) menindih selarasdi atas Formasi Birang, terdiri atas batuansilisiklastika halus dan batubara yang padabagian bawahnya karbonatan dari lingkungandelta, estuarin dan laut dangkal kala MiosenAwal- Miosen Tengah dengan ketebalan sekitar 800meter. Secara berurutan Formasi Lati tertindihtakselaras oleh Formasi Labanan, FormasiDomaring, danFormasi Sinjin.

Formasi Labanan menindih takselaras diatas Formasi Lati, terdiri atas batuan silisiklastikadisisipi batubara dari lingkungan fluvial padaMiosen Akhir - Pliosen. Formasi Domaringmenjemari dengan Formasi Labanan, terdiri atasbatuan karbonat dengan sisipan lignit darilingkungan rawa - litoral pada kala MiosenAkhir -Pliosen. Formasi Sinjin terendapkan selaras diatas Formasi Labanan dan Formasi Domaring,terdiri atas batuan volkaniklastika dari lingkungandarat pada kala Pliosen. Aluvium menindihtakselaras satuan batuan yang sudah terbentuktersebut.

Daerah penelitian berada di Sub-cekunganBerau, tepatnya pada koordinat 117010' -117040' BT dan 02000' - 02020' LU, yang secaraadministratif berada di wilayah Kabupaten Beraudengan ibukota di Tanjungredeb, PropinsiKalimantanTimur.

Tataan stratigrafi di daerah penelitian(Situmorang & Burhan, 1995; Gambar 3), secaraberurutan dimulai dari yang tertua, adalahFormasi Sembakung, Formasi Talabar, FormasiBirang, Formasi Lati, Formasi Labanan, FormasiDomaring, Formasi Sinjin, danAluvium.

Batuan Tersier Awal terdiri atas FormasiSembakung, Formasi Talabar, dan FormasiBirang. Formasi Sembakung menindihtakselaras batuan alas Kapur Akhir, terdiri atasbatuan silisiklastika karbonatan dari lingkunganlaut pada kala Eosen. Formasi Talabar terdiri atasbatuan silisiklastika halus dan karbonat darilingkungan fluviatil - laut dangkal pada kalaEosen-Oligosen. Formasi Birang menindihtakselaras di atas Formasi Talabar, terdiri atasbatuan silisiklastika, karbonat, dan tuf darilingkungan laut dangkal hingga laut dalam padakalaOligo-Miosen.

STRATIGRAFIREGIONAL

Gambar 1. Peta wilayah Cekungan Tarakan yang terbagi menjadi empatsubcekungan, yaitu Tidung, Tarakan, Berau dan Muara(Tossin & Kadir, 1996).

Page 3: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · dapat menjadi salah satu skenario dalam ... pucat.Piritdalambatubaradapatmenjadisalah

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

99

Gambar 2. Peta geologi daerah sekitar Berau, Kalimantan Timur (Situmorang &Burhan, 1995) dan lokasi pengukuran stratigrafi rinci (Rachmansjahdrr., 2003).

Gambar 3. Stratigrafi daerah sekitar Berau, Kalimantan Timur menurutSitumorang & Burhan (1995) dengan modifikasi.

Page 4: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · dapat menjadi salah satu skenario dalam ... pucat.Piritdalambatubaradapatmenjadisalah

STRATIGRAFI FORMASI LATI

Dari salah satu formasi tersebut di atas,satuan batuan yang berfungsi sebagai batuanpembawa batubara adalah Formasi Lati. Bagianatas Formasi Lati ini terendapkan di lingkungansungai hingga dataran delta yang berpotensimembawa lapisan batubara (Suwarna &Hermanto, 2007). Batubara yang terkandungpada formasi ini secara umum layak tambangkarena nilai pembakarannya mencapai lebih dari5.600 kal/gr (Annonim, 1983; 1988).

Data stratigrafi rinci Formasi Lati didaerah penelitian didapatkan berdasarkan hasilpengukuran stratigrafi rinci di tiga lokasi, meliputiLintasan Lati, Lintasan Binungan dan LintasanSambarata (Rachmansyah drr., 2003), denganketebalan total terukurmencapai 400meter, yangditindaklanjuti dengan pembahasan prosessedimentologi formasi ini (Maryanto drr., 2005).Lintasan Lati berlokasi sekitar 20 km sebelahtimurlaut Tanjungredeb, tebal stratigrafi terukurmencapai 280 meter, terbagi menjadi empatsegmen stratigrafi dan mewakili seluruh bagianformasi (Gambar 4).

Runtunan batuan diawali denganhadirnya batulumpur gampingan dengan sisipanbatupasir dan batupasir gampingan, yangmewakili fasies delta bawah ( ). Di bagiantengah runtunan, batuan berkembang menjadiperlapisan batupasir dan batupasir gampingandengan sisipan batulumpur, yang mewakili fasiesdelta depan ( ). Fasies delta depan initidak terlalu tebal dan segera berganti menjadifasies dataran delta yangmerupakan bagian atasformasi. Bagian atas runtunan stratigrafi, yangmewakili fasies dataran delta ( ) terdiri

atas batulumpur dan batulempung dengansisipan batupasir yang kadang-kadang masihbersifat gampingan, serpih batubaraan danbatubara.

Lintasan Binungan berlokasi sekitar 30km sebelah baratdaya Tanjungredeb, tebalstratigrafi terukur mencapai 300 meter, danterbagi menjadi lima segmen stratigrafi danmewakili seluruh bagian formasi (Gambar 5).

Bagian bawah runtunan stratigrafi terdiriatas batulempung gampingan, batulumpurgampingan, sisipan batupasir, batupasirgampingan dan batugamping. Bagian tengahruntunan stratigrafi kurang teramati dengan baikdan hanya merupakan sedikit batuan yangterendapkan pada fasies delta depan.Batuannya terdiri atas batulumpur sedikitkarbonan dan gampingan, sisipan batupasir,yang segera berkembang menjadi perlapisanbatupasir dengan sedikit sisipan batulumpur.Bagian atas formasi terdiri atas batulumpur yangkadang berkembang menjadi serpih batubaraandan batulempung, sisipan batupasir danbatubara. Batulumpurnya sering sangatkarbonan di bagian atas lapisan hingga disebutsebagai serpih batubaraan.

Lintasan Sambarata berada sekitar 15km sebelah barat Tanjungredeb, tebal stratigrafiterukurmencapai 300meter, terbagi menjadi tigasegmen stratigrafi yang mewakili bagian tengahdan atas formasi (Gambar 6). Runtunan batuandiawali oleh hadirnya batulumpur, batulempung,batupasir, sisipan serpih batubaraan danbatubara. Runtunan batuan berulang hinggabeberapa kali dan sisipan batubara semakinbanyak dijumpai dengan ketebalan cukupberarti.

prodelta

delta front

delta plain

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

100

Gambar 4. Kolom stratigrafi terukur di Lintasan Lati, Berau, Kalimantan Timur(Rachmansjah drr., 2003).

Page 5: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · dapat menjadi salah satu skenario dalam ... pucat.Piritdalambatubaradapatmenjadisalah

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

101

Gambar 5. Kolom stratigrafi terukur di Lintasan Binungan, Berau, KalimantanTimur (Rachmansjah drr., 2003).

Gambar 6. Kolom stratigrafi terukur di Lintasan Sambarata, Berau, KalimantanTimur (Rachmansjah drr., 2003).

Page 6: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · dapat menjadi salah satu skenario dalam ... pucat.Piritdalambatubaradapatmenjadisalah

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

102

KETERDAPATANBATUBARA

PerlapisanBatubaraBawah

PerlapisanBatubara Tengah

PerlapisanBatubaraAtas

Beberapa perlapisan batubara dijumpaidi Formasi Lati. Secara umum batubara yangdijumpai terbagi menjadi tiga perlapisan(berdasarkan korelasi bawah permukaan,Annonim, 1983), meliputi perlapisan bawah( ), perlapisan tengah (

), dan perlapisan atas ( ).

Batubara perlapisan bawah () secara stratigrafi relatif masih berada di

bagian tengah formasi. Korelasi antar lintasanstratigrafi (Gambar 7) menunjukkan bahwabatubara perlapisan bawah hanya dijumpai diLintasan Sambarata, sedangkan di dua lintasanstratigrafi lainnya tidak dijumpai. Batuan di dualintasan tersebut masih berupa batulumpurgampingan dan batulumpur dari fasies deltabawah, dengan beberapa sisipan batupasirmengasar ke atas dari fasies delta depan, yangbeberapa bagian dipotong oleh batupasir berlapissusun dan silang-siur dari fasies saluran delta.

Perlapisan batubara bawah dicirikanwarna hitam, cerat coklat gelap, ,terkekarkan, pecah subkonkoidal, densitassedang, tebal 160-260 cm yang bagian bawahlapisannya kusammenyerpih danmudah hancur,begitu pula bagian atas lapisan . Parting batupasirsangat halus berketebalan 20-40 cm dijumpai didalamperlapisan batubara bagian bawah ini.

Batubara perlapisan tengah () hadir di semua lintasan stratigrafi,

merupakan perlapisan utama, berkedudukanpada bagian atas formasi. Perlapisan batubaratengah diawali dengan hadirnya lapisan batubaradi Lintasan Lati. Perlapisan batubara tengahselanjutnya berkembang sangat baik di ketigalintasan stratigrafi. Korelasi stratigrafi yangdilakukan didasarkan atas kehadiran perlapisanbatubara tengah ini dengan penciri hadirnyalempung kaolinit di bawah dan atas lapisan(Annonim, 1983; 1988).

Perlapisan batubara tengah dicirikandengan warna coklat gelap kehitaman, ceratcoklat, mudah hancur, terkekarkan, densitassedang hingga tinggi, dan tebalnya 120-200 cm. Dalam batubara ini terdapat resin danpirit, bagian atasnya menyerpih, terdapatbatupasir 5 cm (Gambar 9). Ke arah atas,perlapisan batubara menjadi lebih coklat gelapkehitaman, cerat coklat, , terkekarkan

mudah hancur, densitas sedang, tebalnya 100-350 cm, bagian bawah dan atasnya berupaserpih batubaraan, masih mengandung pirit,terdapat batulempung dan batulempungtufan setebal 5 cm.

Perlapisan batubara pada umumnyadicirikan dengan warna hitam hingga hitamkecoklatan (Gambar 10), cerat coklat gelap,

, t e r k e k a r k a n , pe c a hsubkonkoidal, densitas sedang, berketebalanlapisan 120-535 cm, serta masih terdapat piritmeskipun jumlahnya sangat terbatas. Bagianatas perlapisan batubara ini sering berkembangmenjadi batubara serpihan hitam kecoklatan,cerat coklat, kusam, terkekarkan, mudah hancur,dapat diremas, dan tebalnya 80-110 cm.

Pengulangan lapisan berikutnyamerupakan akhir pengendapan perlapisanbatubara tengah. Perlapisan batubara yangdijumpai tampak berwarna hitam, cerat coklatgelap, , terkekarkan, pecahsubkonkoidal, densitas sedang, masihmengandung pirit, tebal lapisan mencapai 240cm yang menipis hingga 30 cm, dan dialasi olehbatulumpur karbonan. Batupasir berstrukturgelembur arus (Gambar 11) kadang-kadangmenindih perlapisan batubara bagian tengah ini.

Perlapisan batubara atas ( )kebanyakan dijumpai di Lintasan Sambarata,sedangkan di Lintasan Lati dan LintasanBinungan dijumpai sangat terbatas. Lapisanbatubara umumnya berwarna hitam sedikitkecoklatan, cerat coklat, banded hingga bright-

, mudah hancur, terkekarkan, pecahsubkonkoidal, densitas sedang dan tebalnya 200cm yang menipis hingga 30 cm. Pengulanganperlapisan batubara atas hanya dijumpai diLintasanSambarata.

Perlapisan batubara yang dijumpaitampak berwarna hitam, cerat coklat kehitaman,

h i ngga , pecahsubkonkoidal, mudah hancur, terkekarkan,mengandung resin dan sangat jarang pirit,densitas sedang - rendah, tebal perlapisan 70-650 cm dengan beberapa batubaraserpihan, bagian bawah dan atas lapisannyaberupa serpih batubaraan yang berwarna hitamkecoklatan, mudah hancur, kusam danlumpuran. Batuan di antara perlapisan batubaratersebut pada umumnya berupa batulumpur danbatulempung dengan sisipan tipis batupasirhalus hingga sangat halus berstruktur perariansejajar.

lower seams middleseams upper seams

lowerseams

bright-banded

middleseams

banded

parting

banded

parting

b r i g h t - b a n de d

bright-banded

upper seams

banded

br igh t b r i gh t -banded

parting

Page 7: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · dapat menjadi salah satu skenario dalam ... pucat.Piritdalambatubaradapatmenjadisalah

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

103

Gambar 7. Korelasi stratigrafi antar lintasan pada Formasi Lati di Berau,Kalimantan Timur.

Page 8: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · dapat menjadi salah satu skenario dalam ... pucat.Piritdalambatubaradapatmenjadisalah

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

104

Gambar 8. Salah satu batubara perlapisan tengah yang berwarna coklat gelapkehitaman dengan densitas sedang. Difoto di Stasiun 0, Lintasan Lati(Maryanto drr., 2005).

Gambar 9. Batubara perlapisan tengah yang berwarna hitam kecoklatan,, dan sedikit terkekarkan. Difoto di Stasiun 5-6, Lintasan

Binungan (Rachmansjah drr., 2003).

brightbanded

Page 9: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · dapat menjadi salah satu skenario dalam ... pucat.Piritdalambatubaradapatmenjadisalah

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

105

Gambar 10. Struktur gelembur arus pada batupasir yang mengerosi perlapisanbatubara perlapisan tengah. Difoto di Stasiun 21-22, LintasanSambarata (Rachmansjah drr., 2003).

PENGUJIANLABORATORIUM PEMBAHASAN

Analisis kimia telah dilakukan terhadapdua belas sampel batubara. Hasil analisis kimiabatubara yang telah dilakukan (Tabel 1)menunjukkan bahwa kandungan zat terbang20,40-39,01 %, karbon padat 20,11-45,60%, abu1,33-51,77 %, belerang 0,18-3,39 %, nilai kalori2.265-5.927 kal/gr, air lembab 8,28-21,26 %, danair total 8,33-18,60%.

Analisis palinologi telah dilakukanterhadap tujuh sampel batubara, batubaraserpihan dan serpih batubaraan (Tabel 2).Berdasarkan asosiasi palinomorf yang ada dapatdikatakan bahwa kisaran umur batuan adalahM i osen Tengah , dengan l i ng kunganpengendapan mulai dari air tawar, rawa gambutair tawar, rawa gambut air payau, hingga rawa airpayau.

Analisis petrografi dilakukan terhadapdua puluh empat sampel batubara (Tabel 3),memperlihatkan komponen batubara terdiri atasvitrinit 70,6-92,0 %, inertinit 0,2-14,2 %, eksinit 0-9,2 %, pirit 0-11,6 %, karbonat 0-8,8 % danmineral lempung 0-10,6 %. Nilai reflektan vitrinitminimun 0,27-0,46 %, nilai reflektan vitrinitmaksimum 0,39-0,56 %, dan nilai reflektan vitrinitrata-rata 0,31-0,51%.

Perlapisan batubara pada Formasi Latidi daerah Berau, Kalimantan Timur mulai hadir dibagian tengah formasi, yaitu di LintasanSambarata. Perlapisan batubara di lintasan ini( ) dijumpai dengan jumlah dan tebalterbatas. Keterbatasan ini sangat dipengaruhioleh kedudukan lingkungan pengendapan padasaat itu. Secara umum kedudukan lingkunganpengendapan sangat mempengaruhi ketebalan,bentuk, penyebaran, dan mutu lapisan batubara(Papp , 1998). Bagian tengah Formasi Latisecara umum masih terendapkan di lingkungandelta depan hingga dataran delta khususnya diLintasan Sambarata (Maryanto drr., 2005).Dengan demikian fase pengendapan batubaramasih sangat terpengaruh oleh air laut, dicirikandengan mineral karbonat yang masih cukupbanyak. Keadaan lingkungan pengendapan didua lintasan lainnya pada saat itu masih beradadi delta depan hingga delta bawah yang tidakmemungkinkan terbentuknya perlapisanbatubara.

Pada bagian atas formasi, keadaansusut laut yang membentuk Formasi Lati,dimana terkonsentrasi cukup banyak perlapisanbatubara ( ), adalah dataran delta

lower seams

et al.

middle seams

Page 10: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · dapat menjadi salah satu skenario dalam ... pucat.Piritdalambatubaradapatmenjadisalah

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

106

dengan pengaruh pasang-surut cukup kuat(Maryanto, drr., 2005), akan tetapi pengaruhfluvial masih sangat dominan. Secara lebihkhusus lingkungan pengendapan batubara iniberada di wilayah rawa gambut air tawar yangkadang-kadang menjadi payau akibat pasang-surut (Tabel 2). Lapisan batubara yangterkonsentrasi di bagian atas Formasi Lati,terbentuk di wilayah pusat cekungan datarandelta yang sekali waktu terpotong oleh endapansaluran menyebar ( ).Batubara yang dijumpai mempunyai tebalterbatas dan lapisannya tercerai ( ) karenaterganggu oleh banjir limpah permukaan, jebolantanggul ( ) dan pengaruh pasang-surut yangcukup intensif. Keadaan ini menyebabkansulitnya melakukan korelasi stratigrafi antarlintasan yang jaraknya cukup jauh.

Bagian teratas Formasi Lati masihmempunyai sedikit perlapisan batubara (

) dengan ketebalan terbatas. Dari datas t ra t ig ra f i tampak bahwa l ingkunganpengendapan bagian teratas formasi ini adalahcekungan lokal dataran delta yang sangatmemungkinkan terbentuknya perlapisanbarubara. Namun demikian, dijumpainya cukupbanyak sisipan pasir halus hingga sangat halusdari fasies limpasan samping ( ;B h a t t a c h a r y a , 1 9 9 2 ) m en y e b ab ka npembentukan lapisan batubara menjadi tidakoptimal, dan mengurangi mutu batubaranyasendiri.

Batubara yang dijumpai di daerah sekitarTanjungredep masih bermutu cukup bagussebagai bahan tambang dan terbukti telahdiekspor ke Korea dan Jepang. Formasi batuanpembawa batubara yang dijumpai di daerahpenelitian secara umum berumur Tersier (MiosenAwal - Tengah). Denganmemperhatikan keadaandan perubahan lingkungan pengendapan batuandari umur tersebut hingga sekarang (Holosen),terlihat bahwa batuan sedimen yang menindihFormasi Lati cukup tebal (Gambar 3). Hal inimenunjukkan bahwa pematangan batubara didaerah penelitian berkaitan dengan gradiengeotermal akibat penimbunan batuan sedimen diatasFormasi Lati.

Secara megaskopis, batubara di tigadaerah penelitian masih mengandung piritberbutir halus dan berwarna kuningpucat. Pirit dalam batubara dapat menjadi salahsatu petunjuk untukmelakukan interpretasi fasiesdan lingkungan pengendapan batubara(Anggayana & Widayat, 2007). Kandungan

maseral vi tr ini t yang sangat dominanmencerminkan batubara yang terendapkan dilingkungan rawa-rawa pada hutan hujan(Teichmüller & Teichmüller, 1982; Bustin et al.,1983) yang berada di dataran delta hinggasungai yang beriklim basah (Suwarna &Hermanto, 2007). Hadirnya sejumlah kecilinertodetrinit, liptodetrinit dan mineral lempungmenunjukkan bahwa lingkungan pengendapansering terpengaruh oleh serbuan air laut (Stach

, 1982, Teichmüller, 1982). Adanya materialkarbonat dan pirit pada setiap sampelyang dianalisis menunjukkan bahwa selamapengendapan batubara masih ada pengaruhpasang-surut, meskipun pengaruh fluvial yangdominan. Dengan adanya pengaruh pasang-surut ini maka bentuk delta Sungai Berau disebelah timur daerah penelitian lebih miripdengan delta di Teluk Papua yang merupakandelta pasang-surut (Bhattacharya, 1992;Dalrymple, 1992) dibandingkan dengan DeltaMahakam yang terpengaruh besarnyapemasukan material dan pasang-surut (Marks., 1982). Berdasarkan nilai reflektan vitrinitmaksimum 0,56%, batubara di daerah penelitiantermasuk dalam batubara sub-bituminous B(penggolongan batubara menurut Teichmuller,1982 dalam Hower , 1998). Apabiladiperhatikan nilai vitrinit maksimum ini, terlihattidak ada perbedaan yang menyolok di masing-masing sampel. Artinya, faktor tekanan bebanmerupakan faktor utama yang mempengaruhiproses pematanganbatubara.

Berdasarkan hasil analisis kimiabatubara terlihat bahwa anomali terjadi padasampel L2-13 dan L2-18 yang nilai kalorinyarendah. Hal ini berkaitan dengan kedudukanlingkungan pengendapan yang berada di tepiancekungan lokal dataran delta. Sampel lainnya,kecuali kedua sampel tersebut di atas, tidakmenunjukkan perbedaan yang menyolok.Keadaan ini mencerminkan bahwa pada saatpengendapan bahan pembentuk batubaramaupun saat proses pembatubaraan bahantersebut tidak dijumpai pengecualian prosesgeologi. Baik lingkungan pengendapan maupunproses pembatubaraan pada Formasi Lati nisbiseragam. Penyesaran, sebagai salah satuproses yang mempengaruhi pembatubaraan,tampaknya tidak berpengaruh di daerahpenelitian, artinya hanya mempengaruhiperpindahan lokasi keterdapatan lapisanbatubaranya sendiri.

distributary channel

splitting

levee

upperseams

crevasse splay

framboidal

et al.framboidal

etal

et al

Page 11: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · dapat menjadi salah satu skenario dalam ... pucat.Piritdalambatubaradapatmenjadisalah

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

107

Tabel 1.Hasil uji kimia batubara di daerah Berau, Kalimantan Timur (Maryanto drr., 2005)

NO. KODESAMPEL

AIRTOTAL%, ar

AIRLEMBAB%, adb

KADARABU%, adb

ZATTEBANG%, adb

KARBONPADAT%, adb

NILAIKALORcl/gr, adb

BELERANGTOTAL%, adb

1. L1 (L1-02) 17,79 17,65 2,75 37,66 41,94 5.474 3,392. L2 (L2-13) 8,33 8,28 51,77 20,40 19,55 2.262 2,003. L4 (L2-18) 21,26 15,58 24,57 34,06 20,11 2.265 0,434. L5 (L2-20) 18,60 17,40 1,58 37,66 43,36 5.563 1,435. L7 (L2-22) 16,35 15,93 4,06 37,85 42,16 5.580 1,566. L8 (L2-25) 16,14 15,98 4,48 36,51 43,03 5.340 0,897. B1 (B1-01) 15,27 14,92 2,18 38,66 44,24 5.927 0,228. B3 (B2-01) 14,68 14.41 1,33 38,66 45,60 5.878 1,109. B5 (B2-05) 14,02 13,72 3,33 39,01 43,94 5.850 0,1810. B6 (B2-07) 14,70 14,37 4,62 37,50 43,51 5.708 0,2911. B7 (B2-13) 15,32 15,20 1,47 38,42 44,91 5.809 0,5512. B8 (B2-20) 11,56 11,25 11,56 37,38 39,81 5.319 1,58

Tabel 2.Hasil uji palinologi Formasi Lati di daerah Berau, Kalimantan Timur (Maryanto drr., 2005)

KODE SAMPELPALINOMORF B1-05 B2-03 B2-12 B2-14 B2-18 L2-14 L2-23 L2-24Anacolocidites - - - - - - 1 1Casuarina 4 - 1 - - - 1 -Dicolpopollis malesianus 1 2 1 - 2 - - 1Discoidites borneensis 1 - - 2 3 - - -Durio 25 2 2 3 1 - - -Eugenia 2 2 8 9 1 1 - 1Florscheutzia lepivoli - - 10 - - - - -Florscheutzia meridionales - 2 1 - 2 - - -Florscheutzia trilobata - - 10 - - - - -Marginipollis consinus 2 1 2 - - - - 1Palaquium 2 - 6 - - - 1 -Palmaepollenites 5 - 6 6 10 - 2 9Pinus - - - - 1 1 - 1Pometia 3 - 14 1 1 - 2 -Rhizophora 1 2 - - 1 18 - 2Rubiaceae 3 - 4 1 - - - -Spinizonocostites echinatus - 2 - - - - - -Verrucatosporites usmensis 14 5 6 8 7 - 25 28Verrucosisporites - - - - - - 13 -Big Psilatriletespore 6 10 6 8 10 - 9 9Big Retitriletespore - 10 8 1 - - 10 12Triletespore - 4 1 - - 1 - 10Monoletespore - 4 2 1 - - - -Trileteechinatespore - - 1 - - - - -

U m u r - MiosenTengah

MiosenTengah - Miosen

Tengah - - -

Lingkunganpengendapan

Rawagambutairtawar

Rawagambutair tawar

Rawaairpayau

Airtawar

Airtawar

Rawagambutair payau

Rawagambutairtawar

Rawagambutairtawar

Page 12: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · dapat menjadi salah satu skenario dalam ... pucat.Piritdalambatubaradapatmenjadisalah

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

108

Page 13: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · dapat menjadi salah satu skenario dalam ... pucat.Piritdalambatubaradapatmenjadisalah

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

109

KESIMPULAN

UCAPANTERIMAKASIH

Berdasarkan data stratigrafi di lintasanLati, Binungan dan Sambarata, yang didukungoleh analisis laboratorium, dapat disimpulkanbahwa:

1. Perlapisan batubara di daerah Berau,Kalimantan Timur mulai hadir di bagiantengah Formasi Lati yang membentukperlapisan batubara bawah, mencapaipuncaknya pada bagian atas formasi iniyang membentuk perlapisan batubaratengah, dan menjadi sangat berkurangdi bagian teratas formasi yangmembentuk perlapisan batubara atas.

2. Perlapisan batubara terbentuk dilingkungan rawa-rawapada hutan hujanyang berada di dataran delta hinggasungai beriklim basah pada kala MiosenTengah.

3. Batubara yang dijumpai tidak terlalutebal karena sering terganggu olehban j i r l impah permukaan danterpengaruh oleh pasang-surut.Lapisan batubara tersebut padaumumnya melampar cukup luas,meskipun lapisannya seringkalitercerai, karena saluran deltanya nisbisedikit bergeser dari waktu kewaktu.

Pada kesempatan ini diucapkan terimakasih kepada Ir. Jeffrey Mulyono, M.Sc. besertaahli geologi PT. Berau Coal atas ijin penerbitanmakalah dan bantuan pengumpulan data dilintasan stratigrafi rinci di wilayah penambangan.

DAFTARPUSTAKAAnggayana, K. dan Widayat, A.H., 2007. Interpretasi Fasies/Lingkungan Pengendapan

Batubara dan Variasi Sulfur untuk Rekomendasi Strategi Eksplorasi. Kasus: Seam R,Daerah Lati, Sub-cekungan Berau, Cekungan Tarakan. Jurnal Geoaplika v. 2, n. 1, h. 35-52.

Annonim, 1983. Berau Coal Area, Kalimantan, Indonesia. Internal Report Prepared for PT.BerauCoal Indonesia.

Annonim, 1988. Coal Exploration result of Lati Area DU424/Kaltim PT. Berau Coal. Indonesia.InternalReport Prepared forPT. BerauCoal Indonesia.

Bhattacharya, J.P. and Walker, R.G., 1992. Deltas, in Walker, R.G. and James, N.P. (eds),Facies Models, Response to Sea Level Change. Geological Association of Canada, pp.157-177.

Bustin, R.M., Cameron, A.R., Grive, A.D., and Kalkreuth, W.D., 1983. Coal Petrology - ItsPrinciples,Methods, andApplications.GeologicalAssociation ofCanada, 230p.

Dalrymple, R.W., 1992. Tidal Depositional System, in Walker, R.G. and James, N.P. (eds),Facies Models, Response to Sea Level Change. Geological Association of Canada, pp.195-218.

Hower, J.C., Stanton, R.W., Gammidge, L.C., and Hutton, A.C., 1998. Coal Petrology, in Papp,A.R., Hower, J.C., and Hutton, A.C. (eds): Atlas of Coal Geology, Volume II, EnergyMineralsDivision,AmericanAssociation of PetroleumGeologist.

Marks,E., Sujatmiko, Samuel, L., Dhanutirto, H., Ismoyowati, T., andSidik, B.B., 1982.CenozoicStratigraphic Nomenclature in East Kutai Basin, Kalimantan, 11th Annual Convention ofIndonesianPetroleumAssociation, Jakarta, 31 p.

Maryanto, S., Rachmansjah, Sihombing, T., dan Wiryosujono, S., 2005. Sedimentologi BatuanPembawa Batubara Formasi Lati di Lintasan Lati, Berau, Kalimantan Timur. JurnalSumberDayaGeologi, v. 15, n. 4, h. 33-48.

Papp,A.R.,Ayers,W.B., and Shattuck, P.J., 1998. Coal Geology, in Papp,A.R., Hower, J.C., andHutton, A.C. (eds): Atlas of Coal Geology, Volume I, Energy Minerals Division, AmericanAssociation of PetroleumGeologist.

Rachmansjah, Wiryosujono, S., Sihombing, T., dan Maryanto, S., 2003. Stratigrafi danSedimentologi Cekungan Batubara Tarakan, Kalimantan Timur. Laporan Teknis Intern,Pusat Penelitian danPengembanganGeologi, Bandung.

Page 14: MAKALAHILMIAH - psdg.bgl.esdm.go.idpsdg.bgl.esdm.go.id/buletin_pdf_file/Bul Vol 6 no. 2 thn 2011... · dapat menjadi salah satu skenario dalam ... pucat.Piritdalambatubaradapatmenjadisalah

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 6 Nomor - 20112

MAKALAH ILMIAH

110

Situmorang, R.L. danBurhan,G., 1995. PetaGeologi Lembar Tanjungredeb, Kalimantan. PusatPenelitian danPengembanganGeologi, Bandung.

Stach, E., Mackowsky, M.Th., Teichmüller, M., Taylor, G.H., Chandra, D., and Teichmüller, R.,1982. Stach'sTextbook ofCoal Petrology.Gebrüder Borntraeger, Berlin-Stuttgart, 535p.

Suwarna, N., Hermanto, B., Sihombing, T., and Kusumah, K.D., 2006. Coalbed MethanePotential and Coal Characteristic in Lati Region, berau Basin, East Kalimantan.Indonesian Journal ofGeology, v.1, n. 1, pp. 19-30.

Suwarna, N. and Hermanto, B., 2007. Berau Coal in East Kalimantan: Its PetrographicsCharacteristics and Depositional Environment. Indonesian Journal of Geology, v.2, n. 4,pp. 191-206.

Tossin, S. dan Kadir, R., 1996. Tipe Reservoir Sedimen Miosen Tengah di Sub-CekunganTarakan, Cekungan Tarakan, Kalimantan Timur. Proceeding of the 25th AnnualConvention ofThe IndonesianAssociation ofGeologist, pp. 495-512.

Teichmüller, M. and Teichmüller, R., 1982. Fundamental of Coal Petrology. In: Stach, E.,Mackowsky, M.Th., Teichmüller, M., Taylor, G.H., Chandra, D., and Teichmüller, R. (eds.),Stach'sTextbook ofCoalPetrology.Gebrüder Borntraeger, Berlin, 3rd ed., 535p.

Teichmüller,M., 1982.TheGeological Basis of Coal Formation. In: Stach,E.,Mackowsky,M.Th.,Teichmüller, M., Taylor, G.H., Chandra, D., and Teichmüller, R. (Eds.), Stach's Textbook ofCoal Petrology.Gebrüder Borntraeger, Berlin, 3rd ed., pp. 5-86.

Diterima tanggal 11 April 2011Revisi tanggal 16 Agustus 2011